GATRA - Pustaka Ilmiah Universitas...

2
GATRA o Senin o Minggu o Setasa o Rabu Kamis 0 Jumat 0 Sabtu 45 20 21 14 15 29 30 31 23 17 18 19 67 22 8 9 10 11 12 13 23 24 25 @ 27 28 eJan OPeb o Mar OApr OMei o Jun 0 Jut 0 Ags 0 Sep OOkt ~ HAK WARIS PEREMPUAN Disertasi Menggugat HukumWaris Hakim Agung Mukhtar Zamzami melakukan peneiitian tentang hak waris perempuan dalam sistem hukum nasional. Kondisi sosiokultural masyarakat Indonesia memungkinkan bagian sama besar antara ahli waris lelaki dan perempuan. Yurisprudensinya banyak. U capanselamatditerimaMukhtar Zamzami, 63 tahun, di luar Ruang Sidang Pascasarjana, lantai In Kampus Universitas Padjadjaran (Unpad),]alan Dipati Ukur Nomor 35, Bandung, Senin pekan lalu. Pria yang sehari-hari menjabat sebagai hakim agung itu baru saja memper- tahankan disertasinya pada sidang pro- mosi doktor ilmu hukum di Program Pascasarjana Unpad. Karya ilmiah yang baru saja di- pertahankannya berjudul "Kajian Hu- kum terhadap Kedudukan dan Hak Perempuan dalam Sistem Hukum Ke- warisan Indonesia Dikaitkan dengan Asas Keadilan dalam Rangka Menuju Pembangunan Hukum Kewarisan Islam". Isinya bukan perdebatan baru dalam khazanah fikih Islam. i\jukhtar mengusung perspektif dan metode yang berbeda. Bila pemikir sebelumnya banyak berkutat dengan teori dan pe- nafsiran, Mukhtar memilih penelitian literer dengan fokus putusan-putusan pengadilan yang pernah ada dalam masalah ini. ~ Menurut pria kelahiran Palembang ~ 11 September 1948 ini, banyak putusan ~ pengadilan agama memberikan bagian ~ yang sama besar antara ahli waris laki- ~ laki dan perempuan setelah melihat 3 kenyataan bahwa wanita mempunyai peran dan tanggungjawab sosial yang sama besar dengan laki-laki. Dalam serangkaian penelitian kepustakaan dan lapangan, Mukhtar menilai, ada suara terdalam dari masya- rakat Indonesia yang menghendaki pem- bagian waris sama besar. Rasa keadilan masyarakat lokal dalam pembagian har- ta di beberapa suku dilakukan dengan selubung hibah, karena masyarakat kita dilingkupi sistem hukum adat patrilineal dan hukum waris Islam yang secara eksplisit mendukung hierarki itu. Kesimpulan disertasi ini sudah tentu sensitif. Mukhtar bak membongkar dogma lama yang sudah menancap dalam fikih Islam. Selama ini, pembagian waris bagi sebagian besar masyarakat Indonesia yang muslim selalu menggunakan kaidah faraidl dua banding satu untuklaki-laki. ONov ODes Dalil ten tang waris ini didasarkan pada Al-Quran surat An-Nisaa 11 yang berbunyi: "Allah mewasiatkan kepada kalian tentang pembagian warisan untuk anak-anak kalian, yaitu bagian seorang anak lelaki sama dengan bagian dua orang anak perempuan." Dalam hukum positif, ayat ini diadopsi Pasal 176 Kompilasi Hukum Islam yang menjelaskan bahwa besaran bagian untuk seorang anak perempuan adalah setengah bagian laki-laki. Apabila anak perempuan dua orang atau lebih mereka mendapatkan dua pertiga secara bersama-sama. Mukhtar menjelaskan, konteks masyarakat Indonesia saat ini berbeda dengan pada awal turunnya Islam di Arab, di mana perempuan tidak men- dapat peran ekonomi apa pun. Peran wanita di Indonesia, katanya, sangat luar biasa. "Kita tidak di zaman Rasullulah. Perubahan peran wanita makin banyak," katanya. Ada fakta sosial yang bisa dibaca, bahwa dari tiga juta unit usaha mikro- kecil dan menengah di Indonesia, 60% pengelolanya adalah perempuan. Selain itu, dari sembilan juta tenaga kerja Indonesia di luar negeri saat ini, 97,2%-nya adalah wanita. Dari jumlah itu, sebanyak 4,2 juta orang berperan sebagai kepala keluarga. Fakta lain yang khas Indonesia adalah bahwa mayoritas pedagang pasar tradisional dan pramuniaga diberbagai tempa t perbelanjaan adalah perempuan. 78 GATRA 1FEBRUARI2012 Kllplng Hum •• Onp.d 2012-------...!:..--------

Transcript of GATRA - Pustaka Ilmiah Universitas...

GATRAo Senin o Mingguo Setasa o Rabu • Kamis 0 Jumat 0 Sabtu

4 520 21

14 1529 30 31

2 317 18 19

6 722

8 9 10 11 12 1323 24 25 @ 27 28

eJan OPeb oMar OApr OMei oJun 0Jut 0 Ags 0Sep OOkt

~ HAK WARIS PEREMPUAN

Disertasi MenggugatHukumWaris

Hakim Agung Mukhtar Zamzami melakukan peneiitian tentang hakwaris perempuan dalam sistem hukum nasional. Kondisi sosiokulturalmasyarakat Indonesia memungkinkan bagian sama besar antara ahliwaris lelaki dan perempuan. Yurisprudensinya banyak.

UcapanselamatditerimaMukhtarZamzami, 63 tahun, di luarRuang Sidang Pascasarjana,lantai In Kampus Universitas

Padjadjaran (Unpad),]alan Dipati UkurNomor 35, Bandung, Senin pekan lalu.Pria yang sehari-hari menjabat sebagaihakim agung itu baru saja memper-tahankan disertasinya pada sidang pro-mosi doktor ilmu hukum di ProgramPascasarjana Unpad.

Karya ilmiah yang baru saja di-pertahankannya berjudul "Kajian Hu-kum terhadap Kedudukan dan HakPerempuan dalam Sistem Hukum Ke-warisan Indonesia Dikaitkan denganAsas Keadilan dalam Rangka MenujuPembangunan Hukum KewarisanIslam". Isinya bukan perdebatan barudalam khazanah fikih Islam. i\jukhtarmengusung perspektif dan metodeyang berbeda. Bila pemikir sebelumnyabanyak berkutat dengan teori dan pe-nafsiran, Mukhtar memilih penelitianliterer dengan fokus putusan-putusanpengadilan yang pernah ada dalammasalah ini.

~ Menurut pria kelahiran Pal embang~ 11 September 1948 ini, banyak putusan~ pengadilan agama memberikan bagian~ yang sama besar antara ahli waris laki-~ laki dan perempuan setelah melihat3 kenyataan bahwa wanita mempunyai

peran dan tanggungjawab sosial yangsama besar dengan laki-laki.

Dalam serangkaian penelitiankepustakaan dan lapangan, Mukhtarmenilai, ada suara terdalam dari masya-rakat Indonesia yang menghendaki pem-bagian waris sama besar. Rasa keadilanmasyarakat lokal dalam pembagian har-ta di beberapa suku dilakukan denganselubung hibah, karena masyarakat kitadilingkupi sistem hukum adat patrilinealdan hukum waris Islam yang secaraeksplisit mendukung hierarki itu.

Kesimpulan disertasi inisudah tentu sensitif. Mukhtarbak membongkar dogmalama yang sudah menancapdalam fikih Islam. Selama ini,pembagian waris bagi sebagianbesar masyarakat Indonesia yangmuslim selalu menggunakankaidah faraidl dua banding satuuntuklaki-laki.

ONov ODes

Dalil ten tang waris ini didasarkanpada Al-Quran surat An-Nisaa 11 yangberbunyi: "Allah mewasiatkan kepadakalian tentang pembagian warisan untukanak-anak kalian, yaitu bagian seoranganak lelaki sama dengan bagian duaorang anak perempuan."

Dalam hukum positif, ayat inidiadopsi Pasal 176 Kompilasi HukumIslam yang menjelaskan bahwa besaranbagian untuk seorang anak perempuanadalah setengah bagian laki-laki. Apabilaanak perempuan dua orang atau lebihmereka mendapatkan dua pertiga secarabersama-sama.

Mukhtar menjelaskan, konteksmasyarakat Indonesia saat ini berbedadengan pada awal turunnya Islam diArab, di mana perempuan tidak men-dapat peran ekonomi apa pun. Peranwanita di Indonesia, katanya, sangat luarbiasa. "Kita tidak di zaman Rasullulah.Perubahan peran wanita makin banyak,"katanya.

Ada fakta sosial yang bisa dibaca,bahwa dari tiga juta unit usaha mikro-kecil dan menengah di Indonesia, 60%pengelolanya adalah perempuan. Selainitu, dari sembilan juta tenaga kerja

Indonesia di luar negeri saat ini,97,2%-nya adalah wanita.

Dari jumlah itu, sebanyak4,2 juta orang berperansebagai kepala keluarga.Fakta lain yang khasIndonesia adalah bahwamayoritas pedagangpasar tradisional danpramuniaga di berbagaitempa t perbelanjaanadalah perempuan.

78 GATRA 1 FEBRUARI2012

Kllplng Hum •• Onp.d 2012-------...!:..--------

kesepakatan. Hukum Islambiasanya tidak lepas daripengaruh zaman dan temp at,sehingga soal-soal sepertipembagian war is masihmungkin dikaji ulang, karenasebenarnya hal itu bukansesuatu yang dogmatik.

Sudah umum bahwasetelah zaman bergerakratusan tahun, sebuah para-digma bisa menemui ano-mali. Contohnya, ayat-ayatperbudakan yang mern-bolehkan laki-Iaki Islampunya budak perempuan danbahkan halal berhubunganbadan dengan budaknya itu.

Ada 10 ayat ten tang iniyang juga tergolong qatb'i a/-dalalab yang secara teoretistidak boleh ditafsirkan.Namun pada paruh abad ke-20, orang Islam baru sadarbahwa demi paradigmamodern, perbudakantidak lagi bisa dihalalkan.Tentang ini para pemikirIslam sebelumnya, sepertiMuhammad Abdullah an-Nairn, Nasir Hamid abuZaid, dan Fazlur Rahman,sudah pernah membahasnya.

Disertasi ini m em-berikan penegasan bahwakedudukan dan hak per-empuan di Indonesia seha-rusnya setara dengan laki-laki sebagai ahli waris deminilai -nilai hukum dan rasakeadilan yang hidup dalam

::> masyrakat kita.~ Selanjutnya, tinggal~ keberanian poli tik untuk~ mewujudkannya dalam~ hukum positif. Hal ini telah~ dilakukan sebelumnya oleh

negara Somalia yang sudahmenerapkan hukum waris 1:1 bagi laki-laki dan perempuan. Poin itu dituangkandalamfamiry /awyangmulai diberlakukanpada 1975.

Prof. Dr. H. Lili Rasjidi, salahsatu penguji disertasi ini, menilai bahwaapa yang dikemukakan Muhktar dalamdisertasinya patut diterapkan dalamhukum Islam di Indonesia. "Disertasiini adalah hal yang berani," katanya.Tapi, untuk menerapkannya masihmemerlukan pembahasan lebih lanjut,dan melibatkan pakar di bidang fikih. III

MUJlB RAHMAN. ARIF KOES HERNAWAN

DAN WISNU WAGE PAMUNGKAS (BANDUNG)

Bukti-bukti lain yangsifatnya kasuistik menjadijawaban mengapa pengadilanagama menjatuhkan ba-gian sama besar antara lelakidan perempuan. Padahal,putusan-putusan itu ada diberbagai daerah yang kulturpatrilinealnya sangat kental.

Tiga putusan peng-adilan agama di Medandan Makassar pada rnasalalu memutus bagian hartayang setara antara lelaki danperempuan karena dalamkasus-kasus itu perempuanmenanggung perekonomiankeluarga. "Sayang, putus-an itu tidak kasasi dan tidakbanding, jadi tidak jadiyurisprudensi," katanya.Namun, setidaknya, putusanitu menjadi pelopor bagiputusan serupa. Selanjutnya,sejak 1958 hingga 1991, telahada sedikitnya 12 putusanMahkamah Agung yang samadengan itu.

Mukhtar sendiri seba-gai hakim pernah mernu-tus bagian harta pasanganyang bercerai. Majelis yangdipimpinnya memberi bagianharta gono-gini 75% bagiistri, karena ia adalah tenagakerja wanita di luar negeriyang menanggung seluruhincome keluarga, sedangkansuami dengan uang kirimanistri malah selingkuh.

Selain peneli tian kepus-takaan, Mukhtar menggelarsurvei dengan responden 100hakim pengadilan agama diJambi dan Sumatera Selatan.Di dua daerah berkulturpatrilineal berbasis Islamkuat itu, respond en diberibeberapa pertanyaan.

Pertama, andai punya anak lakidan perempuan, mana yang dipilih,menyerahkan pada hukum waris yangada atau melalui hibah wasiat. Hasilnya85% memilih hibah wasiat denganbagian sama besar antara ahli waris laki-laki dan perempuan. Sisanya memilihhukum waris dan abstain.

Pertanyaan kedua, bagaimanaorangtua para responden membagikanwaris. Sebanyak 62,3% respond en men-jawab sama rata. Yang ketiga tentangkebiasaan pembagian waris yang berlakudi masyrakat sekitar respond en, 78%

menjawab sama rata.

***Konsep hukum waris yang selama

ini dipakai oleh Kompilasi Hukum Islambersumber dari teks surat An-Nisaa 11yang secara gamblang menyebutkanbahwa bagian anak lelaki adalah duabagian perempuan. Nash inilah yangselama ini dinilai sebagai qath'i al-dalalabatau dogma yang tidak memungkinkanadanya penafsiran lain.

Namun, menurut Mukhtar,fikih Islam masih mengenal qath'i a/-dalalab yang boleh disimpangi dengan

GATRA 1 FEBRUARI 2012 79