GASTROSTOMI-docx
-
Upload
arif-banar -
Category
Documents
-
view
405 -
download
17
Transcript of GASTROSTOMI-docx
-
8/10/2019 GASTROSTOMI-docx
1/11
1
GASTROSTOMI
REFERAT
Disusun Oleh :
dr. Arif Banar Rizali
Pembimbing :
dr. Iwan Kristian SpB-KBD
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS
SMF ILMU BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2014
-
8/10/2019 GASTROSTOMI-docx
2/11
2
BAB 1
Latar Belakang
Gastrostomi adalah prosedur pembedahan yang dilakukan untuk membuat lubang kedalam
lambung untuk tujuan tertentu. Pada beberapa kejadian, gastrostomi digunakan untuk nutrisi jangka
panjang, seperti pada lansia atau pasien yang lemah. Berbagai macam pemberian makan
gastrostomi dapat digunakan: Stamm (temporer dan permanen), janeway (permanen), dan
gastrostomi endoskopik perkutan (temporer). Gastrostomi Stamm dan janeway memerlukan baik
insisi midline abdomen atas maupun insisi transversum kuadran atas kiri. Gastrostomi prosedur
Stamm memerlukan jahitan purse-string untuk mengamankan selang pada dinding lambung
anterior. Prosedur janeway memerlukan pembuaatan terowongan (yang disebut selang lambung)
menembus abdomen untuk membentuk stoma permanen.
-
8/10/2019 GASTROSTOMI-docx
3/11
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Gastrostomi berasal dari bahasa latin Gaster dan stoma, gaster berarti lambung dan stoma
berarti stoma. Gastrostomi merupakan operasi membuat lubang buatan dari gaster ke dunia luar
(lewat dinding abdomen) dengan pemasangan selang pada jalur yang dibuat1,2
2.2 Indikasi
Untuk menyediakan nutrisi yang diperlukan seseorang yang tidak dapat memenuhi
kebutuhannya oleh karena intake yang kurang dan tidak dapat menerima makanan lewat mulut3
Untuk drainase dan dekompresi lambung4
Gastrostomi sering digunakan sebagai prosedur temporer untuk menghindari ketidaknyamanan dari
penghisapan NGT yang terlalu lama (dekompresi) setelah pembedahan besar pada abdomen seperti
vagotomi, subtotal gastrektomi dan colectomy. Prosedur ini dipertimbangkan selama operasi padaabdomen pada pasien tua yang beresiko tinggi atau dimana kesulitan dalam memberikan nutrisi post
operatif.5
Gastrostomi juga dipertimbangkan jika ada obstruksi pada oesofagus, tapi procedur ini
paling sering dilakukan sebagai prosedur paliatif pada kanker oesofagus yang tidak bisa direseksi
sebagai permulaan dalam mengobati obstruksinya. Gastrostomi permanen bisa dipertimbangkan
untuk tujuan nutrisi pada obstruksi total oesofagus karena keganasan yang tidak bisa direseksi.5
2.3 Kontraindikasi
Ada beberapa kontraindikasi relatif, yaitu :
Riwayat operasi gaster
Riwayat operasi abdomen bagian atas
Shunt ventrikel-peritenoeal
Dialisis peritoneal
Kegagalan transiluminasi pada PEG karena obesitas/tertutup struktur abdomen lain (misal
liver)5,6
2.4 Jenis-jenis Gastrostomi
Jenis-jenis dari gastrostomi, yaitu:
1.
Teknik Temporer
1
: Prosedur Witzel atau Stamm digunakan lebih sering dan lebih mudahdilakukan. Teknik temporer dilakukan untuk pemberian nutrisi/dekompresi sementara
setelah operasi abdomen
Stamm
Witzel
2.
Teknik Permanen Janeway2 : Teknik permanen dilakukan bila pasien membutuhkan
gastrostomi dalam jangka panjang
Keganasan yang tidak dapat dioperasi
Obstruksi komplit saluran cerna
3.
Teknik PEG (Percutaneus Endoscopic Gastrostomy)2,6
Trans-oral
-
8/10/2019 GASTROSTOMI-docx
4/11
4
CT-guiding
Laparoskopi
2.5 Persiapan operasi
Jika pasien dehidrasi, balance cairan harus diperhatikan. Bila pasien mengalami malnutrisi,
nutrisi parenteral menjadi pilihan yang tepat. Transfusi darah harus diberikan jika terdapat anemia
atau HB < 7 g/dl. Tidak terdapat persiapan khusus untuk gastrostomi temporer karena biasanya
prosedur ini dilakukan sebagai bagian kecil dari prosedur bedah primer5:
Penuhi kebutuhan cairan, cegah dehidrasi
Bisa menggunakan RL IV atau 5%dextrosa dalam salin
Transfusi bila Hb
-
8/10/2019 GASTROSTOMI-docx
5/11
5
Diambil dari : Brunicardi Charles. 2010. Schwartz principles of surgery 9th
edition. The McGraw Hill Companies,
Inc. United states of America4
2.7.2 Janeway Gastrostomi
Prosedur ini adalah tipe gastrostomi permanen
Digunakan untuk mencegah peletakan tube dan mencegah regurgitasi
Optek:
1. Desinfeksi kulit. Irisan median di atas umbilikus. Membuka fascia dan peritoneum.
2. Identifikasi lambung(warna keputihan tebal, terdapat vena melintang, omentum mayor
melekat pada kurvatura mayor)
3.
Operator melihat hubungan gaster dan dinding abdomen anterior
4. Dengan forsep allis membuat flap rectangular, dasarnya ditempatkan dekat kurvatura mayor
untuk memastikan suplai darah yang adekuat Karena flap kontraksi ketika dipotong, dibuatlebih lebar
-
8/10/2019 GASTROSTOMI-docx
6/11
6
5.
Dinding gaster dibagi diantara klem allis yang dekat kurvatura minor, rectangular flap
diperlebar dengan insisi ke arah allis klem yang dekat kurvatura mayor.
6. Untuk mencegah tumpahnya isi gaster, mengkontrol perdarahan, klem enterostomi yang
lurus dan panjang dibuat di gaster dibagian atas dan bawah
7.
Flap dinding gaster ditarik ke bawah dan kateter diletakkan disepanjang permukaan dalam
flap
8. Membran mukosa ditutup dengan jahitan kontinu atau interuptus yang nonabsorbable
9.
Dinding luar, serosa dan submukosa juga ditutup
10.Ketika bentuk kerucut ini telah komplit di sekitar kateter, dinding gaster anterior dilekatkan
ke peritoneum Tube gaster dapat dikerjakan dengan alat stapling
11.
Setelah dinding gaster diangkat ke permukaan kulit, peritoneum ditutup.
12.Kateter di masukkan melalui luka kecil di kiri insisi utama.5
2.7.3 PEG5
Optek :
1. Pasien posisi supine, lapangan operasi didesinfeksi dan dipersempit
2. Pemasangan gastroskopi melalui jalur oral dan melalui jalur pencernaan hingga ke lambung.
3.
Lambung diisi dengan udara penuh. Kolon terdisposisi ke inferior dan lambung lebih dekat
dengan dinding anterior abdomen
4. Menentukan zona untuk penempatan kanul pada ujung gastroskopi, zona dbiasanya pada
garis median antara procesus xyphoideus dan umbilikus
5.
Zona ditandai dan ujung endoskopi dijauhkan dari dinding abdomen
6. Anastesi lokal pada zona dan isisi kulit dibuat
-
8/10/2019 GASTROSTOMI-docx
7/11
7
7.
Kanula dimasukkan melalu lubang insisi hingga masuk lumen lambung
8. Kanula diganti dengan guidewire
9. Kateter diberi lubrikan dan dimasukkan, guidewire dikeluarkan
10.
Dilakukan penjahitan dengan sutera/nilon untuk memperkuat kateter pada dinding lambung
11.
Endoskopi dikeluarkan
12.
Dilakukan penjahitan tidak terlalu ketat antara kulit dengan kateter
2.8 Perawatan post operasi
Prosedur stamm memerlukan suction nasogastrik yang lama
Prinsip dekompresi gaster dan pengantian cairan yang dibutuhkan
Biasanya klem dicabut jika fungsi sauran cerna telah membaik
Gastostomi sementara seharusnya tidak dipindahkan paling tidak 14-28 hari untuk
memastikan penutupan peritoneum yang adekuat
Ketika gastrostomi permanen dilakukan karena obstruksi, susu dan air dapat diberikan
melalui kateter pada 24 jam pertama, sementara nutrisi parenteral tetap.
Setelah seminggu atau lebih kateter dicabut dan dibersihkan, dan harus diganti secepatnya.
7
-
8/10/2019 GASTROSTOMI-docx
8/11
8
2.9 Komplikasi
Komplikasi pada prosedur Gastrostomy dilaporkan antara 8-30%. Identifikasi awal
komplikasi ini dapat menurunkan resiko serius dan kematian. Dari hasil penelitian menunjukan tanpa
perawatan gastrostomy, 6 bulan perawatan rumah sakit meningkat sampai 23%.7,8,9
Perdarahan
Perforasi
Aspirasi
Selang bergeser/ tersumbat
Fistula
Infeksi
Burier Bumper syndrome : Kumpulan gejala dimana mukosa gaster tumbuh pada dinding
dalam selang gastrostomi
Komplikasi pada prosedur Gastrostomy dilaporkan antara 8-30% . Identifikasi awal komplikasi ini
dapat menurunkan resiko serius dan kematian. Dari hasil penelitian menunjukan tanpa perawatan
gastrostomy, 6 bulan perawatan rumah sakit meningkat sampai 23%.10
-
8/10/2019 GASTROSTOMI-docx
9/11
9
-
8/10/2019 GASTROSTOMI-docx
10/11
10
BAB III
KESIMPULAN
Gastrostomi adalah prosedur pembedahan yang dilakukan untuk membuat lubang kedalam
lambung untuk tujuan pemberian makanan dan cairan. Pada beberapa kejadian, gastrostomi
digunakan untuk nutrisi jangka panjang, seperti pada lansia atau pasien yang lemah. Ada beberapa
cara gastrostomi, masing-masing mempunyai kelemahan dan keunggulan masing-masing.
-
8/10/2019 GASTROSTOMI-docx
11/11
11
DAFTAR PUSTAKA
1.
Soetamto Wibowo, Puruhito, Setiono Basuki. Pedoman Teknik Operasi "Optek", 5 ed. Surabaya:
Airlangga University Press; 2008.
2.
John MacFie. Nutrition and Fluid Therapy. In: Norman S William et al (25th eds.)Bailey& Love's Short
Practice of Surgery. 1st ed. London: Edward Arnold (Publishers) Ltd; 2008. p230.
3. Kurien M, White S, Simpson G, 2012. European journal of clinican nutritional. Managing patients with
gastrostomy tubes in the community:can be dedicated enteral feed dietetic service reduce hospital
readmission.
4. Brunicardi Charles.2010. Schwartz principles of surgery ninth edition. The McGraw Hill Companies,
Inc. United states of America
5.
Robert M. Zollinger, Jr; E. Christopher Ellison. Plate 9 Gastrostomy. In: Robert M. Zollinger, Jr; E.
Christopher Ellison (eds.)Zollinger's Atlas of Surgical Operation. 9th ed. USA: McGraw-Hill; 2011. p36-
40
6.
Croshaw, Randal L; Nottingham, James M. Laparoscopic-Assisted Percutaneous Endoscopic
Gastrostomy: Its Role in Providing Enteric Access when Percutaneous Endoscopic Gastrostomy is not
Possible. The American Surgeon.2006;72.12 (Dec 2006):1222-4.
7.
Qanadli,et al. Percutaneous gastrostomy for enteral nutrition: long-term follow-up of 176
procedures. Canadian Association of Radiologists Journal.1999;4 (Aug 1999):50: 260-4.
8.
Schnelldorfer, Thomas, MD;Adams, David B, MD . Efficacy of Feeding Tube Placement DuringPancreaticoduodenectomy for Chronic Pancreatitis The American Surgeon; Dec 2007; 73, 12;
ProQuest Research Library .pg. 1262
9.
Christopher R. Lynch,John C. Fang. Prevention and Management of Complications of Percutaneous
Endoscopic Gastrostomy (PEG) Tubes. NUTRITION ISSUES IN GASTROENTEROLOGY.2004;22(Nov
2004):66-76.
10.
Kurien M, White S, Simpson G, 2012. European journal of clinican nutritional. Managing patients with
gastrostomy tubes in the community:can be dedicated enteral feed dietetic service reduce hospital
readmission.