Gastritis

32
SURVEILANCE EPIDEMIOLOGI PENYAKIT GASTRITIS DI PUSKESMAS KECAMATAN CIPONDOH TAHUN 2013 Kelompok 3 Imakulata Intan Nabila Jayanthi Rini Handayani Sri Sugiarti Tetra Rahayuni Winarni

description

documen

Transcript of Gastritis

Page 1: Gastritis

SURVEILANCE EPIDEMIOLOGI PENYAKIT GASTRITIS

DI PUSKESMAS KECAMATAN CIPONDOH

TAHUN 2013

Kelompok 3

Imakulata Intan Nabila JayanthiRini Handayani

Sri SugiartiTetra Rahayuni

Winarni

UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL

JAKARTA BARAT

Page 2: Gastritis

TAHUN 2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah banyak melimpahkan

rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ilmiah ini dengan judul

“Surveilance Epidemiologi Penyakit Gastritis di Puskesmas Kecamatan Cipondoh Tahun 2012”

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak menemukan hambatan dan kesulitan,

namun berkat adanya bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak, baik secara lisan maupun

tulisan, maka makalah ini dapat di selesaikan tepat pada waktunya.

Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Sugeng Wiyono selaku dosen mata ajar Surveilance Epidemiologi

2. Rekan-rekan mahasiswa/i Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Esa Unggul yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu

Penulis menyadari dalam penulisan makalah ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari segenap pembaca untuk

kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi

pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.

Jakarta, April 2013

Penulis

Page 3: Gastritis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Surveilance epidemiologi adalah suatu proses pengumpulan data, pemeriksaan, analisis

dan penerjemahan data secara sistematis dan terus-menerus. Surveilens dilakukan untuk

mengetahui kesatuan karakteristik yang tidak biasa dari susunan data, melakukan analisis dari

data yang sederhana ke kompleks dan ketepatan data penyakit yang akan diteliti.

Gastritis terjadi pada organ lambung. Organ ini terletak di sebelah kiri rongga dada

dengan posisi miring ke bawah, menjorok ke kanan mendekati ulu hati. Kadang-kadang orang

yang terkena sakit ini akan menunjuk atau memegang perut sebelah kiri atau ulu hati, tepat

dibawah tulang dada. Di lokasi lambung inilah proses pencernaan makanan terjadi. Untuk

selanjutnya diteruskan ke usus di bawahnya. Dalam proses pencernaan tersebut dikeluarkan

beberapa cairan asam lambung untuk membantu proses penghancuran makanan. Pada penyakit

ini terjadi suatu iritasi atau peradangan pada dinding mukosa lambung sehingga menjadi merah,

bengkak, berdarah dan luka. Radang lambung dapat berupa serangan akut atau gangguan kronis.

Serangan akut terjadi mendadak misalnya setelah minum alkohol, kopi, makanan berbumbu

banyak atau yang susah dicerna.

Pada tahun 2004 penyakit Gastritis menempati urutan yang ke 9 dan 50 peringkat utama pasien

rawat jalan di Rumah Sakit seluruh Indonesia dengan jumlah kasus sebanyak 218.500

(yanmed DEPKES RI http://bank data depkes.go.id/data) Dan berdasarkan data dari profil dinas

kesehatan nasional pada tahun 2010 gastritis merupakan 10 besar penyakit dengan posisi

peringkat ke 5 pasien rawat inap dan posisi ke 6 rawat jalan di rumah sakit. Rata-rata pasien yang

datang ke unit pelayanan kesehatan baik di Puskesmas maupun Rumah Sakit mengalami keluhan

yang berhubungan dengan nyeri ulu hati. Jumlah penderita gastritis di Puskesmas Cipondoh

merupakan urutan daftar 10 penyakit yang paling sering dikeluhkan pasien, tahun 2012 tercatat

pada bulan juni jumlah penderita sebanyak 168 orang dan meningkat pada bulan berikutnya

Page 4: Gastritis

sebanyak 208 orang. Penyakit gastritis yang diderita pasien sering mengalami kekambuhan. Sering

kali pasien mengeluhkan nyeri ulu hati yang berakibat terganggunya aktivitas sehari-hari.

Page 5: Gastritis

1.2 Tujuan Umum

Untuk mengetahui masalah pelaksanaan surveilens epidemiologi dari penyakit gastritis

atau radang pada lambung.

Untuk mengetahui gambaran epidemiologi dari penyakit gastritis atau radang pada

lambung.

Untuk mengetahui kecenderungan penyakit gastritis atau radang pada lambung

1.3 Tujuan Khusus

Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui masalah pelaksanaan surveilens epidemiologi

Masalah pengumpulan data

Masalah pengolahan dan analisa data

Diperolehnya kecederungan penyakit gastritis.

2. Untuk mengetahui gambaran epidemiologi

Untuk mengetahui distribusi proporsi penyakit gastritis menurut jenis kelamin.

Untuk mengetahui distribusi proporsi penyakit gastritis menurut kelompok usia.

Untuk mengetahui distribusi proporsi penyakit gastritis menurut waktu

Diperolehnya trend atau kecenderungan penyakit gastritis menurut jenis kelamin

Page 6: Gastritis

Diperolehnya trend atau kecenderungan penyakit gastritis menurut kelompok usia

Diperolehnya trend atau kecenderungan penyakit gastritis menurut waktu

3.2 Metode yang digunakan

1. Pengumpulan data

Data penderita gastritis dari Puskesmas Cipondoh, pengambilan data dengan cara

kuantitatif.

2. Waktu dan tempat

Data yang diperoleh untuk tahun 2012 - 2013 pada Puskesmas Cipondoh. Penulis

mengambil data tersebut pada hari senin dan selasa tanggal 26 dan 27 april 2013

3. Pengolahan dan analisa data

Penulis dalam memasukan data- data dengan menggunakan bantuan microsof excel dan

disajikan dalam bentuk table dan grafik untuk lebih memudahkan penggambaran yang

lebih spesifik dan signifikan.

Page 7: Gastritis

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi penyakit gastritis atau radang lambung

Lambung adalah salah satu bagian dari alat pencernaan, merupakan organ berotot yang

berongga dan mempunyai dua lubang, yaitu satu lubang berupa pintu masuk dari esofagus dan

satu lagi merupakan pintu keluar menuju usus kecil. Fungsi lambung antara lain yaitu untuk

menyimpan makanan untuk sementara, mencampur dan membantu mencerna makanan dengan

bantuan sekresi-sekresi lambung dan asam hidroklorida, dan mengkontraksi makanan ke dalam

usus kecil.

Radang lambung (gastritis) atau dikenal dengan penyakit magh berasal dari bahasa

yunani yaitu gastro, yang berarti perut atau lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan .

Dengan demikian gastritis adalah inflamasi atau peradangan pada mukosa lambung (Price &

Wilson, 2003; Setiawan, 2008, Bethesda, 2004).

Gastritis adalah radang pada jaringan dinding lambung paling sering diakibatkn oleh

ketidakteraturan diet , misalnya makan terlalu banyak , terlalu cepat, makan makanan terlalu

banyak bumbu atau makanan yang terinfeksi penyebab lain yang termasuk alkohol, aspirin ,

refluk empedu atau terapi radiasi (Brunner & Suddart,2000)

Gastritis merupakan suatu gangguan pencernaan yang umum terjadi. Pada penyakit ini

terjadi suatu iritasi atau peradangan pada dinding mukosa lambung sehingga menjadi merah,

bengkak, berdarah dan luka. Radang lambung dapat berupa serangan akut atau gangguan kronis.

Serangan akut terjadi mendadak misalnya setelah minum alkohol, kopi, makanan berbumbu

banyak atau yang susah dicerna. Normalnya, mukosa (lapisan dinding dalam) lambung kita

Page 8: Gastritis

cukup kuat untuk menahan asam lambung sehingga asam lambung tetap terjaga di dalam

lambung yang nantinya berfungsi untuk mencerna sari-sari makanan. Asam lambung ini cukup

keras, makanya semua makanan yang kita makan benar-benar bisa tercerna terlebih dahulu

sebelum masuk ke usus. Sehingga dapat dibayangkan jika sering lupa makan, atau mungkin kita

punya kebiasaan menunda makan, pasti asam lambung tadi bisa mengiritasi lambung. Dinding

lambung lama-lama tidak kuat menahan asam lambung tadi sehingga timbul penyakit gastritis.

Gastritis adalah inflamasi (pembengkakan) dari mukosa lambung. Inflamasi ini mengakibatkan

sel darah putih menuju ke dinding lambung sebagai respon terjadinya kelainan pada bagian

tersebut. Berdasarkan pemeriksaan endoskopi ditemukan eritema mukosa, sedangkan hasil foto

memperlihatkan iregularitas mukosa. (Wibowo, 2007) Terjadinya gastritis atau peradangan

lambung, pada awalnya karena asam lambung yang berlebihan. Asam lambung yang semula

membantu lambung malah merugikan lambung. Asam lambung akan merusak dinding lambung

itu sendiri, karena sifat asam yang korosif (mengikis). Faktor yang memicu produksi asam

lambung berlebihan, diantaranya beberapa zat kimia, seperti alcohol, umumnya obat penahan

nyeri, asam cuka. Juga beberapa makanan dan minuman yang bersifat asam,, makanan dengan

bumbu yang bersifat asam dan sebagainya. Makanan yang pedas serta bumbu yang merangsang,

semisal jahe, merica, juga akan memicu produksi asam lambung.

2.2 Klasifikasi penyakit gastritis

Gastritis terbagi dua, yaitu:

a. Gastritis akut

Gastritis akut merupakan kelainan klinis akut yang menyebabkan perubahan pada

mukosa lambung antara lain ditemukan sel inflamasi akut dan neutrofil (Wibowo,2007),

mukosa edema, merah dan terjadi erosi kecil dan perdarahan (Price Wilson, 2003).

Gastritis akut terdiri dari beberapa tipe yaitu gastritis stres akut, gastritis erosive kronis,

dan gastritis eosinofilik (Wibowo, 2007). Semua tipe gastritis akut mempunyai gejala

yang sama (Severence, 2001). Episode berulang gastritis akut dapat menyebabkan

gastritis kronik (Lewis, Heitkemper & Dirksen, 2000).

Page 9: Gastritis

b. Gastritis Kronis

Gastritis kronik merupakan gangguan pada lambung yang sering bersifat multifaktor dengan

perjalanan klinik bervariasi (Wibowo, 2007). Gastritis kronik ditandai dengan atrofi

progresif epitel kelenjar disertai hilangnya sel parietal dan chief cell di lambung, dinding

lambung menjadi tipis dan permukaan mukosa menjadi rata (Price & Wilson, 2003).

Gastritis kronik terdiri dari 2 tipe yaitu Tipe A dan Tipe B. Gastritis tipe A disebut juga

gastritis atrofik atau fundal karena mengenai bagian fundus lambung dan terjadi atrofik pada

epitel dinding lambung. Gastritis Tipe A merupakan tipe gastritis kronik yang sering

terjadi pada lansia. Sedangkan gastritis kronik tipe B disebut juga gastritis antral karena

mengenai lambung bagian antrum (Price & Wilson, 2003). Gastritis kronik Tipe A dan Tipe

B mempunyai gejala yang sama (Severence, 2001).

2.3 Penyebab Gastritis

Wibowo (2007) menyebutkan bahwa penyebab gastritis tergantung dari jenis gastritis yang

terjadi. Gastritis akut terdiri dari gastritis stres akut, gastritis erosif kronis, gastritis eosinofilik.

(a) Gastritis stres akut, merupakan jenis Gastritis yang paling berat yang disebabkan oleh

penyakit berat atau trauma (cedera) yang terjadi secara tiba-tiba. (b) Gastritis erosif

kronis, merupakan akibat dari zat iritan seperti alkohol, kafein, endotoksin

bakteri (setelah menelan makanan terkontaminasi), obat-obatan (terutama obat

aspirin dan obat anti peradangan lain; penyakit Chrone dan infeksi virus atau

bakteri. (c) Gastritis esinofilik, terjadi akibat dari reaksi alergi terhadap infestasi

cacing gelang ditandai dengan terkumpulnya Eosinofil (sel darah putih) di dinding

lambung. Umumnya yang menjadi penyebab penyakit ini, antara lain:

Obatobatan: Aspirin, obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS); Alkohol dan

gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung: trauma, stress, sepsis. Secara

makroskopik terdapat lesi erosi mukosa dengan lokasi berbeda, dimana jika

ditemukan lesi pada korpus dan fundus biasanya lesi tersebut disebabkan oleh

stress. Sedangkan gastritis kronis pada umumnya disebabkan oleh kuman

Helicobacter Pylori

Page 10: Gastritis

Gastritis kronis terdiri dari gastritis Tipe A dan Tipe B. Gastritis kronik tipe A

disebabkan karena usia lanjut sehingga menyebabkan terjadinya atrofi pada sel

epitel lambung. Sedangkan gastritis kronik tipe B disebabkan oleh infeksi

Helicobacter pilory (Price & Wilson, 2003). Selanjutnya akan diuraikan

mekanisme terjadinya gastritis berdasarkan masing masing faktor penyebab

yang ada.

a. Infeksi bakteri.

Sebagian besar populasi di dunia terinfeksi oleh bakteri Helicobacter Pylori yang hidup

di bagian dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung. Walaupun tidak

sepenuhnya dimengerti bagaimana bakteri tersebut dapat ditularkan, namun diperkirakan

penularan tersebut terjadi melalui jalur oral atau akibat memakan makanan

atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri ini. Infeksi helicobacter

pylori sering terjadi pada masa kanak - kanak dan dapat bertahan seumur

hidup jika tidak dilakukan perawatan. Infeksi Helicobacter pylori ini sekarang

diketahui sebagai penyebab utama terjadinya peptic ulcer dan penyebab

tersering terjadinya gastritis (Severence, 2001; Wibowo, 2007; Price &

Wilson, 2001). Infeksi Helicobacter pylori dalam jangka waktu yang lama

akan menyebabkan komplikasi lebih lanjut. Komplikasi yang dapat terjadi

antara lain akan menyebabkan peradangan menyebar yang kemudian

mengakibatkan perubahan pada lapisan pelindung dinding lambung.

Salah satu perubahan itu adalah atrophic gastritis, sebuah keadaan dimana

kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung secara perlahan rusak. Tingkat

asam lambung yang rendah dapat mengakibatkan racun-racun yang

dihasilkan oleh kanker tidak dapat dihancurkan atau dikeluarkan secara

sempurna dari lambung sehingga meningkatkan risiko (tingkat bahaya)

dari kanker lambung (Jackson, 2006).

b. Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus.

Obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS) seperti aspirin, ibuprofen,

naproxen dan piroxicam dapat menyebabkan peradangan pada

lambung dengan cara mengurangi prostaglandin yang bertugas

Page 11: Gastritis

melindungi dinding lambung. Jika pemakaian obat - obat tersebut

hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya masalah lambung akan

kecil. Tapi jika pemakaiannya dilakukan secara terus menerus atau

pemakaian yang berlebihan dapat mengakibatkan gastritis dan peptic ulcer

(Jackson, 2006; Sagal, 2006).

Beberapa penelitian juga telah dilakukan di RSCM untuk melihat efek

samping dari penggunaan obat rematik antara lain pemeriksaan

endoskopi pada pasien yang telah menggunakan aspirin selama lebih

dari 2 bulan. Penelitian tersebut menunjukan bahwa terjadi kerusakan

pada struktur saluran cerna bagian atas yaitu 66,7% pasien, hampir 30

% pengguna aspirin tersebut mengalami tukak pada saluran cerna

bagian atas, dan yang menarik adalah 25 % pasien pengguna aspirin

tersebut tidak merasakan apa apa walaupun sudah mengalami tukak

pada lambung (http://www.idionline.org).

c. Penggunaan alkohol dan kokain secara berlebihan.

Alkohol dan kokain dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada dinding

lambung dan membuat dinding lambung lebih rentan terhadap asam

lambung walaupun pada kondisi normal sehingga dapat menyebabkan

perdarahan (Wibowo, 2007).

d. Stres fisik.

Stres fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau infeksi

berat dapat menyebabkan gastritis, ulkus serta pendarahan pada

lambung. Hal ini disebabkan oleh penurunan aliran darah termasuk pada

saluran pencernaan sehingga menyebabkan gangguan pada produksi

mukus dan fungsi sel epitel lambung (Price & Wilson, 2003; Wibowo,

2007).

Page 12: Gastritis

e. Stres psikologis

Respon mual dan muntah yang dirasakan pada saat individu mengalami stres menunjukan

bahwa stres berefek pada saluran pencernaan. Wolf (1965, dalam Greenberg, 2002)

melakukan penelitian mengenai efek stres pada saluran pencernaan antara lain

menurunkan saliva sehingga mulut menjadi kering; menyebabkan kontraksi yang tidak

terkontrol pada otot esophagus sehingga menyebabkan sulit untuk menelan; peningkatan

asam lambung, konstriksi pembuluh darah di saluran pencernaan dan penurunan

produksi mukus yang melindungi dinding saluran pencernaan sehingga

menyebabkan iritasi dan luka pada dinding lambung; dan perubahan

motilitas usus yang dapat meningkat sehingga menyebabkan diare atau

menurun sehingga menyebabkan konstipasi. Konstipasi biasanya terjadi

pada individu yang mengalami depresi sedangkan diare biasanya terjadi

pada individu yang berada pada kondisi panik. Hasil penelitian tersbut

menunjukan bahwa stres memiliki pengaruh yang negatif terhadap

saluran pencernaan antara lain dapat menyebabkan individu mengalami

luka (ulcer) pada saluran pencernaan termasuk pada lambung yang

disebut dengan penyakit gastritis.

2.4 Gejala- gejala pada penyakit gastritis atau radang lambung

Pada awal gejala atau keluhan yang dirasakan yaitu rasa perih dan kembung di ulu hati.

Kemudian berlanjut dengan mual dan disertai muntah. Pada saat ini, penderita baru menyadari

sakitnya. Keadaan ini berlanjut dengan berkurangnya nafsu makan. Bila hal ini terus dibiarkan,

akan berakibat semakin parah dan akhirnya asam lambung akan membuat luka-luka (ulkus) yang

dikenal dengan tukak lambung. Muntah pun bisa disertai darah. Keadaaan gastritis akut

(mendadak) juga bisa terjadi pada anak-anak yang menelan zat-zat kimia korosif, misalnya asam

Page 13: Gastritis

dan basa kuat. Pada umumnya zat ini terdapat pada cairan kebersihan rumahtangga maupun

pestisida. Kerusakan akibat zat ini tidak hanya di lambung, tetapi juga di bibir, rongga mulut dan

tenggorokan.

Mual dan sering muntah agak asam. Pada kondisi berat lambung mungkin dapat

mengelupas sehingga mengakibatkan muntah darah perut terasa nyeri, pedih, kembung dan sesak

(sebah) pada bagian atas perut. Napsu makan menurun drastis, wajah pucat, keringat dingin,

pusing. Sering sendawa terutama bila dalam keadaan lapar Sulit tidur karena gangguan rasa sakit

pada daerah perut sebelah atas (ulu hati). Pada radang lambung kronis gejala yang ditunjukan

lebih ringan, seringkali gejala menjadi samar, seperti tidak toleran terhadap makanan pedas atau

berlemak atau nyeri ringan yang akan hilang setelah makan.

2.5 Patofisiologi

Gastritis terjadi terutama pada mukosa gastroduodenal karena jaringan ini tidak dapat

menahan kerja asam lambung pencernaan (asam HCL) dan pepsi, erosi yang terkait berkaitan

dengan peningkatan konsentrasi dan kerja asam-pepsin atau berkenaan dengan penurunan

pertahanan normal dari mukosa. Mukosa yang rusak tidak dapat mensekresi mukus cukup untuk

bertindak sebagai barier terhadap HCL. Seseorang  mungkin mengalami gastritis karena 2 faktor

yaitu hipersekresi asam pepsin dan kelemahan barrier mukosa lambung. Pada gastritis akut

terdapat gangguan keseimbangan antara faktor agresif dan faktor defensive yang berperan dalam

menimbulkan lesi pada mukosa lambung. Faktor agresif tersebut HCL, pepsin, asam empedu,

infeksi, virus, bakteri dan bahan korosif (asam dan basa kuat). Sedangkan faktor defensive

adalah mukosa lambung dan mikro sirkulasi.

Dalam keadaan normal faktor defensive dapat mengatasi faktor agresif sehingga tidak

menimbulkan kelainan patologis pada lambung. Tukak lambung/tukak peptik merupakan

keadaan dimana kontinuitas mukosa lambung terputus dan meluas sampai bawah epitel.

2.6 Manifestasi Kliniks

a. Gastritis akut

Page 14: Gastritis

Gastritis stress akut, penyebabnya (misalnya penyakit berat, luka bakar atau cedera)

biasanya menutupi gejala-gejala lambung, tetapi perut sebelah atas terasa tidak enak.

Segera setelah cedera, timbul memer kecil dilapisan lambung. Dalam beberapa jam

memar ini bias berubh menjadi ulkus. Ulkus dan Gastritis bias menghilang apabila

penderita sembuh dengan cepat dari cideranya. Apabila tidak sembuh 2-5 hari maka akan

terjadi pendarahan, cairan lambung akan bewarna kemerahan dan tekanan darah akan

turun.

Gastitis erosif kronis , berupa mual ringan dan nyeri di perut sebelah atas. Tetapi banyak

penderita (misalnya memakai aspirin jangka panjang) tidak merasa nyeri. Penderit

lainnya merasakan gejala yang mirip ulkus, yaitu nyeri ketika perut kosong. Jika Gastritis

manyebabkan pendarahan dari ulkus lambung, gejalanya bias berupa tinja bewarna

kehitaman seperti aspal atau muntah darah dan makanan yang nenyerupai endapan kopi.

Gastritis esinofilik, nyeri perut atau muntah bias disebabkan oleh penyempitan atau

penyumbatan ujung saluran lambung yang menuju ke usus dua belas jari.

Sindrom dyspepsia berupa nyeri berupa nyeri epigastrium, mual, kembung, muntah,

merupakan satu keluhan yang sering muncul. Ditemukan pula pendarahan saluran cerna

berupa hematemesis dan melena, kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia pasca

pendarahan.

b. Gastritis kronik

Gastritis sel plasma, nyeri perut dan muntah bias terjadi bersamaan dengan timbulnya

ruam di kulit dan diare.

Penyakit meniere, nyeri lambung disertai hilangnya nafsu makan, mual, muntah dan

penurunan berat badan. Penimbunan cairan dan pembengkakan jaringan bisa disebabkan

karena hilangnya protein dari lapisan lambung yang meradang. Protein yang hilang ini

bercampur dengan isi lambung yang dibuang dari tubuh.

Page 15: Gastritis

Kebanyakan pasien pada kasus gastritis kronik tidak mempunyai keluhan. Hanya

sebagian kecil yang mendapat gejala diatas.

2.6 Diagnosis penyakit gastritis

Jika seseorang merasakan nyeri pada perut sebelah atas disertai mual dokter akan

menduganya Gastritis. Jika gejalanya menetap, jarang dilakukan pemeriksaan dan pengobatan

dimulai berdasarkan penyebab yang mungkin.

Jika diagnosisnya belum meyakinkan, mungkin perlu dilakukan pemeriksaan lambung

dengan endoskopi dan biopsy (penganbilan contoh lapisan lambung untuk diperiksa dibawah

mikroskop). Sedangkan pada Gastrits akibat bakteri bisa diketahui dengan pemeriksaan darah

2.7 Pengobatan gastritis atau radang lambung

Pengobatan penyakit gastritis atau radang lambung adalah obat- obatan tradisional yang

ada di sekitar kita. Tumbuhan obat yang dapat digunakan untuk mengatasi gangguan lambung

ditujukan untuk mengurangi peradangan dan infeksi, memperkuat dinding mukosa lambung dan

mengurangi kepekaan dinding lambung, memperbaiki fungsi kelenjar-kelenjar lambung dan

pencernaan secara umum.

Adapun tumbuhan obat yang dapat di gunakan untuk mengatasi penyakit gastritis atau

radang lambung adalah sebagai berikut ; Temu Lawak (Curcuma Xanthorrhiza Roxb.), Kunyit

(Curcuma Domestica Val.), Kencur (Kaempferia Galanga L.), Kapulaga (Amomum

Cardamomum), Daun Lidah Buaya (Aloe Vera L.), Sambiloto (Andrographis Paniculata), Kulit

Jeruk Mandarin (Citrus Nobilis)

BAB III

HASIL SURVEILENS

3.1 Tabel

4.1.1 Tabel Data Penyakit Gastritis Berdasarkan Jenis Kelamin

Page 16: Gastritis

No Bulan (2012)N %

Kumulatif N %

L P L P L P L P1 Januari 63 112 10,04 7,91 63 112 10,04 7,912 Februari 51 116 8,13 8,20 114 228 18,17 16,113 Maret 26 75 4,15 5,30 140 303 22,32 21,414 April 59 120 9,41 8,47 199 423 31,73 29,885 Mei 62 140 9,89 9,89 261 563 41,62 39,776 Juni 58 110 9,25 7,76 319 673 50,87 47,537 Juli 56 152 8,93 10,73 375 825 59,80 58,268 Agustus 58 119 9,25 8,40 433 944 69,05 66,669 September 54 124 8,61 8,76 487 1.068 77,06 75,42

10 Oktober 60 111 9,57 7,84 547 1.179 87,23 83,2611 November 39 127 6,22 8,97 586 1.306 93,45 92,2312 Desember 41 110 6,55 7,77 627 1.416 100 100

Jumalah 627 1.416 100 100 4.151 9.040 661,34 638,44

3.2 Diagram Batang

4.2.1 Diagram Penderita Gastritis Berdasarkan Jenis Kelamin

Page 17: Gastritis

3.3 Diagram Garis

4.3.1 Diagram Penderita Berdasarkan Jenis Kelamin

Page 18: Gastritis

3.4 Diagram Batang

4.4.1 Diagram penyakit gastritis berdasarkan klasifikasi umur

Page 19: Gastritis

4.5 Diagram Garis

4.5.1 Diagram penyakit Gastritis berdasarkan klasifikasi umur

Page 20: Gastritis

BAB IV

PEMBAHASAN

Page 21: Gastritis

4.1 Tabel

4.1.1 Tabel Data penyakit Gastritis berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan tabel penderita gastritis di puskesmas kecamatan cipondoh kota tangerang provinsi

banten pada tahun 2012 dari bulan Januari sampai Desember berdasarkan jenis kelamin

diperoleh data pada bulan januari penderita penyakit gastritis yang diderita oleh laki-laki

sebanyak 63 orang (10,04%) sedangkan pada perempuan 112 (7,91%) Pada bulan februari yang

diderita oleh laki-laki sebanyak 51 orang (8,13%) dan pada perempuan 116 (8,20%) pada bulan

Maret gastritis yang diderita oleh laki-laki sebanyak 26 orang (4,15%) dan pada perempuan

sebanyak 75 orang (5,30%) Pada Bulan April gastritis yang diderita oleh laki-laki sebanyak 59

orang (9,41%) dan pada perempuan 120 (9,41%) Pada Bulan Mei gastritis yang diderita oleh

laki-laki sebanyak 62 orang (9,89%) dan perempuan 140 orang (9,89%) pada bulan Juni Gastritis

yang diderita oleh laki-laki sebanyak 58 orang (9,25%) dan perempuan 110 orang (9,25%) pada

bulan juli jumlah gastritis yang diserita oleh laki-laki sebanyak 56 orang (8,93%) dan perempuan

sebanyak 152 orang (8,93%) pada bulan agustus jumlah gastritis yang diderita oleh laki-laki

sebanyak 58 orang (9,25%) dan perempuan sebanyak 119 (8,40%) pada bulan september jumlah

gastritis yang diderita oleh laki-laki sebanyak 54 orang (8,61%) dan perempuan sebanyak 124

orang (8,61 %) pada bulan oktober jumlah gastritis yang diderita oleh laki-laki sebanyak 60

orang (9,57%) dan perempuan sebanyak 111 orang (7,84%) pada bulan november jumlah

gastritis yang diderita oleh laki-laki sebanyak 39 orang (6,22%) dan perempuan sebanyak 127

orang (8,97%) dan pada bulan Desember sebanyak 41 orang (6,55%) dan perempuan sebanyak

110 orang (7,77%)

Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa penyakit gastritis lebih banyak diderita oleh kaum

perempuan daripada laki-laki hal ini sesuai dengan faktor resiko gastritis dimana pada faktor

resiko tersebut menurut jenis kelamin Penyakit gastritis lebih banyak terjadi pada perempuan

dibanding laki Hal ini didukung oleh data distribusi penyakit sistem cerna pasien rawat inap

menurut golongan sakit di Indonesia tahun 2006, gastritis berada pada urutan ke-5 dengan

jumlah penderita laki laki 13.529 orang dan perempuan 19.506 orang, sedangkan data distribusi

penyakit sistem cerna pasien rawat jalan menurut golongan sebab sakit di Indonesia tahun 2006

adalah berada pada posisi ke- 5 dengan jumlah penderita laki-laki57.045 orang dan perempuan

70.873 orang (Depkes, 2007). Hal ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan

Page 22: Gastritis

oleh Afifah (2003) bahwa pada jenis kelamin perempuan lebih banyak menderita gastritis karena

perempuan rentan secara psikologis untuk mengalami stres. Secara teori psikologis juga

disebutkan bahwa perempuan lebih banyak menggunakan perasaan dan emosi daripada rasio

sehingga mudah atau rentan untuk mengalami stres psikologis (Gupta,2008). Kerentanan wanita

untuk mengalami stres sehingga berisiko tinggi mengalami gastritis juga telah diteliti oleh Isnarti

& Ritandiyah (2006) yang nenyatakan bahwa tingkat stres pada perempuan lebih tinggi daripada

laki laki, dan pada perempuan lebih sulit untuk mengontrol dan mengendalikan emosi yang

merupakan pemicu timbulnya stres. Beberapa penelitian menunjukan bahwa respon nyeri antara

laki laki dan perempuan berbeda. Penelitian yang dilakukan oleh Woodrow (2005) menyatakan

bahwa laki laki lebih toleran terhadap nyeri daripada wanita.

4.2.1 Tabel Data penyakit Gastritis berdasarkan Klasifikasi Umur

Berdasarkan Tabel penderita Gastritis di Puskesmas Kecamatan Cipondoh Tahun 2012 dari

bulan Januari sampai dengan Desember berdasarkan klasifikasi umur diperoleh data pada bulan

januari sampai dengan desember jumlah gastritis usia ≤ 1 tahun sebanyak 29 orang, usia 1-4

tahun sebanyak 64 orang, usia 5-14 tahun sebanyak 264 orang, usia 15-19 tahun sebanyak 169

orang,usia 20-54 tahun sebanyak 1.278 orang dan usia lebih dari 55 tahun sebanyak 321 orang.

Berdasarkan data tersebut terlihat paling banyak penderita gastritis pada usia 20-54 tahun usia

meningkatkan resiko gastritis disebabkan karena dinding mukosa lambung semakin menipis

akibat usia tua dan pada usia tua lebih mudah untuk terinfeksi helicobacter pyllori atau penyakit

autoimun daripada usia muda (Jackson, 2006). Diperkirakan lebih dari 85% dewasa tua

mempunyai sedikitnya satu masalah kesehatan kronis yang dapat menyebabkan nyeri. Respon

dewasa tua terhadap nyeri berbeda beda, sebagian dewasa tua cenderung mengabaikan nyeri

dalam waktu yang lama sebelum melaporkan atau mencari perawatan kesehatan karena sebagian

dari mereka menganggap nyeri sebagai bagian dari proes penuaan yang normal, sebagian orang

dewasa lain tidak mencari bantuan perawatan kesehatan karena merasa takut nyeri tersebut

manandakan penyakit yang serius (Smeltzer & Bare,2004).

Page 23: Gastritis

BAB V

KESIMPULAN

Page 24: Gastritis

Penyakit gastritis dapat menyerang seluruh lapisan masyarakat dari semua tingkat usia maupun

jenis kelamin tetapi dari beberapa survey menunjukkan bahwa gastritis paling sering menyerang

usia produktif. Pada usia produktif masyarakat rentan terserang gejala gastritis, dari tingkat

kesibukan serta gaya hidup yang kurang memperhatikan kesehatan serta stres yang mudah terjadi

akibat pengaruh faktor-faktor lingkungan yang bisa menyebabkan munculnya gejala gastritis.

Meskipun itu tidak jarang masyarakat masih beranggapan bahwa gastritis timbul hanya karena

faktor asupan makanan atau telat makan.