Gartner Junqueira Tortora IPD

download Gartner Junqueira Tortora IPD

of 5

description

w

Transcript of Gartner Junqueira Tortora IPD

Anatomi dan Histologi Hati

Hati adalah organ intestinal terbesar dengan berat antara 1,2 1,8 kg atau kurang lebih 25% berat badan orang dewasa yang menempati sebagian besar kuadran kanan atas abdomen dan merupakan pusat metabolism tubuh dengan fungsi yang sangat kompleks. Batas atas hati berada sejajar dengan ruang interkostal V kanan dan batas bawah menyerong ke atas dari iga IX kanan dan batas bawah menyerong ke atas dari iga IX kanan ke iga VIII kiri.

Histologi hati

Hati terdiri atas bermacam-macam sel. Hepatosit meliputi kurang lebih 60% sel hati, sedangkan sisanya terdiri atas sel-sel epithelial system empedu dalam jumlah yang bermakna dan sel-sel non parenkimal yang termasuk di dalamnya endothelium, sel Kupffer dan sel Stellata yang berbentuk seperti batangPembuluh darah, pembuluh getah bening dan duktus biliaris berjalan dalam jaringan ikat septa untuk mencapai area portal. Cairan empedu mencapai area portal dari dalam lobulus, sedangkan darah masuk ke substansia lobulus dari area portal. Dalam setiap lobulus, darah mengalir melalui saluran yang berkelok-kelok yaitu sinusoid hati, untuk masuk ke vena sentralis di tengah-tengah area portal.

Area portal hati ditempati cabang akhir arteri hepatika dan vena porta. Vena lebih lebar daripada arteri dan dindingnya sangat tipis dibandingkan dengan ukuran lumennya. Percabangan pembuluh getah bening dan duktus biliaris juga ada di area portal. Duktus biliaris epitelnya kubis sampai torak. Vena setralis lobules hati (cabang akhir vena hepatika) mengumpulkan darah dari sinusoid dan menyalurkannya ke vena lobularis. Lumen vena setralis dibatasi oleh epitel selapis gepeng, yang merupakan lanjutan endotel pembatas endotel pembatas sinusoid hati.

Setiap hepatosit berbenttuk polygonal, mempunyai satu atau dua inti.

Suatu sistem makrofag yang dikenal dengan sel kupffer tersebar di antara selendotel pembatas sinusoid. Makrofag ini lebih besar disbanding sel-sel epitel dan dapat dikenali karena adanya bahan-bahan yang difagosit di dalamnya.Leslie P. Gartner dan James L. Hiatt. 2012. Atlas Bewarna Histologi. Binarupa Aksara. Tangerang

Hepar difiksasi secara erat oleh tekanan intraabdominal dan dibungkus oleh peritoneum kecuali di daerah posterior-superior yang berdekatan dengan vena cava inferior dan mengadakan kontak langsung dengan diafragma. Bagian yang tidak diliputi oleh peritoneum disebut bare area. Terdapat refleksi peritoneum dari dinding abdomen anterior, diafragma dan organ-organ abdomen ke hepar berupa ligamen. (Tortora, 2006).

Gambar 2.1. : Anatomi HeparSumber : Netter, 2006

Histologi Hepar Hepar secara mikroskopis terdiri atas bermacammacam sel, hepatosit meliputi 60% sel hati, sedangkan sisanya terdiri atas selsel epitelial sistem empedu dalam jumlah yang bermakna dan selsel nonparenkimal yang termasuk di dalamnya endotelium, sel kupffer, dan sel steallata yang berbentuk seperti bintang. (Amirudin, 2007).

Pembungkus hepar atau yang disebut stroma terdiri atas simpai yg tebal, berasal dari serabut kolagen dan jaringan elastis yg disebut Kapsul Glisson. Kapsul glisson ini menebal di hilus, tempat vena porta dan arteri hepatika memasuki hati dan keluarnya duktus hepatika kiri dan kanan serta pembuluh limfe dari hati. (Junquiera, 2007). Komponen utama struktural hati adalah selsel hati, atau hepatosit. Sel-sel epitelnya berkelompok membentuk lempenglempeng yang saling berhubungan, dan tampak struktur lobulus hati dengan menggunakan mikroskop cahaya. Lobulus hati dibentuk oleh masa poligonal jaringan, dan pada daerah perifer masingmasing lobulus dipisahkan oleh jaringan ikat yang mengandung duktus biliaris, pembuluh limfe, saraf, dan pembuluh darah. Daerah ini disebut celah portal yang dijumpai pada sudutsudut lobulus hati. Hepar manusia memiliki 36 celah portal per lobulus, dengan masingmasing terdiri dari venula, arteriol, sebuah duktus (bagian dari sistem duktus biliaris), dan pembuluh limfe. (Junquiera, 2007). Dibagian tepi di antara lobuli-lobuli terhadap tumpukan jaringan ikat yang disebut traktus portalis/triad yaitu traktus portalis yang mengandung cabang-cabang vena porta, arteri hepatika, duktus biliaris. Cabang dari vena porta dan arteri hepatika akan mengeluarkan isinya langsung ke dalam sinusoid setelah banyak percabangan. Sistem bilier dimulai dari kanalikuli biliaris yang halus yg terletak di antara sel-sel hepar dan bahkan turut membentuk dinding sel. Kanalikuli akan mengeluarkan isinya ke dalam intralobularis, dibawa ke dalam empedu yang lebih besar , air keluar dari saluran empedu menuju kandung empedu. Hepatosit tersusun secara radier, seperti susunan batu bata pada dinding yang tersusun dari perifer lobulus ke pusatnya, dan beranastomosis secara bebas dengan membentuk struktur yang menyerupai labirin dan busa. Setiap hepatosit dipisahkan oleh celah sinusoid yang tersusun melingkar. Kapiler sinusoid adalah pembuluh darah yang lebar yang tidak teratur, dan hanya terdiri atas lapisan tidak utuh dari endotel berfenestra. Terdapat celah Disse sebagai celah tempat berkontaknya masingmasing permukaan hepatosit dan kapiler sinusoid. Pada saat berkontak dengan sesama hepatosit, akan terbentuk suatu celah tubular di antara kedua sel yang disebut kanalikulus biliaris.(Junquiera, 2007). Hepatosit memiliki satu atau dua inti bulat dengan suatu atau dua anak inti. Sebagian intinya polipoid, yaitu mengandung perkalian genap dari jumlah kromosom haploid. Hepatosit memiliki banyak retikulum endoplasma baik yang halus maupun kasar. Retikulum endoplasma yang kasar membentuk agregrat yang tersebar dalam sitoplasma, dan agregrat ini disebut badan basofilik. Retikulum endoplasma halus merupakan sistem labil yang segera bereaksi terhadap molekul yang diterima hepatosit. (Junquiera, 2007). Selain selsel endotel, sinusoid juga mengandung sel kupffer. Sel sel ini ditemukan pada permukaan laminal selsel endotel. Fungsi utamanya adalah memetabolisme eritrosit tua, mencerna hemoglobin, mensekresi protein yang berhubungan dengan proses imunologis, dan menghancurkan bakteri yang berhasil masuk ke darah portal melalui usus besar. Sel sel kupffer mencakup 15% dari populasi sel hati, dan banyak terdapat di daerah periportal di lobulus hati, tempat berlangsungnya fagositosis yang sangat aktif. (Junqueira, 2007).