Gangguan Somatoform
-
Upload
leliamedia -
Category
Documents
-
view
21 -
download
3
description
Transcript of Gangguan Somatoform
![Page 1: Gangguan Somatoform](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022071806/55cf9274550346f57b9689ab/html5/thumbnails/1.jpg)
1. Definisi
Gangguan somatoform (somatoform disorder) adalah suatu kelompok
gangguan ditandai oleh keluhan tentang masalah atau simptom fisik yang tidak dapat
dijelaskan oleh penyebab kerusakan fisik (Nevid, dkk, 2005). Pada gangguan
somatoform, orang memiliki simtom fisik yang mengingatkan pada gangguan fisik,
namun tidak ada abnormalitas organik yang dapat ditemukan sebagai penyebabnya.
Gejala dan keluhan somatik menyebabkan penderitaan emosional/gangguan pada
kemampuan pasien untuk berfungsi di dalam peranan sosial atau pekerjaan.
Gangguan somatoform tidak disebabkan oleh pura-pura yang disadari atau gangguan
buatan.
2. Etiologi
Terdapat faktor psikososial berupa konflik psikologis di bawah sadar yang
mempunyai tujuan tertentu. Pada beberapa kasus ditemukan faktor genetik dalam
transmisi gangguan ini. Selain itu, dihubungkan pula dengan adanya penurunan
metabolism (hipometabolisme) suatu zat tertentu di lobus frontalis dan hemisfer non
dominan (Kapita Selekta, 2001).
Secara garis besar, faktor-faktor penyebab dikelompokkan sebagai berikut
(Nevid, dkk, 2005):
a. Faktor-faktor Biologis
Faktor ini berhubungan dengan kemungkinan pengaruh genetis (biasanya pada
gangguan somatisasi).
b. Faktor Lingkungan Sosial
Sosialisasi terhadap wanita pada peran yang lebih bergantung, seperti “peran
sakit” yang dapat diekspresikan dalam bentuk gangguan somatoform.
c. Faktor Perilaku
Pada faktor perilaku ini, penyebab ganda yang terlibat adalah:
![Page 2: Gangguan Somatoform](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022071806/55cf9274550346f57b9689ab/html5/thumbnails/2.jpg)
Terbebas dari tanggung jawab yang biasa atau lari atau menghindar dari
situasi yang tidak nyaman atau menyebabkan kecemasan (keuntungan
sekunder).
Adanya perhatian untuk menampilkan “peran sakit”
Perilaku kompulsif yang diasosiasikan dengan hipokondriasis atau gangguan
dismorfik tubuh dapat secara sebagian membebaskan kecemasan yang
diasosiasikan dengan keterpakuan pada kekhawatiran akan kesehatan atau
kerusakan fisik yang dipersepsikan.
d. Faktor Emosi dan Kognitif
Pada faktor penyebab yang berhubungan dengan emosi dan kognitif, penyebab
ganda yang terlibat adalah sebagai berikut:
Salah interpretasi dari perubahan tubuh atau simtom fisik sebagai tanda dari
adanya penyakit serius (hipokondriasis).
Dalam teori Freudian tradisional, energi psikis yang terpotong dari impuls-
impuls yang tidak dapat diterima dikonversikan ke dalam simtom fisik
(gangguan konversi).
Menyalahkan kinerja buruk dari kesehatan yang menurun mungkin
merupakan suatu strategi self-handicaping (hipokondriasis).
3. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis gangguan ini adalah adanya keluhan-keluhan gejala fisik
yang berulang disertai permintaan pemeriksaan medik, meskipun sudah berkali-kali
terbukti hasilnya negatif dan juga telah dijelaskan dokternya bahwa tidak ada
kelainan yang mendasari keluhannya (Kapita Selekta, 2001). Beberapa orang
biasanya mengeluhkan masalah dalam bernafas atau menelan, atau ada yang
“menekan di dalam tenggorokan”. Masalah-masalah seperti ini dapat merefleksikan
aktivitas yang berlebihan dari cabang simpatis sistem saraf otonomik, yang dapat
dihubungkan dengan kecemasan. Kadang kala, sejumlah simtom muncul dalam
![Page 3: Gangguan Somatoform](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022071806/55cf9274550346f57b9689ab/html5/thumbnails/3.jpg)
bentuk yang lebih tidak biasa, seperti “kelumpuhan” pada tangan atau kaki yang tidak
konsisten dengan kerja sistem saraf. Dalam kasus-kasus lain, juga dapat ditemukan
manifestasi di mana seseorang berfokus pada keyakinan bahwa mereka menderita
penyakit yang serius, namun tidak ada bukti abnormalitas fisik yang dapat ditemukan
(Nevid, dkk, 2005).
Pada gangguan ini sering kali terlihat adanya perilaku mencari perhatian
(histrionik), terutama pada pasien yang kesal karena tidak berhasil membujuk
dokternya untuk menerima bahwa keluhannya memang penyakit fisik dan bahwa
perlu adanya pemeriksaan fisik yang lebih lanjut (PPDGJ III, 1993). Dalam kasus-
kasus lain, orang berfokus pada keyakinan bahwa mereka menderita penyakit serius,
namun tidak ada bukti abnormalitas fisik yang dapat ditemukan.
Gambaran keluhan gejala somatoform :
a. Neuropsikiatri:
“kedua bagian dari otak saya tidak dapat berfungsi dengan baik” ;
“ saya tidak dapat menyebutkan benda di sekitar rumah ketika ditanya”
b. Kardiopulmonal:
“ jantung saya terasa berdebar debar…. Saya kira saya akan mati”
c. Gastrointestinal:
“saya pernah dirawat karena sakit maag dan kandung empedu dan belum ada
dokter yang dapat menyembuhkannya”
d. Genitourinaria:
“saya mengalami kesulitan dalam mengontrol BAK, sudah dilakukan
pemeriksaan namun tidak di temukan apa-apa”
e. Musculoskeletal
“saya telah belajar untuk hidup dalam kelemahan dan kelelahan sepanjang
waktu”
f. Sensoris:
![Page 4: Gangguan Somatoform](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022071806/55cf9274550346f57b9689ab/html5/thumbnails/4.jpg)
“ pandangan saya kabur seperti berkabut, tetapi dokter mengatakan kacamata
tidak akan membantu”
Beberapa tipe utama dari gangguan somatoform adalah gangguan konversi,
hipokondriasis, gangguan dismorfik tubuh, dan gangguan somatisasi.
4. Klasifikasi dan Diagnosis
Gangguan Somatoform berdasarkan PPDGJ III dibagi menjadi :
F.45.0 gangguan somatisasi
F.45.1 gangguan somatoform tak terperinci
F.45.2 gangguan hipokondriasis
F.45.3 disfungsi otonomik somatoform
F.45.4 gangguan nyeri somatoform menetap
Definisi
Gangguan nyeri ditandai oleh gejala nyeri yang semata-mata berhubungan
dengan faktor psikologis atau secara bermakna dieksaserbasi oleh faktor
psikologis. Pasien sering wanita yang merasa mengalami nyeri yang
penyebabnya tidak dapat ditemukan. Munculnya secara tiba-tiba, biasanya
setelah suatu stres dan dapat hilang dalam beberapa hari atau berlangsung
bertahun-tahun. Biasanya disertai penyakit organik yang walaupun demikian
tidak dapat menerangkan secara adekuat keparahan nyerinya (Tomb, 2004).
Individu yang merasakan nyeri akibat gangguan fisik, menunjukkan lokasi rasa
nyeri yang dialaminya dengan lebih spesifik, lebih detail dalam memberikan
gambaran sensoris dari rasa nyeri yang dialaminya, dan menjelaskan situasi
dimana rasa nyeri yang dirasakan menjadi lebih sakit atau lebih berkurang (Adler
et al., dalam Davidson, Neale, Kring, 2004). Sedangkan pada nyeri somatoform,
pasien malah bertindak sebaliknya.
![Page 5: Gangguan Somatoform](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022071806/55cf9274550346f57b9689ab/html5/thumbnails/5.jpg)
Etiologi, tidak diketahui
Epidemiologi
Terjadi pada semua tingkatan usia, di USA 10-15% pasien datang dengan
keluhan nyeri punggung.
Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Nyeri
Nyeri pada satu atau lebih tempat anatomis
Nyeri menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau
gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain.
Faktor psikologis dianggap memiliki peranan penting dalam onset,
kemarahan, eksaserbasi atau bertahannnya nyeri.
Gejala atau defisit tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuat-buat
(seperti pada gangguan buatan atau berpura-pura).
Nyeri tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mood,
kecemasan, atau gangguan psikotik dan tidak memenuhi kriteria
dispareunia.
Contoh Penulisan Diagnosis Multiaksial
Axis I : gangguan somatoform, nyeri menetap
Axis II : tidak ada diagnosis aksis II
Axis III : tidak ada (???)
Axis IV : ????
Axis V : 51-60 gejala sedang, disabilitas sedang
Prognosis :
jika gejala terjadi < 6 bulan, cenderung baik, dan jika gejala terjadi > 6 bulan,
cenderung buruk (cenderung menjadi kronik).
![Page 6: Gangguan Somatoform](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022071806/55cf9274550346f57b9689ab/html5/thumbnails/6.jpg)
F.45.5 gangguan somatoform lainnya
F.45.6 gangguan somayoform YTT