GANGGUAN KESEIMBANGAN.docx
-
Upload
mariaagavina-sp -
Category
Documents
-
view
39 -
download
5
Transcript of GANGGUAN KESEIMBANGAN.docx
GANGGUAN KESEIMBANGAN
*Pada bagian awal tentir ini akan banyak membahas fisiologi dan histologi keseimbangan karena di
kemaren di kuliah dokternya juga membahasnya. Untuk pembahasan yang lebih lengkap dan detail dari
fisiologi keseimbangan, silakan membaca kembali tentir fisiologi atau buku-buku fisiologi*
Keseimbangan diatur oleh tiga sistem, yakni sistem visual, proprioseptif, dan vestibular. Keseimbangan
itu sendiri memiliki tiga tahapan proses, yakni penerimaan (reception), integrasi, dan persepsi. Proses
penerimaan (reception) impuls yang mengatur keseimbangan dilakukan oleh ketiga sistem tersebut
(visual, vestibular, proprioseptif). Kemudian, impuls dari ketiga sistem tersebut diintegrasikan satu sama
lain sebelum akhirnya dipersepsikan oleh korteks serebri. *Skema jaras keseimbangan bisa dilihat di
hardcopy*
Setelah sampai di otak, impuls tersebut digunakan untuk melakukan interpretasi (misalnya tentang
keadaan lingkungan sekitar), belajar, adaptasi dan kompensasi. Proses ini penting karena ternyata
impuls tersebut tidak hanya digunakan untuk mengetahui kondisi lingkungan sekitar. Sebagai contohnya,
dengan adanya proses belajar, seorang balerina dapat berdiri dengan satu tumpuan kakinya dengan
seimbang, yang merupakan suatu aktivitas yang tidak dapat dilakukan orang pada umumnya. Hal ini dapat
terjadi karena otak telah belajar bagaimana mengatasi impuls yang berasal dari posisi tubuhnya agar tetap
stabil.
Vestibuler/ Labirin
Organ vestibuler terdiri dari 3 kanalis semisirkularis, utrikulus dan sakulus. Fungsi dari organ vestibuler
adalah memberi tahu otak tentang bagaimana posisi kepala kita berorientasi terhadap ruangan di
sekitarnya.
Masing-masing kanalis semisirkularis memiliki bagian yang mengalami pelebaran pada salah satu
ujungnya, yang disebut ampulla. Di ampulla terdapat organ reseptor vestibular, yakni krista ampularis.
Rambut-rambut sensorik krista tertanam pada salah satu ujung massa gelatinosa yang disebut kupula.
Sementara itu, utrikulus dan sakulus mengandung organ reseptor lainnya, yakni makula utrikularis dan
makula sakularis. Letak makula utrikulus ada di dasar utrikulus (paralel dengan dasar tengkorak, yang
berarti horizontal). Sementara itu letak makula sakulus terletak secara vertikal di dinding medial sakulus.
Di membran gelatinosa makula terdapat kristal kalsium karbonat, yang disebut otolit (disebut juga
statolit).
Pada bagian apikal sel reseptor pada makula dan krista ampularis terdapat stereosilia dan kinosilia.
Kinosilia terletak pada bagian lateral dari beberapa stereosilia. Kinosilia dan stereosilia
dihubungkan dengan filamen yang sangat tipis sehingga jika kinosilia membengkok maka
stereosilia akan mengikuti gerakannya. Jika stereosilia dan kinosilia membengkok ke arah
kinosilia, filamen tersebut menarik stereosilia ke arah luar dari badan sel. Akibatnya, terjadi
pembukaan ratusan kanal pada membran sel dan menyebabkan depolarisasi. Sebaliknya, jika
pembengkokan stereosilia terjadi pada arah yang berlawanan, kanal tersebut akan tertutup
sehingga terjadi hiperpolarisasi. (Gambar 2)
Ampullofugal dan ampullopetal
Merupakan arah aliran cairan endolimfe/pembengkokan kupula pada kanalis semisirkularis.
Ampullofugal berarti arahnya menjauhi ampulla, sementara ampullopetal berarti
mendekati/menuju ampulla.
Arah ampullopetal pada kupula berbeda-beda efeknya pada tiap kanalis semisirkularis, yakni:
- Bersifat eksitatori (terjadi depolarisasi) untuk kanalis semisirkularis lateral
- Bersifat inhibitori (terjadi hiperpolarisasi) untuk kanalis semisirkularis anterior/posterior
Arah ampullofugal pada kupula memiliki efek berlawanan dengan arah ampullopetal untuk
masing-masing kanalis.
Perlu diketahui bahwa arah endolimfe / pembengkokan kupula berlawanan dengan arah putaran
kepala.
Pada slide diberikan contoh gambar kanalis lateral, yang pada keadaan kepala kita tegak dan
pandangan lurus ke depan, sumbu kanalis lateral berada pada sudut 30o ke atas dengan sumbu
horizontal bumi.
Sementara itu, sumbu kanalis anterior kanan paralel (sejajar) dengan sumbu kanalis posterior kiri,
dan begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu, setiap gerakan kepala yang merangsang kanalis
anterior kanan (pada saat ini terjadi pergerakan stereosilia kanalis anterior kanan menuju ke arah
kinosilia) maka akan menghambat (inhibisi) kanalis posterior kiri (akibat pergerakan stereosilia
kanalis posterior kiri yang menjauhi kinosilia), dan sebaliknya.
Kanalis semisirkularis yang terangsang dengan optimal adalah kanalis yang sumbunya paling
mendekati (atau bahkan sama) dengan sumbu (arah) gerakan kepala. Contoh: waktu praktikum faal
kan kepala OP dibungkukkan 30o ke arah depan, agar kanalis lateral menjadi sejajar dengan
sumbu horizontal bumi. Kemudian OP diputar ke arah sumbu bumi (ke kanan atau ke kiri). Pada
kasus tersebut, kanalis yang terangsang paling optimal adalah kanalis lateralis.
Sementara itu, kanalis yang sumbunya tegak lurus dengan sumbu (arah) perputaran kepala adalah
kanalis yang terangsang paling minimal.
*gambar mengenai hubungan antara gerakan kepala dengan kanalis mana yang terangsang/
terinhibisi dapat dilihat pada hardcopy slide (atau di buku THT FKUI)*
Utrikulus dan Sakulus
Makula utrikulus terletak pada sumbu horizontal pada permukaan bawah utrikulus, sementara
makula dari sakulus terletak pada sumbu vertikal.
Utrikulus itu fungsinya untuk mendeteksi perubahan kepala pada sumbu depan-belakang dan
kanan-kiri (itu kalo menurut slide kuliah, kalo menurut ganong dan guyton fungsinya untuk
mendeteksi akselerasi horizontal), sementara sakulus untuk mendeteksi perubahan kepala depan-
belakang dan atas bawah (itu kalo menurut slide kuliah, kalo menurut ganong & guyton fungsinya
untuk mendeteksi akselerasi vertikal).
Sistem vestibuler memiliki peran terhadap kontrol postural tubuh, yakni:
- Mengatur tonus otot terhadap gravitasi
- Mengatur keseimbangan tubuh sebagai base of support
- Mengatur keseimbangan tubuh pada kecepatan rendah
Sementara itu, peran sistem visual terhadap kontrol postural tubuh adalah memberi informasi
kepada otak tentang posisi tubuh terhadap lingkungan berdasarkan sudut dan jarak obyek
sekitarnya.
Peran sistem proprioseptif (proprioseptif merupakan salah satu komponen sistem
somatosensorik) ada 2, yakni:
1. Sebagai mekanoreseptor, dengan adanya mekanoreseptor maka dapat memberikan informasi
posisi tubuh sepanjang waktu
2. Untuk memberikan informasi titik tumpu beban tubuh (lokasi titik tumpu tubuh)
Terdapat suatu refleks yang dibentuk oleh sistem vestibular dan otot-otot bola mata (refleks ini
tidak dicetuskan oleh sistem visual, karena refleks ini juga terdapat pada orang buta). Refleks ini
disebut refleks vestibulo-okuler. Fungsi refleks ini adalah menstabilkan bayangan obyek di retina
pada saat terjadi pergerakan kepala (dengan adanya refleks ini, bola mata akan mengikuti/terfiksasi
pada obyek yang sedang dilihat jika kepala bergerak).
Nistagmus vestibuler
Merupakan gerakan mata yang ritmik, involunter, dan sering dikaitkan dengan gangguan
vestibuler. Nistagmus memiliki dua komponen, yakni komponen cepat dan komponen lambat.
Bisa dilihat di slide, bahwa nistagmus dapat disebabkan karena proses fisiologis (bila kepala
diputar) atau terjadi karena kerusakan organ vestibuler. Berdasarkan gambar di slide (*mohon
maaf gambar lihat di hardcopy ya, soalnya walau udah discan tapi gambarnya jadi gak terlalu
jelas*), selama seseorang diputar ke kanan (clockwise), komponen lambat nistagmus akan ke arah
kiri (hal ini terjadi akibat adanya refleks vestibulo okular), sementara komponen cepat dari
nistagmusnya akan ke arah kanan. Putaran ini menyebabkan sistem vestibular yang paling
terangsang adalah kanalis semisirkularis lateral telinga kanan.
Kacamata Frenzel
Kacamata frenzel dapat digunakan untuk melihat adanya nistagmus. Kacamata frenzel terdiri dari
kombinasi lensa pembesar (lensa +20 diletakkan di depan pasien) dan sistem pencahayaan. Ketika
kacamata Frenzel diletakkan di depan pasien, dan ruangan dibuat gelap, nistagmus dapat dengan
mudah dilihat sebab mata pasien diberikan pencahayaan dan diperbesar, dan fiksasi mata
pasien dihilangkan akibat sulitnya pasien memfokuskan pandangan pada kaca pembesar di
ruangan yang gelap.
Seperti yang sudah dijelaskan pada kuliah Neurologi, nistagmus yang terjadi pada satu arah saja
(unidirectional, kecuali vertikal) merupakan ciri dari kelainan perifer. Sementara, nistagmus yang
terjadi pada dua arah (bidirectional) atau vertikal merupakan ciri dari kelainan sentral.
Refleks Vestibulospinal
Refleks vestibulospinal memiliki fungsi utama untuk mencegah agar tubuh tidak jatuh dengan
mempertahankan posisi tubuh (stabilitas postur) dan titik tumpu beban. Jaras lengkapnya bisa
dilihat di slide (*kata dokter widayat jarasnya susah, gausah dihapalin, yang penting ngerti fungsi
refleksnya*). Refleks vestibulospinal ini bisa secara volunter atau involunter.
Volunter: memindahkan tumpuan dari pusat gravitasi, meraih objek (gambar lihat di slide ya)
Involunter: ankle strategy (A), hip strategy (B), suspensatory strategy (C), stepping strategy (D).
Gambar 3. Cara involunter
GANGGUAN KESEIMBANGAN
Gangguan keseimbangan bisa bermacam-macam penyebabnya. Seringkali, pasien dengan gangguan
keseimbangan sulit untuk menyatakannya (seringkali yang dinyatakan adalah gejala otonomnya, yakni
mual, muntah, dll).
Oleh karena keseimbangan diatur oleh banyak sistem, maka gejala yang dapat terjadi pun beragam,
seperti rasa melayang, pusing/ pening, rasa tidak menapak, rasa masih bergerak, rasa goyang, postur tidak
stabil, pusing berputar, atau vegetatif/otonom.
Penyebab gangguan keseimbangan dapat sentral (otak) maupun perifer (pada organ vestibuler). Sebagian
besar gangguan keseimbangan disebabkan oleh kelainan pada telinga dalam (80%).
Gangguan keseimbangan sentral dapat terjadi akibat adanya lesi pada salah satu dari 3 lokasi, yakni:
- Pada nukleus vestibularis sampai batang otak. Dapat terjadi akibat transient ischemic attack (TIA)/stroke
vertebrobasilaris, tumor, trauma, migraine basilaris, sklerosis multipel (degeneratif, akibat autoimun
terhadap myelin)
- Pada serebellum. Dapat terjadi akibat stroke, tumor, kelainan degeneratif.
- Pada korteks serebri. Dapat terjadi akibat epilepsi atau kelainan degeneratif.
Gangguan keseimbangan perifer dapat disebabkan oleh beberapa penyakit, yakni:
- BPPV
- Menier‟s disease
- Infeksi
- Ototoksik
- Penyumbatan pembuluh darah (misalnya oklusi arteri labirin)
- Trauma
- Tumor (misalnya neuroma akustik)
- Kelainan degeneratif (presbiastasia)
Diantara penyakit-penyakit tersebut di atas yang tersering adalah BPPV yaitu keluhan vertigo (pusing
berputar) yang dicetuskan oleh gerakan atau posisi kepala yang berubah secara mendadak.
Gejala-gejala dari masing-masing penyebab vertigo bisa dilihat pada tabel di slide. Namun, ada hal
menarik yang ditekankan pada buku THT FKUI, yakni jika intensitas serangan makin lama makin ringan,
kemungkinan itu merupakan menier‟s disease. Sementara itu, jika serangan makin lama makin meningkat,
harus diwaspadai kemungkinan adanya tumor N. VII.
Pemeriksaan gangguan keseimbangan
Dalam mencari penyebab gangguan keseimbangan, diperlukan anamnesis yang baik (mengungkapkan
dengan jelas dan lengkap, serta persepsi dokter dan pasien sama). Selain itu, dapat juga dilakukan
pemeriksaan dari yang sederhana (misalnya test romberg) sampai yang canggih (misalnya melihat
nistagmus dengan menggunakan video-oculography). Jika terdapat indikasi, dapat pula dilakukan
pemeriksaan penunjang, seperti foto Rontgen, CT Scan, atau MRI.
Berikut ini adalah beberapa contoh test untuk memeriksa gangguan keseimbangan:
Test Romberg: berdiri, lengan dilipat di dada, mata tertutup.
Test Unterberger: suruh pasien berjalan di tempat selama 1 menit dengan mata tertutup. Test positif
diindikasikan dengan adanya gerakan rotasi pasien, yang menuju ke arah lesi.
Test Babinski-Weil (star walking test): saat pasien bergerak ke depan, deviasi terjadi pada sisi yang
mengalami kerusakan. Deviasi sebesar kurang lebih 90o dianggap patologis.
VERTIGO
Untuk mengatasi gejala serangan akut, digunakan DIAZEPAM
Antimuskarin (antagonis reseptor muskarin) dapat digunakan untuk meredakan gangguan vestibular.
Contohnya: SKOPOLAMIN – biasanya bisa per ORAL, atau TRANSDERMAL (mirip koyo yang
ditempel). Bekerja dengan menekan kerja sistem vestibular.
Antagonis reseptor H1 (antihistamin H1) dapat digunakan untuk mencegah dan mengobati mabuk
perjalanan, vertigo, mual dan muntah, serta profilaksis penyakit Meniere dan gangguan vestibular lain.
Cara kerja diduga bahwa antihistamin banyak yang memiliki efek antimuskarin pula. Contoh:
PROKLORPERAZIN, MEKLIZIN, dan DIMENHIDRINAT. Bekerja dengan menekan kerja sistem
vestibular.
GENTAMISIN (nah lo? Kok antibiotik? Setelah googling, tampaknya injeksi gentamisin
intratimpanik/diinjeksi ke telinga tengah digunakan untuk menghancurkan sistem vestibular orang
yang terkena penyakit Meniere, karena gentamisin adalah obat yang oto- dan vestibulotoksik! Tentu saja
risiko kehilangan pendengaran juga kuat. Lihat penjelasan di bagian obat ototoksik)