PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN...

118
PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana (S1) Jurusan Akuntansi Program Studi Akuntansi Diajukan Oleh BQ. YULIA MARIANI NPM: 13.1035.SA JENJANG PENDIDIKAN PROGRAM SARJANA (S1) JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM STUDI AKUNTANSI SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI AMM MATARAM 2017

Transcript of PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN...

Page 1: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN

GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR

PADA BPK RI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar

Sarjana (S1) Jurusan Akuntansi Program Studi Akuntansi

Diajukan Oleh

BQ. YULIA MARIANI

NPM: 13.1035.SA

JENJANG PENDIDIKAN PROGRAM SARJANA (S1) JURUSAN

AKUNTANSI PROGRAM STUDI AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI AMM MATARAM

2017

Page 2: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

ii

PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN

GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR

PADA BPK RI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar

Sarjana (S1) Jurusan Akuntansi Program Studi Akuntansi

Diajukan Oleh

BQ. YULIA MARIANI

NPM: 13.1035.SA

JENJANG PENDIDIKAN PROGRAM SARJANA (S1) JURUSAN

AKUNTANSI PROGRAM STUDI AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI AMM MATARAM

2017

Page 3: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

iii

PERSETUJUAN SKRIPSI

PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN

GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR

PADA BPK RI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Diajukan oleh

BQ. YULIA MARIANI

NPM: 13.1035.SA

Mataram, 23 Agustus 2017 Mataram, 21 Agustus 2017

Pembimbing I Pembimbing II

Rusli Amrul, SE., M.Ak. Agus Khazin Fauzi, SE., M.Ak.

NIDN : 0830057304 NIDN : 0803088902

Page 4: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

iv

PENGESAHAN PENGUJIAN SKRIPSI

PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN

GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR

PADA BPK RI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Disusun Oleh:

Nama : Bq. Yulia Mariani

NPM : 13.1035.SA

Telah Dipertahankan

Di depan Dewan Penguji

Pada tanggal.......bulan.........2015

Ketua Penguji

Dra. Baiq Kisnawati, M.Ak.

NIDN : 0817066301

Anggota Anggota

Rusli Amrul, SE., M.Ak. Agus Khazin Fauzi, SE., M.Ak.

NIDN : 0830057304 NIDN : 0803088902

Mengetahui:

Ketua STIE AMM

Dr. H. Umar Said, SH., MM.

NIK : 61005472

Page 5: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

v

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Bq. Yulia Mariani

NPM : 13.1035.SA

Jurusan : Akuntansi

Program Studi : S1 Akuntansi

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul “Pengaruh Gangguan

Pribadi, Gangguan Ekstern Dan Gangguan Organisasi Terhadap Independensi

Auditor Pada (BPK) RI Provinsi Nusa Tenggara Barat” adalah hasil karya saya

sendiri dan dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan

orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk

rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau

pemikiran dari penulis lain, yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya

sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin,

tiru atau yang saya ambil dari tulisan oang lain tanpa memberikan pengakuan

pada penulis asli.

Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak,

dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil

tulisan saya sendiri. Bila kemudian terbukti saya ternyata melakukan tindakan

menyalin atau meniru tulisan orang seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri,

maka saya siap menerima pembatalan gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh

STIE AMM Mataram.

Mataram, 28 Agustus 2017

Yang memberi pernyataan,

( Bq. Yulia Mariani )

Page 6: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan

rahmat dan hidayah_Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini

dengan judul “Pengaruh Gangguan Pribadi, Gangguan Ekstern dan Gangguan

Organisasi Terahadap Independensi Auditor Pada BPK RI Provinsi Nusa

Tenggara Barat”. Dalam menyelesaikan Skripsi ini, upaya maksimal penulis

lakukan untuk mendapatkan hasil yang terbaik agar kelak dapat bermanfaat bagi

pihak yang memerlukan.

Skripsi ini tersusun dengan baik berkat bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada berbagai pihak yang turut memberikan sumbangan pikiran guna

penyelesaian skripsi ini, dan turut membantu baik secara langsung maupun tidak

langsung, kepada :

1. Ketua STIE AMM Mataram, Dr. H. Umar Said, SH., MM., atas

kesempatan, waktu, ijin, yang diberikan untuk menempuh studi pada STIE

AMM Mataram.

2. Pembantu ketua I STIE AMM Mataram, I Made Suardana, SE., MM., atas

kesempatan yang diberikan untuk menempuh studi pada STIE AMM

Mataram.

3. Bapak Rusli Amrul, SE., M.Ak., selaku Dosen Pembimbing Skripsi 1 yang

telah bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan

pengarahan, mencurahkan perhatian dalam membimbing penulisan skripsi

Page 7: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

vii

ini. Terima kasih atas ilmu dan saran yang telah Bapak berikan selama

proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi.

4. Bapak Agus Khazin Fauzi, SE., M.Ak., selaku Dosen Pembimbing Skripsi

II yang telah meluangkan waktu, mencurahkan perhatian, membimbing

dan memberikan pengarahan kepada penulis. Terima kasih atas ilmu dan

semua saran yang telah Bapak berikan selama proses penulisan skripsi

sampai terlaksananya sidang skripsi.

5. Terima kasih Orang Tua tercinta dan tersayang Ayahanda Umar Ali dan

Ibunda Bq. Ilham Nuryani yang dengan sangat ikhlas, sabar dan penuh

kasih sayang selalu mencurahkan perhatian, memberikan waktu, cinta dan

sayang, bimbingan, nasihat, dukungan, motivasi yang membangun serta

doa tiada henti kepada penulis.

6. Terima kasih Bude Hj. Bq. Isna Subandiah dan Paman H. Aerlangga yang

telah memberikan dukungan, perhatian, nasihat, kasih dan sayang, serta

doa tiada henti kepada penulis.

7. Terima kasih juga kepada seluruh keluarga yang tidak bisa disebutkan satu

persatu yang telah memberikan dukungan, perhatian, nasihat, kasih dan

sayang, serta doa tiada henti kepada penulis.

8. Yang tersayang dan tercinta Abang Herman Susanto kekasih terbaik

hingga sampai saat ini, sangat berarti bagi penulis, segala perhatian,

pengorbanan, dukungan dan doa, serta motivasi yang membangun hingga

penulis sangat membutuhkan dampingannya.

Page 8: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

viii

9. Bapak dan Ibu dosen beserta staf akademik STIE AMM Mataram yang

telah berjasa membagikan ilmu dan informasinya kepada penulis.

10. Terima kasih untuk sahabat SMA Bq. Rina Alfiana yang selalu setia dan

terbaik yang selalu menemani dari mulai masuk SMA sampai detik ini

yang telah memberikan semangat, dukungan, kepedulian, saran, sayang

dan memberikan doa kepada penulis.

11. Terima kasih untuk sahabat-sahabat tersayang dan terbaik Decy Wulan

Singgih, Fitri Fullaili, Bq. Irma Indahsari, Dewi Andriani, Makhirda

Wirandana, Sri Ayu Dewi Utari yang banyak memotivasi, mendukung,

membantu, menemani selama 4 tahun, memberikan doa dan sarannya

kepada penulis.

12. Terima kasih untuk sahabat kos Ana Mariana dan Siti Nurul Fatihatun,

ST., yang selalu jadi sahabat sekaligus seperti kakak kandung terima kasih

atas dukungan, semangat, bantuan, dan doa kepada penulis.

13. Terima kasih untuk sahabat kampus kelas Akuntansi B angkatan 2013

yang banyak memotivasi dan mendukung penulis dalam menyelesaikan

skripsi, terima kasih atas kebersamaanya selama 4 tahun di kampus STIE

AMM Mataram.

14. Tanpa mengurangi rasa hormat semua pihak yang tidak dapat penulis

sebutkan satu per satu yang telah banyak memberikan bantuan, perhatian

dan dorongan kepada penulis.

Page 9: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

ix

Penulis meyadari sepenuhnya bahwa apa yang penulis tuangkan dalam

karya tulis ini masih jauh dari sempurna, hal ini dikarenakan keterbatasan-

keterbatasan pada diri penulis baik itu wawasan, pengetahuan, waktu dan dana.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan sangat peulis harapkan

sebagai perbaikan penulis kedepannya. Harapan penulis adalah semoga karya tulis

ini berguna bagi diri penulis sendiri maupun pembaca secara umumnya.

Akhirnya kata penulis mendoakan semoga semua pihak yang telah

membantu penyelesaian skripsi ini mendapat rahmat, keberkahan, nikmat dan

perlindungan dari Allah SWT. Aamiin yaa Robbal Aalaamiin.

Mataram, 28 Agustus 2017

Bq. Yulia Mariani

Page 10: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

x

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh

gangguan pribadi, gangguan ekstern dan gangguan organisasi terhadap

independensi auditor. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang

ada pada BPK RI Provinsi Nusa Tenggara Barat yang berjumlah 60 auditor, yang

keseluruhannya dijadikan sampel. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan analisis regresi berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel gangguan

pribadi tidak berpengaruh signifikan terhadap independensi auditor. Hal ini

bermakna bahwa seorang auditor yang dalam nenjalankan pemeriksaan selalu

berpegang pada Kode Etik Profesi, menerapkan Standar Pemeriksaan Keuangan

Negara, memiliki sistem pengendalian intern yang baik, integrasi, dan objektif

maka tidak akan mempengaruhi independensinya. Selanjutnya variabel gangguan

ekstern berpengaruh positif dan signifikan terhadap independensi auditor. Hal ini

bermakna bahwa adanya pengaruh pihak ekstern dalam membatasi atau mengubah

lingkup pemeriksaan, adanya keterlibatan pihak ekstern terhadap pemilihan

pemeriksaan dan pengaruh promosi auditor ataupun penggantian petugas auditor

akan mempengaruhi independensi seorang auditor. Untuk variabel gangguan

organisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap independensi auditor. Hal ini

bermakna bahwa seorang auditor dalam melakukan pemeriksaan tidak

terpengaruh dengan adanya tekanan politik dari organisasi, kompensasi dari

entitas yang diperiksa, ataupun promosi jabatan dan kedudukan.

Kata kunci: Gangguan Pribadi, Gangguan Ekstern, Gangguan Organisasi dan

Independensi Auditor.

Page 11: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

xi

ABSTRACT

This study aims to improve and analyze personal disorders, external

disorders and organizational disorders to the independence of auditors. The

population in this study is all the auditors that exist in BPK RI West Nusa

Tenggara Province required 60 auditors, the overall sample. The method used in

this study using multiple regression analysis.

The results of this study indicate that the partial personal disorders

variables have no significant effect on the independence of auditors. This means

that an auditor who is in the running of the examination always adheres to the

Code of Professional Ethics, implements the State Audit Standards, has a good

internal control system, integration, and objective will not affect its independence.

Furthermore, external disorders variables have a positive and significant impact

on auditor independence. This means that the influence of external parties in

limiting or changing the scope of the examination, the involvement of external

parties to the selection of audits and the influence of the promotion of auditors or

replacement of auditors will affect the independence of an auditor. For

organizational disorders variables have no significant effect on auditor

independence. This means that an auditor in the examination is not affected by

political pressure from the organization, compensation from the examined entity,

or promotion of occupation and positions.

Keywords: Personal Disorder, External Disorder, Organizational Disorder and

Auditor Independence.

Page 12: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

xii

DAFTAR ISI

Halaman

Sampul Depan ........................................................................................................ i

Sampul Dalam ....................................................................................................... ii

Lembar Persetujuan Pembimbing ..................................................................... iii

Lembar Pengesahan Penguji ............................................................................... iv

Pernyataan Keaslian Skripsi ............................................................................... v

Kata Pengantar .................................................................................................... vi

Abstrak .................................................................................................................. x

Abstract ................................................................................................................. xi

Daftar Isi ............................................................................................................. xii

Daftar Tabel ........................................................................................................ xiv

Daftar Gambar .................................................................................................. xv

Daftar Lampiran ............................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................. 6

1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................. 6

1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................ 7

1.4.1. Manfaat Akademis .................................................................... 7

1.4.2. Manfaat Teoritis ......................................................................... 7

1.4.3. Manfaat Praktis ......................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 8

2.1. Landasan Teori ...................................................................................... 8

2.1.1. Pengertian Audit ........................................................................ 8

2.1.2. Jenis-jenis Audit ........................................................................ 9

2.1.3. Standar Pemeriksaan Keuanga Negara ................................... 11

2.1.4. Pengertian Independensi ......................................................... 13

2.1.5. Pengertian Gangguan Pribadi .................................................. 15

2.1.6. Pengertian Gangguan Ekstern ................................................... 17

2.1.7. Pengertian Gangguan Organisasi .............................................. 19

2.2. Hasil Penelitian Terdahulu .................................................................. 21

2.3. Rerangka Konseptual dan Pengembangan Hipotesis ......................... 27

2.3.1. Rerangka Konseptual .............................................................. 27

2.3.2. Pengembangan Hipotesis ........................................................ 29

Page 13: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

xiii

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 33

3.1. Jenis Penelitian .................................................................................... 33

3.2. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 33

3.3. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ........................... 34

3.3.1. Populasi .................................................................................... 34

3.3.2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ............................... 34

3.4. Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 35

3.4.1. Jenis Data ................................................................................ 35

3.4.2. Sumber Data ........................................................................... 35

3.5. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel .................................. 35

3.5.1. Identifikasi Variabel ................................................................ 35

3.5.2. Definisi Operasional Variabel ................................................ 36

3.6. Teknik Analisis Data ........................................................................... 38

3.6.1. Tabulasi Data Kuesioner .......................................................... 38

3.6.2. Uji Kualitas Data ..................................................................... 39

3.6.3. Uji Statistik Dekriptif .............................................................. 40

3.6.4. Uji Asumsi Klasik .................................................................... 41

3.6.6. Analisis Regresi Linier Berganda ........................................... 43

3.6.7. Analisis Koefisien Determinasi .............................................. 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 46

4.1. Hasil Penelitian ................................................................................... 46

4.1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian ......................................... 46

4.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden ........................................ 48

4.1.3. Deskripsi Data Variabel Penelitian ......................................... 52

4.1.4. Analisis Data .......................................................................... 58

4.2. Pembahasan ......................................................................................... 68

4.2.1. Pengaruh Gangguan Pribadi Terhadap Independensi .............. 68

4.2.2. Pengaruh Gangguan Ekstern Terhadap Independensi ............ 70

4.2.3. Pengaruh Gangguan Organisasi Terhadap Independensi ........ 71

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 73

5.1. Kesimpulan ......................................................................................... 73

5.2. Saran ................................................................................................... 74

Daftar Pustaka .................................................................................................... 76

Lampiran ............................................................................................................. 78

Page 14: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

Tabel 2.1. Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu................................ 25

Tabel 3.1. Kategori Nilai Masing-masing Interval Variabel Penelitian .............. 41

Tabel 4.1. Ikhtisar Distribusi dan Pengembalian Kuesioner .............................. 49

Tabel 4.2. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................. 49

Tabel 4.3. Deskripsi Responden Berdasarkan Umur .......................................... 50

Tabel 4.4. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan .................... 51

Tabel 4.5. Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja ...................... 51

Tabel 4.6. Hasil Pengujian Uji Statistik Deskriptif .............................................. 52

Tabel 4.7. Jawaban Responden terkait Indikator Variabel Gangguan Pribadi .... 53

Tabel 4.8. Jawaban Responden terkait Indikator Variabel Gangguan Ekstern .. 55

Tabel 4.9. Jawaban Responden terkait Indikator Gangguan Organisasi ............ 56

Tabel 4.10. Jawaban Responden terkait Indikator Variabel Independensi ......... 57

Tabel 4.11. Hasil Pengujian Validitas ................................................................. 59

Tabel 4.12. Hasil Pengujian Reliabilitas .............................................................. 61

Tabel 4.13. Hasil Pengujian Multikolinieritas ...................................................... 63

Tabel 4.14. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ............................................ 65

Tabel 4.15. Hasil Pengujian Uji t (Parsial) Signifikan 5% ................................... 67

Tabel 4.16. Hasil Koefisien Determinasi ............................................................. 68

Page 15: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1. Rerangka Konseptual Penelitian ..................................................... 28

Gambar 4.1. Hasil Uji Normalitas ....................................................................... 62

Gambar 4.2. Hasil Uji Heteroskedastisitas .......................................................... 64

Page 16: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

1. Kuesioner ........................................................................................... 78

2. Data Kuesioner Responden pada BPK RI Provinsi Nusa

Tenggara Barat ................................................................................... 85

3. Uji Validitas, Uji Reliabilitas, dan Uji Statistik Deskriptif ................ 93

4. Uji Asumsi Klasik dan Regresi Linier Berganda .............................. 101

Page 17: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) adalah lembaga negara yang bertugas

untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara sebagaimana

termaksud dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

atas Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, dan Undang-Undang

Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan. Untuk memeriksa

pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara, maka BPK harus bebas dan

mandiri. Pemeriksaan BPK meliputi pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja,

dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu (PDTT).

BPK dalam melaksanakan pemeriksaan keuangan menggunakan Standar

Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) sebagaimana dalam Peraturan Badan

Pemeriksaan Keuangan Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2017. SPKN

merupakan patokan untuk melakukan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung

jawab keuangan negara. SPKN ini berlaku bagi BPK, Akuntan Publik atau pihak

lainnya yang melakukan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab

keuangan negara, untuk dan atas nama BPK, Aparat Pengawas Internal

Pemerintah, satuan pengawasan intern maupun pihak lainnya dapat menggunakan

SPKN sebagai acuan dalam menyusun standar pengawasan sesuai dengan

kedudukan, tugas, dan fungsinya. Peraturan pelaksanaan dari SPKN ditetapkan

dengan Keputusan BPK.

Page 18: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

2

Standar pemeriksaan merupakan patokan untuk melakukan pemeriksaan

pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang meliputi standar umum,

standar pelaksanaan, dan standar pelaporan yang wajib dipedomani oleh BPK

dan/atau Pemeriksa. Adapun Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang

tugas-tugas BPK antara lain sebagai pemeriksaan pengelolaan dan tanggung

jawab keuangan yang dilakukan oleh BPK terbatas pada Pemerintah Pusat,

Pemerintah Daerah, Bank Indonesia, Lembaga Negara lainnya, BUMN, Badan

Layanan Umum, BUMD, dan semua lembaga lainnya yang mengelola keuangan

negara, Pelaksanaan Pemeriksaan BPK tersebut dilakukan atas dasar Undang-

Undang tentang pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.

BPK Republik Indonesia (RI) sebagai lembaga negara yang bertugas

melakukan pemeriksaan keuangan negara sering mengalami benturan-benturan

yang dapat mempengaruhi independensi pemeriksa dimana entitas atau program

yang diperiksa sebagai pengelola dan mempertanggung jawabkan keuangan

negara berusaha untuk mengkondisikan agar laporan keuangan yang dibuat

mempunyai opini yang baik, sedangkan di sisi lain pemeriksa harus dapat

menjalankan tugasnya secara profesional yaitu pemeriksa harus dapat

mempertahankan sikap independensinya (Ferel, 2014).

Bagi organisasi pemeriksa dan para pemeriksa internal pemerintah,

bertanggungjawab untuk dapat mempertahankan independensinya sedemikian

rupa, sehingga pendapat, simpulan, pertimbangan atau rekomendasi dari hasil

pemeriksaan yang dilaksanakan dipandang tidak memihak oleh pihak manapun.

Pemeriksa juga dituntut untuk bersikap objektif, profesional dan independen

Page 19: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

3

dalam memberikan opini, sehingga laporan yang dihasilkan oleh pemeriksa/

auditor mengenai keuangan daerah/kota bisa Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)

(Munawarah, 2015).

Pemeriksa perlu mempertimbangkan tiga macam gangguan terhadap

independensi, yaitu gangguan pribadi, gangguan ekstern dan organisasi. Apabila

satu atau lebih dari gangguan independensi tersebut mempengaruhi kemampuan

pemeriksa secara individu dalam melaksanakan tugas pemeriksaannya, maka

pemeriksa tersebut harus menolak penugasan pemeriksaan. Sebagaimana dalam

buku Standar Profesional Akuntan Publik (2001) Seksi 220 PSA Nomor 4 Alinea

2 menyebutkan “auditor harus bersikap independen, artinya tidak mudah

dipengaruhi, karena auditor melaksanakan pekerjaanya untuk kepentingan umum

(dibedakan dalam hal berpraktik sebagai auditor intern)”. Dengan demikian,

auditor tidak dibenarkan memihak kepada kepentingan siapapun, guna untuk

mempertahankan dan menjaga etika profesioanal auditnya (Siregar, 2009).

Dalam terungkapnya kasus korupsi e-KTP yang melibatkan salah seorang

auditor BPK RI yang telah terbukti menerima suap dari entitas atau program yang

diperiksa. Menimbulkan persepsi dari masyarakat bahwa pemeriksa acapkali

tergoda untuk menerima suap dalam hal melakukan pemeriksaan, sehingga hasil

pemeriksaan terhadap laporan keuangan entitas atau program yang diperiksa tidak

dapat dipercaya. Pemeriksa yang melakukan tugas dan atas nama BPK RI serta

tempat masyarakat menggantungkan kepercayaan sepatutnya bersikap netral dan

tidak memihak sehingga terjaminnya sikap independensi (Bangkapos.com).

Page 20: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

4

Berdasarkan kasus di atas, pemeriksa perlu mempertahankan dan menjaga

etika profesioanal auditnya guna mewujudkan pemeriksa yang independen,

berintegritas, dan profesional demi kepentingan negara. Setiap anggota BPK dan

pemeriksa keuangan negara harus mematuhi kode etik. Kode etik adalah norma-

norma yang harus dipatuhi oleh setiap anggota BPK dan pemeriksa keuangan

negara selama menjalankan tugasnya untuk menjaga martabat, kehormatan, citra,

dan kredibilitas BPK. Kode etik ditetapkan oleh BPK mencakup independensi,

integritas, dan profesionalisme di mana nilai-nilai tersebut harus dijunjung tinggi

oleh anggota BPK dan pemeriksa keuangan negara guna tetap mempertahankan

kepercayaan dari masyarakat, dan bebas dari kepentingan klien dan tidak

mempunyai suatu kepentingan dengan kliennya supaya terhindar dari gangguan

pribadi, gangguan ekstern dan gangguan organisasi.

Gangguan yang bersifat pribadi merupakan suatu keadaan di mana

pemeriksa secara individual tidak dapat untuk tidak memihak, atau dianggap tidak

mungkin tidak memihak. Gangguan yang bersifat pribadi ini dapat berlaku bagi

pemeriksa secara individual dan juga dapat berlaku bagi organisasi. Gangguan

yang bersifat pribadi dapat mempengaruhi independensi pemeriksa sebagaimana

penelitian yang dilakukan oleh Mide (2011), Munawarah (2015) dan Parawansa

(2014) menemukan bahwa gangguan yang bersifat pribadi berpengaruh terhadap

independensi pemeriksa. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh

Vitalokasari dan Djailani (2015) menemukan bahwa gangguan pribadi tidak

berpengaruh terhadap independensi pemeriksa.

Page 21: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

5

Independensi auditor dipengaruhi juga oleh gangguan yang bersifat

ekstern. Gangguan yang bersifat ekstern merupakan suatu keadaan di mana

pemeriksa dapat dipengaruhi oleh organisasi/lembaga audit, yang dapat

membatasi pelaksanaan audit atau mempengaruhi kemampuan auditor dalam

menyatakan pendapat dan kesimpulan auditnya secara independen dan objektif.

Gangguan yang bersifat ekstern dapat mempengaruhi independensi pemeriksa

sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Mide (2011), Parawansa (2014) serta

Vitalokasari dan Djailani (2015), menemukan bahwa gangguan yang bersifat

ekstern berpengaruh terhadap independensi auditor. Berbeda dengan penelitian

yang diakukan oleh Munawarah (2015) menemukan bahwa gangguan ekstern

tidak berpengaruh terhadap independensi auditor.

Tidak hanya gangguan pribadi dan gangguan ekstern yang dapat

mempengaruhi independensi auditor, tetapi gangguan organisasi juga dapat

mempengaruhi independensi auditor. Gangguan yang bersifat organisasi

merupakan suatu keadaan di mana pemeriksa dapat dipengaruhi oleh kedudukan,

fungsi, dan struktur organisasinya. Dalam hal melakukan pemeriksaan, organisasi

pemeriksa harus bebas dari hambatan independensi dengan memanfaatkan

berbagai sumber daya. Gangguan yang bersifat organisasi dapat mempengaruhi

independensi pemeriksa sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Siregar

(2009) dan Sriyanto (2010) menemukan bahwa gangguan organisasi berpengaruh

terhadapat independensi pemeriksa. Berbeda dengan penelitian yang diakukan

oleh Munawarah (2015) serta Vitalokasari dan Djailani (2015) menemukan bahwa

gangguan organisasi tidak berpengaruh terhadap independensi auditor.

Page 22: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

6

Mengacu pada fenomena dan penelitian terdahulu yang hasilnya tidak

konsisten, peneliti tertarik untuk menguji kembali penelitian mengenai

“Pengaruh Gangguan Pribadi, Gangguan Ekstern dan Gangguan Organisasi

Terhadap Independensi Auditor Pada (BPK) RI Provinsi Nusa Tenggara

Barat”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah :

1) Apakah gangguan pribadi berpengaruh terhadap independensi auditor pada

BPK RI Provinsi Nusa Tenggara Barat?

2) Apakah gangguan ekstern berpengaruh terhadap independensi auditor pada

BPK RI Provinsi Nusa Tenggara Barat?

3) Apakah gangguan organisasi berpengaruh terhadap independensi auditor

pada BPK RI Provinsi Nusa Tenggara Barat?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah yang telah

diuraikan sebelumnya, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk :

1) Menguji dan menganalisis pengaruh dari gangguan pribadi terhadap

independensi auditor pada BPK RI Provinsi Nusa Tenggara Barat.

2) Menguji dan menganalisis pengaruh dari gangguan ekstern terhadap

independensi auditor pada BPK RI Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Page 23: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

7

3) Menguji dan menganalisis pengaruh dari gangguan organisasi terhadap

independensi auditor pada BPK RI Provinsi Nusa Tenggara Barat.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Akademis

Secara akademis sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar

sarjana (S1) pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mataram (STIE) AMM

Mataram.

1.4.2. Manfaat Teoritis

Menambah khazanah ilmu pengetahuan dan mendukung teori terkait

independensi, gangguan pribadi, gangguan ekstern dan gangguan organisasi.

1.4.3. Manfaat Praktis

Sebagai bahan pertimbangan dan masukan serta informasi bagi pihak BPK

RI Provinsi Nusa Tenggara Barat mengenai pentingnya independensi auditor

dalam menjalankan pemeriksaan audit yang dilakukan. Di samping itu juga

seorang auditor perlu mematuhi kode etik yang sudah diterapkan dalam

menjalankan pemeriksaan.

Page 24: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Pengertian Audit

Menurut Agoes (2014:4), audit merupakan suatu pemeriksaan yang

dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap

laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan

pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat

memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

Messier, Glover dan Prawitt (2012:8) menyatakan, auditing merupakan

proses yang sistematik dengan tujuan mengevaluasi bukti mengenai tindakan dan

kejadian ekonomi untuk memastikan tingkat kesesuaian antara penugasan dan

kriteria yang telah ditetapkan, hasil dari penugasan tersebut dikomunikasikan

kepada pihak pengguna yang berkepentingan.

Secara umum auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh

dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang

kegiatan dan keterjadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat

kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah

ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang

berkepentingan (Mulyadi, 2013:9).

Agoes (2014:5) menambahkan, penting untuk dilakukan audit atas laporan

keuangan, sebab :

Page 25: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

9

1) Jika tidak diaudit, ada kemungkinan bahwa laporan keuangan tersebut

mengandung kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.

2) Jika laporan keuangan yang sudah diaudit dan mendapat opini Wajar

Tanpa Pengecualian (unqualified) dari KAP, berarti pengguna laporan

keuangan bisa yakin bahwa laporan keuangan tersebut bebas dari salah saji

dan disajikan sesuai dengan SAK/ETAP/IFRS.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa audit

merupakan suatu proses pemeriksaan yang dilakukan seseorang yang independen

dan kompeten terhadap laporan keuangan, pengawasan intern, dan catatan

akuntansi suatu perusahaan yang bertujuan mengevaluasi dan menilai secara

objektif berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh atas kinerja manajemen, dan

menyampaikan hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.

2.1.2. Jenis-jenis Audit

Menurut Agoes (2014:10), jenis-jenis audit ditinjau dari luasnya

pemeriksaan, audit bisa dibedakan atas :

1) Pemeriksaan Umum (General Audit), adalah suatu pemeriksaan umum

atas laporan keuangan yang dilakukan oleh KAP independen dengan

tujuan untuk bisa memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan

keuangan secara keseluruhan.

2) Pemeriksaan Khusus (Special Audit), adalah suatu pemeriksaan terbatas

(sesuai dengan permintaan audit) yang dilakukan oleh KAP yang

independen, dan pada akhir pemeriksaannya auditor tidak perlu

Page 26: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

10

memberikan pendapat tehadap kewajaran laporan keuangan secara

keseluruhan.

Ditinjau dari jenis pemeriksaannya, Agoes (2014:11) menjabarkan bahwa

audit bisa dibedakan atas :

1) Management Audit (Operational Audit), adalah suatu pemeriksaan

terhadap kegiatan operasional suatu perusahaan, termasuk kebijakan

akuntansi dan kebijakan operasional yang teah ditentukan oleh

manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan tersebut sudah dilakukan

efektif, efisien dan ekonomis.

2) Pemeriksaan Ketaatan (Compliance Audit), adalah pemeriksaan yang

dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan sudah mentaati peraturan-

peraturan dan kebijakan-kebijakan yang berlaku, baik yang ditetapkan

oleh pihak internal perusahaan maupun eksternal.

3) Pemeriksaan Intern (Internal Audit), adalah pemeriksaan yang dilakukan

oleh bagian internal audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan

catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan

manajemen yang telah ditentukan. Laporan internal auditor berisi temuan

pemeriksaan mengenai penyimpangan dari kecurangan yang ditemukan,

kelemahan pengendalian internal, beserta saran-saran perbaikannya.

4) Computer Audit, merupakan pemeriksaan oleh KAP terhadap perusahaan

yang memproses data akuntansinya dengan menggunakan Electronic Data

Processing (EDP) System. Ada 2 metode yang bisa dilakukan auditor :

Page 27: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

11

a) Audit Around The Computer, hanya memeriksa input dan output dari

EDP system tanpa melakukan tes terhadap proses EDP system tersebut.

b) Audit Through The Computer, selain memeriksa input dan output,

auditor juga melakukan tes proses EDP-nya, dengan menggunakan

Generalized Audit Software dan memasukan dummy data (data palsu)

untuk mengetahui apakah data tersebut diproses sesuai dengan sistem

yang seharusnya.

2.1.3. Standar Pemeriksaan Keuangan Negara

Menurut Peraturan BPK RI Nomor 1 Tahun 2017 Standar Pemeriksaan

Keuangan Negara (SPKN) adalah patokan untuk melakukan pemeriksaan

pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Keuangan negara adalah

semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala

sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan milik negara

berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. Pengelolaan

keuangan negara adalah keseluruhan kegiatan pejabat pengelola keuangan negara

sesuai dengan kedudukan dan kewenangannya, meliputi perencanaan,

pelaksanaan, pengawasan, dan pertanggungjawaban. Pemeriksa adalah orang yang

melaksanakan tugas pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan

negara untuk dan atas nama BPK. Pemeriksaan adalah proses identifikasi

masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara independen, objektif, dan

profesional berdasarkan standar pemeriksaan, untuk menilai kebenaran,

kecermatan, kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai pengelolaan dan

tanggung jawab keuangan negara.

Page 28: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

12

SPKN dinyatakan dalam bentuk Pernyataan Standar Pemeriksaan yang

selanjutnya disebut PSP (Pasal 2 Peraturan BPK RI Nomor 1 Tahun 2017). PSP

adalah standar pemeriksaan yang diberi judul, nomor, dan tanggal efektif.

Peraturan ini terdiri atas Pernyataan Standar Pemeriksaan sebagaimana dimaksud

pada Pasal 3 ayat (1) huruf b Peraturan BPK RI Nomor 1 Tahun 2017 terdiri dari :

1) PSP Nomor 100 tentang Standar Umum;

2) PSP Nomor 200 tentang Standar Pelaksanaan Pemeriksaan; dan

3) PSP Nomor 300 tentang Standar Pelaporan Pemeriksaan.

SPKN ini berlaku bagi BPK, akuntan publik atau pihak lainnya yang

melakukan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara,

untuk dan atas nama BPK, akuntan publik yang melakukan pemeriksaan

keuangan negara berdasarkan ketentuan undang-undang, dan Aparat Pengawasan

Intern Pemerintah yang melakukan audit kinerja dan audit dengan tujuan tertentu

(Pasal 5 Peraturan BPK RI Nomor 1 Tahun 2017). Peraturan pelaksanaan dari

SPKN ditetapkan dengan Keputusan BPK. Selanjutnya dalam Pasal 6 ayat (1)

Pasal 5 Peraturan BPK RI Nomor 1 Tahun 2017 menyatakan BPK membentuk

suatu Komite yang bertugas mengevaluasi penerapan dan mengembangkan

SPKN, sedangkan ayat (2) menyatakan penetapannya dilakukan berdasarkan

dengan Keputusan BPK. Dengan berlakunya peraturan ini maka Standar Audit

Pemerintahan sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan BPK RI Nomor 1 Tahun

2007, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Page 29: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

13

2.1.4. Pengertian Independensi

Tulang punggung akuntan publik profesional adalah independensi auditor.

Ini dibuktikan oleh fakta bahwa indepedensi itu dengan jelas dimuat dalam kode

etik dan di dalam norma pemeriksa akuntan. Independensi harus ditafsirkan

sebagai bebas dari bujukan, pengaruh, atau pengendalian klien atau dari siapapun

juga yang mempunyai kepentingan dengan audit. Jika auditor mengikuti kemauan

klien yang berlawanan dengan pertimbangannya sendiri, maka pendapat yang

dikemukakan auditor tidak ada artinya (Holmes dan Burns, 1993:78).

Mulyadi (2013) mendefinisikan independensi sebagai keadaan bebas dari

pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain dan

akuntan publik yang independen haruslah akuntan publik yang tidak terpengaruh

dan tidak dipengaruhi oleh berbagai kekuatan yang berasal dari luar diri akuntan

dalam mempertimbangkan fakta yang dijumpainya dalam pemeriksaan.

Agoes (2014:45) menyatakan independensi dalam menjalankan tugasnya

anggota kantor akuntan publik harus selalu mempertahankan sikap mental

independen, tidak memihak kepada siapapun di dalam memberikan jasa

profesional sebagaimana diatur dalam standar profesional akuntan publik yang

ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Sikap mental independen

tersebut harus meliputi independen dalam fakta (in fact) maupun dalam

penampilan (in appearance).

Berdasarkan Peraturan BPK RI Nomor 1 Tahun 2017, Independensi

adalah suatu sikap dan tindakan dalam melaksanakan Pemeriksaan untuk tidak

memihak kepada siapapun dan tidak dipengaruhi oleh siapapun. Pemeriksa harus

Page 30: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

14

objektif dan bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest) dalam

melaksanakan tanggung jawab profesionalnya. Pemeriksa juga harus bertanggung

jawab untuk terus-menerus mempertahankan independensi dalam pemikiran

(independence of mind) dan independensi dalam penampilan (independence in

appearance).

Agoes (2014:45) menambahkan, independensi bagi akuntan publik

(external auditor) ada tiga jenis yaitu :

1) Independent In Fact, artinya auditor harus independensi dalam kenyataan/

dalam menjalankan tugasnya. In-Fact, akuntan publik seharusnya

independen, sepanjang dalam menjalankan tugasnya memberikan jasa

profesional, bisa menjaga integritas dan mentaati kode etik profesi akuntan

publik dan standar profesional akuntan publik.

2) Independent In Appearance, artinya independensi dilihat dari penampilan

di struktur organisasi perusahaan. In appearance, akuntan publik adalah

independen karena merupakan pihak di luar perusahaan.

3) Independent In Mind, artinya independensi dalam pemikiran, misalnya

seorang auditor mendapatkan temuan audit yang memiliki indikasi

pelanggaran atau korupsi atau yang memerlukan audit adjustment yang

material.

Independensi merupakan konsep yang fundamental, esensial dan karakter

yang sangat penting bagi auditor dalam melaksanakan tugas pemeriksaan/audit,

sehingga auditor harus bersikap independen untuk memenuhi pertanggung

jawaban profesionalnya. Independensi berarti sikap mental yang bebas dari

Page 31: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

15

pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada pihak lain.

Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam

mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif, tidak memihak

dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya. Dengan kata

lain, pemeriksaan yang dilakukan secara independen mengandung pengertian

bahwa pelaksanaan kegiatannya tidak dipengaruhi oleh pihak manapun.

2.1.5. Pengertian Gangguan Pribadi

Ilmu psikologi memiliki banyak teori, dari berbagai teori yang dimiliki ada

sebuah teori yang relevan dengan gangguan kepribadian. Teori tersebut adalah

teori neurosis yang dicetuskan oleh Karen Horney. Horney menawarkan cara

pandang yang berbeda dalam melihat masalah neurosis. Ia berpendapat bahwa

sebenarnya neurosis adalah cara yang digunakan manusia dalam menjalani

hubungan dengan manusia lainnya. Akan tetapi, hanya ada sebagian yang

melakukannya dengan baik. Orang yang menderita neurotik justru cenderung

membiarkan dirinya hidup dalam dunianya sendiri (Khadra, 2012).

Gangguan kepribadian adalah pola prilaku atau cara berhubungan dengan

orang lain yang benar-benar kaku. Kekakuan tersebut menghalangi mereka untuk

menyesuaikan diri terhadap tuntutan eksternal, sehingga pola tersebut pada

akhirnya bersifat self-defeating (Nevid, Spencer dan Beverly, 2003:273).

Menurut Siegel dan Marconi dalam Suartana (2010) seharusnya auditor

terlepas dari faktor-faktor personalitas dalam melakukan audit. Personalitas akan

bisa menyebabkan kegagalan audit sekaligus membawa risiko yang tinggi bagi

auditor. Untuk itu, risiko inheren dalam audit harus diperhitungkan dengan baik.

Page 32: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

16

Ada dua tipe keperilakuan yang dihadapi oleh auditor : (1) auditor dipengaruhi

oleh persepsi mereka terhadap lingkungan audit; (2) auditor harus menyelaraskan

dan sinergi dalam pekerjaan mereka, karena audit hakikatnya adalah pekerjaan

kelompok, sehingga perlu ada proses reviu di dalamnya. Interaksi ini akan banyak

menimbulkan proses keperilakuan dan sosial.

Peraturan BPK RI Nomor 1 Tahun 2017 menyebutkan bahwa BPK perlu

memperhatikan gangguan pribadi terhadap independensi pemeriksanya.

Gangguan pribadi yang disebabkan oleh suatu hubungan dan pandangan pribadi

mungkin mengakibatkan Pemeriksa membatasi lingkup pertanyaan dan

pengungkapan atau melemahkan temuan dalam segala bentuknya. Pemeriksa

bertanggung jawab untuk memberitahukan kepada pejabat yang berwenang di

BPK apabila memiliki gangguan pribadi terhadap independensi. Gangguan

pribadi dari pemeriksa secara individu antara lain :

1) Memiliki hubungan pertalian darah ke atas, ke bawah, atau semenda

sampai dengan derajat kedua dengan jajaran manajemen entitas atau

program yang diperiksa;

2) Memiliki kepentingan keuangan baik secara langsung maupun tidak

langsung pada entitas atau program yang diperiksa;

3) Pernah bekerja atau memberikan jasa kepada entitas atau program yang

diperiksa dalam kurun waktu 2 (dua) tahun terakhir;

4) Mempunyai hubungan kerja sama dengan entitas atau program yang

diperiksa; dan

Page 33: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

17

5) Terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan

objek pemeriksaan, seperti memberikan asistensi, jasa konsultasi,

pengembangan sistem, menyusun dan/atau mereviu laporan keuangan

entitas atau program yang diperiksa.

Dengan demikian berdasarkan beberapa pendapat tentang gangguan yang

bersifat pribadi dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan di mana auditor secara

individual tidak dapat untuk tidak memihak, atau dianggap tidak mungkin tidak

memihak. Gangguan yang bersifat pribadi ini dapat berlaku bagi auditor secara

individual dan juga dapat berlaku bagi organisasi/lembaga audit.

2.1.6. Pengertian Gangguan Ekstern

Gangguan yang bersifat ekstern bagi organisasi/lembaga audit dapat

membatasi pelaksanaan audit atau mempengaruhi kemampuan auditor dalam

menyatakan pendapat dan kesimpulan auditnya secara independen dan obyektif.

Menurut Boynton, Raymond dan Kell (2003), kepentingan klien harus dipenuhi

dengan kompetensi dan perhatian profesional. Serta kepada anggota profesi

lainnya, auditor memiliki suatu tanggung jawab untuk meningkatkan suatu

reputasi profesi dan kemampuannya untuk melayani masyarakat. Oleh karena itu,

keputusan untuk menerima klien audit baru atau melanjutkan hubungan dengan

klien yang telah ada tidak boleh dianggap remeh.

Pope (2007) mengemukakan bahwa agar bisa efektif, auditor harus bebas

dari tekanan klien atau lembaga yang sedang diaudit. Klien auditor negara adalah

legislatif atau parlemen, dan pejabat publik yang bertanggung jawab atas anggaran

publik. Seorang auditor negara yang tidak dilindungi oleh undang-undang dasar

Page 34: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

18

dapat dipecat dengan sewenang-wenang oleh pemerintah yang merasa dirugikan

olehnya. Sebab sebagian besar pemerintah yang mendapat kritik tajam karena

pengelolaan keuangan yang buruk cenderung menembak pembawa pesan daripada

mempertanggung jawabkan perbuatannya.

Menurut Peraturan BPK RI Nomor 1 Tahun 2017 tentang SPKN

menyebutkan, independensi dan objektifitas pelaksanaan suatu pemeriksaan dapat

dipengaruhi oleh gangguan ekstern. Gangguan ekstern merupakan suatu keadaan

dimana pemeriksa dapat dipengaruhi oleh organisasi/lembaga audit yang dapat

membatasi pelaksanaan audit atau mempengaruhi kemampuan auditor dalam

menyatakan pendapat dan kesimpulan auditnya secara independen dan objektif.

Independensi dan objektifitas pelaksanaan suatu pemeriksaan dapat dipengaruhi

apabila terdapat :

1) Campur tangan atau pengaruh pihak ekstern yang membatasi atau

mengubah lingkup pemeriksaan secara tidak semestinya.

2) Campur tangan pihak ekstern terhadap pemilihan dan penerapan prosedur

pemeriksaan atau pemilihan sampel pemeriksaan.

3) Pembatasan waktu yang tidak wajar untuk penyelesaian suatu

pemeriksaan.

4) Campur tangan pihak ekstern mengenai penugasan, penunjukan, dan

promosi auditor.

5) Pembatasan terhadap sumber daya yang disediakan bagi organisasi

auditor, yang dapat berdampak negatif terhadap kemampuan organisasi

auditor tersebut dalam melaksanakan pemeriksaan.

Page 35: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

19

6) Wewenang untuk menolak atau mempengaruhi pertimbangan auditor

terhadap isi suatu laporan hasil pemeriksaan.

7) Ancaman penggantian petugas auditor atas ketidaksetujuan dengan isi

laporan hasil pemeriksaan, simpulan auditor, atau penerapan suatu prinsip

akuntansi.

8) Pengaruh yang membahayakan kelangsungan auditor sebagai pegawai,

selain sebab-sebab yang berkaitan dengan kecakapan auditor atau

kebutuhan pemeriksaan.

Berdasarkan pendapat-pendapat yang telah dikemukakan di atas, dapat

didefinisikan gangguan ekstern bagi organisasi pemeriksa merupakan suatu hal

yang dapat membatasi pelaksanaan pemeriksaan atau mempengaruhi kemampuan

pemeriksa dalam menyatakan pendapat atau simpulan hasil pemeriksaan secara

independen dan obyektif.

2.1.7. Pengertian Gangguan Organisasi

Dalam Peraturan BPK RI Nomor 1 Tahun 2017 tentang SPKN disebutkan

bahwa, independensi auditor dapat dipengaruhi oleh gangguan organisasi yaitu

kedudukan, fungsi, dan struktur organisasinya. Jadi gangguan yang bersifat

organisasi merupakan suatu keadaan dimana pemeriksa dapat dipengaruhi oleh

kedudukan, fungsi, dan struktur organisasinya. Pemeriksa yang ditugasi oleh

organisasi pemeriksa dapat dipandang bebas dari gangguan terhadap independensi

secara organisasi, apabila melakukan pemeriksaan di luar entitas tempat ia

bekerja.

Page 36: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

20

Agar dapat menghindari gangguan organisasi tersebut, yaitu dengan

menempatkan organisasi pemeriksa sebagai lembaga tinggi negara (BPK), atau

organisasi independen (KAP), atau struktur yang terpisah sebagai Aparat

Pengawas/Pemeriksa Fungsional yang bertanggung jawab kepada manajemen

puncak suatu entitas pemerintahan (BPKP, Inspektorat, SPI).

Menurut Amirsyah (2007) dalam Siregar (2009), agar tercipta

independensi secara organisasi, maka organisasi/lembaga audit wajib :

1) Melaksanakan akuntabilitas serta melaporkan hasil audit mereka kepada

pejabat tertinggi dalam lembaga atau entitas pemerintah yang

bersangkutan.

2) Ditempatkan di luar fungsi manajemen garis dan staf entitas yang diaudit

tersebut.

3) Menyampaikan hasil audit secara teratur kepada instansi atau lembaga

pemerintah yang berwenang dan BPK.

4) Dijauhkan dari tekanan politik, agar mereka dapat melakukan audit secara

obyektif dan dapat melaporkan temuan audit, pendapat dan kesimpulan

mereka secara obyektif, tanpa rasa takut akibat tekanan politik tersebut.

5) Diadakan pembinaan dalam suatu sistem kepegawaian yang mengatur

kompensasi, pelatihan, promosi jabatan dan pengembangannya yang

didasarkan pada prestasi kerja yang dihasilkan.

Apabila kondisi sebagaimana yang disebutkan di atas dapat dipenuhi, dan

tidak ada gangguan organisasi dalam independensi, staf audit secara organisasi

Page 37: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

21

harus dipandang independen untuk melakukan audit intern, dan bebas melaporkan

secara objektif kepada pimpinan tertinggi entitas pemerintah yang diaudit.

Guna menghindarkan pemeriksa dari gangguan organisasi standar

pemeriksaan harus mengatur secara lebih jelas dan mendalam mengenai hal

tersebut agar tidak terdapat perbedaan persepsi yang dikhawatirkan akan

menganggu pemeriksa dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya. Bagi pemeriksa,

dengan adanya standar yang lebih jelas yang mengatur independensi organisasi

dapat memudahkan untuk bertindak dan keleluasaan mengambil keputusan dalam

pemeriksaan mulai dari perencanaan hingga pembuatan laporan hasil

pemeriksaan.

2.2. Hasil Penelitian Terdahulu

Ferel (2014) melakukan penelitian tentang “Pengaruh Gangguan Pribadi,

Ekstern, dan Organisasi terhadap Independensi Pemeriksa pada Badan Pemeriksa

Keuangan Republik Indonesia di Batam”. Teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah dengan memberikan daftar pertanyaan (kuesioner). Teknik

analisis data yang digunakan adalah analisis regresi sederhana. Dari hasil

pengujian hipotesis secara uji t diketahui bahwa gangguan pribadi, ekstern, dan

organisasi berpengaruh signifikan terhadap independensi auditor. Besarnya

persentase sumbangan dari gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi terhadap

independesi pemeriksa adalah sebesar 14,2 persen, sedangkan sisanya sebesar

85,8 persen dipengaruhi oleh variabel lain di luar model penelitian.

Page 38: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

22

Mide (2011) melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Gangguan Pribadi

dan Gangguan Ekstern terhadap Independensi Auditor pada BPK dan KAP di

Makassar”. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

analisis regresi berganda. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa gangguan

pribadi dan gangguan ekstern secara simultan berpengaruh terhadap independensi

auditor. Secara parsial gangguan pribadi dan gangguan ekstern berpengaruh

siginifikan terhadap independensi auditor. Hasil penelitian ini juga membuktikan

bahwa 55,1 persen variabel dependen (independensi auditor) mampu dijelaskan

oleh variabel independen (gangguan pribadi dan gangguan ekstern), dan sisanya

sebesar 44,9 persen dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel yang digunakan.

Munawarah (2015) melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Gangguan

Pribadi, Gangguan Ekstern dan Gangguan Organisasi terhadap Independensi

Auditor pada BPK RI Provinsi Nusa Tenggara Barat”. Alat analisis yang

digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa secara parsial gangguan pribadi berpengaruh

terhadap independensi auditor dengan nilai signifikan sebesar 0,010 lebih kecil

dari 0,05, sedangkan gangguan ekstern tidak berpengaruh signifikan terhadap

independensi auditor dengan nilai signifikan sebesar 0,773 lebih besar dari 0,05

dan gangguan organisasi juga tidak berpengaruh signifikan terhadap independensi

auditor dengan nilai signifikan sebesar 0,826 lebih besar dari 0,05. Jadi

kesimpulannya secara parsial gangguan pribadi berpengaruh positif terhdap

independensi auditor, sedangkan gangguan ekstern dan gangguan organisasi tidak

berpengaruh terhadap independensi auditor BPK RI Povinsi Nusa Tenggara Barat.

Page 39: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

23

Secara simultan variabel gangguan pribadi, gangguan ekstern dan gangguan

organisasi berpengaruh signifikan terhadap independensi auditor.

Parawansa (2014) melakukan penelitian tentang “Pengaruh Gangguan

Pribadi, Gangguan Ekstern dan Gangguan Organisasi terhadap Independensi

Pemeriksa (Studi Empiris pada Inspektorat Kota Makassar)”. Alat analisis yang

digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Temuan

penelitian menunjukkan bahwa gangguan pribadi, gangguan ekstern dan

gangguan organisasi secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap

independensi pemeriksa. Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa 60,1

persen variabel dependen yaitu independensi pemeriksa pada model dapat

diterangkan oleh variabel independen yaitu variabel gangguan pribadi, gangguan

ekstern dan gangguan organisasi, sedangkan sisanya 39,9 persen dipengaruhi oleh

variabel lain di luar model.

Siregar (2009) melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Gangguan

Pribadi, Eksternal, dan Organisasi terhadap Independensi Auditor (Studi Empiris

pada Inspektorat Kabupaten Deli Serdang)”. Alat analisis yang digunakan dalam

penelitinan ini menggunakan alalisis regresi berganda. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa secara simultan gangguan pribadi, ekstern dan organisasi

berpengaruh signifikan terhadap independensi auditor dengan nilai Adjusted R

Square sebesar 0,78 yang menunjukkan bahwa 78 persen variabel (independensi)

dapat dijelaskan oleh variabel independen gangguan pribadi, ekstern, dan

organisasi. Secara parsial gangguan pribadi, ekstern dan organisasi masing-

masing berpengaruh signifikan terhadap independensi auditor, sedangkan variabel

Page 40: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

24

yang memiliki pengaruh terbesar terhadap independensi auditor adalah variabel

gangguan organisasi.

Sriyanto (2010) melakkukan peneitian tentang “Pengaruh Gangguan

Pribadi, Ekstern, Organisasi dan Kecakapan Profesional terhadap Independensi

Pemeriksa (Studi Empiris pada Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatera

Utara)”. Metode pengambilan sampel menggunakan metode sensus, sehingga

seluruh populasi dijadikan sebagai sampel. Alat analisis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah regresi berganda, di mana pengujian penelitian dilakukan

dengan uji F dan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan

gangguan pribadi, ekstern, organisasi dan kecakapan profesional berpengaruh

signifikan terhadap independensi pemeriksa. Secara parsial variabel gangguan

pribadi, ekstern, organisasi dan kecakapan profesional masing-masing

berpengaruh signifikan terhadap independensi pemeriksa, sedangkan variabel

yang memiliki pengaruh terbesar terhadap independensi pemeriksa adalah

gangguan organisasi.

Vitalokasari dan Djailani (2015) melakukan penelitian mengenai

“Pengaruh Gangguan Pribadi, Gangguan Ekstern dan Gangguan Organisasi

terhadap Independensi Pemeriksa (Studi Empiris pada BPK RI Perwakilan

Provinsi Maluku Utara)”. Alat analisis yang digunakan dalam peneitian ini

menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian membuktikan bahwa dari

ketiga variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini hanya variabel

gangguan ekstern yang berpengaruh terhadap independensi pemeriksa, sedangkan

Page 41: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

25

variabel gangguan pribadi dan gangguan organisasi tidak berpengaruh terhadap

independensi pemeriksa.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dikemukakan di atas,

persamaan dan perbedaan penelitian dapat dijabarkan pada Tabel 2.1 di bawah

berikut ini :

Tabel 2.1. Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu

No Nama dan Judul Variabel

Peneitian

Persamaan

Penelitian

Perbedaan

Penelitian

1. Ferel (2014).

Pengaruh Gangguan

Pribadi, Ekstern, dan

Organisasi terhadap

Independensi

Pemeriksa pada Badan

Pemeriksa Keuangan

Republik Indonesia di

Batam.

Dependen :

Independensi

Pemeriksa.

Independen :

a) Gangguan

Pribadi.

b) Gangguan

Ekstern.

c) Gangguan

Organisasi.

Variabel dependen dan

variabel independen.

Objek penelitian

terdahulu pada BPK

RI di Batam,

sedangkan penelitian

sekarang pada BPK

RI Provinsi Nusa

Tenggara Barat.

Alat analisis pada

penelitian terdahulu

menggunakan uji

determinan dan uji

regresi sederhana,

sedangkan penelitian

sekarang dengan

regresi berganda.

2. Mide (2011).

Pengaruh Gangguan

Pribadi dan Gangguan

Ekstern terhadap

Independensi Auditor

pada BPK dan KAP di

Makassar.

Dependen :

Independensi

Pemeriksa.

Independen :

a) Gangguan

Pribadi.

b) Gangguan

Ekstern.

Variabel dependen dan

variabel independen,

serta alat analisis

regresi linier berganda.

Objek penelitian

terdahulu pada BPK

dan KAP di

Makassar, sedangkan

penelitian sekarang

pada BPK RI

Provinsi Nusa

Tenggara Barat.

Penelitian terdahulu

hanya menggunakan

gangguan pribadi dan

ekstern sebagai

variabel prediktor,

sedangkan pada

penelitian sekarang

menambahkan

variabel gangguan

organisasi.

Page 42: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

26

3. Munawarah (2015).

Pengaruh Gangguan

Pribadi, Gangguan

Ekstern dan Gangguan

Organisasi terhadap

Independensi Auditor

pada BPK RI Provinsi

Nusa Tenggara Barat.

Dependen :

Independensi

Pemeriksa.

Independen :

a) Gangguan

Pribadi.

b) Gangguan

Ekstern.

c) Gangguan

Organisasi.

Variabel dependen dan

variabel independen,

serta alat analisis

regresi linier berganda.

Selain itu objek tempat

penelitian dilakukan

juga sama, pada BPK

RI Provinsi Nusa

Tenggara Barat.

Teknik pengambilan

sampel yang

digunakan, penelitian

terdahulu dengan

purposive sampling,

sedangkan penelitian

sekarang dengan

sampling jenuh.

4. Parawansa (2014).

Pengaruh Gangguan

Pribadi, Gangguan

Ekstern dan Gangguan

Organisasi terhadap

Independensi

Pemeriksa (Studi

Empiris pada

Inspektorat Kota

Makassar).

Dependen :

Independensi

Pemeriksa.

Independen :

a) Gangguan

Pribadi.

b) Gangguan

Ekstern.

c) Gangguan

Organisasi.

Variabel dependen dan

variabel independen,

serta alat analisis

regresi linier berganda.

Objek penelitian

terdahulu pada

Inspektorat Kota

Makassar, sedangkan

penelitian sekarang

pada BPK RI

Provinsi Nusa

Tenggara Barat.

5. Siregar (2009).

Pengaruh Gangguan

Pribadi, Gangguan

Eksternal dan

Gangguan Organisasi

terhadap Independensi

Auditor (Studi Empiris

pada Inspektorat

Kabupaten Deli

Serdang).

Dependen :

Independensi

Pemeriksa.

Independen :

a) Gangguan

Pribadi.

b) Gangguan

Ekstern.

c) Gangguan

Organisasi.

Variabel dependen dan

variabel independen,

serta alat analisis

regresi linier berganda.

Objek penelitian

terdahulu dilakukan

pada Inspektorat

Kabupaten Deli

Serdang, sedangkan

penelitian sekarang

pada BPK RI

Provinsi Nusa

Tenggara Barat.

6. Sriyanto (2010).

Pengaruh Gangguan

Pribadi, Ekstern,

Organisasi dan

Kecakapan Profesional

terhadap Independensi

Pemeriksa (Studi

Empiris pada Auditor

BPK RI Perwakilan

Provinsi Sumatera

Utara).

Dependen :

Independensi

Pemeriksa.

Independen :

a) Gangguan

Pribadi.

b) Gangguan

Ekstern.

c) Gangguan

Organisasi.

d) Kecakapan

Profesional.

Variabel dependen dan

variabel independen,

serta alat analisis

regresi linier berganda.

Objek penelitian

terdahaulu pada

Auditor BPK RI

Perwakilan Provinsi

Sumatera Utara,

sedangkan penelitian

yang sekarang pada

BPK RI Provinsi

Nusa Tenggara Barat.

Penelitian terdahulu

menggunakan

kecakapan

profesional sebagai

variabel prediktor,

sedangkan pada

penelitian sekarang

tidak diikutsertakan.

Page 43: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

27

7. Vitalokasari dan

Djailani (2015).

Pengaruh Gangguan

Pribadi, Gangguan

Ekstern dan Gangguan

Organisasi terhadap

Independensi

Pemeriksa (Studi

Empiris pada BPK RI

Perwakilan Provinsi

Maluku Utara).

Dependen :

Independensi

Pemeriksa.

Independen :

a) Gangguan

Pribadi.

b) Gangguan

Ekstern.

c) Gangguan

Organisasi.

Variabel dependen dan

variabel independen,

serta alat analisis

regresi linier berganda.

Objek penelitian

terdahulu pada BPK

RI Provinsi Maluku

Utara, sedangkan

yang sekarang pada

BPK RI Provinsi

Nusa Tenggara Barat.

Sumber : Berbagai literatur penelitian terdahulu.

2.3. Rerangka Konseptual dan Pengembangan Hipotesis

2.3.1. Rerangka Konseptual

Independensi merupakan hal yang tidak mudah untuk dipengaruhi, karena

pemeriksa melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Independensi

auditor dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor baik dari internal maupun

eksternal. Landasan teori di atas mengatakan bahwa independensi auditor dapat

dipengaruhi oleh gangguan pribadi, gangguan ekstern dan gangguan organisasi.

Gangguan pribadi mempengaruhi independensi auditor karena bisa membatasi

ruang lingkup pertanyaan dan pengungkapan atau melemahkan temuannya,

seperti penelitian yang dilakukan oleh Munawarah (2015) dan Parawansa (2014)

yang menemukan bahwa gangguan pribadi berpengaruh terhadap independensi

auditor.

Selain itu juga, gangguan ekstern bisa mempengaruhi independensi auditor

karena bisa saja adanya campur tangan atau pengaruh pihak ekstern atau campur

tangan pihak ekstern mengenai penugasan, penunjukkan dan promosi auditor,

seperti penelitian yang dilakukan oleh Mide (2011), Parawansa (2014),

Page 44: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

28

Vitalokasari dan Djailani (2015), yang menemukan bahwa gangguan ekstern

berpengaruh terhadap independensi auditor. Selanjutnya gangguan organisasi juga

dapat mempengaruhi independensi auditor karena bisa mengakibatkan adanya

tekanan politik atau melaporkan hasil audit yang akuntabilitas. Seperti hasil

penelitian yang telah dilakukan oleh Siregar (2009) dan Sriyanto (2010) yang

menemukan bahwa gangguan organisasi berpengaruh terhadap independensi

auditor.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat digambarkan suatu rerangka

konseptual yang menggambarkan hubungan antara variabel gangguan pribadi,

gangguan ekstern dan gangguan organisasi terhadap independensi auditor.

Rerangka konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

= Parsial

Gambar 2.1

Rerangka Konseptual Penelitian

Gangguan Pribadi

(X1)

Independensi Auditor

(Y) Gangguan Ekstern

(X2)

Gangguan Organisasi

(X3)

Page 45: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

29

2.3.2. Pengembangan Hipotesis

2.3.2.1. Pengaruh Gangguan Pribadi Terhadap Independensi Auditor

Gangguan pribadi merupakan suatu keadaan dimana auditor secara

individual tidak dapat untuk tidak memihak, atau dianggap tidak mungkin tidak

memihak, dapat berlaku bagi individual dan juga dapat berlaku bagi organisasi/

lembaga audit. Menurut Amirsyah (2007) dalam Annisa, Yusralaini dan Rahmiati

(2016), gangguan independensi yang bersifat pribadi dapat juga disebabkan oleh

hubungan dinas, profesi, pribadi, atau keuangan yang mungkin dapat

menyebabkan seorang auditor membatasi pengungkapan temuan audit,

memperlemah, atau membuat temuan auditnya menjadi berat sebelah dengan cara

apapun. Adanya kecenderungan memihak karena keyakinan politik atau sosial

sebagai akibat hubungan antar pegawai, kesetiaan kelompok, organisasi, atau

tingkat pemerintahan tertentu.

Gangguan pribadi berpengaruh terhadap independensi auditor yang

disebabkan oleh suatu hubungan dan pandangan pribadi yang mengakibatkan

pemeriksa membatasi lingkup pertanyaan dan pengungkapan atau melemahkan

temuan dalam segala bentuknya, sehingga dapat mengurangi motivasinya dalam

melaksanakan tugas pemeriksaan (Mide, 2011). Sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Ferel (2014), Mide (2011), Munawarah (2015), dan Parawansa

(2014) menemukan bahwa gangguan pribadi berpengaruh terhadap independensi

auditor. Hal ini disebabkan oleh adanya faktor personalitas dalam melakukan

audit, adanya persepsi auditor terhadap lingkungan audit, adanya anggapan

pekerjaan audit adalah pekerjaan kelompok, hubungan keluarga, memiliki

Page 46: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

30

kepentingan keuangan dengan entitas yang diperiksa, adanya kerjasama dengan

yang diperiksa, memiliki hubungan langsung atau tidak dengan objek yang

diperiksa, dan adanya prasangka pemeriksa terhadap individu, kelompok ataupun

organisasi. Selain itu, hal yang dapat mempengaruhi independensi auditor dalam

melakukan pemeriksaan yaitu lemahnya kemampuan dalam memeriksa, kurang

profesionalnya pemeriksa, tidak adanya kemandirian, integritas pemeriksa, tidak

menerapkan Kode Etik independensi auditor dan tidak menerapkan Standar

Pemeriksaan Akuntan Publik, sehingga gangguan pribadi berpengaruh terhadap

independensi auditor.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya maka hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini adalah :

H1 : Gangguan pribadi berpengaruh terhadap independensi auditor pada BPK RI

Provinsi Nusa Tenggara Barat.

2.3.2.2. Pengaruh Gangguan Ekstern Terhadap Independensi Auditor

Gangguan ekstern merupakan suatu keadaan di mana pemeriksa dapat

dipengaruhi oleh organisasi/lembaga audit, yang dapat membatasi pelaksanaan

audit atau mempengaruhi kemampuan auditor dalam menyatakan pendapat dan

kesimpulan auditnya secara independen dan objektif. Menurut Boynton et al.,

(2008), kepentingan klien harus dipenuhi dengan kompetensi dan perhatian

profesional. Kepada anggota profesi lainnya, auditor memiliki suatu tanggung

jawab untuk meningkatkan suatu reputasi profesi dan kemampuannya untuk

melayani masyarakat. Oleh karena itu, keputusan untuk menerima klien audit baru

atau melanjutkan hubungan dengan klien yang telah ada tidak boleh dianggap

Page 47: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

31

remeh. Pope (2003) mengemukakan bahwa agar bisa efektif, auditor harus bebas

dari tekanan klien atau lembaga yang sedang diaudit. Adanya kondisi yang

kompleks dan perubahan lingkungan operasional dalam lingkungan operasional

auditor internal, termasuk kompleksitas, perubahan peraturan dan teknologi

menjadikan independensi auditor menjadi terganggu.

Gangguan ekstern berpengaruh terhadap independensi auditor yang

disebabkan oleh adanya campur tangan atau pengaruh pihak ekstern atau campur

tangan pihak ekstern mengenai penugasan atau penunjukkan (Mide, 2011).

Senada dengan temuan dalam penelitian yang dilakukan oleh Ferel (2014), Mide

(2011), Siregar (2009), Vitalokasari dan Djailani (2015) yang menemukan bahwa

gangguan ekstern berpengaruh terhadap independensi pemeriksa. Hal ini

disebabkan karena adanya pengaruh lingkungan, ancaman penggantian petugas

pemeriksa, pemilihan penerapan prosedur pemeriksaan atau sampel pemeriksaan,

pembatasan waktu yang tidak wajar dari pihak ekstern, terbatasnya sumber daya

yang disediakan bagi organisasi auditor, adanya wewenang untuk menolak atau

mempengaruhi pertimbangan auditor terhadap isi laporan hasil pemeriksaan,

adanya pengaruh yang membahayakan kelangsungan pemeriksa, pengaruh atas

promosi auditor, penerapan suatu prinsip akuntansi atau simpulan auditor, dan

adanya kebutuhan pemeriksaan atau kecakapan auditor dengan entitas yang

diperiksa juga dapat mempengaruhi gangguan ekstern, sehingga gangguan ekstern

berpengaruh terhadap independensi auditor.

Berdasarkan penelitian sebelumnya maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah :

Page 48: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

32

H2 : Gangguan ekstern berpengaruh terhadap independensi auditor pada BPK RI

Provinsi Nusa Tenggara Barat.

2.3.2.3. Pengaruh Gangguan Organisasi Terhadap Independensi Auditor

Gangguan yang bersifat organisasi merupakan suatu keadaan di mana

pemeriksa dapat dipengaruhi oleh kedudukan, fungsi, dan struktur organisasinya.

Seperti, adanya tekanan politik atau pengaruh audit yang dilaksanakannya

(Siregar, 2009). Peraturan BPK RI Nomor 1 Tahun 2017 tentang SPKN

meneyebutkan independensi organisasi pemeriksa dapat dipengaruhi oleh

kedudukan, fungsi dan struktur organisasinya. Agar dapat menghindari gangguan

organisasi tersebut, yaitu dengan menempatkan organisasi pemeriksa sebagai

lembaga tinggi negara atau organisasi independen.

Penelitian yang dilakukan oleh Ferel (2014), Parawansa (2014), Siregar

(2009), dan Sriyanto (2010) menyatakan bahwa gangguan organisasi berpengaruh

terhadap independensi auditor yang disebabkan oleh struktur organisasi,

kedudukan, fungsi dan struktur organisasinya, dan adanya tekanan politik. Faktor

lain yang dapat mempengaruhi gangguan organisasi yaitu adanya kompensasi dari

entitas tempat pemeriksa bekerja, adanya pengembangan dan pembinaan prestasi

kerja, promosi jabatan dan penyampaian hasil yang diaudit, sehingga gangguan

organisasi berpengaruh terhadap independensi auditor.

Berdasarkan penelitian sebelumnya maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah :

H3 : Gangguan organisasi berpengaruh terhadap independensi auditor pada BPK

RI Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Page 49: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

33

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

asosiatif. Penelitan asosiatif merupakan suatu penelitian yang mencari hubungan

antar satu variabel dengan variabel yang lain. Hubungan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah hubungan kausal yang bersifat sebab akibat, jadi di sini ada

variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen

(dipengaruhi) (Sugiyono, 2014:36).

Variabel independen dalam penelitian ini adalah variabel Gangguan

Pribadi, Gangguan Ekstern, dan Gangguan Organisasi. Selanjutnya variabel

dependen atau variabel yang dipengaruhi dalam penelitian ini adalah variabel

Independensi Pemeriksa.

3.2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah

Kuesioner. Menurut Sugiyono (2014:142), kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaaan

atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti

variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.

Page 50: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

34

Kuesioner diberikan kepada responden yang terdapat pada Kantor BPK RI

Provinsi Nusa Tenggara Barat. Jumlah pertanyaan yang terdapat pada kuesioner

tersebut sebanyak 60 (enam puluh) pertanyaan yang dibagi menjadi 4 bagian : (a)

Gangguan Pribadi = 12 pertanyaan; (b) Gangguan Ekstern = 8 pertanyaan; (c)

Gangguan Organisasi = 5 pertanyaan; dan (d) Independensi = 6 pertanyaan.

3.3. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

3.3.1. Populasi

Menurut Sugiyono (2014:80), populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja pada Kantor

BPK RI Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Barat yang berjumlah 60 orang.

3.3.2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Sugiyono (2014:81), sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel

menggunakan Sampling Jenuh. Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel

bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Berdasarkan metode

tersebut maka kriteria penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah seluruh auditor yang bekerja pada Kantor BPK RI Perwakilan Provinsi

Nusa Tenggara Barat.

Page 51: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

35

3.4. Jenis dan Sumber Data

3.4.1. Jenis Data

Menurut Sugiyono (2014:92), jenis data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah data kualitatif yang dikuantitatifkan, dimana data kualitatif berupa

bentuk kalimat atau kata yang ditanyakan melalui kuesioner itu sendiri dan data

kuantitatif yaitu berupa nilai atau skor atas jawaban yang diberikan oleh

responden terhadap pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam kuesioner dan

nantinya diukur berdasarkan dengan skala Likert.

3.4.2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu

data yang diperoleh atau didapat dari individu atau perseorangan. Di mana data

primer diperoleh dari lapangan atau langsung dari responden/objek yang diteliti

untuk kepentigan studi yang bersangkutan, dalam hal ini data diperoleh dari

penyebaran kuesioner (Misbahuddin dan Hasan, 2013:21).

3.5. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel

3.5.1. Identifikasi Variabel

Variabel penelitian ini terdiri dari empat variabel, yaitu tiga variabel bebas

(independen variabel) dan satu variabel terikat (dependen variabel). Variabel

bebas dalam penelitian ini adalah gangguan pribadi (X1), gangguan ekstern (X2)

dan gangguan organisasi (X3), sedangkan variabel terikat ialah independensi

auditor (Y).

Page 52: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

36

3.5.2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini

akan diuraikan sebagai berikut :

1) Gangguan yang bersifat pribadi (X1)

Merupakan suatu keadaan di mana auditor secara individual tidak

dapat untuk tidak memihak, atau dianggap tidak mungkin tidak memihak.

Indikator yang digunakan oleh gangguan bersifat pribadi yang

berpengaruh terhadap independensi auditor adalah (Munawarah, 2015) :

a) Hubungan keluarga.

b) Kepentingan keuangan.

c) Rekan kerja.

d) Keterlibatan auditor.

e) Prasangka.

f) Tanggung jawab.

g) Profesional.

2) Gangguan yang bersifat ekstern (X2)

Bagi organisasi/lembaga audit dapat membatasi pelaksanaan audit,

mempengaruhi kemampuan auditor dalam menyatakan pendapat dan

kesimpulan auditnya secara independen dan objektif. Indikator yang

digunakan oleh gangguan bersifat ekstern yang berpengaruh terhadap

independensi auditor adalah (Munawarah, 2015) :

a) Pengaruh pihak ekstern.

b) Pembatasan waktu.

Page 53: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

37

c) Promosi auditor

d) Organisasi auditor.

e) Pertimbangan auditor.

f) Ancaman pergantian petugas.

g) Kelangsungan auditor sebagai pegawai.

3) Gangguan bersifat organisasi (X3)

Organisasi ialah gangguan yang dipengaruhi oleh kedudukan,

fungsi dan struktur organisasinya. Indikator yang digunakan oleh

gangguan yang bersifat organisasi yang berpengaruh terhadap

independensi auditor adalah (Munawarah, 2015) :

a) Melakukan akuntabilitas hasil audit.

b) Fungsi manajemen garis dan staf.

c) Tekanan politik.

d) Menyampaikan hasil audit.

e) Pembinaan sistem kepegawaian.

4) Independensi (Y)

Independensi artinya tidak mudah dipengaruhi, karena pemeriksa

melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum, dengan demikian

pemeriksa tidak dibenarkan memihak kepada kepentingan siapapun, sebab

bilamana tidak demikian halnya, bagaimanapun sempurnanya keahlian

teknis yang pemeriksa miliki, pemeriksa akan kehilangan sikap tidak

memihak yang justru sangat penting untuk mempertahankan kebebasan

pendapatnya. Adapun indikator independensi adalah (Munawarah, 2015) :

Page 54: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

38

a) Hubungan kerja sama.

b) Tidak ada pembatasan waktu.

c) Auditor mengetahui sistem informasi keuangan dan administrasi.

d) Pengalaman auditor.

e) Organisasi auditor.

f) Campur tangan pihak ekstern.

3.6. Teknik Analisis Data

3.6.1. Tabulasi Data Kuesioner

Peneliti melakukan penelitian mendalam dengan menyebarkan Kuesioner

kepada seluruh auditor yang menjadi sampel pada BPK RI Provinsi Nusa

Tenggara Barat, kemudian melakukan tabulasi perhitungan skala Likert. Skala

Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan presepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial. Untuk setiap alternatif jawaban yang

dipilih responden, diberikan bobot sebagai berikut :

1) Untuk jawaban Sangat Setuju, diberikan skor = 5.

2) Untuk jawaban Setuju, diberikan skor = 4.

3) Untuk jawaban Netral, diberikan skor = 3.

4) Untuk jawaban Tidak Setuju, diberikan skor = 2.

5) Untuk jawaban Sangat Tidak Setuju, diberikan skor = 1.

Sedangkan skor untuk jawaban variabel dependen yaitu independensi

auditor diberikan bobot sebagai berikut :

1) Untuk jawaban Sering Sekali, diberikan skor = 5.

Page 55: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

39

2) Untuk jawaban Pernah, diberikan skor = 4.

3) Untuk jawaban Kadang-kadang, diberikan skor = 3.

4) Untuk jawaban Tidak Pernah, diberikan skor = 2.

5) Untuk jawaban Sangat Tidak Pernah, diberikan skor = 1.

3.6.2. Uji Kualitas Data

Uji kualitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas

dan uji reliabilitas. Pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner dalam penelitian

ini menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) Versi

22. Adapun penjelasan uji validitas dan uji reabilitas sebagai berikut :

1) Uji Validitas

Menurut Misbahuddin dan Hasan (2013:303), validitas adalah

suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen.

Instrumen sahih atau valid, berarti memiliki validitas tinggi, demikian pula

sebaliknya. Sebuah instrumen dikatakan sahih atau valid apabila mampu

mengukur apa yang diinginkan atau mengungkap data variabel yang

diteliti secara tepat.

2) Uji Reliabilitas

Menurut Misbahuddin dan Hasan (2013:298), reliabilitas adalah

tingkat ketepatan, ketelititan atau keakuratan sebuah instrumen. Jadi,

reliabilitas menunjukkan apakah instrumen tersebut secara konsisten

memberikan hasil ukuran yang sama tentang suatu yang diukur pada

waktu yang berlainan. Menurut Sekaran dalam Priyatno (2014:64), untuk

menentukan suatu instrumen reliabel atau tidak maka bisa menggunakan

Page 56: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

40

batas nilai Alfa 0,6. Reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik,

sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik.

3.6.3. Statistik Deskriptif

Menurut Sugiyono (2014:147) statistik deskriptif adalah statistik yang

digunakan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah dikumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud untuk menarik kesimpulan yang berlaku

secara generalisasi. Dalam statistik deskriptif, hasil jawaban responden akan

dideskripsikan menurut masing-masing variabel peneltian. Sebelum

dideskripsikan terlebih dahulu variabel dalam penelitian diukur dengan

menggunakan teknik skoring Likert lima ketuk, berikut pedoman penilaiannya :

1) Sangat Tidak Setuju dengan skor 1.

2) Tidak Setuju dengan skor 2.

3) Netral dengan skor 3.

4) Setuju dengan skor 4.

5) Sangat Setuju dengan skor 5.

Selanjutnya menganalisis hasil pengkategorian penilaian responden

dengan menentukan nilai kategori interval kelas dengan rumus sebagai berikut :

Nilai Tertinggi – Nilai Terendah

Interval Kelas = (Suharyadi & Purwanto, 2009)

Jumlah Kelas

5 – 1

= = 0,8

5

Dari interval tersebut akan diperoleh nilai batasan untuk masing-masing

variabel yang dimasukkan ke dalam kelas-kelas tersebut untuk mengetahui hasil

penelitian, dan berikut ini merupakan nilai interval dari masing-masing kelas.

Page 57: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

41

Tabel 3.1. Kategori Nilai Masing-masing Interval Variabel Penelitian

Interval

Kategori Variabel Penelitian

Gangguan

Pribadi

Gangguan

Ekstern

Gangguan

Organisasi Independensi

4,21 s/d < 5 Sangat

Tinggi

Sangat

Tinggi

Sangat

Tinggi

Sangat

Independen

3,41 s/d < 4,2 Tinggi Tinggi Tinggi Independen

2,61 s/d < 3,4 Sedang Sedang Sedang Cukup

Independen

1,81 s/d < 2,6 Rendah Rendah Rendah Kurang

Independen

1 s/d < 1,8 Sangat

Rendah

Sangat

Rendah

Sangat

Rendah

Tidak

Independen

Sumber : Data Primer (2015).

3.6.4. Uji Asumsi Klasik

Menurut Priyatno (2014:89), model regresi linier dapat disebut sebagai

model yang baik jika model tersebut memenuhi beberapa asumsi yang kemudian

disebut dengan asumsi klasik. Asumsi yang harus terpenuhi dalam model regresi

linier yaitu residual terdistribusi normal, tidak adanya multikolinieritas, dan tidak

adanya heteroskedastisitas pada model regresi.

1) Uji Normalitas

Menurut Misbahuddin dan Hasan (2013:278), uji normalitas adalah

uji persyaratan tentang kelayakan data untuk dianalisis dengan

menggunakan statistik parametrik atau statistik non-parametrik. Melalui

Page 58: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

42

uji ini, sebuah data hasil penelitian dapat diketahui bentuk distribusi data

tersebut, yaitu berdistribusi normal atau tidak normal.

Mengetahui normalitas yaitu dengan mellihat penyebaran data

pada sumber diagonal pada grafik normal P-P of regresion standardizied

residual. Jika titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal maka nilai

residual tersebut telah normal (Priyatno, 2014:91).

2) Uji Multikolinieritas

Menurut Priyatno (2014:91), multikolinieritas adalah antara

variabel independen terdapat dalam model regresi memiliki hubungan

linier yang sempurna atau mendekati sempurna. Pada model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang sempurna atau mendekati

sempurna di antara variabel bebas (korelasinya 1 atau mendekati 1).

Multikolinieritas dapat dideteksi dengan menganalisis matrik

kolerasi variabel-variabel independen atau dengan menggunakan

perhitungan nilai tolerance lebih dari 0,1 atau nilai VIF (Variance

Inflation Factor) kurang dari 10, maka hal ini menunjukkan bahwa tidak

terjadi masalah multikolinieritas pada model regresi (Ghozali dalam

Priyatno, 2014:103).

3) Uji Heteroskedastisitas

Menurut Priyatno (2014:108), heteroskedastisitas adalah varian

residual yang tidak sama pada semua pengamatan di dalam model regresi.

Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

Page 59: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

43

Metode yang digunakan adalah uji glesjer. Uji glesjer dilakukan

dengan cara meregresikan antara variabel indepeden dengan nilai absolut

residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

3.6.5. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh

atau hubungan secara linier antara dua atau lebih variabel independen dengan satu

variabel dependen. Perbedaan dengan regresi linier sederhana adalah bahwa

regresi linier sederhana hanya menggunakan satu variabel independen dalam satu

model regresi, sedanngkan regresi linier berganda menggunankan dua atau lebih

variabel independen dalam satu model regresi (Priyatno, 2014:148).

Hasil regresi bisa diinterprestasikan dengan benar dan akan menghasilkan

estimasi yang efisien dan tidak bias (BLUE = Best Linier Unbiased Estimation)

jika memenuhi syarat asumsi klasik. Oleh karena itu, sebelum dilakukan regresi

maka dilakukan uji asumsi klasik. Regresi linier berganda digunakan untuk

mengetahui arah dan besarnya pengaruh variabel gangguan pribadi, gangguan

ekstern dan gangguan organisasi terhadap independensi auditor pada BPK RI

Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Y = α0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e

Keterangan :

Y : Independensi Auditor

X1 : Gangguan Pribadi

Page 60: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

44

X2 : Gangguan Ekstern

X3 : Gangguan Organisasi

α0 : Konstanta

β : Koefisien Regresi

e : Error

Selanjutnya dilakukan uji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini

dengan menggunakan uji t (pengujian secara parsial). Uji t digunakan untuk

mengetahui apakah secara parsial variabel independen berpengaruh signifikan

atau tidak terhadap variabel dependen (Priyatno, 2014:161). Langkah-langkah

pengujian sebagai berikut :

1) Merumuskan hipotesis.

2) Menentukan t hitung dan nilai signifikan.

3) Menentukan t tabel.

Nilai t tabel dapat dilihat dalam tabel statistik pada signifikan

0,05/2 = 0,025 dan menentukan derajat kebebasan df = n-k-1 atau 60-3-1 =

56. Hal ini berarti nilai t tabel dapat dilihat pada kolom tingkat

kepercayaan 2,5% dan df pada baris 56.

4) Kriteria pengujian.

Berdasarkan t tabel :

a) Jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel maka H0 diterima.

b) Jika –t hitung < –t tabel atau t hitung > t tabel maka H0 ditolak.

Berdasarkan signifikan :

a) Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima.

Page 61: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

45

b) Jika signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak.

5) Membuat kesimpulan.

3.6.6. Analisis Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi adalah angka atau indeks yang digunakan untuk

mengetahui besarnya sumbangan sebuah variabel atau lebih (variabel bebas, X)

terhadap variasi (naik/turunnya) variabel yang lain (variabel terikat, Y)

(Misbahuddin dan Hasan, 2013:49). Nilai koefisien determinasi berada antara 0

sampai dengan 1.

Page 62: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BPK merupakan satu-satunya lembaga yang bertugas memeriksa

pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang dilakukan oleh

Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, lembaga negara lainnya, Bank Indonesia,

BUMN, Badan Layanan Umum (BLU), BUMD, dan lembaga atau badan lain

yang mengelola keuangan negara.

Untuk memperlancar tugas dan meningkatkan kualitas hasil pemeriksaan

maka sesuai amandemen ketiga Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 23G yang

menyatakan bahwa “BPK-RI berkedudukan di ibukota negara dan memiliki

perwakilan di setiap provinsi” dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 serta

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang BPK Pasal 3 ayat (2) yang

menyatakan bahwa “BPK memiliki perwakilan di setiap provinsi”, dibentuklah

kantor perwakilan BPK RI yang berdiri disetiap wilayah provinsi di Indonesia.

Perwakilan di Mataram, Nusa Tenggara Barat merupakan perwakilan BPK

yang ke-26 dan diresmikan pada tanggal 23 November 2007 oleh Wakil Ketua

BPK (Alm. Bapak H. Abdullah Zainie, SH) yang selanjutnya bernama BPK RI

Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). BPK RI Perwakilan Provinsi

NTB berawal dari Perwakilan IV BPK RI di Denpasar yang membawahi wilayah

Page 63: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

47

pemeriksaan Provinsi Bali, Provinsi NTB, Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT),

Provinsi Maluku, dan Provinsi Papua.

Sejak dibuka dan diresmikan hingga sekarang, Perwakilan BPK RI

Provinsi NTB berkantor di gedung eks Kantor Kehutanan milik Pemerintah

Provinsi NTB dengan status izin pinjam pakai yang beralamatkan di Jalan

Pejanggik Nomor 5 Mataram dengan nomor telepon (0370) 634112 dan (0370)

634113. Kantor perwakilan terdiri dari dua gedung. Gedung pertama digunakan

untuk Ruang Kepala Perwakilan, Ruang Kepala Sekretariat Perwakilan, Ruang

Sub Bagian Sekretariat Perwakilan, Ruang Kepala Sub Auditoriat, Ruang Seksi

Auditorat, Ruang Rapat, Ruang Sub Bagian Keuangan dan Ruang Sub Bagian

SDM. Kemudian gedung kedua digunakan untuk Ruang Poliklinik, Ruang Sub

Bagian Hukum dan Humas, Ruang Sub Bagian Umum dan Mushola. Pada saat

penyusunan buku Profil Perwakilan BPK RI Provinsi NTB, pembangunan gedung

kantor Perwakilan BPK RI Perwakilan Provinsi NTB yang berdiri di Jalan Gili

Trawangan, Kelurahan Karang Baru, Kecamatan Mataram sedang dalam proses

pengerjaan yang selanjutnya akan menjadi kantor tetap BPK RI Perwakilan NTB.

BPK RI Perwakilan Provinsi NTB ini adalah salah satu unsur Pelaksana

Badan Pemeriksa Keuangan yang berada di bawah Auditor Utama Keuangan

Negara VI (AKN VI) dan bertanggung jawab kepada Anggota VI BPK RI. Untuk

wilayah kerjanya, Kantor Perwakilan ini membagi 2 wilayah kerja yaitu Sub

Auditorat NTB I dan Sub Auditorat NTB II. Sub Auditorat NTB I wilayah

kerjanya terdiri dari Pemerintah Provinsi NTB, Kabupaten Lombok Barat,

Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Timur, dan Kabupaten

Page 64: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

48

Sumbawa Barat, sedangkan Sub Auditorat NTB II wilayah kerjanya terdiri dari

Kabupaten Dompu, Kota Bima, Kabupaten Bima, Kabupaten Sumbawa, dan Kota

Mataram.

Selanjutnya terdapat Visi dan Misi BPK RI sebagaimana dikemukakan

berikut ini. Visi BPK RI : “Menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang

kredibel dengan menjunjung tinggi nilai-nilai dasar untuk berperan aktif dalam

mendorong terwujudnya tata kelola keuangan negara yang akuntabel dan

transparan”.

Selanjutnya Misi BPK RI yaitu :

1) Memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.

2) Memberikan pendapat untuk meningkatkan mutu pengelolaan dan

tanggung jawab keuangan negara.

3) Berperan aktif dalam menemukan dan mencegah segala bentuk

penyalahgunaan dan penyelewengan keuangan negara.

4.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Pengumpulan data primer dilakukan dengan menyebarkan kuesioner

kepada responden yaitu auditor pada BPK RI Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Kuesioner didistribusikan ke BPK RI Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan cara

disampaikan langsung. Jumlah kuesioner yang disebarkan 60 kuesioner, baik

kepada auditor senior maupun auditor junior. Berikut ini jumlah distribusi

kuesioner yang disebarkan ke BPK RI Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagaimana

tersaji dalam Tabel 4.1 berikut ini :

Page 65: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

49

Tabel 4.1. Ikhtisar Distribusi dan Pengembalian Kuesioner

Keterangan Jumlah

(unit)

Persentase Tingkat

Pengembalian

Kuesioner (%)

Kuesioner yang disebar 60 100

Kuesioner yang tidak kembali 0 0

Kuesioner yang kembali 60 100

Sumber : Data Primer Diolah.

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas diperoleh total jumlah kuesioner yang bisa

digunakan dan diolah sebanyak 60 kuesioner. Selanjutnya akan dideskripsikan

karakteristik responden yang terdiri dari jenis kelamin, umur, jenjang pendidikan,

dan pengalaman kerja.

4.1.2.1. Jenis Kelamin

Jenis kelamin dalam penelitian ini dideskripsikan untuk mengetahui

seberapa banyak auditor pria dan auditor wanita yang menjadi responden. Jenis

kelamin responden dibagi menjadi 2 kelompok yaitu pria dan wanita. Rincian

identifikasi responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.2 di

bawah ini:

Tabel 4.2. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Keterangan Jumlah

(orang)

Persentase

(%)

1. Laki 37 62

2. Perempuan 23 38

Total 60 100

Sumber : Data Primer Diolah.

Page 66: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

50

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa responden yang menjadi

auditor atau berprofesi sebagai pemeriksa lebih banyak dari kelompok pria yaitu

sebesar 62 persen dibandingkan dengan wanita yang hanya sebesar 38 persen.

4.1.2.2. Umur

Umur responden dibagi menjadi 2 bagian yaitu : 25 – 30 tahun dan 31 – 40

tahun. Rincian identifikasi responden berdasarkan umur dapat dilihat pada Tabel

4.3 di bawah berikut:

Tabel 4.3. Deskripsi Responden Berdasarkan Umur

No Keterangan Jumlah

(orang)

Persentase

(%)

1. 25 – 30 tahun 31 52

2. 31 – 40 tahun 29 48

Total 60 100

Sumber : Data Primer Diolah.

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa responden yang menjawab

kuesioner lebih banyak yang berumur 25 – 30 tahun yaitu sebesar 52 persen

dibandingkan dengan responden yang berumur 31 – 40 tahun sebesar 48 persen.

4.1.2.3. Jenjang Pendidikan

Jenjang pendidikan para auditor yang menjadi responden dalam penelitian

ini dibagi menjadi 5 kelompok yaitu : SLTA, Diploma III (D III), Sarjana Strata

Satu (S1), Sarjana Strata Dua (S2), dan Sarjana Strata Tiga (S3). Rincian

identifikasi responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 4.4

berikut ini :

Page 67: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

51

Tabel 4.4. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan

No Keterangan Jumlah

(orang)

Persentase

(%)

1. SLTA 0 0

2. D III 11 18

3. S1 37 62

4. S2 12 20

5. S3 0 0

Total 60 100

Sumber : Data Primer Diolah.

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa responden yang

menjawab kuesioner lebih banyak pada tingkat pendidikan S1 yaitu sebesar 62

persen dibandingkan dengan responden dengan tingkat pendidikan DIII dan S2.

4.1.2.4. Pengalaman Kerja

Pengalaman kerja responden dibagi menjadi 4 kelompok, rincian

identifikasi responden berdasarkan pengalaman kerja dibawah berikut ini:

Tabel 4.5. Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja

No. Keterangan Jumlah

(orang)

Persentase

(%)

1. 1 – 5 tahun 9 15

2. 6 – 10 tahun 15 25

3. 11 – 15 tahun 25 42

4. > 15 tahun 11 18

Total 60 100

Sumber : Data Primer Diolah.

Page 68: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

52

Berdasarkan dari Tabel 4.5 dapat dilihat dari segi lamanya bekerja,

responden yang menjawab kuesioner lebih banyak memiliki pengalaman 11 – 15

tahun yaitu sebesar 42 persen dibandingkan dengan responden dengan

pengalaman kerja kurang dari 11 tahun dan lebih dari 15 tahun.

4.1.3. Deskripsi Data Variabel Penelitian

4.1.3.1. Statistik Deskriptif

Uji statistik deskriptif ditujukan untuk memberikan gambaran umum

mengenai demografi responden. Uji statistik deskriptif digunakan dalam

penelitian ini untuk memberikan gambaran atau deskripsi mengenai variabel

dependen yaitu independensi auditor, dan variabel independen yaitu gangguan

pribadi, gangguan ekstern dan gangguan organisasi. Adapun hasil pengujian uji

statistik deskriptif dapat dilihat pada Tabel 4.6 di bawah ini :

Tabel 4.6. Hasil Pengujian Uji Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

G.Pribadi 60 3,00 5,00 4,1167 0,46035

G.Ekstern 60 3,00 5,00 4,0983 0,48625

G.Organisasi 60 3,00 5,00 4,1200 0,47614

Indepedensi 60 3,00 5,00 4,1267 0,48218

Valid N (listwise) 60

Sumber : Lampiran 3.

Berdasarkan Tabel 4.6 di atas, dapat disimpulkan bahwa variabel

gangguan pribadi memiliki nilai maksimum 5, nilai minimum 3, nilai rata-rata

4,1167 dan standar deviasi 0,46035. Selanjutnya variabel gangguan ekstern

memiliki nilai maksimum 5, nilai minimum 3, nilai rata-rata 4,0983 dan standar

Page 69: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

53

deviasi 0,48625. Untuk variabel gangguan organisasi memiliki nilai maksimum 5,

nilai minimum 3, nilai rata-rata 4,1200 dan standar deviasi 0,47614. Sedangkan

variabel dependen independensi auditor memiliki nilai maksimum 5, nilai

minimum 3, nilai rata-rata 4,1267 dan standar deviasi 0,48218.

4.1.3.2. Deskripsi Variabel Gangguan Pribadi

Pengukuran gangguan pribadi dalam penelitian ini menggunakan 7

indikator yaitu hubungan keluarga, kepentingan keuangan, rekan kerja,

keterlibatan auditor, prasangka, tanggung jawab dan profesional. Total item

pernyataan yang diajukan dalam kuesioner sebanyak 12 item. Jawaban responden

terhadap variabel gangguan pribadi dapat dilihat pada Tabel 4.7 di bawah berikut :

Tabel 4.7. Jawaban Responden terkait Indikator Variabel Gangguan Pribadi

No Butir Kuesioner Kategori Jawaban

Jumlah STS TS N S SS

1 X1.1 0 0 7 38 15 60

2 X1.2 0 0 7 42 11 60

3 X1.3 0 0 21 28 11 60

4 X1.4 0 0 8 33 19 60

5 X1.5 0 0 6 32 22 60

6 X1.6 0 0 12 30 18 60

7 X1.7 0 0 13 27 20 60

8 X1.8 0 0 9 39 12 60

9 X1.9 0 1 6 36 17 60

10 X1.10 0 0 10 31 19 60

11 X1.11 0 0 6 33 21 60

12 X1.12 0 0 12 30 18 60

Sumber : Lampiran 2.

Page 70: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

54

Gangguan pribadi (X1) adalah gangguan yang disebabkan oleh suatu

hubungan dan pandangan pribadi mungkin mengakibatkan auditor membatasi

lingkup pertanyaan dan pengungkapan atau melemahkan temuan dalam segala

bentuknya. Instrumen untuk mengukur variabel ini menggunakan 12 item

pernyataan untuk mengukur persepsi para responden mengenai pengaruh

gangguan pribadi dengan lima poin skala Likert dengan meminta responden

menunjukkan pilihan antara sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju dari

pernyataan yang diajukan.

Hasil statistik deskriptif dari jawaban responden atas variabel gangguan

pribadi pada Tabel 4.6 menunjukkan rata-rata sebesar 4,1167 dengan standar

deviasi 0,46035. Rata-rata responden menjawab pada skala 4 atas pernyataan yang

diajukan. Nilai tersebut menyatakan gangguan pribadi yang terjadi pada

independensi auditor tergolong tinggi, karena berada pada rentang kriteria 3,41

sampai dengan 4,2. Dengan demikian mayoritas jawaban responden menunjukkan

bahwa gangguan pribadi berpengaruh terhadap independensi auditor pada BPK RI

Perwakilan Provinsi NTB.

4.1.3.3. Deskripsi Variabel Gangguan Ekstern

Pengukuran gangguan ekstern dalam penelitian ini menggunakan 7

indikator yaitu pengaruh pihak ekstern, pembatasan waktu, promosi auditor,

organisasi auditor, pertimbangan auditor, ancaman penggantian petugas, dan

kelangsungan auditor sebagai pegawai. Total item pernyataan yang diajukan

dalam kuesioner sebanyak 8 item. Jawaban responden terhadap variabel gangguan

ekstern dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut ini :

Page 71: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

55

Tabel 4.8. Jawaban Responden terkait Indikator Variabel Gangguan Ekstern

No Butir Kuesioner Kategori Jawaban

Jumlah STS TS N S SS

1 X2.1 0 0 7 41 12 60

2 X2.2 0 0 15 32 13 60

3 X2.3 0 1 8 32 19 60

4 X2.4 0 0 14 27 19 60

5 X2.5 0 0 8 40 12 60

6 X2.6 0 1 6 38 15 60

7 X2.7 0 1 7 36 16 60

8 X2.8 0 1 12 30 17 60

Sumber : Lampiran 2.

Gangguan ekstern (X2) dalam penelitian ini adalah gangguan ekstern bagi

organisasi auditor yang dapat membatasi pelaksanaan pemeriksaan atau

mempengaruhi kemampuan auditor dalam menyatakan pendapat atau simpulan

hasil pemeriksaannya secara independen dan objektif. Instrumen untuk mengukur

variabel ini menggunakan 8 item pernyataan untuk mengukur persepsi para

responden mengenai pengaruh gangguan ekstern dengan lima poin skala Likert

dengan meminta responden menunjukkan pilihan antara sangat tidak setuju

sampai dengan sangat setuju dari pernyataan yang diajukan.

Hasil statistik deskriptif dari jawaban responden atas variabel gangguan

ekstern pada Tabel 4.6 menunjukkan rata-rata sebesar 4,0983 dengan standar

deviasi 0,48625. Rata-rata responden menjawab pada skala 4 atas pernyataan yang

diajukan. Nilai tersebut menyatakan gangguan ekstern yang terjadi pada

independensi auditor tergolong tinggi, karena berada pada rentang kriteria 3,41

sampai dengan 4,2. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui mayoritas jawaban

Page 72: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

56

responden menunjukkan bahwa gangguan ekstern berpengaruh terhadap

independensi auditor pada BPK RI Perwakilan Provinsi NTB.

4.1.3.4. Deskripsi Variabel Gangguan Organisasi

Pen1gukuran gangguan organisasi dalam penelitian ini menggunakan 5

indikator yaitu melakukan akuntabilitas hasil audit, fungsi manajemen garis dan

staf, tekanan politik, menyampaikan hasil audit, dan pembinaan sistem

kepegawaian. Total item pernyataan yang diajukan dalam kuesioner sebanyak 5

item. Jawaban responden terhadap variabel gangguan organisasi dapat dilihat pada

Tabel 4.9 di bawah berikut :

Tabel 4.9. Jawaban Responden terkait Indikator Variabel Gangguan

Organisasi

No Butir Kuesioner Kategori Jawaban

Jumlah STS TS N S SS

1 X3.1 0 0 9 37 14 60

2 X3.2 0 0 7 36 17 60

3 X3.3 0 0 12 35 13 60

4 X3.4 0 1 6 36 17 60

5 X3.5 0 0 10 31 19 60

Sumber : Lampiran 2.

Gangguan organisasi (X3) adalah gangguan yang disebabkan oleh suatu

keadaan di mana pemeriksa dapat dipengaruhi oleh kedudukan, fungsi, dan

struktur organisasinya. Instrumen untuk mengukur variabel ini menggunakan 5

item pernyataan untuk mengukur persepsi para responden mengenai pengaruh

gangguan organisasi dengan lima poin skala Likert dengan meminta responden

menunjukkan pilihan antara sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju dari

pernyataan yang diajukan.

Page 73: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

57

Hasil statistik deskriptif dari jawaban responden atas variabel gangguan

organisasi pada Tabel 4.6 menunjukkan rata-rata sebesar 4,1200 dengan standar

deviasi 0,47614. Rata-rata responden menjawab pada skala 4 atas pernyataan yang

diajukan. Nilai tersebut menyatakan gangguan organisasi yang terjadi pada

independensi auditor tergolong tinggi, karena berada pada rentang kriteria 3,41

sampai dengan 4,2. Dengan demikian mayoritas jawaban responden menunjukkan

gangguan organisasi dapat mempengaruhi independensi auditor pada BPK RI

Perwakilan Provinsi NTB.

4.1.3.5. Deskripsi Variabel Independensi

Pengukuran independensi dalam penelitian ini menggunakan 6 indikator

yaitu hubungan kerja sama, tidak ada pembatasan waktu, auditor mengetahui

sistem informasi keuangan dan administrasi, pengalaman auditor, organisasi

auditor, dan campur tangan pihak ekstern. Total item pernyataan yang diajukan

dalam kuesioner sebanyak 6 item. Jawaban responden terhadap independensi

dapat dilihat pada Tabel 4.10 di bawah berikut ini :

Tabel 4.10. Jawaban Responden terkait Indikator Variabel Independensi

No Butir Kuesioner Kategori Jawaban

Jumlah STP TP KK P SS

1 Y.1 0 0 9 39 12 60

2 Y.2 0 1 6 36 17 60

3 Y.3 0 0 8 33 19 60

4 Y.4 0 1 7 36 16 60

5 Y.5 0 1 12 30 17 60

6 Y.6 0 0 7 35 18 60

Sumber : Lampiran 2.

Page 74: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

58

Independensi auditor (Y) dalam penelitian ini adalah organisasi auditor

dan auditor harus bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan

pribadi, gangguan ekstern, dan gangguan organisasi yang dapat mempengaruhi

independensinya. Instrumen untuk mengukur variabel ini menggunakan 6 item

pernyataan untuk mengukur persepsi para responden mengenai independensi

auditor dengan lima poin skala Likert dengan meminta responden menunjukkan

pilihan antara sangat tidak pernah sampai dengan sering sekali dari pernyataan

yang diajukan.

Hasil statistik deskriptif dari jawaban responden atas variabel

independensi auditor pada Tabel 4.6 menunjukkan rata-rata sebesar 4,1267

dengan standar deviasi 0,48218. Rata-rata responden menjawab pada skala 4 atas

pernyataan yang diajukan. Nilai tersebut menyatakan independensi auditor

tergolong independen, karena berada pada rentang kriteria 3,41 sampai dengan

4,2. Mayoritas jawaban tersebut mencerminkan independensi yang tinggi dari

auditor pada BPK RI Perwakilan Provinsi NTB.

4.1.4. Analisis Data

Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data

dimulai dengan mengolah data, selanjutnya dilakukan pengujian kualitas data,

pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi berganda. Pengujian

kualitas data, pengujian asumsi klasik dan regresi berganda digunakan dengan

menggunakan software SPSS Versi 22. Prosedur dimulai dengan memasukkan

variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-

Page 75: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

59

output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan. Adapun hasil analisis

data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

4.1.4.1. Uji Kualitas Data

Uji kualitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas

dan uji reliabilitas. Pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner dalam penelitian

ini menggunakan program SPSS versi 22. Adapun penjelasan uji validitas dan uji

reliabilitas sebagai berikut :

1) Uji Validitas

Uji validitas dimaksudkan untuk menyatakan sejauh mana data

yang tertampung pada suatu kuesioner akan mengukur apa yang akan

diukur. Adapun hasil pengujian validitas dapat dilihat pada Tabel 4.11 di

bawah berikut ini :

Tabel 4.11. Hasil Pengujian Validitas

No Butir

Kuesioner

Koefisien

Korelasi

Standar

Koefisien

Korelasi

Keterangan

1 X1.1 0,679 0,254 Valid

2 X1.2 0,721 0,254 Valid

3 X1.3 0,597 0,254 Valid

4 X1.4 0,780 0,254 Valid

5 X1.5 0,777 0,254 Valid

6 X1.6 0,671 0,254 Valid

7 X1.7 0,695 0,254 Valid

8 X1.8 0,729 0,254 Valid

9 X1.9 0,588 0,254 Valid

10 X1.10 0,778 0,254 Valid

11 X1.11 0,777 0,254 Valid

12 X1.12 0,671 0,254 Valid

13 X2.1 0,668 0,254 Valid

14 X2.2 0,777 0,254 Valid

15 X2.3 0,654 0,254 Valid

Page 76: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

60

No Butir

Kuesioner

Koefisien

Korelasi

Standar

Koefisien

Korelasi

Keterangan

16 X2.4 0,765 0,254 Valid

17 X2.5 0,778 0,254 Valid

18 X2.6 0,638 0,254 Valid

19 X2.7 0,718 0,254 Valid

20 X2.8 0,758 0,254 Valid

21 X3.1 0,751 0,254 Valid

22 X3.2 0,787 0,254 Valid

23 X3.3 0,639 0,254 Valid

24 X3.4 0,752 0,254 Valid

25 X3.5 0,740 0,254 Valid

26 Y.1 0,805 0,254 Valid

27 Y.2 0,645 0,254 Valid

28 Y.3 0,729 0,254 Valid

29 Y.4 0,722 0,254 Valid

30 Y.5 0,738 0,254 Valid

31 Y.6 0,780 0,254 Valid

Sumber : Lampiran 3.

Berdasarkan Tabel 4.11 di atas dapat dilihat bahwa semua butir

pernyataan yang terdapat pada kuesioner pada penelitian ini mempunyai

nilai koefisien korelasi hitung yang lebih besar dari nilai standar korelasi

yaitu 0,254. Hal ini menujukkan bahwa instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini secara keseluruhan adalah valid.

2) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah suatu pengukur yang menunjukkan

konsistensi dari suatu instrumen. Pada penelitian ini instrumen dikatakan

andal (reliabel) bila memiliki nilai alfa sebesar 0,6 atau lebih, bila lebih

kecil dari 0,6 maka dinyatakan tidak reliabel. Adapun hasil pengujian

reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 4.12 di bawah berikut ini :

Page 77: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

61

Tabel 4.12. Hasil Pengujian Reliabilitas

No Variabel Nilai

Alfa

Standar

Alfa Keterangan

1 G.Pribadi 0,906 0,6 Reliabel

2 G.Ekstern 0,866 0,6 Reliabel

3 G.Organisasi 0,784 0,6 Reliabel

4 Independensi 0,829 0,6 Reliabel

Sumber : Lampiran 3.

Berdasarkan Tabel 4.12 di atas dapat dilihat bahwa semua variabel

mempunyai nilai alfa lebih besar dari 0,6. Hal ini menunjukkan bahwa

instrumen yang digunakan pada penelitian ini sudah reliabel.

4.1.4.2. Uji Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data yang akan

digunakan dalam model regresi berdistribusi normal atau tidak. Pada

penelitian ini untuk menguji suatu data terdistribusi normal atau tidak,

dapat diketahui dengan menggunakan grafik normal P-P plot. Apabila

data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,

maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Adapun hasil uji

normalitas dapat dilihat pada Gambar 4.1 di bawah berikut ini :

Page 78: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

62

Gambar 4.1. Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan Gambar 4.1 di atas dapat dilihat bahwa terlihat titik-

titik mengikuti dan mendekati garis diagonalnya. Hal ini menunjukkan

bahwa data pada penelitian ini sudah terdistribusi secara normal. Jadi

dapat disimpulkan model regresi ini sudah memenuhi asumsi normalitas.

2) Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Pada penelitian ini untuk

mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi

adalah dengan melihat angka tolerance di atas (>) 0,1 dan melihat nilai

VIF di bawah (<) 10. Adapun hasil pengujian multikolinieritas dapat

dilihat pada Tabel 4.13 di bawah berikut ini :

Page 79: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

63

Tabel 4.13. Hasil Pengujian Multikolinieritas

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

G.Pribadi 0,163 6,147

G.Ekstern 0,225 4,441

G.Organisasi 0,135 7,430

Sumber : Lampiran 4.

Berdasarkan Tabel 4.13 di atas dapat dilihat bahwa tidak terdapat

adanya korelasi antar variabel independen. Hal ini dapat dilihat dari angka

tolerance setiap masing-masing variabel adalah di atas 0,1 dan angka VIF

di bawah 10. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa pada model regresi ini

tidak terjadi masalah multikolinieritas.

3) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Pada penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya

masalah heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot. Jika

tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah

angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Adapun

hasil pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat pada Gambar 4.2 di bawah

berikut ini :

Page 80: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

64

Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan Gambar 4.2 di atas dapat dilihat bahwa titik-titik

menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y dan tidak

membentuk pola tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa data pada penelitian

ini tidak memiliki masalah heteroskedastisitas. Jadi dapat disimpulkan

bahwa pada model regresi terbebas dari heteroskedastisitas.

4.1.4.3. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana

perubahan variabel independen yang lebih dari satu terhadap variabel terikat.

Adapun hasil pengujian regresi linier berganda pada Tabel 4.14 sebagaimana

tersaji dalam tabel berikut ini :

Page 81: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

65

Tabel 4.14. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Model Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

B Std. Error Beta

1

(Constant) 0,049 0,167

G.Pribadi 0,141 0,098 0,135

G.Ekstern 0,691 0,079 0,697

G.Organisasi 0,161 0,104 0,159

Sumber : Lampiran 4.

Hasil pengolahan SPSS dapat ditunjukkan melalui persamaan regresi linier

berganda sebagai berikut :

Y = 0,491 + 0,141X1 + 0,691X2 + 0,161X3

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda pada Tabel 4.14 di atas

dapat dilihat bahwa nilai konstanta (a) adalah 0,049. Hal ini bermakna bahwa jika

seorang auditor mengalami gangguan pribadi, gangguan ekstern, dan gangguan

organisasi maka akan mempengaruhi independensi auditor sebesar 0,049.

Besarnya koefisien regresi variabel gangguan pribadi (b1) adalah 0,141

dan tidak berpengaruh signifikan terhadap independensi auditor dengan arah yang

positif. Hal ini berarti setiap peningkatan variabel gangguan pribadi akan

meningkatkan variabel independensi sebesar 0,141 dengan asumsi variabel bebas

lainnya adalah tetap.

Besarnya koefisien regresi variabel gangguan ekstern (b2) adalah 0,691

dan memiliki pengaruh yang positif terhadap independensi auditor. Hal ini berarti

Page 82: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

66

setiap peningkatan variabel gangguan ekstern akan meningkatkan variabel

independensi sebesar 0,691 dengan asumsi variabel bebas lainnya adalah tetap.

Besarnya koefisien regresi variabel gangguan organisasi (b3) adalah 0,161

dan tidak berpengaruh signifikan terhadap independensi auditor dengan arah yang

positif. Hal ini berarti setiap peningkatan variabel gangguan organisasi akan

meningkatkan variabel independensi sebesar 0,161 dengan asumsi variabel bebas

lainnya adalah tetap.

4.1.4.4. Uji t (Uji Parsial)

Untuk menguji hipotesis pertama, kedua dan ketiga maka dilakukan uji t

yaitu untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen secara parsial

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Pada penelitian ini

kriteria dalam melakukan uji t adalah jika t hitung > t tabel, maka artinya ada

pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen.

Jika t hitung < t tabel, maka artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara

variabel independen terhadap variabel dependen.

Untuk menentukan t tabel adalah yang pertama dengan menentukan

tingkat kepercayaan (α) dibagi dua karena pada uji t melakukan pengujian dua

arah. Kedua yaitu menentukan derajat bebas (df) dengan cara jumlah responden

(n) dikurangi dengan jumlah variabel (independen dan dependen). Adapun hasil

pengujian t hitung dapat dilihat pada Tabel 4.15 berikut ini :

Page 83: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

67

Tabel 4.15. Hasil Pengujian Uji t (Parsial) Signifikan 5%

Model t Hitung Signifikansi

G.Pribadi 1,438 0,156

G.Ekstern 8,757 0,000

G.Organisasi 1,543 0,128

Sumber : Lampiran 4.

Berdasarkan Tabel Distribusi t di dalam lampiran dapat dilihat bahwa nilai

t tabel adalah sebesar 2,003 pada setiap variabel. Nilai t tabel tersebut didapat

dengan menentukan tingkat kepercayaan yaitu 0,05 : 2 = 0,025 dan menentukan

derajat bebas yaitu 60-3-1= 56. Hal ini berarti nilai t tabel dapat dilihat pada

kolom tingkat kepercayaan 2,5 persen dan df pada baris 56.

Variabel gangguan pribadi memliki nilai t hitung lebih kecil dari t tabel

yaitu 1,438<2,003. Hal ini menujukkan bahwa hipotesis pertama (H1) gangguan

pribadi berpengaruh signifikan terhadap independensi auditor tidak dapat

diterima.

Variabel gangguan ekstern memliki nilai t hitung lebih besar dari t tabel

yaitu 8,757>2,003. Hal ini menujukkan bahwa hipotesis kedua (H2) gangguan

ekstern berpengaruh signifikan terhadap independensi auditor dapat diterima.

Variabel gangguan organisasi memliki nilai t hitung lebih kecil dari t tabel

yaitu 1,543<2,003. Hal ini menujukkan bahwa hipotesis ketiga (H3) gangguan

organisasi berpengaruh signifikan terhadap independensi auditor tidak dapat

diterima.

Page 84: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

68

4.1.4.5. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya jumlah

kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen. Jika R2 semakin

mendekati 1 yang berarti mendekati 100 persen, artinya variabel independen

berpengaruh kuat terhadap variabel dependen. Adapun hasil pengujian koefisien

determinasi dapat dilihat pada Tabel 4.16 di bawah berikut ini :

Tabel 4.16. Hasil Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 0,959 0,920 0,916 0,13993

Sumber : Lampiran 4.

Berdasarkan Tabel 4.16 di atas dapat dilihat bahwa hasil analisis

menujukkan nilai koefisen determinasi (Adjusted R Square) sebesar 91,6 persen.

Hal ini berarti kemampuan variabel independen yang terdiri dari gangguan

pribadi, ekstern dan organisasi dalam menjelaskan variasi variabel dependen

sudah tinggi. Selanjutnya sisa dari nilai Adjusted R Square yaitu sebesar 8,4

persen adalah merupakan pengaruh dari variabel lain yaitu keberagaman

(religiusitas), reward system, variabel penerimaan imbalan, pengendalian

Emotional Quotient, dan lain-lain yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian.

4.2. Pembahasan

4.2.1. Pengaruh Gangguan Pribadi Terhadap Independensi Auditor

Setiap auditor pemerintah juga diharapkan memegang teguh sikap

profesional dengan menjauhkan diri dari kemugkinan gangguan pribadi selama

Page 85: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

69

pemeriksaan, agar auditor dapat meningkatkan motivasinya dalam melaksanakan

tugas. Jika auditor memiliki unsur gangguan pribadi selama melakukan audit

maka hasil dari audit tersebut tidak akan cenderung berat sebelah dan membatasi

temuan auditnya. Dengan mematuhi Peraturan BPK RI Nomor 1 Tahun 2017

tentang SPKN menunjukkan bahwa dalam semua hal yang berkaitan dengan

pekerjaan pemeriksaan, organisasi pemeriksa dan pemeriksa, harus bebas dari

gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi yang dapat mengganggu

independensinya. Sehingga dengan berpegang pada peraturan tersebut, diharapkan

auditor dapat mempertahankan independesinya dengan sebaik-baiknya selama

pemeriksaan. Hal ini menunjukan bahwa gangguan pribadi sangat diharapkan

tidak dimiliki oleh setiap auditor dalam melakukan pemeriksaan. Semakin tinggi

gangguan pribadi maka semakin tinggi gangguan yang diberikan terhadap

independensi auditor.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa

variabel gangguan pribadi tidak berpengaruh signifikan terhadap independensi

auditor. Hal ini bermakna bahwa seorang auditor yang menjalankan pemeriksaan

memiliki sistem pengendalian mutu intern yang baik, menerapkan Kode Etik

Profesi, menerapkan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara, berintegrasi,

objektif dan mandiri sebagai seorang auditor. Dengan adanya sikap seperti itu

auditor dapat terhindar dari gangguan pribadi. Oleh karena itu, auditor walaupun

ada hubungan dan pandangan pribadi, kepentingan keuangan, ataupun hubungan

kerjasama dengan entitas yang diperiksa tidak dapat mempengaruhi sikap

independensi auditor. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

Page 86: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

70

dilakukan oleh Vitalokasari dan Djailani (2015) yang menemukan bahwa

gangguan pribadi tidak berpengaruh terhadap independensi auditor. Berbeda

halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Mide (2011), Munawarah (2015),

dan Parawansa (2014) yang menemukan bahwa gangguan pribadi berpengaruh

terhadap independensi auditor.

4.2.2. Pengaruh Gangguan Ekstern Terhadap Independensi Auditor

Auditor yang memiliki gangguan ekstern di dalam melaksanakan tugasnya

dapat membatasi pelaksanaan audit atau mempengaruhi kemampuan auditor

dalam menyatakan pendapat dan kesipumpulan auditnya secara independen dan

objektif. Sehingga auditor tidak dapat melakukan pemeriksaan dengan baik, di

mana hasil pemeriksaan tersebut menjadi tolok ukur auditor dalam menentukan

opini audit. Gangguan ekstern berpengaruh terhadap ketepatan opini auditor. Hal

ini menunjukan bahwa gangguan ekstern merupakan variabel penting yang harus

diperhatikan setiap auditor dalam melaksanakan tugasnya disetiap sebagai auditor.

Dengan kata lain gangguan ekstern yang baik/tinggi akan berpengaruh terhadap

gangguan independensi auditor yang baik/tinggi, demikian sebaliknya bila

gangguan ekstern rendah/buruk maka gangguan independensi pemeriksa akan

rendah/buruk.

Gangguan ekstern berpengaruh positif dan signifikan terhadap

independensi auditor. Hal ini bermakna bahwa adanya pengaruh pihak ekstern

dalam membatasi atau mengubah lingkup pemeriksaan, adanya keterlibatan pihak

ekstern terhadap pemilihan pemeriksaan, penerapan prosedur pemeriksaan,

pengaruh promosi auditor ataupun penggantian petugas auditor, dan adanya

Page 87: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

71

pengaruh ancaman kelangsungan auditor sebagai pegawai kepada entitas atau

program yang diperiksa dapat mempengaruhi inependensi auditor. Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mide (2011),

Parawansa (2014), dan Vitalokasari dan Djailani (2015) yang menemukan bahwa

gangguan ekstern berpengaruh terhadap independensi auditor. Hasil ini berbeda

dengan penelitian yang dilakukan oleh Munawarah (2015) yang menemukan

bahwa gangguan ekstern tidak berpengaruh terhadap independensi auditor.

4.2.3. Pengaruh Gangguan Organisasi Terhadap Independensi Auditor

Peraturan BPK RI Nomor 1 Tahun 2017 tentang SPKN menyebutkan

independensi organisasi pemeriksa dapat dipengaruhi oleh kedudukan, fungsi dan

struktur organisasinya. Agar dapat menghindari gangguan organisasi tersebut,

yaitu dengan menempatkan organisasi pemeriksa sebagai lembaga tinggi negara

(BPK), atau organisasi independen (KAP), atau struktur yang terpisah sebagai

Aparat Pengawas/Pemeriksa Fungsional yang bertanggung jawab kepada

manajemen puncak suatu entitas pemerintahan (BPKP, Inspektorat, SPI). Hal ini

menyatakan gangguan organisasi berpengaruh terhadap independensi auditor,

yang berarti bahwa gangguan organisasi mempunyai peranan yang penting dalam

meningkatkan gangguan independensi pemeriksa. Semakin tinggi gangguan

organisasi yang diterima auditor, semakin tinggi pula gangguan independensi

yang dialami auditor, begitu pula sebaliknya.

Variabel gangguan organisasi dalam penelitian ini tidak berpengaruh

signifikan terhadap independensi auditor. Hasil ini bermakna bahwa seorang

auditor dalam melakukan pemeriksaan tidak terpengaruh dengan adanya tekanan

Page 88: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

72

politik dari organisasi, kompensasi dari entitas yang diperiksa, ataupun promosi

jabatan dan kedudukan yang dijanjikan yang dapat mempengaruhi sikap

independensinya sebagai seorang auditor. Dengan adanya sikap tersebut seorang

auditor terbebas dari gangguan organisasi. Dengan demikian auditor tetap

menjalankan pemeriksaan dengan jujur, andal, objektif, mandiri dan profesional.

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Munawarah (2015) serta

Vitalokasari dan Djailani (2015) yang menemukan bahwa gangguan organisasi

tidak berpengaruh terhadap independensi auditor. Hasil ini berbeda dengan

temuan dalam penelitian yang dilakukan oleh Siregar (2009) dan Sriyanto (2010)

yang menyatakan bahwa gangguan organisasi berpengaruh terhadap independensi

auditor.

Page 89: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

73

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dianalisis dapat disampaikan

kesimpulan sebagai berikut :

1) Berdasarkan hasil analisis, secara parsial gangguan pribadi tidak

berpengaruh signifikan terhadap independensi auditor. Hal ini bermakna

bahwa seorang auditor yang menjalankan pemeriksaan memiliki sistem

pengendalian mutu intern yang baik, menerapkan Kode Etik Profesi,

menerapkan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara, berintegrasi, objektif

dan mandiri sebagai seorang auditor tidak akan mempengaruhi

independensinya sebagai seorang auditor.

2) Secara parsial gangguan ekstern diketahui berpengaruh positif dan

signifikan terhadap independensi auditor. Hal ini bermakna bahwa adanya

pengaruh pihak ekstern dalam membatasi atau mengubah lingkup

pemeriksaan, adanya keterlibatan pihak ekstern terhadap pemilihan

pemeriksaan, penerapan prosedur pemeriksaan, pengaruh promosi auditor

ataupun penggantian petugas auditor, dan adanya pengaruh ancaman

kelangsungan auditor sebagai pegawai kepada entitas atau program yang

diperiksa dapat mempengaruhi independensi auditor.

3) Berdasarkan hasil uji parsial, gangguan organisasi tidak berpengaruh

signifikan terhadap independensi auditor. Hasil ini bermakna bahwa

Page 90: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

74

seorang auditor dalam melakukan pemeriksaan tidak terpengaruh dengan

adanya tekanan politik dari organisasi, kompensasi dari entitas yang

diperiksa, ataupun promosi jabatan dan kedudukan yang dijanjikan yang

dapat mempengaruhi sikap independensinya sebagai seorang auditor.

Dengan adanya sikap tersebut seorang auditor terbebas dari gangguan

organisasi. Dengan demikian auditor tetap menjalankan pemeriksaan

dengan jujur, andal, objektif, mandiri dan profesional.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan dalam penelitian ini, maka dapat dikemukakan

beberapa saran sebagai berikut :

1) Diharapkan sebagai bahan pertimbangan dan masukkan serta informasi

bagi pihak BPK RI Povinsi Nusa Tenggara Barat mengenai pentingnya

independensi auditor dalam menjalankan pemeriksaan audit yang

dilakukan. Di samping itu juga seorang auditor perlu mematuhi kode etik

supaya terhindar dari gangguan pribadi, gangguan ekstern dan gangguan

organisasi, sehingga kedepannya independensi auditor bisa terjaga dalam

menjalankan pemeriksaan selanjutnya.

2) Untuk penelitian selanjutnya tidak terbatas pada auditor BPK RI Provinsi

Nusa Tenggara Barat saja, sebaiknya memperluas obyek penelitian. Selain

itu dapat menambahkan variabel lain yang mempengaruhi independensi

auditor, seperti variabel keberagamaan (religiusitas), reward system,

penerimaan imbalan, dan pengendalian Emotional Quotient. Penelitian

Page 91: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

75

selanjutnya juga sebaiknya menggunakan observasi atau pengamatan

langsung kepada subyek, dan/atau menggunakan metode eksperimen

sebagai pengganti metode kuesioner sehingga hasil yang diperoleh andal

dan tidak bias guna menghindari kelemahan-kelemahan yang timbul

karena responden yang tidak jujur maupun pertanyaan yang kurang

dipahami atau mengerti oleh responden.

Page 92: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

76

DAFTAR PUSTAKA

Agoes Sukrisno. 2014. Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh

Kantor Akuntan Publik, Jilid 1 Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.

Annisa Agelina, Yusralaini, dan Rahmiati Idrus. 2016. Pengaruh Gangguan

Pribadi, Gangguan Ekstern dan Gangguan Organisasi Terhadap

Independensi Auditor pada Inspektorat Provinsi Riau. https://jom.unri.ac.

id/index.php/JOMFEKON/article/. Akses 20 April 2017, jam 23:10 Wita.

Boynton, W.C., Raymond, J., dan Kell, W.G. 2002. Modern Auditing, Seventh

Edition (Terjemahan). Jakarta: Erlangga.

Ferel. 2014. Pengaruh Gangguan Pribadi, Ekstern, dan Organisasi terhadap

Independensi Pemeriksa pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik

Indonesia di Batam. https://jurnal.umrah.ac.id/wp/2014/JURNAL_

SKRIPSI_ FEREL. Akses 25 Maret 2017, jam 22:30 Wita.

Holmes, W.A., dan Burns, D.C. 1993. Auditing Norma dan Prosedur, Jilid 1 Edisi

Kesembilan. Jakarta: Erlangga.

Khadra, H.A. 2012. Karen Horney. http://khadranotes.blogspot.com. Akses 20

April 2017, jam 23:15 Wita.

Messier Jr., W.F., Glover, S.M., dan Prawitt, D.F. 2012. Auditing and Assurance

Services: A Systematic Approach (8th Edition). USA: McGraw-Hill.

Mide Nuraisyah Zain. 2011. Pengaruh Gangguan Pribadi dan Gangguan Ekstern

terhadap Independensi Auditor pada BPK dan KAP di Makassar.

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/. Akses 25 Maret 2017, jam

23:17 Wita.

Misbahuddin dan Hasan Iqbal. 2013. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik.

Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyadi. 2013. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Jakarta:

Salemba Empat.

Munawarah Israfil. 2015. Pengaruh Gangguan Pribadi, Gangguan Ekstern dan

Gagguan Organisasi Terhadap Independensi Auditor Pada (BPK) RI

Provinsi Nusa Tenggara Barat. Skripsi STIE AMM Mataram, tidak

dipublikasikan.

Nevid, J.S., Spencer, A.R., dan Beverly, G. 2003. Psikologi Abnormal. Jakarta:

Erlangga.

Page 93: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

77

Parawansa Maulida Widya Utari. 2014. Pengaruh Gangguan Pribadi, Gangguan

Ekstern dan Gagguan Organisasi terhadap Independensi Pemeriksa (Studi

Empiria pada Inspektorat Kota Makassar). http://repository.unhas.ac.id/

handle/. Akses 25 Maret 2017, jam 23:15 Wita.

Peraturan Badan Pemeriksaan Keuangan Republik Indonesia Nomor 1 Tahun

2017. http://www.bpk.go.id/assets/files/storage/2017/. Akses 20 April

2017, jam 23:00 Wita.

Pope, J. 2007. Confronting Corruption: The Elements of National Integrity System

(Terjemahan). Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Priyatno Duwi. 2014. SPSS 22: Pengolahan Data Terpraktis. Yogyakarta: Andi

Offset.

Siregar Iwan Pantas. 2009. Pengaruh Gangguan Pribadi, Eksternal dan

Organisasi terhadap Independensi Pemeriksa (Studi Empiris pada

Inspektorat Kabupaten Deli Serdang). http://repository.usu.ac.id/

bitstream/3966/. Akses 25 Maret 2017, jam 23:21 Wita.

Sriyanto Darmawan. 2010. Pengaruh Gangguan Pribadi, Ekstern, Organisasi dan

Kecakapan Profesional terhadap Independensi Pemeriksa (Studi Empiris

pada Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatra Utara). http://text-

id.123dok.com/document/. Akses 25 Maret 2017, jam 23:30 Wita.

Standar Profesional Akuntan Publik (2001) Seksi 220 PSA Nomor 4.

https://natawidnyana.files.wordpress.com/psa-no-04-sa-seksi-220/. Akses

29 Maret 2017, jam 09:15 Wita.

Suartana, W. 2010. Akuntansi Keperilakuan. Yogyakarta: Andi Offset.

Sugiyono. 2014. Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Edisi 20.

Bandung: Alfabeta.

Suharyadi dan Purwanto S.K. 2009. Statistika Untuk Ekonomi dan Keuangan

Modern. Jakarta: Salemba Empat.

Vitalokasari Arvianti Silvia dan Djailani Yustiana. 2015. Pengaruh Gangguan

Pribadi, Gangguan Ekstern dan Gangguan Organisasi Terhadap

Independensi Pemeriksa. (Studi Empiris Pada BPK RI Perwakian Provinsi

Maluku Utara). http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/el-muhasaba/

article/. Akses 25 Maret 2017, jam 23:14 Wita.

http://bangka.tribunnews.com/2017/03/24/auditor-bpk-disebut-terima-suap-dalam

-kasus-korupsi-e-ktp. Akses 5 Mei 2017, jam 08:49 Wita.

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Badan_Pemeriksaan_Keuangan_Republik_Indones

ia. Akses 29 Maret 2017, jam 09:02 Wita.

Page 94: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

78

LAMPIRAN 1

KUESIONER

Kepada :

Yth. Bapak/Ibu Auditor

Kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Barat

di-

Tempat

Dengan Hormat,

Saya adalah mahasiswa Program Studi Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi AMM Mataram yang sedang melakukan penelitian guna menyelesaikan

tugas akhir (skripsi) dengan judul ”Pengaruh Gangguan Pribadi, Gangguan

Ekstern dan Gangguan Organisasi Terhadap Independensi Auditor Pada

BPK RI Provinsi Nusa Tenggara Barat”. Sehubungan dengan maksud tersebut,

saya mohon kepada Bapak/Ibu untuk dapat berpartisipasi dalam penelitian ini.

Dalam penelitian yang dilaksanakan, pengambilan responden dengan kriteria

orang-orang yang terlibat langsung dalam kegiatan sebagai auditor yang bekerja

pada Kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Partisipasi Bapak/Ibu akan sangat berguna bagi pengembangan ilmu

pengetahuan dan berarti dalam menentukan keberhasilan penelitian ini.

Kerahasiaan jawaban Bapak/Ibu akan dijaga dan hanya untuk keperluan

penelitian. Atas kesediaan dan partisipasinya Bapak/Ibu meluangkan waktu untuk

mengisi kuesioner ini, diucapkan terima kasih.

Hormat Saya

BQ. YULIA MARIANI

13.1035.SA

Page 95: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

79

Petunjuk pengisian :

Bapak/Ibu dimohon memerikan jawaban atas pertanyaan umum berikut ini

dan cukup memberi tanda centang (√) untuk pilihan jawaban.

1. Nama Responden :

(boleh tidak diisi)

2. Umur :

3. Pendidikan :

4. Jenis Kelamin (L/P) :

5. Lama Bekerja :

6. Jabatan :

Daftar Pernyataan

Bersama ini Bapak/Ibu diminta untuk memberikan tanggapan yang sesuai

atas pernyataan-pernyataan berikut dengan memilih skor yang tersedia dengan

cara dicentang (√). Jika menurut Bapak/Ibu tidak ada jawaban yang tepat, maka

jawaban dapat diberikan pada pilihan yang paling mendekati. Skor jawaban untuk

variabel independen adalah sebagai berikut :

Skor 1 untuk Sangat Tidak Setuju (STS)

Skor 2 untuk Tidak Setuju (TS)

Skor 3 untuk Netral (N)

Skor 4 untuk Setuju (S)

Skor 5 untuk Sangat Setuju (SS)

Sedangkan skor untuk jawaban variabel dependen adalah sebagai berikut :

Skor 1 untuk Sangat Tidak Pernah (STP)

Skor 2 untuk Tidak Pernah (TP)

Skor 3 untuk Kadang-Kadang (KK)

Skor 4 untuk Pernah (P)

Skor 5 untuk Sering Sekali (SS)

Page 96: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

80

GANGGUAN PRIBADI

NO PERNYATAAN STS TS N S SS

1

Memiliki hubungan pertalian darah ke atas, ke

bawah, atau semenda sampai dengan derajat

kedua dengan jajaran manajemen entitas atau

program yang diperiksa merupakan gangguan

pribadi terhadap independensi auditor pada saat

melakukan pemeriksaan.

2

Memiliki kepentingan keuangan baik secara

langsung maupun tidak langsung pada entitas

atau program yang diperiksa dapat mengganggu

independensi auditor.

3

Pernah bekerja atau memberikan jasa kepada

entitas atau program yang diperiksa dalam kurun

waktu dua tahun terakhir adalah gangguan yang

dirasakan auditor terhadap independensinya.

4

Auditor juga merasa ada gangguan terhadap

independensinya pada saat melakukan

pemeriksaan, jika mempunyai hubungan

kerjasama dengan entitas atau program yang

diperiksa.

5

Terlibat baik secara langsung maupun tidak

langsung dalam kegiatan obyek pemeriksaan,

seperti memberikan jasa konsultasi,

pengembangan sistem, menyusun dan/atau

mereviu laporan keuangan entitas yang diperiksa

adalah salah satu gangguan yang dialami auditor

terhadap independensinya.

6

Adanya prasangka terhadap perorangan,

kelompok, organisasi atau tujuan suatu program,

yang dapat membuat pelaksanaan pemeriksaan

menjadi berat sebelah merupakan hal-hal yang

dapat menganggu independensi auditor.

7

Pada masa sebelumnya mempunyai tanggung

jawab dalam pengambilan keputusan yang

berdampak pada pelaksanaan kegiatan atau

program entitas yang sedang berjalan atau

sedang diperiksa. Hal tersebut merupakan

gangguan yang dialami auditor dalam

mempertahankan independensi.

Page 97: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

81

NO PERNYATAAN STS TS N S SS

8

Memiliki tanggung jawab untuk mengatur suatu

entitas atau kapasitas yang dapat mempengaruhi

keputusan entitas atau program yang diperiksa,

misalnya sebagai seorang direktur, pejabat atau

posisi senior lainnya dari entitas, dll. Hal

tersebut juga merupakan gangguan terhadap

independensi auditor.

9

Gangguan terhadap independensi auditor dapat

dirasakan apabila adanya kecenderungan untuk

memihak, karena keyakinan politik atau sosial,

sebagai akibat hubungan antar pegawai,

kesetiaan kelompok, organisasi atau tingkat

pemerintahan tertentu.

10

Pelaksanaan pemeriksaan oleh seorang auditor,

yang sebelumnya pernah menjabat sebagai

pejabat yang menyetujui faktur, daftar gaji,

klaim, dan pembayaran yang diusulkan oleh

suatu entitas atau program yang diperiksa, dapat

menganggu independensi auditor dalam

melakukan pemeriksaan.

11

Pelaksanaan pemeriksaan oleh seorang auditor,

yang sebelumnya pernah menyelenggarakan

catatan akuntansi resmi atas entitas/unit kerja

atau program yang diperiksa, merupakan

gangguan yang dialami auditor terhadap

independensinya dalam melakukan pemeriksaan.

12

Mencari pekerjaan pada entitas yang diperiksa

selama pelaksanaan pemeriksaan, dapat menjadi

gangguan auditor dalam mempertahankan

independensinya.

Sumber : Munawarah (2015)

Page 98: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

82

GANGGUAN EKSTERN

NO PERNYATAAN STS TS N S SS

1

Adanya campur tangan atau pengaruh pihak

ekstern yang membatasi atau mengubah lingkup

pemeriksaan secara tidak semestinya dapat

mempengaruhi independensi auditor.

2

Terdapat campur tangan pihak ekstern terhadap

pemilihan dan penerapan prosedur pemeriksaan

atau pemilihan sampel pemeriksaan dapat

mempengaruhi independensi auditor.

3

Pembatasan waktu yang tidak wajar untuk

penyelesaian suatu pemeriksaan dapat

mempengaruhi independensi auditor.

4

Adanya campur tangan pihak ekstern mengenai

penugasan, penuanjukan, dan promosi auditor

dapat mempengaruhi independensi auditor.

5

Pembatasan terhadap sumber daya yang

disediakan bagi organisasi auditor, yang dapat

berdampak negatif terhadap kemampuan

organisasi auditor tersebut dalam melaksanakan

pemeriksaan dapat mempengaruhi independensi

auditor.

6

Adanya wewenang untuk menolak atau

mempengaruhi pertimbangan auditor terhadap isi

suatu laporan hasil pemeriksaan dapat

mempengaruhi independensi auditor.

7

Adanya ancaman penggantian petugas auditor

atas ketidaksetujuan dengan isi laporan hasil

pemeriksaan, simpulan auditor, atau penerapan

suatu prinsip akuntansi atau kriteria lainnya

dapat mempengaruhi independensi auditor.

8

Pengaruh yang membahayakan kelangsungan

auditor sebagai pegawai, selain sebab-sebab

yang berkaitan dengan kecakapan auditor atau

kebutuhan pemeriksaan dikatakan gangguan

ekstern.

Sumber : Munawarah (2015)

Page 99: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

83

GANGGUAN ORGANISASI

NO PERNYATAAN STS TS N S SS

1

Melaksanakan akuntabilitas serta melaporkan

hasil audit mereka kepada pejabat tertinggi

dalam lembaga atau entitas pemerintah yang

bersangkutan merupakan gangguan organisasi.

2

Ditempatkan diluar fungsi manajemen garis dan

staf entitas yang diaudit tersebut, dikatakan

gangguan organisasi

3

Menyampaikan hasil audit secara teratur kepada

instansi atau lembaga pemerintah yang

berwenang dan BPK, dikatakan gangguan

organisasi.

4

Dijauhkan dari tekanan politik, agar mereka

dapat melakukan audit secara obyektif dan dapat

melaporkan temuan audit, pendapat dan

kesimpulan mereka secara obyektif, tampa rasa

takut akibat tekanan politik tersebut, dikatakan

gangguan organisasi.

5

Diadakan pembinaan dalam suatu sistem

kepegawean yang mengatur kompensasi,

pelatihan, promosi jabatan dan

pengembangannya yang didasarkan pada

prestasi kerja yang dihasilkan, merupakan

gangguan organisasi.

Sumber : Munawarah (2015)

Page 100: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

84

INDEPENDENSI AUDITOR

NO PERNYATAAN STP TP KK P SS

1

Pernakah auditor memiliki hubungan kerjasama

dan hubungan keluarga dengan entitas atau

program yang diperiksa.

2

Pernakah dalam melakukan pemeriksaan, tidak

ada pembatasan waktu yang tidak wajar untuk

penyelesaian suatu pemeriksaan.

3

Pernakah auditor mengetahui sistem informasi

keuangan dan administrasi entitas, jika pernah

maka auditor dapat melaksanakan pemeriksaan

lebih baik.

4

Pernah auditor melaksanakan pemeriksaan lebih

dari 3 tahun, jika pernah maka tidak semua

kesalahan entitas auditor laporkan.

5 Pernahkah organisasi auditor bebas dari

hambatan indepedensi.

6

Pernahkah ada campur tangan pihak ekstern

mengenai penugasan, penunjukan, dan promosi

auditor.

Sumber : Munawarah (2015)

Page 101: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

85

LAMPIRAN 2

DATA KUESIONER RESPONDEN PADA BPK RI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

VARIABEL GANGGUAN PRIBADI NO BUTIR1 BUTIR2 BUTIR3 BUTIR4 BUTIR5 BUTIR6 BUTIR7 BUTIR8 BUTIR9 BUTIR10 BUTIR11 BUTIR12

1 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5

2 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 5

3 3 4 3 4 5 4 3 3 4 4 5 4

4 4 4 3 4 5 5 4 4 4 5 4 5

5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5

6 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4

7 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4

8 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4

9 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4

10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

11 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

13 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5

14 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5

15 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5

16 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5

17 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4

18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

19 4 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5

20 4 4 5 3 4 4 3 5 4 3 4 4

21 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3

22 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4

23 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4

24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

25 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4

26 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4

27 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3

Page 102: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

86

28 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4

29 4 4 3 4 4 4 5 5 3 4 4 4

30 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

31 4 4 3 5 4 4 5 4 4 5 4 4

32 5 3 3 5 5 4 5 4 5 5 5 4

33 4 3 4 4 4 3 5 4 4 4 4 3

34 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

35 3 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 3

36 4 4 3 3 5 5 4 3 5 3 5 5

37 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4

38 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

39 4 4 3 4 4 3 3 4 5 4 4 3

40 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

41 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3

42 5 3 3 3 5 3 3 3 5 3 5 3

43 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4

44 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4

45 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

46 3 4 4 5 4 3 5 4 5 5 4 3

47 4 3 3 4 4 5 3 4 5 4 4 5

48 3 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4

49 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4

50 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4

51 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

53 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5

54 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5

55 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4

56 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

57 5 4 5 5 5 3 5 5 5 5 5 3

58 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4

59 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5

60 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5

Page 103: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

87

VARIABEL GANGGUAN EKSTERN NO BUTIR 1 BUTIR 2 BUTIR 3 BUTIR 4 BUTIR 5 BUTIR 6 BUTIR 7 BUTIR 8

1 5 4 4 4 4 4 4 5

2 4 4 3 3 4 3 4 4

3 3 3 4 4 4 4 4 5

4 4 4 4 4 4 4 5 4

5 4 4 4 4 4 4 5 4

6 4 4 4 4 4 4 5 5

7 5 4 4 4 5 4 5 4

8 4 4 5 4 4 4 4 4

9 4 4 5 5 4 4 4 5

10 4 4 4 4 4 4 4 4

11 5 5 5 5 5 5 5 5

12 4 4 4 4 4 4 4 4

13 4 4 4 4 4 4 3 3

14 4 4 4 4 4 4 2 2

15 4 4 5 4 4 4 5 4

16 3 4 3 4 4 4 4 4

17 4 3 4 4 3 4 4 4

18 4 4 4 4 4 4 4 4

19 5 5 5 5 5 5 5 5

20 4 5 4 3 5 4 5 4

21 4 4 5 4 4 4 5 4

22 5 5 5 5 5 5 4 5

23 4 5 4 5 5 4 4 4

24 4 4 4 4 4 4 4 4

25 5 5 5 5 5 5 5 5

26 4 4 3 4 4 2 3 4

27 4 3 5 3 3 3 4 3

28 4 4 5 4 5 4 4 4

29 4 4 4 5 5 3 4 4

30 5 5 5 5 5 5 5 5

Page 104: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

88

31 4 5 4 5 4 4 4 5

32 4 5 5 5 4 5 5 4

33 3 4 5 5 4 4 4 5

34 3 3 3 3 3 3 3 3

35 4 5 2 4 4 4 4 4

36 4 3 5 4 3 5 4 4

37 4 3 4 3 4 4 4 3

38 4 4 4 4 4 4 4 4

39 4 3 4 3 4 5 4 3

40 3 3 3 3 3 3 3 3

41 4 4 4 3 4 4 4 3

42 5 3 3 3 3 5 3 3

43 4 4 5 3 4 4 4 3

44 4 3 4 4 3 4 3 4

45 5 5 5 5 5 5 5 5

46 4 4 4 5 4 5 4 5

47 3 3 4 3 4 5 4 3

48 4 3 3 5 4 4 4 5

49 5 4 4 5 4 4 4 5

50 4 5 4 4 4 5 5 4

51 4 4 4 4 4 4 4 4

52 4 4 4 4 4 4 4 4

53 4 4 4 5 4 4 4 4

54 5 4 5 5 5 4 5 4

55 4 3 4 3 4 4 4 3

56 3 3 3 3 3 3 3 3

57 4 5 5 5 5 5 4 5

58 4 4 4 3 4 4 4 4

59 5 5 4 4 5 5 4 5

60 4 4 5 5 4 4 5 4

Page 105: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

89

VARIABEL GANGGUAN ORGANISASI NO BUTIR 1 BUTIR 2 BUTIR 3 BUTIR 4 BUTIR 5

1 4 4 4 3 4

2 4 5 5 4 4

3 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4

5 4 4 4 4 4

6 4 4 4 4 4

7 4 4 4 5 5

8 4 4 4 4 4

9 5 4 5 4 4

10 4 4 4 4 4

11 5 5 5 5 5

12 4 4 4 4 4

13 5 5 4 4 4

14 4 4 4 4 4

15 5 4 4 5 5

16 5 5 4 4 4

17 3 4 4 4 3

18 4 4 4 4 4

19 5 5 5 5 5

20 3 4 4 5 5

21 4 4 3 4 5

22 5 5 4 5 5

23 4 4 4 5 5

24 4 4 4 4 4

25 5 5 4 5 5

26 4 4 4 3 3

27 4 3 3 2 4

28 4 4 4 5 5

29 4 4 4 5 4

30 5 5 5 5 5

Page 106: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

90

31 4 4 4 5 5

32 5 5 5 4 4

33 4 4 3 5 5

34 3 3 3 3 3

35 4 4 3 4 4

36 3 5 5 4 4

37 4 4 4 4 3

38 4 4 4 4 4

39 4 4 3 3 4

40 3 3 3 3 3

41 4 4 3 4 3

42 3 5 3 5 3

43 4 3 4 4 3

44 3 3 4 4 4

45 5 5 5 5 5

46 5 4 3 4 5

47 4 4 5 4 5

48 4 4 4 4 5

49 4 5 4 4 5

50 4 5 4 4 5

51 4 4 4 4 4

52 4 4 4 4 4

53 4 4 5 4 4

54 5 4 5 5 4

55 3 3 4 4 4

56 3 3 3 3 3

57 5 5 3 5 5

58 4 4 4 4 3

59 5 5 5 4 4

60 4 5 5 4 4

Page 107: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

91

INDEPENDENSI NO BUTIR 1 BUTIR 2 BUTIR 3 BUTIR 4 BUTIR 5 BUTIR 6

1 4 4 4 4 5 5

2 4 3 4 4 4 5

3 3 4 4 4 5 4

4 4 4 4 5 4 5

5 4 4 5 5 4 5

6 4 4 5 5 5 4

7 4 4 5 5 4 4

8 4 5 4 4 4 4

9 4 5 4 4 5 4

10 4 4 4 4 4 4

11 5 5 5 5 5 5

12 4 4 4 4 4 4

13 4 4 5 3 3 4

14 4 4 5 2 2 4

15 4 4 5 5 4 4

16 4 4 5 4 4 4

17 3 4 3 4 4 3

18 4 4 4 4 4 4

19 5 5 5 5 5 5

20 5 4 3 5 4 5

21 4 4 4 5 4 4

22 5 5 5 4 5 5

23 5 4 4 4 4 5

24 4 4 4 4 4 4

25 5 5 5 5 5 5

26 4 2 4 3 4 4

27 3 3 4 4 3 3

28 5 4 4 4 4 5

29 5 3 4 4 4 5

30 5 5 5 5 5 5

Page 108: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

92

31 4 4 5 4 5 4

32 4 5 5 5 4 5

33 4 4 4 4 5 4

34 3 3 3 3 3 3

35 4 4 4 4 4 4

36 3 5 3 4 4 3

37 4 4 4 4 3 4

38 4 4 4 4 4 4

39 4 5 4 4 3 4

40 3 3 3 3 3 3

41 4 4 4 4 3 4

42 3 5 3 3 3 5

43 4 4 4 4 3 3

44 3 4 4 3 4 4

45 5 5 5 5 5 5

46 4 5 5 4 5 4

47 4 5 4 4 3 4

48 4 4 4 4 5 4

49 4 4 4 4 5 4

50 4 5 4 5 4 4

51 4 4 4 4 4 4

52 4 4 4 4 4 4

53 4 4 4 4 4 4

54 5 4 5 5 4 5

55 4 4 3 4 3 4

56 3 3 3 3 3 3

57 5 5 5 4 5 5

58 4 4 4 4 4 4

59 5 5 5 4 5 5

60 4 4 4 5 4 4

Page 109: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

93

LAMPIRAN 3

UJI VALIDITAS GANGGUAN PRIBADI Correlations

X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9 X1.10 X1.11 X1.12 TOTAL

X1.1

Pearson

Correlation 1 .412** .370** .461** .532** .331** .424** .538** .423** .449** .544** .331** .679**

Sig. (2-

tailed)

.001 .004 .000 .000 .010 .001 .000 .001 .000 .000 .010 .000

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

X1.2

Pearson

Correlation .412** 1 .471** .519** .484** .478** .449** .556** .326* .512** .489** .478** .721**

Sig. (2-

tailed) .001

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .011 .000 .000 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

X1.3

Pearson

Correlation .370** .471** 1 .394** .323* .201 .408** .610** .341** .359** .358** .201 .597**

Sig. (2-

tailed) .004 .000

.002 .012 .124 .001 .000 .008 .005 .005 .124 .000

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

X1.4

Pearson

Correlation .461** .519** .394** 1 .454** .402** .585** .569** .369** .981** .467** .402** .780**

Sig. (2-

tailed) .000 .000 .002

.000 .001 .000 .000 .004 .000 .000 .001 .000

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

X1.5

Pearson

Correlation .532** .484** .323* .454** 1 .469** .440** .393** .592** .479** .979** .469** .777**

Sig. (2-

tailed) .000 .000 .012 .000

.000 .000 .002 .000 .000 .000 .000 .000

Page 110: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

94

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

X1.6

Pearson

Correlation .331** .478** .201 .402** .469** 1 .332** .340** .186 .430** .440** 1.000** .671**

Sig. (2-

tailed) .010 .000 .124 .001 .000

.010 .008 .155 .001 .000 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

X1.7

Pearson

Correlation .424** .449** .408** .585** .440** .332** 1 .542** .277* .575** .449** .332** .695**

Sig. (2-

tailed) .001 .000 .001 .000 .000 .010

.000 .032 .000 .000 .010 .000

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

X1.8

Pearson

Correlation .538** .556** .610** .569** .393** .340** .542** 1 .356** .560** .400** .340** .729**

Sig. (2-

tailed) .000 .000 .000 .000 .002 .008 .000

.005 .000 .002 .008 .000

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

X1.9

Pearson

Correlation .423** .326* .341** .369** .592** .186 .277* .356** 1 .359** .604** .186 .588**

Sig. (2-

tailed) .001 .011 .008 .004 .000 .155 .032 .005

.005 .000 .155 .000

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

X1.10

Pearson

Correlation .449** .512** .359** .981** .479** .430** .575** .560** .359** 1 .451** .430** .778**

Sig. (2-

tailed) .000 .000 .005 .000 .000 .001 .000 .000 .005

.000 .001 .000

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

X1.11

Pearson

Correlation .544** .489** .358** .467** .979** .440** .449** .400** .604** .451** 1 .440** .777**

Sig. (2-

tailed) .000 .000 .005 .000 .000 .000 .000 .002 .000 .000

.000 .000

Page 111: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

95

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

X1.12

Pearson

Correlation .331** .478** .201 .402** .469** 1.000** .332** .340** .186 .430** .440** 1 .671**

Sig. (2-

tailed) .010 .000 .124 .001 .000 .000 .010 .008 .155 .001 .000

.000

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

TOTA

L

Pearson

Correlation .679** .721** .597** .780** .777** .671** .695** .729** .588** .778** .777** .671** 1

Sig. (2-

tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 112: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

96

UJI VALIDITAS GANGGUAN EKSTERN Correlations

X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 TOTAL

X2.1

Pearson

Correlation 1 .482** .351** .389** .527** .444** .382** .395** .668**

Sig. (2-

tailed)

.000 .006 .002 .000 .000 .003 .002 .000

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60

X2.2

Pearson

Correlation .482** 1 .312* .563** .735** .384** .480** .528** .777**

Sig. (2-

tailed) .000

.015 .000 .000 .002 .000 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60

X2.3

Pearson

Correlation .351** .312* 1 .426** .401** .446** .501** .306* .654**

Sig. (2-

tailed) .006 .015

.001 .001 .000 .000 .017 .000

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60

X2.4

Pearson

Correlation .389** .563** .426** 1 .511** .335** .357** .726** .765**

Sig. (2-

tailed) .002 .000 .001

.000 .009 .005 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60

X2.5

Pearson

Correlation .527** .735** .401** .511** 1 .365** .520** .479** .778**

Sig. (2-

tailed) .000 .000 .001 .000

.004 .000 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60

X2.6

Pearson

Correlation .444** .384** .446** .335** .365** 1 .405** .342** .638**

Sig. (2-

tailed) .000 .002 .000 .009 .004

.001 .007 .000

Page 113: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

97

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60

X2.7

Pearson

Correlation .382** .480** .501** .357** .520** .405** 1 .500** .718**

Sig. (2-

tailed) .003 .000 .000 .005 .000 .001

.000 .000

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60

X2.8

Pearson

Correlation .395** .528** .306* .726** .479** .342** .500** 1 .758**

Sig. (2-

tailed) .002 .000 .017 .000 .000 .007 .000

.000

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60

TOTA

L

Pearson

Correlation .668** .777** .654** .765** .778** .638** .718** .758** 1

Sig. (2-

tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60 60 60 60

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 114: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

98

UJI VALIDITAS GANGGUAN ORGANISASI

Correlations

X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 TOTAL

X3.1

Pearson Correlation 1 .569** .368** .371** .466** .751**

Sig. (2-tailed) .000 .004 .003 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60

X3.2

Pearson Correlation .569** 1 .459** .480** .411** .787**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000

N 60 60 60 60 60 60

X3.3

Pearson Correlation .368** .459** 1 .310* .219 .639**

Sig. (2-tailed) .004 .000 .016 .092 .000

N 60 60 60 60 60 60

X3.4

Pearson Correlation .371** .480** .310* 1 .575** .752**

Sig. (2-tailed) .003 .000 .016 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60

X3.5

Pearson Correlation .466** .411** .219 .575** 1 .740**

Sig. (2-tailed) .000 .001 .092 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60

TOTAL

Pearson Correlation .751** .787** .639** .752** .740** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 115: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

99

UJI VALIDITAS INDENPEDENSI

Correlations

Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 TOTAL

Y.1

Pearson Correlation 1 .356** .569** .483** .442** .759** .805**

Sig. (2-tailed) .005 .000 .000 .000 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60 60

Y.2

Pearson Correlation .356** 1 .369** .384** .363** .374** .645**

Sig. (2-tailed) .005 .004 .002 .004 .003 .000

N 60 60 60 60 60 60 60

Y.3

Pearson Correlation .569** .369** 1 .380** .435** .486** .729**

Sig. (2-tailed) .000 .004 .003 .001 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60 60

Y.4

Pearson Correlation .483** .384** .380** 1 .500** .426** .722**

Sig. (2-tailed) .000 .002 .003 .000 .001 .000

N 60 60 60 60 60 60 60

Y.5

Pearson Correlation .442** .363** .435** .500** 1 .445** .738**

Sig. (2-tailed) .000 .004 .001 .000 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60 60

Y.6

Pearson Correlation .759** .374** .486** .426** .445** 1 .780**

Sig. (2-tailed) .000 .003 .000 .001 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60 60

TOTAL

Pearson Correlation .805** .645** .729** .722** .738** .780** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60 60

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 116: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

100

UJI REALIABILITAS

GANGGUAN PRIBADI

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,906 12

GANGGUAN EKSTERN

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,866 8

GANGGUAN ORGANISASI

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,784 5

INDEPENDENSI

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,829 6

UJI STATISTIK DESKRIPTIF

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

G.Pribadi 60 3,00 5,00 4,1167 ,46035

G.Ekstern 60 3,00 5,00 4,0983 ,48625

G.Organisasi 60 3,00 5,00 4,1200 ,47614

Independensi 60 3,00 5,00 4,1267 ,48218

Valid N

(listwise) 60

Page 117: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

101

LAMPIRAN 4

UJI ASUMSI KLASIK DAN REGRESI LINIER BERGANDA

UJI NORMALITAS

UJI HETEROSKEDASTISITAS

Page 118: PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN … · PENGARUH GANGGUAN PRIBADI, GANGGUAN EKSTERN DAN GANGGUAN ORGANISASI TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR PADA BPK RI PROVINSI NUSA

102

UJI REGRESI LINIER BERGANDA Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std.

Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) ,049 ,167 ,294 ,770

G.Pribadi ,141 ,098 ,135 1,438 ,156 ,163 6,147

G.Ektern ,691 ,079 ,697 8,757 ,000 ,225 4,441

G.Organisasi ,161 ,104 ,159 1,543 ,128 ,135 7,430

a. Dependent Variable: Indepedensi

UJI t

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std.

Error Beta

1

(Constant) ,049 ,167 ,294 ,770

G.Pribadi ,141 ,098 ,135 1,438 ,156

G.Ektern ,691 ,079 ,697 8,757 ,000

G.Organisasi ,161 ,104 ,159 1,543 ,128

a. Dependent Variable: Indepedensi

KOEFISIEN DETERMINASI Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

1 ,959a ,920 ,916 ,13993

a. Predictors: (Constant), G.Organisasi, G.Ektern, G.Pribadi