GANGGUAN IRAMA JANTUNG

37
GANGGUAN IRAMA JANTUNG (ARRHYTHMIA) 1. Pengertian Aritmia Gangguan irama jantung atau aritmia merupakan komplikasi yang sering terjadi pada infark miokardium. Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis (Doenges, 1999). Aritmia timbul akibat perubahan elektrofisiologi sel-sel miokardium. Perubahan elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai perubahan bentuk potensial aksi yaitu rekaman grafik aktivitas listrik sel (Price, 1994). Gangguan irama jantung tidak hanya terbatas pada iregularitas denyut jantung tapi juga termasuk gangguan kecepatan denyut dan konduksi (Hanafi, 1996). Aritmia jantung (heart arrhythmia)menyebabkan detak jantung menjadi terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur. Aritmia jantung umumnya tidak berbahaya. Kebanyakan orang sesekali mengalami detak jantung yang tidak beraturan kadang menjadi cepat, kadang melambat. Namun beberapa jenis aritmia jantung dapat menyebabkan

Transcript of GANGGUAN IRAMA JANTUNG

Page 1: GANGGUAN IRAMA JANTUNG

GANGGUAN IRAMA JANTUNG

(ARRHYTHMIA)

1. Pengertian Aritmia

Gangguan irama jantung atau aritmia merupakan komplikasi yang sering terjadi pada infark

miokardium. Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama jantung yang

disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis (Doenges, 1999). Aritmia timbul

akibat perubahan elektrofisiologi sel-sel miokardium. Perubahan elektrofisiologi ini

bermanifestasi sebagai perubahan bentuk potensial aksi yaitu rekaman grafik aktivitas listrik sel

(Price, 1994). Gangguan irama jantung tidak hanya terbatas pada iregularitas denyut jantung tapi

juga termasuk gangguan kecepatan denyut dan konduksi (Hanafi, 1996).

Aritmia jantung (heart arrhythmia)menyebabkan detak jantung menjadi terlalu cepat,

terlalu lambat, atau tidak teratur. Aritmia jantung umumnya tidak berbahaya.

Kebanyakan orang sesekali mengalami detak jantung yang tidak beraturan kadang

menjadi cepat, kadang melambat. Namun beberapa jenis aritmia jantung dapat

menyebabkan gangguan kesehatan atau bahkan sampai mengancam nyawa. . Aritmia dan

HR abnormal tidak harus terjadi bersamaan. Aritmia dpt terjadi dg HR yang normal, atau

dengan HR yang lambat (disebut bradiaritmia - kurang dari 60 per menit). Aritmia bisa

juga terjadi dengan HR yang cepat (disebut tachiaritmia - lebih dari 100 per menit).

Pengobatan aritmia jantung seringkali dapat mengendalikan atau menghilangkan

denyut jantung tidak teratur. Selain itu, aritmia juga dapat diatasi dengan menjalankan

gaya hidup sehat. Tanda dan gejala aritmia jantung tidak selalu mudah dikenali.

Page 2: GANGGUAN IRAMA JANTUNG

Pemeriksaan kesehatan rutin bisa membantu untuk mendeteksi aritmia lebih dini. Irama

jantung yang tidak teratur dapat juga terjadi pada jantung yang ‘normal dan sehat.

Gangguan irama jantung dapat di bagi dua:

1. Gangguan irama fibrilasi(tidak kuncup)pada serambi beresiko stroke

2. Gangguan irama fibrilasi (tidak kuncup) pada bilik jantung berakibat langsung fatal.

Gangguan irama jantung yang paling sering terjadi adalah "serambi jantung tidak

menguncup" atau fibrilasi-bergetar kecil saja dan hanya sekali-sekali saja kuncup secara

normal dimana yang seharusnya pacu jantung SA di serambi kiri memberikan pacu untuk

serambi jantung agar menguncup secara teratur tetapi tidak berhasil dan seluruh dinding

serambi hanya bergetar saja tanpa memompa jantung alias ngadat, hal akan sangat

berbahaya dan beresiko untuk terjadinya stroke. Walaupun serambi tidak menguncup

sempurna karena adanya gangguan irama tetapi darah masih dapat mengalir lambat ke

bilik jantung dan selanjutnya dipompakan keseluruh tubuh.

Kasus-kasus fibrilasi serambi tidak kuncup banyak terjadi Uni Eropah dan Amerika

Serikat, terutama pada mereka yang telah berusia di atas 60 tahun, apalagi bagi yang

memiliki usia di atas 80 tahun resiko terjadinya fibrilasi serambi jantung semakin tinggi

dapat terjadi.

Kejadian fibrilasi tidak kuncup yang terjadi pada bilik jantung maka akan mengakibatkan

kefatalan karena tidak adanya darah yang dipompakan keluar jantung, dan dengan sekejap

saja orang dapat meninggal. Akibatnya Gangguan Irama pada serambi jantung ini

membahayakan karena sebagai akibat aliran darah yang tidak lancar dalam serambi

jantung dapat terbentuk bekuan darah yang semakin besar dimana kemudian bekuan ini

dapat lepas dan menyangkut di otak serta menimbulkan stroke. Bekuan darah ini dapat

juga lepas dan meyangkut di ginjal serta menimbulkan gagal ginjal.

Page 3: GANGGUAN IRAMA JANTUNG

Pengalaman kami seorang pasien diabetes dengan hipertensi melakukan olahraga berat

tiba-tiba saat olah raga ia merasakan se-akan-akan jantungnya ngadat kebetulan rumah

sakit dekat dan ia langsung masuk ruang emergensi dan ditolong. Pemeriksaan segera

dilakukan dengan memasang 10 detektor ECG(6 di dada an 4 masing-masing di

pergelangan tangan dan kaki) dan ditemukan adanya gangguan serambi jantung yang

tidak menguncup(fibrilasi) jelas dengan adanya resiko terbentuknya bekuan dalam

serambi jantung yang kelak dapat lepas dan menimbulkan stroke.

Kepada pasien diberikan obat-obatan untuk mencegah timbulnya bekuan dan juga obat

untuk menormalkan irama jantung. Keadaan pasien membaik beberapa hari kemudian.

Pemeriksaan ECG sangat membantu untuk menentukan penyebab gangguan jantung dan

pengobatannya.

Bradiaritmia dan Takiaritmia

Berbagai keadaan dapat menimbulkan kelainan pada sistem listrik jantung. Pada umumnya

gangguan sistem listrik jantung akan menimbulkan perubahan irama jantung menjadi terlalu

lambat (Bradiaritmia, jantung berdenyut kurang dari 60 kali permenit) atau terlalu cepat

(Takiaritmia, jantung berdenyut lebih dari 100 kali permenit)

Kedua keadaan tersebut akan berpengaruh terhadap kerja jantung memompa darah ke seluruh

tubuh.

Bila jantung berdenyut terlalu lambat, maka jumlah darah yang mengalir di dalam sirkulasi

menjadi berkurang, sehingga kebutuhan tubuh tidak terpenuhi. Hal ini akan menimbulkan

gejala seperti mudah capek, kelelahan yang kronis, sesak, keleyengan bahkan sampai pingsan.

Yang berbahaya, bila jumlah darah yang menuju otak menjadi berkurang bahkan minimal

sehingga terjadi pingsan atau perasaan melayang. Pada keadaan yang lebih parah dapat

menyebabkan stroke.

Sebaliknya, bila jantung berdenyut terlalu cepat maka jantung akan mengalami kelelahan dan

akan menimbulkan gejala-gejala berdebar yang biasanya disertai perasaan takut karena

debaran jantung yang begitu cepat (sampai lebih dari 200 kali permenit). Pada keadaan yang

ekstrim dimana bilik jantung berdenyut sangat cepat dan tidak terkendali, maka terjadi

kegagalan sirkulasi darah yang bila dilakukan pertolongan cepat dengan kejut listrik (DC shock)

dapat mengakibatkan kematian.

Page 4: GANGGUAN IRAMA JANTUNG

Syukurlah, kebanyakan takiaritmia tidak menimbulkan kematian mendadak. Akan tetapi tentu

harus dipastikan jenis aritmia apa yang terdapat pada seorang pasien.

Bradiaritmia yang terjadi akibat hambatan transmisi listrik jantung, umumnya menetap

sehingga diperlukan alat bantu yang dapat menjamin kecukupan frekuensi denyut jantung. Alat

tersebut adalah alat pacu jantung tetap (Permanent Pace Maker, PPM). PPM ditanam dibawah

kulit dada lalu dihubungkan ke jantung melalui sejenis kabel. Hanya diperlukan operasi kecil

dengan bius lokal saja untuk pemasangan PPM.

Takiaritmia, pada umumnya dapat disembuhkan total melalui tindakan ablasi. Setelah

dilakukan tindakan ablasi, pasien terbebas dari penyakit takiaritmia dan tidak memerlukan

obat-obatan lagi. Ablasi adalah tindakan invasif yang merupakan kelanjutan dari EPS. Pada

ablasi dilakukan pemutusan/eliminasi sumber takiaritmia dengan menggunakan panas yang

dihasilkan oleh gelombang frekuensi radio. Tingkat keberhasilan ablasi pada takiartmia yang

umum terjadi, sangat tinggi yaitu sekitar 95%. Dengan resiko yang sangat kecil.

Deteksi Aritmia

Pada dasarnya deteksi aritmia cukup sederhana, yaitu dengan menggunakan alat

perekam irama jantung yang disebut elektrokardiografi (EKG). Bila pasien datang pada

saat ada keluhan-keluhan diatas lalu dilakukan perekaman EKG, maka dapat diketahui

ada tidaknya gangguan gangguan irama/aritmia jantung. Kadangkala, gejala timbul di

rumah dan ketika sampai di RS gejalanya sudah hilang sehingga pada perekaman EKG-

pun tidak tertangkap aritmia-nya. Oleh karena itu diperlukan pemeriksaan lain yang lebih

komprehensif seperti Holter Monitoring atau pemeriksaan yang canggih yang disebut

Electrophysiology Study (EPS). Holter monitoring adalah perekaman EKG secara

kontinue selama 24-48 jam sehingga memperbesar peluang deteksi aritmia. Bila

aritmianya hanya terjadi sangat jarang maka diperlukan rekaman yang lebih lama.

Kadang dilakukan pemasangan alat kecil dibawah kulit yang disebut Insertable Loop

Recorder (ILR). EPS adalah suatu pemeriksaan invasive dimana dilakukan perekaman

listrik jantung secara langsung pada sistem listrik jantungnya

Ada beberapa tipe-tipe aritmia

Page 5: GANGGUAN IRAMA JANTUNG

1. Premature atrial contractions. Ada denyut tambahan di awal yg berasal dari atrium

(ruang jantung bagian atas). Ini tidak berbahaya dan tidak memerlukan terapi.

2. Premature venticular contractions (PVCs). Ini merupakan aritmia yang paling

umum dan terjadi pd orang dengan atau tanpa penyakit jantung. Ini merupakan

denyut jantung lompatan yang kita semua kadang2 mengalami. Pada beberapa

orang, ini bisa berkaitan dengan stres, terlalu banyak kafein atau nikotin, atau terlalu

banyak latihan. Tetapi kadang-kadang, PVCs dpt disebabkan oleh penyakit jantung

atau ketidakseimbangan elektrolit. Orang yang sering mengalami PVCs dan/atau

gejala2 yg berkaitan dgnya sebaiknya dievaluasi oleh seorang dokter jantung.

Namun, pada kebanyakan orang, PVC biasanya tidak berbahaya dan jarang

memerlukan terapi.

3. Atrial fibrilasi (AF). Ini merupakan irama jantung tidak teratur yang sering

menyebabkan atrium, ruang atas jantung, berkontraksi secara abnormal.

4. Atrial flutter. Ini merupakan aritmia yang disebabkan oleh satu atau lebih sirkuit

yang cepat di atrium. Atrial flutter biasanya lebih terorganisir dan teratur

dibandingkan dengan atrial fibrilasi. Aritmia ini terjadi paling sering pada orang

dengan penyakit jantung, dan selama minggu pertama setelah bedah jantung.

Aritmia ini sering berubah menjadi atrial fibrilasi.

5. Paroxysmal supraventricular tachycardia (PSVT). Suatu HR yang cepat, biasanya

dengan irama yang teratur, berasal dari atas ventrikel. PSVT mulai dan berakhir dg

tiba2. Terdapat dua tipe utama : accessory path tachycardia dan AV nodal reentrant

tachycardia (lihat bawah).

6. Accessory pathway tachicardia. HR yang cepat disebabkan oleh jalur atau

hubungan extra yang abnormal antara atrium dan ventrikel. Impuls berjalan

melewati jalur ekstra selain juga melewati rute biasa. Ini membuat impuls berjalan di

jantung dg sangat cepat menyebabkan jantung berdenyut dg cepat.

7. AV nodal reentrant tachycardia. HR yang cepat disebabkan lebih dari satu jalur

melewati AV node. Ini dapat menyebabkan palpitasi (jantung berdebar), pingsan

atau gagal jantung. Pada banyak kasus, ini dapat disembuhkan dg menggunakan

suatu manuver sederhana yang dilakukan oleh seorang profesional medis yang

terlatih, dg obat2an atau dengan suatu pacemaker.

Page 6: GANGGUAN IRAMA JANTUNG

8. Ventricular tachycardia (V-tach). HR yang cepat yang berasal dari ruang bawah

jantung (ventrikel). Denyut yang cepat mencegah jantung terisi cukup darah, oleh

karena itu, hanya sedikit darah yang terpompa ke seluruh tubuh. Ini dapat mrp

aritmia yang serius, khususnya pd orang dengan penyakit jantung dan mkn

berhubungan dg lebih banyak gejala. Seorang dokter jantung sebaiknya

mengevaluasi aritmia ini.

9. Ventricular fibrilasi. Letupan impuls yang tidak teratur dan tidak terorganisir yang

berasal dari ventrikel. Ventrikel gemetar dan tidak mampu berkontraksi atau

memompa darah ke tubuh. Ini merupakan kondisi emergensi yang harus diterapi dg

CPR dan defibrilasi sesegera mungkin.

10. Long QT syndrome. Interval QT adalah area pd ECG yang merepresentasikan

waktu yang diperlukan otot jantung untuk berkontraksi dan kemudian relaksasi, atau

yang diperlukan impuls listrik utk meletupkan impuls dan kmd recharge. Jika

interval QT memanjang, ini meningkatkan resiko terjadinya “torsade de pointes”,

suatu bentuk ventricular tachicardia yang mengancam hidup. Long QT syndrome

merupakan suatu kondisi yang diturunkan yang dapat menyebabkan kematian

mendadak pada orang muda. Ini dapat diterapi dengan obat2 antiaritmia, pacemaker,

electrical cardioversion, defibrilasi, defibrilator/cardioverter implant atau terapi

ablasi.

11. Bradiaritmia. Ini merupakan irama jantung yang pelan yang dapat muncul dari

kelainan pada sistem konduksi listrik jantung. Contohnya adalah sinus node

dysfunction dan blok jantung.

12. Sinus node dysfunction. HR yang lambat yang disebabkan oleh SA node yang

abnormal. Diterapi dengan pacemaker.

13. Blok jantung. Suatu penundaan (delay) atau blok total impuls listrik ketika berjalan

dari sinus node ke ventrikel. Blok atau delay dapat terjadi pada AV node atau sistem

HIS purkinje. Jantung berdenyut ireguler dan sering lebih lambat. Jika serius blok

jantung perlu diterapi dengan pacemaker.

Page 7: GANGGUAN IRAMA JANTUNG

14. Macam-Macam Aritmia

1. Sinus Takikardi

Meningkatnya aktifitas nodus sinus, gambaran yang penting pada ECG adalah : laju

gelombang lebih dari 100 X per menit, irama teratur dan ada gelombang P tegak

disandapan I,II dan aVF.

2. Sinus bradikardi

Penurunan laju depolarisasi atrim. Gambaran yang terpenting pada ECG adalah laju

kurang dari 60 permenit, irama teratur, gelombang p tgak disandapan I,II dan aVF.

3. Komplek atrium prematur

Impul listrik yang berasal di atrium tetapi di luar nodus sinus menyebabkan kompleks

atrium prematur, timbulnya sebelu denyut sinus berikutnya. Gambaran ECG

menunjukan irama tidak teratur, terlihat gelombang P yang berbeda bentuknya dengan

gelombang P berikutnya.

4. Takikardi Atrium

Suatu episode takikardi atrium biasanya diawali oleh suatu kompleks atrium prematur

sehingga terjadi reentri pada tingkat nodus AV.

5. Fluter atrium.

Kelainan ini karena reentri pada tingkat atrium. Depolarisasi atrium cept dan teratur,

dan gambarannya terlihat terbalik disandapan II,III dan atau aVF seperti gambaran

gigi gergaji

6. Fibrilasi atrium

Fibrilasi atrium bisa tibul dari fokus ektopik ganda dan atau daerah reentri multipel.

Aktifitas atrium sangat cepat.sindrom sinus sakit

7. Komplek jungsional prematur

8. Irama jungsional

9. Takikardi ventrikuler

Page 8: GANGGUAN IRAMA JANTUNG

10. Penyebab dan factor resiko gangguan irama jantung

Etiologi aritmia jantung dalam garis besarnya dapat disebabkan oleh :

1. Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard (miokarditis

karena infeksi)

2. Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme arteri koroner),

misalnya iskemia miokard, infark miokard.

3. Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin dan obat-obat anti aritmia

lainnya

4. Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia)

5. Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom yang mempengaruhi kerja dan

irama jantung

6. Ganggguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat.

7. Gangguan metabolik (asidosis, alkalosis)

8. Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme)

9. Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau tumor jantung

10. Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi (fibrosis sistem konduksi

jantung)

Faktor-faktor tertentu dapat meningkatkan resiko terkena aritmia jantung atau

kelainan irama jantung. Beberapa faktor tersebut diantaranya adalah:

1. Penyakit Arteri Koroner

Penyempitan arteri jantung, serangan jantung, katup jantung abnormal, kardiomiopati,

dan kerusakan jantung lainnya adalah faktor resiko untuk hampir semua jenis aritmia

jantung.

11. Tekanan Darah Tinggi

Tekanan darah tinggi dapat meningkatkan resiko terkena penyakit arteri koroner. Hal ini juga

menyebabkan dinding ventrikel kiri menjadi kaku dan tebal, yang dapat mengubah jalur

impuls elektrik di jantung.

12. Penyakit Jantung Bawaan

Page 9: GANGGUAN IRAMA JANTUNG

Terlahir dengan kelainan jantung dapat memengaruhi irama jantung.

13. Masalah pada Tiroid

Metabolisme tubuh dipercepat ketika kelenjar tiroid melepaskan hormon tiroid terlalu

banyak. Hal ini dapat menyebabkan denyut jantung menjadi cepat dan tidak teratur sehingga

menyebabkan fibrilasi atrium (atrial fibrillation).

Sebaliknya, metabolisme melambat ketika kelenjar tiroid tidak cukup melepaskan hormon

tiroid, yang dapat menyebabkan bradikardi (bradycardia).

14. Obat dan Suplemen

Obat batuk dan flu serta obat lain yang mengandung pseudoephedrine dapat berkontribusi

pada terjadinya aritmia.

15. Obesitas

Selain menjadi faktor resiko untuk penyakit jantung koroner, obesitas dapat meningkatkan

resiko terkena aritmia jantung.

16. Diabetes

Resiko terkena penyakit jantung koroner dan tekanan darah tinggi akan meningkat akibat

diabetes yang tidak terkontrol. Selain itu, gula darah rendah (hypoglycemia) juga dapat

memicu terjadinya aritmia.

17. Obstructive Sleep Apnea

Obstructive sleep apnea disebut juga gangguan pernapasan saat tidur. Napas yang terganggu,

misalnya mengalami henti napas saat tidur dapat memicu aritmia jantung dan fibrilasi atrium.

18. Ketidakseimbangan Elektrolit

Zat dalam darah seperti kalium, natrium, dan magnesium (disebut elektrolit), membantu

memicu dan mengatur impuls elektrik pada jantung.

Page 10: GANGGUAN IRAMA JANTUNG

Tingkat elektrolit yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat memengaruhi impuls elektrik

pada jantung dan memberikan kontribusi terhadap terjadinya aritmia jantung.

19. Terlalu Banyak Minum Alkohol

Terlalu banyak minum alkohol dapat memengaruhi impuls elektrik di dalam jantung serta

dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya fibrilasi atrium (atrial fibrillation).

Penyalahgunaan alkohol kronis dapat menyebabkan jantung berdetak kurang efektif dan

dapat menyebabkan cardiomyopathy (kematian otot jantung).

20. Konsumsi Kafein atau Nikotin

Kafein, nikotin, dan stimulan lain dapat menyebabkan jantung berdetak lebih cepat dan dapat

berkontribusi terhadap resiko aritmia jantung yang lebih serius.

Obat-obatan ilegal, seperti amfetamin dan kokain dapat memengaruhi jantung dan

mengakibatkan beberapa jenis aritmia atau kematian mendadak akibat fibrilasi ventrikel

(ventricular fibrillation).

21. Tanda Dan Gejala Aritmia

Ada beberapa tanda dan gejala Aritmia, yaitu

1. Perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak teratur;

defisit nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut

menurun; kulit pucat, sianosis, berkeringat; edema; haluaran urin

menurun bila curah jantung menurun berat.

2. Sinkop, pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi,

perubahan pupil.

3. Nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan obat

antiangina, gelisah

4. Nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan;

bunyi nafas tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada

menunjukkan komplikasi pernafasan seperti pada gagal jantung kiri

(edema paru) atau fenomena tromboembolitik pulmonal; hemoptisis.

Page 11: GANGGUAN IRAMA JANTUNG

5. Demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema, edema

(trombosis siperfisial); kehilangan tonus otot/kekuatan

6. Palpitasi

7. Pingsan

8. Rasa tidak nyaman di dada

9. Lemah atau keletihan (perasaan

10. Detak jantung cepat (tachycardia)

11. Detak jantung lambat (bradycardia)

22. Pemeriksaan Gangguan Irama Jantung

1. EKG : menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi.

Menyatakan tipe/sumber disritmia dan efek ketidakseimbangan elektrolit dan

obat jantung.

2. Monitor Holter : Gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk

menentukan dimana disritmia disebabkan oleh gejala khusus bila pasien aktif

(di rumah/kerja). Juga dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi pacu

jantung/efek obat antidisritmia.

3. Foto dada : Dapat menunjukkanpembesaran bayangan jantung

sehubungan dengan disfungsi ventrikel atau katup

4. Skan pencitraan miokardia : dapat menunjukkan aea iskemik/kerusakan

miokard yang dapat mempengaruhi konduksi normal atau mengganggu

gerakan dinding dan kemampuan pompa.

5. Tes stres latihan : dapat dilakukan utnnuk mendemonstrasikan latihan

yang menyebabkan disritmia.

6. Elektrolit : Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan magnesium

dapat mnenyebabkan disritmia.

7. Pemeriksaan obat : Dapat menyatakan toksisitas obat jantung, adanya obat

jalanan atau dugaan interaksi obat contoh digitalis, quinidin.

8. Pemeriksaan tiroid : peningkatan atau penururnan kadar tiroid serum dapat

menyebabkan.meningkatkan disritmia.

9. Laju sedimentasi : Penignggian dapat menunukkan proses inflamasi akut

contoh endokarditis sebagai faktor pencetus disritmia.

10. GDA/nadi oksimetri : Hipoksemia dapat menyebabkan/mengeksaserbasi

disritmia.

23. Penatalaksanaan Medis

Page 12: GANGGUAN IRAMA JANTUNG

1. Terapi medis

Obat-obat antiaritmia dibagi 4 kelas yaitu :

1. Anti aritmia Kelas 1 : sodium channel blocker

1. Kelas 1 A

Quinidine adalah obat yang digunakan dalam terapi pemeliharaan untuk

mencegah berulangnya atrial fibrilasi atau flutter.

Procainamide untuk ventrikel ekstra sistol atrial fibrilasi dan aritmi yang

menyertai anestesi.

Dysopiramide untuk SVT akut dan berulang

2.Kelas 1 B

Lignocain untuk aritmia ventrikel akibat iskemia miokard, ventrikel takikardia.

Mexiletine untuk aritmia entrikel dan VT

3.Kelas 1 C

Flecainide untuk ventrikel ektopik dan takikardi

1. Anti aritmia Kelas 2 (Beta adrenergik blokade)

Atenolol, Metoprolol, Propanolol : indikasi aritmi jantung, angina pektoris dan hipertensi

2. Anti aritmia kelas 3 (Prolong repolarisation)

Amiodarone, indikasi VT, SVT berulang

3. Anti aritmia kelas 4 (calcium channel blocker)

Verapamil, indikasi supraventrikular aritmia

2. Terapi mekanis

1. Kardioversi : mencakup pemakaian arus listrik untuk menghentikan disritmia yang

memiliki kompleks GRS, biasanya merupakan prosedur elektif.

2. Defibrilasi : kardioversi asinkronis yang digunakan pada keadaan gawat darurat.

3. Defibrilator kardioverter implantabel : suatu alat untuk mendeteksi dan

mengakhiri episode takikardi ventrikel yang mengancam jiwa atau pada pasien

yang resiko mengalami fibrilasi ventrikel.

Page 13: GANGGUAN IRAMA JANTUNG

4. Terapi pacemaker : alat listrik yang mampu menghasilkan stimulus listrik

berulang ke otot jantung untuk mengontrol frekuensi jantung.

4. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan1. Pengkajian

2. Pengkajian primer :

1. Airway

1. Apakah ada peningkatan sekret ?

2. Adakah suara nafas : krekels ?

2. Breathing

1. Adakah distress pernafasan ?

2. Adakah hipoksemia berat ?

3. Adakah retraksi otot interkosta, dispnea, sesak nafas ?

4. Apakah ada bunyi whezing ?

3. Circulation

1. Bagaimanakan perubahan tingkat kesadaran ?

2. Apakah ada takikardi ?

3. Apakah ada takipnoe ?

4. Apakah haluaran urin menurun ?

5. Apakah terjadi penurunan TD ?

6. Bagaimana kapilery refill ?

7. Apakah ada sianosis ?

1. Pengkajian sekunder

1. Riwayat penyakit

8. Faktor resiko keluarga contoh penyakit jantung, stroke, hipertensi

9. Riwayat IM sebelumnya (disritmia), kardiomiopati, GJK, penyakit katup

jantung, hipertensi

10. Penggunaan obat digitalis, quinidin dan obat anti aritmia lainnya kemungkinan

untuk terjadinya intoksikasi

11. Kondisi psikososial

12. Pengkajian fisik

1. Aktivitas : kelelahan umum

2. Sirkulasi : perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak

teratur; defisit nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut

Page 14: GANGGUAN IRAMA JANTUNG

menurun; kulit warna dan kelembaban berubah misal pucat, sianosis,

berkeringat; edema; haluaran urin menruun bila curah jantung menurun berat.

3. Integritas ego : perasaan gugup, perasaan terancam, cemas, takut,

menolak,marah, gelisah, menangis.

4. Makanan/cairan: hilang nafsu makan, anoreksia, tidak toleran terhadap

makanan, mual muntah, peryubahan berat badan, perubahan kelembaban kulit

5. Neurosensori : pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi,

perubahan pupil.

6. Nyeri/ketidaknyamanan : nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak

dengan obat antiangina, gelisah

7. Pernafasan : penyakit paru kronis, nafas pendek, batuk, perubahan

kecepatan/kedalaman pernafasan; bunyi nafas tambahan (krekels, ronki, mengi)

mungkin ada menunjukkan komplikasi pernafasan seperti pada gagal jantung

kiri (edema paru) atau fenomena tromboembolitik pulmonal; hemoptisis.

8. Keamanan : demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema,

edema (trombosis siperfisial); kehilangan tonus otot/kekuatan

13. Diagnosa keperawatan dan Intervensi

1. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan konduksi elektrikal, penurunan kontraktilitas miokardia.

Kriteria hasil :

1. Mempertahankan/meningkatkan curah jantung adekuat yang

dibuktikan oleh TD/nadi dalam rentang normal, haluaran urin adekuat,

nadi teraba sama, status mental biasa

2. Menunjukkan penurunan frekuensi/tak adanya disritmia

3. Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan kerja miokardia.

Intervensi :

4. Raba nadi (radial, femoral, dorsalis pedis) catat frekuensi, keteraturan, amplitudo

dan simetris.

Page 15: GANGGUAN IRAMA JANTUNG

5. Auskultasi bunyi jantung, catat frekuensi, irama. Catat adanya denyut jantung

ekstra, penurunan nadi.

6. Pantau tanda vital dan kaji keadekuatan curah jantung/perfusi jaringan.

7. Tentukan tipe disritmia dan catat irama : takikardi; bradikardi; disritmia atrial;

disritmia ventrikel; blok jantung

8. Berikan lingkungan tenang. Kaji alasan untuk membatasi aktivitas selama fase

akut.

9. Demonstrasikan/dorong penggunaan perilaku pengaturan stres misal relaksasi

nafas dalam, bimbingan imajinasi

10. Selidiki laporan nyeri, catat lokasi, lamanya, intensitas dan faktor

penghilang/pemberat. Catat petunjuk nyeri non-verbal contoh wajah mengkerut,

menangis, perubahan TD

11. Siapkan/lakukan resusitasi jantung paru sesuai indikasi

12. Kolaborasi :

13. Pantau pemeriksaan laboratorium, contoh elektrolit

14. Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi

15. Berikan obat sesuai indikasi : kalium, antidisritmi

16. Siapkan untuk bantu kardioversi elektif

17. Bantu pemasangan/mempertahankan fungsi pacu jantung

18. Masukkan/pertahankan masukan IV

19. Siapkan untuk prosedur diagnostik invasif

20. Siapkan untuk pemasangan otomatik kardioverter atau defibrilator

14. Kurang pengetahuan tentang penyebab atau kondisi pengobatan berhubungan dengan kurang informasi/salah pengertian kondisi medis/kebutuhan terapi.

Kriteria hasil :

1. menyatakan pemahaman tentang kondisi, program pengobatan

2. Menyatakan tindakan yang diperlukan dan kemungkinan efek samping

obat

Intervensi :

3. Kaji ulang fungsi jantung normal/konduksi elektrikal

Page 16: GANGGUAN IRAMA JANTUNG

4. Jelakan/tekankan masalah aritmia khusus dan tindakan terapeutik pada

pasien/keluarga

5. Identifikasi efek merugikan/komplikasiaritmia khusus contoh

kelemahan, perubahan mental, vertigo.

6. Anjurkan/catat pendidikan tentang obat. Termasuk mengapa obat

diperlukan; bagaimana dan kapan minum obat; apa yang dilakukan bila

dosis terlupakan

7. Dorong pengembangan latihan rutin, menghindari latihan berlebihan

8. Kaji ulang kebutuhan diet contoh kalium dan kafein

9. Memberikan informasi dalam bentuk tulisan bagi pasien untuk dibawa

pulang

10. Anjurkan psien melakukan pengukuran nadi dengan tepat

11. Kaji ulang kewaspadaan keamanan, teknik mengevaluasi pacu

jantung dan gejala yang memerlukan intervensi medis

12. Kaji ulang prosedur untuk menghilangkan PAT contoh pijatan

karotis/sinus, manuver Valsava bila perlu

4. Contoh Aritmia EKG dengan Kriterianya

1. D. Ventrikel Region

Page 17: GANGGUAN IRAMA JANTUNG

(Idioventrikular Rhytm)

Ciri-cirinya :

Irama regular

Frekwensi 20 - 40 x/menit

Tidak ada gelombang P

Komplek QRS lebar or lebih dari normal

(Accelerated Idioventrikular)

Ciri-cirinya :

Irama regular

Frekwensi antara 40 - 100 x/menit

Tidak ada gel P

Komplek QRS lebar atau lebih dari normal, RR interval regular

Page 18: GANGGUAN IRAMA JANTUNG

(Ventrikel Takikardia/ VT)

Ciri-cirinya :

Irama regular

Frekwensi 100-250x/menit

Tidak ada gelombang P

Komplek QRS lebar atau lebih dari normal

(VT Polymorphic)

Ciri-cirinya :

Irama regular irregular

Lainya sama dengan VT.

(ventrikel Fibrilasi/VF)

Ciri-cirinya :

Irama chaotic atau kacau balau

No denyut jantung.

Page 19: GANGGUAN IRAMA JANTUNG

2. SA Node

( Sinus Bradikardia)

Ciri-cirinya :

Irama teratur

RR interval jaraknya sama dalam 1 lead panjang

PP interval jaraknya sama dalam 1 lead panjang

Komplek QRS harus sama dalam 1 lead panjang

Impuls dari SA node yang ditandai dengan adanya gel P yang mempunyai bentuk

sama dalam 1 lead panjang.

Frekwensi (HR) dibawah 60x/menit

Adanya gel P yang selalu diikuti komplek QRS

Gel P dan komplek QRS normal dan sama bentuknya dalam satu lead.

(Sinus Takikardia)

Ciri-cirinya):

Sama dengan sinus bradikardia, yang membedakanya adalah frekwensi jantung (HR)

lebih dari 100x/menit.

Page 20: GANGGUAN IRAMA JANTUNG

(Sinus Aritmia)

Ciri-cirinya :

Sama dengan kriteria sinus rhytme, yang membedakannya adalah pada sinus aritmia

iramanya tidak teratur karena efek inspirasi & ekspirasi.

(Sinus Arrest)

Ciri-cirinya:

Gel P dan komplek QRS normal

Adanya gap yang panjang tanpa adanya gelombang yang muncul.

Gap ini jaraknya melebihi 2 kali RR interval.

(Sinus Blok)

Ciri-cirinya :Sama dengan sinus arrest yaitu adanya gap tanpa adanya gelombang yang muncul, dimana jarak gapnya 2 kali dari RR interval.

2. Junctional Region

Page 21: GANGGUAN IRAMA JANTUNG

(Junctional Rhytm)

Ciri-cirinya :

Irama teratur

Frekwensinya 40-60 x/menit

Gelombang P bisa tidak ada, bisa terbalik (tidak bakal positip)

Kompleks QRS normal

Kalau frekwensinya lebih dari 40x/menit dinamakan slow junctional rhytm.

(Junctional Takikardia)

Ciri-cirinya:

Sama dengan junctinal rhytm, bedanya frekfensi atau HR pada junctional takikardia lebih

dari 100 x/menit

.

Page 22: GANGGUAN IRAMA JANTUNG

(Accelerated Junctional)

Ciri-cirinya :

Sama dengan junctional rhytm, bedanya frekwensi atau HR pada accelerated junctional

antara 60-100 x/menit.

(Junctional Ekstra Sistole or PJC)

Ciri-cirinya :

Irama tidak teratur

Ada premature beat sebelum waktunya, dengan adanya gel P yang terbalik atau tidak

adanya gel P.

(Junctional Escape Beat)

Ciri-cirinya :

Irama irregular

Komplek QRS normal

Pada EKG normal yang seharusnya muncul normal beat pada beat berikutnya, tapi

Page 23: GANGGUAN IRAMA JANTUNG

impuls normal diambil alih oleh juction region sehingga tampak pada EKG tidak adanya

gel P, misalkan ada gel P tapi bentuknya akan terbalik.

(Supra Ventrikuler Takikardia/SVT)

Ciri-cirinya :

Irama teratur

Frekwensinya lebih dari 150x/menit

Gel P tertutup oleh gel T

Komplek QRS normal dan tingginya harus sama ( ingat duri ikan)

(Paroksimal Supraventrikuler Takikardia/PSVT)

Ciri-cirinya :

Dari gambaran EKG normal tiba-tiba berubah menjadi gambaran EKG SVT.

Frekwensinya lebih dari 150 x/menit

AV Blok first Degree

Ciri-cirinya :

Irama teratur

Page 24: GANGGUAN IRAMA JANTUNG

Gel P normal, PP interval regular

Komplek QRS normal, RR interval regular

PR interval > 0,20 detik atau > 5 kotak kecil

Panjang PR interval harus sama di setiap beat !! Misalkan panjang PR intervalnya

0,24detik, maka di tiap beat PR intervalnya harus sama yaitu 0,24detik.

(AV Blok 2nd Degree Type I atau Wenckebach)

Ciri-cirinya :

Irama irregular

Gel P normal, PP interval regular

Komplek QRS bisa normal juga bisa tidak normal, RR interval irregular

PR interval mengalami perpanjangan, mulai dari normal PR interval dan memajang pada

beat berikutnya, sampai ada gel P yang tidak diikuti komplek QRS, kemudian kembali

lagi ke normal PR interval dan seterusnya.

Misalkan awalnya PR interval 0,16 detik, kemudian memanjang dibeat berikutnya 0,22

detik, terus memanjang lagi menjadi 0,28 detik, lalu ada gel P yang tidak diikuti oleh

QRS, setelah itu kembali lagi ke normal PR interval yaitu 0,16 detik, dan seterusnya.

(AV Blok 2nd Degree Type II)

Ciri-cirinya :Irama irregularGel P normal, PP interval regular

Page 25: GANGGUAN IRAMA JANTUNG

Komplek QRS bisa normal atau bisa juga tidak normal, RR interval irregularPR interval harus sama di tiap beat!! Panjangnya bisa normal dan lebih dari normal.Ada 2 atau lebih, gelombang P tidak diikuti oleh komplek QRS.

(AV Blok Total/Komplit)

Ciri-cirinya :Irama regularTidak ada hubungan antara atrium dengan ventrikel.Makanya kadang gelombang P muncul bareng dengan komplek QRS.Komplek QRS biasanya lebar dan bentuknya berbeda dengan komplek QRS lainya karena gel P juga ikut tertanam di komplek QRS, RR interval regular.Gel P normal, kadang bentuknya beda karena tertanam di komplek QRS.

3. Otot Atrium

4. (PAC or AES)

Ciri-cirinya :Anda perhatikan normal gel P yang berasal dari SA node, gel P yang berasal dari otot atrium tidak sama dengan gel P yang berasal dari SA node. PAC (premature atrial contraction)or AES ( atrial ekstra sistole) yaitu gel P yang muncul sebelum waktunya dan bentuk gelombangpun beda dengan normal gel P yang berasal dari SA node. Kalau anda temukan gel P yang berbeda dan muncul persis sama dengan waktu yang seharusnya, ini dinamakan Atrial escape beat.

Page 26: GANGGUAN IRAMA JANTUNG

5. (Atrial Flutter)

Ciri-cirinya :Irama teraturCiri utama yaitu gelombang P yang mirip gigi gergaji (saw tooth).Komplek QRS normal, interval RR normal

(Atrial Takikardia)

Ciri-cirinya :Irama teraturKomplek QRS normalPR interval <0,12detik danFrekwensi jantungnya > 150x/menitApabila gambaran EKG dari normal tiba tiba berubah menjadi Atrial takikardia maka gambaran ini dinamakan paroksimal atrial takikardia (PAT).

Page 27: GANGGUAN IRAMA JANTUNG

(Multifocal Atrial Takikardia)

Ciri-cirinya :Irama irregulerKadang mirip dengan atrial fibrilasi, tapi pada MAT gel P masih terlihat dan tiap beat bentuk gelombang P nya berbeda (minimal 3 macam).Frekwensi > 100x/menit, PR intervalpun bervariasi, normal komplek QRS.

(Wandering Atrial Pacemaker)

Ciri-cirinya :Sama dengan multifokal atrial takikardia, hanya pada wandering pacemaker HR nya normal.