Disritmia Pada Gangguan Katup Jantung

8/19/2019 Disritmia Pada Gangguan Katup Jantung

1/27

DISRITMIA PADA GANGGUAN KATUP JANTU

KELOMPOK 3

SUHERMAN 22

ISTIROCHAH 22

CASLINA 22

HERMIN SETYANTI 22YURONGKI DONANA 22


2/27

Mitral Regurgitasi


3/27

Pengertian

Mitral regurgitasi adalah gangguan dari jantung dimana katup mit

menutup dengan benar ketika jantung memompa keluar darah atau

didefinisikan sebagai pembalikan aliran darah yang abnormal dari

ke atrium kiri melalui katup mitral. Hal ini disebabkan adanya gan bagian mitral valve apparatus. (Tierney et.al, 2006).


4/27

Etiologi

Penyakit jantung rematik (PJR/RHD)

Penyakit jantung koroner (PJK)

Dilatasi ventrikel kiri/kardiomiopati tipe kongest

Kardiomiopati hipertrofik Klasifikasi annulus mitralis

Prolaps katup mitral (MVP)

Infective Endocarditis (IE)

Kongenital. Endocardial Cushion Defect (ECD)


5/27

Patofisiologi.

Pada kasus akut, stroke volume ventrikel kiri meningkat (ejeksi fraksi mening

output menurun. Volume regurgitasi akan menimbulkan overload volume dan

pada atrium kiri dan peningkatan tekanan di atrium kiri akan menghambat alir

yang melalui vena pulmonalis. Pada fase kronik dekompensasi akan

miokardium ventrikel kiri yang inadekuat untuk mengkompensasi kelebihan v

volume ventrikel kiri akan menurun. Penurunan stroke volume menyebabkanoutput dan peningkatan end-systoli volume. Peningkatan end systolic volume a

tekanan pada ventrikel dan kongesti vena pulmonalis sehingga akan timbul ge

kongestif. Pada fase lebih lanjut akan terjadi cairan ekstravaskular pulmo

ekstravaskular fluid ). Ketika regurgitasi meningkat secara tiba-tiba, aka

peningkatan tekanan atrium kiri dan akan diarahkan balik ke sirkulasi pulm

mengakibatkan edema pulmonal


6/27

Derajat Mitral Regurgitasi

DERAJAT REGURGITASI MITRAL

Derajat Regurgitasi Mitral Fraksi Regurgitasi Regurgitant Orifice Area

Derajat 1 (Ringan) >20 %

Derajat 2 (Sedang) 20-40 %

Derajat 3 (Sedang-Berat) 40-60 %

Derajat 4 (Berat) < 60 % < 0.3 cm2


7/27

Manifestsi Klinik.

Regurgitasi katup mitral yang ringan bisa tidak menunjukkan gejala.

terdengar murmur yang khas

Ventrikel yang membesar dapat menyebabkan palpitasi (jantung berdebar

berkurangnya aliran darah yang melalui atrium, memungkinkan terbentukn

Gejala yang timbul pada MR tergantung pada fase mana dari penyakit ini. P

gejala yang timbul seperti decompensated congestive heart failure yaitu: se

pulmo, orthopnea, paroksimal nocturnal, dispnoe, sampai syok kardiogenik

kronik terkompensasi mungkin tidak ada keluhan tetapi individu ini sensitiv

perubahan volume intravaskuler.


8/27

Diagnosa

Diagnosis ditegakkan jika terdengar bunyi 'klik' yang khas mel

(midsistolik) yang disebabkan tegangan mendadak daun katup

berlebihan dan korda tendinae.

Jika terdengar murmur pada saat ventrikel berkontraksi, berarti

regurgitasi (late sistolic murmur).

Ekokardiografi memungkinkan dokter untuk melihat prolaps da

beratnya regurgitas.


9/27

Diagnosis Banding

Insufisiensi mitral

Bentuk jantung pada insufisiensi mitral ini hampir sama dengan ste

Pada insufisiensi mitral, ventrikel kiri nampak besar; sedang pada s

ventrikel kiri normal atau mengecil.

Regurgitasi Aorta

Hipertrofi ventrikel kiri yang jelas, pengurangan bunyi jantung pert

tidak adanya opening snap pada auskultasi menyokong kearah regu


10/27

Pemeriksaan Penunjang

Elektrokardiogram(EKG)

rontgen dada

Ekokardiografi

Yaitu suatu tehnik penggambaran yang menggunakan ge

ultrasonik. Pemeriksaan ini dapat menggambarkan katup

dan menentukan beratnya penyakit


11/27

Komplikasi

Komplikasi dapat berat atau mengancam jiwa. Mitral ste

biasanya dapat dikontrol dengan pengobatan dan memba

valvuloplasty atau pembedahan.Tingkat mortalitas post o pada mitral commisurotomy adalah 1-2% dan pada mitra

replacement adalah 2-5%. (7,9)


12/27

Penatalaksanaan

Jika penyakitnya berat, katup perlu diperbaiki atau diganti Mung

dilakukan pembedahan untuk memperbaiki katup ( valvuloplast

Terapi medikamentosa

• Digoxin Digoxin

• Antikoagulan oral

• Antibiotik profilaksi


13/27

Mitral Stenosis


14/27

Mitral Stenosis adalah suatu penyakit jantung, dimana katup atau pintu yang menghubungk

(serambi) dan ventrikel (bilik) jantung bagian kiri mengalami penyempitan, sehingga tidak b

sempurna. Secara normal pembukaan katub mitral adalah selebar tiga jari (4cm2) ( Brunne

Stenosis mitral (MS) adalah penebalan progesif dan pengerutan bilah-bilah katub mitral, yan penyempitan lumen dan sumbatan progesif aliran darah. ( Arif Muttaqin, 2009).

Jadi dapat disimpulkan bahwa mitral stenosis atau yang kerap disebut MS merupakan peny

yang disebabkan penebalan daun katup, komisura yang menyatu dan korda tendinae yang m

sehingga mengakibatkan aliran darah mengalami hambatan atau aliran darah melalui katup t

berkurang. Yang pada normalnya katub mitral berukuran 4-6 cm2 (Suzanne,2002).

Pengertian


15/27

Etiologi

(Jonathan Gleadle, 2005).

penyakit jantung reumatik

Congenital Mitral Stenosis

Systemic Lupus Erythematosus (SLE)

Arthritis Rheumatoid (RA)

Atrial Myxoma

Bacterial Endocarditis

hipertensi pulmonal.


16/27

Patofisiologi.

katup atau pintu yang menghubungkan ruang atrium (serambi) dan ventrikel (bilik) jantung b

penyempitan, sehingga tidak bisa membuka dengan sempurna.Ventrikel kiri tidak terpengaru

mengalami kesulitan dalam mengosongkan darah melalui lumen yang sempit ke ventrikel kir

akan melebar dan mengalami hipertrofi. Karena tidak ada katub yang melindungi vena pulmo

balik dari atrium, maka sirkulasi pulmonal mengalami kongesti shingga ventrikel kanan haru

tekanan arteri pulmunal yang tinggi dan mengalami peregangan berlebihan yang berakhir denhipertensi serta edema pulmonal, Pasien dengan mitral stenosis mengandalkan sistol atrium u

ventrikel, dan fibrilasi atrium yang disebabkan pemebesaran atrium yang secara signifikan m

jantung. Atrium yang berfibrilasi besar kemungkinannya membentuk trombus yang dapat m

atau lepas dan bergerak bebas dalam darah dan menyebabkan stroke. LV biasanya normal pad

namun bisa abnormal akibat kekeurangan supalai darah kronik pada LV.(Brunner & Suddarth


17/27

Derajat Mitral Stenosis.

1. Minimal : Bila area > 2,5 cm²

2. Ringan : Bila area 1,4 – 2,5 cm²

3. Sedang : Bila area 1 – 1,4 cm²

4. Berat : Bila area < 1,0 cm²

5. Reaktif : Bila area < 1,0 cm²

Keluhan dan gejala stenosis mitral mulai akan muncul bila luas

mitral menurun sampai seperdua normal (


18/27

Manifestasi Klinik.

(Schwartz,Shires, dan Spencer, 2000) yaitu :

1) Kelemahan, dispnea saat beraktifitas ( karena penurunan curah jantung )

2) Paroxysmal Noctural Dyspnea (PND) dan orthopnea ( akibat edema paru)

3) Batuk kering dan hemoptisis ( akibat edema paru )

4) Hepatomegali, peningkatan JVP, pitting edema ( akibat gagal jantung kana

Gejala lain : batuk nocturnal, Tekanan arteri pulmonalis meningkat, Takika

jantung tidak teratur. Tak jarang terjadi gagal jantung, tromboemboli serebr

dan batuk darah (hemoptisis) akibat pecahnya vena bronkialis.


19/27

Stenosis mitral menyebabkan

Meningkatnya tekanan atrium kiri

Penurunan CO, yang terikat pada lubang stenotik

Meningkatnya resistensi vaskular paru.


20/27

Diagnosa.

Auskultasi :Apical diastolik murmur, rumbling ( bergemuruh ), Bunyi Jantung 1 (BJ1) me

opening snap

EKG :Gelombang P memanjang dan berlekuk puncaknya (P mitral) di lead II. Gelombang

yang dominan di lead V1 , yaitu atrium kiri mengalami hipertrofi. Hipertrofi ventrikel ka

atrium atau atrial vibrilasi (akibat hipertrofi dan dilatasi kronis atrium)

Rontgen Toraks

• Hipertrofi atau pembesaran atrium kiri dan ventrikel kanan

• Kongesti vena pulmonalis, edema paru (perkabutan lapang paru)

• Redistribusi vaskular ke lobus atas paru

Katerisasi jantung : peningkatan selisih tekanan atrium dan ventrikel kiri, tekanan baji kap

pulmonalis dan Penurunan curah jantung dan penyempitan lubang katup (1,5 cm).

Echocardiografi: Kalsifikasi dan kekakuan katup mitral, Dilatasi atrium kiri.


21/27

Pemeriksaan Penunjang.

Foto Thorax

EKG

Kateterisasi jantungLaboratorium


22/27

Penatalaksanaan

Stenosis mitral merupakan kelainan mekanis, oleh karena itu oba

bersifat suportif atau simtomatis terhadap gangguan fungsional ja

pencegahan terhadap infeksi. Beberapa obat-obatan seperti antib

penisilin, eritromisin, sefalosporin sering digunakan untuk demam

pencegahan endokardirtis. Obat-obatan inotropik negatif seperti

Ca-blocker, dapat memberi manfaat pada pasien dengan irama si

memberi keluhan pada saat frekuensi jantung meningkat seperti p

(Novita,2007)


23/27

Indikasi untuk dilakukannyaoperasi adalah sebagai berikut

Stenosis sedang sampai berat, dilihat dari beratnya

stenosis (


24/27

Prognosis.

Pada stenosis mitral akibat demam rematik akan terjadi proses peradangan (valvulitis) dan p

tipis di sepanjang garis penutupan katup. Proses ini akan menimbulkan fibrosis dan penebal

kalsifikasi, fusi kommisura, fusi serta pemendekan korda atau kombinasi dari proses tersebu

menimbulkan distorsi dari apparatus mitral yang normal, mengecilnya area katup mitral men

mulut ikan (fish mouth) atau lubang kancing (button hole). Fusi dari kommisura ini akan me penyempitan dari orifisium primer sedangkan fusi korda mengakibatkan penyempitan dari o

Kalsifikasi biasanya terjadi pada usia lanjut dan biasanya lebih sering pada perempuan diban

serta lebih sering pada keadaan gagal ginjal kronik. Apakah proses degeneratif tersebut dapa

gangguan fungsi masih perlu evaluasi lebih jauh, tetapi biasanya ringan. Proses perubahan p

terjadinya gejala klinis (periode laten) biasanya memakan waktu berahun-tahun (10-20 tahu


25/27

Komplikasi.

Fibrilasi atrium.

Emboli sistemik.

Hipertensi pulmonal dan dekompensasi janEndokarditis.

Prolaps Katub Mitral (MVP).


26/27

Klasifikasi DCFC (Decompensatio Cordis FungtiClassifications)

1. I bila timbul gejala sesak napas atau capai pada aktivitas fisik ya

2. II bila timbul gejala sesak napas atau capai pada aktivitas yang s

3. III bila timbul gejala sesak napas atau capai pada aktivitas yang

4. IV bila timbul gejala sesak napas atau capai pada aktivitas yang

dan padawaktu istirahat (Purwaningtyas, 2007).


27/27

DAFTAR PUSTAKA

Harisson. 2000. Prinsip-Prinsip Ilmu Penyaakit Dalam Vol 3, Isselbacher Dkk. Jakarta

EGC.

Sudoyo WA, Setiyohadi B, Alwi I, dkk. 2009. Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-5. Jakart

Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam.

Braunwald, Eugene, Douglas P. Zipes, Peter Libby.2001. Heart Disease: A Textbook of

Cardiovascular Medicine 6th ed.: Chapter 46. Valvular Heart Disease, Pennsylvania : W

B. Saunders Company.

Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2.

Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal

Bedah. EGC : Jakarta.

Disritmia Pada Gangguan Katup Jantung

Documents

Transcript of Disritmia Pada Gangguan Katup Jantung