GAMBARAN PERNIKAHAN JARAK JAUH (LONG...

116
GAMBARAN PERNIKAHAN JARAK JAUH (LONG DISTANCE MARRIAGE) (Studi Fenomenologi Suami Yang Ditinggal Istri Bekerja Menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Kabupaten Kuningan Jawa Barat) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Psikologi Disusun oleh : Neneng Nurul Qomariyah (11710037) Dosen Pembimbing: Satih Saidiyah, Dipl.Psy., M.Si PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2015

Transcript of GAMBARAN PERNIKAHAN JARAK JAUH (LONG...

GAMBARAN PERNIKAHAN JARAK JAUH

(LONG DISTANCE MARRIAGE)

(Studi Fenomenologi Suami Yang Ditinggal Istri Bekerja Menjadi Tenaga

Kerja Wanita (TKW) di Kabupaten Kuningan Jawa Barat)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Psikologi

Disusun oleh :

Neneng Nurul Qomariyah

(11710037)

Dosen Pembimbing: Satih Saidiyah, Dipl.Psy., M.Si

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2015

iv

HALAMAN MOTTO

Belajar, gapai impian. Bersyukur, berakhir makmur. (Ibu)

Beramal Ilmiah, Berilmu Amaliah.

(Ayah)

Slow progress is better than no progress! (AdeAul)

Take time to THINK. It is the source of power

Take time to READ. It is the foundation of wisdom

Take time to QUIET. It is the opportunity to seek God

Take time to DREAM. It is the future made of

Take time to PRAY. It is the greatest power on earth.

(unknown)

v

Dengan segala keterbatasan dan kerendahan hati, saya persembahkan karya

sederhana ini untuk:

Kedua orang tuaku tercinta, Ibu Adeyati dan Ayah Suhro. Yang selalu mendoakan dan mendukung ku dalam kondisi apapun. Dorongan,

semangat, dan semua kasih sayangnya tak akan bisa terganti.

Adeku tersayang, Nurul Aulia Dewi. Yang menjadi teman, sahabat, and the best sister i ever had.

Almamaterku, Psikologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang atas karunia dan

pertolongannya peneliti dapat menyelesaikan karya sederhana ini dengan sebaik-

baiknya. Sholawat serta salam semoga tercurah pada Nabi Agung Muhammad

Saw, kepada keluarga dan sahabatnya yang telah memberikan petunjuk dan jalan

terang kepada umatnnya.

Penelitian ini merupakan pembahasan singkat mengenai Gambaran

Pernikahan Jarak Jauh (Long Distance Marriage) pada Suami yang Ditinggal Istri

Bekerja Menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Kabupaten Kuningan, Jawa

Barat. Peneliti merasa sangat terbantu oleh berbagai pihak dalam memberikan

bimbingan dan dukungan, maka dari itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak Dr. H. Kamsi, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah mendukung

terselesaikannya penelitian ini.

2. Bapak Benny Herlena, S.Psi, M.Psi selaku Kepala Program Studi

Psikologi dan Biro Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah

memberikan banyak bantuan sehingga penelitian ini bisa diselesaikan

dengan baik.

3. Ibu Sara Palila, S.Psi, M.A selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

telah memberikan banyak arahan terkait proses perkuliahan.

vii

4. Ibu Satih Saidiyah, Dipl.Psy., M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi

yang telah memberikan masukan, kritik, saran, waktu, dan semangatnya

agar dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.

5. Ibu Nuristighfari Masri Khaerani, S.Psi, M.Psi selaku Dosen Penguji I

yang telah bersedia memberikan kritik dan saran sehingga penelitian ini

menjadi lebih baik.

6. Ibu Retno Pandan Arum K, S.Psi., M.Si selaku Dosen Penguji II yang

telah bersedia memberikan kritik dan saran sehingga penelitian ini menjadi

lebih baik.

7. Bapak Sukamto, S.Sos selaku Kepala TU Prodi Psikologi yang telah

mempermudah dalam hal administrasi perkuliahan.

8. Seluruh dosen Prodi Psikologi yang telah banyak mengamalkan ilmu yang

dimilikinya dan karyawan di Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora yang

banyak membantu selama perkuliahan.

9. Seluruh informan penelitian yang telah bersedia meluangkan waktu dan

tempatnya untuk diwawancarai secara lebih mendalam.

10. Bapak Suhendi Dinas Sosial dan Ketenagakerjaan Kabupaten Kuningan

yang telah memudahkan peneliti dalam menghimpun data.

11. Bapak Dudi dan Rama Anom yang telah membantu menjelaskan perihal

adat dan budaya Kuningan kepada peneliti.

12. Ibu Ade, Pak Ero, Ateu Vera, Pak Abun, Agus, dan Sandi yang telah

membantu mencari dan mengenalkan peneliti dengan informan.

viii

13. Ngguh, Ade Aul, dan Ateu Vera, yang dengan setia mengantar, menemani,

dan membantu peneliti dalam pengambilan data kepada informan.

14. Teguh Hariyawan yang menjadi pelecut semangat, pelebur lelah. Thanks a

lot

15. Ibu Tresno dan keluarga atas tempat tinggal dan kekeluargaan yang hangat

seperti dirumah sendiri.

16. Temen-temen diskusi segala hal yang setia mendengarkan keluh kesah

peneliti Nurin, Ayu, Ivada, Novita. See you on top

17. Temen-temen satu bimbingan Wiwit, Septi, Ermas, Alfin, Yati, Kiki,

Zahro, Wira, dan Haydar atas diskusi dan semangatnya untuk bisa

menyelesaikan skripsi sama-sama.

18. Temen-temen Psikologi A 2011 “LOGIKA” atas pertemanan dan

persahabatannya selama ini. Sukses untuk kita semua

19. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan datu persatu atas segala

bantuannya.

Besar harapan peneliti dengan adanya karya sederhana ini dapat

bermanfaat bagi semua dan khususnya bagi pembaca. Terima kasih yang tak

terhingga kepada pihak diatas yang mendukung terselesaikannya skripsi ini.

Semoga Allah SWT memudahkan segala urusannya. Aamiin.

Yogyakarta, September 2015

Peneliti

Neneng Nurul Qomariyah

NIM. 11710037

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................

HALAMAN SURAT KEASLIAN PENELITIAN ......................................... i

HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING ................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI / TUGAS AKHIR .......................... iii

HALAMAN MOTTO ..................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii

INTISARI ........................................................................................................ xiv

ABSTRACT .................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 9

D. Manfaat Penelitian ................................................................... 9

E. Keaslian Penelitian .................................................................. 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Latar Belakang Budaya ........................................................... 20

1. Letak Geografis Budaya .................................................... 20

2. Adat dan Budaya ............................................................... 20

x

B. Pernikahan ............................................................................... 23

1. Definisi Pernikahan ........................................................... 23

2. Alasan Pernikahan ............................................................. 26

3. Tujuan Pernikahan ............................................................. 27

4. Manfaat Pernikahan ........................................................... 28

5. Fase-fase dalam Pernikahan .............................................. 29

6. Harmonisasi dalam Keluarga ............................................ 29

C. Pernikahan Jarak Jauh (Long Distance Marriage / LDM) ...... 31

1. Definisi Pernikahan Jarak Jauh (LDM) ............................. 31

2. Alasan Terjadinya Pernikahan Jarak Jauh (LDM) ............. 32

3. Faktor-faktor Penyebab Pernikahan Jarak Jauh (LDM) .... 33

4. Jenis-jenis Pernikahan Jarak Jauh (LDM) ......................... 34

D. Tenaga Kerja ........................................................................... 36

1. Pengertian Tenaga Kerja ................................................... 36

2. Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ........................................... 36

3. Tenaga Kerja Wanita (TKW) ............................................ 37

E. Permasalahan dalam Pernikahan Jarak Jauh (LDM) ............... 37

F. Pertanyaan Penelitian .............................................................. 39

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Karakter Penelitian .................................................. 40

B. Fokus Penelitian ...................................................................... 41

C. Subjek Penelitian ..................................................................... 41

D. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 42

xi

E. Metode Analisis Data .............................................................. 46

F. Keabsahan Data Penelitian ...................................................... 47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian ............................. 49

1. Orientasi Kancah ............................................................... 49

2. Persiapan Penelitian ........................................................... 50

B. Pelaksanaan Penelitian ............................................................ 52

C. Hasil Penelitian ........................................................................ 53

1. Informan 1 ......................................................................... 53

a. Profil ............................................................................ 53

b. Gambaran Pernikahan Jarak Jauh pada Suami ............ 57

c. Faktor-faktor Penyebab Pernikahan Jarak Jauh .......... 72

d. Pemaknaan Suami ....................................................... 75

2. Informan 2 ......................................................................... 78

a. Profil ............................................................................ 78

b. Gambaran Pernikahan Jarak Jauh pada Suami ............ 83

c. Faktor-faktor Penyebab Pernikahan Jarak Jauh .......... 96

d. Pemaknaan Suami ....................................................... 98

3. Informan 3 ......................................................................... 101

a. Profil ............................................................................ 101

b. Gambaran Pernikahan Jarak Jauh pada Suami ............ 103

c. Faktor-faktor Penyebab Pernikahan Jarak Jauh .......... 109

d. Pemaknaan Suami ....................................................... 111

xii

D. Pembahasan ............................................................................. 113

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................. 121

B. Saran ........................................................................................ 123

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 125

LAMPIRAN

xiii  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Guide Wawancara Informan

Lampiran 2. Verbatim Wawancara Informan 1 ( Pak Wahyu)

Lampiran 3. Catatan Observasi Informan 1 (Pak Wahyu)

Lampiran 4. Verbatim Wawancara Informan 2 (Pak Aji)

Lampiran 5. Catatan Observasi Informan 2 (Pak Aji)

Lampiran 6. Verbatim Wawancara Informan 3 (Pak Dede)

Lampiran 7. Catatan Observasi Informan 3 (Pak Dede)

Lampiran 8. Bagan Dinamika Psikologis Informan 1 (Pak Wahyu)

Lampiran 9. Bagan Dinamika Psikologis Informan 2 (Pak Aji)

Lampiran 10. Bagan Dinamika Psikologis Informan 3 (Pak Dede)

Lampiran 11. Dokumentasi

Lampiran 12. Surat Persetujuan Penelitian Informan 1 (Wahyu)

Lampiran 13. Surat Persetujuan Penelitian Informan 2 (Aji)

Lampiran 14. Surat Persetujuan Penelitian Informan 3 (Dede)

xiv

INTISARI

GAMBARAN PERNIKAHAN JARAK JAUH

(LONG DISTANCE MARRIAGE)

(Studi Fenomenologi Suami Yang Ditinggal Istri Bekerja Menjadi Tenaga

Kerja Wanita (TKW) di Kabupaten Kuningan Jawa Barat)

Neneng Nurul Qomariyah

NIM. 11710037

Prodi Psikologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pernikahan jarak jauh

(long distance marriage) pada suami dan untuk mengetahui faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya pernikahan jarak jauh. Subjek penelitian berjumlah 3

orang suami yang ditinggal istri bekerja menjadi tenaga kerja wanita (TKW).

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian kualitatif dengan

pendekatan fenomenologi. Hasil dari penelitian ini yaitu ketiga informan sama-

sama tidak menyangka akan tinggal berjauhan dengan istri, ketiga informan

mengaku pertama kali berjauhan dengan istri timbul ada rasa kesepian, selain itu

mereka harus mampu menjalani dua peran sekaligus bagi anak-anaknya yaitu

sebagai ayah dan sebagai ibu. Rasa jenuh pun sering dirasakan oleh ketiga

informan. Kunci utama menjaga pernikahannya tetap bertahan adalah dengan

berkomitmen dan memberi kepercayaan satu sama lain, tidak melakukan hal-hal

negatif yang diluar batas, serta selalu berkomunikasi. Faktor-faktor penyebab

terjadinya pernikahan jarak jauh disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor mikro

dan faktor makro. Faktor mikro lebih dikarenakan adanya kebutuhan ekonomi

yang mendesak dan harus segera dipenuhi yaitu adanya kebutuhan untuk

membangun tempat tinggal sendiri. Adapun faktor makro yang menyebabkan

terjadinya pernikahan jarak jauh menekankan pada keputusan perusahaan yang

menerapkan sistem kontrak kerja.

Kata Kunci: pernikahan jarak jauh, pendapatan ganda, tenaga kerja wanita

(TKW), suami, penelitian kualitatif.

xv

ABSTRACT

LONG DISTANCE MARRIAGE

(PHENOMENOLOGICAL APPROACHES TO HUSBANDS WHO LEFT

THEIR WIFE WORK INTO WOMEN WORKERS (TKW) IN KUNINGAN,

JAWA BARAT)

Neneng Nurul Qomariyah

NIM. 11710037

Psychology of State Islamic Univerity Sunan Kalijaga Yogyakarta

This study aims to reveal the long distance marriage to husband and to

determine the factors that lead to long distance marriage. The research subjects

were three husbands who left their wife work into women workers (TKW). The

research method used the method of qualitative research with phenomenological

approaches. The conclusion of this study is three informants equally not expected

to live far away with his wife, three informant claimed first apart with a wife there

is a sense of loneliness, other than that they should be able to serve two roles at

the same time for their children is as a father and as a mother. Boredom was often

perceived by the three informants. To maintaining marriage survive is to commit

and give confidence each other, do not do negative things that are beyond the

limits, and always communicate. Factors that cause the occurrence of long

distance marriage is caused by two factors, namely micro factor and macro

factors. Micro factor more due to the economic needs urgent and must be met,

namely the need to build their own shelter. The macro factors that lead to long

distance marriage emphasis on the company's decision to implement the contract

system of employment .

Keywords: long distance marriage, dual earning, women workers, husband,

qualitative research.

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pernikahan merupakan momen penting dan sakral bagi seluruh pasangan

pria dan wanita. Tanpa adanya sebuah pernikahan tentu tidak akan tercipta sebuah

keluarga dan tidak akan mampu melahirkan keturunan-keturunan baru.

Pernikahan menurut Olson dan Defrain (2006) diartikan sebagai komitmen yang

sah antara dua orang untuk saling berbagi keintiman baik secara fisik maupun

emosi, berbagi tugas, dan berbagi sumber penghasilan. Pasangan yang

memutuskan untuk menikah pasti memiliki harapan dan tujuan yang ingin

dicapainya. Selain untuk membentuk rumah tangga yang bahagia dan memperoleh

keturunan, tujuan lainnya yaitu untuk menumbuhkan kesungguhan berusaha

mencari rezeki penghidupan yang halal dan memperbesar rasa tanggungjawab

(Harahap dalam Mardani, 2011). Bekerja untuk mencari rezeki biasanya

dilakukan oleh salah satu pasangan dan umumnya dikerjakan oleh suami sebagai

kepala keluarga yang menafkahi istri dan anak-anaknya. Namun, tidak menutup

kemungkinan bagi istri untuk bekerja membantu pendapatan suami agar

kebutuhan rumah tangganya dapat terpenuhi.

Memilih pekerjaan yang sesuai dengan kondisi ekonomi dan kondisi

keluarga tidaklah mudah. Salah satunya karena alasan sulitnya lapangan pekerjaan

yang tersedia. Belakangan ini semakin banyak pasangan suami istri yang tinggal

terpisah dan harus menjalani pernikahan jarak jauh karena alasan pekerjaan.

2

Rhodes (2002) menjelaskan pernikahan jarak jauh atau dengan istilah commuter

marriage adalah pria dan wanita dalam pernikahan yang memiliki dua karir,

dimana masing-masing mempunyai keinginan untuk mempertahankan pernikahan

namun secara sukarela juga memilih untuk tinggal berjauhan dan menjaga karir

masing-masing sehingga pasangan tersebut merasakan komitmen yang kuat.

Survey data sensus di Amerika Serikat pada tahun 1990, lebih dari 28 juta

pasangan yang menikah 54% diantaranya merupakan pekerja dan lebih dari 60%

pekerja adalah perempuan yang sudah menikah. Lebih dari 1 juta pasangan di

Amerika Serikat tinggal terpisah sehingga keintiman suami istri menjadi

berkurang. Karir ganda antara suami dan istri serta banyaknya perempuan yang

berkarir untuk mewujudkan keinginannya menjadikan pernikahan jarak jauh (long

distance marriage) menjadi semakin wajar dan biasa terjadi (Foryth and

Gramling, 1998). Selain karir ganda, keinginan untuk memiliki pendapatan ganda

(dual earning) pun menjadi alasan meningkatnya pernikahan jarak jauh. Tentu

saja menjalani pernikahan macam ini bukanlah hal yang mudah dan tidak sedikit

pasangan yang akhirnya melakukan perbuatan yang negatif seperti perselingkuhan

atau bahkan memilih mengakhiri pernikahannya dengan alasan jenuh dan tidak

bisa lagi menjalani hubungan pernikahan jarak jauh. Hal ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Jannah, D.K (tanpa tahun) dalam jurnal yang

berjudul “Faktor Penyebab dan Dampak Perselingkuhan dalam Pernikahan

Jarak Jauh” yang menyebutkan bahwa secara umum perselingkuhan ini terjadi

karena adanya jarak yang memisahkan suami dan istri. Pernikahan jarak jauh yang

dijalani oleh subjek dalam penelitian ini mengakibatkan beberapa kebutuhan tidak

3

terpenuhi, seperti kebutuhan seksual, kebutuhan untuk diakui dan mendapat

perhatian, serta adanya pandangan permisif terhadap perselingkuhan.

Tak terkecuali di Indonesia, kini semakin banyak pasangan suami istri

yang menjalani pernikahan jarak jauh (long distance marriage). Umumnya

pasangan ini memilih atau terpaksa menjalaninya demi mengejar profesi masing-

masing atau murni karena keterbatasan ekonomi. Masalah pekerjaan atau

pendidikan biasanya menjadi alasan utama pasangan ini untuk menjalani

pernikahan jarak jauh. Istri pun bekerja untuk mendapatkan penghasilan tambahan

dengan tujuan membantu meringankan beban suami demi tercapainya keinginan

bersama. Dalam kondisi tersebut, bekerja diluar negeri menjadi salah satu pilihan

alternatif yang menjanjikan dengan cara mendaftarkan diri menjadi Tenaga Kerja

Indonesia (TKI) atau lebih tepatnya menjadi tenaga kerja wanita (TKW),

mengingat terbatasnya lapangan pekerjaan di dalam negeri. Menurut data dari

BNP2TKI yang diolah Pusat Data dan Informasi Ketenagakerjaan (Pusdatinaker)

menyebutkan bahwa di Indonesia, penempatan TKI berdasarkan jenis kelamin

dari tahun 2011 sampai 2013 didominasi oleh perempuan. Terakhir pada tahun

2013 jumlah perempuan yang bekerja sebagai TKI berjumlah 54,08% dan laki-

laki berjumlah 45,92%. Penempatan tenaga kerja ke luar negeri tahun 2014

periode Januari sampai dengan Juni, jenis kelamin laki-laki sebesar 40,57%, dan

untuk perempuan sebesar 59,43%. Hal ini menunjukkan bahwa TKI perempuan

(TKW) masih sangat mendominasi dalam jumlahnya yang lebih banyak daripada

laki-laki. Sedangkan menurut provinsi yang menempatkan TKI diatas 10.000

orang periode Januari sampai dengan Juni tahun 2014 terdapat di 4 (empat)

4

provinsi tertinggi yaitu provinsi Jawa barat sebesar 25,70%, provinsi Jawa Tengah

sebesar 20,34%, provinsi Jawa Timur sebesar 18,15%, provinsi Nusa Tenggara

Barat sebesar 13,67%, dan provinsi lainnya dibawah 5%. Selain itu, dari tahun

2011-2013 jenis jabatan yang diisi oleh TKI yaitu sebagai housemaid (pembantu

rumah tangga) mengalami peningkatan di tahun 2012 sebesar 54,10% dari tahun

2011, sedangkan tahun 2013 meningkat sebesar 3,74% dari tahun 2012. Jabatan

housemaid (pembantu rumah tangga) adalah jenis jabatan yang tiap tahunnya

mengalami peningkatan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Provinsi Jawa Barat, pada tahun 2011 di Jawa Barat, penempatan

tenaga kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri didominasi oleh pekerja berjenis

kelamin perempuan yaitu berjumlah 1680 jiwa yang tersebar di berbagai negara,

sedangkan laki-laki berjumlah 1474 jiwa. Lebih mengerucut di Kabupaten

Kuningan menurut data dari Dinas Sosial dan Ketenagakerjaan Kabupaten

Kuningan menyebutkan bahwa pada tahun 2013 terdapat 117 jiwa yang bekerja

sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI), 3 diantaranya berjenis kelamin laki-laki dan

114 jiwa berjenis kelamin perempuan. Pekerjaan didominasi oleh perempuan

dengan jabatan housemaid (pembantu rumah tangga) berjumlah 87 jiwa. Jabatan

lainnya tidak lebih dari 10 jiwa seperti penjaga rumah (housekeeper), operator

alat, industri bangunan, dan supir. Tenaga kerja Indonesia di Kabupaten Kuningan

pada tahun 2013 secara keseluruhan didominasi oleh tenaga kerja wanita (TKW)

yang bekerja sebagai housemaid yang tersebar di beberapa negara.

5

Sebuah pernikahan disebut ideal ketika pasangan tinggal seatap dan tidur

di tempat tidur yang sama. Pasangan suami istri tinggal bersama satu rumah dan

tidak tinggal berjauhan. Jika istri memilih bekerja, pekerjaan tersebut seharusnya

tidak membuat jarak bagi pasangan suami dan istri sehingga tetap mampu

mengurus dan membesarkan anak bersama-sama, serta saling berbagi peran dalam

mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan aktifitas lainnya. Pasangan suami istri

tidak terpisah jarak dengan alasan pekerjaan dan lain sebagainya, namun kini

seiring dengan kemajuan teknologi dan pertumbuhan ekonomi, pasangan suami

istri memiliki pilihan untuk tinggal berjauhan demi kehidupan yang lebih baik

meskipun dengan sedikit terpaksa dan harus merasakan kesulitan terlebih dahulu.

Hidup berjauhan setelah menikah bagi suami yang ditinggalkan istri

bekerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW) ini memiliki dinamika tersendiri dan

tentunya akan lebih sulit dijalani. Suami harus mampu berperan ganda sebagai

ayah dan ibu bagi anak-anaknya, suami pun harus tetap menjadi kepala keluarga

yang bertanggungjawab memberi penghidupan bagi keluarganya, serta tugas

keseharian lainnya harus dikerjakan sendiri tanpa dibantu oleh istri. Hal tersebut

dibuktikan melalui penelitian Marini, L dan Julinda (tanpa tahun) dalam jurnal

psikologi yang berjudul “Gambaran Kepuasan Pernikahan Istri pada Pasangan

Commuter Marriage” menyebutkan bahwa wanita lebih mudah dan nyaman

ketika berpisah dibandingkan dengan pria, hal ini dikarenakan wanita dapat

menikmati pekerjaannya secara penuh yang tidak selalu dapat diperoleh ketika

tinggal bersama (Gross, 1980 dalam Hendrik & Hendrik, 1992). Selain itu, bagi

wanita dapat meningkatkan keinginan untuk aktualisasi diri, kemampuan

6

komunikasi, dan fleksibilitas tanpa harus bertemu dan hanya menggunakan media

komunikasi seperti telepon dan email (Winfield, 1985 dalam Hendrik & Hendrik,

1992) sehingga dapat dikatakan bahwa pria lebih sulit berpisah dan tinggal

berjauhan dibandingkan dengan wanita.

Menurut Sahara, E (2013) menjelaskan bahwa untuk menciptakan

keluarga yang harmonis, suami harus mampu berperan sebagai pemimpin rumah

tangga dan pelindung keluarga, mampu menghidupi keluarga dengan rezeki yang

halal, pandai mengatur strategi, pandai memotivasi, serta berkomunikasi yang

baik. Sementara itu, peran istri harus mampu menjadikan rumah sebagai tempat

tinggal yang menyenangkan bagi keluarga, serta siap untuk melahirkan keturunan

dan mendidik anak-anaknya.

Kebiasaan yang terjadi di Kuningan Jawa Barat, banyak penduduknya baik

laki-laki atau perempuan yang pergi merantau ke luar kota Kuningan dengan

harapan mendapatkan pekerjaan sehingga mampu mengubah kondisi

perekonomian keluarga. Tidak hanya ke luar kota saja, negara-negara selain

Indonesia pun menjadi tujuan untuk bekerja sehingga orang yang bersangkutan

harus meninggalkan tanah air terutama meninggalkan keluarganya dan tinggal

terpisah dalam jangka waktu yang lama. Hal ini menjadi jalan keluar yang sering

dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Kuningan karena semata-mata hanya

berorientasi pada besarnya penghasilan yang didapatkan. Kebanyakan masyarakat

Kuningan menganggap jika bekerja di kota-kota besar seperti Jakarta ataupun di

luar negeri sebagai TKI atau TKW, kehidupan ekonominya akan meningkat. Hal

ini ditandai dengan gaya hidup perkotaan yang dibawa para perantau ketika

7

pulang ke kampung halaman misalnya terlihat dari cara berpakaian, gaya bicara,

serta kepemilikan fasilitas penunjang lainnya seperti gadget canggih dan

kendaraan pribadi. Dari tampilan fisik yang berubah memunculkan pandangan di

masyarakat Kuningan bahwa bekerja di perantauan akan cepat membuahkan hasil

tanpa peduli resiko dan kesulitan apa yang akan dirasakan termasuk harus

berpisah dengan keluarga, terutama bagi pasangan yang sudah menikah

kemungkinan untuk menjalani pernikahan jarak jauh semakin besar.

Berdasarkan wawancara pada tanggal 31 Juli 2015 dengan Pak Wahyu

(nama samaran) berusia 41 tahun yang bekerja sebagai mekanik di sebuah bengkel

mengatakan bahwa pak Wahyu rela berjauhan tinggal dengan istrinya agar

tujuannya untuk memiliki tempat tinggal sendiri segera tercapai. Alasan lain pak

Wahyu memilih untuk menjalani pernikahan jarak jauh agar pendapatan yang

diperoleh istrinya bisa digunakan untuk biaya sekolah anak-anaknya. Menurut pak

Wahyu, keberangkatan istri bekerja ke luar negeri tidak mendapat paksaan dari

pihak manapun, murni karena keinginan sendiri untuk kehidupan yang lebih baik.

“Yah pertama, kan sudah berumah tangga ya, maunya itu punya tempat

tinggal sendiri, ya itu sih tujuannya punya tempat tinggal sendiri, ya

Alhamdulillah kan sekarang udah ada, tapi belum kelar. Nah terus yang

kedua ya mungkin itu buat bisa menyekolahkan anak, ya gitu sih udah.

Terus kalo sukanya kan Alhamdulillah berkat kerja keras kan ya dapet

tempat tinggal, kalo istri saya ga kesana mah ya ga mungkin. Ya emang

awalnya saya juga ga mendukung ya abis gimana lagi, ntar kalo ditahan-

tahan juga gimana kedepannya, tar banyak omong malah nanti disalahin

juga, cuman ya itu karena kebutuhan karena keinginan istri saya juga ga

ada paksaan ga ada apa.”

(Pre-eliminary dengan Pak Wahyu (nama samaran), 28 April 2015)

Berdasarkan pre-eliminary diatas, peneliti tertarik dan ingin melihat secara

lebih mendalam tentang gambaran pernikahan jarak jauh dari sudut pandang

8

suami yang ditinggalkan istri bekerja menjadi tenaga kerja wanita (TKW)

terutama kondisi psikologis suami dan kehidupan keluarganya dalam

mempertahankan pernikahan.

Fokus permasalahan pada penelitian ini terletak pada bagaimana suami

menjalani pernikahan jarak jauh serta apa saja faktor yang mempengaruhi dan

dampak yang ditimbulkan dari pernikahan jarak jauh bagi suami dan keluarganya.

Untuk menjaga keharmonisan sebuah keluarga dalam pernikahan yang ideal perlu

terciptanya kedekatan antar anggota keluarga, maka dari itu hal ini dirasa penting

untuk diteliti mengingat semakin banyaknya pasangan yang rela tinggal berjauhan

demi tercapainya sebuah tujuan yang tanpa disadari memberi dampak baik positif

maupun negatif pada pernikahan dan keharmonisan kehidupan keluarganya.

Peneliti membatasi gambaran pernikahan jarak jauh (long distance

marriage) ini dari mulai alasan yang melatarbelakangi menjalani pernikahan jarak

jauh, keadaan selama menjalani pernikahan jarak jauh, kondisi psikologis suami

dan dampak yang dirasakan ketika harus berjauhan dengan istri, hingga pengaruh

budaya terhadap gaya hidup keluarga di Kuningan Jawa Barat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti merumuskan beberapa masalah

yang muncul dalam penelitian ini yaitu mengenai:

1. Gambaran pernikahan jarak jauh (long distance marriage) pada suami.

2. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pernikahan jarak jauh.

3. Pemaknaan suami dalam menjalani pernikahan jarak jauh.

9

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pernikahan jarak jauh

(long distance marriage) pada suami, untuk mengetahui faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya pernikahan jarak jauh, serta untuk mengetahui

bagaimana suami memaknai pernikahan jarak jauh tersebut.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat, antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Untuk menambah wawasan dalam keilmuan psikologi terutama

dalam ranah psikologi sosial dan psikologi keluarga kaitannya dengan

membina dan mempertahankan pernikahan khususnya pernikahan jarak

jauh (long distance marriage).

2. Manfaat Praktis

Sebagai gambaran untuk menciptakan rumah tangga dan keluarga

yang sehat, baik sehat secara fisik maupun sehat secara mental. Tidak

tertuju pada individu saja namun mencakup unit terkecil yaitu keluarga.

Selain itu, memberikan pemahaman bagi pasangan yang menikah untuk

mempertimbangkan dan mengambil keputusan dengan cermat sebelum

memutuskan menjalani pernikahan jarak jauh (long distance marriage).

10

E. Keaslian Penelitian

Review artikel yang dilakukan oleh Rhodes, A.R (2002) yang berjudul

“Long Distance Relationships in Dual Career Commuter Couples: A Review of

Counseling Issues” dalam The Family Journal: Counseling And Therapy For

Couples And Families, Vol. 10 No. 4, hal 398-404 merupakan pembahasan

tentang pasangan dual career atau dengan kata lain kedua pasangan sama-sama

bekerja dan berkarir yang sebelumnya telah dipublikasi pada tahun 1982 oleh

Grestel and Gross. Artikel ini menjelaskan terkait konseling perkawinan,

karakteristik keluarga dual career, karakteristik keluarga yang tinggal berjauhan,

dan tipe-tipe pengambilan keputusan dalam keluarga. Rhodes menyarankan

adanya sebuah penelitian dengan teknik nonrandom dan snowball sampling.

Penelitian dilakukan bukan sebatas membedakan antara pasangan yang tinggal

berjauhan dengan yang tidak tinggal berjauhan, namun melibatkan anak pasangan

masing-masing. Kesimpulan dari review ini menyebutkan bahwa pasangan dual

career yang tinggal berjauhan semakin berkembang. Hal ini sangat penting bagi

para konselor untuk menyiapkan cara dalam mengarahkan karir dan hubungan

pasangan agar semua pasangan dual career yang tinggal berjauhan tetap produktif

dan sehat secara fisik maupun mental.

Jurnal penelitian yang berjudul “Together and Apart: Spatial Tactics of

Women in Seafaring and Commuting Households in Taiwan” yang ditulis oleh

Liu,Y. and Chiang, L.N. (2012) National Taiwan University dalam Pacific Asia

Inquiry, Volume 3, Number 1 meneliti tentang kehidupan wanita untuk mencapai

keseimbangan hidupnya namun ditinggal suami berlayar dan menjalani

11

pernikahan jarak jauh. Metode penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif dengan

teknik snowball sampling. Penelitian ini melibatkan 10 orang wanita dengan

rentang usia antara 30-59 tahun. 4 orang wanita tinggal berjauhan, 2 orang wanita

memiliki suami yang tinggal berjauhan, dan 4 orang wanita memiliki suami

sebagai awak kapal dan sering berlayar di laut. Wawancara dilakukan oleh

peneliti untuk memperoleh informasi tentang proses pembuatan keputusan untuk

tinggal terpisah dan berjauhan. Selain itu, peneliti menggali informasi tentang cara

pasangan berkomunikasi serta bagaimana menjalani kehidupan rumah tangga

yang tinggal terpisah. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu rumah tangga sebuah

keluarga yang terpisah mampu memberikan berbagai kesempatan bagi para wanita

untuk mengontrol kehidupannya sendiri, dan kekuatan hubungan dalam

pernikahannya itulah yang akan mengubah hasil akhirnya. Selain itu, pasangan

yang membuat keputusan bersama untuk menjalani pernikahan jarak jauh dan

tinggal terpisah akan berdampak lebih baik terhadap pernikahannya kelak.

Jurnal penelitian dalam Journal Of Marriage And The Family yang

berjudul “Dual-Career Couples Who Live Apart: Two Types” yang ditulis oleh

Gross, H.E (1980) meneliti tentang dua tipe pasangan dual career yang tinggal

berjauhan. Penelitian ini dilakukan pada 43 responden dengan rincian 26

responden berstatus istri dan 17 responden berstatus suami. 28 responden

diantaranya sama-sama menjalani dual career, dengan rincian 15 responden

merupakan pasangan dual career, 11 responden hanya istri yang dual career, dan

2 responden suami dual career. Teori yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan teori tentang tipe pasangan dual career yang tinggal berjauhan,

12

yaitu tipe adjusting dan tipe established. Metode yang digunakan oleh peneliti

yaitu dengan pendekatan kualitatif dan teknik pengumpulan data dengan

wawancara responden. Kesimpulan dari penelitian ini menemukan bahwa

pasangan established atau dengan kata lain pasangan yang sudah lama menikah,

pasangan yang sudah lama berkarir, dan pasangan yang mempunyai tanggung

jawab dalam mengurus anak mempunyai kehidupan yang lebih damai, lebih

terbiasa, dan tidak mengalami stres berkepanjangan dalam menjalani rumah

tangganya dibandingkan dengan pasangan adjusting.

Jurnal penelitian yang ditulis oleh Anderson, E.A dan Spruill, J.W (1993)

yang berjudul “The Dual-Career Commuter Family: A Lifestyle on the Move”

dalam Marriage & Family Review (The Haworth Press, Inc.) Vol. 19, meneliti

tentang pasangan yang menjalani hubungan jarak jauh dan tinggal terpisah di kota

yang berbeda. Penelitian ini melihat dari segi peranan dalam keluarga, divisi kerja

pasangan, dan pengambilan keputusan untuk menjalani hubungan jarak jauh.

Teori yang digunakan meliputi karakteristik pernikahan jarak jauh, divisi kerja

pasangan, tingkat stres dalam pasangan yang sama-sama bekerja, dan isu tentang

pengambilan keputusan. Sampel yang diambil berjumlah 39 pasangan dengan

kriteria minimal 3 bulan menjalani pernikahan jarak jauh dan tinggal di tempat

yang terpisah minimal 3 hari dalam seminggu dengan rata-rata usia 35 tahun.

Pengambilan sampel menggunakan teknik non-random snowball pada 82

pasangan, 39 diantaranya merupakan pasangan yang menjalani pernikahan jarak

jauh. Pengukuran dilakukan dengan skala berjumlah 26 item. 22 item diadopsi

dari Regional Time Studies, tahun 1984 dan 4 item dari keseharian yang muncul di

13

keluarga pasangan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tugas rumah

tangga tetap menjadi tanggung jawab pasangan tersebut, namun posisi wanita

sebagai istri tetap mempunyai peranan paling penting dalam mengatur rumah

tangga. Selain itu, pasangan yang memutuskan untuk menjalani pernikahan jarak

jauh terlebih karena mempertahankan pekerjaan dan karir yang sudah didapat.

Kesimpulan dari penelitian ini menyebutkan bahwa setiap pasangan harus

mereview dan membagi tugas dalam rumah tanggany, pasangan juga harus

menilai dan mengoreksi stabilitas hubungan supaya pernikahannya tetap awet, dan

dengan adanya proses pengambilan keputusan untuk menjalani pernikahan jarak

jauh berpotensi untuk mengubah gaya hidup pasangan tersebut.

Jurnal penelitian yang berjudul “Quality Of Life In Dual-Career Families:

Commuting Versus Single Residence Couples” yang ditulis oleh Bunker, B.B.,

Zubek, J.M., Vanderslice, V.J., and Rice, R.W (1992) dalam Journal Of Marriage

And Family, Vol. 54, No. 2, meneliti tentang kualitas hidup pria dan wanita yang

berpasangan baik yang pulang pergi setiap harinya maupun yang tinggal sendiri

dan berjauhan dengan pasangannya. Sampel yang diambil berjumlah 90 pasangan

yang pulang pergi dan 133 pasangan yang tinggal sendiri dengan pengambilan

sampel menggunakan teknik snowball. Pengukuran dilakukan dengan mengitung

2 aspek yaitu kepuasan dan tingkat stres pasangan. Analisis datanya menggunakan

ANOVA dengan membandingkan kualitas hidup kedua jenis pasangan tersebut.

Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan

pada kedua jenis pasangan dilihat dari kepuasan dan tingkat stresnya. Pasangan

bekerja yang pulang pergi setiap harinya lebih puas dengan pekerjaan dan waktu

14

yang dimilikinya sendiri, tidak lebih stres dari pasangan yang tinggal sendiri di

rumahnya. Namun pasangan bekerja yang memilih untuk pulang pergi setiap

harinya memiliki masalah dalam pengeluaran. Selain itu ada ketidakpuasan dalam

hidupnya terutama kepada pasangan dan keluarganya. Kesimpulan dari penelitian

ini bahwa gaya hidup pasangan yang pulang pergi setiap harinya mempunyai

pengeluaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasangan yang tinggal di

rumahnya sendiri, sedangkan pasangan bekerja yang tinggal sendiri di rumahnya

memungkinkan untuk merasa banyak tekanan, stres, dan tidak puas dengan

hidupnya.

Artikel dalam jurnal yang berjudul “Sosio-Economic Factors Affecting The

Rise Of Commuter Marriage” ditulis oleh Forsyth, C.J dan Gramling, R (1998)

dalam International Journal of Sociology of the Family 1998, Vol. 28 (Autumn):

No. 2; 93-106 menemukan pembahasan tentang faktor-faktor penyebab

meningkatnya commuter marriage, meliputi faktor mikro dan faktor makro.

Faktor mikro mengacu pada keputusan dari karyawan sebagai tenaga kerja

sedangkan faktor makro mengacu pada keputusan perusahaan. Data penelitian

didapat dari sejumlah pasangan yang menjalani pernikahan jarak jauh (commuter

marriage)

Jurnal penelitian yang berjudul “Keterbukaan Komunikasi Interpersonal

Pasangan Suami Istri Yang Berjauhan Tempat Tinggal” yang ditulis oleh Eliyani,

E.R (2013) dalam Ejournal Ilmu Komunikasi Volume 1 Nomor 2 tahun 2013

halaman 85-94 meneliti tentang seberapa besar keterbukaan komunikasi yang

terjadi antara suami istri yang tinggal berjauhan. Penelitian ini dianalisis dengan

15

menggunakan metode penelitian kualitatif dengan membatasi kerangka teori yaitu

komunikasi interpersonal, hubungan interpersonal, dan faktor penyebab pasangan

suami istri tinggal berjauhan. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh

peneliti adalah wawancara, observasi, internet searching, library research, dan

dokumentasi dengan informan penelitian berjumlah tiga orang pasangan suami

istri yang tinggal berjauhan. Hasil penelitian dari ketiga informan tersebut

diketahui bahwa pekerjaan dan tuntutan ekonomi menjadi faktor utama yang

menyebabkan pasangan suami istri tinggal berjauhan. Adapun faktor yang

mempengaruhi keterbukaan komunikasi dipengaruhi oleh kepercayaan pasangan

tersebut, keintiman, berfikir positif, serta saling mendengarkan satu sama lain.

Beberapa masalah yang muncul pada informan penelitian terkait dengan perasaan

dan prasangka negatif terhadap pasangan, saling curiga, dan ketidakpercayaan

terhadap pasangan. Hasil lain yang didapat yaitu cara menjaga keterbukaan

komunikasi dengan meningkatkan intensitas komunikasi dan memahami isi

pembicaraan yang sering dilakukan pasangan. Kesimpulan yang diperoleh dari

penelitian ini menyebutkan bahwa jarak yang jauh tidak menghambat pasangan

dalam membina hubungan rumah tangga. Selain itu, kesimpulan lain yang didapat

bahwa keterbukaan komunikasi lebih banyak dilakukan oleh istri dibandingkan

dengan suami.

Jurnal penelitian yang ditulis oleh Margiani, K dan Ekayati, I.N (2013)

yang berjudul “Stres, Dukungan Keluarga, dan Agresivitas Pada Istri yang

Menjalani Pernikahan Jarak Jauh” dalam Persona, Jurnal Psikologi Indonesia

Vol. 2 No. 3 hal 191-198 menjelaskan tentang hubungan stres dengan dukungan

16

keluarga terhadap agresivitas istri. Metode yang digunakan yaitu kuantitatif

dengan incidental sampling berjumlah 53 orang istri yang menjalani pernikahan

jarak jauh. Alat ukur menggunakan variabel agresivitas dengan menggunakan

skala likert. Hasil dari penelitian ini yaitu variabel stres dan dukungan keluarga

berkorelasi sangat signifikan dengan variabel agresivitas. Untuk korelasi antar

variabel, variabel stres tidak berkorelasi dengan agresivitas, tetapi variabel

dukungan keluarga berkorelasi negatif sangat signifikan dengan variabel

agresivitas.

Berdasarkan penelitian yang telah diulas sebelumnya terdapat beberapa

persamaan yang dapat digolongkan berdasarkan tema, teori yang digunakan,

metode penelitian, dan subjek penelitian.

1. Persamaan Tema

Penelitian ini mengangkat tema tentang pernikahan jarak jauh yang

didalamnya menyinggung tentang commuter marriage serta kaitannya

dengan pasangan karir ganda (dual career). Persamaan tema dengan

peneliti sebelumnya terdapat pada 7 dari 8 jurnal yang telah direview

oleh peneliti kecuali pada artikel yang berjudul “Sosio-Economic

Factors Affecting The Rise Of Commuter Marriage” ditulis oleh

Forsyth, C.J dan Gramling, R. dalam International Journal of

Sociology of the Family 1998, Vol. 28 (Autumn): No. 2; 93-106

menekankan tema umum pada faktor-faktor yang menyebabkan

terjadinya pernikahan jarak jauh (commuter marriage).

2. Persamaan Teori

17

Peneliti menggunakan teori yang sama dengan Journal Of Marriage

And The Family tahun 1980 yang berjudul “Dual-Career Couples Who

Live Apart: Two Types” yang ditulis oleh Gross, H.E meneliti tentang

dua tipe pasangan dual career yang tinggal berjauhan. Teori yang

digunakan yaitu tipe pasangan dual career meliputi tipe adjusting

couple dan established couple. Selain itu, kesamaan teori tentang

faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pernikahan jarak jauh yang

ditulis oleh peneliti terdapat pada artikel yang berjudul “Sosio-

Economic Factors Affecting The Rise Of Commuter Marriage” ditulis

oleh Forsyth, C.J dan Gramling, R. dalam International Journal of

Sociology of the Family 1998, Vol. 28 (Autumn): No. 2; 93-106.

3. Persamaan Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu kualitatif dengan

pendekatan fenomenologi. Hal ini sejalan dengan metode penelitian

yang digunakan oleh Gross, H.E dalam Journal Of Marriage And The

Family tahun 1980 yang berjudul “Dual-Career Couples Who Live

Apart: Two Types” dengan teknik pengumpulan data wawancara.

Adapun penelitian yang berjudul “Keterbukaan Komunikasi

Interpersonal Pasangan Suami Istri Yang Berjauhan Tempat Tinggal”

yang ditulis oleh Eliyani, E.R dalam Ejournal Ilmu Komunikasi

Volume 1 Nomor 2 tahun 2013 halaman 85-94 menggunakan metode

penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi,

wawancara, internet searching, dan dokumentasi.

18

4. Persamaan Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini yaitu berfokus pada suami yang menjalani

pernikahan jarak jauh (long distance marriage) berjumlah tiga orang.

Penelitian yang berjudul “Keterbukaan Komunikasi Interpersonal

Pasangan Suami Istri Yang Berjauhan Tempat Tinggal” yang ditulis

oleh Eliyani, E.R dalam Ejournal Ilmu Komunikasi Volume 1 Nomor 2

tahun 2013 halaman 85-9 mengambil subjek penelitian berjumlah 3

orang namun pada pasangan suami-istri yang menjalani pernikahan

jarak jauh. Persamaan dengan penelitian ini terletak pada jumlah

subjek yang diteliti.

Perbedaan penelitian ini dari penelitian sebelumnya terletak pada subjek

yang diteliti yaitu dalam penelitian ini informan penelitian hanya suami dari

keluarga tenaga kerja wanita (TKW) yang sedang menjalani pernikahan jarak jauh

(commuter marriage), sedangkan dalam jurnal “Together and Apart: Spatial

Tactics of Women in Seafaring and Commuting Households in Taiwan” yang

ditulis oleh Liu,Y. and Chiang, L.N. (2012) melibatkan 10 orang wanita yang

sudah menikah dan menjalani pernikahan jarak jauh dengan suaminya. Adapun

dalam empat jurnal yang telah direview oleh peneliti yaitu Journal Of Marriage

And The Family yang berjudul “Dual-Career Couples Who Live Apart: Two

Types” yang ditulis oleh Gross, H.E (1980), jurnal yang berjudul “The Dual-

Career Commuter Family: A Lifestyle on the Move” dalam Marriage & Family

Review (The Haworth Press, Inc.) Vol. 19, yang ditulis oleh Anderson, E.A dan

Spruill, J.W (1993), jurnal “Quality Of Life In Dual-Career Families: Commuting

19

Versus Single Residence Couples” yang ditulis oleh Bunker, B.B., Zubek, J.M.,

Vanderslice, V.J., and Rice, R.W (1992) dalam Journal Of Marriage And Family,

Vol. 54, No. 2, dan jurnal penelitian yang berjudul “Keterbukaan Komunikasi

Interpersonal Pasangan Suami Istri Yang Berjauhan Tempat Tinggal” yang

ditulis oleh Eliyani, E.R (2013) dalam Ejournal Ilmu Komunikasi Volume 1

Nomor 2 tahun 2013 halaman 85-94, subjek penelitiannya melibatkan pasangan

suami dan istri. Selain itu, penelitian ini melihat gambaran pernikahan jarak jauh

secara keseluruhan dari sudut pandang suami yang ditinggalkan istri bekerja

menjadi tenaga kerja wanita (TKW) termasuk didalamnya membahas dampak

psikologis pada suami yang ditinggalkan.

Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya yang telah dibahas diatas,

terdapat beberapa istilah yang digunakan untuk menjelaskan secara lebih rinci

mengenai pernikahan jarak jauh. Peneliti memilih menggunakan istilah Long

Distance Marriage (LDM) karena bahasan pernikahan di dalamnya lebih luas dan

mencakup keseluruhan tipe pernikahan jarak jauh. Akan tetapi, penggunaan istilah

tidak mengubah arti harfiah dari pernikahan jarak jauh itu sendiri sehingga

sedikitnya terdapat kesamaan dengan istilah-istilah lain seperti long distance

relationship, dan commuter marriage. Maka dari itu, penelitian yang berjudul

“Gambaran Pernikahan Jarak Jauh (Long Distance Marriage) pada Suami yang

Ditinggal Istri Bekerja Menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW)” yang

menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi ini belum

pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya. Hal inilah yang membuat penelitian ini

menjadi pembeda dan bersifat orisinal dari penelitian-penelitian sebelumnya.

121

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian ini dapat ditarik kesimpulan

mengenai gambaran pernikahan jarak jauh (long distance marriage) pada suami

yang ditinggalkan istri bekerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW) antara lain

sebagai berikut:

1. Gambaran pernikahan jarak jauh (long distance marriage) pada ketiga

informan penelitian menunjukkan bahwa pada awalnya ketiga informan

sama-sama tidak menyangka akan tinggal berjauhan dengan istri, namun

karena adanya keinginan untuk memiliki tempat tinggal sendiri, maka

ketiga informan mengizinkan istrinya untuk bekerja di luar negeri sebagai

tenaga kerja wanita (TKW) agar mendapat penghasilan tambahan. Ketiga

informan mengaku pertama kali ditinggalkan ada rasa kesepian yang

dirasakan, selain itu ketiga informan harus mampu menjalani dua peran

sekaligus bagi anak-anaknya yaitu sebagai ayah dan sebagai ibu. Ketiga

informan mengalami kesulitan terutama dalam mengurus anak-anaknya

yang masih kecil, bahkan ketiga informan pun harus mengerjakan

pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, membersihkan rumah dengan

seorang diri. Rasa jenuh yang sering dirasakan ketiga informan ditanggapi

dengan perilaku yang berbeda-beda, pak Wahyu dan pak Dede mengatasi

rasa jenuhnya dengan mencari hiburan dan sesekali bermain dengan anak-

122

anaknya. Sedangkan pak Aji lebih menyibukkan dirinya dengan pekerjaan

dan menyalurkan hobinya memelihara burung. Ketiga informan menjaga

pernikahannya tetap berjalan hingga sekarang karena ada komitmen dan

kepercayaan yang selalu dipegang. Saling percaya satu sama lain dan tidak

melakukan hal-hal negatif yang diluar batas, serta selalu berkomunikasi

menjadi kunci utama ketiga informan mempertahankan pernikahannya.

2. Faktor-faktor penyebab terjadinya pernikahan jarak jauh (long distance

marriage) disebabkan oleh dua faktor, yaitu fakto mikro dan faktor makro.

Fakto mikro lebih dikarenakan adanya kebutuhan ekonomi yang mendesak

dan harus segera dipenuhi yaitu adanya kebutuhan untuk membangun

tempat tinggal sendiri. Dalam fenomena ini, ketiga informan sama-sama

memiliki tujuan untuk bisa membangun tempat tinggal sendiri yang

terpisah dari orang tuanya. Selain itu, adanya kemauan dari istri ketiga

informan untuk bekerja tanpa paksaan demi mendapatkan penghasilan

tambahan sehingga keinginannya bisa segera terwujud. Adapun faktor

makro yang menyebabkan terjadinya pernikahan jarak jauh menekankan

pada keputusan perusahaan yang menerapkan sistem kontrak kerja

minimal selama dua tahun, dan selama itu pula istri ketiga informan yang

bekerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW) tidak diperbolehkan pulang

sebelum kontrak kerjanya selesai. Bahkan setelah kontrak kerja habis, istri

ketiga informan melanjutkan lagi bekerja di luar negeri dengan alasan agar

biaya untuk membuat rumah lebih cepat terkumpul sehingga bisa cepat

selesai.

123

3. Pemaknaan dari setiap informan dalam menjalani pernikahan jarak jauh

ada beberapa kesamaan, yaitu sama-sama merasakan kesepian dan

kehilangan di awal-awal keberangkatan istri ke luar negeri serta kesulitan

dalam mengurus anak-anak dan rumah tangganya. Ketiga informan sama-

sama menjalaninya dengan pasrah dan sabar, berharap keberangkatan istri

bekerja sebagai tenaga kerja wanita ke luar negeri membuahkan hasil yang

bisa dibawa pulang. Ketiga informan pun belum bisa memastikan apakah

setelah habis kontrak akan mengizinkan istrinya untuk melanjutkan lagi

bekerja di luar negeri atau tidak, yang jelas selama tujuan utamanya belum

tercapai istri ketiga informan masih akan melanjutkan bekerja di luar

negeri untuk mendapatkan penghasilan tambahan.

B. Saran

Menindaklanjuti hasil penelitian ini, adapun saran-saran yang diajukan

oleh peneliti, yaitu:

1. Informan dan keluarga

Diharapkan informan dan keluarga mampu membuat keputusan

yang matang dengan berdiskusi satu sama lain sebelum akhirnya

menjalani pernikahan jarak jauh dan mempertimbangkan resiko yang

kemungkinan terjadi. Informan dan keluarga tetap menjaga komunikasi,

baik melalui sms, telepon, atau media lainnya guna menjaga kelekatan

antar keluarga dan keutuhan rumah tangganya. Kepercayaan pun menjadi

modal penting yang harus dipegang oleh informan dan istri sehingga

124

apapun yang dilakukan dan dikerjakan baik oleh informan maupun istri

tidak menyimpan kecurigaan yang dikemudian hari akan berdampak pada

pernikahannya. Selain itu, diharapkan kepada informan untuk mengurangi

aktifitas hiburan yang terkesan negatif di mata keluarga dan masyarakat

seperti kecenderungan perselingkuhan agar menimbulkan permasalahan

baru.

2. Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan mampu memperluas cakupan

informan yang diteliti, tidak terpaku pada keluarga tenaga kerja wanita

(TKW) saja melainkan pada informan yang menjalani pernikahan jarak

jauh yang bekerja di dalam negeri sehingga dapat diketahui perbedaannya.

Selain itu, menggali data tidak dari pihak suami saja, ada baiknya untuk

memperdalam dari sudut pandang istri atau anak-anak yang orang tuanya

menjalani pernikahan jarak jauh. Peneliti selanjutnya diharapkan mampu

meneliti dengan menggunakan metode dan pendekatan lain selain

fenomenologi, serta mampu menjelaskan secara lebih mendalam terkait

faktor-faktor lain yang mempengaruhi pernikahan jarak jauh, juga dampak

yang ditimbulkan baik secara psikologis maupun secara sosial di

lingkungan sekitar. Adapun hal menarik yang muncul dalam penelitian ini

seperti adanya kecenderungan perselingkuhan suami atau istri serta

permasalahan pada anak-anak dari keluarga tenaga kerja wanita (TKW)

untuk bisa diungkap lebih mendalam ke dalam sebuah penelitian baru.

125

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, E.A., Spruill, J.W. (1993). Marriage & Family Review Vol. 19. The

Dual-Career Commuter Family: A Lifestyle on the Move. The Haworth

Press, Inc.

Ansyori, M.H. (2013). Harmonious Family: Upaya Membangun Keluarga

Harmonis; Mahalnya Harga Sebuah Keharmonisan. Jakarta: Yayasan

Pustaka Obor Indonesia.

Ardhianita, I., dan Andayani, B. (2004). Jurnal Psikologi Volume 32, No. 2, 101-

111. Kepuasan Pernikahan Ditinjau dari Berpacaran dan Tidak

Berpacaran. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Arumrasmi, N.T., dan Karyono. (tanpa tahun). Masalah-masalah Psikologis dan

Coping Strategis Istri Pada Pasangan Commuter Marriage. Semarang:

Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro.

Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia. (2015).

Sepanjang 2014 BNP2TKI Mencatat Penempatan TKI 429.872 Orang.

Posted on: 16 Januari 2015. Diunduh dari: http://www.bnp2tki.go.id/.

Senin, 31 Agustus 2015.

Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. (2012). Jawa Barat dalam Angka

Tahun 2012. Published by: Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi

Statistik, BPS Provinsi Jawa Barat.

Benokraitis, N.V. (2011). Marriages & Families; Changes, Choices, And

Constraints, Seventh Edition. USA: Pearson.

Bunker, B.B,. and Zubek, J.M., Vanderslice, V.J., Rice, R.W. (1992). Journal Of

Marriage And Family, Vol. 54, No. 2. Quality Of Life In Dual-Career

Families: Commuting Versus Single Residence Couples. National Council

on Family Relations.

Chaplin, J.P. (2011). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rajawali Press.

Creswell, J.W. (2010). Research Design, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan

Mixed, Edisi Ketiga, alih bahasa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Demartoto, A. (2009). Kebutuhan Praktis dan Strategis Gender; Menyoal TKW

Indonesia yang Akan Dikirim Ke Luar Negeri. Surakarta: Sebelas Maret

University Press.

126

Eliyani, E.R. (2013). Ejournal Ilmu Komunikasi Volume 1 Nomor 2, halaman 85-

94. Keterbukaan Komunikasi Interpersonal Pasangan Suami Istri Yang

Berjauhan Tempat Tinggal. Fisipol Univrsitas Mulawarman.

Forsyth, C.J., and Gramling, R. (1998). International Journal of Sociology of the

Family 1998, Vol. 28 (Autumn): No. 2; 93-106. Socio-Economic Factors

Affecting The Rise Of Commuter Marriage. International Journals.

Frolin. (2013). Harmonious Family: Upaya Membangun Keluarga Harmonis;

Hakikat Pernikahan Pada Masyarakat Karo. Jakarta: Yayasan Pustaka

Obor Indonesia.

Ghony, M.D., dan Almanshur, F. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi

Revisi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Girgis, S., George, R.P., Anderson, R.T. (2012). What Is Marriage?. Harvard

Journal of Law & Public Policy Vol. 34 No. 1. USA: Harvard University.

Gross, H.E. (1980). Journal Of Marriage And The Family Vol. 42, No. 3 hal. 567-

576. Dual-Career Couples Who Live Apart: Two Types. National Council

on Family Relations.

Idrus, M. (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial; Pendekatan Kualitatif dan

Kuantitatif Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.

Jannah, D.K. (tanpa tahun). Faktor Penyebab dan Dampak Perselingkuhan dalam

Pernikahan Jarak Jauh. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas

Ahmad Dahlan.

Liu, Y., and Chiang, L.N. (2012). Pacific Asia Inquiry, Volume 3, Number 1.

Together and Apart: Spatial Tactics of Women in Seafaring and

Commuting Households in Taiwan. National Taiwan University.

Mardani. (2011). Hukum Perkawinan Islam di Dunia Islam Modern. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Margiani, K., dan Ekayati, I.N. (2013). Persona, Jurnal Psikologi Indonesia Vol.

2 No. 3 hal 191-198. Stres, Dukungan Keluarga, Dan Agresivitas Pada

Istri yang Menjalani Pernikahan Jarak Jauh. Surabaya: Universitas 17

Agustus 1945.

Marini, L., dan Julinda. (tanpa tahun). Gambaran Kepuasan Pernikahan Istri

Pada Pasangan Commuter Marriage. Fakultas Psikologi Universitas

Sumatera Utara.

127

Melinda, R., dan Prihartanti, N. (2013). Perbedaan Kesejahteraan Subjektif

Ditinjau Dari Kebersamaan Pasangan Suami Istri Dalam Pernikahan.

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Munandar, S.C.U. (1985). Emansipasi dan Peran Ganda Wanita Indonesia; Suatu

Tinjauan Psikologis. Jakarta: UI Press.

Olson, D.H., DeFrain, J. (2006). Marriages & Families; Intimacy, Diversity, And

Strengths, Fifth Edition. New York: McGraw-Hill.

Poerwandari, K. (2011). Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku

Manusia. Depok: LPSP3 Psikologi UI

Pusat Data dan Informasi Ketenagakerjaan. (2014). Data dan Informasi

Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri. Jakarta: Badan Penelitian,

Pengembangan, dan Informasi Kementerian Tenaga Kerja dan

Transmigrasi.

Rhodes, A.R. (2002). The Family Journal: Counseling And Therapy For Couples

And Families, Vol. 10 No. 4 hal 398-404. Long Distance Relationships in

Dual Career Commuter Couples: A Review of Counseling Issues. Ohio

State University.

Sahara, E. (2013). Harmonious Family: Upaya Membangun Keluarga Harmonis;

Keharmonisan Keluarga Indonesia Saat Ini. Jakarta: Yayasan Pustaka

Obor Indonesia.

Sa’ud, U.S. (2007). Modul Metodologi Penelitian Pendidikan Dasar Program

Magister Pendidikan Dasar Sekolah Pascasarjana. Bandung: UPI

Smith, J.A. (2013). Dasar-dasar Psikologi Kualitatif; Pedoman Praktis Metode

Penelitian. Bandung: Nusa Media.

Soepomo. (1967). Hukum Perdata Adat Jawa Barat. Jakarta: Djambatan, PT.

Djaya Pirusa.

Strong, B., DeVault, C., and Cohen, T. F. (2008). The Marriage And Family

Experience: Intimate Relationship in a Changing Society, Tenth Edition.

USA: Thomson Wadsworth.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods) cetakan

keempat. Bandung: Alfabeta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang

Ketenagakerjaan. Diunduh dari http://www.hukumonline.com. Kamis, 8

Januari 2015

128

Undang – Undang Republik Indonesia No 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.

Diunduh dari http://www.kemenag.go.id. Minggu, 17 Mei 2015.

Wolf, R. (1996). Marriages and Families In a Diverse Society. New York: Harper

Collins College Publisher.

129  

Guide Wawancara Informan

1. Profil

a. Data diri informan

1) Identitas diri informan

2) Riwayat pendidikan

3) Latar belakang keluarga informan

b. Kehidupan informan dalam keluarga dan lingkungan sosial

1) Berapa usia informan saat menikah?

2) Berapa usia informan saat pertama kali menjalani commuter

marriage?

3) Berapa jumlah anak informan ketika ditinggal istri bekerja?

4) Apa pekerjaan informan dan istri informan saat ini?

5) Siapa saja anggota keluarga yang tinggal dengan informan saat ini?

6) Bagaimana tanggapan saudara dan tetangga informan melihat

kehidupan keluarga informan saat ini?

2. Bagaimana gambaran pernikahan suami yang menjalani pernikahan

jarak jauh (commuter marriage)?

a. Sudah berapa lama anda menjalani commuter marriage?

b. Apakah sebelumnya pernah terpikirkan untuk menjalani commuter

marriage?

c. Apa alasan anda memilih menjalani commuter marriage?

d. Apakah anda menginginkan kondisi seperti ini?

130  

e. Adakah permasalahan yang sering terjadi antara anda dan istri anda?

f. Bagaimana cara anda untuk menyelesaikan permasalahan tersebut?

g. Apa usaha yang dilakukan untuk tetap mempertahankan pernikahan anda?

h. Apa yang anda lakukan untuk memenuhi kebutuhan biologis anda?

i. Apakah anda merasa kesulitan mengurus anak-anak anda?

j. Apa yang anda lakukan jika merasa jenuh dan bosan dengan kondisi

seperti ini?

k. Sejauh ini apakah anda mengetahui aktifitas yang dilakukan istri sehari-

hari selain bekerja?

l. Bagaimana cara anda untuk tetap mempertahankan pernikahan?

m. Apa cita-cita yang anda inginkan setelah menjalani pernikahan jarak jauh

(commuter marriage)?

n. Bagaimana pendapat anda secara Islam jika pasangan suami-istri tinggal

berjauhan?

3. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pernikahan jarak

jauh (commuter marriage)?

a. Faktor internal

1) Bagaimana pendapat anda tentang perempuan yang bekerja?

2) Bagaimana jika istri anda tidak bekerja?

3) Apakah anda mendukung keputusan istri anda untuk bekerja?

4) Apa alasan anda mengizinkan istri untuk bekerja di lokasi yang jauh?

5) Apakah pendapatan anda cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga?

131  

b. Faktor eksternal

1) Mengapa istri anda tidak meneruskan pekerjaannya yang dulu?

2) Apakah tidak ada pekerjaan yang pas untuk istri anda di sekitar

tempat tinggal anda?

3) Apakah ada pihak yang meminta istri anda bekerja di lokasi yang

jauh?

4) Apakah anda mengetahui konsekuensi yang diterima dari perusahaan

tempat istri anda bekerja?

5) Apakah tempat istri anda bekerja memberikan keringanan semacam

libur setiap bulan?

4. Bagaimana pemaknaan suami yang menjalani pernikahan jarak jauh

(commuter marriage)?

132  

CATATAN WAWANCARA (Autoanamnesa)

Interviewee : WAHYU (nama samaran informan ke-1)

Tanggal Wawancara : 28 April 2015

Waktu Wawancara : Pagi hari pukul : 08.15 – 08.50 WIB

Lokasi Wawancara : Di Rumah Informan

Wawancara ke- : 1

Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui awal mula ditinggalkan istri bekerja.

Jenis Wawancara : Tidak Terstruktur

Kode: W1 – WAHYU

No Catatan Wawancara Analisis / Koding 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

Assalamualaikum. Mangga neng calik. Ah da moal lami kan neng? Henteu pak, sakedap ieu mah. Tapi mereun sababaraha kali teh pak pendakna, jadi moal ayeuna bae teh pak. Bade sabaraha kali kitu? Tergantung pak. Oh tergantung perintah kitu ti sakola. Muhun pak. Punten nya pak nuhunkeun bantosanna. Teu nanaon sok mangga. Emm, jadi gini ya pak sebelumnya terima kasih udah ngasih kesempatan wawancara, kenalin pak saya Neneng, kuliahnya di Jogja pak, nah sekarang itu lagi penelitian. Di bagian naon neng? Psikologi pak. Ooh, muhun. Nah ini lagi ngerjain buat penelitian akhir jadi minta tolong sama bapak, temanya bersangkutan sama ibu yang kerjanya keluar negeri gitu pak. TKI kitu? Iya pak kaya gitu, tapi punten sebelumnya saya ngomongnya pake bahasa indonesia aja ya pak soalnya kalo pake bahasa sunda takut ada yang ga sengaja kasar nanti malah ga enak pak. Muhun muhun, teu nanaon sami bae.

133  

30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75

Tapi bapak mah ga apa-apa enaknya gimana pake bahasa sunda juga ga apa-apa. Iyaiya, campur lah ya. Jadi yang pertama mau ditanyain itu identitas dulu ya pak. Bapak kan udah ya kemaren pak dengan pak DG, kalo ibu siapa pak? Ibu En. Usianya berapa pak? Usianya teh lahiran taun, istri mah taun 80, berarti usianya 35 taun lah, abdi taun 74, ya hampir 41 taun. Hmm, kerja keluarnya kemana pak? Ke Singapura. Oh ke Singapur, udah berapa lama pak kerjanya? Udah 2 tahun. 2 tahun itu keberangkatan pertama pak? Udah berangkat ke-2, yang pertama ke Saudi. Ooh, yang pertama ke Saudi kedua ke Singapur pak? Waktu ke Saudi itu taun berapa pak? Taun hmm sekarang taun 2015 ya, berarti 2008an ya. Udah lama ya pak? Iya udah lama. Berarti pas abis dari Saudi itu sempet tinggal dulu di Kuningan lama gitu pak? Ngga, paling sebulan. Oh cuma sebulan pak? Iya, terus balik lagi kesana. Ooh, yang ke Saudi itu berapa kali pak kesananya? Ke Saudi berarti 2 kali, eh satu kali. Ya satu kali setengah. Oh berarti taun 2003 ke Saudi, taun 2005 pulang? Ke Singapurnya? Sekitar 2008 sih, 2008 ke Saudi. Ooh iya. Berarti ke Singapur mah taun 2013? Iya 2013. Ooh iya pak, nah itu maaf ya pak kalo agak pribadi, itu sebenarnya tujuannya apa sih pak yang dicari kesana tuh? Yah pertama, kan sudah berumah tangga ya, maunya itu punya tempat tinggal sendiri, ya itu

Profil informan dan istri. Tempat istri informan bekerja. Tujuan utama informan mengizinkan istri kerja

134  

76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121

sih tujuannya punya tempat tinggal sendiri, ya Alhamdulillah kan sekarang udah ada, tapi belum kelar. Nah terus yang kedua ya mungkin itu buat bisa menyekolahkan anak, ya gitu sih udah. Oooh iya pak, putranya ada berapa pak? Ada 2. Oh ada 2. Udah pada besar pak? Ini yang pertama kelas 1 SMP. Oh yang laki-laki itu pak? Iya, yang kedua perempuan kelas 4 SD. Ooh kalo yang besar sekolah kelas berapa pak? Sekolah SMP tapi yah lagi mogok. Ya gitulah maklum, jadi ya ga kekontrol sama ibunya ya termasuk saya juga lah kan saya pagi berangkat, sore baru pulang ke rumah, jadi ga kekontrol lah mogok jadinya, jadi dari rumah berangkat, ke sekolahnya ga nyampe yah daripada ntar kesananya ga bener, terjerumus sama yang ga bener-bener kan lagi banyak ya sekarang mah narkoba ya pergaulan ga bener aja gitu, ah yaudah keluarin aja. Hmm, kalo diterusin sekolah gitu pak pas keluar ini kelas berapa? Ini baru kelas 1. Oh pas kelas 1. Berarti dari si adenya juga emang ga mau sekolah apa gimana pak? Ya gitu, saya juga kurang tau pokoknya mah gimana, ya sering menjengkelkan lah, dari rumah berangkat ke sekolahnya ga sampe. Hmm, kalo dari pihak sekolahnya ada yang pernah kesini ga pak? Belum. Paling surat panggilan gitu udah hampir berapa kali ya, ada 5 kali. Hmm gitu ya pak, tapi kalo untuk kendala lain kaya misalkan biaya gitu mah ngga ya pak? Hmm, Alhamdulillah itu mah ngga. Hmm brarti belum tau ya pak kenapa mogoknya alesannya tuh? Iya, mogok aja gitu. Kalo boleh tau siapa namanya pak? Namanya Ali. Kalo adenya yang ke2? Adenya Dea. Sebenernya mah keluarnya baru

jadi TKW. Jumlah anak informan. Akibat informan kurang mengontrol anaknya.

135  

122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167

kemarin sih baru 3 harian. Oh gituu. Jadi kan saya jengkel, daripda saya jengkel kalo dari rumah berangkat tapi ke sekolah ngga nyampe, kan pergaulannya beda lagi, takut kebawa pergaulan yang ga bener. Jadi mendingan diem aja di rumah. entar tahun depan masuk lagi. Sekolahnya dimana, pak? Di SMP 3. Oh, di SMP 3. Trus gini, kan ada panggilan dari sekolah, trus saya kan udah jengkel neng, ya udah gimana sih ya jengkel aja, dari rumah berangkat, saya diminta ambil keputusan, yaudah keluar aja. Trus ada panggilan lagi dari sekolah, disuruh masuk lagi. Udah masuk lagi, saya tanya dianya mau sekolah ngga? Trus dia bilang mending sekolah. Saya bilang yaudah sok sekolah yang bener, udah ga jaman kalo ga sekolah mah, mau apa kalo ngga sekolah mah. Abdi mah percanten, da abdi mah kumaha sih nya kan damel janten teu ka kontrol. Terus seueur masukan sok ngarokok, sering bolos, ai tanpa sepengetahuan sendiri mah laporan kitu tah pernah kepergok main ps, enjing keneh tabuh 7. Ibu tau pak? Kalo tau gimana reaksinya? Tau, ya ibunya marah. Soalnya udah beberapa kali, bilangnya kapok, tapi gitu terus. Engke kapayun na teh tambah teu leres. Jadi, ayeuna mah dibumi wae hoyong terang kumaha karaos na teu sakola, kan teu dipasihan artos, piwarang damel, piwarang ngepel, wios supaya karaoseun. Daripada gaul ga bener. Ai bapak damel dimana? Abdi mah damel di bengkel, servis motor. Ikut ke orang atau punya bengkel sendiri? Ikut ke orang, tadinya sih punya bengkel sendiri, tapi karena ngontrak tempatnya mahal, jadi wae ga dilanjut. Berarti setiap hari bapak kerja disana? Setiap hari, tapi tiap hari jumat libur. Kalopun libur, sok aya padamelan di rompok. Tapi berarti buat keperluan sehari-hari mah ada gitu ya? Alhamdulillah kalo buat kebutuhan sehari-hari

Informan merasa jengkel dengan kelakuan anaknya. Informan tetap menginginkan anaknya untuk sekolah. Perbuatan anak informan diluar sekolah. Reaksi istri informan mengetahui anaknya putus sekolah. Pekerjaan informan. Jadwal kerja informan.

136  

168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213

mah ada. Kalo disini, berarti tinggalnya sama siapa aja, pak? Ini peninggalan orang tua. Orang tuanya udah ga ada? Bapak bikin rumahnya dimana? Di Cijoho, dari Juanda ke sebelah timur. Tapi belum selesai ya pak? Kalo udah selesai rumah ininya gimana pak? Kosong. Paling dikontrakin, ini juga masih atas nama orang tua. Hmm, berarti bapak tinggal disini bertiga? Disini iya bertiga. Hmm, kalo bapak kerja berarti anak-anak berdua aja pak? Iya berdua. Paling ya masak nasi udah, kasih uang udah, emm buat lauknya beli sendiri. Cape neng mun teu sabar-sabar teuing mah. Jadi kesulitannya gitu ya pak, bapak kerja, ninggalin anak-anak. Iya tah gitu, kan kalo anak laki-laki ga kekontrol kan tuh sekolahnya jadi gitu, kalo saya ga kerja gimana malah tambah pusing bener neng, kalo saya mah ga kerja udah pusing, dirumah aja daripada pusing lah mendingan kerja aja. Bapak penghasilannya perhari apa perbulan? Perhari. Ga tentu ya pa berapanya? Iya ga tentu, tergantung dapet pekerjaannya bagian apa. Hmm, gitu kalo ibu penghasilannya berapa pak per bulannya? Penghasilannya sekitar 5 kalo dirupiahin. Itu setiap bulan ngiriminnya apa berapa bulan sekali pak? Ya ga tiap bulan juga sih, ya paling setaun sekali ngirim. Langsung sekian juta gitu pak? Iya langsung. Yah banyak suka dan dukanya neng, bener deh. Hmm, gimana pak suka dukanya? Ya dukanya gini neng kalo kitanya ga punya duit, pusing neng, kalo saya mah kan ke warung ga biasa kasbon, saya mah semenjak istri jadi

Keterangan rumah yang ditempati oleh informan. Informan tinggal dengan anak-anaknya. Ungkapan informan tentang kondisinya sekarang. Informan semangat dalam bekerja. Penghasilan istri informan. Suka duka informan saat tidak punya uang.

137  

214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239 240 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251 252 253 254 255 256 257 258 259

TKI perasaan mah belum pernah kasbon ke warung, usahain ada lah, kalo ga ada ya gitu susah lah. Terus kalo sukanya kan Alhamdulillah berkat kerja keras kan ya dapet tempat tinggal, kalo istri saya ga kesana mah ya ga mungkin. Berarti bapak teh rela susah dulu, kesepian dulu gitu ya pak? Iya, mau ga mau ya terima aja dulu. Nah cara bapak ngatasin kesepian itu gimana pak? Ya paling saya sabar dan berdoa aja, sholat lah. Terus paling yang ya cari hiburan, main jalan-jalan sama anak-anak aja gitu, sebulan sekali lah jalan-jalan kemana gitu. Hmm iya pak seru ya pak. Nah selain itu suka ada ketakutan kaya di berita gitu ga pak, kaya kasus penyiksaan gitu? Yayaya, ada sih ada cuman kita ya pasrah aja lah da gimana lagi. Tapi sampe sekarang ibu baik-baik aja ya pak ga ada kabar kaya gitu? Alhamdulillah neng ga ada, baik-baik aja lancar. Alhamdulillah pak. Sebelum berangkat dulu itu di keluarga pada setuju semua pak? Atau ada yang nolak apa gimana gitu pak? Ya kalo keluarga sih mendukung, tapi ya emang awalnya saya juga ga mendukung ya abis gimana lagi, ntar kalo ditahan-tahan juga gimana kedepannya, tar banyak omong malah nanti disalahin juga, cuman ya itu karena kebutuhan karena keinginan istri saya juga ga ada paksaan ga ada apa. Hmm gitu, oiya pak berarti pas ibu berangkat tuh anak-anak masih pada kecil ya pak? Yang kecil itu masih 3 tahun. Hmm itu udah sama bapak diasuhnya dari kecil? Iya dari kecil udah sama saya dari pas masih ngompol, terus yang anak laki-laki masih SD. Berarti sama bapak mah deket banget ya pak anak-anak? Iya deket banget, kan apa-apanya juga ke saya apalagi yang perempuan. Ya kan kalo anak laki-

Cara informan mengatasi kesepiannya. Informan pasrah dengan pemberitaan mengenai TKW. Reaksi keluarga informan ketika istri bekerja jadi TKW. Informan mengasuh anaknya sejak masih balita. Informan merasa lebih dekat dengan anak

138  

260 261 262 263 264 265 266 267 268 269 270 271 272 273 274 275 276 277 278 279 280 281 282 283 284 285 286 287 288 289 290 291 292 293 294 295 296 297 298 299 300 301 302 303 304 305

laki sama perempuan kan beda ya. Daya pikirnya segalanya beda lah pokoknya, saya ngerasain sih yang laki-laki begini yang perempuan begini, kalo yang perempuan tuh saya merasa punya temen, dia bisa diajak ngobrol, sehari aja ga ada anak-anak misalkan di emanya udah saya mah klabakan sepi dirumah tuh. Hehe iya ya pak ga ada yang ngeramein. Hmm dulu kan ibu sempet pulang dulu ya pak, itu sama anak-anak gimana pak interaksinya deket apa ngga? Kan ditinggal lama tuh pak mungkin kaya orang baru lagi. Ya kalo yang pertama sih kaku, kalo pas pulang kedua kali mah udah agak biasa, nah yang pas di Singapur, kalo mamahnya ngebel cuek aja padahal kan biasanya kalo anak-anak sama ibunya mah ya akrab gitu, ini mah ngga, kaya ga seneng cuek aja gitu. Hmm iya ya pak harusnya mah bisa lebih deket. Emang yang di Singapur itu kontraknya berapa taun pak? 2 tahun. Hmm setelah itu mau diperpanjang apa udahan pak? Kurang tau ya belum ada rencana sama kabar. Kalo seumpama diperpanjang lagi, bapak masih ngizinin ga ibu disana? Kalo anak-anak dan saya sih pengennya udah aja, tapi keinginan mamahnya sih berangkat lagi, pengen punya biaya buat sekolah, sekarang kan sekolah mahal ya neng. Hmm iya ya pak, terus nanti kalo rumah udah jadi ada niatan bikin usaha ga pak? kan biar ibu juga ga jauh lagi kerjanya. Ya itu mah udah dipikirin juga sih pengennya mah ada tempat sendiri untuk usaha tapi kan mahal, terus ngontrak juga mahal, ya diusahain pengenlah punya tempat sendiri. Iya ya pak supaya lebih enak. Hmm terus ini mah maaf ya pak sebelumnya kan ibu sama bapak jauhan ya takut ibu ada main atau yang buruk-buruk gitu ga pak? Hmm, kalo saya sih saling percaya terus ya pasrah, udah gitu aja tar kalo kita cemburu gitu kan efeknya lain lagi, ya tapi kan saya mah gini,

perempuannya. Hubungan anak-anak informan terhadap ibunya. Informan masih mengizinkan istri untuk berangkat lagi ke LN. Rencana informan untuk membuka usaha sendiri. Informan saling percaya dengan istri.

139  

306 307 308 309 310 311 312 313 314 315 316 317 318 319 320 321 322 323 324 325 326 327 328 329 330 331 332 333 334 335 336 337 338 339 340 341 342 343 344 345 346 347 348 349 350 351

ya sesekali ada lah telepon yang nyasar, saya mah ngomong sama istri, terbuka aja. Berarti komunikasi lancar ya pak? Ya iya lancar, hampir seminggu 2-3 kali nelepon. Hmm iya pak terus mohon maaf lagi ya pak, kaya untuk memenuhi kebutuhan fisik dan biologis teh pak kan jadi terkurangi ya, nah itu gimana pak cara nahannya supaya baik-baik aja? Oh maksudnya hubungan suami istri gitu ya? Ya saya jujur aja ya, paling main. Main gimana pak? Hehe Ya main aja main, ya ngarti lah kitu, tapi ya ga sampe melebihi batas, yang keduanya ya itu hiburan. Terus saya mah selingkuh gitu tuh ga bisa saya mah, sekarang mah kan yang cantik-cantik juga banyak, kalo kita dompetnya banyak mah gampang, apalagi sekarang mah bisa lewat telepon, ada tarifnya lagi, ya ini mah saya terbuka aja ya, ya itu juga kan kebutuhan kalo ga disalurkan juga ga baik kan, ga sehat, ga normal, pusing ntar rambut pada berubah ubanan. Hehehe Iya ya pak. Hehe berarti tantangannya tuh ada aja ya pak, susah istri jauh, anak juga perlu perhatian dan pengasuhan yang baik ya pak. Iya, tapi Alhamdulillahnya saya mah terbuka terus sama istri saya apapun, ya jadi istri juga suka memaklum lah. Daripada sembunyi-sembunyi kan ga baik, dosa. Hehe Berarti ibu juga gitu ke bapak terbuka gitu? Hmm, kalo istri saya sih ngga, ya kurang tau ya kalo masalah kaya yang tadinya mah, tapi kalo suka ada yang nelepon ya saya mah cerita ke istri, terbuka aja. Nah itu tanggepan ibu gimana pak kalo bapak lagi cerita ini itu ke ibu? Hehehe Ya mulanya sih marah tapi ya kesananya mah udah ngga, soalnya anak saya juga marah kalo saya lagi teleponan sama cewek teh terus dia suka ngomong ke ibunya. Hmm gitu ya pak. Hehe oiya pak pas ibu berangkat ke Singapur itu juga dari sponsor?

Informan terbuka dengan istri. Jeda waktu komunikasi informan dengan istri. Cara informan memenuhi kebutuhan fisik dan biologis. Informan terbuka mengenai hal apapun dengan istri. Reaksi istri informan ketika mendengar dan mengetahui apa yang dilakukan informan.

140  

352 353 354 355 356 357 358 359 360 361 362 363 364 365 366 367 368 369 370 371 372 373 374 375 376 377 378 379 380 381 382 383 384 385 386 387 388 389 390 391 392 393 394 395 396 397

Iya dari sponsor. Itu kita yang cari atau sponsor yang dateng kesini pak? Ya saya sih daftar ke sponsornya, kalo yang ke Singapur mah dicari, waktu itu dateng ke rumah yang di Cijoho, terus pelatihan di PT nya itu hampir 5 bulanan. Hmm iya waktu di Saudi juga sama pak ada pelatihan gitunya? Iya ada tapi beda PT, pas ke Saudi mah saya yang daftar ke Jakarta, kalo yang sekarang dateng ke Kuningan. Hmm nah bapak tau kenalan sponsornya itu darimana pak? Ya kan darisananya cari ke kampung cari siapa orang yang minat. Hmm berarti semua biaya udah ditanggung sponsor ya pak? Iya udah, berangkat sama makan di jalan itu udah dijamin. Terus dari sponsornya tuh beneran digratisin atau kita harus ngembaliin biayanya pak? Kalo sekarang mah kan dari PT nya tuh kaya ada dana bantuan kaya uang jajan selama pelatihan terus setengahnya buat anak-anak, cuman masalah kerjaan selama di Singapur itu ada potongan selama 9 bulan, ga dapet gaji. Oh berarti yang gaji 9 bulan itu buat ganti ke sponsor ya pak? Iya buat ganti kesananya, lumayan gede neng, tapi sekarang mah peraturannya lain lagi, masalah TKI kan bener-bener dilindungi terus disosialisasikan ya, ya emang sebenernya diotong selama 9 bulan itu kegedean sih, ya kalo ditotal hampir 35 jutaan, tapi itu mah peraturan yang dulu, sekarang kan lain, kan dulu mah misalkan istri dateng dari Saudi nah itu di perjalanan tuh dipungut biaya pas di dalem mobil, kemaren aja hampir 1 juta dipungutnya, itu kan pungutan liar ya eh pas dateng ke rumah minta lagi ke suaminya 100ribu. Berarti itu mah masuk kantong sopir-sopir yang jasa transportasinya ya pak? Iya, tapi kan segitu mah kegedean pungli lagi.

141  

398 399 400 401 402 403 404 405 406 407 408 409 410 411 412 413 414 415 416 417 418 419 420 421 422 423 423 425 426 427 428 429 430 431 432 433 434 435 436 437 438 439 440 441 442 443

Padahal itu dari perusahaannya juga kan pasti udah dibayar ya pak? Iya pasti, kan tugasnya udah mengantar gitu ga ada aturan ngeluarin biaya lagi, dana darisananya udah ada tapi dijalan diminta lagi, ya soalnya mereka tau kan TKI ah pulang banyak duit, nih aja saya sempet ngomong ke istri ko gitu sih ya tapi da gimana lagi udah cenah biar aja gapapa. Nah kalo sekarang mah misalkan di jalan ada yang pungli gitu lagi bisa dipersoalkan, bisa dilaporin. Hmm gitu ya pak. Terus ini pas ibu berangkat itu ada sepengetahuan dari desa apa ngga pak? Ga ada, langsung aja ke sponsornya itu, tapi paling bikin KTP sama kartu keluarga aja udah, ga harus nulis-nulis apa gitu lah yang di desa ga dipermasalahin juga. Tapi kan pihak sponsor juga udah legal gitu lah. Hmm iya ya pak jadi ga ribet. Nah teru spak tujuan lain diluar buat bikin rumah sama biaya sekolah anka-anak, itu apa sih pak yang bikin bener-bener tertarik kesana? Ya itu aja sih ingin punya tempat tinggal, bias mencukupi kebutuhan sehari-hari. Hmm, kalo disini pak di lingkungan rumah bapak yang di Cijoho atau yang disini banyak ngga pak yang kerja keluar negeri? Kalo disini mah ga ada cuma istri aja, kalo di Cijoho kurang tau juga ya, tapi yang pasti ada lah, ga tau ada berapanya mah. Bapak dapet informasi ga sih pak dari orang-orang terdekat bilang kalo kerja di luar negeri itu enak dan sebagainya gitu pak ada gak? Ya emang ada yang bilang mah kerja kesana teh dapet gajinya gede, nah kan jadi kepikiran juga soalnya kalo ga jadi berangkat mah kayanya ga mungkin sih bia cepet bikin rumah sendiri, bisa sih bisa tapi ga tau kapan gitu, ngumpulnya lama, abis aja buat makan sehari-hari paling. Hmm, berarti sebelum berangkat kesana ibu tuh ibu rumah tangga ya pak? Hmm, istri sambil menjahit, sebenernya mah sih kalo istri ga berangkat juga cukup mah cukup, saya kerja istri menjahit, tapi gimana sih ya

Informan dan istri ingin tujuan utamanya cepat tercapai. Pekerjaan istri informan sebelum menjadi TKW.

142  

444 445 446 447 448 449 450 451 452 453 454 455 456 457 458 459 460 461 462 463 464 465 466

pengen cepet gitu. Hmm iya ya pak, dulu ibu punya tempat sendiri apa ngikut ke orang pak pas menjahit itu? Ya kadang ngejait dirumah kadang ngikut ke yang punya. Hmm iya pak. Ya mungkin sekarang mah gitu aja dulu ya pak, informasi awal mah udah didapet. Nanti kalo ada yang perlu ditambahi saya kesini lagi boleh pak? Iya mangga neng. Kabarin aja dulu ya. Iya pak nanti dikabarin yang penting mah jangan sampe ganggu pekerjaan bapak. Makasih ya pak atas waktu dan ceritanya. Hehe Iya neng sama-sama mangga bae teu nanaon. Mangga pak mau langsung pamit aja. Assalamualaikum. Iya neng mangga, waalaikumsalam. Punten ieu teu dipasihan nanaon. Iya pak ga apa-apa. Hehe hatur nuhun pak sakali deui. Muhun neng sami-sami.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

143  

CATATAN WAWANCARA (Autoanamnesa)

Interviewee : WAHYU (nama samaran informan ke-1)

Tanggal Wawancara : 5 Juni 2015

Waktu Wawancara : Pagi hari pukul : 08.00 – 08.41 WIB

Lokasi Wawancara : Di Rumah Informan

Wawancara ke- : 2

Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui gambaran pernikahan jarak jauh

(commuter marriage) pada suami dan faktor-faktor yang

menyebabkannya.

Jenis Wawancara : Tidak Terstruktur

Kode: W2 – WAHYU

No Catatan Wawancara Analisis / Koding 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

Assalamualaikum. Kumaha damang pak? Alhamdulillah neng, mangga calik. Muhun pak. Langsung bae ya pak, sapertos janji anu kamari, dinten ayeuna bade wawancara deui bapa ngalajengkeun anu kapungkur, tapi sateuacanna ngisi dulu ini pak, surat persetujuan penelitian. Mangga pak, dibaca dulu semuanya. Oh, iya neng. Sebelumnya terima kasih ya pak. Nah ini ada beberapa pertanyaan lanjutan dari yang kemarin, tapi seperti biasa santai aja ya pak. Iya neng, da lagi ga ada kerjaan juga lagi libur. Iya pak, jadi setelah ibu kerja disana itu bapak udah berapa lama menjalani pernikahan jarak jauh? Berarti hampir sekitar 8 tahunan lah, itu tuh pas pertama kali istri saya kesana itu pas usia pernikahan 8 tahun. Ooh gitu pak, kalo pas ibu disana sampe sekarang udah berapa taun pak? Ya hampir 5 tahun. Oh jadi udah sekitar 5 tahunan ya pak menjalani pernikahan jarak jauh teh. Maksudnya pernikahan jarak jauh teh karena saya disini dan istri disana?

Usia pernikahan informan saat mulai ditinggal sendiri. Lama waktu informan saat menjalani commuter marriage.

144  

27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72

Iya pak. Oh iya atuh sekitar segituan. Nah sebelum ibu kerja kesana tuh kepikiran ga sih pak bakal menjalani pernikahan jarak jauh kaya gini? Ya ngga kepikiran sih, dikirain teh bakal terus aja disini gitu barengan, ya kepikirannya gini kan dulu disini ada yang ngontrak, terus ada yang dateng kan nawarin kerja disana, awalnya sih istri saya ga niat coba-coba aja gitu. Hmm, berarti awalnya mah ga kepikiran ya pak buat kerja disana terus akhirnya bapak harus menjalani pernikahan jarak jauh? Engga, ga ada pikiran gitu sama sekali. Hmm terus cuma karena untuk memenuhi kebutuhan ekonomi itu ya pak akhirnya bapak ngizinin ibu kesana terus rela akhirnya menjalani pernikahan jarak jauh ya pak? Iya da gimana lagi. Hmm, terus kalo sponsornya ga kesini mah kemungkinan ga bakal kesana ya pak? Hmm, antara iya dan tidak neng. Loh, kenapa pak? Soalnya ya iya nya kan kebetulan ada yang kesini, tidaknya ya karena sebelumnya ga ada niatan kaya gitulah. Ga sengaja2 dateng kesana, ga sengaja2 cari yang mau biayain gituan. Hmm gitu ya pak, nah sebenernya dari bapak sendiri pengen ga sih ada di kondisi kaya gini pak? Ga kepengen sih sebenernya tapi da gimana lagi ya buat kebutuhan ya saya ngalah aja lah bisanya kaya gitu ya itu yang dijalanin. Terus harapan bapak tuh pengennya gimana pak kalo udah menikah? Ya pengennya mah saya kan pekerjaan udah ada, pekerjaan istri juga kan ada ya meskipun ga terlalu besar penghasilannya, tapi ya itu karna ada keinginan buat bikin rumah, kalo model saya gini kan pasti lama lah, yaudah mungkin dengan cara itu keinginan kita bisa cepet tercapai gitu. Oh berarti seandainya pekerjaan disini udah bisa mencukupi mah ga perlu kerja kesana ya pak?

Informan tidak mengira akan menjalani commuter marriage Informan mengalah dengan keadaan. Tujuan utama istri informan bekerja sebagai TKW.

145  

73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118

Iya sebenernya sih kalo untuk makan sehari-hari bisa sih ada itu mah, cuman kita kan ya itu kalo rumah tangga kan pengen tinggal di tempat sendiri, bebas, gitu. Hmm, iyaiya nah terus pak permasalahan yang sering banget terjadi antara bapak sama ibu itu apa pak? Kan bapak sama ibu berjauhan ya tinggalnya. Ya paling mengeluh ya seringnya mah, ngeluhnya gini kan saya kerja ya, terus habis pulang kerja dirumah juga banyak kerjaan kan ya, ngurus anak juga, ya jadi pusing lah bagi waktunya susah. Hmm, terus kalo dengan ibu sendiri ada masalah ga pak? Yang tadi bapa bilang kan masalah dirumah ya pak? Ya kalo sama istri saya disana sih sejauh ini mah ga ada masalah yang terlalu berat lah ya masih bisa diselesaikan, cuman ya itu aja kalo nelpon tuh bahasnya anak-anak, kan yang gede udah ga sekolah, ya gitulah jadi ga keperhatiin sama ibunya, soalnya saya kan kerja. Nah, sekarang kan yang bapak rasain terutama masalah di anak-anak ya pak, itu sebelum ibu berangkat kesana apa ngga dipikirkan dulu kesitunya pak? Nanti anak-anak gimana? Sering bahasnya pas udah istri saya disana ya baru kerasa lah, sering bahas di telepon itu, apalagi pas tau yang gede udah ga sekolah, istri saya kan pengennya usahain harus tetep sekolah sekolah berlanjut gitu, tapi kan itu anaknya ga mau, ya saya takut juga ntar malah ga bener di sekolahnya kalo dipaksain. Ya ini juga saya lagi usaha taun ini mau nyobain masuk sekolah lagi. Hmm, berarti ibu juga sadar ya pak ga ada ibu disitu tuh anak jadi ga keperhatiin? Iya menyadari neng. Tapi da gimana udah iket kontrak jadi ya lanjut aja, kadang lebaran juga ga mesti pulang, kadang bisa tapi kasian cutinya cuma sebentar paling seminggu udah berangkat lagi kan cape, percuma aja. Hmm, udah berapa kali lebaran gak pulang pak? Hmm, ya selama disana aja, paling pulang itu pas lebaran haji, ya pokonya mah kalo pulang

Informan dan keluarga ingin tinggal di rumah milik sendiri. Informan sering mengeluh dengan kondisi yang dijalaninya sekarang. Informan masih bisa menyelesaikan masalahnya. Anak informan kurang mendapat perhatian dari ibunya. Informan dan istrinya mengusahakan agar anaknya tetap melanjutkan sekolah. Informan menyadari anaknya kurang perhatian dari ibunya.

146  

119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164

itu pas abis kontrak aja, kalo belum mah ga pulang-pulang. Hmm, terus pak kalo di telpon itu kan ngobrolin macem2 ya, nah kalo ada masalah gitu pernah dibahas ga pak? Ya sering, kaya yang anak saya ini pasti saya ceritain ke istri. Nah itu cara bapak nyelesein masalah itu gimana pak? kan secara bapa yang tinggal disini sendiri berarti kan bapa jg yang harus ngatasinnya. Ya kalo saya sih ya ngatasin masalah anak saya ini ya waktu mainnya dibatasin, biasanya main sampe malem, jam 8 belum pulang saya cari, trus kalo abis ngaji ga main dulu langsung saya suruh pulang, terus dirumah ya suruh kerja bantuin kerjaan rumah lah daripada main. Hmmm, nah terus gini ya pak, kan kalo pasangan yang berjauhan tuh suka ada masalah gitu ya pak, ya contohnya aja masalah tentang anak ini ya pak, masalah komunikasi juga, nah itu cara bapa bertahan seperti apa sampe pernikahannya utuh terus? Ya saya memberi kepercayaan aja sama istri saya, istri saya juga percaya ke saya, kaya masalah keuangan ya saya buktiin kepake apa aja, biar istri saya percaya gitu, uang ga dihambur-hambur, sayanya juga ga sampe neko-neko, selingkuhan gitu ngga saya mah, ya maksudnya ga sampe yang terlalu parah lah, yang ringan-ringan aja. Nah, yang ringan-ringan tuh kaya gimana pak? Hehe Ya maksudnya ga menjurus ke apa ya ya pokoknya ga menjurus ke yang merusak pernikahan gitu, ga ada pacar-pacaran, kalo gitu kan kita terikat ya, yang penting saya mah ya gimana neng namanya juga udah nikah ya pasti paham lah diartiin sendiri aja ya intinya saya juga ga terlalu fokus kesitu gitu tetep inget keluarga ada istri sama anak. Ooh gitu, berarti bapa membatasi ya? Kira-kira sampe mana itu pak batasannya? Tadi kan katanya ga terlalu fokus ya pak? Hehe Ngobrol-ngobrol gitu pasti ada ya cuman

Keterbukaan informan kepada istri. Cara informan mengontrol anaknya. Cara informan mempertahankan pernikahannya dengan istri. Dampak informan ditinggalkan istri dan tinggal berjauhan. Dampak yang muncul pada pasangan yang menjalani commuter marriage. Informan tetap ingat keluarga. Perilaku informan

147  

165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210

sebatas itu sih terus sama curhat lah kalo saya tuh kesepian gini gitu, trus masalah anak juga suka cerita kaang-kadang, ya ngobrol aja gitu lah. Oh iya pak, nah tadi kan bapa bilang ada kesulitan ngurus anak ya pak terutama ngontrol main sama pergaulannya gitu? Ya kalo main mah silakan aja sama siapa aja boleh, tapi ya itu pergaulannya yang saya takutin. Emang temen-temennya itu kaya gimana pak sampe bapa takut pergaulannya ga bener? Jadi temen-temennya itu banyak yang ngerokok, trus ya gitu sama dari rumah berangkat sampe sekolahnya ga ada mainnya di warung PS, kalo dibiarin aja sampe gede kan tambah susah ngaturnya. Iya juga ya pak, terus kalo pas lagi kesel sama anak-anak biasanya bapa ngapain? Marah aja saya mah, kalo sampe mukul yang keras gitu mah ngga, kalo udah kesel banget mah sesekali mukul ya namanya juga gimana ya neng ai lagi kesel mah. Oh iya pak asal ngga keterlaluan gitu ya. Oiya sejauh ini bapa tau ga aktifitas ibu disana selain bekerja biasanya ngapain aja? Ya ngga tau lah. Kurang tau ngapain aja. Emang ga suka cerita pak kalo nelpon gitu? Jarang sih ya paling main, jalan-jalan, itu juga sama majikannya kalo pas belanja atau ada acara tertentu, ya saking sibuknya mungkin terus kan kalo nelpon gitu waktunya mepet dibatasi juga, paling jauh ya main sama temen-temen yang sama kerjaannya, sama tetangganya. Berarti diluar pekerjaan utama ibu disana bapa kurang tau ya ngapain aja sehari-harinya? Iya, udah lah saya mah percaya aja mau gimana juga Hmm, ini mah maaf ya pak kalo ibu ada ‘main-main’ juga disana gimana pak? Ai masalah itu mah saya kurang tau ya, saya juga ga pernah nanyain kaya gitu ya itu aja kuncinya saling percaya.

dengan teman wanitanya. Informan khawatir dengan pergaulan anaknya. Perilaku yang ditakutkan informan dilakukan oleh anaknya. Reaksi informan terhadap anaknya. Informan kurang mengetahui aktivitas lain istrinya. Informan selalu percaya terhadap istrinya.

148  

211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239 240 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251 252 253 254 255 256

Iya ya pak harus percaya. Nah terus kan bapa pasti punya penilaian sendiri ya pak, menurut bapa perempuan yang bekerja itu gimana sih pak? Apalagi sudah menikah menurut bapak sendiri boleh apa ngga pak? Ya kalo bekerja sih boleh-boleh aja, apalagi kan namanya rumah tangga sekarang serba susah, dengan istri bekerja ya seengganya sedikit membantu pekerjaan suami gitu, udah mah pekerjaan saya kan ga seberapa. Hmm berarti pada dasarnya bapa juga mengijinkan ya? Iya mengizinkan selagi niatnya baik mah untuk memenuhi kebutuhan hidup. Neng juga kan sekolah kuliah nanti pasti pengen kerja kan? Hehe sekarang kan udah jamannya perempuan banyak yang kerja ga kaya dulu lagi. Perempuan sama laki-laki sama aja sekarang mah. Iya pak. Hehe perempuan ga harus diem wae dirumah ya pak. Hehe terus kalo dulu ibu ga kerja gimana pak? Gapapa ga kerja apa harus kerja? Ya emang dulunya istri saya udah menjahit kan, jadi dari semenjak nikah istri saya mah udah suka kerja gitu. Ga ada paksaan, saya mah ga pernah maksa istri harus kerja, suka-suka dia aja kerja ya mangga ngga juga gapapa tapi kan kebetulan emang udah punya kerjaan menjahit tea yang penting halal, jalannya baik. Hmm, awal-awal kan ga kepikiran ya pak ibu kerja jauh, terus bapa sama anak-anak ditinggalin, tapi karna alasan ekonomi jadi ya merelakan gitu ya pak? Iya, untuk tambahan penghasilan, terus biar punya rumah sendiri, kalo ga berangkat kesana mah ga mungkin sih bisa bikin rumah, bisa sih bisa cuman ya lama ga tau taun kapan jadinya. Apa ada tekanan pak dari keluarga atau orang-orang sekitar gitu pengen cepet punya rumah sendiri teh? Ngga sih, itu keinginan saya dan istri sih, buat keturunan juga, nanti anak-anak saya udah dewasa kan ditempatin sama anak juga, lebih enak kan punya tempat tinggal sendiri ga numpang-numpang. Intinya buat nyenengin

Pandangan informan tentang perempuan yang bekerja. Informan mengizinkan istri bekerja. Pekerjaan istri informan dahulu. Informan tidak memaksakan istri untuk bekerja. Tujuan utama informan mengizinkan istri bekerja ke LN. Tujuan utama informan.

149  

257 258 259 260 261 262 263 264 265 266 267 268 269 270 271 272 273 274 275 276 277 278 279 280 281 282 283 284 285 286 287 288 289 290 291 292 293 294 295 296 297 298 299 300 301 302

anak dan keluarga lah intinya gitu. Kalo penghasilan saya aja mah kan paling cukup untuk makan sehari-hari aja, saya mikirnya mumpung anak-anak masih pada kecil ya mending bikin rumah dari sekarang mumpung kebutuhannya juga belum terlalu banyak. Iya ya pak, kalo udah gede malah tambah banyak kebutuhannya. Oiya terus dulu pas ada sponsor yang kesini tuh, bapa sama ibu memutuskan untuk iya setuju kerja ke luar negeri itu berapa lama pak? Paling semingguan, sambil ngumpulin persyaratan dulu, nanya-nanya dulu sama yang pernah kesana gimana, trus ijin ke orang tua. Kalo orang tua sih silakan aja, terlalu ngelarang kan juga ga baik. Hmm iya pak, brarti ngejaitnya langsung ditinggalin gitu ya pak? Terus yang biasa langganan ke ibu gimana pak? Istri saya kan kerjanya ikut ke orang, yang biasa ke rumah juga sebenernya ada, tapi paling 1 atau 2, ga banyak yang ke rumah mah, kalo pagi ikut ke yang lain ngejaitnya, kalo malem gitu nerima ke rumah. Oh iya pak lumayan kebantu ya. Nah sebelum ibu kesana tuh bapa udah tau dong resikonya gimana kalo jauhan sama istri, anak juga jauhan sama ibunya? Ngga kepikiran bakal kaya gini, jadi gimana ya kerasanya tuh pas udah kesini-sini aja gitu mungkin berjalan waktu gitu ya soalnya dulu mah ga tau lah bakal resikoya kaya gini. Ya emang sih waktu pertama istri berangkat ngerasain sedih kaya kehilangan gitu paling sebulanan, kesininya udah terbiasa. Hmm gitu, trus nanti rencanya kalo udah habis kontrak mau dilanjut lagi apa ngga pak? Belum tau sih mau gimana, kalo majikannya mah nyuruh disitu lagi karna udah cocok, tapi ga tau juga nanti dipikir-pikir lagi Hmm emang dari majikannya itu ga suka ada keringanan libur tiap bulan gitu ya pak? Bisa, ada tapi paling cuman 3 hari dirumahnya, tapi kalo misalnya tiap bulan pulang kan sayang ongkosnya trus nanti saya sama anak-anak tuh

Orang tua informan mendukung dan mengizinkan istri bekerja ke LN. Informan kurang memahami resiko yang akan terjadi dari commuter marriage. Pemaknaan informan. Perasaan informan dan

150  

303 304 305 306 307 308 309 310 311 312 313 314 315 316 317 318 319 320 321 322 323 324 325 326 327 328 329 330 331 332 333 334 335 336 337 338 339 340 341 342 343 344 345 346 347 348

ya ngerasa kaya berat lagi gitu ngelepasnya. Iya ya pak kerasa lagi sedihnya ya pak? Hmm oiya pak, kalo sama tetangga disini hubungannya gimana pak? Ya baik sih tapi ya pasti ada aja yang ngomongin mah, ah ini diberangkatin kesana teh hasil ngga, ya saya cuma bilang kalo mau ya ngikutin aja apa susahnya, emangnya istri berangkat kesana minta ongkos sama dia kan ngga, suka ada aja yang kaya gitu mah tapi saya ga suka dengerin cuekin aja lah. Hehehe Hehe iya pak omongan kaya gitu mah harus dibuang jauh-jauh hehehe. Pak ini mah minta pendapat bapa aja, kan pasangan suami-istri yang tinggal berjauhan tuh banyak resikonya ya pak, nah menurut bapa gimana? Ya iya sih banyak resikonya cuman ya itu karna faktor kebutuhan, jadi tetep ada positif negatifnya lah yang penting saling menjaga aja jangan sampai nantinya cerai atau gimana gitu kan sekarang mah banyak yang kaya gitu teh, suami ga bisa kasih kepercayaan sama istri, istrinya juga gitu, jadi kuncinya ada di suami istri itu harus saling percaya. Cuman kebanyakan yang saya tau mah biasanya cerai gitu teh gara-gara masalah keuangannya, suaminya selingkuh, ya main-main gitu boleh lah asal terbatas dan ngga terikat jadi kan tetep keluarga mah utuh, apalagi jaman sekarang mah kan kaya gituan teh bisa beli neng, kalo beli kan bisa bebas yang penting ngasih duit sama orangnya, jadi kan ga terikat janji ini itu harus nikahin segala, kan ngga, ya ga bikin berantakan rumah tangga. Hmmmm gitu ya pak, wah ibu tau ngga bapa kaya gitu? Hehe Yaaa, gimana ya awalnya saya diem-diem aja, terus pas diceritain, marah lah pertamanya, tapi kesananya ya saya terbuka aja dan istri memaklumi karna kan ya itu lah namanya juga ditinggal jauh ya, yang penting ga keterlaluan ada batasan itu tadi ga saling mengikat. Bapa pernah berapa kali pak? Pernah aja sih neng ga sering-sering, ya namanya juga biasa ada istri sekarang ngga ada,

anak-anak ketika ditinggal istri. Sikap informan terhadap omongan negatif orang lain. Pendapat informan tentang keadaan yang dihadapinya saat ini. Informan saling percaya dengan istri. Perilaku informan. Reaksi istri informan. Keterbukaan perilaku informan kepada istri. Perilaku informan dengan perempuan lain.

151  

349 350 351 352 353 354 355 356 357 358 359 360 361 362 363 364 365 366 367 368 369 370 371 372 373 374 375 376 377 378 379 380 381 382 383 384 385 386 387 388 389 390

pokonya saya mah terbatas lah. Oohhh iya-iya pak. Hehe berarti sering smsan telponan gitu mah ya pak?hehehe Sering sih telponan, iseng aja biar ga jenuh gitu lah, selingan, hiburan aja. Hehehehe Hehehe, ada-ada aja bapa mah. Anak-anak juga tau pak? Kalo saya lagi ngobrol sama perempuan ya tau sih mereka, malah saya suka depan mereka ngobrolnya, anak kedua yang suka marahnya, ai anak yang laki-laki mah cuek aja. Hehe terus nanti yang kecil mah ngobrol ke ibunya kalo pas nelpon si bapa kieu kieu cenah, laporan, sempet ngambek juga tapi da ga lama udah biasa lagi. Hehe Oh gituuu, ai bapa dapet kenalan kaya gitunya teh darimana? Hehe Ya ada lah dari temen biasanya mah nawarin nih ada barang, atau saya yang cari barang, harganya segini, gitu Waduh pak sampe disebut barang ya? Hehe Ya gimana kan itu mah nama samaran aja sih biar ga dikira aneh-aneh hahaha Oohhh haha kalo rumahnya yang nanti mau ditempatin udah mulai dibangun pak? Udah berdiri sih pondasinya di Cijoho tapi kan belum diterusin belum di keramik uangnya belum ada lagi. Ooh gitu, tapi alhamdulillah ya pak udah nyicil dikit-dikit. Iya neng. Hehe Hmm, yaudah pak insyaallah sekarang mah dicukupin dulu segini, nanti boleh ya pak kalo saya tanya-tanya lagi. Maaf juga kalo ada kata-kata yang kurang enak. Hatur nuhun sateuacanna ya pak. Muhun neng, mangga bae, ke pami bade kadieu deui mah sapertos kamari bae sms heula bilih teu aya di bumina. Muhun pak. Haturnuhun. Mangga. Assalamualaikum. Waalaikumsalam.

Perilaku informan dengan perempuan lain. Keterbukaan informan kepada istri dan anak-anaknya. Reaksi anak informan. Perilaku informan dengan perempuan lain. Kondisi rumah baru informan.

 

152  

CATATAN WAWANCARA (Autoanamnesa)

Interviewee : WAHYU (nama samaran informan ke-1)

Tanggal Wawancara : 31 Juli 2015

Waktu Wawancara : Sore hari pukul : 16.10 – 16.45 WIB

Lokasi Wawancara : Di Rumah Informan yang baru

Wawancara ke- : 3

Tujuan Wawancara : Untuk memperdalam gambaran pernikahan jarak jauh

(commuter marriage) pada suami.

Jenis Wawancara : Tidak Terstruktur

Kode: W3 – WAHYU

No Catatan Wawancara Analisis / Koding 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

Mangga calik neng. Muhun pak, berarti sadayana tos ngalih kadieu pak? Teu acan sih sadaya mah, da diditu ge masih aya barang keneh, jadi kumaha sih sementara tos aya didieu daripada dikosongkeun mening didieu, rompok nu ituna bade di kontrak keun. Resep pak didieu mah tariis? Muhun, tapi mun wengi teh deuh jarempling, teu acan seueur rompok masih keneh kebon, nya ai keur nembe mah lingkungan na teh kan kebon sadaya, jadi sempet teu betah, komo murangkalih mah teu betaheun didieu teh betah keneh di rompok anu di kulon, teu aya rerencangan didieu mah. Jadi masih bertiga aja ya pak disininya? Muhun masih. Hmm, ai putra bapa yang laki-laki jadi diterusin lagi sekolahnya pak? Muhun jadi diteraskeun ayeuna mah, tapi uih deui ka kelas hiji deui, pami kapungkur mah kan di SMP 3 ayeuna mah di SMP 4 meh caket henteu muter deui teh ka sakolana, tos lah kapungkur teh daripada teu bener mening kaluarkeun wae, nya ayena mah alhamdulillah kersa diteraskeun deui. Ooh iya atuh pak. Ibu gimana kabarnya

Informan dan anak-anak sudah mulai tinggal di rumah barunya. Situasi dan kondisi rumah baru informan. Kelanjutan sekolah anak laki-laki informan.

153  

28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73

pak? Masih sering ngabarin? Alhamdulillah baik, sering sih komunikasi gitu. Hmm, lebih enak dimana pak disana apa disini? Kan disini rumah sendiri ya pak? Ya lebih enak disini , iya sih karna rumah sendiri. Sok neng ditampi, punten saayana didieu mah. Muhun pak, hatur nuhun. Kalo yang kecil mah sekolahnya masih disitu di SD Purwawinangun, jadi tiap hari tiap pagi nganterin, mau pindah da tanggung udah kelas 5. Ohh iya iya pak. Nah ini ada beberapa yang mau saya tanyain lagi. Iya mangga. Ini tentang kebiasaan sehari-harinya ya pak, kalo dulu pas ada ibu tuh seperti apa, trus pas udah ditinggal ibu itu kaya kebiasaan sehari-hari yang berubah itu gimana? Bisa diceritain ga pak? Sebelum berangkat ya kerasanya sih biasa-biasa aja, masalah keuangan ya alhamdulillah saya kerja, istri saya juga kerja, cuman ya ga bisa ngumpulin uang lebih, terus kalo sekarang perasaan ya sama aja sih, tapi kan sekarang mah bisa ngumpulin buat bikin rumah ini buat tempat tinggal sendiri. Tapi malah saya lebih cape yang sekarang gitu, soalnya kan ngurus anak, kerja, trus ngontrol pergaulan anak, dah segala lah pokonya mah sama sendiri kan lebih cape. Hmm, karna ditanggung sendiri gitu ya pak?Iya, jadi kan saya dobel gitu lah. Ooh iya ya pak, terus itu ada perbedaan ga pak ngurus anak laki-laki sama anak perempuan? Pasti ada, berbeda bener deh, kalo anak perempuan mah gampang diatur, trus bisa diajak bicara, diajak curhat, kalo sama yang ini mah gitu, kalo sama anak yang laki-laki wah beda bener, kalo laki-laki kan sukanya main-main terus, jarang ngobrol, paling ngobrol juga sekali-kali aja. Saya juga disini kalo sendiri, trus anak yang perempuan main, ya udah bengong aja ga punya temen, sepi aja gitu. Oohh hehee iya ya pak, ga ada temen. Si

Informan sering berkomunikasi. Ungkapan informan tentang rumah barunya. Perubahan sikap, perilaku, dan kondisi informan sebelum dan sesudah ditinggalkan istri. Peran ganda informan. Perbedaan mengurus anak laki-laki dan perempuan.

154  

74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119

neng teh namanya siapa? Dea, kelas 5 sekarang. Hmm iya pak. Nah terus gini pak, seandainya ibu ga jadi kerja keluar negeri gitu, apa ga ada cara lain pak supaya tetep bisa misalnya punya rumah sendiri gitu? Ya sebenernya bisa sih, cuman jangka waktunya teh lama, istri saya kan kerja menjahit, saya di bengkel, bisa sih bisa tapi ya itu lama, kan saya ngejarnya gini ya neng, mumpung anak masih kecil, kebutuhan belum begitu banyak, yauda langsung memutuskan aja untuk berangkat kesana, ya ga ada jalan lain lah susah, sekarang mah ya apalagi serba mahal. Bisa sih bisa, tapi ya gitu lah, lama kapan taun bisanya juga, ini mah kan paling cuman berapa taun lah, udah 5 tahun bisa bikin rumah, kalo kerja disini mah ga mungkin bisa sih, bener. Hmm, gitu ya pak. Kemungkinannya kecil ya pak kalo kerja disini mah? Iya. Oiya pak, kalo ada informasi yang kurang saya boleh menghubungi lewat telepon ngga?Iya neng mangga aja, tapi paling sore sampe malem, kalo pagi siang kan saya kerja. Iya pak. Neng dea suka telponan sama mamah? Suka. Suka ngobrolin apa aja di teleponnya? Ya paling nanya kabar, gimana sekolahnya, gitu aja. Ya emang saya tuh sebenernya ditinggalin istri tuh cape bener deh cape, tapi kan diambil hikmahnya aja, hasilnya juga ada, kadang-kadang kan tergantung orangnya juga sih, kadang kan kalo istri berangkat trus suaminya ga bener mah uangnya ga tau kemana, ga jelas kepakenya apa. Iya ya pak. Kalo bengkel bapa teh sebelah mana ya pak? Kalo bengkel sih saya ngikut sama orang sama temen saya. Ooh sebelah mana pak? Dari polsek tuh ada jalan ke kiri, polsek winduhaji, lurus terus. Tapi ada rencana mau buka lagi punya sendiri di depan rumah yang di purwawinangun teh, tapi baru rencana sih.

Alasan informan memutuskan menjalani commuter marriage. Ungkapan informan tentang kondisi yang dihadapinya saat ini. Letak tempat kerja informan. Informan ingin berwirausaha sendiri.

155  

120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145

Iya atuh pak mending punya sendiri ya pak? Iya bebas ai yang sendiri mah, ga kaya ngikut sama temen, ya itu ge masih ada hubungan sodara sih tapi jauh. Hmmm gitu ya pak. Terus ya saya teh kadang-kadang mah suka marah ya karna situasi gitu, kaya waktu kemaren tuh yang anak laki-laki tuh suka bandel wah saya marah, tapi ga pernah sih sampe mukul berlebihan mah, saya agak susah sih nyeritainnya gimana. Gimana pak? Ya susah lah pokonya, nanti lah saya ceritanya. Oohhh ya mungkin masih ga enak ya pak kalo dibahas lagi sekarang, ya nanti juga gapapa pak. Hehehe Iya neng. Yaudah pak mungkin sekarang dicukupin dulu segini ya pak, nanti selebihnya saya menghubungi bapa lewat telepon ga apa-apa ya pak? Iya neng mangga, kabarin dulu aja kalo mau nelpon takutnya saya lagi ga dirumah gitu. Iya pak, hatur nuhun sateuacana. Mangga pak mau pamit langsung. Assalamualaikum. Iya mangga-mangga. Waalaikumsalam.

Informan ingin berwirausaha sendiri. Perilaku informan terhadap anak laki-lakinya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

156  

LAMPIRAN HASIL OBSERVASI WAHYU

Lokasi Observasi : Rumah Informan Wahyu

Jenis Observasi : Tidak Terstruktur

Kode : OB1/WAHYU

No Hasil Observasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

Informan terlihat memiliki tinggi badan sekitar 160 cm, bertubuh sedikit gempal dan berkulit hitam. Informan memiliki berat badan kira-kira 65 kg. Informan memiliki potongan rambut yang sedikit keatas serta susunan gigi yang tidak terlalu rapih. Di dalam rumah informan menggunakan kaos lengan pendek dan celana panjang. Rumah informan berada di desa Purwawinangun kecamatan Kuningan kabupaten Kuningan dekat dengan SMPN 1 Kuningan. Kondisi tempat tinggal informan masuk gang kecil yang hanya bisa dilalui oleh 1 motor saja. Tampak dari luar, rumah informan tidak terlalu besar kira-kira 10 meter x 5 meter bersebelahan dengan warung kelontong, tembok rumah informan di cat putih, kusen pintu dan jendela di cat warna hijau. Ruang tamu informan berisi 4 kursi kayu serta 1 buah meja bulat di pinggirnya. Berlantaikan ubin hitam, bukan keramik. Ketika menginjakkan kaki dirumahnya terasa debu-debu menempel pertanda kurang dibersihkan. Dari ruang tamu ke ruang keluarga hanya dibatasi oleh lemari bufet kecil, serta terdapat 2 kamar tidur milik informan dan anak informan. Pada saat dilakukan wawancara hari selasa, 28 april 2015 pada pukul 08.15 wib nampak informan baru saja selesai mengerjakan pekerjaan rumah, terlihat dari tangannya yang basah lalu mengelapnya pada baju yang dikenakannya. Wawancara berjalan lancar karena sebelumnya sudah diberi tahu akan dilakukan wawancara terkait tema peneliti kepada informan. Selama wawancara, informan menjawab semua pertanyaan peneliti dengan baik, sesekali informan meminta peneliti untuk mengulang pertanyaannya karena informan kurang mengerti dengan bahasa yang digunakan oleh peneliti. Wawancara pertama dengan informan berjalan kurang lebih 35 menit.

157  

LAMPIRAN HASIL OBSERVASI WAHYU

Lokasi Observasi : Rumah Informan Wahyu

Jenis Observasi : Tidak Terstruktur

Kode : OB2/WAHYU

No Hasil Observasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Peneliti datang ke rumah informan pagi hari. Peneliti diminta oleh informan untuk menunggu sejenak karena informan sedang menyelesaikan pekerjaannya mencuci pakaian. Wawancara kedua dilakukan pada tanggal 5 Juni 2015. Ketika peneliti menyerahkan surat persetujuan penelitian, informan tampak membacanya dengan serius dan wajah terfokus pada kertas yang dipegangnya. Informan duduk bersebrangan dengan peneliti dan menjawab semua pertanyaan dengan santai sambil bersandar pada kursinya. Sesekali terlihat informan menggaruk kepalanya mengesankan kebingungannya menjawab pertanyaan peneliti terkait cara informan mengatasi kesepiannya. Sesekali juga informan menjawab pertanyaan peneliti dengan tertawa. Di ruangan sebelahnya, terdengar suara anak laki-laki informan yang mengomentari jawaban informan sambil menonton televisi. Akan tetapi, anak laki-laki informan tidak berkenan untuk diwawancarai lebih mendalam. Wawancara kedua berlangsung selama kurang lebih 41 menit.

158  

LAMPIRAN HASIL OBSERVASI WAHYU

Lokasi Observasi : Rumah Informan Wahyu

Jenis Observasi : Tidak Terstruktur

Kode : OB3/WAHYU

No Hasil Observasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Peneliti datang ke rumah informan yang baru. Di dalamnya masih sebagian lantai yang menggunakan keramik khususnya baru bagian kamar dan ruangan untuk menonton tv saja. Ruangannya tidak ada sekat yang terlalu banyak sehingga terkesan luas dan ukurannya panjang. Lingkungan di sekitar rumah baru informan belum terlalu banyak rumah. sekitarnya masih ditumbuhi oleh pohon bambu dan tanaman-tanaman kebun lainnya. Suasana rumah baru informan sepi dan tidak sering dilalui banyak orang. Letak rumahnya masuk gang kecil yang hanya bisa dilewati oleh satu motor. Informan tinggal bertiga dengan kedua anaknya. Pada saat peneliti datang, informan menyuruh anak perempuannya untuk membeli minuman kemasan. Setelah diberikan pertanyaan lanjutan oleh peneliti, informan membicarakan hal lain diluar topik penelitian. Di akhir wawancara, informan menanyakan kepada peneliti tentang hasil penelitiannya apakah sama dengan informan lain ataukah berbeda. Wawancara ketiga berjalan sekitar 35 menit.

 

159  

CATATAN WAWANCARA (Autoanamnesa)

Interviewee : AJI (nama samaran informan ke-2)

Tanggal Wawancara : 13 Juli 2015

Waktu Wawancara : Siang hari pukul : 13.30 – 15.00 WIB

Lokasi Wawancara : Di Rumah Informan

Wawancara ke- : 1

Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui awal mula ditinggalkan istri bekerja.

Jenis Wawancara : Tidak Terstruktur

Kode: W1 – AJI

No Catatan Wawancara Analisis / Koding 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

Assalamualaikum. Sapertos anu tos sempet didugikeun, dinten ayeuna bade nyuhunkeun bantosanna bapa kersa diwawancara perkawis keluarga tkw sareng kehidupan suami sateuacan sareng saentosna ditinggal istri teh pak. Muhun mangga. Sebelumnya mohon maaf ya pak, nyariosna campuran soalna kirang tiasa baa sunda anu lemes, bilih kasar atanapi kumaha. Muhun teu nanaon. Ai pertama mah identitas ya pak, trus awal ditinggalin istri jadi tkw teh pas taun berapa? Bisa diceritain pak? Ke sakedap, da basa si Ani teh 1,5 taun, istri tos angkat kaditu, ayeuna tos kelas 5 SD. Tos aya 6 taunan lah, pertama angkat 2 taun, teras anu kadua 3 taun, ayeuna 2 berarti tos hampir 7 taun lah angkat kadituna. Pindah negara henteu pak? Henteu, sami di Arab. Oh muhun pak. A: euh ieu mah damel rompok ge tos sae di cor kaluhur ageung, tapi tacan beres nya? Ah bujeng-bujeng, da kahoyong na kitu tapi seueur nu kirang teu acan beres. Ooh janten tujuan utamana angkat kaditu teh supados gaduh rompok nyalira pak? Muhun. Da ka Saudi teh sanes ku seueur artos,

Awal mula ditinggal istri bekerja jadi TKW. Negara tujuan istri informan bekerja.

160  

30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75

tapi da ku butuh. A: tapi da sae rompok na ge kusen di cor sadaya. Jadi 2 atanapi 3 tingkateun tos bisa tos ngawujud nya. Jadi tos sabaraha taun eta mimiti ditinggalna? Nya mun 7 taun ti kawit 2006 lah, hilap deui da. B: bapa gaduh putrana sabaraha? Aya opat, istri sadaya. B: nu pang alitna ayeuna tos kelas 5 anu dikantun 1,5 taun tea? Muhun, pami nu ageung mah ayeuna teh di Bandung, tos damel da nembe kaluar sakola taun kamari. Anu ka tilu, SMP naek ka kelas 2 di SMP Kadugede, pami putra nu kadua bade lebet ka SMK di gunungkeling. Hmm, berarti dirumahna cuman berlima pak sareng anak-anak? Muhun. Ayeuna kantun opatan, da nu ageung na tos di Bandung, damel di butik saphira Bandung. Hmm, muhun. Ada kesulitan ngga pak ngurus anak-anak dari masih kecil gitu sampe udah gede kaya sekarang? Ya pasti ada. Bisa diceritain ngga pa kesulitannya gimana? Nya atuh pan ai keur alit dikantunkeun nya bade damel bade naon teh sesah kitu, sedengkeun ai murangkalihna teh alim kasasaha, ka bapa bae nurutna teh, ka nenek na alim, dugi ka ngala cengkeh ka kebon ge ngiring, diayun ku abdi teh. Dijemput ku nini na oge piwarang uih da alim murangkalihna, nya dugi ka ayeuna oge kitu nurut bae. Ke sonten ge bade angkat ka Bandung, pami jeung bapa ngiring, pami henteu mah moal. Kan ieu teh bade boboran diditu. A: da si bapa mah kapungkur na ti Bandung nya? Ai aslina mah istri teh orang Batak, Medan, ngalih ka Bandung na teh pas usia 2 taun, jadi nya kaitungna mah di keur leutik tos di Bandung. Ooh kitu pak. Teras pami menikah bapa taun sabaraha? Ke nu ageung teh tos 18 taun, panginten 94 ta 95 kitu lah sekitaran eta.

Awal mula ditinggal istri bekerja jadi TKW. Jumlah anak informan. Pekerjaan anak sulung informan. Kesulitan informan mengurus anak-anak. Tempat kelahiran istri informan. Tahun pernikahan informan dengan istri.

161  

76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121

Hmm muhun. Ibu te udah berapa kali berangkat pak? Berarti 3 kali. Tiap taun pulang henteu pak? Henteu, jadi kumaha habis kontrakna bae. Terakhir ayeuna kontrak 2 taun teu acan uih. Duka nambih deui, duka bade uih. Teu acan gaduh rencana. A: tapi ai kiriman mah lancar nya? Alhamdulillah kiriman mah unggal sasih ge lebet bae. Ooh jadi tiap bulan pak nerima uangnya? Ga per 3 bulan gitu pak? Muhun. Nya ari kamari-kamari mah dikumpulkeun heula, soalna nu sakolana masih rada ringan teh, mun ayeuna kan kebutuhan kanggo sakolana seueur, aya nu di SMP, SMK, janten tiap sasih dikintun na teh. Hmm, muhun. Itu teh biasanya kanggo naon bae pak pengeluaranna? Kangge sakola, ngadamel rompok, nya ai abi teu aya nu miwarang damel ngorea mah nya sok kanggo sadidinten oge artosna ti dinya. B: ai bapa sadidinten na damel naon? Abi mah kadang nyawah, ngebon, kumaha nu miwarang, da abi mah kuli sawah kitu lah macul. Hehe ari abi mah mun aya nu miwarang nya damel, mun henteu mah nya nganggur kitu. Hmm kitu nya pak. Teras ibu angkat kaditu teh aya paksaan atau ibunya sendiri yang pengen pak? Ooh eta mah ti ibuna nyalira, abi mah mung ngijinan hungkul kitu, da ari model abdi kan sesah, bade nyarek kitu nya da abdi na ge damelna kieu, barijeung kan teu acan gaduh rompok nanaon, putra tos opat, nya mangga cek abdi teh bade angkat kaditu mah, diijinan. Hmmm, sateuacan gaduh rompok tinggalna dimana pak? Di orang tua abdi, ai tipayun na mah ngontrak di Bandung, nya pas tos gaduh putra 2, ngalih ka Kuningan, di Bandung gaduh putra dua, didieu gaduh deui dua. Hehe muhun pak. Ai sateuacan angkat, ibu gaduh padamelan henteu pak? Henteu, ibu rumah tangga bae kitu.

Jumlah keberangkatan istri informan keluar negeri. Pemaknaan informan. Pengeluaran informan. Pengeluaran informan. Pekerjaan informan. Informan mengizinkan istri bekerja di luar negeri. Tempat tinggal informan dan keluarga. Pekerjaan istri informan

162  

122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167

Ooh muhun. Pas kesana teh ada sponsor yang nagajakin pa? Atau nyari sendiri? Tipayun mah muhun aya sponsor, nu kamari oge sih dongkap ka bumi ti Galumpit. Hmm iya pak. Sejauh ini komunikasi sama ibu lancar pak? Lancar, alhamdulillah. Sms sareng telpon kitu. Kamari oge nelpon kumaha cenah ka Bandung teh, ai didieuna mah rada hoream, tapi diditu uwana tos siap-siap saurna teh, nya ntos atuh boboran di Bandung. Tapi ibu mah henteu uih pak? Henteu. Ooh muhun nya da kontrak eta tea. Suka ada masalah ngga pa soal komunikasi mungkin atau yang lainnya? Nya ai masalah mah pasti aya bae, soalna kan tebih kitunya, dikintun acis tapi da emang seepna mah ku murangkalih, kan kadang-kadang nyangkina nu sanes, tapi nya henteu fatal kitu da abi mah tara ngangge acis kintunan pami teu peryogi kanggo sawah kanu macul mah, kecuali abi keur panen abi teu nyepeng acis, aya artos eta gaduh nu macul nya ngangge heula nu eta kitu. Tapi da henteu nepi ka kukumaha teh nyarios we terus terang, ntos. Ooh jadi cara mengatasinya gitu ya pak? Nyarios terus terang. Nya muhun kitu. Hmm iya pak. Pami anak-anak suka nanyain ibu ngga pak? Henteu da tos terangeun sadaya. Justru anu pertama teh, kan kieu cek abdi teh beberes di bumi, kunaon kitu? Mamah bade uih? Henteu, itu bade aya rerencangan bapa, tah teras anu nagis teh anu kadua, nu nagis teh eta hungkul anu ayeuna di SMK, da komo nu alit mah, da cenah ani mah teu peduli ka mamah ieuh, ai pedulina ka saha atuh? Ka bapa. Da sadidinten na sareng abi. Duka eta teh kenging timana bahasa peduli na teh. Hehehee Hmm, kayanya mah pami uih teh cuek kitu nya pak? Muhun da jadi rada tebih teh ka mamah na mah. Da atuh kan ngajajap nya ka sponsor heula di Galumpit, tah mamahna di payun di mobil

sebelum jadi TKW. Komunikasi informan dengan istri. Permasalahan yang sering terjadi antara informan dan istri. Sikap anak-anak terhadap informan dan ibunya. Sikap anak-anak terhadap informan dan ibunya.

163  

168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213

travel, abdi mah di pengker na motor, eh sugan mah nangis, da henteu. Eta mamah bade angkat, muhun. Tos wae teu nangis teu naon. Mun uih nya biasa sih tapi teu caket siga ka bapa kitu. Hmm muhun, pami bade sakola sok rewel henteu pa? Henteu, da abi mah kanggo bekelna boh acis naon wae, pasihkeun teu kedah nangis heula, teu siga nu sanes mah kan kadang-kadang nangis heula ngadat heula nembe dipasihan. Ai abi mah pak ukeun acis, kanggo naon? Kanggo jajan, langsung dipasihan, boh kanggo buku naon naon. Muhun pak. Janten ibu sareng bapa ieu mah. Muhun, ieu ge tadi teh bade fitrah, ngagoreng heula tipung kanggo boboran. B: tapi teu aya kendala di sakolana pak perkawis baca tulis kituna? Alhamdulillah henteu eta mah. Alhamdulillah atuh ya pak tandanya bapa teh berhasil. A: ieu mah alus da, barudak na ge saropan kitu teh. Meunang motor 2, adat anu ditinggalkeun mah kan artos seep teuing kamana. Bobogohan deui, karawin deui. Haha Lah, eta mah motor butut. Muhun da kahoyong istrina kitu, wios lah pak ek nganggeuskeun heula rompok, mangkat deui, nya jig atuh nu penting mah salamet bae, nya mun uih ge aya oleh-oleh sakedik mah sok dibabagi ka tatanggi. B: sok kangen eta teh ta henteu pak? Hehehe Nya ari tos lami mah henteu, tos biasa deui teh, tapi mun ayeuna anjeunna dongkap, teras agkat deui, tah eta udur deui, sasasih mah, janten lamun kamana kamana pleng wae titingalian teh asa tarebih. Anu dongkap pertama tah, abdi kan melak bonteng di sawah teh, tah kamari ngala bonteng dinten ieu mangkat anjeunna teh, eta mah abdi pas ngala bonteng teh hulang-huleng wae, asa ngimpi, kamari ngala bonteng ayeuna mah tos di nagara mana. Haduuh sampe gitu ya pak, ya mudah-mudahan mah hasil ya pak kesana teh ga siasia.

Sikap anak-anak terhadap informan dan ibunya. Perlakuan informan terhadap anaknya. Tujuan utama istri informan bekerja di luar negeri. Perasaan informan ketika ditinggal istri.

164  

214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239 240 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251 252 253 254 255

Muhun, aamiin. A: tapi da ieu mah angkatna sae, jadi mun cuti teh ke kadinya deui. Ai pertama na mah muhun, damel di dunungan nu eta teh teu kenging artos, janten kaditu kadieu ongkos nyalira, anu dua taun pertama teh. Didituna teh sok pasea sareng dunungan na teh, tadina teh bade ditaekkeun gajina, tah tos sabaraha sasih ditaroskeun teh sakitu keneh bae, dibobodo ku ituna, pasea bae, trus uih nyalira, cacandakan geu teu dicandak tos disiapkeun ku dunungan na tapi alimeun di candak. Nu kamari mah alhamdulillah ngartos teh kukumahana, bageur ongkoh, jadi tos 2 kali angkat ge neraskeun deui didinya. Oh muhun, mungkin itu teh kepake ya pa tenaganya. B: sok aya perobihan henteu pak pami ibu uih teh? Nya sikap na boh naon na kitu? Tetep wae sami nya teu aya perobihan anu kumaha pisan mah henteu, biasa-biasa bae, ngan lamun dina masalah artos tah rada-rada lumayan, ai tipayun mah ngirit, ayeuna mah sagala di peser, jadi anjeunna mah emutan na mumpung aya, eta model tv bae ge, ai abi mah hoyongna nu biasa, anjeunna hoyongna anu lcd. Berubah gaya hidup gitu ya pak? Terus apalagi pak selain tv? Mesin cuci, da cenah pami cape nyeseuh mah meser bae, cek abi teh mahal didieu mah, nya cenah pami teu meser didieu nya bade meser diditu ke di kirim tiditu. Ooh gitu ya pak saking kasian mereun ke bapa biar ga kecapean. Muhun, manawi kitu. Hmm, muhun atuh pa, ieu ge dicekapkeun dulu ya pak, nanti kalo ada yang mau ditanyain lagi mah saya ke rumah bapa aja. Muhun mangga. Haturnuhun ya pak sateuacanna. Bade langsung pamitan bae. Assalamualaikum. Waalaikumsalam mangga.

Keadaan di tempat kerja istri informan. Tempat kerja istri informan sama. Perubahan perilaku dan gaya hidup. Perubahan perilaku dan gaya hidup.

165  

CATATAN WAWANCARA (Autoanamnesa)

Interviewee : AJI (nama samaran informan ke-2)

Tanggal Wawancara : 2 Agustus 2015

Waktu Wawancara : Malam hari pukul : 18.50 – 19.43 WIB

Lokasi Wawancara : Di Rumah Informan

Wawancara ke- : 2

Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui gambaran pernikahan jarak jauh

(commuter marriage) pada suami dan faktor-faktor yang

menyebabkannya.

Jenis Wawancara : Tidak Terstruktur

Kode: W2 – AJI

No Catatan Wawancara Analisis / Koding 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

Assalamualaikum. Mangga neng kalebet, calik. Saayana didieu mah. Muhun pak teu nanaon. Hatur nuhun. Kumaha neng? Punten pak ieu sateuacana aya surat persetujuan penelitian anu kedah di tawis. Dibaca dulu pak, kalo ada yang kurang ngerti mangga ditanyain aja. Oh muhun. Iya pak, ini saya langsung aja ngelanjutin yang kemaren ya pak, berarti pas awal ibu kesana tuh pas usia pernikahan bapa berapa taun? Sabaraha nya, da ieu nu alit tos aya pas 16 sasih, sataun satengah lah. Neng ani ini teh putra ke 2 pak? Sanes, nu kaopat, anu ageung teh 19 taun, asana mah langsung gaduh da tos nikah teh, berarti kira kira 15 taun lah, da angkatna oge nu mimiti 2 taun, 3 taun, anu ayeuna 2 taun, nembe ge 7 taun. Hmm, muhun. Ai menikah taun berapa pak?Hilap deui, ke jang tingali heula bukuna. Tah neng taun 1995. Hmm, berarti udah sekitar 19 – 20 tahunan

Pertama kali informan ditinggal istri bekerja. Informan menikah.

166  

27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72

ya pak. Sempet di rumahnya lama ya pak sebelum berangkat teh? Muhun, atuh gaduh putra 4, nu alit sataun satengah nembe angkat ibuna. Ohh, muhun leres atuh. Terus sebelum ibu berangkat teh pa, ada diskusi dulu ngga sama bapa sm anak-anak? Ngga ada. Cuman kan saya pernah kerja di pabrik heleran, nah tau tau suruh tanda tangan, emang mau kemana? Mau ke Saudi, yaudah lah ga apa-apa sok aja berangkat. Hmm, itu teh ibu ngejelasin dulu alesannya kenapa pengen kesana, trus kenapa tiba-tiba langsung ngasihin surat ke bapa? Kan sebelumnya udah pernah diajakin ke sponsornya, nah udh darisana langsung suruh tanda tangan, jadi minta persetujuan dari suami isi suratnya teh. Hmm, berarti anak-anak mah ga diobrolin sama sekali ya pak? Ngga. Hmm, terus gimana pak pas pertama tau ibu mau kesana anak-anak reaksinya gimana? Ya paling nangis, ada satu yang nangis, yang lainnya mah engga. Yang ini yang bungsu, yang kedua ketiga ngga nangis, paling yang pertama itu, sempet mau sakit segala. Hmm gitu, trus kan neng ani mah masih kecil banget ya pak, langsung diurus sama bapa sendiri? Iya atuh, ku abi wae ti aalit ge. Hehehe Hehe bisaan bapa. Ayeuna wae tos kelas 5 bobo teh jeung bapa wae. Hehe Hehe da ke siapa lagi ya pak. Berarti udah 7 taun ya pak tinggal berjauhan dengan ibu, bapa pengennya gimana pak setelah ibu darisana teh ingin seperti apa kehidupan selanjutnya? Nya maksadna angkat kaditu teh, abdi kan teu acan gaduh rompok, ari usaha di lembur kan tos pada terang lah, sadinten seep kanggo emam wae, ari ka nu tebih mah kan tiasa dikumpulkeun jadi bisa dijajantenkeun kitu kanggo rompok, sanes ku pedah seueur artos tapi ku peryogi. Hehe

Jumlah anak informan. Pekerjaan informan dulu. Informan mengizinkan tanpa adanya diskusi. Informan mengizinkan istri bekerja di luar negeri. Reaksi anak informan ketika ditinggal. Tujuan informan mengizinkan istri kerja di luar negeri.

167  

73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118

Hehe, muhun ya pak. Nya saleresna mah abdi ge isin kitu, nya isin na kitu istri malah damel ka nu tebih, sedengkeun abdi di lembur, nya mun abdi na gaduh keahlian mah naon boh naon, ayeuna bade dadagangan ka kota ta kamana, murangkalih aralit keneh, janten teu tiasa gerak. Muhun pak teu tiasa ditinggal. Pami ti sodara-sodara, keluarga, tetangga gitu suka ada omongan yang kurang enak ga pak? Nya ai jalmi mah aya bae lah, henteu sae sadaya, kadang dipayuneun sae, pengkerna mah benten deui, eta ge kan pas pertama bade angkat, da tos ti PT na, aya wae tatanggi anu nyarios mah tapi sanes ka abdi, ka istri abdi, cenah pami kuat mah malarat, nya istri abdi nyarios deui a cenah itu nyarios kitu, ah keun bae eta teh hoyongeun, nu penting mah urang ulah goreng ka batur, heug bae batur mah ek goreng ka urang, kitu, matak istri ge nurut wae ka abdi, henteu ngambek teu naon. Nya tapi duka ai hate istri abdi na mah kumaha duka. Matak ayeuna angkat nya alhamdulillah sakitu ge tos lumayan janten, bata keneh oge. Hehe muhun pak, palih mana rompokna? Eta di parapatan, nu aya lampuan, ti dieu mah kantun belok bae da katingal, tapi itu mah padu rangka wungkul teu acan di nanaonan deui. Da bade ditaekkeun ka luhur, beusi tos naek, kirang biayana, batana kirang semen kirang, ah tos ah turun deui, ke bae. Hehe muhun nyicil ya pak sakedik sakedik. Muhun. Hmm, teras selain karna alasan kanggo rompok, aya alesan anu lain henteu pak ibu angkat kaditu teh? Ooh teu aya eta mah. Hmm janten murni karena alasan ekonomi ya pak? Muhun, sareng karna teu acan gaduh rompok, tadina kan sareng pun biang di tonggoh, ai mertua kan di bandung. Hmm muhun, ai rumah yang ini punya siapa pak? Abdi ngontrak di dieu, da kosong sajuta dua ratus sataun didieu.

Perasaan informan ditinggal istri bekerja. Respon tetangga informan. Pemaknaan informan tentang kondisinya sekarang. Lokasi rumah baru informan. Tujuan. Tempat tinggal informan dulu. Tempat tinggal informan sekarang.

168  

119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164

Oh muhun, nu gaduh na didieu pak? Henteu, nu gaduhna mah di bogor, aslina mah urang dieu mun putrana di bogor sadaya, janten meser bumi diditu, nya ieu daripada kosong ku abdi di kontrak. Hmm muhun, terus pas awal-awal menikah itu kepikiran ngga pak ibu kerjanya di tempat yang jauh gitu? Henteu, teu kapikiran sama sekali. Tadina kan abdi jualan bakmi di bandung di Capitol, Luxor, sareng di Kepatihan, jualan bakmi ayam, nya alhamdulillah kitu tipayun mah, tah pas tos bangkrut, gaduh putra 2 uih kadieu. Ooh, da ibu ge ibu rumah tangga ya pa henteu damel? Muhun. Da tara damel deui pas tos nikah mah, ai kawitna mah damel di BIP jaga butik. Hmm, tapi henteu diteraskeun pak? Kunaon? Nembe ge sabaraha sasih damelna ge, ai pakteh pas nikah langsung kaluar, kaditu na teh henteu nyarios bade nikah langsung we kaluar, teu diteraskeun deui. Ooh kitu nya pak. Terus kan anak udah 4 ya pak, ga ada diskusi juga gimana ntar ngasuh anak gitunya? Henteu, da mereun tos percaya ka abdi. Hehe Hehe iya pak. Terus bapa pernah nanya ga ke orang atau ngobrol gitu kalo dari segi agama berjauhan dengan istri itu kaya gimana? Nya eta aya kitunya nu nyarios, uh eta dosa cenah maneh pamajikan dipiwarang kerja ka Saudi. Dosa soteh lamun dipiwarang, ari ieu mah kan kahoyong nyalira, abdi mah ngan saukur ngijinan hungkul, soalna naon abdi mah teu tiasa nyaram, teu tiasa nitah, lamun di titah ku abdi kan salah, keur naon gaduh caroge pami kitu mah. Ai kahoyong anjeunna mah mangga bae asal leres. Hmm muhun, ai komunikasi lancar terus pak? Alhamdulillah, wengi kamari ge nelepon, ceuk abdi teh hoyong naon ke dikirim, da kan aya orang darma bade angkat deui tiasa nitip kitu, ah da teu hoyong nanaon, soalna sesah didituna.

Informan tidak terpikir akan menjalani hubungan jarak jauh. Pekerjaan informan di Bandung. Pekerjaan istri informan. Sikap saling percaya. Pemaknaan informan tentang tinggal berjauhan dengan istri. Komunikasi informan dengan istri.

169  

165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210

Sesah kumaha pak? Sesahna teh jadi majikana rada curigaan, kasieunan kitu lah, nya eta ge ai meser pulsa kitu mah teu nanaon kaluar. Oh jadi dibatasi kitu pak? Tapi aman aman kan pa didituna? Alhamdulillah sih aman teu sapertos anu di berita kitu. Muhun atuh alhamdulillah. Pami ibu teu angkat ka Saudi, henteu aya jalan lain pak anu tiasa dilakukeun? Teu aya tuda nyah kumaha deui, ayeuna mun ngandelkeun tinu abdi, kan teu gaduh keahlian janten mun di lembur paling macul, bangunan, ai ka bangunan kan tos target sahari kudu sekian, sedengken kanggo makan, sakola, pan seueur pengeluaran na. Hmm berarti penghasilan ibu teh masuk kemana-mana ya pak? Ke sekolah, sehari-hari, kanggo rompok kitu nya pak? Muhun. Nya kanggo kepentingan nu ageung oge, abdi kan istilahna mah ngan sakedik kengingna, kangge makan, jajan. Hmm, terus gini ya pak, resikonya teh kalo suami-istri berjauhan teh pak bisa aja suami atau istrinya main-main, kasarnya mah selingkuh. Nah itu bapa gimana? Iya sih kebanyakan kitu, ai abdi mah bujeng-bujeng mikir kanu kitu, ieu ge nembe ibak, janten ti enjing teh damel, enjing-enjing biasana mah jajap heula sakola, ka gunungkeling kan nuju Mos, kadang tabuh 5 tos angkat, teras damel, naon wae nu aya, tos tabuh 4 teh ngarit, tos uih ngarit dugi ka magrib, biasana mah eta nu nuju mos pak meser ieu itu kanggo mos na, hayu kaluar deui, kadang mah dugi ka jam 9 nembe uih. Ai abdi mah ngadorong bae asal kanu leres mah mangga, boh bade tour ta kamana bae mangga asal aya rejekina, soalna lamun henteu ngiring karunya henteu aya pengalaman, kitu. Hmm, muhun pak. Kan ini mah kebanyakan gitu ya pak, seueur kasus anu kitu. Muhun, ai abdi mah mun keur nyalse, ngopenan manuk, resep, ah daripada hiburan ka istri mending hiburan ka manuk abdi mah. Hehehe

Informan merasa tidak ada jalan lain. Pengeluaran informan. Informan menyibukkan diri dengan bekerja. Informan mengisi waktu luang dengan melakukan hobinya.

170  

211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239 240 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251 252 253 254 255 256

Hehehe, tuda istrina tebih nya pak. Berarti bapa mah gitu ya mengatasi kesepian na teh?Muhun atuh, nya kadang-kadang ngalobrol didieu da sok seueur nu kadieu teh tatanggi rerencangan bade namu cenah aya peryogi, nya ngobrol we kitu, mun keur resep kana nyetim cengkeh dugi ka jam hiji jam dua eta mah hayuh we da teu karaos di dapur teh, kitu abdi mah. Nya eta ge osok aya sakali-sakali mah cenah dikiriman sakieu seep, dikirim sakitu seep, mamahna teh kitu, tos ayeuna mah kieu, bising disangka ku abdi dipake kanu teu bener, teu puguh, sok tah ka putrakeun nu nyepeng acis na, ka nu kadua, nya ayeuna teh tos sabaraha sasih mereun. Tadina mah nya kitu janten abdi teh kakirangan biaya, nelepon kaditu bade dikumahakeun rompokna, soalna ieu beusi tos naek, nya ntos cenah nu penting mah iuh wae heula, tong nu hayang kumaha luhurna engke deui, dikiriman sakitu tos seep deui wae, abdi teh nyarios wae kitu ka putrakeun, wios abdi nu nyandak ka bank na, ke dipasihkeun ka dinda putra anu kadua, meh abdi na rada tenang ongkoh, soalna abdi mah lamun murangkalih hoyong jajan teu kedah nangis heula, langsung dipasihan. Hmm muhun pak segini juga udah bisaan bapa membesarkan anak 4 sendirian. Hehe masih bisa mempertahankan pernikahannya juga pdahal udah hampir 7 taun ya pak tinggal berjauhan teh. Itu cara bapa bertahan sampe sejauh ini teh gimana pak? Nya anu penting na mah saling percaya, eta. Lamun itu percaya ka abdi, abdi percaya kaditu, insyaallah lurus. Tapi lamun aya salah sahiji anu teu percayaan, nya istilahna cemburuan curigaan kitu, moal leres kapayun na. Muhun ya pak. Terus sehari-harinya bapa tau aktifitas ibu selain bekerja teh ngapain aja? Henteu, da ai nyariosna mah kieu janten pokona mah mun aya dina juru kotor sakedik kedah langsung dibersihan, disedot make alat, lamun keur calik kadang dicolek kitu na meja teh kotor keneh langsung dibersihan. Hmm kitu, eta teh majikanna ti awal angkat

Cara informan mengatasi kesepian. Masalah yang muncul antara informan dan istri. Sikap informan kepada anaknya. Cara informan mempertahankan pernikahannya.

171  

257 258 259 260 261 262 263 264 265 266 267 268 269 270 271 272 273 274 275 276 277 278 279 280 281 282 283 284 285 286 287 288 289 290 291 292 293 294 295 296 297 298 299 300 301 302

kaditu sami ta gentos pak? Tos tilu kali gentosan, ai nu ieu rewel jadi teliti pisan kanu kebersihan kituna, tapi kana gaji mah alhamdulillah lancar, tara nunggak. Ai nu pertama mah bageur tapi kana gaji rada sesah kitu, kana komunikasi kadieu dibatasi, ayeuna oge dibatasi tapi henteu jiga anu pertama pisan. Hmm, iya. Trus ini mah mohon maaf ya pak sebelumnya, kan kalo suami istri berjauhan itu otomatis kebutuhan fisiknya jadi ga terpenuhi ya pak, itu cara ngatasinnya gimana? Justru eta ceuk abdi ge tadi tos disebatkeun, henteu kaemutan kitu lah, soalna kan ku cape ku sibuk damel moal kaemutan kadinya. Ayeuna mun halodo belenyeng ka sawah, molah sawah, ngaboyor. Hmm, berarti tos teu kaemutan sama sekalinya kanu sapertos kitu teh? Muhun. Hehe ceuk abi oge eta paling hiburan teh kana manuk, kecuali mun abina nganggur teu aya kerja duka tah kumaha. Oh kitu, jadi pas sonten kamari abdi kadieu teh nuju ngarit? Muhun ngarit, da sontenna teh teras ka rumah sakit ngalongok rayi dirawat. Hmm, trus suka muncul masalah-masalah ga pak ya baik itu keuangan, komunikasi, atau apapun? Ya masalah keuangan jelas ada, masalah keluarga kesel gitu ada. Hehe soalna kieu yeuh pabalatak wae pan rompok ge, janten ku abdi teu kacabak, barudak enjing mah sarakola, ai sore da nu ngaos, carape, eta nu sakola ge kadang-kadang uihna tabuh 5, angkatna subuh teu aya nu peperen teu aya nu sasapu. Bagi waktuna sesah ya pak? Muhun, kadang-kadang abdi ge wengi tabuh 9 10 masih keneh nyeuseuh. Janten tos biasa nyeuseuh kukumbah kitu mah, nyangu nyalira. Asa jangar. Hehehe Super pak super. Hehehe terus ada keseharian yang berubah ga pak sebelum dan sesudah ibu berangkat ke luar negeri teh? Asa biasa-biasa bae ayeuna mah da tos lami sih,

Informan menyibukkan dirinya dengan bekerja. Informan hiburan dengan hobinya. Masalah yang muncul di rumah informan. Informan terbiasa melakukan pekerjaan rumah. Perasaan informan

172  

303 304 305 306 307 308 309 310 311 312 313 314 315 316 317 318 319 320 321 322 323 324 325 326 327 328 329 330 331 332 333 334 335 336 337 338 339 340 341 342 343 344 345 346 347 348

ai pertamana mah sok hulang-huleung bae kitu, titingalian teh asa tebih lah. Jadi udah biasa lagi ya pak? Muhun. Hehe Ada kesulitan ga pak ngurus anak-anak? Kesulitan na mah pas nuju aralit, mun teu damel tah murangkalih nuhunkeun jajan, tos eta mah puyeng. Teras mun eta nalangsana mun keur udur. Tapi kalo anak perempuan mah masih bisa diatur ga pak? Hehe Nya mudah-mudahan, tapi da kanu padamelan mah sami bae siga pameget mereun ai kirang sabar mah. Hehehe muhun pak. Ai teu sabar-sabar teuing mah geus di gebukan mereun, tapi da namina oge murangkalih, abi ge mereun baheula kitu heula. Hehe hoyongna ameng, ari kahoyong orang tua mah sateuacan ameng teh bebersih heula kukumbah heula. Hehe iya ya pak. Oh itu pak mesin cuci yang dibeliin ibu teh? Muhun, terang-terang tos dikintun bae kadieu. Oh hehe buat pengisi rumah baru ya pak hehe. Ai ibu teh abis kontraknya kapan pak? Kedahna mah ayeuna, tapi da mereun diperpanjang deui. Biasana mah cuti heula, tos 2 taun bade cuti atawa bade uih. Oh, berarti masih di majikan yang itu ya pak? Muhun masih, janten anjeunna mah mun uih teh horeameun da di jalanna cape trus ai tos dugi ka lembur teh sok males deui angkatna. Muhun ya pak, kerasa lagi sedihnya ya pak? Muhun atuh. Bilih udur deui kan kapungkur mah pernah hampir sasasih mah aya. Hmmm, muhun. Teras pami soal keuangan itu ngandelkeun sadaya ti ibu sareng padamelan bapa? Muhun. Tapi da kapungkur mah kantos abdi kenging sapertos blt kitu tapi mung 3 kali, nu sanes mah aya mereun 10 kali, duka kamana tah sesana, ai di pusat mah tos aya nami abdi, tapi da teu dugi kadieuna, jaba kudu ku ibuna bae dicandakna teh. Tos dihapus da ayeuna mah abdi ti daftar eta.

sebelum dan sesudah ditinggal istri bekerja. Kesulitan informan mengurus anak. Pemaknaan informan dalam mengurus anak. Harapan informan terhadap anaknya. Perasaan informan. Pemaknaan informan.

173  

349 350 351 352 353 354 355 356 357 358 359 360 361 362 363 364 365 366 367 368 369 370 371 372 373 374 375 376 377 378 379 380 381 382 383 384 385 386 387 388 389 390 391 392 393 394

Hmmm, panginten terang ibu angkat ka luar negeri ya pak? Dupina mah kitu, mereun sanes rejeki abdi. Duka dialihkeun kasaha kamana, duka eta mah. Hehe kadang-kadang pan nu karenging sapertos kitu teh masih wargina pengurus. Ooh kitu belok eta mah nya pak? Ya insyaallah masih ada rejeki lain yang lebih gede lah pak. Hehe Muhun, kapungkur mah nimu artos aya mereun 500rebu mah ku abdi teh di titipkeun wae di tukang jamu, ai tos dugi ka bumi kalah kaemutan deuh ieu teh teu gaduh artos pak mah dicandak boh naon, ah tapi da etana ge nu batur, teu halal, bisi kaeman ku murangkalih bisi henteu barokah. Mun bisa mah hoyong nu bersih kanggo putra teh. Hehe, muhun pak kedah anu halalan toyyiban. Hehe kalo pagi-pagi berangkat sekolah semua teh rumah kosong ya pak? Terus untuk makan sehari-harinya gimana pak? Masak nyalira atanapi meser? Nya muhun kosong da tos aya kesibukan sadaya, abdi nya nyawah macul. Kanggo emam mah kadang masak, kadang meser anu tos masak teh, nya ayeuna mah tos rada ideng lah osok marasak. Ooh kitu, duh kasian ya pak ga ada yang ngurusin. Hehe Muhun da kumaha deui atuh. Hmm, berarti kalo rumah baru udah bisa ditempatin mah kemungkinan ga akan kerja jauh lagi ya pak ibu teh? Hmm, duka tah teu acan obrol-obrol deui, soalna rompok na ge can beres padu iuh bae, teu acan aya panto jandela kitu, tembokna ge lepaeun keneh da masih bata ayeuna mah. Tapi da alhamdulillah tos iuh, duka sabaraha meter da kadituna 2 kamar, kadieu 3 kamar, nya kitu tadina mah sugan teh moal ageung biayana, bade biasa bae sapertos kieu rompokna, tapi da kahoyong istrina kitu mimitina, janten biaya ageung meser beusi sagala. Jadi itu mah kemauan si ibu ya pak? Muhun, nya abi ge ai hoyong mah hoyong kitu, tapi kan emut deui lamun dikitukeun biaya

Informan berusaha untuk menafkahi dengan yang halal. Pekerjaan informan sekarang. Deskripsi rumah baru informan. Informan mengikuti keinginan istri.

174  

395 396 397 398 399 400 401 402 403 404 405 406 407 408 409 410 411 412 413 414

sabaraha, lamun sapertos kieu kan rada ringan, tiasa cepet, nya entos wae da kahoyong na kitu. Ai abi mah sok bae asal leres, kahoyong kitu mangga da anjeunna anu milarian artosna ge, nya sok sok bae. Muhun ya pak tiasa ngadoakeun bae didieu mah ya? Tah kitu leres. Hehe, muhun atuh pak wengi ieu mah dicekapkeun sakieu, bilih bade istirahat, ke pami aya patarosan deui mah gampil ngehubungi bapa via sms atau telepon teu nanaon kan pak? Muhun neng, mangga bae, tapi nya kitu tiasa na paling wengi pan damel ai enjing nepi ka sonten mah. Muhun pak, ke diwartosan deui. Ieu bade langsung pamit bae. Hatur nuhun sateuacanna pak. Mangga, assalamualaikum.Muhun mangga. Waalaikumsalam.

175  

LAMPIRAN HASIL OBSERVASI AJI

Lokasi Observasi : Rumah Informan AJI

Jenis Observasi : Tidak Terstruktur

Kode : OB1/AJI

No Hasil Observasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Informan memiliki perawakan yang kurus dan tidak terlalu tinggi, kira-kira memiliki tinggi badan 165 cm. Informan berusia 47 tahun, rambutnya sudah beruban dan memiliki kumis serta jenggot tipis. Pada saat dilakukan wawancara pertama, informan menggunakan polo t-shirt berwarna abu dan celana hitam panjang. Pekerjaannya sebagai buruh tani harian membuat kuku tangan dan kakinya terihat menghitam di ujung jarinya. Urat lengannya terlihat jelas mengesankan informan seorang pekerja keras. Ketika peneliti datang kerumahnya, wajah informan terlihat tegang. Namun setelah dijelaskan kembali maksud kedatangan peneliti, informan mulai santai terlihat dari posisi duduknya yang semula kaku lalu berubah jadi bersandar pada kursi yang ditempatinya. Informan menjawab pertanyaan peneliti dengan jelas dan informan selalu melanjutkan ceritanya tanpa perlu ditanya lebih dalam oleh peneliti. Informan pun sempat menunjukkan KTP miliknya dan juga istrinya ketika sedang menceritakan identitas keluarganya. Lokasi tempat tinggal informan masuk gang kecil dengan jalan sedikit menanjak. Teras depan dan ruangan tengahnya masih menggunakan ubin bukan keramik. Pada saat wawancara pertama, hanya ada anak bungsunya saja yang sedang dirumah. Terlihat juga barang-barang yang tersimpan sembarangan di berbagai sudut ruangan terkesan kurang rapih. Informan meminta maaf kepada peneliti dengan kondisi rumahnya yang berantakan. Wawancara pertama dilakukan pada tanggal 13 Juli 2015 dan berlangsung kurang lebih selama 60 menit.

176  

LAMPIRAN HASIL OBSERVASI AJI

Lokasi Observasi : Rumah Informan AJI

Jenis Observasi : Tidak Terstruktur

Kode : OB2/AJI

No Hasil Observasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Peneliti datang ke rumah informan malam hari. Informan terlihat segar, rambutnya basah, dan wangi sabun. Wawancara dilakukan di ruang depan yang berbatasan langsung dengan ruang tv. Depan televisi ada kasur yang digunakan anaknya untuk tidur dan belajar. Ketika sedang diwawancarai, informan menjawab pertanyaan dengan terbuka dan menceritakan seluruhnya sampai pada saat pengalamannya dahulu. Informan bercerita sambil merokok, kemudian menyuruh anak ketiganya membuatkan teh hangat untuk informan dan peneliti. Sedangkan di sebelah informan anak bungsu informan duduk dan menemani, sesekali ikut menambahkan jawaban informan. Informan mendeskripsikan rumah barunya yang masih dalam tahap pembangunan. Selesai wawancara, anak pertama dan kedua informan datang, lalu mencium tangan informan. Informan mengenalkan peneliti kepada anaknya yang baru saja datang. Terlihat anak-anak informan terkesan patuh dan penurut kepada informan.

177  

CATATAN WAWANCARA (Autoanamnesa)

Interviewee : DEDE (nama samaran informan ke-3)

Tanggal Wawancara : 20 April 2015

Waktu Wawancara : Siang hari pukul : 14.10 – 14.48 WIB

Lokasi Wawancara : Di Rumah Informan

Wawancara ke- : 1

Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui awal mula ditinggalkan istri bekerja.

Jenis Wawancara : Tidak Terstruktur

Kode: W1 – DEDE

No Catatan Wawancara Analisis / Koding 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

Assalamualaikum. Punten ya pak, sapertos janji anu kamari, emm pake bahasa indonesia aja ya pak soalnya agak kagok..hehe Muhun neng teu nanaon, kumaha? Bapa mah teu ngarti. Kan gini ya pak, ada tugas akhir dari kampus untuk penelitian tentang ini hmm apa sih ya pokoknya seputar pekerjaan ibu yang kerjanya diluar, nah tapi wawancaranya mau sama bapa, ya pengen tau awal mula kesana gimana, bapa bisa ngizinin kesana gimana, gitu pak kurang lebih. Soal identitas diri sama hal-hal lain yang bersifat rahasia, pasti saya jagain pa kerahasiaannya. Gitu pak gimana? Iya muhun mangga neng, teu nanaon. Iya pak, ini nanya identitas dulu, punten bapa namanya siapa? Nami DD, usiana 36 tahun. Istri WT usia 31 tahun. Oh iya pak, kerjanya kemana pak? Ke Singapura. Udah berapa taun pak disana? Ada kali ya hampir 2 tahun. Ooh itu teh keberangkatan yang pertama pak? Bukan, udah yang kedua. Awalnya kan ke Saudi, 2 tahun disana bareng sama bapa.

Profil informan. Pekerjaan informan yang pertama.

178  

30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75

Ooh bapa sempet kerja disana juga? Iya, berangkatnya bareng waktu itu teh ai yang sekarang mah sendiri. Ooh iya pak, itu pas berangkat dari sponsor gitu juga pak? Maksudnya modalnya apa gimana? Iya pak modalnya. Ooh iya itu dari sponsor, tapi kalo berangkat mah ya cuma si ibu aja sendiri tapi ikut dari rombongan satu PT dari PT apa gitu lah lupa. Hmmm, iya berarti yang ke Singapur itu dari taun berapa pak? Ya dari taun 2011 awal. Kalo yang ke Saudi pak? Ke Saudi taun 2007 awal berangkat, pulang taun 2009 awal. Ooh iya, disananya kerjanya apa pak yang pas di Saudi? Ya pembantu rumah tangga gitu, kalo bapa mah jadi supir. Tapi tinggalnya satu rumah pak? Ngga atuh, beda. Ya kalo disini mah beda propinsi lah. Hmm iya pak. Yang sekarang di Singapur juga sama ya pak jadi pembantu rumah tangga? Iya sama. Oiya pak, pas pertama tau mau berangkat ke Saudi itu taunya dari siapa pak? Tau dari sponsor. Ada yang ngajakin apa gimana pak? Ada orang sponsornya dateng ke rumah. Ooh berarti disamper ya pak diajakin, itunya ada hubungan sodara atau temen gitu pak? Ngga ada sih, ya orang luar aja tadinya juga ga kenal. Ya kenalnya pas itu udah berangkat kesana. Terus sebelum berangkatnya ada pelatihan gitu pak? Iya ada, paling pelatihan bahasa. Pelatihannya di Jakarta. Ada pelatihan bahasa, medical. Ya waktu ke Saudi mah 2 mingguan, nah kalo ke Singapur hampir 5 bulan. Pinter atuh ya pak bahasa arabna? Nya lumayan sih, tapi da hilap deui ayeuna

Waktu pada saat ke LN. Pekerjaan informan di luar negeri. Lokasi kerja.

179  

76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121

mah. Hehehe Yang ke Saudi sama Singapur itu PT nya sama pak? Beda, tapi da udah resmi semua itu mah, udah diketahui sama desa, dinas kaya gitu. Oiya pak, kalo boleh tau yang di Saudi itu penghasilannya berapa pak? Yang di Saudi, yang ibu 2,5 eh ya tiga juta kurang lah, hampir 3 jutaan. Itu teh udah gaji bersih pak? Iya udah bersih. Ooh iya pak, ai bapa berapa? Ya ada 3,5an. Hmm, itu segitu tuh udah cukup buat kehidupan sehari-harinya pak? Ya kalo laki-laki mah kurang sih segitu mah, kan kalo cewe mah ga ngerokok, ga banyak jajannya, soalnya kalo laki-laki mah kerjaannya kan banyak diluar sih, kan kalo cewe mah dirumah terus, jadi ga begitu boros kalo cewe mah. Hmm, iya sih ya. Bapa teh disana supir apa pak? Angkutan barang atau apa? Ya yang nganterin orang-orang kerja gitu. Rutenya jauh pak kalo bolak-balik gitu? Ya lumayan jauh sih segitu mah. Hmm iya iya. Terus pas berangkat ke Saudi itu udah punya putra pak? Udah satu orang disini. Hmm, tinggalnya sama siapa pak di kuningan nya? Sama neneknya. Berarti pas ditinggalin teh masih kecil pak? Ya udah ada 2,5 taun lah. Hmm, masih kecil ya pak, berarti pas pulang ke Indonesia teh udah usia 5 tahunan ya pak? Iya, 5 tahun kurang sedikit. Kan kontrak di Saudinya 2 tahun. Ohhh, iya pak. Ai sekarang bapak ga ikut kerja kesana lagi? Ngga lah, males, trauma. Trauma kenapa pak? Soalnya dulu majikannya ga bener ngegaji nya. Waktunya gajian, misalkan 2 bulan waktunya gajian, berarti tiap 4 bulan lewat aja gitu, 4

Penghasilan informan sebagai supir di LN. Informan merasa penghasilannya kurang mencukupi. Alasan informan tidak melanjutkan kerja di LN.

180  

122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167

bulan harusnya gajian yang dikasih cuma 1 bulan. Kadang lagi aturan 3 bulan gaji yang dibayar cuma 2 bulan. Jadi ya ga bener gitu. Oohh, iya pak ai yang sama-sama kerja jadi sopirnya ada berapa orang pak? Ga ada, bapak aja sendiri. Hmm, terus kalo kemungkinan di Singapur laki-laki kerjanya apa pak? Ya paling supir juga, atau kerja bangunan. Hmm, sama ya pak, tapi karena trauma itu jadi ga kerja kesana lagi? Iya, udah males jadina teh. Terus sekarang bapak kerjanya apa pak? Kalo ga nyupir ya ngojeg lah, nyupirin mobil travel. Ooh iya pak, tapi yang penting tiap hari itu ada penghasilan gitu ya pak? Iya buat sehari-hari. Hmm, berarti putra sekarang masih 1 pak? Ngga, sekarang mah udah 2. Yang kecil berarti sekarang udah 2 taun setengah. Yang bungsu laki-laki yang pertama perempuan. Terus gimana pak ada kesulitan ga sama anak-anak? Kalo dulunya iya sih ada kesulitan, tapi kalo sekarang mah udah biasa sih. Anak yang gede udah tau pak kalo ibunya kerja kesana? Iya udah tau, kalo yang kecil belum. Sekarang yang gede kelas berapa pak? Kelas 3 sekarang. Kesulitannya gimana pak? Hehe Kalo lagi sakit yang paling bingung tuh, kalo ga lagi sakit mah ya ga bingung-bingung amat sih. Ya bingungnya kan ngurusin anak kecil mah jadi keder lah. Hmm, iya iya pak, tapi ibu lancar komunikasinya sama bapak? Iya lancar, ya hampir tiap hari lah smsan gitu mah, kalo nelpon kan mahal, jadi ya paling sms. Hmm iya, oiya pak kalo yang di Singapur itu berapa gajinya? 4 juta setengah. Oh berarti gedean yang di Singapur ya pak. Terus kerjanya juga ngga kaya di Saudi. Kan kalo di Saudi mah 24 jam kalo cewe mah, kalo

Pekerjaan informan saat ini. Jumlah anak informan. Kesulitan informan dalam mengurus anaknya. Komunikasi informan dengan istri di LN. Penghasilan istri informan saat ini.

181  

168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213

di Singapur mah kaya di Indonesia aja gitu, waktunya tidur jam 10 jam 11 ya tidur, kalo di Saudi mah ngga, hampir 24 jam, paling ada waktu istirahat tuh 4-5 jam lah untuk tidurnya. Ooh gitu ya pak. Hmm, dulu pas ibu sebelum berangkat lagi ke Singapur ko bapak bisa ngijinin ibu kerja sendiri kesana, kan kalo ke Saudi mah bareng ya pak, kalo ke Singapur kan sendiri, ko bapak ngizinin ibu, pertimbangannya apa pak? Ya tadinya mah kan karena pengen bikin rumah, nah karna yang di Saudi itu ga berhasil, jadi ya memutuskan buat pergi lagi ke Singapur. Nah kebetulannya yang lagi diperlukan disitunya ya cewe, kalo laki-laki kurang diperluin, makanya bapa mah ga kesana lagi, trauma juga. Oh berarti alasan utamanya supaya bisa bikin rumah sendiri gitu ya pak? Nah iya gitu. Berarti sekarang tinggalnya sama siapa pak?Sekarang kan udah mulai kumpul-kumpul bahan bangun dikit-dikit, masih tinggal bareng orang tua. Hmm, kalo alesan lain selain buat bikin rumah ada lagi ga pak sampe-sampe ibu harus kerja kesana? Ya yang utamanya juga buat bayar hutang lah, banyak hutang kesana-kemari nah terus ya itu buat bikin rumah, tapi utamainnya sih bayar hutang dulu. Hmm iya pak. Kalo dulu sebelum berangkat ke Saudi kerjanya apa pak? Ibu kerja juga ngga? Iya kerja di Jakarta, di pabrikan gitu. Pabrik apa pak? Pabrik naonnya hilap deui, da udah lama. Hmm, bapak juga di Jakarta? Ngga, bapak mah kerja dirumah. Cuman ya gitu kan kurang bisa memenuhi lah. Oohh jadi kesana we gitu ya pak? Suka kesepian ga pak? Hehe Haha, ya namanya juga orang normal manusiawi kesepian mah, tapi ya banyak hiburan lah, kadang ga dirasa kaya gituannya, kalo liat-liat mah cuci mata ya gapapa, wajar,

Alasan informan mengizinkan istri bekerja jadi TKW. Informan belum punya tempat tinggal sendiri. Alasan kedua informan mengizinkan istri kerja jadi TKW. Pekerjaan istri informan sebelum jadi TKW. Cara informan mengatasi kesepiannya.

182  

214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239 240 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251 252 253 254 255 256 257 258 259

asal ga kelewat batas aja. Berarti cara ngatasinnya dengan cari hiburan sendiri gitu ya pak? Iya itu salah satu jalannya, yang penting ya itu jangan berlebihan. Oiya pak, kan kalo lihat berita-berita gitu tuh pak suka ada yang sampe dianiaya, suka takut kepikiran kaya gitu ga pak? Hmm, kalo itu mah ngga sih ya, soalnya kan udah ada pengalaman buat soal yang kaya gitu-gitu mah udah ga takut, jadi biasanya orang yang ada masalah gitu tuh biasanya dari kitanya sendiri, jadi misalkan ada masalah ya, datengnya dari kita sendiri, kita duluan yang bikin masalahnya, soalnya kan ya sama aja kita orang yang disana juga orang, kalo kitanya ga bikin masalah sama dia, ya kitanya juga bakal baik-baik aja. Oh jadi kebanyakan kasus itu tuh bisa jadi karna ulah kitanya gitu ya pak? Heem. Ya setau bapak mah gitu, ga tau kalo emang majikannya yang suka nyiksa darisananya, tapi ya sejauh ini mah aman selagi kitanya ga macem-macem. Iya-iya pak. Hmm kalo ditotal mah udah hampir 4 tahun ya pak? Iya segituan lah. Kalo yang ke Singapur kontraknya berapa tahun pak? Kontraknya 2 tahun. Hmm, nanti kalo udah 2 tahun mau perpanjang lagi apa gimana pak? Ini rencananya belum pasti mau gimana, soalnya kan kata si ibu tuh kalo rumah belum jadi ya Insyaallah diperpanjang, gitu. Hmm, pak kalo kerja di Kuningan aja ga ada yang cocok gitu ya pak? Belum bisa memenuhi kebutuhan juga ya pak? Kalo di kuningan sebenernya bisa aja sih, tapi kalo ngejar target ya agak susah, ripuh lah ngejar target mah ga akan keburu, abis buat makan sehari-hari aja, ga ada lebihnya lah. Oiya pak, kalo ibu ngirimin uang kesini berarti segitu ya pak 4,5 an? Ya kalo misalkan itu ya ngga, ngirimnya itu 3 bulan sekali.

Informan tidak merasa khawatir dengan pemberitaan di tv tentang TKW. Rencana perpanjangan kerja. Informan dan istri ingin tujuan utamanya cepat tercapai.

183  

260 261 262 263 264 265 266 267 268 269 270 271 272 273 274 275 276 277 278 279 280 281 282 283 284 285 286 287 288 289 290 291 292 293 294 295 296 297 298 299 300 301 302 303 304 305

Ooh jadi ga tiap bulan ya pak? Ngga, ya kadang 4 bulan sekali, kadang 3 bulan sekali. Kalo kebutuhan anak-anak mah selalu terpenuhi ya pak? Alhamdulillah terpenuhi lah itu mah, harus. Iya ya pak. Hehe tadi teh anak yang pertama perempuan ya pak? Namanya siapa? Namanya Suci kelas 3 SD sekolahnya juga tah di SD 1. Oiya pak, terus kan gini ya berarti tugas bapak jadi nambah ya, tantangannya juga jadi nambah ya, kan kalo ada ibu mah bisa bagi-bagi gitu ya pak tugasnya, nah selain kalo anak lagi sakit kesulitannya apalagi pak? Ngga ada sih ya paling itu aja, bikin pusing soalnya, paling berat teh kerasanya, bingung juga. Tapi sama bapak juga pada deket kan anak-anaknya? Iya deket da. Heem heem. Santai aja pak, jangan tegang da ini mah anggap aja kaya ngobrol biasa..hehe Iya iya neng. Liburna lami? Muhun pak, kan udah semester akhir jadi tinggal nyusun skripsi aja. Pak ai di dayeuh teh banyak yang pergi keluar negeri gituh? Ada banyak yang merantau mah, ke luar negeri ada, ke Jakarta gitu banyak. Tapi ya banyaknya mah masih di Indo ke Jakarta, Bandung. Yang keluar juga ada, tapi masih bisa keitung lah, jarang. Ooh berarti dicari sama sponsornya ya pak? Emang ada informasi ke desa gitu apa gimana pak? Iya, dari temen-temen juga, misalnya ada yg punya kenalan orang sponsor, trus si ini minat, nah orangnya tuh ngasih tau, nanti langsung dateng yang dari sponsornya dari Jakarta. Ooh gitu ya, dulu pas ibu kerja di Jakarta sering pulang pak? Ah jarang, paling setahun sekali pulangnya pas lebaran. Atau ngga pas ada papait mamanis nah baru nyempetin pulang.

Informan selalu berusaha memenuhi kebutuhan anak-anak. Istri informan giat bekerja.

184  

306 307 308 309 310 311 312 313 314 315 316 317 318 319 320 321 322 323 324 325 326 327 328 329 330 331 332 333 334 335 336 337 338 339 340 341 342 343 344 345 346 347 348 349 350 351

Oiya pak ada ketakutan anak-anak jadi ga deket sama ibunya ga kan ibu jarang pulang ya? Ngga sih, da waktu dulu juga paling 2 minggu awal susah kenal, terus kesananya udah biasa lagi langsung akrab, terutama yang itu yang kecil sekarang, kalo yang gede mah da udah ngerti, udah tau jadi ya biasa aja. Kalo pulang kesini biasanya berapa lama pa dirumahnya? Maksudna kumaha? Maksudnya kalo pas pulang ke Kuningan itu berapa lami pak di rompokna? Pas tos ti Saudi mah nya hampir sataun. Pami pas di Singapur mah belum pernah pulang atuh kan pertama kesananya. Kan suka ada libur natal gitu jg ga bisa pulang pak? Ga bisa atuh pan udah kontrak. Oh iya ya pak. Berarti full dibiayain sama sponsor ya pak? Iya udah full. Terus nanti bayar lagi ke sponsornya gimana pak sistemnya? Dipotong gaji per 6 bulan. Jadi sebulan teh misalkan gajinya 4 juta setengah ya dipotong 500 ribu. Perbulannya 500 sampe 6 bulan. Termasuk untuk pasport segala udah diurusin sponsor ya pak? Iya udah semua. Euh itu teh sponsornya mah untung gede, dari seorang sejuta bae ge udah berapa juta meureun sekali ngeberangkatin teh. Cape kan ngurusinnya juga kadang mah pp itu ke Jakarta bolak-balik nyariin orang, ngurusin surat-surat segala, kadang kalo ada yang ketinggalan balik lagi. Biasanya tiap sponsor itu ke negara yang sama apa beda-beda pak? Ke yang beda-beda, tapi ya tergantung sponsornya sih. Ooh gitu ya pak. Muhun. Pak ini ga ngeganggu kan ya pak? Henteu henteu santai bae teu nanaon. Iya pak, kan ini juga kemungkinan ga sekali wawancara, jadi nanti kalo masih ada informasi yang diperluin lagi mah nanti

Informan merasa anak-anak akan berhubungan baik dengan ibunya.

185  

352 353 354 355 356 357 358 359 360 361 362 363 364 365 366 367 368 369 370 371 372 373 374 375 376 377 378 379 380 381 382 383 384 385 386 387 388 389 390 391 392 393 394 395 396 397

ngehubungin bapak lagi ga apa-apa kan pak? Iya mangga ga apa-apa, kalo ga lagi ada kerjaan mah sok aja. Iya pak. Hehe berarti ada surat keterangan dari desa gitu ya pak? Iya atuh ada, kalo ga da mah ga bisa berangkat. Kecuali kalo ke Malaysia, kan kalo ke Malaysia mah bisa lewat itu lewat Kalimantan juga bisa nyebrang, tapi itu mah ilegal, jadi ga lewat desa, ga perlu tau desa mah, tapi ya ga boleh ai gitu mah. Hehehe, iya atuh pak masa mau tanpa izin mah bisi ada apa-apa. Hehe ribet ga pak ngurusin ini itunya? Ya lumayan ribet lah, harus ngelampirin segala. Berarti tembusannya ke kabupaten juga ga pak? Ngga harus kesana sih, paling sampe kecamatan doang, terus kan udah diurusin sponsor juga. Hmm, pas awal-awal ibu berangkat kesana semua keluarga mendukung ga pak? Ya ada yang ngedukung ada juga yang ngga. Ya tapi kalo udah ngeliat duit mah langsung pada ngedukung semua. Kalo udah turun duit udah cair mah gitu. Pertama berangkat mah euh pada ngomong teh gitu gitu lah bikin ga enak. Gimana cenah pak yang ga ngedukung teh alesannya kenapa? Jadi kumaha sih omongan na teh pait, ga enak didenger, jadi ya seolah-olah naon nya, ga bakalan bener berangkat juga, ga bakalan hasil, percuma berangkat ge. Eh tapi kalo udah turun duit mah kaya seneng malah kaya pengen dikasih, sekarang mah udah liat duit nyesel kali dulu pernah ngomong gitu gitu teh. Ya biasalah orang kampung mah gitu sugan? Hehehehe.. iya pak pasti ada aja yang ga suka mah. Selain bapak ada lagi ngga pak tetangga yang pergi ke luar negeri? Ada sih, tapi itu mah suaminya kerja di Bandung. Ah da paling intinya mah sama, ceritanya gitu gitu aja, paling bedanya sedikit ya beberapa lah, intinya mah sama cari uang biar bisa hidup mapan gitu. Kalo kangen ke ibu gimana pak? Hehehe

Reaksi keluarga informan ketika istri kerja jadi TKW. Tanggapan negatif keluarga informan ketika istri kerja jadi TKW.

186  

398 399 400 401 402 403 404 405 406 407 408 409 410 411 412 413 414 415 416 417 418 419 420 421 422 423 424 425 426 427 428 429 430 431 432 433 434 435 436 437 438 439 440 441 442 443

telponan ya pak? Hehe, ah da telponan ge ribet, mahal pulsanya, 50ribu juga nanggung cuma berapa menit langsung pssss pareum. Justru enaknya yang dari luar negeri kalo nelpon kesini itu gratis, kalo darisini kesana mah boro-boro gratis, smsan ge jahat pulsa, komo deui nelpon. Oiya pak, terus gini ya suka ada ketakutan kan ibu udah lama disana, bisinya teh ada main gitu pak? Selingkuh gitu? Haha Iya pak. Hehe gimana itu pak? Kalo itu mah ya dari dulu juga sebelum misalkan ada laki-laki yang nelpon ke istri nyah, kadang-kadang istrinya itu suka ngomong, emm pak itu ada orang nelpon tapi ngomongnya sayang-sayangan kitu, jadi ngomongna bogoheun lah ka urang, nah jadi langsung ditempas bae kieu, ka bapa ge aya nu bogoheun lah, eh atuh sami nya ai kitu mah, jadi itu mah itung-itung hiburan na lah, jadi yang penting mah jangan sampe terjadi, kan itu jaraknya jauh yang nelpon tuh, ibaratnya mah kalo di Indonesia yang satu di Riau yang satu di Jakarta kan, ya abi ge kitu, abina mah dimana itu na ge dimana, jadi etamah jang hiburan wungkul, ya aman lah, kecuali sama orang deket, misalkan nih dari sini nelepon ke tetangga desa nah itu mah bahaya, kan deket bisa ketemu, nah itu mah kan jauh jadi aman aman aja ga bakalan bisa ketemu. Nah gitu waktu pengalaman di Saudi mah kaya gitu. Jadi ga ada masalah ya pak yah? Iya, aman. Ya saling percaya aja kuncinya udah suami istri mah. Berarti dari mulai di Saudi juga komunikasinya mah lancar ya pak ya? Iya, lancar da. Ada niatan buat modal usaha atau apa gitu pak nanti setelah rumah jadi? Iya, pengennya sih gitu, insyaallah pengen usaha sendiri ya kecil-kecilan lah. Paling ya biasanya dulu kalo pas pulang dari Saudi ada modal sedikit langsung ya jualan lah pernah dulu juga. Dulu sempet jualan apa pak?

Komunikasi informan. Cara informan menghadapi isu selingkuh. Informan saling percaya kepada istri. Rencana informan setelah istri pulang dari LN.

187  

444 445 446 447 448 449 450 451 452 453 454 455 456 457 458 459 460 461 462 463 464 465 466 467 468 469

Ya yang gampang aja kaya sayuran gitu, makanan. Nah yang waktu ibu kerja di Jakarta shift shiftan gitu atuh pak? Heem, kerja shift. Hmm iya iya. Ai putra yang terakhir namanya siapa pak? Pirlo. Nama pemain bola itu mah. Biar ketularan jadi pemain bola ya pak. Hehe berarti sekarang serumah teh tinggalnya berapa orang pak? Ya berarti 4 orang sama ibuna, emana barudak. Oh abahnya mah udah almarhum pak? Muhun tos teu aya. Hmmm, yaudah pak mungkin buat sekarang mah dicukupin dulu segini. Nanti kalo masih ada informasi yang kurang mah insyaallah main lagi kesini pak. Muhun neng mangga. Hatur nuhun pisan pak sateuacanna. Bade langsung pamit bae. Muhun neng sami-sami, punten ieu teu dipasihan nanaon. Teu nanaon pak. Mangga pak, Assalamualaikum. Mangga neng mangga, waalaikumsalam.

Usaha yang dijual. Informan tinggal serumah dengan anak-anak dan ibu informan.

188  

CATATAN WAWANCARA (Autoanamnesa)

Interviewee : DEDE (nama samaran informan ke-3)

Tanggal Wawancara : 10 Juli 2015

Waktu Wawancara : Sore hari pukul : 16.06 – 16.25 WIB

Lokasi Wawancara : Di Rumah Informan

Wawancara ke- : 2

Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui gambaran pernikahan jarak jauh

(commuter marriage) pada suami dan faktor-faktor yang

menyebabkannya.

Jenis Wawancara : Tidak Terstruktur

Kode: W2 – DEDE

No Catatan Wawancara Analisis / Koding 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

Ngalajengkeun anu kamari ya pak, sateuacanna ibu angkat kaditu teh kepikiran ngga pa bakal jadi kaya gini? Ya kan dari awal udah sempet kerja bareng jadi pas saya berhenti tuh ga ada pikiran istri bakal tinggal lanjutin disana ya ga kepikiran sih bakal gini akhirnya mah saya kerja di lembur. Pernah diskusi ngga pa sama ibu gimana tentang ngurus anak? Ya ngga kan masih kecil anak-anaknya juga ya paling tau-tau nanya kemana ya jawab aja ke Arab da udah pada tau juga sih, kalo awal-awal mah iya nangis tapi cuman sebentar udah gitu biasa lagi. Hmm gitu ya pak. Terus kan dulu kerja di luar meskipun sama-sama ke luar negeri tapi jauh ya pak, nah itu tinggal terpisah gitu gimana rasanya pak? Ya biasa aja sih da kan udah lama ya ditinggal, sedih pas awal-awalnya aja. Hmm, awal ditinggal itu setelah pernikahan berapa taun pak? Nikah kan taun 2003 berangkat ya pas taun 2010 lah kan udah ditinggal 5 taunan, trus dulu sempet kerja bareng pas taun 2007, saya keluar, istri nerusin lagi.

Informan tidak terpikir dengan kondisi yang sekarang. Informan tidak diskusi dengan anak-anak. Perasaan anak informan. Perasaan informan. Awal mula ditinggal istri bekerja.

189  

27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72

Hmm, udah tinggal sendiri berjauhan selama 5 taun ya pak? Gimana rasanya pak? Sepi sih, tapi ya itu karna udah lama jadi biasa aja, kan bulan ini kontraknya mau habis, mau pulang katanya, tapi majikannya masih minta istri disana buat nerusin kerja. Oooh bapanya masih ngijinin? Apa ga ada kerjaan lain pak buat ibu selain kerja diluar? Iya ngijinin lah da gimana lagi ya kalo kerja disini susah mau kerja apa gajinya kecil lulusan Sd malah kalo tadinya orang itu kerja diluar negeri pada ga mau kerja disini soalnya capenya aja tuh, ga ada uangnya. Hmm, trus sebenernya yang dicari apa sih pak? Terus pengennya gimana kalo udah jauh gini? Ya itu intinya lagi kukumpul buat bikin rumah aja sih, kalo ada sisanya ada lebihan buat kebutuhan anak-anak, sekolah lah. Hmm gitu ya pak. Oiya pak pernah nanya ga ke ulama atau yang ngerti agama teh kalo pasangan suami istri yang tinggal berjauhan itu kaya gimana? Ya ga sih ga pernah nanya gitu kan terserah kita aja yang ngejalanin kan kita, tapi kalo orang-orang tetangga ada aja yang ngomong ah ke na moal bener bakal loba masalah, tapi angger wae mun ningali geus aya duit turun mah kakara bageur. Kalo nanya ke ulama gitu mah ngga sih da saya juga ga terlalu mikirin omongan orang. Hmm gitu ya pak, bapa kenapa ko mau sih berjauhan sama istri? Ya kalo ditanya mau ga mau ya jelas ga mau lah ga ada yang ngurus rumah anak-anak juga tapi da terpaksa untuk kebutuhan. Ya itu lah alasannya supaya bisa kukumpul buat bikin rumah. Hmm iya pak. Terus suka ada masalah yang muncul ngga pak di keluarga? Ya ngga sih dijaga aja saling percaya, komunikasi juga lancar ga ada masalah, kemarin juga 2 hari yang lalu abis nelepon ngobrol langsung sama anak-anak nanya kabar gituan lah. Hmm ya bagus ya pak kalo gitu mah. Terus

Perasaan informan. Informan mengizinkan istri bekerja. Tujuan utama. Pemaknaan informan. Keinginan informan. Cara mengatasi permasalahan.

190  

73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118

tuh ya kan bapa udah lama menikahnya, nah itu cara bapa mempertahankan pernikahannya gimana pak? Ya kan sering komunikasi juga ya, percaya aja saling kasih kepercayaan. Kan itu kuncinya biar pernikahannya langgeng mah. Iya pak. Hmm, ada perubahan perilaku ngga pa sebelum dan setelah ibu kerja ke luar negeri? Biasa aja sih, ga ada yang berubah paling ya itu aja untuk urusan kerjaan rumah tangga saya yang ngerjain. Nyuci gitu pak? Iya saya sendiri, kadang dibantuin sih ibu saya, sama anak-anak juga kalo pas merekanya mau mah, kalo ngga ya sama saya sendiri aja. Hmm, ai kerjaan bapa masih suka nyupir pak? Ya kumaha aya na wae ayeuna mah, kumaha aya nu ngajakna, saya mah padamelan mah naon wae. Hmm, ada kebiasaan sehari-hari yang ilang ga pak setelah ibu kerja ke luar negeri? Ya apa ya biasa aja cuma itu lah ngurus anak sama pekerjaan rumah tangga biasanya waktu itu mah kan dikerjain barengan sekarang mah sama saya sendiri. Hmm gitu ya. Suka kangen ga pak sama ibu? Anak-anak juga suka nanyain ga pak? Ya masih lah kalo nelpon juga suka nanya terus kapan bisa pulangnya, da kan si ibunya juga mereun sami kitu kangen, ya komo saya mah adatna atuh da suami na. Hehe Hehe iya pak. Sekarang tinggalnya masih sama orang tua bapak? Iya masih sama ortu jadi berempat disininya. Hmm, belum ada rencana ya pak jadinya ibu nerusin lagi apa ngga? Ya pengennya mah udah lah ngga usah kesana lagi, kan kepentok usia juga kalo ga salah usia maksimal 35 atau 40 taun gitu. Oh ibu udah usia segitu pak? Belum sih, tapi kan kalo udah lebih dari segitu mah udah ga terlalu baik diterusin kan tenaga udah berkurang jadi takutnya udah ga kepake gitu.

Cara mempertahankan pernikahan. Keseharian yang berubah. Pekerjaan informan sekarang. Keseharian yang berubah. Perasaan informan. Tempat tinggal informan. Harapan informan.

191  

119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144

Ooh iya juga ya pak. Oiya menurut bapa, perempuan yang bekerja itu gimana sih pak? Ya sebenernya sih ga usah kerja ya kalo bisa mah dirumah aja ngurus rumah tangga, anak-anak lah, mendingan saya aja yang kerja tapi karena butuh tea supaya cepet sampe keinginan pengen punya rumah sendiri jadi boleh aja sih. Kalo istri ga nerusin kerja disana ga akan bisa kukumpul, saya kan kerja disini secukupnya sehari habis sehari habis lah kasarnya mah. Ooh iya pak. Tapi ga ada paksaan ya pak ibu kesana teh? Ngga sih pengen sendiri kan tinggal nerusin aja istri mah. Hmm, iya pak jadi ga ada yang bisa dilakuin lagi ya selain itu? Ya iya, pasrah aja saya mah mudah-mudahan ada hasilnya, tujuan tercapai, sekarang mah susah-susah aja dulu gapapa. Ooh iya pak. Hmm, mungkin cukup dulu ya pak. Makasih buat waktunya pak. Mau pamit aja langsung, mangga pak. Assalamualaikum. Oh, iya sama-sama neng. Mangga. Waalaikumsalam..

Tanggapan tentang perempuan yang bekerja. Keinginan istri informan. Pemaknaan informan.

192  

LAMPIRAN HASIL OBSERVASI DEDE

Lokasi Observasi : Rumah Informan DEDE

Jenis Observasi : Tidak Terstruktur

Kode : OB1/DEDE

No Hasil Observasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

Informan memiliki tubuh yang tinggi badan kurus, tinggi sekitar 170 cm dan berat badan sekitar 69 kg. rambutnya terkesan rapih dan dipotong cepak, panjangnya tidak melebihi telinga. Ketika wawancara pertama informan menggunakan polo shirt berwarna putih dan celana semi jeans serta menggunakan sabuk berwarna hitam. Informan menjawab pertanyaan peneliti sambil merokok dan meminum segelas kopi. Rumah informan berada di desa Cikadu dekat dengan balai desa. Letak rumah informan kira-kira 100 meter dari gang kecil melewati empat rumah sebelumnya. Rumah yang ditinggali informan tidak terlalu besar, terdapat halaman rumah di depannya yang bisa digunakan untuk menyimpan dua motor. Rumah yang dicat kuning agak kecoklatan itu ditinggali oleh 4 orang didalamnya, yaitu informan, kedua anak informan, dan ibu kandung informan. Ketika dilakukan wawancara pertama kali tanggal 20 April 2015, peneliti menjelaskan kembali maksud dan tujuan dalam melakukan wawancara sebelum memberikan pertanyaan kepada informan. Pada awalnya informan hanya menjawab dengan jawaban yang singkat, namun pada pertanyaan seterusnya informan bisa menceritakan lebih panjang lagi. Sesekali informan menanyakan hal-hal diluar topik wawancara seperti menanyakan identitas peneliti lebih mendalam. Wawancara pertama dengan informan berjalan kurang lebih 38 menit.

193  

LAMPIRAN HASIL OBSERVASI DEDE

Lokasi Observasi : Rumah Informan DEDE

Jenis Observasi : Tidak Terstruktur

Kode : OB2/DEDE

No Hasil Observasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Wawancara kedua dilakukan pada tanggal 10 Juli 2015. Ketika peneliti datang ke rumahnya, informan sedang duduk menonton televisi bersama anak laki-lakinya. Informan terkesan santai dan tidak ada pekerjaan yang sedang dilakukan. Terlihat dari pakaian yang dikenakannya hanya memakai kaos oblong dan celana sebatas lutut. Di rumahnya peneliti bertemu dengan ibu kandung informan. Hubungan informan dengan lingkungan tetangganya terkesan baik. Hal ini terlihat dari sikap tetangga informan yang datang ke rumah informan dan menanyakan kepada informan tentang peneliti, kemudian informan menerangkan kepada tetangganya terkait penelitian. Wawancara dilakukan hanya sekitar 20 menit karena informan diminta oleh tetangganya untuk menemani pergi ke suatu tempat sehingga wawancara kedua lebih cepat dibandingkan sebelumnya.

194  

Dinamika Psikologis Informan 1 (Pak Wahyu)

Faktor penyebab:

Dampak LDM:

Ekonomi keluarga melemah

LONG DISTANCE MARRIAGE (LDM) 5 tahun

Dampak pada suami: Kesedihan Kesepian Suami berperan ganda Kelelahan mengurus

rumah tangga Lebih bersabar

Faktor Mikro: Adanya keinginan untuk memiliki rumah sendiri

Penghasilan suami tidak mencukupi kebutuhan

Istri pergi bekerja menjadi

TKW

Tujuan utama: Ingin punya tempat tinggal

sendiri Biaya sekolah anak-anak Wirausaha membuka bengkel

Faktor Makro : Adanya kontrak kerja perusahaan

Usaha mempertahankan pernikahan: Menjaga komitmen Selalu berkomunikasi Saling percaya Saling terbuka Tidak curiga dan cemburuan

(berfikir postitif)

Permasalahan yang muncul: Anak putus sekolah,

kurang perhatian ortu Kecenderungan

perselingkuhan Tanggapan negatif

tetangga Tekanan psikologis

suami

Cara mengatasi: Pasrah dengan keadaan Selalu berdoa Menyibukkan diri bekerja Menghabiskan waktu dengan

anak-anak Mencari hiburan bermain-main

dengan teman wanitanya

195  

Dinamika Psikologis Informan 2 (Pak Aji)

Faktor penyebab:

Dampak LDM: Dampak LDM:

Ekonomi keluarga melemah

LONG DISTANCE MARRIAGE (LDM) 7 tahun

Dampak pada suami: Kesedihan Kesepian Suami berperan ganda Kelelahan mengurus

rumah tangga Lebih bersabar

Faktor Mikro: Adanya keinginan untuk memiliki rumah sendiri

Penghasilan suami tidak mencukupi kebutuhan

Istri pergi bekerja menjadi

TKW

Tujuan utama: Ingin punya tempat tinggal

sendiri Biaya sekolah anak-anak

Faktor Makro : Adanya kontrak kerja perusahaan

Usaha mempertahankan pernikahan: Menjaga komitmen Selalu berkomunikasi Saling percaya Saling terbuka Tidak curiga dan cemburuan

(berfikir postitif)

Permasalahan yang muncul: Masalah keuangan Tidak bisa membagi

waktu antara pekerjaan dan mengurus rumah

Bingung jika tidak ada pekerjaan

Tekanan psikologis suami dan anak

Cara mengatasi: Menyibukkan diri bekerja Menghabiskan waktu

dengan anak-anak Silaturahmi Menyalurkan hobi

memelihara burung

196  

Dinamika Psikologis Informan 3 (Pak Dede)

Faktor penyebab:

Dampak LDM:

Ekonomi keluarga melemah

LONG DISTANCE MARRIAGE (LDM) 5 tahun

Dampak pada suami: Kesedihan Kesepian Suami berperan ganda Kelelahan mengurus

rumah tangga Lebih bersabar

Faktor Mikro: Adanya keinginan untuk memiliki rumah sendiri

Penghasilan suami tidak mencukupi kebutuhan

Istri pergi bekerja menjadi

TKW

Tujuan utama: Ingin punya rumah sendiri Biaya sekolah anak-anak Membayar hutang dan

berwirausaha berjualan sayur

Faktor Makro : Adanya kontrak kerja perusahaan

Usaha mempertahankan pernikahan: Menjaga komitmen Selalu berkomunikasi Saling percaya Saling terbuka Tidak curiga dan cemburuan

(berfikir postitif)

Permasalahan yang muncul: Kecenderungan

perselingkuhan Tanggapan negatif

tetangga Tekanan psikologis

suami

Cara mengatasi: Pasrah dengan keadaan Selalu berdoa Menyibukkan diri bekerja Mencari hiburan bermain

dengan anak-anak dan sesekali dengan teman wanitanya

 

Ket: kond

Ket: kond

isi rumah b

isi rumah k

D

aru informa

kontrakan in

DOKUMEN

an 1 (Wahyu

nforman 2 (A

NTASI

u)

Aji)

197