GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

153
GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN OLEH PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP KELAS III RSUD PASAR MINGGU TAHUN 2017 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) Oleh : ADE TRIANI UTAMI PASARIBU 1113101000030 MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 M/1439 H

Transcript of GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

Page 1: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI

PASIEN OLEH PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP

KELAS III RSUD PASAR MINGGU TAHUN 2017

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

Oleh :

ADE TRIANI UTAMI PASARIBU

1113101000030

MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017 M/1439 H

Page 2: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

i

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

Gambaran Pelaksanaan Ketepatan Identifikasi Pasien Oleh Perawat Di Instalasi Rawat

Inap Kelas III RSUD Pasar Minggu Tahun 2017

Ade Triani Utami Pasaribu, NIM : 1113101000030

83 + xiii halaman, 15 lampiran

ABSTRAK

Identifikasi pasien merupakan salah satu sasaran keselamatan pasien di rumah sakit, dimanakeamanan pelayanan di rumah sakit dimulai dari ketepatan identifikasi pasien. Hal ini karenakesalahan identifikasi pasien diawal pelayanan akan berlanjut pada kesalahan pelayananberikutnya, seperti kesalahan medis, kesalahan pemberian obat, salah dalam tranfusi darah, jugapemberian prosedur yang salah. Setiap rumah sakit memiliki risiko terjadinya insiden keselamatanpasien, termasuk RSUD Pasar Minggu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaranpelaksanaan ketepatan identifikasi pasien oleh perawat di instalasi rawat inap kelas III RSUDPasar Minggu. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dan pengumpulan databerupa wawancara, observasi, dan telaah dokumen. Informan yang menjadi narasumber yaitu timkeselamatan pasien, 10 perawat, dan 10 pasien. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa kebijakandan prosedur tentang identifikasi pasien sudah dibuat oleh tim keselamatan pasien sesuai denganstandar akreditasi RS versi 2012. Namun kebijakan dan prosedur tersebut belum disosialisasikankepada perawat secara resmi. Sebagian kecil perawat mengatakan tidak tahu tentang kebijakantersebut, beberapa perawat mengatakan bahwa peraturan identifikasi pasien hanya berupa SPO.Untuk pengetahuan perawat terhadap prosedur identifikasi pasien, hanya sebagian kecil perawatyang mengetahui prosedur identifikasi pasien dengan tepat. Untuk kemampuan perawat dalammengidentifikasi pasien sesuai prosedur, sebagian besar perawat tidak sesuai prosedur dalammengidentifikasi pasien. Kemudian untuk edukasi pasien mengenai identifikasi pasien dan gelangidentitas pasien, sebagian besar pasien tidak dijelaskan tujuan identifikasi pasien dan gelangidentitas oleh petugas.

Kata kunci : Rumah Sakit, Keselamatan Pasien, Identifikasi Pasien

Page 3: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

ii

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE

MAJOR OF PUBLIC HEALTH

DEPARTMENT OF HEALTH CARE MANAGEMENT

Description Of Implementation Of The Accuracy Patient Identification By Nurses At TheInpatient Care Of Third Class RSUD Pasar Minggu 2017

ABSTRACT

Patient identification is one of the patient's safety goals in the hospital, where the safety ofhospital services starts with the accuracy of patient identification. This is due to incorrect toidentify patient at the beginning of the service will continue on the next service error, such asmedication error, testing error, transfusion error, and wrong person procedures. Each hospitalhas a risk of a patient's safety incident, including RSUD Pasar Minggu. The purpose of thisresearch is to determine the description of the implementation of the accuracy of patientidentification by the nurses at the inpatient care of third class RSUD Pasar Minggu. Researchmethods is a qualitative research with cross sectional design. Informants of this research consistsof : patient safety teams, 10 nurses, and 10 patients. Data collection techniques are interview,observation, and document review. The results showed that policies and procedures on patientidentification have been made by the patient safety team in accordance with the standards ofaccreditation RS version 2012. However, the policies and procedures have not been officiallysocialized to the nurse. For nurses' knowledge of the patient identification procedure, only aminority of nurses knew exactly the procedure. For the nurse's ability to identify patientsaccording to the procedure, most of nurses were not in accordance with the procedure of patientidentification. Then for patient education regarding patient identification and patient identitybracelet, only one in ten patients described the purpose of patient identification and identitybracelet.

Keyword : Hospital, Patient Safety, Patient Identification

Page 4: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

iii

Page 5: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

iv

Page 6: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

v

Page 7: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

vi

RIWAYAT PENULIS

Nama : Ade Triani Utami Pasaribu

NIM : 1113101000030

Tempat Tanggal Lahir: Medan, 19 September 1994

Alamat : JL. T. Sentosa 24 No. 197 Blok IV Ling. 16 Kel. Besar

Kec. Medan Labuhan - Medan

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Telepon : 089649991001

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan

2013 - sekarang S1 Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2009 – 2012 MA Ma’had Al-Zaytun, Jawa Barat

2006 – 2009 MTs Ma’had Al-Zaytun, Jawa Barat

2000 – 2006 SD Al-Washliyah 29 Martubung, Medan

1999 – 2000 TK Negeri Pembina 2, Medan

Page 8: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat-Nya

sehingga penulis dapar menyelesaikan skripsi yang Berjudul “Gambaran Pelaksanaan

Ketepatan Identifikasi Pasien Oleh Perawat Di Instalasi Rawat Inap Kelas III

RSUD Pasar Minggu Tahun 2017”. Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan

berbagai pihak yang telah memberikan dukungan kepada penulis. Atas dukungan yang

didapatkan dalam penulisan laporan ini, maka penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Kedua Orang tua penulis, Papa dan Mama, serta Kak Tika, Bang Fajri, Kak Ilyn,

Mahdi, Rifdah, penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga atas semua

doa-doa, kasih sayang, dukungan semangat yang tiada henti kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

2. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Fajar Ariyanti, M.Kes, Ph.D selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan sebagai pembimbing yang

telah memberikan bimbingannya dan waktunya sehingga skripsi ini bisa disusun

dengan baik.

4. Ibu Riastuti Kusuma Wardani, S.KM., MKM selaku pembimbing akademik

penulis.

5. Bapak Baequni, M.Kes, Ph.D, Ibu Dela Aristi, MKM., Ibu Susanti Tungka,

MARS., selaku penguji skripsi yang telah memberi saran dan kritik yang sangat

membangun bagi penulis.

6. Seluruh dosen program studi kesehatan masyarakat yang telah memberikan ilmu

dan mengajarkan banyak hal kepada penulis.

Page 9: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

viii

7. Drg. Wyndi N. K., dr. Izati, serta pihak RSUD Pasar Minggu yang telah membantu

penulis dalam pengambilan data di RSUD Pasar Minggu.

8. Septia Putri Arofi, Arinda, Wiwid, Faza, teman-teman MPK 2013, serta semua

teman-teman Kesmas2013, yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah

banyak membantu dan memberikan dukungan serta semangat dalam suka dan duka

untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Sahabat-sahabat solehah, Ega, Dewi, dan Nisa yang juga telah memberikan

dukungan dan bantuan untuk menyelesaikan skripsi ini.

Penulis sadar bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan sehingga

penulis sangat menerima setiap masukan dan saran yang diberikan untuk memperbaiki

laporan ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis serta pembaca.

Jakarta, Desember 2017

Penulis

Page 10: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

ix

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................... i

PENYATAAN PERSETUJUAN ...........................................................................iii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ..................................................................vi

LEMBAR PERNYATAAN................................................................................... iv

RIWAYAT PENULIS ............................................................................................ v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii

DAFTAR ISI.......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL................................................................................................. xii

DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xiii

DAFTAR ISTILAH ............................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 4

1.3. Pertanyaan penelitian ............................................................................... 5

1.4. Tujuan Penelitian...................................................................................... 6

1.5. Manfaat Penelitian.................................................................................... 7

1.6. Ruang Lingkup ......................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 9

2.1. Rumah Sakit ............................................................................................. 9

2.2. Keselamatan Pasien ................................................................................ 15

2.2.1 Pengertian Medical Error ................................................................ 19

2.2.2. Ketepatan Identifikasi Pasien.......................................................... 22

2.3. Keperawatan ........................................................................................... 28

2.4. Kerangka Teori........................................................................................... 30

Page 11: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

x

BAB III KERANGKA PIKIR DAN DEFINISI ISTILAH................................... 30

3.1. Kerangka Pikir............................................................................................ 30

3.2. Definisi Istilah ............................................................................................ 31

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 33

4.1. Jenis Penelitian ........................................................................................... 33

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................................... 33

4.3. Informan Penelitian .................................................................................... 33

4.4. Instrumen Penelitian................................................................................... 34

4.5. Sumber Data ............................................................................................... 35

4.6. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 35

4.7. Teknik Analisis Data .................................................................................. 36

4.9. Validasi Data Kualitatif .............................................................................. 38

BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................................ 40

5.1. Karakteristik Informan ............................................................................... 40

5.2. Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Minggu.................. 42

5.1.1 Visi dan Misi RSUD Pasar Minggu...................................................... 42

5.1.2. Pelayanan RSUD Pasar Minggu .......................................................... 43

5.2. Gambaran Ketepatan Identifikasi Pasien ................................................... 43

5.2.1. Gambaran Kebijakan Ketepatan Identifikasi Pasien di RSUD Pasar Minggu

....................................................................................................................... 45

5.2.2. Gambaran Standar Prosedur Operasional (SPO) Ketepatan Identifikasi Pasien

di RSUD Pasar Minggu ................................................................................. 51

5.2.3. Gambaran Pengetahuan Perawat Dalam Ketepatan Identifikasi Pasien54

5.2.4. Gambaran Kemampuan Perawat dalam Ketepatan Identifikasi Pasien59

5.2.5. Gambaran Edukasi Pasien Tentang Ketepatan Identifikasi Pasien ..... 63

BAB V PEMBAHASAN ...................................................................................... 68

6.1. Ketepatan Identifikasi Pasien ..................................................................... 68

Page 12: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

xi

6.1.1. Kebijakan Ketepatan Identifikasi Pasien di RSUD Pasar Minggu ...... 70

6.1.2. Standar Prosedur Operasional (SPO) Ketepatan Identifikasi Pasien di RSUD

Pasar Minggu ................................................................................................. 72

6.1.3. Pengetahuan Perawat Dalam Ketepatan Identifikasi Pasien................ 73

6.1.4. Kemampuan Perawat Dalam Ketepatan Identifikasi Pasien................ 75

6.1.5. Edukasi Pasien tentang Ketepatan Identifikasi Pasien ........................ 76

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN.................................................................... 79

7.1. Simpulan..................................................................................................... 79

7.2. Saran ........................................................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 81

Page 13: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kerangka Faktor yang mempengaruhi praktik klinis dan

berkontribusi terhadap kejadian buruk ....................................................... 21

Tabel 3.1. Definisi Istilah ........................................................................... 31

Tabel 4.1. Validasi Data ............................................................................. 38

Tabel 5.1. Data Informan ............................................................................ 40

Page 14: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

xiii

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1. Alur Identifikasi Pasien........................................................... 23

Bagan 2.1. Kerangka Teori ....................................................................... 29

Bagan 3.1. Kerangka Pikir ........................................................................ 30

Page 15: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

xiv

DAFTAR ISTILAH

IGD : Instalasi Gawat Darurat

PMK : Peraturan Menteri Kesehatan

POKJA : Kelompok Kerja

KARS : Komite Akreditasi Rumah Sakit

KARU : Kepala Ruangan

KNC : Kejadian Nyaris Cedera

KTC : Kejadian Tidak Cedera

KTD : Kejadian Tidak Diinginkan

RS : Rumah Sakit

RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah

SK : Surat Keputusan

SKP : Sasaran Keselamatan Pasien

SPO : Standar Prosedur Operasional

TKPRS : Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit

WHO : World Health Organization

Page 16: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keselamatan pasien merupakan tantangan bagi pelayanan kesehatan di

seluruh dunia (Joint Commission International 2007). Saat ini insiden keselamatan

pasien di dunia mencapai 43 juta pasien setiap tahun, dimana berarti terdapat 1

(satu) dari 10 (sepuluh) pasien yang terluka selama menjalani perawatan di

pelayanan kesehatan. Hal ini tentunya menimbulkan kerugian secara finansial,

menurut WHO kerugian yang ditimbulkan akibat medication errors diperkirakan

mencapai 42 Miliar $US.

Lemahnya sistem pengobatan atau pelayanan pada rumah sakit dapat

menjadi penyebab terjadinya medication errors. Selain itu, faktor SDM (Sumber

Daya Manusia) seperti kelelahan, kondisi lingkungan yang buruk atau kekurangan

staf, juga dapat menjadi penyebab kesalahan dalam memberikan pengobatan

(WHO 2017). Rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan, dimana di dalamnya

terdapat banyak jenis obat, bermacam-macam tes dan prosedur, berbagai jenis alat

dengan teknologinya, serta berbagai macam tenaga profesi dan non profesi yang

harus memberikan pelayanan kepada pasien selama 24 jam secara terus menerus.

Keberagaman serta kerutinan tersebut jika tidak dikelola dengan baik akan

mengakibatkan kejadian tidak diharapkan (Departemen Kesehatan RI 2008).

Di era globalisasi ini Indonesia belum mampu bersaing dengan rumah sakit

di luar negeri. Fokus permasalahan yang menyebabkan hal tersebut salah satunya

Page 17: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

2

yaitu adanya krisis ketidakpercayaan dari masyarakat mutu pelayanan kesehatan

dimana semakin seringnya muncul dugaan malpraktik dan salah diagnosis oleh

petugas kesehatan (Adisasmito 2008). Untuk itu perlunya meningkatnya

keselamatan pasien rumah sakit dengan harapan kepercayaan masyarakat terhadap

pelayanan rumah sakit dapat meningkat. Hal ini karena dengan adanya program

keselamatan pasien dapat mengurangi Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), yang

dapat berdampak pada peningkatan biaya pelayanan, menimbulkan konflik antara

dokter/petugas kesehatan dan pasien, menimbulkan tuntutan dan hukum, tuduhan

malpraktik, yang akhirnya menimbulkan opini negatif terhadap pelayanan rumah

sakit (Departemen Kesehatan RI 2008).

Untuk mengatur keselamatan pasien di Indonesia, telah dikeluarkan PMK

No. 1691 tentang keselamatan pasien rumah sakit. Dengan adanya peraturan

tersebut, dibentuklah Komite Nasional Keselamatan Pasien untuk meningkatkan

keselamatan pasien dan mutu pelayanan rumah sakit. Selain itu, berdasarkan

peraturan tersebut rumah sakit wajib membentuk tim keselamatan pasien rumah

sakit (TKPRS) sebagai pelaksana kegiatan keselamatan pasien.

Keselamatan pasien juga menjadi salah satu standar akreditasi rumah sakit

di Indonesia (KARS 2011). Berdasarkan PMK No.1961 dan standar akreditasi

rumah sakit terdapat enam sasaran keselamatan pasien yaitu Ketepatan identifikasi

pasien; Peningkatan komunikasi yang efektif; Peningkatan keamanan obat yang

perlu diwasapadai, kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi;

Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan; dan Pengurangan risiko

pasien jatuh.

Page 18: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

3

Salah satu sasaran keselamatan pasien yaitu ketepatan identifikasi pasien,

dimana kemanan pelayanan di rumah sakit dimulai dari ketepatan identifikasi

pasien, hal ini karena kesalahan identifikasi pasien diawal pelayanan akan

berlanjut pada kesalahan pelayanan berikutnya (WHO 2007). Setiap pasien perlu

diberikan identitas pasien dengan tepat karena tidak semua pasien dapat

mengungkapkan identitas secara lengkap dan benar. Hal tersebut karena beberapa

pasien dalam keadaan terbius, mengalami disorientasi, tidak sadar sepenuhnya,

bertukar tempat tidur atau kamar atau lokasi dalam rumah sakit atau kondisi lain

yang menyebabkan kesalahan identifikasi pasien (KARS 2011).

Kesalahan identifikasi pasien dapat terjadi hampir di banyak aspek, yang

dapat mengakibatkan dampak yang serius bagi pasien seperti medication errors,

kesalahan pemberian obat, salah dalam transfusi darah, pemberian prosedur

pengobatan pada orang yang salah, bahkan juga bisa menyebabkan penyerahan

bayi pada keluarga yang salah (WHO 2007). Berdasarkan penelitian Yudhawati

dan Listiowati bahwa penyebab insiden keselamatan pasien di RSI Siti Aisyah

Madiun berkaitan dengan salah identifikasi, komunikasi, kesalahan obat dan

prosedur yang tidak dijalankan (Yudhawati dan Listiowati 2016). United Kingdom

National Patient Safety Agency melaporkan bahwa antara tahun 2003 dan tahun

2005 terdapat 236 insiden dan insiden tersebut hampir terkait dengan gelang

identifikasi yang hilang atau kesalahan informasi pada gelang tersebut. Oleh

karena itu, kesalahan identifikasi pasien menjadi akar penyebab banyak masalah

(WHO 2007).

Page 19: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

4

Kemudian penelitian Anggraeni dkk menyatakan bahwa perawat tidak

selalu melakukan identifikasi pasien, terutama pada saat melakukan tindakan

keperawatan yang bersifat rutin, dengan alasan sibuk atau tidak sempat serta

menghindari kebosanan pasien. Ketika terjadi kesalahan dalam identifikasi pasien

atau ketidaktepatan pelaksanaan prosedur identifikasi, perawat tidak selalu

mencatat dan melaporkan karena masih ada rasa tidak enak atau sungkan pada

teman atau petugas lain yang tidak melaksanakan prosedur identifikasi dengan

benar (Anggraeni, Hakim dan Widjiati 2014). Sedangkan berdasarkan penelitian

Muliana dan Mappanganro bahwa ada hubungan yang signifikan antara

pengetahuan perawat dengan penerapan identifikasi pasien di rumah sakit

(Muliana dan Mappanganro 2016).

Berdasarkan paparan penelitian sebelumnya bahwa kesalahan dalam

identifikasi pasien dapat mengakibatkan kesalahan lainnya dalam pelayanan

kesehatan. Kesalahan identifikasi pasien juga seringkali terjadi karena kelalaian

dari petugas kesehatan. Setiap rumah sakit memiliki risiko terhadap terjadinya

insiden keselamatan pasien. Begitu juga RSUD Pasar Minggu, belum semua

perawat melakukan identifikasi pasien sebelum melakukan tindakan, seperti

pemberian obat, tranfusi darah, pengambilan darah. Hal ini yang membuat peneliti

tertarik ingin mengetahui pelaksanaan identifikasi pasien di RSUD Pasar Minggu.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan diatas, diketahui bahwa keselamatan pasien

merupakan isu penting saat ini, dimana kesalahan dalam mengidentifikasi pasien

merupakan salah satu penyebab Kejadian Tidak Diinginkan (KTD). Hal ini karena

Page 20: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

5

kesalahan dalam mengidentifikasi pasien akan menyebabkan kesalahan pada

pengobatan/perawatan selanjutnya. RSUD Pasar Minggu juga memiliki risiko

terhadap insiden keselamatan pasien yang diakibatkan oleh kesalahan dalam

mengidentifikasi pasien. Hal ini karena peraturan terkait ketepatan identifikasi

pasien belum pernah dsosialisasikan secara resmi dan keseluruhan kepada perawat

yang merupakan petugas yang sering berhubungan dengan pasien.

1.3. Pertanyaan penelitian

1. Bagaimana pelaksanaan ketepatan identifikasi pasien di instalasi rawat

inap kelas III RSUD Pasar Minggu tahun 2017?

2. Bagaimana gambaran kebijakan identifikasi pasien di instalasi rawat inap

kelas III RSUD Pasar Minggu?

3. Bagaimana gambaran standar prosedur operasional (SPO) ketepatan

identifikasi pasien di instalasi rawat inap kelas III RSUD Pasar Minggu?

4. Bagaimana gambaran pengetahuan perawat dalam melakukan identifikasi

pasien di instalasi rawat inap kelas III RSUD Pasar Minggu?

5. Bagaimana gambaran kemampuan perawat dalam melakukan identifikasi

pasien di instalasi rawat inap kelas III RSUD Pasar Minggu?

6. Bagaimana gambaran edukasi pasien terhadap identifikasi pasien di

instalasi rawat inap kelas III RSUD Pasar Minggu?

Page 21: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

6

1.4. Tujuan Penelitian

a. Tujuan umum

Diketahuinya gambaran tentang pelaksanaan ketepatan identifikasi pasien

di instalasi rawat inap kelas III RSUD Pasar Minggu.

b. Tujuan Khusus

1. Diketahuinya gambaran dan informasi mendalam tentang

kebijakan identifikasi pasien di instalasi rawat inap kelas III RSUD

Pasar Minggu

2. Diketahuinya gambaran dan informasi mendalam tentang standar

prosedur operasional (SPO) identifikasi pasien di instalasi rawat

inap kelas III RSUD Pasar Minggu

3. Diketahuinya gambaran dan informasi mendalam terhadap

pengetahuan perawat dalam identifikasi pasien di instalasi rawat

inap kelas III RSUD Pasar Minggu

4. Diketahuinya gambaran dan informasi mendalam terhadap

kemampuan perawat dalam identifikasi pasien di instalasi rawat

inap kelas III RSUD Pasar Minggu

5. Diketahuinya gambaran dan informasi mendalam terhadap edukasi

pasien terhadap identifikasi pasien di instalasi rawat inap kelas III

RSUD Pasar Minggu

Page 22: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

7

1.5. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat dijadikan wacana yang memperkaya pengetahuan

penulis dan sebagai sarana untuk mengimplementasikan keilmuan

yang telah didapatkan di bangku kuliah.

2. Bagi RSUD Pasar Minggu

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai alat evaluasi dan monitoring

terhadap pelaksanaan ketepatan identifikasi pasien di instalasi rawat

inap RSUD Pasar Minggu

3. Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi mahasiswa

dan dosen mengenai pelaksanaan ketepatan identifikasi pasien di

rumah sakit.

1.6. Ruang Lingkup

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan ketepatan

identifikasi pasien di instalasi rawat inap RSUD Pasar Minggu tahun 2017.

Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif dengan pengambilan data primer dan

data sekunder. Pengambilan data primer dilakukan dengan cara wawancara

mendalam terhadap ketua tim Keselamatan Pasien RSUD Pasar Minggu, perawat,

dan pasien, serta observasi kepada perawat. Pengambilan data sekunder dilakukan

dengan telaah dokumen yang didapat dari RSUD Pasar Minggu. Penelitian ini

dilaksanakan pada bulan September hingga Oktober 2017.

Page 23: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Rumah Sakit

Rumah sakit merupakan institusi pelayanan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan

rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (UU No 44 2009). Menurut Guwandi

dalam (Cahyono 2008), terdapat 4 (empat) kewajiban yang harus dilaksanakan

oleh rumah sakit dalam rangka menjamin keamanan pasien, yaitu :

1. Kewajiban untuk menjaga dan menyediakan fasilitas dan peralatan yang

selalu siap pakai pada saat diperlukan.

2. Kewajiban untuk melakukan seleksi dan mempekerjakan dokter yang

berkompeten.

3. Kewajiban untuk menjaga semua personel di lingkungan rumah sakir

agar selalu memberikan pelayanan yang aman.

4. Kewajiban untuk membuat, mengadopsi, dan memberlakukan aturan dan

kebijakan dalam rangka menjamin pelayanan yang aman bagi pasien.

Dalam upaya menerapkan Standar Keselamatan Pasien, terdapat tujuh

langkah yang dilakukan rumah sakit menuju keselamatan pasien (Permenkes

2011), yaitu :

1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien.

Page 24: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

10

Rumah sakit harus menciptakan kepemimpinan dan budaya yang terbuka

dan adil. Hal-hal yang harus dilakukan rumah sakit, yaitu :

i. Memastikan rumah sakit memiliki kebijakan dan menjabarkan

peran dan akuntabilitas individual bilamana ada insiden.

ii. Menumbuhkan budaya pelaporan dan belajar dari insiden yang

terjadi di rumah sakit.

iii. Melakukan asesmen dengan menggunakan survei penilaian

keselamatan pasien.

Hal-hal yang harus dilakukan oleh unit/tim, yaitu :

i. Memastikan rekan sekerja merasa mampu untuk berbicara

mengenai kepedulian dan berani melaporkan bilamana ada

insiden.

ii. Mendemonstrasikan kepada tim ukuran-ukuran yang dipakai di

rumah sakit untuk memastikan semua laporan dibuat secara

terbuka dan terjadi proses pembelajaran serta pelaksanaan

tindakan/solusi yang tepat.

2. Memimpin dan mendukung staf

Rumah sakit harus membangun komitmen dan fokus yang kuat dan jelas

tentang Keselamatan Pasien di rumah sakit. Hal-hal yang harus dilakukan

rumah sakit, yaitu :

i. Memastikan anggota direksi atau pimpinan yang bertanggung

jawab atas keselamatan pasien.

Page 25: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

11

ii. Identifikasi di tiap bagian rumah sakit, orang-orang yang dapat

diandalkan untuk menjadi “penggerak” dalam gerakan

keselamtan pasien.

iii. Memprioritaskan keselamatan pasien dalam agenda rapat

Direksi/Pimpinan maupun rapat-rapat manajemen rumah sakit.

iv. Memasukkan keselamatan pasien dalam semua program latihan

staff rumah sakit dan memastikan pelatihan ini diikuti dan

diukur efektivitasnya.

Hal-hal yang harus dilakukan oleh unit/tim, yaitu :

i. Menominasikan “penggerak” dalam tim sendiri untuk

memimpin gerakan keselamatan pasien.

ii. Menjelaskan kepada tim relevansi dan pentingnya serta manfaat

bagi mereka dengan menjalankan gerakan keselamatan pasien.

iii. Menumbuhkan sikap ksatria yang menghargai pelaporan

insiden.

3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko

Rumah sakit harus mengembangkan sistem dan proses pengelolaan

risiko, serta lakukan identifikasi dan asesmen hal yang potensial

bermasalah. Hal-hal yang harus dilakukan oleh rumah sakit, yaitu :

i. Menelaah kembali struktur dan proses yang ada dalam

manajemen risiko klinis dan nonklinis, serta memastikan hal

tersebut mencakup dan terintregasi dengan keselamatan pasien

dan staf.

Page 26: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

12

ii. Mengembangkan indikator-indikator kinerja bagi sistem

pengelolaan risiko yang dapat dimoniotr oleh dreksi/pimpinan

rumah sakit.

iii. Menggunakan informasi yang benar dan jelas yang diperoleh

dari sistem pelaporan insiden dan asesmen risiko untuk dapat

secara proaktif meningkatkan kepedulian terhadap pasien.

4. Mengembangkan sistem pelaporan

Rumah sakit harus memastikan staf dapat melaporkan kejadian/insiden,

serta rumah sakit mengatur pelaporan kepada Komite Nasional

Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Hal-hal yang harus dilakukan oleh

rumah sakit yaitu melengkapi rencana implementasi sistem pelaporan

insiden ke dalam maupun ke luar, yang harus dilaporkan ke Komite

Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Sedangkan hal-hal yang

harus dilakukan unit/tim yaitu memberikan semangat kepada rekan

sekerja untuk secara aktif melaporkan setia insiden yang terjadi dan

insiden yang telah dicegah tetapi tetap terjadi juga, karena mengandung

bahan pelajaran yang penting.

5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien

Rumah sakit harus mengembangkan cara-cara komunikasi yang terbuka

dengan pasien. Hal-hal yang harus dilakukan oleh rumah sakit, yaitu :

- Memastikan rumah sakit memiliki kebijakan yang secara jelas

menjabarkan cara-cara komunikasi terbuka selama proses

asuhan tentang insiden dengan para pasien dan keluarga.

Page 27: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

13

- Memastikan pasien dan keluarga pasien mendapat informasi

yang benar dan jelas bilamana terjadi insiden.

- Memberikan dokumen, pelatihan dan dorongan semangat

kepada staf agar selalu terbuka kepada pasien dan keluarganya.

Hal-hal yang harus dilakukan oleh unit/tim, yaitu :

- Memastikan tim menghargai dan mendukung keterlibatan pasien

dan keluarganya bila terjadi insiden.

- Memprioritaskan pemberitahuan kepada pasien dan keluarga

bilaman terjadi insden, dan segera memberikan kepada mereka

informasi yang jelas dan benar.

- Memastikan untuk segera setelah kejadian, tim menunjukkan

empati kepada pasien dan keluarganya.

6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien

Rumah sakit harus mendorong staf untuk melakukan analisis akar

masalah untuk belajar bagaimana dan mengapa kejadian tersebut timbul.

Hal-hal yang harus dilakukan oleh rumah sakit, yaitu :

- Memastikan staf yang terkait telah terlatih untuk melakukan

kajian insiden secara tepat yang dapat digunakan untuk

mengidentifikasi penyebab.

- Mengembangkan kebijakan yang menjabarkan dengan jelas

kriteria pelaksanaan Analisis Akar Masalah yang mencakup

insiden yang terjadi dan minimum satu kali per tahun melakukan

Page 28: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

14

Failur modes and Effects Analysis (FMEA) untuk proses risiko

tinggi.

Hal-hal yang dilakukan oleh unit/tim, yaitu :

- Mendiskusikan dalam tim pengalaman dari hasil analisis insiden

- Mengidentifikasi unit atau bagian lain yang mungkin terkena

dampak di masa depan dan membagi pengalaman tersebut

secara lebih luas.

7. Mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien

Rumah sakit harus menggunakan informasi yang ada tentang

kejadian/masalah untuk melakukan perubahan pada sistem pelayanan.

Hal-hal yang harus dilakukan oleh rumah sakit, yaitu :

- Menggunakan informasi yang benar dan jelas yang diperoleh

dari sistem pelaporan, asesmen risiko, kajian insiden, dan audit

serta analisis, untuk menentukan solusi setempat.

- Solusi tersebut dapat mencakup penjabaran ulang sistem

(struktur dan proses), penyesuaian pelatihan staf dan/atau

kegitan klinis, termasuk penggunaan instrumen yang menjamin

keselamatan pasien.

- Melakukan asesmen risiko untuk setiap perubahan yang

direncanakan.

- Menyosialisasikan solusi yang dikembangkan oleh Komite

Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit.

Page 29: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

15

- Memberi umpan balik kepada staf tentang insiden yang

dilaporkan.

Hal-hal yang harus dilakukan oleh unit/tim, yaitu :

- Melibatkan tim dalam mengembangkan berbagai cara untuk

membuat asuhan pasien menjadi lebih baik dan aman.

- Menelaah kembali perubahan-perubahan yang dibuat dan

memastikan pelaksanaannya

- Memastikan tim menerima umpan balik atas setiap tindak lanjut

tentang insiden yang dilaporkan.

2.2. Keselamatan Pasien

Keselamatan pasien rumah sakit merupakan suatu sistem dimana rumah

sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko,

identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien,

pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak

lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan

mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan

suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil

(Permenkes 2011). Berikut 7 (tujuh) standar keselamatan pasien yang harus

diterapkan oleh rumah sakit :

1. Hak pasien.

Pasien dan keluarga memiliki hak untuk mendapatkan informasi tentang

rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya insiden.

- Harus ada dokter penanggung jawab pelayanan

Page 30: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

16

- Dokter penanggung jawab pelayanan wajib membuat rencana

pelayanan

- Dokter penanggung jawab wajib memberikan penjelasan secara

jelas dan benar kepada pasien dan keluarganya tentang rencana

dan hasil pelayanan, pengobatan atau prosedur untuk pasien

termasuk kemungkinan terjadinya insiden.

2. Mendidik pasien dan keluarga.

Rumah sakit memberikan didikan kepada pasien dan keluarganya

tentang kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien. Hal

tersebut karena keselamatan dalam pemberian pelayanan dapat

ditingkatkan dengan melibatkan pasien dalam proses pelayanan. Untuk

meningkatkan keselamatan, pasien harus dilibatkan dalam proses

pealayanan. Oleh karena itu, rumah sakit harus memiliki sistem dan

mekanisme dalam mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban

dan tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien.

3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan.

Rumah sakit harus menjamin keselamatan pasien dalam kesinambungan

pelayanan dan menjamin koordinasi antar tenaga dan antar unit

pelayanan. Kriteria dalam keselamatan pasien dalam kesinambungan

pelayanan sebagai berikut :

- Terdapat koordinasi pelayanan secara menyeluruh mulai dari

saat pasien masuk, pemeriksaan, diagnosis, perencanaan

Page 31: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

17

pelayanan, tindakan pengobatan, rujukan dan saat pasien keluar

dari rumah sakit.

- Terdapat koordinasi pelayanan yang disesuaikan dengan

kebutuhan pasien dan kelayakan sumber daya secara

berkesinambungan sehingga pada seluruh tahap pelayanan

transisi antar unit pelayanan dapat berjalan baik dan lancar.

- Terdapat koordinasi pelayanan yang mencakup peningkatan

komunikasi untuk memfasilitasi dukungan keluarga, pelayanan

keperawatan, pelayanan sosial, konsultasi dan rujukan,

pelayanan kesehatan primer dan tindak lanjut lainnya.

- Terdapat komunikasi dan transfer informasi antar profesi

kesehatan sehingga dapat tercapainya proses koordinasi tanpa

hambatan, aman dan efektif.

4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan

evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien.

Rumah sakit mendesain proses baru atau memperbaiki proses yang ada,

memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data,

menganalisis secara intensif insiden, dan melakukan perubahan untuk

meningkatkan kinerja serta keselamatan pasien.

5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien.

- Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program

implementasi program keselamatan pasien secara terintegrasi

dalam organisasi.

Page 32: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

18

- Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif untuk

identifikasi risiko keselamatan pasien dan program menekan atau

mengurangi insiden.

- Pimpinan mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan

kordinasi antar unit dan individu berkaitan dengan pengambilan

keputusan tentang keselamatan pasien.

- Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk

mengukur, mengkaji, dan meningkatkan kinerja rumah sakit

serta meningkatkan keselamatan pasien.

- Pimpinan mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinya

dalam meningkatkan kinerja rumah sakit dan keselamatan

pasien.

6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien

- Rumah sakit memiliki proses pendidikan, pelatihan dan orientasi

untuk setiap jabatan mencakup keterkaitan jabatan dengan

keselamatan pasien secara jelas.

- Rumah sakit menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan

berkelanjutan untuk meningkatkan dan memelihara kompetensi

staf serta mendukung pendekatan interdisipliner dalam

pelayanan pasien.

- Rumah sakit harus menyelenggarakan pelatihan tentang

kerjasama kelompok (teamwork) guna mendukung pendekatan

interdisipliner dan kolaboratif dalam rangka melayani pasien.

Page 33: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

19

7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan

pasien.

Rumah sakit merencanakan dan mendesain proses manajemen informasi

keselamatan pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi internal dan

eksternal. Serta melakukan transmisi data dan informasi harus tepat

waktu dan akurat.

Dalam proses akreditasi, keselamatan pasien memiliki enam sasaran,

diantaranya :

1. Ketepatan Identifikasi Pasien

2. Peningkatan Komunikasi yang Efektif

3. Peningkatan Keamanan Obat yang perlu Diwaspadai (high-alert

medications)

4. Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat Pasien Operasi

5. Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan

6. Pengurangan Risiko Pasien Jatuh

2.2.1 Pengertian Medical Error

Kesalahan dalam pelayanan kesehatan merupakan sesuatu yang bersifat

tidak sengaja, karena tidak ada seorang pun petugas kesehatan, baik dokter,

perawat, farmasi, laboratorium, radiologi, dan sebagainya, berniat melakukan

kesalahan. Menurut Reason, medical error atau kesalahan medis dapat

didefinisikan sebagai kegagalan menyelesaikan apa yang sudah direncanakan,

atau menggunakan rencana yang salah untuk mencapai maksud tertentu.

Page 34: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

20

Ada dua kemungkinan kejadian yang terjadi sehingga disebut sebagai

kesalahan medis (Cahyono 2008). Kemungkinan pertama, pemberi pelayanan

(dokter atau petugas kesehatan) sudah membuat rencana yang benar, namun ada

penyimpangan dalam melakukannya, misalnya perawat memberikan obat pada

pasien yang salah. Kemungkinan kedua, pemberi pelayanan membuat rencana

yang salah sehingga menghasilkan hasil yang salah juga.

Kesalahan medis dapat terjadi dalam dua bentuk, yaitu commission dan

omission error. Comission error yaitu suatu kesalahan yang terjadi karena

seseorang tidak melakukan dengan benar. Sedangkan Omission error yaitu tidak

melakukan suatu prosedur atau tindakan yang seharusnya dilakukan. Kedua

bentuk kesalahan medis tersebut dapat terjadi karena seseorang tidak tidak

memiliki pengetahuan yang memadai, salah menginterpretasikan data klinis, salah

mendiagnosis, atau salah dalam menimbang (critical judgment error) (Cahyono

2008).

Insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan

kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat

dicegah pada pasien, terdiri dari :

a. Kejadian tidak diharapkan (KTD) adalah insiden yang mengakibatkan

cedera pada pasien.

b. Kejadian nyaris cedera (KNC) adalah terjadinya insiden yang belum

sampai terpapar ke pasien.

c. Kejadian tidak cedera (KTC) adalah insiden yang sudah terpapar ke

pasien, tetapi tidak timbul cedera.

Page 35: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

21

d. Kondisi potensial cedera (KPC) adalah kondisi yang sangat berpotensi

untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden.

e. Kejadian sentinel adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau

cedera yang serius.

Menurut Vincent. C. terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi praktik

klinis dan berkontribusi terhadap terjadinya kejadian buruk pada pelayanan

kesehatan (Vincent 2003), yaitu :

Tabel 2.1. Kerangka faktor yang mempengaruhi praktik klinis dan

berkontribusi terhadap kejadian buruk

Faktor-faktor Faktor yang berkontribusi

Institusional Regulasi/ peraturan

Organisasi dan

manajemen

Sumber dan kendala keuangan

Standar dan tujuan kebijakan

Budaya dan prioritas keselamatan

Lingkungan kerja Tingkatan kepgawaian dan berbagai macam

keterampilan

Beban kerja

Desain, ketersediaan, dan pemeliharaan peralatan

Dukungan administratif dan manajerial

Tim Komunikasi verbal

Komunikasi tertulis

Pengawasan dan kemauan untuk mencari bantuan

Kepemimpinan tim

Individu/ pegawai Pengetahuan dan keterampilan

Motivasi dan sikap

Kesehatan fisik dan mental

Page 36: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

22

Pekerjaan/tugas Ketersediaan dan penggunaan protokol

Ketersediaan dan keakuratan hasil uji

Pasien Kompleksitas dan keseriusan pasien

Bahasa dan komunikasi

Kepribadian dan faktor sosial

Sumber : Vincent C.

2.2.2.Ketepatan Identifikasi Pasien

Identifikasi pasien dan pencocokan pasien dengan pengobatan merupakan

kegiatan yang dilakukan secara rutin di semua rangkaian perawatan (Australian

Commission on Safety and Quality in Health Care 2017). Untuk itu sebelum

melakukan tindakan, pasien harus diidentifikasi terlebih dahulu dengan dua kali

pengecekan, yaitu: pertama, untuk identifikasi pasien sebagai individu yang akan

menerima pelayanan atau pengobatan, dan kedua, untuk kesesuaian pelayanan

atau pengobatan terhadap individu tersebut.

Rumah sakit perlu menyediakan kebijakan dan/atau prosedur yang secara

kolaboratif dikembangkan untuk memperbaiki proses identifikasi (KARS 2011).

Identifikasi pasien dilakukan pada saat pemberian obat, darah, atau produk darah;

pengambilan darah atau spesimen lain untuk pemeriksaan klinis; atau pemberian

pengobatan atau tindakan lain. Kebijakan dan/atau prosedur memerlukan

sedikitnya dua cara untuk mengidentifikasi seorang pasien, seperti nama pasien,

dengan dua nama pasien, tanggal lahir, dan nomor rekam medis, dan tidak

diperbolehkan menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien. Kebijakan dan/atau

prosedur juga menjelaskan penggunaan dua identitas berbeda di lokasi yang

berbeda di rumah sakit, seperti di pelayanan rawat jalan, unit gawat darurat, atau

Page 37: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

23

ruang operasi, termasuk identifikasi pasien koma tanpa identitas. Berikut alur

identifikasi pasien pada saat pasien masuk ke rumah sakit :

Pasien masuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Minggu

Melalui UGD sebagai pasien UGD ataumelalui poliklinik

ke ruang rawat inap, HD, Endoscopie sebagaipasien operasi/ pasien rawat umum

Apakah pasien memiliki catatan di medical record (MR)

Ya Tidak

Identitas pasien diperiksa berdasarkan data MR. gelangidentitas dilengkapi dan berisi nama lengkap, tanggal lahirdan no MR, rincian tersebut diperiksa langsung ke pasien

rincian pasien telah ditanyakan melalui formuliradmission. Gelang identitas telah dilengkapi, dan

diperiksa dengan pasien

Gelang identitas sudah dipasang pada pergelangan tangan pasien, biasanya pada tangan yang dominan, contoh tangan untukmenulis

Gelang identitas pasien telah diperiksa, meminta pasien untuk menyebutkan nama dan tanggal lahirnya, sebelum intervensiberikut:

1. Pengambilan sampel darah2. Transfuse darah dan produk darah(saat pemberian obat dan saat akan melakukan tindakan keperawatan)3. Pengambilan sampel cairan tubuh pasien pemberian semua obat4. Intervensi bedah dan setiap prosedur invasive5. Transport/ transfer dari pasien6. X-ray dan prosedur pencitraan (sebelum memberikan therapie radiasi)7. Dua professional harus memeriksa identitas dari pasien (saat pemberian nampan makanan)

Gelang identitas harus diperiksa pada setiap pergantian shift oleh perawatpada shift berikutnya untuk memastikan gelang tersebut terpakai dengan baik

dan terbaca. Ganti gelang tersebut jika terdapat perubahan atau kesalahanrincian data. Jangan di coret atau ditimpa

Page 38: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

24

Bagan 2.1. Alur Pelaksanaan Identifikasi Pasien

Risiko terhadap keselamatan pasien terjadi apabila ada ketidakcocokan

antara pasien dengan komponen perawatan yang diberikan, baik itu komponen

diagnostik, terapeutik maupun pendukung (WHO 2007). Kesalahan karena keliru

dalam mengidentifikasi pasien dapat terjadi pada saat pasien terbius, mengalami

disorientasi, tidak sadar, bertukar tempat tidur/kamar/lokasi di rumah sakit,

adanya kelainan sensori, atau akibat situasi lain (KARS 2011). Berikut tahapan

identifikasi pasien menurut WHO :

Kebijakan

Menekankan bahwa penyedia layanan kesehatan memiliki tanggungjawab utama untuk memeriksa/memverifikasi identitas pasien.Sementara itu, pasien harus terlibat secara aktif dan harus menerimaedukasi tentang pentingnya identifikasi pasien yang benar

AdmisiSetelah masuk dan sebelum menjalani perawatan, gunakan setidaknya duaidentitas untuk memverifikasi identitas pasien, dan tidak boleh menggunakannomor kamar

Pengidentifikasi

Pasien

- Standarisasi pendekatan identifikasi pasien di berbagai fasilitas dalam sistem layanankesehatan

- Mengembangkan protokol organisasi untuk mengidentifikasi pasien, tanpa identitasatau nama yang sama

- Menggunakan pendekatan non-verbal lainnya, seperti biometrik, untuk pasien koma

Lepaskan gelang identitas pada saatpasien akan pulang dari ruang gawat

atau unit tertentu

Page 39: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

25

Sumber : WHO 2007

Tindakan yang disarankan oleh WHO terhadap identifikasi pasien di

pelayanan kesehatan :

1. Memastikan bahwa organisasi pelayanan kesehatan tersebut memiliki

sistem.

a. Menekankan tanggung jawab kepada petugas kesehatan untuk

memeriksa identitas pasien dan mencocokkan pasien dengan

perawatan yang benar (misalnya hasil laboratorium, spesimen,

prosedur) sebelum perawatan diberikan.

b. Menggunakan setidaknya dua pengenal (misalnya nama dan tanggal

lahir) untuk memverifikasi identitas pasien saat masuk atau pindah ke

rumah sakit lain atau perawatan lainnya dan sebelum mengurus

perawatan. Tidak boleh dari pengidentifikasian menggunakan nomor

kamar pasien.

Intervensi Memeriksa rincian identifikasi pasien untuk memastikan pasien yangtepat mendapat perawatan yang benar

Pasien Libatkan pasien dalam proses identifikasi pasien

Page 40: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

26

c. Standarisasi pendekatan identifikasi pasien di berbagai fasilitas dalam

sistem layanan kesehatan. Misalnya, penggunaan pita putih, dimana

bentuk atau penanda terstandar dan informasi spesifik (misalnya

nama dan tanggal lahir) dapat ditulis, atau menerapkan teknologi

biometrik.

d. Menyediakan protokol yang jelas untuk mengidentifikasi pasien yang

tidak memiliki identitas atau membedakan identitas pasien dengan

nama yang sama. Kemudian juga mengembangkan dan menggunakan

pendekatan non verbal untuk mengidentifikasi pasien koma atau

pasien yang bingung.

e. Mendorong pasien untuk ikut berpartisipasi terhadap semua tahap

proses.

f. Melakukan pelabelan wadah yang digunakan untuk darah dan

spesimen lainnya dihadapan pasien.

g. Menyediakan protokol yang jelas untuk menjaga identitas sampel

pasien selama proses pra-analisis, analisis, dan paska-analisis.

h. Membuat protokol yang jelas untuk mempertanyakan hasil

laboratorium atau temuan uji lainnya yang tidak sesuai dengan

riwayat klinis pasien.

2. Melakukan pelatihan tentang prosedur untuk memeriksa/memverifikasi

identitas pasien ke dalam orientasi dan melanjutkan pengembangan

profesional untuk petugas kesehatan.

Page 41: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

27

3. Mengedukasi pasien/keluarga pasien tentang relevansi dan pentingnya

identifikasi pasien yang benar dengan cara yang positif dan juga

menghormati privasi pasien/keluarga pasien tersebut.

Dalam identifikasi pasien, bukan hanya petugas kesehatan yang terlibat

namun juga melibatkan pasien/keluarga pasien. Hal-hal yang perlu dilakukan

untuk melibatkan pasien/keluarga dalam kegiatan identifikasi pasien sebagai

berikut :

1. Mengedukasi pasien tentang resiko yang berhubungan dengan kesalahan

dalam mengidentifikasi pasien.

2. Meminta pasien atau keluarga pasien untuk memverifikasi informasi

identitas untuk memastikan itu benar.

3. Meminta pasien untuk mengidentifikasi diri mereka sebelum menerima

pengobatan dan sebelum menerima pengobatan atau sebelum melakukan

intervensi diagnostik atau terapetik.

4. Mendorong pasien atau keluarga pasien untuk menjadi peserta aktif

dalam identifikasi, untuk mengungkapkan kekhawatiran terhadap

potensial kesalahan keamanan, dan untuk mengajukan pertanyaan

tentang ketepatan perawatan mereka.

Dalam akreditasi Rumah Sakit, KARS juga telah menetapkan elemen-

elemen yang harus dipenuhi rumah sakit dalam identifikasi pasien. Berdasarkan

akreditasi RS versi 2012, terdapat 5 (lima) elemen pada sasaran identifikasi

pasien, yaitu :

Page 42: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

28

1. Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak boleh

menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien.

2. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau produk darah.

3. Pasien diidentifikasi sebelum pengambilan darah dan spesimen lain

untuk pemeriksaan klinis.

4. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan /

prosedur.

5. Kebijakan dan prosedur mendukung praktek identifikasi yang konsisten

pada semua situasi dan lokasi.

2.3. Keperawatan

A. Asuhan Keperawatan Mandiri

Beberapa prinsip umum dalam menjalankan kewenangan keperawatan

(Kozier & Erb, 1990 dalam (Priharjo 2008)) :

a. Ketahui deskripsi tugas. Hal ini untuk memudahkan perawat untuk

berfungsi sesuai dengan tugas dan mengetahui apa yang diharapkan dan

tidak diharapkan.

b. Ikuti kebijakan dan prosedur yang ditetapkan di tempat kerja.

c. Selalu identifikasi pasien, terutama sebelum melaksanakan intervensi

utama, misalnya prosedur invasif atau pembedahan, atau sewaktu memberi

tranfusi darah.

d. Pastikan bahwa obat yang benar diberikan dengan dosis, rute, waktu, dan

pasien yang benar.

Page 43: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

29

e. Lakukan setiap prosedur dengan benar. Kecelakaan akibat kelalaian

biasanya berkaitan dengan ketidaksiapan peralatan, teknik tidak benar, dan

cara melakukan prosedur tidak benar. Misalnya, perawat harus tahu

bagaimana menjaga keselamatan pasien sewaktu respirator atau alat lain

tidak berhasil.

f. Catat semua pengkajian dan perawatan yang diberikan dengan cepat dan

akurat. Pencatatan harus menunjukkan bahwa perawat melakukan tindakan

tersebut dan melakukan supervisi pasien setiap hari.

g. Catat semua kecelakaan yang mengenai pasien. Catatan segera

memudahkan untuk tetap melindungi kesejahteraan pasien, menganalisis

mengapa kecelakaan terjadi dan mencegah pengulangan kembali.

h. Jalin dan pertahankan hubungan saling percaya yang baik dengan pasien.

Pertahankan agar pasien tetap mengetahui tentang diagnosis dan rencana

tindakan, beri umpan balik pada setiap perkembangan mereka, dan

tunjukkan rasa kepedulian yang dapat mencegah rasa tidak berdaya dan

putus asa pasien.

i. Mengetahui kekuatan dan kelemahan pribadi. Misalnya, perawat yang tahu

kelemahannya dalam menghitung dosis obat harus selalu bertanya pada

orang lain tentang hasil penghitungannya sebelum memberi obat.

j. Sewaktu mendelegasikan tanggung jawab keprawatan, pastikan bahwa

orang yang diberi delegasi tugas mengetahui apa yang harus dikerjakan

dan orang tersebut memiliki pengetahuan dan keterampilan yang

Page 44: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

30

dibutuhkan. Perawat yang memberi delegasi dapat dituntut menanggung

kelalaian akibat bahaya yang disebabkan oleh orang yang diberi delegasi.

k. Selalu waspada saat melakukan intervensi keperawatan dan perhatikan

secara penuh setiap tugas yang dilaksanakan.

2.4. Kerangka Teori

Ketepatan dalam mengidentifikasi pasien merupakan salah satu solusi dalam

meningkatkan keselematan pasien. Oleh karena itu WHO menyarankan hal-hal

yang perlu diperhatikan ketika melakukan identifikasi pasien agar tepat dalam

pengidentifikasiannya. Berikut kerangka teori yang peneliti gunakan pada

penelitian mengenai ketepatan identifikasi pasien di instalasi rawat inap RSUD

Pasar Minggu berdasarkan solusi keselamatan pasien yang dikeluarkan oleh WHO

dan Akreditasi versi 2012.

Bagan 2.1. Kerangka Teori (modifikasi dari WHO dan KARS)

EdukasiPasien

Pelatihan/Sosialisasipada staf

Sistemidentifikasi

pasien

Ketepatan Identifikasi Pasien

Kebijakan /Peraturan

SPO (standarProsedur

Operasional)

Kemampuanperawat

Pengetahuanperawat

Page 45: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

30

BAB III

KERANGKA PIKIR DAN DEFINISI ISTILAH

3.1. Kerangka Pikir

Untuk mempermudah pemahaman dalam melihat gambaran pelaksanaan

ketepatan identifikasi pasien rawat inap di RSUD Pasar Minggu maka disusun

sebuah kerangka pikir. Berdasarkan kerangka teori, peneliti menggunakan solusi

keselamatan pasien oleh WHO, yang disesuaikan dengan Akreditasi Rumah Sakit

versi 2012. Dimana dalam melaksanakan ketepatan identifikasi pasien di rumah

sakit harus memiliki kebijakan/peraturan, standar prosedur operasional (SPO),

pengetahuan perawat terhadap prosedur, kemampuan perawat dalam

mengidentifikasi pasien, dan edukasi pasien dalam memahami pentingnya

identifikasi pasien. Berikut kerangka pikir yang dibuat peneliti untuk

mempermudah cara berfikir dan pemaparan hasil penelitian ini :

Bagan 3.1. Kerangka Pikir

Kebijakan/Peraturan

SPO (Standar Prosedur

Operasional)

Pengetahuan Perawat

Kemampuan Perawat

Edukasi Pasien

Ketepatan Identifikasi Pasien

Page 46: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

31

3.2. Definisi Istilah

Tabel 3.1. Definisi Istilah

Istilah Definisi Istilah

Ketepatan Identifikasi

Pasien

Tepat dalam identifikasi pasien (Komisi Akreditasi

Rumah Sakit 2012) yaitu :

1. Pasien diidentifikasi menggunakan dua

identitas pasien, tidak boleh menggunakan

nomor kamar atau lokasi pasien.

2. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian

obat, darah, atau produk darah.

3. Pasien diidentifikasi sebelum mengambil

darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan

klinis.

4. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian

pengobatandan tindakan / prosedur

Kebijakan/Peraturan Kebijakan/peraturan RSUD Pasar Minggu tentang

identifikasi pasien.

SPO (Standar Prosedur

Operasional)

Prosedur identifikasi pasien yang mengarahkan

pelaksanaan identifikasi pasien yang konsisten pada

semua situasi dan lokasi di RSUD Pasar Minggu.

Pengetahuan Perawat Pengetahuan perawat tentang prosedur dan kapan

waktu identifikasi pasien di RSUD Pasar Minggu.

Page 47: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

32

Kemampuan Perawat kemampuan perawat dalam menjalankan prosedur

identifikasi pasien di RSUD Pasar Minggu.

Edukasi Pasien Edukasi/pengetahuan yang diberikan oleh petugas

tentang manfaat identifikasi pasien sebelum

melakukan tindakan pengobatan/perawatan di RSUD

Pasar Minggu.

Page 48: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

33

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa gambaran dan kata-kata tertulis atau lisan

dari informan serta proses dan perilaku yang diamati. Peneliti menggunakan

metode studi kasus/lapangan dengan tujuan ingin mendapatkan data yang

mendalam dari berbagai sumber mengenai pelaksanaan identifikasi pasien di

RSUD Pasar Minggu.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUD Pasar Minggu. Penelitian ini dilakukan

selama kurang lebih 2 (dua) bulan dimulai sejak bulan September hingga Oktober

2017.

4.3. Informan Penelitian

Dalam penelitian ini, pemilihan informan dilakukan dengan menggunakan

metode purposive sampling. Metode ini merupakan teknik pengambilan sampel

sumber data dengan pertimbangan tertentu, misalnya orang yang paling tahu

tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan

memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi yang diteliti (Sugiyono 2011).

Informan pada penelitian ini dipilih berdasarkan jabatan dan/atau tugas yang

Page 49: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

34

berkaitan dengan pelaksanaan identifikasi pasien di RSUD Pasar Minggu.

Informan dalam penelitian ini terbagi menjadi 3 jenis, yaitu :

a. Informan utama, merupakan informan yang berhubungan langsung

atau sebagai pelaku terhadap pelaksanaan identifikasi pasien di

RSUD Pasar Minggu. Informan utama penelitian ini yaitu Perawat

rawat inap kelas III RSUD Pasar Minggu.

b. Informan kunci, merupakan informan ahli yang mengatur peraturan

terhadap pelaksanaan ketepatan identifikasi pasien di RSUD Pasar

Minggu. Informan kunci penelitian ini yaitu ketua dan anggota tim

Keselamatan Pasien RSUD Pasar Minggu.

c. Informan tambahan, merupakan informan yang dapat memberi

informasi tambahan terhadap pelaksanaan identifikasi pasien di

RSUD Pasar Minggu. Informan tambahan penelitian ini yaitu

Pasien/Pedamping pasien rawat inap RSUD Pasar Minggu.

4.4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menggunakan pedoman wawancara untuk

mewawancarai informan terkait ketepatan identifikasi pasien di RSUD Pasar

Minggu. Instrumen penelitian lain dalam pengumpulan data adalah pedoman

observasi serta melakukan telaah dokumen. Selain itu, peneliti juga menggunakan

alat bantu berupa alat tulis, kamera untuk pengambilan gambar dan perekam suara

untuk merekam pembicaraan selama wawancara berlangsung agar dapat

memperkuat akurasi data.

Page 50: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

35

4.5. Sumber Data

Adapun sumber data yang peneliti gunakan untuk mendapatkan informasi

yang dibutuhkan yaitu:

a. Data primer

Data primer diperoleh dari observasi langsung terhadap kegiatan

identifikasi pasien yang dilakukan oleh perawat pada saat sebelum

melakukan tindakan, seperti pemberian obat atau pengambilan darah

pasien. Kemudian dilakukan wawancara mendalam terhadap tim

keselamatan pasien, perawat, dan pasien.

b. Data sekunder

Data sekunder yang diperoleh yaitu dokumen-dokumen tentang

keselamatan pasien dan identifikasi pasien, sebagai berikut :

- SK Direktur tentang kebijakan penerapan keselamatan pasien

- SPO identifikasi pasien

- SPO pemasangan gelang identitas

- Panduan tatalaksana identifikasi pasien

4.6. Metode Pengumpulan Data

1. Wawancara mendalam

Wawancara mendalam adalah salah satu metode yang digunakan

dalam penelitian ini, dimana pewawancara menggali secara mendalam

kepada informan tentang segala sesuatu tentang masalah penelitian (Lapau

2012). Wawancara mendalam dilakukan kepada tim Keselamatan Pasien

RSUD Pasar Minggu, perawat rawat inap kelas III yang telah diobservasi

Page 51: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

36

saat melakukan identifikasi pasien sebelum melakukan pemberian obat atau

pengambilan darah pasien, serta pasien/pendamping pasien

2. Observasi

Observasi merupakan kegiatan mengumpulkan data langsung dari

lapangan (Raco 2010). Objek dalam penelitian yang diamati yaitu perawat

yang mengidentifikasi pasien sebelum melakukan tindakan/asuhan kepada

pasien, seperti pemberian obat atau pengambilan sampel darah. Perawat

yang diobservasi sebanyak sepuluh orang. Observasi dilakukan berdasarkan

prosedur identifikasi pasien di RSUD Pasar Minggu, serta berdasarkan

standar akreditasi, dimana mengidentifikasi pasien harus menanyakan dua

identitas pasien, seperti nama, tanggal lahir, atau nomor rekam medis.

3. Telaah dokumen

Telaah dokumen yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

pemeriksaan dokumen-dokumen yang dimiliki. Dokumen disini adalah SK

Direktur terkait identifikasi pasien, SPO identifikasi pasien, SPO

pemasangan gelang identitas, panduan tatalaksana identifikasi pasien, serta

dokumen standar akreditasi RS pada sasaran ketepatan identifikasi pasien.

4.7. Teknik Analisis Data

Miles dan Huberman (1994) menawarkan teknik analisis yang disebut

dengan interactive model (Pawito 2007). Teknik analisis ini pada dasarnya terdiri

dari tiga komponen :

Page 52: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

37

a. Reduksi data

Reduksi data merupakan kegiatan merangkum, memilih hal-hal

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting. Hasil wawancara pada

penelitian ini dipilih serta dirangkum sesuai dengan domain penelitian

dalam bentuk matriks, berikut domain pada penelitian ini :

- Kebijakan ketepatan identifikasi pasien

- SPO (Standar Prosedur Operasional) ketepatan identifikasi

pasien

- Pengetahuan Perawat

- Kemampuan Perawat

- Edukasi Pasien

Dengan demikian, data yang telah direduksi dapat memberikan

gambaran yang lebih jelas terhadap domain-domain penelitian.

b. Penyajian data

Setelah mereduksi data hasil wawancara dengan bentuk matriks,

selanjutnya menyajikan data hasil observasi dan telaah dokumen.

Penyajian data ini dapat memudahkan untuk melihat dan memahami

gambaran pelaksanaan identifikasi pasien di RSUD Pasar Minggu.

c. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan data-data yang valid

dan konsisten untuk menghasilkan kesimpulan yang kredibel. Penarikan

kesimpulan menggunakan analisis konten untuk memastikan

kecenderungan pada informasi yang didapat (Grbich 2013). Dari

Page 53: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

38

informasi yang didapat dari wawancara, observasi, dan telaah dokumen

dilihat kecenderungan informasi tersebut untuk melihat gambaran

pelaksanaan identifikasi pasien di RSUD Pasar Minggu.

4.9. Validasi Data Kualitatif

Merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari

berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada (Sugiyono

2011). Triangulasi yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi :

1. Triangulasi sumber, didapat dari tim Keselamatan Pasien RSUD Pasar

Minggu, petugas admisi, perawat, dan pasien/pendamping pasien rawat inap di

RSUD Pasar Minggu.

2. Triangulasi teknik, dilakukan dengan wawancara, observasi, dan telaah

dokumen tentang identifikasi pasien di RSUD Pasar Minggu.

Tabel 4.1. Validasi Data

DomainPenelitian

Triangulasi Data

Triangulasi Metode Triangulasi Sumber

WawawcaraMendalam

ObservasiTelaah

DokumenInf

KunciInf

UtamaInf

PendukungKetepatan

IdentifikasiPasien

- √ √ - √ -

KebijakanIdentifikasi

Pasien√ √ √ √ √ -

SPOIdentifikasi

Pasien√ √ √ √ √ -

Page 54: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

39

PengetahuanPerawat

√ √ - √ √ -

KemampuanPerawat

√ √ - √ √ -

EdukasiPasien

√ - - √ √ √

.

Page 55: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

40

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1. Karakteristik Informan

Informan dalam penelitian ini yaitu Tim Keselamatan Pasien RSUD Pasar

Minggu, Perawat Rawat Inap, dan Pasien/pedamping pasien rawat inap kelas III.

Berikut data informan :

Tabel 5.1. Data Informan

Kode

InformanJabatan/Pekerjaan Jenis informan

Lama

Bekerja

KP1Ketua Tim Keselamatan Pasien/

Dokter Spesialis Saraf

Informan Kunci -

KP2Sekretaris Tim Keselamatan

Pasien/ Dokter Gigi

Informan Kunci -

KP3Anggota Tim Keselamatan

Pasien/ Kepala Ruangan

Informan Kunci 1 tahun,7 bulan

PR1 Perawat Rawat Inap Kelas III Informan Utama 1 tahun

PR2 Perawat Rawat Inap Kelas III Informan Utama 1 tahun,7 bulan

PR3 Perawat Rawat Inap Kelas III Informan Utama 1 tahun

PR4 Perawat Rawat Inap Kelas III Informan Utama 1 tahun

PR5 Perawat Rawat Inap Kelas III Informan Utama 1 tahun

PR6 Perawat Rawat Inap Kelas III Informan Utama 9 bulan

PR7 Perawat Rawat Inap Kelas III Informan Utama 1 tahun,7 bulan

Page 56: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

41

PR8 Perawat Rawat Inap Kelas III Informan Utama 1 bulan

PR9 Perawat Rawat Inap Kelas III Informan Utama 1 tahun,7 bulan

PR10 Perawat Rawat Inap Kelas III Informan Utama 6 bulan

P1Pasien/Wiraswasta Informan

Pendukung

-

P2Pendamping pasien/Ibu Rumah

Tangga

Informan

Pendukung

-

P3Pendamping Pasien/Ibu Rumah

Tangga

Informan

Pendukung

-

P4Pendamping Pasien/Wiraswasta Informan

Pendukung

-

P5Pasien/Ibu Rumah Tangga Informan

Pendukung

-

P6Pasien/PNS Informan

Pendukung

-

P7Pasien/Wiraswasta Informan

Pendukung

-

P8Pasien/Pegawai Informan

Pendukung

-

P9Pasien/Ibu Rumah Tangga Informan

Pendukung

-

P10Pendamping Pasien/Ibu Rumah

Tangga

Informan

Pendukung

-

Page 57: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

42

5.2. Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Minggu

Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Minggu merupakan salah satu Rumah

Sakit milik Pemerintah daerah tipe B Non Pendidikan yang terletak di pusat kota

Jakarta Selatan (RSUD Pasar Minggu 2016). Rumah Sakit Umum Daerah Pasar

Minggu melayani pasien Umum dan BPJS. Rumah Sakit Umum Daerah Pasar

Minggu memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan efektif untuk

memberikan nilai terbaik, sehingga menjadi pilihan utama bagi semua masyarakat

dan perusahaan.

RSUD Pasar Minggu dibentuk berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi

DKI Jakarta Nomor : 211 Tahun 2015. Dan telah mendapat penetapan sebagai

Rumah Sakit yang menerapkan Pola Pengelolaan keuangan berdasarkan peraturan

Gubenur Provinsi DKI Jakarta. RSUD Pasar Minggu memiliki luas tanah 25.087

m², luas dasar 4.381 m² dan luas bangunan 43.495,78 m². Bangunan RSUD Pasar

Minggu terdiri dari 1 lantai basement, 3 lantai podium dan 9 lantai tower.

5.1.1 Visi dan Misi RSUD Pasar Minggu

Visi RSUD Pasar Minggu yaitu Memberikan pelayanan kesehatan yang

cepat, tanggap, bermutu dan nyaman secara paripurna.

Misi RSUD Pasar Minggu, yaitu :

1. Memberikan pelayanan kesehatan yang cepat, tanggap, bermutu dan

nyaman secara paripurna.

2. Menerapkan system manajemen yang efektif, efisien, transparan, dan

akuntabel.

Page 58: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

43

3. Pengembangan SDM yang profesional dengan peningkatan

kompetensi yang berkesinambungan.

5.1.2. Pelayanan RSUD Pasar Minggu

Layanan yang dimiliki oleh RSUD Pasar Minggu terdiri dari dua macam,

yaitu pelayanan medis dan pelayanan penunjang medis. Pelayanan medis terdiri

dari 4 layanan, terdiri dari instalasi gawat darurat, rawat jalan, rawat inap, dan

medical check up. Untuk pelayanan rawat jalan, memberikan pelayanan kesehatan

yaitu Poli Anak, Poli Kebidanan, Poli Gigi Umum, Poli Gigi Konservasi, Poli

Gigi Anak, Poli Bedah Mulut, Poli Mata, Poli Kulit & Kelamin, Poli Orthopedi,

Poli Bedah Umum, Poli Anestesi, Poli Penyakit Dalam, Poli Paru, Poli Syaraf,

Poli Jantung, Poli Psikiatri, Poli Gizi, Poli Urologi. Sedangkan pelayanan rawat

inap terbagi menjadi 4 kelas, yaitu kelas VIP, kelas 1, kelas 2, dan kelas 3.

Pelayanan penunjang medis terdiri dari 7 layanan yaitu instalasi farmasi, instalasi

laboratorium, instalasi rehabilitasi medik & fisioterapi, instalasi gizi, instalasi

radiologi, CSSD, dan loundry.

5.2. Gambaran Ketepatan Identifikasi Pasien

Ketepatan identifikasi pasien merupakan salah satu sasaran keselamatan

pasien dalam akreditasi RS versi 2012. Terdapat lima elemen yang harus dipenuhi

pada sasaran ketepatan identifikasi pasien, yaitu :

1. Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak boleh

menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien.

Elemen satu pada sasaran ketepatan identifikasi pasien yaitu

identifikasi pasien menggunakan dua identitas, seperti nama dan tanggal

Page 59: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

44

lahir, dan tidak boleh menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien.

Berdasarkan observasi kepada perawat, tidak ada perawat yang

menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien saat mengidentifikasi

pasien. Namun, sebagian besar perawat hanya mengidentifikasi pasien

dengan satu identitas yaitu nama pasien. Sedangkan sebagian kecil

perawat lainnya mengidentifikasi pasien dengan menggunakan dua

identitas, yaitu nama pasien dan tanggal lahir pasien.

2. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah atau produk darah.

Elemen kedua dari sasaran ketepatan identifikasi pasien yaitu

identifikasi pasien sebelum pemberian obat, darah, atau produk darah.

Berdasarkan observasi terhadap perawat yang akan memberikan obat

kepada pasien, semua perawat melakukan identifikasi pasien saat

memberikan obat kepada pasien.

3. Pasien diidentifikasi sebelum pengambilan darah dan spesimen lain

untuk pemeriksaan klinis.

Elemen ketiga dari sasaran ketepatan identifikasi pasien yaitu

identifikasi pasien sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk

pemeriksaan lain. Observasi yang dapat dilakukan pada elemen ini yaitu

saat perawat akan melakukan pengambilan darah. Sebagian kecil perawat

yang melakukan pengambilan darah, melakukan identifikasi pasien

sebelum mengambil darah, tetapi hanya menanyakan nama pasien, tidak

menanyakan dua identitas pasien seperti ketentuan pada elemen satu.

4. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan.

Page 60: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

45

Elemen keempat dari sasaran ketepatan identifikasi pasien yaitu

identifikasi pasien sebelum pemberian pengobatan dan

tindakan/prosedur. Untuk elemen keempat ini, tidak ada perawat yang

diobservasi oleh peneliti.

5. Kebijakan dan prosedur mendukung praktek identifikasi yang konsisten

pada semua situasi dan lokasi.

Elemen kelima pada sasaran ketepatan identifikasi pasien, yaitu

pembuatan dan sosialisasi kebijakan atau SOP tentang pelaksanaan

idnetifikasi pasien. Tim Pokja (kelompok kerja) SKP akreditasi RSUD

Pasar Minggu sudah menyiapkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan

untuk memenuhi sasaran ketepatan identifikasi pasien, seperti SK

Direktur No. 893 Tahun 2017 tentang Kebijakan Identifikasi Pasien

RSUD Pasar Minggu, Standar Prosedur Operasional (SPO), dan panduan

identifikasi pasien. Terdapat dua SPO yang dibuat oleh tim Pokja SKP

sesuai dengan standar akreditasi RS, yaitu SPO identifikasi pasien dan

SPO pemasangan gelang identitas.

5.2.1. Gambaran Kebijakan Ketepatan Identifikasi Pasien di RSUD Pasar

Minggu

RSUD Pasar Minggu sudah membuat kebijakan terkait Ketepatan

Identifikasi Pasien, yaitu dengan SK Direktur No. 893 Tahun 2017 tentang

Kebijakan Identifikasi Pasien RSUD Pasar Minggu. Hal ini sesuai dengan yang

dikatakan oleh ketua tim keselamatan pasien sebagai berikut :

Page 61: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

46

“kebijakannya sih yaa, kita sudah ada SK, dan sudah disahkan juga...”

(KP1)

Kebijakan tentang ketepatan identifikasi pasien mengatur tentang

identifikasi pasien harus menggunakan minimal dua identitas (nama dan tanggal

lahir pasien) dan kapan saja dilakukannya identifikasi pasien. Hal ini sesuai

dengan yang dikatakan oleh sekretaris tim keselamatan pasien yaitu :

“kita kalau kebijakan hanya mengatur masalah identifikasi pake duaminimal sama kapan melakukan identifikasi, kayak gitu aja sih...” (KP2)

Menurut tim keselamatan pasien, kebijakan tersebut sudah berjalan, tetapi

belum semua terbiasa melakukan ketepatan identifikasi pasien sesuai dengan

peraturan yang ada. Pasien rawat inap sudah menggunakan gelang identitas

dengan minimal tiga identitas, yaitu nama pasien, tanggal lahir, dan nomor rekam

medis. Sedangkan menurut sekretaris tim keselamatan pasien, identifikasi pasien

sudah dilakukan oleh perawat, tetapi terkadang mereka lupa untuk menggunakan

dua identifikator. Pencatatan dan pengawasan juga belum dijalankan oleh tim

keselamatan pasien terhadap pelaksanaan ketepatan identifikasi pasien untuk lebih

menekankan petugas medis setiap melakukan tindakan harus melakukan

identifikasi pasien. Berikut kutipan wawancara dengan tim keselamatan pasien

mengenai pelaksanaan SK Direktur No. 893 Tahun 2017 :

“Pelaksanaannya sudah berjalan pasien dengan gelang identitas.......yangminimal ada tiga identitas disana ya, nama, nomer rekam medis sama tanggallahir. Nah perawatpun ketika memberikan obat atau mengambil darah memangsudah kroscek minimal nama sama tanggal lahir. Kalau secara praktek mungkinsudah jalan, pencatatan yang belum.” (KP1)

“Dilakuin sih sudah dilakuin, cuma memang belum semuanya kebiasaankayak gitu.....beberapa masih belum melakukan dua identifikator. Identifikasi

Page 62: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

47

mungkin mereka sudah melakukan tampaknya, tapi kadang mereka lupa kalauharus menggunakan tanggal lahir sama nomor medical record.... yang ditekankanbukan hanya soal ditulis di gelang, tapi setiap pemberian obat, setiap tindakan,setiap tranfusi, pokoknya setiap yang kita mau ada asuhan ke pasien, kita harusidentifikasi pasien dulu ke pasien, kayak dokter visit pun harus identifikasi pasiendulu.”” (KP2)

Perawat merupakan salah satu petugas medis yang akan sering melakukan

identifikasi pasien sebelum melakukan tindakan/asuhan keperawatan.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap perawat yang ditanyakan mengenai

kebijakan/peraturan ketepatan identifikasi pasien, beberapa perawat mengatakan

bahwa peraturan terkait ketepatan identifikasi hanya berupa SPO saja. Perawat

lainnya mengatakan bahwa peraturan ketepatan identifikasi pasien dilakukan

sesuai dengan ketentuan KARS. Kemudian perawat lainnya lagi mengatakan

bahwa untuk peraturan identifikasi pasien saat pemberian obat harus

menggunakan prinsip 5 benar. Berikut kutipan wawancara dengan perawat :

“Sesuai prosedurnya aja” (PR6)

“SOPnya ada, pemakaian gelang, barcode, kayak yang dicetak, tapi ini gaksemua ada, kadang udah habis, kalo pasien lama gak ada. Kalo dia udah dapetkamar baru dapet ini (stiker)”(PR2)

“sesuai SOP sih kita kalo peraturannya gitu” (PR7)

“kalo waktu kemaren, peraturan di rumah sakit ini, kan aku pernahpengalaman di rumah sakit lain pasti udah tau kalo kayak gitu kan udah standarJCI, kalo disini dari KARS” (PR10)

“ada, biasanya disini pake 5 benar, terutama pas pemberian obat ya. Disinikita pake prinsip 5 benar, benar pasien, benar obat, benar jam pemberiannya,benar dosisnya, sama biasanya sih expired apa gak” (PR4)

Sedangkan sebagian kecil perawat mengatakan bahwa tidak ada peraturan

pasti terkait ketepatan identifikasi pasien, dan perawat lainnya mengatakan tidak

tahu tentang peraturan identifikasi pasien, yang ada hanya kesepakatan saat

Page 63: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

48

melakukan tindakan ke pasien dengan menanyakan nama dan tanggal lahir pasien.

Berikut kutipan wawancara dengan perawat :

“kebijakannya sih belom ada, tapi intinya sih belom ada kejelasan haruspasien nyebutin nama apa nama yang dipanggil.” (PR1)

“hmm ee gak ada sih” (PR8)

“sebenernya sih kalo SK begitu saya kurang tau, tapi kita udah kesepakatangitu mba, kalo misalkan ngasi obat, nanya nama, tanggal lahir...” (PR3)

Untuk memenuhi standar akreditasi pada sasaran ketepatan identifikasi

pasien, RSUD Pasar Minggu telah membentuk tim Keselamatan Pasien yang

anggotanya melibatkan semua instalasi. Berdasarkan wawancara, terdapat dua tim

yang dibentuk oleh RSUD Pasar Minggu, yaitu tim Pokja SKP (sasaran

keselamatan pasien) dan tim keselamatan pasien, pada dasarnya kedua tim ini

saling berhubungan. Tim Pokja sasaran keselamatan pasien (SKP) merupakan tim

yang berfungsi untuk menyiapkan dokumen-dokumen persiapan akreditasi,

sedangkan tim keselamatan pasien merupakan tim yang melaksanakan peraturan-

peraturan yang sudah ditetapkan oleh Pokja SKP. Berikut kutipan wawancara

dengan tim keselamatan pasien :

“tim keselamatan pasien sudah ada, pokja SKP juga sudah ada. Dua tim inibeda fungsinya, kan kalau pokja itu untuk persiapkan berkas yaa, panduan, SPO,terus apa.. kebijakan, sama persiapkan semua lah form-form... memang kita sihyang mensosialisasikan juga, cuman kan ini kepentingannya untuk akreditasi.Sementara kalau tim.... yang akan melaksanakan isi dari berkas-berkas yangsudah dibikin oleh pokja dan itu akan terus, walaupun sudah selesai akreditasitim ini akan tetap ada.”(KP1)

Berdasarkan wawancara dengan tim keselamatan pasien, semua instalasi

yang berhubungan dengan pasien dilibatkan menjadi tim keselamatan pasien. Hal

ini dilakukan agar semua intalasi melakukan identifikasi pasien sebelum

Page 64: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

49

melakukan tindakan/asuhan. Terutama instalasi rawat inap, setiap kepala ruangan

menjadi tim keselamatan pasien, agar memudahkan dalam sosialisasi,

pelaksanaan, dan pengawasan terhadap ketepatan identifikasi pasien Berikut

kutipan wawancara dengan tim keselamatan pasien :

“tim pasien safety ya dibentuk kita melibatkan semua ya, kayak tadi sayabilang semua pemberi asuhan harus melakukan identifikasi, jadi tim pasien safetyyang terbaru itu hampir semua instalasi kita masukin, jadi mulai dari gizi,radiologi, jadi semua yang ada sentuhan dengan pasien, yang memberikanasuhan mau di poli atau di rawat inap. Ya kalau tim kita kan sudah melibatkansemua, jadi tujuannya semua dilibatkan jadi semua menjalani apa yang adadisitu, karena kan mereka termasuk timnya. Terutama kita di rawat inapya....”(KP2)

“iyah, kalau dari tim sih kita dari, biasanya sih kita ngambilnya dari kepalaruangannya ya, jadi agar untuk sosialisasi ke ruangan lebih gampang, karenakan mereka yang punya power ya diruangan, jadi untuk sosialisasi dan untukpelaksanaan itu lebih terawasi, lebih cepat, dan untuk pengawasan pun lebihjalan.”(KP1)

Panduan tatalaksana ketepatan identifikasi pasien juga sudah dibuat oleh tim

keselamatan pasien. Panduan ini dibuat untuk tatalaksana ketepatan identifikasi

pasien secara rinci yang sudah disesuaikan dengan RSUD Pasar Minggu, panduan

tersebut diperlukan karena SK Direktur tentang identifikasi pasien di RSUD Pasar

Minggu tidak membahas secara rinci tatalaksana ketepatan identifikasi pasien. Hal

tersebut sesuai dengan yang diutarakan oleh tim keselamatan pasien sebagai

berikut :

“pedoman kita sudah ada juga, yang membuat tim pokja SKP” (KP1)

“...kalau panduan, dari panduan keselamatan pasien juga ada, kapan yangwajib-wajibnya sama kita sesuaikan dengan yang ada di rumah sakit. jadi gakselamanya kita sesuai dengan yang ada disitu..... Kalau kebijakankan hanyamemberitahukan kapan identifikasi pasien sama pake apa. Nah kalau disitu,mulai semuanya, mulai di rawat jalan gimana, terus rawat jalan yang perlu pakegelang identitas yang mana, di panduan begitu, lebih detail sih”(KP2)

Page 65: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

50

Dengan adanya kebijakan/peraturan yang dibuat tentang ketepatan

identifikasi pasien, ada perubahan yang signifikan terhadap pelaksanaan

identifikasi pasien. Petugas yang berhubungan dengan pasien harus melakukan

identifikasi pasien sebelum melakukan tindakan/asuhan sesuai dengan peraturan

yang ada. Hal ini sesuai dengan yang diutarakan oleh tim akreditasi bahwa ada

perubahan yang signifikan, dimana bukan hanya pasien rawat inap yang harus

memakai gelang identitas, pasien hemodialisa (HD) dan IGD juga harus memakai

gelang. Berikut kutipan wawancara dengan tim keselamatan pasien :

“signifikan yaa, kalau misalnya menurut saya sih... kalau gak adaakreditasi gitu ya, perawat, semua tenaga medis belum tentu akan merasaterpaksa karena tuh pasti mereka ngerasa kayak terpaksa ngelakuin hal ini,karena kalau mereka tidak melakukan ini akan terbentur dengan akreditasi. Kanada monitoring kita, dia gak ngelakuin jadi di monitoring akan terpantau.Makanya jadinya setelah akreditasi ini mereka lumayan, jadi lumayan patuh yaa.Ya kayak yang di IGD sih, tapi karena akre kita bikin kebijakan......bahkan HDaja awalnya kita mikir gak perlu pake gak papa, tapi HD aja yang rawat jalanrutin harus pake gitu. Nah, sejak itu, karena adanya akreditasi mereka jadi pakesekarang.”(KP2)

Sedangkan menurut kepala ruangan, bahwa tidak ada perubahan apa-apa

karena identifikasi pasien sudah dari dulu melakukan prosedur seperti itu.

Menurutnya, dengan adanya dokumen-dokumen hanya lebih menekankan petugas

medis dalam melakukan identifikasi pasien saat akan melakukan tindakan. Berikut

kutipan wawancara dengan kepala ruangan :

“enggak ada, eeh karna udah kita ini kan..udah kita laksanakan dari awaldulu, sudah seperti itu. Intinya ya perubahannya lebih ke arah penekanan lagi ajaya. Tapi intinya sudah dilaksanakan sebelum susim kemaren, juga udah kamilakukan.”(KP3)

Pencatatan dan pelaporan terhadap ketepatan identifikasi pasien belum

dilakukan untuk mengawasi perawat dalam menjalankan identifikasi pasien,

Page 66: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

51

Berdasarkan wawancara dengan tim keselamatan pasien mengatakan bahwa

belum ada dilakukan pencatatan dan pelaporan terhadap ketepatan identifikasi

pasien. Formulir pencatatan dan pelaporan masih akan dibuat oleh tim

keselamatan pasien, yang akan disebarkan kepada kepala ruangan untuk

melakukan pengawasan kepada perawat-perawat saat akan melakukan tindakan

kepada pasien. Berikut kutipan wawancara dengan tim keselamatan pasien :

“baru mau jalan sih ya, tapi kemaren sempet ada beberpa tapi memangbelum semua yaa, belum jalan semuanya. Sekarang sih baru mau dimulaiditekankan bener-bener monitoring.....udah sih, ini lagi dibikin (form monev).Makanya semua karu masuk ke tim ya, jadi lebih gampang untuk koordinasinya,karena mereka juga tim pasien safety nanti rencanya semua lembar monitoringini akan kita kasi ke karu-nya, nanti mereka yang monitoring baru diserahin kekita”(KP2)

“ya masih belum (sistem pelaporan).......iya kepala ruangan, jadi kita akansebarkan ada lembar monitoring evaluasi, nah itu kan yang bertanggung jawabkepala ruangan. Mereka yang mengobservasi.”(KP1).

5.2.2. Gambaran Standar Prosedur Operasional (SPO) Ketepatan

Identifikasi Pasien di RSUD Pasar Minggu

Standar Prosedur Operasional (SPO) merupakan salah satu dokumen yang

juga dibutuhkan untuk memenuhi elemen kelima dari sasaran ketepatan

identifikasi pasien. Tim keselamatan RSUD Pasar Minggu juga sudah membuat

SPO tentang Identifikasi Pasien, terdapat dua SPO yang dibuat untuk sasaran

ketepatan identifikasi pasien, yaitu SPO identifikasi pasien dan SPO pemasangan

gelang identitas. Namun, ada beberapa hal yang kurang dari isi SPO yang telah

dibuat dengan elemen ketepatan identifikasi pasien dalam akreditasi RS versi

2012. Untuk itu akan ada penambahan pada SPO identifikasi pasien sesuai dengan

Page 67: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

52

elemen-elemen ketepatan identifikasi pasien. Hal ini sesuai dengan yang

diutarakan oleh tim keselamatan pasien sebagai berikut :

“SPO kita juga sudah punya, pokja SKP yang membuat” (KP1)

“....nah kemaren pas survey simulasi masih ada beberapa SPO yang kitakurang sih. Sebenernya sih hanya kurang kata-katanya aja sih, ....Nah sayakurang nambahin, tapi prosedurnya sih kurang lebih sama, tetep harusidentifikasi. Jadi nanti rencananya mau kita tambahin yang kurangnya sesuaidengan elemen akreditasi, karena semua elemen akreditasi harus dimasukkan diSPO itu” (KP2)

Secara keseluruhan, SPO identifikasi pasien yang dibuat oleh tim

keselamatan sudah sesuai dengan standar akreditasi versi 2012. Pada praktiknya

di ruang rawat inap pada saat perawat memberikan obat kepada pasien, perawat

harus melakukan double check terhadap obat-obatan yang akan diberikan kepada

pasien. Kemudian setiap selesai diberikan obat, pasien atau pendamping pasien

juga harus menandatangani catatan pemberian obat yang dibawa perawat ketika

pemberian obat, ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan dalam pemberian obat.

Hal ini sesuai dengan isi dari SOP identifikasi pasien bahwa perawat harus

memastikan obat yang akan diberikan sebelum ke pasien. Hal tersebut sesuai

dengan yang diutarakan oleh kepala ruangan, sebagai berikut :

“prosedurnya kalau kita menyiapkan obat ya, menyiapkan obat itu kitaeeh..terapkan double cek. Nanti di double cek nya itu 2 perawat, lebih-lebih kehigh alert. Obat-obat yang high alert itu kita double cek. Jadi dua orang yangngecek.... Terus nanti setelah pemberian obat, eeh tanda tangan keluarga ataupasien di formnya”(KP3)

SPO identifikasi pasien belum disosialisasikan kepada perawat secara resmi

oleh tim keselamatan pasien. Namun menurut ketua tim keselamatan pasien, SPO

ini telah dijelaskan kepada kepala ruangan yang juga sebagai tim keselamatan

pasien, yang nantinya akan menjelaskan kepada perawat di ruangan agar

Page 68: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

53

menerapkan identifikasi pasien sesuai dengan SPO yang ada. Berikut kutipan

wawancara mengenai sosialisasi SPO ketepatan identifikasi pasien :.

“Sosialisasikan SPO secara menyeluruh tu belum ya, tapi biasanya, kankarena rata-rata tim pasien safety sama tim pokja kan kepala ruangan jadi kanmereka sudah tau sendiri, jadi mereka yang mensosialisasi kan sendiri ke perawatruangan mereka, karena rata-rata kan kepala ruangan. Jadi sosialisasi SPOsecara legal belum, masih dari kepala ruangan”(KP1)

Sosialisasi terhadap peraturan, terutama prosedur perlu dilakukan kepada

perawat agar perawat mengetahui prosedur identifikasi pasien sesuai dengan

peraturan yang ada. Berdasarkan wawancara, sebagian kecil perawat mengatakan

bahwa belum pernah mendapat sosialisasi tentang ketepatan identifikasi pasien.

Berikut kutipan wawancara kepada beberapa perawat :

“Hmm kalo saya sih, disini ngga pernah denger. Cuma dari rumah sakitsebelumnya memang selalu begitu”(PR6)

“enggak pernah ada yang begitu”(PR8)

“hmm kalo pas aku masuk, kayaknya belum, tapi kan sebelumnya mungkinudah ya. Tapi sekarang SOP ada yang baru, eh yang baru kayaknya kan mauakreditasi ya, kayaknya gak ada perubahan ya masalah identifikasi”(PR2)

“gak sih, kalo kayak gitu kan istilah nya udah ada ini, istilahnya setiaprumah sakit sih beda-beda tapi pas kita kuliah gitu udah ada....”(PR3)

Sedangkan sebagian besar perawat lainnya mengatakan pernah mendapat

sosialisasi terkait ketepatan identifkasi pasien. Ada perawat yang mengatakan

mengetahui hal tersebut dari grup chating, ada juga yang mengetahui SPO pada

saat orientasi pertama kali bekerja, dan yang lainnya mendapat penjelasan

langsung dari kepala ruangan. Berikut kutipan wawancara kepada beberapa

perawat :

Page 69: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

54

“....kalo sosialisasi untuk identifikasi pasien paling kayak via WA gitu sih”(PR1)

“pak F (kepala ruangan) kan di share di grup (chating)”(PR10)

“ehm pernah, ya itu kita identifikasi namanya, nomor rekam medisnyaapalagi kalo misalnya di satu kamar ada nama yang sama kita harus benar-benarsih, sebenernya ya pas awal masuk kerjaan tuh ada orientasi” (PR4)

“udah, kita kan melakukan akreditasi jadikan yang ipsd itu yang lima ituudah harus, apalagi identifikasi kan termasuk dari kepala ruangan”(PR7)

“ee.. awalnya sih disosialisasikan tapi harus baca SOP dulu setiap masukperawat masuk, pas orientasi sih ada juga”(PR9)

“Hmm kalo dari awal masuk belum, paling sosialisasi aja sama kepalaruangan”(PR5)

5.2.3. Gambaran Pengetahuan Perawat Dalam Ketepatan Identifikasi Pasien

Pengetahuan perawat terhadap prosedur identifikasi pasien harus sesuai

dengan SPO yang sudah dibuat oleh tim Pokja SKP. Berdasarkan SPO identifikasi

pasien, perawat harus melakukan identifikasi pasien sebelum melakukan tindakan

dengan membandingkan dengan gelang identitas pasien.

Berdasarkan wawancara kepada perawat, beberapa perawat kurang tepat

dalam menjelaskan SPO identifikasi pasien yang telah dibuat. Ada perawat yang

mengatakan bahwa prosedur ketepatan identifikasi pasien yang mereka tahu yaitu

identifikasi pasien dilakukan setiap akan melakukan tindakan, serta menanyakan

nama pasien dan tanggal lahir. Perawat lainnya hanya mengatakan harus

melakukan identifikasi pasien sebelum tindakan. Ada juga yang mengatakan

bahwa harus melakukan prinsip lima benar, namun hal tersebut hanya untuk

pemberian obat kepada pasien. Berikut kutipan wawancara dengan beberapa

perawat rawat inap :

Page 70: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

55

“ada sih SOP nya, tapi rumah sakit itu masing-masing penerapannya, ada 5benar, ada 10 benar, ada 7 benar, sebenernya ada 10 tapi kan yang itu kanterlalu rumit ya , 5 itu udah cukup kok, ada di SOP kita ada”(PR4)

“Kayak manggil nama pasien, tanggal lahir, kalo medical recordkebetulankan pasiennya gak hapal. Jadi biasanya nama pasien sama tanggallahir”(PR5)

“ sopnya dilakuin saat kapan aja, kayak pasien baru dari IGD......jadi kankarena kita rawat inap, yang pertama sih pada saat keluar dari igd, ya itusebelum melakukan tindakan, ngambil darah, kasi obat”(PR8)

“setiap tindakan, pemberian obat, terus observasi tanda-tanda vital kitaidentifikasi juga, apalagi yaa pemberian obat, pengambilan darah, terapimedikasi semua kita identifikasi itu sih”(PR2)

“jadi kan karena kita rawat inap, yang pertama sih pada saat keluar dariigd, ya itu sebelum melakukan tindakan, ngambil darah, kasi obat”(PR7)

Sebagian perawat lainnya menjelaskan SPO sesuai dengan yang telah dibuat

oleh tim pokja SKP. Mereka mengatakan bahwa dalam mengidentifikasi pasien

sebelum melakukan tindakan harus melihat gelang pasien juga, terutama untuk

melihat nomor rekam medis karena nomor rekam medis jarang dihapal oleh

pasien. Hal tersebut diutarakan oleh perawat sebagai berikut :

“nanya nama, kita tanya, konfirmasi, sebenernya sih ada sama medicalrecord, cuman kan, eee sama gelang, kalo liat medical record liat gelangnya.Kadangkan medred pasien suka gak hapal, kita suka liat di gelangpasien”(PR10)

“isinya.. yang ditanya nama pasien, sesuaiin sama gelangnya terus tanggallahir, biasanya. Tapi sih maksimal 2, ada 2, nama sama rm”(PR9)

“Kalo disini sih kayak biasa, biasanya kalo identifikasi pasien kalo maukasih obat, mau transfusi juga sama, mau nganter dokter buat visit juga sama.Sama sih pake nanya namanya siapa, karena kalo kita cuma sebutin namanyasiapa, misalnya “Sri”, dan ‘Sri’nya banyak, kadang pasien suka bilang iya-iyaaja pasiennya, pasien cenderung ngejawab. Sama, tanggal lahir kadang-kadangpasien juga lupa tanggal lahirnya. Kan kita suruh pake gelang”(PR6)

Sedangkan sebagian kecil perawat lainnya tidak tepat dalam menjelaskan

SPO identifikasi pasien. Satu perawat mengatakan bahwa yang penting dalam

Page 71: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

56

mengidentifikasi pasien hanya menanyakan nama pasien. Sedangkan satu perawat

lainnya mengatakan bahwa harus melakukan prinsip enam benar, namun SPO

yang dibuat oleh tim keselamatan pasien menyatakan prinsip lima benar, bukan

prinsip enam benar. Berikut kutipan wawancara dengan perawat :

“...tapi enaknya aja kayak gimana. Yang penting namanya sesuai gitu,terserah mau dipanggil atau pasiennya nyebutin nama, enaknya kita aja...”(PR1)

“SOP sih ada, isinya tuh kalo yang aku tahu sih masih yang enam benar,Cuma katanya yang terakhir itu disini mau nerapin yang 10 benar”(PR3)

Berdasarkan panduan identifikasi pasien RSUD Pasar Minggu bahwa pada

saat melakukan identifikasi pasien, perawat harus melakukan verifikasi dengan

menanyakan nama dan tanggal lahir pasien, kemudian bandingkan dengan gelang

identitas yang digunakan pasien. Perawat juga harus menanyakan identitas pasien

dengan pertanyaan terbuka, contohnya: “siapa nama bapak/ibu?, dan tidak boleh

menggunakan pertanyaan tertutup seperti “Apakah nama anda Sri?”.

Berdasarkan hasil wawancara kepada beberapa perawat tentang bagaimana

mereka melakukan identifikasi pasien, sebagian besar mengetahui bahwa setiap

kali melakukan tindakan/asuhan harus mengidentifikasi terlebih dahulu. Sebagian

besar perawat yang diwawancara juga mengatakan bahwa mereka biasanya

melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan nama dan tanggal lahir pasien,

ada juga mengatakan bahwa nomor rekam medis juga harus diperiksa. Hal ini

sesuai dengan elemen satu pada sasaran ketepatan identifikasi pasien dan panduan

identifikasi pasien bahwa harus menggunakan dua identitas pasien saat melakukan

identifikasi pasien. Berikut kutipan wawancara dengan beberapa perawat

mengenai pengetahuan mereka terhadap ketepatan identifikasi pasien :

Page 72: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

57

“ya tergantung, kalo misalkan kita mau tindakan ya kita nanya pasiennyanamanya, tanggal lahirnya, kalo misalkan tindakannya mau dilakuin yatujuannya apa, misalkan ada efek samping ya jelasin efek sampingnya”(PR3)

“Biasa nanya nama, tanggal lahir. Tanggal lahir sih tergantung pasiennya,kalo pasiennya kooperatif sih tanggal lahir, atau keluarganya juga bisa ngejawabbisa tanya keluarganya langsung, sama kan pada saat kita ngasih obat ataungelakuin tindakan minta tanda tangan keluarganya untuk dicocokin nama samatanggal lahirnya”(PR6)

“biasanya nanya nama sama tanggal lahir, karena kalo nomor rm dia kangak hapal”(PR7)

“ya itu tindakan aja, kalo mau bagi obat, mau ada tindakan, tindakan lahpokoknya, terus nanya tiga, nama, tanggal lahir, sama medical record”(PR10)

“selalu nanya, pokoknya mastiin namanya siapa. Map ini sih daftar obat,bukan rekam medis, kalo rekam medis ada disini (komputer), kalo ini sih data-data obatnya , jadi pasiennya harus tau daftar obat-obatannya apa aja, jadi adatanda tangan nama perawatnya yang ngasi, jadi kalo gak dikasi juga ketauan gakdicontreng ama perawatnya kayak gitu.”(PR1)

“manggil nama, kadang kalo, ehm sebenernya harusnya kita kan ngasipertanyaan terbuka”(PR4)

“biasanya nanya nama pasien, umur pasien, kayak gitu”(PR8)

“setiap mau melakukan tindakan, terus mau ngasih obat, terus baru masukpasien ke ruangan. Biasanya nanya nama, tanggal lahir, rm nya yang harus adadi gelang, sejauh ini sih gak sesuai kayaknya”(PR9)

Ada juga perawat yang mengatakan bahwa identifikasi pasien dilakukan

sebelum melakukan tindakan dengan menanyakan nama pasien. Perawat tersebut

terkadang tidak menanyakan tanggal lahir pasien, terutama pada pasien lanjut usia

(lansia) karena biasanya pasien atau keluarga tidak mengingat tanggal lahir

pasien. Namun perawat tersebut juga mengatakan harus menanyakan nama pasien

dengan dua nama panjangnya, hal ini sesuai dengan sasaran ketepatan pasien yang

dibuat oleh KARS. Berikut kutipan wawancara dengan perawat :

“Identifikasi pasien itu biasanya setiap mau ada tindakan kita identifikasipasien sih, tapi biasanya terkadang juga kita cuma identifikasi pasien namapasiennya aja, kalo tanggal lahir terkadang pasiennya juga suka lupa, sama

Page 73: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

58

keluarganya. Apalagi yang sudah lansia itu biasanya kita identifikasinya cumaminta nama pasiennya saja. Nama pasien kan ada dua huruf, eh maksudnya duanama ya biasanya, sama nama panjangnya.”(PR5)

Kemudian perawat lainnya mengatakan harus mencocokkan dengan gelang

identitas, tetapi biasanya tulisan tangan di gelang identitas tidak begitu jelas jadi

menyulitkan untuk dibaca. Berikut kutipan wawancara dengan perawat tersebut :

“kadang gelang, gelang itu dari UGD, UGD itu, pas di UGD itu gak inikan (stiker), jadinya tulis tangan, kadang gak kebaca. Jadi nama dipanggil,pasien nyebutin namanya siapa, sama apa enggak, nanti kalau misalnya digelangnya ada nomor rekam medisnya, tapi kebanyakan eeh karena tulis tanganjadi gak enak bacanya”(PR2)

Tim pokja SKP memiliki tanggung jawab untuk menjelaskan kebijakan

maupun SPO yang telah dibuat. Menurut tim akreditasi mereka juga sudah

melakukan workshop tentang penerapan enam sasaran keselamatan pasien,

dimana setiap instalasi diminta perwakilannya untuk mengikuti workshop

tersebut, untuk itu tim keselamatan pasien mengharapkan agar dapat disampaikan

kepada setiap petugas di masing-masing instalasi, termasuk rawat inap. Untuk

rawat inap, kepala ruangan bertaggung jawab menjelaskan kepada perawat.

Berikut kutipan wawancara dengan tim keselamatan pasien :

“Jadi beberapa minggu yang lalu juga sih, sebelum survey simulasi, akhirseptember kita sempat ada workshop keselamatan pasien dan itu semua instalasiitu ada perwakilannya. Jadi mereka juga udah tau gitu tentang keselamatanpasien, tentang identifikasi. Nah kenapa kita ke karu, karena karu ini yangbertanggungjawab untuk sosialisasi ke yang ada di ruangan”(KP2)

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, bahwa untuk menjelaskan SPO

kepada perawat yaitu melalui kepala ruangan. Menurut kepala ruangan bahwa

menjelaskan sistem di rumah sakit, termasuk ketepatan identifikasi pasien kepada

Page 74: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

59

perawat dilakukan pada saat orientasi dilaksanakan dan hari H penempatan

perawat tersebut. Berikut kutipan wawancara dengan kepala ruangan :

“ee...semua eeh di awal rekrut, hari pertama sampe hari ketiga itu kan adaorientasi, orientasi itu meliputi tentang sistem yang ada disini,... iya, terus jugapas hari H penempatan disini kami juga orientasi di ruangan, seputar ruangan,seputar sistem, seputar eeh ya kebiasannya disini. Termasuk kalo yang obat tu,yang double cek itu kita sosialisasiin ulang”(KP3)

Berdasarkan wawancara, cara yang dilakukan tim keselamatan pasien untuk

mengetahui bahwa perawat sudah mengetahui prosedur identifikasi pasien, yaitu

dari kepala ruangan, dan juga dari laporan kesalahan identifikasi pasien saat

petugas melakukan tindakan kepada pasien. Sedangkan, kepala ruangan

melakukan juga supervisi untuk melihat serta mengawasi perawat-perawat dalam

melakukan tindakan kepada pasien. berikut kutipan wawancara dengan tim

keselamatan pasien :

“caranya tau ya, yaa, sebenernya ya awalnya ada identifikasi, kayak giniini supaya tidak ada salah identifikasi ya, jadi ketika kita udah kayak gini akanminimal nih orang yang salah pemberian obat, salah tranfusi jadi dengan kayakgini pasti kejadian kayak gitu menurun”(KP2)

“saya melakukan, apa ya istilahnya itu, eeh pokoknya kan saya cek sambilsaya liat. Kan saya perhatikan cara mereka pas penyiapan obat, saya amati, sayasupervisi. Setiap tindakan yang mereka lakukan saya supervisi, walaupunsupervisinya tanpa mereka sadari. Saya ikutin, saya perhatikan”(KP3)

5.2.4. Gambaran Kemampuan Perawat dalam Ketepatan Identifikasi Pasien

Kemampuan perawat dalam mengidentifikasi pasien harus sesuai dengan

SPO identifikasi pasien yang telah dibuat. Berdasarkan SPO identifikasi pasien

bahwa perawat harus selalu melakukan identifikasi pada saat melakukan

Page 75: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

60

pemberian obat, darah, atau produk darah, pengambilan darah dan spesimen lain

untuk pemeriksaan.

Berdasarkan observasi kepada sepuluh perawat saat melakukan

asuhan/tindakan kepada pasien, sebagian kecil perawat yang diobservasi sudah

sesuai dengan prosedur identifikasi pasien, yaitu mengidentifikasi pasien dengan

membandingkan identitas pada gelang identitas. Sedangkan sebagian besar

perawat tidak melakukan semua prosedur dengan benar.

Tahapan prosedur identifikasi pasien yang biasa tidak dilakukan oleh

perawat yaitu memeriksa dan membandingkan data pada gelang pengenal dengan

rekam medis. Sebagian besar perawat melakukan identifikasi pasien hanya dengan

menanyakan nama pasien, tanpa membandingkan dengan gelang identitas. Saat

mengidentifikasi pasien juga terkadang perawat menanyakan nama pasien dengan

pertanyaan tertutup. Kemudian juga perawat terkadang tidak selalu menanyakan

nama pasien karena merasa sudah mengenal pasien, dan juga agar pasien tidak

merasa bosan ditanya terus-menerus. Berikut kutipan wawancara dengan beberapa

perawat :

“....kayak nanya namanya siapa, tapi kalo setiap hari kita sama kayak gitu,pasiennya ngerasa susternya gak kenal-kenal nih ma kita, aku jarang-jarang sihya, paling 3 sampe 5 kali ketemu masih aku tanya tapi kalo udah 5 kali lebih udahlangsung ke pasiennya. Buat apa sih, bangun kepercayaan juga lah buat pasien.Karena kalo sering ditanya siapa namanya, pasiennya ngomong susternya gakhapal-hapal nih”(PR4)

“Yang penting namanya sesuai gitu, terserah mau dipanggil atau pasiennyanyebutin nama, enaknya kita aja, takutnya ada yang ke pasiennya, “suster sayaudah lama disini tapi gak kenal-kenal.” (PR1)

Khusus untuk prosedur pemberian obat, berdasarkan SPO identifikasi

pasien, setelah melakukan verifikasi data pasien, prosedur selanjutnya yaitu

Page 76: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

61

perawat harus menerapkan 5 prinsip benar (benar obat, benar dosis, benar cara

pemberian, benar waktu, dan benar pasien). Berdasarkan observasi kepada

sepuluh perawat, semua perawat selalu melakukan prinsip 5 benar, dengan

melakukan double check saat sebelum ke ruangan, kemudian saat di ruangan akan

dilakukan pengecekan kembali sebelum obat diberikan, setelah itu

pasien/pendamping pasien harus menandatangani map yang berisi catatan obat

pasien.

Tim keselamatan pasien harus memastikan bahwa perawat selalu melakukan

identifikasi pasien sebelum tindakan. Berdasarkan wawancara dengan tim

keselamatan pasien bahwa untuk mengetahui kemampuan perawat dalam

menjalankan prosedur yaitu dari kepala ruangan yang melakukan observasi

terhadap perawat-perawat di ruangan rawat inap. Kemudian tim keselamatan

pasien juga mengatakan bahwa seharusnya dilakukan kegiatan pengamatan

terhadap perawat sesuai dengan workshop yang telah diikuti, namun hingga saat

ini tim keselamatan pasien belum pernah memantau langsung sasaran keselamatan

pasien. Jadi untuk saat ini hanya memantau perawat melalui kepala ruangan saja.

Berikut kutipan wawancara dengan tim keselamatan pasien :

“kepala ruangannya, iya mereka punya lembar monitoring gitu, jadimereka pilih dari ruangan itu berapa orang , mereka ngambil sampel gitu”(KP1)

“seharusnya sih ada ya, namanya ronde, kalau dari hasil workshopkemaren ya ada ronde manajemen dimana nanti itu dilibatkan semua komite mutudan keselamatan pasien, harusnya ada disitu, jadi kita ke pasien-pasien di ranap,tapi memang belum dilakuin disini. Jadi balik lagi, kita serahin ke karunya deh,...mereka yang ngeliatin bener-bener apakah si perawat ini ngelakuinnya sesuaigak. Tapi memang kita belum pernah ngeliat ke lapangan secara langsungya.”(KP2)

“intinya di karu, saya pagi kan saya cek, saya tidak mungkin mengikutisemua yang melakukan tindakan ya kan. Tapi khusus yang obat saya bisa cek di

Page 77: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

62

eee di map kuning itu, termasuk ada tidak tanda tangan keluarga ataupasien”(KP3)

Berdasarkan wawancara dengan pasien rawat inap kelas III, sebagian besar

pasien mengatakan bahwa saat perawat akan melakukan tindakan/asuhan hanya

menanyakan nama pasien, dan tidak mencocokkannya dengan gelang identitas

pasien. Berikut kutipan wawancara dengan pasien :

“ya Cuma panggil aja gitu. Gak juga sih, kan udah ada datanya, kadang yananya, manggil doang gitu udah ngenalin”(P1)

“gak sih, mereka kan udah punya apa itu namanya eeh punya datanya gitu,jadi pas awal juga mereka gak nanya...iya gak pernah liat gelang identitas,langsung aja” (P2)

“enggak pernah, ditanyain namanya aja, jadi setiap mau ngasi obat atauperiksa-periksa, ditanyain namanya siapa” (P3)

“iya biasanya suka nanya nama aja, kadang-kadang ngecek, kadang gaksusternya udah hapal. Biasa sih udah hapal sih”(P4)

“gak, Cuma nanya kamu namanya siapa, ini (gelang identitas) gakdicek”(P5)

“enggak, mereka langsung tanya aja gitu , ibunya namanya siapa gitu”(P6)

“kalo itu gak, cuma nanya ibu siapa gitu”(P7)

“ya orang baru semalem dipakein, ya kite gini kok orang-orang dipakeinkite kagak. Jadi ya Cuma nanya nama aja”(P9)

Sedangkan sebagian kecil pasien lainnya mengatakan bahwa perawat

melihat gelang identitas saat akan memberikan obat, namun satu diantaranya

hanya dilihat pada saat awal dirawat saja, seterusnya tidak dilihat lagi oleh

perawat. Berikut kutipan wawancara dengan pasien :

“gak, cuma nanya aja, ibu siapa, maryana gitu.....jarang, pas awal sekalipernah, namanya siapa, gitu kan nanya, Maryana, coba liat, oh iya cocokgitu”(P10)

Page 78: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

63

“Diliat sih, diliat ama perawat, terus nanya namanya siapa samaperawatnya”(P8)

5.2.5. Gambaran Edukasi Pasien Tentang Ketepatan Identifikasi Pasien

Edukasi pasien tentang identifikasi pasien merupakan bagian dari ketepatan

identifikasi pasien. Berdasarkan SPO pemasangan gelang identitas bahwa selain

memakaikan gelang identitas, petugas admisi juga memiliki tugas untuk

menjelaskan gelang identitas. Pasien harus memahami tujuan dari identifikasi

pasien sebagai salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit agar

memudahkan dalam mengenali pasien yaitu dengan menggunakan gelang

identitas. Untuk itu, berdasarkan prosedur pemakaian gelang, pasien/keluarga

pasien harus diberikan penjelasan terkait kegunaan dipakaikan gelang identitas.

Berdasarkan wawancara dengan pasien, hanya sebagian kecil pasien yang

mengatakan bahwa petugas menjelaskan fungsi gelang tersebut sebagai tanda

pengenal pasien. Berikut kutipan wawancara dengan pasien:

“iya, katanya biar mudah gitu, mudah nyarinya, untuk pengenal juga kanpasien banyak gitu”(P4)

Sedangkan sebagian besar pasien/keluarga pasien lainnya mengatakan

bahwa perawat tidak pernah menjelaskan tujuan dari gelang identitas yang dipakai

oleh pasien. Mereka mengatakan bahwa gelang hanya dipakaikan saja oleh

perawat. berikut kutipan wawancara dengan pasien/keluarga pasien :

“mereka gak jelasin sih, cuma saya udah tau guna ya untuk eeh tauidentitas”(P2)

“gak ada, saya pikir gelang ini cuma buat tanda pasien disini”(P3)

“engga dijelasin, langsung dipakein aja”(P6)

Page 79: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

64

“enggak dijelasin, cuma bilang pake gelang aja, dokternya nyuruh pakeingelang”(P7)

“enggak cuma dipakein aja”(P5)

“engga dijelasin, langsung dipakein aja”(P6)

“hah, gak ada tuh”(P10)

Pemakaian gelang identitas dilakukan oleh perawat IGD. Petugas admisi

tidak melakukan pemakaian gelang identitas dan mengedukasi pasien tentang

kegunaan gelang identitas. Hal tersebut karena yang biasanya melakukan

pendaftaran untuk dirawat inap adalah keluarga pasien. Oleh karena itu,

pemakaian gelang identitas dipakaikan pada saat pasien berada di IGD, bahkan

ada pasien yang tidak sadar saat dipakaikan gelang identitas. Berdasarkan

wawancara, sebagian besar pasien/keluarga pasien mengatakan bahwa yang

memakaikan gelang identitas adalah perawat IGD. Berikut kutipan wawancara

dengan pasien :

“oh ini di UGD, perawatnya, saya gak tau udah dipakein aja”(P1)

“udah dari suster di IGD, yang nulis juga susternya”(P2)

“udah dari IGD ini, perawatnya”(P3)

“di bawah, di IGD, susternya kayaknya, tau-tau udah pake”(P4)

“susternya, saya gak ngeh disini”(P9)

“susternya, pas masuk IGD”(P8)

Untuk gelang identitas pasien, berdasarkan observasi terhadap gelang

identitas pasien terhadap pasien, hanya ada satu gelang identitas yang lengkap

dengan mencantumkan nama, tanggal lahir, dan nomor rekam medis, selebihnya

hanya ada nama dan nomor rekam medis pasien. Identitas yang ada pada gelang

Page 80: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

65

identitas ditulis manual oleh perawat yang terkadang tidak terbaca jelas.

Berdasarkan wawancara, identitas pada gelang identitas akan dibuat menjadi

stiker agar identitas terbaca dengan jelas oleh petugas medis. Hal ini karena jika

ditulis secara manual, memiliki risiko kesalahan lebih besar dalam menuliskan

identitas pasien. Berikut kutipan wawancara dengan tim keselamatan pasien :

“nah sebenernya kita udah minta untuk print ya, gak tulis tangan. Jadi kandisini udah IT, jadi udah ada nih nama dan sebagainya, jadi dulu sempet kayakgitu, udah ada stikernya, tapi stikernya itu abis atau gimana. Karena beberapayang gak sengaja saya liat sih, dulu mereka nulis nomor kamar, padahal itu gakboleh, itu yang ngisi admission biasanya, mereka gak ngerti harus ngisi apa,misalkan disitu ada DOB, mereka gak tau itu apa. Makanya kita mencegah untukitu, kita minta stiker aja. Harusnya perawat sih yang nulis, tapi gak semuanyaadmission, belum tentu admission belum tentu perawat, tergantung aja yang jagasiapa, kalau di admissionnya yang jaga siapa bisa jadi ditulis, bisa enggak.”(KP2)

Pemakaian gelang dilakukan oleh perawat juga diutarakan oleh tim

keselamatan pasien. Berdasarkan wawancara dengan tim keselamatan pasien

mengatakan bahwa memakaikan dan menjelaskan fungsi gelang identitas yaitu

perawat, terutama perawat di IGD, bukan petugas admisi. Namun menurut kepala

ruangan, perawat di rawat inap juga memiliki tanggung jawab menjelaskan gelang

identitas. Hal ini sesuai dengan yang diutarakan tim keselamatan pasien sebagai

berikut :

“ada kita di SOP pemasangan gelang identitas”(KP1)

“Yang menjelaskan perawat, jadi gelang dikasi dari admission, pada saatpasien daftar di IGD maupun rawat inap ya... nanti admission ngasi di dalamberkasnya itu, nanti perawat yang akan memasangkan...... bukan, karena kan kitatakutnya admission juga tidak mengerti ya. Karena yang ke admission juga belumtentu pasien, jadi nanti perawat yang akan memasangkan dan perawat yang akanmengedukasi, fungsinya ini apa jadi nanti jangan bosen-bosen nanti tiap apapasti akan ditanyain terus-menerus. Karena kan nanti ada beberapa pasien yangrisih ya kita tanyain terus”(KP2)

Page 81: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

66

“gelang identitas ketika pasien masuk melalui UGD....tetep ada kewajiban,kita jelasin ulang. Identitas pasien yang terutama, kasi tau itu fungsinya apa,pada saat pasien kesini. Pasien dateng kita lakukan edukasi, salah satunya itutentang gelang pasien, tentang hand hygiene juga, terus orientasi ke ruangan olehperawat.”(KP3)

Berdasarkan wawancara dengan perawat rawat inap, sebagian kecil perawat

mengatakan bahwa perawat di rawat inap memiliki tanggung jawab untuk

menjelaskan identifikasi pasien dan kegunaan gelang identitas, karena terkadang

pasien dari IGD belum menggunakan gelang identitas. Berikut kutipan wawancara

dengan perawat :

“pernah, kadang pasien gini misalnya dia dateng trus dari bawah lupamasangin ya udah kita aja....dijelasin ya apa fungsinya, harusnya dijelasin ya tapikebanyakan enggak”(PR2)

“iya, dijelasin gelangnya buat apa, kenapa beda pink ama biru, tujuannya apagitu”(PR3)

“iya dijelasin gunanya tujuannya gelang ini untuk apa, jadi nanti janganbosen kalo perawatnya nanya-nanya”(PR7)

“iya, kalo saya, saya jelasin, ini gunanya buat nanti sebagai identitaspasien. Kan ada 2 tu ya , gelang sih banyak sih sebenernya, ada yang alergi,identitas gitu, resiko jatuh”(PR10)

Namun beberapa perawat lainnya mengatakan bahwa yang seharusnya

menjelaskan fungsi dari gelang identitas adalah yang memakaikan gelang

tersebut. Perawat di rawat inap tidak memiliki kewajiban untuk menjelaskan

fungsi dari gelang identitas tersebut. Berikut kutipan wawancara dengan perawat :

“yang di IGD sih biasanya”(PR1)

“kalo dari rawat inap jarang ya, soalnya yang biasa makein itu pasti dariIGD, kecuali dari pasien, poli pun perawatnya harusnya makein gelangnyasebelum kesini”(PR4)

“Ngga.. kita ngga punya kewajiban, yang punya kewajiban itu biasanyayang pakein gelang. Jadi sekalian menjelaskan kegunaan gelang itu, kenapa

Page 82: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

67

dipakein gelang itu sama tujuannya, biasanya dari tugas yang pasangingelang”(PR5)

“Hmm kalo sampe saat ini sih jarang banget makein gelang. Biasanya dariIGD udah dipasang. Kecuali kalo misalkan di rekam medisnya masih ada kitaarahkan orang IGD untuk pasangin gelang”(PR6)

“guna gelangnya, iya tugasnya orang UGD sih tapi ee.. rata-rata sih pasiennggak tau”(PR9)

Page 83: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

68

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1. Ketepatan Identifikasi Pasien

Identifikasi pasien dan pencocokan pasien dengan pengobatan merupakan

kegiatan yang dilakukan secara rutin di semua rangkaian perawatan (Australian

Commission on Safety and Quality in Health Care 2017). Ketepatan dalam

mengidentifikasi pasien merupakan upaya untuk mengurangi kesalahan dalam

melakukan tindakan terhadap pasien (WHO 2007). Terdapat lima elemen pada

sasaran ketepatan identifikasi pasien, yaitu :

1. Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak boleh

menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien.

Untuk elemen pertama pada sasaran ketepatan identifikasi pasien,

petugas medis diharuskan mengidentifikasi pasien dengan menggunakan

dua identitas pasien, dan tidak boleh menggunakan nomor kamar atau

lokasi pasien (KARS 2011). Berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan, sebagian besar perawat melakukan identifikasi pasien hanya

dengan menanyakan nama pasien, bukan nama panjang pasien, dan juga

tidak dengan dua identitas pasien. Sedangkan menurut standar akreditasi

RS versi 2012, petugas harus menanyakan nama pasien dengan dua nama

pasien, maksud hal tersbut adalah nama lengkap dari pasien tersebut. Hal

ini dilakukan untuk mengurangi kesalahan jika terdapat pasien yang

Page 84: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

69

memiliki nama sama. Perawat juga seharusnya mengidentifikasi pasien

dengan minimal dua identitas pasien, seperti nama pasien, tanggal lahir

atau nomor rekam medis pasien.

2. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah atau produk darah.

Untuk elemen kedua pada sasaran ketepatan identifikasi pasien,

pasien harus diidentifikasi sebelum diberikan tindakan seperti pemberian

obat, darah, atau produk darah (KARS 2011). Berdasarkan penelitian

yang dilakukan, perawat sudah melakukan identifikasi pasien sebelum

melakukan pemberian obat, namun sebagian besar perawat

mengidentifikasi pasien hanya dengan menanyakan nama pasien. Hal

tersebut tidak sesuai dengan elemen pertama sasaran ketepatan

identifikasi pasien yang mengharuskan mengidentifikasi dengan dua

identitas pasien.

3. Pasien diidentifikasi sebelum pengambilan darah dan spesimen lain

untuk pemeriksaan klinis.

Untuk elemen ketiga pada sasaran ketepatan identifikasi pasien,

pasien harus diidentifikasi sebelum pengambilan darah dan spesimen lain

untuk pemeriksaan klinis (KARS 2011). Berdasarkan penelitian, perawat

yang melakukan pengambilan darah terhadap pasien sudah melakukan

identifikasi pasien, namun identifikasi pasien yang dilakukan hanya

menanyakan nama pasien. Hal tersebut tidak sesuai dengan ketentuan

elemen satu yang mengatakan harus melakukan identifikasi dengan dua

identitas pasien.

Page 85: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

70

4. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan.

Untuk elemen keempat pada sasaran ketepatan identifikasi pasien,

pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan

(KARS 2011). Peneliti tidak melakukan pengamatan terhadap perawat

yang melakukan pemberian pengobatan dan tindakan.

5. Kebijakan dan prosedur mendukung praktek identifikasi yang konsisten

pada semua situasi dan lokasi

Untuk elemen kelima pada sasaran ketepatan identifikasi pasien

yaitu kebijakan dan prosedur terkait identifikasi pasien. RSUD Pasar

Minggu telah membuat dokumen-dokumen yang diperlukan untuk

sasaran ketepatan pasien, mulai dari Kebijakan/SK Direktur, SPO, dan

Panduan Identifikasi pasien. Standar Prosedur Operasional (SPO) yang

dibuat ada dua, yaitu SPO identifikasi pasien dan SPO pemasangan

gelang. Semua dokumen tersebut sudah memenuhi standar akreditasi RS

untuk sasaran ketepatan identifikasi pasien.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa dari kelima

elemen, hanya elemen kelima yang sudah sesuai dengan standar akreditasi RS

versi 2012. Untuk elemen pertama hingga elemen keempat belum sesuai dengan

ketentuan yang sudah ditetapkan.

6.1.1. Kebijakan Ketepatan Identifikasi Pasien di RSUD Pasar Minggu

Kebijakan dan prosedur merupakan salah satu elemen ketepatan identifikasi

pasien dalam memenuhi standar akreditasi RS versi 2012. Tim keselamatan

pasien sudah membuat kebijakan sesuai dengan ketentuan standar akreditasi RS

Page 86: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

71

versi 2012 berupa SK Direktur No. 893 Tahun 2017 tentang Kebijakan

Identifikasi Pasien RSUD Pasar Minggu. Menurut Guwandi dalam rangka

menjamin keamanan pasien, rumah sakit wajib membuat dan memberlakukan

aturan dan kebijakan dalam rangka menjamin pelayanan yang aman bagi pasien

(Cahyono 2008). Hal ini sesuai dengan langkah-langkah yang harus dilakukan

rumah sakit menuju keselamatan pasien, dimana langkah pertama yaitu rumah

sakit harus memiliki kebijakan dan menjabarkan peran dan akuntabilitas

individual bilamana ada insiden (Permenkes 2011).

Kebijakan/peraturan identifikasi pasien memerlukan sedikitnya dua cara

untuk mengidentifikasi seorang pasien, seperti nama pasien, tanggal lahir, dan

nomor rekam medis, dan tidak diperbolehkan menggunakan nomor kamar atau

lokasi pasien (KARS 2011). Kebijakan yang telah dibuat oleh tim keselamatan

pasien mengatur tentang identifikasi pasien harus menggunakan minimal dua

identitas dan kapan saja dilakukan identifikasi pasien. Berdasarkan panduan

identifikasi pasien RSUD Pasar Minggu, dua identitas yang ditanyakan pada saat

mengidentifikasi pasien yaitu nama pasien dan tanggal lahir pasien, kedua

identitas tersebut juga harus ada pada gelang identitas pasien. Kebijakan dan

panduan yang telah dibuat tim keselamatan pasien sudah sesuai dengan ketentuan

standar akreditasi RS versi 2012.

Untuk pelaksanaan ketepatan identifikasi pasien dapat dilakukan secara

menyeluruh oleh petugas medis yang berhubungan dengan pasien, tim pokja SKP

melibatkan semua instalasi yang berhubungan dengan paisen untuk menjadi tim

keselamatan pasien. Maka setiap instalasi memiliki perwakilan yang menjadi tim

Page 87: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

72

keselamatan pasien. Hal ini merupakan pengelolaan tim yang dilakukan tim

keselamatan pasien agar peraturan terkait ketepatan identifikasi pasien berjalan

dengan optimal. Hal ini sesuai dengan penelititan Sunarti bahwa ada hubungan

antara faktor manajemen dan organisasi dengan ketepatan identifikasi pasien

(Sunarti 2016).

Menurut Yudhawati dan Listiowati, bahwa kebijakan dan SPO identifikasi

pasien belum budaya bagi petugas, evaluasi identifikasi belum dilaksanakan

secara rutin oleh manajemen, menyebabkan pelaksanaan identifikasi pasien tidak

optimal (Yudhawati dan Listiowati 2016). Berdasarkan penelitian, dengan adanya

kebijakan/peraturan yang telah dibuat oleh tim pokja keselamatan pasien terkait

ketepatan identifikasi pasien, lebih menekankan petugas medis agar menjadi patuh

dalam melakukan identifikasi pasien sebelum tindakan. Namun belum ada

pencatatan dan pelaporan sebagai bahan evaluasi dan pengawasan yang dilakukan

oleh tim keselamatan pasien terhadap ketepatan identifikasi pasien oleh perawat.

Hal ini perlu dilakukan agar pelaksanaan ketepatan identifikasi pasien berjalan

optimal.

6.1.2. Standar Prosedur Operasional (SPO) Ketepatan Identifikasi Pasien di

RSUD Pasar Minggu

Standar Prosedur Operasional (SPO) tentang identifikasi pasien di RSUD

Pasar Minggu ada dua, yaitu SPO Identifikasi Pasien dan SPO Pemasangan

Gelang Identitas. Namun pada SPO identifikasi pasien, ada beberapa hal yang

kurang dari elemen sasaran ketepatan identifikasi pasien. Prosedur yang telah

dibuat tersebut sudah disesuaikan dengan elemen-elemen pada sasaran ketepatan

Page 88: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

73

identifikasi pasien dan kedua SPO tersebut sudah memenuhi standar akreditasi RS

versi 2012.

Prosedur ini belum disosialisasikan kepada perawat secara keseluruhan.

Akan tetapi, kepala ruangan yang juga sebagai tim keselamatan pasien memiliki

tanggung jawab untuk menyosialisasikan kebijakan serta prosedur kepada

perawat. Berdasarkan penelitian, tidak semua perawat mendapatkan sosialisasi

dari kepala ruangan terkait SPO ketepatan identifikasi pasien. Beberapa perawat

mengatakan pernah dilakukan sosialisasi saat orientasi, melalui grup chating, atau

langsung mendapat sosialisasi dari kepala ruangan.namun beberapa perawat

lainnya mengaku belum pernah mendapat sosialisasi terhadap SPO ketepatan

identifikasi pasien. Oleh karena itu, prosedur identifikasi pasien tidak diketahui

secara keseluruhan oleh perawat.

Sosialisasi seharusnya dilakukan secara menyeluruh kepada seluruh perawat

agar pelaksanaan ketepatan identifikasi pasien berjalan dengan optimal. Hal

tersebut sesuai dengan penelitian Yudhawati dan Listiowati, menyatakan bahwa

sosialisasi dan SPO yang belum optimal menjadi hambatan dalam pelaksanaan

ketepatan identifikasi pasien oleh perawat (Yudhawati dan Listiowati 2016).

6.1.3. Pengetahuan Perawat Dalam Ketepatan Identifikasi Pasien

Pengetahuan perawat terhadap prosedur yang berlaku di RSUD Pasar

Minggu tentang ketepatan identifikasi pasien perlu diketahui secara maksimal

oleh perawat. Menurut WHO, perlu dilakukan pelatihan atau sosialisasi tentang

prosedur untuk memverifikasi pasien (WHO 2007). Untuk itu, SPO yang telah

Page 89: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

74

dibuat seharusnya dijelaskan kepada perawat agar mengetahui isi dari SPO

tersebut dan melaksanakannya sesuai dengan prosedur tersebut.

Sesuai dengan elemen pertama sasaran ketepatan identifikasi pasien standar

akreditasi RS versi 2012, perawat harus melakukan identifikasi pasien dengan dua

identitas pasien (KARS 2011). Sedangkan berdasarkan SPO identifikasi pasien

yang ada di RSUD Pasar Minggu bahwa pada saat melakukan identifikasi pasien,

perawat harus membandingkan data pasien dengan gelang identitas pasien.

Namun, tidak semua perawat yang diteliti mengetahui dengan tepat prosedur

identifikasi pasien.

Berdasarkan penelitian, tidak semua perawat mengetahui dengan tepat SPO

identifikasi pasien yang ada di RSUD Pasar Minggu. Hanya sebagian kecil

perawat yang mengetahui dengan tepat prosedur dalam mengidentifikasi pasien.

Sebagian besar perawat tidak mengetahui dengan tepat prosedur identifikasi

pasien yang sudah dibuat oleh tim keselamatan pasien. Prosedur yang sering

terlewat oleh perawat saat melakukan identifikasi pasien yaitu mengidentifikasi

pasien dengan dua identitas pasien dan melakukan verifikasi dengan

membandingkan data pasien dengan gelang identitas yang digunakan pasien.

Kurangnya pengetahuan perawat terhadap SPO identifikasi pasien yang

telah dibuat oleh tim pokja SKP di RSUD Pasar Minggu, dapat membuat

pelaksanaan ketepatan identifikasi pasien tidak berjalan dengan optimal. Hal ini

sesuai dengan penelitian Sitorus bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan

perawat terhadap pelaksanaan identifikasi pasien secara tepat (Sitorus 2014). Oleh

karena itu, dengan kurangnya pengetahuan perawat terhadap SPO identifikasi

Page 90: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

75

pasien, tim keselamatan pasien perlu melakukan sosialisasi terkait prosedur

identifikasi pasien agar pelaksanaan ketepatan identifikasi pasien dapat berjalan

optimal.

6.1.4. Kemampuan Perawat Dalam Ketepatan Identifikasi Pasien

Kemampuan perawat dalam melakukan ketepatan identifikasi pasien harus

sesuai dengan prosedur yang telah dibuat oleh tim pokja SKP RSUD Pasar

Minggu. Perawat harus melakukan identifikasi pasien sebelum melakukan

tindakan/asuhan kepada pasien. Berdasarkan SPO identifikasi pasien, setelah

menanyakan data identitas pasien, perawat harus melakukan verifikasi data

kembali dengan membandingkan pada gelang identitas pasien.

Berdasarkan penelitian, sebagian besar perawat tidak melakukan identifikasi

pasien sesuai dengan prosedur identifikasi pasien RSUD Pasar Minggu. Tahapan

prosedur identifikasi pasien yang sering terlewat oleh perawat yaitu

membandingkan data pasien dengan gelang identitas yang digunakan pasien.

Sebagian besar perawat juga hanya menanyakan nama pasien, sedangkan

seharusnya menggunakan dua identifikator, yaitu nama dan tanggal lahir pasien.

Perawat juga sering tidak menanyakan identitas pasien dengan pertanyaan

terbuka jika sudah mengenal pasien atau pasien tersebut sudah lama dirawat di

rumah sakit. Hal ini karena beberapa perawat berpikir agar pasien tidak merasa

bosan ditanya terus-menerus oleh perawat saat melakukan tindakan/asuhan pada

pasien. Hal ini sesuai dengan penelitian Anggreani dkk yang menyatakan bahwa

perawat tidak selalu melakukan identifikasi pasien, terutama pada saat melakukan

Page 91: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

76

tindakan keperawatan yang bersifat rutin, dengan alasan sibuk atau tidak sempat

serta menghindari kebosanan pasien (Anggraeni, Hakim dan Widjiati 2014).

Identifikasi pasien yang tidak sesuai dengan SPO identifikasi yang

dilakukan oleh perawat sesuai dengan pernyataan pasien yang ditanyakan

mengenai identifikasi pasien oleh perawat. Berdasarkan penelitian, sebagian besar

psien/keluarga pasien menyatakan bahwa perawat hanya menanyakan nama

pasien pada saat identifikasi pasien, tanpa menanyakan dua identitas pasien dan

melakukan verifikasi data pasien.

Untuk melakukan pengawasan terhadap identifikasi pasien yang dilakukan

oleh perawat, tim keselamatan pasien menyerahkan tanggung jawab kepada

kepala ruangan. Kepala ruangan bertanggung jawab untuk melakukan supervisi

kepada perawat saat melakukan tindakan/asuhan kepada pasien. Namun hal

tersebut belum berjalan dengan baik dikarenakan form pemantauan belum selesai

dibuat oleh tim keselamatan pasien. Hal tersebut dapat membuat pelaksanaan

ketepatan identifikasi pasien tidak berjalan dengan baik. Hal ini sesuai dengan

penelitian Anggraeni dkk yang menyatakan bahwa belum optimalnya pelaksanaan

sistem identifikasi pasien berhubungan dengan supervisi terhadap pelaksanaan

prosedur identifikasi yang belum optimal (Anggraeni, Hakim dan Widjiati 2014).

6.1.5. Edukasi Pasien tentang Ketepatan Identifikasi Pasien

Edukasi pasien mengenai pentingnya identifikasi pasien sebelum dilakukan

tindakan/asuhan oleh perawat merupakan hal yang perlu dilakukan agar pasien

paham pentingnya identifikasi pasien dengan tepat. Menurut WHO, perlu untuk

mengedukasi pasien/keluarga pasien tentang relevansi dan pentingnya identifikasi

Page 92: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

77

pasien yang benar dengan cara yang positif dan juga menghormati privasi

pasien/keluarga pasien tersebut (WHO 2007). Hal tersebut sudah ada prosedurnya

dalam SPO pemasangan gelang identitas, dimana pasien harus dijelaskan terkait

ketepatan identifikasi pasien yang akan dilakukan berulang-ulang oleh perawat

untuk memastikan bahwa pasien yang menerima tindakan sudah tepat.

Berdasarkan penelitian, sebagian besar pasien/keluarga pasien mengatakan

tidak pernah mendapatkan penjelasan tentang identifikasi pasien dan kegunaan

gelang identitas. Berdasarkan SPO pemasangan gelang, bahwa petugas admisi

merupakan petugas yang memiliki tanggung jawab untuk menjelaskan kegunaan

gelang identitas dan pentingnya identifikasi pasien. Namun, pada praktiknya, yang

memakaikan gelang identitas kepada pasien yaitu perawat, tetapi perawat tidak

memberikan penjelasan saat memasangkan gelang identitas. Sedangkan pasien

harus ikut terlibat dalam ketepatan identifikasi pasien. Hal ini sesuai dengan

penelitian Anggraeni dkk yang menyatakan bahwa untuk menghindari kesalahan

identfikasi, pasien dan keluarga dilibatkan secara aktif dengan memberikan

edukasi tetntang risiko jika terjadi kesalahan identitas dengan meminta pasien dan

keluarga untuk bertanya dan mencocokkan data identitas pasien (Anggraeni,

Hakim dan Widjiati 2014).

Pemakaian gelang identitas pasien sudah berjalan di RSUD Pasar Minggu,

semua pasien rawat diwajibkan untuk memakai gelang identitas pasien.

Berdasarkan panduan identifikasi pasien, data identitas pada gelang identitas juga

harus minimal dua yaitu nama dan tanggal lahir. Menurut WHO hal ini perlu

dilakukan untuk menstandarisasi pendekatan identifikasi pasien, dimana bentuk

Page 93: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

78

atau penanda terstandar dan informasi spesifik dapat ditulis (misal nama dan

tanggal lahir) atau menerapkan teknologi biometrik (WHO 2017).

Berdasarkan penelitian, belum semua pasien menggunakan gelang identitas

dengan identitas yang benar, karena terkadang petugas tidak menuliskan identitas

penting pasien, seperti tanggal lahir dan nomor rekam medis. Saat ini, gelang

identitas yang ada di RSUD Pasar Minggu masih menggunakan gelang identitas

yang ditulis secara manual, karena itu data yang ada pada gelang terkadang tidak

sesuai dengan peraturan dan menyulitkan perawat untuk melakukan verifikasi

data pasien. Hal ini sesuai dengan penelitian Chinta dkk yang menyatakan bahwa

informasi yang tercantum pada gelang identitas tidak informatif menyulitkan

perawat dalam melakukan verifikasi data pasien (Chinta, Suryoputro dan Jati

2016).

Page 94: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

79

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1. Simpulan

1. Dari kelima elemen sasaran ketepatan identifikasi pasien akreditasi RS versi

2012, hanya elemen kelima yang sudah sesuai dengan standar akreditasi RS

versi 2012. Untuk elemen pertama hingga elemen keempat belum sesuai

dengan ketentuan yang sudah ditetapkan.

2. Kebijakan/peraturan terkait pelaksanaan ketepatan identifikasi pasien di

RSUD Pasar Minggu sudah dibuat sesuai dengan standar akreditasi RS versi

2012. Namun pencatatan dan pelaporan pelaksanaan ketepatan identifikasi

pasien belum dilakukan oleh tim keselamatan pasien.

3. Standar prosedur operasional (SPO) terkait identifikasi pasien sudah sesuai

dengan ketentuan standar akreditasi RS versi 2012. Namun sosialisasi dan

penjelasan terkait prosedur tersebut belum dilakukan secara resmi kepada

seluruh perawat di RSUD Pasar Minggu.

4. Hanya beberapa perawat yang mengetahui dengan tepat prosedur

identifikasi pasien. Sebagian besar perawat mengetahui bahwa identifikasi

pasien dilakukan sebelum melakukan tindakan/asuhan kepada pasien,

namun tidak mengetahui harus mengidentifikasi pasien dengan dua identitas

dan verifikasi data pasien.

5. Sebagian besar perawat tidak melakukan identifikasi pasien sesuai prosedur.

Tahapan yang sering dilewatkan oleh perawat yaitu melakukan verifikasi

Page 95: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

80

data dengan membandingkan data pasien dengan gelang identitas pasien,

serta hanya menanyakan nama pasien saja.

6. Hampir semua pasien tidak dijelaskan fungsi dari gelang identitas. Beberapa

gelang identitas pasien juga tidak memuat informasi yang sesuai dengan

peraturan yang ada, data yang sering tidak ditulis petugas yaitu tanggal lahir

pasien dan nomor rekam medis.

7.2. Saran

Saran bagi pihak RSUD Pasar Minggu adalah :

1. Perlunya dilakukan sosialisasi untuk menjelaskan kebijakan/peraturan dan

prosedur terkait ketepatan identifikasi pasien oleh tim keselamatan pasien

kepada perawat agar seluruh perawat memiliki pemahaman yang sama

terkait ketepatan identifikasi pasien di RSUD Pasar Minggu.

2. Perlu adanya punishment dan reward kepada petugas kesehatan yang tidak

melakukan identifikasi pasien sesuai dengan prosedur yang telah dibuat.

3. Perlunya membuat standarisasi pencatatan dan pelaporan oleh tim

keselamatan pasien terhadap pelaksanaan ketepatan identifikasi pasien.

4. Perlunya melakukan peninjauan kembali terhadap SPO pemasangan gelang

identitas terhadap tanggung jawab petugas dalam menjelaskan pentingnya

identifikasi pasien dan kegunaan gelang identitas.

Page 96: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

81

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmito, Wiku. "Kesiapan Rumah Sakit Dalam Menghadapi Globalisasi."

2008.

Anggraeni, Dewi, Lukman Hakim, and Cecilia Widjiati. "Evaluasi Pelaksanaan

Sistem Identifikasi Pasien di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit." Jurnal

Kedokteran Brawijaya, 2014.

Australian Commission on Safety and Quality in Health Care. Patient

Identification. 2017. https://www.safetyandquality.gov.au/our-work/patient-

identification/ (accessed April 2017).

Cahyono, J. B Suharjo B. Membangun Budaya Keselamatan Pasien Dalam

Praktik Kedokteran. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2008.

Chinta, Guesthi Lunes Mutiara, Antono Suryoputro, and Sutopo Patria Jati .

"Analisis Pelaksanaan Idenifikasi Pasien Dalam Rangka Keselamatan

Pasien Di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bekasi ."

Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 2016: Volume 4, Nomor 4.

Departemen Kesehatan RI. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit

(Patient Safety). 2008.

Grbich, Carol. Qualitative Data Analysis (Second Edition). London: SAGE, 2013.

Joint Commission International. Patient Safety Solutions Preamble. 2007.

KARS. Standar Akreditasi Rumah Sakit. 2011.

Komisi Akreditasi Rumah Sakit. Instrumen Akreditasi RS. 2012.

Lapau, Buchari. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Buku Obor, 2012.

Page 97: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

82

Muliana, Ana, and Andi Mappanganro. "Hubungan Pengetahuan dan Sikap

Perawat Dalam Penerapan Patient Safety Goal: Identifikasi Pasien Rumah

Sakit Ibnu Sina YW-UMI Makassar." Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis,

2016: Vol. 9 No. 1.

Pawito. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi Aksara

Yogyakarta, 2007.

Permenkes. Peraturan Meneteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1691 tentang

Keselamatan Pasien Rumah Sakit. 2011.

Priharjo, Robert. Konsep & Perspektif Praktik Keperawatan Profesional Edisi 2.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2008.

Raco, J. R. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Grasindo, 2010.

RSUD Pasar Minggu. 2016. http://www.rsudpasarminggu.com/rsud/tentang-

kami/# (accessed February 13, 2017).

Semiawan, Conny R. Metode Penelitian Kualitatif. Grasindo, n.d.

Sitorus, Sofia. "Analisis Kepatuhan Perawat Terhadap Pelaksanaan Identifikasi

Pasien Sebelum Melakukan Tindakan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap

Siloam Hospitals Lippo Village." 2014.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit

Alfabeta, 2011.

Sunarti, Swastikarini. "Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Pelaksanaan Ketepatan Identifikasi Pasien Oleh Perawat Pelaksana Di RS X

Pekanbaru." 2016.

Page 98: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

83

UU No 44. Undang-Undang Republik Indonesia No 44 Tahun 2009 tentang

Rumah Sakit. 2009.

Vincent, Charles. "Understanding and Responding to Adverse Events." The New

England Journal of Medicine, 2003.

WHO. Medication Without Harm: WHO's Third Global Patient Safety Challenge

. 2017.

WHO. "Patient Identification." Patient Safety Solutions, 2007.

Yudhawati, Donna Dwi, and Ekorini Listiowati. "Evaluasi Penerapan Identifikasi

Pasien Di Bangsal Rawat Inap RSi Siti Aisyah Madiun." 2016.

Page 99: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

79

LAMPIRAN

Page 100: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

Lampiran 1

Form Inform Consent

Bapak/Ibu/Sdr yang saya hormati,

Saya Ade Triani Utami Pasaribu, mahasiswa Peminatan Manajemen Pelayanan

Kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Saat ini, saya sedang melakukan

penelitian sebagai tugas akhir dengan judul “Gambaran Pelaksanaan Ketepatan Identifikasi

Pasien Di Instalasi Rawat Inap Kelas III RSUD Pasar Minggu Tahun 2017”.

Saya mengucapkan terimakasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr untuk menjadi

informan dan memberikan keterangan secara luas, bebas, mendalam, benar, dan jujur. Hasil

informasi dan keterangan yang diberikan nanti akan digunakan sebagai masukan untuk

pelaksanaan ketepatan identifikasi pasien di rawat inap RSUD Pasar Minggu. Peneliti

memohon izin untuk merekam pembicaraan selama proses wawancara berlangsung dan

peneliti menjamin kerahasiaan isi informasi yang diberikan dan hanya akan digunakan

untuk kepentingan penelitian.

Demikian atas segala perhatian dan bantuan Bapak/Ibu/Sdr, saya ucapkan terima

kasih karena telah berpartisipasi dalam penelitian ini.

Hormat Saya,

Ade Triani Utami P

Page 101: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

Lampiran 2

FORM IDENTITAS INFORMAN

Nama Informan :

Jenis Kelamin :

Umur :

Pendidikan Terakhir :

Jabatan/Pekerjaan :

Lama Kerja :

Hari/Tanggal Wawancara :

Dengan ini saya bersedia menjadi informan dalam penelitian mengenai “Gambaran

Pelaksanaan Ketepatan Identifikasi Pasien Di Instalasi Rawat Inap Kelas III RSUD Pasar

Minggu Tahun 2017”

Jakarta,………............2017

(……..............................)

Page 102: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

Lampiran 3

Pedoman Wawancara

Untuk Ketua Tim Keselamatan Pasien RSUD Pasar Minggu

Kebijakan

1. Bagaimana kebijakan/peraturan mengenai keselamatan pasien di RSUD Pasar Minggu,

khususnya identifikasi pasien? (Probing : apa saja yang telah dilakukan terkait

identifikasi pasien?ada tim khusus yang dibentuk?)

2. Apakah di RSUD Pasar Minggu ada buku pedoman keselamatan pasien (yang dibuat

rumah sakit sendiri) ? (probing: jika ada, apakah didalamnya terdapat pedoman

tentang identifikasi pasien? Jika belum ada, kenapa?)

3. Menurut anda, bagaimana budaya keselamatan pasien (khususnya identifikasi pasien) di

RSUD Pasar Minggu?

4. Bagaimana sistem pelaporan terhadap keselamatan pasien di RSUD Pasar Minggu?

(Probing : apakah ada format pelaporan, tim pengolah data, dan peraturan khusus

pelaporan? Jika tidak ada sistem pelaporan, kenapa?)

SPO

1. Bagaimana dengan prosedur (SPO) untuk pelaksanaan ketepatan identifikasi pasien di

RSUD Pasar Minggu? (probing: apakah sudah berjalan? Jika belum, mengapa?)

2. Siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan ketepatan identifikasi pasien ?

Pengetahuan perawat

1. Bagaimana cara tim Keselamatan Pasien menerapkan prosedur (SPO) ketepatan

identifikasi pasien kepada perawat? (Probing: apakah semua perawat sudah memahami

tentang ketepatan identifikasi pasien?)

2. Apa yang dilakukan untuk mengetahui bahwa petugas kesehatan telah mengetahui dan

memahami prosedur pelaksanaan identifikasi pasien rawat inap di RSUD Pasar

Minggu? (probing : jika ada, apakah semua petugas sudah mendapatkan pengetahuan

tentang identifikasi pasien? jika tidak ada, kenapa?)

Kemampuan Perawat

1. Bagaimana cara tim Keselamatan Pasien mengetahui kemampuan perawat dalam

menjalankan prosedur ketepatan identifikasi pasien? (probing: apa yang dilakukan

untuk mengetahui kemampuan perawat? Jika tidak ada, kenapa?)

Page 103: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

2. Bagaimana cara mengawasi perawat terhadap pelaksanaan identifikasi pasien?

(probing: jika tidak ada pengawasan, kenapa?)

Edukasi Pasien

1. Bagaimana peraturan terkait gelang identifikasi pasien rawat inap di RSUD Pasar

Minggu? (probing : siapa yang mengisi identitas dan memberikan gelang identifikasi

pasien?)

2. Apa yang dilakukan oleh tim Keselamatan Pasien untuk memberikan pemahaman

kepada pasien terkait gelang identifikasi yang harus digunakan oleh pasien selama

dirawat inap di RSUD Pasar Minggu?

Perawat Rawat Inap RSUD Pasar Minggu

Kebijakan

1. Bagaimana kebijakan/peraturan tentang ketepatan identifikasi pasien di rawat inap

RSUD Pasar Minggu? (probing: apakah pernah disosialisasikan kepada perawat?)

SPO

1. Apakah anda pernah mendapatkan sosialisasi tentang identifikasi pasien ?

2. Bagaimana dengan prosedur (SPO) pelaksanaan ketepatan identifikasi pasien rawat inap

di RSUD Pasar Minggu? (probing : apakah sudah berjalan? Jika belum, kenapa?)

Pengetahuan

1. Kapan saja anda melakukan identifikasi pasien ?

2. Identitas apa yang harus ada pada gelang identitas pasien ?

3. Bagaimana cara anda melakukan idenifikasi pasien ? (sesuai SPO identifikasi pasien

RSUD Pasar Minggu)

Edukasi Pasien

1. Siapa yang memakaikan gelang identitas ? dan siapa yang menuliskan identitas pada

gelang identitas?

2. Apakah ada penjelasan tentang manfaat/ fungsi gelang kepada pasien? Bagaimana

penjelasannya?

Pasien/pedamping Pasien

Edukasi Pasien

Page 104: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

1. Siapa yang memakaikan dan mengisi identitas pada gelang identitas ?

2. Apakah petugas menjelaskan tentang manfaat gelang identitas pasien? (probing : jika

iya, apa manfaat gelang yang dipasang di tangan anda?kapan gelang boleh dilepas?)

3. Apakah nama dan tanggal lahir pada gelang sudah benar identitas anda?

4. Apakah petugas selalu melihat gelang yang anda pakai? Pada saat melakukan apa?

Page 105: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

Lampiran 4

Pedoman Observasi

Kemampuan Perawat dalam Identifikasi Pasien

No. Nama Perawat

Periksa dan bandingkan data pada

gelang pengenal dengan rekam

medis

Perawat menerapkan prinsip 5

benar :

Benar obat, benar dosis, benar cara

pemberian, benar waktu, dan benar

pasien

perawat mengambil darah atau

spesimen lain sesuai permintaan

dokter kemudian memberi

identitas nama dan nomor rekam

medik pasien di tabung / botol /

tempat sampel darah atau

spesimen tersebut

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Page 106: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

9.

10.

Ketepatan Identifikasi Pasien

No. Nama Petugas

Pasien diidentifikasi

menggunakan dua

identitas pasien, tidak

boleh menggunakan

nomor kamar atau

lokasi pasien

Pasien diidentifikasi

sebelum pemberian obat,

darah atau produk darah

Pasien diidentifikasi

sebelum pengambilan

darah dan spesimen lain

unutk pemeriksaan klinis

Pasien diidentifikasi

sebelum pemberian

pengobatan dan tindakan

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Page 107: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

Page 108: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

Lampiran 5

Transkip Wawancara Tim Keselamatan Pasien

PertanyaanJawaban

KP1 KP2 KP3

Kebijakan

Bagaimana kebijakan/peraturanmengenai keselamatan pasien diRSUD Pasar Minggu, khususnyaidentifikasi pasien?

“kebijakannya sih yaa, kitasudah ada SK, dan sudahdisahkan juga...”

“Pelaksanaannya sudah berjalanpasien dengan gelang identitas,pasien laki-laik dengan gelangwarna biru, kalo perempuanpink, yang minimal ada tigaidentitas disana ya, nama, nomerrekam medis sama tanggal lahir.Nah perawatpun ketikamemberikan obat ataumengambil darah memang sudahkroscek minimal nama samatanggal lahir, mereka sudahkroscek. Kalau secara praktekmungkin sudah jalan, pencatatanyang belum.”

“kita kalau kebijakan hanyamengatur masalah identifikasipake dua minimal sama kapanmelakukan identifikasi, kayakgitu aja sih. Dilakuin sih sudahdilakuin, cuma memang,makanya sekarang adamonitoring, belum semuanyakebiasaan kayak gitu. Tapi udahdilakukan, beberapa masihbelum melakukan duaidentifikator. Identifikasimungkin mereka sudahmelakukan tampaknya, tapikadang mereka lupa kalau harusmenggunakan tanggal lahirsama nomor medical record”

“ditulis sudah, yang ditekankanbukan hanya soal ditulis digelang, tapi setiap pemberianobat, setiap tindakan, setiaptranfusi, pokoknya setiap yang

“kebijakannya, pasiendiidentifikasi setiap tindakanatau pemberian terapi, itu kitaeeh validasi ke pasien juga, kitacocokkan dengan gelang pasien.Itu kan di gelang pasien adaditulis nama pasien, nomorrekam medik gitu kan, kitacocokin juga.”

Page 109: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

kita mau ada asuhan ke pasien,kita harus identifikasi pasiendulu ke pasien, even kayak kitamau, kayak dokter visit punharus identifikasi pasien dulu.”

Bagaimana dengan TimKeselamatan Pasien di RSUDPasar Minggu ?

“tim keselamatan pasien sudahada, pokja SKP juga sudah ada.Dua tim ini beda fungsinya, kankalau pokja itu untuk persiapkanberkas yaa, panduan, SPO, terusapa.. kebijakan, sama persiapkansemua lah form –form, pokonyaintinya yang berhubungandengan berkas, dan emang kita..memang kita sih yangmensosialisasikan juga, cumankan ini kepentingannya untukakreditasi. Sementara kalau tim,tim itu memang, apa, eeh.. yangakan melaksanakan isi dariberkas-berkas yang sudahdibikin oleh pokja dan itu akanterus, walaupun sudah selesaiakreditasi tim ini akan tetap ada.Tapi kalau pokja, kalauakreditasi kelar mereka jugaselesai tugasnya. Dan untukpelaksanaan sebenernya lebih ketim-nya, tapi kalau untukpenyiapan berkas, penyiapansemua kebijakan itu ke

“tim pasien safety ya dibentukkita melibatkan semua ya, kayaktadi saya bilang semua pemberiasuhan harus melakukanidentifikasi, jadi tim pasiensafety yang terbaru itu hampirsemua instalasi kita masukin,jadi mulai dari gizi, radiologi,jadi semua yang ada sentuhandengan pasien, yang memberikanasuhan mau di poli atau di rawatinap. Ya kalau tim kita kan sudahmelibatkan semua, jaditujuannya semua dilibatkan jadisemua menjalani apa yang adadisitu, karena kan merekatermasuk timnya. Terutama kitadi rawat inap ya....”

“iya, karena kan K3 manajemenresiko ya, tapi kerja sih bareng-bareng. Jadi kan ini ada timpasien safety, terus ada lagikomite mutu dan keselamatanpasien. Jadi tim pasien safety itukan lebih ke tim, terus komite

Page 110: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

pokjanya”

“iyah, kalau dari tim sih kitadari, biasanya sih kitangambilnya dari kepalaruangannya ya, jadi agar untuksosialisasi ke ruangan lebihgampang, karena kan merekayang punya power ya diruangan,jadi untuk sosialisasi dan untukpelaksanaan itu lebih terawasi,lebih cepat, dan untukpengawasan pun lebih jalan.”

mutu dan keselamatan pasien ituada namanya sub-komitekelamatan pasien danmanajemen resiko, nah di sub-komite itu ada lagi koordinatorkeselamatan pasien dankoordinator manajemen resiko,nah itu akan koordinasi dengank3-nya disitu. Kebetulan orang-orangnya sama aja sih, orang-orang yang ada di sub-komitetetep dr. Izati”

Apakah di RSUD Pasar Mingguada buku pedoman/ panduankeselamatan pasien (yang dibuatrumah sakit sendiri) ?

“pedoman kita sudah ada juga,yang membuat tim pokja SKP”

“iya didalamnya sudah adasemuanya, dari enam sasaran,termasuk identifikasi pasien”

“kalau panduan, kita pastikanada literatur ya kalau misal bikinpanduan, dari panduankeselamatan pasien juga ada,kapan yang wajib-wajibnyasama kita sesuaikan dengan yangada di rumah sakit. jadi gakselamanya kita sesuai denganyang ada disitu. Misal kayakbayi gitu ya, kita pro pake duagelang identitas atau tidak itudijelaskan lebih spesifik. Kalaukebijakankan hanyamemberitahukan kapanidentifikasi pasien sama pakeapa. Nah kalau disitu, mulaisemuanya, mulai di rawat jalangimana, terus rawat jalan yangperlu pake gelang identitas yang

Page 111: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

mana, di panduan begitu, lebihdetail sih”

Menurut anda, bagaimanabudaya keselamatan pasien(khususnya identifikasi pasien)di RSUD Pasar Minggu?

“sebenernya sudah, secaraumum sih sudah ya, untukidentifikasi pasien dimulai daripemakaian gelang identitasdibawah, itu sudah standar,begitu pasien masuk sudah pakaigelang, untuk pasien rawat inapya, yang dari IGD maupun yangdari rawat jalan misalkan yangsudah direncanakan untukdirawat misalnya, pasti kitapasangkan gelang. Atau pasien-pasien yang membutuhkantindakan, kayak pasien HD itupasti kita pasangkan gelangidentitas. Nah kalau untuk yangdi IGD pun sudah, merekadateng berobat sudah dapatmedical record dan memang adatindakan yang diperlukan kayakngasi obat atau ngambil darah,mereka juga sudah pakai gelang.Jadi untuk identifikasidiharapkan jadi lebih tepat ya”

“signifikan yaa, kalau misalnyamenurut saya sih. Soalnya misalnih, kalau gak ada akreditasigitu ya, perawat atau semua deh,semua tenaga medis belum tentuakan merasa terpaksa karena tuhpasti mereka ngerasa kayakterpaksa ngelakuin hal ini,karena kalau mereka tidakmelakukan ini akan terbenturdengan akreditasi. Kan adamonitoring kita, nah dimonitoring itu kita ngelaporinjuga , jadi semua saling terkait,dia gak ngelakuin jadi dimonitoring akan terpantau.Berarti sasaran keselamatanpasien yang identifikasi pasienrendah, nah itu merupakanindikator nanti dindikator masukdi indikatornya rumah sakit. Jadimakanya dengan adanya kayakgitu mereka ya yang tadinyamungkin, kan di monitoringdijelaskan banget ya kapanmereka identifikasi bener-benerada ya, sebelum ini sebelum inimereka melakukan apa gak, nahkalau mereka gak itu makin

“enggak ada, eeh karna udahkita ini kan..udah kitalaksanakan dari awal dulu,sudah seperti itu. Intinya yaperubahannya lebih ke arahpenekanan lagi aja ya. Tapiintinya sudah dilaksanakansebelum susim kemaren, jugaudah kami lakukan.”

Page 112: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

rendah, terus disitu juga ada sihnama staff nya. Makanya jadinyasetelah akreditasi ini merekalumayan, jadi lumayan patuhyaa. Ya kayak yang di IGD sih,dia yang paling, kemaren tuhagak sulit karena kita karenaawalnya di IGD tuh gak pakegelang identitas, tapi karenaakre kita bikin kebijakan. Setelahkita tanya-tanya ya, bisa gak kitabiki di IGD gak pake, tapi yakarena tindakan ya, bahkan HDaja awalnya kita mikir gak perlupake gak papa, tapi HD aja yangrawat jalan rutin harus pakegitu. Nah, sejak itu, karenaadanya akreditasi mereka jadipake sekarang.”

“iya tadinya Cuma rawat inapaja. Tapi karena adanyaakreditasi ini akhirnya IGDpake, Hemodialisa juga pake”

Bagaimana sistem pelaporanterhadap keselamatan pasien diRSUD Pasar Minggu?

“ya masih belum (sistempelaporan)”

“iya kepala ruangan, jadi kitaakan sebarkan ada lembarmonitoring evaluasi, nah itu kanyang bertanggung jawab kepala

“baru mau jalan sih ya, tapikemaren sempet ada beberpatapi memang belum semua yaa,belum jalan semuanya. Sekarangsih baru mau dimulai ditekankanbener-bener monitoring”

“eeh.. KTD kita ada formulirnya.Ini diisi hanya ketika adakejadian-kejadian aja”

“kita, bersama yang melakukankan dia yang tau kronologisnya”

Page 113: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

ruangan. Mereka yangmengobservasi.”

“udah sih, ini lagi dibikin (formmonev). Makanya semua karumasuk ke tim ya, jadi lebihgampang untuk koordinasinya,karena mereka juga tim pasiensafety nanti rencanya semualembar monitoring ini akan kitakasi ke karu-nya, nanti merekayang monitoring baru diserahinke kita”

“nah, kan ada tim ya tim pasiensafety , semua karu mereka bikinlembar monitoringnya itu, setiapbulannya mereka akan kasi samakomite mutu...nanti dari kepala itu baru ngasike saya. Nanti baru saya olahpelaporannya. Karena kan nantiujung-ujungnya yangmemberikan laporan ke direkturitu adalah komite mutu dankeselamatan pasien, bukan daritimnya. Jadi kerjasama antarakomte dan tim, dan habis itunanti baru ke direktur”

“iya di karu, nanti baru dikasi ketim keselamatan”

SOP

Bagaimana dengan prosedur(SPO) untuk pelaksanaanketepatan identifikasi pasien di

“SPO kita juga sudah punya,pokja SKP yang membuat”

“udah, udah disosialisakan. Nahkemaren pas survey simulasimasih ada beberapa SPO yang

“prosedurnya kalau kitamenyiapkan obat ya, menyiapkanobat itu kita eeh..terapkan

Page 114: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

RSUD Pasar Minggu? “Sosialisasikan SPO secaramenyeluruh tu belum ya, tapibiasanya, kan karena rata-ratatim pasien safety sama tim pokjakan kepala ruangan jadi kanmereka sudah tau sendiri, jadimereka yang mensosialisasi kansendiri ke perawat ruanganmereka, karena rata-rata kankepala ruangan. Jadi sosialisasiSPO secara legal belum, masihdari kepala ruangan”

kita kurang sih. Sebenernya sihhanya kuran kata-katanya ajasih, jadi di SPO nya itu hanyaada, identifikasi pasien judulnyaya, nah prosedur nya ituidentifikasi pasien sebelumtindakan sama sebelum apa gitu,ada dua. Nah saya kurangnambahin, tapi prosedurnya sihkurang lebih sama, tetep harusidentifikasi. Jadi nantirencananya mau kita tambahinyang kurangnya sesuai denganelemen akreditasi, karena semuaelemen akreditasi harusdimasukkan di SPO itu”

double cek. Nanti di double ceknya itu 2 perawat, lebih-lebih kehigh alert. Obat-obat yang highalert itu kita double cek. Jadidua orang yang ngecek. Terusnanti pas pemberian ke pasienpun juga kita cocokkan identitaspasien dengan menanyakan danmelihat gelang pasien. Minimalkita menyebutkan nama pasien,terus NMRnya mereka jaranghapal ya bahkan hampirkeseluruhan gak pada hapalnomor MR. Kita liatnya digelang pasien, kan semua pasienpake gelang tuh. Terus nantisetelah pemberian obat, eehtanda tangan keluarga ataupasien di formnya.”

Siapa saja yang terlibat untukidentifikasi pasien?

“admission, perawat, IGD,kepala ruangan, orang lab juga”

“Semua instalasi”

Pengetahuan Perawat

Bagaimana cara tim KeselamatanPasien menerapkan prosedur(SPO) ketepatan identifikasipasien kepada perawat?

“untuk sekarang dari kepalaruangan”

“Jadi beberapa minggu yanglalu juga sih, sebelum surveysimulasi, akhir september kitasempat ada workshopkeselamatan pasien dan itusemua instalasi itu adaperwakilannya. Jadi mereka jugaudah tau gitu tentangkeselamatan pasien, tentang

“ee...semua eeh di awal rekrut,hari pertama sampe hari ketigaitu kan ada orientasi, orientasiitu meliputi tentang sistem yangada disini”

“iya, terus juga pas hari Hpenempatan disini kami jugaorientasi di ruangan, seputar

Page 115: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

identifikasi. Nah kenapa kita kekaru, karena karu ini yangbertanggungjawab untuksosialisasi ke yang ada diruangan”

ruangan, seputar sistem, seputareeh ya kebiasannya disini.Termasuk kalo yang obat tu,yang double cek itu kitasosialisasiin ulang”

Apa yang dilakukan untukmengetahui bahwa petugaskesehatan telah mengetahui danmemahami prosedur pelaksanaanidentifikasi pasien rawat inap diRSUD Pasar Minggu?

“kepala ruangannya, iya merekapunya lembar monitoring gitu,jadi mereka pilih dari ruanganitu berapa orang , merekangambil sampel gitu”

“caranya tau ya, yaa,sebenernya ya awalnya adaidentifikasi, kayak gini inisupaya tidak ada salahidentifikasi ya, jadi ketika kitaudah kayak gini akan minimalnih orang yang salah pemberianobat, salah tranfusi jadi dengankayak gini pasti kejadian kayakgitu menurun”

“Jadi ketika ada insidenkeselamatan pasien nantipastikan akan kita analisis yapenyebabnya apa, nanti kalaumisalnya ternyata setelahdianalisis ternyata si perawat iniatau siapa lah, kurangsosialisasinya atau kurangpengetahuannya, berarti ya kitaharus sosialisasi lagi”

“saya melakukan, apa yaistilahnya itu, eeh pokoknya kansaya cek sambil saya liat. Kansaya perhatikan cara mereka paspenyiapan obat, saya amati, sayasupervisi. Setiap tindakan yangmereka lakukan saya supervisi,walaupun supervisinya tanpamereka sadari. Saya ikutin, sayaperhatikan”

Kemampuan Perawat

Bagaimana cara tim KeselamatanPasien mengetahui kemampuan

“iya observasi oleh kepalaruangan begitu”

“seharusnya sih ada ya,namanya ronde, kalau dari hasil

“intinya di karu, saya pagi kansaya cek, saya tidak mungkin

Page 116: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

perawat dalam menjalankanprosedur ketepatan identifikasipasien?Bagaimana cara mengawasiperawat terhadap pelaksanaanidentifikasi pasien?

workshop kemaren ya ada rondemanajemen dimana nanti itudilibatkan semua komite mutudan keselamatan pasien,harusnya ada disitu, jadi kita kepasien-pasien di ranap, tapimemang belum dilakuin disini.Jadi balik lagi, kita serahin kekarunya deh, jadi disini ada duatim, tim 1 sama tim 2, nantibiasanya karu ini ngasi kekepala tim itu, mereka yangngeliatin bener-bener apakah siperawat ini ngelakuinnya sesuaigak. Tapi memang kita belumpernah ngeliat ke lapangansecara langsung ya. Tapi kankebetulan kayak dr. Izati kanjuga DPJP ya, jadi kalaumisalnya dia lagi visit jadi kanbisa liat ya, gitu aja sih. Kalaukita sidak bener-bener itu belumada”

mengikuti semua yangmelakukan tindakan ya kan. Tapikhusus yang obat saya bisa cekdi eee di map kuning itu,termasuk ada tidak tanda tangankeluarga atau pasien”

Edukasi Pasien

Bagaimana peraturan terkaitgelang identifikasi pasien rawatinap di RSUD Pasar Minggu?Apa yang dilakukan oleh timKeselamatan Pasien untukmemberikan pemahaman kepada

“ada kita di SOP pemasangangelang identitas”

“Yang menjelaskan perawat, jadigelang dikasi dari admission,pada saat pasien daftar di IGDmaupun rawat inap ya. Nantiadmission ngasi, nanti admissionngasi di dalam berkasnya itu,

“gelang identitas ketika pasienmasuk melalui UGD”

“tetep ada kewajiban, kitajelasin ulang. Identitas pasienyang terutama, kasi tau itu

Page 117: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

pasien terkait gelang identifikasiyang harus digunakan olehpasien selama dirawat inap diRSUD Pasar Minggu?

nanti perawat yang akanmemasangkan”

“bukan, karena kan kita takutnyaadmission juga tidak mengertiya. Karena yang ke admissionjuga belum tentu pasien, jadinanti perawat yang akanmemasangkan dan perawat yangakan mengedukasi, fungsinya iniapa jadi nanti jangan bosen-bosen nanti tiap apa pasti akanditanyain terus-menerus. Karenakan nanti ada beberapa pasienyang risih ya kita tanyain terus.”

“nah sebenernya kita udah mintauntuk print ya, gak tulis tangan.Jadi kan disini udah IT, jadiudah ada nih nama dansebagainya, jadi dulu sempetkayak gitu, udah ada stikernya,tapi stikernya itu abis ataugimana, jadi saya udah mintauntuk dibikin lagi ya. Karenabeberapa yang gak sengaja sayaliat sih, dulu mereka nulis nomorkamar, padahal itu gak boleh, ituyang ngisi admission biasanya,mereka gak ngerti harus ngisiapa, misalkan disitu ada DOB,mereka gak tau itu apa. Makanya

fungsinya apa, pada saat pasienkesini. Pasien dateng kitalakukan edukasi, salah satunyaitu tentang gelang pasien,tentang hand hygiene juga, terusorientasi ke ruangan olehperawat.”

Page 118: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

kita mencegah untuk itu, kitaminta stiker aja. Harusnyaperawat sih yang nulis, tapi gaksemuanya admission, belumtentu admission belum tentuperawat, tergantung aja yangjaga siapa, kalau diadmissionnya yang jaga siapabisa jadi ditulis, bisa enggak.”

Page 119: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

Lampiran 6

Transkip Wawancara Perawat

Perawat

Bagaimanakebijakan/peraturan

tentang ketepatanidentifikasi pasien di

rawat inap RSUD PasarMinggu?

Bagaimana denganprosedur (SPO)

pelaksanaan ketepatanidentifikasi pasien

rawat inap di RSUDPasar Minggu?

Pernah dilakukansosialisasi terkait

identifikasi pasien?

Bagaimana cara andamengidentifikasi

pasien?Edukasi pasien

PR1 “kebijakannya sih belomada, tapi intinya sihbelom ada kejelasanharus pasien nyebutinnama apa nama yangdipanggil. Karena kankatanya kadang ada yangbilang, suster udah lamatapi gak kenal, eeh kayakitu, masa nanya namaterus kayak gitu”

“Belom ada sihkebijakannya harusnyaapa, kalo dari itu sihkatanya kan harusnyaeeh tanya namanya kan,tanya dua arah gitu, tapikalo pas kemarenditanya lagi kan ke pakbos, katanya belom adakebijakan harusnya kekgimana, tapi enaknyaaja kayak gimana. Yangpenting namanya sesuaigitu, terserah maudipanggil ataupasiennya nyebutinnama, enaknya kita aja,takutnya ada yang kepasiennya, “suster sayaudah lama disini tapigak kenal-kena”l. Tapiada yang bilang kayak

“Enggak”

“harusnya ada,sosialisasi sih gakpernah. Kalososialisasi untukidentifikasi pasienpaling kayak via WAgitu sih”

“selalu nanya, pokoknyamastiin namanya siapa.Map ini sih daftar obat,bukan rekam medis, kalorekam medis ada disini(komputer), kalo ini sihdata-data obatnya , jadipasiennya harus taudaftar obat-obatannyaapa aja, jadi ada tandatangan namaperawatnya yang ngasi,jadi kalo gak dikasi jugaketauan gak dicontrengama perawatnya kayakgitu.”

“yang di IGD sihbiasanya”

Page 120: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

gini, kalo pasiennyananya kita jawab aja“itu identifikasi paktakut ada kesalahan”,jadi harus selalu tetapnyebutin nama kayakgitu”

PR2 “setiap tindakan,pemberian obat, terusobservasi tanda-tandavital kita identifikasijuga, apalagi yaapemberian obat,pengambilan darah,terapi medikasi semuakita identifikasi itu sih”

“hmm kalo pas akumasuk, kayaknyabelum, tapi kansebelumnya mungkinudah ya. Tapisekarang SOP adayang baru, eh yangbaru kayaknya kanmau akreditasi ya,kayaknya gak adaperubahan ya masalahidentifikasi”

“kadang gelang, gelangitu dari UGD, UGD itu,pas di UGD itu gak inikan (stiker), jadinyatulis tangan, kadang gakkebaca. Jadi namadipanggil, pasiennyebutin namanyasiapa, sama apa enggak,nanti kalau misalnya digelangnya ada nomorrekam medisnya, tapikebanyakan eeh karenatulis tangan jadi gakenak bacanya”

“pernah, kadangpasien gini misalnyadia dateng trus daribawah lupamasangin ya udahkita aja”

“dijelasin ya apafungsinya, harusnyadijelasin ya tapikebanyakan enggak”

PR3 “sebenernya sih kalo SKbegitu saya kurang tau,tapi kita udahkesepakatan gitu mba,kalo misalkan ngasi obat,nanya nama, tanggallahir. Hmm kita kansetiap bulan kan ngadain

“SOP sih ada, isinya tuhkalo yang aku tahu sihmasih yang enam benar,Cuma katanya yangterakhir itu disini maunerapin yang 10 benar”

“gak sih, kalo kayakgitu kan istilah nyaudah ada ini,istilahnya setiaprumah sakit sih beda-beda tapi pas kitakuliah gitu udah ada,Cuma kalo masalah

“ya tergantung, kalomisalkan kita mautindakan ya kita nanyapasiennya namanya,tanggal lahirnya, kalomisalkan tindakannyamau dilakuin yatujuannya apa, misalkan

“iya, dijelasingelangnya buat apa,kenapa beda pinkama biru, tujuannyaapa gitu”

Page 121: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

evaluasiya, ya itu biargak kesalahan pemberianobat ya kita ya enambenarnya diterapin, enam,benar obat, benar pasien,benar dosis, benar dokter,benar waktu, benardokumentasi”

benar berapa adayang bilang 10 benar,ada yang maksudnyanerapin 12 benar, adayang 6 benar gitu, tapiyang poko sih yangenam benar itu”

ada efek samping yajelasin efeksampingnya”

PR4 “ada, biasanya disinipake 5 benar, terutamapas pemberian obat ya.Disini kita pake prinsip 5benar, benar pasien,benar obat, benar jampemberiannya, benardosisnya, sama biasanyasih expired apa gak”

ada sih SOP nya, tapirumah sakit itu masing-masing penerapannya,ada 5 benar, ada 10benar, ada 7 benar,sebenernya ada 10 tapikan yang itu kan terlalurumit ya , 5 itu udahcukup kok, ada di SOPkita ada

“eeh dari pertama kalikuliah udah ada ya, kitabelajar juga , kalo dulubelajar 7 benarsebenernya, kalo disinipake nya 10 benar”

“ehm pernah, ya itukita identifikasinamanya, nomorrekam medisnyaapalagi kalo misalnyadi satu kamar adanama yang sama kitaharus benar-benar sih,sebenernya ya pasawal masuk kerjaantuh ada orientasi”

“manggil nama, kadangkalo, ehm sebenernyaharusnya kita kan ngasipertanyaan terbuka,kayak nanya namanyasiapa, tapi kalo setiaphari kita sama kayakgitu, pasiennya ngerasasusternya gak kenal-kenal nih ma kita, akujarang-jarang sih ya,paling 3 sampe 5 kaliketemu masih aku tanyatapi kalo udah 5 kalilebih udah langsung kepasiennya. Buat apa sih,bangun kepercayaanjuga lah buat pasien.Karena kalo seringditanya siapa namanya,pasiennya ngomongsusternya gak hapal-hapal nih”

“kalo dari rawat inapjarang ya, soalnyayang biasa makein itupasti dari IGD,kecuali dari pasien,poli pun perawatnyaharusnya makeingelangnya sebelumkesini”

Page 122: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

PR5 “Kayak manggil namapasien, tanggal lahir,kalo medical recordkebetulankan pasiennyagak hapal. Jadi biasanyanama pasien samatanggal lahir”

“Hmm kalo dari awalmasuk belum, palingsosialisasi aja samakepala ruangan”

“Identifikasi pasien itubiasanya setiap mau adatindakan kita identifikasipasien sih, tapi biasanyaterkadang juga kitacuma identifikasi pasiennama pasiennya aja,kalo tanggal lahirterkadang pasiennyajuga suka lupa, samakeluarganya. Apalagiyang sudah lansia itubiasanya kitaidentifikasinya cumaminta nama pasiennyasaja. Nama pasien kanada dua huruf, ehmaksudnya dua nama yabiasanya, sama namapanjangnya.”

“Iya, dicocokin samamap kuning. Biasanyayang di gelang identitasitu nama pasiennyasama seperti map yangkita pegang”

“Ngga.. kita nggapunya kewajiban,yang punyakewajiban itubiasanya yang pakeingelang. Jadi sekalianmenjelaskankegunaan gelang itu,kenapa dipakeingelang itu samatujuannya, biasanynadari tugas yangpasangin gelang”

PR6 “Kalo disini sih kayakbiasa, biasanya kalo

“Hmm kalo saya sih,disini ngga pernah

“Biasa nanya nama,tanggal lahir. Tanggal

“Hmm kalo sampesaat ini sih jarang

Page 123: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

identifikasi pasien kalomau kasih obat, mautransfusi juga sama, maunganter dokter buat visitjuga sama. Sama sihpake nanya namanyasiapa, karena kalo kitacuma sebutin namanyasiapa, misalnya “Sri”,dan ‘Sri’nya banyak,kadang pasien sukabilang iya-iya ajapasiennya, pasiencenderung ngejawab.Sama, tanggal lahirkadang-kadang pasienjuga lupa tanggallahirnya. Kan kita suruhpake gelang”

“Karna kadang-kadangpasien suka pindah,misal dari bed A ke bedC. Ada yang pindahsendiri ngga bilang,kadang-kadang kayakgitu. Kita antisipasinyaliat dari gelang itu”

denger. Cuma darirumah sakitsebelumnya memangselalu begitu”

lahir sih tergantungpasiennya, kalopasiennya kooperatif sihtanggal lahir, ataukeluarganya juga bisangejawab bisa tanyakeluarganya langsung,sama kan pada saat kitangasih obat ataungelakuin tindakanminta tanda tangankeluarganya untukdicocokin nama samatanggal lahirnya”

“Sebelum kita ngelakuintindakan, sebelum kasihobat, sebelum ngelakuintransfusi, atau maupasang alat kesehatankayak NGT, kayak gitu-gitu sih biasanya”

banget makeingelang. Biasanyadari IGD udahdipasang. Kecualikalo misalkan direkam medisnyamasih ada kitaarahkan orang IGDuntuk pasangingelang”

PR7 “sesuai sop sih kita kaloperaturannya gitu”

“ sopnya dilakuin saatkapan aja, kayak pasienbaru dari IGD”

“udah, kita kanmelakukan akreditasijadikan yang ipsd itu

“biasanya nanya namasama tanggal lahir,karena kalo nomor rm

“iya dijelasingunanya tujuannyagelang ini untuk apa,

Page 124: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

“jadi kan karena kitarawat inap, yangpertama sih pada saatkeluar dari igd, ya itusebelum melakukantindakan, ngambildarah, kasi obat”

yang lima itu udahharus, apalagiidentifikasi kantermasuk”

dia kan gak hapal” jadi nanti janganbosen kaloperawatnya nanya-nanya”

PR8 “hmm ee gak ada sih” “pasien baru masuk trusemang kalo pasien ituee.. mengidentifikasipasien yang resiko jatuhkayak gitu kita sih palingenggak ee.. liat kondisipasiennya itu kaloemang itu sih nanti per-shift kita identifikasi sihpasiennya itu resikojatuhnya seberapa,kayak gitu”

“enggak pernah adayang begitu”

“biasanya nanya namapasien, umur pasien,kayak gitu”

“ada, ee..kita harusngasih tau keperawat ee.. kepasiennya juga kanee.. identifikasipasien itu yang ee..digelang tangannyaitukan kita jugangasih tau ee..fungsinya dipasanggelang ini, warnanyaapa kan kita jelasinjuga semuanya mba,trus disitu kan jugaada dokterpenanggungjawabnyadia siapa, kita jugajelasin sih kepasiennya”

PR9 “ada sih” “isinya.. yang ditanyanama pasien, sesuaiinsama gelangnya terus

“ee.. awalnya sihdisosialisasikan tapiharus baca SOP dulu

”Biasanya nanya nama,tanggal lahir, rm nyayang harus ada di

“guna gelangnya, iyatugasnya orang UGDsih tapi ee.. rata-rata

Page 125: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

tanggal lahir, biasanya.Tapi sih maksimal 2, ada2, nama sama rm”

setiap masuk perawatmasuk, pas orientasisih ada juga”

gelang sejauh ini sih gaksesuai kayaknya.identitasnya nama,namanya tanggal lahir,kalo misalnya udahlansia kan lupabiasanya, jadi rmnya”

“setiap mau melakukantindakan, terus maungasih obat, terus barumasuk pasien keruangan”

sih pasien nggak tau”

PR10 “kalo waktu kemaren,peraturan di rumah sakitini, kan aku pernahpengalaman di rumahsakit lain pasti udah taukalao kayak gitu kan udahstandar JCI, kalo disinidari KARS”

“nanya nama, kitatanya, konfirmasi,sebenernya sih ada samamedical record, cumankan, eee sama gelang,kalo liat medical recordliat gelangnya.Kadangkan medredpasien suka gak hapal,kita suka liat di gelangpasien”

“pak Fajar (kepalaruangan) kan di sharedi grup”

“ya itu tindakan aja,kalo mau bagi obat, mauada tindakan, tindakanlah pokoknya, terusnanya tiga, nama,tanggal lahir, samamedical record”

“iya, kalo saya, sayajelasin, ini gunanyabuat nanti sebagaiidentitas pasien. Kanada 2 tu ya , gelangsih banyak sihsebenernya, ada yangalergi, identitas gitu,resiko jatuh”

Page 126: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

Lampiran 7

Transkip Wawancara Pasien

Pasien

Siapa yangmemakaikan dan

mengisi identitas padagelang identitas?

Apakah petugasmenjelaskan tentang

manfaat gelangidentitas pasien?

Apakah nama dantanggal lahir sudah

benar?

Apakah petugas selalumelihat gelang yang

dipakai setiapmelakukan tindakan?

P1 “oh ini di UGD,perawatnya, saya gak tauudah dipakein aja”

“gak ada” “iya udah benar” “ya cuma panggil ajagitu. Gak juga sih, kanudah ada datanya,kadang ya nanya,manggil doang gitu udahngenalin”

P2 “udah dari suster diIGD, yang nulis jugasusternya”

“mereka gak jelasin sih,cuma saya udah tau gunaya untuk eeh tauidentitas”

“udah bener sih” “gak sih, mereka kanudah punya apa itunamanya eeh punyadatanya gitu, jadi pasawal juga mereka gaknanya”

“iya gak pernah liatgelang identitas,langsung aja”

P3 “udah dari IGD ini,perawatnya”

“gak ada, saya pikirgelang ini cuma buattanda pasien disini”

“udah bener kok” “enggak pernah,ditanyain namanya aja,jadi setiap mau ngasiobat atau periksa-periksa, ditanyainnamanya siapa”

Page 127: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

P4 “di bawah, di IGD,susternya kayaknya, tau–tau udah pake ”

“iya, katanya biar mudahgitu, mudah nyarinya,untuk pengenal juga kanpasien banyak gitu”

“gak ada tanggallahirnya ini”

“iya biasanya sukananya nama aja, kadang-kadang ngecek, kadanggak susternya udahhapal. Biasa sih udahhapal sih”

P5 “orang sini, pas udah diruangan”

“enggak cuma dipakeinaja”

“sudah, bener kok” “gak, Cuma nanya kamunamanya siapa, ini gakdicek”

P6 “dari IGD, dipakeinama suster”

“engga dijelasin,langsung dipakein aja”

“udah, udah bener” “enggak, merekalangsung tanya aja gitu ,ibunya namanya siapagitu”

P7 “susternya dibawah” “enggak dijelasin, Cumabilang pake gelang aja,dokternya nyuruh pakeingelang”

“udah, sama ama KTP” “kalo itu gak, Cumananya ibu siapa gitu”

P8 “susternya, pas masukIGD”

“enggak, Cuma disuruhpake aja”

”udah bener” “Diliat sih, diliat amaperawat, terus nanyanamanya siapa samaperawatnya”

P9 “susternya, saya gakngeh disini”

“gak, langsung dipakeinaja”

“iya udah bener” “ya orang baru semalemdipakein, ya kite gini kokorang-orang dipakeinkite kagak. Jadi ya Cumananya nama aja”

P10 “dibawah dari IGD” “hah, gak ada tuh” “udah” “gak cuma nanya aja,ibu siapa, maryana gitu.jarang, pas awal sekalipernah, namanya siapa,gitu kan nanya, Maryana,

Page 128: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

coba liat, oh iya cocokgitu”

Page 129: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

Lampiran 8

Matriks Wawancara Tim Keselamatan Pasien

DomainJawaban

KP1 KP2 KP3 Kesimpulan

Kebijakan

Kebijakan identifikasipasien

Sudah ada kebijakanberupa SK Direktur.Pelaksanaannya sudahberjalan sepertimenggunakan gelangidentitas saat pasiendirawat, perawat harusmelakukan pengecekanminimal nama dantanggal lahir saatmelakukan tindakan,namun pencatatan belumdilakukan.

Kebijakan sudah ada,isinya mengaturidentifikasimenggunakan minimaldua identitas pasien dankapan dilakukannya.Pelaksanaannya sudahberjalan, namunterkadang petugas belummengidetifikasi pasienmenggunakan duaidentidikator.

Kebijakannya pasienharus diidentifikasisetiap akan melakukantindakan atau pemberianterapi. Kemudianmelakukan validasi datapasien denganmencocokkan datadengan gelang identitas.

Kebijakan tentangketepatan identifikasipasien sudah memilikiSK Direktur, isi darikebijakan tersebut yaitumengatur tentangidentifikasi pasien harusmenggunakan minimaldua identitas dan kapansaja dilakukannyaidentifikasi pasien.Pelaksanaannya jugasudah berjalan dengansetiap pasien wajibmenggunakan gelangidentitas.

Tim keselamatan pasien Tim keselamatan pasiendan pokja SKP sudahada. Dua tim tersebutberbeda fungsi, pokjaSKP berfungsi untukmenyiapkan dokumenyang dibutuhkan,sedangkan tim

Semua instalasi,khususnya yangmemberikan asuhankepada pasien, dilibatkanmenjadi tim keselamatanpasien. Hal ini agarsemua instalasimenjalankan kebijakan

Page 130: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

keselamatan pasien yangmelakukan isi daridokumen yang telahdibuat. Kepala ruanganmerupakan timkeselamatan pasien, halini untuk memudahkandalam sosialisasi danpengawasan terhdapperawat.

yang sudah ada.

Panduan/pedomankeselamatan pasien

pedoman sudah dibuatoleh tim pokja SKP.

Panduan sudah ada,dibuat berdasakanliteratur dan disesuaikandengan kondisi rumahsakit.

Tim pokja sasarankeselamatan pasiensudah membuat panduantentang identifikasipasien. Panduan tentangidentifikasi pasien dibuatdengan menggunakanliteratur-literatur dandisesuaikan denganrumah sakit ini. Isinyajuga lebih rinci tentangtatalaksana identifikasipasien.

Budaya keselamatanpasien (khususnyaidentifikasi pasien

Sudah semua instalasiyang berhubungandengan pasien langsungmelakukan identifikasipasien. Setiap pasienrawat inap, juga pasienHD, sudah menggunakangelang identitas.

Ada perubahan yangsignifikan setelah adanyakebijakan tertulis untukakreditasi. Jadi petugasmedis merasa terpaksamelakukan identifikasipasien sesuai peraturan,mereka jadi ;ebih patuh.

Tidak ada perbedaandalam pelaksanaannya,perubahnnya hanya padapenekanan saja.

menurut KP2 bahwadengan adanya prosesakreditasi, ada perubahanyang signifikan terkaitketepatan identifikasipasien, karena semuatenaga medis dipaksauntuk melakukan hal

Page 131: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

tersebut sesuai kebijakanyang telah berlaku.Sedangkan menurut KP3,bahwa tidak adaperubahan apa-apakarena beliaumengatakan sudah daridulu melakukan prosedurseperti itu.

Sistem pelaporanterhadap keselamatanpasien

Belum ada sistempelaporan. Untuk saat inipengawasan dilakukanoleh kepala ruangan.

Pelaporan baru akandijalankan. Formmonitoring juga sedangdibuat. Nantinya formmonitoring tersebut akandiberikan kepada kepalaruangan, yang jugasebagai tim keselamatanpasien, untuk mengawasiperawat di ruangannya.

Kalau KTD kita adaformulirnya, tapi dipakaiketika ada kejadain saja.

Belum ada sistempelaporan terkaitkeselamatan pasien,terutama identifikasipasien. Tim keselamatanpasien baru akanmembuat formulirpelaporan yang akandiserahkan kepada setiapkepala ruangan. Formuliryang sudah ada yaituformulir untuk insidenkeselamatan pasien.

SOP

Prosedur (SPO) untukpelaksanaan ketepatanidentifikasi pasien

SPO sudah ada, tapibelum disosialisasikansecara resmi kepadaperawat. Untuk saat inipenjelasan prosedurkepada perawatdilakukan oleh kepalaruangan.

Sudah disosialisasikan,tapi saat survey simulasiada beberapa SPO yangkurang sesuai denganstandar akreditasi, tapihanya kurang kata-katasaja.

Prosedur penyiapan obatharus melakukan doublecheck. Pada saatdiberikan kepada pasien,perawat juga harusmencocokkan daradengan gelang identitaspasien. Setelahpemberian obat, pasien

SOP sudah ada, namunada beberapa hal yangkurang sesuai denganelemen-elemen KARS.Sedangkan, menurut KP3bahwa prosedur dalammengidentifikasi pasien,selain menanyakanidentitas pasien, perawat

Page 132: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

harus menandatanganiformulir pemberian obat.

juga harus melakukandouble cek saatmenyiapkan obat kepadapasien. Sosialisasiterhadap SOP belumdilakukan secara resmikepada perawat-perawat.

Petugas yang terlibatuntuk identifikasi pasien

Admission, perawat,IGD, kepala ruangan,serta laboran

Semua instalasi Semua tenaga medisterlibat untuk melakukanidentifikasi pasien

Pengetahuan Perawat

Cara tim KeselamatanPasien menerapkanprosedur (SPO)ketepatan identifikasipasien kepada perawat

Saat ini dari kepalaruangan.

Karu sebagai timkeselamatan pasien yangbertanggung jawab,karena mereka jugabagian tim keselamatanpasien.

Dari awal rekrutmen,perawat sudah dijelaskanpada saat orientasi. Padahari penempatan merekajuga dijelaskan seputarruangan dan sistemdisini.

Cara tim menerapkanprosedur yaitu denganmelibatkan kepalaruangan, jadi kepalaruangan yang akanmenjelaskan kepadaperawat-perawat.Sedangkan menurutkepala ruangan bahwaidentifikasi pasientermasuk salah satu yangdijelaskan pada saatorientasi, juga pada saathari H penempatandijelaskan kembali.

Yang dilakukan untukmengetahui bahwapetugas kesehatan telahmengetahui danmemahami prosedur

Dari kepala ruangan Dari laporan kejadianinsiden, bisa dilihat daripenurunan kejadianinsiden. Jadi ketika adainsiden keselamatan

Melihat danmemperhatikan perawatpada saat menyiapkanobat. Supervisi jugadilakukan oleh kepala

Tim keselamatan pasienuntuk mengetahuibahwa perawat sudahmengetahui proseduridentifikasi pasien dari

Page 133: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

pelaksanaan identifikasipasien rawat inap diRSUD Pasar Minggu

pasien, tim akanmenganalisispenyebabnya apa.

ruangan tanpa disadariperawat.

kepala ruangan, dan jugadari laporan kesalahanidentifikasi pasien saatpetugas melakukantindakan kepada pasien.Sedangkan, kepalaruangan melakukansupervisi untuk melihatperawat-perawat dalammelakukan tindakankepada pasien.

Kemampuan Perawat

Cara tim KeselamatanPasien mengetahuikemampuan perawatdalam menjalankanprosedur ketepatanidentifikasi pasien

Observasi oleh kepalaruangan

Seharusnya dilakukanronde, yang dilakukanoleh tim untukmengawasi langsung kepasien. Tetapi untuksekarang, caramengetahuinya dari karu.

Dari karu, tetapi tidaksemua perawat diawasi.Kalau pemberian obatdapat dicek melalui mapkuning, dilihat apakahada tanda tangan pasienatau tidak.

Untuk mengetahuikemampuan perawatdalam menjalankanprosedur yaitu darikepala ruangan yangmelakukan observasiterhadap perawat-perawat di ruangan rawatinap. Kemudian timkeselamatan pasien jugamengatakan bahwaseharusnya dilakukankegiatan pengamatanterhadap perawat sesuaidengan workshop yangtelah diikuti, namunhingga saat ini timkeselamatan pasienbelum pernah memantaulangsung sasaran

Page 134: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

keselamatan pasien.

Edukasi Pasien

Edukasi pasien terhadapmanfaat identifikasipasien

Ada di SOP pemasangangelang identitas

Gelang identitasdiberikan oleh petugasadmisi. Penjelasandilakukan oleh perawatdi IGD. Seharusnyadilakukan oleh admisi,tetapi ditakutkan petugasadmisi tidak mengerti,jadi perawat yangmemakaikan danmenjelaskan identifikasipasien. Nantinyaidentitas pasien akandibuatkan stiker untukmengurangi kesalahandalam menuliskanidentitas pasien.

Gelang identitasdigunakan saat pasienmasuk melalui IGD.Tetapi perawat rawatinap tetap memilikikewajiban untukmenjelaskan fungsigelang identitas.

SOP terkait pemasangangelang identitas sudahada. Menurut timkeselamatan pasien yangmemakaikan danmenjelaskan fungsigelang identitas yaituperawat, terutamaperawat di IGD, bukanpetugas admisi.Sedangkan menurutkepala ruangan, perawatdi rawat inap jugamemiliki tanggung jawabmenjelaskan gelangidentitas.

Page 135: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

Lampiran 9

Matriks Wawancara Perawat

Perawat Kebijakanprosedur (SPO)

pelaksanaan ketepatanidentifikasi pasien

Sosialisasi SPO Cara mengidentifikasipasien

Edukasi pasien

PR1 Kebijakan sudah ada,tetapi tidak ada kejelasan,karena jika perawat terus-menerus menanyakannama, kadang pasienmerasa tidak dikenal olehperawat.

Belum ada kebijakan,katanya harus bertanyadua arah dengan pasien.Tetapi karena belum adakebijakan, jadi terserahperawat bagaimanamengidentifikasinya,yang penting namapasiennya sesuai.

Tidak pernahsosialisasi. Seharusnyaada sosialisasi, tapipernah dijelaskan viagrup chating (WA)

Selalu menanyakan danmemastikan namapasien.

Biasanya yang diIGD

PR2 Setiap tindakan,pemberian obat terusobservasi tanda-tandavital, dilakukanidentifikasi pasien.

Belum ada sosialisasi,tetapi mungkin duluada. Sekarang adaSOP baru karena akanakreditasi.

Kadang menggunakangelang, tetapi biasanyadata pasien di gelangidentitas tidak terbaca.Kemudian menanyakannama pasien denganpertanyaan terbuka

Kalau pasien belummenggunakan gelangdari IGD, perawat dirawat inap yangmemasangkan gelangidentitas pada pasien.Seharusnya perawatdi rawat inapmenjelaskan fungsiidentifikasi pasien,tetapi perawat lebihsering tidakmenjelaskan.

Page 136: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

PR3 Kurang tahu mengenai SKDirektur, tetapi sudah adakesepakatan untukidentifikasi pasien.Biasanya penerapanprinsip enam benar saatpemberian obat.

SOP sudah ada, isinyaprinsip enam benar.Tetapi katanya akandibuat menjadi prinsip10 benar.

Tahu mengenaiidentifikasi pasienpada saat kuliah dulu.

Setiap akan melakukantindakan, ditanyakannama dan tanggal lahir,kemudian jugamenjelaskan tujuannyatindakan apa, efeksampingnya apa jikaada.

Iya, dijelaskangelang ini apafungsinya sepertiperbedaan warnagelang biru dan pink,dan tujuannya apa..

PR4 Ada kebijakan, disinimenggunakan prinsip 5benar, terutama pada saatpemberian obat.

SOP ada, namun setiaprumah sakit berbeda-beda penerapanprinsipnya, ada yang 5benar, 7 benar, atau 10benar. Di SOP kita yangprinsip 5 benar.

Pada saat orientasidijelaskan bahwaidentifikasi pasienyang ditanyakan namadan nomor rekammedis, apalagi jikadalam satu ruanganterdapat pasien dengannama yang sama,perawat harus berhati-hati.

Saat identifikasi pasie,menanyakan namadengan pertanyaanterbuka. Tetapi kalausetiap hari bertanyadengan pertanyaanterbuka, pasien akanmerasa suster tidakhafal-hafal denganpasien. Biasanya jikasudah lebih dari 5 kalibertemu, tidakmenanyakan pasiendengan pertanyaanterbuka kembali.

Jarang dijelaskan dirawat inap mengenaigelang identitas,biasnaya dari IGD.

PR5 Memanggil nama pasiendan tanggal lahir. Kalaumedical recordkebanyakan pasien tidakhafal, jadi sering tidakditanyakan.

Dari awal masukbelum ada sosialisasi,tetapi pernahdijelaskan oleh kepalaruangan.

Identifikasi pasien saatakan melakukantindakan. Tetapibiasanya hanyamenanyakan namapasien saja, karenaterkadang pasien tidak

Perawat rawat inaptidak memilikikewajiban untukmenjelaskan gelangidentitas. Karenayang memilikikewajiban untuk

Page 137: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

hafal tanggal lahirnya,terutama lansia.Kemudian dicocokkandengan gelang pasiendan map kuning.

menjelaskan fungsigelang identitas yangmemakaikan gelangidentitas.

PR6 Seperti biasa, setiap adatindakan sepertipemberian obat, tranfusi,atau mengantar doktervisit, harus melakukanidentifikasi pasien.Identifikasi pasien harusmenggunakanpertanyaan terbuka.Kemudian biasanyapasien ada yang tidakhafal tanggal lahir,terutama pasien lansia,makanya dilihat digelang identitas pasien.gelang identitas jugauntuk antisipasi jika adapasien yang berpindahtempat tidur tanpa izinkepada petugas.

Tahu dari rumah sakitsebelumnya mengenaiidentifikasi pasienkarena intinyamemang begitu.

Identifikasi pasienbiasanya menanyakannama, kalau tanggallahir tergantungpasiennya, kalaupasien/keluarga pasienkooperatif maumenjawab. Pada saatpemberian obat jugapasien/keluarga pasienakan diminta tandatangan pada sebuah map,juga data pada map akandicocokkan dengangelang identias pasien.”

Jarang memakaikangelang identitaskepada pasien,biasanya petugasIGD yangmemakaikan gelangtersebut.

PR7 Peraturan disini sesuaiSOP.

Isi dari SOP, kapan sajadilakukan identifikasipasien, seperti sebelummemberikan obat,mengambil darah atautindakan lain.

Sudah pernah adasosialisasi dari kepalaruangan karena sudahakan akreditasi..

Biasanya hanyamenanyakan nama dantanggal lahir, kalaunomor rekam medis,pasien sering tidak hafal.

Iya dijelaskan fungsigelang untuk apa,kemudian dijelaskanjuga agar janganbosan jika ditanyasuster teru-menerus

Page 138: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

identitas pasien.

PR8 Tidak ada kebijakan. Prosedurnya pasiendiidentifikasi pasienyang risiko jatuh.

Tidak pernah adasosialisasi.

Biasanya menanyakannama pasien, umurpasien.

Fungsi gelangdijelaskan sepertiwarna gelang yangdipakai pasien,dokterpenanggungjawab,dan lain-lain.

PR9 Ada kebijakan. Isi dari SOP yaitumenanyakan namapasien, tanggal lahir,kemudian disesuaikandengan gelang identitas.Minimal 2 identitaspasien.

Dijelaskan pernah,tetapi juga harusmembaca SOP juga.Ketika awal masuk,saat orientasi pernahdijelaskan tentangidentifikasi pasien.

Identifikasi dilakukanpada saat akanmelakukan tindakan.Biasanya menanyakannama dan tanggal lahirpasien.

Tugasnya petugasIGD menjelasnkankegunaan gelang,tetapi rata-rata pasientidak tahu.

PR10 Sesuai pengalaman waktubekerja di rumah sakityang lain sesuai standarJCI, tetapi kalau disinisesuai KARS.

Identifikasi pasienbiasanya nanya namasama nomor medicalrecord, kemudiandisesuaikan dengangelang identitas. Bisanyapasien tidak hafal nomorrekam medis, jadi harusdilihat di gelang identitaspasien.

Dari kepala ruangan dishare di grup WA.

Setiap mau melakukantindakan sepertipemberian obat.Kemudian menanyakantiga identitas, namapasien, tanggal lahir, dannomor rekam medis.

Dijelaskan kepadapasien, terutamagelang khusus untukpasien alergi, yangberisiko jatuh, danlain-lain.

kesimpulan Dari sepuluh perawatyang ditanyakanmengenai

Kebanyakan perawatyang ditanyamengatakan bahwa

Beberapa perawatmengatakan bahwatidak pernah mendapat

Seluruh perawat padasaat melakukanidentifikasi pasien akan

Sebagian perawatmengatakan bahwaperawat juga

Page 139: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

kebijakan/peraturanketepatan identifikasipasien, ada dua perawatyang mengatakan tidakada kebijakan terkaitketepatan identifikasipasien, dan satu perawatmengaku tidak tau terkaitSK Direktur ada atautidak, namun selebihnyamengatakan bahwa yangmereka ketahui hanyaprosedur yang biasadilakukan saat melakukantindakan.

prosedur ketepatanidentifikasi pasien yangmereka tahu yaituidentifikasi pasiendilakukan setiap akanmelakukan tindakan,serta menanyakan namapasien dan tanggal lahir.Namun ada juga perawatyang mengatakan bahwaseharusnya juga melihatgelang identitas pasienuntuk memastikannomor rekam medispasien tersebut

sosialisasi terkaitketepatan identifikasipasien, beberapa lagimengatakan pernahmendapat sosialisasiterkait ketepatanidentifkasi pasien, adayang pada saatorientasi, ada jugayang melalui grupchating, dan ada jugayang langsungmendapat sosialisasidari kepala ruangan

menanyakan namakepada pasien, sebagianakan menanyakantanggal lahir juga,namun ada yang tidakmenanyakan tanggallahir kepada pasientertentu, misalnya lansiayang sering lupa dengantanggal lahir, dankeluarga juga terkdangtidak mengingat tanggallahir pasien. Hanya adasatu perawat yangmengatakan bahwaterkadang melihatgelang identitas jikatulisannya jelas, karenabiasanya tulisan padagelang kurang bisadibaca.

seharusnyamenjelaskan fungsidari geang identitaspasien, namunsebagian lagimengatakan bahwayang bertanggungjawab menjelaskanhal tersebut adalahperawat IGD.

Page 140: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

Lampiran 10

Matriks Wawancara Pasien

Pasien

Petugas yangmemakaikan dan

mengisi identitas pasienpada gelang identitas

Petugas menjelaskanfungsi gelang identitas

Identitas pada gelangsudah benar atau belum

Petugas selalumemeriksa gelang

identitas atau tidak

P1 Ini sudah dari UGD,tidak sadar saatdipakaikan,

Tidak ada. Sudah benar. Hanya memanggil namasaja, karena perawatsudah mengenal pasien.

P2 Ini sudah dari suster IGD,dan suster juga yangmenulis data identitas digelang.

Petugas tidakmenjelaskan, tetapikegunaan gelang iniuntuk tau identitas.

Sudah benar. Tidak, karena sustersudah ada data sendiri,jadi mereka tidak pernahmelihat gelang identitas.

P3 Sudah dari IGD danperawatnya yangmekaikan gelangidentitas.”

Tidak ada, gelang inihanya untuk tandapengenal.

Sudah benar. Tidak pernah, hanyaditanyakan nama saja,jadi setiap diberikan obatatau dipeiksa hanyaditanya nama saja.

P4 Gelang dipakaikandibawah, saat di IGD,tidak sadar sudahdipalkaian.

Ini untuk memudahkanmencari pasien, sebagaipengenal juga.

Tidak ada tanggal lahir. Biasanya hanyaditanyakan nama sajs.Karena biasanyasusternya sudah hafal.

P5 Disini, ruang rawat inap,saat sudah diruangan.

Tidak dijelaskan, hanyadipakaikan saja.

Sudah benar. Tidak, hanya ditanyanama saja, gelangidentitas tidak dicek.

Page 141: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

P6 Di IGD dipakaikan olehsuster.

Tidak dijelaskan,langsung dipakaikan saja.

Sudah benar. Tidak, petugas langsungtanya nama saja.

P7 Iya yang memakaikansuster di IGD.

Tidak dijelaskan, hanyadisuruh dokter untukmemakai gelangidentitas.

Sudah sesuai KTP. Hanya ditanyakan namasaja.

P8 Pas masuk ke IGD. Tidak dijelaskan, hanyadisuruh untuk memakaigelang identitas.

Sudah benar. Gelang identitas dilihatsama perawat, terusditanyakan nama.

P9 Suster yang memakaikangelangnya.

Tidak, langsungdipakaikan saja.

Sudah benar. Hanya ditanyakan nama,karena gelang identitasjuga baru dipakaikan.

P10 Dari IGD. Tidak ada. Sudah benar. Hanya ditanyakan nama,kemudian dicocokkandengan gelang identitas.

Kesimpulan Hampir seluruh pasiendipakaikan gelangidentitas oleh perawatIGD, hanya satu yangdipakaikan di ruangrawat inap karenapetugas lupamemasangkan gelangidentitas tersebut.

Dari sepuluh pasien yangditanyakan mengenaipetugas menjelaskan atautidak terkait gelangidentitas, hanya satupasien yang mengatakanbahwa petugasmenjelaskan fungsigelang tersebut sebagaipengenal, dan yanglainnya tidak dijelaskansama sekali, hanya

Sembilan dari sepuluhpasien mengatakanbahwa identitas padagelang sudah benar,namun ada satu yangidentitasnya tidaklengkap, hanya ada namadan umur, padahalseharusnya yang wajibdiisi adalah tanggal lahirbukan umur pasien.

Hampir seluruh pasienmengatakan bahwaperawat tidak pernahsama sekali melihatgelang identitas, darisepuluh pasien yangditanyakan, hanya duapasien yang mengatakanpernah dilihat gelangidentitasnya oleh perawatuntuk mencocokkan dataidentitas pasien tersebut

Page 142: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

dipasangkan saja

Page 143: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

Lampiran 11

Tabel Observasi Kemampuan Perawat dalam Identifikasi Pasien

No. Nama Perawat

Periksa dan bandingkan data pada

gelang pengenal dengan rekam

medis

Perawat menerapkan prinsip 5

benar :

Benar obat, benar dosis, benar cara

pemberian, benar waktu, dan benar

pasien

perawat mengambil darah atau

spesimen lain sesuai permintaan

dokter kemudian memberi

identitas nama dan nomor rekam

medik pasien di tabung / botol /

tempat sampel darah atau

spesimen tersebut

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

1. PR1 √√√√ √√√√

2. PR2 √√ √√√ √

3. PR3 √√ √ √

4. PR4 √√√ √√√

5. PR5 √√√ √√√

6. PR6 √√√ √√√

7. PR7 √√ √ √√√

8. PR8 √√ √√

9. PR9 √√√ √√√

10. PR10 √√√ √√√

Page 144: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

Lampiran 12

Tabel Observasi Ketepatan Identifikasi Pasien

No. Nama Petugas

Pasien diidentifikasi

menggunakan dua

identitas pasien, tidak

boleh menggunakan

nomor kamar atau

lokasi pasien

Pasien diidentifikasi

sebelum pemberian

obat, darah atau

produk darah

Pasien diidentifikasi

sebelum pengambilan

darah dan spesimen

lain unutk pemeriksaan

klinis

Pasien diidentifikasi

sebelum pemberian

pengobatan dan

tindakanKeterangan

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

1. PR1 √√√√ √√√√ Rata-rata perawathanyamengidentifikasidenganmenanyakan namapasien, hanya adatiga perawat yangmenanyakantanggal lahirmaupun nomorrekam medispasien

2. PR2 √√√ √√ √

3. PR3 √√ √ √

4. PR4 √√√ √√√

5. PR5 √√√ √√√

6. PR6 √√√ √√√

7. PR7 √√ √ √√√

8. PR8 √√ √√

9. PR9 √√√ √√√

10. PR10 √√√ √√√

Page 145: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

Gelang Identitas Pasien Rawat Inap Kelas III RSUD Pasar Minggu

Gelang identitas yang sudah sesuai dengan peraturan

Gelang identitas yang tidak sesuai dengan peraturan

Page 146: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …
Page 147: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …
Page 148: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …
Page 149: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …
Page 150: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

IDENTIFIKASI PASIEN

No. DokumenNo.002/SPO/SKP/IV/2017

No. Revisi00

Halaman1/2

SPOTanggal Terbit

30 April 2017

Ditetapkan,Direktur RSUD Pasar Minggu

dr. T. CAROLINE K, MARSNIP. 195811271987032003

PENGERTIANIdentifikasi pasien merupakan suatu kegiatan pemberianidentitas terhadap pasien yang akan diberikan layanan ataupengobatan tertentu sehingga dapat meminimalisir kekeliruan.

TUJUAN

1. Mengidentifikasi dengan benar pasien sebelumpemberian obat, darah atau produk darah, pengambilandarah dan spesimen lain.

2. Mencocokkan layanan atau perawatan dengan pasientersebut.

3. Agar hasilnya dipastikan dapat mengatasi semuapermasalahan identifikasi yang mungkin terjadi.

KEBIJAKANSK Direktur No. 898 Tahun 2017 tentang Kebijakan PenerapanSasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit Umum DaerahPasar Minggu.

PROSEDUR

1. Lakukan identifikasi pasien mulai saat pasienmendaftar, memperoleh pelayanan sampai pasienpulang.

2. Lakukan identifikasi pada semua pasien dengan benarsebelum pemberian obat, darah, atau produk darah,pengambilan darah dan spesimen lain untukpemeriksaan.

3. Perawat melakukan prosedur :a. Sebelum pemberian obat, darah atau produk darah

- Periksa dan bandingkan data pada gelangpengenal dengan rekam medis

- Perawat menerapkan prinsip 5 benar : benarobat, benar dosis, benar cara pemberian, benarwaktu, dan benar pasien.

b. Sebelum pengambilan darah dan spesimen- Periksa dan bandingkan data pada gelang

peengenal dengan rekam medis.- Perawat mengambil darah atau spesimen lain

sesuai permintaan dokter kemudian memberiidentitas nama dan nomor rekam medik pasiendi tabung / botol / tempat sampel darah atauspesimen tersebut.

Page 151: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

IDENTIFIKASI PASIEN

No. DokumenNo.002/SPO/SKP/IV/2017

No. Revisi00

Halaman2/2

UNIT TERKAIT

1. Instalasi Rawat Jalan2. Instalasi Gawat Darurat3. Instalasi Rawat Inap4. Instalasi penunjang / diagnostik

Page 152: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

PEMASANGAN GELANG IDENTIFIKASIPASIEN RAWAT INAP

No. DokumenNo.001/SPO/SKP/IV/2017

No. Revisi00

Halaman1/2

SPOTanggal Terbit

30 April 2017

Ditetapkan,Direktur RSUD Pasar Minggu

dr. T. CAROLINE K, MARSNIP. 195811271987032003

PENGERTIAN

Proses kegiatan identifikasi dengan memasang gelangidentifikasi pasien rawat inap pada pergelangan tangan yangdominan, dengan mencantumkan identitas minimal 2 identitas.Berupa nama, tempat tanggal lahir dan atau nomor rekammedis .

TUJUAN Memastikan identifikasi pasien dengan benar selama pasiendirawat di RSUD Pasar Minggu

KEBIJAKANSK Direktur No. 898 Tahun 2017 tentang Kebijakan PenerapanSasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit Umum DaerahPasar Minggu.

PROSEDUR

A. PersiapanPenampilan petugas admisi rawat inap :a. Periksa kerapihan pakaian seragamb. Periksa kelengkapan atributAlat-alat :a. Gelang identifikasi pasien ( biru/merah muda )b. Berkas Rekam Medisc. Alat tulis

B. Pelaksanaan :1. Siapkan gelang identifikasi pasien sesuai jenis

kelamin.2. Isi label gelang dengan identitas pasien ( nama,

tempat tanggal lahir dan nomor rekam medis )sesuai berkas rekam medis pasien

3. Ucapkan salam“Selamat pagi/siang/sore/malam, Bapak/Ibu “4. Sebut nama dan departemen/unit kerja anda.“Saya..... (nama), dari unit kerja ........(sebutkan)”5. Jelaskan maksud dan tujuan pemasangan gelang

identifikasi kepada pasien.“ Bapak/Ibu, sesuai peraturan keselamatan pasien,

saya akan memasang gelang identifikasi ini padapergelangan tangan Bapak/Ibu. Tujuannya adalahuntuk memastikan identitas Bapak/Ibu denganbenar dalam mendapatkan pelayanan danpengobatan selama di rumah sakit ini. SetelahBapak/Ibu berada di ruang rawat inap, staf kami

Page 153: GAMBARAN PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN …

PEMASANGAN GELANG IDENTIFIKASIPASIEN RAWAT INAP

No. DokumenNo.001/SPO/SKP/IV/2017

No. Revisi00

Halaman2/2

PROSEDUR

akan selalu melakukan konfirmasi identitas denganmeminta Bapak/Ibu menyebutkan nama dan tanggallahir Bapak/Ibu untuk dicocokkan dengan data padagelang identifikasi. Prosedur konfirmasi tersebutakan selalu dilaksanakan pada saat pemberianobat, pemberian transfusi darah, pengambilansampel untuk pemeriksaan laboratorium,pemeriksaan radiologi dan bila akan dilakukantindakan kedokteran”.

6. Lakukan verifikasi untuk mengetahui bahwa pasiendan atau keluarga paham atas informasi tersebut.

7. Pasangkan gelang identifikasi pada pergelangantangan pasien (sesuai dengan kondisi).

8. Informasikan kepada pasien dan atau keluargabahwa gelang identifikasi ini harus selalu dipakaihingga pasien diperbolehkan pulang.“Bapak/Ibu, mohon agar gelang identitas ini jangandilepas selama masih dalam perawatan di RS ini“.

9. Ucapkan terimakasih dan sampaikan “Terima kasihatas pengertian dan kerjasamanya”.

C. Hal yang harus diperhatikan :Bila pasien berada di IGD maka petugas admisimemasangkan gelang identifikasi pasien di IGD danmenyerahkan berkas Rekam Medis kepada petugasIGD.

UNIT TERKAIT

1. Instalasi Rekam Medis2. Instalasi Rawat Inap3. Instalasi Gawat Darurat4. Instalasi Rawat Intensif