GAMBARAN KADAR KREATININ PADA …repo.stikesicme-jbg.ac.id/431/1/151310058_FIRA YULIANA...M.Ked...

80
GAMBARAN KADAR KREATININ PADA MASYARAKAT YANG MENGKONSUMSI AIR SUMUR DI DAERAH GUNUNG KAPUR (Studi Di Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan) PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH FIRA YULIANA 151310058 PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIA JOMBANG 2018

Transcript of GAMBARAN KADAR KREATININ PADA …repo.stikesicme-jbg.ac.id/431/1/151310058_FIRA YULIANA...M.Ked...

GAMBARAN KADAR KREATININ PADA MASYARAKAT YANG MENGKONSUMSI AIR SUMUR DI DAERAH

GUNUNG KAPUR (Studi Di Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang Kecamatan

Kedungpring Kabupaten Lamongan)

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

FIRA YULIANA 151310058

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIA JOMBANG

2018

ii

GAMBARAN KADAR KREATININ PADA MASYARAKAT YANG MENGKONSUMSI AIR SUMUR DI DAERAH

GUNUNG KAPUR (Studi di Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang Kecamatan

Kedungpring Kabupaten Lamongan)

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan dalam rangka memenuhi persyaratan menyelesaikan Studi Diploma III Analis Kesehatan

pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang

FIRA YULIANA

15.131.0058

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG

2018

iii

iv

v

Gambaran Kadar Kreatinin Pada Masyarakat Yang Mengkonsumsi Air Sumur Di Daerah Gunung Kapur Di Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang Kecamatan

Kedungpring Kabupaten Lamongan

ABSTRAK

Oleh :

Fira Yuliana

Air merupakan kebutuhan pokok bagi manusia seperti diminum. Masyarakat di Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan memiliki kebiasaan mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur. Wilayah tersebut mempunyai sumber air salah satunya sumur gali di sekitar gunung kapur yang mengandung zat kapur (Ca2+ dan Mg2+) yang cukup tinggi sehingga air tersebut menjadi sadah. Penggunaan air sadah secara terus menerus dapat menimbulkan berbagai macam persoalan terhadap kesehatan seperti penyakit gangguan fungsi ginjal. Untuk mengetahui kondisi ginjal maka harus dilakukan pemeriksaan tes fungsi ginjal yaitu pemeriksaan kreatinin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa gambaran kadar kreatinin darah pada masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur.

Penelitian ini bersifat deskriptif. Populasi berjumlah 25 orang pada masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur. Teknik sampling menggunakan purposive sampling sejumlah 20 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu pemeriksaan kadar kreatinin serum di laboratorium dan menggunakan kuesioner. Variabel pada penelitian ini adalah kadar kreatinin

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil 6(30%) masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur yang memiliki kadar kreatinin abnormal dan hampir sebagian besar 14(70%) yang memiliki kadar kreatinin normal.

Kesimpulan dari penelitian ini bahwa hanya sebagian kecil masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur yang memiliki kadar kreatinin abnormal. Sehingga diharapkan masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur menggunakan “ Resin Kation Sashet” yang berfungsi sebagai penukar ion untuk menurunkan kesadahan air sumur dalam upaya memperbaiki kualitas air untuk dikonsumsi.

Kata kunci : Air sadah, Kadar kreatinin.

vi

Description Of Creatinine Levels In People Who Consume

Well Water At Kapur Mountain Blumbang Halmet In

Dradahblumbang Village Kedungpring District Regency Of

Lamongan

ABSTRACT

By:

Fira Yuliana

Water is a basic requirement for humans like drinking. The people in

Blumbang Hatmet Dradahblumbang Village Kedungring District Regency of

Lamongan has a habit of consuming well water at kapur mountain. The area has

a water source, one of which is a dug well around the kapur mountain which

contains lime (Ca2+ and Mg2+) that is high enough so that, the water becomes

hard. Continuous usng of hrd water can cause some various health problems

such as kidney function disorders. To find out the condition of the kidney, then

the kidney function test must be examined namely creatinine examination. The

purpose of the researching is for analyzing description of blood creatinine levels

in the community who consume well water in the area of kapur mountain

Blumbang Halmet In Dradahblumbang Village Kedungpring District Regency of

Lamongan.

The research is descriptive. The population are 20 people who consume well

water on kapur mountain. The sampling technique used purposive sampling of 20

people. Data collection was carried out in two ways, namely checking serum

creatinine levels in the laboratory and used a questionnaire. The variables in this

study are creatinine levels.

Based on the results of this study indicated that only a small part 6(30%)of

the community, who consumed well water in the area of kapur mountain which

have abnormal creatinine levels and most 14(70%) have normal creatinine levels.

The conclusion of this study that only a small part of the community who

consumed well water in the area of kapur mountain which have creatinine

abnormal levels. So it is expected that the community consumes well water in

kapur mountain used “Resin Katon Sashet” which functions. As an ion exchange

to reduce awareness of well water in an effort to improve the quality of water for

consumption.

Keywords : Water hardness, Creatinine levels

vii

viii

ix

x

MOTTO :

“Dan Allah tidak menjadikannya (pemberian bala bantuan itu) melainkan

sebagai kabar gembira bagi (kemenangan) mu dan agar hatimu tenang

karenanya. Dan tidak ada kemenangan itu, selain dari Allah yang Maha

Perkasa, Maha Bijaksana”

(Al Imran, 3 : 126)

(Dengan ilmu hidup akan terasa mudah dan dengan iman hidup akan

terarah)

xi

PERSEMBAHAN

Alhamdullilah puji syukur atas segala Rahmad-Mu Ya Allah SWT,

Engkau berikan kemudahan dan jalan dalam langkah dan hidup ini serta dalam

menyelesaikan tugas akhir.

Saya persembahkan karya tulis ini untuk Keluarga (ibu, Adik dan Mz) yang tak

pernah lelah untuk memberikan motivasi, dukungan, semangat serta senantiasa

melantunkan do’a yang tulus untuk mengiringi setiap langkah

dalam menuntut ilmu.

Kepada Bapak/Ibu dosen yang selalu memberikan motivasi/dukungan dan ilmu

yang tidak ternilai tentu sangat berharga untuk bekalku nanti hingga sekarang ini

saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Untuk Semua teman & Sahabat-Sahabat saya seangkatan yang tidak bisa aku

sebutkan satu persatu yang selalu memberikanku semangat dan dukungan serta

telah memberi warna hidupku dalam menuntut ilmu setiap hari.

xii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya

sehingga Proposal karya tulis ilmiah ini berhasil terselesaikan. Proposal karya

tulis ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan gelar

Diploma III Analis Kesehatan STIKes ICMe Jombang yang berjudul “Gambaran

Kadar Kreatinin Pada Masyarakat Yang Mengkonsumsi Air Sumur Di Daerah

Gunung Kapur”.

Untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini adalah suatau hal yang mustahil

apabila penulis tidak mendapat bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada H. Imam

Fathoni, S.KM., M.M selaku Ketua STIKes ICMe Jombang, Sri Sayekti, S.Si.,

M.Ked selaku Kaprodi D-III Analis Kesehatan dan dr Heri Wibowo M.Kes selaku

penguji utama serta Evi Puspita Sari, S.ST., M.Imun, selaku pembimbing utama

dan Ita Ismunanti, S.Si selaku pembimbing anggota proposal karya tulis ilmiah ini

dapat terselesaikan, keluarga kecil saya yang selalu mendukung secara materil

dan ketulusan do’anya sehingga penulis mampu menyelesaikan karya tulis ilmiah

ini dengan baik, serta teman-teman seperjuanganku yang selalu memberikan

dukungannya.

Proposal karya tulis imiah jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu kritik dan

saran yang dapat mengembangkan karya tulis ilmiah ini sangat penulis harapkan

guna menambah pengetahuan dan manfaat bagi perkembangan ilmu kesehatan.

Jombang, 12 Mei 2018

Penulis

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN JUDUL DALAM.............................................................................. ii

SURAT KEASLIAN ......................................................................................... iii

SURAT PLAGIASI .......................................................................................... iv

ABSTRAK ....................................................................................................... v

ABSTRACT .................................................................................................... vi

LEMBAR PERSETUJUAN KTI ........................................................................ vii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ................................................................ viii

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................ ix

MOTTO ........................................................................................................... x

PERSEMBAHAN ............................................................................................ xi

KATA PENGANTAR ........................................................................................ xii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xviii

DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang .................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 3

1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 3

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air ..................................................................................................... 5

xiv

2.2 Kreatinin .......................................................................................... 11

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................... 19

4.2 Rancangan Penelitian ....................................................................... 19

4.3 Kerangka Kerja (Frame Work) .......................................................... 19

4.4 Definisi Operasional Variabel ............................................................ 20

4.5 Populasi Penelitian, Sample dan Sampling ....................................... 21

4.6 Instrumen Penelitian dan Cara Penelitian ......................................... 23

4.7 Teknik Pengolahan dan Anallisa Data .............................................. 26

4.8 Etika Penelitian ................................................................................. 28

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil ................................................................................................ 30

5.2 Pembahasan ................................................................................... 36

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ..................................................................................... 40

6.2 Saran ............................................................................................... 40

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xv

DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel …………………………………. 21

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Responden.

Pada Masyarakat Yang Mengkonsumsi Air Sumur di Daerah

Gunung kapur di Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang

Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan……………. 31

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden Pada

Masyarakat Yang Mengkonsumsi Air Sumur di Daerah

Gunung kapur di Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang

Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan……………. 31

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama

Mengkonsumsi Air Sumur di Daerah Gunung Kapur di Dusun

Blumbang Desa Dradahblumbang Kecamatan Kedungpring

Kabupaten Lamongan………………………………………….. 32

Tabel 5.4 Persentase Kategori Kadar Kreatinin Pada Masyarakat Yang

Mengkonsumsi Air Sumur di Daerah Gunung Kapur di Dusun

Blumbang Desa Dradahblumbang Kecamatan Kedungpring

Kabupaten Lamongan………………………………………….. 33

Tabel 5.5 Tabulasi Silang Hasil Kadar Kreatinin Berdasarkan Jenis

Kelamin Pada Masyarakat Yang Mengkonsumsi Air Sumur

Di Daerah Gunung Kapur Di Dusun Blumbang Desa Dradah

Blumbang Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan… 34

xvi

Tabel 5.6 Tabulasi Silang Hasil Kadar Kreatinin Berdasarkan Umur

Pada Masyarakat Yang Mengkonsumsi Air Sumur Di Daerah

Gunung Kapur Di Dusun Blumbang Desa Dradah Blumbang

Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan……………… 34

Tabel 5.7 Tabulasi Silang Hasil Kadar Kreatinin Berdasarkan Lama

Mengkonsumsi Pada Masyarakat Yang Mengkonsumsi

Air Sumur Di Daerah Gunung Kapur Di Dusun Blumbang

Desa Dradah Blumbang Kecamatan Kedungpring

Kabupaten Lamongan…………………………………………..... 35

xvii

DAFTAR GAMBAR

Hal.

Gambar 2.1 Struktur Kreatinin ......................................................................... 12

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian .................................................. 17

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian ............................................................ 19

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Informed Concent

Lampiran 2 Kuesioner

Lampiran 3 Lembar Observasional (Hasil)

Lampiran 4 Lembar Hasil Pemeriksaan Kreatinin

Lampiran 5 SOP pemeriksaan kreatinin

Lampiran 6 Gambar Dokumentasi Penelitian

Lampiran 7 Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 8 Lembar Konsultasi

Lampiran 9 Surat Pernyataan Bebas Plagiasi

xix

DAFTAR SINGKATAN

WHO : World Health Organization

UNICEF : United Nations Internasional Children’s Emergency

PDAM : Trichlor Acetic Acid

nm : Nanometer

BUN : Blood Urea Nitrogen

Da : Dalton

Mil3 : Mililiter Perkubik

Mg/l : Miligram Perliter

ATP : Adenosin Trifosfat

ADP : Adenosin Difosfat

CO32- : Karbonat

H2O : Karbondioksida

O : Oksigen

H : Hidrogen

Fe : Besi

Cu : Tembaga

Ca : Kalsium

Na : Natrium

Co2 : Karbon Dioksida

C : Karbon

HCO3 : Bikarbonat

Mg(HCO3) : Magnesium Bikarbonat

Ca(HCO3) : Kalsium Bikarbonat

Cl- : Klorida

xx

NO3 : Nitrat

SO42 : Sulfat

CaCO3 : Kalsium Karbonat

MgCO3 : Magnesium Karbonat

CP : Kreatinin Fosfat

CK : Kreatinin Kinase

N : Nitrogen

COOH : Asam Amino

NH : Amino

OH : Hidroksida

Mg : Magnesium

Ca : Kalsium

RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan kebutuhan pokok yang utama bagi manusia dengan

beberapa macam kegiatan rumah tangga seperti diminum, mandi dan

lainnya. sehingga diperlukan air bersih yang memenuhi persyaratan kualitas

air bersih dalam upaya memperbaiki baku mutu air untuk di konsumsi

(Yunus, 2016). Dimana sudah diatur dalam Permenkes RI No.

416/Menkes/Per/XI/1990, tentang kualitas air bersih pada wilayah yang

berbukit atau di daerah Gunung kapur menyebabkan kondisi sumber air

bersih tercemar terutama pada sumur gali di sekitar Gunung kapur

mengandung kapur, sehingga menyebabkan air menjadi sadah. Parameter

untuk mengukur rendahnya kualitas air tanah yang diakibatkan oleh struktur

bebatuan dan jenis tanah menggunakan parameter yaitu kesadahan, kadar

maksimum kesadahan yang diatur di dalam Permenkes yaitu di atas sebesar

500 mg/L. Penggunaan air sadah yang berlebihan atau berulang dapat

menimbulkan dampak yang merugikan bagi tubuh, salah satunya yaitu

penyakit batu ginjal (Astrini, 2016).

Menurut Progress on Sanitation and Drinking Water yang dikeluarkan

oleh WHO/UNICEF pada tahun 2015, sebagian besar dari masyarakat yang

tidak mendapatkan akses air untuk dikonsumsi yang layak, tinggal di daerah

pedesaan dan diperkirakan bahwa 663 juta orang di seluruh dunia masih

menggunakan sumber air minum dari sumur tidak terlindungi, mata air dan air

permukaan. Di indonesia akses sumber air untuk seluruh kebutuhan rumah

tangga pada umumnya adalah sumur gali terlindung (29,2%), sumur pompa

(24,1%) dan air ledeng/PDAM ( 19,7%) (Muchlisa, 2016).

2

Batu saluran kemih merupakan penyakit terbanyak di Indonesia setelah

penyakit infeksi saluran kemih dan penyakit kelenjar prostate. Insiden dan

prevalasi setiap negara bervariasi, tertinggi di kawasan Asia dan Afrika yaitu

4%-20%, penyakit diperkirakan menyerang 1,4 % dari jumlah penduduk

Indonesia. Komponen batu saluran kemih 50% merupakan batu kalsium

oksalat murni atau campuran lainnya dan 41% merupakan batu kalsium

fosfat atau campuran lainnya. Komposisi mineral dalam air minum yang

bersumber dari air permukaan (dataran tinggi ataupun rendah) didominasi

oleh unsur kalsium urine dan supersaturasi (kristalisai kalsium oksalat) yang

merupakan proses awal terjadinya batu saluran kemih (Dody, 2007).

Sumber air sumur di daerah gunung kapur yang digunakan untuk

kebutuhan sehari-hari salah satunya untuk di konsumsi, memiliki kesadahan

yang cukup tinggi yang terdiri dari kesadahan non karbonat yang disebabkan

oleh ion kalsium dan magnesium yang berasosiasi dengan ion SO42+, Cl- dan

NO3- dan kesadahan sementara atau kesadahan karbonat yang disebabkan

oleh ion kalsium dan magnesium yang berasosiasi dengan ion CO32- dan

HCO3-3 (Astrini, 2016). Sehingga apabila dikonsumsi dalam jangka panjang

dapat memicu adanya gangguan fungsi ginjal yaitu seperti penyakit batu

saluran kemih. Pada umumnya parameter yang digunakan untuk mengetahui

adanya gangguan fungsi ginjal yaitu pemeriksaan kreatinin, tinggi rendahnya

kadar kreatinin darah digunakan sebagai indikator penting dalam

menentukan apakah seseorang dengan ganguan fungsi ginjal memerlukan

tindakan lebih lanjut atau tidak. Kreatinin itu sendiri merupakan hasil

metabolisme dari kreatinin dan fosfokreatinin. Kreatinin memiliki berat

molekul 113-Da (Dalton). Kreatinin difiltrasi di glomerulus dan direabsorpsi

ditubular. Sedangkan kreatinin plasma disintesis di otot skelet sehingga

kadarnya tergantung massa otot dan berat badan (Alfonso, 2016).

3

Berdasarkan permasalahan di atas bahwa masyarakat di Dusun

Blumbang di Desa Dradahblumbang di Kecamatan Kedungpring di

Kabupaten Lamongan banyak yang mengkonsumsi air sumur di daerah

Gunung kapur dimana air sumur tersebut mengandung kesadahan yang

disebabkan oleh adanya ion-ion (kation) logam valensi misalnya unsur

kalsium, unsur magnesium, zat besi dan mangan hal tersebut merupakan

kesadahan. Jika air tersebut dikonsumsi dalam waktu yang cukup lama akan

memicu adanya gangguan fungsi ginjal misalnya penyakit batu saluran

kemih. sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

gambaran kadar kreatinin darah pada masyarakat di Dusun Blumbung Desa

Dradahblumbang Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan yang

memanfaatkan air sumur di daerah Gunung kapur untuk dikonsumsi.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran kadar kreatinin darah pada masyarakat yang

mengkonsumsi air sumur di daerah Gunung kapur di dusun Blumbung desa

Dradahblumbang kecamatan Kedungpring kabupaten Lamongan ?

1.3 Tujuan Masalah

Menganalisa gambaran kadar kreatinin darah pada masyarakat yang

mengkonsumsi air sumur di daerah Gunung kapur di dusun Blumbang desa

Dradahblumbang kecamatan Kedungpring kabupaten Lamongan.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat teoritis

Memberikan wawasan dibidang kesehatan bahwa air sumur di

daerah Gunung kapur mengandung kesadahan yang cukup tinggi

sehingga dapat menimbulkan gangguan fungsi ginjal atau batu ginjal.

4

1.4.2 Manfaat praktis

Merubah pola hidup masyarakat agar tidak mengkonsumsi air

sumur di sekitar Gunung kapur secara langsung dan masyarakat dapat

mengganti air sumur dengan air mineral untuk dikonsumsi.

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air

2.1.1 Pengertian Air

Air merupakan substansi kimia yang memiliki rumus H2O yang

merupakan satu molekul air yang tersusun atas dua atom hydrogen (H)

dan oksigen (O). Pada suatu kondisi yang standart, air memiliki sifat

yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Zat kimia di dalam

air merupakan suatu pelarut yang memiliki kemampuan untuk

melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam, gula, asam, dan

beberapa jenis gas serta macam-macam molekul organik (Kodotie,

2008). Air juga merupakan zat atau materi serta unsur yang paling

penting bagi makhluk hidup di muka bumi, air hampir 71% menutupi

permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (300 juta mil3)

yang tersedia dibumi. Air sebagian besar terdapat dilaut (air asin) dan

pada lapisan-lapisan es (dikutup dan puncak-puncak gunung) akan

tetapi juga hadir sebagai awan, hujan, sungai, uap air dan lautan es

(Bobihu, 2012).

Air merupakan bahan dasar, yang digunakan untuk keperluan

minum, mandi, dan lainnya untuk kelangsungan hidup di muka bumi.

(Yunus, 2016). Air merupakan salah satu sumber daya alam yang

sangat berharga, tanpa air tidak mungkin ada kehidupan di muka bumi

ini. Sumber air yang bisa di manfaatkan adalah air tanah atau air sumur

(Yusuf, 2011).

6

2.1.2 Air Sumur

Air sumur adalah air permukaan tanah atau air tanah dangkal, air

tersebut didapatkan dengan cara menggali tanah sehingga akan

terbentuk sebuah sumur dan pada umumnya memiliki kedalaman lebih

dari 15 m. Air sumur juga salah satu air yang sangat bermanfaat untuk

kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat seperti diminum, dimasak, untuk

keperluan mandi dan juga banyak diperlukan dalam bidang pertanian,

peternakan serta keperluan pelayaran (Astrini, 2016). Air sumur

merupakan air tanah dangkal dengan kedalaman kurang dari 30 meter,

air sumur umumnya pada kedalaman 15 meter dan dinamakan juga

sebagai air tanah bebas karena lapisan air tanah tersebut tidak berada

di dalam tekanan. Parameter kimia yang meliputi kimia organik dan

kimia anorganik yang mengandung logam seperti Fe, Cu, Ca dan lain-

lain (Yusuf, 2011). Air juga harus memiliki persyaratan khusus agar air

yang dikonsumsi tidak akan menimbulkan penyakit bagi manusia.

2.1.3 Jenis-Jenis Air Sumur

a) Sumur Gali (sumur dangkal)

Sumur gali adalah satu konstruksi yang paling umum dan

meluas dipergunakan untuk kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat

kecil dan rumah-rumah perorangan sebagai air minum yang memiliki

kedalaman 7-10 meter dari permukaan tanah. Air tanah dangkal

terjadi karena adanya proses peresapan air dari permukaan tanah.

Lumpur akan tertahan sehingga air tanah akan jernih akan tetapi

nantinya akan banyak mengandung zat-zat kimia karena air tersebut

selama perjalanannya akan melewati lapisan tanah yang banyak

mengandung unsur-unsur kimia tertentu misalnya Na, Mg, Ca, dan

Fe (Trimurti, 2016).

7

b) Sumur Bor (sumur dalam)

Sumur bor dilakukan dengan cara pengeboran, lapisan tanah

yang lebih dalam maupun lapisan tanah yang jauh dari tanah

permukaan dapat dicapai sehingga sedikit terjadinya kontaminasi.

Umumnya air ini bebas dari adanya mikrobiologi, air tanah ini dapat

diambil dengan cara memompa dengan tangan atau memompa

dengan menggunakan mesin. Susunan unsur-unsur kimia tergantung

pada lapisan-lapisan tanah yang dilalui, jika melalui tanah kapur,

maka air akan menjadi sadah dimana didalamnya mengandung

kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg). (Wati, 2016). Banyaknya

pemakaian air tergantung pada setiap individu yang dilakukan setiap

harinya. Rata-rata pemakaian air di indonesia 5 liter untuk air minum

5 liter untuk air masak, 15 liter untuk mencuci, 30 liter untuk mandi

dan 45 liter digunakan untuk jamban (Trmurti, 2016).

2.1.4 Karakteristik Air

Menurut Effendi (2003 : 1), dibawah ini merupakan karakteristik air

yang tidak dimiliki oleh senyawa kimia lainnya. Karakteristik tersebut

yaitu :

a) Suhu yang sesuai, yakni 0º C (30º F) - 100º C

b) Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat

sebagai penyimpan panas yang sangat baik.

c) Air merupakan proses perubahan air menjadi uap air.

d) Air suatu pelarut yang baik

e) Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi

Untuk makhluk hidup air bukan suatu hal yang baru, dikarenakan

tidak ada krhidupan dimuka bumi ini dapat berlangsung hidup tanpa

air, karena air dapat dikatakan sebagai bahan pokok untuk

8

kehidupan manusia. Yang terdapat didalam tubuh 60%-70% air dari

seluruh berat badan, air didaerah jaringan lemak terdapat kira-kira

90% (Soemirat, 2001 : 2) dalam jurnal (Sukia, 2016).

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002,

syarat-syarat air minum yaitu tidak berasa, tidak berbau, tidak

berwarna, tidak mengandung mikroorganisme yang berbahaya dan

tidak mengandung logam berat dan air yang sesuai dengan syarat baku

mutu air minum adalah air yang dapat langsung diminum (Alegantina,

2009).

2.1.5 Kandungan Air Sumur

Air sumur terdapat kandungan semacam metal seperti Natrium,

Magnesium, Calsium, dan Fe (besi) (Wikipedia, 2013).

a) Magnesium (Mg)

Adanya Mg dalam air sumur dapat menyebabkan kesadahan,

baik dalam jumlah kecil Mg dibutuhkan oleh tubuh untuk

pertumbuhan tubuh, tetapi jika dalam jumlah besar dapat

menyebabkan rasa mual. Batas yang ditentukan yaitu lebih dari 150

mg/l (Robert, 2008).

b) Besi (Fe)

Besi atau ferrum (Fe) adalah metal berwarna putih kekuningan

dan bisa dibentuk. Besi di alam didapatkan sebagai hematit.

Keberadaan besi dalam air bersifat terlarut, yang menyebabkan air

menjadi merah kekuning-kuningan, menimbulkan bau amis, dam

membentuk lapisan seperti minyak (Munfiah, 2013)

c) Kalsium (Ca)

Kalsium merupakan ion yang sedikit lembut, berwarna kelabu

kelogaman yang menimbulkan pembentukan kristalisasi garam-

9

garam kapur jika dikonsusmsi secara berlebihan. Adanya Ca

(kalsium) dalam air sangat di butuhkan dalam jumlah tertentu, yaitu

untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Sedangkan bila sudah melewati

ambang batas yang sudah di tentukan, kalsium dapat

menyebabkan kesadahan. Dimana kesadahan dapat berpengaruh

terhadap kesehatan tubuh. Standart yang ditetapkan oleh DEPKES

yaitu 75-200 mg/l sedangkan WHO interregional water study group

adalah 75-150 mg/l (Kodoatie, 2008).

2.1.6 Kesadahan

Kesadahan merupakan air yang disebabkan oleh adanya ion-ion

(kation) logam valensi yaitu Mg2+, Ca2+ dan Mn+. Kesadahan total juga

disebabkan oleh adanya ion-ion Mg2+ dan Ca2+ yang secara bersamaan.

air sadah dibagi menjadi dua berdasarkan jenis ion nya yaitu air sadah

sementara dan air sadah tetap. Air sadah sementara merupakan air

sadah yang mengandung ion bikarbonat (HCO3), khususnya senyawa

kalsium bikarbonat (Ca(HCO3)) dan magnesium bikarbonat

(Mg(HCO3)). Disebut dengan air sadah dikarenakan kesadahannya

dapat dihilangkan dengan cara pemanasan dimana air dapat dapat

membebaskan ion-ion seperti Mg2+ dan Ca2+, yang selanjutnya

senyawa tersebut akan mengendap pada dasar ketel. Sedangkan air

sadah tetap merupakan air sadah yang mengandung anion selain dari

ion bikarbonat melainkan berupa ion Cl-, NO3- dan SO4

2-. Sehingga air

sadah tetap, dapat juga mengandung senyawa terlarut yang berupa

kalsium klorida (CaCl2), kalsium nitrat (Ca(NO3)2), dan magnesium

sulfat (MgSO4). Air sadah tetap dikarenakan kadar air sadah nya tidak

dapat dihilangkan dengan cara hanya pemanasan saja melainkan

dengan mereaksikan air tersebut dengan zat kimia tertentu misalnya

10

larutan karbonat Na2CO3 (aq) atau K2CO3 (aq). Penambahan larutan

karbonat dimaksudkan untuk mengendapkan ion Ca2+ dan Mg2+

(Sulistyani, 2012).

Air yang digunakan untuk keperluan minum dan masak hanya

diperbolehkan jika berada dalam batas kesadahan antara 50-150 mg/l,

jika kesadahan sudah melebihi 300 mg/l, maka sudah termasuk

kategori air sangat keras. Namun, jika dibandingkan dengan Permenkes

RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 yang mengatur bahwa kadar

kesadahan maksimum yang diperbolehkan adalah sebesar 500 mg/l.

2.1.7 Pengaruh air sadah terhadap kesehatan

Pada kebanyakan orang yang mengkonsumsi air sumur di daerah

gunung kapur pada umumnya air yang dikonsumsi mengandung ion-ion

seperti Na, Mg, Ca, dan Fe. Tetapi yang lebih dominan lebih tinggi yaitu

senyawa-senyawa berupa kalsium (Ca) dan magnesium (Mg), dimana

jika air yang dikonsumsi mengandung zat kapur berupa kalsium dan

magnesium cukup tinggi air tersebut merupakan air sadah (Astrini,

2016).

Kesadahan yang tinggi dapat merugikan kesehatan dimana dapat

berakibat syaraf otot dan jantung mengalami lemahnya refleksi danpada

otot yang rusak akn mengalami berkurangnya rasa sakit. jika

kesadahan dalam kadar yang tinggi dan dikonsumsi manusia secara

terus-menerus akan mengalami gangguan kesehatan , salah satunya

peningkatan unsur kalsium yang nantinya akan menjadi

hyperparatyroidsm (pembesaran hormon paratiroid), batu ginjal (kidney

stone), dan jaringan otot rusak (musculusweaknes). Kelebihan logam

magnesium dalam darah akan mempengaruhi syaraf otot dan otot

jantung yang di tandai dengan lemahnya refleksi dan berkurangnya

11

rasa sakit pada otot yang rusak. Selain itu juga keluarnya cairan asetil

choline dan berkurangnya gerakan karena terdapat lapisan asetil cholin

pada otot serta adanya depresi pada vasodilatasi myocardial yang

berperan dalam terjadinya hipotensi (Krisna, 2011).

Zat kimia atau bahan yang terkandung dalam air misalnya adanya

Ca2+, Mg2+ dan CaCO3 yang melebihi standart kualitas, tidak baik untuk

orang yang mempunyai fungsi ginjal yang kurang baik, karena akan

menyebabkan batu ginjal (Shah, 2010). Kebiasaan minum merupakan

salah satu faktor terjadinya batu pada saluran kemih yaitu pada orang

yang mengkonsumsi air sadah cukup tinggi akan menjadi predisposisi

proses awal pembentukan batu saluran kemih, maka sebaiknya air

yang untuk dikonsumsi tidak boleh mengandung kadar kesadahan total

yang melebihi 500 Mg/l CaCO3 (Yunus, 2016).

2.2 Kreatinin

2.2.1 Definisi kreatinin

Kreatinin merupakan sisa metabolisme keratin fosfat yang terjadi di

dalam otot. Kreatinin yang terbentuk akan dilepaskan ke dalam sirkulasi

darah, kemudian dialirkan melalui sirkulasi darah menuju ke organ

ginjal. Kreatinin difiltrasi oleh glomerulus didalam ginjal. Jika terdapat

gangguan pada fungsi filtrasi ginjal dapat meningkatkan kadar kreatinin

dalam darah, dan tingginya kreatinin merupakan indikator terjadinya

gangguan fungsi ginjal. Tinggi atau rendahnya kadar kreatinin dalam

darah juga merupakan gambaran berat ringannya gangguan fungsi

ginjal (Derthi, 2015).

Kreatinin juga hasil akhir metabolisme otot yang dilepaskan dari

otot dan diekskresi melalui urine. Kerja Kreatinin didalam tubuh

12

diekskresikan oleh ginjal melalui kombinasi filtrasi dan sekresi,

konsentrasi yang relatif konstan dalam plasma dari hari ke hari

(Setyaningsih,2013). Kreatinin dengan pemakaian energi, sejumlah

kecil diubah secara irreversible menjadi kreatinin, dan nantinya difiltrasi

oleh glomerulus dan diekskresikan dalam urine (Intan, 2013).

2.2.2 Metabolisme kreatinin

Kreatinin terdapat di dalam otot, otak, dan dalam darah dengan

bentuk terfosforilasi sebagai fosfokreatin. Kreatinin dalam jumlah sedikit

sekali terdapat dalam urine normal (Victor, 2006). Kreatinin diangkut

melalui aliran darah ke ginjal. Ginjal menyaring sebagian besar kreatinin

dan membuangnya ke dalam urine. Kadar kreatinin akan berubah

sebagai respon terhadap disfungsi ginjal. Kreatinin serum akan

meningkat seiring dengan penurunan kemampuan penyaringan

glomerulus. Kadar kreatinin serum ini mencerminkan kerusakan ginjal

yang paling sensitif karena dihasilkan secara konstan oleh tubuh

(Suryawan, 2016).

Kreatinin fosfat

CH3 CH3

N NH ATP+ N NH

ADP + CH2 C CH2 C

COOH NH COOH NH2

HO-P=O Kreatin

OH CH3

Kreatinin N NH

fosfat

CH2 C

C NH Kreatinin

O

Gambar 2.1 Struktur Kreatinin

Sumber Renald, 2004

13

Reaksi ini berlanjut seiring dengan pemakaian energi sehingga

dihasilkan CP. Dalam prosesnya sejumlah kecil keratin diubah secara

irreversible menjadi keratin, yang dikelurkan dari sirkulasi oleh ginjal.

Kreatinin dengan jumlah yang dihasilkan seseorang sama dengan

massa otot rangka. Nilai rujukan untuk kreatinin adalah 0,6 sampai 1,3

mg/dL untuk laki-laki dan 0,5 sampai 1,0 mg/dL untuk perempuan

(Renald, 2004 h. 292).

Kreatinin darah meningkat apabila fungsi ginjal menurun, apabila

penurunan fungsi ginjal yang berlangsung secara lambat terjadi

bersamaan dengan penurunan massa otot, konsentrai kreatinin dalam

serum mungkin stabil, tetapi angka ekskresi (atau bersihan) 24-jam

akan lebih rendah dari pada normal. Pola ini dapat terjadi pada pasien

yang mengalami penuaan, dengan demikian, indeks fungsi ginjal yang

lebih baik adalah bersihan kreatinin, yang memperhitungkan kreatinin

serum dan jumlah yang diekskresikan perhari (Renald, 2004 hal. 293).

2.2.3 Pemeriksaan kreatinin

a) Kreatinin serum

Kreatin produksi katabolisme otot yang berasal dari pemecahan

kreatin otot dan kreatinin fosfat. Jumlah produksi kreatinin sesuai

dengan massa otot. Ginjal mengeluarkan kreatinin. Jika 50% atau

lebih nefron rusak, maka kadar kreatinin meningkat kreatinin serum

secara khusus berguna dalam mengevaluasi fungsi glomerulus.

Kreatinin serum dinilai lebih sensitif dan merupakan indikator

penyakit ginjal yang lebih spesifik dari pada BUN. Nilai rasio

BUN/kreatinin adalah 10,1. Nilai rasio yang tinggi dari normal

menunjukkan gangguan prerenal (Kee, 2008 h.167-168). Rumus

kreatinin sebagai berikut :

14

Faktor konversi = mg/dL × 88.40 = µmol/L

Mg/dL × 10 = mg/L

Keterangan :

ΔA Sampel = jumlah absorbansi sampel

ΔA Standart = jumlah absorbansi standart

N = konsentrasi standart

(Sumber: Diagnostic systems, 2014 )

b) Metode pemeriksaan kreatinin serum

Dibawah ini merupakan metode pemeriksaan kreatinin serum :

1) Kinetik

Menggunakan metode jaffe melalui satu kali pembacaan. Alat

yang digunakan autoanalyzer.

2) Enzimatik

Metode adanya substrat dalam sampel yang akan bereaksi

dengan enzim membentuk senyawa enzim substrat.

Menggunakan alat photometer.

3) Jaffe reaction

Prinsip pemeriksaan menggunakan jaffe reaction adalah

kreatinin direaksikan dengan asam pikrat pada suasana basa

yang akan membentuk senyawa berwarna merah-orange dan

dilakukan pembacaan menggunakan spektofotometri dengan

panjang gelombang 490-520 nm. Metode ini sangat umum

dilakukan karena sederhana dan mudah untuk dilakukan

Kreatinin mg/dL = Error!

Reference source not found. x N

15

(Saparuddin, 2010). Dari ke tiga metode diatas, yang banyak

dipakai adalah “jaffe reaction”,

2.2.4 Kadar Kreatinin

Kadar kreatinin serum dalam darah mempunyai nilai normal yaitu

0,5-1,2 mg/dl untuk perempuan sedangkan untuk laki-laki 0,6-1,4 mg/l.

Dimana kreatinin dalam serum pada laki-laki lebih tinggi dari pada

perempuan karena laki-laki memiliki massa otot yang lebih besar

(Verdiansyah, 2016).

2.2.5 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kreatinin

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kadar kreatinin dalam

darah

a) Gagal ginjal (Victor, 2006).

b) Perubahan massa otot.

c) Faktor makanan yaitu diet kaya dagingd

d) Mengkonsumsi obat-obatan seperti sefalosporin

e) Aktifitas fisik yang berlebihan

f) Kenaikan sekresi tubulus dan destruksi kreatinin internal.

g) Usia dan jenis kelamin pada usia lebih tua akan lebih tinggi dari

yang lebih muda dan pada laki-laki kadar kreatinin lebih tinggi dari

pada perempuan (Sukandar, 1997) dalam jurnal Isnabella, 2017.

2.2.6 Penelitian yang relavan

a) Yunus, 2016 Dalam penelitiannya yang berjudul Gambaran Hasil

Pemeriksaan Kristal Urin Dari Orang Yang Meminum Air Minum

Kemasan Isi Ulang (Air Galon) Dan Orang Yang Meminum Air Minum

Dari Sumur Gali. Metode yang digunakan deskriptif. Berdasarkan hasil

dari penelitian, hasil pemeriksaan sampel urin menunjukkan bahwa

16

Kristal urin dengan jenis kalsium oksalat lebih banyak ditemukan pada

orang yang mengkonsumsi air minum kemasan isi ulang.

b) Bobihu, 2012 Dalam penelitiannya yang berjudul Uji Kadar

Kesadahan Sumber Air Minum Pada Kejadian Penyakit Batu Saluran

Kemih Di Desa Barakati Kecamatan Batuda Kabupaten Gorontalo.

Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Berdasarkan hasil

penelitian dapat diambil bahwa kadar kesadahan sumber air minum

pada penderita penyakit lebih tinggi yaitu 1375,173 mg/l dari pada

sumber air minum yang digunakan oleh yang bukan penderita yaitu

429,7415 mg/l, sehingga ada hubungan antara tingkat kesadahan

dengan penyakit batu saluran kemih.

17

Makroskopis

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konseptual

Keterangan :

: Variabel diteliti

: Variabel tidak diteliti

Gambar 3.1 Kerangka konseptual gambaran kadar kreatinin pada masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah Gunung kapur

Air sumur di daerah Gunung kapur

Air sadah

Konsentrasi Ca2+ dan Mg2+ tinggi

Hiperekskresi dan supersaturasi

(kristalisasi kalsium oksalat)

Batu saluran kemih

Pemeriksaan urine Kimia darah

Mikroskopis

Kimia

Kreatinin serum Urea

Asam urat

Adanya gangguan fungsi ginjal

18

3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual

Dari kerangka konsep tersebut dapat dijelaskan bahwa air sumur

disekitar gunung kapur mengandung zat kapur sehingga air menjadi sadah,

dimana Kesadahan mengandung Ca2+ dan Mg2+ yang tinggi dengan kadar

maksimum yang ditetapkan oleh Permenkes adalah sebesar 500 mg/L. Jika

dengan konsentrasi di atas ambang batas dapat menimbulkan hiperekskresi dan

supersaturasi (kristalisasi kalsium oksalat) atau penumpukan zat kapur pada

kandung kemih dimana hal tersebut merupakan proses awal terjadinya batu

saluran kemih. Batu didalam kandung kemih nantinya akan mengganggu fungsi

ginjal seperti filtrasi glomerulus. Untuk mengetahui adanya gangguan fungsi

ginjal dapat dilakukan pemeriksaan kreatinin serum, dimana kreatinin merupakan

indikator penting dalam menentukan apakah seseorang dengan gangguan fungsi

ginjal memerlukan tindakan lebih lanjut atau tidak.

19

BAB 4

MEODE PENELITIAN

4.1 Waktu Dan Tempat Penelitian

4.1.1 Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari perencanaan (penyusunan

proposal) sampai dengan susunan laporan akhir sejak akhir bulan

maret sampai juli 2018.

4.1.2 Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang

Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan. Pemeriksaan kadar

kreatinin dilakukan di Instalasi Laboratorium Patologi Klinik RSUD

Ngimbang.

4.2 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat

deskriptif yaitu penelitian hanya ingin menggambarkan kadar kreatinin pada

masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah Gunung kapur.

4.3 Kerangka Kerja (Frame Work)

Kerangka kerja adalah pentahapan atau langkah-langkah dalam aktivitas

alamiah yang dilakukan dalam melakukan penelitian/sejak awal sampai akhir

penelitian (Nursalam, 2003). Kerangka kerja penelitian tentang gambaran

kadar kreatinin pada masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah

Gunung kapur.

20

Gambar 4.1 Kerangka kerja gambaran kadar kreatinin pada masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur

4.4 Definisi Operasional Variabel

4.4.1 Variabel

Variabel adalah objek penelitian yang bervariasi atau apa yang

menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006). Variabel pada

penelitian ini adalah kadar keratinin pada masyarakat yang

mengkonsumsi air sumur di daerah Gunung kapur.

Penyusunan proposal

Populasi

Warga Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan yang berjumlah 25 orang

se

Sampling Purposive sampling

Sampel

Masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah Gunung kapur di

Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang Kecamatan Kedungpring

Kabupaten Lamongan yang sesuai kriteria berjumlah 20 orang

Desain penelitian

Deskriptif

Pengumpulan data

Pengolahan dan Analisa Data

Editing, Coding, Tabulating

Penyajian data

Penyusunan Laporan Akhir

Penentuan masalah

21

4.4.2 Definisi operasional

Definisi operasional berdasarkan karakteristik (variabel) yang

diambil dari suatu hal yang didefinisikan (Nursalam, 2003). Adapun

definisi operasional penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Definisi operasional pemeriksaan kadar kreatinin pada masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur.

Variabel Definis Parameter Alat ukur Kategori

Operasional

(Sumber : Data primer, 2018)

4.5 Populasi, Sampling dan Sampel

4.5.1 Populasi

Populasi merupakan seluruh objek yang diteliti (Notoatmodjo,

2010). Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2006).

Penelitian ini memilih populasi yaitu seluruh warga yang mengkonsumsi

air sumur di daerah Gunung kapur di Dusun Blumbang Desa

Dradahblumbang Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan yang

berjumlah 25 orang.

Kadar

kreatinin

pada

masyarakat

yang

mengkonsu

msi air

sumur di

daerah

Gunung

kapur

Banyaknya

kreatinin di

dalam darah

dalam

satuan

Mg/dl pada

masyarakat

yang

mengkonsu

msi air

sumur di

daerah

gunung

kapur

Kreatinin Full

otomatis

fotometer,

Lembar

observasi

Normal

Laki – laki

0,6 - 1,4

Perempuan

0,5 – 1,2

(diagnostic

systems,

2014)

22

4.5.2 Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi sehingga dapat

mewakili atau representatif dari populasi (Riyanto, 2011). Sampel dalam

penelitian ini adalah warga yang mengkonsumsi air sumur di daerah

Gunung kapur di Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang Kecamatan

Kedungpring Kabupaten Lamongan yang berjumlah 20 orang dengan

rumus yang digunakan yaitu.

4.5.3 Sampling

Sampling merupakan proses seleksia sampel yang digunakan

dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga akan mewakili

keseluruhan yang ada (Hidayat, 2011). Tehnik pengambilan sampel

yang digunakan adalah Purposive Sampling. Purposive Sampling

adalah teknik pengambilan sampel yang bertujuan dengan cara

mengambil subjek bukan didasarkan strata, random atau daerah tetapi

didasarkan atas adanya tujuan tertentu (Arikunto, 2006). Penentuan

kriteria meliputi :

a. Kriteria inklusi

1. Warga yang bersedia menjadi responden dalam penelitian ini

2. Warga yang mengkonsumsi air sumur di daerah Gunung kapur

b. Kriteria eksklusi

1. Warga yang tidak sedang mengalami gangguan fungsi ginjal

2. Warga yang tidak sedang beraktifitas fisik berat pada waktu

dilakukan pengambilan sampel

3. Warga yang tidak sedang diet kaya daging.

23

4.6 Instrumen Penelitian dan Cara Penelitian

4.6.1 Instrument penelitian

Instrumen penelitian adalah alat pada waktu penelitian

menggunakan suatu metode (Arikunto, 2010). Pada penelitan ini

instrumen yang digunakan untuk kebiasaan konsumsi air sumur di

daerah gunung kapur adalah lembar kuesioner, sedangkan instrumen

utama adalah pemeriksaan kadar kreatinin. Alat dan bahan yang

digunakan untuk pemeriksaan kadar kreatinin adalah sebagai berikut :

Alat :

1. Spuit 3 ml

2. Centrifuge

3. Rak tabung

4. Blue tipe

5. Tourniquet

6. URIT 8031

7. Makro pipet 1000 µl

8. Yellow tipe

9. Mikro pipet 50 µl

10. Vacutainer

Bahan :

1. Serum

2. Alkohol swab

3. Aquades

4. Reagen kreatinin

R1 NaOH : 0,18 mol/L

R2 Asam pikrat : 25.0 mmol/L

Standart kreatinin : 2 mg/dL

24

4.6.2 Prosedur penelitian

1. Prosedur Penelitian Cara Pengambilan Darah Vena

a. Pengambilan darah dilakukan pada salah satu vena cubiti

b. Membendung lengan bagian atas dengan tourniquet supaya vena

terlihat dengan jelas (pembendungan tidak boleh ≥ 1 menit).

c. Membersihkan lokasi yang akan diambil dengan alkohol 70% dan

membiarkan supaya kering kembali

d. Menusuk lengan dengan posisi lubang jarum diatas dengan sudut

30º-40º terhadap kulit.

e. Melepaskan tourniquet pada saat darah sudah mulai keluar.

f. Melanjutkan pengambilan sampel sesuai dengan kebutuhan

(sebanyak 3 ml)

g. Melepaskan jarum secara perlahan lalu lakukan penekanan pada

area penusukan selama 2 – 5 menit

h. Memasukkan darah pada tabung reaksi melalui dinding tabung

(Arianda, 2014).

2. Cara Pemisahan Serum

a. Mendiamkan darah yang ada di tabung selama 10-20 menit

b. Memusingkan darah selama 15 menit dengan kecepatan 3000

rpm

c. Memisahkan serum dan endapan sel darah merah atau filtratnya

dengan cara dipipet dan menampung serum pada tabung reaksi

yang bersih dan kering (Arianda, 2014)

3. Cara Pemeriksaan Kreatinin

a. Menyiapkan peralatan yang akan digunakan

b. Menyiapkan 3 tabung reaksi

25

∆A/min. sampel

Kreatinin (mg/L)= x C standart

∆A/min. Standar

c. Melakukan pelabelan pada ketiga tabung yaitu blangko, standart

dan test

d. Mengisi ketiga tabung dengan bahan sebagai berikut

Tabung blangko Tabung standart Tabung test

Sampel - - 0,12 ml Standart - 0,12 ml - Aquades 0,12 ml - - R1 2 ml 2 ml 2 ml Homongenkan dan inkubasi selama 5 menit pada suhu 37ºC R2 0,4 ml 0,4 ml 0,4 ml

(Sumber : URIT 8031, 2014)

e. Menghomogenkan dan menginkubasi selama 1 menit pada suhu

37ºC dan menghitung absorbant per menit

f. Menghitung kadar kreatinin dengan rumus

Keterangan :

∆standart = ∆2 - ∆1

∆test = ∆2 - ∆1

4. Cara Menggunakan Alat URIT 8031

a. Menyalakan saklar dibelakang alat dengan saklar merah

kemudian hijau.

b. Menyalakan komputer dan monitor.

c. Mendouble klik ikon urit.

d. Memasukkan user name “LAB”

e. Memasukkan password “1234”, dan klik Enter

f. Kemudian mengklik execute. Setelah proses pencucian selesai

klik finish.

26

g. Membiarkan selama 20 menit agar suhu kuvet mencapa 370C dan

suhu cooling mencapai 200C.

h. Mengklik icon routine, memasukkan ID pasien (name,sam.ID dan

sam.CUP).

i. Kemudian mengklik parameter yang akan diperiksa.

j. Setelah selesai mengklik tombol Add, klik Test, kemudian klik Test

kembali.

k. Menunggu running sumpel selesai dan baca hasil dikolom TEST.

l. Setelah selesai mengklik OK kemudian mengklik Exit.

4.7 Teknik Pengolahan dan Analisa Data

4.7.1 Pengolahan data

Melalukan pengolahan data setelah pengumpulan data melalui

tahapan editing, cooding dan tabulating

a. Editing

Editing adalah proses meneliti kembali apakah isi pada lembar

pengumpulan data sudah cukup baik sebagai upaya menjaga

kualitas data agar dapat dilakukan proses lebih lanjut (Nasir.M,

2005).

b. Coding

Coding adalah mengklarifikasikan hasil dari responden kriteria

tertentu yang biasanya berupa angka (Nasir.M, 2005). Pada

penelitian ini, pemberian kode sebagai berikut:

1. Responden

Responden no. 1 kode R1

Responden no. 2 kode R2

Responden no. n kode Rn

27

2. Jenis kelamin kode J

Perempuan P

Laki-laki L

3. Umur kode U

˂ 20 tahun U1

20-40 tahun U2

˃ 40 tahun U3

4. Lama mengkonsumsi air sumur di derah gunung kapur

1-5 tahun Ld1

˃5 tahun Ld2

5. Riwayat penyakit gangguan fungsi ginjal

Iya Y

Tidak T

6. Data khusus

Kadar kreatinin serum

Wanita 0,5-1,2 mg/dl N

Wanita ˃1,2 mg/dl T

Laki-laki 0,6-1,4 mg/dl N

Wanita ˃1,4 mg/dl T

c. Tabulating

Tabulating adalah pengeompokan data kedalam satu table

tertentu sesuai kriterianya. Dalam penelitian ini penyajian data

dalam bentuk prosentase yang memiliki kadar kreatinin yang tinggi.

4.7.2 Analisa data

Analisa data merupakan bagian yang sangat penting untuk mencapai

tujuan pokok penelitian (Nursalam 2008). Analisa data dalam penelitian ini

akan disajikan dalam bentuk tabel yang menunjukkan peningkatan kadar

28

kreatinin sehingga menggambarkan karakteristik dan tujuan penelitian,

dari masing-masing hasil yang diperoleh akan dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

P = Persentase

N = Jumlah sampel penelitian

f = Frekuensi warga yang memiliki kadar kreatinin yang tinggi

Setelah diketahui persentase dari perhitungan, kemudian ditafsirkan

dengan kriteria sebagai berikut:

a. 1%-39% : Sebagian kecil responden

b. 40%-49% : Hampir setengah responden

c. 50% : Setengah responden

d. 51%-75% : Sebagian besar responden

e. 76%-99% : Hampir seluruh responden

f. 100% : Keseluruhan responden (Arikunto, 2006).

4.8 Etika Penelitian

Penelitian ini mengajukan persetujuan pada instansi terkait untuk

mendapatkan persetujuan, setelah disetujui dilakukan pengambilan data,

dengan menggunakan etika sebagai berikut.

4.8.1 Informed consent (Lembar persetujuan)

Informed Consent yang dimaksud disini adalah memberikan

informasi tentang penelitian yang akan dilakukan, meliputi manfaat,

P = Error!

Reference

source not

found. × 100 %

29

nilai-nilai bagi masyarakat, resiko yang ada. Jika subjek bersedia,

responden menandatangani lembar persetujuan.

4.8.2 Anonimity (Tanpa nama)

Anonimity (Tanpa nama) merupakan pengumpulan data responden

yang tidak disertai nama melainkan hanya menulis nomor responden .

4.8.3 Confidentiality (Kerahasiaan)

Confidentiality merupakan informasi kerahasiaan yang dipegang

peneliti. Hasil penelitian hanya ditampilkan di forum akademis.

30

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti pada

masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur di Dusun

Blumbang Desa Dradablumbang Kecamatan Kedungpring Kabupaten

Lamongan, didapatkan hasil berupa data umum dan data khusus. Data

umum meliputi jenis kelamin, umur dan lama mengkonsumsi air sumur di

daerah gunung kapur. Data khusus berupa data hasil kadar kreatinin serum

pada masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur di

Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang Kecamatan Kedungpring

Kabupaten Lamongan.

5.1.2 Data Umum

Karakteristik masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah

gunung kapur secara umum di bagi menjadi tiga kelompok yaitu

sebagai berikut :

a) Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin pada

masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung

kapur.

Hasil observasi yang dilakukan peneliti pada masyarakat yang

mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur didapatkan data

berdasarkan jenis kelamin pada tabel 5.1 sebagai berikut:

31

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin

Responden Pada Masyarakat Yang Mengkonsumsi Air

Sumur di Daerah Gunung kapur di Dusun Blumbang

Desa Dradahblumbang Kecamatan Kedungpring

Kabupaten Lamongan.

(Sumber : Data primer, 2018)

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa sebagian besar

masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur

adalah perempuan dengan frekuensi 14 (70 %).

b) Karakteristik responden berdasarkan umur pada masyarakat yang

mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur

Hasil observasi yang dilakukan peneliti pada masyarakat yang

mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur didapatkan data

berdasarkan umur pada Tabel 5.2 sebagai berikut:

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden

Pada Masyarakat Yang Mengkonsumsi Air Sumur di

Daerah Gunung kapur di Dusun Blumbang Desa

Dradahblumbang Kecamatan Kedungpring Kabupaten

Lamongan.

(Sumber : Data primer, 2018)

No. Jenis kelamin Frekuensi Persentase (%)

1.

2.

Laki-laki

Perempuan

6

14

30%

70%

Total 20 100%

No. Umur Responden Frekuensi Persentase (%)

1.

2.

3.

≤ 20 tahun

20-40 tahun

≥ 40 tahun

1

3

16

5%

15%

80%

Total 20 100%

32

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa sebagian besar

masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah Gunung kapur

yaitu berumur >40 tahun dengan frekuensi 16 (80%).

c) Karakteristik Responden Berdasarkan lama responden

mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur

Hasil observasi yang dilakukan peneliti pada masyarakat yang

mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur didapatkan data

berdasarkan lama mengkonsumsi pada tabel 5.3 sebagai berikut:

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama

Mengkonsumsi Air Sumur di Daerah Gunung Kapur di

Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang Kecamatan

Kedungpring Kabupaten Lamongan.

(Sumber, Data primer 2018)

Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa seluruh

masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung

kapur >5 tahun dengan frekuensi 20 (100%).

5.1.3 Data Khusus

Kadar kreatinin pada masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di

daerah gunung kapur di Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang

Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan di analisa dengan

menggunakan metode jaffe reaction, diukur menggunakan alat

automatis Urit-8031 dan dikategorikan normal pada laki-laki 0,6-1,4

mg/dl dan pada perempuan 0,5-1,2 mg/dl serta kategori abnormal laki-

laki >1,4 mg/dl dan perempuan >1,2 mg/dl.

No. Lama Mengkonsumsi

Air Sumur

Frekuensi Persentase (%)

1.

2.

1-5 tahun

≥5 tahun

0

20

0%

100%

Total 20 100%

33

Hasil observasi yang dilakukan peneliti pada masyarakat yang

mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur didapatkan data

pada tabel 5.3 sebagai berikut:

Tabel 5.4 Persentase Kategori Kadar Kreatinin Pada Masyarakat

Yang Mengkonsumsi Air Sumur di Daerah Gunung Kapur di

Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang Kecamatan

Kedungpring Kabupaten Lamongan.

(Sumber : Data primer, 2018)

Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa responden masyarakat

yang mengkonsumsi air sumur memiliki kadar kreatinin abnormal

(tinggi) dengan frekuensi 6 (30%) dan yang normal 14(70%).

5.1.4 Tabulasi silang

Berikut merupakan hasil dari tabulasi silang distribusi frekuensi

data umum dan data khusus masyarakat yang mengkonsumsi air sumur

di daerah gunung kapur.

a) Tabulasi silang berdasarkan jenis kelamin pada masyarakat yang

mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur.

Hasil perhitungan yang dilakukan peneliti pada masyarakat

yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur berdasarkan

jenis kelamin dengan hasil kadar kreatinin pada tabel 5.5

No.

Kategori Kadar

Kreatinin

Frekuensi Persentase (%)

1. Normal 14 70%

2. Abnormal 6 30%

Total 20 100%

34

(Sumber : Data primer, 2018) Berdasarkan hasil tabulasi silang Tabel 5.5 menunjukkan

bahwa hampir setengah responden memiliki kadar kreatinin diatas

normal (abnormal) yaitu laki-laki sejumlah 2 responden (10%) dan

yang normal sejumlah 2 responden (10%).

b) Tabulasi silang berdasarkan umur pada masyarakat yang

mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur

Hasil perhitungan yang dilakukan peneliti pada masyarakat

yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur berdasarkan

umur dengan hasil kadar kreatinin pada tabel 5.6

Tabel 5.6 Tabulasi Silang Hasil Kadar Kreatinin Berdasarkan

Umur Pada Masyarakat Yang Mengkonsumsi Air

Sumur Di Daerah Gunung Kapur Di Dusun Blumbang

Desa Dradah Blumbang Kecamatan Kedungpring

Kabupaten Lamongan.

(Sumber: Data primer, 2018)

Tabel 5.5 Tabulasi Silang Hasil Kadar Kreatinin Berdasarkan

Jenis Kelamin Pada Masyarakat Yang Mengkonsumsi

Air Sumur Di Daerah Gunung Kapur Di Dusun

Blumbang Desa Dradah Blumbang Kecamatan

Kedungpring Kabupaten Lamongan.

Kategori

Kadar Kreatinin

No. Jenis

Kelamin

Normal

n(%)

Abnormal

n(%)

Jumlah

n%

1. Lali-laki 2(10%) 2(10%) 4(20%)

2. Perempuan 12(60%) 4(20%) 16(80%)

Total 14(70%) 6(30%) 20(100%)

Kategori Kadar

Kreatinin

No. Kategori Umur Normal

(n%)

Abnormal

(n%)

Jumlah

(n%)

1. <20 tahun 1(5%) 0(0%) 1(5%)

2. 20-40 tahun 3(15%) 3(15%) 6(30%)

3. >40 tahun 10(50%) 3(15%) 13(65%)

Total 14(70%) 6(30%) 20(100%)

35

Berdasarkan hasil tabulasi silang Tabel 5.6 menunjukkan

bahwa hanya sebagian kecil responden yang memiliki kadar

kreatinin diatas normal (abnormal) yaitu yang berumur 20-40 tahun

sejumlah 3 responden (15%) dan yang normal sejumlah 3

responden (15%).

c) Tabulasi silang berdasarkan lama masyarakat mengkonsumsi air

sumur di daerah gunung kapur.

Hasil perhitungan yang dilakukan peneliti pada masyarakat

yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur berdasarkan

lama mengkonsumsi dengan hasil kadar kreatinin pada tabel 5.7

(Sumber: Data primer, 2018) Berdasarkan hasil tabulasi silang Tabel 5.7 menunjukkan

bahwa sebagian kecil responden yang memiliki kadar kreatinin

diatas normal (abnormal) yaitu responden dengan kategori lama

mengkonsumsi >5 tahun sejumlah 6 responden (30%) dan yang

memiliki kadar kreatinin normal yaitu 14 reponden (70%).

Tabel 5.7 Tabulasi Silang Hasil Kadar Kreatinin Berdasarkan

Lama Mengkonsumsi Pada Masyarakat Yang

Mengkonsumsi Air Sumur Di Daerah Gunung Kapur Di

Dusun Blumbang Desa Dradah Blumbang Kecamatan

Kedungpring Kabupaten Lamongan.

Kategori

kadar kreatinin

No. Kategori Lama

Mengkonsumsi

Normal

(n%)

Abnormal

(n%)

Jumlah

(n%)

1. 1-5 tahun 0(0%) 0(0%) 0(0%)

2. >5 tahun 14(70%) 6(30%) 20(100%)

Total 14(70%)

6(30%) 20(100%)

36

5.2 Pembahasan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada masyarakat

yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur di Dusun Dradah

Desa Dradahblumbang Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan.

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling sehingga

didapatkan 20 responden yang memenuhi kriteria. Kadar kreatinin dilakukan

dengan menggunakan metode jaffe reaction dan diukur menggunakan alat

otomatis Urit-8031.

Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa sebagian kecil responden

yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur yang memiliki kadar

kreatinin diatas normal (abnormal) sebanyak 6 responden (30%) sedangkan

yang normal sebanyak 14 responden (70%). Dari hasil tersebut menunjukkan

bahwa 70% masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di Daerah gunung

kapur yang memiliki kadar kreatinin normal, hal ini karenakan bahwa hampir

sebagian besar masyarakat di daerah gunung kapur di Dusun Blumbang

Desa Dradahblumbang Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan

sudah mengetahui tata cara untuk pengelolahan tentang baku mutu air

minum yang benar serta pengetahuan tentang bahaya air sadah yang

nantinya berdampak buruk terhadap kesehatan terutama pada organ ginjal.

Hal ini sesuai dengan kasus-kasus sebelumnya bahwa ada beberapa

warga di Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang Kecamatan Kedungpring

Kabupaten Lamongan yang mengalami gangguan fungsi ginjal serta

mengalami penyakit batu ginjal, sehingga masyarakat lebih berhati-hati

dalam mengelola air sumur di daerah gunung kapur. Sedangkan hanya 30%

37

sebagian kecil masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah gunung

kapur yang memiliki kadar kreatinin diatas normal (abnormal), hal ini di

sebabkan oleh adanya beberapa faktor seperti usia dan jenis kelamin serta

perubahan massa otot. Menurut Sukandar, 1997 dalam jurnal Isnabella, 2017

dimana menyatakan bahwa usia dan jenis kelamin pada orang tua kadar

kreatinin jauh lebih tinggi dari pada orang muda, sedangkan pada laki-laki

kadar kreatinin lebih tinggi dari pada perempuan.

Pada tabel 5.5 menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh pada kadar

kreatinin serum yang tinggi hampir setengah responden dijumpai pada laki-

laki yaitu (10%) dengan jumlah 2 responden dan yang normal sebanyak 2

responden (10%).

Dari data tersebut menunjukkan bahwa jenis kelamin dapat

mempengaruhi kadar kreatinin dalam darah. Dimana laki-laki lebih rentan

mengalami peningkatan kadar kreatinin yang diakibatkan oleh beberapa

faktor yaitu seperti aktivitas fisik yang berlebihan, sehingga terjadi perubahan

massa otot serta dipengaruhi oleh pola hidup, salah satunya faktor makanan.

Perempuan biasanya memiliki kadar kreatinin lebih rendah dibandingkan laki-

laki, karena perempuan biasanya memilki massa otot yang kecil. Kreatinin

merupakan sisa metabolisme protein otot, jumlah kreatinin per unit massa

otot skelet konsisten dan tingkat kerusakan kreatinin juga konsisten. Dengan

demikian, konsentrasi kreatinin plasma sangat stabil dan merupakan

cerminan langsung dari massa otot skelet (Ayu, 2015).

Hal ini sesuai dengan dasar teori sebelumnya bahwa jenis kelamin

merupakan salah satu variabel yang dapat memberikan perbedaan angka

kejadian laki-laki dan perempuan. Insiden gagal ginjal pada laki-laki dua kali

38

lipat lebih besar dari pada perempuan dikarenakan secara dominan laki-laki

memiliki frekuensi yang berbeda dari pada perempuan seperti perbedaan

pekerjaan, kebiasaan hidup, genetika atau juga pada kondisi fisiologis

(Budiarto & Anggraeni, 2002) dalam jurnal Butar,2015. Serta pada laki-laki

rentan mengalami penyakit sistemik seperti (diabetes mellitus, hipertensi,

glomerulonefriti, polikistik ginjal dan lupus) serta riwayat penyakit genetik

(Level, 2007).

Pada tabel 5.6 menunjukkan bahwa hampir setengah responden yang

memiliki kadar kreatinin serum yang tinggi (abnormal) didominasi oleh

kelompok usia 20-40 tahun yaitu sejumlah 3 responden (15%) dan yang

normal sebanyak 3 responden (15%). Data yang diperoleh dari hasil

penelitian menunjukkan bahwa semakin bertambahnya usia seseorang maka

proses kerja ginjal mengalami disfungsi. Hal ini dikarenakan sel-sel ginjal

mengalami nekrosis, dimana fungsi selnya telah bekerja secara terus

menerus, sehingga mengalami terganggunya proses filtrasi produk sisa-sisa

metabolisme didalam tubuh. Sehingga kadar kreatinin dalam darah

meningkat.

Hal ini sesuai dengan dasar teori sebelumnya yang menyebutkan bahwa

penurunan fungsi ginjal dalam skala kecil merupakan proses normal bagi

setiap manusia seiring dengan bertambahnya usia. Usia merupakan faktor

resiko terjadinya gagal ginjal, semakin bertambahnya usia seseorang maka

semakin berkurang fungsi ginjalnya. Secara normal penurunan fungsi ginjal

ini telah terjadi pada usia diatas 40 tahun. Dimana nantinya akan mengalami

proses hilangnya beberapa nefron yang berakibat pada filtrasi kreatinin yang

tidak bekerja secara sempurna (Hartini, 2016).

39

Pada tabel 5.7 menunjukkan bahwa lama responden mengkonsumsi air

sumur di daerah gunung kapur yaitu selama >5 tahun, responden yang

memiliki kadar kreatinin normal dengan persentase 14(70%) sedangkan yang

memiliki kadar kreatinin abnormal yaitu 6(30%). Pada kebanyakan orang

terutama di Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang Kecamatan

Kedungpring Kabupaten Lamongan masyarakat disana sejak kecil sudah

terbiasa mengkonsumsi air yang bersumber dari sumur gali di sekitar gunung

kapur.

40

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada masyarakat yang

mengkonsumsi air sumur di sekitar gunung kapur di Dusun Blumbang Desa

Dradahblumbang Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan dapat

disimpulkan bahwa hanya sebagian kecil yang memiliki kadar kreatinin

diatas normal (abnormal) .

6.2 Saran

6.2.1 Bagi masyarakat

Diharapkan untuk menggunakan ”Resin kation sachet” yang

berfungsi sebagai penukar ion yang merupakan salah satu alternatif

untuk menurunkan kesadahan air sumur dan merupakan upaya dalam

memperbaiki kualitas air baku mutu untuk dikonsumsi.

6.2.2 Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini mengenai kadar

kreatinin pada mayarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah

gunung kapur, dapat meneliti langsung tingkat kesadahan air sumur di

sekitar gunung kapur Di Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang

Kecamatan Kedungring Kabupaten Lamongan.

6.2.3 Bagi institusi

Diharapkan bagi institusi agar memberikan penyuluhan kesehatan

pada masyarakat di Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang

Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan membiasakan untuk

melakukan pengolahan air minum dengan cara di lakukan proses

41

pemanasan (dimasak) sampai mendidih dan biarkan mengendap serta

dilakukan penyaringan.

DAFTAR PUSTAKA

Alegantina, sukmawati., ismawati dan raini M., 2009, Gambaran Kualitas Air Minum, jurnal kefarmasian indonesia, vol.1, no. 3, h. 83-92.

Alfonso, A., Mangan, E dan Memah, F., 2016, Gambaran Kadar Kreatinin Serum Pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik Stadium 5 Non Dialysis, Jurnal E- biomedik (eBm), vol. 4, no. 1, h. 178-183.

Astrini, Novi., Haryono dan Suwerda, 2016, Efektitas Berbagai Dosis Re Kashet Untuk Menurunkan Kesadahan Air Sumur Gali, jurnal kesehatan lingkungan, vol. 7, no. 3, h.106-110.

Arikunto Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian, Edisi Revisi VI, PT Asdi Mahasatya, Jakarta.

Andrian, 2016, Perbandingan Jenis Konsumsi Air Minum Dengan Kristaluria Pada Anak, jurnal kedokteran klinik, vol. 1 no. 2, h. 1-11.

Aguswina butar, dan Cholina, 2015, Karakteristik Pasien dan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Terapi Hemodialisa, jurnal keperawatan USU.

Ayu dan Ida, 2015, Gambaran Kadar Kreatinin Serum Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 : Denpasar.

Corwin dan Elizabeth, 2002, Buku Satu Patofisiologi, Edisi 3: Jakarta EGC.

Derthi, 2015, Profil Kreatinin Dan Nitrogen Urea Darah Pada Anak Sapi Friesian Holstein Yang Disuplementasi ZN, jurnal fakultas kedokteran hewan, vol. 3 no. 2, h. 45-50.

Digilid : Unila.ac.id./9808/13/BAB2 Intan bismillah 2 pdf. (dakses pada tanggal 02 juli 2018).

Dody. M., Haripurnomo dan Darmoatmojo, 2007, Hubungan Antara Kesadahan Air Minum, Kadar Kalsium Dan Sedimen Kalsium Oksalat Urine Pada Anak Usia Sekolah Dasar, jurnal berita kedokteran masyarakat, vol. 23, no. 4, h. 200-209.

Eka, 2013, Hubungan Riwayat Pajanan Kromium Dengan Gangguan Fungsi Ginjal Pada Pekerja Pelapisan Logam, jurnal kesehatan lingkungan, vol. 12 no. 1, h. 34-41.

Hafiduddin, 2016, Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Manfaat Cairan Dengan Perilaku Konsumsi Air Putih, jurnal STIKES PKU muhammadiyah Surakarta, vol. 13 no. 2, h. 38-42.

Intan, 2011. Chapter II. Pdf. www. usu. ac. id (diakses april 2018).

Isnabella, 2017, Gambaran Kreatinin Serum Pada Pekerja Tukang Bangunan : Jombang.

Krisna, dan Dwi, N. P, 2011, Faktor Resiko Kejadian Penyakit Batu Ginjal, jurnal kesehatan masyarakat, h. 57-68.

Munfiah, Siti., Nurjazuli Dan Setiani, 2013, Kualitas Fisik Dan Kimia Air Sumur Gali Dan Sumur Bor, jurnal kesehatan lingkungan indonesia, vol. 2, no. 2, h. 154-159.

Muchlisa, Joseph., dan Boky, 2016, Gambaran Kualitas Air Sumur Gali, jurnal Fakultas kesehatan masyarakat, Gema.

Nur, dwi., 2011, Faktor Resiko Kejadian Penyakit Batu Ginjal, jurnal ilmu kesehatan masyarakat, vol. 7, no. 1 h. 57-68.

Nursalam, 2008, Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta.

Notoatmodjo, Soekidjo., 2010, Metode Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta. Jakarta.

Nasir A., Munith A., Ideputri M. 2011. Buku Ajar Metodologi Penelitian Kesehatan, Yogyakarta, Nuha Medika.

Renald, A., 2004, Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium, Edisi 11, h, 292-293.

Saparuddin, 2010, Pemanfaatan Air Tanah Dangkal Sebagai Sumber Air, jurnal SMARTek, vol. 8 no. 2, h. 143-152.

Saniya, Mahalul dan Oktia, 2017, Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Ginjal Kronik Pada Penderita Hipertensi jurnal MKMI, vol.13 no. 4

Shah,A., Dwen, N.R, 2010, Novel Ultrasound Method To Reposition Kidney Stones urel res, vol. 38, h. 491-495.

Sulistyani, Sunarto dan Annisa fillaeli, 2012, Uji Kesadahan Air Tanah, jurnal sains dasar, vol. 1 no. 1, h. 33-39.

Setyaningsih, asri., puspita dan rosyidi, 2013, Perbedaan Kadar Ureum Dan Kreatinin Pada Klien Yang Menjalani Hemodialisa Dengan Hollow Fiber Baru Dan Hollow Fiber Reuse, jurnal keperawatan medical bedah, vol. 1 no. 1 h. 15-24.

Suryawan, 2016, Gambaran Kadar Ureum Dan Kreatinin Serum Pada Pasien Gagal Ginjal Kronis Yang Menjalani Terapi Hemodialisis, jurnal Analis Kesehatan Poltekes Denpasar, vol. 4 no. 2 h. 145-153.

Sri Hartini, 2016, Gambaran Karakteristik Pasien Gagal Ginjal Kronis Yang Menjalani Hemodialisa, Jurnal fakultas ilmu kesehatan universitas muhammadiyah Surakarta dekan.

Verdiansyah, 2016, Pemeriksaan Fungsi Ginjal, CDK vol, 43, no. 2 h. 237-239.

Yunus, Reni dan Yuniarty, 2016, Gambaran Hasil Pemeriksaan Kristal Urine Dari Orang Yang Meminum Air Minum Kemasan Air Isi Ulang (Air Galon) Dan Orang Yang Meminum Air Minum Dari Sumur Gali, jurnal Analis kesehatan poltekes kendari, vol. 4, No. 1

Yusuf, Yusnidar, dan Fatimah Nisma, 2011, Analisa Kandungan Air Sumur : Jakarta Timur, jurnal online (diakses pada tanggak 23 juni 2018).

Lampiran 1

INFORMED CONCENT

1. Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden Penelitian:

GAMBARAN KADAR KREATININ PADA MASYARAKAT YANG

MENGKONSUMSI AIR SUMUR DI DAERAH

GUNUNG KAPUR

(Studi di Dusun Blumbang Desa Dradahblumbang Kecamatan

Kedungpring Kabupaten Lamongan)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Umur/tanggal lahir :

Alamat :

Menyatakan bersedia dan mau berpartisipasi menjadi responden

penelitian yang akan dilakukan oleh Fira Yuliana, mahasiswa

semester VI dari Program Studi Diploma III Analis Kesehatan STIKes

ICMe Jombang.

Demikian pernyataan ini saya tanda tangani untuk dapat

dipergunakan seperlunya.

Jombang, Mei 2018

Responden

Lampiran 2

LEMBAR KUESIONER

2. IDENTITAS RESPONDEN

No. Responden : ........................................................................

Nama : ........................................................................

Umur : ........................................................................

Jenis kelamin : ........................................................................

Alamat : ........................................................................

Daftar Pertanyaan :

1. Berapa lama mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur

a. 1-5 tahun

b. ˃5 tahun

2. Riwayat penyakit ginjal

a. iya

b. tidak

Lampiran 3

TABULASI HASIL DATA UMUM PEMERIKSAAN KADAR KREATININ SERUM PADA MASYARAKAT YANG MENGKONSUMSI AIR SUMUR DI DAERAH

GUNUNG KAPUR

(Studi Di Rsud Ngimbang Kabupaten Lamongan)

No Kode

Responden

Jenis

Kelamin

Umur Lama

Mengko

nsumsi

Riwayat

Penyakit

Ginjal

Hasil Kategori

1. R1 L U2 Ld2 T 1,6 TN

2. R2 P U2 Ld2 T 0,6 N

3. R3 L U1 Ld2 T 0,9 N

4. R4 P U3 Ld2 T 0,5 N

5. R5 P U3 Ld2 T 1,4 TN

6. R6 P U3 Ld2 T 1,0 N

7. R7 P U3 Ld2 T 0,6 N

8. R8 P U3 Ld2 T 0,8 N

9. R9 P U3 Ld2 T 0,6 N

10. R10 P U3 Ld2 T 1,4 TN

11. R11 P U3 Ld2 T 0,6 N

12. R12 P U3 Ld2 T 0,6 N

13. R13 P U2 Ld2 T 1,6 TN

14. R14 P U3 Ld2 T 0,6 N

15. R15 P U2 Ld2 T 0,6 N

16. R16 P U3 Ld2 T 0,7 N

17. R17 P U2 Ld2 T 0,6 N

18. R18 L U3 Ld2 T 2,4 TN

19. R19 P U2 Ld2 T 1,6 TN

20. R20 L U3 Ld2 T 0,7 N

Lampiran 4

Lampiran 5

Pengertian Tindakan yang dilakukan untuk mengetahui hasil

pemeriksaan dari alat URIT 8031

Tujuan Untuk mengetahui hasil pemeriksaan kimia klinik

Kebijakan SK Direktur nomor /357/413.216/2017 tentang pedoman

pelayanan laboratorium

Prosedur 1. Nyalakan saklar dibelakang alat dengan saklar merah

kemudian hijau.

2. Nyalakan komputer dan monitor.

3. Double klik ikon urit.

4. Masukkan user name “LAB”

5. Masukkan password “1234”, dan klik Enter

6. Kemudian klik execute. Setelah proses pencucian selesai

klik finish.

7. Biarkan selama 20 menit agar suhu kuvet mencapa 370C

dan suhu cooling mencapai 200C

8. Klik icon routine, masukkan ID pasien (name,sam.ID dan

sam.CUP)

9. Kemudian klik parameter yang akan diperiksa.

10. Setelah selesai klik Add, klik Test, kemudian klik Test

kembali.

11. Tunggu running sumpel selesai dan baca hasil dikolom

TEST.

12. Setelah selesai klik OK kemudian klik Exit.

Unit terkait Staf laboratorium

RSUD

NGIMBANG

LAMONGAN

PENGGUNAAN ALAT KLINIK URIT 8031

No. Dokumen

RS.NGIMBANG/020/

LAB/2017

No. Revisi

0

Halaman

01/01

SPO

Laboratorium

Tanggal terbit

01 Mei 2017

Ditetapkan, Direktur RSUD Ngimbang

dr. MOH. CHAIDIR ANNAS, MMKes

Pembina TK.I NIP . 19661113 199703 1 002

Lampiran 6

Dokumentasi

1. Alat dan Bahan

a. Tabung vacum

b. Alkohol swab

c. Plaster

d. Tourniquet

e. Spuit

f. Sarung tangan

g. Centrifuge

h. Alat Kimia Klinik

i. Blue Tipe

j. Cup

k. Pipet Makro

Gambar 1 Pengambilan sampel pada warga masyarakat yang

mengkonsumsi air sumur di daerah gunung kapur

Gambar 2 Pemusingan sampel menggunakan alat centrifuge

Gambar 3 Pemisahan serum

Gambar 4 Meletakkan serum pada cube

Gambar 5 Mengisi identitas sampel sesuai pemeriksaan

Gambar 6 Memasukkan sampel pada alat URIT 8031

Gambar 7 Memprogram dan memulai pemeriksaan kreatinin

Lampiran 7

Lampiran 8

Lampiran 9