TriggerII Praktikum BUN & S Kreatinin Dr

42
KELOMPOK KELOMPOK Ferdina Harjoto Ferdina Harjoto 09700104 09700104 Ni Putu Wayan Kartika Ni Putu Wayan Kartika 09700106 09700106 Meta Andharasta Meta Andharasta 09700108 09700108 Iva Jaya M. Iva Jaya M. 09700110 09700110 Bayu Tri P. Bayu Tri P. 09700112 09700112

Transcript of TriggerII Praktikum BUN & S Kreatinin Dr

Page 1: TriggerII Praktikum BUN & S Kreatinin Dr

KELOMPOKKELOMPOK

Ferdina HarjotoFerdina Harjoto 0970010409700104

Ni Putu Wayan KartikaNi Putu Wayan Kartika 0970010609700106

Meta AndharastaMeta Andharasta 0970010809700108

Iva Jaya M.Iva Jaya M. 0970011009700110

Bayu Tri P.Bayu Tri P. 0970011209700112

Page 2: TriggerII Praktikum BUN & S Kreatinin Dr

PraktikumBlood Ureum Nitrogen & S-Kreatinin

trigger II

Page 3: TriggerII Praktikum BUN & S Kreatinin Dr

Pertanyaan

1. Apakah yang anda ketahui tentang BUN ? Jelaskan asalnya darimana ? Jelaskan proses ekskresinya ? Jelaskan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi metabolismenya ? Jelaskan metoda pengukurannya ? Jelaskan apa arti klinisnya bila kadar BUN tinggi ? Jelaskan apa arti klinisnya bila kadar BUN rendah ?

2. Apakah yang anda ketahui tentang Serum Kreatinin ? Jelaskan asalnya darimana ? Jelaskan proses ekskresinya ? Jelaskan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi metabolismenya ? Jelaskan metoda pengukurannya ? Jelaskan apa arti klinisnya bila kadar S-Kreatinin tinggi ? Jelaskan apa arti klinisnya bila kadar S-Kreatinin rendah ?

3. Jelaskan yang anda ketahui tentang Cystatin-C ? Apakah pengukuran kadar Cystatin-C dapat dipakai untuk menilai fungsi ginjal ?

4. Menurut anda manakah yang lebih baik dipakai untuk menilai fungsi ginjal diantara BUN, Serum Kreatinin ataukah Cystatin-C ? Jelaskan alasan anda ?

5. Seorang anak kecil berumur 5 tahun datang diantar oleh ibunya ke rumah sakit karena diare sudah 5 hari. Sebelum berobat ke rumah sakit , anak ini diberikan minum jamu-jamuan untuk menghentikan diarenya. Anak ini juga mempunyai riwayat diabetes mellitus type i sejak umur 2 tahun dan hanya diberikan injeksi insulin 2 u tiap hari oleh ibunya tanpa pernah kontrol ke dokter. Tiga hari sesudah dirawat di rumah sakit, anak ini dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan hasil sebagai berikut : HbA1C = 12 %, BUN =35 mg/dl, S-Kreatinin= 4,5 mg/dl. Apa yang terjadi pada anak ini ? Jelaskan!

Page 4: TriggerII Praktikum BUN & S Kreatinin Dr

JAWAB

Page 5: TriggerII Praktikum BUN & S Kreatinin Dr

1

Blood Ureum Nitrogen

Page 6: TriggerII Praktikum BUN & S Kreatinin Dr

BUN

BUN (Blood Ureum Nitrogen) adalah suatu tes untuk mengukur kandungan nitrogen yang ada dalam darah, yaitu urea. Tingkat BUN dalam darah dapat menandai masalah ginjal.

Page 7: TriggerII Praktikum BUN & S Kreatinin Dr

Asal

Ureum berasal dari metabolisme protein.

Page 8: TriggerII Praktikum BUN & S Kreatinin Dr

Metabolisme

Ureum merupakan hasil dari metabolisme protein, yaitu pada ktabolisme nitrogen asam amino menjadi urea.

a.Transaminasi

b.Deaminasi oksidatif

c.Transpor amonia

d.Siklus urea

Page 9: TriggerII Praktikum BUN & S Kreatinin Dr

a. transaminasi

Semua asam amino, kecuali lysine, threonin, proline, dan hydroxyproline, mengalami transminasi. Dalam transminasi, grup alfa-amino dihilangkan.

Page 10: TriggerII Praktikum BUN & S Kreatinin Dr

b. deaminasi oksidatif

Menggunakan enzim L-glutamate dehidrogenase:

Page 11: TriggerII Praktikum BUN & S Kreatinin Dr

c. transpor amonia

1. Dikebanyakan jaringanGlutamine sintetase mengubah kombinasi amonia dan glutamate menjadi glutamine yang merupakan bentuk transpor amonia yang tidak beracun. Glutamine kemudian ditranspor oleh darah ke hati, dimana glutamine diuraikan oleh glutaminase menjadi glutamate dan amonia bebas.

2. Di ototHasil transaminasi piruvatt (hasil akhir glikolisis), yaitu alanine. Alanine ditranspor oleh darah ke hati, dimana alanine diubah lagi menjadi piruvat dengan transaminasi. Di hati, proses glukoneogenesis dapat menggunakan piruvat untuk mensintesis glukosa, yang mana dapat memasuki darah dan digunakan oleh otot (proses tersebut bernama glucose-alanine ccycle).

Page 12: TriggerII Praktikum BUN & S Kreatinin Dr
Page 13: TriggerII Praktikum BUN & S Kreatinin Dr

d. siklus urea

1. Di mitokondria

CO2+NH3+2ATPCarbomyl phosphateenzim : carbomyl phosphate synthetase I

2. Di sitosolL-Citruline+L-aspartate argininosuccinate

Carbomyl phosphate PiArgininosuccinate Fumarate + L-Arginineenzime: Argininosuccinatelyase

Page 14: TriggerII Praktikum BUN & S Kreatinin Dr

Fumarate dihidrasi menjadi malate yang dapat ditranspor ke mitokondria dan memasuki kembali siklus krebs. Selain itu, sitosolik malate dapat dioksidasi menjadi oksaloasetat yang mana dapat diubah menjadi aspartat atau glukosa.

L-Arginine L-Ornithine + urea enzim: arginaseOverall:

Aspartate+NH3+CO2+3ATPUrea+Fumarate+2ADP+AMP+2Pi+PPi+3H2OUrea berdifusi dari hati dan ditranspor dalam darah ke ginjal dimana urea disaring dan dikeluarkan dalam urine. Sebagian dari urea berdifusi ke usus halus dan diuraikan menjadi CO2 dan NH3 oleh bakteri urease. Amonia ini sebagian hilang di feces dan sebagian lagi diserap lagi oleh darah.

Page 15: TriggerII Praktikum BUN & S Kreatinin Dr

Ekskresi

Urea berdifusi dari hati dan ditransport dalam darah ke ginjal, dimana urea disaring dan dikeluarkan dalam urine. Sebagian dari urea berdifusi ke usus halus dan diuraikan menjadi CO2 dan NH3 oleh bakteri urease. Amonia ini sebagian hilang di feces dan sebagian lagi diserap oleh darah.

Page 16: TriggerII Praktikum BUN & S Kreatinin Dr

Faktor-faktor Apa Saja yang Mempengaruhi MetabolismeUreum berasal dari penguraian protein, terutama yang berasal dari makanan. Pada orang sehat yang makanannya banyak mengandung protein, ureum biasanya berada di atas rentang normal. Kadar rendah biasanya tidak dianggap abnormal karena mencerminkan rendahnya protein dalam makanan atau ekspansi volume plasma. Namun, bila kadarnya sangat rendah bisa mengindikasikan penyakit hati berat. Kadar urea bertambah dengan bertambahnya usia, juga walaupun tanpa penyakit ginjal.

Page 17: TriggerII Praktikum BUN & S Kreatinin Dr

Metode PengukuranTes aslinya dilakukan adalah dengan flame photometry, sekarang tes kolorimetrik kimia lebih banyak digunakan. Tiga metode yang umum: Diacetyl Monoxime, Modified Berthelot Urograph dan metode enzim.

Page 18: TriggerII Praktikum BUN & S Kreatinin Dr

Arti Klinis

Peningkatan Kadar BUN

Peningkatan kadar urea disebut uremia. Azotemia mengacu pada peningkatan semua senyawa berberat molekul rendah ( ure, kreatinin, asam urat) pada gagal ginjal. Penyebab utama uremia dibagi menjadi 3, yaitu penyebab prarenal, renal, pascarenal.

Page 19: TriggerII Praktikum BUN & S Kreatinin Dr

Prarenal

Uremia prarenal terjadi karena gagalnya mekanisme yang bekerja sebelum filtrasi oleh glomerulus. Mekanisme tersebut meliputi :

1)penurunan aliran darah ke ginjal seperti pada syok, kehilangan darah, dan dehidrasi

2)peningkatan katabolisme protein seperti pada perdarahan gastrointestinal disertai pencernaan hemoglobin dan penyerapannya sebagai protein dalam makanan, perdarahan ke dalam jaringan lunak atau rongga tubuh, hemolisis, leukemia (pelepasan protein leukosit), cedera fisik berat, luka bakar, demam.

Page 20: TriggerII Praktikum BUN & S Kreatinin Dr

renal

Uremia renal terjadi akibat gagal ginjal (penyebab tersering) yang menyebabkan gangguan ekskresi urea. Gagal ginjal akut dapat disebabkan oleh glomerulonefritis, hipertensi maligna, obat atau logam nefrotoksik, nekrosis korteks ginjal. Gagal ginjal kronis disebabkan oleh glomerulonefritis, pielonefritis, diabetes mellitus, arteriosklerosis, amiloidosis, penyakit tubulus ginjal, penyakit kolagen-vaskular.

Page 21: TriggerII Praktikum BUN & S Kreatinin Dr

pascarenal

Uremia pascarenal terjadi akibat obstruksi saluran kemih di bagian bawah ureter, kandung kemih, atau urethra yang menghambat ekskresi urin. Obstruksi ureter bisa oleh batu, tumor, peradangan, atau kesalahan pembedahan. Obstruksi leher kandung kemih atau uretra bisa oleh prostat, batu, tumor, atau peradangan. Urea yang tertahan di urin dapat berdifusi masuk kembali ke dalam darah.

Page 22: TriggerII Praktikum BUN & S Kreatinin Dr

Beberapa jenis obat dapat mempengaruhi peningkatan urea, seperti : obat nefrotoksik, diuretic (hidroklorotiazid, asam etakrinat, furosemid, triamteren); antibiotic ( basitrasin, sefaloridin (dosis besar), gentamisin, kanamisin, kloramfenikol, metisilin, neomisin, vankomisin); obat antihipertensi (metildopa, guanetidin); sulfonamide; propanolol, morfin; litium karbonat; salisilat.

Page 23: TriggerII Praktikum BUN & S Kreatinin Dr

Arti Klinis

Penurunan kadar BUNPenurunan kadar urea sering dijumpai pada penyakit hati yang berat. Pada nekrosis hepatik akut, sering urea rendah asam-asam amino tidak dapat dimetabolisme lebih lanjut. Pada sirosis hepatis, terjadipengurangan sintesis dan sebagian karena retensi air oleh sekresi hormone antidiuretik yang tidak semestinya.

Pada karsinoma payudara yang sedang dalam pengobatan dengan androgen yang intensif, kadar urea rendah karena kecepatan anabolisme protein yang tinggi. Pada akhir kehamilan, kadar urea kadang-kadang terlihat menurun, ini bisa karena peningkatan filtrasi glomerulus, diversi nitrogen ke fetus, atau karena retensi air. Penurunan kadar urea juga dijumpai pada malnutrisi protein jangka panjang. Penggantian kehilangan darah jangka panjang, dekstran, glukosa, atu saline intravena, bisa menurunkan kadar urea akibat pengenceran.

Page 24: TriggerII Praktikum BUN & S Kreatinin Dr

2

Serum Kreatinin

Page 25: TriggerII Praktikum BUN & S Kreatinin Dr

Asal

Kreatinin merupakan produk penguraian kreatin. Kreatin disintesis di hati dan terdapat dalam hampir semua otot rangka yang berikatan dengan dalam bentuk kreatin fosfat (creatin phosphate, CP), suatu senyawa penyimpan energi. Dalam sintesis ATP dari ADP, kreatin fosfat diubah menjadi kreatin dengan katalisasi enzim kreatin kinase (creatin kinase, CK). Seiring dengan pemakaian energi, sejumlah kecil diubah secara irreversibel menjadi kreatinin.

Page 26: TriggerII Praktikum BUN & S Kreatinin Dr

Ekskresi

Dalam sintesis ATP (adenosine triphosphate) dari ADP (adenosine diphosphate), kreatin fosfat diubah menjadi kreatin dengan katalisasi enzim kreatin kinase (creatin kinase, CK). Seiring dengan pemakaian energi, sejumlah kecil diubah secara ireversibel menjadi kreatinin, yang selanjutnya difiltrasi oleh glomerulus dan diekskresikan dalam urin.

Page 27: TriggerII Praktikum BUN & S Kreatinin Dr

Korelasi kreatinin dan laju filtrasi glomerulus Korelasi kreatinin dan laju filtrasi glomerulus

Page 28: TriggerII Praktikum BUN & S Kreatinin Dr

Faktor-faktor Apa Saja yang Mempengaruhi Metabolisme

Jumlah kreatinin yang dikeluarkan seseorang setiap hari lebih bergantung pada massa otot total daripada aktivitas otot atau tingkat metabolisme protein, walaupun keduanya juga menimbulkan efek. Pembentukan kreatinin harian umumnya tetap, kecuali jika terjadi cedera fisik yang berat atau penyakit degeneratif yang menyebabkan kerusakan masif pada otot.

Page 29: TriggerII Praktikum BUN & S Kreatinin Dr

Metode Pengukuran

Kadar kreatinin diukur dengan metode kolorimetri menggunakan spektrofotometer, fotometer atau analyzer kimiawi.

Page 30: TriggerII Praktikum BUN & S Kreatinin Dr

Arti Klinis

Kadar S-Kreatinin tinggiKreatinin darah meningkat jika fungsi ginjal menurun. Kreatinin

serum sangat berguna untuk mengevaluasi fungsi glomerulus. Keadaan yang berhubungan dengan peningkatan kadar kreatinin

adalah gagal ginjal akut dan kronis, nekrosis tubular akut, glomerulonefritis, nefropati diabetik, pielonefritis, eklampsia, pre-eklampsia, hipertensi esensial, dehidrasi, penurunan aliran darah ke ginjal (syok berkepanjangan, gagal jantung kongestif), rhabdomiolisis, lupus nefritis, kanker (usus, kandung kemih, testis, uterus, prostat), leukemia, penyakit Hodgkin, diet tinggi protein (mis. daging sapi [kadar tinggi], unggas, dan ikan [efek minimal]).

Obat-obatan yang dapat meningkatkan kadar kreatinin adalah Amfoterisin B, sefalosporin (sefazolin, sefalotin), aminoglikosid (gentamisin), kanamisin, metisilin, simetidin, asam askorbat, obat kemoterapi sisplatin, trimetoprim, barbiturat, litium karbonat, mitramisin, metildopa, triamteren.

Page 31: TriggerII Praktikum BUN & S Kreatinin Dr

Arti Klinis

Kadar S-Kreatinin rendah

Kadar kreatinin serum akan turun pada pasien yang masa ototnya berkurang, akibat malnutrisi atau panyakit otot lanjut. Penurunan kadar kreatinin dapat dijumpai pada distrofi otot (tahap akhir), myasthenia gravis.

Page 32: TriggerII Praktikum BUN & S Kreatinin Dr

3

Cystatin-C

Page 33: TriggerII Praktikum BUN & S Kreatinin Dr

Cystatin-C

Cystatin-C atau Cystatin 3 (dulunya disebut runut Gamma, post-gamma-globulin atau polipeptida basa neuroendokrin), sebuah protein yang dikodekan oleh gen CST3, utamanya digunakan sebagai penanda-biologis (biomarker) untuk fungsi ginjal.

Pada manusia, semua sel yang berinti ( inti sel yang mengandung DNA) menghasilkan cystatin-C sebagai sebuah rantai yang terdiri dari 120 asam amino. Protein ini ditemukan hampir pada semua cairan jaringan dan cairan tubuh. Protein ini merupakan inhibitor potensial untuk proteinase lisosomal (enzim-enzim dari subunit khusus sel yang mengurai protein) dan kemungkinan merupakan salah satu dari inhibitor ekstraseluler yang paling penting dari cystein protease (dia mencegah penguraian protein di luar sel melalui tipe enzim pendegradasi protein tertentu). Cystatin-C termasuk ke dalam famili gen Cystatin tipe 2.

Page 34: TriggerII Praktikum BUN & S Kreatinin Dr

Cystatin-C dapat dipakai untuk menilai fungsi Ginjal

Cystatin 3 memiliki berat molekul rendah (sekitar 13,3 kilodalton), dan dikeluarkan dari aliran darah memlalui filtrasi glomerular dalam ginjal. Jika fungsi ginjal dan angka filtrasi glomerular menurun, kadar cystatin-C dalam daerah meningkat. Cystatin-C merupakan suatu pemeriksaan untuk pemantauan timbulnya gagal ginjal.

Page 35: TriggerII Praktikum BUN & S Kreatinin Dr

4

Menurut anda manakah yang lebih baik dipakai untuk menilai fungsi ginjal diantara BUN, Serum Kreatinin ataukah Cystatin-C ? Jelaskan alasan anda ?

Page 36: TriggerII Praktikum BUN & S Kreatinin Dr

Cystatin-C yang lebih baik digunakan untuk menilai fungsi ginjal

Cystatin-C merupakan cara yang lebih baik digunakan untuk menilai fungsi ginjal dibandingkan dengan BUN dan Serum kreatinin sebab pemeriksaan cystatin-C sangat obyektif dan tidak terpengaruh oleh berbagai keadaan. Pemerikasaaan BUN dan kreatinin memiliki keterbatasan dalam membuat interpretasi adanya gagal ginjal. Keterbatasan tersebut, yaitu BUN dipengaruhi oleh diet dan perdarahan. Sedangkan kreatinin dipengaruhi oleh pertumbuhan otot bergaris. Pada pemeriksaan cystatin-C mempunyai sensitivitas yang sangat tinggi (97%) dan nilai ramal negatif yang tinggi pula (96%) sehingga pemeriksaan cystatin-C adalah pemeriksaan yang andal dan terpercaya dalam menentukan gangguan fungsi ginjal dan dapat menentukan diagnosis dini gagal ginjal.

Page 37: TriggerII Praktikum BUN & S Kreatinin Dr

5

Page 38: TriggerII Praktikum BUN & S Kreatinin Dr

Seorang anak kecil berumur 5 tahun datang diantar oleh ibunya ke rumah sakit karena diare sudah 5 hari. Sebelum berobat ke rumah sakit , anak ini diberikan minum jamu-jamuan untuk menghentikan diarenya.Anak ini juga mempunyai riwayat diabetes mellitus type l sejak umur 2 tahun dan hanya diberikan injeksi insulin 2 U tiap hari oleh ibunya tanpa pernah kontrol ke dokter. Tiga hari sesudah dirawat di rumah sakit, anak ini dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan hasil sebagai berikut : HbA1C = 12 %, BUN =35 mg/dl, S-Kreatinin= 4,5 mg/dl. Apa yang terjadi pada anak ini ? Jelaskan!

Page 39: TriggerII Praktikum BUN & S Kreatinin Dr

HbA1c

HbA1c Si Anak = 12%HbA1c : Orang normal : 4,0-6,0 % Diabetes mellitus terkontrol baik : kurang dari 7 % Diabetes mellitus terkontrol lumayan : 7,0-8,0 % Diabetes tidak terkontrol : lebih dari 8,0 %(ketentuan nilai HbA1c tersebut dapat berlainan disetiap laboratorium tergantung metode yan digunakan)

Kadar HbA1c Si Anak lebih tinggi dari orang normal. Dari ketentuan di atas dapat diketahui Si Anak mengalami peningkatan kadar HbA1c yang menunjukkan bahwa Si anak termasuk dalam kategori Diabetes tidak terkontrol karena kadar HbA1c Si anak lebih dari 8,0 %. Peningkatan kadar ini mengindikasikan diabetes mellitus yang tidak terkendali, dan penderita berisiko tinggi mengalami komplikasi janka panjang, seperti nefropati, retinopati, dan/atau kardiopati.

Page 40: TriggerII Praktikum BUN & S Kreatinin Dr

BUN

BUN Si Anak = 35mg/dL BUN :

–Dewasa : 5-25 mg/dL–Anak-anak : 5-20 mg/dL

Kadar BUN Si Anak sangat tinggi.Peningkatan kadar ini disebut uremia. Penyebab uremia dibagi menjadi 3, yaitu penyebab prarenal, renal, dan pascarenal. Dari kadar BUN tersebut dapat diketahui bahwa Si anak termasuk dalam penyebab uremia renal.Uremia renal terjadi akibat gagal ginjal akut (penyebab tersering) yang menyebabkan gangguan ekskresi urea.Karena anak tersebut mempunyai riwayat diabetes mellitus, maka hal ini dapat menyebabkan gagal ginjal kronis.

Page 41: TriggerII Praktikum BUN & S Kreatinin Dr

Serum Kreatinin

S- Kreatinin Si Anak =4,5 mg/dL S-Kreatinin :

– Dewasa Laki-laki : 0,6-1,3 mg/dL Wanita : 0,5- 1,0 m/dL

– Anak Bayi baru lahir : 0,8-1,4 mg/dL Bayi : 0,7-1,4 mg/dL Anak (2-6 tahun) : 0,3-0,6 mg/dL Anak yang lebih tua : 0,4-1,2 mg/dL

– Lansia kadarnya mungkin berkurang akibat penurunan massa otot dan penuurunan produksi kreatinin.

Jadi, kadar S-Kreatinin Si anak sangat tinggi.Kadar kreatinin yang tinggi berhubungan dengan keadaan, yaitu gagal ginjal akut atau kronis, nekrosis tubular akut, glomerulonefritis, nefropati diabetik, pielonefritis, eklampsia, pre-eklampsia, hipertensi essensial, dehidrasi, penurunan aliran darah ke ginjal, rhabdomiolisis, lupus nefritis, kanker, leukemia, penyakit Hodgkin, diet tiinggi protein.

Page 42: TriggerII Praktikum BUN & S Kreatinin Dr

TERIMA KASIH