HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

70
HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH DIALIZER DENGAN PENURUNAN KADAR KREATININ POST HEMODIALISIS PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK SITTI HUMRAH SARI N121 07 046 PROGRAM KONSENTRASI TEKNOLOGI LABORATORIUM KESEHATAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012

Transcript of HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

Page 1: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH

DIALIZER DENGAN PENURUNAN KADAR

KREATININ POST HEMODIALISIS PADA

PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK

SITTI HUMRAH SARI

N121 07 046

PROGRAM KONSENTRASI TEKNOLOGI LABORATORIUM KESEHATAN

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 2012

Page 2: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH DIALIZER DENGAN PENURUNAN KADAR KREATININ POST HEMODIALISIS

PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK

SKRIPSI

Untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi

syarat-syarat Untuk mencapai gelar sarjana

SITTI HUMRAH SARI

N121 07 046

PROGRAM KONSENTRASI TEKNOLOGI LABORATORIUM KESEHATAN

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 2012

Page 3: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH DIALIZER DENGAN

PENURUNAN KADAR KREATININ POST HEMODIALISIS PADA

PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK

SITTI HUMRAH SARI

N121 07 046

Disetujui Oleh :

Pembimbing Utama, Pembimbing Pertama,

Dra. Christiana Lethe, M.Si., Apt. dr. Fitriani Mangarengi, Sp.PK(K)

NIP. 19481002 198203 2 001 NIP.140249721

Pada tanggal, 24 Februari 2012

Page 4: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

PENGESAHAN

HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH DIALIZER DENGAN

PENURUNAN KADAR KREATININ POST HEMODIALISIS PADA

PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK

Oleh

SITTI HUMRAH SARI

N121 07 046

Dipertahankan dihadapan Panitia Penguji Skripsi

Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin

Pada Tanggal 24 Februari 2012

Panitia Penguji Skripsi :

1. Ketua : Drs. H. Kus Haryono, MS., Apt. ..................

2. Sekretaris : Prof. Dr. H. M. Natsir Djide, MS., Apt. ..................

3. Anggota : Drs. Abd. Muzakkir Rewa, M.Si., Apt. ..................

4. Ex.Officio : Dra. Christiana Lethe, M.Si., Apt. ..................

5. Ex.Officio : dr. Fitriani Mangarengi, Sp.PK (K) ..................

Mengetahui :

Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Hasanuddin

Prof. Dr. Elly Wahyudin, DEA, Apt.

NIP. 19560114 198601 2 001

Page 5: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini adalah karya saya

sendiri, tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh

gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan

saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti bahwa pernyataan saya ini tidak benar,

maka skripsi dan gelar yang diperoleh, batal demi hukum.

Makassar, 24 Februari 2012

Penyusun,

Sitti Humrah Sari

Page 6: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

Akhir Adalah Awal yang Sesungguhnya

“ Raihlah tinggi - tinggi karena ada bintang – bintang yang tersembunyi

di balik jiwamu. Bermimpilah karena setiap mimpi mengawali tujuan.”

(Pamela Vaull Starr)

Sebelum memulai sesuatu, ingatkan dirimu bahwa kesulitan dan hambatan yang

cukup mustahil untuk diramal ada di depanmu. Kalau kamu bisa melihatnya

dengan jelas, sudah sewajarnya kamu bisa berusaha keras untuk

menyingkirkannya, tapi kamu tidak bisa. Kamu hanya bisa melihat satu hal

dengan jelas, dan itu adalah tujuanmu. Kuatkanlah visimu itu, dan berpeganglah

padanya di saat susah dan senang.

(Kathleen Norris)

Page 7: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas segala rahmat

dan karuniaNya sehingga penelitian dan penulisan karya akhir yang

merupakan syarat untuk mencapai gelar sarjana pada program

Konsentrasi Teknologi Laboratorium Kesehatan Fakultas Farmasi

Universitas Hasanuddin dapat terselesaikan .

Sungguh banyak kendala yang penulis hadapi dalam penyusunan

skripsi ini. Namun berkat dukungan dan bantuan berbagai pihak, akhirnya

penulis dapat melewati kendala-kendala tersebut. Oleh karena itu, penulis

dengan tulus menghaturkan banyak terima kasih dan penghargaan yang

setingi-tingginya kepada:

1. Ayahanda Muh. Husen, BA dan Ibunda Herwin, S.Pd. SD. Terima

kasih telah membesarkan serta mendidik Ananda penuh kasih sayang

dan tanggung jawab. Saudari dan saudaraku Sitti Heriani,

Sitti Hardianti, Muh. Badrin dan Muh. Fadly serta seluruh keluarga

atas doa restu, dukungan dan semangat yang ditanamkan dalam

menuntut ilmu untuk senantiasa bertakwa kepada Allah SWT.

2. Pembimbing utama Dra. Christiana Lethe, M.Si., Apt. pembimbing

pertama dr. Fitriani Mangarengi, Sp.PK (K) atas bimbingan dan

arahannya dalam membantu dan menyelesaikan penelitian dan

penyusunan tugas akhir ini.

3. Kepala Ruang/Instalasi Hemodialisa RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo

Makassar beserta seluruh staf Ruang Hemodialisa.

Page 8: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

4. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin Prof. Dr.

Elly Wahyudin, DEA, Apt., Wakil Dekan I Prof. Dr.rer.nat. Hj. Marianti

A. Manggau, Apt., Wakil Dekan II Drs. Syaharuddin Kasim, M.Si. dan

Wakil Dekan III Drs. Abd. Muzakkir Rewa, M.Si., Apt.

Drs. H. Burhanuddin Taebe, M.Si sebagai pembimbing akademik.

5. Ketua Program Konsentrasi Teknologi Laboratorium Kesehatan

Fakultas Farmasi UNHAS Bapak Subehan, S.Si., M. Pharm. Sc, Ph.D,

Apt,. beserta seluruh dosen dan staf atas segala fasilitas yang

diberikan dalam menyelesaikan penelitian ini.

Rasa terima kasih juga penulis haturkan dengan tulus kepada

keluarga tercinta Nurmaulid, S.Kep., Ns., M.Kep, Zulera Purnama, A.md,

Dian Anggraeni, ST, Muh. Yuliadi Asdar, SH, Muh. Haspriadi Syarfa,

Wa Ode Amalia Hastati, serta seluruh keluarga besar Mbaesah dan Didae

atas doa restu, dukungan dan semangat dalam menuntut ilmu.

Terkhusus lagi kepada para sahabat (Wa Ode Sitti Munawarah,

Wa Ode Umi Kalsum, S.Si, Pranita Aritrina Syafri, S.Si,

Maryatul Isra, S.Pt dan Titi Purnama, S.Si.) teman-teman seperjuangan

sp0i7 (Patris Malolok, S.Si, Brian Klopfleisch, S.Si, Musyarrafah, S.Si,

Wahyudi H. dan teman-teman sp0i7 lain), teman teman Zerro Seven

Smandara, teman-teman di kost ARMINA dan semua pihak yang tidak

dapat disebutkan satu persatu, tak lupa penulis sampaikan terima kasih.

Penulis menyadari sepenuhnya atas kekurangan dan keterbatasan

mulai dari awal penelitian sampai penulisan karya akhir ini, untuk itu

Page 9: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

semua saran dan kritikkan dalam penyempurnaannya akan penulis terima

dengan segala kerendahan hati. Semoga karya akhir ini dapat bermanfaat

bagi kita semua dan kiranya Allah SWT senantiasa memberkati dan

melindungi setiap langkah dan pengabdian kita, amin.

Akhirnya perkenankan penulis memohon maaf atas segala

kekhilafan dan kesalahan selama pendidikan sampai selesainya karya

akhir ini.

Makassar, 24 Februari 2012

Sitti Humrah Sari

Page 10: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian hubungan kecepatan aliran darah

dializer dengan penurunan kadar kreatinin post hemodialisis pada pasien gagal ginjal kronik (GGK) di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui ada tidaknya hubungan kecepatan aliran darah dializer dengan penurunan kadar kreatinin post hemodialisis pada pasien gagal ginjal kronik. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional menggunakan sampel serum yang diambil dari pasien yang telah memenuhi kriteria sampel penelitian. Jumlah sampel sebanyak 35 yang terdiri dari 19 (54,29%) laki-laki dan 16 (45,71%) perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecepatan aliran darah dializer rata-rata adalah 186 ml/mnt. Kadar penurunan kreatinin post hemodialisis rata-rata dengan kecepatan 170 ml/mnt adalah 3,16 mg/dl, untuk kecepatan 180 ml/mnt mengalami penurunan kreatinin sebesar 4,7 mg/dl sedangkan penurunan kreatinin post hemodialisis rata-rata dengan kecepatan 200 ml/mnt adalah 3,20 mg/dl. Hasil statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara kecepatan aliran darah dializer dengan penurunan kadar kreatinin post hemodialisis (p= 0,210 dan r = -0,217). Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara kecepatan aliran darah dializer dengan penurunan kadar kreatinin post hemodialisis pada pasien gagal ginjal kronik. Kata kunci : Gagal Ginjal Kronik; hemodialisis; kreatinin; kecepatan aliran

darah dializer.

Page 11: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

ABSTRACT

A research about correlation of blood flow rate dialyzer with

decreased creatinine levels post-hemodialysis on patients with chronic renal failure (CRF) has been done at RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. The purpose of this research to determine whether there was a correlation of blood flow rate with decreased creatinine levels post-hemodialysis on patients with chronic renal failure. Method of this research was an analytic study with cross-sectional approach by using serum samples and taken from patients who had met the criteria of the research sample. The total of samples was 35 consist of 19 (54.29%) were males and 16 (45.71%) were women. The result research showed that dialyzer blood flow rate average was 186 ml/min. Decrease in creatinine levels of post-hemodialysis with an average speed of 170 ml / min was 3.16 mg / dl, for speed of 180 ml/min creatinine decreased by 4.7 mg/dl while the decrease in creatinine post-hemodialysis with an average speed of 200 ml/min was 3.20 mg/dl. The statistical result showed that there was no correlation between blood flow rate dialyzer with decreased creatinine levels post-hemodialysis (p= 0.210 and r = -0.217). This research could be concluded that there was not correlation between the blood flow rate with decreased levels of creatinine dializer post hemodialysis in patients with chronic renal failure.

Key words: Chronic Renal Failure; hemodialysis; creatinine; dialyzer blood

flow rate.

Page 12: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ............................ i

HALAMAN PENUNJUK SKRIPSI ............................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................... iii

PENGESAHAN ........................................................................... iv

PERNYATAAN ............................................................................ v

PERSEMBAHAN........................................................................... vi

UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................ vii

ABSTRAK ................................................................................... x

ABSTRACT .................................................................................. xi

DAFTAR ISI ................................................................................ xii

DAFTAR TABEL ......................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................. xvii

DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN............................. xviii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................... 4

II.1 Uraian umum tentang ginjal ..................................... 4

II.1.1 Anatomi Fisiologis Ginjal ...................................... 4

II.1.2 Fungsi dan Kerja Ginjal ........................................ 6

II.2 Gagal Ginjal Kronik .................................................. 8

II.3 Hemodialisis ............................................................... 12

Page 13: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

II.3.1 Prinsip Fisiologis Hemodialisis.................................. 13

II.3.2 Efisiensi Hemodialisis................................................. 16

II.3.3 Penggunaan Antikoagulan Dalam Terapi Hemodialisis 16

II.3.4 Komponen Hemodialisis.............................................. 17

II.4 Kecepatan Aliran Darah................................................... 22

II.5 Kreatinin................................................... ................. 23

II.6 Ureum ....................................................................... 24

II.7 Asam Urat ................................................................. 25

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ...................................... 26

III.1 Desain Penelitian .................................................... 26

III.2 Tempat dan Waktu Penelitian ................................. 26

III.2.1 Tempat Penelitian ................................................ 26

III.2.2 Waktu Penelitian .................................................. 26

III.3 Populasi Penelitian ................................................. 26

III.3.1 Sampel dan Cara Pemilihan Sampel ................... 26

III.3.2 Perkiraan Besar Sampel ...................................... 27

III.4 Kriteria Sampel ....................................................... 27

III.4.1 Kriteria Inklusi ...................................................... 27

III.4.2 Kriteria Eksklusi ................................................... 27

III.5 Definisi Operasional ................................................ 27

III.6 Kerangka Konsep ................................................... 29

III.7 Alat dan Bahan Penelitian ...................................... 30

III.7.1 Alat - alat ............................................................. 30

Page 14: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

III.7.2 Bahan - bahan ..................................................... 30

III.8 Prosedur Kerja ........................................................ 30

III.8.1 Pengambilan Darah ............................................. 30

III.8.2 Tes Kreatinin ....................................................... 31

III.9 Cara Kerja .............................................................. 31

III.9.1 Persiapan Sampel ............................................... 31

III.9.2 Pemeriksaan Sampel ........................................... 31

III.10 Analisis Data ......................................................... 32

III.11 Etika Penelitian ..................................................... 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................... 34

IV.1 Hasil Penelitian ...................................................... 34

IV.2 Pembahasan .......................................................... 38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................... 43

V.1 Kesimpulan ............................................................. 43

V.2 Saran ....................................................................... 43

DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 44

LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................. 47

Page 15: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Batasan penyakit ginjal kronik ............................................... 10

2. Komposisi Larutan Dialisat Asetat dan Bikarbonat............... . 19

3. Data Dasar Penelitian.. .......................................................... 34

4. Penurunan Kadar Kreatinin Berdasarkan Kecepatan Aliran Darah

Dializer yang Digunakan.............. .......................................... 35

Page 16: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Ginjal ..................................................................................... 5

2. Struktur Nefron ..................................................................... 5

3. Proses Hemodialisis .............................................................. 12

4. Diagram Penurunan Kadar Kreatinin terhadap Kecepatan Aliran

Darah ..................................................................................... 36

5. Alat Spektrofotometer chemycal autoanalyzer

(ABX Pentra 400®) ................................................................. 52

6. Mesin Hemodialisis ................................................................. 52

Page 17: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Data Hasil Penelitian ............................................................ 47

2. Skema Penelitian ................................................................. 49

3. Skema Kerja ........................................................................ 50

4. Hasil Analisis Statistik ............................................................ 51

5. Dokumentasi Penelitian ......................................................... 52

Page 18: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN

Lambang/singkatan Arti

GGK Gagal Ginjal Kronik

HD Hemodialisis

KoA Mass Transfer Area Coefficient

LFG Laju Filtrasi Glomerulus

PGTA Penyakit Ginjal Tahap Akhir

Qb Quick Of Blood

RRT Renal Replacement Therapy

WHO World Health Organization

Page 19: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

BAB I

PENDAHULUAN

Ginjal adalah organ vital yang berperan sangat penting dalam

mempertahankan kestabilan lingkungan dalam hidup. Ginjal mengatur

keseimbangan cairan tubuh, elektrolit, dan asam basa dengan cara filtrasi

darah, reabsorpsi selektif air, elektrolit dan non elektrolit, serta

mengeksresi kelebihannya sebagai urin. Selain itu ginjal juga

mengeluarkan produk sisa metabolisme seperti urea, kreatinin, dan asam

urat serta zat kimia asing. (1) Jika fungsi ginjal telah mengalami gangguan

yang berlangsung lama dan sifatnya ireversibel maka ginjal akan masuk

ke tahap gagal ginjal.

Gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan

penurunan fungsi ginjal dengan penurunan LFG hingga < 15 mL/min/

1,73 m2, yang memerlukan Renal Replacement Therapy (RRT) berupa

dialisis atau transplantasi ginjal (2).

Menurut data dunia WHO (2008) menyebutkan bahwa penderita

penyakit ginjal kronik yang membutuhkan RRT diperkirakan lebih dari

1,4 juta pasien, dengan insidensi sebesar 8% dan terus bertambah setiap

tahunnya.(3)

Penyakit gagal ginjal merupakan salah satu penyebab paling

penting dari kematian dan cacat tubuh. Gagal ginjal dibagi menjadi dua

kategori yaitu akut dan kronik. Penyakit ginjal kronik sudah menjadi

masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Survei komunitas yang

Page 20: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

dilakukan oleh Perhimpunan Nefrologi Indonesia menunjukkan

12,5 % populasi sudah mengalami penurunan fungsi ginjal.(4) Semakin

nyatanya penurunan fungsi ginjal maka diperlukan terapi pengganti ginjal

untuk kelangsungan hidup yaitu dialisis dan tranplantasi organ. Ada dua

metode dialisis salah satunya adalah hemodialisis.

Hemodialisis adalah suatu proses penyaringan sisa metabolisme

dengan menggunakan mesin yang dilengkapi dengan membran penyaring

semipermeabel (ginjal buatan) yang bekerja untuk membuang elektrolit,

sisa metabolisme dan kelebihan cairan dari dalam tubuh yang

terakumulasi di dalam darah kedalam mesin dialisis melalui proses difusi

osmosis dan ultrafiltrasi dengan menggunakan cairan dialisat. Proses

hemodialisis dilakukan dua hingga tiga kali dalam seminggu dalam tiga

hingga lima jam setiap kali hemodialisis untuk dapat mempertahankan

kadar urea, kreatinin, asam urat dan fosfat dalam kadar normal.(5)

Kreatinin merupakan metabolit endogen yang sangat berguna

untuk menilai fungsi glomerulus.(6) Kreatinin dalam darah meningkat

apabila fungsi ginjal berkurang. Jika pengurangan fungsi ginjal terjadi

secara lambat dan massa otot menyusut secara perlahan, maka ada

kemungkinan kadar kreatinin dalam serum tetap sama. (7)

Seperti yang telah disebutkan diatas, bahwa hemodialisis

merupakan salah satu terapi pengganti ginjal untuk kelangsungan hidup,

untuk itu efektifitas hemodialisis sangatlah penting. Efektifitas hemodialisis

dapat dilihat dari penurunan kadar ureum dan kreatinin pasca

Page 21: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

hemodialisis. Faktor yang berpengaruh pada nilai ureum dan kreatinin

pada pasien hemodialisis adalah kecepatan aliran darah, lama dialisis,

dan dializer yang digunakan.(5)

Untuk mencapai efektifitas dari hemodialisis tersebut, diperlukan

pemantauan dan pengaturan dalam prosesnya. Salah satu pengaturan

yang penting adalah pengaturan dan pemantauan kecepatan aliran darah

selama proses hemodialisis.(5)

Berdasarkan gambaran di atas maka rumusan masalah yang timbul

adalah apakah terdapat hubungan antara kecepatan aliran darah dializer

dengan penurunan kadar kreatinin post hemodialisis pada pasien gagal

ginjal kronik.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan

kecepatan aliran darah dializer dengan penurunan kadar kreatinin post

hemodialisis pada pasien gagal ginjal kronik.

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

pengetahuan kepada masyarakat pada umumnya tentang penyakit gagal

ginjal kronik khususnya yang telah menjalani proses hemodialisis

(cuci darah).

Page 22: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Uraian umum tentang ginjal

II.1.1 Anatomi Fisiologis Ginjal

Ginjal terletak dibagian belakang abdomen atas, di belakang

peritoneum, di depan dua iga terakhir, dan tiga otot besar (transversus

abdominis, kuadratus lumborum, dan psoas mayor). Ginjal dipertahankan

dalam posisi tersebut oleh bantalan lemak yang tebal. Kelenjar adrenal

terletak diatas kutub masing-masing ginjal. (1)

Ukuran ginjal pada manusia sangat kecil, anatomi juga sangat

sederhana, akan tetapi tanggung jawabnya terhadap kesehatan tubuh

sangat besar. (8) Ginjal normal manusia ada 2 buah berwarna merah

keunguan, berbentuk seperti biji kacang merah dengan ukuran panjang

sekitar 11 cm dan lebar 6 cm dengan ketebalan kurang lebih 3,5 cm

serta berat sekitar 120 - 170 gram (rata-rata 150 gram) dengan lekukan

yang menghadap ke dalam.(9)

. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dibandingkan ginjal kiri karena

tertekan ke bawah oleh hati.(1) Lokasi ginjal terletak di punggung sebelah

belakang (lebih mengarah dekat tulang belakang) sedikit di atas pinggang,

di dalam rongga perut. Kedua ginjal dilapisi oleh lemak yang berguna

untuk meredam guncangan.(9)

Page 23: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

Gambar 1. Ginjal

(Sumber : Omar Faiz, dkk. Anatomy At A Glance. BlackWell Science Ltd. 2002)

Kedua ginjal bersama-sama mengandung kira-kira 2.400.000

nefron, dan tiap nefron dapat membentuk urin sendiri. Pada dasarnya

nefron terdiri dari suatu glomerulus dimana cairan difiltrasikan, dan

suatu tubulus panjang tempat cairan yang difiltrasikan tersebut diubah

menjadi urin dalam perjalanannya ke pelvis ginjal. (10)

Page 24: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

Fungsi dasar nefron adalah untuk membersihkan, atau

menjernihkan plasma darah dari zat-zat yang tidak dikehendaki ketika ia

mengalir melalui ginjal tersebut. Zat-zat yang harus dikeluarkan terutama

meliputi produk akhir metabolisme seperti urea, kreatinin,dan asam urat.

Selain itu banyak zat lain, seperti ion natrium, ion kalium, ion klorida, dan

ion hidrogen yang cenderung terkumpul di dalam tubuh dalam jumlah

yang berlebihan. (10)

II.1.2 Fungsi dan Kerja Ginjal

Beberapa fungsi ginjal antara lain :

1. Mengatur keseimbangan pH darah

2. Meregulasikan tekanan darah. Ginjal menghasilkan enzim renin

yang bertugas mengontrol tekanan darah dan keseimbangan

elektrolisis. Renin mengubah protein dalam darah menjadi hormon

angiotensin. Selanjutnya angiotensin akan diubah menjadi

aldosterone yang mengabsorbsi sodium dan air ke dalam darah.

3. Memproses vitamin D sehingga dapat distimulasi oleh tulang.

4. Membuang racun dan produk buangan / limbah dari darah. Racun

di dalam darah diantaranya urea dan uric acid. Jika kandungan

kedua racun ini terlalu berlebihan, akan mengganggu metabolisme

tubuh.

5. Menjaga kebersihan darah dengan meregulasi seluruh cairan

(air dan garam) di dalam tubuh. (8)

Page 25: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

Fungsi primer ginjal adalah mempertahankan volume dan

komposisi cairan ekstrasel dalam batas-batas normal. Tentu saja ini dapat

terlaksana dengan mengubah ekskresi air dan solut dimana kecepatan

filtrasi yang tinggi memungkinkan pelaksanaan fungsi ini dengan

ketepatan yang tinggi. Komposisi dan volume cairan ekstrasel ini dikontrol

oleh filtrasi glomerulus, reabsorpsi dan sekresi tubulus. Fungsi ginjal yang

lainnya antara lain mengekskresikan bahan-bahan kimia tertentu

(obat-obatan dan sebagainya), hormon-hormon dan metabolit lain.(11)

Proses kerja ginjal :

1. Darah yang akan disaring dialirkan melalui arteri ginjal masuk ke

dalam ginjal yang di dalamnya terkandung air dan larutan lain.

Sebagian larutan yang tidak terfiltrasi akan kembali ke sirkulasi ke

dalam vena.

2. Proses filtrasi / penyaringan dimana darah kemudian masuk ke

kapiler glomerulus. Dinding kapiler dari glomerulus memiliki pori-

pori untuk filtrasi atau penyaringan. Di dalam glomerulus ini zat

terlarut dan air di saring dan menghasilkan filtrate glomeruli (urin

primer) untuk disalurkan ke kapsul Bowman.

3. Filtrat glomeruli yang mengandung zat yang masih dapat dipakai

oleh tubuh misalnya asam amino, glukosa, air dan garam di bawa

ke tubulus proksimal, lengkung henle, dan tubulus distal untuk

melalui proses reabsorbsi (peyerapan kembali)

Page 26: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

4. Cairan reabsorpsi tersebut melalui proses augmentasi dimana

terjadi penambahan (sekresi) zat-zat dari tubulus distal, antara lain

ion hidrogen (H+), ion klorida (Cl-), racun dan sisa obat yang tidak

terpakai.

5. Urin lalu menuju saluran pengumpulan pada medulla yang

bermuara di pelvis renal pada rongga ginjal. Urin lalu di alirkan ke

ureter menuju kandung kemih dan disalurkan ke uretra.(9)

II.2 Gagal ginjal kronik

Gagal ginjal kronik adalah penurunan fungsi ginjal yang bersifat

persisten dan ireversibel. Gangguan fungsi ginjal adalah penurunan laju

filtrasi glomerulus yang dapat digolongkan ringan, sedang, dan berat. (12)

Gagal ginjal kronik terjadi akibat penyakit ginjal primer (misalnya

glomerulonefritis kronis, pielonefritis kronis, ginjal polikistik) maupun

penyakit ginjal sekunder (misalnya nefropati hipertensi, nefropati diabetik,

nefropati obstruktif akibat batu saluran kemih).(6)

Penyebab gagal ginjal kronik di bagi dalam 3 kelompok, yaitu :

1. Penyebab pre – renal :

Penyebab pre – renal berupa gangguan aliran darah ke arah ginjal

sehingga ginjal kekurangan suplai darah. Kurangnya suplai darah

mengakibatkan kekurangan oksigen yang pada gilirannya

menyebabkan kerusakan jaringan ginjal.

Page 27: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

2. Penyebab renal

Penyebab renal berupa gangguan atau kerusakan yang mengenai

jaringan ginjal sendiri seperti kerusakan akibat penyakit diabetes

mellitus, hipertensi, penyakit sistem kekebalan tubuh seperti

Systemic Lupus Erythematosus (SLE), peradangan, keracunan

obat, kista dalam ginjal, berbagai gangguan aliran darah di dalam

ginjal yang merusak jaringan ginjal.

3. Penyebab post renal

Penyebab post renal berupa gangguan atau hambatan aliran keluar

(output) urin sehingga terjadi aliran balik urin ke arah ginjal yang

dapat menyebabkan kerusakan ginjal.(8)

Stadium dini penyakit ginjal kronik dapat dideteksi dengan

pemeriksaan laboratorium. Pengukuran kadar kreatinin serum dilanjutkan

dengan penghitungan nilai laju filtrasi glomerulus dapat mengidentifikasi

pasien yang mengalami penurunan fungsi ginjal.(4)

Penyakit ginjal kronik adalah kerusakan ginjal yang terjadi selama

lebih dari 3 bulan, berdasarkan kelainan patalogis atau petanda kerusakan

ginjal seperti proteinuria. Jika tidak ada tanda kerusakan ginjal, diagnosis

penyakit ginjal kronik ditegakkan jika nilai laju filtrasi glomerulus kurang

dari 60ml/menit/1,73m2 , seperti yang terlihat pada tabel 1.(13)

Page 28: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

Tabel 1. Batasan penyakit ginjal kronik

1. kerusakan ginjal > 3 bulan, yaitu kelainan struktur atau fungsi ginjal, dengan atau

tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus berdasarkan:

- kelainan patalogik

- petanda kerusakan ginjal seperti proteinuria atau kelainan pada pemeriksaan

pencitraan

2. laju filtrasi glomerulus < 60 ml/menit/1,73m2 selama > 3 bulan dengan atau tanpa

kerusakan ginjal

Sumber : Rindiastuti Yuyun., Deteksi Dini dan Pencegahan penyakit Gagal Ginjal Kronik.

Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNS. Available from :

http://yuyunrindi.files.wordpress.com/2008/05/deteksi-dini-dan-pencegahan-

penyakit-gagal-ginjal-kronik.pdf.html

Pada pasien dengan penyakit ginjal kronik, klasifikasi stadium

ditentukan oleh nilai laju filtrasi glomerulus, yaitu stadium yang lebih tinggi

menunjukkan nilai laju filtrasi glomerulus yang lebih rendah. Klasifikasi

tersebut membagi penyakit ginjal kronik dalam lima stadium. (13)

a. Stadium I : Kerusakan ginjal dengan LFG normal atau

meningkat (>90 ml/min/1.73m2). fungsi ginjal masih normal tapi

telah terjadi abnormalitas patologi dan komposisi dari darah dan

urin.

b. Stadium II : Penurunan LFG ringan yaitu 60-89 ml/min/1.73m2

disertai dengan kerusakan ginjal. Fungsi ginjal menurun ringan dan

ditemukan abnormalitas patologi dan komposisi dari darah dan urin.

c. Stadium III : penurunan LFG sedang yaitu LFG 30-59

ml/min/1.73 m2. Tahapan ini terbagi lagi menjadi tahapan IIIA

(LFG 45-59) dan tahapan IIIB (LFG 30-44). Saat pasien berada

dalam tahapan ini telah terjadi penurunan fungsi ginjal sedang.

Page 29: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

d. Stadium IV : penurunan LFG berat yaitu 15-29 ml/menit/1.73 m2,

terjadi penurunan fungsi ginjal yang berat. Pada tahapan ini

dilakukan persiapan untuk terapi pengganti ginjal.

e. Stadium V : Gagal ginjal dengan LFG , 15 ml/menit/1.73m2,

merupakan tahapan kegagalan ginjal tahap akhir. Terjadi

penururnan fungsi ginjal yang sangat berat dan dilakukan terapi

pengganti ginjal secara permanen.(5)

Gagal ginjal kerap tanpa keluhan sama sekali. Bahkan tidak sedikit

penderita mengalami penurunan fungsi ginjal hingga 90% tanpa di dahului

keluhan. Beberapa tanda atau gejala gagal ginjal yaitu :

1. Kencing terasa kurang dibandingkan dengan kebiasaan

sebelumnya.

2. Kencing berubaha warna, berbusa, atau sering bangun malam

untuk kencing.

3. Napas bau karena adanya kotoran yang mengumpul dirongga

mulut.

4. Gatal-gatal, utamanya di kaki

5. Sering bengkak di kaki, pergelangan, tangan, dan muka. Antara

lain karena ginjal tidak bisa membuang air yang berlebihan.

6. Kehilangan nafsu makan , mual dan muntah.

7. Rasa pegal dipunggung. (8,14)

Page 30: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

II.3 Hemodialisis

Hemodialisis adalah suatu proses pembersihan darah dengan

menggunakan ginjal buatan (dializer), dari zat-zat yang konsentrasinya

berlebihan di dalam tubuh, dimana prinsip hemodialisis adalah dengan

melewatkan darah pada membran semipermeabel sehingga terjadi proses

difusi toksin karena terjadinya perbedaan gradien konsentrasi.(2,5)

Hemodialisis digunakan pada pasien dengan gagal ginjal untuk

mengurangi nilai urea, nitrogen darah, kreatinin, hiperkalemia dan

memperbaiki keadaan asidosis metabolik.(5) Proses ini dilakukan 1 - 3 kali

seminggu di rumah sakit dan setiap kalinya membutuhkan waktu

sekitar 2 – 4 jam. (8)

Gambar 3. Proses Hemodialisis

(Sumber : Syamsir Alam, dkk. Gagal Ginjal. Gramedia Pustaka Utama.2007)

Hemodialisis dan peritoneal dialisis menghilangkan berbagai gejala-

gejala uremia dan memperbaiki keseimbangan elektrolit, asam basa dan

Page 31: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

keseimbangan cairan, akan tetapi anemia, perubahan metabolik dan

fungsi endokrin tidak diperbaiki dengan teknik dialisis. (15)

Pada saat dilakukan hemodialisis maka darah yang mengalir ke

ginjal buatan, jumlah dan tekananya harus memadai sehingga diperlukan

suatu jalan atau akses.(15) Akses tersebut dapat bersifat sementara

(temporer) maupun menetap (permanen). Akses temporer berupa kateter

yang di pasang pada pembuluh darah balik (vena) di daerah leher.

Sedangkan akses permanen biasanya di buat dengan akses fistula, yaitu

menghubungkan salah satu pembuluh darah balik dengan pembuluh

darah nadi (arteri) pada lengan bawah, yang di kenal dengan nama

Cimino.(16)

II.3.1 Prinsip Fisiologis Hemodialisis

Dialisis adalah suatu proses dimana komposisi suatu larutan, misal

larutan A akan berubah jika larutan tersebut dipaparkan ke larutan lain

misalnya larutan B melalui sutu membran semipermeabel. (15) Pada

proses hemodialisis, terjadi 2 mekanisme yaitu, mekanisme difusi dan

mekanisme ultrafiltrasi. Mekanisme difusi bertujuan untuk membuang zat-

zat terlarut dalam darah (blood purification), sedangkan mekanisme

ultrafiltrasi bertujuan untuk mengurangi kelebihan cairan dalam tubuh

(volume control) (17). Kedua mekanisme dapat digabungkan atau dipisah,

sesuai dengan tujuan awal hemodialisanya.

Mekanisme difusi terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi

antara kompartemen darah dan kompartemen dialisat. Zat-zat terlarut

Page 32: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

dengan konsentrasi tinggi dalam darah, berpindah dari kompartemen

darah ke kompartemen dialisat, sebaliknya zat-zat terlarut dalam cairan

dialisat dengan konsentrasi rendah, berpindah dari kompartemen dialisat

ke kompartemen dialisat. Proses difusi ini akan terus berlangsung hingga

konsentrasi pada kedua kompartemen telah sama. Kemudian, untuk

menghasilkan mekanisme difusi yang baik, maka aliran darah dan aliran

dialisat dibuat saling berlawanan (18).

Kemudian pada mekanisme ultrafiltrasi, molekul air yang sangat

kecil akan dengan mudah melewati membran semi permeabel. Proses

ultrafiltrasi ini terdiri dari ultrafiltrasi hidrostatik dan osmotik.

a. Ultrafiltrasi hidrostatik

1. Transmembrane pressure (TMP)

TMP adalah perbedaan tekanan antara kompartemen darah

dan kompartemen dialisat melalui membran. Air dan zat

terlarut didalamnya berpindah dari darah ke dialisat melalui

membran semipermiabel adalah akibat perbedaan tekanan

hidrostatik antara kompertemen darah dan kompartemen

dialisat. Kecepatan ultrafiltrasi tergantung pada perbedaan

tekanan yang melewati membran.

2. Koefisien ultrafiltrasi (KUf)

Besarnya permeabilitas membran dializer terhadap air

bervariasi tergantung besarnya pori dan ukuran membran.

KUf adalah jumlah cairan (ml/jam) yang berpindah melewati

Page 33: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

membran per mmHg perbedaan tekanan (pressure gradient)

atau perbedaan TMP yang melewati membran.(19)

b. Ultrafiltrasi osmotik

Dimisalkan ada 2 larutan “A” dan “B” dipisahkan oleh membran

semipermiabel, bila larutan “B” mengandung lebih banyak jumlah

partikel dibanding “A” maka konsentrasi air dilarutan “B” lebih

kecil dibanding konsentrasi larutan “A”. Dengan demikian air

akan berpindah dari “A” ke “B” melalui membran dan sekaligus

akan membawa zat -zat terlarut didalamnya yang berukuran kecil

dan permiabel terhadap membran, akhirnya konsentrasi zat

terlarut pada kedua bagian menjadi sama.(19)

Metode HD punya kelemahan yaitu proses ini membutuhkan

heparin untuk mencegah pembekuan, namun heparin juga bisa

menyebabkan perdarahan. Metode ini juga menimbulkan gangguan

haemodinamik dan penambahan beban jantung, karena tekanan darah

sulit untuk dikendalikan. Kelainan HD yang lain adalah seringkali

menimbulkan infeksi pada rongga perut. Selain itu juga meningkatkan

kadar lemak dan mengakibatkan kegemukan (obesitas), serta dapat

menimbulkan hernia, serta sakit pinggang.(8)

Sementara itu, di samping kekurangannya juga ada kelebihan dari

metode HD yaitu lebih memudahkan pengendalian kimia darah dan

tekanan darah. Cairan dialisat dapat dijadikan sebagai sumber nutrisi. (8)

Page 34: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

Hemodialisis digunakan pada pasien dengan gagal ginjal untuk

mengurangi nilai urea nitrogen darah, kreatinin, hiperkalemia dan

memperbaiki keadaan asidosis metabolik. (5)

II.3.2 Efisiensi Hemodialisis

Parameter efisiensi proses hemodialisis diukur dengan laju difusi

(clearance) kreatinin, ureum, dan dipengaruhi oleh kecepatan aliran darah

, kecepatan aliran dialisat, gradien konsentrasi, jenis dan luas permukaan

semi permeabel serta besar molekul zat terlarut dalam darah dan

dialisat.(17)

II.3.3 Penggunaan Antikoagulan Dalam Terapi Hemodialisa

Selama proses hemodialisis, darah yang kontak dengan dializer

dan selang dapat menyebabkan terjadinya pembekuan darah. Hal ini

dapat mengganggu kinerja dializer dan proses hemodialisis. (3)

Untuk mencegah terjadinya pembekuan darah selama proses

hemodialisis, maka perlu diberikan suatu antikoagulan agar aliran darah

dalam dializer dan selang tetap sama.

Antikoagulan yang biasa digunakan untuk hemodialisis, yaitu :

1. Heparin

Heparin merupakan antikoagulan pilihan untuk hemodilisis, selain

karena mudah diberikan dan efeknya bekerja cepat, juga mudah untuk

disingkirkan oleh tubuh.

Page 35: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

2. Heparin-free dialysis (Saline)

Teknik ini digunakan untuk pasien yang memiliki resiko perdarahan

berat atau tidak boleh menggunakan heparin. Untuk mengatasi hal

tersebut diberikan normal saline 100 ml dialirkan dalam selang yang

berhubungan dengan arteri setiap 15-30 menit sebelum hemodialisis.

Heparin-free dialysis sangat sulit untuk dipertahankan karena

membutuhkan aliran darah arteri yang baik (>250ml/menit), dializer yang

memiliki koefisien ultrafiltrasi tinggi dan pengendalian ultrafiltrasi yang

baik.

3. Regional Citrate

Antikoagulan sitrat jarang digunakan, namun dapat digunakan

untuk menggantikan heparin-free dialysis. Regional Citrate diberikan untuk

pasien yang sedang mengalami perdarahan, sedang dalam resiko tinggi

perdarahan atau pasien yang tidak boleh terima heparin.

II.3.4 Komponen Hemodialisis

Beberapa komponen penyusun rangkaian dalam pelaksanaan

proses hemodialisis adalah ginjal buatan (dializer), cairan dialisat, mesin

hemodialisis, dan akses vaskuler.

1. Ginjal Buatan (Dializer)

Dializer merupakan komponen penting dalam proses hemodialisis.

Karena disinilah proses hemodialisis berlangsung. Darah mengalir ke

dalam kompartemen darah dari dializer, tempat terjadinya pertukaran

cairan dan zat sisa, kemudian cairan diubah dengan menggunakan

Page 36: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

tekanan hidrostatik pada kompartemen dialisat, yang menyebabkan cairan

bergerak melewati membran. (5,15)

Ada 3 tipe dializer yang siap pakai, steril dan bersifat disposibel

yaitu bentuk hollow-fiber (capillary) dializer, parallel flat dializar dan coil

dializer. Setiap dializer mempunyai karakteristik tersendiri untuk menjamin

efektifitas proses eliminasi dan menjaga keselamatan pasien. Yang

banyak beredar dipasaran adalah bentuk hollow fibber dengan membran

selulosa.(5)

2. Cairan Dialisat

Cairan dialisat adalah cairan yang terdiri atas air dan elektrolit yang

mendekati komposisi serum normal yang dipompakan melalui dializer

ke darah pasien, sehingga dapat memperbaiki gangguan cairan dan

elektrolit. Cairan yang biasa digunakan adalah dialisat asetat.(15)

a. Dialisat Asetat

Dialisat asetat telah dipakai secara luas sebagai dialisat standard

untuk mengoreksi asidosis uremikum dan untuk mengimbangi kehilangan

bikarbonat secara difusi selama HD. Dialisat asetat tersedia dalam bentuk

konsentrat yang cair dan relatif stabil. Dibandingkan dengan dialisat

bikarbonat, maka dialisat asetat harganya lebih murah tetapi efek

sampingnya lebih banyak. Efek samping yang sering seperti mual,

muntah, kepala sakit, otot kejang, hipotensi, gangguan hemodinamik,

hipoksemia, koreksi asidosis menjadi terganggu, intoleransi glukosa,

meningkatkan pelepasan sitokin.(19)

Page 37: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

b. Dialisat Bikarbonat

Dialisat bikarbonat terdiri dari 2 komponen konsentrat yaitu larutan

asam dan larutan bikarbonat. Kalsium dan magnesium tidak termasuk

dalam konsentrat bikarbonat oleh karena konsentrasi yang tinggi dari

kalsium, magnesium dan bikarbonat dapat membentuk kalsium dan

magnesium karbonat.(19)

Larutan bikarbonat sangat mudah terkontaminasi mikroba karena

konsentratnya merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri.

Kontaminasi ini dapat diminimalisir dengan waktu penyimpanan yang

singkat. Konsentrasi bikarbonat yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya

hipoksemia dan alkalosis metabolik yang akut. Namun dialisat bikarbonat

bersifat lebih fisiologis walaupun relatif tidak stabil. Biaya untuk sekali HD

bila menggunakan dialisat bikarbonat relatif lebih mahal dibanding dengan

dialisat asetat.(19) Adapun komposisi dialisat asetat dan bikarbonat

adalah sebagai berikut :

Tabel 2: Komposisi Larutan Dialisat Asetat dan Bikarbonat (15)

Komponen Dialisat Asetat

(mEq/l)

Dialisat Bikarbonat (mEq/I)

Lar. Acid Lar. Bikarbonat Lar.Final

Sodium

Potasium

Calsium

Magnesium

Chlorida

Bikarbonat

Acetat

Acetat Acid

Glukosa

143

2,0

1,75

0,75

112

-

38

-

-

90

2,0

1,75

0,75

87

-

-

4

8,33

60

-

-

-

25

35

-

-

-

140

2,0

1,75

0,75

117

31

4

-

8,33

Page 38: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

3. Mesin Hemodilaisis

Mesin hemodialisis merupakan perpaduan dari komputer dan

pompa, dimana mesin hemodialisis mempunyai fungsi untuk mengatur

dan memonitor.(5)

Mesin HD terdiri dari pompa darah, sistem pengaturan larutan

dialisat dan sistem monitor. Pompa darah berfungsi untuk mengalirkan

darah dari tempat tusukan vaskuler kepada dializer. Kecepatan dapat

diatur biasanya antara 200-300 ml per menit. Untuk pengendalian

ultrafiltrasi diperlukan tekanan negatif. Lokasi pompa darah biasanya

terletak antara monitor tekanan arteri dan monitor larutan dialisat. Larutan

dialisat harus dipanaskan antara 34-390 C sebelum dialirkan kepada

dializer. Suhu larutan dialisat yang terlalu rendah ataupun melebihi suhu

tubuh dapat menimbulkan komplikasi. Sistem monitoring setiap mesin HD

sangat penting untuk menjamin efektifitas proses dialisis dan keselamatan

penderita.(19)

Mesin ini dapat mengatur kecepatan aliran darah yang melewati

ginjal buatan yang mengatur proses difusi serta ultrafiltrasi.

1. Komponen Utama (15) :

1.1 Pompa darah : berfungsi untuk mengalirkan darah dari tempat

tusukan (local access) keginjal buatan (dializer). Kecepatan

dapat diatur biasanya antara 200-300 ml/menit.

Page 39: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

1.2 Sistem Pengaturan Dialisat (dialysis solution delivery sistem),

meliputi sistem distribusi, pengaturan suhu dialisat dan tekanan

negatif.

1.3 Sistem pemantauan (Monitoring), meliputi pemantauan sirkuit

darah (blood circuit) dan bypass valve.

2. Komponen Tambahan (option), tergantung dari mesin yang dipakai

namun yang paling penting adalah pompa heparin.(15)

Mesin hemodialisis juga mengatur ultrafiltrasi melalui volume

kontrol, mengatur cairan dialisat yang masuk ke dializer, dan memonitor

analisis dialisat terhadap kebocoran udara atau darah serta dilengkapi

detektor udara ultrasonik untuk mendeteksi adanya udara atau busa

dalam vena. Mesin ini juga dilengkapi dengan alarm yang akan berbunyi

jika ada sesuatu yang tidak normal. Sistem monitoring setiap mesin

hemodilisis sangat penting untuk menjamin efektifitas proses dialisis dan

keselamatan pasien.(5)

4. Akses Vaskuler

Proses hemodialisis membutuhkan pintu masuk atau akses dari

tubuh untuk dapat keluar dan di saring oleh dialiser kemudian kembali ke

dalam tubuh. Terdapat 3 jenis akses yaitu arteriovenous (AV) fistula, AV

graft dan central venous catheter atau perkutan akses.

Saat proses hemodialisis, darah dialirkan keluar tubuh dan disaring

di dalam dializer. Darah mulai mengalir dibantu oleh pompa darah. Darah

mengalir dari tubuh melalui akses arterial, selanjutnya mengalir ke dalam

Page 40: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

dializer sehingga terjadi pertukaran darah dan zat sisa. Darah harus

dapat keluar dan masuk tubuh pasien dengan kecepatan

200-400 ml/menit.

II.4 Kecepatan Aliran Darah

Kecepatan aliran darah rata-rata paling tidak 4 kali berat badan

dalam kg. Bagi pasien ukuran rata-rata yang menerima dialisis 4 jam,

kecepatan aliran darah paling tidak 250 ml/menit, dan yang paling tepat

300-400 ml/menit. Kecepatan aliran darah > 450 ml/menit dapat dipakai,

apabila menggunakan dializer dengan mass transfer area coefficient

(KoA) tinggi. KoA merupakan koefisien luas permukaan transfer yaitu

kemampuan penjernihan dalam ml/menit dari ureum pada kecepatan

aliran darah dan kecepatan aliran dialisat tertentu. Faktor-faktor yang

mempengaruhi aliran darah adalah tekanan darah, fistula, serta fungsi

kateter.(5)

Makin tinggi aliran darah maka klirens makin meningkat. Pada

aliran darah yang tinggi peningkatan klirens tidak seimbang lagi. Untuk

orang dewasa normal aliran darah (blood flow rate) biasanya

200-300 ml/menit.(15)

Page 41: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

II.5 Kreatinin

Kreatinin merupakan metabolit endogen yang sangat berguna

untuk menilai fungsi glomerulus. Zat ini umumnya berasal dari

metabolisme otot. Dari kesemuanya dieksresikan melalui ginjal dengan

proses filtrasi glomerulus bebas dengan sekresi tubulus yang minimal.

Dalam keadaan normal, kreatinin diproduksi dalam jumlah yang sama dan

diekskresikan melalui urin setiap hari. Sedangkan sekresi melalui tubulus

dan saluran pencernaan hanya dalam jumlah yang sedikit. (7)

Kreatinin adalah produk akhir dari metabolisme kreatin. Kreatin

sebagian besar dijumpai di otot rangka, tempat zat ini terlibat dalam

penyimpanan energi sebagai kreatin fosfat (CP). Dalam sintesis ATP dari

ADP, kreatin fosfat di ubah menjadi kreatin dengan katalisasi enzim

kreatin kinase (CK). Reaksi ini berlanjut seiring dengan pemakaian energi

sehingga dihasilkan CP. Dalam prosesnya, sejumlah kecil kreatin di ubah

secara ireversibel menjadi kreatinin, yang dikeluarkan dari sirkulasi oleh

ginjal. Jumlah kreatinin yang dihasilkan oleh seseorang setara dengan

massa otot rangka yang dimilikinya.(20)

Kreatinin hampir memenuhi persyaratan petanda filtrasi sempurna,

tidak terikat protein, difiltrasi seluruhnya, dan tidak di metabolisme oleh

ginjal. Sebagian fraksi kreatinin yang ditemukan dalam urin berasal dari

sekresi tubulus proksimal. Kreatinin tidak direabsorbsi oleh tubulus tetapi

sejumlah kecil (7-10%) kreatinin disekresi oleh tubulus, karena itu kreatinin

darah digunakan sebagai parameter fungsi glomerulus (21,22). Laju filtrasi

Page 42: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

glomerulus secara klinis merupakan indikator yang penting, karena LFG

adalah pengukuran fungsi berkenaan dengan ginjal. Pasien dengan

kegagalan ginjal akan mengalami peningkatan kadar kreatinin.(7)

Kadar kreatinin normal untuk orang dewasa perempuan adalah 0,5

sampai 1,1 mg/dl dan 0,6 sampai 1,2 mg/dl untuk laki-laki. Kadar rata-rata

yang biasa pada pasien hemodialisis 12-15 mg/dl (rentang 8-20 mg/dl).

Pada pasien hemodialisis risiko morbiditas menurun apabila kadar

kreatinin tinggi. (5)

II.6 Ureum

Urea atau ureum adalah produk akhir dari metabolisme protein

yang di ekskresi oleh ginjal ke urin. Kadar ureum dalam darah sama

dengan cairan filtrat glomerulus. Hal ini menunjukkan ureum tidak di filtasi

oleh glomerulus. Kecepatan tubular reabsorbsi berbanding terbalik dengan

aliran urin sehingga urea tidak dipakai untuk mengukur filtrasi glomerulus.

Dalam keadaan normal, protein senantiasa disintesis dan di pecah dalam

keadaan berimbang sehingga kadar ureum dalam darah di pertahankan

dalam batas normal. Pada gangguan filtrasi glomerulus, kadar kliren

ureum akan menurun. Hal ini mengakibatkan kadar ureum dalam darah

akan meningkatdari biasa. Peningkatan ureum darah dengan kliren urea

normal menunjukkan katabolis proteinnya meningkat, namun

peningkatannya tidak begitu nyata. (23)

Ureum di bentuk di liver dan di bersihkan dari aliran darah oleh

ginjal. Karena urea di ekskresikan oleh ginjal, maka nilai ureum darah

Page 43: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

dapat di gunakan untuk mendeteksi fungsi ginjal. Banyak faktor selain

penyakit ginjal yang dapat menyebabkan perubahan nilai ureum termasuk

di antaranya pemecahan protein, status hidrasi dan kerusakan hati. (5)

Nilai normal ureum pada orang dewasa adalah 5 – 20 mg/dl, laki-

laki lebih tinggi dari nilai tersebut. Peningkatan ureum dapat terjadi pada

kondisi kegagalan ginjal, gagal jantung karena penurunan perfusi ginjal,

dehidrasi, syok, perdarahan saluran cerna, akut miokard infark, stress dan

intake protein berlebihan. (5)

II.7 Asam Urat

Asam urat adalah produk tambahan dari metabolisme purin, yang

terjadi di sumsum tulang, otot, dan hati. Jumlah asam urat yang berlebihan

di sekresikan melalui urin, kecuali jika terdapat disfungsi ginjal yang

disebabkan oleh obstruksi aliran ginjal. Peningkatan kadar asam urat

dalam urin dan serum (hiperurisemia) bergantung pada fungsi ginjal, laju

metabolisme purin, dan asupan diet dari makanan yang mengandung

purin. Jumlah asam urat yang berlebihan di ekskresikan melalui urin.

Asam urat dapat mengkristal dalam saluran kemih pada kondisi urin yang

bersifat asam, oleh sebab itu fungsi ginjal yang efektif dan kondisi urin

yang alkalin diperlukan bila terjadi hiperurisemia. Kadar asam urat sering

berubah dari hari ke hari sehingga pemeriksaan kadar asam urat dapat di

ulang. (23)

Page 44: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

III.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian adalah penelitian analitik dengan pendekatan

cross sectional tentang hubungan kecepatan aliran darah dializer dengan

penurunan kadar kreatinin post hemodialisis pada pasien gagal ginjal

kronik

III.2 Tempat dan Waktu Penelitian

III.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo

Makassar.

III.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober - November 2011

III.3 Populasi Penelitian

Populasi adalah semua pasien gagal ginjal kronik yang

melakukan hemodialisis (cuci darah) di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo

Makassar.

III.3.1 Sampel dan Cara Pemilihan Sampel

Sampel adalah semua populasi terjangkau yang memenuhi kriteria

inklusi dan kriteria ekslusi penelitian.

Page 45: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

III.3.2 Perkiraan Besar Sampel

Besar sampel diperkirakan berdasarkan rumus Simple Random Sampling:(24)

Keterangan

- z = nilai standar untuk 0,05 = 1,96

- P = proporsi variable yang diteliti = 0,1

- Q = 1- P = 0,9

- d = tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki = 0,1

- n = besar sampel

n = 1,962 x 0,1 x 0,9

0,12

n = 3,8416 x 0,09/0,01

n = 0,345/0,01 = 34,57 dibulatkan menjadi

35 sampel

III.4 Kriteria Sampel

III.4.1 Kriteria Inklusi

Pasien gagal ginjal kronik yang melakukan HD dan setuju untuk

di ikutkan dalam penelitian dengan menandatangani informed concent.

III.4.2 Kriteria Ekslusi

Sampel darah yang hemolisis, sampel beku, ikterik dan lipemik.

III.5 Definisi Operasional

1. Pasien gagal ginjal kronik (GGK)

Pasien yang telah didiagnosa oleh dokter atau berdasarkan rekam

medik telah menderita gagal ginjal kronik.

n = z2 PQ

d2

Page 46: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

2. Hemodialisis

Proses penyaringan sisa metabolisme dengan menggunakan mesin

yang dilengkapi dengan membran penyaring semipermeabell

(ginjal buatan) yang bekerja untuk membuang elektrolit, sisa

metabolisme dan kelebihan cairan dari dalam tubuh yang terakumulasi

di dalam darah kedalam mesin dialisis melalui proses disfusi osmosis

dan ultrafiltrasi dengan menggunakan cairan dialisat.

3. Kecepatan aliran darah

Kecepatan aliran darah dalam sirkulasi darah saat hemodialisis yang

tertulis dalam mesin hemodialisis sebagai Qb (dalam satuan ml/mnt).

Dengan kecepatan aliran darah 100 ml/mnt - 400 ml/mnt.

4. Kreatinin

Kadar kreatinin dalam serum darah sebagai sisa akhir metabolisme

protein otot yang diperiksa pra dan post hemodialisis dengan satuan

mg/dl. Kreatinin merupakan parameter yang digunakan untuk menilai

laju filtrasi glomerulus. Nilai kreatinin serum diukur dengan fotometer

dengan metode Jaffe Reaction.

Dengan nilai rujukan tes kreatinin serum :

Laki – laki : 0,7-1,1 mg/dl

Perempuan : 0,6-0,9 mg/dl

Page 47: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

III.6 Kerangka Konsep

Keterangan:

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

HD : Hemodialisis

Gagal Ginjal Kronik

HD Transplantasi

Ginjal

Kecepatan Aliran darah

dializer

Variabel Independen Variabel Dependen

Lama waktu HD

Tipe Dializer

Kreatinin

Ureum

Elektrolit

Asam Urat

Luas permukaan

membran dializer

Page 48: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

III.7 Alat dan Bahan Penelitian

III.7.1 Alat - alat

Alat yang digunakan adalah mesin hemodialisa, alat fotometer

(ABX Pentra 400®) untuk pemeriksaan kreatinin serum , timbangan berat

badan, dan sentrifus

III.7.2 Bahan – Bahan

Bahan yang digunakan adalah sampel serum, alkohol 70 %, kapas,

dan reagen pemeriksaan kreatinin :

Reagen tes kreatinin serum :

R1 : Alkali buffer dalam botol B

R2 : Asam pikrat dalam botol C

Komposisi larutan :

R1 : KOH 312,5 mmol/L dan H3PO4 12,5 mmol/L

R2 : Asam pikrat 8,73 mmol/L

III.8 Prosedur Kerja

III.8.1 Pengambilan Darah

Tempat pengambilan darah dibersihkan dengan alkohol 70% dan

dibiarkan sampai menjadi kering. Di ikat pembendung pada lengan atas

dan diminta agar mengepal dan membuka tangan berkali-kali agar vena

jelas terlihat. Kulit di atas vena ditegangkan dengan jari-jari tangan kiri

supaya vena tidak dapat bergerak. Kulit ditusuk dengan jarum yang telah

dipasang pada holder, kemudian tabung darah dimasukkan ke dalam

holder. Ketika darah mulai mengalir ke dalam tabung darah,

Page 49: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

pembendungan dilepaskan. Jika volume darah telah mencukupi, tabung

darah dilepaskan dari holder, kemudian diletakkan kapas di atas jarum

dan jarum ditarik perlahan-lahan. Setelah selesai, pasien diminta menekan

tempat pengambilan darah selama beberapa menit dengan kapas tadi,

kemudian diberi plester.(14)

III.8.2 Tes Kreatinin

Teknik tes kreatinin yang digunakan adalah dengan metode Jaffe,

dengan prinsip pembentukan kreatinin pikrat yang berwarna merah jika

kreatinin di reaksikan dengan pikrat alkalis. Warna yang terbentuk di ukur

dengan fotometer atau spektrofotometer pada panjang gelombang

520 nm. Kalkulasi dihitung dengan membandingkan absorbans sampel

dan standar yang telah di ketahui kadarnya. (23)

III.9 Cara Kerja

III.9.1 Persiapan sampel

Sampel yang digunakan dalam tes adalah serum. Setelah

pengambilan darah, tabung darah segera disentrifus atau dapat didiamkan

selama 10-30 menit sebelum disentrifus dengan kecepatan 3000 rpm

selama 10 menit.

III.9.2 Pemeriksaan sampel

Pemeriksaan dilakukan dengan alat chemycal autoanalyzer

(ABX Pentra 400®). Sampel serum sebanyak 500 µl dimasukkan dalam

tempat sampel kemudian diletakkan pada rak sampel sesuai dengan

nomor pemeriksaan. Reagen dimasukkan dalam tempat reagen dan

Page 50: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

diletakkan pada rak sesuai dengan program pemeriksaan. Data identitas

pasien dan jenis pemeriksaan dimasukkan melalui keyboard. Setelah itu

alat akan melakukan pemeriksaan secara automatik sesuai program yang

dijalankan. Hasil pemeriksaan yang diperoleh dalam bentuk print out.

III.10 Analisis Data

Pengolahan data pada penelitian menggunakan piranti SPSS

versi 16 untuk menyajikan data dalam tabel dan grafik dengan uji korelasi.

III.11 Etika Penelitian

Penelitian yang dilakukan telah mendapat izin dan

direkomendasikan dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas

Kedokteran Universitas Hasanuddin untuk dilaksanakan di RS.

dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Sebagai pertimbangan etik, peneliti

meyakinkan bahwa responden terlindungi dengan memenuhi prinsip etik :

1. Informed Consent

Lembaran persetujuan diberikan kepada responden yang akan diteliti

yang memenuhi kriteria dan disertai judul penelitian dan manfaat

penelitian, bila subjek menolak, maka peneliti akan menghormati hak-

hak responden.

2. Anonymity (Tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak akan mencantumkan nama

responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada

lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

Page 51: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi

maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah

dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.

Page 52: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil Penelitian

Telah dilakukan penelitian terhadap pasien gagal ginjal kronik yang

melakukan hemodialisis di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Wahidin

Sudirohusodo Makassar dengan jumlah sampel sebanyak 35 sampel pada

periode bulan Oktober - November 2011.

Tabel 3. Data Dasar Penelitian

Karakteristik n (%)

Jenis Kelamin L P

19 (54,29%) 16 (45,71%)

Umur (th) 30 – 39 40 – 49 50 – 59 ≥ 60

4 (11,43%) 13 (37,14%) 11 (31,43%) 7 (20,0%)

Berat Badan (kg) 40-49 50-59 60-69 70-79 ≥ 80

9 (25,72%) 11 (31,43%) 8 (22,85%) 3 (8,57%) 4 (11,43%)

Populasi penelitian ini didominasi oleh laki-laki (n=19) dengan

persentase 54,29% dan perempuan (n=16) dengan persentase 45,71%.

Karakteristik subyek berdasarkan kategori umur yaitu, umur

terendah adalah 31 tahun (n=1) dan umur tertinggi 68 tahun (n=1).

Page 53: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

Populasi terbanyak pada umur antara 40-49 tahun berjumlah 13 orang

(37,14%).

Karakteristik subyek berdasarkan berat badan yaitu, berat badan

terendah adalah 40 kg (n=1) dan berat badan tertinggi 98 kg (n=1).

Populasi terbanyak terdapat pada interval 50-59 kg dengan jumlah

11 orang (31,43%).

Tabel 4. Penurunan Kadar Kreatinin Berdasarkan Kecepatan Aliran Darah Dializer Yang Digunakan.

Kecepatan (ml/mnt)

Kreatinin (mg/dl) Persentase Penurunan

Kreatinin (%)

Pra HD Post HD Penurunan

Min Maks Rata-rata

Min Maks Rata-rata

Min Maks Rata-rata

170 4,0 11,7 7,06 2,4 7,0 3,9 1,6 5,4 3,16 43,51 %

180 3,6 19,0 9,56 1,5 11,7 4,86 1,5 8,5 4,7 51,30 %

200 2,9 9,1 6,25 1,1 4,4 3,04 1,5 4,7 3,20 51,53%

Tabel di atas menunjukkan bahwa kadar minimum –maksimum

kreatinin pra hemodialisis pada kecepatan 170 ml/mnt adalah

4,0 - 11,7 mg/dl dengan rata-rata 7,06 mg/dl dan kadar minimum -

maksimum kreatinin post hemodialisis adalah 2,4 – 7,0 mg/dl dengan

rata-rata 3,9 mg/dl. Sedangkan kadar minimum – maksimum penurunun

kreatinin post hemodialisis adalah 1,6 – 5,4 mg/dl dengan rata-rata

penurunan 3,16 mg/dl (43,51%)

Kadar minimum kreatinin pra hemodialisis dengan kecepatan

180 ml/mnt adalah 3,6 mg/dl dan kadar maksimum 19,0 mg/dl, dengan

rata-rata 9,56 mg/dl. Kadar minimum - maksimum kreatinin post

Page 54: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

hemodialisis adalah 1,5 – 11,7 mg/dl dan rata-rata adalah 4,86 mg/dl.

Sedangkan kadar minimum – maksimum penurunun kreatinin post

hemodialisis adalah 1,5 – 8,5 mg/dl dengan rata-rata penurunan adalah

4,7 mg/dl (51,30%). Kemudian kadar minimum kreatinin pra Hemodialisis

dengan kecepatan 200 ml/mnt adalah 2,9 mg/dl dan kadar maksimum

9,1 mg/dl, dengan rata-rata 6,25 mg/dl. Kadar minimum - maksimum

kreatinin post hemodialisis adalah 1,1 – 4,4 mg/dl, dengan rata-rata 3,04

mg/dl. Sedangkan kadar minimum dan maksimum penurunun kreatinin

post hemodialisis adalah 1,5 – 4,7 mg/dl dengan rata-rata penurunan

adalah 3,20 mg/dl (51,53 %).

Selanjutnya untuk melihat hubungan antara kecepatan aliran darah

dializer dengan penurunan kadar kreatinin maka dibuat diagram seperti

yang terlihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 4. Diagram Penurunan Kadar Kreatinin terhadap Kecepatan Aliran Darah

Kecepatan Aliran Darah Dializer (ml/mnt)

Page 55: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

Dari diagram, dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan antara

kecepatan aliran darah dializer dengan penurunan kadar kreatinin.

Dimana pada kecepatan 170 ml/mnt terjadi penurunan kreatinin sebanyak

3,16 mg/dl, pada kecepatan 180 ml/mnt terjadi penurunan sebanyak

4,7 mg/dl, dan pada kecepatan 200 ml/mnt kembali terjadi penurunan

sebanyak 3,20 mg/dl.

Page 56: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

VI.2. Pembahasan

Penelitian ini di lakukan pada pasien dengan status gagal ginjal

kronik yang melakukan hemodialisis di RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo

pada periode Oktober – November 2011 yang terdiri dari 35 sampel.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara

kecepatan aliran darah dializer dengan penurunan kadar kreatinin post

hemodialisis pada pasien gagal ginjal kronik.

Berdasarkan hasil penelitian pada 35 sampel pasien gagal ginjal

kronik yang melakukan hemodialisis diperoleh pasien berumur diatas

30 tahun atau lebih terdiri dari 19 (54,29%) laki-laki dan 16 (45,71%)

perempuan. Alper (2008) menyebutkan bahwa prevalensi penyakit ginjal

tahap akhir (PGTA) pada laki-laki lebih besar daripada wanita dengan

rasio 1,2 : 1.(25) Prevalensi laki-laki lebih besar di banding perempuan

karena aktivitas laki-laki jauh lebih banyak jika di bandingkan dengan

perempuan.

Distribusi subyek penelitian berdasarkan umur di peroleh umur

terendah adalah 31 tahun (n=1) dan umur tertinggi 68 tahun (n=1) yang

dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok umur. Kelompok umur

30 – 39 tahun sebanyak 4 (11,42 %) pasien, kelompok umur 40 - 49 tahun

sebanyak 13 (37,14 %) pasien, kelompok umur 50 - 59 tahun sebanyak

11 (31,43 %) pasien, kelompok umur 60 tahun atau lebih sebanyak

7 (20,0 %) pasien. Pada umumnya penurunan fungsi ginjal mulai terjadi

pada saat seseorang mulai memasuki usia 30 tahun dan pada 60 tahun

Page 57: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

fungsi ginjal menurun sampai 50% yang diakibatkan karena berkurangnya

jumlah nefron dan tidak adanya kemampuan untuk regenerasi.(9) Oleh

karena itu, dari data tersebut dapat diketahui bahwa pertambahan umur

turut menjadi faktor risiko terjadinya penyakit GGK. Penurunan fungsi

ginjal akan mempengaruhi kadar kreatinin di dalam darah.

Kreatinin adalah suatu bahan sisa metabolisme sel otot yang

beredar di dalam darah. Fungsi ginjal disini adalah membuang kreatinin

darah ke dalam urin. (26) Fungsi ginjal yang menurun dapat

meningkatkan kadar kreatinin di dalam darah.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah dilakukan HD

terjadi penurunan kadar kreatinin rata – rata dengan kecepatan

170 ml/mnt adalah sebesar 3,16 mg/dl (43,51%) . Dengan rata-rata kadar

kreatinin pra hemodialisis adalah 7,06 mg/dl, dan rata-rata kadar kreatinin

post hemodialisis adalah 3,9 mg/dl. Untuk kadar kreatinin dengan

kecepatan 180 ml/mnt, menunjukkan bahwa rata-rata penurunan kadar

kreatinin adalah 4,7 mg/dl (51,30%). Kadar kreatinin pra Hemodialisis rata-

rata adalah 9,56 mg/dl, dan kadar kreatinin post hemodialisis rata-rata

adalah 4,86 mg/dl. Sedangkan kadar kreatinin pra hemodialisis rata-rata

pada kecepatan 200 ml/mnt adalah 6,25 mg/dl dengan kadar kreatinin

post hemodialisis rata-rata adalah 3,04 mg/dl dan penurunun kreatinin

rata-rata adalah 3,20 mg/dl (51,53%) yang terlihat pada tabel 4. Pada

kecepatan tinggi (200 ml/mnt) kembali terjadi penurunan kreatinin yang

kadarnya sama dengan kecepatan rendah (170 ml/mnt). Ini terjadi karena

Page 58: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

penurunan kreatinin seharusnya tidak hanya bergantung pada kecepatan

aliran darah dializer tetapi terdapat variabel lain yang perlu diperhatikan,

misalnya kecepatan aliran dialisat luas permukaan membran dializer dan

tipe dializer yang digunakan.

Pemeriksaan kreatinin pra dan post dialisis dilakukan untuk

memastikan adekuasi hemodialisis, karena kreatinin adalah racun yang

harus dikeluarkan saat proses hemodialisis itu terjadi. Jika adekuasi

hemodialisis tidak tercapai dan penurunan kreatinin post hemodialisis

tidak dapat mencapai 65% maka dapat menyebabkan kreatinin akan

semakin menumpuk di dalam darah.(5) Dari hasil penelitian menunjukkan

bahwa persentase penurunan kreatinin pada kecepatan 170 ml/mnt

mencapai 43,51%, kecepatan 180 ml/mnt mencapai 51,30%, dan pada

kecepatan 200 ml/mnt mencapai penurunan sebesar 51,53 %. Merujuk

pada teori diatas, dapat dipastikan bahwa kreatinin akan semakin

menumpuk di dalam darah, sehingga pasien akan terus menerus

melakukan HD.

Kecepatan aliran darah dializer yang digunakan pada pasien di Unit

Hemodialisis Rumah Sakit dr. Wahidin Sudirohusodo selama penelitian

adalah sebanyak 5 (14,29%) pasien menggunakan kecepatan 170 ml/mnt,

17 (48,57%) pasien menggunakan kecepatan 180 ml/mnt, dan

13 (37,14%) pasien menggunakan kecepatan 200 ml/mnt. Hasil penelitian

Gatot menyebutkan bahwa kecepatan aliran darah pasien yang menerima

dialisis 4 jam, rata – rata kecepatan aliran darah adalah paling tidak

Page 59: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

250 ml/menit dan yang paling tepat 300-400 ml/menit. (19) Namun rata-

rata kecepatan aliran darah yang digunakan selama penelitian adalah

adalah 186 ml/mnt dimana menunjukkan bahwa rata – rata kecepatan

yang digunakan lebih rendah dari yang seharusnya.

Penelitian Lockridge dan Moran (2008) pada pasien yang menjalani

konvensional hemodialisis dengan frekuensi 3 kali seminggu dengan

waktu 4 jam setiap hemodialisis, juga menyimpulkan bahwa kecepatan

ideal adalah 400 ml/mnt. (27) Apabila pengaturan kecepatan aliran darah

dializer tidak sesuai standar yang di tetapkan maka hasil yang dicapai

juga tidak akan optimal. Akibatnya hemodialisis tidak berpengaruh

terhadap reduksi kreatinin atau ureum sekalipun. Jika reduksi kreatinin

tidak tercapai maka kreatinin akan terus menumpuk dalam darah dan

mengakibatkan timbulnya berbagai manifestasi klinis yang akan semakin

memperburuk kondisi pasien. (5)

Setelah dilakukan analisis data menggunakan uji korelasi

menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara kecepatan aliran darah

dializer dengan penurunan kreatinin post hemodialisis, dimana

di peroleh nilai p = 0,210 dan r = -0,217. Syarat kedua variabel

berhubungan jika nilai p < 0,05 (sig-2 tailed) dan nilai r = 0,2 – 0,3 bersifat

lemah, r > 0,5 bersifat kuat (pearson correlation). Dari hasil analisis inilah

dinyatakan bahwa kedua variabel tersebut tidak saling berhungan karena

nilai p hitung > p tabel (0,210 > 0,05) sedangkan r bernilai negatif.

Page 60: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

Tidak adanya hubungan antara kecepatan aliran darah dializer

dengan penurunan kadar kreatinin post hemodialisis dalam penelitian ini

kemungkinan karena pengaturan kecepatan selama proses hemodialisis

tidak diatur dengan tepat. Dari hasil penelitian memperlihatkan bahwa

rata-rata kecepatan aliran darah dializer pasien lebih rendah dari yang

seharusnya yaitu 186 ml/mnt.

Page 61: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh

kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara kecepatan aliran darah

dializer dengan penurunan kadar kreatinin post hemodialisis pada pasien

gagal ginjal kronik.

V.2. Saran

Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut dengan memperhatikan

variabel - variabel yang ikut berpengaruh saat proses hemodialisis

antara lain kecepatan aliran dialisat.

Page 62: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

DAFTAR PUSTAKA

1. Price Sylvia A, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit.

Vol. 2, Ed 6. Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 2003. Hal. 865-8

2. Suwitra, Ketut. Penyakit Ginjal Kronik. Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam. Jilid I, Edisi IV, Jakarta.Pusat Penerbitan Departemen Ilmu

Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2006.

Hal : 581-4

3. Pranoto Imam. Hubungan Antara Lama Hemodialisa Dengan

Terjadinya Perdarahan Intra Serebral. Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2010. Available Pdf File

4. Susalit Endang, Diagnosis dini penyakit ginjal kronik, RSUPN. Dr.

Cipto Mangunkusumo. Jakarta. 2009.

5. Erwinsyah., Hubungan antara Quick of Blood (Qb) dengan

Penurunan Kadar Ureum dan Kreatinin Plasma pada Pasien CKD

Yang Menjalani Hemodialisis Di RSUD Raden Mattaher Jambi.

Universitas Indonesia. 2009. Available Pdf file

6. Hardjoeno.H. Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Diagnostik.

Lembaga Penerbitan Unhas. Makassar. 2003. hal. 137, 141

7. Suyono Slamet,dkk. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Ed 3.

Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 2001. Hal. 301

8. Colvy J, Aendy, editor. Gagal Ginjal “Tips Cerdas Mengenali &

Mencegah Gagal Ginjal. Penerbit DAFA Publishing. Yogyakarta.

2010

9. Fransisca K. Waspadalah 24 Penyebab Ginjal Rusak. Penerbit

Cerdas Sehat. Jakarta. 2011.

10. Guyton, A.C., Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit Ed III.

Terjemahan oleh Petrus Andrianto. Jakarta;EGC. 1987. Hal. 287

Page 63: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

11. Sutanto P., Klasifikasi Stadium Gagal Ginjal Kronik pada Pria yang

menderita Gagal Ginjal Kronik Berdasarkan Perhitungan Laju Filtrasi

Glomerulus di RSMH Palembang, Palembang. 2003 (accessed 28

Maret 2011) Available from : http://thebenez.wordpress.com

12. Mansjoer Arif. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III. Jilid I. Media

Aesculapius FK-UI. Jakarta. 2001. hal. 531

13. Rindiastuti Yuyun., Deteksi Dini dan Pencegahan penyakit Gagal

Ginjal Kronik. Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNS. Available from :

http://yuyunrindi.files.wordpress.com/2008/05/deteksi-dini-dan-

pencegahan-penyakit-gagal-ginjal-kronik.pdf.html

14. Gandasoebrata R. Penuntun Laboratorium Klinik. Cetakan 11. Dian

Rakyat. Jakarta. 2004. Hal 7- 8, 128-131.

15. Riani Titiek. Pengaruh Penggunaan Ginjal Buatan (Dialiser) Baru dan

Berulang Terhadap Kadar Albumin Serum.Bagian Ilmu Penyakit

Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Rumah Sakit

Umum Pusat Dr. Kariadi. Semarang. 2001. Available Pdf file

16. Alam S, Hadibroto I. Gagal Ginjal. Penerbit PT Gramedia Pustaka

Utama. Jakarta. 2007. hal 56-7

17. Roesli, Rully M.A. Terapi Pengganti Ginjal Berkesinambungan

(CRRT). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I, Edisi IV, Jakarta.

Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia. 2006. Hal : 596-9

18. Rahardjo, Pudji; Suhardjono; Susalit, Endang. Hemodialisis. Buku

Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I, Edisi IV, Jakarta. Pusat Penerbitan

Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia. 2006. Hal : 590-1

19. Gatot D. Rasio Reduksi Ureum Dializer. Bagian Ilmu Penyakit

Dalam. Fakultas Kedokteran. Universitas Sumatra Utara. 2003.

Hal. 5,13

20. Sacher R. A, McPherson Richard A. Tinajauan Klinis Hasil

Pemeriksaan Laboratorium. Ed. 11. Terjemahan oleh Pendit Brahm

U & Wulandari Dewi. EGC. Jakarta. 2004. Hal. 292

Page 64: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

21. Murray. R.K., Biokimia Harper. Terjemahan oleh Brahm U Pendit.

Buku Kedokteran EGC ; Jakarta. 2009. Hal. 393 – 407

22. Ganong, W.F. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed. 20. Terjemahan

oleh Brahm U Pendit. et al. Jakarta; EGC. 2002. Hal. 671-710.

23. Panil Zulbadar. Memahami Teori dan Praktik Biokimia Dasar Medis.

Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 2004. Hal. 216-23

24. Hidayat Aziz Alimul. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Penerbit Salemba Medika. Jakarta. 2008. hal 63.

25. Alper, A.B., Uremia. http://emedicine.medscape.com/article/245296-

overview. 2008. Diunduh 23 Desember 2011

26. Aziz M.F, Witjaksono J, Rasjidi I. Panduan Pelayanan Medik. Buku

Kedokteran EGC. Jakarta. 2008. Hal. 32

27. Lockridge Jr, R.S., & Moran, J. Short Daily Hemodialysis and

Nocturnal Hemodialysis at Home: Practical Considerations. 2008.

Seminars in Dialysis. Vol 21 (1) 49-53

Page 65: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

LAMPIRAN I

Data Hasil Penelitian

No Nama Jenis

Kelamin

Usia

(thn)

BB

(kg)

Cr Pra HD

(mg/dl)

Qb

(ml/mnt)

Cr Post HD

(mg/dl)

1. JL Laki-laki 47 63 10,8 180 5,3

2. HK Laki-laki 54 64 6,5 180 3,0

3. RA Perempuan 37 51 14,2 180 8,2

4. WM Perempuan 56 51 11,7 170 7,0

5. SR Perempuan 42 45 6,3 180 3,2

6. MT Laki-laki 64 50 7,5 180 4,2

7. BD Laki-laki 34 84 6,7 200 3,2

8. DV Perempuan 65 44 5,4 200 2,6

9. NR Laki-laki 31 64 16 180 8,9

10. MS Laki-laki 52 98 19 180 11,7

11. SR Perempuan 68 42 8,9 170 3,5

12. AN Laki-laki 65 58 6,9 180 3,3

13. ES Perempuan 46 53 4,0 170 2,4

14. AD Laki-laki 54 74 7,3 200 3,7

15. SS Perempuan 51 74 6,0 200 3,7

16. SB Perempuan 55 40 4,4 170 2,7

17. SG Laki-laki 46 58 6,7 200 3,1

18. SL Laki-laki 55 55 4,7 180 2,2

19. IR Laki-laki 60 49 8,9 180 3,5

20. SM Laki-laki 61 47 2,9 200 1,1

Page 66: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

No Nama Jenis

Kelamin

Usia

(thn)

BB

(kg)

Cr Pra HD

(mg/dl)

Qb

(ml/mnt)

Cr Post HD

(mg/dl)

21. ZD Laki-laki 42 72 7,3 200 4,0

22. NW Laki-laki 59 61 3,6 180 2,1

23. SD Perempuan 44 52 8,0 180 3,5

24. ID Perempuan 60 47 8,7 180 3,2

25. ST Laki-laki 59 61 3,0 200 1,5

26. MS Laki-laki 56 80 17,9 180 9,4

27. YT Laki-laki 46 69 6,8 200 3,3

28. FY Perempuan 50 44 5,1 180 1,5

29. AP Perempuan 43 54 9,1 200 4,4

30. WH Perempuan 43 92 7,7 200 3,0

31. AF Laki-laki 39 60 12,0 180 7,1

32. SS Perempuan 42 44 6,5 180 2,4

33. YA Perempuan 48 51 5,7 200 2,8

34. KT Laki-laki 43 60 6,7 200 3,2

35. EB Perempuan 46 52 6,3 170 3,9

Page 67: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

LAMPIRAN II

Skema Penelitian

PENGAMBILAN DARAH VENA

POPULASI PENELITIAN (PASIEN HD)

KRITERIA INKLUSI DAN EKSLUSI

SAMPEL PENELITIAN

ANALISIS DATA

PEMBAHASAN

KESIMPULAN

PEMERIKSAAN KREATININ

Qb SELAMA HD POST HD PRA HD

Page 68: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

LAMPIRAN III

SKEMA KERJA

SAMPEL DARAH VENA 3 CC

SENTRIFUS

SERUM

PEMERIKSAAN DENGAN ABX

PENTRA 400

KADAR KREATININ

ANALISIS DATA

PEMBAHASAN

3000 rpm, 10 menit

Dipipet 500 μl

KESIMPULAN

Page 69: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

LAMPIRAN IV

Hasil Analisis Statistik

Descriptive Statistics

35 31 68 50.34 9.084

35 2.9 19.0 7.894 3.9270

35 1.1 11.7 3.994 2.4366

35 1.5 8.5 3.900 1.6929

35 170 200 186.00 11.428

35

UMUR

CrPre

CrPost

PenrunanCr

QB

Valid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Correlations

1 -.217 -.255 -.252

.210 .139 .144

35 35 35 35

-.217 1 .802** .929**

.210 .000 .000

35 35 35 35

-.255 .802** 1 .966**

.139 .000 .000

35 35 35 35

-.252 .929** .966** 1

.144 .000 .000

35 35 35 35

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

QB

PenrunanCr

CrPost

CrPre

QB PenrunanCr CrPost CrPre

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Page 70: HUBUNGAN KECEPATAN ALIRAN DARAH KREATININ PASIEN …

LAMPIRAN V

Dokumentasi Penelitian

Gambar 5. Alat Spektrofotometer chemycal autoanalyzer (ABX Pentra 400®)

Gambar 6. Mesin Hemodialisis

Kecepatan

Aliran Darah