Fungsi Rasio, Ilmu, Logika Dan Deskripsi Proposisi

10
FUNGSI RASIO, ILMU, LOGIKA DAN DESKRIPSI PROPOSISI TUGAS PRESENTASI MATA KULIAH ILMU MANTIQ Penyusun: M. F. Rhazes Avicenna 2010 PRODI TARBIYAH FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

description

tanpa referensi buku

Transcript of Fungsi Rasio, Ilmu, Logika Dan Deskripsi Proposisi

Page 1: Fungsi Rasio, Ilmu, Logika Dan Deskripsi Proposisi

FUNGSI RASIO, ILMU, LOGIKA DAN DESKRIPSI PROPOSISITUGAS PRESENTASI MATA KULIAH ILMU MANTIQ

Penyusun:

M. F. Rhazes Avicenna

2010

PRODI TARBIYAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

Page 2: Fungsi Rasio, Ilmu, Logika Dan Deskripsi Proposisi

PENDAHULUAN

SPIRIT MATERI

Membahas RASIO, ILMU dan LOGIKA biasanya kecenderungan distigmakan

dengan membahas hal yang tabu dalam masyarakat. Membicarakan hal yang terlalu mendalam dan bukan bersumber dari islam. Sehingga banyak umat islam tidak paham apa sebenarnya hakikat rasio, tidak berwawasan ilmu pengetahuan, dan mengingkari fitrahnya sendiri, bahwa manusia memiliki fitrah kuriositas. Dimana kuriositas yang berhasil memunculkan pengetahuan wajib di uji keilmiahannya dengan logika.

Mustahil ketidaktahuan dan keacuhan melahirkan pengetahuan, supaya pengetahuan lahir maka langkah awal adalah cinta pengetahuan itu sendiri. Misalnya, bila kita mengimani sesuatu hal sedangkan kita sendiri tidak punya pengetahuan yang lengkap terhadap hal itu. Karena katakanlah terlalu rumit, hal itu tidak cukup dijadikan alasan acuh tak acuh terhadap pengetahuan pokok-pokok keimanan kita. Seharusnya kita menggali lebih dalam keimanan kita, kaerna sebenarnya iman keseluruhan terdiri dari sub-sub iman. Sub-sub iman membentuk iman, keimanan adalah anak dari ke-tahu-an / pengetahuan.

Misalnya iman kepada hari akhir. Sub-sub keimanannya katakanlah,ada 6 pengetahuan :

1) bumi adalah materi, 2) materi tidak kekal, 3) bumi selalu bergerak, 4) alam semesta lainnya juga selalu bergerak, 5) bergerak membutuhkan energi, 6) cepat atau lambat pasti energi akan habis.

Kapan? Butuh perhitungan yang sangat rumit! sampai-sampai belum di temukan ramalan yang ilmiah tentang kapan energi itu habis. Pada saat energi alam semesta habis maka dunia akan kiamat. Semua runtutan logika barusan bersumber dari cakupan pengetahuan yang luas. Bisa disimpulkan pengetahuanlah yang melahirkan keimanan.

KATA KUNCI

Fungsi, rasional, empiris, ilmu, pengetahuan, logika, subyek, obyek

Page 3: Fungsi Rasio, Ilmu, Logika Dan Deskripsi Proposisi

PEMBAHASAN

FUNGSI

Misalnya fungsi sandal : sebagai alas kedua kaki kita, sehingga kalau berjalan bisa aman dan nyaman. Seandainya ada maling lewat lantas kita ambil sisi kiri sandal kita. Seraya kita lempar ke maling yang sedang mengendap-endap tersebut. Pada hakikatnya sandal itu tidak berfungsi. Sandal kita beli bukan dengan niat melempar maling. Dan bila kita mengejar maling tersebut hanya dengan sisi kanan saja lalu kaki kiri kita terkena duri, maka sandal juga bisa dikatakan tidak berfungsi, walaupun masih ada sisi kanan. Karena fungsi yang dirumuskan di awal adalah mengalasi kedua kaki kita.

Fungsi , sama artinya dengan manfaat. Yang dimaksud dengan fungsi adalah hasil yang akan tercapai apabila proses telah selesai satu persatu dengan tepat. Berproses saja belum tentu menghasilkan hasil yang ingin dicapai, karena ada caranya. Kesempurnaan hasil dicapai dari kesempurnaan proses. Oleh karena itu apabila berbicara fungsi, pasti tidak lepas dari cara mencapai fungsi tersebut (proses). Berproses yang tidak mengarah ke fungsi, pasti akan menyebabkan dampak yang berkebalikan dengan fungsi tersebut. Tergantung dari seberapa jauh cara-cara yang dipakai yang malah berseberangan dengan rumusan fungsi. Sesuatu dikatakan berfungsi apabila ia di proses berorientasikan fungsinya.

FUNGSI RASIO

RASIONAL

Rasional dari kata perbandingan, antara sekian banyak gejala, dibandingkan mana yang sebab dan mana yang akibat. Manusia mendapatkan berbagai macam fakta lepas dari indra-indra dengan mengamati gejala-gejala di sekitar mereka. Gejala-gejala ini tidak mungkin berdiri sendiri, bila dipertanyakan keterkaitan antara gejala A dengan B, kita akan menemukan adanya kesamaan dengan selalu membandingkan pengetahuan yang lama dengan pengetahuan baru di tiap harinya. Maka kita bisa menjustifikasi bahwa gejala A dan B terkait dan berhubungan sebagai akibat dari gejala C, walaupun belum mengalami langsung gejala C. Hukum kausalitas yang masuk akal adalah pelaku bergeraknya alam semesta.

Misalnya, seorang rasional ingin menguji sifat apa yang ada di dalam gumpalan awan. Seorang rasional cukup membuka kembali memori yang pernah ia alami di darat. Pertama, ada gejala hujan tujun dari atas langit, dilangit nampak awan. Maka awan adalah penampung air hujan, ia bisa menampung air yang sangat banyak. Dari bentuk awan saja yang menyerupai kabut, ia adalah media yang cocok untuk menampung uap. Kedua, apabila ada petir menyambar, pasti ada kilat yang terlihat di atas langit mendahului suara petir. Hal ini menunjukkan ada aktivitas gesekan proton dan elektron. Sehingga disimpulkan awan memiliki suasana potensi listrik tegangan tinggi. Lebih hemat waktu, tenaga, dan biaya. Namun tidak hemat secara pemikiran, karena membutuhkan daya pikir dan wawasan yang luas.

Apabila membahas masalah : cara berfikir tertentu, supaya hasil yang didapat bersifat obyektif, maka harus dibandingkan dengan cara lainnya juga. Sedangkan yang biasa dibandingkan dengan rasional adalah empiris. Kenapa pembandingnya dengan empiris? Karena aspek historis dan secara konsep, 2 cara berfikir ini masih relevan sebagai pengantar studi cara berfikir. Dan apabila kita ingin mencapai fungsi yang sama dengan 2 alat yang berbeda, akan lebih baik bila kita membandingkannya dengan cara lainny, mana yang lebih menguntungkan. Fungsi yang sama menggunakan cara rasional maupun empiris adalah fungsi supaya menemukan kebenaran yang pertanggungjawabannya paling memuaskan.

3

Page 4: Fungsi Rasio, Ilmu, Logika Dan Deskripsi Proposisi

EMPIRIS

Empiris, berarti pengalaman. Di dunia ini ada banyak gejala yang kita alami sehari-hari. Doktrin empirisnya, hal itu semua berdiri dengan sendirinya. Tidak ada kausalitas, yang ada hanya konsekuensi logis dari data dan angka. Menemukan pengetahuan dari gejala yang berdiri sendiri tidak boleh melibatkan cara-cara yang masuk akal, takutnya malah ada kecenderungan menghubung-hubungkan fakta lepas dengan dengan akal manusia yang lemah. Misalnya dengan memjustifikasi bahwa gejala A dan B muncul sebagai akibat dari gejala C. Doktrinnya, yang masuk akal pasti tercampur oleh subyektifitas pengamat. Pada prinsipnya, aliran empiris menjustifikasi bahwa pengetahuan yang benar bersumber dari pengalaman langsung, dan semua gejala alam adalah terpisah.

Misalnya, seorang empiris tidak percaya bahwa gejala mendung disebabkan oleh akan turunnya hujan. Karena ia percaya akan kenihilan hukum sebab akibat. Tapi seorang empiris percaya bahwa gejala mendung setelah agak lama akan muncul gejala hujan, disebabkan data lapangan bahwa 90 persen hujan diawali oleh gelapnya langit (mendung).

Contoh lagi, seorang empiris ingin mengetahui apa yang ada di dalam sebuah awan di langit. Seorang empiris pasti akan menyiapkan segala peralatan terbang dan instrumen uji bahan lainnya untuk mengetahui apa yang dikandung dalam awan dengan melihat langsung dan merasakan dengan kulitnya substansi awan di atas daratan. Tidak mungkin seorang empiris hanya melihat dari darat lantas menyimpulkan gejala-gejala apa yang ada di langit. Dia akan terbang ke langit sampai ketinggian sekian ratus meter antas menguji substansi awan di TKP. Di sinilah sebenarnya letak kelemahan metode ini. Ia akan menghabiskan banyak waktu, tenaga, dan biaya untuk menjadikan si pengamat mengalami secara langsung gejala khusus yang terkait dengan rumusan masalahnya.

FUNGSI ILMU

Seorang anak kecil pun tahu bahwa sebuah pelampung kait akan terapung di atas permukaan air apabila ia sering di ajak memancing oleh ayahnya. Namun itu hanya sebatas pengetahuan, bukan ilmu pengetahuan. Berbeda apabila anak tersebut sudah sarjana fisika yang paham bahwa pelampung kait terapung dapat karena BJ (Berat Jenis) pelampung kait lebih ringan dari BJ air di kolam pancing. Itulah yang dimaksud ilmu pengetahuan.

Dari mana asal usul ilmu pengetahuan? Awal mulanya “evolusi” pengetahuan menjadi ilmu pengetahuan didorong oleh 2 faktor : pertama untuk memuaskan diri, yang bersifat teoritis guna memenuhi kuriositas memahami gejala alam. Kedua, yang bersifat praktis / aplikatif bagaimana memanfaatkan pengetahuan itu untuk menyelesaikan masalah keterbatasan sumber daya alam dan persaingan hidup. Faktor pertama melahirkan Ilmu Pengetahuan Murni (Pure Science) sedang faktor kedua melahirkan Ilmu Pengetahuan Terapan (Aplied Science). Pengalaman dapat diwariskan kepada generasi-generasi berikutnya. Berlangsungnya perkembangan pengetahuan akan lebih mendapat momentumnya apabila ditunjang akan kemampuan bertukar informasi dengan melakukan aktivitas komunikasi dengan sesama umat manusia.

Dengan kemampuan melahirkan ilmu pengetahuan inilah manusia dapat mendayagunakan pengetahuannya yang terdahulu yang kemudian digabungkan dengan pengetahuannya yang diperoleh sekarang hingga menghasilkan pengetahuan yang baru. Pada titik klimaksnya, manusia akan membuat dugaan-dugaan hingga mampu berteori. Fenomena petir dapat dijelaskan dengan teori fisika, fenomena bernafas dapat dijelaskan dengan teori biologi, fenomena energi dapat dijelaskan dengan teori kimia, dst.

Faktanya, kurositas manusia tidak terbatas pada sekedar fenomena alam, tetapi juga pemenuhan kebutuhan dan keinginan. Manusia memiliki kebutuhan dan keinginan yang tak terbatas bila dibandingkan dengan sumber daya alam yang ada. Sumber daya alam yang terbatas ini akan diperebutkan oleh berbagai peradaban yang

Page 5: Fungsi Rasio, Ilmu, Logika Dan Deskripsi Proposisi

menjamur di muka bumi ini hingga melahirkan persaingan. Persaingan dalam mencari dan mengelola sumber daya yang terbatas itulah sebuah masalah utama untuk bertahan hidup atau lebih jauh lagi menguasai peradaban lainnya.

Sejarah membuktikan bahwa peradaban yang kalah dalam persaingan adalah yang tidak menguasai ilmu pengetahuan atau tidak cukup daya upaya untuk mengimplementasikannya dalam pembangunan. Sebaliknya, peradaban yang menang yang dapat bertahan sampai sekarang bahkan mendominasi peradaban yang selainnya adalah peradaban dengan kebudayaan ilmu pengetahuan yang maju. Masalah pangan diselesaikan dengan ilmu biologi terapan, masalah pertambangan diselesaikan dengan ilmu kimia terapan, masalah pelayaran diselesaikan dengan ilmu fisika terapan. Setelah menyelesaikan masalah lama, timbul masalah baru menunggu untuk dipecahkan dengan ilmu terapan baru.

Pada prinsipnya, Pengetahuan (knowledge) masuk kategori Ilmu Pengetahuan (Science knowledge), bila kriteria berikut dipenuhi yakni :

1) sistematis2) berobyek3) Bermetode4) berlaku secara universal

FUNGSI LOGIKA

Menurut Irving, logika adalah ilmu yang mempelajari metode dan hukum-hukum yang digunakan untuk membedakan penalaran betul dari penalaran salah. Adakah hubungan antara rasio, ilmu dengan logika? Pasti ada. Cara berfikir rasional membutuhkan hukum kausalitas dari logika. Yang kedua, logika adalah ilmu, sehingga terikat oleh hukum keilmuan. Logika punya medan gerak (obyek), yaitu hukum menalar yang benar. Dia punya cara menyusun kesimpulan terhadap obyeknya (metode), induktif dan deduktif. Dia tersusun secara urut (sistematis), buku-buku sistematika ilmu logika bisa ditemukan dimana-mana. Dan ilmu ini ilmiah (bisa dipertanggungjawabkan), mewakili kenyataan obyek materialnya : pemikiran.

Pertanyaan yang muncul : Mengapa perlu dibedakan antara yang benar dengan yang salah? apa kita sanggup membedakannya? Katakanlah, materi yang dikaji logika adalah pemikiran, pemikiran manusia. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi pengetahuan dalam pikiran manusia. Misalnya pengaruh keyakinan masing-masing,kepentingan kelompoknya atau pribadinya, emosi sesaat, maupun tersugesti, dsb. Begitu banyaknya faktor yang keluar-masuk dan saling bertarung kepentingan, bahkan arena perangnya adalah pemikiran. Sewajarnya harus ada yang ilmu yang membahas tentang pemikiran. Supaya kita dapat menyaring mana yang relevan, mana yang tidak nyambung blass. Lebih tepatnya adalah ilmu yang bisa memisahkan antara kubu yang sesat dengan kubu yang lurus. Dengan mempelajari logika, prospeknya kita dapat terbiasa memiliki kewaspadaan untuk tidak menerima begitu saja informasi yang masuk ke arena pemikiran kita. Dan dalam perjalanannya kelak, apabila kita konsisten untuk selalu berjalan lurus, tidak mustahil kita akan dapat menemukan satu kebenaran universal diantara pluralitas kehidupan.

Bagaimana logika bisa berfungsi sedemikian rupa menyaring penalaran benar dari yang salah? Ada caranya. Yang dijadikan sasaran adalah bangunan berfikir manusia. Antar pernyataan dalam suatu wacana bagaikan antar bahan penyusun bangunan. Makna bangunan yang dimaksud adalah bangunan berfikir manusia. Sedangkan bahannya berupa pernyataan-pernyataan pendukungnya. Sehingga, untuk membuat bangunan berkualitas seorang insinyur harus mencari bahan berkualitas pula. Harus ada semen, pasir, batu-bata yang kesemuannya berkualitas tinggi. Pencapaian kualitas tinggi sama dengan mencapai kebenaran.

Sebenarnya logika alami sudah dimiliki oleh tiap manusia dalam bentuk potensi nalar yang akan berkembang bila diasah. Misalnya seorang ahli pidato, politikus, dan dosen. Mereka bisa menyampaikan sesuatu dengan

5

Page 6: Fungsi Rasio, Ilmu, Logika Dan Deskripsi Proposisi

lurus dan terarah. Padahal orang-orang ini tidak pernah membaca buku-buku logika karya Aristoteles, Hegel, Poespoprojo, Francis Bacon, dsb. Mereka mempotensikan nalar mereka sedemikian rupa sehingga bisa teraktualkan. Sedangkan kita sebagai mahasiswa perlu belajar otodidak bertahun-tahun untuk menemukan potensi-potensi apa saja yang sudah miliki sejak awal namun tidak pernah kita asah. Disinilah fungsi logika artifisial, menghemat waktu, tenaga, dan pikiran dalam mempelajari prinsip logika. Logika artifisal adalah susunan hukum penalaran manusia yang sudah di jadikan ilmu.

Dalam logika artifisial, untuk menemukan kebenaran ada 2 metode, Induktif dan deduktif. Tiap metode punya kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga masing-masing berfungsi secara terpisah namun tetap berlanjutan. Fungsi induktif sebagai langkah awal mencari kebenaran diikuti oleh deduktif sebagai penemu kebenaran lainnya.

INDUKSI

Misalnya : besi dipanaskan memuai, tenbaga dipanaskan memuai, aluminium dipanaskan memuai.

Kesimpulannya : logam dipanaskan memuai.

Demikianlah fungsi metode induktif, tidak perlu meneliti semua jenis logam di dunia. Cukup beberapa sampel bisa ditarik kesimpulan. Lalu dilanjutkan dengan cara deduktif untuk mencari sifat logam-logam selain yang di contohkan.

DEDUKSI

Misalnya : Semua logam yang dipanaskan akan memuai. Emas dan perak adalah logam.

Kesimpulan : Emas dan perak bila dipanaskan akan memuai.

Cara deduktif tidak perlu penelitian, tetapi sayaratnya perlu kesimpulan hasil induktif untuk melangkah. Apabila dalam meneliti suatu gejala, kita cenderung berat sebelah antar 2 metode tersebut, fungsi yang diharapkan malah tidak tercapai. Misalnya terlalu mengandalkan metode induktif, maka penelitian akan boros. Bila sebaliknya, mengandalkan deduktif lebih dahulu, bisa jadi bangunan pemikiran yang disusun menjadi rapuh. Bagaimana bisa kuat bila asumsi saja sudah salah.

PROPOSISI

Secara sederhana, proposisi sama dengan premis. Proposisi mengatur hukum-hukum yang berlaku pada premis termasuk unsur-unsur premis. Suatu kalimat pernyataan memiliki syarat tertentu untuk disebut proposisi. Tidak semua kalimat pernyataan adalah proposisi. Misalnya kalimat pertanyaan, perintah, dan ungkapan bukan termasuk proposisi karena medan gerak mereka bukan untuk dibuktikan untuk kebenarannya. Berbeda dengan kalimat justifikasi, ia diharuskan memenuhi hukum cukup alasan sehingga bisa dikategorikan benar.

Selain unsur relevansi untuk dipertanyakan benar atau salahnya, sebuah proposisi haruslah berperan sebagai unsur terkecil dalam suatu wacana. Wacana dipecah menjadi kumpulan paragraf, paragraf dipecah menjadi kumpulan kalimat. Kalimat dipecah menjadi kata perkata. Unit terkecil yang dimaksud bukan kata atau kalimatnya, tetapi apapun yang mengandung subyek dan predikat. Misalnya dalam suatu kalimat mengandung 2 subyek dan obyek, maka ada 2 proposisi. Unsur “kata” walaupun unit terkecil, ia hanya mengandung pengertian, tidak mengandung maksud (pernyataan).

Page 7: Fungsi Rasio, Ilmu, Logika Dan Deskripsi Proposisi

Menurut sumbernya, proposisi punya 2 pemisahan. Proposisi analitik berasal dari analisa, proposisi sintetik berasal dari sintesa. Secara singkat, predikat yang muncul dalam proposisi analitik berasal dari analisa terhadap subyeknya.Misalnya proposisi analitik, kalimat mangga adalah buah-buahan. Ada 2 unsur yang bisa dibuka, predikat buah-buahan yang melekat pada subyek mangga. Buah-buahan merupakan atribut yang sudah ada dalam mangga, buah-buahan tidak mendatangkan pengetahuan baru. Untuk menguji apakah atribut tersebut benar-benar melekat, dengan kaidah metode induktif lalu deduktif. Berbeda dengan proposisi sintetik yang predikatnya berasal dari hasil sintesa subyeknya. Misalnya kalimat mangga itu manis. Predikat manis yang melekat pada mangga merupakan pengetahuan baru yang didapat dari pengalaman atau rasio. Cara mengujinya dengan kaidah berfikir empiris atau rasional.

Untuk mengelompokkan suatu premis, ada cabang proposisi kategoris untuk mempermudah membuka unsur-unsur dalam suatu premis sekaligus mengelompokkannya. Sebelum mencari aturan pengelompokan premis, kita harus membuka unsur-unsur yang termuat dalam suatu premis. Unsur yang pertama, quantifier. Quantifier terdiri dari 3 jenis, universal, partikular, singular. Yang kedua kopula, jenis kopula ada yang positif dan negatif. Sisanya adalah subyek dan predikat. Sehingga jumlah unsur di tiap premis ada 4. Berikut cara mengklasifikasikan premis menjadi 4 singkatan lambang:

Lambang Permasalahan RumusA Universal positif Semua S adalah PI Partikular positif Sebagian S adalah PE Universal negatif Semua S bukan PO Partikular negatif Sebagian S bukan P

PENUTUP

KESIMPULAN

Fungsi metode rasional sebagai alat memecahkan masalah abstrak, dan lebih hemat waktu, tenaga, biaya berbeda dengan metode empiris yang fungsinya memecahkan masalah konkrit, walaupun boros.

Fungsi ilmu pengetahuan untuk mencari hukum-hukum universal yang berlaku di alam semesta dan di sistematiskan supaya bisa disimpan untuk generasi mendatang, supaya bisa dilanjutkan untuk perkembangan di masa depan. Bangkit dan tenggelamnya sebuah peradaban dimulai dari ilmu pengetahuan.

Fungsi logika pada dasarnya untuk membedakan penalaran lurus dari penalaran sesat dalam pikiran kita. Banyaknya jumlah wacana yang terinput kedalam memori kita setiap nonton TV, mendengar radio, membaca koran, berinteraksi dengan manusia lain, dan bernalar secara mandiri tentu ada konsekuensinya. Bagaimana menyaring pengetahuan yang lurus diantara yang sesat. Tidak mungkin semua input pengetahuan kita lurus, dan tidak semua sesat.

Secara nilai sikap (afeksi), apabila kita terbiasa mengeluarkan buah pemikiran secara logis, dibarengi dengan kaidah ilmu yang rasional, maka kita akan mudah menyampaikan ide kita ke orang lain, karena orang lain akan mudah memahaminya. Lama kelamaan akan muncul budaya ilmiah di sekitar kita. Dan semakin banyak orang yang paham hukum kelogisan, semakin sering kita dikritik akan ide kita.

7

Page 8: Fungsi Rasio, Ilmu, Logika Dan Deskripsi Proposisi

Semakin sering di kritisi, kita akan terbiasa menyempurnakan runtutan kelogisan ide kita hingga suatu saat terbangun suatu konstruk pemikiran yang utuh dan kebenarannya diakui secara universal.

Proposisi sama dengan premis. Proposisi harus mampu dibuktikan benar salahnya. Minimal terdiri dari subyek dan predikat.

Unsur premis ada 4, Quantifier, kopula, subyek dan predikat. Apabila setiap bagian tersebut saling berpadu dan terpola menurut masing-masing pasangannya, ada 4 simbol untuk melambangkannya. Lambang A, I, E, O.