Fraktur tulang makalah

23
TUGAS INDIVIDU ESSAY PARASITOLOGI FRAKTUR VERTEBRA OLEH NAMA: MEIDI PAPUTUNGAN NIM: 0100840086 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS CENDERAWASIH

description

fraktur

Transcript of Fraktur tulang makalah

Page 1: Fraktur tulang makalah

ESSAY PARASITOLOGI

FRAKTUR VERTEBRA

OLEH

NAMA: MEIDI PAPUTUNGAN

NIM: 0100840086

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

JAYAPURA-PAPUA

2013

TUGAS INDIVIDU

Page 2: Fraktur tulang makalah

Kata Pengantar

Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atasa hidayah dan

petunjuknya, penulis dapat menyelesaikan tugas essay patofisiologis tentang

muskulosskeletala dan integument. Laporan essay ini disusun guna memenuhi

tugas dan sebagai syarat utama untuk mengikuti ujian dan sebagai pembelajaran

mandiri patofisiologi dengan judul Patah Tulang Vertebra.

Penyusunan essay ini menguraikan secara jelas tentan fraktur tlang

khususnya pada bagian vertebra atau tulang belakang. Penyusun tak lupa juga

mengucapkan kepada semua yang telah membantu pembuatan essay ini terutama

dosen pembimbing mata kuliah patofisiologi.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan essay ini, masih sangat jauh

dari kesempurnaan, oleh karenanya, kritik dan saran yang sifatnya membangun

dari pembaca, dapat membangun kemandirian penulis menuju hasil yang

memuaskan. Akhirnya penyusun mengharapkan agar esay ini dapat bermanfaat

bagi pembaca maupun penulis, agar meningkatkan pengetahuan dan menambah

wawasan tentang muskulo skeletal dan integumen, terutama fraktur tulang

vertebra.

Page 3: Fraktur tulang makalah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Fraktur adalah patah tulang, biasanya di disebabkan oleh trauma

atau tenaga fisik. Gejala klasik fraktur tulang adalah adanya riwayat

trauma, rasa nyeri dan bengkak dibagian tulang yang patah, deformitas,

nyeri tekan, krepitasi, gangguan fungsi muskuloskeletal akibat nyeri,

putusnya kontinuitas tulang, dan gangguan neuro vaskular. Apabila gejala

klasik tersebut ada, secara klinis diagnosis fraktur dapat di tegakan.

Fraktur terdiri atas fraktur lengkap atau tidak lengkap. Fraktur lengkap

terjadi apabila seluruh tulang patah, sedangkan fraktur tidak lengkap tidak

melibatkan seluruh ketebalan tulang. 1

Pemeriksaan radiologi dilakukan untuk menetukan jenis dan

kedudukan fragmen fraktur. Foto roentgen harus memenuhi beberapa

syarat, yaitu letak patah tulang harus diletakkan di tengah foto dan sinar

harus menembus tempat ini secara tegak lurus. Harus selalu dibuat dua

lembar foto dengan arah yang saling tegak lurus. Pemeriksaan khusus

seperti CT-scan atau MRI kadang diperlukan, misalnya pada kasus fraktur

vertebra yang disertai gejala neurologis. 2

Sebagai pilar atau tiang penyangga tubuh, tulang belakang tersusun

secara segmental dari 7 ruas tulang servikal, 12 ruas tulang torakal, 5 ruas

tulang lumbal, 5 ruas tulang sakral yang menyatu, dan 4 ruas tulang ekor.

Stabilitas tulang belakang disusun oleh dua komponen, yaitu komponen

tulangdan komponen jaringan lunak yang membentuk satu struktur dengan

tiga tiang (pilar). Pilar yang pertama berupa satu tiang atau kolom didepan

yang terdiri atas korpus serta diskus intervertebralis. Yang kedua dan

ketiga adalah kolom dibelakang kanan dan kiri pilar pertama, yang tediri

atas rangkaian sendi intervertebralis lateralis. Secara keseluruhan tulang

belakang dapat diumpamakan sebagai satu gedung bertingkat dengan tiga

tiang utama, satu kolom di depan dan dua kolom di samping belakang,

Page 4: Fraktur tulang makalah

dengan lantai yang terdiri atas lamina kanan dan kiri, pedikel, prosesus

transversus, dan prosesus spinosus. Tulang belakang dikatakan tidak stabil

bila kolom vertikal terputus pada lebih dari dua komponen. 2

Terdapat dua macam instabilitas, yaitu instabilitas permanen, bila

kerusakan melewati diskus atau jaringan lunak, misalnya dislokasi

servikal, yang mutlak memerlukan tindakan bedah untuk stabilisasi; dan

instabilitasi temporer, bila kerusakan melewati komponen tulang dalam

hal yang keduan ini, pengobatankonservatif misalnya dengan pemasangan

gips Minerva dan Gips seluruh badan. Akan tetapi, bila terjadi pendesakan

tulang ke kanalis spinalis sehingga menimbulkan kelumpuhan, diperlukan

tindakan pembedahan untuk dekompresi. Dari sudut derajat kerusakan

medulla spinalis, dikenal dua macam kelainan neurologic, yaitu inkomplet

dan komplet. 2

Page 5: Fraktur tulang makalah

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Fraktur tulang belakang

Fraktur vertebra Mengacu pada rusaknya salah satu tulang

(vertebrae) dari kolum tulang belakang. Tulang belakang Digambarkan

dalam tiga kolom load-bearing (seperti pada gambar) Yang berfungsi

sebagai stabilitas tulang belakang: kolomanterior di depan, kolom

tengah, dan kolom posterior di belakang. 3

Cedera tulang belakang tidak jarang terjadi sebagai akibat

kecelakaan kerja, seperti jatuh dari ketinggian atau kecelakaan lalu

lintas. Patah tulang belakang mungkin terjadi akibat dari trauma

cedera stres langsung atau tidak langsung karena meregannya

tulang belakang yang berlebihan, ekstensi, rotasi, atau

membungkuk. Cedera tulang belakang bila tidak ditangani dengan

baik, dapat menimbulkan kematian atau kelumpuhan yang

permanen. Ada dua tujuan utama penanganan cedera tulang

belakang yaitu tercapainya tulang belakang yang stabil serta tidak

nyeri, dan kedua, mencegah terjadinya jejas lintang sekunder pada

medulla spinalis. 3

2.1.1 Vertebra Servikal

- PATAH TULANG ATLAS. Mekanisme traumanya adalah

pembebana aksia, misalnya kejatuhan benda berat di

Page 6: Fraktur tulang makalah

kepala atau jatuh dari ketinggian dengan kepala lebih

dahulu. Mekanisme ini akan mengakibatkan atlas patah

berkeping-keping dengan dislokasi fragmen ke semua

jurusan atau menyebar.

- CEDERA TULANG ODONTOID. Patah tulang odontoid (os

ontodoideum=aksis=os efistrofeum) dahulu sebagian

besar di sebabkan oleh kecelakaan lalu lintas.

Gangguan neurologik dan fraktur odontoid

timbul akibat terangsangnya saraf oksipital mayor yang

menimbulkan neuralgia oksipitalis berupa rasa tebal

atau anestesi pada daerah oksipital.

- SPONDILOLISTESIS AKSIS TRAUMATIK. Spondilolistesis

traumatik antara C2 dan C3 atau patah tulang pada

penggantungan (hukuman mati) adalah fraktur dislokasi

pedikel vertebra C2 sehingga terdapat sublukasi anterior

vertebra C1 dan korpus vertebra C2 terhadap vertebra

C3. Pada patah tulang yang stabil, penatalaksanaanya

konservatif dengan imobilisasi gips Minerva selama 8-

12 minggu, sedangkan fraktur yang tidak stabil

memerlukan tindak bedah.

- PATAH TULANG VERTEBRA SERVIKAL BAWAH. Cedera

ini kebanyakan disebabkan kecelakaan lalu lintas,

paling sering terjadi karena vertebra C4, C5 dan C6

adalah vertebra servikal yang paling banyak bergerak.

Mekanisme trauma yang dapat menimbulkan cedera

pada tulang servikal ialah trauma pembebanan gaya

aksia, trauma hiperfleksi, dan trauma cambuk. 2

Page 7: Fraktur tulang makalah

2.1.2 Cedera Vertebra Torakolumbal

Penyebab tersering pada cedera vertebra

torakolumbal adalah jatuh dari ketinggian serta kecelakaan

lalu lintas. Pada pemeriksan fisik didapatkan nyeri tulang

punggung, memar, atau deformitas. Penderita diminta

menggerakkan kedua tungkai untuk mencari kemungkinan

gangguan neurologi pada kedua ekstermitas bawah. Pada

kompresi yang hebat atau dislokasi, akan ditemukan

pelebaran jarak interspinosus. 2

Page 8: Fraktur tulang makalah

BAB III

ANALISIS

3.1 Anamnesis

Patah tulang atlas

Anamnesis pada patah tulang atlas yaitu, didapatkan keluhan nyeri

leher bagian atas atau neuralgia oksipitalis dan mungkin tortikolis. Kadang

penderita merasa tidak dapat mempertahankan kepala dalam posisi tegak

atau adanya perasaan instabilitas sehingga kepala harus di topang terus-

menerus dengan kedua tangan. Fraktur atlas umumnya sembuh dengan

pengobatan konservatif berupa imobilisasi dengan gips Minerva atau traksi

halo selama tiga bulan. Bila fraktur atlas disertai ruptur ligamentum

transversum, di perlukan tindakan bedah untuk stabilisasi posterior dengan

memfusikan os oksipitale, vertebra C1, dan vertebra C2. 2

Patah tulang odontoid

Anamnesis pada patah tulang odontoid, akan didapati keluhan

nyeri pada setiap gerakan leher serta nyeri pada leher belakang yang

dikenal sebagai neuralgia oksipitalis. Gejala ;ain adalah tortikolis dan

instabilitas oksipitoservikal sehingga pada setiap pergerakan leher,

penderita menggunakan kedua tangan untuk menyangga kepala. Terapi

konservatif berupa imobilisasi dengan traksi kepala, yang di lanjutkan

denga gips Minerva selama 2-3 bulan. Tindakan opertaif dapat dilakukan

dari anterior atau posterior bila terdapat instabilitas. 2

Keluhan utama penderita biasanya adalah nyeri leher pascatrauma

disertai kaku leher dan gangguan gerak karena spasme otot paravertebral.

Bila ada kecurigaan fraktur servikal, harus dibuat foto roentgen dalam

proyeksi anterior-posteriordan lateral, dan bila tidak tampak kelaina yang

jelas, dibuat foto dinamik vertebra servikal dengan leher dalam posisi

fleksi dan posisi ekstensi. Dengan cara ini dapat dipastikan ada tidaknya

pergeseran yang menandakan adanya instabilitas.

Page 9: Fraktur tulang makalah

Patah tulangvertebra servikal bawah

Penanganan vedera vertebra servikal bawah bergantung pada

stabilitasnya. Fraktur stabil, misalnya tipe kompresi dapat ditangani secara

konservatif, yaitu imobilisasi dengan gips atau penguat leher selama 8-12

minggu. Setelah terjadi penyembuhan, mungkin terjadi penyatuan tulang

dengan vertebra dalam posisi kifosis yang dapat menyebabkan masalah

statik dan masalah neurologik. Prognosis cedera servikal vertebra tipe

stabil tanpa gangguan neurologi adalah baik, demikian pula pada yang

disertai gangguan neurologik inkomplet. 2

3.2 Pemeriksaan fisik

Jika kecelakaan menyeabkan cedera, perhatian segera akan

diberikan pada jalan napas penderita, pernapasan, dan sirkulasi darah.

Pembengkakan jaringan lunak sekitar, mungkin terjadi akibat dari patah

tulang belakang. Seluruh tengkorak dan tulang belakang akan diperiksa.

Cacat, lecet, dan memar bisa terkena di daerah sepanjang tulang belakang.

Individu dengan fraktur thorako-lumbal mungkin menunjukkan

deformitas, terlihat jika fraktur lengkap dan cukup berat untuk merusak

kontur yang normal kembali. Palpasi bagian-bagian tulang belakang yang

terasa sebagai benjolan di tengah-tengah bagian belakang ( Proses

spinosus ) dapat menunjukkan pergeseran dari badan vertebra .

Pemeriksaan tulang belakang leher dan thorakolumbal mungkin ditunda

sampai sinar-x telah memperlihatkan ada atau tidaknya patah tulang yang

berpotensi tidak stabil. Pemeriksaan trauma abdomen: seperti

mengungkapkan tanda sabuk pengaman, dimana sering terkait dengan

cedera tulang belakang lumbosakral. 3

3.3 Pemeriksaan neurologis

Dapat dilakukan untuk mengevaluasi respon motorik dan respon

sensorik, refleks, dan koordinasi. Tingkat awal sumsum tulang belakang

Page 10: Fraktur tulang makalah

atau cedera akar saraf dapat ditentukan berdasarkan temuan pemeriksaan

neurologis.

Uji: sinar - X ( anteroposterior [ AP ] dan pandangan lateral) , CT-scan ,

dan MRI adalah metode yang biasa digunakan untuk mendiagnosis patah

tulang belakang. 3

Gambar cara mengangkat dan membawa penderita dengan kemungkinan

fraktur tulang belakang. 2

- Pada gambar A, penderita pasca cedera di pindahka atau diangkat

tanpa di bengkokan atau ditorsi tulang belakang. Penolong 1

memegang kepala ters-menerus sambil mengadakan traksi sedikit

supaya tulang belakang servikal tidak mengalami putaran dan tetap

lurus. Penolong 2 dan 3 memutar badan, dan penolong 4

menggerakkan anggota gerak bawah serentak dan sesuai.

- Pada gambar B. mengangkat dengan tulang belkang tetap lurus.

Perhatikan tarikan kontinu pada kepala

- Pada gambar C, jangan sekali-kali seperti ini, perhatikan keadaan

tulang belakang servikal dan torakolumbal yang dapat cedera bahkan

sampai timbul lesi transversa medulla spinalis. 2

3.4 Pegobatan

Page 11: Fraktur tulang makalah

Secara umum, terdiri dari pengobatan non operasi atau intervensi

bedah. Langkah pertama dalam pengobatan patah tulang belakang adalah

imobilisasi untuk melindungi sumsum tulang belakang. Setelah lokasi

fraktur dan tingkat cedera tulang belakang di periksa ( melalui x-ray, CT

scan , dan MRI ), perawatan akan tergantung pada jenis fraktur, lokasi,

dan kerusakan saraf dan mungkin berbeda dari pendekatan konservatif

untuk intervensi bedah. Pasien yang memiliki fraktur stabil tanpa akar

saraf atau sumsum tulang belakang dan mereka yang memiliki riwayat

cedera neurologis lengkap ( kompresi saraf tetapi tidak ada kelumpuhan )

mungkin akan ditinjau untuk operasi dekompresi dan fusi. Bedah mungkin

mempertahankan bantuan fungsi neurologis cedera neurologis lengkap tapi

berbeda untuk pasien dengan paraplegia lengkap dengan defisit

neurologis, dengan tidak adanya fraktur yang tidak stabil. Pasien

hemodinamik tidak stabil tidak diobati sampai mereka telah melakukan

pembedahan stabil. 3

Salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam penentuan apakah

untuk mengobati cedera non surgikal atau pembedahan stabilitas adalah

fraktur. Secara umum, jika patah tulang stabil, daerah yang terkena

dampak adalah ( leher atau punggung ) yang bergerak dengan

menggunakan orthotics ( kawat gigi atau korset ) atau gips. Fraktur

thoraco-lumbal ringan dengan risiko rendah, biasanya hanya

membutuhkan orthoses minimal immobilisasi ( misalnya, korset

lumbosakral ) untuk membatasi gerakan. Cedera yang signifikan, patah

tulang dan berat: seperti fraktur kompresi moderat, mungkin memerlukan

penjepit lebih kaku. Fraktur serviks ringan mungkin memerlukan traksi,

diterapkan untuk memanipulasi patah tulang perlahan-lahan kembali

keposisi yang tepat. 3

Pilihan lain tanpa pembedahan untuk deformitas signifikan adalah

untuk menstabilkan patah tulang belakang perkutaneus dengan

menyuntikkan semen tulang ( polimetil metakrilat ) ke dalam segmen

vertebra (vertebroplasti), atau untuk mengurangi cacat dan kemudian

menstabilkan dengan menyuntikkan semen tulang (kyphoplasty).

Page 12: Fraktur tulang makalah

Luka parah, dislokasi, seperti patah tulang bertingkat dan remuk,

fraktur tidak stabil, dan orthotics tidak akan memberikan dukungan yang

cukup untuk memastikan perlindungan dari cedera lebih lanjut. Itu

menghasilkan deformitas fraktur yang tidak stabil membutuhkan

dekompresi bedah umum, stabilisasi, dan gabungan. Pengobatan

konservatif fraktur tidak stabil bereputasi tinggi dapat memberikan hasil

yang menguntungkan bagi orang yang menjalani operasi. Namun, pilihan

ini sangat individual dan tergantung pada sejumlah faktor, termasuk

potensi untuk cedera neurologis. Prosedur setelah imobilisasi, pengobatan

terdiri dari istirahat, air dingin atau panas , dan modalitas lainnya . Obat-

obatan termasuk penghilang rasa sakit narkotika mungkin untuk sakit

parah, over-the-counter analgesik ( misalnya, asetaminofen ) untuk nyeri

ringan, antibiotik untuk melawan infeksi jika kulit rusak atau jika operasi

dilakukan. Kortikosteroid profilaksis digunakan ketika ada kemungkinan

cedera tulang belakang ( untuk mengurangi pembengkakan dan

meminimalkan kerusakan ). 3

3.5 Prognosis

Hasilnya tergantung pada tingkat keparahan fraktur, jumlah sisa

cacat, dan tingkat kerusakan saraf. Individu dengan patah tulang belakang

stabil dan tidak ada defisit neurologis atau cedera bersamaan biasanya

memiliki hasil yang baik setelah periode singkat istirahat tidur dan

ambulasi dini, dengan atau tanpa orthosis.

Kemungkinan penyembuhan lengkap dan tidak ada rasa sakit

setelah patah tulang serviks tanpa kerusakan neurologis sangat baik

dengan pengobatan konservatif . Rata-rata waktu penyembuhan adalah 6

sampai 12 minggu dalam traksi, diikuti oleh dua bulan untuk penyangga

leher. Cedera tulang belakang leher memiliki durasi biasanya lebih pendek

dari cedera tulang belakang di dada, lumbal, atau wilayah sakral.

Fraktur thorakolumbal yang stabil memiliki prognosis yang sangat

baik dan dapat sembuh dalam waktu 6 sampai 8 minggu dengan

pengobatan konservatif. Namun, studi memiliki gejala menunjukkan yang

Page 13: Fraktur tulang makalah

mungkin berlangsung selama 3 sampai 9 bulan sebelum kembali ke fungsi

penuh, meskipun hanya sedikit memiliki hasil yang merugikan Individu

bahkan dengan gejala berkepanjangan ( Levine ). Hasil fungsional dapat

ditangani dengan non operasi untuk patah tulang belakang dengan gejala

neurologis cukup baik.

Lumbar tulang belakang adalah untuk mobilitas yang terintegrasi

dan keselarasan tulang belakang secara keseluruhan, mungkin terganggu

oleh sisa deformitas. Fraktur vertebra lumbal lebih rendah ditangani

dengan atau tanpa fusi, dapat menyebabkan perkembangan gejala dan

perubahan degeneratif.

Bedah (dekompresi , stabilisasi , dan fusi atau corpectomy dan

fusi) Biasanya berhasil melumpuhkan tulang punggung namun mungkin

terkait dengan nyeri residu dan / atau mobilitas berkurang di daerah yang

terkena dampak dari belakang. Karena ada potensi untuk berbagai tingkat

kelumpuhan jika saraf tulang belakang terluka, prognosis bervariasi secara

luas dalam kasus ini (dari pemulihan penuh sampai kelumpuhan penuh) 3

3.6 Rehabilitasi

Terapi rehabilitasi untuk patah tulang belakang berbeda

berdasarkan lokasi fraktur, tingkat keparahan, dan penyebab fraktur.

Individu yang membutuhkan stabilisasi operasi melalui fusi tulang

belakang vertebral atau metode fiksasi lainnya akan terlibat dalam rutinitas

yang sama sebagai orang-orang yang menerima penyembuhan non operasi.

Namun, tingkat kemajuan dan latihan mereka terpilih akan

memperhitungkan keterbatasan dikenakan oleh prosedur operasi. Dalam

kasus lainnya, latihan terapi untuk kelompok otot tidak bergerak yang

diprakarsai untuk meningkatkan keselarasan tulang belakang dan

penyembuhannya.

Secara umum, untuk patah tulang dengan defisit neurologis,

sebagian besar program rehabilitasi progresif termasuk terapi fisik dan

dilakukan selama 12 sampai 24 minggu. Terapi rehabilitasi penting untuk

penderita fraktur vertebra dengan defisit neurologis . Waktu penyembuhan

Page 14: Fraktur tulang makalah

lengkap untuk patah tulang belakang antara 6 dan 8 minggu atau ketika

penyatuan tulang vertebral selesai. 3

3.7 Komplikasi

Komplikasi yang paling serius pada patah tulang adalah fraktur

tulang belakang, dapat menyeabkan kelumpuhan bahkan kematian. Sekitar

39 % dari patah tulang serviks memiliki beberapa derajat defisit neurologis

( Davenport ). Komplikasi lainnya termasuk infeksi patah tulang belakang,

kerusakan saraf, malunion, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK),

penyakit gastrointestinal, atau osteoarthritis ketidakstabilan lebih lanjut di

daerah tersebut, gangguan suplai darah ke daerah fraktur, dan nekrosis

avaskular. Nyeri kronis sebagai akibat patah tulang belakang dapat

menyebabkan depresi. Patah tulang belakang dapat menyebabkan

perubahan postural, yang mengarah pembungkukkan ( kyphosis ).

Kyphosis juga dapat membatasi kapasitas paru total dan toleransi latihan.

Fraktur tulang belakang leher bisa diperparah oleh syok spinal, syok

neurogenik, sindrom kabel lengkap dan tidak lengkap, sindrom Brown -

Sequard, dan sindrom Horner. 3

Page 15: Fraktur tulang makalah

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Fraktur adalah patah tulang, biasanya di disebabkan oleh trauma

atau tenaga fisik. Gejala klasik fraktur tulang adalah adanya riwayat

trauma, rasa nyeri dan bengkak dibagian tulang yang patah, deformitas,

nyeri tekan, krepitasi, gangguan fungsi muskuloskeletal akibat nyeri,

putusnya kontinuitas tulang, dan gangguan neuro vaskular. Apabila gejala

klasik tersebut ada, secara klinis diagnosis fraktur dapat di tegakan.

Fraktur terdiri atas fraktur lengkap atau tidak lengkap. Fraktur lengkap

terjadi apabila seluruh tulang patah, sedangkan fraktur tidak lengkap tidak

melibatkan seluruh ketebalan tulang.

Fraktur vertebra Mengacu pada rusaknya salah satu tulang

(vertebrae) dari kolum tulang belakang. Tulang belakang Digambarkan

dalam tiga kolom load-bearing (seperti pada gambar) Yang berfungsi

sebagai stabilitas tulang belakang: kolomanterior di depan, kolom tengah,

dan kolom posterior di belakang.

Pemeriksaan radiologi dilakukan untuk menetukan jenis dan

kedudukan fragmen fraktur. Foto roentgen harus memenuhi beberapa

syarat, yaitu letak patah tulang harus diletakkan di tengah foto dan sinar

harus menembus tempat ini secara tegak lurus. Harus selalu dibuat dua

lembar foto dengan arah yang saling tegak lurus. Pemeriksaan khusus

seperti CT-scan atau MRI kadang diperlukan, misalnya pada kasus fraktur

vertebra yang disertai gejala neurologis.

Page 16: Fraktur tulang makalah

DAFTAR PUSTAKA

1. Price Sylvia A., Wilson Lorraine M. patofisiologi: konsep klinis proses-

proses penyakit, ed. 6, Jakarta, 2005, EGC.

2. Sjamsuhidajat, de Jong, Buku Ajar Bedah, ed. 3, Jakarta, 2010, EGC.

3. 12 september 2013, 02:30, http://www.mdguidelines.com/fracture-

vertebra.