Fraktur Radius Ulna
description
Transcript of Fraktur Radius Ulna
PORTOFOLIO
Fraktur Terbuka Derajat II Radius Ulna Dekstra
Sepertiga Proksimal
Presentan
Dr. Akhnal Syaputra
Pendamping
Dr. Rahman Gusdiardi
PROGRAM DOKTER INTERNSIP
RSUD M. ZEIN PAINAN
2013
Borang Portofolio
No. ID dan Nama Peserta : dr. Akhnal Syaputra
No. ID dan Nama Peserta: RSUD Dr. M. Zein Painan
Topik : Fraktur Terbuka Derajat II Radius Ulna Dekstra Sepertiga
Proksimal
Tanggal Kasus : 27 Januari 2013
Nama Pasien : Ny. N Nomor RM : 146547
Tanggal Presentasi : 29
Januari
2013
Pendamping : dr. Rahman Gusdiardi
Tempat Presentasi : Aula RSUD Dr. M. Zein Painan
Objektif Presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumi
l
Deskripsi : Wanita usia 28 tahun datang ke IGD RSUD M. Zein Painan dengan keluhan
nyeri dan bengkak disertai luka robek pada lengan bawah kanan setelah
diserang babi hutan sejak 3 jam yang lalu.
Tujuan : Mengidentifikasi gejala, diagnosis dan tatalaksana dari Fraktur Terbuka
Derajat II Radius Ulna Dekstra Sepertiga Proksimal
Bahan
Bahasan :
Tinjauan
Pustaka
Riset Kasus Audit
Cara
Membahas
:
Diskusi Presentasi dan Diskusi Email Pos
Data
Pasien
Nama : Ny. N No. Reg: 146547
Nama Klinik : RSUD Dr. M. Zein
Painan
Telp : (0756) 21428 Terdaftar sejak :
Data Utama untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis / Gambaran Klinis :
- nyeri dan bengkak disertai luka robek pada lengan bawah kanan setelah digigit
babi hutan sejak 3 jam yang lalu. Lengan bawah kanan tidak dapat digerakkan.
Darah merembes dari tempat luka robek.
- Nyeri dan bengkak disertai luka robek juga dirasakan di betis kanan akibat di
serunduk babi hutan, namun tungkai dan kaki kanan dapat digerakkan.
Perdarahan aktif dari luka (-).
- pasien sadar setelah kejadian
- trauma di daerah kepala, dada, perut dan genitalia tidak ada
- sesak nafas (-), mual (-), muntah (-)
2. Riwayat Pengobatan : -
3. Riwayat Kesehatan/Penyakit : -
4. Riwayat keluarga : -
5. Riwayat Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status Generalisata :
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 120/90 mmHg
Nadi : 100 x/mnt
Nafas : 22 x/mnt
Suhu : 370C
BB : 45 Kg
Status Lokalis untuk dugaan diagnosis dan menyingkirkan diagnosis banding :
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Dada : simetris, vulnus (-), hematom (-)
Paru I : normochest, simetris kiri kanan, retraksi dinding dada tidak ada
Pa : fremitus kiri = kanan
Pk : sonor
A : napas vesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Jantung I : Iktus tidak terlihat
Pa : Iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V
Pe : batas jantung dalam batas normal
A : Bunyi jantung murni, irama teratur, bising tidak ada
Abdomen : Vulnus (-), Hematome (-), Supel, nyeri tekan (-), Hepar dan Lien
tidak teraba, Bising Usus (+) Normal
Genitalia : vulnus (-), hematom (-), perdarahan (-)
Ekstremitas : akral hangat, refilling kapiler baik
Status Lokalis :
1. vulnus laceratum pada regio antebrakii dekstra, 8 cm dibawah articulasio cubiti,
ukuran 5 cm x 3 cm dengan dasar tulang, gerakan terbatas, nyeri saat digerakan (+),
pergerakan digiti-digiti manus dekstra (+), gangguan sensoris (-).
2. Vulnus laceratum pada regio cruris dekstra, 20 cm dibawah genu, ukuran 3cm x 1
cm dasar jaringan subkutis, hematome (+), gerakan bebas, nyeri saat digerakan (-),
krepitasi (-), nyeri sumbu (-), pergerakan digiti-digiti pedis dekstra (+), gangguan
sensoris (-).
Pemeriksaan Penunjang :
Rontgen foto radius ulna dekstra AP dan Lateral
Rontgen foto cruris dekstra AP dan
Lateral
Diagnosis :
-Fraktur Terbuka Derajat II Radius Ulna Dekstra Sepertiga Proksimal
-Vulnus Laseratum et regio cruris dekstra
Daftar Pustaka :
1. Mansjoer, A (ed), 2001, Kapita Selekta Kedokteran edisi ketiga, Media Aesculapius
FKUI, Jakarta
2. Reksoprodjo, S (ed), 1999, Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Bagian Ilmu Bedah
FKUI/RSCM. Binarupa Aksara, Tanggerang
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio
Subjektif :
- nyeri dan bengkak disertai luka robek pada lengan bawah kanan setelah digigit babi hutan sejak 3 jam yang lalu. Lengan bawah kanan tidak dapat digerakkan. Darah merembes dari tempat luka robek.
- Nyeri dan bengkak disertai luka robek juga dirasakan di betis kanan akibat di serunduk babi hutan, namun tungkai dan kaki kanan dapat digerakkan. Perdarahan aktif dari luka (-).
- pasien sadar setelah kejadian- trauma di daerah kepala, dada, perut dan genitalia tidak ada - sesak nafas (-), mual (-), muntah (-)
Objektif :
Status Generalisata :Keadaan Umum : Tampak sakit sedangKesadaran : Compos MentisTekanan Darah : 120/90 mmHgNadi : 100 x/mntNafas : 22 x/mntSuhu : AfebrisBB : 45 KgStatus Lokalis untuk dugaan diagnosis dan menyingkirkan diagnosis banding :Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik Leher : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening Dada : simetris, vulnus (-), hematom (-) Paru I : normochest, simetris kiri kanan, retraksi dinding dada tidak ada Pa : fremitus kiri = kanan Pk : sonor A : napas vesikuler, Rh -/-, Wh -/- Jantung I : Iktus tidak terlihat
Pa : Iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V Pe : batas jantung dalam batas normal A : Bunyi jantung murni, irama teratur, bising tidak ada Abdomen : Vulnus (-), Hematome (-), Supel, nyeri tekan (-), Hepar dan Lien tidak teraba, Bising Usus (+) NormalGenitalia : vulnus (-), hematom (-), perdarahan (-)Ekstremitas : akral hangat, refilling kapiler baikStatus Lokalis :
1. vulnus laceratum pada regio antebrakii dekstra, 8 cm dibawah articulasio cubiti, ukuran 5 cm x 3 cm dengan dasar tulang, gerakan terbatas, nyeri saat digerakan (+), pergerakan digiti-digiti manus dekstra (+), gangguan sensoris (-).
2. Vulnus laceratum pada regio cruris dekstra, 20 cm dibawah genu, ukuran 3cm x 1 cm dasar jaringan subkutis, hematome (+), gerakan bebas, nyeri saat digerakan (-), krepitasi (-), nyeri sumbu (-), pergerakan digiti-digiti pedis dekstra (+), gangguan sensoris (-).
Assesment :
Diagnosis Fraktur Terbuka Derajat II Radius Ulna Dekstra Sepertiga Proksimal
ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang. Pasien ini datang dengan
nyeri, bengkak dan pergerakan yang terbatas pada lengan bawah kanan, ini adalah keluhan
subjektif pada pasien fraktur. Pada inspeksi didapatkan vulnus laseratum dengan dasar
tulang, ukuran 5 cm x 3 cm, dan tidak ada kelainan sensoris maupun motorik dibagian
distal, ini menjadi dasar adanya fraktur terbuka derajat II. Dimana derajat fraktur terbuka
menurut R. Gustilo dibagi menjadi 3, yaitu:
Derajat I:
- Luka < 1cm
- Kerusakan jaringan lunak sedikit, tidak ada tanda luka remuk
- Fraktur sederhana, tranversal, oblik, atau kominutif ringan
- Kontaminasi minimal
Derajat II:
- Laserasi > 1 cm
- Kerusakan jaringan lunak, tidak luas,
- Fraktur kominutif sedang
- Kontaminasi sedang
Derajat III:
- Terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas, meliputi struktur kulit, otot, dan
neurovaskular serta kontaminasi derajat tinggi.
Sedangkan diagnosis fraktur radius ulna sepertiga proksimal dekstra itu ditegakkan
dari pemeriksaan rontgen, dimana pada foto AP maupun lateral terlihat adanya
diskontinuitas os ulna dan radius di sepertiga proksimal dekstra. Dari foto kita juga dapat
menyimpulkan bahwa pada os terjadi fraktur komplit dimana garis patah melalui seluruh
penampang tulang, lalu trauma yang terjadi pada pasien ini adalah trauma angulasi ini
terlihat dari garis patahnya yang obliq. Kemudian juga bisa digolongkan menjadi fraktur
kominutif karena pada foto terlihat adanya garis fraktur yang lebih dari satu namun saling
berhubungan. Berbeda dengan fraktur segmental yang garis fraktur juga lebih dari satu
namun tidak saling berhubungan, atau pun multiple dimana garis fraktur juga lebih dari
satu namun pada tempat atau pun tulang yang berbeda.
Pada region cruris pasien ini, dari anamnesis dicurigai adanya fraktur karena adanya
nyeri dan pembengkakkan serta adanya laserasi. Namun padi pemeriksaan fisik tidak
terdapat adanya keterbatasan gerak dan krepitasi maupun kelainan neurovascular.
Pemeriksaan rontgen cruris AP dan Lateral pada pasien ini tetap dilakukan untuk
menyingkirkan adanya fraktur minimal seperti hairline fracture (patah retak rambut), yang
tentukan akan mempengaruhi tatalaksana selanjutnya. Dan hasilnya pada pasien ini tidak
terlihat adanya fraktur pada tulang tibia maupun fibula dekstranya.
Penatalaksanaan awal pada pasien ini adalah sama dengan trauma lain yaitu
pemeriksaan jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi. Dari status generalis pada pasien ini
dapat kita simpulkan tidak ada masalah. Meskipun sirkulasi aman, pemasangan jalur
intravena tetap dilakukan untuk memaintenance cairan dan persiapan dirujuk. Pada pasien
ini dipasang cairan elektrolit yaitu IVFD RL 20 gtt/menit. Pemberian ATS dan antibiotic
IV tujuannya adalah untuk pemayungan. Kemudian pemasangan bidai pada lengan kanan
untuk imobilisai sampai tempat rujukan. Hecting vulnus di cruris dilakukan karena adanya
laserasi sampai subkutis dan terbukti tidak adanya fraktur.
Sedangkan untuk penatalaksanaan definitif tentu dilakukan pada tempat rujukan.
Tindakan pada fraktur terbuka harus dilakukan secepat mungkin. Penundaan waktu dapat
mengakibatkan komplikasi infeksi. Waktu yang optimal untuk bertindak sebelum 6-7 jam
(golden period). Tindakan operatif pada pasien ini biasanya dilakukan reposisi anatomis
diikuti dengan fiksasi interna (open reduction and internal fixation).
Kemungkinan komplikasi dini pada pasien ini adalah nekrosis kulit, gangrene dan
osteomylitis. Sedangkan komplikasi lanjutnya dapat berupa kontraktur, atropi otot,
malunion, non union atau infected nonunion dan osteoporosis post trauma. Untuk itu
follow up dan rehabilitasi post op sangatlah penting. Untuk tulang radius dan ulna proses
union memakan waktu 10-12 minggu. Rongten ulangan biasanya dilakukan pada 6 minggu
dan 3 bulan post op. Kemudian untuk mempercepat pengembalian fungsi tangannya pada
pasien ini perlu di follow up status neurovaskuler, mengontrol kecemasan dan nyeri pasien,
mulai latihan ROM aktif dan pasif dari jari-jari, pergelangan tangan dan siku segera
mungkin setelah operasi dan mengembalikan aktivitas sehari-hari pasien secera bertahap.
Proses penyembuhan tulang itu sendiri terdiri dari beberapa stadium, yaitu :
- Stadium pembentukan hematom, dimana terbentuk dari darah yang mengalir yang
berasal dari pembuluh darah yang robek, kemudian hematom dibungkus oleh
jaringan lunak disekitarnya (periosteum dan otot). Tahap ini terjadi dalam 1-2 x 24
jam.
- Stadium proliferasi sel/ inflamasi, dimana sel-sel berproliferasi dari periosteum
menjadi precursor osteoblast dan tumbuh kea rah fragmen tulang. Proliferasi juga
terjadi di sum-sum tulang. Ini dimulai pada hari kedua.
- Stadium pembentukkan kalus. Osteoblast membentuk kalus atau tulang lunak,
ka;lus memberikan rigidiatas pada fraktur, bila pada X-ray terlihat massa kalus
berarti fraktur telah menyatu, proses ini dimulai setelah 6-10 hari.
- Stadium konsolidasi. Kallus mengeras dan secara bertahap menjadi tulang mature.
Terjadi pada minggu ke 3-10.
- Stadium remodeling. Lapisan bulbous mengelilingi tulang, osteoklast membuang
tulang yang terbentuk berlebihan, pada anak-anak proses ini berlangsung sempurna,
namun pada dewasa masih ada tanda penebalan tulang.
Plan :
Diagnosis :
-Fraktur Terbuka Derajat II Radius Ulna Dekstra Sepertiga Proksimal
-Vulnus Laseratum et regio cruris dekstra
Pengobatan :
- Wound Toilet
- Hecting vulnus et regio cruris dekstra
- Pasang spalk di antebrakii
- Inj ATS 1 ampul IM ( alergi test )
- IVFD RL 20 gtt/menit
- Inj Cefotaxim 1x 1g IV (alergi test)
- Rujuk Bedah Ortopedi M Djamil
Pendidikan :
- Tangan kanan jangan digerakan
- Tidak dianjurkan pergi ke dukun tulang
- Kontrol ke dokter ortopedi pada masa pemulihan
Konsultasi
Konsultasi dengan dr bedah ortopedi untuk penatalaksanaan selanjutnya
Rujukan
Rujuk ke IGD / Dr Bedah Ortopedi M Djamil Padang