Askep WIRE Fraktur Ulna

31
askep WIRE fraktur ulna BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi semakin hari semakin maju dan menantang manusia untuk bersaing. Keberanian ini seringkali memotivasi manusia untuk maju, akan tetapi tidak jarang hal tersebut membuat manusia merasa stress. Stress karena kesibukan ini terkadang membuat manusia tidak memperhatikan keadaan dan keselamatan dirinya. Oleh karena itu tidak jarang manusia mengalami kecelakaan terutama kecelakaan lalu lintas. Dimana sampai saat ini korban kecelakaan lalu lintas merupakan angka kejadian tertinggi di Indonesia, khususnya di Jakarta. Kecerobohan dalam memperlengkapi alat pengaman dan tidak memperhatikan rambu-rambu lalu lintas merupakan salah satu penyebab terjadinya kecelakaan. Dari kecelakaan ini menimbulkan trauma, baik secara Fisik dan Psikologis. Fraktur atau patah tulang adalah salah satu bentuk trauma fisik yang perlu ditangani dengan cepat agar tidak menimbulkan kerusakan yang lebih parah. Masalah ini dapat terjadi pada semua kelompok usia (Brunner and Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, 2002). Disinilah peran perawat sebagai tenaga kesehatan ialah memberikan penyuluhan tentang bagaimana mencegah terjadinya kecelakaan dengan senantiasa berhati-hati dalam melakukan aktifitas sehari-hari, serta memberikan asuhan keperawatan secara tepat kepada penderita fraktur dan memberi penyuluhan tentang pentingnya asupan karbohidrat, protein dan kalsium yang cukup untuk proses penyembuhan dan pembentukan tulang baru. B. Rumusan Masalah

Transcript of Askep WIRE Fraktur Ulna

Page 1: Askep WIRE Fraktur Ulna

askep WIRE fraktur ulna

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu dan teknologi semakin hari semakin maju dan menantang manusia untuk bersaing. Keberanian ini seringkali memotivasi manusia untuk maju, akan tetapi tidak jarang hal tersebut membuat manusia merasa stress. Stress karena kesibukan ini terkadang membuat manusia tidak memperhatikan keadaan dan keselamatan dirinya. Oleh karena itu tidak jarang manusia mengalami kecelakaan terutama kecelakaan lalu lintas.

Dimana sampai saat ini korban kecelakaan lalu lintas merupakan angka kejadian tertinggi di Indonesia, khususnya di Jakarta. Kecerobohan dalam memperlengkapi alat pengaman dan tidak memperhatikan rambu-rambu lalu lintas merupakan salah satu penyebab terjadinya kecelakaan. Dari kecelakaan ini menimbulkan trauma, baik secara Fisik dan Psikologis. Fraktur atau patah tulang adalah salah satu bentuk trauma fisik yang perlu ditangani dengan cepat agar tidak menimbulkan kerusakan yang lebih parah. Masalah ini dapat terjadi pada semua kelompok usia (Brunner and Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, 2002).

Disinilah peran perawat sebagai tenaga kesehatan ialah memberikan penyuluhan tentang bagaimana mencegah terjadinya kecelakaan dengan senantiasa berhati-hati dalam melakukan aktifitas sehari-hari, serta memberikan asuhan keperawatan secara tepat kepada penderita fraktur dan memberi penyuluhan tentang pentingnya asupan karbohidrat, protein dan kalsium yang cukup untuk proses penyembuhan dan pembentukan tulang baru.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana Asuhan Keperawatan Perioperatif ORIF WIRE pada Klien Nn. T dengan Fraktur Ulna di IBS PKU Muhammadiyah Gombong.

C. Ruang Lingkup

Asuhan keperawatan pre operatif, intra operatif, dan post operatif dengan tindakan ORIF WIRE pada Klien Nn. T dengan Fraktur Ulna di ruang OK 2 IBS PKU Muhammadiyah Gombong dengan pendekatan proses asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi,implementasi dan evaluasi.

Page 2: Askep WIRE Fraktur Ulna

D. Tujuan

1. Tujuan Umum

Menambah pengetahuan dan informasi tentang asuhan keperawatan pada kasus Fraktur Ulna

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui tentang definisi, etiologi, anatomi fisiologi, Patofisiologi dari Fraktur Ulna

b. Mengetahui tanda dan gejala diagnosa banding, komplikasi, penatalaksanaan dari Apendiksitis

c. Mengetahui pemeriksaan penunjang, asuhan keperawatan dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi keperawatan dari Fraktur Ulna

E. Manfaat

a. Bagi Penyusun

Menambah pengetahuan dan wawasan keperawatan, tinjauan pustaka dari Fraktur Ulna

b. Bagi Pembaca

Menambah pengetahuan dan informasi secara singkat tentang Tinjauan kepustakaan dan asuhan keperawatan.

c. Bagi Pendidikan

Menambah referensi dan sumber bacaan secara singkat tentang Fraktur Ulna

BAB II

Tinjauan Pustaka

A. Definisi Fraktur

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya. (Brunner & Suddarth, Buku Ajar Medikal Bedah, 2002, hal. 2357).

Fraktur adalah patah tulang biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik (Sylvia A., Patofisiologi, 1995).

B. Klasifikasi Fraktur

1. Fraktur tertutup

Page 3: Askep WIRE Fraktur Ulna

Fraktur dengan kulit utuh melewati tempat fraktur dimana tulang tidak menonjol keluar melewati kulit.

2. Fraktur terbuka

Robeknya kulit pada tempat fraktur, luka berhubungan dengan kulit ke tulang. Oleh sebab itu fraktur berhubungan dengan lingkungan luar, sehingga berpotensi terjadi infeksi. Fraktur terbuka lebih lanjut dibedakan menjadi 3 berdasarkan beratnya fraktur.

⢠Grade I� : disertai kerusakan pada kulit yang minimal kurang dari 1 cm.

⢠Grade II : seperti pada grade I dengan kulit dan luka memar pada otot.�

⢠Grade III : luka lebih dari 6-8 cm dengan kerusakan pada pembuluh darah.�

3. Fraktur komplit

Patah yang melintang ke seluruh tulang dan sering berpindah dari posisi normal.

4. Fraktur inkomplit

Meluasnya garis fraktur yang melewati sebagian tulang dimana yang mengganggu kontinuitas seluruh tubuh. Tipe fraktur ini disebut juga green stick atau fraktur hickoristik.

5. Fraktur comminuted

Fraktur yang memiliki beberapa fragmen tulang.

6. Fraktur patologik

Fraktur yang terjadi sebagai hasil dari gangguan tulang yang pokok, seperti osteoporosis. Garis fraktur membentuk sudut oblique (sekitar 45o) pada batang atau sendi pada tulang.

7. Fraktur longitudinal

Garis fraktur berkembang secara longitudinal.

8. Fraktur transversal

Garis fraktur menyilang lurus pada tulang.

9. Fraktur spiral

Garis fraktur berbentuk spiral mengelilingi tulang.

Page 4: Askep WIRE Fraktur Ulna

C. Etiologi Fraktur

Penyebab paling umum fraktur adalah :

- Benturan/trauma langsung pada tulang antara lain : kecelakaan lalu lintas/jatuh.

- Kelemahan/kerapuhan struktur tulang akibat gangguan penyakti seperti osteoporosis, kanker tulang yang bermetastase.

D. Patofisiologi Fraktur Ulna

Fraktur kaput ulna sering terjadi akibat jatuh dan tangan menyangga dengan siku ekstensi. Bila terkumpul banyak darah dalam sendi siku (hemarthosis) harus diaspirasi untuk mengurangi nyeri dan memungkinkan gerakan awal.

Bila fraktur mengalami pergeseran dilakukan pembedahan dengan eksisi kaput radii bila perlu. Paska operasi lengan dimobilisasi dengan bebat gips posterior dan sling. Fraktur pada batang radius dan ulna (pada batang lengan bawah) biasanya terjadi pada anak-anak. Baik radius maupun ulna keduanya dapat mengalami patah. Pada setiap ketinggian, biasanya akan mengalami pergeseran bila kedua tulang patah.

Dengan adanya fraktur dapat menyebabkan atau menimbulkan kerusakan pada beberapa bagian. Kerusakan pada periosteum dan sumsum tulang dapat mengakibatkan keluarnya sumsum tulang terutama pada tulang panjang. Sumsum kuning yang keluar akibat fraktur terbuka masuk ke dalam pembuluh darah dan mengikuti aliran darah sehingga mengakibatkan emboli lemak. Apabila emboli lemak ini sampai pada pembuluh darah yang sempit dimana diameter emboli lebih besar daripada diameter pembuluh darah maka akan terjadi hambatan aliran darah yang mengakibatkan perubahan perfusi jaringan.

Kerusakan pada otot atau jaringan lunak dapat menimbulkan nyeri yang hebat karena adanya spasme otot di sekitarnya. Sedangkan kerusakan pada tulang itu sendiri mengakibatkan perubahan sumsum tulang (fragmentasi tulang) dan dapat menekan persyaratan di daerah tulang yang fraktur sehingga menimbulkan gangguan syaraf ditandai dengan kesemutan, rasa baal dan kelemahan.

E. Tanda dan Gejala

⢠Nyeri hebat pada daerah fraktur dan nyeri bertambah bila ditekan/diraba.�

⢠Tidak mampu menggerakkan lengan/tangan.�

⢠Spasme otot.�

Page 5: Askep WIRE Fraktur Ulna

⢠Perubahan bentuk/posisi berlebihan bila dibandingkan pada keadaan normal.�

⢠Ada/tidak adanya luka pada daerah fraktur.�

⢠Kehilangan sensasi pada daerah distal karena terjadi jepitan syarat oleh fragmen tulang.�

⢠Krepitasi jika digerak� kan.

⢠Perdarahan.�

⢠Hematoma. �

⢠Syok �

⢠Keterbatasan mobilisasi�

F. Pemeriksaan diagnostik

a. Foto rontgen pada daerah yang dicurigai fraktur.

b. Pemeriksaan lainnya yang juga merupakan persiapan operasi antara lain :

- Darah lengkap

- Golongan darah

- Masa pembekuan dan perdarahan.

- EKG

- Kimia darah

BAB III

Tinjauan Kasus

Page 6: Askep WIRE Fraktur Ulna

A. PENGKAJIAN

1. Biodata Pasien

a. Nama : Nn. T

b. Umur : 19 tahun

c. Alamat : Tersobo, 1/5 Prembun

d. Pekerjaan : Mahasiswa

e. No Register : 212050

f. Dx Medis : Fraktur Ulna

g. Tindakan Operasi : ORIF WIRE

h. Kamar Op/Tanggal : Selasa, 27/ 12 /2011, Kamar 2.

2. Biodata Penanggung Jawab

a. Nama : Ny. S

b. Umur : 52 tahun

c. Alamat : Tersobo, 1/5 Prembun

d. Pekerjaan : IRT

e. Pendidikan : SMA

f. Hubungan dengan pasien : Ibu

3. Keluhan utama :

Pasien mengatakan nyeri

4. Riwayat Kesehatan

a. Sekarang :

Pasien Nn. T, 19 th pada hari Senin, 26 Des 11 pukul 09.00 wib datang ke PKU Muhammadiyah Gombong dengan keluhan nyeri tangan kiri akibat kecelakaan pada hari Sabtu 24 Des 2011. Pasien telah mendapat perawatan spalk di puskesmas Sentolo Kulon Progo. Pada hari Sabtu 24 des 2011 hasil pemeriksaan Ro : Fraktur Ulna sinistra. Saat di kaji pasien compos mentis, GCS 15, hasil pemeriksaan tanda vital TD 110/70 mmHg, N 80x/menit, RR 20 x/menit, S 36,70 C. Hasil pemeriksaan nyeri, P : pasien

Page 7: Askep WIRE Fraktur Ulna

mengatakan nyeri saat tangan digerakkan dan berkurang saat tidur, Q: nyeri seperti ditusk-tusuk, R : ulna sinistra, S : skala 6,T : hilang timbul. Oleh dokter pasien di sarankan utuk operasi ORIF WIRE pada hari Selasa, 27 Des 11 pukul 15.00 wib.

b. Dahulu :

Pasien sebelumnya belum pernah mengalami kecelakaan dan belum pernah dioperasi.

c. Keluarga :

Keluarga pasien saat ini tidak ada yang mengalami penyakit seperti pasien, dan pasien tidak mempunyai penyakit keturunan seperti DM, Hipertensi dll.

5. Status Kesehatan :

1) Kesadaran : Compos Metis

2) Vital Sign : TD : 110/70 mmHg

RR : 20 x/menit

N : 80x/menit

S : 36,7 0 C

3) Head to Toe

a) Kepala : mesochepal, tidak ada lesi, tidak ada hematoma, tidak ada nyeri tekan

b) Rambut : warna hitam, tampak kusut, tidak ada kebotakan

c) Mata : pengelihatan normal, diameter pupil 3, sclera an ikterik, konjungtiva anemis, pupil isokor

d) Hidung : bentuk simertis, tidak ada perdarahan, tidak ada secret

e) Telinga : bentuk normal, pendengaran normal, tidak ada secret,

tidak ada perdarahan

f) Mulut dan gigi : mukosa kering, mulut dan gigi bersih

i. Leher : tidak ada pembesaran tyroid, nadi karotis teraba, tidak ada pembesaran limfoid

g) Thorax :

Pemeriksaan Jantung Paru- paru

Inspeksi Tidak ada pembesaran , tidak ada bekas luka Frekuensi nafas teratur, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada jejas

Page 8: Askep WIRE Fraktur Ulna

Palpasi Tidak ada pembersaran, tidak ada benjolan Tidak ada pembersaran, tidak ada benjolan

Perkusi Bunyi redup Bunyi sonor

Auskultasi Bunyi S1 S2 normal Bunyi vesikuler

h) Abdomen :

I : bentuk simetris, tidak ada benjolan, tidak ada bekas

luka

A : bising usus 6 x/menit,

P : suara timpani

P : tidak ada pembesaran hati,tidak ada nyeri tekan

i) Genitalia : Genitalia normal, tidak ada pembesara prostat, urin tidak ada darah, urine berwarna kuning jernih, bau amonia

j) Eksteremitas : kekuatan otot 5 2

5 5

Refleks pasien : baik, ROM : sebagian, Akral hangat, ada edema di tangan kiri

P : pasien mengatakan nyeri saat tangan digerakkan dan berkurang saat tidur, Q: nyeri seperti ditusk-tusuk, R : ulna sinistra, S : skala 6,T : hilang timbul.

4) Pencukuran daerah operasi : Tidak

5) Kompres daerah operasi dengan kassa alcohol : sudah

6) Pengosongan lambung : sudah

7) Pengosongan kandung kemih : sudah

8) Baju operasi : Sudah

6. Pola fungsional ( Virginia Handerson)

a) Pola oksigenasi

Page 9: Askep WIRE Fraktur Ulna

Sebelum sakit : pasien bernafas secara normal, tidak pernah sesak nafas

Saat dikaji : pasien bernafas secara normal, tidak sesak RR 20x/ menit

b) Pola nutrisi

Sebelum sakit : pasien makan 3x sehari ( nasi, sayur, dan lauk ) minum 6-8 gelas/hari,

Saat dikaji : pasien sudah makan dirumah 3x sehari

c) Pola eliminasi

Sebelum sakit : pasien BAK 4-6x/hari dan BAB 1x/hari

Saat dikaji : pasien BAK belum, BAB belum

d) Pola aktivitas/ bekerja

Sebelum sakit : pasien melakukan aktivitas secara mandiri

Saat dikaji : aktivitas pasien dibantu oleh keluarga karena pasien merasa kesakitan

e) Pola istirahat

Sebelum sakit : pasien istirahat/ tidur 8-10 jam/hari, pasien tidak

mengalami gangguan tidur

Saat dikaji : pasien istirahat/ tidur 7-8 jam/hari, pasien

mengalami gangguan tidur karena menahan nyeri

f) Pola suhu

Sebelum sakit : pasien tidak pernah demam (suhu normal)

Saat dikaji : suhu pasien 36.70C

g) Pola gerak dan keseimbangan

Sebelum sakit : pasien dapat melakukan gerak bebas sesuai keinginannya

Saat dikaji : pasien tidak dapat melakukan gerak bebas sesuai keinginannya

h) Pola berpakaian

Sebelum sakit : pasien dapat mengenakan pakaiannya secara mandiri dan memakai pakaian kesayangannya

Saat dikaji : pasien menggunakan baju operasi tanpa bantuan

Page 10: Askep WIRE Fraktur Ulna

i) Pola personal hygine

Sebelum sakit : pasien biasa mandi 2xsehari dengan air bersih dan sabun, mandi tanpa bantuan keluarganya

Saat dikaji : pasien mandi dengan cara diseka dan dibantu keluarganya

j) Pola komunikasi

Sebelum sakit : pasien berkomunikasi dengan lancar, memakai bahasa

daerah

Saat dikaji : pasien berkomunikasi dengan lancar, memakai bahasa

daerah

k) Pola spiritual

Sebelum sakit : pasien beribadah sesuai agamanya

Saat dikaji : pasien beribadah sesuai kemampuannya

l) Pola aman & nyaman

Sebelum sakit : pasien merasa aman dan nyaman hidup bersama keluarga

Saat dikaji : pasien merasa gelisah karena akan dilakukan operasi

m) Pola rekreasi

Sebelum sakit : pasien kadang-kadang berekreasi ke tempat-tempat wisata

Saat dikaji : pasien tidak dapat berekreasi

n) Pola belajar

Sebelum sakit : pasien tidak mengetahui penyakit yang dideritanya

Saat dikaji : pasien mengetahui penyakit yang dideritanya yaitu patah tulang

7. PERSIAPAN PENUNJANG

Lab : tanggal 26 - 12- 2011 jam 12.12 wib

Hematologi Hasil Satuan Normal

Leukosit 3.72 10^3/uL 4.8 â 10.8��

Page 11: Askep WIRE Fraktur Ulna

Eritrosit 4.09 10^6/uL 4.7 â 6.10��

Hemoglobin 12.6 9/dL 14.0 â 18.0��

Hematokrit 39.0 % 42.0 â 52.0��

MCV 95.4 fL 79.0 â 99.0��

MCH 30.8 Pg 27.0 â 31.0��

MCHC 32.3 g/dL 330 â 37.0��

Trombosit 176 10^3/uL 150 â 450��

CT 5 Menit 4

BT 3 Menit 3

Golongan darah : B

HbsAg : negatif

GDS : 83.0 mg/dl

8. INFORM CONSENT : Sudah

9. TERAPI : -

B. PRE OPERASI

a. Pengkajian

1) Pasien mengatakan nyeri

2) P : pasien mengatakan nyeri saat tangan digerakkan dan berkurang saat tidur, Q: nyeri seperti ditusk-tusuk, R : ulna sinistra, S : skala 6,T : hilang timbul.

3) Pasien tampak gelisah

4) Pasien tampak menahan nyeri

5) Td : 110/70 mmHg

6) N : 80x/menit

7) Pasien mengatakan takut karena belum pernah dilakukan operasi sebelumnya

b. Analisa Data Pre Operasi :

Page 12: Askep WIRE Fraktur Ulna

No Hari/tanggal Data focus Etiologi Masalah kep.

1. Selasa, 27 Des 2011

DS : Pasien mengatakan nyeri

P : pasien mengatakan nyeri saat tangan digerakkan dan berkurang saat tidur, Q: nyeri seperti ditusk-tusuk, R : ulna sinistra, S : skala 6,T : hilang timbul.

DO :

Td : 110/70 mmHg

N : 80x/menit

Pasien tampak menahan nyeri Agen cedera fisik Nyeri akut

2 Selasa, 27 Des 2011

DS : Pasien mengatakan takut karena belum pernah dilakukan operasi sebelumnya

DO :

⢠Pasien tampak gelisah�

⢠Pasien tampak bertanya-tanya ttg jalannya operasi�

⢠N : 80x/menit � Kurang pengetahuan Ansietas

c. Rumusan Diagnosa Keperawatan

1) Nyeri akut b.d agen cedera fisik

2) Ansietas b.d kurang pengetahuan

d. Rencana Pre Operasi

No Masalah keperawatan NOC NIC

1 Nyeri akut b.d agen cedera fisik

Setelah dilakukan tindakan selama di ruang Pre diharapkan masalah Nyeri akut dapat teratasi dengan kriteria :

Indikator Awal tujuan

Page 13: Askep WIRE Fraktur Ulna

Skala 6 4

Expresi wajah Menahan nyeri Relax

a. Observasi P,Q,R,S,T

b. Observasi TTV

c. Atur posisi pasien senyaman mungkin di ruang persiapan op

d. Ajarkan teknik relaksasi-distraksi : nafas dalam

e. Berikan antiemetik, analgetik (jika diperlukan)

2 Ansietas b.d Kurang informasi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama di ruang Pre, masalah keperawatan diharapkan teratasi Ansietas indicator :

Indikator Awal tujuan

Kesiapan Belum siap Siap operasi

Wajah Gelisah tenang

a. Gali penyebab kecemasan

b. Berikan kesempatan pasien untuk mengungkapkan perasaannya

c. Berikan informasi tentang prosedur OP

d. Motivasi klien

a. Pelaksanaan dan Evaluasi Pre Operasi

No Dx Hari/ tanggal Implementasi Evaluasi ( SOAP )

1 Selasa, 27 Des 2011 a. Mengobservasi P,Q,R,S,T

b. Mengobservasi TTV

c. mengatur posisi pasien senyaman mungkin (supinasi) di ruang persiapan op

d. Mengajarkan teknik relaksasi-distraksi : nafas dalam

Page 14: Askep WIRE Fraktur Ulna

Subjektif : pasien mengatakan nyeri berkurang

P : nyeri berkurang saat nafas dalam

Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk

R : Ulna Sinistra

S : skala 4

T : hilang timbul

Objektif :

Pasien tidak tampak menahan nyeri

TD : 110/70 mmHg

N : 80x/menit

Assessment : masalah teratasi

Panning : lanjutkan intervensi

2 Selasa, 27 Des 2011 a. Menggali penyebab kecemasan

b. Memberikan kesempatan pasien untuk mengungkapkan perasaannya

c. Memberikan informasi tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan

d. Memotivasi klien Subjektif :

⢠pasien mengatakan mengerti tentang jalannya OP setelah dijelaskan oleh perawat�

⢠Pasien mengatakan siap menghadapi operasi�

Objektif :

⢠Pasien tampak tenang�

Assessment : masalah teratasi

Panning : lanjutkan intervensi

C. ASKEP INTRA OPERASI

Page 15: Askep WIRE Fraktur Ulna

1. Pengkajian

⢠Terdapat luka lecet di lengan kiri�

⢠TD : 110/60 mmHg�

⢠RR 22x/menit�

⢠N: 80x/menit�

⢠S : 360 C �

2. Analisa Data Intra Operasi

No Hari/ Tanggal Data Fokus Etiologi Masalah Keperawatan

1 Selasa, 27 Des 2011 DS : -

DO :Terdapat luka luka lecet di lengan kiri Luka lecet Resti gangguan integritas kulit

3. Rumusan diagnosa keperawatan :

a. Resti gangguan integritas kulit b.d luka lecet

4. Perencanaan Intra Operasi

No Diagnosa Keperawatan NOC NIC

1 Resti gangguan integritas kulit b.d luka lecet

Setelah dilakukan perawatan operasi diruang Operasi masalah Resti gangguan integritas kulit dapat teratasi. Dengan kriteria:

⢠Luka lecet tidak semakin parah�

a. Seterilkan kamar operasi

b. Seterilkan instrumen operasi

c. Cuci tangan steril

d. Disinfeksi area operasi sebelum dan sesudah operasi dengan betadin dan lakohol

e. Pasang arde electrosurgical

f. Tutup luka dengan kasa dan plester

g. Fiksasi tangan kiri dengan elastik

Page 16: Askep WIRE Fraktur Ulna

5. Pelaksanaan dan Evaluasi Operasi

No Dx Hari/ tanggal Implementasi Evaluasi ( SOAP )

1 Selasa, 27 Des 2011 a. menyeterilkan kamar operasi

b. menyeterilkan instrumen operasi

c. mencuci tangan steril

d. mendisinfeksi area operasi sebelum dan sesudah operasi dengan betadin dan lakohol

e. memasang electrosurgical

f. menutup luka dengan kasa dan plester

g. memfiksasi tangan kiri dengan elastik Subjektif : -

Objektif :

⢠luka insisi post operasi tertutup kasa dan plester dan tangan kiri terfiksasi elastik�

⢠luka lecet tidak bertambah parah�

Assessment : masalah teratasi

Panning : lanjutkan intervensi

D. LAPORAN INTRA OPERASI

1. Persiapan Pasien :

Posisi pasien : Supinasi

TD : 110/60 mmHg

Nadi : 80X/menit

RR :22 x/menit

Page 17: Askep WIRE Fraktur Ulna

Suhu : 36 0 C

Anestesi : General anestesi

2. Persiapan Alat :

a. Persiapan instrument

Basic set Jmlh Alat tambahan Jmlh

o Gunting kassa

o Gunting jaringan

o Klem

o Pinset anatomis (besar/kecil)

o Pinset cirugis (besar/kecil)

o Kocher

o Dukklem

o Nail fuder

o Scuple (no 4)

o Kom

o Bengkok 1

1

10

2

2

4

5

2

Page 18: Askep WIRE Fraktur Ulna

2

2

2 o Jas operasi

o Handscoon

o Duk besar

o Duk sedang/sarung kaki

o Canul suction

o Selang suction

o Kassa

o Pisturi no. 22

o Cutter

o Benang: crumic 2/0, side 2/0, plain 2/0

o Jarum: taper no: 24, cutting no 30

o Set ORIF:

Bone klem

Reduction

Respatrium

Kuret

Mata bor

wire

4

4

3

1

1

Page 19: Askep WIRE Fraktur Ulna

1

5

1

1

1

1

2

2

1

1

1

1

b. Persiapan kamar operasi

⢠Penerangan / lampu�

⢠Section�

⢠Kater dan koagulan �

⢠Pemasangan Perlak �

⢠Tiang Infus �

⢠Posisikan meja OP sesuai operator�

c. Persiapan Posisi pasien

Pasien diposisikan supinasi

Page 20: Askep WIRE Fraktur Ulna

d. Proses Operasi

No Tindakan Peralatan

1 Desinfeksi Kom, betadin, alcohol, klempanjang, kassa

2 Drapping Duk besar, duk lubang, duk klem

3 Menandai daerah sayatan Pisau, klem, kassa

4 Melakukan sayatan pada kulit sampai otot Pisau, kassa, klem arteri,

Pinset cirugis, gunting

5 Mempertahankan hemostatis Kassa klem cutter, suction

6 Membersihkan area fraktur Kuret

7 Reposisi fraktur menahan area fraktur Respatrium

8 Fiksasi fraktur Bone klem, respatrium

9 Bor area fraktur Bor, mata bor

10 Memasang Wire wire

11 Mencuci daerah operasi NaCL

12 Hecting otot Plain 2/0, taper no 30

13 Hecting sub cutis Chromic 2/0, taper no 24

14 Hecting kulit Side 2/0, cuting no 30

15 Desinfeksi Kassa betadin

16 Balut luka Kassa steril, kassa betadin dan hipafix

E. ASUHAN KEPERAWATAN POST OPERASI

1. Jenis anestesi : General Anestesi

2. Pemeriksaan aldert score

Penilaian Kriteria Nilai Normal Hasil

Page 21: Askep WIRE Fraktur Ulna

Aktivitas ⢠Sanggup menggerakkan 4 anggota gerak sesuai instruksi�

⢠Sanggup menggerakkan 2 anggota gerak sesuai instruksi�

⢠Tidak sanggup meng� gerakkan anggota gerak 2

1

0

2

Respirasi ⢠Sanggup bernafas, serta disuruh batuk�

⢠Sesak/ nafas sedikit terbatas�

⢠Henti nafas 2�

1

0

2

Sirkulasi ⢠TD ± 20 % TD pre anestesi�

⢠TD ± 20- 50 % TD pre anestesi�

⢠TD ± 50 % TD pre anestesi 2�

1

0

Page 22: Askep WIRE Fraktur Ulna

2

Kesadaran ⢠Sadar�

⢠Bisa dibangunkan/ dipanggil�

⢠Tidak memberikan respon 2�

1

0

1

Warna kulit ⢠Merah muda�

⢠Pucat �

⢠Sianos� is 2

1

0

2

3. Pengkajian

⢠Kesadaran Pasien masih somnolen�

⢠Pasien berbaring diatas bed dengan posisi yang supinasi belum terpasang penghalang�

⢠Ekstemitas kedua kaki pasien masih belum dapat digerakkan�

4. Analisa Data Post Operasi

No Hari/ Tanggal Data Fokus Etiologi Masalah Keperawatan

1 Selasa, 27 Des 2011 DS : -

DO :

⢠Kesadaran pasien somnolen�

⢠Pasien berbaring diatas bed dengan posisi yang supinasi belum terpasang pe� nghalang

Page 23: Askep WIRE Fraktur Ulna

⢠Ekstemitas kedua kaki pasien masih belum dapat digerakkan proses pemindahan pasien�

Resiko tinggi cidera

5. Rumusan Diagnosa Keperawatan Post Operasi

a. Resiko tinggi cidera b.d proses pemindahan pasien

6. Rencana keperawatan Post Operasi

No Diagnosa Keperawatan NOC NIC

1 Resiko tinggi cidera b.d proses pemindahan pasien

Setelah dilakukan perawatan post operasi diruang RR masalah resiko cedera (jatuh) dapat teratasi.

Kriteria hasil :

⢠Pasien tidak jat� uh

⢠Pasien merasa aman saat dilakukan pemindahan a. Perhatikan posisi pasien�

b. Dekatkan bed ke samping tempat tidur pasien.

c. Kolaborasi dengan 2-3 perawat yang ada

d. angkat pasien secara bersamaan

e. tinggikan penyangga yang ada disamping tempat tidur pasien

7. Pelaksanaan dan Evaluasi Post Operasi

No Dx Hari/ tanggal Implementasi Evaluasi ( SOAP )

1 Selasa, 6 Des 2011 a. Memperhatikan posisi pasien

b. Mendekatkan bed ke samping tempat tidur pasien.

c. Berkolaborasi dengan 2-3 perawat yang ada

d. Mengangkat pasien secara bersamaan

e. Meninggikan penyangga yang ada disamping tempat tidur pasien Subyektif :

Page 24: Askep WIRE Fraktur Ulna

Pasien mengatakan merasa aman ketika dilakukan pemindahan

Obyektif :

Pasien berbaring diatas bed dengan posisi yang aman dan terpsang penghalang.

Assessment : Masalah teratasi

Planning : pertahankan kondisi yang aman sampai ada serah terima dengan perawat ruangan.

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam bab ini tim penulis akan membahasnya sesuai dengan asuhan keperawatan yang sudah diterapkan meliputi pengkajian, diagnosa, inervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan.

A. Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal untuk melakukan suatu keperawatan yang berguna untuk mengumpulkan data sebagai dasar untuk mengetahui kebutuhan klien sehingga dapat menentukan asuhan keperawatan yang akan dilakukan. Dalam pengumpulan data tim penulis menggunakan metode wawancara atau Tanya jawab dengan keluarga pasien dan klien serta observasi dengan menggunakan pemeriksaan fisik dan menggunakan studi dokumentasi pada status pasien.

Selama melakukan pengkajian tim penulis banyak menemui kesulitan, hal ini dikarenakan penulis dihadapkan pada satu kasus yang memiliki keterbatasan informasi berkaitan dengan penyakit yang di derita pasien. Pada pemerikasaan fisik, tim penulis menemukan indikasi khas yang sesuai dengan teoritis yaitu : nyeri pada ulna sinistra dan hasil Ro : gambaran fraktur

B. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan tinjauan pustaka asuhan keperawatan pada kasus fraktur tim penulis mendapat hasil diagnosa keperawatan yaitu :

Page 25: Askep WIRE Fraktur Ulna

1) Nyeri akut b.d agen cedera fisik

2) Ansietas b.d kurang pengetahuan

3) Resti gangguan integritas kulit b.d luka lecet

4) Resiko tinggi cidera b.d proses pemindahan pasien

C. Intervensi Keperawatan

Dalam menyusun rencana tindakan keperawatan untuk mencapai tujuan sesuai dengan kriterianya, maka tim penulis membuat rencana berdasarkan acuan pada tinjauan teoritis yang ada pada tinjauan pustaka, rencana tindakan di buat selama proses pembedahan dari mulai pasien masuk ke ruang induksi sampai pasien keluar dari ruang RR. Dari 4 diagnosa ini intervensi dapat diterapkan pada kasus karena berkat kerjasama yang baik antara perawat, keluarga, dan klien. Dalam menyusun tindakan yang akan dilakukan ini disesuaikan dengan diagnosa yang ditemukan sehingga mendapatkan tujuan yang diinginkan.

D. Implementasi dan Evaluasi

Implementasi dilakukan berdasarkan diagnosa dan rencana keperawatan dan sekaligus dilakukan evaluasi tindakan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya. (Brunner & Suddarth, Buku Ajar Medikal Bedah, 2002, hal. 2357).

Dari kasus Nn.T dapat disimpulkan bahwa kasus Fraktur Ulna terjadi terdapat manifestasi klinis yang jelas yaitu adanya nyeri akut di region ulna sinistra dengan pemeriksaan penunjang lab, Ro dll untuk memastikan diagnosa Fraktur

B. SARAN

Page 26: Askep WIRE Fraktur Ulna

1. Sebaiknya pasien dibantu keluarga dalam melakukan aktivitas pasca operasi.

2. Sebaiknya pasien mengkonsumsi nutrisi tinggi protein untuk mempercepat penyembuhan luka

DAFTAR PUSTAKA

1. Brunner and Suddarth (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 volume 3, Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

2. Black, Joyce M (1997). Medical Surgical Nursing, Clinical Management for Continuity of Care. 5th edition, 3rd volume. Philadelphia. W.B Saunders Company.

3. Carpenito, Lynda Jual (1997). Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis. Edisi keenam, Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

4. Doengoes, Marilynn. E (2000). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3, Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Page 27: Askep WIRE Fraktur Ulna

5. Evelyn. C. Pearce (1999). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Cetakan ke-22, Jakarta. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Umum.

6. Price, Sylvia. A (1995). Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Edisi 4 buku 2. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC