Format Presentasi Jurnal

23
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tugas penting dari seorang dokter sebagai klinikus dan ilmuwan adalah berusaha terus- menerus belajar, memperkaya dan menyegarkan diri dengan ilmu pengetahuan dari berbagai sumber ilmiah. Misalnya dengan cara mengikuti acara ilmiah, membaca buku ajar, atau membaca jurnal ilmiah mutakhir. Dalam pendidikan kedokteran, membaca jurnal ilmuah adalah suatu metode yang sangat efektif untuk memperoleh pengetahuan yang baru. Tujuan akhir membaca jurnal ilmiah bagi seorang dokter sebagai pemberi pelayanan kesehatan adalah untuk menerapkan hasil penelitian kepada pasiennya. Hal ini merupakan suatu pendekatan yang disebut “evidence based medicine”. Agar dalam membaca jurnal ilmiah dokter sebagai klinikus dan dapat memperoleh manfaat yang sebesar- besarnya, setiap dokter harus membekali diri dengan pemahaman yang memadai tentang metodologi penelitian. Jika seorang dokter membaca laporan ilmiah tanpa melakukan telaah kritis, berarti ia tidak mengetahui 1

description

format

Transcript of Format Presentasi Jurnal

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSalah satu tugas penting dari seorang dokter sebagai klinikus dan ilmuwan adalah berusaha terus-menerus belajar, memperkaya dan menyegarkan diri dengan ilmu pengetahuan dari berbagai sumber ilmiah. Misalnya dengan cara mengikuti acara ilmiah, membaca buku ajar, atau membaca jurnal ilmiah mutakhir. Dalam pendidikan kedokteran, membaca jurnal ilmuah adalah suatu metode yang sangat efektif untuk memperoleh pengetahuan yang baru. Tujuan akhir membaca jurnal ilmiah bagi seorang dokter sebagai pemberi pelayanan kesehatan adalah untuk menerapkan hasil penelitian kepada pasiennya. Hal ini merupakan suatu pendekatan yang disebut evidence based medicine.Agar dalam membaca jurnal ilmiah dokter sebagai klinikus dan dapat memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya, setiap dokter harus membekali diri dengan pemahaman yang memadai tentang metodologi penelitian. Jika seorang dokter membaca laporan ilmiah tanpa melakukan telaah kritis, berarti ia tidak mengetahui kelemahan penelitian. Dengan konsekuensi, ia mengadopsi kesimpulan penelitian yang salah tersebut. Dapat kita bayangkan bila dokter kemudian menerapkan pengetahuan yang keliru.Dalam rangka mengaplikasikan cara menelaah jurnal ilmiah, kami memilih artikel jurnal dengan judulPerbandingan Tingkat Kepuasan Pasien Gakin Peserta Program Askeskin dan Program Dokter Keluarga Terhadap Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama Di Dua Kabupaten di Sumatera Selatan. Kami menelaah artikel tersebut dari sudut pandang Evidence based Medicine dan Epidemiologi Klinik.

1.2 Rumusan MasalahApakah artikel jurnal berjudul Perbandingan Tingkat Kepuasan Pasien Gakin Peserta Program Askeskin dan Program Dokter Keluarga Terhadap Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama Di Dua Kabupaten di Sumatera Selatan telah memenuhi kriteria sebagai sumber yang valid, penting dan bisa diaplikasikan pada pasien menurut pedoman telaah kritis evidence based medicine ?

1.3 TujuanMenentukan apakah artikel jurnal berjudul Perbandingan Tingkat Kepuasan Pasien Gakin Peserta Program Askeskin dan Program Dokter Keluarga Terhadap Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama Di Dua Kabupaten di Sumatera Selatan telah memenuhi kriteria sebagai sumber yang valid, penting dan bisa diaplikasikan pada pasien menurut pedoman telaah kritis evidence based medicine dan epidemiologi klinis.

1.4 ManfaatDengan telaah kritis untuk menentukan validitas artikel jurnal yang berjudul Perbandingan Tingkat Kepuasan Pasien Gakin Peserta Program Askeskin dan Program Dokter Keluarga Terhadap Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama Di Dua Kabupaten di Sumatera Selatan maka dapat diputuskan layak tidaknya informasi yang terdapat dalam jurnal tersebut untuk digunakan dalam kegiatan ilmiah atau untuk kepentingan klinis.

BAB IIRESUME JURNAL

2.1 Nama penelitiEkowati RetnaningsihBadan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sumatera Selatan

2.2 Tempat dan waktu penelitianDi dua Kabupaten (Musi Banyuasin dan Banyuasin) di Sumatera Selatan pada tahun 2008.

2.3 Tujuan PenelitianUntuk mengetahui perbedaan kepuasaan pasien masyarakat miskin peserta program Askeskin dan program Dokter Keluarga terhadap pelayanan kesehatan rawat jalan tingkat pertama.

2.4 Metode PenelitianPenelitian ini merupakan penelitian non eksperimen dengan rancangan cross sectional. Data primer dilakukan dengan cara wawancara langsung dengan responden. Instrumen penelitian berupa kuisioner berupa nilai kepuasan pasien dikelompokkan dalam 5 faktor kualitas jasa yang nantinya akan dibagi menjadi 18 variabel yaitu, faktor keandalan (realibility) terdiri atas 4 variabel, faktor ketanggapan (assurance) terdiri atas 4 variabel, faktor empati (empathy) terdiri atas 3 variabel, dan faktor berwujud (tangiable) terdiri atas 4 variabel. Untuk melihat perbandingan secara statistik, antara nilai kepuasan pasien Askeskin dengan pasien Dokter Keluarga berdasarkan 18 dariabel dilakukan uji t independent.

2.5 Hasil PenelitianSubjek penelitian sebanyak 71 orang berupa 35 orang pasien Askeskin dan 36 orang pasien Dokter Keluarga. Dari hasil penelitian jenis pelayanan yang diberikan pada program Askeskin dan program dokter keluarga tidaklah sama. Jenis pelayanan yang sama-sama diberikan kedua program tersebut adalah pelayanan konsultasi, pemeriksaan fisik dan penyuluhan; tindakan medis kecil; pemeriksaan ibu hamil, nifas, menyusui, bayi dan balita; pemberian obat generik; dan layanan promotif dan preventif. Sedangkan teradapat layanan yang hanya diberikan oleh Askeskin yaitu pelayanan laboratorium sederhana, pemeriksaan dan pengobatan gigi, dan pelayanan KB dan penanganan efek samping.Berdasarkan 18 variabel kepuasan, tingkat rata-rata Berdasarkan 18 variabel tingkat rata-rata kepuasan pasien program Askeskin yang paling rendah adalah kepuasan pasien terhadap pelayanan petugas dalam memberikan informasi yang jelas dan mudah dimengerti (75%, CI; 65,2%-84,8%), sedangkan yang paling tinggi adalah kepuasan pasien terhadap prosedur pelayanan yang tidak berbelit-belit (97,1%, CI; 93,8%-100%) dan tindakan cepat pada saat pasien membutuhkan (97,1%, CI; 92,8%-100%).Sedangkan tingkat rata-rata kepuasan pasien program dokter keluarga yang paling rendah adalah terhadap kebersihan, kerapian, dan kenyamanan ruangan (89,6%, CI;78,5%-94,5%), dan yang paling tinggi adalah kepuasan pasien terhadap Pelayanan pemeriksaan, pengobatan dan perawatan yang cepat dan tepat (100%) dan Kemampuan petugas cepat tanggap meyelesaikan keluhan pasien (100%). Bila dibandingkan tingkat rata-rata kepuasan pasien terhadap masing-masing variabel, berdasarkan analisis univariat. Dapat dilihat bahwa menggunakan derajat kemaknaan 5% (CI: 95%) terbukti ada 6 variabel yang menunjukkan adanya perbedaan bermakna antara nilai rata-rata kepuasan pasien program Askeskin dan program dokter keluarga yaitu variabel :1. Prosedur penerimaan pasien yang cepat dan tepat2. Pelayanan pemeriksaan, pengobatan dan perawatan yang cepat dan tepat3. Kemampuan petugas cepat tanggap menyelesaikan keluhan pasien4. Petugas memberikan informasi yang jelas, mudah dimengerti5. Jaminan pengamanan pelayanan dan kepercayaan terhadap pelayanan6. Kelengkapan, kesiapan, dan kebersihan alat yang dipakai.

Untuk melihat ada melihat adanya perbedaan bermakna secara statistik antara kepuasan pasien program Askeskin dan program Dokter Keluarga berdasarkan 5 faktor tersebut maka dilakukan pengujian dengan uji tm hasiknya dapat dilihat bahwa terdapat 2 (dua) faktor yaitu faktor keandalan (realibility) dan faktor ketanggapan (responssiveness) yang terbukti secara bermakna secara statistik, bahwa kepuasaan pasien program dokter keluarga lebih tinggi dibandingkan kepuasan pasien program Askeskin.

2.6 Saran PenelitianDalam rangka memenuhi kepuasaan pelanggan, berdasar sistem pelayanan pelanggan dapat dilakukan melalui beberapa hal, yaitu : a. Komitmen manajemen secara paripurnab. Mengembangkan standara kinerja pelayanan pelangganc. Angkat, latih dan beri imbalan staf yang baikd. Berikan imbalan pada prestasi mutu pelayanane. Tetaplah dekat dengan pelangganf. Menciptakan perbaikan secara berkesinambungan

2.7 Korelasi antara isi jurnal dan realita klinisA. Hasil penelitian di jurnal iniFaktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasaan pasien terhadap pelayanan kesehatan dikelompokkan dalam 5 faktor kualitas jasa yaitu faktor keandalan (reliablity), faktor ketanggapan (responsiveness), faktor keyakinan (assurance), faktor empati (emphaty), dan faktor berwujud (tangible).

B. Kondisi riil di klinis atau lapangan Dalam prakteknya dilapangan pelayanan kesehatan di pelayanan primer masih dinilai kurang dalam faktor kualitas jasa, dijelaskan sebagai berikut :1. Faktor keandalanHal ini terlihat pada prosedur penerimaan pasien yang lama dan berbelit-belit disertai lambatnya petugas administrasi pelayanan primer dalam hal ini puskesmas yang datangnya terlambat sehingga pasien lebih lama menunggu untuk mendaftar.2. Faktor ketanggapana. Petugas pelayanan kebanyakan tidak tanggap dengan keluhan pasien.b. Kebanyakan petugas kesehatan tidak memberikan penjelasan atau edukasi mengenai penyakit ataupun obat serta cara pemakaian obat yang diberikan sehingga banyak pasien tidak mengerti apa penyakitnya dan salah cara dalam pemakaian obat.3. Faktor keyakinanPasien banyak yang merasa kurang yakin akan pemeriksaan, diagnosis yang diberikan karena yang memberikan pelayanan kesehatan sewatku di poli adalah paramedis bukan oleh dokter.4. Faktor empatiPelayanan yang diberikan jarang memberikan rasa empati terhadap pasien, dan cenderung lebih mengacuhkan pasien yang mungkin dikarenakan beberapa hal seperti pasien yang banyak dan waktu pelayanan yang singkat.

5. Faktor berwujudUmumnya baik kebersihan dan kerapian dari tempat pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan sangat baik.

2.8 Perbandingan isi jurnal dengan teori atau hasil penelitian yang sudah adaPengertian kepuasan secara umum menurut Kotler (1997) adalah perasaan sebal atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesan terhadap kinerja (hasil) suatu produk dan harapan-harapannya. Menurut Richard F. Gerson dalam Sudirman (2004), bila sebuah produk atau jasa memenuhi atau melampaui harapan pelan gan, maka pelanggan merasa puas. Dengan demikian, pengukuran kepuasan pasien harus mempertimbangkan kinerja yang diterima pasien dan harapan-harapan pasien terhadap pelayanan tersebut.Sedangkan disebutkan dalam literatur lain Tjiptono (2006) berpendapat bahwa kepuasan atau ketidakpuasan merupakan respon pelanggan sebagai hasil dan evaluasi ketidaksesuaian kinerja/tindakan yang dirasakan sebagai akibat dari tidak terpenuhinya harapan. Hal ini juga dinyatakan oleh Sugito (2005) yang menyebutkan bahwa tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan, apabila kinerja di bawah harapan maka pelanggan akan kecewa.Pendekatan kualitas pelayanan/jasa yang banyak digunakan dalam riset pemasaran adalah model SERVQUAL yang dikembangkan Parasuraman, Zeithaml dan Berry. SERVQUAL dibangun dengan membandingkan dua faktor utama yaitu layanan yang diterima dibandingkan dengan harapan konsumen. Menurut Kotler (1997) ada beberapa metode untuk melacak dan mengukur kepuasan pelanggan yaitu ; 1) sistem keluhan dan saran 2) survei kepuasan pelanggan 3) belanja siluman 4) analisa kehilangan pelanggan. Dan dalam penelitian ini digunakan metode yaitu survei kepuasan pelanggan menggunakan 5 indikator kepuasan kualitas jasa. Pada penelitian lain (Sari dkk, 2005) dimana pada penelitian yang mereka lakukan di Rembang dan Banjarnegara tahun 2005 yang bertujuan untuk menggambarkan pemanfaatan kartu gakin, jenis pelayanan, dan tingkat kepuasam pasien gakin pada pengguna pelayanan puskesmas dan rumah sakit. Indikator penilaian tingkat kepuasan pasien berdasarkan persepsi pasien tanpa membandingkan antara tingkat kepentingan/harapan dengan kenyataan/kinerja.Dari hasil penelitian di tingkat rata-rata kepuasan pasien program Dokter Keluarga lebih tinggi dari program Askeskin dimana dari hasil statistik didapatkan perbedaan bermakna antara tingkat kepuasan pasien program Askesin dengan program Dokter Keluarga yaitu pada faktor keandalan (realibility) dan faktor ketanggapan (responsiveness). Hasil penelitian lain yang dilakukan Baqeuny tahun 2009 juga mengungkapkan bahwa tingkat kepuasan peserta Askes sosial PT. Askes yang pelaksananya adalah Dokter keluarga pada dimensi reliability adalah 90,50%, responsiveness yaitu 92,21%, assurance yaitu 92,74%, empathy yaitu 93,46% dan tangible yaitu 94,32%. Anggraini pada tahun 2011 juga mengungkapkan dalam penelitiannya dimana terdapat hubungan yang bermakna antara kepuasan pelayanan sarana dan prasarana penunjang dengan minat pasien kembali berkunjung ke Klinik Dokter Keluarga.

BAB IIIANALISIS JURNAL (CRITICAL APPRAISAL)

NoAspekYaTidakKeterangan

Judul

1Tidak terlalu panjang atau terlalu pendek

2Menggambarkan isi utama penelitian

3Cukup menarik

4Tanpa singkatan selain yang baku

Pengarang dan institusi

5Nama-nama dituliskan sesuai dengan aturan jurnalPada judul tidak dicantumkan tahun penelitian

Penulis

6Apakah nama penulis dicantumkan ?

7Apakah ada institusi penulis dicantumkan ?

8Apakah asal institusi penulis sesuai dg topic penelitian ?

Bidang Ilmu

9Apakah bidang ilmu tercantum dalam judul penelitian?

10Apakah latar belakang penulis (institusi tempat bekerja) sesuai dengan bidan ilmu topic penulisan ?

Abstrak

11Abstrak satu paragraf atau tersusun

12Mencakup komponen IMRAD

13Secara keseluruhan informative

14Tanpa singkatan selain yang baku

15Kurang dari 250 kata

Pendahuluan

16Terdiri dari dua paragraf atau dua bagian

17terdapat alasan dilakukan penelitian atau latar belakang

18Terdapat tujuan penelitian serta manfaat penelitian

19Didukung oleh pustaka yang relevan

20Kurang dari satu halaman

Metode Penelitian

21Disebutkan desain penelitian

22Disebutkan populasi sumber atau populasi terjangkau

23Dijelaskan kriteria inklusi dan eksklusiPada penelitian dipakai accidental smapling sehingga tidak memakai faktor inklusi dan ekslusi

24Disebutkan cara pemilihan subyek (Tehnik sampling)

25Disebutkan perkiraan besar sampel beserta alasannya

26Besar sampel dihitung dengan rumus yang sesuai

27Komponen-komponen rumus besar sampel masuk akal

28Observasi, pengukuran, serta intervensi dirinci sehingga orang lain dapat mengulanginya

29Ditulis rujukan bila tehnik pengukuran tidak terinci

30Dilakukan uji keandalan pengukuran ( kappa )

31Definisi istilah dan variabel penting dikemukakan

32Ethical clearance diperoleh

33Persetujuan subyek diperoleh

34Disebut rencana analisis, batas kemaknaan dan power penelitian

35Disebutkan program komputer yang dipakai

36Disebutkan program komputer yang dipakai

Hasil Penelitian

37Pada studi intervensi karakteristik sebelum intervensi dibandingkan kesetaraannya

38Tidak dilakukan uji hipotesis untuk kesetaraan tersebut

39Disebutkan jumlah subyek yang diteliti

40Dijelaskan subyek yang drop out dengan alasannya

41Ketepatan numerik dinyatakan dengan benar

42Penulisan tabel dilakukan dengan tepat

43Terdapat tabel dan ilustrasi informatif

44Semua hasil dalam tabel disebutkan pada naskah

45Semua outcome yang penting disebutkan dalam hasil

46Subyek yang drop out diikutkan dalam analisis

47Analisis dilakukan dengan uji yang sesuai

48Ditulis hasil uji statitstik, degree of freedom dan nilai p

49Dilakukan analisis yang semula direncanakan

50Disertakan interval kepercayaan

51Dalam hasil disertakan komentar dan pendapat

52Apakah hasil penelitian dapat diemplementasikan di kedokteran?

53Apakah ada rekomendasi khusus terhadap hasil penelitian?

54Apakah ada rekomendasi khusus terhadap hasil penelitian?

Kesimpulan dan saran

55Kesimpulan didasarkan pada data penelitianTidak terdapat kesimpulan dan saran yang dicantumkan dalam jurnal

56Kesimpulan tersebut sahih

57Disertakan saran penelitian selanjutnya

58Disertakan saran penelitian selanjutnya

Daftar Pustaka

59Semua yang tertulis pada daftar pustaka sesuai sitasi

60Apakah daftar pustaka yg digunakan literatur terbaru ?Terdapat literatur diatas 4 tahun dari waktu penelitian

61Apakah daftar pustaka yang digunakan sesuai topik penelitian?

BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULANJurnal dengan judul Perbandingan Tingkat Kepuasan Pasien Gakin Peserta Program Askeskin dan Program Dokter Keluarga Terhadap Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama Di Dua Kabupaten di Sumatera Selatan memenuhi persyaratan validitas , penting, dan relevan untuk digunakan sebagai sumber ilmiah di klinik.

4.2 SARAN1. Menigkatkan Standar Kinerja pelayanan terhadap pasien.2. Menciptakan perbaikan yang berkesinambungan.3. Memberikan imbalan pada prestasi mutu pelayanan.4. Mengenali pasien secara holisitik dan memberikan pelayanan yang komperhensif.

DAFTAR PUSTAKA

Baequny, A. 2009. Analisis Tingkat Kepuasan Peserta Askes Sosial Pt. Askes Terhadap Pelayanan Dokter Keluarga Di Kota Pekalongan Tahun 2009. Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi Dan Kebijakan KesehatanLee, Hasik.Yongki Lee.Dongkeun Yoo.2000. The Determinants of Perceived Service Quality and Its Relationship with Satisfaction. Journal of Services Marketing. Vol 14. No. 3. p.217-231Nurkholiq, S. dkk. 2011. Perbandingan Tingkat Kepuasan Pasien Umum dengan Kartu Askes Di Pelayanan Dokter Keluarga PT. ASKES. Program Pendidikan Pasca Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Parasuraman. V.A Zeithaml, Leonard L Berry.1998. SERVQUAL:A multiple-Item Scale for Measuring Consumer Perceptions of Service Quality. Journal of Retailing. Vol 64. No.1.Retnaningsih, E. 2008. Perbandingan Tingkat Kepuasan Pasien Gakin Peserta Program Askeskin dan Program Dokter Keluarga Terhadap Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama Di Dua Kabupaten di Sumatera Selatan. Badan penelitian dan pengembangan Provinsi Sumatera Selatan. Buletin Penelitian Kesehatan Vol. 36, No. 4, 2008: 177-179Sari, Puti., Ch. M. Kristanti., FX. Sintawati. 2005. Pemanfaatan Kartu Gakin dan kepuasan Pasien Gakii Terhadap Pelayanan Fasilitas Kesehatan Pemerintah, di Kabupaten Rembang dan 8anjarnegara Tahun 2005. Buletin Penelitian Kesehatan 2007; Vo135 (4).

16