FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA.docx

35
FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA IMPLEMENTASI MODEL FRIEDMAN ============================================================== == A. Data umum 1. Nama Kepala Keluarga: Bp. S 2. Umur KK : 48 tahun 3. Alamat : Kp. Lain RT. 9 RW. 19 Kel. Depok 4. No. Telephon : - 5. Pekerjaan : Pedagang 6. Pendidikan : SMP 7. Susunan Anggota Keluarga : No . Nama Jenis Kelami n Hub dgn KK Umur Pendidikan Pekerjaan 1. Ibu U P Istri 40 thn SMP Dagang gorengan 2. An. M P Anak 16 thn SMA Kls. 2 Siswa 3. An. H L Anak 14 thn SMP Kls. 2 Siswa 4. An. A L Anak 9,5 thn SD Kls. 4 Siswa

Transcript of FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA.docx

FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA

IMPLEMENTASI MODEL FRIEDMAN

================================================================

A. Data umum

1. Nama Kepala Keluarga: Bp. S

2. Umur KK: 48 tahun

3. Alamat: Kp. Lain RT. 9 RW. 19 Kel. Depok

4. No. Telephon: -

5. Pekerjaan: Pedagang

6. Pendidikan: SMP

7. Susunan Anggota Keluarga :

No.

Nama

Jenis Kelamin

Hub dgn KK

Umur

Pendidikan

Pekerjaan

1.

Ibu U

P

Istri

40 thn

SMP

Dagang gorengan

2.

An. M

P

Anak

16 thn

SMA Kls. 2

Siswa

3.

An. H

L

Anak

14 thn

SMP Kls. 2

Siswa

4.

An. A

L

Anak

9,5 thn

SD Kls. 4

Siswa

5.

An. L

L

Anak

5 thn

-

-

Genogram ( dibuat 3 generasi )

Keterangan Genogram:

: Laki-laki: Garis Pernikahan

: Perempuan: Garis Keturunan

: Meninggal - - - - - - - - - - : Tinggal serumah

Ayah Bp. S telah meninggal karena tumor otak. Ibu U mengatakan tidak mengetahui penyebab kematiannya. Ibu Bp. S pernah mengalami penyakit flek juga. Ayah Ibu U meninggal karena asma, dan ibunya meninggal karena depresi (tidak mau makan akibat depresi). Adik ke-6 Ibu U meninggal karena kecelakaan kereta api dan adik ke-7 meninggal karena over dosis NARKOBA

8. Tipe Keluarga: Keluarga inti

9. Latar belakang kebudayaan (etnik): Sunda

10. Identifikasi religius

Agama: Islam

Keluarga melakukan sholat 5 waktu. Bp. S dan anak yang laki-laki terkadang sholat berjamaah di masjid. Bila sore hari, An. L belajar mengaji di masjid. An. M dulu pernah mengajar mengaji sewaktu tinggal di RT 04/RW 19 Kel. Depok. Namun sejak pindah di tempat tinggal sekarang, An. M tidak pernah melakukan kegiatan tersebut.

11. Status kelas sosial ekonomi keluarga : Keluarga menengah kebawah

Penghasilan Bp. S tidak tetap. Bila mendapat barang dagangan sayuran, buah-buahan, atau bumbu dapur biasanya mendapat Rp 30.000,00 Rp 35.000,- per hari. Namun kadang juga tidak mendapatkan penghasilan sama sekali. Ibu S berdagang gorengan di sekolah untuk membantu perekonomian keluarganya. Rata-rata penghasilan keluarga tiap bulan + Rp 700.000,-

12. Aktivitas rekreasi keluarga:

Keluarga tidak pernah mengadakan kegiatan rekreasi keluar rumah. Terkadang An. M mengikuti rekreasi di sekolahnya atas bantuan biaya dari sekolahnya. Hiburan yang dimiliki keluarga adalah dengan menonton televisi. Selain itu, hiburan yang dimiliki oleh anak-anaknya adalah dengan bermain secara sendiri maupun dengan teman sebaya di lingkungannya.

B. Riwayat Keluarga dan Tahap Perkembangan

13. Tahap perkembangan keluarga saat ini: Keluarga dengan anak remaja.

An. M termasuk dalam fase middle adolescence yang dilalui saat remaja berusia 15 hingga18 tahun. An. M telah menemukan jati dirinya sebagai remaja muslimah yang aktif di kegiatan OSIS. Ia ingin sekali mengisi masa remajanya dengan kegiatan yang bermanfaat.

Tugas perkembangan keluarga dengan anak remaja pada keluarga Bp. S:

a. Menyeimbangkan kebebasan yang bertanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan mandiri. Tugas ini sudah terpenuhi karena an. M sudah aktif di kegiatan OSIS. An. M sering pulang setelah maghrib karena banyaknya kegiatan OSIS di sekolahnya.

b. Memfokuskan kembali hubungan perkawinan. Bp. S dan Ibu U sering mendiskusikan bila ada masalah, khususnya masalah ekonomi keluarga. Meskipun Ibu U sering mengeluh karena masalah ekonomi, namun semua diterima dengan ikhlas sebagai konsekuensi menikah dengan orang yang disayanginya. Walaupun Bp. S cenderung pendiam, namun sering menasihati Ibu U tentang kehidupan.

c. Berkomunikasi terbuka antara orang tua dan anak-anak. An. M sering bercerita kepada Ibu U tentang kegiatannya dan bila ada masalah.

14. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

-------

15. Riwayat keluarga inti:

Bp. S berasal dari Cilacap, dan Ibu U berasal dari Depok. Mereka menikah pada tahun 1990. Keduanya bertemu waktu dulu bekerja di Cibinong sebagai karyawan pabrik. Setelah itu menikah dan tinggal terpisah dari orang tua.

16. Riwayat keluarga asalKeluarga Bp. S berasal dari Cilacap dan keluarga Ibu U berasal dari Depok. Walaupun berDepok budaya, namun tidak terjadi konflik budaya antara keluarga Bp. S dan Ibu U. Hubungan dengan keluarga besar baik. Keluarga besar Bp. S berada di Cilacap jadi jarang berkunjung. Bp. S jarang ke Cilacap karena alasan biaya. Biasanya keluarga besar Ibu U berkumpul saat hari raya Idul Fitri. C. Data Lingkungan17. Karakteristik rumah Rumah berukuran 5 m x 7 m. Rumah berdiri di tanah milik PJKA di dekat Stasiun Depok Baru. Rumah tersebut dibangunkan oleh saudara-saudaranya. Dinding sebagian terbuat dari bilik bambu dan sebagian lagi dari kayu. Terdapat sebuah jendela kaca namun tidak dapat dibuka. Ventilasi hanya berasal dari pintu yang dibuka dari pagi hingga sore hari bila anggota keluarga ada di rumah. Atap rumah terbuat dari asbes dan tidak mempunyai genting kaca. Lantai dari semen dan disapu tiap hari.Denah rumah18. Karakteristik lingkungan tempat tinggal dan masyarakatPemukiman termasuk dalam perumahan yang sangat padat penduduk. Rumah antar warga umumnya sempit, saling berdekatan dan tidak mempunyai halaman. Tetangga mayoritas adalah penduduk pendatang dengan pekerjaan pemulung, pengemis, buruh pabrik, pedagang kecil dan sebagainya. Warga sekitar rumah Bp. S merupakan warga pendatang sehingga terdiri dari berbagai macam suku (mayoritas adalah Jawa, Sunda, dan Betawi). Sebagian besar warga beragama Islam dan mempunyai status sosial ekonomi menengah ke bawah. Ibu-ibu setempat mempunyai perkumpulan pengajian setiap hari Selasa siang.19. Mobilitas geografis keluargaSelama 8 tahun, keluarga tinggal mengontrak di RT. 4/RW. 19 Kel. Depok. Setelah itu selama 5 tahun, keluarga pindah mengontrak di RT. 6/RW. 19 Kel. Depok. Selama 2 tahun terakhir, keluarga tinggal di RT. 9/RW. 19 Kel. Depok. 20. Hubungan sosial keluarga dengan masyarakatKeluarga aktif mengikuti pengajian yang ada di lingkungan sekitar. An. M sebelum pindah, aktif mengajar mengaji. Saat ini An. M aktif mengikuti kegiatan OSIS di sekolahnya. Anak-anak yang lain juga terlihat berinteraksi dengan teman-teman sebayanya. Bila tidak sedang berdagang atau mempunyai kesibukan, Ibu U mengikuti arisan dan pengajian yang ada di lingkungannya.21. Sistem pendukung keluargaAn. A mendapat bantuan biaya sekolah dari LSM ISCO (International School Children Organization). An. M sudah didata untuk didaftarkan sebagai penerima biaya pendidikan dari Lembaga Amil Zakat (Rumah Zakat). Keluarga belum mempunyai jaminan sosial dan ingin sekali memiliki SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu) agar dapat berobat dengan gratis. Ibu U menanyakan tentang rumah sakit gratis untuk masyarakat tidak mampu di Ciputat (Layanan Kesehatan Cuma-Cuma Dompet Dhuafa) agar keluarganya bisa berobat dengan gratis.D. Struktur Keluarga

22. Pola dan Komunikasi Keluarga

Komunikasi dilakukan secara dua arah. Bp. S dan Ibu U sering membicarakan masalah keluarga secara pribadi berdua. Ibu U mengatakan Bp. S adalah seorang yang pendiam sehingga Ibu U yang seringkali mengimbangi membuka komunikasi dengan Bp. S.

23. Struktur Kekuatan Keluarga

Pengambil keputusan tertinggi adalah ayah. Untuk urusan kehidupan sehari-hari, keputusan diambil oleh ibu. Misalnya pengambilan keputusan terkait kegiatan sekolah anak-anaknya maupun kegiatan di rumah. Bila Ibu U sudah tidak mampu mengambil keputusan, biasanya Ibu U meminta masukan Bp. S. Semua anggota keluarga di rumah, sangat takut kepada Bp. S.

24. Struktur Peran Keluarga

Peran formal:

Bp. S berperan sebagai kepala keluarga yang bertugas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga. Ibu U berperan sebagai ibu rumah tangga, yang mengatur keuangan yang ada serta mendidik dan mengasuh anak. An. M bertugas untuk belajar dan membantu Ibu U dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga. An. H dan An. A hanya mempunyai tugas untuk belajar dengan sebaik-baiknya, dan An. L belum mempunyai tanggung jawab di keluarga. Ibu U berharap anak-anaknya menurut dan mau mengerti kondisi keluarga yang kekurangan sehingga tidak menuntut semua keinginan mereka dapat dipenuhi.

Peran informal:

Sejak masuk SMP, An. H terkadang ikut membantu mengatur parkir mobil untuk menambah uang jajannya. Bila ada masalah dalam keluarga, biasanya Ibu U yang berusaha untuk memecahkan masalah dengan mengajak diskusi anak-anaknya.

25. Nilai-Nilai dan norma budaya

Bp. S mempunyai tradisi menyediakan makanan dan minuman kesukaan ayahnya yang sudah meninggal saat sedang mempunyai hajat. Bp. S mempunyai keyakinan bahwa ayahnya hadir saat hajatan tersebut. Namun, Ibu U tidak mempercayainya dan mengatakan bahwa suaminya mempunyai kepercayaan animisme. Keluarga tidak mempunyai pantangan makanan selain yang dilarang oleh Agama Islam. Semua anggota keluarga makan dengan menu yang sama. Tidak terdapat peraturan khusus di rumah Bp. S, misalnya jam tidur siang, jam belajar, atau pendampingan saat nonton televisi bagi anak-anak.

E. Fungsi Keluarga26. Fungsi AfektifSemua anggota keluarga saling menyayangi. Orang tua tidak memDepok-Depokkan dalam memberikan kasih sayangnya. Ibu U mengatakan bahwa semua anak lebih dekat kepadanya dibanding suaminya. An. M terlihat mengasuh adik bungsunya dengan sabar. Ibu U dan Bp. S terlihat sayang kepada anak-anaknya. Saat kunjungan, tampak Ibu U dan Bp. S memangku dan mengelus kepala An. A. An. A dan An. L kadang terlihat akur dan kadang terlihat saling berkelahi. 27. Fungsi SosialisasiIbu U mengatakan berusaha berkata halus dan sabar kepada anak-anaknya, namun bila kesabarannya habis, Ibu U berkata kasar dan tidak segan-segan memukul anaknya dengan sapu atau alat lain yang ada. Saat kunjungan terlihat Ibu U menampar An. L yang ingin bermain petasan di dekat rumah. Sebelumnya, Ibu U berusaha menjelaskan dengan halus kepada An. L agar bermain petasan di lapangan agar tidak terjadi kebakaran, mengingat banyak rumah yang terbuat dari bilik dan kayu. Namun An. L tetap ingin bermain petasan di rumah. Setelah Ibu U tidak berhasil memberi peringatan dengan kata-kata keras, akhirnya Ibu U menampar An. L sekali dengan keras. Ibu U menanyakan bagaimana cara mendidik anak baik agar anak menurut perkataan orang tuanya. Menurut Ibu U, kekerasan bukan jalan yang terbaik, namun Ibu tidak tahu lagi bagaimana mengatasi anaknya bila berperilaku melewati batas kenakalannya.28. Fungsi Perawatan Kesehatana TB ParuBp. S menderita TB Paru sejak 3 bulan yang lalu dan mulai berobat di Puskesmas sejak 11 Mei 2007. Bp. S mengatakan tidak mengetahui tentang penyakitnya (pengertian, penyebab, tanda gejalanya). Bp. S mengatakan mungkin penyebab penyakitnya adalah kerja malam. Bp. S mengatakan tidak mengetahui hubungan merokok dengan penyakit TBC-nya. Ibu U mengatakan bahwa penyebab penyakit flek Bp. S berasal dari merokoknya. Ibu U mengatakan takut bila anak An. M tertular penyakit Bp. S karena An. M masih mengalami batuk berdahak, walaupun setelah diperiksakan ke Puskesmas, hasil tes BTA dinyatakan negatif. Keluarga sudah mampu mengambil keputusan untuk merawat Bp. S yang sakit TB Paru. Bp. S ada keinginan untuk berhenti merokok, namun saat ini belum mampu untuk berhenti merokok karena merasa dingin saat bekerja malam hari. Sampai sejauh ini, Bp. S belum mempunyai upaya khusus untuk berhenti merokok. Bp. S mengatakan bila tidak diobati, penyakitnya bisa bertambah parah dan tidak ada yang tahu panjangnya usia seseorang (dipersepsikan dapat menyebabkan kematian). Bp. S minum obat dari Puskesmas secara rutin pada pagi hari sebelum makan. Selama puasa, Bp. S pernah lupa minum obat sebelum makan. Ibu S tetap menyarankan minum obat setelah makan. Tidak ada riwayat putus pengobatan TB Paru. Ibu U mengatakan cara perawatan TBC adalah dengan tidak boleh menggunakan alat makan bersama dan tidur secara terpisah. Menurut data dari angket Bp. S menyatakan membuang dahak di WC dan menutup mulut bila batuk. Menurut data angket, Bp. S mengkonsumsi 3-5 batang rokok sehari. Bp. S mengatakan merokok hanya malam hari saat bekerja untuk menghilangkan rasa dingin. Keluarga hanya membuka pintu selama ada anggota keluarga ada di rumah, karena pintu merupakan satu-satunya ventilasi udara yang ada di rumah tersebut. Keluarga Bp. S berobat di Puskesmas dan secara rutin mengambil obat di Puskesmas seminggu sekali. Keluarga tidak tahu jenis obat dan manfaatnya. Keluarga jarang bertanya mengenai kondisinya kepada petugas Puskesmas terkait sakit yang diderita Bp. S. Saat ini An. M mengalami batuk berdahak. Setelah diperiksakan dahaknya ke Puskesmas selama 3x, hasil pemeriksaan BTA negatif.b TifusAn. M pernah menderita tipus waktu kelas 3 SMP, dan mengalami over dosis obat pemberian dokter saat itu. Seminggu yang lalu diperkirakan penyakit tipusnya kambuh dan telah berobat jalan di Puskesmas. Keluarga tidak mampu untuk memeriksakan laboratorium untuk memastikan penyakit An. M karena alasan biaya. An. M memperoleh ijin libur untuk istirahat di rumah hingga tanggal 19 September 2007. Hasil pengkajian fisik saat kunjungan tanggal 12 September 2007:T = 110/70 mmHgS = 38OC (fluktuatif)N = 80 x/menitP = 12 x/menitLidah kotor, konjungtiva agak anemis.Ibu U dan An. M mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit yang dideritanya (pengertian, penyebab, dan tanda-gejala). Ibu U mengatakan demam yang dialami An. M tidak menentu (naik-turun). An. M mengatakan bila penyakit tipus tidak diatasi dapat menyebabkan kekambuhan lagi. Saat An. M sakit, Ibu U memberikan makanan yang sama dengan anggota keluarga yang lain. An. M kadang lupa meminum obat dari dokter. Saat demam, An. M hanya meminum cairan paling banyak 4 gelas sehari. An. M makan hanya 12 x sehari karena nafsu makannya menurun. Ibu U berusaha terus menemani An. M saat sakit. Ibu U berusaha memberikan makanan yang disukai An. M agar An. M mau makan. Saat kunjungan, An. M mengalami demam sudah 3 hari dan sudah berobat ke Puskesmas. An. M diperkirakan mengalami gejala tipus. Namun belum dapat dipastikan karena keluarga tidak mempunyai uang untuk melakukan pemeriksaan laboratorium darah. Menurut Ibu U, An. M paling takut bila dibawa berobat ke dokter karena pernah mengalami over dosis obat pemberian dokter. Pada saat kunjungan, obat tinggal tersisa untuk satu hari, namun An. M takut untuk melakukan kontrol penyakitnya di Puskesmas. Keluarga tidak mengetahui nama obat dan manfaatnya. An. M hanya meminum obat sesuai dengan anjuran yang tertulis di label obat. An. M mampu dan mau berkomunikasi dengan baik. Ibu U mengatakan mungkin An. M kecapekan karena kegiatan OSIS di sekolahnya dan tidak mau makan secara teratur sehingga mudah sakit.c ISPA dan OMASaat ini An. L baru pulang dari rumah sakit karena diare. Ibu U mengatakan penyebab diare An. L adalah karena banyak minum es dan bila bermain air hujan. Ibu U mengatakan telinga kiri An. L terdapat cairan kuning dan berbau tidak enak. Ibu U mengatakan An. L sering mengalami diare (1 2 kali dalam 6 bulan). Ibu U mengatakan bila An. L terus-menerus mengalami diare, dapat mengakibatkan kecerdasan anak menurun. Bila An. L mengalami diare, Ibu U membelikan obat di warung (diapet). Untuk telinga yang mengeluarkan cairan, Ibu U membersihkan dengan cotton bud dan air hangat. Ibu U tidak mampu mencegah bila muncul keinginan An. L untuk jajan es dan bermain air hujan. Saat An. L masih terlihat lemas dan konsistensi BAB masih lembek 2x per hari, Ibu U tidak melarang anaknya bermain dengan anak lain, dan sebaliknya. Ketika habis BAB, An. L langsung diberikan oralit yang diperoleh dari RS. Ibu U selalu menyapu dan mengepel rumah tiap hari. Ventilasi udara hanya berasal dari pintu rumah yang dibuka dari pagi hingga malam hari (saat ada penghuni rumah). Ibu U membawa An. L ke Puskesmas saat terjadi diare, dia mendapatkan bantuan dari tetangga dan saudara untuk berobat ke RS. An. L tidak mengalami gangguan pendengaran.

d Maag

An. M juga mengalami keluhan sakit maag yang sering kambuh karena makan tidak teratur. An. M mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit maag (pengertian, tanda gejala, dan penyebabnya). An. M hanya mengatakan bahwa maag adalah sakit perut. Ibu U mengatakan maag An. M sering kambuh karena sering terlambat makan. An. M mengatakan akibat bila sakit maag tidak diatasi dapat dirawat di rumah sakit seperti ibu temannya. An. M tidak mengetahui akibat pasti dari penyakit maag. Ia mengatakan mungkin ibu temannya yang dirawat karena sakit maag karena merasakan sakit yang luar biasa. An. M sering terlambat makan. Pola makan hanya makan 2 kali sehari. Ibu U mengatakan An. M tidak memakan bekal makanan yang dibawakan ibunya. An. M sering pulang malam karena kesibukan kegiatan OSIS di sekolahnya. Saat nyeri maag muncul, An. M hanya tidur dan Ibu U memberikan kompres hangat dengan botol berisi air hangat di perutnya dan memberikan obat sakit maag. Keluarga tidak mempunyai kebiasaan makan bersama. Ibu U dan Bp. S selalu mengingatkan An. M untuk makan atau membawa bekal. Saat maag An. M kambuh, keluarga membeli obat maag di warung. Menurut keluarga, pelayanan kesehatan dibutuhkan hanya untuk mengambil obat dan pemeriksaan kesehatan saja. Saat ini belum terkaji masalah psikososial yang dialami An. M,

e Sinusitis

Ibu U mengatakan pernah menderita sinusitis, namun Ibu mengatakan hanya menderita penyakit sinus dan pernah berobat pada tahun 2004 di RSCM. Ibu U terkadang mengalami bersin-bersin, sakit kepala, dan bengkak di pipi sebelah kiri bila terkena debu atau kedinginan. Ibu U mengatakan bahwa dia didiagnosa sinus oleh dokter namun bukan sinusitis. Menurut persepsi Ibu U, sinusitis berarti kanker di dalam hidungnya. Gejala yang dialami saat ini adalah terkadang mengalami bersin-bersin, sakit kepala, mengeluarkan air mata, hidung merah, dan bengkak di pipi sebelah kiri bila terkena debu atau kedinginan. Ibu U mengatakan bahwa menurut dokter, penyakitnya berasal dari sakit gigi yang menjalar ke hidungnya. Ibu U mengatakan bila penyakit sinus-nya tidak diobati dapat menyebabkan sinusitis (kanker). Setelah tidak berobat ke RSCM lagi, bila gejala penyakitnya muncul, Ibu U hanya membeli obat di warung. Ibu U hanya meminum obat warung (Decolgen) saat gejala penyakit muncul. Selain itu tidak ada lagi perawatan khusus yang dilakukan untuk penyakitnya karena tidak tahu cara perawatan maupun pencegahannya. Ibu U membersihkan rumah setiap hari. Saat membersihkan rumah, Ibu U tidak menggunakan masker. Ventilasi hanya dari pintu yang dibuka saat ada anggota keluarga di rumah. Saat ini, keluarga tidak membawa ke fasilitas kesehatan kesehatan karena kendala biaya.

f Pola Asuh

Ibu U mengatakan anaknya sulit diatur. Bila sudah mempunyai keinginan harus dipenuhi. Ibu juga mengatakan bahwa An. L sering berkata jorok. Menurut Ibu U, An. L berperilaku demikian karena pengaruh dari pergaulan dengan anak-anak tetangga di lingkungan sekitarnya. Ibu U berpendapat bahwa kelak anaknya akan malu dengan sendirinya bila berkata atau bertindak tidak sesuai dengan norma yang ada di masyarakat. Ibu U tidak mengetahui akibatnya bila anaknya tidak diasuh sesuai dengan yang seharusnya. Ibu U mengatakan bahwa ia bersikap baik bila anak-anaknya bersikap manis, namun bila ada An. A atau An. L nakal kadang ia berkata-kata kasar, memukul anaknya dengan menggunakan benda yang ada di sekitarnya, dan mengoleskan sambal ke mulut anaknya karena anak berkata jorok. Ibu U tidak mengetahui bagaimana caranya mengasuh anaknya. Ibu U menanyakan bagaimana caranya mengasuh anaknya agar tidak nakal. Saat kunjungan terlihat Ibu U sedang menampar An. L karena merengek meminta uang jajan disaat Ibu U sedang sibuk. Setelah itu An. L menangis. Tugas mengasuh anak hanya menjadi tugas ibu (ayah kurang terlibat dalam mengasuh anak). Ibu U tidak membatasi anaknya bergaul dengan siapa saja. Tidak ada jam menonton TV khusus dan orang tua tidak mendampingi anak saat nonton TV. Anak boleh bermain di rumah, kecuali ketika bermain petasan, Ibu U tidak memperbolehkan anak bermain di dekat rumah karena banyak rumah yang berdinding tidak permanen. Namun, anak memaksa hingga ibu memukul anaknya dan tetap tidak mengijinkan. Tampak anak bergaul bebas dengan teman-teman sebayanya. Keluarga tidak memanfaatkan fasilitas kesehatan tertentu dalam mengasuh anaknya. Keluarga juga belum pernah mendapatkan informasi mengenai pola asuh yang sesuai untuk anaknya

29. Terapi Komplementer dan Alternatif :-30. Sumber Pembiayaan : -F. Stress dan Koping Keluarga 31. Stressor jangka pendekIbu U mengatakan bahwa selalu memikirkan ekonomi keluarga yang serba kekurangan.32. Stressor jangka panjang: -33. Kemampuan keluarga bereson terhadap masalah:Ibu U sering mengatakan sudah capek menjadi orang miskin. Bila Ibu mengatakan hal tersebut, Bp. S hanya diam saja. Namun, bila Ibu U terus mengatakan hal tersebut, Bp. S membentak Ibu U dan Ibu U langsung diam.34. Strategi koping keluarga :Keluarga berusaha dengan maksimal memenuhi kebutuhan keluarga. Bila keuangan kurang, keluarga mengutamakan kebutuhan makan. Biaya sekolah anak-anak biayanya dibayarkan bila sudah mempunyai rizki.G. Pemeriksaan Fisik :

PEMERIKSAAN FISIK

Bpk. S

Ibu U

An. M

An. H

An. A

An. L

UMUM

1. Penampilan Umum

Kesadaran

Compos mentis

Compos mentis

Compos mentis

Compos mentis

Compos mentis

Compos mentis

Cara berpakaian

Rapih, bahan pakaian dari katun dan tidak ketat

Rapih, bahan pakaian dari katun dan tidak ketat

Rapih, bahan pakaian dari katun dan tidak ketat

Rapih, bahan pakaian dari katun dan tidak ketat

Rapih, bahan pakaian dari katun dan tidak ketat

Rapih, bahan pakaian dari katun dan tidak ketat

Kebersihan personal

Bersih

Bersih

Bersih

Bersih

Bersih

Bersih

Postur dan cara berjalan

Tegak, berjalan seimbang tidak sempoyongan

Tegak, berjalan seimbang tidak sempoyongan

Tegak, berjalan seimbang tidak sempoyongan

Tegak, berjalan seimbang tidak sempoyongan

Tegak, berjalan seimbang tidak sempoyongan

Tegak, berjalan seimbang tidak sempoyongan

Bentuk dan ukuran tubuh

Proporsional sesuai dengan tinggi badan

TB : 160 cm, BB : 53 kg

Proporsional sesuai dengan tinggi badan

TB : 151 cm, BB : 45kg

Tampak kurus

TB : 154 cm, BB : 40 kg

Proporsional sesuai dengan tinggi badan

TB : 156 cm, BB : 44 kg

Proporsional sesuai dengan tinggi badan

TB : 120 cm, BB : 23 kg

Proporsional sesuai dengan tinggi badan

TB : 116 cm, BB :16 kg

Tanda-tanda vital

Tgl : 20 September 2007

TD : 120/80 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Suhu : 36 OC

RR : 20 x/menit

Tgl : 20 September 2007

TD : 110/80 mmHg

Nadi : 64 x/menit

Suhu : 37 OC

RR : 20 x/menit

Tgl : 20 September 2007

TD : 100/80 mmHg

Nadi : 72x/menit

Suhu : 37 OC

RR : 20 x/menit

Tgl : 20 September 2007

TD : 120/80 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Suhu : 36,5 OC

RR : 20 x/menit

Tgl : 20 September 2007

Nadi : 80 x/menit

Suhu : 37 OC

RR : 20 x/menit

Tgl : 20 September 2007

Nadi : 84 x/menit

Suhu : 37 OC

RR : 24 x/menit

2. Status mental dan cara berbicara :

Status emosi

Stabil

Stabil

Stabil

Stabil

Stabil

Stabil

Orientasi

Dapat mengenal waktu, tempat, dan orang

Dapat mengenal waktu, tempat, dan orang

Dapat mengenal waktu, tempat, dan orang

Dapat mengenal waktu, tempat, dan orang

Dapat mengenal waktu, tempat, dan orang

Dapat mengenal waktu, tempat, dan orang

Proses berfikir

Tidak loncat-loncat dalam berbicara, cepat tanggap dalam berkomunikasi

Tidak loncat-loncat dalam berbicara, cepat tanggap dalam berkomunikasi

Tidak loncat-loncat dalam berbicara, cepat tanggap dalam berkomunikasi

Tidak loncat-loncat dalam berbicara, cepat tanggap dalam berkomunikasi

Tidak loncat-loncat dalam berbicara, cepat tanggap dalam berkomunikasi

Tidak loncat-loncat dalam berbicara, cepat tanggap dalam berkomunikasi

Gaya bicara

Bicara dengan gerakan dan lancar

Bicara dengan gerakan dan lancar

Bicara dengan gerakan dan lancar

Bicara dengan gerakan dan lancar

Bicara dengan gerakan dan lancar

Bicara dengan gerakan dan lancar

PEMERIKSAAN KEPALA

Bpk. S

Ibu U

An. M

An. H

An. A

An. L

Bentuk & sensori

Muka simetris, warna kulit sawo matang,tidak ada benjolan dan rasa sakit pada otot. Sensasi klien normal (N.V), dimana klien merasakan sentuhan dengan menggunakan kapas, tidak nyeri baik pada dahi, pipi dan rahang, gerakan muka normal (N.V dan VI) dimana, dapat menggembungkan pipi, alis terangkat, dahi berkerut

Muka simetris, warna kulit sawo matang,tidak ada benjolan dan rasa sakit pada otot. Sensasi klien normal (N.V), dimana klien merasakan sentuhan dengan menggunakan kapas, tidak nyeri baik pada dahi, pipi dan rahang, gerakan muka normal (N.V dan VI) dimana, dapat menggembungkan pipi, alis terangkat, dahi berkerut

Muka simetris, warna kulit sawo matang, tidak ada benjolan dan rasa sakit pada otot. Sensasi klien normal (N.V), dimana klien merasakan sentuhan dengan menggunakan kapas, tidak nyeri baik pada dahi, pipi dan rahang, gerakan muka normal (N.V dan VI) dimana, dapat menggembungkan pipi, alis terangkat, dahi berkerut

Muka simetris, warna kulit sawo matang,tidak ada benjolan dan rasa sakit pada otot. Sensasi klien normal (N.V), dimana klien merasakan sentuhan dengan menggunakan kapas, tidak nyeri baik pada dahi, pipi dan rahang, gerakan muka normal (N.V dan VI) dimana, dapat menggembungkan pipi, alis terangkat, dahi berkerut

Muka simetris, warna kulit sawo matang,tidak ada benjolan dan rasa sakit pada otot. Sensasi klien normal (N.V), dimana klien merasakan sentuhan dengan menggunakan kapas, tidak nyeri baik pada dahi, pipi dan rahang, gerakan muka normal (N.V dan VI) dimana, dapat menggembungkan pipi, alis terangkat, dahi berkerut

Muka simetris, warna kulit sawo matang,tidak ada benjolan dan rasa sakit pada otot. Sensasi klien normal (N.V), dimana klien merasakan sentuhan dengan menggunakan kapas, tidak nyeri baik pada dahi, pipi dan rahang, gerakan muka normal (N.V dan VI) dimana, dapat menggembungkan pipi, alis terangkat, dahi berkerut

Rambut

Rambut dan kulit kepala bersih, warna hitam bercampur putih,

distribusi menyebar dan rata. Tidak ditemukan lesi pada kulit kepala, rambut tidak mudah dicabut dan rambut lurus

Rambut dan kulit kepala bersih, warna hitam,

distribusi menyebar dan rata. Tidak ditemukan lesi pada kulit kepala, rambut tidak mudah dicabut dan rambut lurus

Rambut dan kulit kepala bersih, warna hitam,

distribusi menyebar dan rata. Tidak ditemukan lesi pada kulit kepala, rambut tidak mudah dicabut dan rambut lurus

Rambut dan kulit kepala bersih, warna hitam,

distribusi menyebar dan rata. Tidak ditemukan lesi pada kulit kepala, rambut tidak mudah dicabut dan rambut lurus

Rambut dan kulit kepala bersih, warna hitam,

distribusi menyebar dan rata. Tidak ditemukan lesi pada kulit kepala, rambut tidak mudah dicabut dan rambut lurus

Rambut dan kulit kepala bersih, warna hitam,

distribusi menyebar dan rata. Tidak ditemukan lesi pada kulit kepala, rambut tidak mudah dicabut dan rambut lurus

Mata

Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakkan tangan pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pulit + 2 mm, reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak ikhterik, tidak memakai kacamata

Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakkan tangan pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pulit + 2 mm, reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak ikhterik, tidak memakai kacamata

Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakkan tangan pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pulit + 2 mm, reaksi cahaya +/+, konjungtiva agak anemis, kornea tidak ikhterik, tidak memakai kacamata

Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakkan tangan pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pulit + 2 mm, reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak ikhterik, tidak memakai kacamata

Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakkan tangan pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pulit + 2 mm, reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak ikhterik, tidak memakai kacamata

Isokor bola mata dapat mengikuti arah gerakkan tangan pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pulit + 2 mm, reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak ikhterik, tidak memakai kacamata, tampak cowong

Hidung

Bentuk simetris, warna kulit sama dengan kulit sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, tes kepatenan baik yaitu klien dapat menghembuskan kapas dengan kuat, terdapat sedikit bulu hidung, mukosa hidung merah dan lembab. Tes penciuman normal dimana klien bisa memDepokkan bau kopi dengan obat gosok (N I)

Bentuk simetris, warna kulit sama dengan kulit sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, tes kepatenan baik yaitu klien dapat menghembuskan kapas dengan kuat, terdapat sedikit bulu hidung, mukosa hidung merah dan lembab. Tes penciuman normal dimana klien bisa memDepokkan bau kopi dengan obat gosok (N I)

Bentuk simetris, warna kulit sama dengan kulit sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, tes kepatenan baik yaitu klien dapat menghembuskan kapas dengan kuat, terdapat sedikit bulu hidung, mukosa hidung merah dan lembab. Tes penciuman normal dimana klien bisa memDepokkan bau kopi dengan obat gosok (N I)

Bentuk simetris, warna kulit sama dengan kulit sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, tes kepatenan baik yaitu klien dapat menghembuskan kapas dengan kuat, terdapat sedikit bulu hidung, mukosa hidung merah dan lembab. Tes penciuman normal dimana klien bisa memDepokkan bau kopi dengan obat gosok (N I)

Bentuk simetris, warna kulit sama dengan kulit sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, tes kepatenan baik yaitu klien dapat menghembuskan kapas dengan kuat, terdapat sedikit bulu hidung, mukosa hidung merah dan lembab. Tes penciuman normal dimana klien bisa memDepokkan bau kopi dengan obat gosok (N I)

Bentuk simetris, warna kulit sama dengan kulit sekitarnya, terdapat cairan, tes kepatenan baik yaitu klien dapat menghembuskan kapas dengan kuat, terdapat sedikit bulu hidung. Tes penciuman normal dimana klien bisa memDepokkan bau kopi dengan obat gosok (N I)

Telinga

Daun telinga simetris kiri dan kanan,bersih, tidak ada benjolan , tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan pada masteudeus, tidak ada serumen, obstruksi dan cairan yang ke luar. Klien dapat mendengar bisikan dan detik jarum jam

Daun telinga simetris kiri dan kanan,bersih, tidak ada benjolan , tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan pada masteudeus, tidak ada serumen, obstruksi dan cairan yang ke luar. Klien dapat mendengar bisikan dan detik jarum jam

Daun telinga simetris kiri dan kanan,bersih, tidak ada benjolan , tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan pada masteudeus, tidak ada serumen, obstruksi dan cairan yang ke luar. Klien dapat mendengar bisikan dan detik jarum jam

Daun telinga simetris kiri dan kanan,bersih, tidak ada benjolan , tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan pada masteudeus, tidak ada serumen, obstruksi dan cairan yang ke luar. Klien dapat mendengar bisikan dan detik jarum jam

Daun telinga simetris kiri dan kanan,bersih, tidak ada benjolan , tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan pada masteudeus, tidak ada serumen, obstruksi dan cairan yang ke luar. Klien dapat mendengar bisikan dan detik jarum jam

Daun telinga simetris kiri dan kanan,bersih, tidak ada benjolan , tidak bengkak, nyeri tekan pada masteudeus kiri, terdapat cairan kuning di telinga kiri. Klien dapat mendengar bisikan dan detik jarum jam

Mulut

Bibir simetrisi. Mukosa bibir lembab berwarna merah muda, simetris, tekstur lembut tidak terdapat lesi. Gusi berwarna merah. Lidah tidak tremor (N XII), dalam tenggorokkan terlihat uvula dalam keadaan baik, tidak membengkok kepinggir. Klien bisa merasakan rasa manis dan pahit

Bibir simetrisi. Mukosa bibir lembab berwarna merah muda, simetris, tekstur lembut tidak terdapat lesi. Gusi berwarna merah. Lidah tidak tremor (N XII), dalam tenggorokkan terlihat uvula dalam keadaan baik, tidak membengkok kepinggir. Klien bisa merasakan rasa manis dan pahit

Bibir simetrisi. Mukosa bibir lembab berwarna merah muda, simetris, tekstur lembut tidak terdapat lesi. Gusi berwarna merah. Lidah tidak tremor (N XII), dalam tenggorokkan terlihat uvula dalam keadaan baik, tidak membengkok kepinggir. Klien bisa merasakan rasa manis dan pahit

Bibir simetrisi. Mukosa bibir lembab berwarna merah muda, simetris, tekstur lembut tidak terdapat lesi. Gusi berwarna merah. Lidah tidak tremor (N XII), dalam tenggorokkan terlihat uvula dalam keadaan baik, tidak membengkok kepinggir. Klien bisa merasakan rasa manis dan pahit

Bibir simetrisi. Mukosa bibir lembab berwarna merah muda, simetris, tekstur lembut tidak terdapat lesi. Gusi berwarna merah. Lidah tidak tremor (N XII), dalam tenggorokkan terlihat uvula dalam keadaan baik, tidak membengkok kepinggir. Klien bisa merasakan rasa manis dan pahit

Bibir simetrisi. Mukosa bibir kering berwarna merah muda, simetris, tekstur lembut tidak terdapat lesi. Gusi berwarna merah. Lidah tidak tremor (N XII), dalam tenggorokkan terlihat uvula dalam keadaan baik, tidak membengkok kepinggir. Klien bisa merasakan rasa manis dan pahit

Leher

Leher simetris, warna kulit sama denganwarna kulit sekitarnya, tidak terdapat pembengkakan pada limfa dan sepanjang otot sternokleidomastoideus, arteri karotis teraba, tidak ada peningkatan JVP. ROM leher dapat digerakkan ke segala arah dan rotasi. Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid.

Leher simetris, warna kulit sama denganwarna kulit sekitarnya, tidak terdapat pembengkakan pada limfa dan sepanjang otot sternokleidomastoideus, arteri karotis teraba, tidak ada peningkatan JVP. ROM leher dapat digerakkan ke segala arah dan rotasi. Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid.

Leher simetris, warna kulit sama denganwarna kulit sekitarnya, tidak terdapat pembengkakan pada limfa dan sepanjang otot sternokleidomastoideus, arteri karotis teraba, tidak ada peningkatan JVP. ROM leher dapat digerakkan ke segala arah dan rotasi. Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid.

Leher simetris, warna kulit sama denganwarna kulit sekitarnya, tidak terdapat pembengkakan pada limfa dan sepanjang otot sternokleidomastoideus, arteri karotis teraba, tidak ada peningkatan JVP. ROM leher dapat digerakkan ke segala arah dan rotasi. Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid.

Leher simetris, warna kulit sama denganwarna kulit sekitarnya, tidak terdapat pembengkakan pada limfa dan sepanjang otot sternokleidomastoideus, arteri karotis teraba, tidak ada peningkatan JVP. ROM leher dapat digerakkan ke segala arah dan rotasi. Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid.

Leher simetris, warna kulit sama denganwarna kulit sekitarnya, tidak terdapat pembengkakan pada limfa dan sepanjang otot sternokleidomastoideus, arteri karotis teraba, tidak ada peningkatan JVP. ROM leher dapat digerakkan ke segala arah dan rotasi. Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid.

PEMERIKSAAN EKSTREMITAS

Bpk. S

Ibu U

An. M

An. H

An. A

An. L

Kulit

Warna kulit sawo matang (sesuai dengan warna sekitarnya), tidak tercium bau badan, tidak ada hiperpigmentasi, elastis. Tidak ditemukan suhu yang abnormal sekitar tubuh. Arteri dan vena terlihat dengan jelas. Tidak terdapat lesi.

Klien dapat merasakan dengan baik pada saat diberikan tes dengan menggunakan kapas, benda runcing.

Warna kulit sawo matang (sesuai dengan warna sekitarnya), tidak tercium bau badan, tidak ada hiperpigmentasi, elastis. Tidak ditemukan suhu yang abnormal sekitar tubuh. Arteri dan vena terlihat dengan jelas. Tidak terdapat lesi.

Klien dapat merasakan dengan baik pada saat diberikan tes dengan menggunakan kapas, benda runcing.

Warna kulit sawo matang (sesuai dengan warna sekitarnya), tidak tercium bau badan, tidak ada hiperpigmentasi, elastis. Tidak ditemukan suhu yang abnormal sekitar tubuh. Arteri dan vena terlihat dengan jelas. Tidak terdapat lesi.

Klien dapat merasakan dengan baik pada saat diberikan tes dengan menggunakan kapas, benda runcing.

Warna kulit sawo matang (sesuai dengan warna sekitarnya), tidak tercium bau badan, tidak ada hiperpigmentasi, elastis. Tidak ditemukan suhu yang abnormal sekitar tubuh. Arteri dan vena terlihat dengan jelas. Tidak terdapat lesi.

Klien dapat merasakan dengan baik pada saat diberikan tes dengan menggunakan kapas, benda runcing.

Warna kulit sawo matang, banyak terdapat bentol-bentol di kulit, kulit sensitif terhadap gigitan nyamuk, tidak tercium bau badan, tidak ada hiperpigmentasi, elastis. Tidak ditemukan suhu yang abnormal sekitar tubuh. Arteri dan vena terlihat dengan jelas.

Klien dapat merasakan dengan baik pada saat diberikan tes dengan menggunakan kapas, benda runcing.

Warna kulit sawo matang, terdapat tanda bercak putih bekas sakit cacar di bahu sebelah kiri. tidak tercium bau badan, tidak ada hiperpigmentasi, elastis. Tidak ditemukan suhu yang abnormal sekitar tubuh. Arteri dan vena terlihat dengan jelas. Tidak terdapat lesi.

Klien dapat merasakan dengan baik pada saat diberikan tes dengan menggunakan kapas, benda runcing.

Kuku

Kuku bersih dan bentuk kuku rata, warna pink di bawah kuku, capillary refill time < 2 detik (normal), sudut 160 derajat, kuku merekat dengan kuat

Kuku bersih dan bentuk kuku rata, warna pink di bawah kuku, capillary refill time < 2 detik (normal), sudut 160 derajat, kuku merekat dengan kuat

Kuku bersih dan bentuk kuku rata, warna pink di bawah kuku, capillary refill time < 2 detik (normal), sudut 160 derajat, kuku merekat dengan kuat

Kuku bersih dan bentuk kuku rata, warna pink di bawah kuku, capillary refill time < 2 detik (normal), sudut 160 derajat, kuku merekat dengan kuat

Kuku bersih dan bentuk kuku rata, warna pink di bawah kuku, capillary refill time < 2 detik (normal), sudut 160 derajat, kuku merekat dengan kuat

Kuku panjang dan hitam dan bentuk kuku rata, warna pink di bawah kuku, capillary refill time < 2 detik (normal), sudut 160 derajat, kuku merekat dengan kuat

Harapan Keluarga :Keluarga berharap perawat dapat membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarganya dan membantu memberikan cara mengasuh anak agar anak tidak rewel.

Nama Perawat: Ns. M

Tanda Tangan:

Hari/Tanggal: Kamis, 30 Oktober 2014