Format Pengkajian Respirasi
-
Upload
khoirunnisyak -
Category
Documents
-
view
263 -
download
16
Transcript of Format Pengkajian Respirasi
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn Kana
DENGAN ASMA BRONKIAL
I. Identitas pasien
Nama : Nn. Kana
Usia : 21 tahun
Jenis kelamin :perempuan
Alamat : jalan gunung wilis no 48
No. reg : 3426854
Diagnose medis : asma bronkial
Tanggal MRS : 22 des 2011
Jam MRS : 03.40
Tanggal pengkajian : 22 des 2011
Jam pengkajian : 03.40
II. Data Subjektif
Keluhan utama: dada sesak sekali, batuk-batuk, gatal ditenggorokan ada
lendir yang tidak bisa keluar
- Provocative
Pasien stress karena di putus pacar 3 hari yang lalu dan 3 hari ke
depan pasien akan ujian skripsi
Belum dilakukan penanganan. Semalam pasien tidur dengan
menggunakan kipas angin dan jendela terbuka
- Quality
Seperti diikat
- Radiasi
Adanya batuk sering
- Skala
Skala sesak menurut pasien 8
- Time
Pasien sesak sejak tadi malam jam 11.15
Riwayat penyakit dahulu
Pasien mempunyai riwayat penyakit rhinitis sejak umur 18 tahun, disuruh
berolahraga sering kambuh karena dingin dan terkena polusi
III. Data obyektif
Airway
Ada lender, wheezing.
Breathing
RR: 32x/menit
Adanya batuk, dyspnea, ekspirasi lebih panjang daripada inspirasi,
penggunaan otot bantu pernafasan, cuping hidung (+), penggunaan otot
sternocleidomastoideus.
Circulation
Adanya cyanosis pada bibir
TD: 130/90 mmHg
Suhu: 37,5 c
Nadi: 110 x/mnt
CRT: 3 dtk
Disability
- Kesadaran kualitatif: GCS:456
- Kesadaran kuantitatif: komposmentis
Head to toe
- keadaan umum
gelisah karena sesak
- kepala dan wajah
- kepala: bentuk normal, rambut warna hitam merata, tidak ada
luka, tidak ada benjolan, dan bersih
- mata: simetris, respon pupil (+), konjungtiva tidak anemis, isokor
3mm, kebersihan (+), dan sclera tidak ikterik
- telinga: simetris, bersih, benjolan (-), dan nyeri tekan (-)
- hidung: cuping hidung (+)
- mulut: mukosa bibir sianosis, kering, warna lidah merah
- leher: DVJ (-). Deviasi trakea (-), penggunaan
sternocleidomastoideus.
dada
Paru
Inspeksi: dada simetris, penggunaan otot bantu pernafasan,
supraclavikula, konfigurasi dada normal, deformitas (-), dyspnea,
pernafasan dalam dan cepat, usaha penggunaan otot bantu.
Palpasi: massa (-), nyeri tekan (-), vocal fremitus normal, ekspansi
pernafasan simetris, skoliosis (-).
Perkusi: bunyi paru resonan,
Auskultasi: wheezing kontinu pada semua lapang paru, terdengar ronkhi
halus setiap 5-10 menit, bunyi nafas bronchial.
Jantung
Inspeksi: tidak terlihat ictus cordis
Palpasi: tidak ada pembengkakan dan tidak ada nyeri tekan
Perkusi: batas jantung normal
Auskultasi: S1 : S2 = tunggal
perut dan pinggang
perut
inspeksi: asites tidak ada
auskultasi: bising usus 12x/menit
perkusi: timpani di semua quadran
palpasi: tidak ada nyeri tekan, massa (-), splenomegali (-), hematomegali
(-)
pinggang: simetris
pelvis dan perenium
pelvis: tidak ada krepitasi
perineum: tidak dikaji
ekstremitas
atas dan bawah
kekuatan otot 55, warna kulit pucat, turgor kulit kembali segera, edema
(-), sianosis perifer, nadi kanan kiri sama.
Reflex patella (+), tremor (-), keringat diaphoresis, akral dingin
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
EGC
Gelombang normal, sinus takikardi
Ro Thoraks
Hiperrusen dengan pelebaran antar iga, diafragma agak rendah,
penumpukan udara pada daerah retrospinal, jantung pada keadaan
normal
BGA:
- Pa CO2: 52 mmHg
- Pa O2: 78 mmHg
- Sa O2: 79 %
- pH: 7,25
- H CO3 : 20 mEq/Liter
V. Terapi
- IV line Na Cl 0,9% 20 tpm
- IV injeksi aminovilin 250 mg
- IV injeksi pretnisolon 260 mg
- Nebulizer fenitolin : bisolvon: NaCl = 1: 1: 2
- Diberikan O2 NRBM 12L/mnt
VI. Tindakan Resusitasi
No. Tgl/jam Tindakan resusitasi Keterangan
Tanggal 22 des
2011
1. 03.40 Pemberian NRBM 12L/mnt
2. 03.45 Nebulizer fenitolin : bisolvon:
NaCl = 1: 1: 2
3. 03.53 Monitor TTV, pulse oksimetri TD: 130/90 mnt
RR: 32 x/mnt
Nadi: 110 x/mnt
SaO2:78%
4. 04.03 IV line NaCl 0,9% 12tpm
5. 04.05 Bronkodilator Aminovilin
250mg secara IV
6. 04.05 Kortikosteroid pretnisolon
260mg secara IV
ANALISA DATA
NO. Tanda Etiologi Problem
1. DS :
- Pasien mengeluh
sesak seperti diikat
sejak pukul 23.00
- Pasien mengatakan
dahak tidak bisa
keluar
- Pasien mengeluh
stress karena diputus
pacar dan 2 hari lagi
ujian skripsi
- Pasien mengatakan
kepanasan lalu
menyalakan kipas
dan membuka
jendela
DO:
- Whezing
- Retraksi dinding dada
- Pasien tampak sulit
mengeluarkan dahak
- Pernapasan cuping
hidung
- Edema pada saluran
pernapasan
- TTV :
o RR: 32x/menit
o Nadi:110x/menit,
regular
o TD : 130/90 mmHg
o Suhu : 37,5C
Faktor pencetus serangan
asma: stress, allergen
(dingin)
Hipersekresi mucus, edema
mukosa dan dinding
bronkus
Peningkatan usaha dan
frekuensi pernapasan,
penggunaan otot bantu
napas
Ketidakefektifan jalan
napas
Ketidakefektifan
bersihan jalan
napas
2. DS : Faktor pencetus serangan Ketidakefektifan
- Pasien mengeluh
sesak seperti diikat
sejak pukul 23.00
- Pasien mengatakan
dahak tidak bisa
keluar
- Pasien mengeluh
stress karena diputus
pacar dan 2 hari lagi
ujian skripsi
- Pasien mengatakan
kepanasan lalu
menyalakan kipas
dan membuka
jendela
DO:
- Kedalaman napas
ekspirasi lebih
panjang dari inspirasi
dan susah
- Penggunaan otot
bantu napas
- Pernapasan cuping
hidung
- ECG : sinus takikardi
- Ro Thorax :
o Hiperlucen dengan
pelebaran antara
Iga
o Diagfragma letak
rendah
o Penumpukan
udara di daerah
retrospinal
o Jantung dalam
asma: stress, allergen
(dingin)
Hiperventilasi, kedalaman
ekspirasi lebih panjang dari
inspirasi dan susah
Peningkatan usaha dan
frekuensi pernapasan,
penggunaan otot bantu
napas
Ketidakefektifan pola napas
pola napas
batas normal
- TTV :
o RR: 32x/menit
o Nadi:110x/menit,
regular
o TD : 130/90 mmHg
o Suhu : 37,5C
3. DS :
- Pasien mengeluh
sesak seperti diikat
sejak pukul 23.00
- Pasien mengatakan
dahak tidak bisa
keluar
- Pasien mengeluh
stress karena diputus
pacar dan 2 hari lagi
ujian skripsi
- Pasien mengatakan
kepanasan lalu
menyalakan kipas
dan membuka
jendela
DO :
- BGA :
o Pa CO2 : 52mmHg
o Pa O2 : 79%
o PH : 7,25
o HCO3 - : 20 meq/ L
- TTV :
o RR: 32x/menit
o Nadi:110x/menit,
regular
Faktor pencetus serangan
asma: stress, allergen
(dingin)
Hipersekresi mucus, edema
mukosa dan dinding
bronkus, hiperventilasi,
kedalaman ekspirasi lebih
panjang dari inspirasi dan
susah
Peningkatan usaha dan
frekuensi pernapasan,
penggunaan otot bantu
napas
PaCO2 meningkat, SaO2
menurun
Kerusakan pertukaran gas
Kerusakan
pertukaran gas
o TD : 130/90 mmHg
o Suhu : 37,5C
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan peningkatan
sekresi mucus, spasme jalan napas dan edema.
2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan hiperventilasi.
3. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan ventilasi perfusi
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Tanggal/jam Tujuan Intervensi Keperawatan dan
Rasionalisasi
Ttd
1. Ketidakefektifan
bersihan jalan napas
berhubungan dengan
peningkatan sekresi
mucus, spasme jalan
napas dan edema.
9 Januari
2012
Jam 09.00
Dalam waktu 1x24 jam setelah
diberikan intervensi keperawatan,
jalan napas kembali efektif
Kriteria Hasil :
- Tidak ada wheezing
- RR normal 16-20x/menit
- Tidak ada penggunaan otot
bantu napas
- Tidak ada pernapasan cuping
hidung
- Edema saluran pernapasan
tidak ada
1. Posisikan klien semifowler
R/ Peninggian kepala ke tempat tidur
mempermudah fungsi pernapasan dan
meningkatkan ekspansi dada
2. Pemberian O2 melalui masker non-
rebreathing 12L/menit
R/ Pemberian O2 mengurangi beban otot-
otot pernapasan
3. Kolaborasi pemberian obat Bronkodilator :
- Nebulizer dengan perbandingan
Ventilon: Bisolvon: NaCL 0,9= 1:1:2,
R/ pemberian bronkodilator via
Inhalasi akan langsung menuju area
bronkus yang mengalami spasme
sehingga lebih cepat berdilatasi
- Aminofilin 200mg IV, Metilprepnisolon
260 mg IV
R/ Pemberian secara IV merupakan
usaha pemeliharaan agar dilatasi
jalan napas dapat normal
- Agen mukolitik ekspetoran
R/ agen mukolitik menurunkan
kekentalan dan perlengketan secret
paru untuk memudahkan
pembersihan. Agen ekspetoran akan
memudahkan secret lepas dari
perlengketan jalan napas
- Kortikosteroid
R/ berguna untuk menurunkan reaksi
inflamasi akibat edema mukosa dan
dinding bronkus
4. Monitor warna, kekentalan dan jumlah
sputum
R/ karakteristik sputum dapat
menunjukkan berat ringannya obstruksi
5. Ajarkan batuk efektif
R/ Batuk yang terkontrol dan efektif dapat
mempermudah pengeluaran secret yang
melekat di jalan napas
6. Monitor TTV
R/ Memonitor keadaan umum
2. Ketidakefektifan pola
napas berhubungan
dengan hiperventilasi.
9 Januari
2012
Jam 09.00
Dalam waktu 1x24 jam setelah
diberikan intervensi keperawatan,
pola napas kembali efektif
Kriteria Hasil :
- Ekspirasi dan inspirasi normal
- Tidak ada penggunaan otot
bantu napas
- Tidak ada pernapasan cuping
hidung
- Hasil Ro Thorax normal
- RR normal 16-20x/menit
- Irama, frekuensi dan kedalaman
napas berada dalam batas
normal
1. Monitor fungsi pernapasan, catat
kecepatan pernapasan, sesak napas dan
perubahan TTV, kualitas frekuensi
R/ distress pernapasan dan perubahan
tanda vital dapata terjadi akibat stress
fisiologi dan menunjukkan terjadinya syok
akibat hipoksia
2. Posisikan semifowler
R/ Peninggian kepala ke tempat tidur
mempermudah fungsi pernapasan dan
meningkatkan ekspansi dada
3. Auskultasi suara napas
R/ Menunjukkan kelainan suara napas
pada bagian paru
4. Observasi TTV terutama Nadi dan
Pernapasan
R/ Peningkatan frekuensi napas dan
takikardi merupakan indikasi adanya
penurunan fungsi paru
5. Bantu dan ajarkan klien untuk napas
dalam yang efektif
R/ Untuk merelaksasikan otot pernapasan
6. Kolaborasi pemberian O2
R/ pemberian O2 dapat memberikan
beban pernapasan dan mencegah
terjadinya sianosis akibat hipoksia.
3. Kerusakan pertukaran
gas berhubungan
dengan perubahan
ventilasi perfusi
9 Januari
2012
Jam 09.00
Dalam waktu 1x24 jam setelah
diberikan intervensi keperawatan,
pertukaran gas membaik
Kriteria Hasil :
- RR normal 16-20x/ menit
- Nadi 60-100x/menit
- Tidak ada sesak napas
- BGA dalam batas normal
1. Pantau status pernapasan, hasil BGA
R/ Untuk mengidentifikasi indikasi kea rah
kemajuan atau menyimpangan hasil dari
klien
2. Posisikan semifowler
R/ Peninggian kepala ke tempat tidur
mempermudah fungsi pernapasan dan
meningkatkan ekspansi dada
3. Pantau status mental klien
R/ Jika terjadi penurunan kesadaran
mengindikasikan perfusi jaringan otak
menurun. Gelisah dan ansietas adalah
manifestasi umum pada hipoksia. BGA
memburuk disertai somnolen
menunjukkan disfungsi serebal yang
berhubungan dengan hipoksemia
4. Monitor secara rutin kulit dan warna
membrane mukosa
R/ Sianosis perifer (terlihat pada kuku)
atau sentral (terlihat di sekitar bibir).
Keabu-abuan dan sianosis sentral
mengindikasi beratnya hipoksemia.
7. Kolaborasi pemberian O2
R/ pemberian O2 dapat memberikan
beban pernapasan dan mencegah
terjadinya sianosis akibat hipoksia.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Dx Kep Tgl/jam Implementasi TTD
Ketidakefektifan
bersihan jalan
napas
09.00 1. Memposisikan klien semifowler
2. Memberikan O2 melalui masker non-rebreathing 12L/menit
3. Berkolaborasi pemberian obat Bronkodilator : - Nebulizer
dengan perbandingan Ventilon: Bisolvon: NaCL 0,9= 1:1:2,
- Aminofilin 200mg IV, Metilprepnisolon 260 mg IV
- Agen mukolitik ekspetoran
- Kortikosteroid
4. Memonitor warna, kekentalan dan jumlah sputum
5. Mengajarkan batuk efektif
6. Memonitor TTV
Ketidakefektifan
pola napas
09.00 1. Memonitor fungsi pernapasan, catat kecepatan
pernapasan, sesak napas dan perubahan TTV, kualitas
frekuensi
2. Memposisikan semifowler
3. Mengauskultasi suara napas
4. Mengobservasi TTV terutama Nadi dan Pernapasan
5. Membantu dan ajarkan klien untuk napas dalam yang efektif
6. Mengkolaborasi pemberian O2
Kerusakan
pertukaran gas
09.00 1. Memantau status pernapasan, hasil BGA
2. Memposisikan semifowler
3. Memantau status mental klien
4. Memonitor secara rutin kulit dan warna membrane mukosa
5. Berkolaborasi pemberian O2
EVALUASI KEPERAWATAN
Dx
kep
Tgl/jam Evaluasi Ttd
1. 9 januari 2012
pkl. 10.00
S:
- Pasien mengatakan sesak nafas menurun.
- Pasien mengatakan nyeri dada menurun.
O:
- Tidak ada wheezing
-RR normal 20 x/menit
-Tidak ada penggunaan otot bantu napas
-Tidak ada pernapasan cuping hidung
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
- Posisikan semiflower
- Kolaborasi pemberian bronkodilator
- Ajarkan batuk efektif
2. 9 januari 2012
pkl. 10.00
S:
- pasien mengatakan sesak nafas menurun.
- pasien mengatakan merasa nyaman.
O:
- Ekspirasi dan inspirasi normal
- Tidak ada penggunaan otot bantu napas
- Tidak ada pernapasan cuping hidung
- RR normal 20x/menit
- Irama, frekuensi dan kedalaman napas berada
dalam batas normal
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
- Observasi TTV terutama Nadi dan Pernapasan
- Bantu dan ajarkan klien untuk napas dalam
yang efektif
3. 9 januari 2012
pkl. 10.00
S:
- Pasien mengatakan tidak sesak nafas.
- Pasien mengatakan nyeri dada berkurang.
O:
- RR normal 20x/ menit
- Nadi 90 x/menit
- Tidak ada sesak napas
- BGA dalam batas normal
A; Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
- Monitor secara rutin kulit dan warna membrane
mukosa.
- Pantau status pernapasan klien.
- Lakukan tes BGA
DAFTAR PUSTAKA
Nanda Internasional. 2010. Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2009-2011.
Editor edisi bahasa Indonesia : Monica Ester, S.Kp. Jakarta : EGC.
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intevensi NIC dan
Kriteria Hasil NOC, Edisi 7. Editor edisi bahasa Indonesia : Ns. Eny Meiliya,
S.Kep & Monica Ester, S.Kp. Jakarta : EGC.
Doenges, Marilynn.E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien,Edisi 3. Editor edisi
bahasa Indonesia : Monica Ester, S.Kp., Yasmin Asih, S.Kp. Jakarta : EGC.
Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan.
Jakarta : Salemba Medika