FIX TAK 2

download FIX TAK 2

of 19

description

tak jiwa

Transcript of FIX TAK 2

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK KE-IISTIMULASI PERSEPI PADA

PERILAKU KEKERASAN

Oleh Kelompok 1

Dewi Ismarina(04064891416033)

Wenniarti(04064891416035)

Afen Sidik(04064891416037)

Nurul Dwi Khairani(04064891416039)

Susi Lestari (04064891416041)FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA2015BAB I

PENDAHULUANA. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial yang terus-menerus membutuhkan adanya orang lain di sekitarnya. Salah satu kebutuhan manusia adalah melakukan interaksi dengan sesama manusia. Interaksi ini dilakukan tidak selamanya memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh individu. Sehingga mungkin terjadi suatu gangguan terhadap kemampuan individu untuk interaksi dengan orang lain.

Salah satu contoh gangguan interaksi dengan orang lain (gangguan hubungan sosial) adalah klien dengan prilaku kekerasan. Pada klien dengan prilaku kekerasan selalu cenderung untuk melakukan kerusakan atau mencederai diri sendiri, orang lain, atau lingkungan. Dan prilaku kekerasan tidak jauh dari kemarahan. Kemarahan adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman (Keliat, 1996).

Prilaku kekerasan/amuk dapat disebabkan karena frustasi, takut, manipulasi atau intimidasi. Prilaku kekerasan merupakan hasil konflik emosional yang belum dapat diselesaikan. Perilaku kekerasan juga menggambarkan rasa tidak aman, kebutuhan akan perhatian dan ketergantungan pada orang lain.

Pasien jiwa yang mengalami perilaku kekerasan umumnya tidak dapat mengendalikan emosinya dengan baik, sehingga emosinya sangat labil dan membahayakan orang- orang yang ada disekitarnya. Namun, pada pasien jiwa dengan prilaku kekerasan yang sudah mampu bekerja sama dengan perawat hendaknya diajarkan tentang perilaku kekerasan yang pasien alami, mulai dari stimulasi penyebab kemarahannya, tanda dan gejala kemarahannya, prilaku kekerasan yang dilakukannya dan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukannya dan juga cara mencegah perilaku kekerasan baik dengan cara kegiatan fisik, interaksi sosial, kegiatan spiritual maupun dengan cara patuh minum obat agar perilaku kekerasan yang dilakukannya dapat terkendali dengan baik

Terapi kelompok adalah suatu psikoterapi yang dilakukan oleh sekelompok penderita bersama-sama dengan jalan diskusi satu sama lain yang dipimpin, diarahkan oleh terapis/petugas kesehatan yang dilatih.

Terapi aktivitas kelompok itu sendiri mempermudah psikoterapi dengan sejumlah klien dalam waktu yang sama. Manfaat terapi aktivitas kelompok, agar klien dapat belajar kembali bagaimana cara bersosialisasi dengan orang lain, sesuai dengan kebutuhannya memperkenalkan dirinya, menanyakan hal-hal yang sederhana dan memberikan respon terhadap pertanyaan yang lain. Sehingga klien dapat berinteraksi dengan orang lain dan dapat merasakan arti berhubungan dengan orang lain.

Berdasarkan hasil pencatatan jumlah penderita yang mengalami gangguan jiwa di RS Ernaldi Bahar ruang Merpati dari bulan April sampai Mei 2015 sebanyak 39 orang diantaranya pasien perilaku kekerasan terbanyak, kemudian pasien dengan halusinasi, menarik diri, waham dan harga diri rendah. Atas dasar tersebut, maka kami tertarik melakukan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) pada klien dengan prilaku kekerasan agar dapat kembali bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya dan menangani masalah kesehatan yang dialaminya, tentu saja klien yang mengikuti terapi ini adalah klien yang mampu mengontrol dirinya dari prilaku kekerasan sehingga saat TAK kilen dapat bekerja sama dan tidak menganggu anggota atau pasien yang lain.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Klien dapat mengontrol prilaku kekerasan yang biasa dilakukannya

2. Tujuan Khususa. Klien dapat mengenal penyebab, tanda dan gejala prilaku kekerasan, dan prilaku kekerasan yang biasa dilakukan serta akibat prilaku kekerasan yang biasa dilakukan

b. Klien dapat mengontrol perilaku kekerasan melalui kegiatan fisik

c. Klien dapat mengontrol perilaku kekerasan melalui interaksi sosial

d. Klien dapat mengontrol perilaku kekerasan melalui kegiatan spiritual yang biasa dilakukannya

e. Klien dapat mengontrol perilaku kekerasan melalui cara patuh minum obat

BAB IITINJAUAN TEORI

A. Cara Mencegah/Mengontrol Prilaku Kekerasan Dengan Cara Fisik

1. Teknik Latihan Fisika. PengertianLatihan Fisik adalah Hakekatnya gerak (movement) yang diamati sebagai suatu perilaku sistem tubuh lebih merupakan ciri kehidupan yang meliputi unsur dasar fisik dan psikis, dan dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidup manusia sangat berhubungan dengan aktivitas (Shadiqin, 2010). Aktifitas fisik atau latihan fisik adalah setiap gerakan tubuh yang meningkatkan pengeluaran tenaga dan enargi (Siregar, 2007).Aktifitas fisik atau latihan fisik adalah kerja fisik yang sistem lokomotor tubuh yang ditunjukan dalam aktifitas hidup sehari-hari, jika suatu aktifitas fisik memiliki tujuan tertentu dan dilakukan dengan aturan-aturan tertentu secara sistematis seperti adanya aturan waktu, target denyut nadi, jumlah pengulangan gerakan gerakan dan lain-lain disebut latihan (Harahap, 2008).b. Teknik Latihan Fisik Dengan Tarik Nafas Dalam Untuk Mengontrol Prilaku Kekerasan

Teknik tarik nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan napas dalam, napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas secara perlahan, Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer & Bare, 2002).Tujuan Smeltzer & Bare (2002) menyatakan bahwa tujuan teknik tarik napas dalam adalah untuk meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasi paru, meningkatkan efesiensi batuk, mengurangi stress baik stress fisik maupun emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri dan menurunkan kecemasan.Emosi atau sebuah sikap / perbuatan dari luapan sikap emosional atau temperamental yang ada pada diri nya sendiri tanpa dapat lagi untuk ditahan / dibendung, emosional yang berlebihan pastinya akan berdampak buruk bagi setiap kehidupan dan serta luapan emosi yang telah keluar tersebut akan membuat orang sekitar akan merasa dirugikan, kenapa demikian? salah satunya adalah merasa terganggu dengan sikap tersebut dan merasa risih dan hal lainnya pula adalah dapat mengganggu dan menjadikan sebuah tekanan psikis tingkat rendah bahkan dapat menjadi tingkat tinggi kalau kalau kita tidak dapat mengendalikan dan mengaturnya secara seimbang. Saat sedang terbawa emosi atau terbawa rasa ingin marah maka Pejamkan mata dan menghela nafas dalam dalam , hirup dari hidung dan keluarkan dari mulut, disini akan menstimulai masuknya oksigen melalui rongga pernafasan utama kita serta untuk menenangkan kinerja jantung yang sedang tegang dikarenakan tekanan dari pikiran kita.Menarik nafas dalam-dalam secara teratur dapat meningkatkan dan memperbiki pengiriman oksigen ke seluruh organ tubuh. Cobalah menarik nafas dalam melalui perut Anda untuk meningkatkan suplai oksigen ke organ-organ tubuh dan membantu seluruh perkembangan dari sistem tubuh. Saat kondisi emosi meninggi dan detak jantung terasa cepat, tariklah nafas dalam-dalam. Cara ini bisa sangat efektif menurunkan detak jantung saat kondisi Anda sedang stres. Ambil nafas dalam-dalam dengan benar, lakukanlah sebanyak tiga kali. Detak jantuk dan tekanan darah pun akan menurun.Adapun langkah-langkah teknik relaksasi napas dalam adalah sebagai berikut :1. Ciptakan lingkungan yang tenang2. Usahakan tetap rileks dan tenang3. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui hitungan 1,2,3.4. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan ekstrimitas atas dan bawah rileks5. Anjurkan untuk mengulangi bernafas dalam 3 5 kalic. Teknik Latihan Fisik Dengan Pukul Kasur/Bantal Untuk Mengontrol Prilaku KekerasanLatihan fisik kedua untuk mengontrol prilaku kekerasan yaitu pukul bantal atau kasur. Jika seseorang merasa kesal dan ingin marah, langsung kekamar dan lampiaskan kemarahan tersebut dengan memukul kasur atau bantal. Pada saat seseorang sedang melakukan latihan fisik atau berolahraga tubuh secara otomatis dapat meningkatkan kadar serotonin di dalam otak. Serotoninatau 5-hydroxytryptamine adalah hormon yang berfungsi mengirimkan sinyal antar sel saraf. Perubahan kadar serotonin di otak dapat mengubah mood seseorang. Perlahan-lahan tubuh akan tenang dan keinginan untuk marah pun berkurang.(Guyton yang dikutipliza,2010). Menurut Nasir dkk,(2011)Serotonin merupakan suatu neotransmiter yang hanya ditemukan diotak. Sebagian besar berfungsi sebagai inhibisi dan berperan penting dalam menimbulkan gangguan ansietas dan mood, serta skizofrenia. Serotonin juga terlibat dalam pengontrolan dalam asupan makanan, tidur dan terjaga, pengaturan suhu tubuh, pengontrolan nyeri, perilaku seksual, serta pengaturan nyeri. Selain serotonin, norepinefrin juga merupakan neurotransmitter yang dominan pada system saraf, terutama terdapat dibatang otak dan berperan dalam perubahan perhatian, belajar, memori, tidur dan terjaga serta pengaturan mood.Sistem norepinefrn dan sistem serotonin normalnya menimbulkan dorongan bagi sistem limbik untuk meningkatkan perasaan seseorang terhadap rasa nyaman, menciptakan rasa bahagia, rasa puas, nafsu makan yang baik, dorongan seksual yang sesuai, dan keseimbangan psikomotor, tapi bila terlalu banyak akan menyebabkan serangan mania. Yang mendukung konsep ini adalah kenyataan bahwa pusat-pusat reward dan punishment di otak pada hipotalamus dan daerah sekitarnya menerima sejumlah besar ujung-ujung saraf dari sistem norepinefrindan serotonin (Liza, 2010).BAB IIIPROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK)

STIMULASI PERSEPSI PADA PERILAKU KEKERASAN

SESI 2

A. TOPIK

Sesi 2 TAK Stimulasi Persepsi: Mencegah perilaku kekerasan secara fisik.

B. TUJUAN

1. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien.

2. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku kekerasan.

3. Klien dapat mendemonstrasikan dua kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku kekerasan.

C. KLIEN

1. Karakteristik klien

Kriteria klien yang diikutkan dalam TAK sesi 2 : Mencegah perilaku kekerasan fisik adalah sebagai berikut:

a) Klien yang kooperatif dan mampu berkomunikasib) Klien yang mempunyai riwayat perilaku kekerasanc) Klien dengan perilaku kekerasan

d) Klien yang telah melewati TAK sesi 1: Mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.

2. Proses seleksiSebelum melakukan TAK, kelompok akan melakukan pengkajian terhadap semua pasien diruangan Merpati. Setelah mendapatkan hasil pengkajian, kelompok akan memilih pasien dengan masalah perilaku kekerasan. Pasien yang terpilih adalah sebanyak 6 orang (Tn. S, Tn.D, Tn.T, Tn.S, T.D, dan Tn.T) dengan kriteria antara lain : klien yang kooperatif dan mampu untuk berkomunikasi serta klien yang telah melewati TAK sesi 1: Mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.

Proses berikutnya adalah kontrak waktu dan tempat dengan klien yaitu TAK akan dilakukan pada hari Selasa pada pukul 13.00 WIB.D. PENGORGANISASIAN

1. Waktu

Hari/tanggal: Selasa/16 juni 2015 Waktu

: 13.00 s.d 13.45 WIB (45 menit)

Tempat

: Ruang Merpati.2. Tim terapis

Setting: peserta dan terapis duduk bersama di kursi melingkar. Ruangan nyaman dan tenang

Keterangan:K: Klien

L: LeaderCL: Co Leader

O: ObserverF: Fasilitator

Tim terapis dan uraian tugas

Leader: Nurul Dwi Khairani

Uraian tugas: Menjelaskan maksud dan tujuan terapi aktivitas kelompok Memotivasi anggota untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya Mengatasi masalah yang mungkin timbul antar klien dalam kelompok Memimpin jalannya terapi aktivitas kelompok dengan tertib Memberikan reinforcement positif kepada klienCo Leader: Susi Lestari

Uraian tugas:

Menyampaikan info fasilitator kepada leader

Mengingatkan leader bila permainan menyimpang

Mengingatkan leader tentang lama waktu pelaksanaan kegiatan Bersama leader menjadi contoh bentuk kerjasama yang baik Membacakan peraturan kegiatan Memberikan reinforcement positif kepada klienFasilitator: Afen Sidik dan Dewi Ismarina

Memotivasi klien yang kurang / tidak aktif dalam kegiatan Memberikan contoh posisi duduk tegak, tatapan mata dan cara berkomunikasi yang baik kepada klien Memberikan reinforcement positif kepada klienObserver: Wenniarti

Uraian tugas:

Mengamati lamanya proses kegiatan sebagai acuan untuk mengevaluasi Mengamati jalannya kegiatan, kekurangan dan kelebihan sesuai dengan tujuan Mencatat perilaku verbal / non verbal klien selama berlangsung kegiatan dan dilaporkan kepada leader.3. Metode dan media

a. Metode yang digunakan, antara lain:

Dinamika kelompok

Diskusi dan tanya jawab

Bermain peran atau simulasi

b. Media

Cangkir dan kertas warna-warni Bantal dan Kasur Karton dan spidol Musik (speker dan hp) Permen

E. PROSES PELAKSANAAN

1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi 1

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

Dilaksanakan selama 10 menit, terdiri dari:a. Salam terapeutik 1) Salam dari terapis kepada klien

2) Klien dan terapis pakai papan nama

Selamat pagi Semuannya Saya Suster Nurulyang akan memimpin jalannya TAK pada siang ini. Saya ditemani oleh perawat-perawat yang lain, ada perawat Susi, Afen, Dewi dan Wenni yang akan membantu dalam kegiatan TAK ini.

b. Evaluasi/validasi

1) Menanyakan perasaan klien saat ini

Bagaimana perasaan Bapak pada siang ini?

2) Menanyakan apakah ada kejadian perilaku kekerasan: penyebab, tanda dan gejala, perilaku kekerasan serta akibatnya.

Apakah Bapak-bapak yang ada disini masih ada yang mempunyai rasa kesal atau jengkel yang masih terpendam, serta ada yang masih sering mengamuk?

Bagaimana Bapak-bapak sekalian kemarin kita sudah melakukan TAK tentang perasaan marah, kesal, tanda dan gejala yang dialami, serta perilaku kekerasan yang pernah dilakukan. Apakah bapak-bapak masih ingat?

c. Kontrak

1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu cara fisik untuk mencegah perilaku kekerasan

Sesuai dengan kesepakatan kemarin bahwa hari ini, kita akan melakukan kegiatan terapi aktivitas kelompok tentang mencengah perilaku kekerasan secara fisik tujuanya yaitu agar tidak terjadi perilaku kekerasan yang membahayakan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.

2) Menjelaskan aturan main berikut

a) Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta ijin kepada terapis.b) Lama kegiatan 45 menit

c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

d) Cara bermainnya yaitu1) Menggilir cangkir yang berisi kertas-kertas warna-warni ke teman sebelah kanan secara berurutan, permainan berhenti ketika musik berhenti. Kemudian cangkir dikoncang oleh peserta terakhir memegang cangkir dan mengeluarkan 1 kertas. Kertas yang warnanya sesuai dengan warna papan nama peserta, dia yang akan mengungkapkan kegiatan fisik yang pernah dilakukan jika marah. Baiklah untuk mengefektifkan waktu kita mulai saja kegiatan kita sekarang. Pada TAK kali ini kita mempunyai tata tertib, antara lain; setiap peserta harus mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir, peserta harus mendengarkan aba-aba dari perawat, jika ada peserta yang ingin ke kamar mandi dipersilahkan sekarang sebelum kita mulai kegiatan kita hari ini, dan selama kegiatan berlangsung tidak diperbolehkan keluar ruangan3. Tahap kerjaTahap kerja dilaksanakan selama 25 menit, terdiri dari:

a. Mendiskusikan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan oleh klien

1) Tanyakan perilaku kekerasanBaiklah mari kita mulai membahas kegiatan fisik apa saja yang biasa bapak lakukan jika marah2) Tulis dipapan tulis

b. Menjelaskan kegiatan fisik yang dapat digunakan untuk menyalurkan kemarahan secara sehat :

Salah satu cara yang dapat kita lakukan untuk mengatasi perilaku kekerasan adalah dengan mengalihkan perilaku kekerasan tersebut melalui mengerjakan berbagai hal yang dapat menyalurkan amarah bapak sekalian, seperti dengan teknik nafas dalam dan memukul bantal dan kasur yang akan kita lakukan bersama.c. Membantu klien melakukan kegiatan melakukan teknik nafas dalam dan memukul bantal dan kasurBaiklah bapak sekalian, kami disini akan membantu membimbing bapak dalam melakukan kegiatan permainan kita pada hari ini. Yang pertama adalah teknik nafas dalam. Kita akan mengatasi dan menghentikan kemarahan. Yang kedua yaitu menyalurkan amarah kita dengan memukul-mukul bantal. Lalu memukul kasur.

Bersama klien mempraktikkan kegiatan teknik nafas dalam dan memukul bantal dan kasur.

1) Terapis mempraktikkan

Baiklah bapak bisa mengikuti apa yang saya contohkan.2) Klien melakukan redemonstrasi

d. Menanyakan perasaan klien setelah mempraktikkan cara penyaluran kemarahan.

Setelah kita melakukan dua kegiatan diatas, bagaimana perasaan bapak sekarang?e. Memberikan pujian pada peran serta klien

Wah, bagus sekali yang bapak telah lakukan. (berikan pujian atau tepuk tangan setelah setiap klien berhasil dan mampu melakukan demonstrasi tersebut , demonstrasi dilakukan sampai semua klien mencoba tindakan tersebut).f. Upayakan semua klien berperan aktif

4. Tahap terminasiTahap terminasi dilaksanakan selama 5 menit, terdiri dari:

a. Evaluasi

1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAKBagaimana perasaan Bapaksetelah mengikuti kegiatan TAK hari ini? Apakah merasa senang, lebih tenang, sedih, bosan, atau yang lain? Mungkin ada yang ingin mengungkapkan pendapatnya?2) Menanyakan ulang cara baru yang sehat mencegah perilaku kekerasan

Tadi kita sudah belajar bagaimana cara mencegah perilaku kekerasan dengan fisik, bisa bapak sebutkan kembali dua cara mencegah perilaku kekerasan dengan fisik? (berikan pujian atau tepuk tangan setelah setiap klien berhasil dan mampu menjawab pertanyaan dengan benar).b. Rencana tindak lanjut

1) Menganjurkan klien menggunakan cara yang telah dipelajari jika stimulus penyebab perilaku kekerasan.

2) Menganjurkan klien melatih secara teratur cara yang telah dipelajari

3) Memasukkan pada jadwal kegiatan harian klien

Setelah mengikuti kegiatan ini bapak sekalian bila ada perasaan ingin marah atau rasa kesal maka bapak bisa melakukan kegiatan secara fisik yang bisa dilakukan untuk mencegah perilaku kekerasan. Dan bapak sebaiknya melakukan kegiatan secara fisik ini secara teratur tidak hanya pada saat marah atau kesal saja.. setelah itu masukan kedalam jadwal kegiatan harian bapak masing-masing.c. Kontrak yang akan datang

1) Menyepakati belajar cara baru yang lain yaitu interaksi sosial yang asertif

2) Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya

Baiklah bapak-bapak, hari kamis nanti kita akan melakukan kegiatan TAK lagi dengan topk yang berbeda yaitu bapak belajar mengenai mencegah perilaku kekerasan dengan demgam melakukan interasksi sosial yang asertif. Kegiatannya akan kita mulai pada pukul 10.30 WIB di ruangan ini lagi selama kurang lebih 45 menit. Baiklah karena waktunya sudah habis, sekarang kita tutup kegiatan ini dan bapak-bapak bisa melanjutkan kegiatan yang lain. Wassalamualaikum wr.wb dan selamat pagi semuanya.

F. EVALUASI Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK, yaitu kemmapuan yang diharapkan:1. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien.

2. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku kekerasan.

3. Klien dapat mendemonstrasikan dua kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku kekerasan.

G. FORMAT EVALUASISesi 2: Kegiatan fisik yang dilakukan pada saat marah

NoNama KlienPerilaku kekerasan yang dilakukan

1Tn.So

2Tn.Di

3Tn.Su

4Tn.Tp

5Tn.To

6Tn.D

Kemampuan mencegah perilaku kekerasan fisik

NoNama KlienMempraktikkan cara fisik yang pertama (teknik nafas dalam)Mempraktikkan cara fisik yang kedua yang kedua (memukul kasur dan bantal)

1Tn.So

2Tn.Di

3Tn.Su

4Tn.Tp

5Tn.To

6Tn.D

Keterangan:

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien

2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mempraktikkan dua kegiatan ibadah pada saat TAK. Beri tanda ( jika klien mampu dan tanda ( jika klien tidak mampu.

LAPORAN HASIL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK)

STIMULASI PERSEPSI PADA PERILAKU KEKERASAN

SESI II

Oleh Kelompok 1

Dewi Ismarina(04064891416033)

Wenniarti(04064891416035)

Afen Sidik(04064891416037)

Nurul Dwi Khairani(04064891416039)

Susi Lestari (04064891416041)FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA2015LAPORAN HASIL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK)

STIMULASI PERSEPSI PADA PERILAKU KEKERASAN

SESI IIDari Terapi Aktivitas Kelompok dengan:

Topik

: Mencegah Prilaku Kekerasan secara Fisik

Tanggal : 16 Juni 2015

Pukul

: 10.45 WIB s/d 11.30

Tempat : Ruang Merpati RS Ernaldi Bahar Palembang

Didapatkan hasil sebagai berikut :

1. Peserta

Klien yang ikut serta dalam terapi aktivitas kelompok didasarkan pada kriteria sebagai berikut:

Klien dengan resiko prilaku kekerasan

Sesuai dengan kriteria di atas dengan melakukan kontrak waktu terlebih dahulu, didapatkan klien yang ikut serta dalam Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) adalah:

a. Tn. Ma

b. Tn. Su

c. Tn. Ed

d. Tn. Ib

e. Tn. Me

f. Tn. Ha

2. Tujuan

a. Tujuan Umum

Klien mampu mengontrol prilaku kekerasan dengan cara fisik

b. Tujuan Khusus

1) Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang dapat mencegah prilaku kekerasan

2) Klien dapat mendemonstrasikan dua kegiatan fisik yang dapat mencegah prilaku kekerasan3. Fase Kegiatan TAK

a. Persiapan

Langkah awal sebelum melakukan kegiatan TAK, anggota kelompok mempersiapkan proposal TAK sebagai panduan kegiatan. Proposal yang telah dibuat, dikonsultasikan dengan pembimbing klinik.

Setelah itu dilakukan seleksi terhadap klien yang akan diikutsertakan TAK sesuai kriteria yang sudah ditetapkan. Pada tahap ini perawat membagi tugas dalam pelaksanaan kegiatan :

Tim perawat

Leader : Nurul Dwi Khairani

Co Leader: Susi Lestari

Fasilitator : Afen Sidik

Dewi Ismarina

Observer : Wenniarti

4. Fase Kerja

Sehari sebelum dilakukan TAK, anggota kelompok melakukan simulasi kegiatan TAK bersama anggota kelompok dan melakukan kontrak terhadap klien yang akan mengikuti TAK dengan tujuan klien dapat mengatur jadwal kegiatan dan sebagai pedoman ketika klien menolak untuk berinteraksi.

Sebelum melakukan TAK, perawat menyiapkan alat dan tempat terlebih dahulu kemudian perawat memanggil dan mempersiapkan klien di ruang TAK. Setelah itu klien diteempatkan pada posisi berikut:

Keterangan :

L

: leader

Co L : Co leader

O

: observer

F

: Fasilitator

K

: Klien

Acara dimulai pada pukul 10.00 WIB dengan proses sebagai berikut :

Kegiatan PerawatanKegiatan KlienKeterangan

Fase Orientasi :

Salam terapeutik

Menanyakan perasaan klien saat ini

Memperkenalkan diri pada klien

Menjelaskan tujuan kegiatan

Menjelaskan lamanya kegiatan

Menjelaskan aturan main

Jika ada klien yang ingin meninggalkan kegiatan TAK, klien harus meminta izin pada terapis.

Kegiatan dilakukan selama 45 menit.

Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal ampai selesai.

Menjawab salam

Menanggapi dengan senang

Memperhatikan penjelasan tujuan dari kegiatan yang akan dilaksanakan

Klien memperhatikan penjelasan dari leader Semua klien dan perawat menjawab salam

Klien mendengarkan penjelasan dari perawat

Klien mendengarkan dengan seksama

Fase Kerja :

Leader menjelaskan kegiatan TAK

Pada saat lagu diputar, cangkir yang berisi kertas warna-warni digilirkan ke peserta

Pada saat lagu dimatikan bagi anggota kelompok TAK yang memegang cangkir mengoncang mengeluarkan 1 kertas warna dan papan nama peserta yang sesuai dengan warna kertas tersebut yang menceritakan kegiatan fisik yang biasa dilakukan ketika marah.

Kemudian leader menjelaskan dan mendemonstrasikan kegiatan fisik untuk mencegah perilaku kekerasan yaitu tarik napas dalam

Kemudian lagu dihidupkan kembali, bagi anggota kelompok TAK yang memegang cangkir mengoncang mengeluarkan 1 kertas warna dan papan nama peserta yang sesuai dengan warna kertas tersebut yang mendemonstrasikan cara tarik napas dalam, ulangi sampai semua anggota TAK mendapat giliran

Kemudian leader menjelaskan dan mendemonstrasikan kegiatan fisik untuk mencegah perilaku kekerasan yaitu pukul kasur dan bantal

Kemudian lagu dihidupkan kembali, bagi anggota kelompok TAK yang memegang cangkir mengoncang mengeluarkan 1 kertas warna dan papan nama peserta yang sesuai dengan warna kertas tersebut yang mendemonstrasikan cara pukul kasur dan bantal, ulangi sampai semua anggota TAK mendapat giliran

Beri pujian kepada setiap keberhasilan anggota TAK dengan memberi tepuk tangan Klien mendengarkan dan memperhatikan penjelasan leader

Klien mulai menggilirkan cangkir koncangan

Klien yang memegang cangkir langsung mengoncang dan mengeuarkan 1 kertas, peseta dengan papa nama yang sesuai denganwarna keertas tersebut menceritakan kegiatan fisik yang biasa dilakukan ketika marah

Klien memperhatikan leader cara tarik napas dalam

Setiap klien mendemonstrasikan tarik napas dalam secara bergiliran

Klien memperhatikan leader cara pukul kasur dan bantal

Setiap klien mendemonstrasikan cara pukul kasur dan bantal secara bergiliran

Klien bertepuk tangan Semua anggota kelompok memperhatikan penjelasan

Bola terus beredar sampai lagu dimatikan

Leader mendemonstrasikan cara tarik nafas dalam

Leader mendemonstrasikan cara pukul kasur dan bantal

Semua anggota TAK bertepuk tangan

Fase Terminasi:

-Leader mengevaluasi perasaan klien setelah berlatih cara mengontrol perilaku kekerasan secara fisik dengan pukul kasur dan bantal

- Leader mengevaluasi peserta TAK tentang cara mengontrol PK yang sudah diajarkan hari ini

- Leader membuat kontrak pertemuan TAK sesi berikutnya

- Menutup kegiatan TAK

dan memberi salamSetiap Klien menceritakan perasaannya secara bergantian

Setiap klien menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan yang telah diajarkan.

Klien mendengarkan leader

Klien bertepuk tangan dan menjawab salam

5. Evaluasi

TAK : Sesi II

Stimulasi Persepsi : Perilaku Kekerasan

Kemampuan Mencegah Perilkau Kekerasan Secara Fisik

a. Kemampuan mencegah perilaku kekerasaan secara fisik

NONama KlienCara 1 ( Tarik Napas Dalam)Cara 2 (Pukul Kasur dan Bantal

1Tn. Ma

2Tn. Su

3Tn. Ed

4Tn. Ib

5Tn. Me

6Tn. Ha

Keterangan :

= mampu

- = tidak mampu

b. Kemampuan Non Verbal

NoAspek yang dinilaiNama klien

Tn. MaTn. SuTn. EdTn. IbTn. MeTn. Ha

1.Kontak mata

2.Duduk tegak

3.Menggunakan bahasa tubuh yang sesuai

4.Mengikuti kegiatan dari awal

Jumlah 444444

Penilaian :

Rekomendasi :

Klien dikatakan mampu dengan skor

: 6 7

Lanjutkan

Klien dikatakan cukup mampu dengan skor: 4 5

Lanjutkan

Klien dikatakan kurang mampu dengan skor: 2 3

Ulangi

Klien dikatakan gagal dengan skor

: 0 1

Mundur

6. Evaluasi

TAK : Sesi 1

Stimulasi Persepsi : Perilaku Kekerasan

Kemampuan Mengenal Prilaku Kekerasan

a. Kemampuan VerbalNoNama KlienPenyebab

Perilaku Kekerasan Memberi tanggapan tentang

Tanda dan gejala PK Prilaku PK Akibat PK

1Tn. Ei

2Tn. Me

3Tn. Ib

4Tn. Ed

5Tn. Sa

6Tn. Su --

Keterangan:

: mampu

: tidak mampu

b. Kemampuan non verbal

NoAspek yang dinilai Nama Klien

Tn. EiTn. MeTn. IbTn. EdTn. SaTn. Su

1Kontak mata -

2Duduk tegak

3Menggunakan bahasa tubuh yang sesuai

4Mengikuti kegiatan dari awal

Jumlah 344444

Penilaian :

Klien dikatakan mampu dengan skor

: 6-7

Lanjutkan

Klien dikatakan cukup mampu dengan skor: 4-5

Lanjutkan

Klien dikatakan kurang mampu dengan skor: 2-3

Ulangi

Klien dikatakan gagal dengan skor

: 0-1

MundurDAFTAR PUSTAKA

Anna,budi keliat dan akemat.2004.keperawatan jiwa. Jakarta : EGC

Frances,mary,dkk.1996.rencana asuhan keperawatan psikiatri.jakarta:EGC

Marilyne,Doengoes&townsend, mary, &frances,mary.2006. rencana asuhan keperawatan psikiatri.Jakarta:EGC

Marifatul, lilik.2011.keperawatan jiwa.yogyakarta:graha ilmu

Kusumawati, farida. 2010.Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta :salemba medika

Wiscarz, gail&j.sandra.1998.Keperawatan Jiwa.Jakarta:EGCTomb,david.2004.psikiatri. Jakarta:EGCK

K

K

F

L

CL

K

K

K

O

Co L

K

K

F

K

F

O

K

K

K

L