FIX SK 1 CAIRAN

28
SKENARIO KEKURANGAN CAIRAN BLOK CAIRAN Kelompok A14 1102012054 Denny Susanto 1102015001 Abellani Yulitasari 1102015013 Akbar Fitrianto 1102015015 Aldinugraha Atmadinata 1102015021 Andi Aulia Ari Nurdewi 1102015025 Anggriani Rahayu 1102015036 Asa Gema Kurniawan 1102015041 Ayu Suci Nurmalasari 1102015059 Dian Ayu Lestari 1102015061 Dinda Rizqy Dwiputri

description

pbl sk 1 cairan

Transcript of FIX SK 1 CAIRAN

Page 1: FIX SK 1 CAIRAN

SKENARIO KEKURANGAN CAIRANBLOK CAIRAN

Kelompok A14

1102012054 Denny Susanto 1102015001 Abellani Yulitasari1102015013 Akbar Fitrianto1102015015 Aldinugraha Atmadinata1102015021 Andi Aulia Ari Nurdewi1102015025 Anggriani Rahayu1102015036 Asa Gema Kurniawan1102015041 Ayu Suci Nurmalasari1102015059 Dian Ayu Lestari1102015061 Dinda Rizqy Dwiputri

FAKULTAS KEDOKTERAN UMUM UNIVESITAS YARSIJL. LET. JEND .SUPRAPTO CEMPAKA PUTIH

JAKARTA PUSAT, 10510FEBRUARI, 2016

Page 2: FIX SK 1 CAIRAN

SKENARIO

KEKURANGAN CAIRAN

Seorang mahasiswa 19 tahun dibawa ke IGD RS YARSI karena pingsan saat mengikuti orientasi pengenalan kampus. Pada pemeriksaan fisik:kesadaran komposmentis, tampak sakit sedang, lemas, bibir dan lidah kering, kekuatan ekstremitas berkurang. Sebelum dibawa ke UGD Rumah Sakit, tim darurat medis telah memberikan larutan pengganti cairan tubuh. Di RS, penderita segera diberikan infus cairan . Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar natrium : 130mEq/L (Normal=135-147 mEq/L), Kalium :2,9mEq/L (normal= 3.5-5.5), dan Klorida : 103mEq/L (Normal= 100-106 mEq/L). Pasien dianjurkan untuk rawat inap dan minum sesuai dengan kaidah islam.

KATA-KATA SULIT1. Kesadaran Komposmentis :

- kesadaran normal atau sadar sepenuhnya baik terhadap dirinya maupun lingkungannya.

- Pasien masih dapat menjawab pertanyaan pemeriksa dengan baik2. Infus : cara memasukkan cairan selain darah ke dalam vena pada terapi3. Ekstremitas : anggota badan seperti lengan dan kaki4. Klorida : anion utama dalam cairan ekstrasel yang berfungsi sebagai ekskresi Hcl,

menetralkan sinyal listrik pada sel syaraf, menjaga volume plasma serta mengatur osmalitas plasma

5. Natrium : kation utama dalam cairan ekstrasel yang mempertahankan volume darah dan membantu transmisi syaraf dan cairan tubuh ekstraselular

6. Kalium : mempertahankan muatan listrik membran potensial umurnya berada pada intrasel

7. mEq /l : Satuan pelarut elektrolit setiap 1 liter pelarut

PERTANYAAN1. Mengapa bisa terjadi kekurangan cairan ?2. Terapi/tindakan apa yang diberikan kepada orang yang kekurangan cairan ?3. Apa dampak dari kadar kalium yang rendah dan apa hubungan kekurangan cairan dan

kurangnya kekuatan ekstremitas ?4. Komposisi apa saja yang dapat diberikan kepada seseorang yang kekurangan cairan

tubuh ?5. Kenapa pasien tersebut dianjurkan rawat inap?6. Apa saja kompartemen cairan tubuh?7. Bagaimana aturan minum sesuai etika islam?8. Apa saja jenis-jenis dehidrasi?

JAWABAN1. Berkurangnya asupan cairan dalam tubuh dan pengeluaran cairan dari tubuh yang

berlebihan . contoh : diare2. a. terapi dengan minum air kelapa

b. Jika pada pasien tidak sadar bisa diberi cairan infus c Jika pada pasien sadar diberi oral / oralit

3. Terjadi hipokalemia karena asupan kalium yang kurang, pengeluaran kalium berlebihan, atau kalium masuk ke dalam sel. Hipokalemia menyebabkan sekresi

Page 3: FIX SK 1 CAIRAN

kalium melalui ginjal menurun sedangkan ekskresi di dalam urin meningkat, sehingga pembuangan kalium yang berlebihan melalui ginjalmengakibatkan kerja ginjal akan lebih keras.Dampak hipokalemia: kontraksi otot menurun, sintesis protein, konduksi syaraf, pengeluaran hormon, transport cairan dan perkembangan janin terganggu.

4. Larutan yang mengandung elektrolit, gula, garam dan pemberian kalium intravena dalam bentuk larutan KCl.

5. Cairan intrasel kekurangan kalium sehingga mengambil dari interstitial dan ekstrasel menyebabkan kalium pada interstitial dan ekstrasel berkurang sehingga membuat tubuh kekurangan cairan yang amat parah maka disarankan untuk rawat inap.

6. Kation: Natrium, Kalium, Magnesium, CalsiumAnion: Klorida, Phospat, Bikarbonat

7. Mengucap basmallah, minum sambil duduk, menggunakan tangan kanan, tidak boleh bernapas saat minum, tidak boleh meniup minuman saat minum.

8. a. Dehidrasi hiptonik: Kehilangan elektrolit seperti kehabisan natriumb. Dehidrasi hipertonik: Kehilangan airc. Dehidrasi isotonik: Kehilangan air yang setara dengan elektrolitBerdasarkan derajat keringanan:a. Dehideasi ringan : Kehilangan volume cairan 5% dari berat badanb. Dehidrasi sedang : Kehilangan volume cairan 5-10% dari berat badanc. Dehidrasi berat : Kehilangan volume cairan >10% dari berat badan

Page 4: FIX SK 1 CAIRAN

Sasaran BelajarLI. 1. Cairan dan Larutan

LO. 1.1. Definisi LO. 1.2. Klasifikasi LO. 1.3. Faktoer yang mempegaruhi kelarutan LO. 1.4. Perbedaan Cairan dan Larutan

LI. 2. Kesetimbanagan cairan tubuh LO. 2.1. Sumber input dan output air LO. 2.2. Mekanisme keseimbangan LO. 2.3. Gangguan keseimbangan cairan tubuh

LI. 3. Mineral Tubuh LO. 3.1. Definisi LO. 3.2. Jenis dan fungsi LO. 3.3. Sumber LO. 3.4. Gangguan, tatalaksana, dan penanganan

LI. 4. Hipokalemia LO. 4.1. Definisi LO. 4.2. Penyebab LO. 4.3. Gejala LO. 4.4. Mekanisme LO. 4.5. Penanganan

LI. 5. Cara minum menurut kaidah islam LO. 5.1. Al-Quran LO. 5.2. Hadits

Page 5: FIX SK 1 CAIRAN

LI. 1. Cairan dan Larutan LO. 1.1. Definisi

Larutan (solusi) merupakan campuran homogen yang terdiri atas dua komponen (zat) atau lebih. Komponen yang jumlahnya sedikit disebut solut (zat terlarut), sedangkan yang jumlahnya lebih banyak dinyatakan sebagai solven (pelarut). Ada dua macam solute di dalam tubuh, yaitu komponen non elektrolit dan komponen elektrolit. Contoh komponen non elektrolit adalah glukosa, ureum, dan lain-lain. Sedangkan contoh komponen elektolit adalah ion natrium, kalium, kalsium, klorida, magnesium, bikarbonat, dan lain-lain.

Cairan adalah bahan yang langsung mengalir secara alamiah, bukan padat atau gas. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air dan zat terlarut.

LO. 1.2. Klasifikasi 1.2.1. Klasifikasi larutan

Larutan dapat diklasifikasikan berdasarkan fasanya, kejenuhannya, dan daya hantar listriknya.Berdasarkan fasanya dapat dibagi menjadi 9 kelompok:

Solute Contoh Solvent Contoh Contoh Campuran

Cair Alkohol Cair Air Spiritus

Gas Asetilen Cair Aseton Zat untuk las

Padat Garam Cair Air Larutan garam

Cair Minyak wangi

Gas Udara Spray

Gas Helium (He) Gas O2 Gas untuk mengelas

Padat Naftalen Gas O2 Kamfer

Cair Merkuri (Hg) Padat Cadmium (Cd)

Amalgam gigi

Gas H2 Padat Palladium (Pd)

Gas oven

Padat Perak (Ag) Padat Emas (Au) Perhiasan

Berdasarkan kejenuhannya dibedakan menjadi tiga, antara lain:a) Larutan Tidak Jenuh

Larutan yang mengandung solute (zat terlarut) kurang dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Bisa juga diartikan sebagai larutan yang partikel-partikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi (masih bisa melarutkan zat). Larutan tidak jenuh terjadi apabila hasil kali konsentrasi ion < Ksp (QC < Ksp) berarti larutan belum jenuh (masih dapat larut).

b) Larutan Tepat Jenuh

Larutan yang mengandung sejumlah solute yang larut dan mengadakan kesetimbangan dengan solute padatnya. Bisa juga diartikan sebagai larutan

Page 6: FIX SK 1 CAIRAN

yang partikel-partikelnya tepat habis bereaksi dengan pereaksi (zat dengan konsentrasi maksimal). Larutan tepat jenuh terjadi apabila hasil konsentrasi ion = Ksp (QC = Ksp) berarti larutan tepat jenuh.

c) Larutan Lewat Jenuh

Larutan yang mengandung lebih banyak solute yang diperlukan untuk larutan jenuh. Bisa juga diartikan sebagai larutan yang tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut sehingga terjadi endapan. Larutan lewat jenuh terjadi apabila hasil kali konsentrasi ion > Ksp (Qc > Ksp) berarti larutan lewat jenuh (mengendap).

Berdasarkan daya hantar listriknya dibedakan menjadi dua, yaitu:a) Elektrolit

Dapat menghantarkan arus listrik. Elektrolit dibagi menjadi elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Elektrolit kuat memiliki derajat ionisasi sama dengan satu (α =1). Sedangkan elektrolit lemah memiliki derajat ionisasi lebih besar dari nol tetapi lebih kecil dari satu (0 < α < 1).

b) Non-elektrolit

Tidak dapat menghantarkan arus listrik, berarti derajat ionisasinya sama dengan nol (α = 0).

1.2.2 Kompartemen Cairan TubuhDi dalam tubuh, air terdapat dalam dua kompartemen besar, yaitu

cairan intrasel dan cairan ekstrasel. Cairan intrasel (intracellular fluid) adalah cairan yang terdapat dalam

sel tubuh. Volume cairan intrasel lebih kurang 33% berat badan atau 60% dari jumlah air tubuh total. Volume cairan intrasel merupakan airyang terdapat di dalam sel. Kandungan air di intrasel lebih banyak dibandingkan kandungan air di ekstrasel dan persentase volume cairan intrasel pada anak lebih kecil dibandingkan orang dewasa, hal ini dikarenakan jumlah sel pada anak lebih sedikit dan ukuran selnya lebih kecil.

Dalam cairan intrasel, kation utama adalah kalium, sedangkan anion utama adalah fosfat dan protein. Ion K+, Mg2+, dan PO4

2+ merupakan solut yang dominan untuk menimbulkan efek osmotik pada cairan intrasel. Ion K+

juga penting dalam proses biolistrik. Konsentrasi ion kalsium intrasel sangat rendah.

Cairan ekstrasel adalah cairan yang terdapat di luar sel tubuh. Cairan ekstrasel terdiri dari cairan interstisium, cairan intra-vaskular, dan cairan trans-sel. Cairan interstisium atau cairan antar sel berada di antara sel-sel tubuh. Cairan intra-vaskular berada dalam pembuluh darah yang merupakan bagian air dari plasma darah. Cairan trans-sel berada dalam rongga-rongga khusus, misalnya cairan otak (likuor serebrospinal), bola mata, sendri. Jumlah cairan trans-sel ini relatif sedikit.

Volume cairan ekstrasel sebesar 24% dari berat badan orang dewasa. Untuk penggunaan di klinik umumnya digunakan nilai 40% dari jumlah air tubuh total. Komposisi bahan yang terlarut dalam subkompartemen cairan ekstrasel (plasma dan cairan interstisium) berbeda dengan komposisi cairan intrasel. Perbedaan ini terlihat nyata pada kationnya. Kation utama pada cairan ekstrasel adalah natrium (Na+), sedangkan pada cairan intrasel kation

Page 7: FIX SK 1 CAIRAN

utamanya adalah kalium (K+). Kation ekstrasel lainnya adalah kalium (K+), kalsium (Ca2+), dan magnesium (Mg2+). Untuk menjaga netralitas listrik yang berperan dalam cairan ekstrasel adalah klorida, bikarbonat, dan albumin.

Natrium, kalium, klorida, dan bikarbonat merupakan elektrolit penting karena memiliki peran sebagai daya osmotik untuk mempertahankan air dalam cairan ekstrasel. Natrium dan kalium memengaruhi tekanan osmosis kristaloid cairan ekstrasel dan intrasel serta secara langsung berhungan dengan fungsi sel dalam proses biolistrik. Konsentrasi natrium merupakan kontributor dalam osmolaritas serum dan penentu utama tonisitas plasma. Natrium adalah komponen utama cairan ekstrasel karena selalu dipompa keluar sel oleh natrium-kalium ATPase.

BERAT BADAN

Cairan Intrasel60%

Cairan Ekstrasel40%

Cairan Interstisium30%

Cairan Intravaskuler10%

Jumlah air tubuh total adalah 55-60% dari BB. Air tubuh terdistribusi pada intasel (60%) dan ektrasel (40%). Air ekstrasel terdistribusi pada interstisium (30%) dan intravaskular (10%). Air pada intravaskular terdiri dari plasma (7,5%), limfe (2,2%), dan trans-sel (0,3%).

LO. 1.3. Faktor yang mempegaruhi kelarutan

Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan:

Page 8: FIX SK 1 CAIRAN

1) Suhu

Untuk campuran padat-cair umumnya semakin tinggi suhunya maka kelarutan akan semakin besar pula.

2) Sifat solute dan solventnya

Berlaku aturan “Like disolve like,” yang artinya suatu solute akan mudah larut pada suatu solvent yang mempunyai sifat yang sama dengan solutenya. Di mana, solute polar mudah larut dalam solvent polar dan solute non polar mudah larut pula pada solvent non polar. Contohnya adalah garam dapur (polar) yang larut dalam air (polar).

3) Tekanan

Tekanan sangat berpengaruh pada gas. Menurut hukum Henry (William Henry: 1774-1836) massa gas yang larut dalam sejumlah tertentu cairan (pelarutnya) berbanding lurus dengan tekanan yang dilakukan oleh gas itu (tekanan parsial), yang berada dalam kesetimbangan dengan larutan itu. Contohnya kelarutan oksigen dalam air bertambah menjadi 5 kali jika tekanan parsialnya dinaikkan 5 kali. Hukum ini tidak berlaku untuk gas yang bereaksi dengan pelarut, misalnya HCl atau NH3 dalam air.Untuk padatan atau cairan tekanan tidak akan berubah (konstan).

4) Pengaruh ion sejenis

Adanya ion sejenis dalam larutan akan mengurangi kelarutan.

5) Pengadukan

Pengadukan juga menentukan kelarutan zat terlarut. Semakin banyak jumlah pengadukan, maka zat terlarut umumnya menjadi lebih mudah larut.

6) pH Larutan

Kelarutan senyawa yang terionisasi dalam air sangat dipengaruhi oleh pH, sedangkan kelarutan senyawa non elektrolit yang tidak terionisasi dalam air hanya sedikitdipengaruhi oleh pH.

7) Jumlah zat terlarut dan pelarut

Jika jumlah pelarut lebih banyak maka kelarutannya akan makin besar, sedangkan bila jumlah pelarut lebih sedikit maka kelarutan akan semakin besar.

LO. 1.4. Perbedaan Cairan dan LarutanLarutan adalah campuran homogen, serta sama ukuran partikelnya, tidak

ada bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut, partikel-partikel penyusunnya berukuran sama dari dua zat ataulebih. Dalam larutan fase cair, pelarutnya adalah cairan, dan zat terlarutnya yang bisa berwujud cair, padat atau gas. Cairan terdiri dari unsur-unsur atau partikel-partikel yang posisi relatifnya bebas berubah tanpa terpisah.

Page 9: FIX SK 1 CAIRAN

LI. 2. Kesetimbanagan cairan tubuh LO. 2.1. Sumber input dan output air

a) Intake cairan

Selama aktifitas dan temperatur yang sedang seorang dewasa minum kira-lira 1500 ml per hari, sedangkan kebutuhan cairan tubuh kira-kira 2500 ml per hari sehingga kekurangan sekitar 1000ml per hari diperoleh dari makanan, dan oksidasi selama proses metabolisme.Berikut adalah kebutuhan intake cairan yang diperlukan berdasarkan umur dan berat badan, perhatikan tabel di bawah ini :

No. Umur Berat Badan (kg) Kebutuhan Cairan (mL/24 Jam).1. 3 hari 3,0 250-3002 1 tahun 9,5 1150-13003. 2 tahun 11,8 1350-15004. 6 tahun 20,0 1800-20005. 10 tahun28,7 2000-25006. 14 tahun 45,0 2200-27007. 18 tahun(adult) 54,0 2200-2700

Pengatur utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus dikendalikan berada di otak Sedangakan rangsangan haus berasal dari kondisi dehidrasi intraseluler, sekresi angiotensin II sebagai respon dari penurunan tekanan darah, perdarahan yang mengakibatkan penurunan volume darah. Perasaan kering di mulut biasanya terjadi bersama dengan sensasi haus walupun kadang terjadi secara sendiri. Sensasi haus akan segera hilang setelah minum sebelum proses absorbsi oleh tractus gastrointestinal.

b) Output CairanKehilangan caiaran tubuh melalui empat proses yaitu:1. Urine :Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui tractus urinarius merupakan proses output cairan tubuh yang utama. Dalam kondisi normal output urine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam pada orang dewasa. Pada orang yang sehat kemungkinan produksi urine bervariasi dalam setiap harinya, bila aktivitas kelenjar keringat meningkat maka produksi urine akan menurun sebagai upaya tetap mempertahankan keseimbangan dalam tubuh.

2. IWL (Insesible Water Loss) :IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit. Melalui kulit dengan mekanisme difusi.Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses ini adalah berkisar 300-400 mL per hari, tapi bila proses respirasi atau suhu tubuh meningkat maka IWL dapat meningkat.

3. Keringat:Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon ini berasal dari anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya

Page 10: FIX SK 1 CAIRAN

ditransfer melalui sumsum tulang belakang yang dirangsang oleh susunan syaraf simpatis padakulit.

4. Feces :Pengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 mL per hari, yang diatur melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon).

LO. 2.2. Mekanisme keseimbanganADH dikeluarkan jika konsentrasi garam tubuh terlalu tinggi, atau jika

volume darah atau tekanan darah terlalu rendah. ADH merangsang ginjal untuk menahan atau menyerap air kembali dan mengedarkannya kembali ke dalam tubuh. Jadi, semakin banyak air yang dibutuhkan oleh tubuh, maka akan semakin sedikit yang dikeluarkan. Bila terlalu banyak air keluar dari tubuh, volume darah dan tekanan darah akan turun. Sel-sel ginjal akan mengeluarkan renin. Renin mengaktifkan protein di dalam darah yang dinamakan angiotensin ke dalam bentuk aktifnya angiotensin. Angiotensin akan mengecilkan diameter pembuluh darah sehingga tekanan darah akan naik. Di samping itu, angiotensin mengatur pengeluaran hormon aldosteron dari kelenjar adrenalin. Aldosteron akan mempengaruhi ginjal untuk menahan natrium dan air. Akibatnya bila dibutuhkan lebih banyak air, maka akan lebih sedikit air yang dikeluarkan oleh tubuh.

Mekanisme Pergerakan Cairan :a. Difusi

Perpindahan partikel melewati membran permeabel sehingga kedua kompartemen larutan atau gas menjadi setimbang. Partikel listrik juga dapat berdifusi karena ion yang berbeda muatan dapat tarik menarik. Kecepatan difusi (perpindahan yang terus menerus dari molekul dalam suatu larutan atau gas) dipengaruhi oleh :

a. ukuran molekul ( molekul kecil lebih cepat berdifusi dari molekul besar)

b. konsentrasi molekul (molekul berpindah dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah)

c. temperatur larutan (temperatur tinggi meningkatkan kecepatan difusi)

b. OsmosisPelarut bergerak melewati membran menuju larutan yang berkonsentra

si lebih tinggi. Tekanan osmotik terbentuk ketika dua larutan berbeda yang dibatasi suatu membran permeabel yang selektif. Proses osmosis(perpindahan pelarut dari dari yang konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi), dipengaruhi oleh : pergerakan air dan semi permeabilitas membrane.

c. Transfor Aktif

Merupakan proses pemindahan molekul atau ion yang memiliki gradien elektrokimia dari area berkonsentrasi rendah menuju konsentrasi lebih

Page 11: FIX SK 1 CAIRAN

tinggi. Pada proses ini memerlukan molekul ATP untuk melintasi membrane.

d. Tekanan Hidrostatik

Gaya dari tekanan zat cair untuk melawan tahanan dinding pembuluh darah. Tekanan hidrostatik beradadi antara arteri dan vena (kapiler) sehingga larutan berpindah dari kapiler keintertisial. Tekanan hidrostatikditentukan oleh :a. kekuatan pompa jantungb. kecepatan aliran darahc. tekanan darah arterid. tekanan darah vena

e. filtrasi

Filtrasi dipengaruhi oleh adanya tekanan hidrostatik arteri dan kapiler yang lebih tinggi dari ruang interstitial.Perpindahan cairan melewati membran permeabel dari tempat yang tinggitekanan  hidrostatiknya ke tempat yang lebih rendah tekanan hidrostatiknya.

f. Tekanan Osmotik Koloid

Terbentuk oleh larutan koloid (protein atau substansi yang tidak bias berdifusi) dalam plasma. Tekanan osmotic koloid ini menyebabkan perpindahan cairan antara intravaskuler dan intertisial melewati lapisan semipermeabel. Hal ini karena protein dalam intravaskuler 16x lebih besar dari cairan intertisial. Cairan ,asuk ke kapiler atau kompartemen pembuluh darah bila pompa jantung efektif.

LO. 2.3. Gangguan keseimbangan cairan tubuhAda beberapa gangguan keseimbangan cairan tubuh, di antaranya:1) Hipovolemia

Hipovolemia adalah suatu keadaan berkurangnya volume (jumlah) air ekstrasel. Kondisi ini akan menyebabkan hipoperfusi jaringan. Hipovolemia disebut juga deplesi volume. Pada hipovolemia, berkurangnya air dan natrium terjadi dalam jumlah yang sebanding. Misalnya hilangnya air dan natrium melalui saluran cerna seperti muntah dan diare, pendarahan, atau melalui pipa naso-gastrik, dapat juga melalui ginjal, melalui kulit dan saluran napas, atau melalui sekuestrasi cairan (misalnya pada obstruksi usus, trauma, fraktur, pankreatitis akut). Bila terjadi penurunan volume cairan ekstrasel, volume dan tekanan darah akan berkurang. Hal ini akan menimbulkan rangsangan pada sistem renin-angiotensin yang menyebabkan penurunan produksi urin, rangsang haus diikuti meningkatnya pemasukan cairan akan meningkatkan volume cairan ekstrasel.

Page 12: FIX SK 1 CAIRAN

2) Dehidrasi

Dehidrasi adalah berkurangnya volume cairan intrasel akibat perpindahan air intrasel ke ekstrasel. Secara klinik perbedaan antara hipovolemia dan dehidrasi terletak pada kadar natrium dalam plasma. Pada dehidrasi, dijumpai hipernatremia sedangkan pada hipovolemia kadar natrium plasma normal. Dehidrasi dapat terjadi akibat keluarnya air melalui keringat, penguapan dari kulit, saluran cerna, diabetes insipidus (sentral dan nefrogenik), atau diuresis osmotik; yang semuanya disertai gangguan rasa haus atau gangguan akses cairan. Dehidrasi bisa jugs terjadi pada keadaan masuknya cairan ekstrasel ke intrasel secara berlebihan, kejang hebat, setelah melakukan latihan berat, atau pada pemberian cairan natrium hipertonik berlebihan.

3) Euvolemia (Normovolemia)

Kondisi di mana kadar natrium yang normal disertai peningkatan jumlah air tubuh.

4) Hipervolemia

Hipervolemia adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan volume cairan ekstrasel khususnya intravaskular melebihi kemampuan tubuh mengeluarkan air melalui ginjal, saluran cerna, dan kulit.

5) Edema

Edema adalah suatu keadaan dimana terjadi akumulasi air di jaringan interstisium secara berlebihan akibat penambahan volume yang melebihi kapasitas penyerapan pembuluh limfe. Keadaan ini memberi gejala klinis pembengkakan (edema). Edema juga merupakan refleksi dari kelebihan natrium dan hipervolemia.

LI.3. Mempelajari dan Memahami Mineral Tubuh

LO. 3.1 Definisi Mineral Tubuh Mineral merupakan bagian tubuh yang memegang peranan penting dalam

pemeliharaan fungsi tubuh, baik tingkat sel, jaringan, organ, maupu fungsi tubuh secara keseluruhan. Selain itu, mineral berperan dalam berbagai tahap metabolisme terutama sebagai kofaktor dalam aktivitas enzim. Keseimbangan ion-ion mineral di dalam cairan tubuh diperlukan untuk pengaturan kegiatan enzim, pemeliharaan keseimbang asam basa, membantu transfer ikatan-ikatan penting melalui membran sel dan pemeliharaan kepekaan otot dan saraf terhadap rangsangan. Mineral digolongkan ke dalam mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg perhari, sedangkan mineral mikro adalah mineral yang dibutuhkan dalam jumlah kurang dari 100 mg perhari.

LO. 3.2 Jenis dan Fungsi Mineral Tubuh3.2.1 Kationa) Natrium

Natrium adalah kation terbanyak yang ditemukan pada CES. Kadar normalnya adalah 135-145 mEq/L. Natrium memiliki kontribusi besar pada

Page 13: FIX SK 1 CAIRAN

osmolaritas plasma. Natrium berpartisipasi pada pompa ion Na-K. Juga memiliki peran dalam mempertahankan volume darah, membantu dalam transmisi saraf dan kontraksi otot. b) Kalium

Kalium adalah kation terbanyak yang ditemukan pada CIS. Kadar normalnya adalah 3,5-5,0 mEq/L. Kalium adalah elektrolit utama yang menjaga keseimbangan cairan intravaskular. Kalium berfungsi untuk menjaga osmolalitas CIS, konduksi saraf dan kontraksi otot, dan membantu metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.c) Kalsium

Kalsium banyak terdapat pada tulang dan gigi. Kadar normal serum kalsium adalah 8,5-10 mg/L. Kalsium berfungsi sebagai pembentukan dan mineralisasi tulang dan gigi, kontraksi dan relaksasi otot, fungsi jantung, pembekuan darah, dan aktivasi enzim. d) Magnesium

Magnesium adalah kedua terbanyak setelah kalium di dalam cairan intrasel. Kadar normalnya adalah 1,3-2,1 mEq/L. Magnesium berfungsi dalam produksi intraselular dan penggunaan ATP, membantu sintesis protein dan DNA, dan sebagai iritabilitas muskular. 3.2.2 Aniona) Klorida

Klorida adalah anion utama di dalam CES. Kadar normalnya 95-108 mEq/L. Fungsinya sebagai komponen utama dari jus lambung selain dari H+, mengatur osmolalitas plasma bersama natrium, berpartisipasi dalam pergerakan klorida, dan bertindak sebagai penyangga kimia. b) Fosfat

Fosfat adalah anion utama di dalam CIS. Kadar normalnya adalah 2,5-4,5 mg/L. Memiliki fungsi sebagai komponen tulang, diperlukan untuk menghasilkan ATP, dan komponen DNA dan RNA.c) Bikarbonat

Terdapat pada CIS dan CES. Kadar normalnya 22-26 mEq/L. Fungsinya untuk meregulasi keseimbangan asam basa dan sebagai komponen asam bikarbonat-karbonat pada sistem penyangga.

LO. 3.3 Sumber Mineral Tubuh Sumber paling baik mineral adalah makanan hewani, kecuali

megnesium yang lebih banyak terdapat di dalam makanan nabati. Hewan memperoleh mineral dari tumbuhan dan menumpuknya di dalam jaringan tubuhnya. Di samping itu, mineral berasal dari makanan hewani yang mempunyai biologik lebih tinggi daripada yang berasal dari makanan nabati. Makanan hewani mengandung lebih sedikit bahan pengikat mineral daripada makanan nabati.

LO. 3.4 Gangguan Mineral Tubuh dan Penanganannya1) Hiponatremia

Page 14: FIX SK 1 CAIRAN

Hiponatremia adalah suatu keadaan dimana dijumpai kelebihan cairan relatif. Hal ini terjadi bila jumlah asupan air melebihi kemampuan ekskresi dan ketidakmampuan menekan sekresi ADH, misalnya pada kehilangan air melalui saluran cerna, gagal jantung, dan sirosis hati atau pada SIADH (Syndrome of Inappropriate ADH-secretion).

Jika ditemukan kasus hiponatremia dengan gejala yang berat (kesadaran menurun, kejang) maka hiponatremia digolongkan dalam katergori akut. Hiponatremia tanpa gejala berat (lemas, mengantuk) digolongkan dalam kategori kronik. Hal ini penting diketahui agar dapat menentukan tindakan apa yang perlu dilakukan.

2) Isonatremia

Isonatremia adalah suatu keadaan patologis yang tidak menyebabkan gangguan pada kadar natrium di dalam plasma (osmolalitas plasma tetap berada dalam keadaan normal). Keadaan seperti ini dapat dijumpai pada:

a) Turunnya kadar Na tubuh total diikuti oleh berkurangnya air tubuh total dalam jumlah seimbang. Terjadi karena pemberian diuretik jangka panjang (kronik) atau pada beberapa kondisi seperti muntah, diare, perdarahan dan third space sequestration.

b) Kondisi normal (steady state)

c) Peningkatan Na tubuh total diimbangi oleh peningkatan air tubuh total. Terjadi pada pemberian natrium isotonik berlebihan (hipervolemia).

Keadaan seperti ini dapat dijumpai pada penurunan kadar Na tubuh total diikuti oleh berkurangnya air tubuh total dalam jumlah seimbang; terjadi karena pemberian diuretik jangka panjang (kronik) atau pada beberapa kondisi seperti muntah, diare, perdarahan, dan third space sequestration. Selain itu, dapat kiha dijumpai pada peningkatan Na tubuh total diimbangi oleh peningkatan air tubuh total; terjadi pada pemberian natrium isotonik berlebihan (hipervolemia). Keadaan ini juga dijumpai pada kondisi normal (steady state).

3) Hipernatremia

Hipernatremia adalah suatu keadaan dimana terjadi defisit cairan relatif. Hipernatremia jarang terjadi, umumnya disebabkan resusitasi cairan menggunakan NaCl 0,9% (kadar natrium 154 mEq/L) dalam jumlah besar. Hipernatremia juga dijumpai pada kasus dehidrasi dengan gangguan rasa haus (misal pada kondisi kesadaran terganggu atau gangguan mental).

Hipernatremia timbul bila kadar natrium plasma meningkat hingga di atas 155 mEq/L. Gejala yang ditimbulkan terjadi akibat mengecilnya volume otak karena air keluar dari dalam sel. Pengecilan volume ini menimbulkan robekan pada vena yang menyebabkan perdarahan lokal ci otak dan perdarahan subarakhnoid. Gejala dimulai dari letargi, lemas, twitching, kejang, dan akhirnya koma. Kenaikan akut natrium plasma di atas 180 mEq/L dapat menyebabkan kematian.

Page 15: FIX SK 1 CAIRAN

4) Hipokalemia

Hipokalemia merupakan kejadian yang sering dijumpai. Penyebabnya adalah asupan kalium kurang, pengeluaran kalium berlebihan, dan kalium masuk ke dalam sel.

5) Hiperkalemia

Dinyatakan hiperkalemia bila kadar kalium dalam darah lebih dari 5 mEq/L. Dalam keadaan normal jarang terjadi hiperkalemia oleh karena adanya mekanisme adaptasi oleh tubuh. Hiperkalemia dapat disebabkan oleh keluarnya kalium dari intrasel ke ekstrasel dan berkurangnya ekskresi kalium melalui ginjal.

Hiperkalemia dapat meningkatkan kepekaan membran sel sehingga dengan sedikit perubahan depolarisasi, potensial aksi lebih mudah terjadi. Di klinik, hiperkalemia ditemukan gejala akibat gangguan konduksi listrik jantung, kelemahan otot sampai dengan paralisis sehingga pasien merasa sesak napas. Gejala ini timbul bila kadar kalium melebihi 7 mEq/L atau peningkatan yang terjadi dalam waktu cepat. Asidosis metabolik disertai hipokalsemia mempermudah timbulnya gejala klinik hiperkalemia.

LI. 4.Memahami dan Mempelajari HipokalemiaLO. 4.1. Definisi

Hipokalemia adalah gangguan keseimbangan kalium yang terjadi apabila kadar kalium kurang dari kadar normalnya. Kadar normal kalium adalah 3,5-5 mEq/L. Jadi, dikatakan hipokalemia jika seseorang memeliki kadar kalium di bawah 3,5 mEq/L.

LO. 4.2 Penyebab HipokalemiaHipokalemia merupakan kejadian yang sering dijumpai di klinik.

Penyebab hipokalemia yaitu asupan kalium kurang, pengeluaran kalium berlebihan, dan kalium masuk ke dalam sel.1) Asupan Kalium Kurang

Kalium yang masuk ke dalam tubuh dalam keadaan fungsi ginjal yang normal, akan diekskresikan melalui ginjal. Makin tinggi asupan kalium, makin tinggi ekskresi melalui gindal, demikian sebaliknya. Asupan kalium normal berkisar antara 40-120 mEq per hari. Dalam keadaan normal ekskresi kalium melalui ginjal dapat minimal sampai 5 mEq per hari untuk mempertahankan kadar kalium nomal dalam darah, sejalan dengan rendahnya asupan kalium. Hipokalemia akibat asupan kalium rendah saja, jarang dijumpai di klinik. Biasanya disertai oleh masalah lain seperti pemberian diuretikum atau pemberian diet rendah kalori pada program menurunkan BB.

2) Pengeluaran Kalium Berlebihan

Pengeluaran kalium berlebihan terjadi melalui saluran cerna, ginjal, atau keringat.

3) Kalium Masuk ke dalam Sel

Page 16: FIX SK 1 CAIRAN

Kalium masuk ke dalam sel dapat terjadi pada alkalosis ekstrasel, pemberian insulin, peningkatan aktivitas beta-adrenergik, paralisis periodik hipokalemik, hipotermia.

LO. 4.3 Gejala HipokalemiaHipokalemia ringan biasanya tidak menyebabkan gejala sama sekali.

Hipokalemia yang lebih berat (kurang dari 3 mEq/L darah) bisa menyebabkan:a) Lemas

b) Kelemahan otot

c) Kejang otot dan bahkan kelumpuhan

d) Irama jantung menjadi tidak normal, terutama pada penderita penyakit jantung. 

e) Palpitasi

f) Depresi

LO. 4.4 Mekanisme Hipokalemiaa. Pemasukan kalium yang inadekuat. Ini merupakan penyebab

hypokalemia yang tidak lazim, kecuali pada orang-ornag dengan defisiensi diet yang nyata.

b. Peningkatan ekskresi kalium. Ini merupakan penyebab hypokalemia yang paling sering. Peningkatan ekskresi bias renal atau gastrointestinal.

c. Perubahan distribusi dari kalium di dalam tubuh. Ini merupakan mekanisme terjadinya hypokalemia pada alkalosis dan keadaan-keadaan lain yang lebih jarang.

LO. 4.5 Penanganan Hipokalemia Dalam melakukan koreksi kalium, perlu diperhatikan indikasinya.

Indikasi koreksi kalium dapat dibagi menjadi: a) Indikasi mutlak, pemberian kalium mutlak segera diberikan kepada pasien dengan keadaan sedang dalam pengobatan digitalis, pasien dengan ketoasidosis diabetik, pasien dengan kelemahan otot pernapasa, dan pasien dengan hipokalemia berat (K< 2 mEq/L).

b) Indikasi kuat, kalium harus diberikan dalam waktu tidak terlalu lama yaitu pada keadaan insufisiensi koroner/iskemia otot jantung, ensefalopati hepatik, dam pasien menggunakan obat yang dapat menyebabkan perpindahan kalium dari ekstra ke intrasel.

c) Indikasi sedang, pemberian kalium tidak perlu segera, seperti pada hipokalemia ringan (K antara 3-3,5 mEq/L).

Pemberian kalium umumnya melalui oral karena lebih mudah. Pemberian kalium intravena dalam bentuk larutan KCl disarankan melalui vena yang besar dengan kecepatan 10-20 mEq/jam. Pada keadaan aritmia yang berbahaya atau adanya kelumpuhan otot pernapasan, KCl dapat diberikan dengan kecepatan 40-100 mEq/jam. KCl dilarutkan sebanyak 20 mEq dalam 100 mL NaCl isotonik. Bila melalui vena perifer, KCl maksimal 60 mEq

Page 17: FIX SK 1 CAIRAN

dilarutkan dalam NaCl isotonik 1000 mL karena bila melebihi kadar ini dapat menimbulkan rasa nyeri dan menyebabkan sklerosis vena.

LI. 5. Memahami dan Menjelaskan Cara minum menurut kaidah islam LO. 5.1. Al-Quran

“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al- A’raf, ayat 31)

تشربون } الذي المآء من{ 68أفرءيتم أنزلتموه ءأنتمالمنزلون نحن أم المزن

”Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan.” (QS. Al-Waqi’ah: 68-69) 

LO. 5.2. Haditsa. a. Memulai minum dengan membaca basmallah

Diantara sunnah Nabi adalah mengucapkan basmallah sebelum minum. Hal ini berdasarkan hadits yang memerintahkan membaca „bismillah‟ sebelum makan. Bacaan bismillah yang sesuai dengan sunnah adalah cukup dengan bismillah tanpa tambahan ar-Rahman dan ar-Rahim.

Dalilnya :Dari Amr bin Abi Salamah, Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam

bersabda, “Wahai anakku, jika engkau hendak makan ucapkanlah bismillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang berada di dekatmu.” (HR Thabrani dalam Mu‟jam Kabir)

b. Minum dengan tangan kananDalilnya:

Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,“Jika salah seorang dari kalian hendak makan, hendaklah makan dengan tangan kanan. Dan apabila ingin minum, hendaklah minumdengan tangan kanan. Sesungguhnya setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya.” (HR. Muslim).

 c. Tidak bernafas dan meniup air minum

Dalilnya:

Page 18: FIX SK 1 CAIRAN

Dari Abu Qatadah, Nabi shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, “Jika kalian minum maka janganlah bernafas dalam wadah air minumnya.” (HR. Bukhari no. 5630 dan Muslim no.263)

d. Bernafas tiga kali ketika minumDalilnya:

Dari Anas bin Malik radhiyallahu „anhu beliau mengatakan, “Ketika Rasulullahshallallahu „alaihi wa sallam minum beliau mengambil nafas di luar wadah air minum sebanyak tiga kali.” Dan beliau bersabda, “Hal itu lebih segar, lebih enak dan lebih nikmat.” (HR. Bukhari no. 4531 dan Muslim no

2028)

e. Larangan minum langsung dari mulut teko/ceretDalilnya:Dari Abu Hurairah, beliau berkata, “Rasulullah melarang minum langsung

dari mulut qirbah (wadah air yang terbuat dari kulit) atau wadah air minum yang lainnya.” (HR Bukhari no. 5627)

f. Minum dengan posisi dudukDari Abu Hurairah radhiyallahu „anhu, Rasulullah shallallahualaihi wa

sallam bersabda,“Janganlah kalian minum sambil berdiri. Barang siapa lupa sehingga minum sambil berdiri, maka hendaklah ia berusaha untuk memuntahkannya.” (HR. Ahmad no 8135)

 Hubungan Antara Adab Minum dengan Kesehatan

Adapun penjelasan dari hadist HR. Turmudzi no. 1888 dan Abu Dawud no. 3728. Larangan bernafas dalam wadah air minum adalah termasuk etika karena dikhawatirkan hal tersebutmengotori air minum atau menimbulkan bau yang tidak enak atau dikhawatirkan ada sesuatu darimulut dan hidung yang jatuh ke dalamnya dan hal-hal semacam itu.

Minum dengan posisi duduk juga akan membuat air yang kita minum mengalami penyaringan oleh sfinger sehingga dapat menghindari terjadinya pengendapan limbah-limbah disaluran ureter. Sfinger adalah suatu struktur muskuler (berotot) yang bisa membuka (sehingga air kemih bisa lewat) dan menutup.Ia berfungsi untuk membantu kerja ginjal. Tanpa adanya penyaringan oleh sfinger ini maka dapat menyebabkan munculnya penyakit kristal ginjal. Fungsi sfinger sebagai penyaring air minum ini hanya dapat bekerja ketika kita minum dengan duduk dan sfinger tidak akan berfungsi jika kita minum dengan berdiri.

Page 19: FIX SK 1 CAIRAN

DAFTAR PUSTAKA

FKUI. 2013. Gangguan Keseimbangan Air-Elektrolit dan Asam Basa edisi ke-3.

Kee JL, Paulanka BJ. (2000). Handbook of Fluid, Electrolyte, and Acid Base Imbalances.Canada: Delmar, Thomson Learning

Mahmud, M H. (2007) Terapi Air. Jakarta: QultumMedia

Muscari, Mary E. (2005). Keperawatan Pediatric edisi ke-3

Sherwood L. (2001). Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem edisi 2. Jakarta: EGC

J.R.Short dkk, (2002). Sinopsis Pediatri

Sudoyo Aru W,dkk. Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi keenam. Siregar, P. Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam

http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_&_REKREASI/PRODI._KEPERAWATAN/197011022000121-HAMIDIE_RONALD_DANIEL_RAY/Bahan_Kuliah/CAIRAN_TUBUH.pdf