FITRA Strategic Plan 2013-2022

55
Rencana Strategis Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Tahun 2013 - 2022

Transcript of FITRA Strategic Plan 2013-2022

Page 1: FITRA Strategic Plan 2013-2022

Rencana Strategis Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Tahun 2013 - 2022

Page 2: FITRA Strategic Plan 2013-2022

Rencana Strategis Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA)

Tahun 2012 - 2022

Page 3: FITRA Strategic Plan 2013-2022

i

DAFTAR SINGKATAN

AD/ART : Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga

APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Bappenas : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

BRC : Budget Resources Center

CSO : Civil Society Organization

IBP : International Budget Partnership

IT : Information technology

KIP : Komisi Informasi Pusat

KiPAD : Kinerja Pengelolaan Anggaran Daerah

OBS : Open Budget Survey

Pernas : Pertemuan Nasional

PPID : Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi

SAPA : Strategic Alliance for Poverty Alleviation

SDA : Sumber Daya Alam

SDM : Sumber Daya Manusia

Seknas : Sekretariat Nasional

Sijar : Simpul Jaringan

SOP : Standard Operating Procedures

TAF : The Asia Foundation

UKP4 : Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan

Page 4: FITRA Strategic Plan 2013-2022

Sambutan Ketua Dewan Nasional FITRA

Ibu Zumrotin K Susilo

Page 5: FITRA Strategic Plan 2013-2022

ii

Sambutan Ketua Dewan Nasional FITRA

Ibu Zumrotin K. Susilo

Salam Transparansi, Pada Pertemuan Nasional bulan Juni tahun 2011 di Surabaya, FITRA telah menetapkan Dokumen Perencanaan Strategis 2011-2014 bersamaan dengan terpilihnya Sekretaris Jenderal dan tujuh orang anggota Dewan Nasional.

Setelah berjalan satu tahun maka dilakukan upaya untuk mendiagnosis internal organisasi dari tingkat nasional dan hampir seluruh anggota jaringan yang

menunjukkan kondisi kapasitas kelembagaan maupun kapasitas perencanaan yang masih belum sepenuhnya baik. Sehingga hal ini sangat mempengaruhi kualitas strategi dan taktik untuk mencapai hasil advokasi anggaran yang efektif. Persepsi dan harapan yang disampaikan pemangku kepentingan baik dari unsur pengambil kebijakan, kelompok masyarakat sipil, lembaga donor dan media menunjukkan bahwa hal-hal yang harus direspon FITRA dengan serius berkaitan dengan orientasi/pilihan posisi, strategi, analisis legislasi, dampak di level negara, depolitisasi anggaran dan oligarkhi politik. Kemudian mampu merumuskan alternative kebijakan anggaran yang lebih baik. Selain itu sumber pembiayaan baru untuk menjaga keberlanjutan gerakan harus dipikirkan oleh semua elemen dalam organisasi. Pilihan posisi sebagai organisasi kajian dan advokasi menjadi landasan penting

mereformulasi Renstra yang sudah ada dengan diawali oleh refleksi dan restrospeksi kinerja selama satu tahun melalui Musyawarah Nasional. Hal ini semata-mata untuk mewujudkan FITRA sebagai organisasi kajian dan advokasi

yang memiliki integritas dan independensi daam rangka meningkatkan derajat kedaulatan rakyat atas anggaran.

Dokumen perencanaan strategis FITRA 2013-2022 ini merupakan hasil kerja keras semua pihak meliputi Sekretariat Nasional, Simpul Jaringan dan Dewan Nasional. Semoga bermanfaat dan membawa pengaruh perubahan kebijakan anggaran yang lebih transparan, berkeadilan dan mensejahterakan masyarakat.

Page 6: FITRA Strategic Plan 2013-2022

iii

DAFTAR ISI

Daftar Singkatan ............................................................................................................. I

Sambutan Ketua Dewan Nasional FITRA ....................................................................... ii

Daftar Isi ....................................................................................................................... iii

BAB I Profil Organisasi ............................................................................................... 1

BAB II Metodologi ....................................................................................................... 12

BAB III Pengembangan Strategi ................................................................................... 16

BAB IV Pengukuran Kinerja .......................................................................................... 24

BAB V Faktor Kunci Keberhasilan dan Manajemen Transisi ........................................ 28

Lampiran

Lampiran 1: Matrik Agenda Riset dan Advokasi............................................................. 31

Lampiran 2: Rencana Kerja 2013-2022 dan Skema Pendanaan..................................... 39

Lampiran 3: Rencana Biaya Operasional 2013-2022...................................................... 41

Page 7: FITRA Strategic Plan 2013-2022

Profil Organisasi 1

Page 8: FITRA Strategic Plan 2013-2022

1

BAB I PROFIL ORGANISASI

A. Sejarah Singkat Organisasi

Bergulirnya reformasi tahun 1998, berkonsekuensi terhadap mengemukanya tuntutan akan isu good governance sebagai prinsip bernegara. Anggaran sebagai instrumen pemerintah menyejahterakan rakyatnya menjadi tuntutan berbagai pihak. Guna merespon momentum tersebut maka pada bulan September 1999 Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) dilahirkan dengan menempatkan isu anggaran sebagai instrumen strategis mendorong terciptanya good governance1.

Untuk menjamin politik anggaran yang pro rakyat dengan prinsip akuntabel dan partisipatif, maka transparansi dipilih menjadi strategi perjuangan. Atas dasar itu, FITRA menuntut dipenuhinya hak-hak rakyat untuk terlibat dalam seluruh proses

penganggaran, mulai dari proses penyusunan, pembahasan, pelaksanaan anggaran sampai pada evaluasinya. FITRA bersama seluruh komponen rakyat membangun gerakan transparansi anggaran hingga terciptanya anggaran negara yang memenuhi

kesejahteraan dan keadilan rakyat. Perjuangan FITRA atas anggaran ditujukan untuk pemenuhan hak-hak ekonomi, sosial, budaya dan politik.

Dengan pilihan posisi seperti itu, FITRA sesungguhnya hendak menegaskan kepada para pembuat kebijakan dan pengambil keputusan baik negara, PBB, organisasi internasional, lembaga keuangan internasional, perusahaan multinasional maupun kelompok lain yang potensial merusak transparansi anggaran dan sumber–sumber kehidupan rakyat, bahwa rakyatlah pemilik kedaulatan atas transparansi anggaran dan sumber-sumber kehidupan rakyat2.

Sejak berdiri FITRA telah melakukan gerakan transparansi anggaran dengan berbasiskan pada penguatan komunitas basis dan penguatan jaringan pada tingkat lokal. Upaya ini telah memberikan pengaruh positif terhadap kesadaran masyarakat

ditingkat grass root akan pentingnya melakukan kontrol dan mendorong proses transparansi dalam pengelolaan anggaran, guna mewujudkan kedaulatan rakyat atas anggaran.

Pada awalnya FITRA memiliki tingkatan organisasi yaitu Sekretariat Nasional (Seknas) yang berkedudukan di Jakarta dan Simpul Jaringan (Sijar) yang berkedudukan di tingkat kabupaten/kota di Indonesia. Berdasarkan hasil Pertemuan Nasional (Pernas)3 tahun 2008 kedudukan Sijar didorong untuk berada pada tingkat provinsi atau

1 Laporan Pertanggungjawaban Seknas FITRA 2008-2011 2 Mukadimah dalam Statuta FITRA

3 Pertemuan Nasional (Pernas) adalah forum tertinggi organisasi untuk merubah statuta, memilih Dewan Nasional dan memilih Sekretaris Jendral

Page 9: FITRA Strategic Plan 2013-2022

2

memperluas area advokasi kebijakan perencanaan penganggaran provinsi dan beberapa kabupaten/kota di wilayah tersebut.

B. Produk dan Layanan

Sebagai organisasi non pemerintah yang independen FITRA tetap memiliki tanggung jawab untuk bekerja pada dua dimensi sekaligus yaitu melakukan penguatan kepada masyarakat sipil (empowerment) dan mendorong perubahan kebijakan kepada pemerintah (enlightenment). Dalam hal ini masyarakat sipil membutuhkan informasi akurat dan ketrampilan yang memadai untuk mengontrol serta memastikan kebijakan, program dan anggaran dari pemerintah bermanfaat langsung kepada masyarakat.

Di sisi lain pemerintah sebagai pengambil kebijakan hanya berpedoman pada hal-hal

yang bersifat administratif, prosedural, birokratis dan tertutup. Sehingga kritik dan masukan mutlak dibutuhkan untuk memperkaya sudut pandang dan mencerahkan pemerintah supaya memprioritaskan keberpihakan kepada masyarakat dalam membahas dan menyusun kebijakan.

Berikut ini adalah produk yang sudah dihasilkan oleh FITRA dan layanan yang selama ini sudah dijalankan :

1. Produk

FITRA telah berkontribusi terhadap meningkatnya kesadaran, pengetahuan dan partisipasi masyarakat dalam perencanaan penganggaran serta mempengaruhi proses pengambilan kebijakan anggaran oleh pemerintah dan legislatif. Produk-produk yang dihasilkan antara lain buku, policy/budget brief, konferensi, seminar, modul, software, website dan film.

Berikut ini adalah perkembangan produk yang dihasilkan FITRA selama kurun waktu tahun 2007-2011 :

Grafik I Perkembangan Produk FITRA 2007 – 2011

0

5

10

15

20

25

2007 2008 2009 2010 2011

Perkembangan Produk 2007 - 2011

Konferensi

Film

Website

Software

Booklet

Modul

Budget Brief

Buku

Page 10: FITRA Strategic Plan 2013-2022

3

2. Layanan

FITRA menetapkan Budget Resources Center (BRC)4 atau Pusat Pengetahuan

Anggaran sebagai sarana melakukan kerja-kerja rutin untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sipil dan pengambil kebijakan baik di tingkat nasional maupun daerah. Adapun fungsi BRC ini adalah menjadi pusat informasi anggaran, pusat analisis

anggaran, pusat belajar anggaran dan pusat advokasi anggaran.

Bagan I

Budget Resources Center

Berikut ini adalah bentuk layanan yang dilakukan FITRA melalui BRC:

a. Pusat Informasi Anggaran Unit ini berfungsi untuk menginventarisasi dan mendokumentasikan data

perencanaan dan anggaran. Kemudian mengolah dengan format lebih sederhana untuk dipublikasikan kepada masyarakat sipil secara mudah.

b. Pusat Analisis Anggaran Fungsi kajian atau analisis dilakukan terhadap data perencanaan dan anggaran yang sudah diolah untuk menghasilkan temuan-temuan terkait konsistensi perencanaan terhadap anggaran, efisiensi anggaran dan efektifitas kebijakan anggaran. Hasil analisis ini kemudian diproduksi menjadi catatan kritis, policy brief, budget brief, position paper dan press release.

4Hasil keputusan Pertemuan Nasional bulan April tahun 2008 di Medan

Pusat Pengetahuan

Anggaran

Pusat Informasi Anggaran

Pusat Analisis

Anggaran

Pusat Belajar

Anggaran

Pusat Advokasi Anggaran

Page 11: FITRA Strategic Plan 2013-2022

4

c. Pusat Belajar Anggaran Berbagai peran yang dijalankan diantaranya adalah pengembangan kurikulum pendidikan, penyediaan wahana magang analisis dan fasilitasi pelatihan untuk mahasiswa, ormas, CSO, DPR, DPRD dan Pemerintah Daerah.

d. Pusat Advokasi Anggaran

Upaya yang dilakukan untuk mencapai perubahan kebijakan diantaranya melalui public campaign, diskusi publik, roadshow, lobby, technical assistance dan public hearing

C. Jangkauan Wilayah Kerja di Indonesia

Secara kelembagaan FITRA beranggotakan empat belas organisasi yang dinamakan dengan istilah Simpul Jaringan (Sijar). Kedudukan Sijar terdapat di Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Riau, Kota Bekasi, Kota Depok, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Provinsi Kalimantan Barat, Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi Sulawesi Selatan-Barat.

Adapun jangkauan kerja FITRA dalam kaitannya dengan kegiatan riset dan advokasi untuk mengukur Kinerja Pengelolaan Anggaran Daerah (KiPAD) serta efektifitas kebijakan anggaran pada sektor Pendidikan, Kesehatan dan Infrastruktur dalam tiga tahun terakhir (2009-2011) sebagaimana tergambar dalam peta sebagai berikut5 :

Selain itu jaringan kerja untuk mendorong lahirnya inovasi pemerintah daerah dalam rangka percepatan penanggulangan kemiskinan juga dilakukan melalui aliansi yang bernama Strategic Alliance for Poverty Alleviation (SAPA) di tujuh daerah yaitu Kota

Banda Aceh, Kabupaten Bandung, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Jembrana dan Kota Makassar6.

5Laporan Penelitian Local Budget Study di 42 Kab/ Kota tahun 2010. Seknas FITRA – TAF, Mei 2011

6Laporan Program Pengembangan Resource Center Anggaran Pemenuhan Hak Dasar, Agustus 2012

Page 12: FITRA Strategic Plan 2013-2022

5

D. Profil Jaringan

FITRA telah membangun jaringan kerja di dalam negeri dan di luar negeri. Profil jaringan di dalam negeri terdiri dari: (1) Simpul Jaringan, (2) Jaringan Kerja Penelitian - Advokasi, (3) Pengambil Kebijakan, (4) Media dan (5) Koalisi/Aliansi Strategis

Hubungan dengan pengambil kebijakan di tingkat nasional terjalin melalui kemitraan strategis terhadap Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Kementerian Dalam Negeri, DJPK Kementerian Keuangan, Kementerian Kesehatan, Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) dan Komisi Informasi Pusat.

FITRA terlibat dalam penyusunan

panduan konsultasi publik serta penyusunan strategi nasional pencegahan dan pemberantasan korupsi bersama Bappenas. Adapun rekomendasi hasil analisis maupun penelitian terkait dengan

sistem anggaran daerah ditindaklanjuti menjadi Peraturan dan Surat Keputusan Mendagri. Sedangkan bersama UKP4, FITRA menjadi tim inti dalam mengimplementasikan komitmen global terkait Open Government Partnership (OGP)

di Indonesia.

Koalisi atau aliansi strategis yang terbangun selama ini meliputi Koalisi Menolak PP 37, Kelompok Kerja Otonomi Daerah untuk agenda revisi UU 32 tahun 2004, Koalisi APBN Kesejahteraan Rakyat, Strategic Alliance for Poverty Alleviation (SAPA) dan Koalisi Masyarakat Sipil untuk Pemilu.

Dalam grafik 2 diatas menunjukkan hubungan jaringan bersama CSO di tingkat daerah baik melalui keanggotaan Sijar maupun jaringan penelitian-advokasi jauh lebih besar

dibandingkan dengan jaringan kepada pengambil kebijakan dan media massa.

Sedangkan jaringan kerja di luar negeri FITRA menjadi core team dari International Budget Partnership (IBP), ANSA dan Task Force on Financial Integrity and Economic Development.

Bersama IBP kerja-kerja yang dilakukan meliputi Open Budget Survey (OBS) di Indonesia yang merupakan bagian dari survey di 110 negara, Sub National Index di Indonesia, Brazil dan Afrika Selatan dengan mengembangkan instrumen LBI secara generik, Annual Partnership Initiative Meeting dan Social Audit Exchange.

14

32

510

5 0

10

20

30

40Sijar

Riset & Adv

Policy Makers

Media

Koalisi/ Aliansi

Grafik 2 - Profil Jaringan

Page 13: FITRA Strategic Plan 2013-2022

6

Simpul Jaringan:

Nama Sijar Wilayah Kerja Strategic Achievment/Typical

FITRA Sumut

Provinsi Sumut, Kota Medan, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Tebing Tinggi, Pematang Siantar, Karo, Dairi, Pak-Pak Barat dan Nias Barat

- Penerbitan policy brief terkait pembentukan PPID di Kabupaten Serdang Bedagai

- Penerbitan policy brief efisiensi belanja birokrasi daerah pemekaran

- Capacity building ormas islam dan jurnalis

- Menjadi referensi media terhadap isu anggaran

FITRA Sumsel

Provinsi, Kota Palembang, Ogan Ilir dan Musi Banyuasin

- Analisis anggaran pendidikan Kota Palembang tahun 2010

- Tanggapan atas Nota Keuangan APBD Provinsi Sumsel 2010

FITRA Riau Provinsi, Kab. Kampar, Kota Pekanbaru, Kab. Bengkalis, Kab. Kepulauan Meranti

- Pengembangan riset advokasi penerimaan dari sektor Kehutanan, Migas dan Pertambangan

FITRA Sukabumi

Kab. Sukabumi, Kota Sukabumi

- Pengembangan audit sosial program kesehatan menggunakan media fotografi

- Pengembangan inovasi pagu indikatif kecamatan untuk mendukung program percepatan penanggulangan kemiskinan

FORMASI Kebumen

Kab. Kebumen - Penguatan kelompok kerja perencanaan penganggaran dari tingkat desa sampai kabupaten

- Inovasi kebijakan kuota kecamatan - Integrasi perencanaan program nasional

penanggulangan kemiskinan dalam perencanaan reguler daerah

FITRA Jateng

Provinsi, Kab. Klaten, Kab. Jepara

- Kolaborasi analisis dan advokasi anggaran bersama kelompok media

- Pengembangan instrumen penelusuran dan investigasi pelaksanaan program pendidikan

FITRA Jatim Provinsi, Kab. Tuban, Kab. Bojonegoro, Kab. Lamongan, Kab. Situbondo, Kab. Bondowoso, Kab. Probolinggo, Kota Probolinggo, Kota Probolinggo, Kab. Jember, Kab. Ngawi, Kota Madiun, Kab. Magetan, Kab. Banyuwangi, Kab. Jembrana

- Pengembangan klinik anggaran bagi CSO, Pemda dan DPRD

- Peningkatan kapasitas DPRD untuk mengoptimalkan fungsi anggaran

- Pengembangan instrumen uji akases pelayanan informasi anggaran

Page 14: FITRA Strategic Plan 2013-2022

7

Nama Sijar Wilayah Kerja Strategic Achievment/Typical

POKJA 30 Provinsi, Kota Samarinda, Kota Balikpapan, Kutai Kartanegara, Kab. Bulungan, Kab. Berau

- Inisiasi Peraturan Gubernur tentang pengelolaan Dana Bantuan Sosial Provinsi Kaltim

- Pengembangan monitoring penerimaan sektor Migas, Kehutanan dan Minerba

YASMIB Sulselbar

Provinsi Sulsel, Provinsi Sulbar, Kota Makassar, Kab. Polewali Mandar, Kab. Mamuju

- Pengembangan instrumen advokasi gender budget dalam perencanaan penganggaran

- Inovasi pengembangan wahana partisipasi warga untuk penanggulangan kemiskinan

E. Struktur Organisasi

Melalui Pertemuan Nasional sebagai forum permusyawaratan tertinggi FITRA, telah memetapkan Sekretaris Jenderal (Sekjen) dan Dewan Nasional. Kedudukan Sekjen bertanggung jawab atas Sekretariat Nasional (Seknas) dan Simpul Jaringan (Sijar).

Bagan 2

Struktur Pelaksana Seknas FITRA

F. Profil Sumber Daya Manusia

Seknas FITRA berada dibawah tanggung jawab Sekretaris Jenderal. Dalam hal pengambilan keputusan strategis Sekjen didukung oleh tiga pimpinan yaitu Kepala Divisi Politik Anggaran Negara, Direktur Resources Center dan Kepala Divisi Pengembangan Jaringan Daerah melalui Rapat Pimpinan.

Dewan

Nasional

Sekretaris Jenderal

Resource

Center

Research & Development

Database & Informasi

Divisi Politik Anggaran

Negara

Divisi Pengembangan Jaringan Daerah

Divisi

Keuangan

Accounting

Finance Officer

Program Assistant

Divisi Sekretariat

Janitor

Page 15: FITRA Strategic Plan 2013-2022

8

Divisi Resource Center didukung oleh Unit Research and Development dan Unit Database dan Informasi untuk melakukan pengembangan inovasi serta diseminasi produk-layanan organisasi.

Adapun Divisi Politik Anggaran Negara dan Divisi Pengembangan Jaringan Daerah secara struktur tidak memiliki unit-unit pendukung sehingga dalam menjalankan

kinerjanya lebih banyak menggunakan tenaga volunteer (relawan) dan magang.

Perkembangan staf merupakan cerminan dari kapasitas SDM yang berpengaruh besar

terhadap keberlanjutan organisasi. Selama empat tahun (2008-2011) pertumbuhan staf FITRA cukup besar dan turn over yang dialami relatif kecil.

•Sekretaris Jenderal

•Magister Management Pembangunan Sosial

•Pengalaman 11 tahun

Yuna Farhan

•Kepala Divisi Politik Anggaran Negara

•Magister Management Lingkungan

•Pengalaman 11 tahun

Karimuda Batubara

•Direktur Resource Center

•Sarjana Peternakan

•Pengalaman 9 tahun

Yenny Sucipto

•Kepala Divisi Pengembangan Jaringan Daerah

•Sarjana Biologi•Pengalaman 9 tahun

Hadi Prayitno

•Kepala Keuangan

•Magister Akuntansi•Pengalaman 17 tahun

Susilo Kristiaji

•Kepala Sekretariat

•Magister Management Lingkungan

•Pengalaman 12 tahun

Wa Ode Nurjana

•Koordinator Research & Development

•Sarjana Hukum

•Pengalaman 4 tahun

H. M. Maulana

•Koordinator Database & Informasi

•Sarjana Ilmu Komunikasi

•Pengalaman 3 tahun

Ahmad Taufik

•Staff R&D

•Magister Management Lingkungan

•Pengalaman 4 tahun

Eva Mulyanti

•Staff R&D

•Sarjana Ekonomi

•Pengalaman 3 tahun

Lukman Hakim

•Accounting

•Sarjana Akuntansi

•Pengalaman 8 tahun

Friska Hanakin

•Finance Officer

•D-III Akuntansi

•Pengalaman 3 tahun

Annisya Sofiana

•Finance Officer

•D-III Akuntansi•Pengalaman 3 tahun

Semii Yanti

•Staff Publikasi

•Sarjana Komunikasi•Pengalaman 3 tahun

Euis Marlina

•Janitor

•SLTA•Pengalaman 3 tahun

Wandi Irawan

Page 16: FITRA Strategic Plan 2013-2022

9

Grafik 3

Perkembangan Staff FITRA 2007-2011

G. Kerangka Finansial

Dalam kurun waktu 5 tahun dari tahun 2007-2011 FITRA telah membukukan

pertumbuhan pendapatan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun, khususnya pada 3 tahun terakhir yaitu periode 2009-2011. Jika pada tahun 2007 FITRA hanya mengumpulkan pendapatan sebesar Rp 461.938.450,00 maka pada tahun 2011

pendapatan yang dikumpulkan meningkat menjadi Rp 8.045.431.245,00 atau naik 20 kali lipat atau 2000%.

12

17

14

20

0

5

10

15

20

25

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

2008 2009 2010 2011

Masuk Keluar Jml

Grafik 4 Activity Report (Revenue Againts Expenses) For The Year 2007 – 2011

Rp0 Rp1,000 Rp2,000 Rp3,000 Rp4,000 Rp5,000 Rp6,000 Rp7,000 Rp8,000 Rp9,000

2007 2008 2009 2010 2011

Millions

Expenses Revenue Net Assets

Grafik 5 Financial Position for The Year 2007 – 2011

Rp0

Rp500 Rp1,000

Rp1,500 Rp2,000

Rp2,500 Rp3,000

Rp3,500 Rp4,000

2007 2008 2009 2010 2011

Millions

Asset Liabilitas Asset Bersih

Page 17: FITRA Strategic Plan 2013-2022

10

Kenaikan pendapatan tersebut mengakibatkan kenaikan aset bersih (pendapatan dikurangi beban) dengan proporsi yang hampir sama yaitu 16 kali lipat atau 1600%. Seiring dengan peningkatan pendapatan dalam kurun waktu tersebut, posisi keuangan FITRA juga mengalami peningkatan yang cukup menggembiarakan. Jika total aset pada tahun 2007 sebesar Rp 104.886.990,00 maka pada tahun 2011, mencapai Rp 3.110.517.247,00. Hal-hal tersebut tentu saja diakibatkan oleh semakin meningkatnya kepercayaan para donor akan eksistensi dan kredibilitas FITRA sebagai organisasi masyarakat sipil yang cukup berperan dalam mempromosikan transparansi anggaran yang pro rakyat.

Tabel 1 Data Pendapatan FITRA

2007-2011

Tabel 1 Data Posisi Keuangan FITRA

2007-2011

Tahun Pendapatan Beban Aset Bersih

2007 461.938.450 376.470.480 85.467.970

2008 748.266.900 587.794.333 160.472.567

2009 5.544.709.060 4.978.917.901 565.791.159

2010 7.140.414.826 8.037.522.661 897.107.835

2011 8.045.431.245 6.670.065.944 1.375.365.301

Tahun Aset Liabilitas Aset Bersih

2007 131.518.990 26.632.000 104.886.990

2008 296.336.707 30.532.000 265.804.707

2009 892.557.262 60.429.876 832.127.386

2010 1.833.005.687 103.770.446 1.729.235.221

2011 3.698.244.488 587.727.241 3.110.517.247

H. Sarana Penunjang

Berikut ini adalah gambaran singkat sarana penunjang yang dikelola oleh Sekretariat Nasional yaitu meliputi ketersediaan, kelayakan dan status kepemilikan kantor serta

perlengkapannya.

1. Kantor

Seknas FITRA beralamat di Jl K no.3 7, Mampang Prapatan IV, Kelurahan Mampang Prapatan, Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta.Selatan, 12790

Kantor masih berstatus “kontrak tahunan” dengan kapasitas 1 ruang administrasi dan ruang tamu, 1 ruang kerja utama, 2 ruang meeting, 1 ruangan gabung perpustakaan, 4 ruang kerja, 1. uang arsip, 1 kamar tidur untuk janitor, 1 ruang dapur, 2 toilet, dan teras luar.

2. Peralatan/perlengkapan kantor

Nama Barang Merk/Brand Jmh (unit)

Televisi Samsung 1

White board biasa Sakura 3

Filling Cabinet Elite 4

Lemari/rak buku/arsip Olimpic, Daico 302 14

Meja kerja Olimpic 22

Meja rapat 3 Kursi kerja & kursi rapat 22

Furnitur 6

Page 18: FITRA Strategic Plan 2013-2022

11

Nama Barang Merk/Brand Jmh (unit)

Rak buku besi - 2

Brankas uang 1

AC LG 6

Kipas angin Cosmos, Miyako 3 Mesin fax Sharp 1

PABX KX - TES824 Panasonic 7

Printer HP Laserjet 1020, XP laserjet CP 1215 2

Hardisk external 500 G Toshiba, Seagate 3

Modem - 1

Laptop Zenbook UX31E (Ultrabook, Asus, Apple, Compaq)

7

PC Maxpower, Samsung, IBM, Powerlogic 10

LCD LG, Accer, Samsung, 11

Layar Infocus Fun cot 1

Projector Infocus 102 DLP 1

Barcode - 1

Stabilizer Toyosaki 2 Toa N29 1

Kulkas Politron 1

Mejicom Yongma 2360 1

Dispenser Sanken 1

Kompor gas Rinnai 1

Tabung gas 12 kg + selang & regulator

Elpiji 1

Kasur Fista foam 1

Page 19: FITRA Strategic Plan 2013-2022

Metodologi 2

Page 20: FITRA Strategic Plan 2013-2022

12

BAB II METODOLOGI

A. Pendekatan

Pendekatan perencanaan strategis Fitra 2013-2022 ini menggunakan pendekatan scenario planning. Dasar pertimbangan penggunaan pendekatan skenario adalah; Pertama, dalam konteks demokratisasi di Indonesia, isu perencanaan penganggaran merupakan isu yang relevan dan kontekstual di level makro (negara), meso (provinsi, kabupaten, kecamatan) dan mikro (desa); Kedua, isu anggaran memiliki karakter yang dinamis, uncertainty dan fluctuate, sehingga diperlukan pendekatan yang realistik, fleksibel dan akomodatif; Ketiga, keragaman karakter simpul jaringan dan cakupan wilayah kerja membutuhkan pendekatan perencanaan yang mampu mengelaborasi, mengkonstruksi dan menyatukan preferensi arah masa depan perwujudan

kedaulatan rakyat atas anggaran; Keempat, isu anggaran di Indonesia tidak bisa dipisahkan dari situasi ketidakpastian arah reformasi, perkembangan politik, kepemimpinan, tingkat kesejahteraan dan sebagainya; Kelima, isu perencanaan

penganggaran selalu paralel dengan isu tuntutan pembangunan partisipatif, otonomi daerah, good governance, perubahan peran pemerintah dan sebagainya. Pendekatan skenario diperlukan untuk menemukan faktor penggerak kritis yang dapat menjadi leverage point bagi perencanaan masa depan FITRA 2023.

Pendekatan skenario dalam proses perencanaan strategis ini secara fundamental bertujuan untuk menciptakan preferensi kolektif dan model mental dalam mengelola perubahan bagi seluruh anggota jaringan di berbagai level. Preferensi kolektif dan mental model tersebut secara konsisten akan menjadi panduan dalam merumuskan arah masa depan dan formulasi strategi FITRA 2023.

B. Tahapan, Metode dan Pihak yang Terlibat

No Tahapan Metode Pihak yang Terlibat

1 Refleksi dan evaluasi internal Seknas FITRA

Refleksi Tim Seknas Fitra

2 Diagnostik organisasi dan asesmen kebutuhan anggota-anggota potensial Fitra

Studi dokumen, FGD, wawancara mendalam, visitasi dan verifikasi

Stakeholder internal, konsultan

3 Pemetaan persepsi dan harapan stakeholder

Wawancara mendalam Stakeholder Eksternal, konsultan

4 Lokarya multipihak Scenario Planning Stakeholder internal, representasi stakeholder eksternal dan konsultan

Page 21: FITRA Strategic Plan 2013-2022

13

No Tahapan Metode Pihak yang Terlibat

5 Penyusunan rencana strategis

Lokakarya dan musyawarah nasional

Stakeholder internal dan representasi stakeholder eksternal dan konsultan

6 Penyusunan dan finalisasi dokumen renstra

Mini workshop Konsultan dan anggota tim perumus

Secara skematis, alur penyusunan rencana strategis FITRA 2013-2022 adalah sebagai

berikut :

C. Partisipan yang terlibat

Lokakarya Multipihak Dialog Skenario FITRA 2023 Hotel Sofyan Betawi, Cikini – Jakarta Pusat, 15-16 Mei 2012

1. Zumrotin Ketua Dewan Nasional FITRA

2. Abdi Suryaningati Wakil Sekretaris Dewan Nasional FITRA

3. Prof. Ahmad Erani Yustika Anggota Dewan Nasional FITRA

4. Arie Sujito Wakil Ketua Dewan Nasional FITRA

5. Kristiawan Ketua DPRD KabupatenTuban – Jatim

6. Dahkelan Koordinator FITRA Jatim

7. Mustika Aji FORMASI Kebumen

8. Apung Widiadi Peneliti Korupsi Politik – ICW

Page 22: FITRA Strategic Plan 2013-2022

14

9. Benjamin K. Davis AusAID

10. Meisyi AusAID

11. Sandra Hamid Country Representative TAF

12. Erman Rahman Director LEG – TAF

13. Laurel McLaren Deputy Country Representative TAF

14. Waliaji DJPK Kemenkeu

15. Setyo Budiantoro Direktur Eksekutif The PRAKARSA

16. Abdul Waidl P3M

17. Fakhrulsyah Mega KKI-PK/ Sekretariat SAPA

18. Fitriana Nur TAF

19. Yuna Farhan Sekretaris Jendral FITRA

20. Hadi Prayitno Kepala Divisi Pengembangan Jaringan Daerah

21. Yenny Sucipto Direktur Resource Center Seknas FITRA

22. Susilo Kristiaji Kepala Keuangan Seknas FITRA

23. Wa Ode Nurjana Kepala Sekretariat Seknas FITRA

24. Salbiyah Mushanif Program Assistant

Musyawarah Nasional Refleksi – Restrospeksi Kinerja dan Reformulasi Perencanaan Strategis FITRA Hotel Aston Tropicana, Cihampelas – Bandung, 13-17 Juni 2012

1. Zumrotin Ketua Dewan Nasional FITRA

2. Arie Sujito Wakil Ketua Dewan Nasional FITRA

3. Yusuf Murtiono Sekretaris Dewan Nasional

4. Abdi Suryaningati Wakil Sekretaris Dewan Nasional FITRA

5. Prof. Ahmad Erani Yustika Anggota Dewan Nasional FITRA

6. Dadang Trisasongko Anggota Dewan Nasional

7. Liem Kheng Sia Anggota Dewan Nasional

8. Rurita Ningrum Koordinator FITRA Sumut

9. Nunik Handayani Koordinator FITRA Sumsel

10. Usman Koordinator FITRA Riau

11. Erwin Syahrial Koordinator FITRA Depok

12. Ajat Zatnika Program Manager FITRA Sukabumi

13. Sabiq Al Fauzi Staf FITRA JawaTengah

14. Fuad Habib Koordinator FORMASI Kebumen

15. Dahkelan Koordinator FITRA Jatim

16. Safriatna Ach Koordinator SOLUD NTB

17. Carolus Tuah Koordinator Pokja 30 Kaltim

18. Abdul Azis Patturungi Direktur YASMIB Sulselbar

Page 23: FITRA Strategic Plan 2013-2022

15

19. Yuna Farhan Sekretaris Jendral FITRA

20. Uchok Sky Khadafi Kepala Divisi Politik Anggaran Negara

21. Hadi Prayitno Kepala Divisi Pengembangan Jaringan Daerah

22. Yenny Sucipto Direktur Resource Center Seknas FITRA

23. Susilo Kristiaji Kepala Keuangan Seknas FITRA

24. Wa Ode Nurjana Kepala Sekretariat Seknas FITRA

25. H. M. Maulana Koordinator Research and Development

26. Ahmad Taufik Koordinator Database dan Informasi

27. Salbiyah Mushanif Program Assistant

28. Fitriana Nur PO Knowledge Sector TAF

Narasumber :

1. Irwan Julianto Dewan Redaksi KOMPAS

2. A. Alamsyah Saragih Komisioner – Komisi Informasi Pusat

3. Diastika C. Rahwidiati AusAID

4. Sandra Hamid TAF

Page 24: FITRA Strategic Plan 2013-2022

Pengembangan Strategi 3

Page 25: FITRA Strategic Plan 2013-2022

16

BAB III PENGEMBANGAN STRATEGI

Landasan dalam mereformulasi rencana strategis FITRA 2013-2022 adalah: (1) Hasil scenario planning FITRA 2022; (2) Adanya peluang sumber pendanaan jangka panjang yang memungkinkan Fitra untuk mengambil peran strategis dalam sector pengetahuan di Indonesia; (3) Harapan stakeholder agar Fitra mereposisikan menjadi lembaga advokasi berbasis bukti (research based evidence); (4) Masih terbatasnya organisasi yang bergerak di isu anggaran; (5) Proses perencanaan-penganggaran dan kebijakan anggaran masih menempatkan rakyat dalam posisi yang tidak bermakna; (6) Kelima hal itu menjadi landas pacu bagi Fitra untuk melakukan pembenahan yang komprehensif terkait dengan pengembangan kapasitas, perencanaan dan pelaksanaan agenda riset dan advokasi.

A. Mandat Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (FITRA) didirikan dalam rangka menuntut dipenuhinya hak-hak rakyat untuk terlibat dalam seluruh proses penganggaran, mulai dari proses penyusunan, pembahasan, pelaksanaan anggaran sampai pada evaluasinya. Fitra bersama seluruh komponen rakyat membangun gerakan transparansi anggaran hingga terciptanya anggaran negara yang memenuhi kesejahteraan dan keadilan rakyat. Upaya membangun gerakan transparansi anggaran ini diupayakan dengan penuh integritas, independen dan inovatif.

Integritas adalah pengejawantahan dari spirit organisasi untuk menjaga keutuhan antara apa dipikirkan, dikatakan dan dilakukan. Keutuhan itu akan menjamin terwujudnya sikap dan perilaku anggota organisasi yang bersih, terbuka dan bertanggung jawab. Independen merupakan perwujudan dari sikap tidak berpihak,

non partisan dan tidak mengelola anggaran yang bersumber dari pemerintah maupun pinjaman luar negeri. Sedangkan inovatif adalah komitmen untuk mengedepankan penciptaan pengetahuan, keterampilan dan kiat-kiat baru dalam upaya memperbaiki produk kebijakan yang lebih visioner, kontekstual, substansif dan signifikan dengan visi, misi dan tujuan organisasi.

B. Visi Menjadi lembaga kajian dan advokasi yang kapabel, kredibel dan berpengaruh untuk meningkatkan derajat kedaulatan rakyat atas anggaran.

C. Misi 1. Meningkatkan kapasitas, profesionalitas dan efektivitas kelembagaan ditingkat

nasional dan simpul jaringan; 2. Menghasilkan produk dan layanan yang bermutu, inovatif dan mampu

menstimulir kesadaran dan keterlibatan masyarakat dalam menentukan kebijakan anggaran dan bantuan pembangunan;

Page 26: FITRA Strategic Plan 2013-2022

17

3. Menghasilkan kajian yang dapat menjadi rujukan bagi para aktivis gerakan transparansi anggaran, komunitas akademik dan pengambil kebijakan;

4. Mengembangkan model advokasi berbasis riset di berbagai level; 5. Memperkuat basis konstituen dan memperluas jaringan advokasi untuk

meningkatkan derajat kedaulatan rakyat atas anggaran.

D. Tata Nilai

1. Nilai Fundamental a. Kejujuran b. Keadilan c. Kesetaraan d. Kemandirian

2. Nilai Bertindak a. Transparansi. (internal) Manajemen organisasi dilaksanakan secara

terbuka kepada seluruh staf dan jaringan FITRA. Dan (eksternal) FITRA

sebagai badan publik, dalam melaksanakan setiap kegiatan-kegiatannya selalu menyediakan informasi yang cukup dan membuka akses informasi seluas-luasnya sesuai dengan statuta FITRA dan ketentuan perundangan;

b. Akuntabilitas. Seluruh kegiatan harus dapat dipertanggungjawabkan dari sisi input, output, dan outcome kepada internalmanagement, dewan nasional, anggota FITRA, lembaga donor, dan publik secara luas berdasarkan rencana strategis, SOP, peraturan perundangan yang berlaku dan moral. Dan tidak ada kompromi bagi staf dan anggota FITRA yang terbukti melakukan korupsi;

c. Partisipasi. Terbuka untuk keterlibatan berbagai komponen internal organisasi dan kelompok lain dalam pengambilan keputusan-keputusan penting;

d. Kemandirian. Merdeka dalam bertindak dan pengambilan keputusan organisasi;

e. Kesetaraan. Perlakuan setara kepada setiap orang; f. Anti Kekerasan. Tidak mempraktekkan/menggunakan dan tidak

memberikan toleransi terhadap kekerasan fisik maupun psikis;

g. Profesionalisme. Bertanggungjawab terhadap tugas dan fungsinya, cakap dalam bidangnya dan dapat dipercaya;

h. Efisien & Efektif. Hemat dalam pemanfaatan sumberdaya untuk

menghasilkan output yang maksimal. Menggunakan sumberdaya yang tersedia untuk hasil yang tepat sasaran dan memiliki manfaat yang maksimal bagi organisasi dan hajat hidup orang banyak;

i. Kesukarelawanan. Ikhlas berbuat lebih dari tuntutan tanggungjawabnya dalam rangka mewujudkan cita-cita bersama.

Page 27: FITRA Strategic Plan 2013-2022

18

E. Analisis Situasi Berdasarkan evaluasi eksternal, refleksi kinerja, diagnostik organisasi dan pemetaan persepsi-ekspektasi stakeholder, telah dihasilkan suatu gambaran analisis situasi lingkungan internal dan eksternal sebagai berikut :

Keterangan:

Excellence

Fair

Poor

Matrik tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut :

1. Kinerja Komponen Input

a. Kapasitas Kelembagaan Mampu melakukan perluasan jangkauan kerja di level internasional,

nasional dan lokal serta mampu menggali sumber pendanaan dari berbagai lembaga donor dalam jangka panjang,

Perlu menata ulang struktur kelembagaan, meningkatkan kualitas dan

kuantitas SDM, meningkatkan kualitas produk dan layanan dan memperbaiki kualitas dan ketersediaan sarana-prasarana pendukungnya,

Sangat mendesak untuk mempertegas orientasi, posisi, arah dan karakter

organisasinya.

STRATEGI DAN TAKTIK

POLITIK ANGGARAN NEGARA

Analisis

Isu Kebijakan Pemanfaatan Data

Penyusunan Laporan Riset dan Policy Brief Analisis Legislasi

KOMUNIKASI DAN KETERJANGKAUAN

Polling Pembentukan Koalisi

dan Jaringan

Pengorganisiran dan Mobilisasi Basis

Teknologi Informasi

Media Non Konvensional

Briefing dan Presentasi

Kemitraan dengan

media Asistensi Teknis

Lobi untuk

mempengaruhi pengambil kebijakan

KELUARAN ANTARA

EFEKTIVITAS ADVOKASI CAPAIAN

Perencanaan

Advokasi Gaung Media

Pengelolaan Advokasi

Pemantauan Hasil Advokasi

Pembingkaian Isu

Penyadaran Publik

Penciptaan Kelompok Pendukung Kehendak Politik

Sumber Pembiayaan Baru

Perluasan

Konstituen Advokasi

Mobilisasi

KEBIJAKAN ANGGARAN

Penyusunan Alternatif

Desain Kebijakan

Pemantauan Rancangan

Pemantauan Implementasi

Pengawalan Kebijakan

LEVEL PERUBAHAN

Level Masyarakat

Level Negara

Level Lembaga

Level Jaringan

INPUT

KEPASTIAN PERENCANAAN

Orientasi dan

Pilihan Posisi

Struktur

Kelembagaan

Kualitas dan Kuantitas SDM

Pendanaan

Ketersediaan Sarana Jangkauan

Kualitas Produk dan Layanan

Ketersediaan Data

Penilaian Masalah

Pengembangan Strategi

Pengembangan Jaringan

Penilaian Kebijakan

Pemetaan

Situasi

Pengemasan Pesan

Penyusunan Instrumentasi

dan Materi

KAPASITAS KELEMBAGAAN

Penetapan Tujuan

Oligarki Partai Politik

Respon Terhadap Tantangan Eksternal

De-politisasi Anggaran

Resistensi Policymaker

Dukungan Publik

Agenda Media Setting

Mitra Potensial/Kompetitor/ Opponent

Konstituen

Legislatif

Eksekutif

CSO

Akademisi

Partai Politik

Organisasi Sektoral

Media

Lembaga Donor

Pemimpin Komunitas

Page 28: FITRA Strategic Plan 2013-2022

19

b. Kapasitas Perencanaan Mampu menyediakan, mengelola dan mengoptimalkan pemanfaatan

sumber data untuk menjadi rujukan dan mengembangkan aksi kolektif yang melibatkan simpul-simpul jaringan yang tersebar di sembilan wilayah di Indonesia,

Perlu meningkatkan kompetensi dan metodologi riset-advokasi seperti pemetaan situasi, analisis kebijakan, penyusunan instrumentasi dan pengemasan isu,

Sangat mendesak untuk mengembangkan strategi perencanaan untuk

meningkatkan relevansi, efisiensi, efektivitas, dampak dan keberlanjutan program.

2. Kinerja Komponen Strategi dan Taktik

a. Politik Anggaran Negara Mampu memanfaatkan data untuk mempengaruhi kebijakan publik dalam

bentuk laporan riset dan policy brief, Perlu meningkatkan kompetensi dalam analisis isu kebijakan, Sangat mendesak untuk mengembangkan kemampuan analisis proses

legislasi.

b. Komunikasi dan Keterjangkauan Mampu membentuk jaringan dan koalisi strategis serta melakukan

presentasi-briefing kepada anggotanya,

Perlu mengembangkan kompetensi pemanfaatan teknologi informasi, menjalin kemitraan dengan media, mengintensifkan pengorganisasian basis-basis konstituen serta meningkatkan metode bimbingan teknis

kepada stakeholder; Sangat mendesak untuk mengembangkan kompetensi dalam melakukan

lobi kepada pengambil kebijakan serta pemanfaatan media-media non konvensional.

3. Kinerja Komponen Keluaran Antara

a. Efektivitas Advokasi Mampu menciptakan kelompok pendukung, Perlu meningkatkan metodologi dan kompetensi pengelolaan advokasi, Sangat mendesak menginisiasi sumber-sumber pendanaan baru.

b. Capaian

Mampu melakukan penyadaran publik dan menjalin hubungan dengan media,

Perlu meningkatkan kemampuan dalam membingkai isu dan memperluas

basis-basis konstituen advokasi, Sangat mendesak untuk meningkatkan daya pengaruhnya bagi lahirnya

kehendak politik yang mendukung perwujudan kedaulatan rakyat atas anggaran.

Page 29: FITRA Strategic Plan 2013-2022

20

4. Kinerja Komponen Kebijakan Penganggaran

Mampu melakukan pemantauan atas rancangan anggaran, Perlu meningkatkan pemantauan implementasi dan pengawalan

kebijakan perencanaan penganggaran,

Sangat mendesak untuk menawarkan desain anggaran alternatif yang pro rakyat.

5. Level Perubahan yang Diciptakan

Mampu melakukan pendidikan, penyadaran dan pencerahan tentang anggaran publik kepada khalayak,

Perlu meningkatkan akselerasi perubahan ditingkat organisasi, Sangat mendesak melakukan restrukturisasi dan revitalisasi di level

simpul jaringan maupun kolaborasi dengan lembaga lainyang relevan.

6. Respon Terhadap Kondisi Eksternal

Mampu mendapatkan dukungan publik, Perlu memetakan mitra-mitra potensial, kompetitor dan opponent untuk

mengembangkan kerjasama yang produktif,

Sangat mendesak untuk mengembangkan strategi yang efektif dalam merespon terjadinya oligarchy partai politik, depolitisasi anggaran dan resistensi pengambil kebijakan.

7. Konstituen

Mampu menjalin relasi dan kemitraan produktif dengan CSO, media dan lembaga donor secara berkelanjutan,

Perlu meningkatkan dan memperluas kerjasama dengan organisasi sektoral,

Sangat mendesak mengembangkan strategi perluasan konstituen yang berasal dari kalangan legislatif, eksekutif, akademisi, partai politik dan komunitas-komunitas basis.

F. Isu Strategis Dialog dan umpan balik dari partisipan lokakarya multipihak terhadap temuan diagnostik dan pemetaan persepsi-ekspektasi stakeholder, menghasilkan peta isu-isu strategis sebagai berikut :

1. Isu Strategis Internal a. Kapasitas Kelembagaan, yang meliputi staf development plan, mekanisme

jaminan kualitas kajian,penataan struktur organisasi, pemutahiran teknologi informasi, penyediaan prasarana-sarana pendukung dan kemandirian dan keberlanjutan pendanaan,

Page 30: FITRA Strategic Plan 2013-2022

21

b. Pengelolaan Jaringan, yang meliputi pengembangan jaringan dengan epistemic community, pengembangan organisasi sejenis dari dalam dan luar negeri, pembagian kerja antara Seknas dan Fitra Daerah dan peningkatan modalitas sosial dan politik dari simpul,

c. Internalisasi dan Eksternalisasi kedaulatan rakyat anggaran yang ke dalam kerangka logis dan agenda setting kajian dan advokasi di Seknas maupun simpul-simpul jaringan FITRA.

2. Isu strategis eksternal: a. Menguatnya oligarki elit politik dan partai politik, b. Terjadinya depolitisasi penganggaran, c. Politisasi birokrasi oleh kalangan eksekutif dalam penyusunan kebijakan

penganggaran, d. Legalisasi korupsi ke dalam sistem, prosedur dan mekanisme perencanaan

dan penganggaran pembangunan, e. Resistensi policymaker terhadap kontrol, input dan inisiatif dari berbagai

pihak yang concern terhadap isu partisipasi, transparansi dan akuntabilitas perencanaan dan anggaran publik.

G. Tujuan dan Sasaran

1. Peningkatan kapasitas, profesionalitas dan efektivitas kelembagaan, dengan sasaran sebagai berikut : a. Terwujudnya penataan organisasi yang difokuskan untuk pemenuhan

entitas hukum, pengembangan tata kelola, perbaikan sarana-prasarana pendukung, kaderisasi kepemimpinan, serta pengembangan unit pendukung untuk penggalian dana dan tercapainya reputasi organisasi;

b. Terwujudnya pengembangan sumberdaya manusia yang difokuskan untuk melakukan improvement SDM, mempromosikan prominent persons dan mereproduksi trends-setter yang dapat mendukung akselerasi gerakan transparansi anggaran di Indonesia;

c. Terlaksananya penataan kelembagaan yang difokuskan pada standarisasi anggota simpul jaringan, revitalisasi Budget Resources Center, penjaminan mutu produk dan layanan serta pengembangan tata kelola dan kinerja simpul jaringan.

2. Peningkatan jumlah dan mutu kajian yang dapat menjadi rujukan bagi para aktivis gerakan transparansi anggaran, komunitas akademik dan pengambil kebijakan, dengan sasaran: a. Terselenggaranya riset berbasis bukti (evidence based research) yang

terarah,berkualitas dan berkesinambungan guna meningkatkan kualitas partisipasi rakyat dan formulasi kebijakan publik dalam proses perencanaan penganggaran;

b. Tercapainya peningkatan jumlah publikasi riset yang dapat menjadi rujukan penyusunan dan perubahan kebijakan perencanaan penganggaran;

Page 31: FITRA Strategic Plan 2013-2022

22

3. Pengembangan model advokasi berbasis riset dan perluasan jaringan advokasi

untuk meningkatkan derajad kedaulatan rakyat atas anggaran, dengan sasaran: a. Terlaksanaya advokasi berbasis riset (advocacy based research) yang

terarah,berkualitas dan berkesinambungan guna meningkatkan kualitas partisipasi rakyat dan formulasi kebijakan publik dalam proses perencanaan penganggaran;

b. Terjadinya perluasan basis-basis konstituen advokasi transparansi

anggaran untuk meningkatkan derajad kedaulatan rakyat atas anggaran.

H. Strategi

Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, akan ditempuh dengan mengkombinasikan Strategi Transformasi Kapasitas dan Strategi Integrasi Agenda Riset dan Advokasi.

1. Strategi Transformasi Kapasitas

Transformasi kelembagaan ini didasarkan pada argumentasi sebagai berikut; Pertama, Think-tank murni tak punya posisi tawar, sedangkan advokasi murni tidak signifikan untuk mengubah substansi kebijakan; Kedua, modus

penyingkapan dan pengungkapan kasus dalam alokasi-realokasi anggaran perlu diperdalam menuju analisis tentang kebijakan dan mekanisme penganggarannya; dan Ketiga, posisi sebagai advocacy think-tank memungkinkan FITRA secara

simulatan dapat mereproduksi pengetahuan untuk melahirkan leading activists dan opponent activists.

Untuk mewujudkan FITRA sebagai advocacy think-tank perlu dilakukan penyediaan sarana-prasarana pendukung, pembenahan kelengkapan dan penataan struktur kelembagaan di tingkat sekretariat maupun format hubungan (tata relasi) antara Seknas dengan simpul jaringan, serta ragam inovasi, produk dan layanannya.

Indikator kunci dari keberhasilan transformasi FITRA sebagai advocacy think-tank adalah: Pertama, atribut utamanya adalah berkomitmen untuk menampilkan dan mempromosikan pandangan dan ideologi tentang kedaulatan rakyat atas anggaran melalui riset berbasis fakta (research based evidence); Kedua, adanya sinkronisasi antara agenda riset dan agenda advokasi; Ketiga, mampu mengkombinasikan antara pendekatan kooperatif dan konfrontatif dalam upaya mempengaruhi kebijakan publik.

2. Strategi Integrasi Agenda Riset dan Advokasi Strategi ini bertujuan untuk mensinergikan aktivitas riset dan advokasi. Sinergi ini diharapkan akan meningkatkan daya pengaruh FITRA dalam perumusan kebijakan perencanaan penganggaran, serta memadukan aras gerakan transparansi anggaran di level masyarakat dan negara. Indikator kunci dari strategi ini adalah terjadinya keterpaduan antara riset dan advokasi, baik dari sisi momentum,

Page 32: FITRA Strategic Plan 2013-2022

23

alokasi sumber daya dan dampak yang dihasilkan. Strategi integrasi ini juga akan menjadi acuan dari pelaksanaan riset-advokasi dan produk-layanan yang secara berkala telah berjalan dengan baik.

I. Peta Jalan Strategi

1. Transformasi Kapasitas 2013-2022

2. Integrasi Agenda Riset dan Advokasi 2013-2022

Page 33: FITRA Strategic Plan 2013-2022

Pengukuran Kinerja 4

Page 34: FITRA Strategic Plan 2013-2022

24

BAB IV

PENGUKURAN KINERJA

A. Strategi Transformasi Kapasitas

Milestones Sasaran Indikator Kunci

Rei

nve

nti

ng

(201

3-2

015)

Organisasi Pemenuhan entitas hukum

Penyediaan sarana-prasarana pendukung

1. Fitra dan simpul jaringan memiliki entitas legal;

2. Review dan reformulasi AD/ART dan struktur organisasi sesuai dengan rencana strategis 2013-2020;

3. Terlaksanannya restrukturisasi di tingkat Seknas;

4. Seknas Fitra memiliki kantor yang lebih memadai dan mudah diakses oleh publik;

5. Penyediaan dan perbaikan fasilitas pendukung kerja;

6. Penyediaan insfrastruktur IT (hardware-software);

SDM Reassessment Enrichment Improvement

1. Terumuskannya standar kompetensi SDM;

2. Adanya performance appraisal untuk staf peneliti dan tim advokasi;

3. Tersusunnya staf developmentplan;

4. Terselenggaranya pelatihan dan pengayaan kompetensi riset, advokasi dan pemediaan;

5. Tersusunnya panduan evaluasi kinerja staf riset dan advokasi serta supporting system;

6. Rekruitmen SDM mendukung pengembangan jaringan, relasi dengan lembaga donor dan strategi komunikasi;

7. Tebentuknya tim review kajian dan

advokasi ; Kelembagaan Standarisasi

kelembagaan simpul jaringan;

Penataan dan perbaikan kinerja BRC

1. Adanya panduan evaluasi kinerja dan standar etik untuk anggota;

2. Terselenggaranya pendampingan untuk penguatan kapasitas organisasi bagi simpul jaringan;

3. Terlaksananya restrukturisasi

pengelolaan BRC; 4. Adanya panduan tata kelola BRC di

tingkat Seknas dan Simpul Jaringan; 5. Penyediaan infrastruktur IT bagi BRC; 6. Rekruitmen SDM untuk mengelola BRC

di level Seknas dan Simpul Jaringan

Page 35: FITRA Strategic Plan 2013-2022

25

Tra

nsf

orm

ing

(201

6-2

019)

Organisasi Pengembangan sistem kaderisasi

Pengembangan tata kelola organisasi

1. Adanya panduan dan mekanis merekruitmen kepemimpinan di tingkat Seknas;

2. Adanya review dan perbaikan SOP di tingkat Seknas dan Simpul Jaringan

SDM Kompetensi Mempromosikan prominentpersons

Leading activist

1. Adanya SDM yang memiliki spesialisasi dalam bidang riset;

2. Meningkatnya jumlah SDM yang terlibat dalam mempengaruhi kebijakan publik;

3. Meningkatnya jumlah publikasi hasil-hasil refleksi dan pemikiran anggota di media lokal, nasional dan internasional;

4. Menghasilkan aktivis-aktivis gerakan transparansi anggaran di berbagai

sektor; Kelembagaan Penjaminan mutu

produk dan layanan

Penguatan tata kelola simpul jaringan

1. Tersusunnya manual penjaminan mutu produk kajian dan layanan literasi perencanaan penganggaran;

2. Terwujudnya goodgovernance di organisasi-organisasi simpul jaringan;

3. Meningkatnya jumlah simpul jaringan

yang mampu memenuhi standar kualitas riset dan advokasi berdasarkan manual mutu;

Infl

uen

cin

g

(202

0-2

022)

Organisasi Keberlanjutan sumber dana lembaga

Tercapainya reputasi organisasi

1. Tersedianya endowmentfund yang dapat mendukung agenda riset-advokasi selama 5-10 tahun;

2. Hasil kajian dan advokasi dijadikan rujukan dalam perumusan kebijakan perencanaan pengganggaran di level internasional, nasional dan lokal;

3. Memiliki kerjasama dan/atau lembaga pendidikan tentang perencanaan pengganggaran di Indonesia

SDM Expertise Trends-setter Leading opponent

1. Memiliki 5-10 Doktor yang concern dan kompeten dalam bidang riset dan advokasi perencanaan dan penganggaran;

2. Design RAPBN/RAPBD alternatif diadopsi di level internasional, nasional dan lokal

Kelembagaan Peningkatan

produktivitas

kinerja simpul-

simpul jaringan

1. 50% Simpul Jaringan mampu menghasilkan riset-riset yang diadopsi dalam perumusan kebijakan perencanaan penganggaran di wilayahnya;

2. 50% advokasi dari simpul jaringan dapat mengubah kebijakan perencanaan pengganggaran yang bertentangan dengan nilai-nilai kedaulatan rakyat atas anggaran.

Page 36: FITRA Strategic Plan 2013-2022

26

B. Strategi Integrasi Agenda Riset dan Advokasi

Milestone Agenda

Indikator Riset Advokasi

Red

efin

isi

(201

3-2

015)

Anggaran Konstitusional

Integrasi

Perencanaan Penganggaran

Kampanye publik anggaran konstiutsional

Usulan Kebijakan Perencanaan Penganggaran

1. 50% dari fraksi di DPR/D menggunakan konsep anggaran konstitusional dalam tanggapan

fraksinya terhadap Nota Keuangan Pemerintah pada tahun 2014

2. Mahkamah Konstitusi mengabulkan Judicial Review APBN terhadap konstitusi

3. RUU/Perda Perencanaan Penganggaran menjadi usulan inisatif

DPR/D pada tahun 2015

Ref

orm

ula

si

(201

6-2

019)

Model Dana Kesejahteraan

Bagi Hasil SDA Relasi Parpol

dan Arah Kebijakan anggaran

Optimalisasi fungsi

anggaran legislatif

Piloting Dana Kesejahteraan

Bagi Hasil SDA Pendidikan

Politik Anggaran Parpol

Public engagement pembahasan

anggaran

1. Lahirnya 3 perda baru dan layanan pengelolaan dana kesejahteraan dari

dana bagi hasil SDA pada tahun 2017 2. Partai politik memiliki platform arah

kebijakan anggaran sesuai dengan program dan ideloginya

3. Setiap komisi di DPR melakukan dengar pendapat minimal dengan 5 kelompok masyarakat yang relevan

dalam rangka pembahasan anggaran 4. DPRD di 10 daerah melibatkan

masyarakat dalam pembahasan anggaran

5. Adanya kelompok masyarakat sipil yang mampu mengawal dan terlibat pembahasan anggaran di tingkat

nasional dan 10 daerah

Rev

ital

isas

i

(202

0-2

022)

Efektivitas program

bantuan sosial Standar

belanja perimbangan

keuangan berdasarkan urusan

kewenagan Evaluasi

Anggaran Daerah Otonom baru

Pemantauan Program

bantuan sosial Proposal

Kebijakan Pengawalan

Pembentukan Daerah Otonom Baru

1. Minimal 3000 orang masyarakat dapat melakukan audit sosial

terhadap program dan anggaran bantuan sosial

2. Formula dan perimbangan mempergunakan analisa standar

belanja berdasarkan urusan 3. 50% daerah otonom baru memiliki

kemampuan fiskal untuk melakukan

pelayanan publik

Page 37: FITRA Strategic Plan 2013-2022

27

Ber

kala

Tah

una

n Review Tahunan

APBN/D Mempengaruhi Kebijakan APBN/D melalui APBN/D Alternatif

Minimal 5 kelompok masyarakat sipil di tingkat Nasional dan masing-masing 3 kelompok masyarakat sipil di 15 daerah melakukan analisis dan advokasi anggaran pada setiap tahap pembahasan, perubahan dan akhir tahun anggaran

Ber

kala

2 t

ahu

nan

Indeks Tata

Kelola Anggaran

Daerah dan

Public

Expenditure

Review

Konferensi Diseminasi Riset

1. Indeks tata kelola anggaran menjadi bahan evaluasi Kemendagri

2. Separuh daerah penelitian mengalami peningkatan skore indeks setiap 2 tahun

Catatan: KerangkaMetodologiRisetdanAdvokasiterlampirdalamlampiran 2 daridokumenini

C. Kerangka Evaluasi Kinerja

Evaluasi kinerja terhadap indikator-indikator kunci tersebut akan dilakukan melalui

evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasiformatif, bersifat internal berfungsi untuk meningkatkan kinerja lembaga, mengembangkan program/personal, bertujuan untuk mengetahui perkembangan program yang sedang berjalan (in-progress). Monitoring dan supervisi, dilakukan selama kegiatan program sedang berlangsung, dan akan menjawab pertanyaan-pertanyaan:

1. Apakah program/agenda berjalan sesuai rencana? 2. Apakah semua komponen berfungsi sesuai dengan tugas masing-masing? 3. Jika tidak apakah perlurevisi, modifikasi?

Sedangkan Evaluasi sumatif, dilakukan pada akhir program, bertujuan untuk mengetahui keberhasilan program yang telah dilaksanakan, memberikan

pertanggung-jawaban atas tugasnya, memberikan rekomendasi untuk melanjutkan atau menghentikan program pada tahun berikutnya. Evaluasi ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan :

1. Sejauh mana tujuan agenda/program tercapai? 2. Perubahan apa yang terjadi setelah program selesai? 3. Apakah agenda/program telah dapat menyelesaikan problem dan berkontribusi

bagi peningkatan derajad kedaulatan rakyat atas anggaran?

Page 38: FITRA Strategic Plan 2013-2022

Faktor Kunci Keberhasilan dan Manajemen Transisi

5

Page 39: FITRA Strategic Plan 2013-2022

28

BAB V

FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN DAN MANAJEMEN TRANSISI

A. Faktor-faktor Kunci Keberhasilan

Faktor penentu keberhasilan adalah kondisi harus berjalan dengan baik agar dapat

mendukung pencapaian strategi. Dalam proses Lokakarya Renstra FITRA 2013-2022

telah disepakati faktor-faktor kunci keberhasilan yang meliputi: 1) Kepemimpinan dan

Efektifitas Manajemen, 2) Kepercayaan Publik, 3) Sarana Operasional, 4) Pola Relasi

Jaringan dan 5) Quality Control Mechanism.

1. Kepemimpinan dan Efektifitas Manajemen

Berdasarkan anggaran dasar FITRA, pergantian kepemimpinan FITRA dilakukan pada pertemuan nasional FITRA yang merupakan pengambilan keputusan tertinggi. Masa jabatan Sekretaris Jenderal FITRA selama tiga tahun dapat dipilih

kembali untuk satu kali masa jabatan. Dalam pertemuan nasional, anggota juga memilih Dewan Nasional FITRA, yang bertugas memberikan arahan, pertimbangan dan pengawasan terhadap berjalannya organisasi FITRA. Untuk

menjaga agar kepemimpinan FITRA atau Sekjen dapat berjalan dan berkesinambungan dalam menjalankan organisasi FITRA, maka dibutuhkan opsi-opsi yang perlu dipertimbangkan dan diputuskan dalam Pertemuan Nasional FITRA. Opsi-opsi tersebut sebagai berikut :

Opsi Pertama: Anggota FITRA hanya memilih Dewan Nasional FITRA. Kemudian Dewan Nasional FITRA akan merekrut secara terbuka Sekretaris Jenderal sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan. Sekretaris Jenderal dan Dewan Nasional membentuk Badan Pekerja yang bersifat profesional.

Opsi Kedua: Anggota FITRA hanya memilih Dewan Nasional. Kemudian Dewan Nasional memilih Sekjen FITRA berdasarkan kriteria. Sekretaris Jenderal dan Dewan Nasional membentuk Badan Pekerja yang bersifat profesional.

Opsi Ketiga: Anggota FITRA memilih Dewan Nasional dan Sekretaris Jenderal FITRA atau tetap seperti saat ini, namun kriteria Sekretaris Jenderal dengan kualifikasi tertentu dan dapat dipilih dari organ diluar FITRA. Selanjutnya,

Dewan Nasional dan Sekretaris Jenderal membentuk Badan Pekerja dengan rekruitmen terbuka dan bersifat profesional sesuai kualifikasi.

Untuk mendukung kerja-kerja Sekretaris Jenderal, maka diperlukan restrukturasi pada kelembagaan Seknas FITRA untuk menjadi lembaga kajian dan advokasi yang berintegritas dan independen. Struktur ini nantinya akan mampu menopang berjalannya organisasi, meskipun terjadi pergantian kepemimpinan atau Sekjen FITRA.

Page 40: FITRA Strategic Plan 2013-2022

29

2. Kepercayaan Publik Pengaruh yang ditimbulkan oleh hasil kerja riset dan kerja advokasi yang dijalankan FITRA sangat ditentukan oleh seberapa besar tingkat kepercayaan

pengambil kebijakan, kelompok masyarakat, media dan organisasi masyarakat sipil.

Untuk mencapai level kepercayaan publik yang memadai, maka diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:

Mempertahankan independensi organisasi dari kepentingan politik praktis

Menghindari terciptanya conflict of interest yaitu dengan tidak mengelola

dana-dana dari pemerintah pusat, pemerintah daerah dan dana yang

bersumber dari pinjaman luar negeri

Memperkuat integritas organisasi sebagai sebuah lembaga yang bersih,

terbuka dan bertanggungjawab

Menjaga komitmen dan solidaritas seluruh elemen dalam organisasi untuk

konsisten menjalankan agenda riset dan advokasi secara terencana, sistematis

dan berkelanjutan

Dalam hal ini FITRA telah memiliki suatu dokumen kode etik yang ditetapkan

secara resmi oleh organisasi.Selanjutnya Dewan Nasional perlu diperankan secara

lebih intensif sebagai penegak nilai-nilai yang terdapat di dalamnya.

3. Sarana Operasional Faktor penentu selanjutnya yang harus dimiliki FITRA sebagai organisasi kajian dan advokasi adalah tersedianya sarana operasional yang memadai. Untuk itu upaya yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

Membangun dan mengembangkan manajemen data terintegrasi yang

berbasis teknologi informasi

Mempersiapkan sumber pendanaan mandiri melalui pelembagaan pengelola

fund raising organisasi

Mengupayakan kepemilikan kantor permanen di tingkat Sekretariat Nasional

yang mencukupi untuk mengakomodasi kegiatan pelatihan, magang,

perpustakaan dan konferensi pers

Sekjen Dewan Nasional

Direktur Advokasi & Riset Direktur Operasional Direktur Resource Centre

Data &

Informasi Communication

Manajer

Advokasi Manajer Riset Manajer Kantor

Manajer

Keuangan

Page 41: FITRA Strategic Plan 2013-2022

30

4. Pola Relasi Jaringan FITRA merupakan organisasi jaringan dengan memiliki anggota bernama Simpul

Jaringan (Sijar) yang berkedudukan di 10 propinsi dan 5 kabupaten/ kota di

Indonesia. Pola relasi jaringan ini menjadi penentu tingkat keberhasilan agenda

riset dan advokasi kebijakan anggaran baik di tingkat pusat maupun daerah.

Untuk mewujudkan pola relasi yang berkualitas, maka upaya yang harus dilakukan

adalah sebagai berikut:

Membangun unit khusus berupa Budget Resource Center yang terstandarisasi

dan terkendali dari tingkat nasional sampai Simpul Jaringan

Mengintensifkan update perkembangan jaringan melalui pemetaan

kebutuhan untuk pengembangan kapasitas guna menunjang implementasi

agenda riset dan advokasi

5. Quality ControlMechanism Dalam rangka menjamin kualitas hasil riset dan advokasi, maka diperlukan upaya-

upaya sebagai berikut:

- Dewan Nasional dan Sekretaris Jenderal membuat keputusan bersama untuk

membentuk Dewan Pakar yang akan bekerja sebagai reviewer terhadap kerja

riset dan advokasi dari level secretariat nasional sampai Sijar

- Menyusun Standard Operating Procedure (SOP) riset dan SOP Advokasi

anggaran yang akan menjadi pedoman kerja semua elemen organisasi

B. Manajemen Transisi

Untuk mempersiapkan seluruh agenda Rencana Strategis ini, maka sampai akhir

tahun 2012 akan dilakukan serangkaian kegiatan improvement dan restrukturisasi

SDM FITRA sebagai berikut:

Kegiatan Metode Keluaran Waktu

Analisisi Beban Kerja dan Kebutuhan

Kompetensi

Kegiatan ini akan dilakukan oleh konsultan

Teridentifikasinya peta kompetensi staf saat ini dan kompetensi yang dibutuhkan

ke depan

Oktober-Desember 2012

Rotasi dan Uji Coba

Staf yang ada akan dirotasi pada Rakenas FITRA diujicobakan selama 3 bulan

Restrukturisasi staff sesuai kebutuhan

Januari-April 2013

Upgrading Pelatihan/schoolarship yang dibutuhkan staf berpotensi untuk jabatan tertentu

Meningkatnya kemampuan staf sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan

2013-2014

Rekruitment Terbuka dengan standar kompetensi yang dibutuhkan untuk mengisi Jabatan dan

menambah kurangnya SDM

Tersedianya personil sesuai kompetensi struk baru dan tambahan kebutuhan

personil

Maret–Mei 2013

Page 42: FITRA Strategic Plan 2013-2022

Lampiran

Page 43: FITRA Strategic Plan 2013-2022

31

LAMPIRAN I

Matrik Agenda Riset dan Advokasi

Tema 1. Reformasi Tata Kelola Sistem Perencanaan Penganggaran

Agenda Kajian Agenda Advokasi

1.1. Optimalisasi Fungsi Anggaran Legislatif melalui Penguatan Keterlibatan Publik Sebagai Refrensi dalam Pembahasan Anggaran

Konteks Permasalahan dan Resiko

Musrenbang satu-satunya saluran keterlibatan publik

Masyarakat mulai apatis mengikuti Musrenbang

Legislatif tidak memiliki basis bukti yang kuat saat pembahasan anggaran

Masyarakat membutuhkan ruang partisipasi tahap pembahasan, Legislatif membutuhkan informasi untuk membahas anggaran

Resiko resistensi legislatif fungsi anggaran berkurang

Tujuan

Mengidentfikasi peta persoalan fungsi anggaran dan keterlibatan publik dalam pembahasan anggaran.

Merumuskan model keterlibatan publik dalam tahap pembahasan anggaran yang dapat memperkuat fungsi anggaran legislatif.

Keluaran Adanya model peran serta warga pada proses pembahasan anggaran yang mempekuat fungsi anggaran legsilatif.

Metodologi Evaluasi kebijakan dan setting agenda peran masyarakat dalam pembahasan anggaran yang mendukung fungsi anggaran pada tingkat Nasional dan 10 daerah

1.A. Memperkuat basis dukungan masyarakat dalam pembahasan anggaran

Stakeholder

Legislatif pusat dan daerah

Kelompok masyarakat sektoral

Organisasi profesi

LSM sektoral

Harapan Hasil

Peningkatan keterlibatan masyarakat dalam proses pembahasan anggaran

Meningkatnya kolaborasi masyarakat dengan legislative dalam pembahasan anggaran

Strategi

Anggaran Alternatif

Pengembangan koalisi dengan kelompok masyarakat, media dan perguruan tinggi

Membangun kemitraan dengan legislative

Pengembangan media kampanye

Pendidikan legislatif dan partai politik

Page 44: FITRA Strategic Plan 2013-2022

32

1.2. Integrasi Perencanaan – Penganggaran

Konteks Permasalahan dan Resiko

Pembahasan anggaran tidak merujuk pada perencanaan

Tidak ada mekanisme memeriksa konsistensi perencanaan penganggaran

UU Perencanan berdiri sendiri

Terdapat demand mengintegrasikan rencana dan anggaran

Tujuan

Membandingkan sistem perencanaan penganggaran di Negara lain

Merumuskan rekomendasi kebijakan integrasi perencanaan penganggaran

Keluaran

Adanya naskah rekomendasi kebijakan integrasi perencanaan penganggaran

Metodologi

Evaluasi praktek perencanaan penganggaran

Joint research dengan lembaga think tank negara lain untuk kebijakan pengintegrasian perencanaan penganggaran

1.B. Usulan reformasi kebijakan untuk integrasi perencanaan penganggaran

Stakeholder

Kementerian Keuangan

Bappenas

Kemendagri

Legislatif

Bappeda

Badan Keuangan Daerah

Harapan Hasil

Usulan kebijakan perencanaan penganggaran

Strategi

Uji konsistensi perencanaan penganggaran

Advokasi RUU Perencanaan Penganggaran

1.3. Indeks Tata Kelola Anggaran Daerah

Konteks Permasalahan dan Advokasi

Desentraslisasi fiskal mendekatkan pengambilan kebijakan anggaran pada tingkat daerah

Tata kelola anggaran yang baik mampu mendekatkan kebijakan anggaran terhadap kebutuhan rakyat

Adanya demand dari Kemendagri untuk menilai tata kelola anggaran daerah

Disparitas daerah dalam pengelolaan anggaran

Belum ada potret tata kelola anggaran daerah

1.C. Penegakan kebijakan Perencanaan Penganggaran Daerah

Stakeholder

Direktorat Administrasi Keuangan Daerah, Kementerian Dalam Negeri

Pemerintah Daerah

Komisi Informasi

UKP4

Harapan Hasil

Indeks menjadi refrensi untuk perbaikan kebijakan dan pelaksanaan tata kelola anggaran

Strategi Uji akses keterbukaan informasi anggaran

Gugatan ketertutupan anggaran

Kampanye hasil riset

Page 45: FITRA Strategic Plan 2013-2022

33

Tujuan

Menilai tata kelola anggaran daerah di 100 kabupaten/kota

Keluaran

Adanya potret tata kelola anggaran daerah setiap dua tahun pada 100 kabupaten/kota

Adanya rekomendasi kebijakan perbaikan tata kelola anggaran daerah

Metodologi

Indeks tata kelola anggaran daerah

Tema 2: Reformasi Sistem Desentralisasi Fiskal yang Berkeadilan

2.1 Evaluasi Kebijakan Tata Kelola Anggaran Daerah Otonom baru

Konteks Permasalahan dan Resiko

Pemekaran daerah lebih banyak mempertimbangkan aspek politik

Daerah otonom baru tidak memiliki sumber pendanaan memadai

Tidak ada evaluasi dan penggabungan daerah pemekaran yang gagal

Daerah induk pemekaran berkurang sumber pendanaan

Partai politik menentang penghentian pemekaran

Tujuan

Memetakan persoalan tata kelola dan kebijakan anggaran pada daerah otonom baru

Merumuskan format evaluasi dan standar kemampuan pendanaan daerah otonom baru

Keluaran

Rekomendasi kebijakan penataan tata kelola fiskal daerah otonom baru

Metodologi Evaluasi kebijakan tata kelola fiskal daerah otonom baru

2.A Pengawalan Pembentukan Daerah Otonom Baru dan Penggunaan Standar Biaya Untuk Perimbangan Keuangan

Stakeholder

Kementerian Dalam Negeri

Komisi II DPR RI

Media

Kementerian Keuangan

Harapan Hasil

Hasil kajian dijadikan bahan evaluasi kemampuan fiskal DOB dan kriteria fiskal pembentukan DOB

Hasil kajian standar biaya diakomadasi dalam formula kebijakan

Strategi

Membangun relasi dengan media

Lobby pengambil kebijakan

Usulan kebijakan standar biaya

Page 46: FITRA Strategic Plan 2013-2022

34

2.2 Merumuskan Analisa Standar Belanja Perimbangan Keuangan Berdasarkan Urusan dan Kewenangan

Konteks Permasalahan dan Resiko

Formula dana perimbangan berdasarkan kuantifikasi

Perimbangan keuangan tidak sejalan dengan urusan yang didesentralisasikan

Gejolak daerah perubahan skema perimbangan

Kemampuan APBN mendanai desentralisasi fiskal

Tujuan

Evaluasi kebijakan dana perimbangan

Merumuskan standar analisa belanja untuk pencapaian Standar Pelayanan urusan yang didesentralisasikan

Keluaran

Rumusan standar analisa belanja tiga pelayanan dasar

Metodologi

Usulan kebijakan model analisa standar belanja untuk pencapaian standar pelayanan minimal

2.3 Public Expenditure Review Efektivitas Anggaran Daerah Dalam Pencapaian Tujuan Otonomi Daerah

Konteks Permasalahan dan Resiko

APBD belum menjawab kebutuhan masyarakat

Tidak mekanisme penilaian efektivitas APBD

Base line peta anggaran daerah terbatas

Tujuan

Memetakan persoalan potret kebijakan anggaran daerah

Merumuskan rekomendasi perbaikan kebijakan anggaran daerah

2.B Pengembangan Budget Resource Centre

Stakeholder

DJPK Kementerian Keuangan

Administrasi Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri

Pemda

LSM

Harapan Hasil

Tersedianya budget resource centre tingkat nasional dan di 10 daerah yang berperan sebagai pusat informasi dan kajian-kajian anggaran

Hasil kajian menjadi referensi Pemerintah Daerah memperbaiki kebijakan anggarannya.

Page 47: FITRA Strategic Plan 2013-2022

35

Keluaran

Peta efektivitas APBD dua tahunan seluruh Indonesia dan 10 daerah

Rekomendasi perbaikan alokasi anggaran

Metodologi

Research kolaboratif dengan DJPK Kementerian Keuangan

Meningkatnya tingkat kolaborasi dengan kementerian keuangan

Strategi

Pengembangan Teknologi Informasi Data Anggaran

Pengembangan media popular kampanye anggaran

Pengembangan Kelompok Pakar

Membangun Kemitraan

2.4 Mencari Rumusan Dana Bagi Hasil SDA untuk Keberlanjutan Lingkungan Daerah Penghasil

Konteks Permasalahan dan Resiko

Tingkat kesejahteraan daerah penghasil Sumber daya alam rendah

Gugatan daerah penghasil sumber daya alam

Sumber anggaran terbatas pasca eksploitasi sumber daya alam

Belum ada skema seperti oil fund untuk kesejahteraan masyarakat penghasil SDA

Tujuan

Evaluasi kebijakan bagi hasil SDA terhadap kesejahteraan masyarakat daerah

Merumuskan Model Dana Abadi kesejahteraan masyarakat daerah

Keluaran

Rekomendasi kebijakan model dana abadi kesejahteraan

Metodologi Studi Komparasi Dana Kesejahteraan dari SDA di Negara lain – Research Exchange

2.C Peningkatan Kebijakan Dana Kesejahteraan Daerah Penghasil SDA

Stakeholder

Pemda

Dirjen Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan

Lembaga Think tank internasional

Perguruan tinggi

Harapan Hasil

Usulan model dana kesejahteraan Sumber Daya Alam

Strategi

Piloting program daerah Badan Layanan Pengelola Dana Kesejahteraan

Pengembangan proposal kebijakan

Tema 3: Politik Anggaran yang Berfokus Pada Kesejahteraan Rakyat

3.1 Potensi Pajak Nasional dan Pajak Daerah Konteks Permasalahan dan Resiko

Tax ratio APBN rendah

3.A Usulan Rekomendasi Peningkatan Tax Ratio dalam Penyusunan APBN dan APBD Stakeholder

Badan Anggaran dan Komisi XI DPR

Page 48: FITRA Strategic Plan 2013-2022

36

Potensi Pajak Daerah belum tergali

Tidak banyak kajian soal pajak

Tujuan

Evaluasi efektivitas kebijakan perpajakan tingkat nasional dan daerah

Mengidentifikasi Potensi pajak nasional dan daerah

Keluaran

Rekomendasi peningkatan pajak dan pajak daerah

Metodologi Evaluasi kebijakan dan implementasi pajak dan pajak daerah

Badan Anggaran DPRD

Kementerian Keuangan

LSM

Media

Harapan Hasil

Pembahasan anggaran menggunakan hasil kajian untuk peningkatan tax ratio

Strategi

Penggalangan media

Membangun kemitraan dengan legislative

3.2 Efektivitas anggaran subsidi dan bantuan sosial dalam mengentaskan kemiskinan dan kesenjangan gender Konteks Permasalahan dan Resiko

Anggaran subsidi dan bantuan sosial alokasi terbesar belanja Pemerintah Pusat

Belum ada kajian efektivitas anggaran subsidi dan bantuan sosial dalam pengentasan kemiskinan dan kesenjangan gender

Adanya deman dari DPR untuk mengevaluasi program-program subsidi dan bantuan sosial

Tujuan Mengetahui efektivitas program-program subsidi dan bantuan sosial dalam pengentasan kemiskinan dan mengatasi kesenjangan jender Keluaran Rekomendasi perbaikan program-program subsidi dan bantuan sosial

3.B Usulan Perbaikan Program-program Subsidi dan Bantuan Sosial untuk Penanggulanngan Kemiskinan Stakeholder

DPR

Kemenko Kesra

TNP2K

Kementerian Keuangan

Bappenas

LSM dan Perguruan Tinggi

Media Harapan Hasil Hasil kajian dijadikan bahan untuk perbaikan program-program subsidi dan bantuan sosial Strategi

Penggalangan media dan komunitas akademisi

Membangun kemitraan dengan stakeholder TNP2K dan Kemenkokesra

Page 49: FITRA Strategic Plan 2013-2022

37

3.3 Hubungan Partai Politik Berkuasa dengan Arah Kebijakan Anggaran

Konteks Permasalahan dan Resiko

Politik adalah salah satu pendekatan penganggaran

Kepala daerah menentukan arah kebijakan anggaran

Ideology partai politik tidak mempengaruhi kebijakan anggaran

Tujuan

Mengetahui kaitan antar kebijakan alokasi anggaran dengan partai politik berkuasa

Merumuskan arah kebijakan anggaran sesuai dengan platform partai politik

Keluaran

Terpetakannya korelasi arah kebijakan anggaran dengan partai politik berkuasa

Rekomendasi partai politik merumuskan platform anggaran

Metodologi Rekomendasi platform arah kebijakan anggaran partai politik

3.C Reformasi Platform Partai Politik dalam Arah Kebijakan Anggaran Publik Stakeholder

Partai Politik

Kepala Daerah

Perguruan Tinggi

Media

Harapan Hasil Rekomendasi hasil penelitian dijadikan bahan sebagai perbaikan platform Strategi

Dialog kebijakan partai politik

Membangun kemitraan dengan partai politik

3.4 Manipulasi Anggaran Publik Pada Siklus Pemilu/Pemilukada Konteks Permasahalan dan Resiko

Penggunaan anggaran publik sebagai instrument kampanye

Pengawas Pemilu tidak mengawasi penggunaan anggaran publik

Belum ada pengaturan pencegahan penggunaan anggaran publik

Tujuan

Mengidentifikasi potensi penggunaan anggaran publik sebagai instrument kampanye

Merumuskan rekomendasi pencegahan anggaran publik untuk kampanye

3.D Pengawalan Penggunaan Anggaran Publik Pada Pemilu/Pemilukada

Stakeholder

Calon Presiden, Kepalda Daerah dan Legislatif

KPU/D dan Bawaslu/Panwas

LSM Pemantau Pemilu

Media

Harapan Hasil Berkurangnya penggunaan anggaran publik untuk kampanye

Strategi

Membangun kemitraan dengan organ Penyelenggara dan Pengawas Pemilu

Menggalang dukungan media dan LSM pemantau Pemilu

Page 50: FITRA Strategic Plan 2013-2022

38

Keluaran Rekomendasi pencegahan peluang-peluang anggaran publik untuk kempanye Metodologi Kajian anggaran publik menjelang Pemilu/PemiluKada

3.5 Anggaran Konstitusional Konteks Permasalahan dan Resiko

Tidak ada rumusan konsep pasal 23 mengenai anggaran sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat

Sebagian besar anggaran habis untuk belanja birokrasi

Adanya demand dari DPR rumusan konsep anggaran sebesar-besarnya kemakmuran rakyat

Tujuan

Merumuskan konsep anggaran sebesar-besarnya kemakmuran rakyat

Agenda setting konsep anggaran konstitusional

Keluaran Rekomendasi Rumusan konsep anggaran sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat Metodologi Kajian konstitusi dalam praktek penganggaran kolaborasi research dengan perguruan tinggi

3.E Menjadikan Anggaran Konstitusional sebagai Wacana Publik

Stakeholder

DPR

Partai Politik

Media

LSM

Harapan Hasil

Rumusan anggaran konstitusional dipergunakan DPR dalam pembahasan anggaran

Anggaran konstitusional menjadi wacana publik

Strategi

Membangun kolaborasi dengan DPR dan Media

Judicial Review APBN dan APBD

Page 51: FITRA Strategic Plan 2013-2022

39

LAM

PIR

AN

2

REN

CA

NA

KER

JA 2

013

-202

2 D

AN

SU

MB

ER

PEN

DA

NA

AN

Mile

sto

ne

A

gen

da

Ta

hu

n 2

0-

Sum

ber

Pen

dan

aan

In

dik

asi D

ana

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

KS

Au

sAID

La

inn

ya

Ag

end

a R

iset

Ad

voka

si

2013-2015

Redefinisi

Ris

et

An

ggar

an K

ons

titu

sio

nal

KS A

usA

id

1

mili

ar

Ad

voka

si

Kam

pan

ye p

ub

lik a

ngg

aran

kon

stiu

tsio

nal

KS A

usa

id

3

00 ju

ta

Ris

et

Inte

gras

i Per

enca

naa

n P

enga

ngg

aran

Yaya

san

Tifa

2,

5 m

iliar

Ad

voka

si

Usu

lan

Keb

ijaka

n P

eren

can

aan

Pen

gan

ggar

an

Ya

yasa

n T

ifa

300

juta

2016-2019

Reformulasi

Ris

et

Mo

del

Dan

a K

esej

ahte

raan

Bag

i Has

il SD

A

TA

F 1,

5 m

iliar

Ad

voka

si

Pilo

tin

g D

ana

Kes

ejah

tera

an B

agi H

asil

SDA

TAF

300

juta

Ris

et

Re

lasi

Par

po

l dan

Ara

h K

ebija

kan

an

ggar

an

KS A

usA

id

2,

5 m

iliar

Ad

voka

si

Pen

did

ikan

Po

litik

An

ggar

an P

arp

ol

KS A

usA

id

30

0 ju

ta

Ris

et

Op

tim

alis

asi f

ungs

i an

ggar

an le

gisl

atif

KS

Au

sAid

2,5

mili

ar

Ad

voka

si

Publ

ic e

ngag

emen

t p

emb

ahas

an a

ngg

aran

KS

Au

sAid

300

juta

Page 52: FITRA Strategic Plan 2013-2022

40

Mile

sto

ne

A

gen

da

Ta

hu

n 2

0-

Sum

ber

Pen

dan

aan

In

dik

asi D

ana

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

KS

Au

sAID

La

inn

ya

2020-2022

Revitalisasi

Ris

et

Efek

tivi

tas

pro

gram

ban

tuan

so

sial

Ford

Fo

und

atio

n

1 m

iliar

Ad

voka

si

Pem

anta

uan

Pro

gram

ban

tuan

so

sial

Ford

Fo

und

atio

n

300

juta

Ris

et

Stan

dar

bel

anja

per

imb

anga

n k

euan

gan

ber

das

arka

n

uru

san

kew

ena

nga

n

Ya

yasa

n T

ifa

1 m

iliar

Ad

voka

si

Pro

pos

al K

ebija

kan

Yaya

san

Tifa

30

0 ju

ta

R

iset

Ev

alu

asi A

ngg

aran

Dae

rah

Oto

nom

Bar

u

Ya

yasa

n T

ifa

1 m

iliar

A

dvo

kasi

: Pe

nga

wal

an P

emb

entu

kan

Dae

rah

Oto

nom

Bar

u

Ya

yasa

n T

ifa

300

juta

Ka

jian

Ad

voka

si R

uti

n &

Ber

kala

Ber

dasa

rka

n M

ilest

one

R

iset

Ru

tin

: R

evi

ew T

ahun

an A

PBN

/D

KS A

usA

id

Ford

Fo

und

atio

n

30 m

iliar

Ad

voka

si:

Mem

pen

garu

hi K

ebija

kan

APB

N/D

mel

alu

i APB

N/D

A

lter

nat

if

KS A

usA

id

Ford

Fo

und

atio

n

3 m

iliar

Ris

etB

erka

la (

2 ta

hu

nan

):

Ind

eks

Tata

Kel

ola

An

ggar

an D

aera

h d

an P

ublic

Ex

pend

itur

e R

evie

w

KS A

usa

id

10

mili

ar

Ad

voka

si:

Kon

fere

nsi

Dis

emin

asi R

iset

KS

Au

sAid

3 m

iliar

Page 53: FITRA Strategic Plan 2013-2022

41

LAM

PIR

AN

3

REN

CA

NA

BIA

YA

OP

ERA

SIO

NA

L P

ERIO

DE

2013

-202

2

20

13

2014

20

15

2016

20

17

2018

20

19

2020

20

21

2022

T

ota

l

Rev

enu

e

Fro

m A

usA

id,

KS

Pro

gra

m

10.1

27.7

26.

040

7.

171.

394.

564

12

.058

.34

0.34

8

10.5

21.3

91.

119

11

.897

.76

1.45

5

11.2

66.7

68.

825

11

.419

.86

4.69

1

11.1

30.8

13.

608

14

.404

.54

5.17

7

13.4

21.0

68.

887

11

3.41

9.6

74.7

15

10.1

27.7

26.

040

7.

171.

394.

564

12

.058

.34

0.34

8

10.5

21.3

91.

119

11

.897

.76

1.45

5

11.2

66.7

68.

825

11

.419

.86

4.69

1

11.1

30.8

13.

608

14

.404

.54

5.17

7

13.4

21.0

68.

887

113.

419.

674

.71

5

Eq

uip

men

t 70

0.00

0.0

00

340.

000.

000

29

5.00

0.0

00

295.

000.

000

29

5.00

0.0

00

250.

000.

000

38

5.00

0.0

00

295.

000.

000

65

5.00

0.0

00

340.

000.

000

3.

850.

000.

000

Bui

ldin

g (in

stal

lme

nt)-

sekn

as

250.

000.

000

25

0.00

0.0

00

250.

000.

000

25

0.00

0.0

00

250.

000.

000

25

0.00

0.0

00

250.

000.

000

25

0.00

0.0

00

250.

000.

000

25

0.00

0.0

00

2.50

0.00

0.0

00

Bui

ldin

g R

ent

- S

ijar

25

.000

.00

0

25.0

00.0

00

25

.000

.00

0

75.0

00.0

00

225.

000.

000

375.

000.

000

Ve

hicl

e (

2 un

its)

- S

ekna

s 40

0.00

0.0

00

40

0.00

0.0

00

Ve

hicl

e (

15 u

nits

) -

Sija

r

45.0

00.0

00

45

.000

.00

0

45.0

00.0

00

90.0

00.0

00

22

5.00

0.0

00

Ko

mp

ute

r/La

pto

p (5

uni

ts)

-

sekn

as

50.0

00.0

00

50.0

00.0

00

Ko

mp

ute

r/La

pto

p (1

5 un

its)

-

Sija

r

20.0

00.0

00

20

.000

.00

0

20.0

00.0

00

60

.000

.00

0

18

0.00

0.0

00

30

0.00

0.0

00

-

Exp

ense

s

-

Per

son

el -

Sek

nas

2.

651.

326.

040

3.

037.

354.

564

3.

449.

896.

348

3.

891.

602.

719

4.

244.

494.

215

4.

632.

674.

861

5.

422.

361.

331

5.

892.

059.

912

6.

771.

416.

111

8.

065.

126.

914

48

.058

.31

3.01

5

Gaj

i 2.

288.

000.

000

2.

516.

800.

000

2.

768.

480.

000

3.

045.

328.

000

3.

349.

860.

800

3.

684.

846.

880

4.

053.

331.

568

4.

458.

664.

725

4.

904.

531.

197

5.

394.

984.

317

36

.464

.82

7.48

7

Asu

rans

i Kes

eha

tan

(RI)

74

.735

.20

0

82.2

08.7

20

90

.429

.59

2

99.4

72.5

51

10

9.41

9.8

06

120.

361.

787

13

2.39

7.9

66

145.

637.

762

16

0.20

1.5

38

176.

221.

692

1.

191.

086.

615

JHT

12

0.38

4.0

00

132.

422.

400

14

5.66

4.6

40

160.

231.

104

17

6.25

4.2

14

193.

879.

636

21

3.26

7.5

99

234.

594.

359

25

8.05

3.7

95

283.

859.

175

1.

918.

610.

923

PP

h 21

16

8.20

6.8

40

185.

027.

524

20

3.53

0.2

76

223.

883.

304

24

6.27

1.6

34

270.

898.

798

29

7.98

8.6

78

327.

787.

545

36

0.56

6.3

00

396.

622.

930

2.

680.

783.

830

Per

son

el -

Sija

r(B

RC

)

-

Gaj

i

104.

000.

000

20

8.00

0.0

00

312.

000.

000

31

2.00

0.0

00

312.

000.

000

62

4.00

0.0

00

624.

000.

000

93

6.00

0.0

00

1.56

0.00

0.0

00

4.99

2.00

0.0

00

Page 54: FITRA Strategic Plan 2013-2022

42

20

13

2014

20

15

2016

20

17

2018

20

19

2020

20

21

2022

T

ota

l

Asu

rans

i Kes

eha

tan(

RI)

7.47

3.52

0

14.9

47.0

40

22

.420

.56

0

22.4

20.5

60

22

.420

.56

0

44.8

41.1

20

44

.841

.12

0

67.2

61.6

80

11

2.10

2.8

00

358.

728.

960

JHT

5.47

2.00

0

10.9

44.0

00

16

.416

.00

0

16.4

16.0

00

16

.416

.00

0

32.8

32.0

00

32

.832

.00

0

49.2

48.0

00

82

.080

.00

0

262.

656.

000

PP

h 21

3.95

0.40

0

7.90

0.80

0

11.8

51.2

00

11

.851

.20

0

11.8

51.2

00

23

.702

.40

0

23.7

02.4

00

35

.553

.60

0

59.2

56.0

00

18

9.61

9.2

00

-

Op

erat

ion

al E

xpen

ses

17

6.40

0.0

00

194.

040.

000

21

3.44

4.0

00

234.

788.

400

25

8.26

7.2

40

284.

093.

964

31

2.50

3.3

60

343.

753.

696

37

8.12

9.0

66

415.

941.

973

2.

811.

361.

700

Me

etin

g. W

ork

shop

and

Tr

aini

n g

10

.000

.00

0

11.0

00.0

00

12

.100

.00

0

13.3

10.0

00

14

.641

.00

0

16.1

05.1

00

17

.715

.61

0

19.4

87.1

71

21

.435

.88

8

23.5

79.4

77

15

9.37

4.2

46

Ele

ctric

ity

18.0

00.0

00

19

.800

.00

0

21.7

80.0

00

23

.958

.00

0

26.3

53.8

00

28

.989

.18

0

31.8

88.0

98

35

.076

.90

8

38.5

84.5

99

42

.443

.05

8

286.

873.

643

Co

mm

unic

atio

n E

xpe

nses

36

.000

.00

0

39.6

00.0

00

43

.560

.00

0

47.9

16.0

00

52

.707

.60

0

57.9

78.3

60

63

.776

.19

6

70.1

53.8

16

77

.169

.19

7

84.8

86.1

17

57

3.74

7.2

86

Sta

tione

ry a

nd S

upp

lies

12.0

00.0

00

13

.200

.00

0

14.5

20.0

00

15

.972

.00

0

17.5

69.2

00

19

.326

.12

0

21.2

58.7

32

23

.384

.60

5

25.7

23.0

66

28

.295

.37

2

191.

249.

095

Pho

toco

py

2.40

0.00

0

2.64

0.00

0

2.90

4.00

0

3.19

4.40

0

3.51

3.84

0

3.86

5.22

4

4.25

1.74

6

4.67

6.92

1

5.14

4.61

3

5.65

9.07

4

38.2

49.8

19

Tra

nsp

orta

tion

36

.000

.00

0

39.6

00.0

00

43

.560

.00

0

47.9

16.0

00

52

.707

.60

0

57.9

78.3

60

63

.776

.19

6

70.1

53.8

16

77

.169

.19

7

84.8

86.1

17

57

3.74

7.2

86

Lo

gist

ik

12.0

00.0

00

13

.200

.00

0

14.5

20.0

00

15

.972

.00

0

17.5

69.2

00

19

.326

.12

0

21.2

58.7

32

23

.384

.60

5

25.7

23.0

66

28

.295

.37

2

191.

249.

095

Re

pai

r an

d M

aint

ena

nce

15

.000

.00

0

16.5

00.0

00

18

.150

.00

0

19.9

65.0

00

21

.961

.50

0

24.1

57.6

50

26

.573

.41

5

29.2

30.7

57

32

.153

.83

2

35.3

69.2

15

23

9.06

1.3

69

Lai

n La

in

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Aud

it F

ee

35.0

00.0

00

38

.500

.00

0

42.3

50.0

00

46

.585

.00

0

51.2

43.5

00

56

.367

.85

0

62.0

04.6

35

68

.205

.09

9

75.0

25.6

08

82

.528

.16

9

557.

809.

861

-

Ris

et

6.00

0.00

0.0

00

3.00

0.00

0.0

00

7.50

0.00

0.0

00

5.50

0.00

0.0

00

6.50

0.00

0.0

00

5.50

0.00

0.0

00

5.00

0.00

0.0

00

4.00

0.00

0.0

00

6.00

0.00

0.0

00

4.00

0.00

0.0

00

53.0

00.0

00.

000

Re

vie

w T

ahun

an A

PB

N/D

(1

5 d

aera

h)

3.00

0.00

0.0

00

3.00

0.00

0.0

00

3.00

0.00

0.0

00

3.00

0.00

0.0

00

3.00

0.00

0.0

00

3.00

0.00

0.0

00

3.00

0.00

0.0

00

3.00

0.00

0.0

00

3.00

0.00

0.0

00

3.00

0.00

0.0

00

30.0

00.0

00.

000

Ind

eks

Tat

a K

elo

la A

ngg

aran

Dae

rah

dan

Pub

lic

Exp

end

iture

Re

vie

w

2.00

0.00

0.0

00

2.

000.

000.

000

2.00

0.00

0.0

00

2.

000.

000.

000

2.00

0.00

0.0

00

10

.000

.00

0.00

0

Ang

gar

an K

ons

titu

tiona

l 1.

000.

000.

000

1.00

0.00

0.0

00

Inte

gra

si P

ere

ncan

aan

Pe

ngan

ggar

an(1

5 d

aera

h)

2.50

0.00

0.0

00

2.

500.

000.

000

Mo

del D

ana

Ke

seja

hte

raan

B

agi H

asil

SD

A(3

dae

rah)

1.

500.

000.

000

1.50

0.00

0.0

00

Re

lasi

Par

pol d

an A

rah

Keb

ijaka

n an

ggar

an

2.

500.

000.

000

2.

500.

000.

000

Op

timal

isas

i fun

gsi

ang

gar

an

legi

slat

if(15

dae

rah)

2.50

0.00

0.0

00

2.50

0.00

0.0

00

Page 55: FITRA Strategic Plan 2013-2022

43

20

13

2014

20

15

2016

20

17

2018

20

19

2020

20

21

2022

T

ota

l

Efe

ktiv

itas

pro

gra

m b

antu

an

sosi

al

1.

000.

000.

000

1.

000.

000.

000

Sta

ndar

be

lanj

a p

erim

ban

gan

ke

uang

an

be

rdas

arka

n ur

usan

kew

ena

ngan

1.00

0.00

0.0

00

1.

000.

000.

000

Eva

luas

i Ang

gar

an D

aera

h O

tono

m b

aru

1.

000.

000.

000

1.

000.

000.

000

-

Ad

voka

si

600.

000.

000

90

0.00

0.0

00

900.

000.

000

90

0.00

0.0

00

900.

000.

000

90

0.00

0.0

00

600.

000.

000

90

0.00

0.0

00

900.

000.

000

90

0.00

0.0

00

8.40

0.00

0.0

00

Me

mp

eng

aruh

i Ke

bija

kan

AP

BN

/D m

ela

lui A

PB

N/D

A

ltern

atif

30

0.00

0.0

00

300.

000.

000

30

0.00

0.0

00

300.

000.

000

30

0.00

0.0

00

300.

000.

000

30

0.00

0.0

00

300.

000.

000

30

0.00

0.0

00

300.

000.

000

3.

000.

000.

000

Ko

nfe

rens

i Dis

em

inas

i Ris

et

300.

000.

000

30

0.00

0.0

00

300.

000.

000

30

0.00

0.0

00

300.

000.

000

30

0.00

0.0

00

300.

000.

000

30

0.00

0.0

00

300.

000.

000

30

0.00

0.0

00

3.00

0.00

0.0

00

Kam

pan

ye P

ublik

Ang

gar

an

Ko

nstit

uio

nal

30

0.00

0.0

00

300.

000.

000

Usu

lan

Ke

bija

kan

Pe

renc

anaa

n P

eng

ang

gar

an

300.

000.

000

300.

000.

000

Pilo

ting

Dan

a K

ese

jaht

era

an

Bag

i Has

il S

DA

30

0.00

0.0

00

30

0.00

0.0

00

Pe

ndid

ikan

Po

litik

Ang

gar

an

Par

po

l

300.

000.

000

30

0.00

0.0

00

Pub

lic e

ngag

em

ent

p

em

bah

asan

ang

gar

an

30

0.00

0.0

00

300.

000.

000

Pe

man

taua

n P

rog

ram

b

antu

an s

osi

al

30

0.00

0.0

00

300.

000.

000

Pro

posa

l Ke

bija

kan

300.

000.

000

300.

000.

000

Pe

ngaw

alan

Pe

mbe

ntuk

an

Dae

rah

Oto

nom

Bar

u

300.

000.

000

30

0.00

0.0

00

-

To

tal E

xpen

ses

10

.127

.72

6.04

0

7.47

1.39

4.5

64

12.3

58.3

40.

348

10

.821

.39

1.11

9

12.1

97.7

61.

455

11

.566

.76

8.82

5

11.7

19.8

64.

691

11

.430

.81

3.60

8

14.7

04.5

45.

177

13

.721

.06

8.88

7

116.

119.

674.

715

Su

rplu

s/(D

efis

it)

-

(30

0.00

0.0

00)

(30

0.00

0.0

00)

(30

0.00

0.0

00)

(30

0.00

0.0

00)

(30

0.00

0.0

00)

(30

0.00

0.0

00)

(30

0.00

0.0

00)

(30

0.00

0.0

00)

(30

0.00

0.0

00)

(2.

700.

000.

000

)