Fisiologi Persalinan

download Fisiologi Persalinan

of 21

description

Fisiologi Persalinan

Transcript of Fisiologi Persalinan

Fisiologi Persalinan

Fisiologi PersalinanAnisa Eka Putri - 1210211054PersalinanMerupakan proses saat janin dan plasenta serta membrannya keluar dari uterus ke dunia luarKontraksi uterus yang teratur yang menyebabkan penipisan dan dilatasi serviks sehingga hasil konsepsi dapat keluar dari uterusProses Kunci PersalinanPerubahan aktivitas miometriumPerlunakan dan dilatasi serviksPecahnya membran janin

Perubahan kontraksi miometrium pola kontraksi iregular yang lama dengan frekuensi rendah yang disebut kontraktur menjadi pola yang regular, sering, dan berintensitas tinggi yang disebut kontraksi3PersalinanPada akhir kehamilan, uterus secara progresif lebih peka sampai akhirnya timbul kontraksi kuat secara ritmis sehingga bayi dilahirkan peningkatan eksitabilitas uterus menjelang atermPenyebab Peningkatan Eksitabilitas UterusFaktor Hormonal

Selama ini para ilmuwan dibuat bingung oleh faktor-faktoryang meningkatkan sekresi estrogen plasenta. Riset-risetteraklir telah memberi gambaran baru tentang mekanismeyang mungkin berperan. Bukti mengisyaratkan bahwacortico tropin-re leasing hormone (CRH) yang dikeluarkan olehplasenta bagian janin ke dalam sirkulasi ibu dan janin tidaksaja mendorong pembentukan estrogen plasenta, sehinggaakhirnya menenrukan saar dimulainya persalinan, tetapi jugamendorong perubahan-perubahan di paru janin yang dibutuhkanuntuk menghirup udara 6

Faktor HormonalFaktor HormonalFaktor MekanikFaktor MekanikInisiasi dan Perkembangan Persalinan

Selama ini para ilmuwan dibuat bingung oleh faktor-faktor yang meningkatkan sekresi estrogen plasenta. Riset-riset teraklir telah memberi gambaran baru tentang mekanisme yang mungkin berperan. Bukti mengisyaratkan bahwa cortico tropin-re leasing hormone (CRH) yang dikeluarkan oleh plasenta bagian janin ke dalam sirkulasi ibu dan janin tidak saja mendorong pembentukan estrogen plasenta, sehingga akhirnya menenrukan saar dimulainya persalinan, tetapi juga mendorong perubahan-perubahan di paru janin yang dibutuhkan untuk menghirup udara (Gambar 20-30). Ingatlah bahwa CRH dalam keadaan normal dikeluarkan oleh hipotalamus dan mengatur pengeiuaran ACTH oleh hipofisis anterior (lihat h.736 dan 766). Sebaliknya, ACTH merangsang pembentukan kortisol dan DHEA oleh korteks adrenal. Pada janin, banyak CRH yang berasal dari plasenta dan bukan semata-mata dari hipotalamus janin. Sekresi kortisol tambahan yang dirangsang oleh CRH mendorong pematangan paru janin. Secara spesifik, kortisol merangsang sintesis surfaktan paru, yang mempermudah ekspansi paru dan mengurangi kerja bernapas (lihat h. 513). Peningkatan Iaju sekresi DHEA oleh korteks adrenal sebagai respons terhadap CRH plasenta menyebabkan peningkatan kadar sekresi esrrogen plasenta. Ingatlah bahwa plasenta mengubah DHEA dari kelenjar adrenal .ianin menjadi estrogen, yang kemudian masuk ke dalam aliran darah ibu (Gambar 20-29). Jika sudah cukup tinggi, estrogen ini mengaktifkan proses-proses yang memulai persalinan. Karena itu, durasi kehamilan dan persalinan ditentukan terutama oleh kecepatan produksi CRH plasenta. Demikianlah, "jam plasenta" menandai rentang waktu hingga persalinan. Saat persalinan telah ditentukan sejak awal kehamilan, dengan pelahiran pada titik akhir proses pematangan yang terjadi sepanjang proses gestasi. Detik jam plasenta diukur oleh laju sekresi plasenta. Seiring dengan kemajuan kehamilan, kadar CRH dalam plasma ibu meningkat. para peneliti dapat secara akurat memperkirakan waktu persalinan dengan mengukur kadar CRH plasma ibu bahkan sejak akhir trimester perrama. Kadar yang lebih tinggi daripada. normal dilaporkan berkaitan dengan persalinan premarur, sedangkan kadar yang lebih rendah daripada normal mengisyaratkan persalinan melewati jadwal. Hal ini dan data lain menunjukkan bahwa persalinan dimulai ketika kadar kritis CRH plasenta tercapai. Kadar kritis CRH ini memasrikan bahwa ketika persalinan dimulai, bayi telah siap hidup di luar rahim. Hal ini dicapai melalui peningkatan secara bersamaan kortisol janin yang diperlukan untuk pematangan paru dan estrogen yang diperlukan untuk menimbulkan perubahanperubahan pada uterus untuk memulai persalinan. Teka-teki yang masih tertinggal mengenai jam plasenta adalah, apa yang mengontrol sekresi CRH.

Yang menarik, riset-riset terakhir menunjukkan bahwa peradangan berperan sentral dalam proses persalinan, baik pada awitan persalinan aterm maupun persalinan prematur. Kunci pada respons peradangan ini adalah pengaktifan nuclear factor rB (NF-rcB) di uterus. NF-rcB mendorong pembentukan sitokin-sitokin peradangan misalnya interleukin-g (lL-8) (lihat h. 474) dan prostaglandin yang rneningkatkan kepekaan uterus terhadap berbagai pembawa pesan kimiawi pemicu kontraksi dan membantu melunakkan serviks. Apa yang mengaktifkan NF-rB sehingga terjadi rangkaian proses peradangan yang membantu memulai persalinan? Berbagai faktor yang berkaitan dengan awitan persalinan aterm dan persalinan premarur dapat menyebabkan lonjakan NF-rB. Faktor-faktor tersebut mencakup peregangan oror urerus dan adanya protein surfaktan paru SP-A di cairan amnion. SP-A mendorong migrasi makrofag janin ke uterus. Makrofag ini, selanjutnya, menghasilkan sitokin peradangan interleukin 1B QL-lp) yang mengaktifkan NF-rB. Dengan cara ini, pematangan paru janin ikut serta memulai persalinan. CATAIAN KLINIS. Persalinan premarur dapat dipicu oleh infeksi bakteri dan reaksi alergik yang mengaktifkan NF-tcB. Demikian juga, kehamilan multijanin berisiko mengalami persalinan premarur, mungkin karena peningkatan peregangan uterus memicu pengaktifan dini NF-rcB.13

Tahap Persalinan

Tahap Pertama Dilatasi ServiksSelama tahap ini, serviks dipaksa melebar untuk mengakomodasi garis tengah kepala bayi maksimal 10 cmMerupakan tahap paling lama dari beberapa jam sampai 24 jam pada kehamilan pertama dan berlangsung beberapa menit pada kehamilan yg sudah berkali-kaliJika bayi mendekati jalan lahir dengan kaki terlebih dahulu kaki tidak dpt melebarkan serviks cukup lebar untuk dilalui kepala kepala bayi akan tersangkut di belakang lubang serviks yg sempit

16Tahap Kedua Pengeluaran BayiDimulai setelah dilatasi (pembukaan) serviks lengkapKetika bayi mulai bergerak melewati serviks dan vagina reseptor regang di vagina mengaktifkan suatu refleks saraf yg memicu kontraksi dinding abdomen secara sinkron dgn kontraksi uterusIbu dapat membantu mengeluarkan bayinya dengan secara sengaja mengontraksikan otot-otot abdomennya bersamaa dgn kontraksi uterus mengejanTahap ini jauh lebih singkat 30 90 menit

Tahap Ketiga Pelahiran PlasentaSegera setelah bayi lahir rangkaian kontraksi uterus kedua yg memisahkan plasenta dari miometrium dan mengeluarkannya melalui vaginaPelahiran plasenta atau afterbirth, merupakan tahap paling singkat 15-30 menit setelah bayi lahirSetelah plasenta di keluarkan, kontraksi miometrium menyebabkan PD uterus yg mengalir ke tempat perlekatan plasenta terjepit untuk mencegah perdarahan

Involusi UterusInvolusi uterus menciut ke ukuran pragestasi 4-6 mingguSelama involusi, jaringan endometrium yg tertinggal dan tidak dikeluarkan bersama plasenta secara bertahap mengalami disintegrasi dan terlepas menghasilkan duh vagina lokia keluar selama 3-6 minggu setelah persalinaninvolusi penurunan tajam estrogen dan progesteron (karena plasenta sudah tdk ada) dan pelepasan oksitosin akibat rangsang hisapan puting payudaraInvolusi pada ibu menyusui 4 minggu; pada ibu yg tidak menyusui 6 minggu

ReferensiFisiologi SherwoodFisiologi GuytonAt a Glance Sistem ReproduksiTerima Kasih