Fisiologi kulit

21
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Setiap organ indera menerima stimulus tertentu, kesan yang sesuai dengan organ indera yang menerima stimulus menghasilkan dan mengirim impuls saraf. Interpretasi dari semua organ indera yang dapat diklasifikasikan yaitu organ umum, seperti reseptor peraba yang tersebar diseluruh tubuh dan organ indera khusus, seperti puting pengecap yang terbatas pada lidah. Reseptor sensoris merupakan bagian dari neuron atau sel yang membantu potensial aksi dalam neuron. Reseptor ini diserta dengan sel dan bukan saraf yang mengelilinginya yang membentuk ogan indera. Bentuk tenaga yang diubah oleh reseptor mencakup tenaga mekanik, suhu, elektronik, dan kimiawi. Reseptor ini beradaptasi dan beraspons terhadap suatu bentuk khusus. Sensasi sensorik berespons terhadap salah satu bentuk khusus tenaga dan banyak variasi dalam lingkungan yang diterima sehingga terjadi banyak jenis reseptor yang berbeda. Secara tradisional, indera khusus tediri dari penglihatan, pendengaran, penghiduan, pengecapan, dan perabaan.indera visera berhubung dengan persepsi lingkungan, misalnya rasa nyeri yang merupakan sensasi visera. B. Rumusan Masalah Masalah adalah persoalan yang perlu dipecahkan yang di anggap penghalang oleh karna itu yang kita bahas adalah : 1 | Page

description

membahas fisiologi kulit

Transcript of Fisiologi kulit

Page 1: Fisiologi kulit

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Setiap organ indera menerima stimulus tertentu, kesan yang sesuai dengan organ indera yang menerima stimulus menghasilkan dan mengirim impuls saraf. Interpretasi dari semua organ indera yang dapat diklasifikasikan yaitu organ umum, seperti reseptor peraba yang tersebar diseluruh tubuh dan organ indera khusus, seperti puting pengecap yang terbatas pada lidah. Reseptor sensoris merupakan bagian dari neuron atau sel yang membantu potensial aksi dalam neuron. Reseptor ini diserta dengan sel dan bukan saraf yang mengelilinginya yang membentuk ogan indera.

Bentuk tenaga yang diubah oleh reseptor mencakup tenaga mekanik, suhu, elektronik, dan kimiawi. Reseptor ini beradaptasi dan beraspons terhadap suatu bentuk khusus. Sensasi sensorik berespons terhadap salah satu bentuk khusus tenaga dan banyak variasi dalam lingkungan yang diterima sehingga terjadi banyak jenis reseptor yang berbeda. Secara tradisional, indera khusus tediri dari penglihatan, pendengaran, penghiduan, pengecapan, dan perabaan.indera visera berhubung dengan persepsi lingkungan, misalnya rasa nyeri yang merupakan sensasi visera.

B. Rumusan Masalah

Masalah adalah persoalan yang perlu dipecahkan yang di anggap penghalang oleh karna itu yang kita bahas adalah :

1. Apa yang kita ketahuin tentang sistem penginderaan ?2. Bagaiman cara kerja sistem penginderaan ?3. Apa saja yang terdapat fisiologi penginderaan ?

C. Tujuan Adapun tujuan yang ingin dicapai yaitu :

1. Apa sebenarnya dimaksud dan jelaskan tentang sistem penginderaan ?2. Agar kita mengetahui tentang fisiologi sistem penginderaan ?

1 | P a g e

Page 2: Fisiologi kulit

BAB II

PEMBAHASAN

A. FISIOLOGI KULIT

Kulit sebagai organ

pengatur panas. Suhu tubuh

seseorang adalah tetap,

meskipun terjadi perubahan

suhu lingkungan. Hal itu

dipertahankan karena

penyesuaian antara panas

yang hilang dan panas yang

dihasilkan, yang diatur oleh

pusat pengatur panas. Pusat

ini segera menyadari bila ada

perubahan pada panas tubuh,

karena suhu darah yang

mengalir melalui medula

oblongata. Suhu normal (sebelah dalam) tubuh, yaitu suhu visera dan otak adalah 36o

sampai 37,5oC. Suhu kulit sedikit lebih rendah.

Persyarafan vaso motorik mengendalikan arteriole kutan dengan dua cara, yaitu

vaso dilatasi dan vaso kontriksi. Pada vaso dilatasi arteriole mengembang, kulit menadi

lebih panas, dan kelebihan panas cepat terpancar dan hilang, dan juga hilang karena

kelenjar keringatbertambah aktif, dan karena itu terjadi penguapan cairan dari

permukaan tubuh. Pada vaso kontriksi pembuluh darah dalam kulit mengerut, kulit

menjadi pucat dan dingin, keringat hampir dihentikan, dan hilangnya panas dibatasi.

Dengan pengendalian ini pelepasan panas ditambah atau dikurangi sesuai kebutuhan

tubuh.

Kulit adalah organ utama yang berurusan dengan pelepasan panas dari tubuh.

Banyak panas juga hilang melalui paru – paru, dan sebagian kecil melalui feses dan

urine.

2 | P a g e

Page 3: Fisiologi kulit

Panas dilepas oleh kulit dengan berbagai cara :

Dengan penguapan, jumlah keringat yang dibuat tergantung dari banyaknya darah yang

mengalir melalui pembuluh dalam kulit.

Dengan pemancaran, panas yang dilepas ke udara sekitarnya.

Dengan konduksi, panas dialihkan ke benda yang disentuh, seperti pakaian.

Dengan konveksi (pengaliran) karena mengalirnya udara yang telah panas, maka udara

yang menyentuh permukaan tubuh diganti dengan udara yang lebih dingin.

Inilah faktor – faktor yang harus diperhatikan bila mau mendinginkan tubuh yang

terlampau panas, baik dengan membiarkan udara mengalir menyentuh kulit dengan cara

mengipas, mengusap badan, merendam dalam air dingin.

Keringat adalah sekresi aktif dari kelenjar keringat di bawah pengendalian

saraf simpatis. Keringat terutama berisi larutan garam dengan konsentrasi kira – kira

1/3 dari yang ada dalam plasma. Hal ini hendaknya dibedakan dengan perspirasi atau

pelepasan air dengan tak terasa yang hanya berupa difusi air secara sederhana melalui

kulit. Dengan perspirasi, hilang kira – kira 500 ccm air setiap hari. Banyaknya keringat

berkisar dari 0 sampai 2.000 ccm setiap hari, tergantung pada kebutuhan tubuh akan

pengaturan suhu.

Kelenjar keringat adalah alat utama untuk merendahkan suhu tubuh. Berbagai

jumlah air dapat dilepaskan, kira – kira setengah liter sehari pada iklim sedang, kurang

pada iklim dingin, dan lebih pada iklim panas. Suhu lingkungan yang lebih tinggi dari

pada suhu tubuh dapat dirasakan cukup nyaman bila udara kering; tetapi kelembapan

dapat menyebabkan rasa sangat tidak enak karena menghalangi hilangnya suhu tubuh

melalui penguapan.

Kulit sebagai indra peraba. Rasa sentuhan yang disebabkan rangsangan pada

ujung syaraf di dalam kulit berbeda – beda menurut ujung syaraf yang dirangsang.

Perasaan panas, dingin, sakit, semua ini perasaan yang berlainan. Di dalam kulit

terdapat tempat – tempat tertentu, yaitu tempat perabaan; beberapa sensitif (peka)

terhadap dingin, beberapa terhadap panas, dan lain lagi terhadap sakit.

3 | P a g e

Page 4: Fisiologi kulit

Perasaan yang disebabkan tekanan yang dalam, dan perasaan yang

memungkinkan seseorang menentukan dan menilai berat suatu benda, timbul pada

struktur lebih dalam, misalnya pada otot dan sendi.

Tempat penyimpanan. Kulit dan jaringan di bawahnya bekerja sebagai tempat

penyimpanan air; jaringan adiposa dibawah kulit merupakan tempat penyimpanan

lemak yang utama pada tubuh.

Beberapa kemampuan melindungi dari kulit. Kulit relatif tak tertembus air, dalam

arti menghindarkan hilangnya cairan dari jaringan dan juga menghindarkan masuknya

air kedalam jaringan, misalnya bila tubuh terendam air. Epidermis menghalangi cedera

pada struktur dibawahnya dan karena menutupi ujung akhir syaraf sensorik di dalam

dermis, maka kulit mengurangi rasa sakit. Bila epidermis rusak, misalnya karena

terbakar sampai derajat ketiga, proteksi ini hilang dan setiap sentuhan terasa nyeri, dan

eksudasi cairan dari dermis yang sekarang terbuka itu menyebabkan hilangnya cairan

dan elektrolit, dengan akibatnya pasien berada dalam bahaya dehidrasi, yang dapat

menimbulkan keadaan yang lebih parah.

B. FUNGSI HIDUNG

Bulu hidung di dalam

kaviti hidung menapis debu dan

mikroorganisma dari udara yang

masuk dan lapisan mukus yang

memerangkapnya. Bekalan

darah yang banyak ke membran

mukus membantu mengawal

udara yang masuk menjadi

hampir sama dengan suhu badan

di samping melembabkannya.

Selain itu hidung juga berfungsi sebagai organ untuk membau kerana reseptor bau

terletak di mukosa bahagian atas hidung. Hidung juga membantu menghasilkan

dengungan (fonasi).

4 | P a g e

Page 5: Fisiologi kulit

C. FISOLOGI PENDENGARAN

Telinga menerima gelombang

suara dengan membedakan

frekuensinyadan menerima informasi

suara ke dalam system saraf pusat.

Membrane timpani dan system

osikuler mengantarkan suatu

sepanjang telinga tengah ke koklea.

Memberan timpani dan berbentuk

kerucut merupakan tangkai dari maleus dan terikat kuat pada inkus oleh ligamentum –

ligamentum sehingga pada saat maleus bergerak inkus oleh ligamentum – ligamentum

sehingga pada saat maleus bergerak inkus ikut bergerak.

Ujung berlawanan dari inkus berartikulasai dengan batang stapes yang terletak

bertolak belakang. Membran labirinpada muara fenestra ovalis dimana gelombang

suara di hantarkan kr telinga dalam (Koklea). Artikullasi inkus dan stapes

menyebabkan stapes terdorong ke depan pada cairan koklea. Setiap maleus bergerak

keluar akan mencetuskan gerakan ke dalam dan keluar dari permukaan fenestra ovalis.

Tangkai maleus secara konstan tertarik ke depan oleh maleus tensor timpani dan

menyebabkan timpani tetap tegar. Keadaan ini menyebabkan getaran suara pada setiap

membrane timpani di kirim ke maleus.

Tranmisi suara melalui tulang

Oleh karena telinga dalam yaitu koklea tertanam pada kavitas (cekung tulang)

dalam temporalis yang disebut labirin tulang, getaran seluruh tulang tengkirak dapat

menyebabkan getaran cairan pada koklea itu sendiri. Oleh karena itu, pada kondisi yang

memungkinkan garpu tala atau penggetar elektronik diletakan pada setiap prituberonsia

tulang tengkorak dan prosesus mastoideus sehingga telinga dapay mendengarkan

getaran suara.

Namun, energy yang tersedia pada suara yang sangat keras tidak cukup untuk

menyebabkan pendengaran memalui tulang kecuali bila alat transmisi suara elektronik

khusus digunakan secara langsung pada tulang.

5 | P a g e

Page 6: Fisiologi kulit

Fungsi organ korti

Organ korti adalah organ reseptor yang membangkitkan implus saraf sebagai

respons terhadap getaran membran basilaris. Terhadap 2 tipe sel rambut ( Eksterna dan

Interna ) yang merupakan reseptor sensorik. Sekitar 90% ujung-ujungnyaini berkahir di

sel-sel rambut bagiaan dalam memperkuat peran khusus sel untuk mendeteksi suara.

Serat saraf dari ujung – ujung ini mengarah ke ganglion spiralis korti dalam

medium koklea. Ganglion spiralis mengirim akson ke dalam nervus koklearis kemudian

ke dalam system saraf psat pada tingkat medulla spinalis bagiaan atas.

Gelombang Suara

Telinga mentransduksi (mengubah dasar genetic energy ) energy gelombang

suara bentuk ke implus saraf yang di hantarkan ke system pusat pendengaran di mana

suara di terjemahkan. Suara di hasilkan oleh benda yang bergetar dalam medium fisik

(udara, air, dan benda padat) dan tidak dapat melalui ruang hampa suara mempunai

amplitude (daya akomodasi) dan frekuensi. Cara untuk mengukur energy suara adalah

dengan mengukur puncak amplitudonya.

Kerasnya suara dinyatakan dalam suatu logaritma (decibel=dB). Suara berbisisk

dapat didengarkan pada jarak 1 meter dan besarnya kira-kira 20 dB. Misalnya suara

keras pabrik bisa mencapai 130 dB. Frekuensi suara adalah besar siklus oksilasi per

detik (hertz=Hz) 1 Hz = 1 cycle / sec. gelombang suara frekuensinya 1-100.000 Hz.

Suara dewasa laki – laki 120 – 1000 Hz, sedangkan perempuaan dewasa 250 – 1000

Hz. Perbedaan ini terjadi karena perbedaan kotak suara di laring dengan tebal tipisnya

pita suara. Kualitas suara dinyatakan dengan timber (kualitas bunyi), ini membedakan

suara bunyi – bunyinya seperti suara suling berbeda dengan suara biola

Kemampuan DengarTelinga manusia mendengar Frekuensi 20 – 20.000 Hz.

Ambang dengan suara (kepekaan) tertinggi adalah 1 – 4 Khz. Anjing dapat mendengar

suara 50 Khz. Sedangkan kekelawar dapat mendengar suara ultra di atas 20 Khz.

6 | P a g e

Page 7: Fisiologi kulit

Kekerasan suara di tentukan oleh system pendengaran sekurang-kurangnya malalui tiga

cara:

1. Ketika suara menjadi keras, amplitude getaran membaran basilaris dan sel rambut

juga meningkat sehingga sel – sel rambut mengeksitasi ujung saraf dengan lebih

cepat.

2. Ketika getaran amplitude getaran meningkat, peningkatan ini menyebabkan

semakin banyak sel rambut di atas lingkaran pinggir bagiaan membrane basilais

menjadi terangsang bukan melalui beberapa serat saraf.

3. Sel rambut sebelah luar tidak terangsang secara bermakana sampai getaran basilaris

mencapai intensitas yang tinggi kemudiaan stimulus sel – sel ini menggambarkan

pada system saraf bahwa itu sangat keras.

Penghantar suara

Telinga mengubah gelombang suara dari dunia luar menjadi potensial aksi dalam

nervus Kokhlearis. Gelombang diubah oleh gendang telinga dan tulang – tulang

pendengaran menjadi gerakan papan kaki stapes. Gerakan ini menimbulkan gelombang

pada cairan telinga dalam gelombang pada organ korti sehingga menimbulkan potensial

aksi pada serabut-serabut saraf.

Sebagai respons yang ditimbulkan, gelombang suara pada membrane timpani

bergerak ke dalam sebagai suatu resonator yang menghasilkan getaran dari sumber

suara. Gerakan diteruskan mamnubrium maleus, berayun pada poros melalui batas

antara saluran panjang dan pendek, lalu meneruskan getaran dari manubrium ke inkus

lalu di hantarkan ke stapes

Mengubah resonansi (intensifikasi suara) yang menghasilkan getara dari

memberan timpani menjadi gerakan stapes untuk mengarahkan skala vestibule kokhlea

yang terisi dengan perilimf. System ini dinamakan tekanan suara yang sampai pada

jendela lonjong. Hasil kerja dari maleus dan inkus memperbesar gaya 1,3 kali dari luas

membaran timpani, jauhn lebih besar dari luas papan kali stape, pemborosan energi

suara karena resistensi 60% dari energy suara yang telah sampai pada membrane

timpani berhasil di hantarkan di hantarkan ke cairan dalam kokhlea.

7 | P a g e

Page 8: Fisiologi kulit

1. Refleksi Gendeng : apabila otot telinga tengah (M. Tensor timpani dan M.

Stapedius) berkontraksi menarik manibrium maleulous ke dalam dan papan kaki

stapes keluar. Suara yang keras meni,bulkan refleks kontraksi otot yang dimana

refleks gendeng. Refleks gendeng ini berfungsi untuk melindungi dan mencegah

gelombang suara keras yang dapat menyebabkan perangsangan yang berlebihan

pada reseptor pendengaran. Akan tetapi, waktu reaksi untuk reflkes adalah 40 – 160

ms sehingga refleks tidak melindungi dari rangsangan yang sangat singkat seperti

suara tembakan .

2. Penghantar Tulang dan udara

a. Penghantar gelombang suara ke cairan telinga dalam melalui membran

timpani dan tulang-tulang pendengar yang dinamakan penghantaran tulang

telinga.

b. Gelombang suara menimbulkan getaran pada membran timpani sekunder

yang menutup jendela bundar (penghantaran udara).

c. Jenis penghantaran yang ketiga adalah penghantaran tulang transmisi getaran

dari tulang-tulang tengkorak ke cairan telinga dalam.Banyak terjadi konduksi

tulang bila garpu penala diletakan langsung pada tengkorak. Jalan ini

memegang peranan dalam penghantaran yang sangat keras.

3. Gelombang jalan: papan kaki stapes menimbulkan serangkaian gelombang berjalan

pada perilimf dalam skala vestibuli. Apabila gelombang bergerak ke arah kokhlea,

tinggi gelombang meningkat sampai ketinggian maksimum dan kemudian menurun

dengan cepat. Jarak dari stapes sampai ketinggian maksimum berubah–ubah

tergantung pada frekuensi getaran. Gelombang suara dengan nada tinggi akan

menimbulkan gelombang yang mencapai tinggi maksimum dekat pada basis koklea,

sedangkan suara nada rendah menimbulkan gelombang yang memuncak dekat

dengan apeks dinding.Tulang dari skala vestibule menjadi kaku, tetapi membran ini

fleksibel.Membran basilaris tidak dalam keadaan tegang dan dapat dilakukan

kedalam skala timpani oleh puncak gelombang dalam skala vestibule.

Fungsi korteks serebri pada pendengaran

Korteks auditorius primer secara langsung dirangsang oleh penonjolan korpus

genikulatum medial, sedangkan daerah asosiasi pendengar dirangsang secara sekunder

oleh impuls yang berasal dari korteks auditorius primer dan penonjolan dari daerah

asosiasi thalamus yang berdekatan dengan korpus genikulatum medial.

8 | P a g e

Page 9: Fisiologi kulit

1. Korteks Auditorik dari thalamus serabut diproyeksikan ke korteks auditorik primer

pada lobus temporal yang sebagaian besar tersembunyi di dasar girus silvii. Korteks

auditorik primer mempunyai peta lokasi (peta tonotopik) sesuai dengan asal neuron

di kokhlea (sesuai dengan tinggi rendah frekuensi suara).

2. Area korteks Auditorik : pada otak mampu menganalisa berbagai intensitas suara

dan memberikan arti akan stimuli pendengaran dengan mengintegrasikan implus

yang diterima melalui asosiasi korteks lain (Visual dan Somatik).

3. Korteks asosiasi audiktorik dari korteks audiktorik primer, proyeksi serabut

ditujukan ke area asosiasi auditorik untuk di lakukan analisa dan integrasi dengan

data dari pusat korteks lain. Setiap bunyi, kata dan suara dihubungkan dengan pusat

bahasa.

Lokaalisasi Bunyi. Penentuaan arah bunyi berasal dari dekteksi perbedaan dalam waktu

antara tibanya rangsangan di dalam dua telinga. Akibatnya dalam fase gelombang bunyi pada

dua sisi tergantung pada fakta bahwa bunyi lebih keras dari sisi terdekat dengan sumber

suara.. perbedaan waktu merupakan faktor penting [ada frekuensi 3000 Hz perbedaan

kekerasan terpenting pada frekuensi di atas 3000 Hz.

Banyak neuron dalam korteks aditorius menerima masukan dari kedua telinga dan berespon

maksimum atau minimum bia suatu saat rangsangan pada satu telinga dilambangkan oleh

massa yang tetap relatif terhadap waktu tibanya pada telinga yang lain. Bunyi yang datang

dari depan mungkin berbeda kualitas yang datang dari belakang karena bila telingan luar di

putar sedikit kie depan lokasi bunyi akan diganggu oleh llesi korteks audotorius manusia.

Ketuliaan. Gangguan hantaran bunyi di dalam telinga luat dan telinga tengah ( Tuli hantar)

atau kerusakan sel rambut jaras saraf (tuli saraf). Penyebab tuli hantar adalah suatu hambatan

meatus akustikus eksternus oleh serum atau penda asing, perusakan ossikula auditus,

penebalan memb aran timpani saetelah infeksi telinga tengan berulang, dan kekuatan

abnormal perlengketan stapes ke foramen ovale.

1. Tuli Saraf : di sebabkan oleh degenerasi toksi sel rambut yang di hasilkan oleh

streptomisin dan gentamisin dan gentamisin yang terkonsentrasi dalam endolimf.

2. Kerusakan sel rambut luar : Oleh antibiotik atau pemaparan yang lama terhadap

kebisingan disertai dengan ketulian, sebab lain mencakup tumor nervus

vestibulokokhlearis dan angulus serebellopontin, serta kerusakan vaskular di dalam

medula oblongata.

9 | P a g e

Page 10: Fisiologi kulit

3. Tuli hantaran saraf : Dapat dibedakan oleh sejumlah tes sederhana dengan tes garpu

tala. Tes weber dan schwabach memperlihatkan efek penutupan penting dalam bising

lingkungan terhadap ambang pendengaran.

D. FISIOLOGI PENGECAPAN

Pada hakikatnya lidah

mempunyai hubungan yang

sangat erat dengan dengan

indra khusus pengecap. Lidah

terdiri dari dua kelompok

otot. Otot intrinsic lidah

melakukan semua gerakan

halus, sementaraotot

ekstrinsik mengaitkan lidah

pada bagiaan – bagian

sekitarnya serta melaksanakan gerakan – gerakan kasar yang sangat penting pada saat

mengunyah dan menelan. Lidah mengaduk - aduk makanan, menekannya pada langit-

langit dan gigi, dan akhirnya mendorong masunk faring.

Lidah terletak pada dasar mulut, sementara pembulu darah dan urat saraf masuk

dak keluar pada akarnya. Ujung serta pinggir lidah bersentuhan dengan gigi – gigi

bawah, sementara dorsum merupakan permukaan melengkung pada bagiaan atas lidah.

Bila lidah di gulung ke belakang, tampaklah permukaan bawahnya Yang di sebut

Frenulum linguae, sebuah struktur ligmen halus yang mengaitkan bagiaan posterior

lidah pada dasar mulut. Bagiaan anterior lidah bebas tidak terkait. Bila dijulurkan.

Ujung lidah meruncing, dan bila terletak tenang di dasar mulut, ujung lidah berbentuk

bulat. Selaput lendir (membrane mukosa) lidah selalu lembab, dan pada waktu sehat

berwarna merah jambu. Permukaan atas seperti beledu dan ditutupi papilla – papilla,

yang terdiri atas tiga jenis

10 | P a g e

Page 11: Fisiologi kulit

1. Papila sirkumvalata. : ada 8 hingga 12 buah ini yang terletak pada bagiaan dasar

lidah. Sirkumvalata adalah jenis papilla yang terbesar, masing-masing

dikelilingisemacam lekukan seperti parait. Papilla ini tersusun berjajar membentuk

huruf V pada bagiaan belakang lidah.

2. Papilla Fungiformis menyebarkan pada permukaan ujung dan sisi lidah dan

berbentuk jamur.

3. Papila Fiiformis adalah yang terbanyak dan menyebar pada seluruh permukaan

lidah. Organ ujung untuk penegecap adalah putting-puitng pengecap yang sangat

banyak terdapat dalam dinding papilla sirkumvalata dan fungiformis. Papilla

Fikiformis untuk menerima rasa sentuh dari pada rasa penecap yang sebenarnya.

Fungsi indra pengecap adalah untuk merasakan arti makanan yang enak atau

tidak enak dan sebagai alat refleks. Dengan adanya rasa asam, asin, pahit, manis dan

sebagainya, maka getah cerna akan keluar.

Ada 4 macam rasa kecapan, asam, asin, manis, pahit

1. Rasa asam disebabkan oleh asam dan insensitas dari sensai rasa hamper sebanding

logaritma dengan logaritma dari konsentrasi ION hydrogen yaitu makin asam rasa

semakin kuat sensasi yang dibentuk.

2. Rasa Asin Kualitas rasa berbeda – beda antara garam yang satu dengan garam yang

lain. Garam membentuk sensasi rasa yang lain selain rasa asin kation, yaitu rasa sin

anion walaupun berperan lebeih sedikit.

3. Rasa Manis tidak dibentuk oleh suatu golongan kelas subtasia kimia saja, ada

beberapa tipe subtansia kimia yang menyebabkan rasa manis Misalnya Gula, Glikol,

Aldehit Keton, Amida, dan asam amino. Kebanyakan subtansia yang sangat kecil

pada radikal sderhana dapat merubah subtansi kimia organik. Perubahan yang sangat

kecil pada radikal sederhana dapat merubah subtansi dari manis menjadi pahit.

4. Rasa Pahit subtansi yang membentuk rasa pahit hampir seluruhnya merupakan

subtansia organik.

Pengecapan merupakan keadaan umum yang sangat berperan pada persepsi

pengecapan makanan yang didekteksi oleh indra pengecap dalam rongga mulut dan

keberadaan elemen – elemen dalam makanan yang merangsang ujung- ujung saraf

nyeri, makna penting dari pengecapan terletak pada fakta yang memungkinkan manusia

11 | P a g e

Page 12: Fisiologi kulit

memilih makann yang sesuai dengan keinginannya dan mungkin juga sesuai dengan

kebutuhan jaringan.

12 | P a g e

Page 13: Fisiologi kulit

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Fungsi lidah adalah sebagai berikut :

1. Alat bantu proses pencernaan(mengunyah dan menelan).2. Membantu dalam proses berbicara. 3. Membantu di dalam proses pengecapan.

Fungsi kulit adalah sebagai berikut :

1. Sebagai proteksi ( pelindung )2. Sebagai pengantur suhu badan3. Sebagai penghitung panas dari tubuh4. Sebagai sensibilitas5. Sebagai produksi vitamin

Fungsi telinga adalah sebaagai berikut :

1. Sebagai alat pendengar2. Sebagai alat pengantur keseimbangan

Fungsi hidung adalaah sebagai berikut :

1. Sebagai penghirup udara2. Sebagai penyaring udara yang masuk3. Sebagai jalannya nafas4. Sebagai penghangat suhu udara5. Sebagai pembantu proses berbicara

13 | P a g e

Page 14: Fisiologi kulit

B. Saran

Setelah kami menyusun makalah ini. Semoga saja bermanfaat bagi teman-teman dab untuk menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua. Apa arti dari sistem pengindraan dan fungsinya.

Dan marilah kita belajar mempelajr ilmu fisiologi pada sisitem pengindraan. Dan rawat lah makalh ini dengan sebaik-baik mungkin.

Demikian saran yang kami sampaikan , da apabila ada kesalahan dalam penyuunan kalimat yang terdapat pda mkalah ini. Kami minta maaf yang sebesar-besarnya.

14 | P a g e

Page 15: Fisiologi kulit

DAFTAR PUSTAKA

SYAIFUDDIN, FISIOLOGI TUBUH MANUSIA,penerbit Salemba Medika

Cellon, Victor moore. ( 1991 ) . segi Praktis Telinga dan hidung. Penerjemah : Nubai

Iakandar H.jakarta: EGC

15 | P a g e