1.Anatomi Dan Fisiologi Kulit(Edit)

20
ANATOMI DAN FISIOLOGI KULIT PENDAHULUAN Kulit adalah suatu organ yang kompleks yang melindungi mahluk hidup dari lingkungan luar dan pada saat yang bersamaan kulit juga memungkinkan terjadinya interaksi dengan lingkungan luar. Kulit adalah suatu organ yang dinamis, kompleks, merupakan suatu susunan yang terintegrasi dari sel, jaringan, dan elemen matriks yang memiliki berbagai fungsi. Kulit memiliki barrier permeabilitas fisik, perlindungan dari organism yang infeksius, termoregulasi, sensasi, perlindungan terhadap sinar UV, panyembuhan dan perbaikan luka dan juga mempengaruhi penampilan fisik. Fungsi-fungsi kulit tersebut diperantarai oleh salah satu atau keseluruhan dari bagian-bagian kulit, yaitu: epidermis, dermis, dan hypodermis (subkutis). Bagian-bagian kulit tersebut saling berkaitan dan merupakan suatu unit fungsional. Epidermis, dalam hal ini stratum korneum merupakan suatu barrier fisik yang luas pada kulit, sedangkan dermis dan hypodermis (subkutis) berperan dalam menjaga integritas kulit. Aktivitas antimikroba kulit dijalankan oleh system imun, antigen presenting dendritic cells pada epidermis dan imun system yang bersikulasi dari dermis dan antigen presenting cell dari dermis. Perlindungan terhadap sinar UV diperankan oleh sel-sel pada epidermis. 1

Transcript of 1.Anatomi Dan Fisiologi Kulit(Edit)

ANATOMI DAN FISIOLOGI KULIT

PENDAHULUAN

Kulit adalah suatu organ yang kompleks yang melindungi mahluk hidup dari lingkungan

luar dan pada saat yang bersamaan kulit juga memungkinkan terjadinya interaksi dengan

lingkungan luar. Kulit adalah suatu organ yang dinamis, kompleks, merupakan suatu susunan

yang terintegrasi dari sel, jaringan, dan elemen matriks yang memiliki berbagai fungsi.

Kulit memiliki barrier permeabilitas fisik, perlindungan dari organism yang infeksius,

termoregulasi, sensasi, perlindungan terhadap sinar UV, panyembuhan dan perbaikan luka dan

juga mempengaruhi penampilan fisik. Fungsi-fungsi kulit tersebut diperantarai oleh salah satu

atau keseluruhan dari bagian-bagian kulit, yaitu: epidermis, dermis, dan hypodermis (subkutis).

Bagian-bagian kulit tersebut saling berkaitan dan merupakan suatu unit fungsional.

Epidermis, dalam hal ini stratum korneum merupakan suatu barrier fisik yang luas pada

kulit, sedangkan dermis dan hypodermis (subkutis) berperan dalam menjaga integritas kulit.

Aktivitas antimikroba kulit dijalankan oleh system imun, antigen presenting dendritic cells pada

epidermis dan imun system yang bersikulasi dari dermis dan antigen presenting cell dari dermis.

Perlindungan terhadap sinar UV diperankan oleh sel-sel pada epidermis.

Gambar penampang membujur kulit dan bagiannya.

1

Kulit dibagi menjadi tiga lapisan yaitu:

1).EPIDERMIS

Merupakan bagian kulit yang fundamental dan dapat dilihat. Epidermis adalah struktur

yang memperbaharui diri secara terus menerus yang akan berkembang menjadi struktur yang

disebut adneksa kulit,yaitu: unit pilosebasea,kuku, dan kelenjar keringat.Ketebalan epidermis

bervariasi dari 0,4 hingga 1,5 mm.Sel yang paling banyak terdapat pada epidermis adalah

keratinosit, yang terorganisir dalam empat lapisan, dan diberi nama sesuai dengan posisi dan

struktur properti sel. Sel-sel keratinosit ini berdiferensiasi dari sel basal proliferatif,yang

melekat pada stratum basal epidermis,ke stratum korneum.Selama proses ini dihasilkan

berbagai jenis protein,salah satunya adalah keratin.

Selain keratinosit terdapat juga sel-sel lain, yaitu: melanosit, sel langerhans, dan sel-sel

merkel, sel-sel ini disebut sebagai sel-sel residen imigran. Sel lain seperti limfosit merupakan sel

transien epidermis dan sangat jarang terdapat pada kulit normal. Kulit dan adneksanya berbeda

menurut daerahnya, yang dapat dilihat secara makroskopis adalah ketebalannya, sedang

perbedaan lain mikroskopis.

Perbedaan patologis pada epidermis terjadi akibat berbagai stimulus antara lain:trauma

mekanik yang berulang,inflamasi,infeksi,aktivitas system imun dan abnormalitas sitokin,

autoantibodi, dan defek genetik yang mengakibatkan diferensiasi sel atau protein structural.

Lapisan- lapisan epidermis:

1) Stratum basale

Stratum basale adalah suatu lapisan kulit yang kontinu yang dijelaskan hanya memiliki

ketebalan sebanyak satu lapis sel, tapi mungkin juga dua atau tiga lapis sel, pada kulit

berambut dan epidermis yang hiperproliperatif. Sel-sel basal adalah sel yang kecil dan

berbentuk kuboid (10- 14 nm), nucleus yang berwarna gelap dan sitoplasma yang padat yang

berisi ribosom dan tonofilamen. Pada stratum basale, terdapat sel keratinosit yang berbentuk

2

kolumnar yang aktif bermitosis dan melekat melalui filament keratin (K5 dan K14) kepada

membrane basal pada hemidesmosom, dan melekat dengan sel sekitarnya melalui desmosom.

Keratinosit adalah sel yang berasal dari ektoderm dan merupakan sel primer pada

epidermis, yang jumlahnya sekitar 80 % dari sel total pada kulit. Fungsi dari sel ini adalah untuk

menghasilkan komponen untuk sawar epidermal, yaitu stratum korneum.

Diferensiasi keratinosit (keratinisasi) merupakan suatu proses yang terprogram secara

genetik , dimana terjadi perubahan morfologik dan metabolik yang pada akhirnya akan

menghasilkan sel keratinosit yang telah mati dan berdiferensiasi, yang mengandung keratin,

matriks protein dan protein yang menyatukan membran plasma dengan lipid pada permukaan

sel. Pada manusia waktu transit yang dibutuhkan untuk keratinosit berpindah dari stratum

basal hingga mencapai stratum korneum adalah 14 hari dan tambahan waktu yang dibutuhkan

untuk berpindah melalui stratum korneum hingga terjadi deskuamasi adalah 14 hari. Waktu ini

dapat berubah pada keadaan hiperproliferatif dan pertumbuhan terhambat.

Keratin merupakan suatu protein struktural yang dominan pada sel epidermis.

Pelepasan pasangan sel keratin bergantung pada jenis sel, jenis jaringan, derajat

perkembangan, derajat diferensiasi dan keadaan penyakit.

2) Stratum Spinosum.

Susunan, bentuk dan partikel subseluler dari stratum spinosum berhubungan dengan

posisinya pada pertengahan epidermis.Pada penampang histologis, susunan dari batas sel pada

lapisan ini mirip dengan spinal, karena itu dinamakan stratum spinosum.Sel spinosum pada

suprabasal berbentuk polyhedral dengan nucleus bulat. Sel-sel tersebut berdiferensiasi dan

bergerak ke dengan nama granula lamellar atau badan Odland. Organel ini banyak terdapat

pada bagian stratum granulosum. Organel-organel ini melepaskan komponen lipidnya ke celah

interseluler yang memainkan peranan penting pada fungsi sawar dan perlekatan interseluler

dengan stratum korneum. Sel spinosum juga berisi kumparan filament keratin, yang tersusun

di sekitar nucleus dan melekat pada desmosom.

3

3) Stratum Granulosum

Dinamakan sesuai dengan granula keratohialin yang dominan terdapat pada sel-sel di

lapisan ini, stratum granulosum merupakan tempat pembentukan komponen struktur yang

akan berfungsi sebagai sawar epidermal. Granula keratohialin dibentuk dari profillagrin,

filament keratin dan loricrin. Pada lapisan ini dibentuk selubung sel yang berkeratin mulai

dibentuk. Pelepasan profillagrin dari granula keratohialin menghasilkan celah yang bergantung

kalsium antara protein polimerik profilagrin dan monomer profilagrin. Monomer Profilagrin ini

akan bersatu denagan keratin membentuk makrofilamen. Filagrin akan didegradasi menjadi

molekul - molekul, antara lain urocanic acid dan pyrilidone carbolic acid yang berperan dalam

hidrasi stratum korneum dan membantu menyaring radiasi ultraviolet.

Loricrin adalah protein kaya cistein yang membentuk komponen protein utama dari

selubung sel berkeratin, yang jumlahnya 70 % dari massa sel. Stadium akhir dari diferensiasi

sel granular adalah kerusakan sel terprogram. Selama proses ini, dimana sel granular berubah

menjadi korneosit terdiferensiasi, mekanisme apoptotis menyebabkan kerusakan sel dan

hampir seluruh komponen sel, kecuali filament keratin dan matriks fillagrin.

4) Stratum korneum

Stratum korneum adalah lapisan terluar epidermis dimana sel-selnya (sekarang

korneosit) kehilangan nucleus dan organel sitoplasmik. Sel- selnya menjadi datar dan filament

keratin melekat pada disulphide cross linked macrofibres, dibawah pengaruh fillagrin. Korneosit

memiliki selubung yang soluble pada membrane plasma, dibentuk oleh prekursor protein yang

soluble, yaitu involucrin.

Lapisan epidermis ini berfungsi sebagai proteksi mekanis kulit terhadap kehilangan air

dan penghlang masuknya substansi yang permeabel dari lingkungan.Sawar stratum korneum

dibentuk oleh dua kompartemen system lipid, korneosit yang kaya protein dan matriks lipid

ekstraseluler.Kedua komponen tersebut berperan dalam aktivitas sawar epidermis.

4

5) Stratum lusidum

Stratum lusidum adalah lapisan tipis transparan dari sel kulit mati pada epidermis. Lapisan ini ditemukan di bawah stratum korneum kulit tebal, seperti pada telapak tangan dan telapak kaki. Keratinosit dari stratum lusidum tidak memiliki batas-batas tegas dan penuh dengan eleidin, bentuk peralihan keratin. Sel-sel dari stratum lusidum rata dan mengandung zat berminyak yang merupakan hasil dari disintegrasi lisosom. Zat inilah yang memberikan sifat tahan air stratum lusidum sehingga juga disebut lapisan penghalang kulit. Stratum lusidum berada di bawah stratum korneum 2 – 3 lapis, merupakan sel gepeng yang tidak berinti. Perubahan protoplasma àProtein Eleidin, jelas pada telapak tangan dan telapak kaki.

2) TAUT DERMAL – EPIDERMAL ( DERMAL- EPIDERMAL JUNCTION= DEJ ).

Taut dermal- epidermal merupakan salah satu taut mesenkimal- epitelial terbesar di

tubuh. DEJ adalah basement membrane yang membentuk pertautan antara epidermis dan

dermis. Fungsi utama dari DEJ adalah untuk merekatkan epidermis dan dermis satu sama lain

dan berperan dalam pertahanan dalam melawan kekuatan luar, yaitu sebagai sawar dan filter.

5

3) DERMIS

Dermis yang sebelah luarnya berbatasan dengan pertautannya dan epidermis serta

sebelah dalam berbatasan dengan lemak subkutan, merupakan 15- 20 % dari total berat badan

manusia. Dermis bervariasi ketebalannya mulai dari 5 mm pada punggung hingga 1 mm pada

kelopak mata. Dermis merupakan system terintegrasi dari fibrous, filamentous, difus dan

elemen jaringan konektif seluler yang mengakomodasi saraf dan pembuluh darah, adneksa

yang berasal dari epidermal dan berisi berbagai macam sel residen, termasuk fibroblast,

makrofag, sel mast, dan sel transien sistem imun yang bersikulasi.

SUPKUTIS

Kelenjar kulit terdiri atas :

A. Glandula sudorifera (kelenjar keringat) :

kelenjar ekrin

o tbntk 28 mgg kehamilan dan berfungsi 40 mgg stlh kelhran.

o sal. bntk spiral dan bermuara lgs di per -mukaan kulit

o T’dpt dislrh p’mukaan kulit t’bnyk di telapak tgn dan kaki,dahi dan aksila

o Dipengaruhi kolinergik,pns,stres dan emosional

kelenjar apokrin

o Dipengaruhi saraf adrenergik

o T’dpt di aksila,areola mammae,pubis,labia minora dan sal.telinga luar

o Keringat mengandung : air,elektrolit,asam laktat dan glukosa pH sktr 4-6,8

B. Glandula sebasea (kelenjar palit)

o Terletak seluruh permukaan kulit kec telapak tgn dan kaki.

o Disbt jg kel holokrin krn tdk berlumen

o Terdaapt disampig akar rambut

o Muara terdapat di akar rmbt/fol.rmbt

o Sebum mengandung trigriserida, asam lemak bebas, skualen, wax, ester dan kolesterol.

6

o Dipengaruhi hormon adrogen pada anak-anak sedikit

o pubertas menjadi lbh bsr,bnyk dan berfungsi aktif

Rambut

o Terdiri dari akar rambut dan batang rambut

o 2 tipe rmbt yaitu :

® Lanugo : rmbt halus tdk mengandung pigmen pada bayi

® Terminal : rmbt yg lbh ksr, bnyk pigmen,m’pnyi medula,pd org dws

o Dipengaruhi hormon adrogen

o Siklus rambut yaitu:

® Anagen/p’tmbhan : 2-6 thn,kecepatan tmbh ±0,35 mm/hr

® Katagen/involusi temporer

® Telogen/istirahat

o Komposisi rambut yatui : karbon 50,60 %, Hidrogen 6,36 %, Nitrogen 17,14 %, Sulfur 5,0 %, oksigen 20,80 %

Kuku

® Adalah bagian terminal lap tanduk/str.korneum

® Nail root : bag kuku yang terbenam dlm kulit jari

® Nail plate : bag yg terbuka diatas dsr jaringan lunak lunak kulit pada ujung jari tersebut

® Nail groove : sisi kulit agak mencekung m’bntk alur kulit

® Eponikium : kulit tipis yg menutupi kuku proksimal

® Hiponikium : kulit yg ditutupi bag kuku bebas

Matriks Fibrosa Pada Dermis

Matriks jaringan ikat pada dermis terdiri atas jaringan kolagen dan elastin.Kedua matriks

ini bersatu dengan yang lainnya yaitu, molekul jaringan ikat non fibrosa, termasuk glycoprotein

filamentous, proteoglycan (PGs) dan glycosaminoglycan (GAGs) pada substansi dasar. Kolagen

7

membentuk tonjolan dari dermis, merupakan kurang lebih 75 % dari berat kulit (pada keadaan

kering), dan berperan dalam hal ketegangan dan elastisitas kulit.

4) HIPODERMIS

Hipodermis memisahkan bagian tubuh, berfungsi sebagai cadangan energy,sebagai

bantalan dan pelindung kulit dan memungkinkan mobilitas struktur- struktur di bawahnya.

Bagian kulit ini memiliki pengaruh kosmetik dalam membentuk postur tubuh. Pemisah antara

reticular dermis bagian dalam dengan hypodermis adalah transisi dari jaringan ikat fibrosa

dermal yang predominan menjadi jaringan adipose subkutan.

Adipose membentuk sel- sel hypodermis yang terpenting. Sel- sel ini terkumpul ke

dalam lobules - lobules yang dipisahkan oleh septa yang terbentuk dari jaringan ikat. Saraf,

pembuluh darah, dan limfa terdapat di dalam septa dan menyuplai daerah ini. Sintesis dan

penyimpanan lemak berlangsung seumur hidup dengan akumulasi lipid dalam sel lemak,

proliferasi adiposity yang telah ada, atau dengan cara pengambilan sel- sel baru dari mesenkim

yang tidak berdiferensiasi. Hormon leptin yang dosekresi oleh adiposity menimbulkan sinyal

umpanbalik jangka panjang untuk mengatur massa jaringan lemak. Kadar leptin lebih tinggi

pada subkutan disbanding pada jaringan lemak omentum, yang menunjukkan adanya peran

leptin dalam mengatur distribusi adipose.

Pentingnya jaringan subkutan dapat dilihat pada pasien Sindroma Werner, dimana

lemak subkutan tidak ditemikan pada lesi di sekitar tulang atau pada scleroderma, dimana

lemak subkutan digantikan oleh jaringan ikat fibrous yang padat. Area- area tersebut pada

Sindroma Werner mengalami ulserasi dan tidak sembuh sempurna. Kulit pasien dengan

scleroderma tegang dan sangat nyeri. Pada lipodistrofi bawaan dan didapat hilangnya lemak

subkutan mengakibatkan terganggunya regulasi glukosa, trigliserida, dan kolesterol yang

menimbulkan perubahan kosmetik yang signifikan.

8

FISIOLOGI KULIT

1. Proteksi

menjaga bag dlm tbh terhdp ggn fisis/mekanis,ggn kimiawi,ggn yg bersifat pns

2. Persepsi

mengandung ujung saraf sensorik didermis dan subkutis

Pns (bdn rufini), Dingin (bdn krause), Rabaan (bdn meissner), Tekanan (bdn vater paccini)

3. Pengaturan suhu tubuh

Dgn cara mengeluarkan keringat dan mengerutkan/kontraksi pemb drh kulit.

Tonus vaskuler dipengaruhi saraf simpatis/asetilkolin

4. Absorpsi

Dipengaruhi tebal tipis kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme dan jns vehikulum

5. Ekskresi

oleh kel kulit utk mengeluarkan zat-zat yg tdk berguna spt NaCl, urea,as urat, amonia

6. Pembentukan pigmen

Diperankan oleh sel melanosit

Warna kulit dipengaruhi oleh pigmen kulit, tebal tipisnya kulit, reduksi Hb, oksi Hb, karoten

7. Fungsi keratinisasi

Proses keratinisasi : mulai dr sel basal berubah keatas menjadi spinosum,mkn keatas mkn gepeng,mkn lm inti sel menghilang.Keratinosit menjadi sel tanduk yang amorf

8. Fungsi Pembentukan vit.D

Mengubah 7 dehidroksi kolesterol dgn pertolongan snr matahari.

9

VASKULARISASI KULIT

Pembuluh darah

Pembuluh darah pada kulit menyediakan nutrisi untuk jaringan, dan juga terlibat dalam

pengaturan suhu dan tekanan darah, penyembuhan luka serta sejumlah proses-proses

imunologis. Jika dibandingkan dengan vaskularisasi organ lain, pembuluh darah beradaptasi

dengan daya robekan, karena memiliki dinding pembuluh yang tebal yang didukung pula oleh

otot polos dan jaringan ikat.

Jaringan yang kaya pembuluh darah terletak di perbatasan pada dermis, dan mensuplai

appendage epidermal. Pembuluh darah men-suplai cabang-cabang dermis dari arteri

muskulokutaneus yang berpenetrasi hingga lemak subkutan dan masuk ke dalam dermis

retikuler. Pada titik ini, mereka terorganisasi menjadi pleksus arteriolar horizontal. Dari pleksus

ini, arteriol arteriol keluar menuju epidermis. Arteriol-arteriol tersebut terdiri atas dua lapisan.

sel otot polos, serta perisit. Suatu sel kontraktil tipe kedua pada dinding pembuluh.

Pada junction antara dermis papiler dan retikuler, terdapat arteriole terminal dari

pleksus subpapiler. Arteriol-arteriol pada tingkat ini hanya memiliki satu lapisan otot polos yang

berfungsi sebagai sfingter prekapiler. Lengkung kapiler lalu menyebar dari arteriola terminal

pada pleksus hingga dermis papiler. Puncak dari tiap loop kapiler merupakan daerah yang

paling tipis. Area-area tertentu dari kulit, seperti misalnya pada telapak tangan dan kaki,

memiliki hubungan langsung antara sirkulasi arterial dan venanya. Bagian-bagian tubuh

tersebut memiliki suatu kapiler asendens yang dimodifikasi oleh tiga hingga enam lapis sel otot

polos dan berhubungan dengan serabut saraf simpatetik.

10

KEPUSTAKAAN

1David H.Chu,Structure and Function of Skin in Fitzpatrick’s,Dermatology in General

Medicine,7th edition.Mc Graw Hill;2008.p.57-72.

2.J.A McGrath , R.A.J Eady & F.M. Pope,Anatomy and Organization of Human Skin in Rook’s

Textbook of Dermatology.7th edition.Blackwell Publishing;p.3.1-4.12.

3.Habif P.T,in Habif in Clinical Dermatology A Color Guide to Diagnose and Therapy.4 th

Mosby;2004.p.

11

Manfaat Gizi Pangan Hayati Laut terhadapKesehatan Kulit dan Kosmetik

Hubungan Gizi Pangan Hayati Laut dengan kesehatan kulit

1. Food Allergy

2. Acne Vulgaris

Manfaat Gizi Pangan Hayati Laut terhadap Kesehatan Kulit dan Kosmetik

Ikan LautIkan laut à EFA, Omega3 dan6, Vit Bcomp, A,D, Selenium , Taurin, Iodium, Zn, Mg, Fe . Omega 3 & 6 memperkuat jaringan kulit dan melembabkan. rambut jadi sehat dan merawat kuku. Membantu proses pemulihan luka & meminimalisir alergi.

UdangKonsumsi Udang yg benar, dibakar atau dikukus dapat meningkatkan daya tahan tubuh B3 à melembabkan kulit Zinc 15mg, Selenium 48 gr à pertumbuhan rambut & kuku

Kepiting Kandungan gizi à Asam amino esensial, omega 3, vit B12, Mineral Zinc, Selenium dan Tembaga. Kepiting mengandung kolesterol yang cukup tinggi yaitu 76 mg/ 100gr. Konsumsi kolesterol per hari yang dianjurkan maksimal sekitar 300 mg. Sebaiknya tidak mengolah kepiting dengan cara digoreng

12

Rumput LautGanggang biru (cyanophyceae), ganggang hijau (chlorophyceae), ganggang merah (rodophyceae) atau ganggang coklat (phaeophyceae). Kandungan rumput laut à air (27,8%), protein (5,4%), karbohidrat (33,3%), lemak (8,6%) serat kasar (3%) dan abu (22,25%). Vitamin A & C memelihara kolagen , Protein àPenyembuhan luka

Fish Body OilKandungan gizi : Asam lemak tak jenuh Omega 3 & 6, Nutrisi penting untuk anak-anak & dewasaà tumbuh kembang zinc, asam folat, selenium, Krom & asam lemak omega-3 minyak ikan akan menghambat leukotriene B4 (LTB4) à perbaikan akne

Bulu BabiKandungan Bulu babi à EFA, asam lemak non esensial, Omega 3, Vit A, B Comp baik untuk Pertumbuhan jaringan kulit, kuku dan rambut

Teripang / HOI SOMKandungan gizi à Asam amino, Kolagen,Omega 3, EPA, DHA, Ca, K, Zinc, Mg, Fosfor, Fe. Antiseptik, sbg growth cell pada regenerasi kulit, proses penyembuhan luka, Teripang”Holothuria atra”, H.sabra à phospate-buffered salineàpenghambat bakteri gr positif dan negative. Stichopus hermanii (gamat Emas) à kolagen kulit licin,kenyal EPA 25,69% à Untuk repair sel kulit .

Mitos dan Fakta

DERMATITIS ATOPIK

Dermatitis atopik (DA) adalah suatu kelainan kulit yang dapat ditemukan pada bayi dan anak-anak, umumnya diturunkan via genetik, bersifat kronis dan residif, sangat gatal. Alergi terhadap makanan biasanya dimulai pada periode tahun pertama kehidupan sampai usia 2 tahun melalui proses sensitisasi terhadap komponen protein makanan. Ada yang bisa menghilang seiring waktu, dan ada yang tidak .

• Mengapa saya alergi ?• Dapatkah saya menghindari alergi?• Bagaimana saya mencegah serangan?• Apakah saya akan menurunkan alergi kepada anak saya?• Bagaimana alergi dapat diketahui?• Pengobatan apa yang ada?

13

Jumlah dan tingkat keterpaparan menentukan cukup tidaknya produksi ab untuk dapat menyebabkan suatu ALERGI

Step kurangi jerawat, hindari:

1. High Karbohidrat 2. Seafood à Kepiting, udang, kerang, Cumi 3. Makanan tinggi gula & produk hasil olahan susu

Diperlukan :

1. Asupan vitamin A dan E2. Minyak ikan

14

15