FISIOLOGI
-
Upload
leilia-katrox -
Category
Documents
-
view
14 -
download
0
Transcript of FISIOLOGI
HUBUNGAN PARU-PARU DAN JANTUNG
DARI ALIRAN UDARA DAN ALIRAN DARAH
Jantung dan paru-paru adalah organ vital tubuh yang masih-masing memiliki
peran yang penting bagi tubuh untuk mempertahankan homeostatis. Jantung berfungsi
memompakan darah ke paru-paru (sirkulasi pulmonar) dan ke seluruh tubuh (sirkulasi
sistemik). Sedangkan paru berfungsi, salah satunya sebagai tempat pertukaran gas-gas
pernafasan yang dibutuhkan oleh tubuh dan pensuplai oksigen untuk kebutuhan
metabolisme semua organ tubuh termasuk jantung dan paru-paru itu sendiri.
Hubungan paru-paru dan jantung terlihat jelas pada aliran udara dan aliran darah
yang saling melengkapi. Aliran darah dari jantung akan melalui paru-paru lebih dahulu
sebelum masuk ke sirkulasi sistemik.sedangkan paru-paru membutuhkan jantung yang
memompakan darah dan membawa hasil dari oksigenasi pada paru-paru.
Jantung akan menerima darah campuran melalui vena-vena yang membawa hasil
sekresi dari jaringan-jaringan tubuh. Salah satunya adalah CO2 yang merupakan hasil
metabolisme yang berdifusi dari jaringan ke liran darah karena perbedaan tekanan.
Kemudian masuk ke atrium kanan lalu masuk ke ventrikel kanan. Dari sini darah akan
dipompakan oleh jantung melalui arteri pulmonalis masuk ke paru-paru. Di dalam paru-
paru (alveolus) akan terjadi proses difusi dari gas-gas pernafasan yang dibawa darah
(misal CO2) dengan gas-gas yang ada di alveoli (misal O2).
Karena tekanan parsial O2 kapiler dalam darah lebih rendah dari pada PO2 di paru-paru
maka O2 akan mudah bedifusi masuk ke aliran darah. Kemudian karena tekanan PCO2
lebih tinggi di dalam darah dari pada di alveolus sehingga CO2 akan berdifusi masuk ke
dalam alveolus dan di buang ke atmosfer. Darah yang membawa O2 akan dialirkan ke
jantung pada atrium kiri melalui vena pulmonalis lalu masuk ke ventrikel kiri dan
dipompakan jantung ke seluruh tubuh masuk ke sirkulasi sistemik. Sebagian aliran darah
ada yang masuk kembali ke paru-paru melalui arteri bronkialis yang menyediakan darah
teroksigenasi dan berfungsi memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan paru-paru.
Dalam tubuh harus ada keseimbangan antara aliran udara (ventilasi) yang
membawa O2 dan aliran darah (perfusi) yang membawa CO2 untuk mempertahan
keseimbangan asam basa tubuh. Pencocokan aliran udara dengan aliran darah, pada aliran
udara akan diatur oleh otot-otot pernafasan bronkiolus sedangkan untuk aliran darah
dikontrol melalui distribusi curah jantung melalui otot-otot arteriol. Jika sebuah alveolus
kurang mendapat aliran udara (ventilasi) dibandingkan aliran darah (perfusi), konsentrasi
CO2 di alveolus dan jaringan sekitarnya akan meningkat karena lebih banyak CO2 yang
disalurkan oleh darah ke alveolus dibandingkan dengan yang dikeluarkan di atmosfer.
Peningkatan lokal CO2 akan bekerja langsung pada otot polos bronkiolus untuk
melemaskan saluran pernafasan yang menuju alveolus tersebut. Sehingga terjadi dilatasi
saluran nafas lokal dan penurunan resistensi saluran pernafasan sehingga meningkatkan
laju udara dan terjadi keseimbangan aliran udara dan aliran darah. Sedangkan penurunan
lokal CO2 di alveolus ynag menerima terlalu banyak aliran udara akan langsung
meningkatkan kontraktilitas otot polos saluran nafas yang bersangkutan sehingga terjadi
vasokonstriksi. Mengakibatkan aliran udara ke alveolus tersebut berkurang.
Seperti sirkulasi sistemik, distribusi curah jantung ke berbagai jaringan kapiler
alveolus dapat dikontrol dengan menyesuaikan resistensi terhadap aliran darah melalui
arteriol paru tertentu. Jika alveolus tertentu aliran darah lebih besar daripada aliran udara,
kadar O2 di alveolus dan jaringan sekitarnya akan turun dibawah normal karena lebih
banyak darah yang diekstraksi dari alveolus oleh darah yang jumlahnya meningkat terus.
Penurunan O2 menyebabkan vasokonstriksi arteriol paru yang memperdarahi jaringan
kapiler yang bersangkutan, konstriksi pembuluh darah lokal dan penurunan distribusi
curang jantung sehingga aliran darahnya berkurang dan terjadi keseimbangan. Sebaliknya
peningkatan konsentrais O2 alveolus akibat ketidakcocokan aliran udara yang besar
dengan aliran darah yang kecil menyebabkan vasodilatasi otot polos arteriol, dilatasi
pembuluh darah lokal, peningkatan distribusi curah jantung, penurunan resistensi
vaskuler dan peningkatan aliran darah yang membawa CO2 sehingga terjadi
keseimbangan antar CO2 dan O2.
Kedua mekanisme untuk mencocokkan aliran udara dengan aliran darah bekerja
secara bersamaan, sehingga dalam keadaan normal darah udara yang teria-sia sangat
sedikit. Bagaimanapun, aliran udar dan aliran darah di permukaan alveolus tertentu
biasanya dibuat secocok mungkin melalui mekanisme kontrol lokal tersebut sehingga
pertukaran O2 dan CO2 efisien.
Secara patofisiologi hubungan antara jantung dan paru-paru dapat menyebabkan
penyakit tertentu yang saling berhubungan. Misalnya pada hipertensi pulmonal dan
penyakit kor pulmonal.
Pada hipertensi pulmonal karena adanya sumbatan pada pembuluh darah seningga
meningkatkan beban kerja jantung dan lama-lama akan terjadi gagal jantung. Pada gagal
jantung kiri dimana darah sudah sulit untuk dipompakan lagi dari ventrikel kiri, sehingga
terjadi penumpukan darah pada ventrikel kiri lanjut ke atrium kiri dan akhirnya kan
menumpuk di paru-paru. Di paru-paru darah yang menunmpuk lama-lam akan
menyebabkan hipertensi pulmonal karena tekanannya yang besar. Dari tekanan yang
besar ini akan menyebabkan pecahnya pembuluh darah dan darah akan masuk ke ruang
intertisial paru atau alveolus paru yang akhirnya menyebabkan edema paru dan
menehambat bahkan merusak terjadinya difusi gas-gas pernafasan di alveolus.
Pada kor pulmonal yang merupakan suatu keadaan yang timbul karena hipertrofi
dan dilatasi ventrikel kanan tanpa atau dengan gagal jantung kanan, timbul akibat
penyakit yang menyerang struktur atau fungsi paru atau pembuluh darahnya. Karena
gangguan dari restriksi atau obstruksi paru atau gangguan vaskuler primer sehingga
terjadi perubahan fungsional dan anatomi dari paru menyebabkan terjadinya hipoksemia,
hiperkapnia, dan asidosis. Hiperkapnia, hipertrofi dan asidosis bekerja sinergis dalam
menimbulkan vasokonstriksi arteriol paru sehingga menyebabkan resistensi vaskuler dari
paru dan tekanan artei paru. Lama-lama karena tekanan artei yang tinggi dapat terjadi
hipertensi pulmonal yang pada akhirnya meningkatkan beban kerja ventrikel kanan
sehingga hipertrofi dan kemudian menajdi kor pulmonal atau pun gagal jantung
kongestif.