FISIOLOGI

5
HUBUNGAN PARU-PARU DAN JANTUNG DARI ALIRAN UDARA DAN ALIRAN DARAH Jantung dan paru-paru adalah organ vital tubuh yang masih-masing memiliki peran yang penting bagi tubuh untuk mempertahankan homeostatis. Jantung berfungsi memompakan darah ke paru-paru (sirkulasi pulmonar) dan ke seluruh tubuh (sirkulasi sistemik). Sedangkan paru berfungsi, salah satunya sebagai tempat pertukaran gas-gas pernafasan yang dibutuhkan oleh tubuh dan pensuplai oksigen untuk kebutuhan metabolisme semua organ tubuh termasuk jantung dan paru-paru itu sendiri. Hubungan paru-paru dan jantung terlihat jelas pada aliran udara dan aliran darah yang saling melengkapi. Aliran darah dari jantung akan melalui paru-paru lebih dahulu sebelum masuk ke sirkulasi sistemik.sedangkan paru-paru membutuhkan jantung yang memompakan darah dan membawa hasil dari oksigenasi pada paru-paru. Jantung akan menerima darah campuran melalui vena-vena yang membawa hasil sekresi dari jaringan-jaringan tubuh. Salah satunya adalah CO 2 yang merupakan hasil metabolisme yang berdifusi dari jaringan ke liran darah karena perbedaan tekanan. Kemudian masuk ke atrium kanan lalu masuk ke ventrikel kanan. Dari sini darah akan dipompakan oleh jantung melalui arteri pulmonalis masuk ke paru-paru. Di dalam paru-paru (alveolus) akan terjadi proses difusi dari

Transcript of FISIOLOGI

Page 1: FISIOLOGI

HUBUNGAN PARU-PARU DAN JANTUNG

DARI ALIRAN UDARA DAN ALIRAN DARAH

Jantung dan paru-paru adalah organ vital tubuh yang masih-masing memiliki

peran yang penting bagi tubuh untuk mempertahankan homeostatis. Jantung berfungsi

memompakan darah ke paru-paru (sirkulasi pulmonar) dan ke seluruh tubuh (sirkulasi

sistemik). Sedangkan paru berfungsi, salah satunya sebagai tempat pertukaran gas-gas

pernafasan yang dibutuhkan oleh tubuh dan pensuplai oksigen untuk kebutuhan

metabolisme semua organ tubuh termasuk jantung dan paru-paru itu sendiri.

Hubungan paru-paru dan jantung terlihat jelas pada aliran udara dan aliran darah

yang saling melengkapi. Aliran darah dari jantung akan melalui paru-paru lebih dahulu

sebelum masuk ke sirkulasi sistemik.sedangkan paru-paru membutuhkan jantung yang

memompakan darah dan membawa hasil dari oksigenasi pada paru-paru.

Jantung akan menerima darah campuran melalui vena-vena yang membawa hasil

sekresi dari jaringan-jaringan tubuh. Salah satunya adalah CO2 yang merupakan hasil

metabolisme yang berdifusi dari jaringan ke liran darah karena perbedaan tekanan.

Kemudian masuk ke atrium kanan lalu masuk ke ventrikel kanan. Dari sini darah akan

dipompakan oleh jantung melalui arteri pulmonalis masuk ke paru-paru. Di dalam paru-

paru (alveolus) akan terjadi proses difusi dari gas-gas pernafasan yang dibawa darah

(misal CO2) dengan gas-gas yang ada di alveoli (misal O2).

Karena tekanan parsial O2 kapiler dalam darah lebih rendah dari pada PO2 di paru-paru

maka O2 akan mudah bedifusi masuk ke aliran darah. Kemudian karena tekanan PCO2

lebih tinggi di dalam darah dari pada di alveolus sehingga CO2 akan berdifusi masuk ke

dalam alveolus dan di buang ke atmosfer. Darah yang membawa O2 akan dialirkan ke

jantung pada atrium kiri melalui vena pulmonalis lalu masuk ke ventrikel kiri dan

dipompakan jantung ke seluruh tubuh masuk ke sirkulasi sistemik. Sebagian aliran darah

ada yang masuk kembali ke paru-paru melalui arteri bronkialis yang menyediakan darah

teroksigenasi dan berfungsi memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan paru-paru.

Dalam tubuh harus ada keseimbangan antara aliran udara (ventilasi) yang

membawa O2 dan aliran darah (perfusi) yang membawa CO2 untuk mempertahan

keseimbangan asam basa tubuh. Pencocokan aliran udara dengan aliran darah, pada aliran

Page 2: FISIOLOGI

udara akan diatur oleh otot-otot pernafasan bronkiolus sedangkan untuk aliran darah

dikontrol melalui distribusi curah jantung melalui otot-otot arteriol. Jika sebuah alveolus

kurang mendapat aliran udara (ventilasi) dibandingkan aliran darah (perfusi), konsentrasi

CO2 di alveolus dan jaringan sekitarnya akan meningkat karena lebih banyak CO2 yang

disalurkan oleh darah ke alveolus dibandingkan dengan yang dikeluarkan di atmosfer.

Peningkatan lokal CO2 akan bekerja langsung pada otot polos bronkiolus untuk

melemaskan saluran pernafasan yang menuju alveolus tersebut. Sehingga terjadi dilatasi

saluran nafas lokal dan penurunan resistensi saluran pernafasan sehingga meningkatkan

laju udara dan terjadi keseimbangan aliran udara dan aliran darah. Sedangkan penurunan

lokal CO2 di alveolus ynag menerima terlalu banyak aliran udara akan langsung

meningkatkan kontraktilitas otot polos saluran nafas yang bersangkutan sehingga terjadi

vasokonstriksi. Mengakibatkan aliran udara ke alveolus tersebut berkurang.

Seperti sirkulasi sistemik, distribusi curah jantung ke berbagai jaringan kapiler

alveolus dapat dikontrol dengan menyesuaikan resistensi terhadap aliran darah melalui

arteriol paru tertentu. Jika alveolus tertentu aliran darah lebih besar daripada aliran udara,

kadar O2 di alveolus dan jaringan sekitarnya akan turun dibawah normal karena lebih

banyak darah yang diekstraksi dari alveolus oleh darah yang jumlahnya meningkat terus.

Penurunan O2 menyebabkan vasokonstriksi arteriol paru yang memperdarahi jaringan

kapiler yang bersangkutan, konstriksi pembuluh darah lokal dan penurunan distribusi

curang jantung sehingga aliran darahnya berkurang dan terjadi keseimbangan. Sebaliknya

peningkatan konsentrais O2 alveolus akibat ketidakcocokan aliran udara yang besar

dengan aliran darah yang kecil menyebabkan vasodilatasi otot polos arteriol, dilatasi

pembuluh darah lokal, peningkatan distribusi curah jantung, penurunan resistensi

vaskuler dan peningkatan aliran darah yang membawa CO2 sehingga terjadi

keseimbangan antar CO2 dan O2.

Kedua mekanisme untuk mencocokkan aliran udara dengan aliran darah bekerja

secara bersamaan, sehingga dalam keadaan normal darah udara yang teria-sia sangat

sedikit. Bagaimanapun, aliran udar dan aliran darah di permukaan alveolus tertentu

biasanya dibuat secocok mungkin melalui mekanisme kontrol lokal tersebut sehingga

pertukaran O2 dan CO2 efisien.

Page 3: FISIOLOGI

Secara patofisiologi hubungan antara jantung dan paru-paru dapat menyebabkan

penyakit tertentu yang saling berhubungan. Misalnya pada hipertensi pulmonal dan

penyakit kor pulmonal.

Pada hipertensi pulmonal karena adanya sumbatan pada pembuluh darah seningga

meningkatkan beban kerja jantung dan lama-lama akan terjadi gagal jantung. Pada gagal

jantung kiri dimana darah sudah sulit untuk dipompakan lagi dari ventrikel kiri, sehingga

terjadi penumpukan darah pada ventrikel kiri lanjut ke atrium kiri dan akhirnya kan

menumpuk di paru-paru. Di paru-paru darah yang menunmpuk lama-lam akan

menyebabkan hipertensi pulmonal karena tekanannya yang besar. Dari tekanan yang

besar ini akan menyebabkan pecahnya pembuluh darah dan darah akan masuk ke ruang

intertisial paru atau alveolus paru yang akhirnya menyebabkan edema paru dan

menehambat bahkan merusak terjadinya difusi gas-gas pernafasan di alveolus.

Pada kor pulmonal yang merupakan suatu keadaan yang timbul karena hipertrofi

dan dilatasi ventrikel kanan tanpa atau dengan gagal jantung kanan, timbul akibat

penyakit yang menyerang struktur atau fungsi paru atau pembuluh darahnya. Karena

gangguan dari restriksi atau obstruksi paru atau gangguan vaskuler primer sehingga

terjadi perubahan fungsional dan anatomi dari paru menyebabkan terjadinya hipoksemia,

hiperkapnia, dan asidosis. Hiperkapnia, hipertrofi dan asidosis bekerja sinergis dalam

menimbulkan vasokonstriksi arteriol paru sehingga menyebabkan resistensi vaskuler dari

paru dan tekanan artei paru. Lama-lama karena tekanan artei yang tinggi dapat terjadi

hipertensi pulmonal yang pada akhirnya meningkatkan beban kerja ventrikel kanan

sehingga hipertrofi dan kemudian menajdi kor pulmonal atau pun gagal jantung

kongestif.