Fisiologi Stm

20
BAB I DASAR TEORI Sendi Temporo Mandibula adalah persendian antara rahang atas dan rahang bawah. Persendiaan memiliki sistem dua persendiaan yaitu persendian antara kondilus mandibula dengan fossa artikularisyang berada pada tulang temporal (Ganong, 1985). Diskus Artikularis/meniskus sendi, yang merupakan jaringan fibrosa padat,memisahkan ruang sendi menjadi ruang sendi atas dan bawah. Diruang sendi atas terjadi gerakan meluncur dan bagian bawah berfungsi sebagai sendi engsel. Selain itu juga terdapat kapsul dan ligamen sendi yang membatasi pergerakan sendi kedepan dan kebawah (Okeson, 1993). TMJ dibentuk oleh kondilus yang terletak pada tulang mandibula dan fossa pada tulang temporal. Kedua tulang ini dipisahkan oleh discus artikularis. Sendi kiri dan kanan pada mandibula dihubungkan oleh ligamen dan otot yang menghasilkan hubungan bilateral antara satu bagian mandibula dengan kranium yang disebut Craniomandibular Articulation. 1

description

fsio

Transcript of Fisiologi Stm

Page 1: Fisiologi Stm

BAB I

DASAR TEORI

Sendi Temporo Mandibula adalah persendian antara rahang atas dan

rahang bawah. Persendiaan memiliki sistem dua persendiaan yaitu persendian

antara kondilus mandibula dengan fossa artikularisyang berada pada tulang

temporal (Ganong, 1985). Diskus Artikularis/meniskus sendi, yang merupakan

jaringan fibrosa padat,memisahkan ruang sendi menjadi ruang sendi atas dan

bawah. Diruang sendi atas terjadi gerakan meluncur dan bagian bawah berfungsi

sebagai sendi engsel. Selain itu juga terdapat kapsul dan ligamen sendi yang

membatasi pergerakan sendi kedepan dan kebawah (Okeson, 1993).

TMJ dibentuk oleh kondilus yang terletak pada tulang mandibula dan fossa

pada tulang temporal. Kedua tulang ini dipisahkan oleh discus artikularis. Sendi

kiri dan kanan pada mandibula dihubungkan oleh ligamen dan otot yang

menghasilkan hubungan bilateral antara satu bagian mandibula dengan kranium

yang disebut Craniomandibular Articulation.

Struktur sendi temporomandibula terdiri dari fossa glenoidales, processus

kondilodeus, eminentia artikularis, kapsula arikularis, diskus artikularis, dan

membran sinovial.

Gambar 1. Struktur Sendi Temporomandibula

1

Page 2: Fisiologi Stm

Kondilus mandibula adalah tulang dengan struktur elipsoid melekat pada

ramus mandibula. Berbentuk cembung pada seluruh permukaan, walaupun sedikit

terlihat datar pada permukaan bagian posterior, dan berbentuk seperti tombol lebih

lebar pada daerah mediolateral daripada anteroposterior. Kondilus berbentuk

lonjong dan mempunyai poros yang berorientasi mediolateral. Permukaan tulang

artikular terdiri atas cekungan fossa artikular dan bagian dari eminensia artikular.

Meniskus adalah suatu suatu jaringan fibrosa, berbentuk pelana yang merupakan

struktur yang memisahkan kondilus dan tulang temporal.

Gambar 2 . Tulang kranial dan Tulang Mandibula

Kapsula artikularis merupakan jaringan ikat fibrous tipis berada di sekeliling

sendi temporomandibula dan secara anatomi dan fungsi membatasi pergerakan

sendi temporomandibula. Kapsula melekat di posterior pada tulang temporal dan

di inferior pada leher kondilus. Membran sinovial menghasilkan cairan sinovial

yang masuk kedalam celah sendi melalui permukaan dalam kapsula. Fungsi lain

kapsula artikularis adalah membatasi cairan sinovial yang masuk kedalam

permukaan artikular. Kapsula diperkuat oleh ligamen temporomandibula pada saat

sendi bergerak ke arah lateral.

2

Page 3: Fisiologi Stm

Diskus Artikularis disusun oleh jaringan ikat fibrous avaskuler dan di

sekeliling diskus terdapat sedikit persarafan. Bila diskus artikularis yang normal

dipotong secara sagital maka akan terlihat gambaran bikonkaf. Pada penampang

sagital, diskus artikularis dapat dibagi menjadi 3 bagian berdasarkan

ketebalannya. Daerah tengah merupakan daerah paling tipis dan disebut zona

intermediat, yang berfungsi sebagai tempat perlekatan permukaan artikularis dari

kondilus.

Gambar 3. Posisi Normal Diskus Artikularis Adalah Posisi jam 12, Posisi Diskus

Artikularis Berhimpit dengan Puncak Kondilus pd Satu Garis

Lurus.

Ketebalan diskus sesuai antara zona anterior dan posterior pada zona

intermediat. Zona posterior sedikit lebih tebal dibandingkan zona anterior. Diskus

artikularis terletak di antara kepala kondilus dan fossa artikularis. Pada keadaan

normal, permukaan artikular kondilus terletak pada zona intermediat diskus

artikularis, dan dibatasi oleh ketebalan bagian anterior dan posterior.

Perlekatan pada bagian posterior diskus artikularis terletak pada jaringan

ikat longgar yang memiliki lebih banyak pembuluh darah dan persarafan. Hal ini

dikenal dengan retrodiskal tissue atau perlekatan posterior. Bagian atas disebut

3

Page 4: Fisiologi Stm

juga lamina superior, mengandung lebih banyak elastin. Lamina superior melekat

pada plat timpani. Bagian bawah perlekatan posterior ini juga disebut lamina

inferior. Bagian lateral dan medial dari diskus artikularis menempel pada sisi

kondilus untuk membantu menahan gerakan pasif yang mungkin terjadi pada

kondilus dan diskus artikularis.

4

Page 5: Fisiologi Stm

BAB II

HASIL PERCOBAAN

DATA PERCOBAAN

2.1 Pemeriksaan Gerakan STM Secara Palpasi

Jenis kelamin orang

coba

Gerakan STM ( simetri/normal/terjadi

hambatan/… )

Perempuan Simetri, normal, tidak ada hambatan

Perempuan Simetri, normal, tidak ada hambatan

2.2 Pemeriksaan Bunyi STM Secara Auskultasi

Jenis kelamin

orang coba

Gerakan STM

( sakit/krepitasi/kliking/poping/… )

Perempuan Krepitasi

Perempuan Normal

2.3 Pemeriksaan Gerakan Mandibula

Jenis kelamin

orang coba

(A) Jarak maksimal

(mm)

(B) Waktu maksimal

(menit)

Perempuan 50 1 menit 5 detik

Perempuan 55 1 menit 22 detik

5

Page 6: Fisiologi Stm

Jenis kelamin

orang coba

Gerakan

Mandibula

Perubahan Kondil

Perempuan (C) Antero –

Posterior

Kondil bergerak ke depan dan ke

belakang lalu kembali seperti

keadaan semula

Perempuan (D) Lateral Kondil bergerak ke arah berlawanan.

Apabila pergerakan mandibula

dilakukan ke kanan, kondil akan

bergerak ke akan bergerak ke kiri

begitu juga sebaliknya

Perempuan (E) Koordinasi

gerakan

Pergerakan kondil tidak simetris.

(F) Kelelahan pada Gerakan Mandibula Menutup Mulut

Jenis kelamin

orang coba

Lamanya membuka mulut

secara maksimal

Waktu sampai timbul

kelelahan (menit)

Perempuan

Waktu maksimal (ex. X menit) 1 menit 27 detik

Istirahat 10 menit

½ dari waktu maksimal (0.5 dari X

menit + pemijatan)2 menit 13 detik

Istirahat 10 menit

½ dari waktu maksimal (0.5 dari X

menit + pajanan sinar infra merah)2 menit 1 detik

6

Page 7: Fisiologi Stm

2.4 Gerakan STM Pada Beberapa Posisi Kepala

2.4.1 Pengaruh Posisi Kepala Terhadap Gerakan Mandibula

(menunduk, menengadah, terlentang, kesamping, dan istirahat)

Jenis kelamin

orang cobaPosisi kepala

Jarak kondil – tragus

(mm)

Yang dirasakan orang

coba

Perempuan Tegak lurus 45 mm Tidak ada

Perempuan Menunduk 25 mmSTM terasa sakit karena

tertekan

Perempuan Menengadah 30 mm Tidak ada

Perempuan Terlentang 32,5 mm Tidak ada

Perempuan Kesamping 40 mm STM terasa agak sakit

Perempuan Istirahat 37,5 mm Tidak ada

PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Apa yang menyebabkan bunyi sendi ?

Penyebab bunyi pada STM (Sendi Temporo Mandibula) dikarenakan

adanya perubahan letak, bentuk, dan fungsi dari komponen STM tersebut.

Perubahan tersebut dapa disebabkan oleh kelaianan pada saat

pertumbuhan, trauma, penyakit dan kebiasaan buruk yang dilakukan oleh

pasien sehingga menimbulkan kelainan pada komponen STM.

2. Apa perbedaan krepitus, clicking, dan popping ?

Kliking merupakan bunyi tunggal dalam waktu singkat, yaitu berupa bunyi

berdebuk yang perlahan, samar smpai bunyi retak yang tajam dan keras,

durasi suara pendek. Sedangkan krepitus merupakan bunyi gemertak pada

7

Page 8: Fisiologi Stm

sendi yang dihasilkan karena diskus artikularis melewati permukaan yang

kasar. Untuk popping sendiri merupakan bunyi seperti letupan yang

disebabkan karena kelainan pada STM.

3. Bagaimana pola pergerakan kondil pada saat membuka dan menutup

mulut ?

Pada saat gerakan membuka, processus condylus dan diskus artikularis

akan meluncur menuruni eminansia artikularis dan diskus artikularis akan

berputar ke arah posterior dari condyl. Hal ini menyebabkan angulus

mandibula bergerak ke belakang dan dagu terdepresi sehingga mulut

terbuka. Sedangkan pada gerak menutup mulut, condyl yang tadinya

meluncur menuruni eminensia artikularis, akan bergerak naik ke atas

sepanjang eminensia artikularis, sedangkan diskus artikularis akan

berputar ke arah anterior condyl. Kemudian condyl ada menempati tempat

awalnya yaitu di fossa glenoidal dan mulut pun tertutup.

4. Mengapa dapat timbul gerakan inkoordinasi mandibula ?

Gerakan inkoordinasi mandibula terjadi dikarenakan adanya gangguan

pada STM. Hal tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti

kelainan pada saat pertumbuhan, trauma, penyakit infeksi, penyimpangan

lokasi dan fungsi gigi geligi, serta kebiasaan mengunyah pada satu sisi.

5. Apakah posisi tidur dapat berpengaruh pada kondisi mandibula ?

Jelaskan mekanismenya !

Posisi tidur dapat berpengaruh pada kondisi mandibula dikarenakan

kebiasaan sikap tubuh yang salah (bad postural habit) merupakan salah

satu faktor penyebab kelaianan pada STM. Misalnya posisi tidur yang

miring ke salah satu sisi dapat menyebabkan adanya tekanan yang

berlebihan pada sisi tersebut sehingga dapat mengakibatkan inkoordinasi

gerakan sendi. Selain itu posisi tidur dimana posisi kepala terlalu tinggi

juga dapat menyebabkan gangguan pada mandibula.

8

Page 9: Fisiologi Stm

6. Mengapa membuka mulut maksimal menimbulkan kelelahan dan

nyeri ? Jelaskan mekanismenya !

Kelelahan dan nyeri timbul pada saat membuka mulut maksimal karena

ketidakmampuan otot untuk berkontraksi dan memetabolisme bahan-bahan

yang dibutuhkan untuk menghasilkan pengeluaran kerja yang sama,

disebabkan akibat kontraksi otot yang kuat dan lama, walaupun impuls

saraf berjalan secara normal dan potensial aksi normal menyebar ke

serabut otot. Pada keadaan ini, kontraksi otot yang terjadi semakin lama

semakin lemah, karena dalam serabut otot kekurangan energi sehingga

terasa nyeri.

7. Apa fungsi pemijatan pada kelelahan ? Jelaskan mekanismenya !

Pemijatan pada kelelahan otot berfungsi untuk memperlambat waktu

kelelahan, dan mempercepat proses pemulihan otot dari kelelahan karena

pemijatan pada otot yang mengalami kelelahan dapat memperbaiki

sirkulasi darah sehingga oksigen dan nutrisi yang tersedia untuk jaringan

lebih banyak serta zat – zat toksin yang menyebabkan kelelahan juga dapat

dibawa aliran darah untuk dinetralkan sehingga proses pemuliah kelelahan

otot terjadi lebih cepat.

8. Apa fungsi infra red pada kelelahan ? Jelaskan mekanismenya !

Infra red berfungsi mempercepat proses pemulihan otot dari kelelahan

(hampir sama dengan pemijatan), hal ini dapat terjadi karena panas yang

dihasilkan sinar infra red dapat menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah

sehingga sirkulasi darah lebih lancar dan dapat mempercepat proses

pemulihan kelelahan otot.

BAB III

PEMBAHASAN

9

Page 10: Fisiologi Stm

3.1 Pemeriksaan gerakan STM secara palpasi

Pada percobaan ini orang coba didudukan pada posisi kepala sejajar

lantai, lalu dilakukan palpasi 0,5 – 1 cm di depan lubang telinga kiri dan kanan

pada posisi membuka dan menutup mulut. Kemudian diperiksa apakah gerakan

kondil simetris kanan dan kiri, dan apakah ada hambatan pada gerakan kondil.

Setelah dilakukan percobaan didapatkan hasil orang coba I (perempuan) dan

orang coba II (perempuan) , gerakan STM simetris, normal dan tidak terjadi

hambatan. Hal ini menunjukkan bahwa STM kedua orang coba tidak

menunjukkan adanya kelainan.

3.2 Pemeriksaan Bunyi STM Secara Auskultasi

Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan stetoskop untuk

mendengarkan bunyi yang timbul saat orang coba membuka dan menutup

mandibula. Pada orang coba pertama ditemukan bunyi krepitasi yaitu bunyi

gemertak pada sendi. Krepitus merupakan gejala ketidakteraturan diskus

artikularis atau permukaan sendi. Krepitasi dihasilkan karena diskus artikularis

melewati permukaan yang kasar atau tidak rata sehingga menimbulkan bunyi

gemertak.. Krepitasi terjadi karena adanya perforasi perlekatan posterior diskus

artikularis. Pada orang coba II ditemukan tidak ditemukan adanya bunyi yang

timbul saat pemeriksaan. Artinya, STM pada orang coba II tidak menunjukkan

adanya kelainan.

3.3 Pemeriksaan Gerakan Mandibula

Pada percobaan permeriksaan gerakan mandibula pertama-tama

dilakukan percobaan pada orang 2 orang coba (perempuan) untuk mengukur jarak

maksimal dan waktu maksimal pada saat orang coba membuka mulut. Hasil

percobaan menunjukan bahwa jarak maksimal kedua orang coba tidak sama yaitu

pada orang coba I didapatkan jarak maksimal adalah 50 mm dengan waktu

maksimal 1 menit 5 detik, dan pada orang coba II jarak maksimal yang didapat

adalah 55 mm dengan waktu maksimal 1 menit 22 detik. Pada umumnya jarak

membuka mulut maksimal adalah 50 mm sampai 60 mm bergantung pada umur

10

Page 11: Fisiologi Stm

dan ukuran mandibula masing-masing individu. Sedangkan untuk waktu/durasi

maksimal kedua orang coba terdapat perbedaan, hal ini terjadi karena tingkah

kelelahan dan daya tahan tubuh setiap orang berbeda-beda.

Selanjutnya pada percobaan menggerakan mandibula ke arah antero-

posterior, lateral, koordinasi lalu melihat perubahan pada gerakan kondil.

Percobaan ini menggunakan orang coba dengan jenis kelamin perempuan, saat

mandibula digerakan ke arah antero-posterior pada kondil terjadi sedikit gerakan

ke arah anterior. Ketika mandibula digerakan ke arah lateral, kondil bergerak ke

arah yang berlawanan, dalam artian apabila gerakan dilakukan ke arah kanan

maka kondil bergerak ke arah kiri dan sebaliknya. Sedangkan ketika dilakukan

koordinasi gerakan, kondil bergerak simetris. Hal ini menunjukan bahwa gerakan

mandibula merupakan gerakan yang bervariasi, Meskipun mandibula bergerak di

bawah kontrol sadar, gerakan ini biasanya merupakan hasil dari aktivitas reflex

yang dirangsang oleh reseptor sensoris dan proprioseptif dalam membran mukosa

rongga mulut, jaringan periodontal, sendi temporo mandibula, dan otot-otot

mastikasi serta ekspresi wajah.

Percobaan berikutnya yaitu mengukur kelelahan pada gerakan mandibula

membuka mulut secara maksimal. Orang coba pada percobaan ini berjenis

kelamin perempuan. Hasil yang diperoleh, waktu orang coba coba mampu

membuka mulut secara maksimal mencapai 1 menit 37 detik. Setelah orang coba

diistirahatkan kembali selama 10 menit. Percobaan dilakukan kembali dengan

dilakukan pemijatan pada setengah waktu timbul kelelahan pada percobaan awal

dan dihasilkan waktu 2 menit 15 detik. Waktu tersebut lebih lama dari pada waktu

percobaan tanpa pemijatan, karena pemijatan dapat memperlancar sirkulasi darah

sehingga meningkatkan suplai oksigen dan nutrisi dan mempercepat proses

pemulihan kelelahan. Kemudian orang coba diistirahatkan selama 10 menit dan

dilakukan percobaan kembali tetapi dengan pemajanan sinar infra red pada orang

coba. Hasil yang diperoleh, waktu membuka waktu maksimal yang dicapai orang

coba hanya 2 menit 1 detik. Waktu tersebut lebih singkat. Padahal secara teori,

pemajanan sinar infra red akan memperlambat terjadinya kelelahan karena rasa

11

Page 12: Fisiologi Stm

hangat yang dipancarkan infra red akan menyebabkan vasodilatasi pembuluh

darah dan memperlancar aliran darah. Namun, pancaran panas dari infra red juga

akan meningkatkan produksi saliva orang coba sehingga orang coba tersebut

secara reflex menutup mulut karena menahan saliva agar tidak keluar, bukan

karena lelah membuka mulut.

3.4 Gerakan STM Pada Beberapa Posisi Kepala

Percobaan kali ini dilakukan pada orang coba laki-laki, percobaan

dilakukan dengan mengukur jarak kondil – tragus dan mencatat apa yang

dirasakan orang coba. Pengukuran jarak antara kondil dan tragus dilakukan dalam

berbagai posisi kepala yaitu tegak lurus, menunduk, menengadah, terlentang,

kesamping, dan istirahat. Pada percobaan dengan posisi kepala tegak lurus,

menengadah, terlentang, dan istirahat orang coba tidak merasakan apa-apa. Pada

posisi kepala tegak lurus didapatkan jarak yang paling besar antara kondil dengan

tragus. Padahal seharusnya posisi kepala menunduk merupakan posisi dimana

terdapat jarak yang besar antara kondil dan tragus karena orang coba merasakan

tekanan dan terasa sakit pada bagian STM. Hal ini mungkin terjadi karena

ketidaktelitian peneliti dalam mengukur jarak kondil-tragus. Sedangkan pada

posisi kesamping orang coba hanya merasakan tekanan tetapi tidak disertai

dengan rasa sakit. Hal ini menunjukan bahwa posisi kepala dapat mempengaruhi

tekanan yang diberikan pada TMJ. Tekanan yang berlebihan pada beberapa posisi

kepala dapat menimbulkan rasa sakit pada daerah sendi temporomandibula. Jarak

antara kondil dan tragus mengalami perbedaan pada berbagai posisi kepala

tersebut. Hal ini dikarenakan perubahan kondil terhadap tragus karena gerakan

STM yang berbeda pada beberapa posisi kepala.

BAB IV

KESIMPULAN

12

Page 13: Fisiologi Stm

Dari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulan sebagai

berikut :

1. Sendi temporomandibular (TMJ) merupakan sendi sinovial yang

menghubungkanmandibula dengan tulang temporal pada posisi yang tepat.

2. Bunyi yang terjadi pada sendi temporo-mandibula terjadi karena adanya

perubahan letak, bentuk, dan fungsi dari komponen sendi temporo-

mandibula.

3. Membuka mulut secara maksimal dapat menimbulkan nyeri pada sendi

temporo-mandibula karena sendi tersebut mengalami dislokasi, sehingga

menimbulkan rasa sakit.

4. Pemijatan menyebabkan energi meningkat dan otot dapat bekerja lebih

lama.

5. Pemberian infra red akan mengurangi kelelahan yang dirasakan karena

sinar infra red akan menghasilkan panas yang menyebabkan pembuluh

kapiler darah membesar (vasodilatasi) namun juga akan merangsang

produksi saliva yang berlebihan.

6.

13

Page 14: Fisiologi Stm

DAFTAR PUSTAKA

Parnaadji, R. Rahardyan, drg., M.Kes., Sp.Pros. dkk. 2013. Petunjuk

PraktikumFisiologi Blok Sistem Stomatognasi I. Jember: Laboratorium Fisiologi

FKG UNEJ

Dipoyono, Haryo Mustiko Prof., Dr., drg., M.S., Sp.Pros (K). 2008. Pidato

Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Gadjah Mada: “Gangguan Nyeri dan Bunyi Clicking pada Sendi

Temporomandibu;a”. Jogjakarta: Universitas Gadjah Mada.

Dipoyono, Haryo Mustiko. 2008. Gangguan nyeri dan bunyi clicking pada sendi

temporomandibula. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Quinn, Peter. D. 1998. Color Atlas of Temporomandibular joint. St. Louis:

Mosby, Inc.

Odaci,E, 2005,Face Embriology http:// www. Emedicine.com/ent/topic30.htm

Respiratory.usu.ac.id. Sendi Temporomandibula.

14