Filsafat ADM

download Filsafat ADM

If you can't read please download the document

Transcript of Filsafat ADM

RESUME MATA KULIAH PENGANTAR FILSAFAT Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis Ilmu Pengetahuan Sarana Berfikir Ilmiah

Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis. Pendalaman ilmu administrasi sebagai suatu kajian teori yang dapat memberikan makna dan manfaat dalam kecerdasan kehidupan manusia, maka ketangguhan ilmu administrasi dapat terwujud apabila didalamnya tersaji berbagai penggolongan teori. Adapaun teori tersebut ialah: 1) Grand theory, 2) Middle range theory, 3) Reinforcement theory, 4) Grounded theory,

Dari ke empat teori tersebut menimbulkan suatu pancaran memlaui pemikiran rasional tethadap komunitas manusia dalam masyarakat luas merupakan realita yang memperkuat pertumbuhan dan perkembangan administrasi sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Ilmu administrasi sangat diperlukan oleh semua orang dimana ilmu administrasi mempunyai pola pemikiran kemasa depan yang lebih baik. Sehingga ilmu administrasi tidak hanya dipelajari oleh orang-orang administrator, pejabat tinggi atau kalangan tertentu karena ilmu administrasi merupakan suatu ilmu yang mampu manajemen mulai dari diri kita sendiri dan untuk orang lain maupun untuk organisasi. Secara Content (pembahasan) bahwa ilmu administrasi

dimulai dari penerapan atau penggunaan sampai pengembangan dan pemanfaatan ilmu administrasi itu sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Aksiologi ilmu administrasi merupakan salah satu bagian dari filsafat ilmu, pemanfaatan pengetahuan bidang ilmu administrasi merupakan faktor penting dalam pertimbangan penggunaannya dalam kehidupan, perilaku dalam beraktivitas dan penetapan keputusan tindakan manusia.

1. Hakikat Ilmu Administrasi Dalam era globalisasi dewasa ini ditandai dengan ketatnya tantangan dan persaingan, serta pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengharuskan setiap umat manusia untuk menghadapinya. Kesaktian ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong manusia berusaha untuk memilikinya melalui proses pembelajaran, guna dimanfaatkan dari berbagai aspek kehidupan. Kaitannya antara kemampuan untuk mengetahui sesuatu (knower) dengan kemampuan menalar atau berpikir (knowing) sesuatu berupa kognitif adalah kemampuan menalar atau berpikir terhadap sesuatu aksi dan reaksi, afektif adalah kemampuan untuk merasakan apa yang telah diketahui, dan konaktif adalah kemampuan untuk mencapai apa yang dirasakan. Ilmu atau science merupakan segenap pengetahuan yang bermakna ganda (mengandung dari berbagai arti). Ilmu adalah sekumpulan pengetahuan manusia yang rasional dan

kognitif, dengan disusun secara sistematis dan menggunakan metode tertentu sehingga bermanfaat di bidang pekerjaan. Mekanisme ilmu dalam manusia dapat digambarkan sebagai berikut : Dari gambar diatas memberikan pemahaman ilmu itu bermakna ganda, tempat pengetahuan, metode, dan aktivitas sangat beraneka ragam jenisnya. Ilmu administrasi merupakan hasil pemikiran penalaran manusia yang disusun berdasarkan dengan rasionalitas dan sistematika yang mengungkapkan kejelasan tentang objek formal, yaitu pemikiran untuk menciptakan suatu keteraturan dari berbagai aksi dan reaksi yang dilakoni oleh manusia dan objek material, yaitu manusia yang melakukan aktivitas administrasi dalam bentuk kerjasama menuju terwujudnya tujuan tertentu. Perkembangan pemikiran dan penalaran manusia yang berdasarkan kaidah dan norma-norma administrasi tidak hanya dipandang bagian sebagai kehidupan ilmu pengetahuan, yang tetapi merupakan manusia menuntut

terciptanya spesialisasi menuju kemahiran terhadap suatu keterampilan dari berbagai bidang kegiatan dalam memenuhi kehidupan manusia. Administrasi dapat dilihat dari dua sudut pandang yang saling melengkapi antara satu dengan lainnya, sebagai berikut :

1. Administrasi sebagai ilmu Ilmu sebagai objek kajian administrasi sepatutnya mengukuti alur pemikiran manusia, yang pendekatannya dilakukan secara radikal, menyeluruh, rasional dan objektif. Pada hakikatnya perkembangan ilmu administrasi merupakan suatu kajian yang mendalam di alam nalar manusia yang dapat menembus cakrawala dunia dengan ditandai gerak langkah raisonalitas di bidang filsafat ilmu administrasi sebagai berikut :

1. Ontologis,

nilai

dasar

pemikiran

manusia

yang

menggambarkan tentang kebenaran dasar ( apriori), breaker dari pangkal piker yang dikandung oleh ilmu administrasi itu sendiri. 2. Epistemologis, perkembangan ilmu administrasi dalam pemikiran manusia terhadap rasionalitas melahirkan pandangan yang bercakrawala dan tidak dapat dijangkau sampai batas akhirnya. 3. Akisologis, ilmu administrasi akan memberikan makna yang hakiki apabila dapat dimanfaatkan dalam berbagai aspek kehidupan manusia, sehingga memberikan kemudahan dan kelayakan berpikir serta bertindak bagi manusia yang mendalami ilmu administrasi.

2. Administrasi sebagai pekerjaan Pada hakikatnya ilmu administrasi tumbuh dan berkembang dalam pemikiran manusia, selain sebagai ilmu administrasi juga sebagai suatu profesi atau pekerjaan yang harus diselesaikan secara tuntas dan memuaskan. Proses administrasi dimaknai sebagai pola pemikiran dan rangkaian kegiatan untuk pencapaian suatu hasil tertentu dengan professional kerja sesuai dalam tuntutan berbagai kegiatan yang dilakukan. pembagian yang lainnya. Dalam suatu administrasi dijumpai sistem Administrasi berfungsi untuk menemukan

macam-macam

karakteristik manusia yang berbeda antara satu dengan

administrasi, dimana sistem secara garis besar terdiri atas sistem alamiah (natural system) adalah sistem yang terbentuk karena alam. Sebagai misalnya sistem tata surya, sistem (man cuaca, made dll. Sedangkan adalah sistem sistem buatan yang manusia system)

terbentuk karena hasil pemikiran atau perbuatan manusia. Sebagai misalnya sistem sosial, sistem politik, sistem

ekonomi, sistem kepegawaian, sistem hokum, sistem kerja, sistem pemerintahan, dll. Pada dasarnya sistem administrasi lahir dan hasil pemikiran dari manusia. Fenomena dan nomena administrasi terhadap

pertumbuhan atau perubahan suatu organisasi dapat diamati pada pola dinamisasi social yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat. Fenomena dan nomena demikian masyarakat pula administrasi seperti solidaritas, kepemimpinan, mata pencaharian, kepedulian, keadilan, sebaliknya. Adapun masalah-masalah administrasi yang dihadapi dalam rangka pelaksanaan pembangunan dan perkembangan organisasi merupakan tugas kunci dari manajemen. Administrasi merupakan sasaran pemikiran manusia untuk menggerakkan berbagai aktivitas (resources) dengan kekuatan menggunakan dalam organisasi. sumber-sumber Dalam suatu

administrasi juga dijumpai penyakit administrasi dimana hal inilah yang paling ditakutkan dan berbahaya dalam kehidupan organisasi dan menghalalkan segala cara untuk mencapai suatu kekuasaan. Dalam perkembangan dan pertumbuhan masyarakat maupun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang administrasi sangatlah mempengaruhi juga warna dan corak dari perkembangan manajemen pada masa dating. Manusia adalah makhluk yang mempunyai martabat, perasaan, cita-cita, keinginan, tempramen, dan harapan yang selalu mengalami perkembangan atau dengan kata lain kedinamisan. Dengan adannya ilmu administrasi rasional, yang dalam era globalisasi dilakukan secara efektif dan efisien dan dengan memperhatikan terhadap

perubahan, memperkuat moral dan etika kerja, tujuan telah ditetapkan, penyesuaian teknologi. Konsep dasar administrasi pancasila merupakan ciri khas bagi bangsa Indonesia, dimana masyarakatnya harus menghayati, memahami, dan bahkan dijadikan

pandangan hidup untuk aktivitas sehari-hari. Manusia juga mempunyai dalam kaitannya dalam juga administrasi sebagai dimana kreativitas dan imajinasinya sangat diperlukan, manusia organisasi, manusia pengendali organisasi.

2. Ontologis Ilmu Administrasi Administrasi merupakan cabang dari ilmu pengetahuan yang asal mulanya bersumber dari filsafat. Secara estimologis, filsafat berasal dari bahasa Yunani, philoshopia yang terdiri dari dua suku kata philos artinya cinta atau suka dan shopia artinya kebijaksanaan. Para pemikir ilmu filsafat diantaranya Aristoteles (382-322 SM) dijuluki pelopor logika dan filosofi besar yang menyatakan bahwa filsafat merupakan pengetahuan yang tidak berubah dan tidak dapat terpisah dari materi, Plato ( 428 SM 348 M) sebagai filsafat spekulatif, Galileo Galilei (1564-1642) sebagai filsafat alam, dan The liang gie (1997). Ontologi bersala dari kata Yunani yang terdiri dari kata ontos artinya ada dan logos artinya ilmu. Jadi secara estimologis, ontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang yang ada. Ontologi administrasi telah berhasil merubah pola pemikiran praktisi administrasi, dan bahkan sebagian para ilmuwan administrasi dari pandangan mitosentris menjadi logisentris. Dimana awal pikirannya bahwa kejadian dalam suatu bentuk kerja sama dipengaruhi oleh kekuatan gaib (mitos) menjadi pola piker yang dipengaruhi oleh pemikiran rasional (logis). Dalam suatu administrasi kedudukan ontologi administrasi merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat jangkauan sangat universal dan menyeluruh dari struktur kehidupan manusia. Metode ontologi administrasi utamanya berkaitan dengan kondisi abstrak dan konkret. Potensi ontologism administrasi tergantung dari pemikiran manusia terhadap dunia ini pada hakikatnya kandungan normatif ontologi administrasi secara transidental dan emperikal

sesungguhnya dapat dibedakan atas dua aspek utama yaitu kebenaran dan kebaikan. Dalam kaitannya dengan kegiatan administrasi filsafat administrasi mendorong untuk bertindak secara positif dan rasional. Ilmu administrasi di masa akan datang jelas akan menghadapi banyak perubahan-perubahan sekaligus akan berpengaruh dan bahkan dapat menjadi faktor pendorong maupun sebagai faktor penghambat terhadap penataan bangunan ilmu administrasi. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain : 1. Batasan ilmu administrasi 2. Potensi ilmu administrasi 3. Peran ilmuwan administrasi

3. Epistimologis Ilmu Administrasi Epistimologis merupakan bagian dari filsafat ilmu yang mempelajari dan menetapkan kodrat atau skop suatu ilmu pengetahuan serta dasar pembentukannya. Secara estimologis bahwa administrasi mempunyai beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya sebagai berikut :

1. Objektivitas administrasi Pada hakikat dasar dari pengetahuan administrasi manusia mensyaratkan adanya makna apriori (kebenaran dasar) sebagai realita fundamental dan tidak relatif, sedangkan kebenaran realita yang telah mengalami perubahan dari nilai dasar kebenaran relatif tertuang dalam hakikat aposteritori. Dimana berpikir apriori dalam ilmu administrasi merupakan salah satu kajian dari konsep objektivisme. Ada tiga tahapan dalam proses berpikir dalam bidang ilmu administrasi, pertama, kesadaran objek administrasi, kedua, kesadaran adanya perbedaan penalaran terhadap objek administrasi, ketiga, kesadaran

pemahaman

terhadap

hubungan

yang

terjadi

antar

berbagai entitas, baim perbedaan maupun persamaannya.

2. Subjektivisme administrasi Cara pandang ilmu administrasi terhadap kebenaran yang terkandung di dalam nilai-nilai administrasi senantiasa dilihat secara subjektif, apabila tidak meresapi dan mendalami administrasi itu sesungguhnya. Secara epistemologi administrasi, bila dihubungkan dangan konsep-konsep lainnya terlihat mempunyai hubungan yang sangat kompetitif dangan didasarkan atas mekanisme pertarungan cukup tajam. pendapat dan konsep yang kompleks kemudian pengalokasian pembenaran pemikiran yang

3. Skeptisisme administrasi Administrasi adalah suatu proses pemikiran yang rasional dengan andalan utamanya diletakkan pada pembenaran empiris. Ilmu administrasi otomatis menjadi salah satu kajian dari filsafat ilmu yang menspesialisasikan pada : a) pemikiran bersifat spekulatif, b) melukiskan hakikat realita secara lengkap, c) menentukan batas-batas jangkauan, d) melakukan penyelidikan tentang kondisi krisis, e) administrasi merupakan salah satu bidang disiplin ilmu. Bahwa skeptisisme pada kondisi tertentu juga dapat berakibat negatif dalam suatu kegiatan administrasi.

4. Etika dan Moralitas Administrasi a. Etika Administrasi Etika adalah suatu tatanan atau aturan hidup pada komunitas etika adalah manusia ilmu dengan tertentu. ilmu Dalam disadari suatu atau yang administrasi dimengerti administrasi

administrasi

berangkat dari pemikiran sampai kepada tindakan atau

perbuatan manusia. Etika ilmu administrasi bersumber kepada fakta bahwa kaidah dan aturan dalam suatu kehidupan komunitas masyarakat manusia tertentu, antara satu sama lain, mengalami perkembangan dengan berbarengan.

b. Moralitas Administrasi Kaidah atau prinsip moralitas dapat juga

menerima pengecualian, karena kaidah atau prinsip tersebut adalah gagasan abstrak yang ditarik dari perhatian bagi orang-orang yang mengerjakan sesuatu dengan baik. Bahwa moralitas merupakan kualitas perbuatan manusia yang didorong oleh gerakan kejiwaan dengan memperhitungkan benar dan salahnya serta baik dan buruknya. Moralitas cenderung pada produk dari kematangan cenderung jiwa lebih seorang manusia pada sedangkan etika mengarah

produk rekayasa untuk menciptakan pengaturan dan keteraturan hidup manusia.

5. Konseptual administrasi Konseptual administrasi merupakan suatu symbol bagi sekumpulan yang kenyataan lumayan yang sifatnya jumlahnya. konkret Dalam perceptual banyak

administrasi konseptual mereduksi fungsi suatu symbol otomatis yang berada dalam kesadaran manusia. Konsep dalam ilmu administrasi cenderung merupakan pemikiran yang didasarkan kepada perceptual dengan pembuktiannya untuk melahirkan suatu jangkauan yang lebih luas, yang diistilahkan dengan teori. Teori adalah akumulasi bangunan dari berbagai macam konsep sehingga melahirkan pemahaman yang lebih mendalam kemudian diakumulasikan ke dalam suatu keutuhan.

4. Aksiologi Ilmu Administrasi Sasaran pembahasan (content) aksiologi ilmu

administrasi mulai dari penerapan atau penggunaan sampai pengembangan dan pemanfaatan ilmu administrasi itu sendiri dalam kehidupan manusia. Dan yang menjadi landasan dalam tataran aksiologi ilmu administrasi yaitu bagaimana ilmu administrasi digunakan sehingga memberikan manfaat dalam kehidupan manusia. Kebahagiaan dan kesejahteraan merupakan perwujudan harapan manusia yang diinginkan. Aksiologi ilmu administrasi merupakan salah satu bagian dari filsafat ilmu, dalam pemanfaatan pengetahuan di bidang ilmu administrasi merupakan factor penting dalam pertimbangan penggunaannya dalam kehidupan dan dijadikan sebagai pertimbangan sebelum menetapkan suatu keputusan. Dalam menentukan kebenaran kandungan materi atau dari ilmu administrasi, bahwa sebagian pandangan ilmu administrasi yang menyebutkan bahwa hanya sebagian kecil kebenaran administrasi yang dapat dilaksanakan dan sebagian besar kebenaran diabaikan dalam praktik administrasi

1. Kebenaran asal mula Bahwa asal mula kebenaran ilmu administrasi adalah dari pengetahuan yang telah dikompilasikan dalam suatu integrasi pemikiran manusia. Jika diyakini bahwa asal mulanya itu adalah salah maka itulah kebenaran dalam kesalahan, dan jika asal mulanya itu adalah benar maka itulah kebenaran dalam kebenaran. Oleh sebab itu, dalam ilmu pengetahuan pada umumnya, dan ilmu pengetahuan bidang administrasi pada khususnya, tidak mengenal kesalahan tetapi yang dikenal hanyalah kebenaran.

2. Kebenaran mengungkap

Bagaimana mengetahui kebenaran yang dikandung ilmu administrasi melalui ungkapan, atau kata lain ucapan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Untuk mengukur benar dan salahnya ungkapan atau ucapan diungkap sangat itu, ditentukan karena sesuai kepada antara konkrenitas bias ungkapan yang konkrenitas menentukan dengan

kesesuaian.

Kalau

konkrenitasnya berarti kebenaran, tetapi kalau tidak sesuai konkrenitas dengan ungkapan berarti kesalahan.

3. Kebenaran memandang Cara pandangan ilmiah sebenarnya administrasi mampu membangun ini, ilmiah, agar pemikiran selalu terutama bisa telah nyata. di era dan modernitas pandangan demikian dipahami

diimplementasikan

dalam

kehidupan

Melalui

administrasi

memperlihatkan kejahatan pada dan alam

kemukjizatan untuk menaburkan kebaikan dan kebenaran, sebaliknya menghilangkan jauh kesengsaraan. Memandang kedepan

terbuka berbeda makna dengan memandang jauh ke depan di alam pikiran. Bahwa ilmu pengetahuan dimulai dari kesederhanaan dan merupakan suatu tujuan bukan titik tolak bergeraknya ilmuwan mencari ilmu. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan administrasi merupakan upaya untuk menyederhanakan suatu realita.

4. Kebenaran bentuk Pengalaman objektif yang teroganisir dalam struktur yang sistematis dan teratur. Inilah yang dimaksudkan dengan kebenaran bentuk ilmiah. Dalam suatu ilmu pengetahuan administrasi diperlukan suatu pengalaman,

pemahaman, pengetahuan, dan ilmu bukanlah sekedar fakta yang sederhana melainkan gabungan dari dua faktor yang seolah-olah bertentangan yaitu antara faktor materi (content) dan faktor formanya. Akan tetapi, kalau kita menelusuri secara mendalam kebenaran apa yang dikandung kedua faktor ini akan ditemukan suatu pola piker bahwa kedua faktor tersebut bukanlah bertentangan melainkan pengetahuan. berjalan berbarengan dengan saling memperkuat dalam rangka kebenaran suatu bentuk ilmu

5. Kebenaran isi Kebenaran isi atau materi (content), khususnya pada ilmu dan teknologi administrasi yang dikuasai. Secara kenyataan bahwa kepala manusia adalah sama, yaitu masing-masing bundar di dalamnya terdapat otak, dan di dalam otak terdapat pikiran, tetapi kenapa kecerdasan intelektual manusia berbeda-beda. Tetapi sejarah hidup manusia semuanya berkata itu, lain, karena mutlak dalam manusia perjalanan memerlukan kehidupan

manusia senantiasa ada masa jaya dan ada pula masa suram, hal ini saling berganti tanpa dapat diprediksi oleh manusia yang bersangkutan.

6. Kebenaran konsep Pemahaman tentang kebenaran konsep ilmu dan teknologi administrasi pada dunia professional dengan dunia keilmuan sangat berbeda. Pemahaman konsep pada dunia professional administrasi adalah idea tau gagasan yang dituangkan dalam tulisan sedangkan pemahaman konsep di dunia keilmuan adalah serangkaian pengetahuan yang sejenis dengan bentuk suatu wawasan pemikiran mendalam, atau dapat pula dikatakan konsep.

7. Kebenaran Teori Ilmu dan teknologi administrasi bersumber dari teori, kemudian ilmu dan teknologi administrasi melahirkan teori. Sedangkan teori lahir bersumber dari konsep, kemudian teori melahirkan konsep, dan seterusnya. Dalam suatu proses yang menggambarkan mekanisme pengembangan suatu pengetahuan, konsep, teori, sampai kepada ilmu yang tidak dapat dikantonikan antara satu dengan yang lainnya pemikiran tetapi merupakan untuk suatu secara kesatuan sistematis keajaiban yang dalam ilmu berlangsung pengetahuan. Adapun metode dalam mencari kebenaran dalam ilmu dan teknologi administrasi sudah tidak luput dari penggunaan metode tertentu. Karena dengan metode yang tepat akan mempermudah kita menemukan kebenaran ilmu pengetahuan dan teknologi administrasi yang kita cari. Dalam mencari kebenaran di bidang administrasi dapat ditelusuri dari dua sudut pandang. Pertama, mencari kebenaran berdasarkan dengan hakikat ilmu dan teknologi administrasi, dan kedua, mencari kebenaran dari sudut pandang profesi administrasi. Metode adalah suatu cara bertindak menggunakan akal pikiran untuk mencapai hasil dengan memperhatikan resiko terkecil. Paradigm administrasi merupakan suatu teori dasar, yaitu juga sering diistilahkan ontologi administrasi, dengan cara pandang yang relatif fundamental dari nilai-nilai kebenaran, konsep, dan metodologi, serta pendekatanpendekatan paradigma yang atau dipergunakan. pandangan dapat Perubahan disebabkan suatu oleh terus-menerus

manusia

merenungi

perkembangan pemikiran para ilmuwan administrasi atas bantahan-bantahan, karena keraguan kebenaran yang dikandungnya itu telah mengalami pergesaran makna. Dalam perkembangan paradigm administrasi,

sebagaimana dikemukakan oleh Nicolas Henry terbagi lima perkembangan paradigma administrasi yaitu sebagai berikut : 1) dikantomi politik dan administrasi, 2) prinsipprinsip administrasi, 3) administrasi Negara sebagai ilmu politik, 4) administrasi Negara, 5) administrasi Negara sebagai administrasi Negara. Bahwa paradigm administrasi telah banyak memberikan sesuatu untuk perbaikan atau dengan kata lain penyempurnaan pelaksanaan administrasi pada umumnya.

5. Persepsi Organisasi Menurut Prajudi Atmosudirjo mengemukakan bahwa organisasi yaitu suatu kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih (social entity) yang sadar bekerja sama secara terpadu tertentu, (consciously menurut coordinated) dalam suatu konteks dalam batasan-batasan (bounderies)

fungsi-fungsi tertentu guna mencapai suatu tujuan bersama. Sedangkan pengertian lain organisasi adalah suatu bentuk persekutuan sosial dari sekelompok manusia yang saling berinteraksi dan bereaksi ke dalam suatu ikatan pengaturan dan keteraturan, dengan memiliki fungsi dan serta mempunyai batas-batas yang jelas sehingga dapat dipisahkan secara tegas masing-masing manusia yang terikat dalam persekutuan. Kreativitas penilaian sesuatu organisasi juga dipengaruhi tindakan objektivitas dan subjektivitas cara memandang keberadaan organisasi itu, yang terdiri atas organisasi formal dan organisasi informal. Dalam pembahasan mengenai suatu organisasi dimana organisasi merupakan suatu wadah atau tempat persekutuan dua orang atau lebih manusia yang melakukan kerjasama untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini bahwa perilaku atau orang yang berada dalam suatu organisasi itu berbeda-beda dimana terdapat dua karakter utama yang ada pada manusia dalam suatu organisasi yaitu perilaku (behavior), dan gaya (style). Kedua karakter ini sangat mempengaruhi kejiwaan

(psychology) atau roh manusia. Perilaku manusia dalam organisasi merupakan suatu karakteristik yang relatif permanen akibat pengaruh kejiwaan yang diperlibatkan melalui tingkah laku dan perbuatan maupun cara berpikir (way of thinking) manusia yang bersangkutan. Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa memerlukan keindahan baik yang melekat pada dirinya maupun pada alam sekitarnya, dan persepsi setiap manusia yang berkaitan dengan keindahan berbeda antara manusia sayu dengan manusia yang lainnya. Gaya manusia adalah suatu proses penciptaan karakteristik yang tidak berlaku permanen, tetapi senantiasa menyesuaikan diri dengan kondisi tertentu yang berkaitan dengan keindahan pada dirinya sehingga orang lain member perhatian pada dirinya. Secara fenomenologis, orang yang memiliki kekuasaan terkecil adalah orang yang memiliki hierarki jabatan terendah. Oleh karena itu, permasalahan-permasalahan yang dihadapi setiap organisasi disebabkan lingkungan yang tidak mendukung untuk melaksanakan aktivitas organisasi secara berdaya guna dan berhasil guna. Dalam suatu organisasi baik organisasi formal maupun informal, bahwa lingkungan organisasi dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang tak terhingga, atau dengan kata lain tidak terbatas (infinite) dari seluruh elemen yang terdapat di dalam maupun diluar organisasi yang bersangkutan. Lingkungan organisasi terbagi menjadi dua yaitu : 1) Lingkungan Internal (dalam) dan Lingkungan Eksternal (luar) dimana kedua faktor lingkungan dalam suatu organisasi harus seimbang, selain itu lingkungan memang dapat membawa keberuntungan yang dapat memperbesar nama organisasi. Tetapi dengan lingkungan pula dapat menghancurkan bahkan juga dapat mematikan organisasi yang bersangkutan. Dalam suatu organisasi ada tiga jenis tata hubungan dalam organisasi untuk melakukan interaksi dan reaksi dari berbagai pihak yaitu hubungan horizontal, vertikal dan

diagonal. Dari ketiga hubungan kerja dalam sebuah organisasi sulit dihindari tetapi justru harus dikembangkan untuk memberikan manfaat yang lebih besar bagi kepentingan pelaksanaan suatu kegiatan pada berbagai jenjang atau kierarki dalam organisasi. Ketiga hubungan ini merupakan suatu system yang saling memperkuat dan jika salah satu lemah akan berakibat kepada yang lainnya. Keberhasilan pelaksanaan pemberdayaan ditentukan oleh seluruh jajaran anggota organisasi dan partisipasi masyarakat sekitarnya. Kegagalan pelaksanaan pemberdayaan dalam suatu organisasi pemerintah maupun organisasi kemasyarakatan lainnya disebabkan oleh dua faktor yaitu pertama, ketidakmampuan anggota organisasi yang bersangkutan, terutama di bidang Sciences (keilmuan), Skill (keterampilan), atau ancaman knowledge pihak lain, (pengetahuan) baik internal dan atau kesehatan. Kedua, ketidakberdayaan yang disebabkan adanya tekanan eksternal. Sedangkan pemberdayaan anggota organisasi

merupakan suatu system karena memiliki berbagai komponen yang saling berkaitan dan mempengaruhi antara komponen yang satu dengan yang lainnya untuk menciptakan suatu output. Motivasi pemberdayaan anggota organisasi yang bersifat positif dalah dorongan yang muncul dari diri anggota organisasi untuk melakukan suatu kegiatan. Kalau motivasi pemberdayaan anggota organisasi yang bersifat negative adalah keberdayaan yang dimiliki oleh aparatur yang bersangkutan yang bukan bersumber dari potensi yang dimilikinya. Pemberdayaan masyarakat bukan saja tanggung jawab Negara atau pemerintah tetapi merupakan tanggung jawab seluruh elemen bangsa terutama pada Negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Adapun hal yang perlu dilakukan untuk menciptakan kelompok kerja yang dinamis dan mengubah perilakunya dengan meninggalkan kebiasaan yang kurang menguntungkan dan menerima perubahan yang

lebih menguntungkan dalam melakukan kegiatannya serta mengubah pola hidup konsumtif menjadi pola hidup produktif.

ILMU PENGETAHUAN Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang;1) Disusun metodis, sistematis dan koheren (bertalian) tentang

suatu bidang tertentu dari kenyataan (realitas), dan yang2) Dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di

bidang (pengetahuan) tersebut.

Makin ilmu pengetahuan menggali dan menekuni hal-hal yang khusus dari kenyataan (realitas), makin nyatalah tuntutan untuk mencari tahu tentang seluruh kenyataan (realitas). Jauh sebelum manusia menemukan dan menetapkan apa yang sekarang kita sebut sesuatu sebagai suatu disiplin ilmu sebagaimana kita mengenal ilmu kedokteran, fisika, matematika, dan lain sebagainya, umat manusia lebih dulu memikirkan dengan bertanya tentang berbagai hakikat apa yang mereka lihat. Dan jawaban mereka itulah yang nanti akan kita sebut sebagai sebuah jawaban filsafati. Kegiatan manusia yang memiliki tingkat tertinggi adalah filsafat yang merupakan pengetahuan benar mengenai hakikat segala yang ada sejauh mungkin bagi manusia. Bagian filsafat yang paling mulia adalah filsafat pertama, yaitu pengetahuan kebenaran pertama yang merupakan sebab dari segala kebenaran (Al-Kindi, 801 873 M). Metode filsafat adalah metode bertanya. Objek formal filsafat adalah ratio yang bertanya. Obyek materinya semua yang ada. Maka menjadi tugas filsafat mempersoalkan segala sesuatu yang ada sampai akhirnya menemukan kebijaksanaan universal. Sonny Keraf dan Mikhael Dua mengartikan ilmu filsafat sebagai ilmu tentag bertanya atau berpikir tentang segala sesuatu (apa saja dan bahkan tentang pemikiran itu sendiri) dari segala sudut pandang. Thinking about thinking. Meski dapatkan bagaimanapun tentang filsafat, banyaknya sebenarnya gambaran masih yang sulit kita untuk

mendefinisikan secara konkret apa itu filsafat dan apa kriteria suatu pemikiran hingga kita bisa memvonisnya, karena filsafat bukanlah sebuah disiplin ilmu. Sebagaimana definisinya, sejarah dan perkembangan filsafat pun takkan pernah habis untuk dikupas. Tapi justru karena itulah mengapa fisafat begitu layak untuk dikaji demi mencari serta memaknai segala esensi kehidupan. SARANA BERFIKIR ILMIAH Berpikir ilmiah, dan kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang lebih luas, bertujuan memperoleh pengetahuan yang benar atau pengetahuan ilmiah. Untuk mencapai tujuan tersebut, kita manusia jelas memerlukan sarana atau alat berpikir ilmiah. Sarana ini bersifat niscaya, maka aktivitas keilmuan tidak akan maksimal tanpa sarana berpikir ilmiah tersebut. Sarana berpikir ilmiah merupakan alat bagi langkah-langkah (metode) ilmiah, atau membantu langkah-langkah ilmiah, untuk mendapatkan kebenaran. Dengan perkataan lain, sarana berpikir ilmiah memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah dengan baik, teratur dan cermat. Oleh karena itu, agar ilmuwan dapat bekerja dengan baik, dia mesti menguasai sarana berpikir ilmiah. Ada tiga sarana berpikir ilmiah, yakni bahasa, matematika, dan statistika. Bahasa, dalam konteks ini, memungkinkan manusia berpikir secara abstrak, sistematis, teratur dan terus-menerus dan menguasai pengetahuan. Dengan bahasa, manusia berbeda dari binatang, bisa memikirkan dan membicarakan objek-objek yang tidak berada di depan matanya. Kehidupan dunia yang kompleks dibahasakan dalam pernyataan-pernyataan yang sederhana dan bisa dimengerti. Bahasa pun menjadikan kepada kita dapat lain. mengomunikasikan pengetahuan orang

Ringkasnya, bahasa membantu ilmuwan berpikir ilmiah, yaitu berpikir induktif dan deduktif. Dengan perkataan lain, bahasa menjadi alat baginya untuk menarik kesimpulan-kesimpulan induktif maupun deduktif. Bahasa memungkinkan ilmuwan melaksanakan silogisme dan menarik kesimpulan atau pengetahuan ilmiah. Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi Negara Kesatuan

Republik Indonesia. Dalam hubungannya dengan konsep ilmiah, tidak jauh dari penjelasan singkat di atas. Dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka kita bisa menggunakannya dalam beberapa karya ilmiah, misalnya skripsi dan tesis ataupun juga dalam mengemukakan pendapat.