filsafat

33
40 Pengantar Memahami F I L S A F A T I. Pendahuluan Filsafat / filosofi berasal dari kata Yunani yaitu  philos (suka)  dan  sophia (kebijaksanaan), yang diturunkan dari kata kerja  filosoftein, yang berarti : mencintai kebijaksanaan, tetapi arti kata ini  belum menampakkan arti filsafat sendiri karena “mencintai” masih dapat dilakukan secara pasif. Pada hal dalam pengertian  filosoftein terkandung sifat yang aktif. Filsafat adalah pandangan tentang dunia dan alam yang dinyatakan secara teori. Filsafat adalah suatu ilmu atau metode berfikir untuk memecahkan gejala-gejala alam dan masyarakat. Namun filsafat bukanlah suatu dogma atau suatu kepercayaan yang membuta. Filsafat mempersoalkan soal- soal: etika/moral, estet ik a/s eni, sos ial dan pol it ik , epistemology/te nta ng asal pengetahuan, ontology/tentang manusia, dll. Ketika kita me masuki alam pus ta ka filsafat ma ka kita ak an bi ngu ng sen dir i den gan beg it u  banyaknya buku, thesis, teori yang jumlahnya ribuan banyaknya. Untuk itu agar tidak membuang waktu dan terhindar dari kekacauan, kita dapat memakai cara Engels memisahkan filsafat itu menjadi dua kubu besar yaitu filsafat materialis dan filsafat idealis, materialisme dan idealisme. Yang dipisahkan menurut Engels ialah didasarkan atas sikap yang diambil oleh si pemikir, yakni apa yang pertama ada terlebih dahulu. Yang mengatakan benda dahulu baru datang fikiran itulah yang materialis dan yang mengatakan fikiran dahulu baru datang benda itulah yang idealis. Pada kubu idealis kita dapatkan beberapa pemikir terkemuka seperti Plato, Hume, Berkeley dan “raksasa  pik iran Hege l, pada kubu mat eria lis kit a berj umpa deng an Herakli t, Demok rit , Dide rot dan  berpuncak pada Marx dan Engels. Diantara kedua kubu ini ada juga yang berdiri ditengah-tengah setengah idealis dan setengah materialis ini disebut dengan penganut filsafat dualisme. Pentingnya berfilsafat dan cara belajar filsafat Berfilsafat itu penting, dengan berfilsafat orang akan mempunyai pedoman untuk bersikap dan  bertindak secara sadar dalam menghadapi gejala-gejala yang timbul dalam alam dan masyarakat, sehingga tidak mudah tejebak dalam timbul-tenggelamnya gejala-gejala yang terjadi. Untuk belajar berfilsafat orang harus mempelajari filsafat. Cara belajar filsafat adalah menangkap  pengertiannya secara ilmu lalu memadukan ajaran dan pengertiannya dalam praktek. Kemudian  pengalaman dari praktek diambil dan disimpulkan kembali secara ilmu. Monoisme dan Dualisme Monoisme adalah suatu system filsafat yang bertitik tolak dari satu dasar pandangan , materi atau ide, yang mengatakan materi adalah primer adalah yang tergabung dalam aliran materialisme, sedangkan yang mengatakan ide adalah primer atau yang pertama mereka inilah yang tergabung dala m lair an idealisme. Istilah at au pe rkataa n mon oisme pe rta mak ali di pak ai oleh seoran g filsuf bernama Chr. Wolf  pada abad ke-18

Transcript of filsafat

Page 1: filsafat

5/6/2018 filsafat - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-559ab9f820235 1/33

 

40

Pengantar Memahami

F I L S A F A T

I.  Pendahuluan

Filsafat / filosofi berasal dari kata Yunani yaitu  philos (suka)  dan  sophia (kebijaksanaan), yangditurunkan dari kata kerja  filosoftein, yang berarti : mencintai kebijaksanaan, tetapi arti kata ini

 belum menampakkan arti filsafat sendiri karena “mencintai” masih dapat dilakukan secara pasif.Pada hal dalam pengertian filosoftein terkandung sifat yang aktif.

Filsafat adalah pandangan tentang dunia dan alam yang dinyatakan secara teori. Filsafat adalahsuatu ilmu atau metode berfikir untuk memecahkan gejala-gejala alam dan masyarakat. Namunfilsafat bukanlah suatu dogma atau suatu kepercayaan yang membuta. Filsafat mempersoalkan soal-soal: etika/moral, estetika/seni, sosial dan politik, epistemology/tentang asal pengetahuan,ontology/tentang manusia, dll.

Ketika kita memasuki alam pustaka filsafat maka kita akan bingung sendiri dengan begitu banyaknya buku, thesis, teori yang jumlahnya ribuan banyaknya. Untuk itu agar tidak membuangwaktu dan terhindar dari kekacauan, kita dapat memakai cara Engels memisahkan filsafat itumenjadi dua kubu besar yaitu filsafat materialis dan filsafat idealis, materialisme dan idealisme.Yang dipisahkan menurut Engels ialah didasarkan atas sikap yang diambil oleh si pemikir, yakniapa yang pertama ada terlebih dahulu. Yang mengatakan benda dahulu baru datang fikiran itulahyang materialis dan yang mengatakan fikiran dahulu baru datang benda itulah yang idealis. Padakubu idealis kita dapatkan beberapa pemikir terkemuka seperti Plato, Hume, Berkeley dan “raksasa

  pikiran” Hegel, pada kubu materialis kita berjumpa dengan Heraklit, Demokrit, Diderot dan berpuncak pada Marx dan Engels. Diantara kedua kubu ini ada juga yang berdiri ditengah-tengahsetengah idealis dan setengah materialis ini disebut dengan penganut filsafat dualisme.

Pentingnya berfilsafat dan cara belajar filsafat

Berfilsafat itu penting, dengan berfilsafat orang akan mempunyai pedoman untuk bersikap dan

 bertindak secara sadar dalam menghadapi gejala-gejala yang timbul dalam alam dan masyarakat,sehingga tidak mudah tejebak dalam timbul-tenggelamnya gejala-gejala yang terjadi.Untuk belajar berfilsafat orang harus mempelajari filsafat. Cara belajar filsafat adalah menangkap

 pengertiannya secara ilmu lalu memadukan ajaran dan pengertiannya dalam praktek. Kemudian pengalaman dari praktek diambil dan disimpulkan kembali secara ilmu.

Monoisme dan Dualisme

Monoisme adalah suatu system filsafat yang bertitik tolak dari satu dasar pandangan , materi atauide, yang mengatakan materi adalah primer adalah yang tergabung dalam aliran materialisme,

sedangkan yang mengatakan ide adalah primer atau yang pertama mereka inilah yang tergabungdalam lairan idealisme. Istilah atau perkataan monoisme pertamakali dipakai oleh seorangfilsuf bernama Chr. Wolf  pada abad ke-18

Page 2: filsafat

5/6/2018 filsafat - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-559ab9f820235 2/33

 

Dualisme adalah suatu aliran filsafat yang pandangannya bertitik tolak dari materi dan idesekaligus. Dualisme menganggap materi dan ide itu sama-sama primer, tidak ada yang sekunder.Keduanya timbul dan ada secara bersamaan. Materi ada karena adanya ide dan juga sebaliknya ideitu ada karena adanya materi. Tapi pada hakikatnya pandangan ini idealis juga, karena pandanganitu tidak lain hanya ada dalam fikiran saja, karena tidak ada dalam kenyataan.

II.  Materialisme dan Idealisme

Seperti sudah dijelaskan diatas apa yang selalu menjadi pertanyaan filsafat akhirnya berpuncak padaapakah yang ada lebih dahulu, apakah yang primer benda atau fikiran, materi atau ide. Yang

  berpendapat ide/fikiran dahulu ada baru benda kemudian muncul dari padanya adalah yangdigolongkan pada kaum Idealisme. Dan yang berpendapat bahwa benda/materi ada lebih dahulu

 baharu kemudian muncul ide mereka itulah yang berdiri di barisan kaum MaterialismeJadi pengertian idealisme itu bukanlah seperti yang difitnahkan oleh orang-orang tertentu yaitu

 bahwa kaum materialis itu adalah orang-orang yang hanya mencari kesenangan hiduptak terbatas;makan sampai muntah, minum sampai mabuk, penganut sex bebas dsb-nya. Sedangkan kaumIdealis adalah orang-orang yang menjunjung tinggi kesucian, lebih mementingkan berpikir dari

 pada makan, dll.

a.  Filsafat Idealisme

Idealisme ialah filsafat yang pandangan yang menganggap atau memandang ide itu primer danmateri adalah sekundernya, dengan kata lain menganggap materi berasal dari ide atau diciptakanoleh ide.Dengan David Hume sebagai filsuf idealis subyektif, kita dapat menggambarkan seluruh ahlifilsafat idealis dari Plato sampai Hegel, “if I go into myself”, “kalau saya memasuki diri sayasendiri”, kata Hume, maka saya jumpai “bundles of conception”, bermacam pengertian, bermacam-macam gambaran tentang benda. “Engkau”, kata Hume cuma “ide” bagi saya (Hume).Tapi “Engkau” buat Hume adalah saya buat Udin, misalnya. Jadi Udin bagi Hume hanyalah “Ide”,tetapi Hume juga cuma “ide” buat Udin, Udin dipandang dari pihak Hume hanya Ide, hanyagambaran di otak Hume begitu juga sebaliknya. Dengan begitu Hume membatalkan dirinya sendiri ,mengakui bahwa dia sendiri tidak ada dan, hanya ide ???

Terhadap adanya pandangan idealisme demikian itu, Lenin dengan tajam mengeritik idealismesebagai filsafat yang tanpa otak dan dikonsolidasikan oleh kepentingan klas-klas yang berkuasa --klas-klas pemilik budak, kaum feodal dan kaum borjuasi --.

Aliran-aliran dalam filsafat Idealisme

1.  Idealisme Obyektif 

Idealisme obyektif adalah suatu aliran filsafat yang pandangannya idealis, dan idealismenya itu bertitik tolak dari ide universil (Absolute Idea- Hegel / LOGOS-nya Plato) ide diluar ide manusia.

Menurut idealisme obyektif segala sesuatu baik dalam alam atau masyarakat adalah hasil dariciptaan ide universil.

Page 3: filsafat

5/6/2018 filsafat - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-559ab9f820235 3/33

 

Pandangan filsafat seperti ini pada dasarnya mengakui sesuatu yang bukan materiil, yang ada secaraabadi diluar manusia, sesuatu yang bukan materiil itu ada sebelum dunia alam semesta ini ada,termasuk manusia dan segala pikiran dan perasaannya. Dalam bentuknya yang amat primitif 

 pandangan ini menyatakan bentuknya dalam penyembahan terhadap pohon, batu dsb-nya.

Akan tetapi sebagai suatu system filsafat, pandangan dunia ini pertama-tama kali disistimatiskan

oleh  Plato (427-347 S.M), menurut Plato dunia luar yang dapat di tangkap oleh panca indera kita bukanlah dunia yang riil, melainkan bayangan dari dunia “idea” yang abadi dan riil. Pandangandunia Plato ini mewakili kepentingan klas yang berkuasa pada waktu itu di Eropa yaitu klas pemilik 

 budak. Dan ini jelas nampak dalam ajarannya tentang masyarakat “ideal”.

Pada jaman feodal, filsafat idealisme obyektif ini mengambil bentuk yang dikenal dengan namaSkolastisisme, system filsafat ini memadukan unsur idealisme   Aristoteles (384-322 S.M), yaitu

 bahwa dunia kita merupakan suatu tingkatan hirarki dari seluruh system hirarki dunia semesta, begitupun yang hirarki yang berada dalam masyarakat feodal merupakan kelanjutan dari dunia ke-Tuhanan. Segala sesuatu yang ada dan terjadi di dunia ini maupun dalam alam semesta merupakan“penjelmaan” dari titah Tuhan atau perwujudan dari ide Tuhan. Filsafat ini membela para

 bangsawan atau kaum feodal yang pada waktu itu merupakan tuan tanah besar di Eropa dankekuasaan gereja sebagai “wakil” Tuhan didunia ini. Tokoh-tokoh yang terkenal dari aliran filsafatini adalah: Johannes Eriugena (833 M), Thomas Aquinas (1225-1274 M), Duns Scotus (1270-1308

M), dsb.

Kemudian pada jaman modern sekitar abad ke-18 muncullah sebuah system filsafat idealismeobyektif yang baru, yaitu system yang dikemukakan oleh George.W.F Hegel (1770-1831 M).

Menurut Hegel hakekat dari dunia ini adalah “ide absolut”, yang berada secara absolut dan“obyektif” didalam segala sesuatu, dan tak terbatas pada ruang dan waktu. “Ide absolut” ini, dalam

 prosesnya menampakkan dirinya dalam wujud gejala alam, gejala masyarakat, dan gejala fikiran.Filsafat Hegel ini mewakili klas borjuis Jerman yang pada waktu itu baru tumbuh dan masih lemah,kepentingan klasnya menghendaki suatu perubahan social, menghendaki dihapusnya hak-hak istimewa kaum bangsawan Junker. Hal ini tercermin dalam pandangan dialektisnya yang

 beranggapan bahwa sesuatu itu senantiasa berkembang dan berubah tidak ada yang abadi ataumutlak, termasuk juga kekuasaan kaum feodal. Akan tetapi karena kedudukan dan kekuatannyamasih lemah itu membuat mereka tidak berani terang-terangan melawan filsafat Skolatisisme danajaran agama yang berkuasa ketika itu.

Pikiran filsafat idealisme obyektif ini dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari dengan berbagai macam bentuk. Perwujudan paling umum antara lain adalah formalisme dan doktriner-isme. Kaum doktriner dan formalis secara membuta mempercayai dalil-dalil atau teori sebagai

kekuatan yang maha kuasa , sebagai obat manjur buat segala macam penyakit, sehingga dalammelakukan tugas-tugas atau menyelesaikan persoalan-persoalan praktis mereka tidak bisa berfikir atau bertindak secara hidup berdasarkan situasi dan syarat yang kongkrit, mereka adalah kaum“textbook-thingking”.

2.  Idealisme Subyektif 

Idealisme subyektif adalah filsafat yang berpandangan idealis dan bertitik tolak pada ide manusiaatau ide sendiri. Alam dan masyarakat ini tercipta dari ide manusia. Segala sesuatu yang timbul danterjadi di alam atau di masyarakat adalah hasil atau karena ciptaan ide manusia atau idenya sendiri,

atau dengan kata lain alam dan masyarakat hanyalah sebuah ide/fikiran dari dirinya sendiri atau idemanusia.

Page 4: filsafat

5/6/2018 filsafat - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-559ab9f820235 4/33

 

Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah seorang uskup inggris yang bernama George Berkeley (1684-1753 M), menurut Berkeley segala, sesuatu yang tertangkap oleh sensasi/perasaankita itu bukanlah bukanlah materiil yang riil dan ada secara obyektif. Sesuatu yang materiilmisalkan jeruk, dianggapnya hanya sebagai sensasi-sensasi atau kumpulan perasaan/konsepsitertentu (“bundles of conception” David Hume (1711-1776 M), -ed), yaitu perasaan / konsepsi darirasa jeruk, berat, bau, bentuk dsb. Dengan demikian Berkeley dan Hume menyangkal adanya materi

yang ada secara obyektif, dan hanya mengakui adanya materi atau dunia yang riil didalamfikirannya atau idenya sendiri saja.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari filsafat ini adalah, kecenderungan untuk bersifat egoistis “Aku-isme” yang hanya mengakui yang riil adalah dirinya sendiri yang ada hanya “Aku”, segala sesuatuyang ada diluar selain “Aku” itu hanya sensasi atau konsepsi-konsepsi dari “Aku”. Untuk berkelitdari tuduhan egoistis dan mengedepankan “Aku-isme/solipisme” Berkeley menyatakan hanyaTuhan yang berada tanpa tergantung pada sensasi.Filsafat Berkeley dan Hume ini adalah filsafat Borjuasi besar Inggris pada abad ke-18, yangmerupakan kekuatan reaksioner menentang materialisme klasik Perancis, sebagai manifestasi darikekuatiran atas revolusi di Inggris pada waktu itu.

Pada abad ke-19, Idealisme subyektif mengambil bentuknya yang baru yang terkenal dengan nama“Positivisme”, yang di kemukakan pertama kali oleh  Aguste Comte (1798-1857 M), menurutnyahanya “pengalaman”-lah yang merupakan kenyataan yang sesungguhnya , selain dari pada itu tidak ada lagi kenyataan, dunia adalah hasil ciptaan dari pengalaman, dan ilmu hanya bertugas untuk menguraikan pengalaman itu. Dan masih banyak lagi pemikir-pemikir yang lainnya dalam filsafatini, misalnya saja William Jones (1842-1910 M) dan John Dewey (1859-1952), keduanya berasaldari Amerika Serikat dan pencetus ide “pragmatisme”, menurut mereka Pragmatisme adalah suatufilsafat yang menggunakan akibat-akibat praktis dari ide-ide atau keyakinan-keyakinan sebagaisuatu ukuran untuk menetapkan nilai dan kebenarannya. Filsafat seperti ini sangat menekankan

 pada pandangan individualistic, yang mengedepankan sesuatu yang mempunyai keuntungan atau“cash-value”(nilai kontan)-lah yang dapat diterima oleh akal si “Aku” tsb. Pragmatisme

 berkembang di Amerika dan adalah filsafat yang mewakili kaum borjuasi besar di negeri yangkatanya “the biggest of all”. Sebab dari pandangan filsafat seperti ini Imperialisme, tindakaneksploitasi dan penindasan dapat dibenarkan selama dapat mendapatkan keuntungan untuk si“Aku”.

Pandangan-pandangan idealisme subyektif dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, misalnyatidak jarang kita temui perkataan-perkataan seperti ini :

“Baik buruknya keadaan masyarakat sekarang tergantung pada orang yang menerimanya, ialah baik bagi mereka yangmenganggapnya baik dan buruk bagi mereka yang menganggapnya buruk.”

“kekacauan sekarang timbul karena orang yang duduk dipemerintahan tidak jujur, kalau mereka diganti dengan orang-orang yang jujur maka keadaan akan menjadi baik.”

“aku bisa, kau harus bisa juga,” dsb.

b. Filsafat Materialisme

Materialisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang pandangannya bertitik tolak dari pada materi(benda). Materialisme memandang bahwa benda itu primer sedangkan ide ditempatkan di

sekundernya. Sebab materi ada terlebih dahulu baru ada ide. Pandangan ini berdasakan ataskenyataan menurut proses waktu dan zat.Misal, menurut proses waktu, lama sebelum manusia yang mempunyai ide itu ada didunia, alam

Page 5: filsafat

5/6/2018 filsafat - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-559ab9f820235 5/33

 

raya ini sudah ada.Menurut zat, manusia tidak bisa berfikir atau mempunyai ide bila tidak mempunyai otak, otak ituadalah sebuah benda yang bisa dirasakan oleh panca indera kita. Otak atau materi ini yang lebihdulu ada baharu muncul ide dari padanya. Atau seperti kata Marx “Bukan fikiran yang menentukan

  pergaulan, melainkan keadaan pergaulan yang menentukan fikiran.” Maksudnya sifat/fikiranseorang individu itu ditentukan oleh keadaan masyarakat sekelilingnya, “masyarakat sekelilingnya”

 –ini menjadi materi atau sebab yang mendorong terciptanya fikiran dalam individu tersebut.

Aliran-aliran dalam materialisme

1.  Materialisme Mekanik 

Materialisme mekanik adalah aliran filsafat yang pandangannya materialis sedangkan metodenyamekanis. Aliran ini mengajarkan bahwa materi itu selalu dalam keadaan gerak dan berubah,geraknya itu adalah gerakan yang mekanis artinya, gerak yang tetap selamanya atau gerak yang

 berulang-ulang (endless loop) seperti mesin yang tanpa perkembangan atau peningkatan secarakualitatif.

Materialisme mekanik tersistematis ketika ilmu tentang meknika mulai berkembang dengan pesat,tokoh-tokoh yang terkenal sebagai pengusung materialisme pada waktu itu ialah Demokritus (±460-370 SM), Heraklitus (± 500 SM) kedua pemikir Yunanai ini berpendapat bahwa aktivitas

 psikik hanya merupakan gerakan atom-atom yang sangat lembut dan mudah bergerak.Mulai abad ke-4 sebelum masehi pandangan materialisme primitif ini mulai menurun pengaruhnyadigantikan dengan pandangan idealisme yang diusung oleh Plato dan Aristoteles. Sejak itu, ± 1700tahun lamanya dunia filsafat dikuasai oleh filsafat idealisme.

Baru pada akhir jaman feodal, sekitar abad ke-17 ketika kaum borjuis sebagai klas baru dengan cara

 produksinya yang baru, materialisme mekanik muncul dalam bentuk yang lebih modern karenailmu pengetahuan telah maju sedemikian pesatnya. Pada waktu itu ilmu materialisme ini menjadisenjata moril / idiologis bagi perjuangan klas borjuis melawan klas feodal yang masih berkuasaketika itu. Perkembangan materialisme ini meluas dengan adanya revolusi industri, di negeri-negeriEropa. Wakil-wakil dari filsafat materialis pada abad ke-17 adalah Thomas Hobbes(1588-1679 M),

  Benedictus Spinoza (1632-1677 M) dsb. Aliran filsafat materialisme mekanik mencapai titik  puncaknya ketika terjadi Revolusi Perancis pada abad ke-18 yang diwakili oleh  Paul de Holbach

(1723-1789 M), Lamettrie (1709-1751 M) yang disebut juga materialisme Perancis.

Materialisme Perancis dengan tegas mengatakan materi adalah primer dan ide adalah sekunder,Holbach mengatakan : “materi adalah sesuatu yang selalu dengan cara-cara tertentu menyentuh

 panca indera kita, sedang sifat-sifat yang kita kenal dari bermacam hal-ichwal itu adalah hasil dari bermacam impresi atau berbagai macam perubahan yang terjadi di alam pikiran kita terhadap hal-ichwal itu”. Materialisme Perancis menyangkal pandangan religus tentang penciptann dunia(Demiurge), yang sebelum itu menguasai alam pikiran manusia.. Bahkan secara terang-teranganHolbach mengatakan “nampaknya agama itu diadakanhanya untuk memperbudak rakyat dan supayamereka tunduk dibawah kekuasaan raja lalim. Asal manusia merasa dirinya didalam dunia inisangat celaka, maka ada orang yang datang mengancam mereka dengan kemarahan Tuhan,memakasa mereka diam dan mengarahkan pandangan mereka kelangit, dengan demikian merekatidak lagi dapat melihat sebab sesungguhnya daripada kemalangannnya itu”.

Materialisme Perancis adalah pandangan yang menganggap segala macam gerak atau gejala-gejala

yang terjadi dialam itu dikuasai oleh gerakan mekanika, yaitu pergeseran tempat dan perubahan jumlah saja. Bahkan manusia dan segala aktivitetnya pun dipandang seperti mesin yang bergerak secara mekanik, ini tampak jelas sekali dalam karya Lamettrie yang berjudul “Manusia adalah

Page 6: filsafat

5/6/2018 filsafat - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-559ab9f820235 6/33

 

mesin”. Mereka tidak melihat adanya peranan aktif dari ide atau pikiran terhadap materi. Pandanganini adalah ciri dan sekaligus kelemahan materialisme Perancis.

2.  Materialisme metafisik 

Materialisme metafisik mengajarkan bahwa materi itu selalu dalam keadaan diam, tetap atau statisselamanya seandainya materi itu berubah maka perubahan tersebut terjadi karena faktor luar ataukekuatan dari luar. Gerak materi itu disebut gerak ekstern atau gerak luar. selanjutnya materi itudalam keadaan terpisah-pisah atau tidak mempunyai hubungan antara satu dengan yang lainnya.

Materialisme metafisik diwakili oleh Ludwig Feurbach, pandangan materialisme ini mengakui bahwa adanya “ide absolut” pra-dunia dari Hegel , adanya terlebih dahulu “kategori-kategori logis”sebelum dunia ada, adalah tidak lain sisa-sisa khayalan dari kepercayaan tentang adanya penciptadiluar dunia; bahwa dunia materiil yang dapat dirasakan oleh panca indera kita adalah satu-satunya

realitet.Tetapi materialisme metafisik melihat segala sesuatu tidak secara keseluruhannya, tidak dari salinghubungannya, atau segala sesuatu itu berdiri sendiri. Dan segala sesuatu yang real itu tidak 

 bergerak, diam.

Pandangan ini mengidamkan seorang manusia suci atau seorang resi suci yang penuh cinta kasih.Feurbach berusaha memindahkan agama lama yang menekankan hubungan manusia dengan Tuhanmenjadi sebuah agama baru yaitu hubungan cinta kelamin antara manusia dengan manusia. Sepertikata Feurbach: “Tuhan adalah bayangan manusia dalam cermin”, Feurbach menentang teologi,dalam filsafatnya atau “agama baru”-nya Feurbach mengganti kedudukan Tuhan dengan manusia,

 pendeknya manusia itu Tuhan. Feurbach tidak melihat peran aktif dari ide dalam perkembanganmateri, yang materi bagi Feurbach adalah misalnya, manusia (baca: materi, pen) sedangkan duniadimana manusia itu tinggal tidak ada baginya, atau menganggap sepi ativitet yang dilakukanmanusia/materi tersebut.

Materialisme metafisik menganggap kontradiksi sebagai hal yang irasionil bukan sebagai hal yangnyata, disinilah letak dari idealisme Feurbach. Pandangannya bertolak daripada materialisme tetapimetode penyelidikan yang dipakai ialah metafisis. Metode metafisis inilah yang menjadi kelemahanterbesar bagi materialisme Feurbach.

3.  Materialisme dialektis

Materialisme dialektis adalah aliran filsafat yang bersandar pada matter (benda) dan metodenyadialektis. Aliran ini mengajarkan bahwa materi itu mempunyai keterhubungan satu dengan lainnya,saling mempengaruhi, dan saling bergantung satu dengan lainnya. Gerak materi itu adalah gerakanyang dialektis yaitu pergerakan atau perubahan menuju bentuk yang lebih tinggi atau lebih majuseperti spiral. Tokoh-tokoh pencetus filsafat ini adalah Karl Marx (1818-1883 M), Friedrich Engels

(1820-1895 M).

Gerakan materi itu adalah gerak intern, yaitu bergerak atau berubah karena dorongan dari faktor dalamnya (motive force-nya). Yang disebut “diam” itu hanya tampaknya atau bentuknya, sebab

hakikat dari gejala yang tampaknya atau bentuknya “diam” itu isinya tetap gerak, jadi “diam” itu juga suatu bentuk gerak.

Page 7: filsafat

5/6/2018 filsafat - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-559ab9f820235 7/33

 

Metode yang dipakai adalah dialektika Hegel, Marx mengakui bahwa orang Yunani-lah yang  pertama kali menemukan metode dialektika, tetapi Hegel-lah yang mensistematiskan metodetersebut. Tetapi oleh Marx dijungkir balikkan dengan bersandarkan materialisme. Marx dantemannya Engels mengambil materialisme Feurbach dan membuang metodenya yang metafisissebagai dasar dari filsafatnya. Dan memakai dialektika sebagai metode dan membuang pandanganidealis Hegel.

Dialektika Hegel menentang dan menggulingkan metode metafisis yang selama beabad-abadmenguasai lapangan filsafat. Hegel mengatakan “yang penting dalam filsafat adalah metode bukankesimpulan-kesimpulan mengenai ini dan itu”. Ia menunjukkan kelemahan-kelemahan metafisika :1.  Kaum metafisis memandang sesuatu bukan dari keseluruhannya, tidak dari saling hubungannya,tetapi dipandangnya sebagai sesuatu yang berdiri sendiri, sedangkan Hegel memandang duniasebagai badan kesatuan, segala sesuatu didalamnya terdapat saling hubungan organic.2.  Kaum metafisis melihat segala sesuatu tidak dari geraknya, melainkan sebagai yang diam, matidan tidak berubah-ubah, sedang Hegel melihat segala sesuatu dari perkembangannya, dan

 perkembangannya itu disebabkan kontradiksi internal, kaum metafisik berpendapat bahwa: “segalayang bertentangan adalah irasionil”. Mereka tidak tahu bahwa akal (reason) itu sendiri adalah

 pertentangan.3.  Sumbangan Hegel yang terpenting adalah kritiknya tentang evolusi vulgar, yang pada ketika itusangat merajalela, dengan mengemukakan teorinya tentang “lompatan” (sprong) dalam proses

 perkembangan. Sebelum Hegel sudah banyak filsuf yang mengakui bahwa dunia ini berkembang,dan meninjau sesuatu dari proses perkembangannya, tetapi perkembangannya hanya terbatas pada

 perubahan yang berangsur-angsur (perubahan evolusioner) saja. Sedang Hegel berpendapat dalam proses perlembangan itu pertentangan intern makin mendalam dan meruncing dan pada suati tingkattertentu perubahan berangsur-angsur terhenti dan terjadilah “lompatan”. Setelah “lompatan” ituterjadi, maka kwalitas sesuatu itu mengalami perubahan.Akan tetapi dialektika Hegel ini diselimuti dengan kulit mistik, reaksioner, yaitu pandanganidealismenya sehingga dia memutar balikkan keadaan sebenarnya. Hukum tentang dialektika yaituhukum tentang saling hubungan dan perkembangan gejala-gejala yang berlaku didunia inidipandangnya bukan seabagai suatu hal yang obyektif, yang primer melainkan perwujudan dari “ideabsolut”. Kulitnya yang reaksioner inilah yang kemudian dibuang oleh Marx, dan isinya yang“rasionil” diambil serta ditempatkan pada kedudukan yang benar.

Sedangkan jembatan antara Marx dan Hegel adalah Feurbach, Materialisme dijadikan sebagai dasar filsafatnya tetapi Feurbach melihat gerak dari penjuru idealisme yang membuat ia berhenti danmembuang dialektika Hegel. Membuat hasil pemeriksaannya terpisah dan abstrak, Marx membuangmetode metafisisnya, dan menggantinya dengan dialektika, sehingga menghasilkan sebuah systemfilsafat baru yang lebih kaya dan lebih sempurna dari pendahulunya.

III.  Materi dan Ide

a.  Materi.

Materi mempunyai dua pengertian, yaitu arti materi menurut filsafat, dan materi menurut ilmu alam.Materi menurut ilmu alam mempunyai arti yang lebih sempit daripada arti materi menurut filsafat

Page 8: filsafat

5/6/2018 filsafat - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-559ab9f820235 8/33

 

Materi menurut ilmu alam, ialah segala sesuatu yang mempunyai susunan atau yang tersusunsecara organis atau dengan kata lain benda. Benda menurut ilmu alam mempunyai tiga bentuk yaitu

 benda padat (solid), benda cair (liquid) dan gas (gasceus).Materi menurut filsafat, ialah segala sesuatu yang bisa ditangkap oleh indera manusia, serta bisamenimbulkan ide-ide tertentu. Dengan begitu pengartian materi menurut filsafat mencakup pula

 pengertian materi menurut ilmu alam.

Materi mempunyai peranan menetukan ide, materi menimbulkan ide. Ide manusia timbul setelahterlebih dahulu suatu materi ditangkap oleh indera. Sudah jelas yang “memproduksi” ide itu adalahsebuah materi yang sudah mencapai titik perkembangan yang sangat tinggi yang disebut denganotak.

b. Ide.

Sebagaimana yang diterangkan diatas, materialisme dialektis berpendapat bahwa ide itu dilahirkandan ditentukan oleh materi, ini mengandung dua pengertian:1.  Dipandang dari proses asalnya ide / pikiran, nyatalah bahwa sensasi (perasaan) itu tidak dilahirkan oeh materi biasa. Melainkan semacam organisme tertentu yang telah mencapai

 perkembangan yang sangat tinggi dan mempunyai struktur yang sangat complex yang kita sebutsebagai otak. Tanpa otak tidak akan ada pikiran / ide, otak atau system urat syaraf yang sangatkompleks adalah hasil tertinggi dari proses perkembangan alam. Oleh karena itu ide jugamerupakanproduk dari proses perkembangan dari alam.2.  Dipandang dari isinya, bagaimanapun ide adalah pencerminan dari kenyataan obyektif. Marx

 berkata bahwa: “ide tidak lain daripada dunia materiil yang dicerminkan oleh otak manusia, dan

diterjemah kan dalam bentuk bentuk pikiran”. Pencerminan itu hanya bisa terjadi dengan adanyakontak langsung antara kesadaran manusia dengan dunia luar, dengan praktek sosial manusia. Olehkarenanya ide juga merupakan produk dari proses perkembangan praktek sosial manusia.

Ide adalah cermin dari materi atau merupakan bentuk lain dari materi. Tetapi ide tidak mesti samadengan materi, ide dapat menjangkau jauh didepan materi. Walau begitu ide tidak akan dapat lepasdari materi. Materi menentukan ide, sedangkan ide mempunyai peranan aktif terhadap

 perkembangan materi. Jadi ide mempunyai peranan aktif, tidak pasif seperti pencerminan cermin biasa.

Dengan demikian jelaslah pengertian materialisme dialektis tentang materi dan ide bertentangan

dengan paham idealisme yang menganggap ide adalah yang terlebih dahulu ada daripada materi.Materialisme dialektis disatu pihak mengatakan materi ada terlebih dahulu daripada ide, tetapidipihak lain mengakui peranan aktif daripada ide dalam perkembangan materi, ini mengandung dua

 pengertian :1.  Seperti dijelaskan diatas ide adalah pencerminan materi, tetapi proses pencerminan itu tidak semudah atau sesimple pencerminan dengan kaca-cermin, yang hanya bisa menjelaskan gejala luar saja. Melainkan melalui pencerminan yang aktif, melalui proses pemikiran yang rumit sehinggadapat mencerminkan kenyataan obyektif sebagaimana adanya, baik mengenal sesuatu itu dari gejalaluarnya maupun gejala dalamnya atau hakekat suatu materi. Peranan aktif dari ide inilah yangmemungkinkan manusia menyempurnakan alat-alat atau perkakas untuk memperbesar kemampuannya dalam mengenal atau mencerminkan keadaan maupun mengubah keadaan.

2.  Peranan aktif ide itu berarti dalam mengenal dan mengubah keadaan itu manusia bertindak dengan sadar, dengan motif atau tujuan tertentu, yaitu untuk memenuhi kebutuhan praktek sosialnyauntuk kehidupan.

Page 9: filsafat

5/6/2018 filsafat - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-559ab9f820235 9/33

 

Ide revolusioner yaitu ide yang mencerminkan hukum-hukum perkembangan keadaan obyektif,memainkan peranan untuk mendorong perkembangan keadaan. Sebaliknya ide reaksioner, ialah ideyang berlawanan dengan hukum-hukum perkembangan keadaan obyektif dan menghambatkemajuan.

Dengan dijelaskannya keprimeran materi dan peranan aktif ide, materialisme dialektis mengajarkan

supaya dalam memandang dan memecahkan permasalahan harus bertolak dari kenyataan yangkongkrit dan berdasarkan data-data yang obyektif, dan jangan bersandar pada dugaan-dugaansubyektif dan hanya terpaku pada buku-buku yang mati, dan juga harus ditujukan pada kebutuhan

 praktek yang kongkrit. Dipihak lain ia memperingatkan kita kepada pentingnya teori, tetapi dipihak lain ia menolak “pendewaan” kepada teori atau dengan kata lain menentang dengan tegas terhadapkedogmatisan.[]

“ Para ahli filsafat hanya telah menafsirkan dunia, dengan berbagai cara; akan

tetapi soalnya ialah mengubahnya ”

Sejarah Filsafat

Manusia, masyarakat, kebudayaan dan alam sekitar memiliki hubungan yang erat. Keempatnya-

lah yang telah menyusun dan mengisi sejarah filsafat dengan masing-masing karakteristik yang dibawanya. Berdasar keempat hal tersebut juga, pada umumnya para filsuf sepakat untuk membagi

 sejarah filsafat menjadi 3 tradisi besar, yakni Sejarah Filsafat India, Sejarah Filsafat Cina, danSejarah Filsafat Barat.

Filsafat India

Filsafat India berpangkal pada keyakinan bahwa ada kesatuan fundamental antara manusia danalam, harmoni antara individu dan kosmos. Harmoni ini harus disadari supaya dunia tidak dialamisebagai tempat keterasingan, sebagai penjara. Seorang anak di India harus belajar bahwa ia karibdengan semua benda, dengan dunia sekelilingnya, bahwa ia harus menyambut air yang mengalir dalam sungai, tanah subur yang memberi makanan, dan matahari yang terbit. Orang India tidak 

 belajar untuk menguasai dunia, melainkan untuk berteman dengan dunia. Jaman Weda (2000-600 S.M.)

Bangsa Arya masuk India dari utara, sekitar 1500 S.M. Literatur suci mereka disebut Weda. Bagianterpenting dari Weda untuk filsafat India adalah Upanisad , yang sepanjang sejarah India akanmerupakan sumber yang sangat kaya untuk inspirasi dan pembaharuan. Suatu tema yang menonjoldalam Upanisad adalah ajaran tentang hubungan Atman dan Brahman. Atman adalah segi subyektif dari kenyataan, diri manusia. Brahman adalah segi obyektif, makro-kosmos, alam semesta.Upanisad mengajar bahwa manusia mencapai keselamatan (moksa, mukti) kalau ia menyadariidentitas Atman dan Brahman.

 Jaman Skeptisisme (200 S.M.-300 M.)

Sekitar tahun 600 S.M. mulai suatu reaksi, baik terhadap ritualisme imam-imam maupun terhadapspekulasi berhubungan dengan korban para rahib. Para imam mengajar ketaatan pada huruf kitabsuci, tetapi ketaatan ini mengganggu kebaktian kepada dewa-dewa. Para rahib mengajar suatu"metafisika" yang juga tidak sampai ke hati orang biasa. Reaksi datang dalam banyak bentuk. Yangterpenting adalah  Buddhisme, ajaran dari pangeran Gautama Buddha, yang memberi pedoman

 praktis untuk mencapai keselamatan: bagaimana manusia mengurangi penderitaannya, bagaimana

Page 10: filsafat

5/6/2018 filsafat - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-559ab9f820235 10/33

 

manusia mencapai terang budi. Reaksi lain datang dari Jainisme dari Mahawira Jina. Di samping itumulai juga kebaktian yang lebih eksklusif kepada Siwa dan Wisnu, dua bentuk agama yang lebihmenarik daripada ritualisme dan spekulasi para imam dan rahib. Sebagai kontra-reformasi, munculdalam Hinduisme resmi enam sekolah ortodoks (disebut "ortodoks", karena Buddhisme danJainisme, yang tidak berdasar Weda, dianggap bidaah). Yang terpenting dari sekolah ini adalahSamkhya dan Yoga. Yoga, dari kata " juj", "menghubungkan", mengajar suatu jalan ("marga") untuk 

mencapai kesatuan dengan ilahi. Samkhya (artinya: "jumlah", "hitungan") mengajarkan tematerpenting hubungan alam-jiwa, kesadaran materi, hubungan Purusa- Prakriti.

 Jaman Puranis (300-1200)

Setelah tahun 300, Buddhisme mulai lenyap dari India. Buddhisme sekarang lebih penting dinegara-negara tetangga daripada di India sendiri. Pemikiran India dalam "abad pertengahan"-nyadikuasai oleh spekulasi teologis, terutama mengenai inkarnasi-inkarnasi dewa-dewa. Banyak contoh cerita tentang inkarnasi dewa-dewa terdapat dalam dua epos besar, Mahabharata dan

 Ramayana. Jaman Muslim (1200-1757)

Dua nama menonjol dalam periode muslim, yaitu nama pengarang sya'ir  Kabir, yang mencobauntuk memperkembangkan suatu agama universal, dan Guru Nanak  (pendiri aliran Sikh), yang

mencoba menyerasikan Islam dan Hinduisme. Jaman Modern (setelah 1757)

Jaman modern, jaman pengaruh Inggris di India, mulai tahun 1757. Periode ini memperlihatkan perkembangan kembali dari nilai-nilai klasik India, bersama dengan pembaharuan sosial. Nama-nama terpenting dalam periode ini adalah Raja Ram Mohan Roy (1772-1833), yang mengajar suatu monoteisme berdasarkan Upanisad dan suatu moral berdasarkan khotbah di bukit dari Injil,Vivekananda (1863-1902), yang mengajar bahwa semua agama benar, tapi bahwa agama Hindu

  paling cocok untuk India; Gandhi (1869-1948), dan Rabindranath Tagore (1861-1941),  pengarang syair dan pemikir religius yang membuka pintu untuk ide-ide dari luar. Sejumlah pemikir India jaman sekarang melihat banyak kemungkinan untuk dialog antara filsafat Timur,yang dianggap terlalu mistik dan filsafat Barat, yang dianggap terlalu duniawi. Radhakrishnan

(1888-1975) mengusulkan pembongkaran batas-batas ideologis untuk mencapai suatu  sinkretisme

hindu-kristiani, yang dapat berguna sebagai pola berpikir masa depan seluruh dunia. Sementara itu,filsafat India dapat belajar dari rasionalisme dan positivisme Barat. Filsafat Barat dapat belajar dariintuisi Timur mengenai kesatuan dalam kosmos dan mengenai identitas makrokosmos danmikrokosmos.Filsafat Cina

Ada tiga tema pokok sepanjang sejarah filsafat cina, yakni harmoni, toleransi dan

 perikemanusiaan . Selalu dicarikan keseimbangan, harmoni, suatu jalan tengah antara dua ekstrem:antara manusia dan sesama, antara manusia dan alam, antara manusia dan surga. Toleransi kelihatandalam keterbukaan untuk pendapat-pendapat yang sama sekali berbeda dari pendapat-pendapat

 pribadi, suatu sikap perdamaian yang memungkinkan pluralitas yang luar biasa, juga dalam bidangagama. Kemudian,  perikemanusiaan . Pemikiran Cina lebih antroposentris daripada filsafat Indiadan filsafat Barat. Manusia-lah yang selalu merupakan pusat filsafat Cina. Ketika kebudayaanYunani masih berpendapat bahwa manusia dan dewa-dewa semua dikuasai oleh suatu nasib buta("Moira"), dan ketika kebudayaan India masih mengajar bahwa kita di dunia ini tertahan dalamroda reinkarnasi yang terus-menerus, maka di Cina sudah diajarkan bahwa manusia sendiri dapatmenentukan nasibnya dan tujuannya. Filsafat Cina dibagi atas empat periode besar:

 Jaman Klasik (600-200 S.M.)

Menurut tradisi, periode ini ditandai oleh seratus sekolah filsafat: seratus aliran yang semuanyamempunyai ajaran yang berbeda. Namun, kelihatan juga sejumlah konsep yang dipentingkan secaraumum, misalnya "tao" ("jalan"), "te" ("keutamaan" atau "seni hidup"), " yen" ("perikemanusiaan"),

"i" ("keadilan"), "t'ien" ("surga") dan " yin-yang " (harmoni kedua prinsip induk, prinsip aktif-laki-laki dan prinsip pasif-perempuan). Sekolah-sekolah terpenting dalam jaman klasik adalah:

Page 11: filsafat

5/6/2018 filsafat - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-559ab9f820235 11/33

 

 Konfusianisme

 Konfusius (bentuk Latin dari nama Kong-Fu-Tse, "guru dari suku Kung") hidup antara 551 dan 497S.M. Ia mengajar bahwa Tao ("jalan" sebagai prinsip utama dari kenyataan) adalah "jalan manusia".Artinya: manusia sendirilah yang dapat menjadikan Tao luhur dan mulia, kalau ia hidup dengan

  baik. Keutamaan merupakan jalan yang dibutuhkan. Kebaikan hidup dapat dicapai melalui perikemanusiaan (" yen"), yang merupakan model untuk semua orang. Secara hakiki semua orangsama walaupun tindakan mereka berbeda.Taoisme

Taoisme diajarkan oleh Lao Tse ("guru tua") yang hidup sekitar 550 S.M. Lao Tse melawanKonfusius. Menurut Lao Tse, bukan "jalan manusia" melainkan "jalan alam"-lah yang merupakanTao. Tao menurut Lao Tse adalah prinsip kenyataan objektif, substansi abadi yang bersifat tunggal,mutlak dan tak-ternamai. Ajaran Lao Tse lebih-lebih metafisika, sedangkan ajaran Konfusius lebih-lebih etika. Puncak metafisika Taoisme adalah kesadaran bahwa kita tidak tahu apa-apa tentangTao. Kesadaran ini juga dipentingkan di India (ajaran "neti", "na-itu": "tidak begitu") dan dalamfilsafat Barat (di mana kesadaran ini disebut "docta ignorantia", "ketidaktahuan yang berilmu").Yin-Yang 

"Yin" dan "Yang " adalah dua prinsip induk dari seluruh kenyataan. Yin itu bersifat pasif, prinsipketenangan, surga, bulan, air dan perempuan, simbol untuk kematian dan untuk yang dingin. Yang 

itu prinsip aktif, prinsip gerak, bumi, matahari, api, dan laki-laki, simbol untuk hidup dan untuk yang panas. Segala sesuatu dalam kenyataan kita merupakan sintesis harmonis dari derajat Yin

tertentu dan derajat Yang tertentu.Moisme

Aliran Moisme didirikan oleh Mo Tse, antara 500-400 S.M. Mo Tse mengajarkan bahwa yangterpenting adalah "cinta universal", kemakmuran untuk semua orang, dan perjuangan bersama-samauntuk memusnahkan kejahatan. Filsafat Moisme sangat  pragmatis, langsung terarah kepada yang

  berguna. Segala sesuatu yang tidak berguna dianggap jahat. Bahwa perang itu jahat serta

menghambat kemakmuran umum tidak sukar untuk dimengerti. Tetapi Mo Tse juga melawan musik sebagai sesuatu yang tidak berguna, maka jelek. Etika Mo Tse mengenal suatu prinsip bahwa...Ming Chia

Ming Chia atau "sekolah nama-nama", menyibukkan diri dengan analisis istilah-istilah dan perkataan-perkataan. Ming Chia, yang juga disebut "sekolah dialektik", dapat dibandingkan denganaliran sofisme dalam filsafat Yunani. Ajaran mereka penting sebagai analisis dan kritik yangmempertajam perhatian untuk pemakaian bahasa yang tepat, dan yang memperkembangkan logikadan tatabahasa. Selain itu dalam Ming Chia juga terdapat khayalan tentang hal-hal seperti"eksistensi", "relativitas", "kausalitas", "ruang" dan "waktu".

 Fa Chia

 Fa Chia atau "sekolah hukum", cukup berbeda dari semua aliran klasik lain. Sekolah hukum tidak  berpikir tentang manusia, surga atau dunia, melainkan tentang soal-soal praktis dan politik. Fa Chiamengajarkan bahwa kekuasaan politik tidak harus mulai dari contoh baik yang diberikan oleh kaisar atau pembesar-pembesar lain, melainkan dari suatu sistem undang-undang yang keras sekali.Tentang keenam sekolah klasik tersebut, kadang-kadang dikatakan bahwa mereka berasal darikeenam golongan dalam masyarakat Cina. Berturut-turut: (1) kaum ilmuwan, (2) rahib-rahib, (3)okkultisme (dari ahli-ahli magi), (4) kasta ksatria, (5) para pendebat, dan (6) ahli-ahli politik.

 Jaman Neo-Taoisme dan Buddhisme (200 S.M.-1000 M.)

Bersama dengan perkembangan Buddhisme di Cina, konsep Tao mendapat arti baru. Tao sekarangdibandingkan dengan " Nirwana" dari ajaran Buddha, yaitu "transendensi di seberang segala nama

dan konsep", "di seberang adanya".

 Jaman Neo-Konfusianisme (1000-1900)

Page 12: filsafat

5/6/2018 filsafat - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-559ab9f820235 12/33

 

Dari tahun 1000 M. Konfusianisme klasik kembali menjadi ajaran filsafat terpenting. Buddhismeternyata memuat unsur-unsur yang bertentangan dengan corak berpikir Cina. Kepentingan dunia ini,kepentingan hidup berkeluarga dan kemakmuran material, yang merupakan nilai-nilai tradisional diCina, sema sekali dilalaikan, bahkan disangkal dalam Buddhisme, sehingga ajaran ini oleh orangdianggap sebagai sesuatu yang sama sekali asing.

 Jaman Modern (setelah 1900)

Sejarah modern mulai di Cina sekitar tahun 1900. Pada permulaaan abad kedua puluh pengaruhfilsafat Barat cukup besar. Banyak tulisan pemikir-pemikir Barat diterjemahkan ke dalam bahasaCina. Aliran filsafat yang terpopuler adalah  pragmatisme, jenis filsafat yang lahir di AmerikaSerikat. Setelah pengaruh Barat ini mulailah suatu reaksi, kecenderungan kembali ke tradisi

 pribumi. Terutama sejak 1950, filsafat Cina dikuasai pemikiran Marx, Lenin dan Mao Tse Tung.Demikian sejarah filsafat yang berlangsung Timur: India dan Cina. Berikutnya, kita akan melihatsejarah filsafat Barat, yang dimulai di Asia Kecil dan memuat pemikir-pemikir dan aliran-aliran dariEropa, Asia, Afrika dan Amerika. Termasuk filsafat Barat: filsafat Yunani, filsafat Helenisme,"filsafat Kristiani", filsafat Islam, filsafat jaman renaissance, jaman modern dan masa kini.Sejarah Filsafat Barat

Jaman Kuno Permulaan: Filsafat Pra-Sokrates di Yunani 

Sejarah filsafat Barat mulai Milete, di Asia kecil, sekitar tahun 600 S.M. Pada waktu itu Miletemerupakan kota yang penting, di mana banyak jalur perdagangan bertemu di Mesir, Itali, Yunanidan Asia. Juga banyak ide bertemu di sini, sehingga Milete juga menjadi suatu pusat intelektual.Pemikir-pemikir besar di Milete lebih-lebih menyibukkan diri dengan filsafat alam. Mereka mencarisuatu unsur induk ("archè") yang dapat dianggap sebagai asal segala sesuatu. Menurut Thales (±600 S.M.) air-lah yang merupakan unsur induk ini. Menurut Anaximander (± 610-540 S.M.),segala sesuatu berasal dari "yang tak terbatas", dan menurut Anaximenes (± 585-525 S.M.) udara-lah yang merupakan unsur induk segala sesuatu. Pythagoras (± 500 S.M.) yang mengajar di ItaliSelatan, adalah orang pertama yang menamai diri " filsuf ". Ia memimpin suatu sekolah filsafat yangkelihatannya sebagai suatu biara di bawah perlindungan dari dewa Apollo. Sekolah Pythagorassangat penting untuk perkembangan matematika. Ajaran falsafinya mengatakan antara lain bahwasegala sesuatu terdiri dari "bilangan-bilangan": struktur dasar kenyataan itu "ritme". Dua nama lainyang penting dari periode ini adalah Herakleitos (± 500 S.M.) dan Parmenides (515-440 S.M.).Herakleitos mengajarkan bahwa segala sesuatu "mengalir" (" panta rhei"): segala sesuatu berubahterus-menerus seperti air dalam sungai. Parmenides mengatakan bahwa kenyataan justru memangtidak berubah. Segala sesuatu yang betul-betul ada, itu kesatuan mutlak yang abadi dan tak terbagikan.

 Puncak Jaman Klasik: Sokrates, Plato, Aristoteles

Puncak filsafat Yunani dicapai pada Sokrates, Plato dan Aristoteles. Sokrates (± 470-400 S.M.),guru Plato, mengajar bahwa akal budi harus menjadi norma terpenting untuk tindakan kita. Sokratessendiri tidak menulis apa-apa. Pikiran-pikirannya hanya dapat diketahui secara tidak langsungmelalui tulisan-tulisan dari cukup banyak pemikir Yunani lain, terutama melalui karya Plato. Plato(428-348 S.M.) menggambarkan Sokrates sebagai seorang alim yang mengajar bagaimana manusiadapat menjadi berbahagia berkat pengetahuan tentang apa yang baik.Plato sendiri menentukan, bersama Aristoteles, bagi sebagian besar dari seluruh sejarah filsafatBarat selama lebih dari dua ribu tahun. Dunia yang kelihatan, menurut Plato, hanya merupakan

 bayangan dari dunia yang sungguh-sungguh, yaitu dunia ide-ide yang abadi. Jiwa manusia berasaldari dunia ide-ide. Jiwa di dunia ini terkurung di dalam tubuh. Keadaan ini berarti keterasingan.Jiwa kita rindu untuk kembali ke "surga ide-ide". Kalau jiwa "mengetahui" sesuatu, pengetahuan ini

memang bersifat "ingatan". Jiwa pernah berdiam dalam kebenaran dunia ide-ide, dan oleh karenaitu pengetahuan mungkin sebagai hasil "mengingat". Filsafat Plato merupakan perdamaian antaraajaran Parmenides dan ajaran Herakleitos. Dalam dunia ide-ide segala sesuatu abadi, dalam dunia

Page 13: filsafat

5/6/2018 filsafat - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-559ab9f820235 13/33

 

yang kelihatan, dunia kita yang tidak sempurna, segala sesuatu mengalami perubahan. FilsafatPlato, yang lebih bersifat khayal daripada suatu sistem pengetahuan, sangat dalam dan sangat luasdan meliputi logika, epistemolgi, antropologi, teologi, etika, politik, ontologi, filsafat alam danestetika. Aristoteles (384-322 S.M.), pendidik Iskandar Agung, adalah murid Plato. Tetapi dalam

 banyak hal ia tidak setuju dengan Plato. Ide-ide menurut Aristoteles tidak terletak dalam suatu"surga" di atas dunia ini, melainkan di dalam benda-benda sendiri. Setiap benda terdiri dari dua

unsur yang tak terpisahkan, yaitu materi ("hylè") dan bentuk ("morfè"). Bentuk-bentuk dapatdibandingkan dengan ide-ide dari Plato. Tetapi pada Aristoteles ide-ide ini tidak dapat dipikirkanlagi lepas dari materi. Materi tanpa bentuk tidak ada. Bentuk-bentuk "bertindak" di dalam materi.Bentuk-bentuk memberi kenyataan kepada materi dan sekaligus merupakan tujuan dari materi.Filsafat Aristoteles sangat sistematis. Sumbangannya kepada perkembangan ilmu pengetahuan

 besar sekali. Tulisan-tulisan Aristoteles meliputi bidang logika, etika, politik, metafisika, psikologidan ilmu alam.

 Helenisme

Iskandar Agung mendirikan kerajaan raksasa, dari India Barat sampai Yunani dan Mesir.Kebudayaan Yunani yang membanjiri kerajaan ini disebut  Hellenisme (dari kata " Hellas","Yunani"). Helenisme yang masih berlangsung juga selama kerajaan Romawi, mempunyai pusat

intelektualnya di tiga kota besar: Athena, Alexandria (di Mesir) dan Antiochia (di Syria). Tigaaliran filsafat yang menonjol dalam jaman Helenisme, yaitu Stoisisme, Epikurisme dan  Neo-

 platonisme.Stoisisme (diajar oleh a.l. Zeno dari Kition, 333-262 S.M.) terutama terkenal karena etikanya. EtikaStoisisme mengajarkan bahwa manusia menjadi berbahagia kalau ia bertindak sesuai dengan akal

 budinya. Kebahagiaan itu sama dengan keutamaan. Kalau manusia bertindak secara rasional, kalauia tidak dikuasai lagi oleh perasaan-perasaannya, maka ia bebas berkat ketenangan batin yang olehStoisisme disebut "apatheia".

 Epikurisme (dari Epikuros, 341-270 S.M) juga terkenal karena etikanya. Epikurisme mengajar   bahwa manusia harus mencari kesenangan sedapat mungkin. Kesenangan itu baik, asal selalusekadarnya. Karena "kita harus memiliki kesenangan, tetapi kesenangan tidak boleh memiliki kita".Manusia harus bijaksana. Dengan cara ini ia akan memperoleh kebebasan batin.

 Neo-platonisme. Seorang filsuf Mesir, Plotinos (205-270 M.), mengajarkan suatu filsafat yangsebagian besar berdasarkan Plato dan yang kelihatan sebagai suatu agama. Neo-platonisme inimengatakan bahwa seluruh kenyataan merupakan suatu proses "emanasi" ("pendleweran") yang

 berasal dari Yang Esa dan yang kembali ke Yang Esa, berkat "eros": kerinduan untuk kembali keasal ilahi dari segala sesuatu.

 Jaman Patristik 

 Patristik (dari kata Latin " Patres", "Bapa-bapa Gereja") dibagi atas Patristik Yunani (atau Patristik Timur) dan  Patristik Latin (atau Patristik Barat). Tokoh-tokoh dari Patristik Yunani antara lainClemens dari Aleksandria (150-215), Origenes (185-254), Gregorius dari Nazianze (330-390),

Basillus (330-379), Gregorius dari Nizza (335-394) dan Dionysios Areopagita (± 500). Tokoh-tokoh dari Patristik Latin terutama Hilarius (315-367), Ambrosius (339-397), Hieronymus (347-420) dan Augustinus (354-430).Ajaran falsafi-teologis dari Bapa-bapa Gereja menunjukkan pengaruh Plotinos. Mereka berusahauntuk memperlihatkan bahwa iman sesuai dengan pikiran-pikiran paling dalam dari manusia.Mereka berhasil membela ajaran Kristiani terhadap tuduhan dari pemikir-pemikir kafir. Tulisan-tulisan Bapa-bapa Gereja merupakan suatu sumber yang kaya dan luas ynng sekarang masih tetapmemberi inspirasi baru.

 Jaman Skolastik 

Sekitar tahun 1000 peranan Plotinos diambil alih oleh Aristoteles. Aristoteles menjadi terkenalkembali melalui beberapa filsuf Islam dan Yahudi, terutama melalui Avicena (Ibn sina, 980-1037),

Averroes (Ibn Rushd, 1126-1198) dan Maimonides (1135-1204). Pengaruh Aristoteles lama-kelamaan begitu besar sehingga ia disebut "Sang Filsuf", sedangkan Averroes disebut "Sangkomentator". Pertemuan pemikiran Aristoteles dengan iman Kristiani menghasilkan banyak filsuf 

Page 14: filsafat

5/6/2018 filsafat - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-559ab9f820235 14/33

 

 penting. Mereka sebagian besar berasal dari kedua ordo baru yang lahir dalam Abad Pertengahan,yaitu para Dominikan dan Fransiskan. Filsafat mereka disebut Skolastik  (dari kata Latin," scholasticus", "guru"). Karena, dalam periode ini filsafat diajarkan dalam sekolah-sekolah biaradan universitas-universitas menurut suatu kurikulum yang tetap dan yang bersifat internasional.Tokoh-tokoh dari Skolastik itu lebih-lebih Albertus Magnus O.P. (1220-1280), Thomas Aquinas

O.P. (1225-1274), Bonaventura O.F.M. (1217-1274) dan Yohanes Duns Scotus O.F.M. (1266-

1308). Tema-tema pokok dari ajaran mereka itu: hubungan iman-akal budi, adanya dan hakikatTuhan, antropologi, etika dan politik. Ajaran skolastik dengan sangat bagus diungkapkan dalam

 pusisi Dante Alighieri (1265-1321).Jaman modern

 Jaman Renaissance

Jembatan antara Abad Pertengahan dan Jaman Modern, periode antara sekitar 1400 dan 1600,disebut quot;renaissance" (jaman "kelahiran kembali"). Dalam jaman renaissance, kebudayaanklasik dihidupkan kembali. Kesusasteraan, seni dan filsafat mencapi inspirasi mereka dalamwarisan Yunani-Romawi. Filsuf-filsuf terpenting dari rainassance itu adalah Nicollo Macchiavelli

(1469-1527), Thomas Hobbes (1588-1679), Thomas More (1478-1535) dan Francis Bacon

(1561-1626). Pembaharuan terpenting yang kelihatan dalam filsafat renaissance itu"antroposentris"-nya. Pusat perhatian pemikiran itu tidak lagi kosmos, seperti dalam jaman kuno,atau Tuhan, seperti dalam Abad Pertengahan, melainkan manusia. Mulai sekarang manusia-lahyang dianggap sebagai titik fokus dari kenyataan.

 Jaman Barok 

Filsuf-filsuf dari Jaman Barok: René Descartes (1596-1650), Barukh de Spinoza (1632-1677) danGottfried Leibniz (1646-1710). Filsuf-filsuf ini menekankan kemungkinan-kemungkinan akal budi("ratio") manusia. Mereka semua juga ahli dalam bidang matematika, dan mereka semua menyusunsuatu sistem filsafat dengan menggunakan metode matematika.

 Jaman Fajar Budi 

Abad kedelapan belas memperlihatkan perkembangan baru lagi. Setelah reformasi, setelah

renaissance dan setelah rasionalisme dari Jaman Barok, manusia sekarang dianggap "dewasa".Periode ini dalam sejarah Barat disebut "Jaman Pencerahan" atau "Fajar Budi" (dalam bahasaInggris, " Enlightenment ", dalam bahasa Jerman, " Aufkl&0228;rung "). Filsuf-filsuf besar dari jamanini di Inggris "empirikus-empirikus" seperti John Locke (1632-1704), George Berkeley (1684-1753) dan David Hume (1711-1776). Di Perancis Jean Jacque Rousseau (1712-1778) dan diJerman Immanuel Kant (1724-1804), yang menciptakan suatu sintesis dari rasionalisme danempirisme dan yang dianggap sebagai filsuf terpenting dari jaman modern.

 Jaman Romantik 

Filsuf-filsuf besar dari Romantik lebih-lebih berasal dari Jerman, yaitu J. Fichte (1762-1814), F.

Schelling (1775-1854) dan G.W.F. Hegel (1770-1831). Aliran yang diwakili oleh ketiga filsuf inidisebut "idealisme". Dengan idealisme di sini dimaksudkan bahwa mereka memprioritaskan ide-ide,

 berlawanan dengan "materialisme" yang memprioritaskan dunia material. Yang terpenting dari paraidealis kedua puluh harus dianggap sebagai lanjutan dari filsafat Hegel, atau justru sebagai reaksiterhadap filsafat Hegel.Masa Kini

Dalam abad ketujuh belas dan kedelapan belas sejarah filsafat Barat memperlihatkan aliran-aliranyang besar, yang mempertahankan diri lama dalam wilayah-wilayah yang luas, yaitu rasionalisme,

empirisme dan idealisme. Dibandingkan dengan itu, filsafat Barat dalam abad kesembilan belas dankedua puluh kelihatan terpecah-pecah. Macam-macam aliran baru muncul, dan aliran-aliran inisering terikat pada hanya satu negara atau satu lingkungan bahasa. Aliran-aliran yang paling

  berpengaruh yaitu   positivisme, marxisme, eksistensialisme, pragmatisme, neo-kantianisme, neo-

tomisme dan fenomenologi. Tentang aliran-aliran dalam filsafat dibahas secara khusus di dalamsubmenu Aliran. Pada waktunya, ketujuh aliran yang berpengaruh tadi juga akan kita teliti satu persatu, karena rencananya materi halaman ini akan senantiasa diperbarui secara rutin. Sekarang ini

Page 15: filsafat

5/6/2018 filsafat - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-559ab9f820235 15/33

 

hanya disajikan suatu pengenalan saja.Aliran-aliran paling baru

•   Filsafat analitis merupakan aliran terpenting di Inggris dan Amerika Serikat, sejak sekitar tahun 1950. Filsafat analitis (yang juga disebut analitic philosophy dan linguistic philosophy)menyibukkan diri dengan analisis bahasa dan analisis konsep-konsep. Analisis ini dianggap sebagai"terapi": menurut filsuf-filsuf analitis, banyak soal falsafi (dan juga soal teologis dan ilmiah) dapat"sembuh" kalau, berkat analisis bahasa, bisa ditunjukkan bahwa soal-soal ini hanya diciptakan oleh

 pemakaian yang tidak sehat dari bahasa. Filsafat analitis sangat dipengaruhi oleh L. Wittgenstein

•  Strukturalisme berkembang di Perancis, lebih-lebih sejak tahun 1960. Strukturalismemerupakan suatu sekolah dalam filsafat, linguistik, psikiatri, fenomenologi agama, ekonomi dan

 politikologi. Sturukturalisme menyelidiki " patterns" (pola-pola dasar yang tetap) dalam bahasa- bahasa, agama-agama, sistem-sistem ekonomi dan politik, dan dalam karya-karya kesusasteraan.Tokoh-tokoh terkenal dari strukturalisme antara lain Cl. Lévi-Strauss, J. Lacan dan Michel

Foucault Akhirnya, dalam sejarah filsafat kita bertemu dengan hasil penyelidikan semua cabangfilsafat. Sejarah filsafat mengajarkan jawaban-jawaban yang diberikan oleh pemikir-pemikir besar,tema-tema yang dianggap paling penting dalam periode-periode tertentu, dan aliran-aliran besar 

yang menguasai pemikiran selama suatu jaman atau di suatu bagian dunia tertentu. Cara berpikir tentang manusia, tentang asal dan tujuan, tentang hidup dan kematian, tentang kebebasan dan cinta,tentang yang baik dan yang jahat, tentang materi dan jiwa, alam dan sejarah. Tetapi ada banyak 

 pertanyaan dan jawaban yang selalu kembali, di segala jaman dan di semua sudut dunia. Olehkarena itu sejarah filsafat sesuatu yang sangat penting. Karena dalam sejarah filsafat seakan-akansuatu dialog antara orang dari semua jaman dan kebudayaan tentang pertanyaan-pertanyaan yang

 paling penting.Terminologi

Memberikan rumusan yang pasti tentang apa yang termuat dalam kata "filsafat" adalah suatu pekerjaan yang terlalu berani dan sombong! Saya ingin mulai dari sini. Memang, para peminatfilsafat, kita sulit mendefinisikan kata yang satu ini. Bahkan para filsuf (ahli filsafat) punmengakuinya. Apa yang membuatnya demikian adalah oleh karena terdapatnya beragam-ragam

 paham, metode dan tujuan, yang dianut, ditempuh dan dituju oleh masing-masing filsuf. Namun,sebuah pengertian awal mesti diberikan; maksudnya sebagai kompas agar kita tidak tersesat arah didalam perjalanan memahami filsafat. Mengingat maksud ini, maka pengertian tersebut haruslah

 bersifat dapat dipahami sebanyak-banyak orang, sehingga dapat dijadikan tempat berpijak bersama.Baiklah kita menilik dahulu kata "filsafat" ini dari akar katanya, dari mana kata ini datang. Kata"filsafat" berasal dari bahasa Yunani,  philosophia:  philein artinya cinta, mencintai,  philos pecinta,

 sophia kebijaksanaan atau hikmat. Jadi filsafat artinya "cinta akan kebijaksanaan". Cinta artinyahasrat yang besar atau yang berkobar-kobar atau yang sungguh-sungguh. Kebijaksanaan artinyakebenaran sejati atau kebenaran yang sesungguhnya. Filsafat berarti hasrat atau keinginan yang

sungguh akan kebenaran sejati. Demikian arti filsafat pada mulanya. Dari arti di atas, kita kemudiandapat mengerti filsafat secara umum. Filsafat adalah suatu ilmu, meskipun bukan ilmu vak biasa,yang berusaha menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran. Bolehlah filsafatdisebut sebagai: suatu usaha untuk berpikir yang radikal dan menyeluruh, suatu cara berpikir yangmengupas sesuatu sedalam-dalamnya. Hal yang membawa usahanya itu kepada suatu kesimpulanuniversal dari kenyataan partikular atau khusus, dari hal yang tersederhana sampai yangterkompleks. Filsafat, "Ilmu tentang hakikat". Di sinilah kita memahami perbedaan mendasar antara"filsafat" dan "ilmu (spesial)" atau "sains". Ilmu membatasi wilayahnya sejauh alam yang dapatdialami, dapat diindera, atau alam empiris. Ilmu menghadapi soalnya dengan pertanyaan"bagaimana" dan "apa sebabnya". Filsafat mencakup pertanyaan-pertanyaan mengenai makna,kebenaran, dan hubungan logis di antara ide-ide dasar (keyakinan, asumsi dan konsep) yang tidak 

dapat dipecahkan dengan ilmu empiris.  Philosophy: Inquiry into the nature of things based onlogical reasoning rather than empirical methods (The Grolier Int. Dict.). Filsafat meninjau dengan

 pertanyaan "apa itu", "dari mana" dan "ke mana". Di sini orang tidak mencari pengetahuan sebab

Page 16: filsafat

5/6/2018 filsafat - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-559ab9f820235 16/33

 

dan akibat dari suatu masalah, seperti yang diselidiki ilmu, melainkan orang mencari tahu tentangapa yang sebenarnya pada barang atau masalah itu, dari mana terjadinya dan ke mana tujuannya.Maka, jika para filsuf ditanyai, "Mengapa A percaya akan Allah", mereka tidak akan menjawab,"Karena A telah dikondisikan oleh pendidikan di sekolahnya untuk percaya kepada Allah," atau"Karena A kebetulan sedang gelisah, dan ide tentang suatu figur bapak membuatnya tenteram."Dalam hal ini, para filsuf tidak berurusan dengan sebab-sebab, melainkan dengan dasar-dasar yang

mendukung atau menyangkal pendapat tentang keberadaan Allah. Tugas filsafat menurut Sokrates(470-399 S.M.) bukan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam kehidupan, melainkanmempersoalkan jawaban yang diberikan. Sampai dengan kedua pengertian di atas, marilah kitasimak apa kata Kattsoff  (1963) di dalam bukunya  Elements of Philosophy untuk melengkapi

 pengertian kita tentang "filsafat":•  Filsafat adalah berpikir secara kritis.•  Filsafat adalah berpikir dalam bentuk sistematis.•  Filsafat harus menghasilkan sesuatu yang runtut.•  Filsafat adalah berpikir secara rasional.•  Filsafat harus bersifat komprehensif.Kemudian Windelband, seperti dikutip Hatta dalam pendahuluan  Alam Pikiran Yunani, "Filsafat

sifatnya merentang pikiran sampai sejauh-jauhnya tentang suatu keadaan atau hal yang nyata."Demikian kata Magnis, "Filsafat sebagai usaha tertib, metodis, yang dipertanggungjawabkan secara

intelektual untuk melakukan apa yang sebetulnya diharapkan dari setiap orang yang tidak hanyamau membebek saja, yang tidak hanya mau menelan mentah-mentah apa yang sudah dikunyahsebelumnya oleh pihak-pihak lain. Yaitu untuk mengerti, memahami, mengartikan, menilai,mengkritik data-data dan fakta-fakta yang dihasilkan dalam pengalaman sehari-hari dan melaluiilmu-ilmu. Filsafat sebagai latihan untuk belajar mengambil sikap, mengukur bobot dari segalamacam pandangan yang dari pelbagai penjuru ditawarkan kepada kita. Kalau kita disuruhmembangun masyarakat, filsafat akan membuka implikasi suatu pembangunan yang misalnyahanya mementingkan kerohanian sebagai ideologi karena manusia itu memang bukan hanya rohanisaja. Atau, kalau pembangunan hanya material dan hanya mengenai prasarana-prasarana fisik saja,filsafat akan bertanya sejauh mana pembangunan itu akan menambah harapan manusia kongkritdalam masyarakat untuk merasa bahagia. Dan kalau pelbagai otoritas dalam masyarakat maumewajibkan sesuatu kepada kita, filsafat dapat membantu kita dalam mengambil sikap yang dewasadengan mempersoalkan hak dan batas mereka untuk mewajibkan sesuatu. Terhadap ideologikemajuan akan dipersoalkan apa arti maju bagi manusia. Atau orang yang mau mengekangkebebasan kita atas nama Tuhan yang Mahaesa, filsafat akan menarik perhatian kita pada fakta

 bahwa yang mau mengekang itu hanyalah manusia saja yang mengatasnamakan Tuhan, dan bahwaTuhan tidak pernah identik dengan suara manusia begitu saja. Dan kalau suatu rezim fanatik maumembawahkan segala nilai pada kemegahan negara saja, filsafat dapat saja menunjuk pada seorangfilsuf yang dua ribu tahun yang lalu telah berpikir ke arah itu, yaitu Plato, dan bagaimana dia

dilawan oleh seorang filsuf lain jaman itu, Aristoteles" (Franz Magnis-Suseno,   Berfilsafat Dari Konteks, Jakarta, Gramedia, 1999). Untuk menutup pemahaman awal kita mengenai terminologi"filsafat", baiklah dicatat nuansa perbedaan arti "filsafat" dengan istilah-istilah yang hampir serupadengan ini, yakni " falsafah", " falsafi" atau " filsafati", "berpikir filosofis" dan "mempunyai filsafat 

hidup" yang sering kita dengar, kita baca, atau bahkan mungkin kita pakai dalam hidup kesehariankita. "Falsafah" itu tidak lain filsafat itu sendiri. "Falsafi" atau "filsafati" artinya: "bersifat sesuaidengan kaidah-kaidah filsafat". "Berpikir filosofis", sesungguhnya begini: berpikir dengan dasar cinta akan kebijaksanaan. Bijaksana adalah sifat manusia yang muncul sebagai hasil dari usahanyauntuk berpikir benar dan berkehendak baik. Berpikir benar saja ternyata belum mencukupi. Dapatsaja orang berpikir bahwa memfitnah adalah tindakan yang jahat. Tetapi dapat pula ia tetapmemfitnah karena meskipun diketahuinya itu jahat, namun ia tidak menghendaki untuk tidak 

melakukannya. Cara berpikir yang filosofis adalah berusaha untuk mewujudkan gabungan antarakeduanya, berpikir benar dan berkehendak baik. Sedangkan, "mempunyai filsafat hidup"mempunyai pengertian yang lain sama sekali dengan pengertian "filsafat" yang pertama. Ia bisa

Page 17: filsafat

5/6/2018 filsafat - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-559ab9f820235 17/33

 

diartikan mempunyai suatu pandangan, seperangkat pedoman hidup atau nilai-nilai tertentu.Misalnya, seseorang mungkin mempunyai filsafat bahwa "tujuan menghalalkan cara". Sekarang kitamelangkah untuk melihat lebih dekat tentang hubungan antara filsafat, ilmu dan agama. Masalahtentang hubungan antara ketiganya adalah suatu masalah yang sering dipersoalkan. Ada yangmenyatakan pendapat bahwa filsafat hendak menyaingi sains dan agama, demikian pula sebaliknya.Akhirnya, terjadi saling curiga mencurigai antara ketiganya, yang tak jarang merugikan bagi

kepentingan pencarian akan kebenaran itu sendiri.Relasi Filsafat, Ilmu dan Agama

Sudah diuraikan di atas bahwa yang dicari oleh filsafat adalah kebenaran. Demikian pula ilmu.Agama juga mengajarkan kebenaran. Kebenaran dalam filsafat dan ilmu adalah "kebenaran akal",sedangkan kebenaran menurut agama adalah "kebenaran wahyu". Kita tidak akan berusaha mencarimana yang benar atau lebih benar di antara keduanya, akan tetapi kita akan melihat apakahkeduanya dapat hidup berdampingan secara damai, secara damai, apakah keduanya dapat

 bekerjasama atau bahkan saling bermusuhan satu sama lain. Meskipun filsafat dan ilmu mencarikebenaran dengan akal, hasil yang diperoleh baik oleh filsafat maupun ilmu juga bermacam-macam.Hal ini dapat dilihat pada aliran yang berbeda-beda, baik di dalam filsafat maupun di dalam ilmu.

Demikian pula terdapat bermacam-macam agama yang masing-masing mengajarkan kebenaran.Bagaimana mencari hubungan antara ilmu, filsafat dan agama akan diperlihatkan sebagai berikut:Perhatikan ilustrasi ini. Jika seseorang melihat sesuatu kemudian mengatakan tentang sesuatutersebut, dikatakan ia telah mempunyai pengetahuan mengenai sesuatu. Pengetahuan adalah sesuatuyang tergambar di dalam pikiran kita. Misalnya, ia melihat manusia, kemudian mengatakan ituadalah manusia. Ini berarti ia telah mempunyai pengetahuan tentang manusia. Jika ia meneruskan

  bertanya lebih lanjut mengenai pengetahuan tentang manusia, misalnya: dari mana asalnya, bagaimana susunannya, ke mana tujuannya, dan sebagainya, akan diperoleh jawaban yang lebihterperinci mengenai manusia tersebut. Jika titik beratnya ditekankan kepada susunan tubuhmanusia, jawabannya akan berupa ilmu tentang manusia dilihat dari susunan tubuhnya atauantropologi fisik. Jika ditekankan pada hasil karya manusia atau kebudayaannnya, jawabannya akan

 berupa ilmu manusia dilihat dari kebudayaannya atau antropologi budaya. Jika ditekankan padahubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya, jawabannya akan berupa ilmumanusia dilihat dari hubungan sosialnya atau antropologi sosial. Dari contoh di atas nampak bahwa

 pengetahuan yang telah disusun atau disistematisasi lebih lanjut dan telah dibuktikan serta diakuikebenarannya adalah ilmu. Dalam hal di atas, ilmu tentang manusia. Selanjutnya, jika seseorangmasih bertanya terus mengenai apa manusia itu atau apa hakikat manusia itu, maka jawabannyaakan berupa suatu "filsafat". Dalam hal ini yang dikemukakan bukan lagi susunan tubuhnya,kebudayaannya dan hubungannya dengan sesama manusia, akan tetapi hakikat manusia yang ada dibalik tubuh, kebudayaan dan hubungan tadi. Alm. Anton Bakker, dosen Fakultas Filsafat UniversitasGajah Mada menggunakan istilah "antropologi metafisik" untuk memberi nama kepada macamfilsafat ini. Jawaban yang dikemukan bermacam-macam antara lain:•  Monisme, yang berpendapat manusia terdiri dari satu asas. Jenis asas ini juga bermacam-macam, misalnya jiwa, materi, atom, dan sebagainya. Hal ini menimbulkan aliran spiritualisme,materialisme, atomisme.•   Dualisme, yang mengajarkan bahwa manusia terdiri atas dua asas yang masing-masingtidak berhubungan satu sama lain, misalnya jiwa-raga. Antara jiwa dan raga tidak terdapathubungan.•  Triadisme, yang mengajarkan bahwa manusia terdiri atas tiga asas, misalnya badan, jiwadan roh.•   Pluralisme, yang mengajarkan bahwa manusia terdiri dari banyak asas, misalnya api, udara,air dan tanah.Di samping itu, ada beberapa pernyataan mengenai manusia yang dapat digolongkan sebagai

 bernilai filsafati. Misalnya:•   Aristoteles:o Manusia adalah animal rationale.

Page 18: filsafat

5/6/2018 filsafat - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-559ab9f820235 18/33

 

Karena, menurutnya, ada tahap perkembangan: Benda mati -> tumbuhan -> binatang -> manusia§  Tumbuhan = benda mati + hidup ----> tumbuhan memiliki jiwa hidup§  Binatang = benda mati + hidup + perasaan ----> binatang memiliki jiwa perasaan§  Manusia = benda mati + hidup + akal ----> manusia memiliki jiwa rasionalo Manusia adalah zoon poolitikon, makhluk sosial.o Manusia adalah "makhluk hylemorfik ", terdiri atas materi dan bentuk-bentuk.

•    Ernest Cassirer : manusia adalah animal simbolikum Manusia ialah binatang yangmengenal  simbol , misalnya adat-istiadat, kepercayaan, bahasa. Inilah kelebihan manusia jikadibandingkan dengan makhluk lainnya. Itulah sebabnya manusia dapat mengembangkan dirinya

 jauh lebih hebat daripada binatang yang hanya mengenal tanda dan bukan simbol. Demikianlahdisebutkan beberapa contoh mengenai bentuk jawaban yang berupa filsafat. Dari contoh tersebut,filsafat adalah pendalaman lebih lanjut dari ilmu (Hasil pengkajian filsafat selanjutnya menjadidasar bagi eksistensi ilmu). Di sinilah batas kemampuan akal manusia. Dengan akalnya ia tidak akan dapat menjawab pertanyaan yang lebih dalam lagi mengenai manusia. Dengan akalnya,manusia hanya mampu memberi jawaban dalam batas-batas tertentu. Hal ini sesuai dengan

 pendapat Immanuel Kant dalam Kritiknya terhadap rasio yang murni, yaitu manusia hanya dapatmengenal  fenomena belaka, sedang bagaimana nomena-nya ia tidak tahu. Sehubungan dengan hal

tersebut, maka yang dapat menjawab pertanyaan lebih lanjut mengenai manusia adalah agama;misalnya, tentang pengalaman apa yang akan dijalani setelah seseorang meninggal dunia. Jadi,sesungguhnya filsafat tidak hendak menyaingi agama. Filsafat tidak hendak menambahkan suatukepercayaan baru. Bertrand Russel mencatat August Comte pernah mencobanya, namun ia gagal."Dan ia patut bernasib demikian," demikian Russel. Selanjutnya, filsafat dan ilmu juga dapatmempunyai hubungan yang baik dengan agama. Filsafat dan ilmu dapat membantu menyampaikanlebih lanjut ajaran agama kepada manusia. Filsafat membantu agama dalam mengartikan(menginterpretasikan) teks-teks sucinya. Filsafat membantu dalam memastikan arti objektif tulisanwahyu. Filsafat menyediakan metode-metode pemikiran untuk teologi. Filsafat membantu agamadalam menghadapi masalah-masalah baru. Misalnya, mengusahakan mendapat anak dengan in vitro

 fertilization ("bayi tabung") dapat dibenarkan bagi orang Kristen atau tidak? Padahal Kitab Sucidiam seribu bahasa tentang bayi tabung. Filsafatlah, dalam hal ini etika, yang dapat merumuskan

 permasalahan etis sedemikian rupa sehingga agama dapat menjawabnya berdasarkan prinsip-prinsipmoralitasnya sendiri. Sebaliknya, agama dapat membantu memberi jawaban terhadap problem yangtidak dapat dijangkau dan dijawab oleh ilmu dan filsafat. Meskipun demikian, tidak juga berarti

 bahwa agama adalah di luar rasio, agama adalah tidak rasional . Agama bahkan mendorong agar manusia memiliki sikap hidup yang rasional: bagaimana manusia menjadi manusia yang dinamis,yang senantiasa bergerak, yang tak cepat puas dengan perolehan yang sudah ada di tangannya,untuk lebih mengerti kebenaran, untuk lebih mencintai kebaikan, dan lebih berusaha agar cintaAllah kepadanya dapat menjadi dasar cintanya kepada sesama sehingga bersama-sama manusiayang lain mampu membangun dunia ini. Dengan cara menyadari keadaan serta kedudukan masing-

masing, maka antara ilmu dan filsafat serta agama dapat terjalin hubungan yang harmonis dansaling mendukung. Karena, semakin jelas pula bahwa seringkali pertanyaan, fakta atau realita yangdihadapi seseorang adalah hal yang sama, namun dapat dijawab secara berbeda sesuai dengan

  proporsi yang dimiliki masing-masing bidang kajian, baik itu ilmu, filsafat maupun agama.Ketiganya dapat saling menunjang dalam menyelesaikan persoalan yang timbul dalam kehidupan.Demikianlah pemahaman yang kita miliki sekarang mengenai terminologi "filsafat" dankedudukannya di antara ilmu dan agama.MENGAPA BERFILSAFAT ?

Benarkah anggapan bahwa filsafat tidak membawa apa-apa bagi kepentingan manusia ataumasyarakat pada umumnya? Bahwa filsafat hanya milik para filsuf dan mahasiswa filsafat?Kemudian, benarkah juga proposisi bahwa filsafat tidak mungkin dapat mempertanggungjawabkan

 pemikiran-pemikiran yang dihasilkan darinya, karena para filsuf adalah kumpulan pengelamunsaja? Lagipula, mengapa harus filsafat yang berperanan dalam hal-hal yang kini "ditangani" olehfilsafat? Apakah tidak ada hal lain di luar filsafat yang mampu menyelidikinya? Cara terpenting

Page 19: filsafat

5/6/2018 filsafat - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-559ab9f820235 19/33

 

untuk memahami apa itu filsafat tidak lain adalah dengan berfilsafat . Berfilsafat, artinyamenyelidiki suatu permasalahan dengan menerapkan argumen-argumen yang filosofis. Yangdimaksud dengan argumen-argumen yang filosofis adalah argumen-argumen yang memiliki sifat-sifat: deskriptif, kritis atau analitis, evaluatif atau normatif, spekulatif, rasional, sistematis,

mendalam, mendasar, dan menyeluruh. Dengan perkataan lain, berfilsafat berarti: mempertanyakandasar dan asal-usul dari segala-galanya, mencari orientasi dasar bagi kehidupan manusia. Dalam

rangka berfilsafat itu, ada empat sikap batin yang diperlukan:1.  Keberanian untuk menguji secara kritis hal-hal yang kita yakini.2.  Kesediaan untuk mengajukan hipotesis-hipotesis tentatif dan memberikan tanggapan awalterhadap suatu pernyataan filsafat, tidak peduli sekonyol apa pun tampaknya tanggapan kita padasaat itu.3.  Tekad untuk menempatkan upaya mencari kebenaran di atas kepuasan karena "menang" ataukekecewaan karena "kalah" dalam perdebatan.4.  Kemampuan untuk memisahkan kepribadian seseorang dari materi diskusi, agar tidak menyebabkan kekaburan berpikir atau konflik pribadi sehingga dapat menghambat proses diskusifilsafat.Pokok pertanyaan kita adalah, "Mengapa (kita) berfilsafat?" atau "Untuk apa (kita) berfilsafat?" Salah

satu jawaban yang terkesan spekulatif namun paling mungkin adalah, "Karena pada suatu saat kitasecara tidak sadar sudah bergelut dengan suatu permasalahan filsafat, yang dengan sendirinya jadi

 bahan pemikiran kita." Meskipun kita tidak memiliki minat untuk belajar filsafat, ada masalah-masalah filsafat yang mau tak mau menarik perhatian kita. Masalah persisnya tentu berbeda dariorang ke orang. Kita mungkin akan terserap dalam suatu pembahasan filsafat walaupun persoalanyang dibahas kelihatannya sama sekali tidak "filosofis". Entah kita seorang mahasiswa filsafat atau

  bukan, kita dapat saja terbawa ke arah pemikiran filsafat. Ringkasnya, setiap orang pastimenyimpan asumsi-asumsi atau keyakinan-keyakinan filsafat. Dengan demikian, pertanyaannya

 bukan lagi haruskah kita menangani permasalahan filsafat, melainkan bagaimanakah caranya. Dayatarik filsafat seringkali membuat kita lebih peka terhadap hal-hal yang tidak pernah terpikirkansebelumnya. Beberapa kita yang Kristen mungkin termasuk orang-orang yang sedari kecil terbiasamengucapkan doa "Bapak Kami" setiap pagi di sekolah tanpa pernah memikirkan bagaimana

 pendapat orang-orang ateis, Yahudi, atau non-Kristiani lain mengenai hal itu. Ada orang-orangdewasa yang kerap menguliahi anak-anak mereka tentang betapa jahatnya pengaruh ganja,sementara mereka sendiri sibuk membereskan meja dan mempersiapkan minuman alkohol untuk 

  pesta akhir pekan bersama kawan-kawan. Kita hidup dalam sistem yang konon berprinsip perdagangan bebas, tetapi dalam sistem itu perusahaan yang lebih besar dan lebih kuat bisamendapatkan perlakuan khusus dari Pemerintah, sementara perusahaan-perusahaan yang lebih keciltertindas dan berguguran. Lalu, bagaimana dengan "semua sama di depan hukum"? Benar, kitasemua tentu setuju, meskipun nyatanya orang-orang kaya mempunyai posisi yang lebih baik untuk menghindar dari tuntutan hukum dibanding mereka yang miskin. Contoh lain, bagaimana dengan

mereka yang meyakini adanya U.F.O.? Orang-orang gila? Akan tetapi, kemungkinan merekamengalami gegar budaya ternyata jauh lebih kecil dibanding kita yang tidak percaya U.F.O., yakniketika atau apabila suatu saat nanti terungkap bahwa ternyata "kita tidak sendirian" di alam raya ini.Di bawah ini, di tingkat akar rumput macam inilah, awal mula berkembangnya persoalan besar filsafat. Rangsangan untuk mulai berfilsafat seringkali muncul ketika orang berhadapan dengansebuah pernyataan yang dirasanya sebagai keliru. Misalnya, kita pasti akan terusik ketikamendengar pernyataan sembrono semacam ini: "Orang tidak harus bertanggungjawab atas

 perbuatannya." Contoh lain, orang ateis mana yang tidak akan tergelitik oleh pernyataan, "Allah benar-benar ada, dan saya telah menemukan alasan-alasan untuk membuktikannya"? Jika suatu pernyataan ternyata didukung oleh argumentasi yang masuk akal, orang bisa kehabisan akal. Dalam benaknya berkecamuk: pernyataan itu mustahil benar, tapi sepertinya alasan-alasan yang masuk 

akal juga untuk mempercayai kebenarannya. Bahkan, mereka yang tidak menaruh minat pada teori-teori filsafat bisa saja tertarik pada satu dua permasalahan filsafat tertentu. Tujuan utama pengantar filsafat biasanya adalah mengamati beberapa contoh penting permasalahan filsafat. Teori-teori

Page 20: filsafat

5/6/2018 filsafat - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-559ab9f820235 20/33

 

filsafat, yang seringkali kompleks dan tak jarang rumusannya aneh-aneh itu, kiranya tidak akanmenarik minat sebelum seseorang tahu bagaimana teori-teori tersebut sebenarnya menjawab

 permasalahan filsafat yang dihadapinya. Percuma memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaanyang belum diajukan. Sama seperti kaum profesional lainnya, para filsuf seringkali menulis dalam

 bahasa khusus menurut spesialisasi bidangnya dalam mempertahankan atau mengkritik suatu teori.Tidak jarang, teori-teori yang disoroti merupakan reaksi atas masalah-masalah yang lain lagi.

 Namun, tidak peduli sekompleks dan seberat apapun, teori-teori tersebut pada dasarnya adalahtanggapan terhadap masalah-masalah biasa seni, moralitas, ilmu pengetahuan, agama, dan akalsehat. Di pinggiran-pinggiran wilayah keseharian inilah para filsuf menemukan soal-soal yangtersembunyi; mereka tidak mengadakan masalah. Di dalam wilayah keseharian itu tersimpanmasalah-masalah yang sangat mungkin akan membawa seseorang masuk ke dalam suatu kajianfilsafat secara umum. Untuk memberi gambaran, mari kita lihat bagaimana orang-orang yang bukanfilsuf dapat terbawa kepada pemikiran filsafat, biasanya melalui persoalan-persoalan yang secaralangsung relevan dengan kepentingan mereka. Perhatikan contoh-contoh berikut:1.  Seorang neuropsikolog, yang sedang meneliti korelasi antara fungsi-fungsi tertentu otak manusia dan rasa sakit, mulai sangsi, apakah "akal budi" sungguh berbeda dengan otak.2.  Seorang ahli fisika nuklir, setelah berketetapan bahwa materi sebagian besar adalah ruang

hampa yang di dalamnya terjadi transformasi-transformasi energi tanpa warna, mulai bertanya-tanya, sejauh manakah dunia yang padat, berkeluasan, dan berwarna seperti yang kita persepsikanini berkaitan dengan keberadaannya yang sesungguhnya dan manakah di antara keduanya itu yanglebih "nyata".3.  Seorang psikolog aliran behaviorisme, yang semakin berhasil memprediksikan perilakumanusia, bertanya-tanya, adakah tindakan manusia yang dapat dikatakan "bebas".4.  Mahkamah Agung, ketika merumuskan suatu peraturan tentang karya seni yang sopan danyang tidak sopan, terpaksa harus bergelut dengan pertanyaan tentang hakikat dan fungsi seni.5.  Seorang teolog, setelah kalah perang melawan sains mengenai arti harfiah alam semesta(atau "kenyataan"), terpaksa harus merumuskan kembali seluruh tujuan dan cakupan teologitradisional.6.  Seorang antropolog, yang mengamati bahwa setiap masyarakat ternyata memilikikonsepsinya sendiri tentang kode moral, mulai mempertanyakan apa sebenarnya yang membedakanantara sudut pandang moral dan sudut pandang bukan moral.7.  Seorang ahli bahasa, dalam penyelidikannya tentang bagaimana bahasa membentuk 

 pandangan kita terhadap dunia, menyatakan bahwa tidak ada satu "kenyataan sejati" karena semua  pandangan mengenai kenyataan dikondisikan dan dibatasi oleh bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan pandangan-pandangan itu.8.  Seorang skeptis sejati, yang telah terbiasa menuntut dan menolak bukti-bukti absolut bagisetiap sudut pandang yang ditemuinya, menyatakan bahwa tidak mungkin bagi manusia untuk mengetahui apapun.

9.  Seorang komisaris daerah, ketika harus menentukan peraturan baru mengenai pembatasanwilayah, mulai bertanya-tanya, apakah akibat  ataukah maksud  (ataukah keduanya) yangmenyebabkan peraturan itu diskriminatif.10.  Seorang kepala perpajakan, ketika harus menentukan organisasi-organisasi religius mana sajayang harus dibebaskan dari pajak, terpaksa harus merumuskan apa yang dimaksudkan dengan"religius" dan apa "kelompok religius".11.  Seorang ibu, yang bertekad untuk "mempertobatkan" anaknya yang komunis, terpaksa harusmembaca Comunist Mainfesto dan belajar mengenai ideologi Marx dan kapitalis.Daftar itu masih bisa kita tambahi dengan sekian banyak contoh lain. Yang jelas, kita sudah dapatmelihat bahwa ketika dihadapkan dengan suatu persoalan yang relevan, bahkan orang yang bukanfilsuf pun sangat mungkin tergiring ke dalam suatu pemikiran filsafat. Jika orang yang bukan filsuf 

itu tetap tidak dapat melihat pentingnya tujuan bidang filsafat, cobalah mengajukan suatu permasalahan filsafat yang secara khusus berkaitan dengan minat atau kepentingannya. Ketika iamenguji kemungkinan-kemungkinan jawaban atas permasalahannya, mungkin ia akan menemukan

Page 21: filsafat

5/6/2018 filsafat - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-559ab9f820235 21/33

 

kecenderungan atau kertertarikan pada suatu tesis filsafat tertentu. Kita mungkin baru sadar bahwadiri kita sudah ada di dalam filsafat dan terlibat dalam persoalan-persoalannya, tidak hanya berdiridi luar dan menunggu sampai diyakinkan bahwa kita harus terlibat di dalamnya. Bolehlah dikatakan

 bahwa kodrat berfilsafat telah ada di dalam diri setiap manusia, karena lingkungan dan bahkan kitasendiri sesungguhnya telah menyimpan permasalahan-permasalahan filsafat. Kita dapati di sinisebagian dari kebenaran pernyataan bahwa "Semua orang memang filsuf". Namun harus dicatat

 juga bahwa sedikit sekali orang yang berfilsafat secara sistematis. Karena disadari bahwa untuk itudiandaikan suatu sikap ilmiah yang baru diperoleh setelah studi bertahun-tahun. Demikian Magnis,"Kalau berfilsafat disamakan dengan berkhayal saja, dengan berpikir berputar-putar tanpa tertib,kalau filsafat dipakai sebagai pentil untuk mengelamun, saya kira filsafat semacam itu tidak kita

 perlukan. Biarpun laku dalam masyarakat, biarpun dapat barangkali kita jual kepada orang awamsebagai 'kebijaksanaan', sebenarnya kita mengibulkan masyarakat dengan itu. Kita akan menjaditukang candu sebagaimana dituduhkan Marx kepada agama."Manfaat

Bagi banyak orang, pertanyaan "Untuk apa berfilsafat?" menyiratkan suatu kepentingan praktis,yaitu "Apa manfaat filsafat untukku, selain pengetahuan demi pengetahuan itu sendiri?" Ada sebuah

 jawaban yang juga praktis untuk pertanyaan itu. Keterlibatan kita secara kritis dalam filsafat dapatmengubah keyakinan-keyakinan dasar kita, termasuk sistem nilai yang kita miliki dan bagaimanakita memandang dunia secara umum. Perubahan sistem nilai atau pandangan-pandangan dunia kitaitu dapat mengubah perspektif kebahagiaan kita, tujuan yang hendak kita kejar dalam profesi kita,atau sekadar gaya hidup kita. Namun, manfaat-manfaat itu lebih merupakan hasil sampingan saja,

 bukan tujuan yang spesifik, dari kajian filsafat. Tidak sulit untuk mencari contoh relevansi praktisyang muncul ketika kita mengambil pandangan filsafat tertentu. Misalnya, jika betul tidak adatindakan yang benar-benar bebas, maka kita harus mempertimbangkan kembali pandangan kitamengenai hukuman mati dan rehabilitasi para narapidana. (Mengapa harus menghukum orang yangtidak mampu mengendalikan perbuatannya?) Contoh lain, pilihan yang kita jatuhkan dalam

 pemungutan suara berkaitan dengan pro-kontra suatu masalah atas pemilihan seorang kandidat

dapat sangat dipengaruhi oleh pandangan filsafat politik tertentu yang kita miliki. Contoh lain lagi, jika betul keindahan itu hanya ada di mata pengamat, bagaimana kita dapat menentukan bahwasuatu karya seni layak dianugerahi penghargaan sebagai karya seni "terbaik"? dan konsepsi kitamengenai perilaku mana yang bermoral dan mana yang tidak bermoral niscaya akan berakibatsangat jauh bagi relasi personal kita dengan orang lain. Lebih lanjut, seandainya saja kita melihat

 bahwa diri kita merupakan bagian tak terpisahkan dari alam, barangkali kita tidak akan terlalu bernafsu menguasai dan menaklukkannya, dan kita pun mungkin tidak akan terlalu menderita akibattindakan perusakan alam. Contoh lain, jika dalam arti tertentu pandangan dunia Barat dapat "di-Timur-kan", maka akan lebih mudah bagi orang Barat untuk menjelaskan dan menerima fenomenaakupuntur. Itu semua hanya beberapa contoh untuk menunjukkan relevansi kajian permasalahanfilsafat dengan kehidupan sehari-hari. Bacalah juga beberapa jurnal filsafat. Di situ kita mungkin

akan menjumpai artikel-artikel dengan judul semacam ini: "IQ: Keturunan dan Ketidakadilan","Eutanasia", "Perilaku Paternalistik", "Memaklumi Pemerkosaan", atau "Rudal dan Moral:Pandangan Utilitarian tentang Perlucutan Senjata Nuklir". Sebelum kita beranjak lebih jauh, adasatu hal yang perlu diingat. Penelusuran  sebab-sebab terjadinya perubahan pada keyakinan-keyakinan dasar seseorang seringkali adalah persoalan psikologi, bukan tugas filsafat, dan tidak dapat ditangani oleh seorang filsuf. Memang perubahan semacam itu dapat terjadi karena seseorangmempelajari filsafat, sama seperti karena ia mempelajari bidang studi lain atau karena ia mendapattekanan dari teman-teman sebayanya. Namun, dengan berfilsafat atau melibatkan diri secara kritisdalam persoalan-persoalan filsafat, tidak ada jaminan bahwa keyakinan-keyakinan seseorang akan

 berubah. Juga tidak bisa dikatakan bahwa memang  sebaiknya terjadi perubahan. Ada orang yangmerasa bahwa dengan mempelajari filsafat keyakinan agamanya semakin diteguhkan, sementaraorang lain justru mengalami guncangan. Para filsuf tidak pernah berusaha dengan sengajamenimbulkan kedua macam reaksi itu. Kita akan memetik manfaat bukan hanya dari keterlibatandiri kita dalam filsafat pada umumnya, melainkan juga secara khusus dari kegiatan melakukan

Page 22: filsafat

5/6/2018 filsafat - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-559ab9f820235 22/33

 

telaah atau kajian filsafat. Penelaahan filsafat yang efektif, sekali lagi, bersifat luas, mendalam, dankritis. Relevansi kritis dari penelaahan semacam itu tidak dapat dipungkiri. Singkatnya, denganmelakukan telaah filsafat, kita akan semakin mandiri secara intelektual, lebih toleran terhadap

 perbedan sudut pandang, dan semakin membebaskan diri dari dogmatisme.  Pertama, sikap-sikapyang disebutkan di atas dapat berkembang karena luasnya kajian filsafat yang kita lakukan.Perhatikan pertanyaan, "Apakah yang menjadikan tindakan yang benar itu benar?" Banyak jawaban

yang secara sepintas nampaknya dapat diterima: besarnya kebahagiaan yang dihasilkan oleh suatutindakan, kepentingan pribadi, kelangsungan hidup spesies manusia, desakan suara hati, atauapapun yang menurut masyarakat benar. Tidak satupun dari jawaban itu mutlak harus diterima olehsemua filsuf. Barangkali tidak ada disiplin lain yang sedemikian setia untuk melakukan telaah yangketat dan tidak berat sebelah terhadap "sudut pandang orang lain". Sudut pandang orang lain itumungkin nampaknya tidak masuk akal, namun tidak jarang didukung dengan argumen-argumenyang kuat. Menyadari bahwa selain pandangan diri sendiri ternyata ada pandangan-pandangan lainyang argumennnya kokoh, dapat menjadi pengalaman yang membuat frustrasi atau justrumembebaskan. Apapun hasilnya, kesadaran itu membuka pintu bagi sikap toleran dan bebas daridogmatisme.  Kedua, kebebasan intelektual dan sikap-sikap lainnya yang berkaitan, akan kita

  peroleh dengan mengkaji persoalan-persoalan filsafat   secara mendalam. Dalam suatu kuliah

filsafat, misalnya, kita berkesempatan untuk menyelidiki tema-tema yang dalam kuliah lain hanyadibicarakan sambil lalu. Misalnya, dalam kuliah pengantar ilmu pengetahuan kerap dinyatakan

 bahwa ilmu pengetahuan didasarkan pada prinsip determinisme, yakni keyakinan bahwa segala persitiwa pasti memiliki sebab. Dalam kuliah sosiologi dan antropologi, tesis bahwa moral berbeda- beda dalam setiap kebudayaan sering dinyatakan sebagai bukti atas klaim kontroversial bahwa benar dan salah semata-mata adalah soal kesukaan dan ketidaksukaan seseorang atau sekelompok orang belaka. Dalam kuliah seni, seorang mahasiswa mungkin akan mengatakan bahwa tidak adakriteria untuk membedakan seni yang baik dari yang buruk; yang ada hanyalah suka atau tidak suka

 pada yang kita lihat. Masing-masing pernyataan tesebut, dan masih dapat ditambah dengan banyak contoh lain, mengandung berbagai asumsi, implikasi, dan ambiguitas yang biasanya jarangdisentuh. Pernyataan-pernyataan semacam itu kerap diterima begitu saja secara tidak kritis sebagai"kebenaran". Filsafat mengajak kita untuk menguji dan mempersoalkan kembali dogma-dogmayang telah kita anggap benar, mengajak kita untuk mengambil posisi dan menetapkan

 pendirian. Yang ketiga adalah penilaian kritis. Tujuan berfilsafat bukan sekadar meninjau berbagaimacam teori, tetapi juga menilainya secara kritis. Entah apapun kesimpulan akhir kita mengenai

 persoalan tertentu, kita tetap dapat mengembangkan sikap yang kritis secara umum. Sikap kritis berarti tidak menerima sesuatu begitu saja hanya berdasarkan autoritas, mencermati asumsi-asumsidan ambiguitas-ambiguitas dalam setiap pernyataan yang dapat dipersoalkan (termasuk pernyataankita sendiri), menolak ikut arus pendapat umum, dan mencari penjelasan dan alasan-alasan bagi hal-hal yang oleh orang lain dianggap sudah jelas. Inilah unsur-unsur kemandirian intelektual. Intifilsafat adalah membentuk pemikiran, bukan sekadar mengisi kepala dengan fakta-fakta. Mungkin,

 beberapa dari kita ada yang mempertanyakan apa sebenarnya manfaat praktis yang "nyata" darimempelajari filsafat, taruhlah dalam soal mencari pekerjaan? Memang, gelar sarjana dalam bidangfilsafat tidak akan mempersiapkan kita untuk suatu pekerjaan tertentu, selain mempersiapkan kitauntuk studi tingkat pasca-sarjana atau mengajar. Lain halnya dengan bidang-bidang studi lain yanglebih teknis sifatnya. Kelebihan filsafat adalah bahwa ia memperlengkapi kita untuk berbagai

 bidang non-akademis, dan dalam banyak hal dapat membantu kita mengembangkan diri dalamkarier yang kita pilih. Posisi-posisi kepemimpinan dan yang memikul tanggung jawab dalam

 berbagai profesi - kedokteran, hukum, teologi, bisnis, dan lain-lain - menuntut seseorang untuk  bergulat dengan permasalahan filsafat. Setiap orang bisa menghafalkan fakta-fakta, sebagaimanayang biasa kita lakukan di sekolah dulu. Namun, lapangan kerja di dunia nyata menuntut jauh lebih

 banyak dari sekadar menghafalkan fakta-fakta, jika kita memang ingin berhasil dan unggul. "Fakta-

fakta" masih perlu dipertanyakan, disusun ulang, ditinjau dari berbagai perspektif, disingkirkan,dipungut lagi, diuji, dan ditimbang-timbang terus secara logis, jelas dan inovatif. Kemampuanuntuk melakukan semua itulah yang hendak diperoleh dari belajar filsafat ataupun berfilsafat, entah

Page 23: filsafat

5/6/2018 filsafat - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-559ab9f820235 23/33

 

dari bidang mana pun fakta-faktanya berasal. Ringkasnya, berfilsafat - mengkaji permasalahanfilsafat secara serius - memberikan manfaat pribadi dalam dua cara.  Pertama, pengkajian filsafatdapat membawa kepada perubahan keyakinan dan nilai-nilai dasar seseorang, yang pada gilirannyadapat mempengaruhi arah kehidupan pribadi maupun profesinya.  Kedua, pengkajian filsafat dapatmembuahkan kebebasan dari dogmatisme, toleransi terhadap pandangan-pandangan yang berbeda,serta kemandirian intelektual. Namun, sudah disinggung sebelumnya, tidak ada jaminan bahwa

 pengkajian filsafat pasti akan menghasilkan buah-buah itu. Tentu ada hal-hal lain yang juga dapatmengembangkan toleransi, kemandirian intelektual, ataupun perubahan nilai dan keyakinan dasar seseorang. Filsafat hanyalah salah satu alternatif terbaik. "Fakta-fakta" masih perlu dipertanyakan,disusun ulang, ditinjau dari berbagai perspektif, disingkirkan, dipungut lagi, diuji dan ditimbangterus secara logis, jelas, dan inovatif. Kemampuan untuk melakukan semua itulah yang hendak dikembangkan melalui kegiatan berfilsafat itu sendiri - yang pada hakikatnya merupakan sebuahlatihan juga, entah dari bidang manapun fakta-faktanya berasal. Pada umumnya dapat dikatakan

 bahwa studi filsafat semakin menjadikan orang mampu untuk menangani pertanyaan-pertanyaanmendasar manusia yang tidak terletak dalam wewenang metodis ilmu-ilmu spesial. Jadi berfilsafatmembantu untuk mendalami pertanyaan-pertanyaan asasi manusia tentang makna realitas ( filsafat teoretis) dan lingkup tanggung jawabnya ( filsafat praktis). Kemampuan itu dipelajarinya dari dua

 jalur: secara  sistematis dan secara historis. Pertama, secara sistematis. Artinya, filsafat menawarkanmetode-metode mutakhir untuk menangani masalah-masalah mendalam manusia, tentang hakikatkebenaran dan pengetahuan, baik biasa maupun ilmiah, tentang tanggung jawab dan keadilan, dansebagainya. Jalur kedua adalah sejarah filsafat. Di situ orang belajar untuk mendalami, menanggapi,serta belajar dari jawaban-jawaban yang sampai sekarang ditawarkan oleh para pemikir dan filsuf terkemuka terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut. Kemampuan ini memberikan sekurang-kurangnya tiga kemampuan yang memang sangat dibutuhkan oleh segenap orang yang di jamansekarang harus atau mau memberikan pengarahan, bimbingan, dan kepemimpinan spiritual danintelektual dalam masyarakat.1.  Suatu   pengertian lebih mendalam tentang manusia dan dunia. Dengan mempelajari

 pendekatan-pendekatan pokok terhadap pertanyaan-pertanyaan manusia yang paling hakiki, sertamendalami jawaban-jawaban yang diberikan oleh para pemikir terbesar umat manusia, waawasandan pengertian kita sendiri diperluas.2.  Kemampuan untuk menganalisis secara terbuka dan kritis argumentasi-argumentasi,

 pendapat-pendapat, tuntutan-tuntutan dan legitimasi-legitimasi dari berbagai agama, ideologi dan pandangan dunia. Secara singkat, filsafat selalu juga merupakan kritik ideologi. Justru kemampuanini sangat diperlukan dewasa ini di mana kebudayaan merupakan pasaran ide-ide dan ideologi-ideologi religius dan politis yang mau membujuk manusia untuk mempercayakan diri secara butakepada mereka. Dalam situasi ini sangat diperlukan kemampuan untuk tidak sekadar menolak ideologi-ideologi itu secara dogmatis dan dari luar, melainkan untuk menanggapinya secara kritisdan argumentatif.

3.   Pendasaran metodis dan wawasan lebih mendalam dan kritis dalam menjalani studi-studi diilmu-ilmu spesial , termasuk teologi.Dengan mempertimbangkan hal di atas, dapat dikatakan bahwa filsafat, demikian kegiatan

  berfilsafat, sangat diperlukan oleh profesi-profesi seperti pendidik, wartawan, pengarang dan penerbit, budayawan, sosiolog, psikolog, ilmuwan politik, agamawan, dan teolog.Di samping itu, filsafat juga mempunyai fungsi khusus dalam lingkungan sosial budaya Indonesia:1.  Bangsa Indonesia berada di tengah-tengah dinamika proses modernisasi yang meliputisemakin banyaknya bidang dan hanya untuk sebagiannya dapat dikemudikan melalui kebijakan

 pembangunan. Menghadapi tantangan modernisasi dengan perubahan pandangan hidup, nilai-nilaidan norma-norma itu, filsafat membantu untuk mengambil sikap yang sekaligus terbuka dan kritis.2.  Filsafat merupakan sarana baik untuk menggali kembali kekayaan kebudayaan, tradisi-

tradisi, dan filsafat Indonesia untuk mengaktualisasikannya bagi Indonesia modern yang sedangkita bangun. Filsafatlah yang paling sanggup untuk mendekati warisan rohani tidak hanya secaramuseal dan verbalistik, melainkan secara evaluatif, kritis dan refleksif, sehingga kekayaan rohani

Page 24: filsafat

5/6/2018 filsafat - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-559ab9f820235 24/33

 

 bangsa dapat menjadi modal dalam pembentukan terus-menerus identitas modern bangsa Indonesia.3.  Sebagai kritik ideologi, filsafat membangun kesanggupan untuk mendeteksi dan membuka

kedok-kedok ideologis pelbagai bentuk ketidakadilan sosial dan pelanggaran-pelanggaran terhadapmartabat dan hak-hak asasi manusia yang masih terjadi. Jadi filsafat membuat sanggup untuk melihat secara terbuka masalah-masalah sosial serta percaturan kekuasaan yang sedang

 berlangsung.

4.  Filsafat merupakan dasar paling luas untuk berpartisipasi secara kritis dalam kehidupanintelektual bangsa pada umumnya dan khususnya dalam kehidupan intelektual di universitas-universitas dan lingkungan akademis. Filsafat dapat berfungsi sebagai interdisipliner sistem, tempat

 bertemunya berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Di universitas-universitas, fakultas filsafat seringdisebut "fakultas sentral" atau "inter-fakultas", karena semua fakultas lain, yang selalu menyelidikisalah satu segi dari kenyataan, menjumpai pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan refleksi yangtidak lagi termasuk bidang khusus mereka. Misalnya, pertanyaan tentang batas-batas pengetahuankita, tentang asal bahasa, tentang hakikat hidup, tentang hubungan badan dan jiwa, tentang hakikatmateri, tentang dasar moral.5.  Salah satu fungsi terpenting filsafat adalah bahwa ia menyediakan dasar dan sarana sekaligus

 bagi diadakannya dialog di anatara agama-agama yang ada di Indonesia pada umumnya dan secara

khsus dalam rangka kerja sama antar-agama dalam membangun masyarakat adil-makmur. Jadifilsafat adalah dasar bagus bagi dialog antar-agama, karena argumentasinya mengacu pada manusiadan rasionalitas pada umumnya, tidak terbatas pada pendekatan salah satu agama tertentu, itu puntanpa mengurangi pentingnya sikap beragama. Justru para agamawan memerlukan filsafat supayadapat bicara satu sama lain dan bersama-sama memecahkan masalah-masalah sosial dan masalah-masalah nasional.Tugas Filsafat

Salah satu alasan mengapa seorang berfilsafat adalah karena memang dalam diri filsafat itu sendirimengandung suatu tugas. Kita sudah mengetahui bahwa filsafat didasari oleh suatu kebebasan

 berpikir, namun suatu kebebasan berpikir yang ditandai oleh hasrat keakraban dengan kebenaran

yang dikandung oleh penampilan realitas. Sementara, tidak semua bentuk berpikir dalam filsafatharus terus-menerus dijamin oleh kesungguhan dan kejujuran dalam menempuh tahap-tahap pikiranmenuju kebenaran, sedangkan kesaksian terhadap kesungguhan dan kejujuran ini tidak bisaditerapkan oleh orang lain kecuali oleh nurani filsuf yang bersangkutan. Oleh karenanya, orangyang berfilsafat adalah orang yang berpikir sambil bertanggungjawab. Di sinilah letak tugasnya,yang sudah menjadi sifat filsafat itu sendiri, yang terpenting. Refleksi tentang ini diuraikan dengan

 bagus oleh sejumlah pemikir jaman kita, seperti Karl Popper, Gabriel Marcel dan Alfred NorthWhitehead.• Karl Popper

Tugas filsafat sekarang ini, menurut Sir Kal Popper (lahir di Wina 1902, mengajar filsafat di

Inggris, Selandia Baru dan Amerika Serikat), lebih-lebih "berpikir kritis tentang alam raya dantentang tempat manusia di dalamnya; berpikir tentang kemampuan-kemampuan pengetahuan kitadan kemampuan-kemampuan kita terhadap kebaikan dan kejahatan". (K. Popper, " How I See

 Philosophy", dalam: Ch. Bontempo - S. Jack Odell, The Owl of Minerva, Philosophers on

 Philosophy, New York 1975, hlm. 55.)Hidup kita di dunia ini - sebuah planet kecil dalam kosmos yang sebagian besar kosong -merupakan suatu misteri besar. Hidup mempunyai nilai sebagai sesuatu yang sangat istimewa.Hidup itu mahal. Kita cenderung untuk melupakan itu dengan memandanganya sebagai sesuatuyang murah. "Semua orang adalah filsuf , karena semua mempunyai salah satu sikap terhadap hidupdan kematian. Ada orang yang berpendapat bahwa hidup itu tanpa harga, karena hidup ini akan

 berakhir. Mereka tidak menyadari bahwa argumen yang terbalik juga dapat dikemukakan, yaitu

 bahwa - kalau hidup tidak akan berakhir - hidup tanpa harga, dan bahwa bahaya yang selalu hadir,yaitu bahwa kita dapat kehilangan hidup, sekurang-kurangnya ikut menolong untuk menyadari nilaidari hidup." (K. Popper, " How I See Philosophy", hlm. 55.)

Page 25: filsafat

5/6/2018 filsafat - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-559ab9f820235 25/33

 

•  Gabriel Marcel

Gabriel Marcel (lahir di Paris 1889, meninggal 1973) melihat filsafat sebagai " reconaissance". KataPerancis ini berarti sekaligus "mengingat", "mengakui", "menyelidiki" dan "berterima kasih".Gabriel Marcel menekankan dua arti, yaitu "penyelidikan" dan "sikap berterima kasih" atau"penghargaan". Kedua arti ini dari "reconaissance" (dalam bahasa Inggris "recognation" dan"acknowledgement ") memperlihatkan kedua dimensi pengetahuan manusia: masa lampau dan masa

depan. Terhadap masa lampau kita harus berterima kasih, mengakui bahwa kita berhutang." Reconaissance" ini dilupakan oleh para teknokrat dan ideolog. Karena mereka hanya memilihsalah satu unsur atau ajaran dari seluruh warisan sejarah filsafat. Dan bagian kecil ini - misalnyaajaran Marx - kemudian didewakan. Sikap ini berarti suatu devaluasi dari semua sistem yangmendahului sistem satu-satunya yang didewakan itu. Terhadap masa depan kita harus terbuka: siapuntuk menyelidiki dan menerima. Tugas filsafat sekarang ini, kata Gabriel Marcel, terdiri darikedua jenis "reconaissance" ini: sikap penghargaan dan sikap keterbukaan, kerelaan untuk menerima, "acceptance". Dengan demikian filsafat menjadi suatu "re-thinking ", suatu refleksikedua yang dapat mengatasi jurang yang dialami manusia dalam jaman kita, yaitu jurang antarasikap teknis dan analitis di satu pihak dan hidup di lain pihak. (G. Marcel, " Philosophy as I See it Today", dalam Ch. Bontempo - S. Jack Odell, The Owl of Minerva, Philosophers on Philosophy,

 New york 1975, hlm. 119-122.) Gabriel Marcel mengemukakan sesuatu yang sangat klasik. Platosudah mengajar bahwa "mengetahui" sebetulnya "mengingat", dan Hediegger mengatakan bahwa"berpikir" (dalam bahasa Jerman "denken, bahasa Inggris "to think ") harus bersifat "berterimakasih" (dalam bahasa Jerman "danken", bahasa Inggris "to thank "). Berpikir itu sesuatu yangdianugerahkan kepada kita, sesuatu yang harus dihargai dan diterima.•  Alfred North Whitehead

Alfred North Whitehead (1861-1947 mengajar matematika dan filsafat di Cambridge, Inggris, dandi Harvard, Amerika Serikat) menguraikan tugas filsafat dengan kata-kata ini: Filsafat itu tidak salah satu ilmu di antara ilmu-ilmu lain. "Filsafat itu pemeriksaan (' survey') dari ilmu-ilmu, dantujuan khusus dari filsafat itu menyelaraskan ilmu-ilmu dan melengkapinya." (A.N. Whitehead,Science and the Modern World , Cambridge 1953, hlm. 108.) Filsafat mempunyai dua tugas:menekankan bahwa abstraksi-abstraksi dari ilmu-ilmu betul-betul hanya bersifat abstraksi (makatidak merupakan keterangan yang menyeluruh), dan melengkapi ilmu-ilmu dengan cara ini:membandingkan hasil ilmu-ilmu dengan pengetahuan intuitif mengenai alam raya, pengetahuanyang lebih konkret, sambil mendukung pembentukan skema-skema berpikir yang lebih menyeluruhDefinisi Whitehead ini - filsafat sebagai " survey of sciences" - diterima oleh banyak orang dewasaini. Definisi Whitehead masih dapat diperluas sedikit: filsafat itu tidak hanya " survey of sciences",melainkan juga " survey" (atau"re-thinking ") dari semua ideologi, semua interpretasi mengenaidunia, dan dari seluruh kenyataan manusiawi. Ketiga uraian dari Popper, Marcel dan Whiteheaddapat dibaca sebagai satu definisi: Tugas filsafat itu "berpikir kritis tentang alam raya dan tentangtempat kita di dalamnya (Popper), "re-thinking " dengan "sikap keterbukaan dan penghargaan"

(Marcel), penyelidikan kritis mengenai hasil ilmu-ilmu abstrak untuk mencapai suatu gambaranyang lebih menyeluruh (Whitehead). Istilah-istilah lain yang sekarang sering terdengar dalamuraian-uraian mengenai tugas filsafat: "re-interpretasi" kenyataan manusiawi, "penciptaan suatu

  bahasa umum yang dapat dipakai sebagai bagian dari semua ilmu khusus", "dialog yangmendamaikan abstraksi-abstraksi dan spesialisme-spesialisme ilmu-ilmu", dan "mencari hikmat ditengah semua pengetahuan". Tidak begitu penting uraian mana yang dipilih. Yang penting adalahsuatu sikap tertentu, yaitu sikap keterbukaan dalam berfilsafat dan memikul tugas yang memangsudah melekat padanya. Cakrawala pengetahuan kita semakin luas. Namun kita tidak bolehmelupakan bahwa pengetahuan yang luas ini tidak pernah utuh. Kita tidak "memiliki" kebenaran.

 Filsafat mencari kebenaran, dan itu mulai dengan menyadari betapa sedikit yang sungguh kitaketahui.

Apa kata orang pintar tentang filsafatKata falsafah atau filsafat dalam  bahasa Indonesia merupakan  kata pungutan dari  bahasa Arab (ف ُة سل  ). Selanjutnya bahasa Arab memungutnya dari  bahasa Yunani;  philosophia. Dalam bahasa ini,

Page 26: filsafat

5/6/2018 filsafat - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-559ab9f820235 26/33

 

kata ini merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata ( philia = persahabatan, cinta dsb.) dan( sophia = "kebijaksanaan"). Sehingga arti harafiahnya adalah seorang “pencinta kebijaksanaan”atau “ilmu”. Kata filosofi yang dipungut dari  bahasa Belanda juga dikenal di Indonesia. Bentuk terakhir ini lebih mirip dengan aslinya. Dalam bahasa Indonesia seseorang yang mendalami bidangfalsafah disebut "filsuf". Definisi kata filsafat bisa dikatakan merupakan sebuah problema falsafi

 pula. Tetapi paling tidak bisa dikatakan bahwa “falsafah” itu kira-kira merupakan studi daripada arti

dan berlakunya kepercayaan manusia pada sisi yang paling dasar dan universal. Studi ini didalamitidak dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi denganmengutarakan problemmata secara persis, mencari solusi untuk ini, memberikan argumentasi danalasan yang tepat untuk solusi tertentu dan akhirnya dari proses-proses sebelumnya ini dimasukkanke dalam sebuah dialektik. Dialektik ini secara singkat bisa dikatakan merupakan sebuah bentuk daripada dialog. Logika merupakan sebuah ilmu yang sama-sama dipelajari dalam matematika danfilsafat. Hal ini membuat filasafat sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu bisa dikatakan banyak menunjukkan segi ekstakta, tidak seperti yang diduga banyak orang.Klasifikasi filsafat

Di seluruh dunia, banyak orang yang menanyakan pertanyaan yang sama dan membangun tradisi

filsafat, menanggapi dan meneruskan banyak karya-karya sesama mereka. Oleh karena itu filsafat biasa diklasifikasikan menurut daerah geografis dan budaya. Pada dewasa ini filsafat biasa dibagimenjadi: “Filsafat Barat”, “Filsafat Timur” dan “Filsafat Timur Tengah”.Filsafat Barat 

‘‘‘Filsafat Barat’’’ adalah ilmu yang biasa dipelajari secara akademis di universitas-universitas diEropa dan daerah-daerah jajahan mereka. Filsafat ini berkembang dari tradisi falsafi orang Yunani kuna.  Plato,  Aristoteles, Thomas Aquino,  Rene Descartes,  Immanuel Kant, Georg Hegel, Schopenhauer , Karl Marx, Friedrich Nietzsche, dan Jean-Paul Sartre.Filsafat Timur 

‘‘‘Filsafat Timur’’’ adalah tradisi falsafi yang terutama berkembang di Asia, khususnya di India,China dan daerah-daerah lain yang pernah dipengaruhi budayanya. Sebuah ciri khas Filsafat Timur 

ialah dekatnya hubungan filsafat dengan agama. Meskipun hal ini kurang lebih juga bisa dikatakanuntuk Filsafat Barat, terutama di Abad Pertengahan, tetapi di Dunia Barat filsafat ’an sich’ masihlebih menonjol daripada agama. Nama-nama beberapa filsuf:  Siddharta Gautama/Buddha,Bodhidharma, Lao Tse, Kong Hu Cu, Zhuang Zi dan juga Mao Zedong.Filsafat Timur Tengah

‘‘‘Filsafat Timur Tengah’’’ ini sebenarnya mengambil tempat yang istimewa. Sebab dilihat darisejarah, para filsuf dari tradisi ini sebenarnya bisa dikatakan juga merupakan ahli waris tradisiFilsafat Barat. Sebab para filsuf Timur Tengah yang pertama-tama adalah orang-orang Arab atauorang-orang Islam (dan juga beberapa orang Yahudi!), yang menaklukkan daerah-daerah di sekitar Laut Tengah dan menjumpai kebudayaan Yunani  dengan tradisi falsafi mereka. Lalu merekamenterjemahkan dan memberikan komentar terhadap karya-karya Yunani. Bahkan ketika Eropa

setalah runtuhnya Kekaisaran Romawi  masuk ke Abad Pertengahan  dan melupakan karya-karyaklasik Yunani, para filsuf Timur Tengah ini mempelajari karya-karya yang sama dan bahkanterjemahan mereka dipelajari lagi oleh orang-orang Eropa. Nama-nama beberapa filsuf  Timur  Tengah: Avicenna(Ibnu Sina) dan Averroes.Munculnya Filsafat

Filsafat, terutama Filsafat Barat muncul di Yunani semenjak kira-kira abad ke 7 S.M.. Filsafatmuncul ketika orang-orang mulai berpikir-pikir dan berdiskusi akan keadaan alam, dunia, danlingkungan di sekitar mereka dan tidak menggantungkan diri kepada agama  lagi untuk mencari

 jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini. Banyak yang bertanya-tanya mengapa filsafat muncul diYunani dan tidak di daerah yang beradab lain kala itu seperti Babilonia, Yudea (Israel) atau Mesir .

Jawabannya sederhana: di Yunani, tidak seperti di daerah lain-lainnya tidak ada kasta pendetasehingga secara intelektual orang lebih bebas. Orang Yunani pertama yang bisa diberi gelar filsuf ialah Thales dari Mileta, sekarang di pesisir barat Turki. Tetapi filsuf-filsuf Yunani yang terbesar 

Page 27: filsafat

5/6/2018 filsafat - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-559ab9f820235 27/33

 

tentu saja ialah: Sokrates, Plato dan Aristoteles. Sokrates adalah guru Plato sedangkan Aristotelesadalah murid Plato. Bahkan ada yang berpendapat bahwa sejarah filsafat tidak lain hanyalah“Komentar-komentar karya Plato belaka”. Hal ini menunjukkan pengaruh Plato yang sangat besar 

 pada sejarah filsafat.Sejarah Filsafat

Sejarah Filsafat Barat bisa dibagi menurut pembagian berikut: Filsafat Klasik, Abad Pertengahan,Modern dan Kontemporer.Klasik 

“Pra Sokrates”: Thales - Anaximander   - Anaximenes  - Pythagoras - Xenophanes – Parmenides -Zeno -Herakleitos - Empedocles  – Democritus - Anaxagoras"Jaman Keemasan": Sokrates - Plato - AristotelesAbad Pertengahan

"Skolastik": Thomas AquinoModeren

Rene Descartes - Baruch de Spinoza- Blaise Pascal - Leibniz -  Thomas Hobbes - John Locke -

Georg Hegel -  Immanuel Kant - Søren Kierkegaard - –  Karl Marx- Friedrich Nietzsche -Schopenhauer Kontemporer

Michel Foucault - Martin Heidegger   - Karl Popper  -Bertrand Russell - Jean-Paul Sartre – Albert Camus - Max Weber 

T U G A S

Salah satu alasan mengapa seorang berfilsafat adalah karena memang dalam diri filsafatitu sendiri mengandung suatu tugas. Kita sudah mengetahui bahwa filsafat didasari olehsuatu kebebasan berpikir, namun suatu kebebasan berpikir yang ditandai oleh hasratkeakraban dengan kebenaran yang dikandung oleh penampilan realitas. Sementara, tidak semua bentuk berpikir dalam filsafat harus terus-menerus dijamin oleh kesungguhan dankejujuran dalam menempuh tahap-tahap pikiran menuju kebenaran, sedangkan kesaksianterhadap kesungguhan dan kejujuran ini tidak bisa diterapkan oleh orang lain kecualioleh nurani filsuf yang bersangkutan.Oleh karenanya, orang yang berfilsafat adalah orang yang berpikir sambil

 bertanggungjawab. Di sinilah letak tugasnya, yang sudah menjadi sifat filsafat itusendiri, yang terpenting. Refleksi tentang ini diuraikan dengan bagus oleh sejumlah

 pemikir jaman kita, seperti Karl Popper, Gabriel Marcel dan Alfred North Whitehead.•  Karl Popper

Tugas filsafat sekarang ini, menurut Sir Kal Popper (lahir di Wina 1902, mengajar filsafat di Inggris, Selandia Baru dan Amerika Serikat), lebih-lebih "berpikir kritistentang alam raya dan tentang tempat manusia di dalamnya; berpikir tentangkemampuan-kemampuan pengetahuan kita dan kemampuan-kemampuan kita terhadapkebaikan dan kejahatan". (K. Popper, " How I See Philosophy", dalam: Ch. Bontempo -

S. Jack Odell, The Owl of Minerva, Philosophers on Philosophy, New York 1975, hlm.55.)Hidup kita di dunia ini - sebuah planet kecil dalam kosmos yang sebagian besar kosong -

Page 28: filsafat

5/6/2018 filsafat - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-559ab9f820235 28/33

 

merupakan suatu misteri besar. Hidup mempunyai nilai sebagai sesuatu yang sangatistimewa. Hidup itu mahal. Kita cenderung untuk melupakan itu denganmemandanganya sebagai sesuatu yang murah."Semua orang adalah filsuf , karena semua mempunyai salah satu sikap terhadap hidupdan kematian. Ada orang yang berpendapat bahwa hidup itu tanpa harga, karena hidup

ini akan berakhir. Mereka tidak menyadari bahwa argumen yang terbalik juga dapatdikemukakan, yaitu bahwa - kalau hidup tidak akan berakhir - hidup tanpa harga, dan bahwa bahaya yang selalu hadir, yaitu bahwa kita dapat kehilangan hidup, sekurang-kurangnya ikut menolong untuk menyadari nilai dari hidup." (K. Popper, " How I See

 Philosophy", hlm. 55.)•  Gabriel Marcel

Gabriel Marcel (lahir di Paris 1889, meninggal 1973) melihat filsafat sebagai"reconaissance". Kata Perancis ini berarti sekaligus "mengingat", "mengakui","menyelidiki" dan "berterima kasih". Gabriel Marcel menekankan dua arti, yaitu"penyelidikan" dan "sikap berterima kasih" atau "penghargaan". Kedua arti ini dari

"reconaissance" (dalam bahasa Inggris "recognation" dan "acknowledgement ")memperlihatkan kedua dimensi pengetahuan manusia: masa lampau dan masa depan.•  Terhadap masa lampau kita harus berterima kasih, mengakui bahwa kita

 berhutang. " Reconaissance" ini dilupakan oleh para teknokrat dan ideolog. Karenamereka hanya memilih salah satu unsur atau ajaran dari seluruh warisan sejarah filsafat.Dan bagian kecil ini - misalnya ajaran Marx - kemudian didewakan. Sikap ini berartisuatu devaluasi dari semua sistem yang mendahului sistem satu-satunya yang didewakanitu.Terhadap masa depan kita harus terbuka: siap untuk menyelidiki dan menerima.

Tugas filsafat sekarang ini, kata Gabriel Marcel, terdiri dari kedua jenis "reconaissance"ini: sikap penghargaan dan sikap keterbukaan, kerelaan untuk menerima, "acceptance".Dengan demikian filsafat menjadi suatu "re-thinking ", suatu refleksi kedua yang dapatmengatasi jurang yang dialami manusia dalam jaman kita, yaitu jurang antara sikapteknis dan analitis di satu pihak dan hidup di lain pihak. (G. Marcel, " Philosophy as I 

See it Today", dalam Ch. Bontempo - S. Jack Odell, The Owl of Minerva, Philosophers

on Philosophy, New york 1975, hlm. 119-122.)Gabriel Marcel mengemukakan sesuatu yang sangat klasik. Plato sudah mengajar bahwa"mengetahui" sebetulnya "mengingat", dan Hediegger mengatakan bahwa "berpikir"(dalam bahasa Jerman "denken, bahasa Inggris "to think ") harus bersifat "berterima

kasih" (dalam bahasa Jerman "danken", bahasa Inggris "to thank "). Berpikir itu sesuatuyang dianugerahkan kepada kita, sesuatu yang harus dihargai dan diterima.•  Alfred North Whitehead

Alfred North Whitehead (1861-1947 mengajar matematika dan filsafat di Cambridge,Inggris, dan di Harvard, Amerika Serikat) menguraikan tugas filsafat dengan kata-kataini:Filsafat itu tidak salah satu ilmu di antara ilmu-ilmu lain. "Filsafat itu pemeriksaan(' survey') dari ilmu-ilmu, dan tujuan khusus dari filsafat itu menyelaraskan ilmu-ilmudan melengkapinya." (A.N. Whitehead, Science and the Modern World , Cambridge

1953, hlm. 108.)Filsafat mempunyai dua tugas: menekankan bahwa abstraksi-abstraksi dari ilmu-ilmu betul-betul hanya bersifat abstraksi (maka tidak merupakan keterangan yang

Page 29: filsafat

5/6/2018 filsafat - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-559ab9f820235 29/33

 

menyeluruh), dan melengkapi ilmu-ilmu dengan cara ini: membandingkan hasil ilmu-ilmu dengan pengetahuan intuitif mengenai alam raya, pengetahuan yang lebih konkret,sambil mendukung pembentukan skema-skema berpikir yang lebih menyeluruh.Definisi Whitehead ini - filsafat sebagai " survey of sciences" - diterima oleh banyak orang dewasa ini. Definisi Whitehead masih dapat diperluas sedikit: filsafat itu tidak 

hanya " survey of sciences", melainkan juga " survey" (atau"re-thinking ") dari semuaideologi, semua interpretasi mengenai dunia, dan dari seluruh kenyataan manusiawi.Ketiga uraian dari Popper, Marcel dan Whitehead dapat dibaca sebagai satu definisi:Tugas filsafat itu "berpikir kritis tentang alam raya dan tentang tempat kita di dalamnya(Popper), "re-thinking " dengan "sikap keterbukaan dan penghargaan" (Marcel),

 penyelidikan kritis mengenai hasil ilmu-ilmu abstrak untuk mencapai suatu gambaranyang lebih menyeluruh (Whitehead).Istilah-istilah lain yang sekarang sering terdengar dalam uraian-uraian mengenai tugasfilsafat: "re-interpretasi" kenyataan manusiawi, "penciptaan suatu bahasa umum yangdapat dipakai sebagai bagian dari semua ilmu khusus", "dialog yang mendamaikan

abstraksi-abstraksi dan spesialisme-spesialisme ilmu-ilmu", dan "mencari hikmat ditengah semua pengetahuan".Tidak begitu penting uraian mana yang dipilih. Yang penting adalah suatu sikap tertentu,yaitu sikap keterbukaan dalam berfilsafat dan memikul tugas yang memang sudahmelekat padanya. Cakrawala pengetahuan kita semakin luas. Namun kita tidak bolehmelupakan bahwa pengetahuan yang luas ini tidak pernah utuh. Kita tidak "memiliki"kebenaran. Filsafat mencari kebenaran, dan itu mulai dengan menyadari betapa sedikityang sungguh kita ketahui.

F U N G S IPada umumnya dapat dikatakan bahwa studi filsafat semakin menjadikan orang mampu untuk menangani pertanyaan-pertanyaan mendasar manusia yang tidak terletak dalam wewenang metodisilmu-ilmu spesial. Jadi berfilsafat membantu untuk mendalami pertanyaan-pertanyaan asasimanusia tentang makna realitas ( filsafat teoretis) dan lingkup tanggung jawabnya ( filsafat praktis).Kemampuan itu dipelajarinya dari dua jalur: secara  sistematis dan secara historis. Pertama, secarasistematis. Artinya, filsafat menawarkan metode-metode mutakhir untuk menangani masalah-masalah mendalam manusia, tentang hakikat kebenaran dan pengetahuan, baik biasa maupunilmiah, tentang tanggung jawab dan keadilan, dan sebagainya.Jalur  kedua adalah sejarah filsafat. Di situ orang belajar untuk mendalami, menanggapi, serta

  belajar dari jawaban-jawaban yang sampai sekarang ditawarkan oleh para pemikir dan filsuf terkemuka terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut.Kemampuan ini memberikan sekurang-kurangnya tiga kemampuan yang memang sangatdibutuhkan oleh segenap orang yang di jaman sekarang harus atau mau memberikan pengarahan,

 bimbingan, dan kepemimpinan spiritual dan intelektual dalam masyarakat.1.  Suatu pengertian lebih mendalam tentang manusia dan dunia. Dengan mempelajari pendekatan-

 pendekatan pokok terhadap pertanyaan-pertanyaan manusia yang paling hakiki, serta mendalami  jawaban-jawaban yang diberikan oleh para pemikir terbesar umat manusia, waawasan dan pengertian kita sendiri diperluas.2.  Kemampuan untuk menganalisis secara terbuka dan kritis argumentasi-argumentasi, pendapat-

 pendapat, tuntutan-tuntutan dan legitimasi-legitimasi dari berbagai agama, ideologi dan pandangandunia. Secara singkat, filsafat selalu juga merupakan kritik ideologi. Justru kemampuan ini sangatdiperlukan dewasa ini di mana kebudayaan merupakan pasaran ide-ide dan ideologi-ideologireligius dan politis yang mau membujuk manusia untuk mempercayakan diri secara buta kepada

Page 30: filsafat

5/6/2018 filsafat - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-559ab9f820235 30/33

 

mereka. Dalam situasi ini sangat diperlukan kemampuan untuk tidak sekadar menolak ideologi-ideologi itu secara dogmatis dan dari luar, melainkan untuk menanggapinya secara kritis danargumentatif.3.   Pendasaran metodis dan wawasan lebih mendalam dan kritis dalam menjalani studi-studi diilmu-ilmu spesial , termasuk teologi.Dengan mempertimbangkan hal di atas, dapat dikatakan bahwa filsafat, demikian kegiatan

  berfilsafat, sangat diperlukan oleh profesi-profesi seperti pendidik, wartawan, pengarang dan penerbit, budayawan, sosiolog, psikolog, ilmuwan politik, agamawan, dan teolog.

Di samping itu, filsafat juga mempunyai fungsi khusus dalam lingkungan sosial budaya Indonesia:1.  Bangsa Indonesia berada di tengah-tengah dinamika proses modernisasi yang meliputi semakin

  banyaknya bidang dan hanya untuk sebagiannya dapat dikemudikan melalui kebijakan pembangunan. Menghadapi tantangan modernisasi dengan perubahan pandangan hidup, nilai-nilaidan norma-norma itu, filsafat membantu untuk mengambil sikap yang sekaligus terbuka dan kritis.2.  Filsafat merupakan sarana baik untuk menggali kembali kekayaan kebudayaan, tradisi-tradisi,dan filsafat Indonesia untuk mengaktualisasikannya bagi Indonesia modern yang sedang kita

 bangun.3.  Indonesia modern yang sedang kita bangun. Filsafatlah yang paling sanggup untuk mendekatiwarisan rohani tidak hanya secara museal dan verbalistik, melainkan secara evaluatif, kritis danrefleksif, sehingga kekayaan rohani bangsa dapat menjadi modal dalam pembentukan terus-menerusidentitas modern bangsa Indonesia.4.  Sebagai kritik ideologi, filsafat membangun kesanggupan untuk mendeteksi dan membukakedok-kedok ideologis pelbagai bentuk ketidakadilan sosial dan pelanggaran-pelanggaran terhadapmartabat dan hak-hak asasi manusia yang masih terjadi. Jadi filsafat membuat sanggup untuk melihat secara terbuka masalah-masalah sosial serta percaturan kekuasaan yang sedang

 berlangsung.5.  Filsafat merupakan dasar paling luas untuk berpartisipasi secara kritis dalam kehidupanintelektual bangsa pada umumnya dan khususnya dalam kehidupan intelektual di universitas-universitas dan lingkungan akademis. Filsafat dapat berfungsi sebagai interdisipliner sistem, tempat

 bertemunya berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Di universitas-universitas, fakultas filsafat seringdisebut "fakultas sentral" atau "inter-fakultas", karena semua fakultas lain, yang selalu menyelidikisalah satu segi dari kenyataan, menjumpai pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan refleksi yangtidak lagi termasuk bidang khusus mereka. Misalnya, pertanyaan tentang batas-batas pengetahuankita, tentang asal bahasa, tentang hakikat hidup, tentang hubungan badan dan jiwa, tentang hakikatmateri, tentang dasar moral.6.  Salah satu fungsi terpenting filsafat adalah bahwa ia menyediakan dasar dan sarana sekaligus

 bagi diadakannya dialog di anatara agama-agama yang ada di Indonesia pada umumnya dan secara

khsus dalam rangka kerja sama antar-agama dalam membangun masyarakat adil-makmur. Jadifilsafat adalah dasar bagus bagi dialog antar-agama, karena argumentasinya mengacu pada manusiadan rasionalitas pada umumnya, tidak terbatas pada pendekatan salah satu agama tertentu, itu puntanpa mengurangi pentingnya sikap beragama. Justru para agamawan memerlukan filsafat supayadapat bicara satu sama lain dan bersama-sama memecahkan masalah-masalah sosial dan masalah-masalah nasional.

C A B A N G

Filsafat bertanya tentang seluruh kenyataan, tetapi selalu salah satu segi dari kenyataan yangsekaligus menjadi titik fokus penyelidikan kita. Filsafat selalu bersifat "filsafat tentang" sesuatutertentu, misalnya: filsafat tentang manusia, filsafat alam, filsafat kebudayaan, filsafat seni, filsafat

Page 31: filsafat

5/6/2018 filsafat - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-559ab9f820235 31/33

 

agama, filsafat bahasa, filsafat sejarah, filsafat hukum, filsafat pengetahuan, dan seterusnya.

Aristoteles mengadakan pengelompokan sebagai berikut:•  Sejarah logika, yaitu ajaran tentang kategori, pengambilan kesimpulan dab pembuktian sertatopika yaitu dialektika,•  Ilmu-ilmu pengetahuan alam, berisi antara lain tentang fisika, langit, meteorologi, jiwa,

 binatang,•  Etika,•  Politik,•  Bahasa dan seni.Cassidorus menyebut tujuh macam seni liberal, yaitu:•  Trivium, terdiri atas Gramatika, Logika, Retorika, dan•  Quadrivium yang terdiri atas Ilmu hitung, Ilmu Ukur, Astronomi dan Musik.Kant (Stroriq, 1972) di dalam Kritik-nya Terhadap Rasio Murni mengadakan pembagian sebagai

 berikut:•  Bagian pertama berisi ajaran elementer yang transendental ,•  Bagian kedua berisi ajaran transendental tentang metode.•    Ajaran elementer  tersebut dibagi lagi menjadi estetika transendental , yang membicarakantentang kemampuan inderawi dan logika transendental  yang membicarakan tentang kemampuan

 berpikir.  Logika dibagi lagi menjadi analitika transendental  dan dialektika transendental .Selanjutnya dalam Kritik-nya Terhadap Rasio Yang Praktik ia banyak membicarakan tentang Etikadan Religi.Di dalam bukunya,  Perspectives in Social Philosophy (1967), Beck  (1967) menyebut lapanganfilsafat, yaitu:•   Epistemologi atau filsafat pengetahuan. Yang dibicarakan antara lain adalah sumber, kriteria,dan hakikat pengetahuan.•  Metafisika atau teori tentang realitas. Yang dibicarakan antara lain segala sesuatu yang ada,hekikat realita, prinsip pemahaman kosmos.•   Ilmu pengetahuan normatif , yang terdiri atas etika, estetika dan filsafat ketuhanan.Demikian seterusnya terdapat jenis penggolongan cabang-cabang filsafat. Katsoff dalam bukunya

 Elements of Philosophy mengadakan penggolongan sebagai berikut:•   Logika, membicarakan tentang hukum-hukum penyimpulan yang benar.•  Metodologi, membicarakan tentang teknik atau cara penelitian.•  Metafisika, membicarakan tentang segala sesuatu yang ada.•  Ontologi, membicarakan tentang hakikat segala sesuatu yang ada.•   Kosmologi. membicarakan tentang segala sesuatu yang ada yang teratur.•   Epistemologi, membicarakan tentang kebenaran.•   Filsafat Biologi, membicarakan tentang hidup.•   Filsafat Psikologi, membicarakan tentang jiwa.•   Filsafat Antropologi, membicarakan tentang manusia.•   Filsafat Sosiologi, membicarakan tentang masyarakat dan negara.•   Etika, membicarakan tentang baik dan buruk.•   Estetika, membicarakan tentang indah.•   Filsafat Agama, membicarakan tentang agama.Harry Hamersma di dalam bukunya   Pintu Masuk Ke Dunia Filsafat  (Kanisius, 1981),membicarakan sepuluh cabang filsafat, yang masih dapat dikembalikan lagi kepada empat bidanginduk, sebagai berikut:1.  Filsafat tentang pengetahuan:1.   Epistemologi

2.   Logika3.   Kritik ilmu-ilmu2.  Filsafat tentang keseluruhan kenyataan:

Page 32: filsafat

5/6/2018 filsafat - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-559ab9f820235 32/33

 

1.  Metafisika umum (atau, ontologi)2.  Metafisika khusus, terdiri dari:1.  Teologi metafisik (disebut juga "teodise" dan "filsafat ketuhanan")2.   Antropologi

3.   Kosmologi (disebut juga "filsafat alam")3.  Filsafat tentang tindakan:

1.   Etika (disebut juga "filsafat moral")2.   Estetika (disebut juga "filsafat seni", "filsafat keindahan")4.   Sejarah filsafat 

Berikut ini penjelasan masing-masing secara lebih dalamnya: Epsitemologi, merupakan "pengetahuan tentang pengetahuan". Suatu studi tentang asal usul,hakikat, dan jangkauan pengetahuan. Beberapa pertanyaan yang mungkin diajukan dalamespistemologi adalah: Apakah pengalaman merupakan satu-satunya sumber pengetahuan? Apakahyang menyebabkan suatu keyakinan benar dan yang lain salah? Adakah soal-soal penting yangtidak dapat dijawab oleh sains (ilmu spesial)? Dapatkah kita mengetahui pikiran perasaan oranglain?

 Logika, menyelidiki aturan-aturan yang harus diperhatikan supaya cara berpikir kita sehat. Suatu

studi tentang prinsip-prinsip yang dipakai untuk membedakan antara argumen yang masuk akal danargumen yang tidak masuk akal, serta tentang berbagai bentuk argumentasi. Contohnya: apa

 perbedaan antara pemikiran induktif dan deduktif? Mengapa argumentasi "Semua anjing adalahkucing. Sokrates adalah anjing. Maka, Sokrates adalah kucing" dianggap valid? Apa pebedaanantara logika penjelasan ilmiah dan logika pertimbangan moral?

 Kritik ilmu-ilmu, menyelidiki titik pangkal, metode, objek dari ilmu-ilmu ("filsafat ilmu"). Suatustudi tentang metode, asumsi, dan batas-batas ilmu pengetahuan. Adakah satu metode yang khasdalam ilmu pengetahuan? Apakah perbedaan antara sebuah teori dan sebuah hukum dalam ilmu

 pengetahuan? Apakah hakikat penjelasan ilmiah? Apakah kebebasan manusia selaras dengan ilmu pengetahuan?Ontologi, merupakan pengetahuan tentang "semua pengada sejauh mereka ada". Suatu studi yangmembahas apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin ketahui, atau, dengan perkataanlain, suatu pengkajian mengenai teori tentang "ada".Teologi metafisik , membicarakan tentang pertanyaan apakah Tuhan ada dan tentang nama-namailahi. Suatu studi tentang hakikat, ragam dan objek kepercayaan agama. Apa hubungan antara akaldan iman? Apa sesungguhnya agama? Dapatkah Allah diketahui lewat pengalaman langsung?Dapatkah eksistensi kejahatan didamaikan dengan iman akan suatu Allah yang sempurna dan

 berpribadi? Apakah istilah-istilah religius memiliki makna khusus? Antropologi, membicarakan tentang manusia ("filsafat manusia"). Suatu studi yang membicarakanmanusia seluruhnya, dengan segala sudutnya, namun dengan mementingkan penggunaan metodefilosofis dalam penyelidikannya.

 Kosmologi, membicarakan tentang alam, kosmos. Suatu studi yang hendak mengetahui "rahasiaalam". Dari mana datangnya alam ini, betapa terjadinya, bagaimana kemajuannya dan ke manasampainya?

 Etika, membicarakan tentang tindakan manusia. Suatu studi tentang prinsip-prinsip dan konsep-konsep yang mendasari penilaian terhadap perilaku manusia. Contohnya: Dengan patokan apa kitamembedakan antara tindakan yang benar dan yang salah secara moral? Apakah kesenanganmerupakan satu-satunya ukuran untuk menentukan sesuatu sebagai "baik"? Apakah keputusasaanmoral bersifat sewenang-wenang atau sekehendak hati?

 Estetika, mencoba menyelidiki mengapa sesuatu dialami sebagai indah. Suatu studi tentang prinsip- prinsip yang mendasari penilaian kita atas berbagai bentuk seni. Apakah tujuan seni? Apa perananrasa dalam pertimbangan estetis? Apa yang ditangkap, dialami, dirasakan dan dihayati sebagai

indah?Sejarah filsafat  dunia, mengajar apa jawaban pemikir-pemikir jaman atas pertanyaan-pertanyaanmanusia.

Page 33: filsafat

5/6/2018 filsafat - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/filsafat-559ab9f820235 33/33

 

Tidak semua filsuf setuju dengan pembagian seperti diuraikan di atas. Ada filsuf yang menyangkalkemungkinan ontologi atau kemungkinan seluruh metafisika. Namun, pembagian seperti di atas inimerupakan sekma yang paling klasik dan paling umum diterima.Tentang keseluruhan cabang akan kita lihat satu persatu secara mendalam pada waktu mendatang,dalam bagian Cabang ini juga. Demikian, materi halaman ini akan secara rutin mengalami

 pembaruan ataupun penambahan.