FILOSOFI – KONSEP DIRI PROFESI FARMASI – KON SEP FARMASI SOSIAL
description
Transcript of FILOSOFI – KONSEP DIRI PROFESI FARMASI – KON SEP FARMASI SOSIAL
FILOSOFI – KONSEP DIRI PROFESI FARMASI – KON SEP FARMASI SOSIAL
DEFINISI, EKSPRESI, VISI, DEFINISI, EKSPRESI, VISI, PENGABDIAN PROFESIPENGABDIAN PROFESI
Riswaka Sudjaswadi, drs., apt., S.U. Dosen Fakultas Farmasi UGM.
FARMASI KESEHATAN MASYARAKAT
Peran dan Fungsi Farmasis dalam
Kesehatan Masyarakat
Riswaka Sudjaswadi, drs., apt., SUDosen Fakultas Farmasi UGM dan USD
P E N GA N T A RP E N GA N T A R
* * Penulisan Penulisan hand outhand out dimaksudkan untuk memberikan dimaksudkan untuk memberikan penjelasan dan visi tentang peran Farmasis di bidang penjelasan dan visi tentang peran Farmasis di bidang pelayanan kesehatan.pelayanan kesehatan.
* * Hasil yang tersaji merupakan suntingan beberapa Hasil yang tersaji merupakan suntingan beberapa sumber pustaka seperti tersebut berikut : sumber pustaka seperti tersebut berikut : The Role of The Role of Pharmacist on Health Care System Pharmacist on Health Care System (WHO,1990),(WHO,1990),Good Good Pharmacy PracticePharmacy Practice (WHO,1996), (WHO,1996),Pharmaceutical Care Pharmaceutical Care (FIP,1998),(FIP,1998),Statement of Policy Good Pharmacy Statement of Policy Good Pharmacy Education Practice Education Practice (FIP, 1998),(FIP, 1998),Social Pharmacy Social Pharmacy (Harding dkk,(Harding dkk,20012001),),Pharmacy Practice Pharmacy Practice (Werthei(Werthei mer,mer,20102010;Taylor,200;Taylor,20033),),Pharmaceutical Practice Pharmaceutical Practice (Winfield,2004), (Winfield,2004), Applied Social PsychologyApplied Social Psychology (Semin,1996),(Semin,1996), A Practical Guide to Pharmaceutical Care A Practical Guide to Pharmaceutical Care ( Rovers dkk., 2003 ).( Rovers dkk., 2003 ).
* * Semoga bermanfaat bagi mahasiswa perguruan tinggi Semoga bermanfaat bagi mahasiswa perguruan tinggi Farmasi khususnya, dan Farmasis pada umumnya.Farmasi khususnya, dan Farmasis pada umumnya.
BAGIAN PERTAMABAGIAN PERTAMA
REVIEW REVIEW PHARMACYPHARMACY
* PHARMACY*
PROFESI OBATConcerns
Comits
Competence
Profession = specialised knowledge academic preparationProfessional = khusus
intelektual > fisik
kompensasi profit
Profession
Learned = Unusual Learning
Ethics >>> Market Place
Confid. Relations Statutory
Legisl. Act
1990 2001
SPEC. KNOW
LENGT. TRAIN
SERVICE
ORIENT.
MONOPOLY
OF PRACT.
SELF –
REGUL.
***INTI PENGERTIANPROFESI****
OBAT SENYAWA
ALAM / SINTESIS AKTIVITAS BIOLOGIS
DIAGN PREF KURATIF REHAB PROMOT
OBAT HARUS TERJAMIN =
MUTU KHASIAT
ILMU TTG (EFEK) OBAT
ILMU TTG NASIB OBAT DLM BADAN
ILMU TTG SEDIAAN OBAT
E.S. AMAN
ILMU ESO
ILMU ADR
ILMU TOKSIKO
BIOLOGI
FARMASI
FARMA
SETIKA
FARMAKOL. &
FARM. KLIN
KIMIA
FARMASI
*** FAKULTAS *** **** FARMASI ****
ASAL PENG - olahan Sed. Obat
- elolaan
MONITORING
AlamSIFAT/EFEK OBTKF-DS, K.ORGBIOKIM, K.MED, SAR, RADIOFARM
NSB-SED OBT
FARMAKOLBIOFARM FARMAKOKINDRG DEL SYSTSF PDT, TSFCSPFISIKA, WJD ZAT
FARM.FIS.TSFDISP & COMPBIOTEKNOLPRE- & FORM
PEL FARM
I. RESEPU.UETIKAFARM KLINFARSOS
MANAG
BIOL.SEL, BIOL.MOL. FARMAKOG, FITOKIM INCOMTAB.
DRUG.INTERACTTOKSIKOLOGY
I. SOSIAL- PERILAKU
DESIGN FORMULASI OBAT
MICROBIOLOGI
FISIOLOGI
PARASITLG
ANALISIS
3 B/S
ILMU FARMASIMANAGER(PHARMACEUTICS)
COG,AF,P.S.
=ACADEMIC PREPARATION=
Masa “Belajar”Pre Prof. Prof.
Medic. Doct.
Dentist.
Vet. Med.
Ophthalm.
Pharm. D.
....M. Pharm.
- - -B. Pharm.
3
2
2
2
2
2
4
4
4
4
4
...+1
3
TASK-BASED COMPETENCIESComplex Bioavailability Physician-Pharm interaction Parenteral Solution Monitoring ADVICER Clinical Applications
Patients
SEJARAH PERKEMBANGANSEJARAH PERKEMBANGANMASA LALUMASA LALU MASA KINIMASA KINI MASA DEPANMASA DEPANDI INDONS 1970-1990 1990- ………..DI INDONS 1970-1990 1990- ………..
APOTEK HSL RISET PROFESSIONAPOTEK HSL RISET PROFESSION TOKO OBT LAB KLINIK COM PHARMTOKO OBT LAB KLINIK COM PHARM
R.S HOSP PHARMR.S HOSP PHARM APOTEK INDT PHARMAPOTEK INDT PHARM PEMERINT CLIN PHARMPEMERINT CLIN PHARM RISETRISET
DSR: L.A. DSR: S & T BSC: SCI & TECHDSR: L.A. DSR: S & T BSC: SCI & TECH PELENGKAP CONT PART PROF: HEALTHPELENGKAP CONT PART PROF: HEALTH
POS:PARAPOS:PARA
MENUJU POTENSI OPTIMUM
• FARMASI : PROFESI KESEHATAN OBAT & PENGG KLINIK• FUNDAMENTAL : PELAYANAN TTG SAFE, APPROP,
RATIONAL USE OF DRUGS• TUJUAN FUNDAMENTAL : PENINGKATAN
KESEHATAN – PENGG OBAT SCR BENAR• PENCAPAIAN TJN : PERLU LEADERSHIP BERCIRI
LOW PROFILE:POSISI THD PASIEN • SELF CONFIDENCE:TEGAR PADA POSISI DI
SETIAP KESEMPATAN
GAMBARAN TTG FARMASI
• PERSONIFIKASI : JANTUNG & JIWANYA : DISP & COMPOUND, OTAKNYA : DRUGS & THEIR ACTIONS, AKTIVITASNYA : MANAGING DRPs
• SEBAGAI POHON : AKAR: PHARMAKODINAMICS; BATANG: PHARMAKOKINETICS; DAUN: PHARMACUETICS; BUNGA: TASK-BASED COMPETENCIES BUAH: 1&2 TASK-BASED COMPETENCIES- PRODUCT ORIENTED, 3&4 TASK-BASED COMPETENCIES - PATIENT ORIENTED
• SEBAGAI BANGUNAN : BERLANDASKAN ILMU FARMASI,BERDIRI PILAR:PHARMACEUTICAL CHEMISTRY,PHARMACOGNOSY,PHARMACOLOGY,PHARMCEUTICS; LANGIT–LANGIT:BIOPHARMACY-PHARMACOKINETICS; ATAP:CLI NICAL PHARMACY-SOCIAL PHARMACY; PUNCAK BANGUNAN: PHARMACEUTICAL CARE
• SEBAGAI KIPAS : KERANGKA: TASK-BASED COMPETENCIES; LAYAR: INOVASI DAN DEVELOPMEN (PENGEMBANGAN).
PERSONIFIKASI FARMASI
ANALISISMANAG. DRPs-TRPs
OTAKOTAK
JANTUNG
DRUGS &
THEIR ACTION
DRUGS &
THEIR ACTION
DISP & COMP.DISP & COMP.
///////////ILMU FARMASI//////////////
“Buah; Bunga; Daun”
“Buah; Bunga; Daun”
“ilmu tentang
nasib obat dalam
badan”
“ilmu tentang
nasib obat dalam
badan”“ilmu
tentang obat”
“ilmu tentang obat”
IPAIPAIPSIPS
Matematik
Matematik BiologiBiologi
Ilmu SosialIlmu
SosialFisikaFisika
Sumpah
KodeETIK
Pharmaceutical carePharmaceutical care
UU dan EtikaUU dan EtikaFarmasi SosialFarmasi Sosial
Teknologi FarmasiTeknologi Farmasi
ESO
Toksikologi
Farmasi Fisika
SPOBiofar
Farklin
Kimia Organik
Mikrobiologi
BioKimia
Biologi Molekuler
Biologi Sel Farmakognosi Fitokimia
Kimia Dasar
Kimia Analisis
Farmasetika Dasar
Botani Dasar
Farmakologi Dasar
FarmakoterapiFarmakoterapi
KomunikasiKomunikasi
InformasiInformasi
EdukasiEdukasi
PS
DM
CB
CIAP
Konsep Diri Farmasis“Pohon Ilmu”
MED DISC
****ILMU FARMASI***Pharmaceutical discipline
****ILMU FARMASI***Pharmaceutical discipline
PHARM
SCI
PHARM
SCI
CLIN
PHARM
CLIN
PHARM
PHARM
IND
PHARM
IND
SOC
PHARM
SOC
PHARM
BIOPHARMACEUT == PHARMACOKINET
KONSEP SOSIAL-PERILAKU
PHARM CARE
UUETIKPEL.RSP.
PHARMACOTH
TOKSIKOL
HOSP.PHMANAG.
KIE
IPA IPS
LIFE
SCI
LIFE
SCI
eso
KONSEP PEL. KESEHATAN
INTEGRITED
COMPL. BIOV
Interdis
PARSOL
Profes
ed & comm Clinical
Appl.
Biopathology Socio-psychology
PRODUCT ORIENTED PATIENT ORIENTED
Efficiency & Cost Effective
THE ROLES ON THE HEALTH CARE THE ROLES ON THE HEALTH CARE SYSTEMS (WHO 90)SYSTEMS (WHO 90)
► QUALITY ASSURANCEQUALITY ASSURANCE► PROCUREMENT & DISTRIBUTION CHAINPROCUREMENT & DISTRIBUTION CHAIN► PRICING STRUCTURESPRICING STRUCTURES► SOURCES OF DRUG INFORMATIONSOURCES OF DRUG INFORMATION► INFORMED ADVICE PROVIDER OF MINOR INFORMED ADVICE PROVIDER OF MINOR
ILLNESSES, CHRONICAL CONDT ON ESTA ILLNESSES, CHRONICAL CONDT ON ESTA BLISHED MAINTENANCE THERAPYBLISHED MAINTENANCE THERAPY
► ““BRIDGE” BETWEEN PHYSICIAN-PATIENTBRIDGE” BETWEEN PHYSICIAN-PATIENT
PEKERJAAN TPT PENGABDIAN PROFESI (WHO 90) • APOTEK = A.P.A
R.S = -IFRS=SELEKSI-PENGAD-DISTR.-PENGG.PENYA.PROD
-CSSD -LAB KLINIK -PEL.FARM.KLIN.• LEMBAGA PENELITIAN = -LIPI – BPPT - LIT.BANG.
KES FAR
- BATAN - BPTO - BALAI POM - KOSMT. -MKN.- YAN.FAR. - LAB. KRIM. - TNI - PENYLH.KES. - LINGK.
• INDUSTRI FARMASI = -DIR.UT. - MAN.MARK. - PROD.- Q.C. - R & D – GUDANG BHN.BAKU
PACKG= UU.
HK. - PUSAT PENLT.OBAT
PS
Dr FARM
SOC
Science CLINICAL
D CM
LF T
*
* *
* * * *
C
L M
**
* ** * *
• DOSEN/GURU, DEP KES, KES HEWAN, PEMANTAU POLUSI/LINGKUNGAN, POLA PERESEPAN, PENGG, PIO, KIE
DATA PROFESI YANG DAPAT DIJABAT OLEH LULUSAN
1 Pada Industri Farmasi, menurut struktur organisasi yang umum, farmasis dapat menjabat sebagai manager atau direktur utama, menager produksi, manager
kontrol kualitas, manager gudang, atau menager marketing, atau staf dalam bidang-bidang tersebut. Kompetensi yang dilaksanakan, dimulai sejak seleksi bahan baku, bahan tambahan, preformulasi dan formulasi, monitoring proses dan jaminan mutu, kontrol kualitas, penyimpanan produk, sehingga distribusi ke konsumen, serta informasi yang proporsional, baik kepada kolega kesehatan yang lain, maupun masyarakat.
Gambar 1. Suasana proses produksi di industri obat
Gambar 2. Divisi Kontrol Kualitas
2. Pada Industri Jamu juga berpeluang mengampu posisi-posisi seperti pada Industri Farmasi tersebut, namun dalam seleksi bahan baku/tambahan, diperlukan kompetensi yang lebih khusus dan karakteristik
Gambar 3. Simplisia Obat Tradisional Gambar 4. Proses Ekstraksi
3. Pada Instalasi Farmasi Rumah Sakit, farmasis berkompeten untuk seleksi obat dan alat-alat kesehatan yang bermutu tinggi, selanjutnya melaksanakan pengadaan dan penyimpanan obat dan alkes yang bersangkutan dalam gudang yang memenuhi syarat, pendistribusian kepada pasien disertai pemantauan yang baik tentang jaminan mutunya, kemudian melakukan pengawasan tentang penggunaan obat yang rasional. Farmasis juga dapat mengelola unit produksi Instalasi farmasi, yang menyediakan preparat-preparat steril atau sediaan untuk keperluan RS dan tidak tersedia di pasaran.
Gambar 5. Penerimaan barang
Gambar 6. Gudang obat anti kanker dan ruang produksi di Rumah Sakit
4. Farmasis juga dapat memimpin atau mengelola suatu instalasi Rumah Sakit yang lain, dikenal sebagai Central Sterile Supply Department/Division (CSSD), yang melaksanakan pencucian, penyuci-hamaan, dan penyiapan alat-alat bedah, serta pemantauan sterilitas hingga penggunaannya selesai, pencegahan INOS
Gambar 7. Bagian CSSD di Rumah Sakit
Gambar 8. Bagian Patologi Klinik di Rumah Sakit
5. Farmasis dapat juga bekerja sebagai staf pada Laboratorium Klinik rumah Sakit, yaitu melaksanakan analisis (kimia) klinik zat-zat yang berpengaruh terhadap sistem fisiologis dan kesetimbangan cairan-cairan badan yang dapat berakibat patologis. Aplikasi pengetahuan analisis (kimia/ obat/toksikologi/klinik), farmakokinetik, dan instrumentasi sangat dominan. Untuk Laboratorium Klinik swasta di luar Rumah sakit, Farmasis dapat berperan lebih proporsional dan lebih tinggi.
6. Pada lembaga-lembaga penelitian, farmasis dapat bekerja sebagai staf pada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, yaitu untuk melaksanakan sintesis bahan baku obat/obat baru, ekstraksi bahan obat dari tumbuhan atau hewan untuk menghasilkan obat-obat alami. Pada Lembaga Penelitian dan Pengembangan Kesehatan atau Farmasi, dapat memantau mutu obat lewat uji kontrol kualitas, uji doping olah-ragawan, uji keracunan makanan/minuman/polutan
Gambar 9. Pro Surf
Gambar 10. Solid Liquid Extraction
Unit
Gambar 11. Solvent Recycling Systems Gambar 12. Super Critical Fluid Extractor
Gambar 13. Two Stage Wiped Film Still Plant
7.
Pada Badan Pemeriksaan Obat dan makanan, Farmasis dapat menjalankan kompetensi analisis kimia/obat/zat-zat berbahaya, pemantauan terhadap pemalsuan, dan utamanya analisis untuk kontrol kualitas
Gambar 14. Contoh Sampel Obat Tradisional dan Kosmetik
Gambar 15. Alat Dissolution tester
Gambar 16. Pemeriksaan Sampel Obat dengan Gas Kromatografi
Gambar 17. Alat Ekstraksi bahan aktif dari suatu campuran obat
8.
Pada BPTO, dapat melaksanakan pembudidayaan tanaman obat, seleksi, dan kontrol kualitas, mulai pemilihan bahan, preparasi, proses penyiapan simplisia agar menjadi bahan baku obat yang mutunya terjamin.
Gambar 14. Kebun Tanaman Obat
Gambar 15. Contoh Simplisia
Gambar 16. Contoh Simplisia
9. Selain fungsi-fungsi tersebut (data visual dapat disajikan), masih ada fungsi-fungsi yang dapat diampu oleh Farmasis, diantaranya adalah menjadi dosen di perguruan tinggi, mengajarkan salah satu ilmu pengetahuan yang relevan dan dipahaminya.
Gambar 17. Kuliah Perdana
10. Pada Departemen Kesehatan dapat menjadi staf terkait kefarmasian, misalnya: direktur Jenderal. Pelayanan Farmasi dan Alat Kesehatan, melaksanakan penyuluhan tentang pola hidup sehat, pencegahan penyakit, pengguanaan obat yang rasional, gizi, nutrisi, keluarga berencana, dan sistem pengobatan sendiri.
11. Pada lingkungan kemiliteran (TNI AD, AL, AU) dan Polisi Negara, melaksanakan pengawasan terhadap bahaya penyalah-gunaan, penyelundupan, pemalsuan, atau melaksanakan fungsi seperti di Industri Farmasi, mengingat masing-masing unsur mempunyai pabrik obat yang relatif besar, disamping mengelola apotik dan Rumah Sakit.
BAGIAN KEDUABAGIAN KEDUA
KONSEP FARMASI KONSEP FARMASI SOSIALSOSIAL
INOVASI DAN INOVASI DAN PERKEMBANGANPERKEMBANGAN
FARMASI SOSIALFARMASI SOSIAL
• DISIPLIN ILMU ( FIELD OF STUDY ) KEFARMASIAN YG BERKEM BANG DNG DUKUNGAN DISIPLIN ILMU TERKAIT UTK MENGUJI, MENELITI, MEMAHAMI, DAN MENGATASI PERSOALAN YG SELA LU TIMBUL DALAM PRAKTEK KEFARMASIAN.
• TUJUAN: PEMAHAMAN – PENJELASAN MENYELURUH TENTANG MASALAH YG TERKAIT DNG KEFARMASIAN ATAU SEDANG DI HADAPI OLEH FARMASIS DALAM PENGABDIAN PROFESI.
• MRPK HIBRIDA ILMU KEFARMASIAN YG BERKEMBANG BERDA SARKAN LANDASAN THEORI DAN METODOLOGI ILMU SOSIAL DAN PERILAKU UTK MENGATASI MASALAH PHARMACY PRAC TICE. ILMU YG TERKAIT ANTARA LAIN : POLITIK, KOMUNIKASI, PSIKOLOGI, SOSIOLOGI, PENDIDIKAN, EKONOMI, SEJARAH, AN TROPOLOGI, DAN PHARMACY PRACTICE.
• PERKEMBANGAN FARMASI SOSIAL DIPICU OLEH PERUBAHAN KONSEP DAN KONTEKS PELAYANAN KESEHATAN DARI POLA PENYA KIT DAN PENATALAKSANAANNYA KE POLA HIDUP SEHAT DAN PROMOSI KESEHATAN.
• FARMASI SOSIAL MERUPAKAN DISIPLIN ILMU YG TUMBUH AKIBAT PERGESERAN KONSEP PELAYANAN KESEHATAN DARI KONSEP BIO-PATHOL KE SOCIO-PSYCHOL,DAN KONTEKS PRODUCT ORIENTED KE PATIENT ORIEN TED.
• PERUBAHAN KONSEP PERUBAHAN KONTEKS KEFARMASIAN
BERGESER DARI DISPN & COMPD KE BENTUK HUBUNGAN CLIENT-COUNSELLOR, DAN FARMASIS BERFUNGSI SBG KONSULTAN OBAT ( DRUG ADVICER )
• FARMASI SOSIAL MRPK DISIPLIN ILMU HASIL PER-
UBAHAN/PERGESERAN DARI DEMOGRAFI PENGG OBAT DAN FARMAKOEPIDEMIOLOGI, DIPERLUAS MENJADI ILMU PENGAWASAN DAN PENGGUNAAN OBAT BERKEMBANG SBG PHARMACY PRACTICE DI AMERIKA, ATAU FARMASI SOSIAL DI INGGRIS RAYA DAN SKANDINAVIA.
• UNTUK PENYESUAIAN THD PERUBAHAN, PERLU USAHA TERTENTU YG SISTEMATIK PERLU INOVASI DAN PERKEMBANGAN MENURUT PRIORITASNYA. FARMASI SOSIAL MENGUSULKAN 4 MODEL/SISTEM :
1.HUBUNGAN ANTAR DISIPLIN ILMU (INTERDISCIPLI NARITY): ILMU KEFARMASIAN DILAKSANAKAN DNG DUKUNGAN FILOSOFI DAN METODOLOGI ILMU SO SIAL DAN PERILAKU YG DIPILIH BERDASARKAN MASALAH YG SEDANG DIHADAPI :
*UTK MENEKAN BEAYA PENGOBATAN–PERAWATAN DAN MONITORING POLA PERESEPAN,DIHIBRIDKAN DNG ILMU POLITIK.
*UTK MEMAHAMI PILIHAN IBU-IBU YG ANAKNYA SA KIT DALAM MEMILIH OBAT, DIHIBRIDKAN DNG ILMU PSIKOLOGI SOSIAL DAN METODE KUALITATIF.
*UTK MENEMUKAN CARA PEMECAHAN YG PROPOR SIONAL MSL KE-TIDAK-HARMONIS-AN HUBUNGAN ANTAR PROFESSIONAL KESEHATAN, DIPILIH PENDEKATAN SOSIOLOGI, KOMUNIKASI, DAN PSIKOLOGI.
2. PROFESSIONALISATION : SUATU STRATEGI KHUSUS UNTUK
MEMPERTAHANKAN STATUS PROFESI YG BERBANDING LURUS DNG KEPUASAN KERJA (ACHIEVEMENT SATISFACTION).
• SIKAP PROFESSIONAL : DEDIKASI DAN LOYALITAS TINGGI, MANDIRI, GEMBIRA, BERSEMANGAT DALAM PENGABDIAN PROFESI, ENTERPREUNER, ESOTERIK, ALTRUISTIK, KHUSUS, DAN MENGUTAMAKAN INTELEKTUAL.
• PERKEMBANGAN KOMPUTERISASI PMRs MENINGKATKAN STATUS PROFESI PENGUASAAN INFORMASI PELAYANAN KESEHATAN. HASIL ANALISIS MONITORING POLA RESEP YG DAPAT DIGUNAKAN A.L. UNTUK: * MENGETAHUI KESALAHAN RESEP, IDENTIFIKASI INTERAKSI OBAT, ADRs, IDIOSINKRASI, PENGGUNAAN OBAT SALAH, PENYALAH-GUNAAN,SERTA EFEK SAMPING OBAT BERBAHAYA. *MEMANTAU KEMAJUAN KESEHATAN PASIEN (CLINIC HIST). *MEMANTAU RASIONALITAS PELAYANAN KESEHATAN YG DITERIMA PASIEN. *MENGEMBANGKAN PERAN FARMASIS SBG PENYULUH POLA HIDUP SEHAT, KESEHATAN LINGKUNGAN, GIZI, NUTRISI, KONSULTASI THERAPI, DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT TERTENTU A.L.: AIDS, INFEKSI, JANTUNG, DM, TBC, FLU BURUNG.
3. EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS BEAYA :• UTK MENGATASI KENDALA BEAYA PELAYANAN
KESEHATAN.
• DILAKUKAN DNG AUDIT FORMAL TERUS MENERUS DIIRINGI PENGENDALIAN SISTEM PELAYANAN KESEHATAN.
• PRINSIP MANAGEMEN : SUSUN SELURUH MACAM PEKERJAAN YG HARUS DILAKUKAN, KEMUDIAN DITETAPKAN URUTAN SKALA PRIORITASNYA, DILANJUTKAN DNG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
4. PENDIDIKAN DAN KOMUNIKASI: PERAN FARMASIS YG BARU PERLU INOVASI DAN
PERKEMBANGAN YG PROPORSIONAL DI BIDANG PENDIDIKAN DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI.
• KURIKULUM YG FLEKSIBEL, MACAM DAN JENIS MATA KULIAH YG SESUAI, TERSUSUN PROPORSIONAL, MENUMBUHKAN SIKAP RENDAH HATI DAN PERCAYA DIRI UTK PELAKSANAAN KEWAJIBAN PROFESSIONAL. MAMPU BERKOMUNIKASI DNG PROFESI (KESEHATAN) LAIN.
• HASIL PROSES PENDIDIKAN : FARMASIS PROFESSIONAL YG CEPAT TANGGAP DAN BERADAPTASI DNG SITUASI DAN LINGKUNGAN YG BERBEDA, MENGEMBANGKAN ENTERPRENEURSHIP.
• MOMENTUM TEPAT DAN STRATEGIK UTK PELAKSANAAN INOVASI PERKEMB PELAKSANAAN REKOMENDASI WHO YG DITERBITKAN SEKITAR 1996, GOOD PHARMACY PRACTICE : IN COMMUNITY AND HOSPITAL PHARMACY SETTING (GPP), YG BERDASARKAN KONSEP PHARMACEUTICAL CARE.
• GPP = STANDAR KUALITAS PHARMACY SERVICES. PHARM CARE = STANDAR PROFESSIONAL.
• PENGANTAR GPP MEMACU ORG NASIONAL FARMA SIS UTK MEMOTIVASI ANGGOTA MENGEMBANGKAN ELEMEN PELAYANAN UTK PENYESUAIAN. GPP MRPK FRAMEWORK SETIAP NEGARA ANGGOTA MENENTUKAN METODE BAKU PELAKSANAANNYA YG SESUAI DNG KONDISI SETEMPAT.
• PERSYARATAN PELAKSANAAN GPP TERDIRI DARI 4 PRINSIP POKOK:
1. PERHATIAN PERTAMA DAN UTAMA FARMASIS HARUS PADA KESEJAHTERAAN PASIEN DLM SEGALA ASPEKNYA.
2. AKTIVITAS POKOK KEFARMASIAN ADALAH SUPLAI PERBEKALAN FARMASI YG TERJAMIN MUTUNYA, PENGELOLAAN INFORMASI YG TEPAT, ADVIS YG TERPERCAYA BAGI PASIEN, DAN PEMANTAUAN EFEK (EFEK SAMPING) OBAT.
3. SUMBANGAN PARTISIPASI INTEGRAL FARMASIS ADALAH PENINGKATAN PERESEPAN RASIONAL DAN EKONOMIS, SERTA PENGGUNAAN OBAT YG TEPAT GUNA DAN RASIONAL.
4. TUJUAN SETIAP ELEMEN PELAYANAN KEFARMASIAN HARUS RELEVAN UTK SETIAP INDIVIDU, DIDEFI NISIKAN DNG JELAS DAN RINCI, DIKOMUNIKASIKAN SCR EFEKTIF KEPADA SEMUA PIHAK TERKAIT.
PENYESUAIAN THD PERSYARATAN DIPERLUKAN PENGERTIAN-PENGERTIAN SBB:
• FILOSOFI UTAMA: PROFESSIONAL, KEMUDIAN EKONOMIK UNTUK PRAK TEK PROFESI.
• HARUS ADA MASUKAN FARMASIS DA LAM PENENTUAN OBAT YG DIGUNA KAN PASIEN (SARAN,INFORMASI,SE LEKSI OBAT PILIHAN).
• INTERAKSI PROFESSIONAL (TU DNG DOKTER) HARUS BERDASARKAN THERAPEUTIC PARTNERSHIP.
• INTERAKSI ANTAR FARMASIS KOLEGALITAS, BUKAN KOMPETITOR TERFOKUS PADA PENINGKATAN PE LAYANAN KEFARMASIAN.
• DALAM BERORGANISASI/BEKERJA-SAMA, PIMPINAN BERTANGGUNG- JAWAB MENGENAI DEFINISI, EVALUA SI, PENINGKATAN MUTU OBAT.
• FOKUS: THERAPI POKOK, DAN INFOR MASI DASAR OBAT SETIAP PASIEN
TERSEDIA PATIENT’S MEDICATION PROFILE PADA SATU APOTEK / TEM PAT PELAYANAN KESEHATAN.
• PENGUMPULAN INFORMASI INDEPEN DEN, KOMPREHENSIF, OBYEKTIF, RE LATIF TERBATAS PADA JENIS OBAT- OBAT YG SEDANG BANYAK DIGUNA KAN MASYARAKAT.
• BERTANGGUNG-JAWAB THD MAINTE NANCE & ASSESMENT KOMPETENSI NYA SELAMA PENGABDIAN PROFESI.
• PENDIDIKAN PROFESI HRS COCOK DAN TEPAT GUNA DNG PERUBAHAN / PERGESERAN PRAKTEK KEFARMASI AN MASA DEPAN.
• ADA PATOKAN BAKU YG SPESIFIK UNTUK PELAKSANAAN GPP YG BERSIFAT NASIO NAL, SESUAI UNTUK FARMASIS SETEMPAT
• BAGIAN PENUTUP GPP MENGHARUSKAN FARMASIS UTK BERJUANG MELAKSANA KAN TUGAS DAN KEWAJIBAN PROFESINYA SE-SEGERA MUNGKIN, TANPA HARUS ME NUNDA LEBIH LAMA.
• DASAR GPP PHARMACEUTICAL CARE : TANGGUNG-JAWAB PELAYANAN KE SEHATAN DALAM PENGGUNAAN OBAT UN TUK THERAPI,AGAR MENCAPAI OUT-COME TTT YG MENINGKATKAN/ MEMELIHARA KU ALITAS HIDUP PASIEN.
• PELAKSANAAN PHARM CARE BERTUMPU PADA 3 - 5 LANGKAH POKOK :
1.HUBUNGAN PROFESSIONAL HARUS DIBA NGUN DAN TERPELIHARA ANTARA FARMA SIS DNG PASIEN.
2.CATATAN MEDIK PASIEN DAN INFORMED CONSENT-NYA HRS TERSIMPAN RAPI, IN FORMASI TAMBAHAN YG SPESIFIK HRS DI KUMPULKAN, DISUSUN, DIPANTAU, DAN DI PELIHARA.
3.INFORMASI MEDIK SPESIFIK, TU OBAT YG DIRESEPKAN HRS DIEVALUASI, THERAPY PLAN DIKEMBANGKAN DNG MELIBATKAN PASIEN DAN DOKTER PENULIS RESEP YBS
4. Farmasis yakin bahwa pasien mendapatkan semua yang dibutuhkan, informasi, dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk pemakaian obat pada therapy plan
5. Farmasis harus review, monitor dan modifikasi therapy plan jika diperlukan dan tepat guna sesuai dengan kondisi pasien dan tim health care
• LANGKAH POKOK TSB DILAKSANAKAN BERDA SARKAN PRINSIP/PENGERTIAN :
1.HUBUNGAN PROFESS DIBANGUN DAN TERPELI HARA ATAS DASAR CARING TRUST OPEN COMMUNICATION, SERTA HASIL KEPUTUSAN BERSAMA. FARMASIS: FOKUS PADA PASIEN, PASIEN: INFORMASI PERSONAL, AKTIF DALAM THERAPEUTIC PLAN.
2.DATA TERKAIT OBAT/KESEHATAN DIKUMPUL KAN,DITETAPKAN DATA YG PALING MENENTU-KAN KESEJAHTERAAN PASIEN. DATA HRS AKURAT, LENGKAP, SISTEMATIK, MUDAH DI-AK SES, KRN MENENTUKAN THERAPY PLAN.
3.THERAPY PLAN HRS DIKEMBANGKAN BER SAMA PARTISIPASI AKTIF PASIEN. FOKUS FARMASIS: KESEIMBANGAN KOMPLEKSI TAS THERAPI, BEAYA, TEPAT/COCOK (INHERENT). PASIEN MENERIMA INFORMA SI YG MUDAH DIPAHAMI, PENJELASAN RIN CI TTG TANGGUNG-JAWABNYA. SEMUA KE PUTUSAN DIKOMUNIKASIKAN KPD PIHAK TERKAIT
4.FARMASIS AKAN MEMPEROLEH PROFESSI ONAL FEE ATAS JASA PELAYANANNYA.
• PENGHARGAAN WHO 1997 KPD FARMASIS DIKENAL SBG THE SEVEN STAR PHARMACIST YG BERISI PENGAKUAN ATAS KOMPETENSI PROFESI :
• 1.CARE GIVER:PEL, PERHATIAN, PERLIND• 2.DECISION MAKER:EVALUASI DAN KPTS• 3.COMMUNICATOR:POSISI STRTG dr-PSN• 4.LEADER:PIMP PEL KES SAAT dr ABSEN• 5.MANAGER:MANAG SDM/A DAN INFORM• 6.LIFE-LONG LEARNER:KEMAJUAN S&T,PELY• 7.TEACHER:DIK-LAT GEN PNRS,FARM YUNIOR • DIUSULKAN: 8.RESEARCHER: PENLT OBAT
Farmasis Problem solver/managerMasalah-masalah kefarmasian/kesehatan:• Biopathology• Drugs and their actions• Appr/rational & safe use of
drugs• Leadership
Perubahan konsep dan konteks pelayanan kesehatan
Behavioural – basedCompetencies
(add – synergist)
Social & behaviouralSciencies (hybride)
7star pharm:• Care gaver• Dec maker• Comm• Leader• Manager• Life – long learn• Teacher
Manajerial
Fungsional
• Standard profesiph. Care
• Standard kualitas pelayanan GPP
Problem avoider/korektor masalah terkait obat/kefarmasian
Task-based competencies:• Compl. Bioav• Parent sol.• Monitoring• Clinic. Appl.
Pendidikan
Problem solver/manager masalah-masalah kefarmasian/kesehatan:• Socio-psych• Patient wellfare• Rational & economic
prescrib• DRPs/TRPs• Med. error
BAGIAN KETIGA
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PERAN FARMASIS DALAM PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT
Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKMIlmu Kesehatan Masyarakat (IKM) ) adalah Ilmu (dan seni) untuk:adalah Ilmu (dan seni) untuk:
*Mencegah penyakit*Mencegah penyakit
*Memperpanjang (masa) harapan hidup*Memperpanjang (masa) harapan hidup
*Meningkatakan kesehatan fisik dan mental, *Meningkatakan kesehatan fisik dan mental, efisiensinya melalui usaha masyarakat yg ter efisiensinya melalui usaha masyarakat yg ter organisir, misal sanitasi lingkungan dan peng organisir, misal sanitasi lingkungan dan peng endalian penyakit menularendalian penyakit menular
*Mendidik masyarakat ttg prinsip-2 *Mendidik masyarakat ttg prinsip-2 kesehatan perorangankesehatan perorangan
*Pengorganisasian usaha pel med dan perwt: *Pengorganisasian usaha pel med dan perwt: diagn awal, prev dan kuratif, promt dan pmldiagn awal, prev dan kuratif, promt dan pml
4 model pengertian (definisi) 4 model pengertian (definisi) s e h a t :s e h a t :
1.Medical model: 1.Medical model: health health is the absence of is the absence of physical and mental disease/infirmityphysical and mental disease/infirmity..
2.Who MODEL: 2.Who MODEL: HEALTH HEALTH encompasses encompasses comple te physical, mental, and social comple te physical, mental, and social well be ing.well be ing.
3.Wellness model: 3.Wellness model: health health is when a person can is when a person can make progress toward a state of higher make progress toward a state of higher functioning,energy,and comfort, has functioning,energy,and comfort, has integrated the body,mind,and spirit.integrated the body,mind,and spirit.
4.Environmental model: 4.Environmental model: Healthy people are well Healthy people are well adapted to physical,social surrnd and do not adapted to physical,social surrnd and do not suffer from undue pain,discomfort/disability.suffer from undue pain,discomfort/disability.
* Untuk menuju sehat tsb Dept Pencegahan * Untuk menuju sehat tsb Dept Pencegahan Penyakit dan Promosi Kes AS menyusun tujuan Penyakit dan Promosi Kes AS menyusun tujuan nasional kesehatan: nasional kesehatan: healthy people 2010.healthy people 2010.
Terdiri dari 28 bagian, dan terdapat 10 indikator Terdiri dari 28 bagian, dan terdapat 10 indikator utama kesehatan sbg prioritas:physical activity, utama kesehatan sbg prioritas:physical activity, overweight and obes,tobacco use,substance ab overweight and obes,tobacco use,substance ab use,responsible sexual behaviour,mental health, use,responsible sexual behaviour,mental health, injury and violence, environment quality, immu injury and violence, environment quality, immu nization, access to health carenization, access to health care
Farmasis dapat berpartisipasi langsung pada Farmasis dapat berpartisipasi langsung pada 8 indikator dan tidak langsung pada injury 8 indikator dan tidak langsung pada injury and violence, serta menjaga kualitas and violence, serta menjaga kualitas lingkungan, karena memang sukar lingkungan, karena memang sukar dikendalikan.dikendalikan.
Tujuan nasional tsb berhubungan Tujuan nasional tsb berhubungan langsung dg langsung dg pharmacy practicepharmacy practice, yaitu , yaitu membangun dan eva luasi membangun dan eva luasi perencanaan peningkatan kes mas perencanaan peningkatan kes mas yang berarti pengembangan praktek yang berarti pengembangan praktek kefarmasian.kefarmasian.
###################################### Farmasis dapat implementasi Farmasis dapat implementasi wellness and wellness and
health promotionhealth promotion, lewat 4 katagori potensial:, lewat 4 katagori potensial: *Patient monitoring and education*Patient monitoring and education *Patient assessment and risk factor analysis*Patient assessment and risk factor analysis *Preventive health care*Preventive health care *Health promotion and disease surveillance*Health promotion and disease surveillance
oooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooo
Pengertian sehat model WHO dikembangkan Pengertian sehat model WHO dikembangkan menjadi konsep H.L.Blum, yg menjadikan menjadi konsep H.L.Blum, yg menjadikan sehatsehat sebagai pusat lingkaran, dikelilingi oleh sebagai pusat lingkaran, dikelilingi oleh 4 faktor yg langsung berpengaruh, yaitu: 4 faktor yg langsung berpengaruh, yaitu:
1.Kependudukan (population/herediter).1.Kependudukan (population/herediter). 2.Pelayanan kesehatan.2.Pelayanan kesehatan. 3.Perilaku sehat (attitude and behaviour).3.Perilaku sehat (attitude and behaviour). 4.Lingkungan (environment).4.Lingkungan (environment). Diantara 4 faktor Diantara 4 faktor utamautama tsb terdapat 4 tsb terdapat 4
faktor :faktor : a.Cultural system, antara faktor 1. dan 2.a.Cultural system, antara faktor 1. dan 2. b.Human satisfactory, antara faktor 2. dan 3.b.Human satisfactory, antara faktor 2. dan 3. c.Ecological balance, antara faktor 3. dan 4.c.Ecological balance, antara faktor 3. dan 4. d.Human resources, antara faktor 4. dan 1.d.Human resources, antara faktor 4. dan 1.
Ukuran intensitas faktor kependudukan Ukuran intensitas faktor kependudukan
life-span.life-span. Faktor pelayanan kesehatan diukur lewat Faktor pelayanan kesehatan diukur lewat
partisipasi partisipasi pada pelayanan kesehatan, a.l. pada pelayanan kesehatan, a.l. kunjungan ke pusat pelayanan, baik primer, kunjungan ke pusat pelayanan, baik primer, sekunder, tertier untuk menerima penyuluhan sekunder, tertier untuk menerima penyuluhan (pola hidup sehat, informasi penggunaan obat, (pola hidup sehat, informasi penggunaan obat, pencegahan penyakit).pencegahan penyakit).
Faktor perilaku sehat ditandai dng Faktor perilaku sehat ditandai dng disability / social disability / social behaviour.behaviour. Usaha untuk optimalisasi hasil, a. l. dng Usaha untuk optimalisasi hasil, a. l. dng promosi kesehatan.promosi kesehatan.
Faktor lingkungan paling sulit dikendalikan, oleh karena Faktor lingkungan paling sulit dikendalikan, oleh karena itu hanya dpt dimonitor/antisipasi.itu hanya dpt dimonitor/antisipasi.
Pelaksanaan kes masyarakat, secara umum Pelaksanaan kes masyarakat, secara umum terkait 2 hal besar :terkait 2 hal besar :
Permasalahan lingkungan.Permasalahan lingkungan. Pelaksanaan pelayanan kesehatan.Pelaksanaan pelayanan kesehatan.
Secara spesifik, dibagi 7 katagori :Secara spesifik, dibagi 7 katagori : 1.Kegiatan yg hrs ada di masyarakat:1.Kegiatan yg hrs ada di masyarakat: *supervisi, makanan, air, susu*supervisi, makanan, air, susu *Pengendalian Insect, tikus, vektor lain*Pengendalian Insect, tikus, vektor lain *Pengendalian pencemaran lingkungan, *Pengendalian pencemaran lingkungan, termasuk atmosfer, tanah, air, mencetermasuk atmosfer, tanah, air, mence gah radiasi, kebisingan. gah radiasi, kebisingan.
2.Kegiatan yg dirancang utk mencegah penyakit, 2.Kegiatan yg dirancang utk mencegah penyakit,
kecacadan, atau kematian dini, karena:kecacadan, atau kematian dini, karena: *penyakit menular, infeksi parasit*penyakit menular, infeksi parasit *defisiensi/kelebihan makanan*defisiensi/kelebihan makanan *kelainan perilaku: alkoholic, addict, suicide*kelainan perilaku: alkoholic, addict, suicide *kelainan mental: retardasi mental (sakit jiwa)*kelainan mental: retardasi mental (sakit jiwa) *alergi (dan sumber-sumbernya)*alergi (dan sumber-sumbernya) *ISPA, penyakit kronik, penyakit menular*ISPA, penyakit kronik, penyakit menular *penyakit neoplastik, metabolik, jantung, otak, *penyakit neoplastik, metabolik, jantung, otak,
terkait kerja/jabatan, gigi (caries, periodontg)terkait kerja/jabatan, gigi (caries, periodontg) *hal-hal yg terkait dng genetik*hal-hal yg terkait dng genetik *resiko terkait kelahiran, pertumb, perkembang*resiko terkait kelahiran, pertumb, perkembang *kecelakaan: rumah, kendaraan, industri.*kecelakaan: rumah, kendaraan, industri.
3.Kegiatan yg berhubungan dng pelayanan 3.Kegiatan yg berhubungan dng pelayanan (kedokteran) kesehatan:(kedokteran) kesehatan:
^distribusi yg menyangkut perimbangan tenaga/ ^distribusi yg menyangkut perimbangan tenaga/ fasilitasfasilitas
^membantu pembangunan,pemeliharaan kuali ^membantu pembangunan,pemeliharaan kuali tas/ kuantitas sumber daya,fasilitas mas,standar tas/ kuantitas sumber daya,fasilitas mas,standar RS,perawat,rehabilitasi medik/perawatanRS,perawat,rehabilitasi medik/perawatan
^program deteksi dini penyakit^program deteksi dini penyakit
^pusat pengobatan yg bervariasi, dari sejenis ^pusat pengobatan yg bervariasi, dari sejenis klinik spesialis hingga pusat pelyn medik klinik spesialis hingga pusat pelyn medik terpaduterpadu
^partisipasi dalam pendidikan dasar hingga ^partisipasi dalam pendidikan dasar hingga berberkelankelan
jutanjutan
4.Kegiatan yg berhubungan dng 4.Kegiatan yg berhubungan dng pengumpulan, penyimpanan, dan pengumpulan, penyimpanan, dan analisis data analisis data individual medication individual medication records (IMRs), life expectation.records (IMRs), life expectation.
5.Pendidikan masyarakat di bidang 5.Pendidikan masyarakat di bidang kesehatan pada tingkat individu dan kesehatan pada tingkat individu dan komunitas.komunitas.
6.Merencanakan,melaksanakan,menga6.Merencanakan,melaksanakan,menganalisis, dan mengevaluasi (pelayanan) nalisis, dan mengevaluasi (pelayanan) kesehatan secara terpadu.kesehatan secara terpadu.
7.Penelitian ilmiah, teknis, dan 7.Penelitian ilmiah, teknis, dan administratif.administratif.
INDIKATOR/DERAJAD KESEHATAN : 1. Life span : usia harapan hidup (panjang) 2. DiSEASE INFIRMITY : MINIMAL FREQUENSINYA 3. Discomfort or illness : sangat jarang 4. disability or incapacity : sangat kecil 5. participation on health care : tinggi 6. health behaviour : sangat baik 7. ecologic behaviour : terkendali 8. social behaviour : teradaptasi/toleran 9. interpersonal relationship : terjalin10. reserve of positive health : tinggi/kuat11. external satisfaction : proporsional12. internal satisfaction : terkontrol dng kuat
Tugas administrasi kesehatan : menjaga agar 12 indikator selalu menampilkan performance optimal.
Fungsi dinamik adm kesehatan : melakukan kegiatan manajemen sumber daya yg ada untuk mencapai tujuan yg telah ditetapkan
Aktivitas manajemen yg harus dilaksanakan secara sistematik meliputi: planning,organizing,actuat ing,controlling,and evaluation.
Tujuan kesehatan masyarakat diuraikan oleh Clark menjadi 3 tk pencegahan (prevention) :
A.Prepathogenesis phase (primary preventi on),td : 1.health promotion: pendidikan kesehatan,
gizi,rumah dan hiburan sehat, konsultasi perkawinan, pertumbuhan dan pengem bangan
2.general and specific protection: immunisasi,higiene individu, perlindungan lingkungan, penyelamatan kecelakaan, ke
selamatan kerja,perlindungan thd carcino genics,toksin,alergen,pengendalian sumber penyakit pencernaan.
B.Pathogenesis phase (secondary prevention): 3.early diagnosis and prompt treatment:
early care finding, gen check up, survey contact, school, nursing hold, case holding, adequate treatment, mass screening.
4.disability limitation: penyempurnaan dan intensifikasi (mis:ganti tangan palsu), therapi lanjut, pencegahan komplikasi, perbaikan fasilitas kesehatan, pengurangan beban sosial.
C. Pathogenesis phase (tertiary prevention) : 5.rehabilitasi: pendidikan kesehatan lanjut,
work therapy utk penderita gangguan jiwa, perkampungan rehabilitasi sosial, penyadaran masy, lembaga rehab dan partisipasi masy.
Peran Kesehatan Masyarakat FarmasisPeran Kesehatan Masyarakat Farmasis Kesehatan Masyarakat : usaha yg diorganisir Kesehatan Masyarakat : usaha yg diorganisir
oleh masyarakat untuk memelihara, oleh masyarakat untuk memelihara, meningkatkan, dan mengembalikan seperti meningkatkan, dan mengembalikan seperti sediakala kesehatan (milik) masyarakat. sediakala kesehatan (milik) masyarakat. Semua program, pelayanan, dan institusi yg Semua program, pelayanan, dan institusi yg terlibat mengutamakan pencegahan penyakit terlibat mengutamakan pencegahan penyakit dan mencukupi kebutuhan kesehatan dan mencukupi kebutuhan kesehatan masyarakat (populasi) secara keseluruhan.masyarakat (populasi) secara keseluruhan.
Masalah kes mas tidak sama dng masalah Masalah kes mas tidak sama dng masalah kesehatan/penyakit secara individual, tetapi kesehatan/penyakit secara individual, tetapi menyangkut komunitas.menyangkut komunitas.
Perspektif pelaku kes mas terdiri dari 2 level, Perspektif pelaku kes mas terdiri dari 2 level, makro dan mikro.makro dan mikro.
Level tsb dapat langsung diperbandingkan, mis Level tsb dapat langsung diperbandingkan, mis direktur klinik kes mas -direktur klinik kes mas -level mikro.Evaluator level mikro.Evaluator kebutuhan klinik kes mas,perencana,dan pengkebutuhan klinik kes mas,perencana,dan peng--alokasi sumber daya -alokasi sumber daya -level makro.level makro.
Community pharmacist -Community pharmacist -level mikro. Perencana level mikro. Perencana kebijakan pencegahan penyakit menular, kebijakan pencegahan penyakit menular, penyuluhan promosi kesehatan -penyuluhan promosi kesehatan -level makro.level makro.
Pelaku berasal dari berbagai profesional: Pelaku berasal dari berbagai profesional: kesehatan, biostatistik, epidemiologis, kesehatan, biostatistik, epidemiologis, lingkungan, nutrisi, penyuluh/pendidik kesehatan.lingkungan, nutrisi, penyuluh/pendidik kesehatan.
Fokus: individual vs komunitas/populasi.Fokus: individual vs komunitas/populasi.
Parameter demografi :Keseimbangan lama : angka kelahiran tinggi, angka kematian tinggi.Transisi demografi : angka kelahiran rendah (akibat program keluarga berencana dan kemajuan pendidikan) dan angka kematian seimbang.Keseimbangan baru : angka kelahiran rendah, angka kematian rendah,dicapai dng pendidikan kesehatan,pengembangan tingkat pendidikan,penggunaan teknologi tinggi
Salah satu masalah pokok kes mas adalah Salah satu masalah pokok kes mas adalah determi nasi prevalensi penyakit di masyarakat, determi nasi prevalensi penyakit di masyarakat, analisis atau perbandingan dng tahun analisis atau perbandingan dng tahun sebelumnya, dan perencanaan pelayanan sebelumnya, dan perencanaan pelayanan kesehatan untuk mengurangi prevalensi kesehatan untuk mengurangi prevalensi penyakit ybs seminimal mungkin.penyakit ybs seminimal mungkin.
Masalah yg ada dirumuskan, al seberapa tinggi Masalah yg ada dirumuskan, al seberapa tinggi fre quensi suatu penyakit muncul, dimana fre quensi suatu penyakit muncul, dimana terjadinya?, apakah dampaknya di masyarakat?, terjadinya?, apakah dampaknya di masyarakat?, bagaimana pe nularannya dan dapatkah bagaimana pe nularannya dan dapatkah dicegah?, bagaimanakah usaha masyarakat dicegah?, bagaimanakah usaha masyarakat untuk meminimalkan dampak penyakit tsb?untuk meminimalkan dampak penyakit tsb?
Kes mas termasuk segala aktivitas akibat hasil Kes mas termasuk segala aktivitas akibat hasil per hitungan,analisis masalah,perencanaan per hitungan,analisis masalah,perencanaan preventif.preventif.
Aktivitas farmasis pada kes mas dapat Aktivitas farmasis pada kes mas dapat didasarkan atas 2 karakteristik:didasarkan atas 2 karakteristik:
1.Sebagai profesional: kewajiban dan tugas 1.Sebagai profesional: kewajiban dan tugas utamanya adalah kesejahteraan pasien di utamanya adalah kesejahteraan pasien di atas kepentingan sendiri, ekonomi, interes.atas kepentingan sendiri, ekonomi, interes.
2.sebagai warganegara yg menikmati 2.sebagai warganegara yg menikmati penghormatan khusus (penghormatan khusus (unusual)unusual) dari publik: dari publik: kewajibannya adalah pengembangan kewajibannya adalah pengembangan pengabdian profesi (pengabdian profesi (privileged position)privileged position) untuk untuk kepentingan publik (masyarakat)kepentingan publik (masyarakat) pelayanan pelayanan kesehatan.kesehatan.
Profesional dng konflik : profesional vs Profesional dng konflik : profesional vs komersial,economic interest vs public welfarekomersial,economic interest vs public welfare
Aktivitas farmasis kes mas membentang Aktivitas farmasis kes mas membentang dari formulasi kebijakan hingga konseling dari formulasi kebijakan hingga konseling pasienpasien dari makro ke mikro. dari makro ke mikro.
Makro : formulasi kebijakan, misal kebijakan Makro : formulasi kebijakan, misal kebijakan obat nasional, sistem pelayanan kesehatan, obat nasional, sistem pelayanan kesehatan, pelayanan kefarmasian, penanggulangan pelayanan kefarmasian, penanggulangan penyakit menular, epidemi, lingkungan, dan penyakit menular, epidemi, lingkungan, dan pe nyuluhan pola hidup sehat.pe nyuluhan pola hidup sehat.
Mikro : konseling penggunaan obat, analisis Mikro : konseling penggunaan obat, analisis peresepan salah, peningkatan peresepan peresepan salah, peningkatan peresepan rasional, TDM, maupun DTM.rasional, TDM, maupun DTM.
Aktivitas Aktivitas managing drug related problems managing drug related problems dapat dikatagorikan level makro/mikro.dapat dikatagorikan level makro/mikro.
Keterkaitan farmasis dalam fungsi kes mas terutama Keterkaitan farmasis dalam fungsi kes mas terutama dalam menyusun kebijakan (menyangkut) kesehatan, dalam menyusun kebijakan (menyangkut) kesehatan, baikbaik organisasi, lokal, regional, organisasi, lokal, regional,
nasional,maupun internasnasional,maupun internasionalional Parameter umum yg baku ttg hubungan farmasis dng Parameter umum yg baku ttg hubungan farmasis dng
kes mas adalah kes mas adalah penggunaan obat (rasional) penggunaan obat (rasional) yg yg terkait kebijakan publik. Jika farmasis tidak terlibat terkait kebijakan publik. Jika farmasis tidak terlibat dalam penentuan kebijakan tsb dalam penentuan kebijakan tsb pelayanan pelayanan kesehatan masyarakat tidak terlayani secara optimum. kesehatan masyarakat tidak terlayani secara optimum.
* * Beberapa hal yg dapat melibatkan farmasis :Beberapa hal yg dapat melibatkan farmasis :
>> Identifikasi Identifikasi health-related public/comm health-related public/comm problems: problems: secara luas berprinsip pada epidemiologi, secara luas berprinsip pada epidemiologi, termasuk pengumpulan data yg diperlukan untuk termasuk pengumpulan data yg diperlukan untuk penentuan penyebabpenentuan penyebab penyakit, efek (obat), penyakit, efek (obat), penyembuhan penyakit.penyembuhan penyakit.
Problem yg muncul di antaranya: prevalensi Problem yg muncul di antaranya: prevalensi dan insidensi penyakit, jumlah dan penderitaan dan insidensi penyakit, jumlah dan penderitaan ADRs, tingkat kepatuhan minum obat, beaya, ADRs, tingkat kepatuhan minum obat, beaya, karakteristik peresepan, kesalahan dispensing, karakteristik peresepan, kesalahan dispensing, promosi medrep, dan pengobatan sendiri.promosi medrep, dan pengobatan sendiri.
>> Penentuan prioritas kesehatan : lewat proses Penentuan prioritas kesehatan : lewat proses legislative/regulasi legislative/regulasi penentuan alokasi dana penentuan alokasi dana untuk pelaksanaan pelayanan kesehatan.untuk pelaksanaan pelayanan kesehatan.
>> Health planning Health planning : setelah prioritas ditentukan, : setelah prioritas ditentukan, program pelaksanaan disusun secara program pelaksanaan disusun secara sistematik sesuai tujuan yg telah ditetapkan.sistematik sesuai tujuan yg telah ditetapkan.
>>Evaluasi program : data harus dikumpulkan untuk Evaluasi program : data harus dikumpulkan untuk digunakan sbg umpan balik bagi proses digunakan sbg umpan balik bagi proses perencanaan tugas berikutnya, sehingga sistem perencanaan tugas berikutnya, sehingga sistem menjadi dinamik.menjadi dinamik.
>> Reimbursement/economicsReimbursement/economics : alokasi beaya dan : alokasi beaya dan pengelolaannya secara efektif – efisien merupakan pengelolaannya secara efektif – efisien merupakan faktor esensial. Kelancaran pembeayaan untuk faktor esensial. Kelancaran pembeayaan untuk pelayanan seluruh populasi, termasuk untuk obat, pelayanan seluruh populasi, termasuk untuk obat, harus diupayakan secara optimal.harus diupayakan secara optimal.
>> Program legislative/regulasi : penentuan Program legislative/regulasi : penentuan parameter baku mutu pelayanan yg berlaku secara parameter baku mutu pelayanan yg berlaku secara nasnasioionnaal. l.
>>Increasing access to health services Increasing access to health services : farmasis : farmasis memerurupakan profesional kesehatan pakan profesional kesehatan optimalisasi optimalisasi fungsi.fungsi.
* * Aktivitas farmasis dalam pelayanan kes mas :Aktivitas farmasis dalam pelayanan kes mas : Imunisasi : dalam pemberian tidak berperan, Imunisasi : dalam pemberian tidak berperan,
namun suplai logistik merupakan hal yg namun suplai logistik merupakan hal yg esensial. Hal yg lebih penting adalah peran esensial. Hal yg lebih penting adalah peran penyuluh kesht pada masyarakat, sehingga penyuluh kesht pada masyarakat, sehingga dapat meningkatkan partisipasi.dapat meningkatkan partisipasi.
Penyalah-gunaan dan penggunaan-salah: obat, Penyalah-gunaan dan penggunaan-salah: obat, alkohol, merokok, zat addiktif yg lain, dosis. alkohol, merokok, zat addiktif yg lain, dosis. Pendidikan merupakan prioritas penentu.Pendidikan merupakan prioritas penentu.
Penyuluhan penularan penyakit seksual : AIDS Penyuluhan penularan penyakit seksual : AIDS pendidikan perilaku sehat. pendidikan perilaku sehat.
Keluarga berencana : penyuluhan dan Keluarga berencana : penyuluhan dan penyebaran informasipenyebaran informasi ke- ke-
sehatan : informasi diit, latihan fisik, konsep sehatan : informasi diit, latihan fisik, konsep health health believebelieve
model,model, adopsi-inovasi, penggunaan obat secara adopsi-inovasi, penggunaan obat secara benar.benar.
Fluoridation : keseimbangan elektrolit air bersih, Fluoridation : keseimbangan elektrolit air bersih, kesehatan gigi.kesehatan gigi.
Promosi kesehatan.Promosi kesehatan. Pencegahan keracunan : tindakan awal, pertolongan Pencegahan keracunan : tindakan awal, pertolongan
pertpertama kesehatanama kesehatan, pemberian antidotum., pemberian antidotum. Quackery : obesity, penyakit degeneratif, kronik, Quackery : obesity, penyakit degeneratif, kronik,
menular.menular. Persiapan penanggulangan bahaya dan keadaan Persiapan penanggulangan bahaya dan keadaan
darurat : perencanaan penanggulangan bahaya banjir, darurat : perencanaan penanggulangan bahaya banjir, gempa, epidemi, pandemi, kecelakaan gempa, epidemi, pandemi, kecelakaan beratberatpanduan informasi pencegahan, panduan informasi pencegahan, penanggupenanggulangan penyakit, pppk korban, persiapan langan penyakit, pppk korban, persiapan obat pertama,obat pertama,
Pelaksanaannya dalamPelaksanaannya dalam kelompok terpadukelompok terpadu
dikelola dng baik.dikelola dng baik.Perlindungan (monitoring) thd lingkungan : Perlindungan (monitoring) thd lingkungan :
dampak semua bentuk polusi thd kesehatan dampak semua bentuk polusi thd kesehatan harus di-informasikan kepada masyarakatharus di-informasikan kepada masyarakat peran farmasis sbg pendidik kesehatan peran farmasis sbg pendidik kesehatan mas/individualmas/individualsesuai bintang ke 7 farmasis,sesuai bintang ke 7 farmasis, teacher.teacher.
Keamanan tempat kerja:Keamanan tempat kerja: penjaminan penjaminan keselamatan tempat keselamatan tempat kerja, pengobatan kerja, pengobatan sendiri sbg pppk, metode pelaporan dan sendiri sbg pppk, metode pelaporan dan penanggulangan, shg dapat segera mendapatpenanggulangan, shg dapat segera mendapat penatalaksanapenatalaksana an yg benar, serta mencegah an yg benar, serta mencegah terulang kembali kejadian yg mirip. terulang kembali kejadian yg mirip.
> > Peer reviewPeer review: asesmen kualitas pelaksanaan : asesmen kualitas pelaksanaan pelayanan kesehatan kepada masyarakat bersama pelayanan kesehatan kepada masyarakat bersama kolega dokter, peresepan rasional, askes.kolega dokter, peresepan rasional, askes.
> Pengumpulan data : dapat dilakukan 2 hal :> Pengumpulan data : dapat dilakukan 2 hal :
1. Laporan tentang masalah preparasi 1. Laporan tentang masalah preparasi obat,alkes,label obat,alkes,label
ing,nomenklatur,dan promosi/penyediaan untuk ing,nomenklatur,dan promosi/penyediaan untuk
masyarakatmasyarakat laporan harus akurat,telah dianalisis laporan harus akurat,telah dianalisis
tajam, karena data tsb untuk meyakinkan penentutajam, karena data tsb untuk meyakinkan penentu
kebijakan.kebijakan.
2. Laporan 2. Laporan Adverse drug reactionAdverse drug reaction : informasi yg di : informasi yg di
tujukan untuk peningkatan kesejahteraan mas.tujukan untuk peningkatan kesejahteraan mas.
**KemampuanKemampuan mendidik/menyuluh vs komunikasi* mendidik/menyuluh vs komunikasi*
• (Partisipasi) aktivitas pasien : penyakit pasien dapat menular ke mas, kesehatan individual berpengaruh pada kes maskonsep HBM. Peran Farmasis dapat dilakukan sbb :
Pendidikan/penyuluhan kesehatan pasien secara individual penggunaan obat teresepkan yg benar, pengobatan sendiri,kepatuhan, meso, nutrisi, dan pencegahan penyakit.
Screening & referral : informasi kesehatan dan pelaksanaan (perilaku atau pola hidup sehat).
Medication maintenance : pasien dng penyakit kronik, generatif (tergantug obat), monitoring kepatuhan, khasiat, dan efek samping.
Konseling : penggunaan obat yg benar dng bahasa sederhana, mendapatkan kepatuhan optimal, menumbuhkan tanggung-jawab pasien.
Patient monitoring : DTM pemantauan out-comes (efektivitas therapy)
Family counseling : lewat professional relationship konseling obat, ekonomi, kebutuhan kesehatan yg lain.
• Partisipasi Farmasis dalam aktivitas kesehatan masyarakat :
< makro vs mikro safe, appropriate, rational use of drug dan promosi kesehatan/pola hidup sehat
< Prinsip dasar : pola pikir dan sikap profesional Farmasis yg karakteristik dalam pelayanan kesehatan perhatian utama adalah kesejahteraan pasien.
< Fungsi pendidik/penyuluh selain komunikator learn to comm, teach/persuade, motivate. Paling sukar dididik tidak peduli kesehatan justru menjadi prioritas utama untuk ditolong.
Individu
PengalamanPersepsiPemahamanPenafsiran
- a -
a.
Stimulus
b.
Sistem sosial
Sistem budaya
Sistem
kepribadian
Tindakan
INDIVIDU PERILAKU
- b -
Teori aksi menurut Weber (a) dan Parsons (b)
Penguatan
Diterima(adopsi)
Tetap diadopsi
Ditolak
DitolakTetap ditolak
Adopsi
Skema proses adopsi inovasi
Pengetahuan
Perti
mbangan
Keputusan
Behaviouralbeliefs
Outcome evaluations
Normative beliefs
Motivations to comply
Attitude towards the behaviour
Relative importance of attitudinal and normative factors
Subjective norm
Intention
The theory of reasoned action
Behaviour
Perceived susceptibility(Because I often engage in unprotected sex, I could get infected with HIV
Perceived severity(Practically all people who are HIV-infected die eventually)
Perceived benefits(if I always use condoms when having sex, there will be no risk of HIV infection)
Perceived barriers(The use of condoms reduces sexual enjoyment)
Belief in a personal health threat
Belief in the effectiveness of a health behaviour
Health behaviour (I will use condoms)
The health belief model applied to the reduction of sexual risk
Severity(Lung cancer and coronary heart diseases are serious diseases)
Vulnerability(If I continue to smoke, I will run the risk of getting these diseases)
Intrinsic rewards(I enjoy smoking)
Extrinsic rewards(Smoking is good for my image)
Response efficacy(Stopping smoking considerably reduces the risk of getting cancer or heart disease)
Self-efficacy(If I wanted to, I could stop smoking)Response costs(For the first few months I would suffer terribly)
Threat appraisal
Coping appraisal
Protection motivation (I intend to stop)
Protection motivation theory applied to the reduction of smoking
Predisposing factors perception, knowledge
attitudes, beliefs, values
Enabling factorsskill, availability
accessibility, referral
Reinforcing factorssupport from family,
peers, teacher, employers, health
provider
motivation facilitation reinforcement
Behavioral causes
Skema Theori Green tentang Perubahan Perilaku
Attitude towards
Behavior
Subjective
Norm
Perceive
Behavioral
Control
Behavioral
IntentionBehavioral
Theory of Planed Behavior (Fishbein dan Ajzen)
Alternatif-alternatif
Konsekuensi-konsekuensi(Risks and Benefits)
Pemilihan yang “terbaik”Risks kecilBenefits besar
KEPUTUSAN
Skema dasar pengambilan keputusan
Intelligence(Penelusuran masalah)
DesignPerencanaanPenyelesaian masalah
ChoicePemilihan tindakan
Implementationpelaksanaan tindakan berdasarkan keputusan
Pengalaman pribadiPengaruh orang lain (yang dianggap penting)KebudayaanFaktor emosional
Skema proses pengambilan keputusan