Semi Kon Duk Tor
-
Upload
desy-qoraima-putri -
Category
Documents
-
view
222 -
download
0
description
Transcript of Semi Kon Duk Tor
MAKALAH
SEMIKONDUKTOR
(disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Zat Padat Kelas A)
Disusun Oleh :
Nurul Fatimah 120210102008
Desy Qoraima Putri 120210102077
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015
SEMIKONDUKTOR
Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik yang
berada di antara insulator dan konduktor. Sebuah semikonduktor bersifat sebagai
insulator pada temperatur yang sangat rendah, namun pada temperatur ruangan
besifat sebagai konduktor. Tahanan jenis bahan semi konduktor antara sekitar 10-2
Wm sampai dengan sekitar 109 Ωm. Atom-atom bahan semi konduktor
membentuk krristal dengan struktur tetrahedral, dengan ikatan kovalen. Bahan
semi konduktor yang banyak dipakai dalam elektkronika adalah silikon (Si) dan
Germanium (Ge). Pada 0 Kelvin Si mempunyai lebar pita terlarang (energy gap)
0,785 eV, sedang untuk Ge 1,21 eV.
Baik Si maupun Ge mempunyai elektron valensi 4. Ada 2 jenis bahan
semikonduktor yaitu semikonduktor intrinsik (murni) dan semi konduktor
ekstrinsik (tidak murni). Untuk semikonduktor ekstrinsik ada 2 tipe yaitu tipa P
dan tipe N.
(Jumadi, 2008)
Sifat- sifat semikonduktor yaitu:
a. Semi konduktor pada umumnya bersifat insulator (tidak menghantarkan arus
listrik) pada suhu mendekati 0 K.
b. Pada suhu kamar bersifat konduktor, makin tinggi suhunya makin bersifat
konduktor.
c. Bisa diubah konduktivitasnya.
d. Semikonduktor memiliki resistansi.
Semikonduktor mempunyai kegunaan, diantanya:
a. Salah satu alasan utama kegunaan semikonduktor dalam elektronik adalah
sifat elektroniknya dapat diubah banyak dalam sebuah cara terkontrol dengan
menambah sejumlah kecil ketidakmurnian. Ketidakmurnian ini disebut
dopant atau dengan menyuntikkan materi lain.
b. Dalam sirkuit terpadu modern, misalnya, polycrystalline silicon didop-berat
seringkali digunakan sebagai pengganti logam.
(Rusli, 2011)
Doping
Doping merupakan sebuah proses dari penambahan impuritas (pengotor)
ke dalam semikonduktor murni (intrinsik). Penambahan doping tersebut
dimaksudkan untuk menambah konduktivitas listrik material semikonduktor.
Perbedaan jumlah elektron elektron antara doping material (dopan) dan elektron
dalam semikonduktor murni dapat menghasilkan negatif (semikonduktor tipe n)
atau positif (semikonduktor tipe p) pembawa sifat listrik. Dopan disebut atom
akseptor apabila menerima elektron dari atom semikonduktor. Sedangkan dopan
disebut donor apabila menyumbangkan elektron ke atom semikonduktor.
Misalkan atom Si yang memiliki 4 buah elektron valensi, dua pasang elektron
tersebut akan membentuk ikatan kovalen. Untuk menghasilkan semikonduktor
tipe n, dibutuhkan atom yang memiliki lebih banyak elektron. Misal atom
phosporus (P) yang memiliki elektron valensi 5 buah. Atom P tersebut apabila di
dopingkan ke dalam semikonduktor Si akan memberikan elektron ekstra, sehingga
elektron tersebut akan membuat semikonduktor tipe n. Sedangkan untuk
menghasilkan semikonduktor tipe p, dibutuhkan atom dengan jumlah elektron
kurang dari elektron yang dimiliki semikonduktor Si. Misal atom aluminium (Al)
yang memiliki elektron valensi 3 buah. Atom Al yang didopingkan ke dalam
semikonduktor Si akan berikatan dengan 3 buah atom Al, artinya ada sebuah
elektron dari Si yang tidak berpasangan dengan Al. Maka Semikonduktor tersebut
memiliki hole yang bertindak sebagai penghasil sifat listrik. Dengan kata lain
semikonduktor menjadi bertipe p.
(Sugihartono, 2007)
A. Semikonduktor Intrinsik
Jenis bahan semi konduktor intrinsik umumnya mempunyai valensi
empat dan ikatan dalam kristalnya adalah ikatan kovalen, hal ini dapat dimengerti
karena elektron valensi pada kulit terluar dipakai bersama-sama.
Pada bahan semi konduktor intrinsik, hantaran listrik yang terjadi
disebabkan oleh mengalirnya elektron karena panas. Apabila temperatur naik,
maka akan terjadi random thermis sehingga akan ada elektron yang terbebas dari
ikatan atomnya (elektron pada kulit terluarnya). Dengan terlepasnya elektron ini,
maka terjadilah kekosongan elektron yang sering disebut “hole”. Hole ini
mempunyai sifat seperti partikel-pertikel yang dapat menghantarkan arus listrik
karena dapat berpindah-pindah, dan dianggap sebagai partikel yang bermuatan
positif sebesar muatan elektron. Gerakan hole ini menyebabkan gerakan elektron
yang terikat.
Sifat-sifat semi konduktor intrinsik:
a. Jumlah elektron bebas sama dengan hole
b. Hantaran arus disebabkan oleh elektron bebas dan hole
c. Arah pergerakan hole sama dengan arah polaritas medan listrik E dan
berlawanan arah dengan pergerakan elektron
d. Umur rata-ratanya adalah antara 100-1000 detik atau lebih. Umur rata-rata
dari sepasang elektron-hole (electron-hole pair) adalah jumlah waktu saat
tertutupnya pasangan elektron-hole sampai bertemunya elektron bebas
dengan hole. Adapun yang mengisi hole pada umumnya adalah elektron
yang terikat dilapisan sebelah bawahnya.
Semikonduktor intrinsik merupakan semikonduktor yang terdiri atas satu
unsur saja, misalnya Si saja atau Ge saja. Pada kristal semikonduktor Si, 1 atom Si
yang memiliki 4 elektron valensi berikatan dengan 4 atom Si lainnya, perhatikan
gambar 1.
Pada kristal semikonduktor instrinsik Si, sel primitifnya berbentuk kubus.
Ikatan yang terjadi antar atom Si yang berdekatan adalah ikatan kovalen. Hal ini
disebabkan karena adanya pemakaian 1 buah elektron bersama oleh dua atom Si
yang berdekatan.
Menurut teori pita energi, pada T = 0 K pita valensi semikonduktor terisi
penuh elektron, sedangkan pita konduksi kosong. Kedua pita tersebut dipisahkan
oleh celah energi kecil, yakni dalam rentang 0,18 - 3,7 eV. Pada suhu kamar Si
dan Ge masing-masing memiliki celah energi 1,11 eV dan 0,66 eV.
Bila mendapat cukup energi, misalnya berasal dari energi panas, elektron
dapat melepaskan diri dari ikatan kovalen dan tereksitasi menyebrangi celah
energi. Elektron valensi pada atom Ge lebih mudah tereksitasi menjadi elektron
bebas daripada elektron valensi pada atom Si, karena celah energi Si lebih besar
dari pada celah energi Ge. Elektron ini bebas bergerak diantara atom. Sedangkan
tempat kekosongan elektron disebut hole. Dengan demikian dasar pita konduksi
dihuni oleh elektron, dan puncak pita valensi dihuni hole. Sekarang, kedua pita
terisi sebagian, dan daat menimbulkan arus netto bila dikenakan medan listrik.
B. Semikonduktor Ekstrinsik
Semikonduktor yang telah terkotori (tidak murni lagi) oleh atom dari jenis
lainnya dinamakan semikonduktor ekstrinsik. Proses penambahan atom pengotor
pada semikonduktor murni disebut pengotoran (doping). Dengan menambahkan
atom pengotor (impurities), struktur pita dan resistivitasnya (hambat jenis) akan
berubah.
Ketidakmurnian dalam semikonduktor dapat menyumbangkan elektron
maupun hole dalam pita energi. Dengan demikian, konsentrasi elektron dapat
menjadi tidak sama dengan konsentrasi hole, namun masing-masing bergantung
pada konsentrasi dan jenis bahan ketidakmurnian. Semikonduktor jenis ini terdiri
dari dua macam, yaitu tipe-N (pembawa muatan elektron) dan semikonduktor
tipe-P (pembawa muatan hole).
Penambahan bahan konduktor tersebut kepada semi konduktor murni akan
meningkatkan konduktivitas semi konduktor. Suatu bahan yang didoping dengan
elemen kolom 5 pada susunan berkala seperti P, As atau Sb.
Tabel Energi Ionisasi
Semikonduktor Tipe-n
Semikonduktor dengan konsentrasi elektron lebih besar dibandingkan konsentrasi
hole disebut semikonduktor ekstrinsik tipe-n. Semikonduktor tipe-n menggunakan
semikoduktor intrinsik dengan menambahkan atom donor yang berasal dari
kelompok V pada susunan berkala, misalnya Ar (arsenic), Sb (Antimony),
phosphorus (P). Atom campuran ini akan menempati lokasi atom intrinsik
didalam kisi Kristal semikonduktor.
Konsentrasi elektron pada Si dan Ge dapat dinaikkan dengan proses
doping unsur valensi 5. Sisa satu elektron akan menjadi electron bebas, jika
mendapatkan energi yang relatif kecil saja (disebut sebagai energi ionisasi).
Elektron ini akan menambah konsentrasi elektron pada pita konduksi. Elektron
yang meninggalkan atom pengotor yang menjadi ion disebut dengan elektron
ekstrinsik. Keberadan impuriti donor digambarkan dengan keadaan diskrit pada
energi gap pada posisi didekat pita konduksi.
Penambahan atom donor telah menambah level energi pada pita konduksi
yang berada diatas energi gap sehingga mempermudah electron untuk
menyebrang ke pita konduksi.
Pada suhu kamar sebagian besar atom donor terionisasi dan elektronnya
tereksitasi ke dalam pita konduksi. Sehingga jumlah electron bebas (elektron
intrinsik dan elektron ekstrinsik) pada semikonduktor tipe-n jauh lebih besar dari
pada jumlah hole (hole intrinsik). Oleh sebab itu, elektron di dalam
semikonduktor tipe-n disebut pembawa muatanmayoritas, dan hole disebut
sebagai pembawa muatan minoritas.
Semikonduktor Tipe-p
Semikonduktor tipe-p, dimana konsentrasi lubang lebih tinggi
dibandingkan elektron, dapat diperoleh dengan menambahkan atom akseptor.
Pada Si dan Ge, atomnya aseptor adalah unsur bervalensi tiga (kelompok III pada
susunan berkala) misalnya B (boron), Al (alumunium), atau Ga (galium).
Karena unsur tersebut hanya memiliki tiga elektron valensi, maka terdapat
satu kekosongan untuk membentuk ikatan kovalen dengan atom induknya. Atom
tersebut akan mengikat elektron dari pita velensi yang berpindah ke pita konduksi.
Dengan penangkapan sebuah elektron tersebut, atom akseptor akan menjadi ion
negatip. Atom akseptor akan menempati keadaan energi dalam energi gap di dekat
pita valensi.
Pada semikonduktor tipe-p, atom dari golongan III dalam sistem periodik
unsur misalnya Ga, dibubuhkan kedalam kristal semikonduktor intrinsik. Oleh
karena galium termasuk golangan III dalam sistem periodik unsur, atom Ga
memiliki tiga buah elektron valensi. Akibatnya, dalam berikatan dengan atom
silikon di dalam kristal, Ga memerlukan satu elektron lagi untuk berpasangan
dengan atom Si. Oleh sebab itu atom Ga mudah menangkap elektron, sehingga
disebut akseptor. Jika ini terjadi atom akseptor menjadi kelebihan elektron
sehingga menjadi bermuatan negatif.
Dalam hal ini dikatakan atom akseptor terionkan. Ion akseptor ini mempunyai
muatan tak bebas, oleh karena tak bergerak dibawah medan listrik luar. Ion Si
yang elektronnya ditangkap oleh atom akseptor terbentuk menjadi lubang, yang
disebut lubang ekstrinsik. Jelaslah bahwa pada semikonduktor tipe-p, lubang
merupakan pembawa muatan yang utama, sehingga disebut pembawa muatan
mayoritas. Disini elektron bebas merupakan pembawa muatan minoritas.
Semikonduktor Paduan
Semikonduktor paduan (compound semiconductor) dapat diperoleh dari
unsur valensi tiga dan valensi lima (paduan III-V, misalnya GaAs atau GaSb) atau
dari unsur valensi dua dan valensi enam (paduan II-VI, misalnya ZnS). Ikatan
kimia terbentuk dengan peminjaman elektron oleh unsur dengan velensi lebih
tinggi kepada unsur dengan valensi lebih rendah (lihat gambar 1.6). Atom donor
pada semikonduktor paduan adalah unsur dengan valensi lebih tinggi
dibandingkan dengan unsur yang diganti. Atom akseptor adalah unsur dengan
valensi lebih rendah dibandingkan dengan unsur yang diganti (ditempati).
(Windartun, 2009: 2-7)
C. Sambungan P-N
Pada suhu ruang, suatu semi konduktor tipe P mempunyai pembawa
muatan dengan sebagian terbesar berupa lubang-lubang yang dihasilkan dengan
pemasukan tak-murnian,dan sebagian kecil berupa elektron-elektron bebas yang
dihasilkan oleh energy terminal.Di pihak lain,dalam semikonduktor tipe
n,sebagian terbesar dari pembawa muatan adalah elektron-elektron bebas dan
hanya mengandung lubang-lubang yang berjumlah kecil.Jika dipakai secara
terpisah,baik semikonduktor tipe n maupun semikonduktor tipe p,masing-masing
tidak lebih berguna dari sebuah penghambat (resistor) karbon.Tetapi,dengan
memasukkan tak-murnian ke dalam suatu kristal sedemikian rupa hingga
stengahnya bertipe n dan sisanya bertipe p,maka hasilnya berupa suatu penghantar
satu arah.Pembahasan berikut ini akan menjelaskan mengapa demekian halnya.
Kita tinjau suatu atom yang netral. Atom ini mempunyai elektron dan
proton yang sama jumlahnya.Misalkan bahwa ialah satu elektronnya disingkirkan.
Sebagai akibatnya,atom tersebut mempunyai satu muatan positif dan disebut ion
positif.Sebaliknya,jika suatu atom netral diberi satu elektron tambahan,atom akan
bermuatan negative dan dikenal sebagai ion negatif.
Pada menunjukkan suatu semikonduktor tipe p.Masing-masing tanda
plus merupakan lambang dari suatu lubang,sedangkan masing-masing tanda
minus yang dilingkari itu merupakan representasi suatu atom akseptor yang
mengandung lubang-lubang tersebut.Secara bersama lubang dan atom akseptor
merupakan satuan yang netral.Namun bila suatu lubang menghilang karena terjadi
rekombinasi dengan suatu elektron,maka atom akseptor bersangkutan akan
mengandung muatan negative yang berlebihan dan menjadi ion negative.Dalam
keadaan yang ditunjukkan oleh Gambar 2.1a,bahan tipe p tersebut bersifat netral
karena jumlah tanda plus sama dengan jumlah tanda minus.
Begitu pula dalam Gb.VIII telah ditunjukkan semikonduktor tipe n. Disini
tanda minus melambangkan elektron bebas, ,sedangkan tanda plus yang dilingkari
itu melambangkan atom donor yang mengandung elektron bebas dalam
orbitnya.Setiap elektron bebas bersama dengan atom donor bersangkutan
merupakan satuan yang netral. Jika salah satu elektron tersebut meninggalkan
orbitnya dari sekeliling atom donor dan pindah kepada orbit atom lain,maka atom
donor itu menjadi ion positif. Berbeda dari elektron-elektron bebas, ion-ion positif
ini tidak dapat bergerakleluasa karena terikat dalam struktur kristalnya.Dalam
GbXII, bahan tipe n itu bersifat netral karena mengandung tanda minus dan tanda
plus yang berjumlah sama.
(Robi Ramandhani, 2012)
D. Aplikasi Semikonduktor
1. Transistor
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat,
sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan,
modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi
semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau
tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat
akurat dari sirkuit sumber listriknya.
Fungsi transistor, yaitu:
a. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier
(penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik
stabil, dan penguat sinyal radio.
b. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar
berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai
sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori, dan
komponen-komponen lainnya.
Transistor dapat dibeda-bedakan berdasarkan banyak kategori:
a. Materi semikonduktor: Germanium, Silikon, Gallium Arsenide
b. Kemasan fisik: Through Hole Metal, Through Hole Plastic, Surface
Mount, IC, dan lain-lain
c. Tipe: UJT, BJT, JFET, IGFET (MOSFET), IGBT, HBT, MISFET,
VMOSFET, MESFET, HEMT, SCR serta pengembangan dari
transistor yaitu IC (Integrated Circuit) dan lain-lain.
d. Polaritas: NPN atau N-channel, PNP atau P-channel
e. Maximum kapasitas daya: Low Power, Medium Power, High Power
f. Maximum frekwensi kerja: Low, Medium, atau High Frequency, RF
transistor, Microwave, dan lain-lain
g. Aplikasi: Amplifier, Saklar, General Purpose, Audio, Tegangan
Tinggi, dan lain-lain
(Rusli, 2011)
2. Dioda
Dioda adalah komponen semikonduktor yang terdiri dari penyambung P-
N. Dioda merupakan gabungan dari dua kata elektroda, yaitu anoda dan
katoda. Sifat lain dari dioda adalah menghantarkan arus pada tegangan
maju dan menghambat arus pada aliran tegangan balik. Selain itu, masih
banyak lagi fungsi dioda lainnya, sebagai berikut :
a. Sebagai penyearah untuk komponen dioda bridge.
b. Sebagai penstabil tegangan pada komponen dioda zener.
c. Sebagai pengaman atau sekering.
d. Sebagai pemangkas atau pembuang level sinyal yang ada di atas atau
bawah tegangan tertentu pada rangkaian clipper.
e. Sebagai penambah komponen DC didalam sinyal AC pada rangkaian
clamper.
f. Sebagai pengganda tegangan.
g. Sebagai indikator untuk rangkaian LED (Light Emiting Diode).
h. Dapat digunakan sebagai sensor panas pada aplikasi rangkaian power
amplifier.
i. Sebagai sensor cahaya pada komponen dioda photo.
j. Sebagai rangkaian VCO (Voltage Controlled Oscilator) pada
komponen dioda varactor.
Pada umumnya, dioda terbuat dari bahan silikon yang sudah dibekali
tegangan pemicu. Tegangan pemicu ini sangat diperlukan agar elektron
bisa langsung mengisi hole melalui area depletin layer. Didalam
komponen dioda tidak akan terjadi pemindahan elekrton hole dari P ke N
maupun sebaliknya. Itu di sebabkan hole dan elektron akan tertarik ke
arah kutub yang berlawanan. Bahkan lapisan depletion layer semakin
besar dan menghalangi terjadinya arus.
(Anonim, 2014 )
3. Thermistor
Termistor (thermistor) adalah komponen semikonduktor yang memiliki
tahanan (resistansi) yang dapat berubah dengan suhu/temperature.
Thermistor merupakan singkatan dari thermally sensitive resistor, yang
berarti resistor yang peka atau sensitif terhadap suhu. Ada dua jenis
termistor, yaitu: PTC (Positive Temperature Coefficient) dan NTC
(Negative Temperature Coefficient ). Termistor PTC adalah jenis termistor
yang nilai resistansinya meningkat dengan meningkatnya suhu.
Sedangkan, termistor NTC adalah jenis termistor yang tahanannya atau
resistansinya menurun ketika suhu meningkat. berikut ini gambar simbol
termistor. Termistor NTC adalah termistor yang pertama kali ada dan di
temukan pada tahun 1833 oleh Michael Faraday. Faraday melaporkan
perilaku dari semikonduktor sulfida perak, ia melihat resistansi dari sulfida
perak yang menurun drastis karena suhu meningkat. Namun, karena
sulitnya pembuatan termistor tersebut serta aplikasi-aplikasinya untuk
teknologi terbatas, pembuatan termistor secara komersil tidak pernah di
mulai sampai tahun 1930. Pembuatan termistor komersil baru di buat oleh
Samuel Ruben pada tahun 1930.
Termistor digunakan dalam berbagai aplikasi, dan berikut ini beberapa
aplikasi termistor yang paling populer: sensor suhu, pembatas lonjakan
arus, dan proteksi sirkuit.
(Dermanto, 2014)
4. Integrated Circuit (IC)
Integrated Circuit (IC) adalah suatu komponen elektronik yang dibuat dari
bahan semi conductor, dimana IC merupakan gabungan dari beberapa
komponen seperti Resistor, Kapasitor, Dioda dan Transistor yang telah
terintegrasi menjadi sebuah rangkaian berbentuk chip kecil, IC digunakan
untuk beberapa keperluan pembuatan peralatan elektronik agar mudah
dirangkai menjadi peralatan yang berukuran relatif kecil.
(Anonim, 2013)
5. Mikroprosessor
Mikroprosesor adalah suaru komponen yang berbentuk chip IC (Integrated
Circuit) yang terdiri dari beberapa rangkaian yaitu ALU (Arithmatic Logic
Unit, CU (Control Unit), dan Register. Mikroprosesor juga disebut sebagai
CPU (Central Prosessing Unit) dan merupakan komponen yang sangat
penting di dalam sistem komputer. Mikroprosesor berfungsi sebagai pusat
untuk memproses data di dalam sistem komputer.
Bagian terpenting dari prosesor terbagi menjadi 3 yaitu:
a. Aritcmatics Logical Unit (ALU), adalah alat yang melakukan
pelaksanaan dasar seperti pelaksanaan aritmatika (tambahan,
pengurangan, dan semacamnya), pelaksanaan logis (AND, OR, NOT),
dan pelaksanaan perbandingan (misalnya, membandingkan isi
sebanyak dua slot untuk kesetaraan). Pada unit inilah dilakukan "kerja"
yang nyata;
b. Control Unit (CU), merupakan suatu alat pengontrolan yang berada
dalam komputer yang memberitahukan unit masukan mengenai jenis
data, waktu pemasukan, dan tempat penyimpanan di dalam primary
storage. Control unit juga bertugas memberitahukan kepada arithmatic
logic unit mengenai operasi yang harus dilakukan, tempat data
diperoleh, dan letak hasil ditempatkan perangkat- pernagkat alat proses
beserta perlengkapan.
c. Memory Unit (MU), merupakan bagian dari processor yang
menyimpan alamat-alamat register data yang diolah oleh ALU dan
CU.
(Anis Purwanti, 2012)
DAFTAR PUSTAKA
Anis Purwanti. 2013. Apa itu Mikroprosesor. (http://anispurwanti.blogspot.com/2012/09/apa-itu-mikroprosesor.html) diakses tanggal 22 April 2015
Anonim. 2013. Sejarah dan Definisi IC (Integrated Circuit). (http://duniaelektonika.blogspot.com/2013/01/sejarah-dan-definisi-ic-intergrated.html) diakses tanggal 22 April 2015
Anonim. 2014. Fungsi Dioda. (http://komponenelektronika.biz/fungsi-dioda.html) diakses tanggal 22 April 2015
Dermanto. 2014. Pengertian Termistor. (http://trikueni-desain-sistem.blogspot.com/2014/03/Pengertian-Termistor.html) diakses tanggal 22 April 2015
Jumadi. 2008. Bahan Semikonduktor. (http://staff.uny.ac.id/system/files/pendidikan/Jumadi,%20M.Pd.,%20Dr./Bahan%20Semikonduktor.pdf) diakses tanggal 22 April 2015
Robi Ramandhani, 2012. Semikonduktor. Malang: Universitas Negeri Malang.
Rusli. 2011. Semikonduktor. (http://www.slideshare.net/Topan_Sandi_047/semikonduktor-rusli) diakses tanggal 22 April 2015
Sugihartono. 2007. Semikonduktor. (http://isugihar.blogspot.com/2007/09/semikonduktor-i.html) diakses tanggal 22 April 2015