~/f>.il/? -...

81
Gambaran Burn Out Pada Guru Pendamping .Anak Autis Di Sekolah Dasar Negeri 04 Pagi Jakarta Timur (SD Penyelenggara Pendidikan lnklusi) Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Psikologi Disusun oleh: Aditya Sulaksono 103070028979 g '.'' 1. ·' !.'"""em" r,.,/tif !,, .._,, l t '1Ji-s- 1\.'-'f :•'.i t I t r'i-. i {f;J'il f'lYf.iRlf fllfJ#iV.0\TIJLLA,N ,!lH>f?lllI!l FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HID/\YATULLAH JAKARTA 2007

Transcript of ~/f>.il/? -...

Page 1: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

~/f>.il/? Gambaran Burn Out Pada Guru Pendamping .Anak Autis

Di Sekolah Dasar Negeri 04 Pagi Jakarta Timur (SD Penyelenggara Pendidikan lnklusi)

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam

memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Disusun oleh:

Aditya Sulaksono

103070028979

~r,pmjS'.'l'Pt.'l·/· g '.'' 1. ·' !.'"""em" ~ r,.,/tif !,, .._,, l t '1Ji-s- 1\.'-'f :•'.i t I t r'i-. i {f;J'il

f'lYf.iRlf fllfJ#iV.0\TIJLLA,N ,!lH>f?lllI!l

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HID/\YATULLAH

JAKARTA 2007

Page 2: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

GAMBARAN BURN OUT PADA GURU PENDAMPING ANAK AUTIS DI SEKOLAH DASAR NEGERI INKLUSI 04 PAGI

JAKARTA TIMUR

Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat

memperoleh gelar sarjana Psikologi

Pembimbing I,

Oleh: ADITYA SULAKSONO

NIM: 103070028979

Di Bawah Bimbingan

Ora. Agustiawati, M. Phil. Sne

FAKULTAS PSIKOLOGI

S. Evangeline. M.Si, Psi

UNIVERSITAS !SLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1428 / 2007 M

Page 3: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul GAMBARAN BURN OUT PADA GURU

PENDAMPING ANAK AUTIS DI SEKOLAH DASAR NEGERI 04 PAGI

JAKARTA TIMUR (SD PENYELENGGARA PENDIDIKAN INKLUSI) telah

diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Psikologi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada langgal 19 September 2007.

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sa~ana Program Strata 1 (S1) pad a Fakultas Psikolo~1i.

Jakarta, 19 September 2007

Sidang Munaqasah,

Dekan I (a Pembantu Dekan I / Ketua Me\~ gkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota

. Hartati M.Si

938

Penguji I

NIP. 150 215 283

Pembimbing I

Ora. Agustiyawati, M.Phil.Sne NIP. 132 121 898

,;· Dra. Hj. Zahrot

NIP. 150 238 773

Anggota

Penguji II 9

·~ccgl~~

M.Si

Dra. Agustiyawati. M. Phil.Sne

NIP. 132 121 898

Pembimbing II

~ ~- Evangeline., M.Si. Psi

Page 4: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

Motto ...

*) "Sesungguhnya bersama kesulitan ada

kemudahan" (Al-lnsyirah:6)

*) "The real champion isn't just winning the

competition, but everyone who can stand up for

every failure" (Reza M Syarif).

*) "Sukses adalah berjalan dari satu kegagalan ke

kegagalan lain tanpa kehilangan semangat"

(Abraham Lincoln)

Page 5: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

DEDICATION ...

Kudedikasikan Skripsi ini untuk :

"Kedua orang tuaku, Suheriyanto & Lilik Sri Rahayu .....

Orang Tua yang sabar dan tak pernah kenal lelah dalam menjalani hidup" -

My Little Heroes, Kakak "Farhan" & Mas "Gilang" ...... . You are my Inspiration

IT. Mya, Ay, Frhn I

I T.Euis, Dra, Davin, Ng/

I T.Vra, Justn, Rmses/

I Mba Reni, Giang, Ryhan/

I T.lta, Kevin, He/mil

IT lmbi, Rio IT. Herna, Mega I

I T. Herdfana, Cinta Laura Khiel I

I T.Esti, Naya, Tia, Alvar I

IT. Maia, Resa Diana IT.Lily. Ryan/

Terima kasih atas indahnya kebersamaan yang kau percayakan padaku ... I Love You All '

Page 6: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

(C). Aditya Sulaksono

ABSTRAKSI

(A). Fakultais Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta (B). September 2007

(D). Gambaran Burn Out Pada Guru Pendamping Anak Autis Di Sekolah Dasar Negeri 04 Pagi Jakarta Timur (SD Penyelenggara Pendidikan lnklusi)

(E). xii + 55 halaman (F). Burn out p_01da pekerja pelayanan kemanusiaan lebih sering dikaitkan

dengan perasaan lelah secara fisik dan psikis. Bum out terjadi akibat berubahnya kondisi psikologis akibat reaksi terhadap situasi kerja yang tidak menguntungkan. (Freudenberger dalam Farber, 1991) bum out adalah suatu bentuk kelelahan yang disebabkan karena seseorang bekerja terlalu intens. Berdedikasi dan berkomitmen, bekerja terlalu banyak dan, terlalu lama, dengan adanya tekanan-tekanan ini, maka dapat menimbulkan rasa bersalah, sehingga m1;;reka mengalami kelelahan atau frustasi yang disebabkan terhalangnya pencapaian hara pan.

Penelitian ini bertujuan selain mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang psikologi, juga untuk mengetahui bagaimana gambaran kejenuhan guru pendamping yang mengajar di sekolah inklusi SD Negeri lnklusi 04 Pagi Gedong Jakarta Timur.

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara mendalam. Pendekatan kualitatif adalah salah satu metode yang dilakukan dalam situasi alamiah yang datanya tidak berbentuk angka­angka, melainkan berbentuk kata-kata sehingga dalam pengolahan data tidak dilakukan perhitungan statistik melainkan data analisa secara induktif dan deduktif.

Subyek penelitian ini berjumlah dua orang yan~J diambil berdasarkan karakteristik yang telah ditetapkan sebelumnya, semua subyek penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1 Pendidikan. Subyek berada pada usia 23 sampai dengan 28 tahun, bekerja di SD Negeri 04 Gedong Jakarta Timur.

Page 7: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

(C). Aditya Sulaksono

ABSTRAKSI

(A). Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta (B). September 2007

(D). Gambaran Bum Out Pada Guru Pendamping1 Anak Autis Di Sekolah Dasar Negeri 04 Pagi Jakarta Timur (SD Penyelenggara Pendidikan lnklusi)

(E). xii + 55 halaman (F). Burn out pada pekerja pelayanan kemanusiaan lebih sering dikaitkan

dengan perasaan lelah secara fisik dan psikis. Bum out terjadi akibat berubahnya kondisi psikologis akibat reaksi terhadap situasi kerja yang tidak menguntungkan. (Freudenberger dalam Farber, 1991) bum out adalah suatu bentuk kelelahan yang disebabkan karena seseorang bekerja terlalu intens. Berdedikasi dan berkomitmen, bekerja terlalu banyak dan terlalu lama, dengan adanya tekanan-tekanan ini, maka dapat menimbulkan rasa bersalah, sehingga mereka mengalami kelelahan atau frustasi yang disebabkan terhal:3ngnya pencapaian hara pan.

Penelitian ini bertujuan selain mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang psikologi, juga untuk mengetahui bagaimana gambaran kejenuhan guru pendamping yang mengajar di sekolah inklusi SD Negeri lnklusi 04 Pagi Gedong Jakarta Timur.

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara mendalam. Pendekatan kualitatif adalah salah satu metode yang dilakukan dalam situasi alamiah yang datanya tidak berbentuk angka­angka, melainkan berbentuk kata-kata sehingg;a dalam pengolahan data tidak dilakukan perhitungan statistik melainkan data analisa secara induktif dan deduktif. '

Subyek penelitian ini berjumlah dua orang yan~g diambil berdasarkan karakteristik yang telah ditetapkan sebelumnya, semua subyek penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1 Pendidikan. Subyek berada pada usia 23 sampai dengan 28 tahun, bekerja di SD Negeri 04 Gedong Jakarta Timur.

Page 8: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

Menjadi guru pendamping bukanlah pekerjaan mudah, walaupun tidak jauh beda dengan guru kelas, namun guru pendamping memiliki cara dan metode khusus dalam menghadapi muridnya. Khususnya mengendalikan diri ketika berhadapan dengan anak yang tantrum, bersikap tidak wajar.

Hasil penelitian menunjukkan, kendala dan hambatan yang dialami para guru pendamping menjadi sumber bum out selama menghadapi anak autis diperoleh dari berbagai aspek, diantaranya kendala dari anak didik yang menyandang autis, misalnya perilaku agresif (teriak, memukul, tertawa sendiri). Kendala dari para orang tua yang kurang kooperatif, serta tuntutan dari dari orang tua maupun dari pihak sekolah. Setiap penyebab dan gejala bum out ditemui selama bekerja, setiap kendala bersumber dari tekanan dan permasalahan selama bekerja. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara pada guru pendamping autis di SD Negeri 04 Gedong Jakarta Timur, maka guru pendamping perlu menambah jam terbang dalam mengajar, sehingga guru tersebut mempunyai banyak pengalaman dalam menghadapi anak at.tis. Dan sebisa mungkin dapat rnerubah variasi dalam rnengajar.

(G) Daftar Bacaan 24 (1978 -2006)

Page 9: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

ABSTRACTION

(A}. Faculty of Psychology, Islamic State University Syarif Hidayatullah Jakarta

(B). September 2007 (C). Aditya Sulaksono

(D). Description of Burn Out the Shadow Teacher for Autis Childrean at Sekolah Dasar Negeri 04 Pagi Jakarta Timur (Organizer of, Inclusion Educational School)

(E). xii + 55 Pages

(F). Burn out for volunteer is more often be connected with physical and psyche. It happened because charge of psychology condition from reaction of working situation with not give advantage. (Freudenberger in Farber, 1991) burn out is kind of tired, cause some one who works very intense, in dedicating and commiting working too m11ch and long. With this pressure it can create feeling guilty, the consequency they feel tired or frustration which caused abstracted the reach of expectation.

Bisades improve the knowledge this research has a purpose psychology field, and to know how description of burn out from the shadow teacher who teach at Sekolah Dasar Negeri 04 Pagi Jakarta Timur (Organizer of, Inclusion Educational School).

Approach in this research uses qualitative approach with study case method. Qualitative approach is one of method which be done in natural situation. The data not in digit shape, but with words shape, so in processing data it's not clone statistic account, but with inductive and deductive analysis.

This research uses two person, as obj1ict who taken based characteristic which had been decided before. All the objects of research working as shadow teacher with degree education background. Age of the objects are about 22• until 28 years old who work at Sekolah Dasar Negeri 04 Pagi Jakarta Timur (Organizer of, Inclusion Educational School).

The shadow teacher is not an easy occupation, even though it is not different with teacher class, but shadow teachers have specific ways and methods in teaching their students, especially to control their self how to face a tantrum and not usual student.

Page 10: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

The result show obstacles which be experienced shadow teachers to be source of burn out when they faca autis student with be got from such of aspect, for instance aggressive attitude(scream, hit, laugh by them their). The abstract can come from parents who do not cooperative, claim from parents and from school, then every caused and symptom of burn out can be found when working, every obstacle came from pressure and, problem when working.

(H). List of Reads 24 (1978-2006).

Page 11: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

KATA PENGANTAI~

Alhamdu/i/lahirabbil 'alamin

Segala puji serta syukur yang mendalam saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT pemilik alam semesta yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Akhirnya selesai juga skripsi yang saya dambakan i11i. Tanpa campur tangan­MU, mungkin skripsi ini tidak akan selesai.

Sebuah perjalanan yang cukup melelahkan dari perkuliahan akhirnya selesai juga. Skripsi ini jauh dari sempurna. Tapi yang saya rasakan dalam penyusunan skripsi ini adalah dukungan dari orang-orang terbaik serta beberapa pihak yang dapat membuat saya semangat dan terus berjuang untuk mempertahankan skripsi hingga selesai.

Terima kasih saya ucapkan kepada :

1. lbu Netty Hartati, M.Si, Dekan Fakulta1s Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih sedalam-dalamnya saya ucapkan atas bantuan, kritikan, serta saran-saran selama saya kuliah di Fakultas Psikologi. Sekali lagi terima kasih banyak atas perhatian ibu selama ini.

2. lbu Ora. Agustiawati, M Phil Sne, dosen pembimbing pertama saya. Terima kasih saya ucapkan kepada ibu yang saya repotkan untuk konsultasi skripsi. Sekali lagi terimakasih banyak.

3. lbu S. Evangeline, M.Si, Psi selaku dosen pembimbing kedua saya, terima kasih atas masukan yang bermanfaat, dan atas sharing ilmunya.

4. Bapak Prof. Hamdan Yasun selaku pembimbing akademik saya selama perkuliahan. Terima kasih yang tulus saya ucapkan, karena telah membimbing saya selama kuliah dan rnemberikan nasehat yang berharga untuk saya.

5. Kedua orang tua, Suheri Yanto seorang bapak yang sabar, kuat dalam membimbing keluarga dan lbu Lilik Sri Rahayu seorang ibu yang tak pernah kenal lelah dalam menjalani hidup. Kepada mereka berdua saya ucapkan terima kasih sedalam-dalamnya, karena memberikan dorongan baik materil maupun motivasi serta nasehat-nasehat yang berharga. Tak lupa Kakakku Rully Novianto, M. Si dan Adikku Dina Kusuma Ningrum. Semoga Allah terus mE!mberikan kedamaian di keluarga kita.

6. Kepala Sekolah SD negeri 04 lnklusi Gedong Jakarta Timur yang telah memberikan izin untuk penelitian skripsi, guru pembimbing yaitu lbu

Page 12: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

Endang, FH, SN. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat untuk hari ini dan yang akan datang.

7. Capoeira Bulungan Das Ruas, Mestre ku, Mr. Osso terima kasih atas kesabaran ilmu yang diberikan, Dimas, Chiko, QQ, Maedi 1, 2, Tata, Mas Hendri, Kancil, Yofa, Egi, Mas Yan, Mas Sis, Dana, Oka, Free dll makasih banyak atas masukan dan dukungan. Event Oraganizer Wajah lnsan Negeri, Agung, Iqbal, Bahrian, Yogi TKP (Trans 7), Andri.. Teman-teman Psikologi Angkatan 2001, 2002, 2003, 2004, 2005, 2006 yang namanya tidak bisa disebutkan satu persatu kalian adalah yang terbaik.

8. Mrs. Dwi thanks for spirit. Sigma Smart EduGation Ir. Adrizal, Selamet Sutanto SE, Rahmat Mariadi. Terima Kasih atas kerjasama yang kita bangun hingga selama ini, semoga bermanfaat bagi orang banyak.

9. My team, trainer Dream Smart TM, Ir Yudistira, Mas Anton, Mas Lutfi, Ir Wida, Ir Mira. Terima kasih juga teman-teman di Yayasan Soekarseno Peduli lbu Lilly, SE , lbu Hema, lbu Arymbi, lbu Herdiana SH 'Cinta Laura Khiel Cinderella', Priyandana Kusurnadi (Psikologi UI) Mas Wahyudin, M. Si , terim{;jkasih atas sharing ilrnu yang bermanfaat.

10. Seluruh staf Fakultas Psikologi terima kasih banyak atas bantuannya selama ini

Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis memanjatkan syukur dan semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi yang membaca dan bisa dijadikan bahan untuk penelitian selanjutnya. Amin.

Jakarta, September 2007

Penulis

Page 13: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

DAFTAR ISi

Halaman Judul

Halaman Pengesahan ii

Motto iii

Dedikasi iv

Abstraksi v

Kata Pengantar vii

Daftar lsi IX

Daftar Tabel xii

BAB 1. PENDAHULUAN 1- 9

1.1. Latar belakang masalah........................ .. . . . . . . . . . . .. 1

1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................... 7

1.2.1 Pembatasan Masalah ................................... 7

1.2.2 Perumusan Masalah............ .. . . . . ... . . . . . . .. . . . . . . . 7

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian... .. . ... ... ... ....... .. ... ... 8

1.3.1 Tujuan Penelitian ........................................ 8

1.3.2 Manfaat Penelitian... .. . ... .. . ... ... ...... ... ... ... .... 8

1.4. Sistematika Penulisan .......................................... 8

BAB 2. KAJIAN PUSTAKA 10-28

2.1. Deskripsi teoritik ... :. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . 10

2.1.1. Burn Out.. ........................................................ 10

Sindrom Burn Out...................................... 11

2.1.2. Guru Pendamping .............................................. 13

.Definisi Guru Pendamping ......................... 13

Peranan Guru Pendamping............ ............ 15

Page 14: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

2.1.3. Definisi Autis ..................................................... 15

Faktor Penyebab Autis.............................. 17

Gejala-Gejala Autis ...................................... 18

Gaya Belajar lndividu Autis ............................ 19

2.1.4. lnklusi. ................................................................ 21

Tujuan Pendidikan lnklusi .............................. 22

Manfaat Pendidikan lnklusi ............................ 23

Kurikulum Pendidikan lnklusi. ......................... 25

2.2. Kerangka Berfikir. ........................................ 26

METODOLOGI PENELITIAN 29-36

3.1. Jenis Penelitian ................................................... 29

3.1.1. Pendekatan Penelitian .................................. 29

3.2. Metode Penelitian ................................................ 30

3.2.1. Pengambilan Sempel ................................... 30

3.2.2. Populasi dan Sampel. .................................. 30

3 .. 2.3.Karakteristik Subyek .................................... 31

3.3. Pengumpulan Data .............................................. 32

3.3.1 Metode ...................................................... 32

3.3.2 lnstrumen .................................................. 34

3.4. Prosedur Penelitian ............................................. 35

3.4.1. Prosedur Persiapan Penelitian ...................... 35

3.4.2. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ................... 35

3.5. Prosedur Analisa Data .......................................... 36

BAB4 HASIL PENELITIAN 37-49

4.1. Gamba ran Um um Subyek Penelitian' ....................... 37

4.2. Gamba ran Analisa Kasus ..................................... 38

4.2.1. Kasus FH ....................................... 38

Page 15: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

4.1.1. Kasus SN ....................................... .45

BAB5 KES!MPULAN, DISKUSI, SARAN 51 - 57

5.1 Kesimpulan ......................................................... 51

5.2 Diskusi. .............................................................. 52

5.3 Saran ................................................................. 53

DAFTAR PUSTAKA

LAMPI RAN

1. Surat permohonan izin penelitian dari fakultas psikologi.

2. Surat keterangan melakukan penelitian dari Sekolah Dasar

Negeri lnklusi 04 Pagi Jakarta Timur.

3. Inform consent

4. Pedoman observasi

5. Daftar pertanyaan

Page 16: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

DAFTAR TABEL

1. Tabel 4.1 Garnbaran Urnurn Guru Pendarnping 38

Page 17: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang masalah

Dalam sebuah proses kegiatan belajar mengajar di ~:elas terjadi interaksi

antara murid dengan guru. Murid belajar mengen_;:il dirinya sendiri, memahami

lingkungannya dan mencoba hal-hal baru yang belurn pernah mereka

lakukan sebelumnya. Keberadaan guru di kelas menanamkan nilai kebaikan

dan memberikan motivasi kepada murid-muridny<'. Dalam proses

pendidikan, guru tidak hanya menjalankan fungsi alih ilmu pengetahuan

(transfer of knowledge), tapi juga berfungsi untuk menanamkan nilai, serta

membangun karakter (character building) peserta diclik secara berkelanjutan

(Asrorum, 2006).

Ada perbedaan guru yang mengajar di sekolah reguler dengan guru yang

mengajar di sekolah inklusi, dimana guru yang mengajar di sekolah reguler,

seperti guru-guru pacla umumnya memilil<i peran sebagai pemberi materi '

pelajaran, tetapi di sekolah reguler ini hanya ditempatkan orang-orang normal

saja. Dalam pendidikan inklusi, siswa yang masuk kedalam lingkungan

sekolah sangat beragam, mulai dari siswa normal hingga siswa berkebutuhan

khusus dengan berbagai macam tingkat kecacatan.

Page 18: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

Masuknya ABK ke dalam suatu kelas secara otomatis akan mempengaruhi

suasana kelas dan interaksi antar siswa di dalam kelas.

2

Kehadiran ABK di kelas memang membuat guru harus siap untuk bekerja

ekstra, guru kelas dalam pendidikan inklusi harus dapat memodifikasi metode

instruksi dalam mengajar, memodifikasi kegiatan kelas, menyediakan waktu

ekstra untuk merencanakan program, memberi dukungan pada rekan guru

lainnya atau staf di kelas, serta menyempatkan diri untuk mengikuti pelatihan

mengenai prosedur dan penggunaan alat-alat bantu medis. Guru di kelas

inklusi juga akan lebih berhasil dan mampu memahami karakteristik dan

kebutuhan-kebutuhan siswa sehingga dapat bersikap ataupun mengajar

sesuai dengan kebutuhan siswa. Pemahaman guru terhadap apa yang

dibutuhkan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam berprestasi.

Dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah inklusi anal< berkebutuhan

khusus dibantu oleh guru pendamping. Guru bantu ini biasa disebut shadow

teacher (guru pendamping), dan biasanya ditempatkan untuk menangani

anal< berkebutuhan khusus. Guru ini bertugas membantu guru kelas dalam

proses belajar mengajar di sekolah inldusi, sehingga prosesnya dapat

berjalan lancar tanpa ada gangguan, menjembatani antara guru kelas dan

anal< dalam memberikan informasi, sehingga anal< b1erkebutuhan khusus ini

Page 19: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

3

dapat menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru kelas. Selain itu guru

tersebut bertugas membantu memperjelas informasi yang disampaikan agar

diperoleh pengetahuan yang ia perlukan untuk dapat berpartisipasi di dalam

kegiatan kelas.

Adapun guru pendamping mempunyai fungsi dalam memberikan bimbingan

dan pengarahan antara lain, memastikan agar anak memahami semua

persyaratan untuk menyelesaikan tugas dan menjalani rutinitas prosedur di

kelas sehari-hari, menjembatani situasi agar terjadi hubungan antara anak

dengan guru kelas, memberikan bantuan dan kesempatan kepada anak agar

ia dapat mengembangkan hubungan dan berinteraksi dengan teman

sebayanya, jangan hanya berinteraksi dengan guru pendamping, berusaha

keras agar anak belajar berfungsi secara mandiri di lingkungan sekolah.

Guru yang mendampingi anak autis di kelas ini memiliki peran yang sangat

penting untuk pelaksanaan program kelas inklusi. Guru pendamping sebagai

orang yang lebih dekat dan berpengaruh selama proses pembelajaran di

sekolah terutama ketika berada dalam proses belajar mengajar. Peran guru

pendamping diutamakan pada pembimbingan selama proses belajar

sosialisasi, berkomunikasi, maupun kemampuan bantu dni (kemandirian)

untuk mengerjakan tugas-tugas sehari-hari, selain itu guru bertindak sebagai

Page 20: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

jembatan dalam berinteraksi antara guru kelas, dan bertindak sebagai

komunikator dan jembatan komunikasi, serta mendomng anak berinteraksi

dengan teman-teman.

Guru pendamping harus mengetahui keadaan atau karakteristik masing­

masing anak autis di kelas, misalnya anak tersebut mempunyai karakteristik

belajar yang sesuai dengan dirinya, setidaknya ia juga mengetahui gaya

belajar individu autistik secara umum dan ciri khas anak yang ia dampingi

pada khususnya. Paling tidak mereka bisa sampai 5 jam ;-ehari untuk

mendampingi anak-anak autis tersebut di kelas, den(ian perbandingan

1:2(satu guru pendamping menghadapi dua orang anak). Dibutuhkan waktu

yang lama untuk menjadi guru pendamping yang handal dan mengerti

kebutuhan anak didik dengan porsi waktu tersebut.

4

Selama menjalankan pengajaran, tantangan yang dihadapi cukup berat dan

cukup banyak. Guru pendamping menemui kesulitan dan butuh ekstra kerja

keras yang tinggi. Misalnya anak autis memiliki perilaku agresif seperti

mengamuk (tantrum). Chaplin dalam Kartini Kartono (2001) mengungkapkan

tantrum (Kartini Kartono, 2001) adalah suatu ledakan emosi kuat sekali

disertai rasa marah, serangan agresif, menangis, menjerit-jerit, menghentak­

hentakkan kedua kaki dan tangan pada lantai atau tanah.

Page 21: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

Guru pendamping harus mampu bersabar karena yang dihadapi memiliki

karakteristik yang berbeda dengan anak normal pada umumnya, selain itu

guru pendamping mencari cara untuk membuat anak mengerti, karena

memiliki berbagai kete•batasan dan kekurangan terutama yang menyangkut

kesiapan untuk memenuhi segala kebutuhan sehari-hari atau melakukan

kegiatan sehari-harinya. Gambaran tersebut terasa lebih kompleks lagi

karena guru pendamping juga mempunyai aneka ra~1am kepribadian dan

cara mengajar. Guru pendamping harus mengetahui kebutuhan anal<

didiknya, agar si anak memperoleh yang diperlukan iuntuk dapat

berpartisipasi di dalam kegiatan kelas. Selain itu, un1uk memperjelas

informasi yang disampaikan guru kelas.

Tetapi pada kenyataannya ketika menyampaikan informasi ke anak tidak

semudah yang dibayangkan, tantangannya cukup beirat, guru pendamping

akan menemui banyak kendala seperti hiperaktif, anak mencakar, berguling­

guling, menggigit, hingga melukai diri sendiri bahkan dapat mengganggu

proses belajar. Disisi lain adalah perilaku berkekurangan seperti tidak bisa

konsentrasi, gangguan bicara, tidak bisa fokus, pasif seolah-olah tidal<

memiliki emosi. Guru pendamping harus memiliki kegabaran dan mencari

cara untuk membuat anak mengerti bahwa perbuatannya menyakiti orang

lain, serta harus memiliki kreatifitas dalam menghadapi anak autis.

5

Page 22: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

6

Dengan berbagai macam tingkah Jaku yang dialami guru pendamping

dalam menghadapi anak autis mengakibatkan guru pendamping mengalami

rasa Jelah (bum out). karena berbagai tekanan yang diperoleh dari segala

aspek, misalnya akibat reaksi terhadap situasi kerja yang tidak nyaman.

Rasa kelelahan emosional dapat dilihat timbulnya ra1sa bosan dalam

mengajar yang mengakibatkan semangat mengajarnya agak menurun,

kemudian mudah tersinggung. Ada kalanya guru pendamping ini mengeluh

yang tiada henti, suka marah bila murid itu tidak sesuai melakukan sesuai

dengan yang ditugaskan oleh guru pendamping, menjadi gelisah apabila

target mengajarnya tidak sesuai dengan tujuan yang menimbulkan kesia­

siaan (banyak waktu yang terbuang), putus asa (sernangat mengajarnya

hilang), dan berdampak menurun kinerjanya ketika rnengajar di kelas, dan

mungkin bisa juga akan berpengaruh terhadap anak didiknya, karena profesi

yang mudah mengalami kejenuhan ini disebabkan tekanan dan beban

menghadapi anak autis selama proses belajar mengajar.

Permasalahan yang dialami guru pendamping ketika mengalami rasa lelah

(bum out) memang sangat kompleks, terlebih Jagi mengenai persoalan­

persoalan yang dihadapi oleh guru tersebut. Oleh karena itu, penulis tertarik

untuk melakukan penelitian terhadap guru pendampiing yang mengalami

kelelahan ketika berada di kelas.

Page 23: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

Penulis dalam hal ini mengambil judul penelitian yakni :

"Gambaran Burn Out Pada Guru Pendamping Anak Autis Di

Sekolah Dasar Negeri 04 Pagi Jakarta Timur (SD Penyelenggara

Pendidikan lnklusi)"

1.2. Pembatasan dan perumusan masalaih

1.2.1 Pembatasan masalah

7

Untuk menghasilkan penelitian yang terstruktur dan tidak meluas maka

penulis melakukan pembatasan permasalahan. Masalah penelitian ini adalah

gambaran burn out pada guru pendamping di sekolah inklusi. Permasalahan

ini difokuskan gambaran kelelahan guru pendampin!~ mendidik anak autis

dalam proses kegiatan belajar mengajar, gambaran tingkat burn out mereka,

apa efek terhadap diri dan kinerja dalam pelaksanaan tugas, serta upaya apa

yang mereka lakukan untuk mengatasinya.

1.2.2 Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis akan merumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. "Bagaimana gambaran burn out pada guru pendamping selama

mengajar?"

Page 24: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

8

1.3. Tujuan penelitian dan manfaat penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui bagaimana

gambaran kelelahan guru penJamping yang mengajar di sekolah inklusi.

1.3.2 Manfaat penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini untuk mengembangkan ilmu pengetahuan

di bidang psikologi. Bagi guru pendamping dan pihak sekolah bisa menjadi

masukan dalam menghadapi problem-problem psikologis yang dihadapi

ketika berhadapan dengan anak autis.

1.4 Sistematika penulisan

BAB pendahuluan, meliputi latar belakang masalah,

pembatasan masalah dan perumusan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian, sistematika penulisan.

BAB II landasan teori, meliputi deskl"iptik teori yaitu burn out,

sindrom burn out, definisi guru pendamping, peranan

guru pendamping, pengertian autis, faktor penyebab,

gejala-gejala autis, gaya belajar, teori inklusi, tujuan

pendidikan inklusi, manfaat pendidikan inklusi,

lrnrikulum pendidikan inklusi. serta penjelasan

mengenai kerangka berpikir

Page 25: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

BAB Ill

BAB IV

BAB V

9

metode penelitian, berkaitan dengan penelitian

meliputi, pengertian penelitian kualitatif, Metode

penelitian, pengambilan sampel, pengumpulan data,

wawancara, observasi, dan alat bantu, subyek

penelitian : karakter, jumlah sampel, dan teknik

pengambilan sampel, dan prosedur penelitian.

analisa dan interpretasi data, menguraikan tentang

analisis terhadap data yang telah diperoleh.

kesimpulan, diskusi, dan saran.

Page 26: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

BAB2 LANDASAN TEORI

2.1. Deskripsi teoretik

2.1.1. Burn Out

Burn out istilah psikologis yang berarti kelelahan. Yang menyebabkan l"Uh

dan kurangnya minat terhadap sesuatu. Menurut Sutjipto (2004), istilah burn

out pertama kali diutarakan dan diperkenalkan pada masyarakat oleh Herbert

Freudenberger pada tahun 1973, dengan pendefinisian sebagai berikut: •

" a state of fatigue or frustration brought about by devotion to a cause

way of life or relationship that failed to produce the expected reward"

Freudenberger and Richelson (1980), sepe1ii yang clikutip oleh Ningdyah

(1999), menyatakan bahwa burn out merupakan suatu keadaan lelah atau

frustasi yang terjadi karena seseorang bekerja terlalu keras untuk mencapai

harapan-harapannya, tanpa memperhatikan kebutuhan-kebutuhan dirinya

sendiri.

Definisi burn out yang lebih khas diungkapkan oleh Pines & Aronson (1988)

yang mendefenisikan burn out sebagai :

"a state of physical, emotional and mental exhaustion caused by long

term involment in situations that are emotionally demangding ".

Page 27: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

11

Dari definisi tersebut, bum out dipandang sebagai keadaan lelah, yang

meliputi kelelahan secara fisik, emosional dan mental karena adanya

keterlibatan jangka panjang dalam situasi yang menuntut keterlibatan emosi,

kegiatan jangka panjang tersebut terjadi secara monoton karena tidak ada

perubahan dalam beraktifitas. Kondisi bum out al<an membuat suasana tidal<

menyenangkan, bila terus dibiarkan al<an membuat seseorang menjadi

frustasi.

Sindrom burn out

Burn out digolongkan sebagai suatu sindrom dengan tiga jenis kelelahan

yaitu emosional, fisik dan mental Caputo dan Pines ('1991).

a) Emosional

Maslach menyebut kelelahan emosi sebagai inti bum out, kelelahan ini

muncul bila individu menjadi sangat terlibat secara ernosional, rnelebihi

l<emampuan dalam dirinya dan merasa terbebani oleh tuntutan emosional

dari orang lain Caputo (1991).

Menurut Pines dan Arronson seperti dikutip Sutjipto (:2004) bahwa sindrom

bum out, kelelahan ernosional dapat ditunjukkan oleh rasa bosan, mudah

tersinggung, sinisme, perasaan tidak menolong, keluh kesah yang tiada

henti, suka rnarah, gelisah, tidak peduli terhadap tujuan, tidak peduli dengan

Page 28: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

12

orang lain, rnerasa tidak memiliki apa-apa untuk diberikan, sia-sia, putus asa,

sedih, tertekan, dan tidak berdaya.

b) Fisik

Kebanyakan orang mengalami burn out seperti emosi bertahap energi yang

dimilikinya dan kelelahan fisik yang dirasakan memang tidak terpisah dari

kelelahan mental dan emosional yang menyertainya Caputo (1991).

Seseorang yang mengalami burn out biasanya meras.a sakit kepala, demam

sulit tidur.

c) Mental

Orang yang mengalami kelelahan emosional biasnya juga merasakan

berkurangnya kemampuan dalam memusatkan perhatiannya, memecahkan

masalah, melakukan penilaian ataupun mengingat sesuatu.

Tetapi secara emosional menimbulkan gangguan terhadap efektifitas

kemampuan individu yang sesungguhnya, hal itu terjadi dalam suatu

hubungan, merasa tidka berharga, rasa benci, rasa gagal, tidak peka, sinis,

kurang bersimpati dengan orang lain, cenderung masa bodoh dengan dirinya,

pekerjaannya kehidupannya acuh tak acuh pelih kasih, selalu menyalahkan

orang lain, kurang bertoleransi terhadap orang yang ditolong merasa tidak

kompeten.

Page 29: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

2.1.2. Guru pendamping

Definisi guru pendamping

Dalam website DEPDIKNAS, oleh Sri Utami (2006), mengenai guru

pendamping anak autis dipaparkan bahwa guru pendamping (shadow

teacher) adalah seseorang yang membantu guru kelas dalam mendampingi

anak autis, sehingga proses pengajaran dapat berjalan lancar tanpa

gangguan. Prasyarat menjadi guru pendamping (shacfow teacher) adalah :

1. Bukan asisten anak (helper)

2. Mempunyai latar belakang sebagai pendidik

3. Bersifat terbuka dan mau bekerjasama

4. Berdedikasi tinggi dan tidak mudah menyerah

5. Mengajarkan sopan santun, respek, tenggang msa, empati

6. Menjadi figur bagi seluruh siswa.

13

Romi Arif (2005), menambahkan bahwa guru pendamping ini memiliki fungsi

yang berbeda dengan baby sitter atau pengasuh, kamna selain menjadi

terapis juga membantu guru kelas dalam memberikan pelajaran. Kualifikasi

guru pendamping pun tidak bisa sembarangan, harus memiliki keahlian

sebagai terapis khusus bagi anak autis.

Page 30: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

14

Dyah Puspita (2006) menyatakan bahwa, guru pendamping adalah guru yang

mendampingi anak saat belajar di kelas. Guru bertindak sebagai jembatan

dalam berinteraksi antara guru kelas, dan anak yang umumnya masih sulit

berkonsentrasi dan fokus memperhatikan guru kelas. Modal yang harus

dimiliki oleh guru pendamping dalam menghadapi anak autis di kelas adalah.

Memiliki pengetahuan mengenai gaya belajar individu autistik secara umum

dan ciri khas anak yang ia dampingi pada khususnya. Tugas guru

pendamping antara lain :

1. Tidak membantu anak dalam mengerjakan tugas

2. Bertindak sebagai komunikator dan jembatan komunikasi.

3. Mendorong anak berinteraksi dengan teman-teman sekelasnya.

Dengan definisi dari berbagai sumber, penulis dapat menyimpulkan bahwa

guru pendamping (shadow teacher) adalah guru yanri mendampingi anak

autis saat belajar di kelas, guru pendamping menjernbatani instruksi yang

diberikan guru kelas dengan anak didik. Sehingga anak mengerti informasi

yang disampaikan guru kelas dan kegiatan proses belajar mengajar berjalan

lancar.

Page 31: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

15

Peranan guru pendamping di da!am kelas

Guru pendamping mempunyai peranan yang sangat penting di dalam kelas,

karena mempunyai peranan yang sangat penting antara lain :

1. Menjembatani instruksi yang diberikan guru kelas kepada murid

2. Mengendalikan perilaku anak di kelas

3. Membantu anak untuk tetap berkonsentarsi

4. Membantu anak belajar, bermain, berinteral<si dengan teman­

temannya.

5. Menjadi media informasi antara guru l<elas dan orang tua dalam

membantu anak mengajar ketinggalan dari pelajaran di l<elasnya.

2.1.3. Definisi autis

Kata autis berasal dari bahasa Yunani auto berarti sendiri yang ditujul<an

pada seseorang yang menunjul<kan gejala hidup dalam dunianya sendiri,

pada umumnya anal< autis mengacuhl<an suara, penglihatan, serta tidak

mampu memberikan reaksi secara sosial atau emosional atas apa yang

terjadi pada orang-orang di sel<itar merel<a. Misalnya, tidak dapat

menunjukl<an simpati pada saat orang lain bersedih, tidal< membalas

memeluk pada saat dipelul<, tidal< mampu membaca kemarahan di wajah

orang lain.

Page 32: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

16

Lumbantobing (1997) autis rnerupakan gangguan perkernbangan fungsi otak

yang rnencakup bidang sosial dan afek, kornunikasi verbal (bahasa) dan non­

verbal, irnajinasi, fleksibilitas, lingkup interest(rninat), kognisi dan atensi. lni

suatu kela1nan dengan ciri perkernbangan yang abnormal dari hubungan

sosial dan bahasa. Gejala penting lainnya ialah tidak suka dengan

perubahan, perilaku rnotorik yang "aneh", (Lurnbantobing,1997).

Dr. Widodo Judarwanto (2003) istilah autis rnerupakan gangguan

perkernbangan pada anak yang ditandai dengan adanya gangguan dan

keterlarnbatan dalarn bidang kognitif, bahasa, perilaku, kornunikasi dan

interaksi sosial.

Sedangkan Chaplin (1968) rnengungkapkan autisrne sebagai berikut

(Kartini Kartono, 2001) :

a. Suatu cara berpikir yang dikendalikan oleh kebutuhan personal atau oleh

diri sendiri.

b. Menanggapi dunia berdasarkan penglihatan dan ~1arapan sendiri dan

rnenolak realitas.

c. Keasyikan ekstrirn dengan pikiran dan fantasi diri sendiri.

Page 33: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

Dengan definisi dari berbagai sumber, penulis dapat menyimpulkan bahwa

autis merupakan salah satu gangguan perkembangan perilaku dimana

penyandang autis memiliki ciri yang unik (berbeda dengan anak normal)

berupa aktif pada dirinya sendiri, juga perilaku lain yang cenderung khas

(stereotype), cenderung aneh (idiosyncratic), dan berulang-ulang (repetitif).

Faktor penyebab autis

17

Penyebab autis belum diketahui secara pasti. Hingga saat ini, para ahli masih

terus melakukan penyelidikan mengenai penyebab kondisi ini. Beberapa ahli

menyebutkan autis disebabkan karena multifaktorial. Beberapa peneliti

mengungkapkan terdapat gangguan biokimia. ahli lain berpendapat bahwa

autisme disebabkan oleh gangguan kejiwaan.

Dr. Hardiono D Pusponegoro, berpendapat bahwa autisrne disebabkan

karena komplikasi sebelum dan sesudah melahirkan, vaksin MMR (Mumps,

Measles, Rubella), genetik serta alergi terhadap makanan tertentu, disebut­

sebut sebagai penyebab. Namu, hingga saat ini para ahli sepakat bahwa

belum ditemukan penyebab pasti pemicu muncul,nya autisme. Gangguan

autistik dipengaruhi oleh berbagai faktor, dari genetika, gangguan bahan

kimia di otak, hingga gangguan struktur otak. Namun yang lebih dominan

faktor gen. Selain faktor gen, autis juga bisa terjadi karena struktur otak pada

bagian-bagian tertentu kurang berkembang. (Kompas, 2005 )

Page 34: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

18

Gejala-gejala autis

Seseorang baru dapat dikatakan sebagai termasuk Autistic Spectrum

Disorder, bila ia memiliki sebagian dari uraian gejala-gejala berikut ini:

a. Gangguan komunikasi --- cenderung mengalami hambatan

mengekspresikan diri, sulit bertanya jawab sesuai konteks, sering

mengikuti ucapan orang lain, atau bahkan men9alami hambatan bicara

secara total dan berbagai bentuk masalah gang9uan komunikasi

lainnya.

b. Gangguan perilaku --- adanya perilaku khas serierti melompat-lompat,

berjalan jinjit, senang pada benda yang berputar atau memutar­

mutarkan benda, mengketuk-ketukkan benda ke: benda lain, dan

berbagai bentuk masalah perilaku lain yang tidak wajar bagi anak

seusianya.

c. Gangguan interaksi --- secara umum terdapat keengganan untuk

berinteraksi secara aktif dengan orang lain, sering terganggu dengan

keberadaan orang lain di sekitarnya, tidak dapat bermain bersama anak

la,in, lebih senang menyendiri dan sebagainya.

Page 35: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

19

Gaya belajar individu autisme

Setiap individu mempunyai gaya tersendiri dalam memahami informasi

secara efektif. Pada umumnya kita belajar melalui inclra penglihatan,

perabaan dan atau pendengaran. Kita juga punya aneka gaya dalam

mengingat, ada individu yang lebih ingat fakta daripada orang lain. Ada yang

lebih suk-3 detil. Untuk anak autis ada beberapa gaya belajar yang dominan

pada diri mereka (Sussman, 1999) :

1. Rote learner anak cenderung menghafalkan informasi apa adanya,

tanpa memahami arti simbol yang mereka hafalkan itu. Contohnya

anak dapat mengucapkan huruf dengan baik secara urut (atau

melengkapi urutan abjad yang tak lengkap), tetapi sesungguhnya tidak

tahu bahwa huruf itu bila digabung dengan huruf lain akan menjadi

kata yang mengandung makna.

2. Gestalt learner bila anak menghafalkan kalimat-kalimat secara utuh

tanpa mengerti arti kata perkata yang terdapat pada kalimat tersebut,

anak cenderung belajar menggunakan gaya gestalt (melihat sesuatu

secara global). Berbeda dengan anak normal yang belajar bicara mulai

dari kata perkata, anak autis dengan gaya gestalt akan belajar bicara

dengan mengulangi seluruh kalimat. la ingat seluruh kejadian, tetapi

sulit memilah mana yang penting dan mana yang tidak. la mungkin

Page 36: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

20

akan sulit menjawab pertanyaan tentang salah satu detil. Misalnya

anak tersebut diberikan mainan karet yang biasanya dimainkan sambil

mandi dan mengatakan "letakkan di air'', ia akan dapat melakukannya.

Tetapi bila diberikan mainan yang sama lalu mengatakan "letakkan di

rak mainan", ia akan tetap meletakkannya di air. la tidak paham makna

kata 'letakkan' tetapi hanya mengasosiasikan seluruh kalimat dengan

kebiasaannya saja. Berbeda dengan anak normal yang belajar bicara

justru mulai dari kata perkata, anak autis dengan gaya gestalt akan

belajar bicara dengan mengulangi seluruh kalimat.

3 Visual learner anak dengan gaya belajar 'visual' senang melihat-lihat

buku atau gambar atau menonton TV dan umumnya lebih mudah

mencerna informasi yang dapat mereka lihat, daripada yang hanya

dapat mereka dengar.

4 Hands-on learner anak yang belajar dengan gaya ini, senang

mencoba-coba dan biasanya mendapatkan pengetahuan melalui

pengalamannya. Mulanya ia mungkin tidak tahu apa arti kata 'buka'

tetapi sesudah meletakkan tangannya di pegangan pintu dan

membantu tangannya membuka sambil anak katakan 'buka', ia

segera tahu bahwa bila dikatakan 'buka' berarti, ia ke pintu dan

membuka pintu itu. Anak-anak ini umumnya senang menekan-nekan

tombol, membongkar mainan dsb.

Page 37: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

21

5 Auditory learner: Anak dengan gaya belajar ini senang bicara dan

mendengarkan orang lain bicara. la mendapatkan informasi melalui

pendengarannya. Jarang sekali anak autis bergantung sepenuhnya

pada gaya ini dan biasanya menggabungkannya dengan gc.ya lain.

2.1.4. lnklusi

Dalam pendidikan inklusi, siswa yang masuk ke dalam ling_kungan sekolah

sangat beragam, mulai dari siswa normal hingga siswa berkebutuhan khusus

dengan berbagai macam tingkat kacacatan, baik itu l<ecacatan yang terlihat

(obvious disability) maupun kecacatan yang terselubung (hiC:den disability) .

Ofsted, diikuti dalam Ainscow ( 2001):

Sebuah sekolah yang mempraktekkan pendidikan inklusif merupakan

sekolah yang memperhatikan pengajaran dan pembelajaran, pencapaian,

sikap dan kesejahteraan setiap anak.

Konsep pendidikan inklusi memiliki lebih banyak ke:samaan yang melandasi

gerakan pendidikan untuk semua dan peningkatan mutu sekolah. Seminar

Agra Afrika Selatan (1998): '

*) Lebih luas daripada pendidikan formal : mencakup pendidikan di

rumah. Masyarakat, sistem non formal dan informal.

*) Mengakui bahwa semua anak dapat belajar.

Page 38: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

22

*) Memungkinkan struktur, sistem dan metodologi pendidikan memenuhi

kebutuhan semua anak.

*) Mengakui dan menghargai berbagai perbedaan pada diri anak : usia,

gender, etnik, banasa, status dll.

*) Merupakan proses yang dinamis yangsenantiasa berkembang sesuai

dengan budaya dan konteksnya.

Tujuan Pendidikan lnklusi

Tujuan utarna da~i pendidikan inklusi adalah menyediakan pengalaman

mendapatkan pendidikan secara formal untuk semua siswa {Waldron, 1996).

Tujuan utama dari pendidikan inklusi ini bukan sekedar untuk menghemat

uang, tetapi melayani pendidikan semua siswa, yaitu dengan memberi

fasilitas dan membantu proses belajar mengajar serta proses penyesuaian

dari seluruh siswa. Pendidikan inklusi menguntungkan bagi semua siswa,

dimana mereka mempunyai kesempatan akademik dan keterampilan sosial,

serta melatih untuk siap hidup bermasyarakat. Pemb<3ntukan perilaku yang

positif, meningkatkan kemampuan akademik dan keterampilan sosial, serta

melatih untuk siap hidup bermasyarakat. Pembentukan perilaku positif pada

siswa-siswa berkebutuhan khusus terjadi dengan adanya bimbingan dan

arahan dari guru-guru yang terlibat dalam kelas ini.

Page 39: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

23

Demikian pula halnya dengan perkembangan interaksi sosial dan komunikasi

dalam pembentukan perkawanan dan bekerja dalam kelompok. Seluruh

siswa belajar untuk mempunyai empati dan simpati (sensitives), penuh

pengertian, dan turnbuh dengan nyaman bersama individu yang berbeda­

beda diantara teman-teman sekelasny. Selain itu terjadi pula peningkatan

dalam kemampuan sosial diantara siswa-siswa selama belajar di sekolah.

Siswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan

akademik, komunikasi, dan keterampilan sosial.

Manfaat Pendidikan lnklusi

Metode yang paling efektif dalam mengajarkan anak autis pada pendidikan

inklusi adalah dalam aktivitas bermain (play activities) yang telah tersusun,

dimana teman sebaya rnereka telah dilatih, guru-gurunya secara aktif

memberikan bantuan (prompt) serta interaksi antara anak autis dan ternan

sebayanya.

Menurut Wagner (1999) manfaat tersebut adalah

a. Manfaat Untuk Anak Autis

Anak autis mempunyai kelemahan (impairments) dalam

perkembangan sosial dan komunikasi, yang membuatnya terasing dari teman

susianya dan anggota keluarganya. Jika anak autis tidak diberi akses untuk

Page 40: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

24

memiliki role models, maka perbaikan dalam keterampilan sosial dan

komunikasinya kadang tidak memperoleh kemajuan. Pendidikan umum

memberikan kesempatan berharga dalam berinteraksi sosial dengan teman

sebayanya. Anak autis memerlukan dukungan agar ia dapat berkembang dan

melakukan generalisasi akan keterampilan sosialnya.

b. Manfaat Untuk Anak Lain

Anak-anak normal sebagai ternan sebaya juga memperolah manfaat

dari partisipasi anak autis dalarn pendidikan inklusi, yaitu mereka akan

menyadari adanya kebutuhan anak-anak cacat yang lebih tinggi. Hal ini akan

membawa rnereka menjadi lebih sensitive terhadap anak cacat dan dapat

menerima kelebihan dan kekurangan (strengths and weaknesses) dari

teman-teman mereka.

c. Manfaat Teman Sebaya

Manfaat ini sangat berguna terutama pada anak-anak yang

mempunyai kesulitan dalam berinteraksi antar teman sebaya maupun dalam

' komunikasi timbal balik, dimana teman sebaya secara terus menerus dan

berulang meminta mereka untuk memberi respon yang sesuai. Hal ini

merupakan sarana dalam pengembangan keterampilan sosial dan berbahasa

di bawah bimbingan guru. Guru dan orang tua anakautis melaporkan bahwa

siswa atau anaknya mengalami kemajuan dalam kernampuan berbahasa,

Page 41: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

25

penurunan dalam bermain (solitary play), dan peningkatan keterampilan

bermain yang wajar. Hal ini terjadi karena adanya program teman sebaya

yang konsisten dan teratur. Para guru dan orang tua juga menyadari bahawa

sangat sukar mengajarkan keterampilan sosial sesuai usia kepada seorang

anak. Anak akan lebih mudah belajar keterampilan ini dari anak lain, atau dari

program pelatihan teman sebaya, yang ia dapatkan sepanjang kegiatan

belajar mengajar.

Kurikulum Pendidikan lnklusi

Prinsip-prinsip dalam proses belajar mengajar di dalam kelas inklusi secara

umum sama dengan prinsip-prinsip yang berlaku bagi anak pada umumnya.

Namun demikian karena di dalam kelas inklusi terdapat ABK yang mengalami

kelainan baik fisik, intelektual, sosial, emosional, dan sensoris neurologis

dibandingkan siswa pada umumnya,

Dalam pendidikan inklusi, kurikulum yang digunakan tetap berupa kurikulum

nasional untuk satuan pendidikan yang bersangkutan. Dalam buku panduan

Direktorat PLB (2004a) disebutkan bahwa pendidikan inklusi berarti

penerapan kurikulum yang multilevel dan multimodalitas. Bagi siswa ABK

juga disiapkan program pendidikan atau pengajaran individual (PPI) yang

disusun dengan mengacu pada kuriulum nasional satuan pendidikan yang

Page 42: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

26

bersangkutan disertai penyesuaian terhadap kebutuhan peserta didik secara

individual.

2.2. Kerangka berpikir

Autis merupakan gangguan perkembangan yang ditandai dengan ketidak

mampuan berinteraksi sosial, bertingkah laku aneh, dan keterbatasan dalam

berkomunikasi.

Dengan keterbatasan kemampuan bersosialisasi dan komunikasi anak autis

akan memperoleh pelajaran yang sangat penting dari lingkungan di sekolah.

Sekolah inklusi adalah media belajar yang mengintegrasikan siswa

berkebutuhan khusus (penyandang autis) dengan anak yang normal. Dengan

model integrasi, anak autis akan mampu mendapatkan hal-hal baru yang

berkaitan dengan sifat dasar manusia sebagai makhluk sosial.

Berdasarkan paparan teori yang telah disampaikan diketahui bahwa anak

autis mempunyai gangguan perkembangan dalam bidang komunikasi dan

interaksi sosial. Hal ini sesuai dengan pernyataan American Psychiatric

Association (Dalam Holmes, 1998) yang mengatakan terdapat tiga

karakteristik umum dalam autisme yaitu adanya kerusakan secara kualitatif

dalam perkembangan interaksi sosial, bahasa dan komunikasi, minat dan

Page 43: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

27

aktivitas yang terbatas, berulang(repetitive). Anak autis rnernpunyai kesulitan

dalarn bersosialisasi dan mernpunyai keterbatasan dalarn berkornunikasi.

Karakteristik ini sangat beragarn dari satu individu dengan individu lainnya,

rnulai dari yang berat sarnpai yang ringan, serta kadang berubah sejalan

dengan bertarnbahnya usia.

Pendidikan inklusi rnernberikan darnpak yang positif dalarn rnernperbaiki

kornunikasi dan interaksi sosial bagi anak autis rnelalui keterlibatan ternan-

ternan sebaya. Teman sebaya juga dapat rnernbantu anak untuk mencapai

kernajuan yang berarti dalarn perilakunya serta rnernperlihatkan perbaikan

dalarn orientasi sosial seperti dalam bergiliran, berbagi rnainan,

rnernperlihatkan, emosi senangnya, atau mampu mengikuti atau menerirna

atauran dalarn perrnainan.

Guru pendamping rnempunyai peranan yang penting dalarn proses belajar

mengajar di kelas. Guru pendamping sebagai orang yang lebih dekat

dengan anak autis di kelas. Guru pendarnping ini menjernbatani antara guru

' kelas dengan anak, rnernbirnbing selama proses bela1jar bersosialisasi,

berkornunikasi, rnaupun kemarnpuan bantu diri (kernandirian) untuk

rnengerjakan tugas-tugas sehari-hari.

Page 44: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

28

Dengan mendampingi anak autis tersebut secara terus-menerus, ada

kalanya guru ini mengalami kelelahan yang meliputi l<e!elahan secara fisik,

emosional dan mental karena adanya keterlibatan jangka panjang dalam

situasi yang menuntut keterlibatan emosi. Karena yang dihadapi guru

tersebut adalah anak dengan gangguan berinteraksi, berkomunikasi dan

gangguan perilaku.

Dengan adanya penelitian mengenai bum out ini maka akan diketahui

bagaimana tingkat kelelahan guru pendamping yang mengajar di sekolah

reguler, selain itu mengetahui peranan tenaga pengajar dalam menerapkan

metode pengajaran yang sesuai bagi anak autis.

Page 45: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

30

penelitian kualitatif dengan kuantitatif yang menampilkan data dalam bentuk

angka - angka (Poerwandari, 2001).

3.2. Metode penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Data untuk keperluan

studi kasus bisa berasal dari enam sumber, yaitu : dokumen, rekaman arsip,

wawancara, pengamata langsung, observasi partisipan, dan perangkat fisik.

Menurut Robert K Yin (2000) dalam studi kasus, peneliti tidak memiliki kontrol

atas kejadian-kejadian yang telah berlangsung. Studi kasus juga dapat

memberi niali tambah pada pengetahuan kita secara unik tentang fenomena

individual individual dan dapat digeneralisasikan secara teoritis.

3.2.1 Pengambilan Sampel

3.2.2. populasi dan sampel

Populasi

Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu obyek yang

merupakan perhatian peneliti (Kot1ntur, 2004). Populasi dalam penelitian ini

adalah semua guru pendamping (shadower) yang mengajar di kelas inklusi

SD Negeri 04 pagi Jakarta Timur (SD Penyelenggara Pendidikan lnklusi)

yang telah mengajar kurang lebih selama satu tahun, yang berjumlah 15

orang.

Page 46: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara

tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas, lengkap yang

dianggap mewakili populasi (Kountur, 2004).

Teknik Sampling

31

Dalam penelitian kualitatif tidak ada ketentuan berlaku mengenai sampel

yang harus dipenuhi. Satu sampel dapat digunakan dalam suatu penelitian

studi kasus, asalkan data yang didap2tkan sudah cukup, pengambilan

sampel harus disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitian, sehingga

pengambilan sampel dengan kriteria sampel. Oleh karena itu dalam

penelitian ini data yang diambil adalah 2 orang subyek guru pendamping

(shadow teacher) anal< autis di sekolah inklusi SD Negeri 04 Gedong

Jakarta Timur (SD Penyelenggara Pendidikan lnklusi).

3.2.3. Karaktersitik subyek

Adapun karakteristik subyek guru pendamping yang digunakan dalam

penelitian ini adalah :

1) Guru pendamping di sekolah inklusi yang bekerja selama 5 jam

sehari, sudah mengajar selama 1 tahun.

Page 47: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

2)

3)

3.3.

3.3.1

Dewasa awal di Jakarta usia 24 tahun sarnpai dengan 28 tahun.

Berlatar belakang pendidikan yang sesuai.

Pengumpulan data

Metode

32

Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang akan digunakan peneliti

adalah metode wawancara sebagai metode utama dan observasi sebagai

metode penunjang untuk melengkapi data yang terkumpul melalui metode

wawancara.

1. Metode wawancara mendalam

Wawancara (interview) adalah suatu bentuk komunikasi verbal, semacam

percakapan yang bertujuan memperoleh informasi (Nasution, 2001 ). Jen is

wawancara yang dipakai dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam

atau indepth interview. Kerlinger (2000) menjelaskan bahwa wawancara

mendalam adalah wawancara yang tetap menggunakan pedoman

wawancara, namun penggunaannya tidak seketat wawancara terstruktur.

Page 48: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

Wawancara mendalam interviewer menggali terus pertanyaan kepada

narasumber sampai ke akar permasalahan, sehingga interviewer

memperoleh jawaban yang diinginkan.

2. Metode observasi

Observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki

(Narkubo dan Ahmadi, 2001).

33

Metode observasi memungkinkan peneliti merasakan apa yang dirasakan

dan dihayati oleh subyek penelitian. lnstrumen yang digunakan pada

observasi adalah lembar observasi yang dibuat dalam bentuk catatan

lapangan yang berfungsi untuk mencatat hal-hal penting yang relevan, yang

tidak didapatkan dalam wawancara.

Page 49: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

34

3.3.2 lnstrumen

lnstrumen dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara. Pedoman

wawancara. Pedoman wawancara adalah daftar sebuah pertanyaan

mengenai tema-tema atau topik yang mencakup c.alam proses wawancara.

Pedoman wawancara ini sangat penting peranannya dan dibutuhkan peneliti

dalam proses wawancara, hal ini agar mempermudah peneliti untuk

mengetahui jawaban dari subyek peneliti.

Alat bantu pengumpulan data

Untuk membantu peneliti dalam proses pengumpulan data, diperlukan alat­

alat yang dapat membantu dan mempermudah tugas peneliti agar

pengolahan data bisa dilakukan dengan mudah. Alat bantu yang digunakan

adalah tape recorder untuk merekam hasil wawancara.

Tape recorder atau alat perekam digunakan agar data-data yang telah

didapat dalam proses wawancara tidak ada yang terlewatkan oleh peneliti,

selain itu juga agar lebih mempermudah peneliti dalam membuat verbatim.

Penggunaan alat perekam ini sebelumnya harus melalui persetujuan subyek.

Apabila subyek merasa keberatan dengan penggunaan alat perekam maka

peneliti tidak akan menggunakannya dalam proses wawancara.

Page 50: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

3.4 Prosedur penelitian

3.4.1. Prosedur persiapan penelitian

Sebelum peneliti melakukan penelitian, maka harus dipersiapkan segala

sesuatu yang berhubungan dengan keperluan penelitian.

35

1. Membuat pedoman wawancara yang digunakan sebagai acuan dalam

melakukan wawancara.

2. Membuat laporan observasi

3. membuat lembar kesediaan sebagai subyek penelitian.

4,. Menyediakan tape recoder untuk merekam hasil wawancara.

3.4.2. Prosedur pelaksanaan penelitian

1. Penelitian ini dimulai pada tanggal 27 Agustus 2007 sampai dengan

3 September 2007.

2. Membuat kesepakatan dengan subyek menge~nai kesediaan subyek

utuk diwawancarai.

3. Menggunakan pedoman wawancara yang telah dibuat dan disetuju

oleh dosen pembimbing sebagai acuan dalam melakukan wawancara

4. Melakukan wawancara sesuai dengan tanggal yang telah disepakati

bersama.

Page 51: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

36

5. Berdasarkan hasil wawancara kemudian dibuat laporannya secara

verbatim untuk mempermudah proses analisa, lalu dilakukan analisa

dskriptif.

3.5 Prosedur Analisa Data

Menurut Patton (dalam Moleong, 2002) analisa data adalah proses mengatur

urutan dasar. Oalam melakukan analisa data ada beberpa hal yang harus

dilakukan peneliti :

1. Peneliti menulis hasil wawancara secara verbatim, serta membuat

laporan observasi yang telah dilakukan pada subyek penelitian selama

proses wawancara.

2. Analisa awal data setiap subyek, kemudian menyimpulkan dari setiap

jawaban subyek untuk menemukan pola jawaban yang muncul dalam

wawancara.

3. Peneliti menuliskan kesimpulan sementara yang dilanjutkan dengan

mendaftar tema-tema yang muncul.

4. Peneliti menyusun data yang berisikan daftar tema-tema dan kategori

yang telah disusun sehingga menampilkan pola hubungan antara

kategori yang kemudian akan dituangkan dalam bentuk analisa tertulis

dalam bab 4. Penulisan analisa dibuat berdasarkan kategori umum

yang telah dibuat peneliti sebelumnya.

Page 52: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

BAB4

HASIL PENELITIAl\I

Pada bab 4 ini penulis akan menguraikan hasil pengolahan data yang telah

didapat dari lapangan penelitian. Hasil penelitian meliputi gambaran umum

subyek penelitian, ~ambaran dan analisa kasus serta analisa perbandingan

antar kasus.

4.1. Gambaran !!mum subyek penelitian

Subyek penelitian ini berjumlah dua orang yang diarnbil berdasarkan

karakteristik yang telah ditetapkan sebelumnya, sernua subyek penelitian

berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang pendidikan dua

orang S 1 Pendidikan, usia subyek berada pada usia 23 sampai dengan 28

tahun.

Penelitian ini selanjutnya dilakukan pada rentang waktu antara tanggal 27

Agustus sampai dengan 3 September 2007, di tempat yang telah disepakati.

Subyek dalam penelitian ini, penulis peroleh dari tempat lembaga, yaitu

sekolah SD Negeri 04 Gedong Jakarta Timur. Di sekolah ini sebelumnya

hanya sekolah reguler, yang hanya menerima oran£1 normal saja, namun

Page 53: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

38

semenjak 2003 sudah membuka kelas inklusi, di sekolah ini ada yang Autis,

ADHD, dan keterlambatan belajar.

Nama subyek penelitian ini sengaja disamarkan dengan inisial huruf, berguna

untuk menjaga kerahasiaan subyek dan pihak-pihak terkait sehingga

kerahasiaan subyek dapat terjaga sesuai dengan kode etik penelitian.

Untuk memudahkan melihat gambaran ke 2 subyek penelitian, maka

disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.1

Gambaran Umum Guru Pendamping

No Na ma Jen is Usia Ag a ma Pendidikan I

Lama Kelamin Mengajar

1 FH Perempuan 23TH Islam S 1 Psikologi 1 Tahun

2 SN Perempuan 28TH Islam S 1 Pendidikan 3 Tahun

4.2. Gambaran dan Analisa Kasus

4.2.1 Kasus FH

FH seorang guru pendamping perempuan yang b•E!rusia 23 tahun, menjadi

guru pendamping sudah berjalan selama satu tal1un. Pekerjaan menjadi

Page 54: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

39

guru pendamping di SD Negeri 04 Gedong Jakarta Timur merupakan

pengalaman pertama yang ia jalani. Menjadi guru pendamping ini sudah ia

jalani selama 1 tahun FH mendampingi anak autis laki-laki sejak anak

tersebut duduk di kelas 3 sampai kelas 4.

FH memaknai sebagai guru pendamping merupakan sebuah pekerjaan yang

sangat penting dan harus dikerjakan secara professional. Baginya seorang

guru pendamping sama seperti seorang konse!or, harus sabar, dan memiliki

empati dengan keadaan anak didik, misalnya FH me~mbayangkan bagaimana

jika suatu saat terjadi pada dirinya.

FH sebagai guru pendamping bertanggung jawab menghadapi 2 orang anak,

waktu yang dibutuhkan dalam menghadapi anak autis adalah 5 jam dalam

satu hari yakni dari pukul 07.00 sampai dengan pukul 12.00 FH mengajar

dari hari senin sampai dengan hari sabtu.

FH mengenal autis sejak duduk di bangku kuliah, karena FH merupakan

mahasiswa jurusan Psikologi. Menurutnya autis itu merupakan sebuah

gangguan perilaku.

Page 55: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

40

FH mengatakan "Aku dapat ilmu tentang autis ini di kampus, waktu itu ada

ma ta ku/iah psikologi pendidikan, di kampus itu juga sering ada kajian

tentang anak autis, bagi saya autis itu merupakan S<~buah gangguan

perilaku, kelainan peri/aku. Anak tersebut sosia/isasinya kurang, sering

berkhayal. Lebih senang dengan Junia sendiri. Perilakunya berbeda dengan

anak-anak yang lain. (Wawancara dengan subyek tanggal 27 Agustus 207).

FH hanya fokus pada satti-pekerjaan ini, ia tidak menjalani aktifitas lain

selain guru pendamping. Awai menjadi guru pendamping, ia peroleh dari

seorang teman. Sebenarnya FH tidak tertarik untuk menjadi guru

pendamping. FH lebih senai ig menjadi staf HRD karena ketika penjurusan di

kampusnya ia memilih Psikologi lndustri dan Organisasi. Namun ketika ia di

tawari untuk menjadi guru pendamping di SD Negeri lnklusi 04 Gedong

Jakarta Timur, ia menerima tawaran itu. Menurutnya ketika sudah terjun di

suatu pekerjaan harus professional, bukan karena terpaksa, tetapi

memberikan yang terbaik untuk anak didik dan oranii tua.

Selama menjadi guru pendamping anak autis, FH menggunakan metode

Lovaas atau metode ABA (Applied Behavior Analysis). Metode ini dipilih

karena metode ini sangat terstruktur sehingga dengan mudah dapat dipakai

oleh guru pendamping dalam menangani anal< autis. lntinya pada metode ini

adalah sama dengan teori Pavlov (respondent conditioning) yaitu suatu

perilaku bila diberi reinforcement (imbalan yang tepat) akan semakin sering

Page 56: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

dilakukan, dan sebaliknya bila suatu perilaku tidak diberi imbalan maka

perilaku tersebut akan terhenti.

41

"Ya, ka/au murid saya itu berhasil menjawab soa/ saya kasih puj/an, misalnya

dia berhasil menjawab 5 soal benar semua saya kasih reward, ya minimal

pujian". (Wawancara dengan subyek tanggal 27 Agustus 207).

Selama menjadi guru pendamping FH menambah wawasannya dan

mengasah keterampilannya dengan berdiskusi dan bertukar pengalaman

dengan teman sesama guru pendamping di tempat ia mengajar, misalnya

ada suatu kejadian dimana murid FH senang berteriak-teriak, kemudian ia

diskusikan masalah ini kepada temanya sesama guru pendamping, selain itu

ia juga sering berdiskusi dengan orang tua murid FH sering memberikan

laporan hasil kemajuan belajar kepada orang tua. Selain itu ia menambah

wawasan dengan membaca buku dan seminar-seminar ketika duduk

dibangku kuliah.

Tekhnik yang digunakan FH untuk memahami anak didik adalah dengan

memahami karakteritiknya secara mendetail, misalnya anak tesebut

emosinya sering marah, sering ketawa, atau tingkah laku yang khas. Selain

itu sebelum mendampingi anak tersebut, FH mengobservasi terlebih dahulu

anak didiknya selama dua minggu.

Page 57: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

42

Selama proses kegiatan belajar mengajar FH cukup rnemperoleh kendala dan

kesulitan, sehingga ia mengalami bum outi seperti rasa kesal dan

menyalahkan orang lain, tingkatan bum out yang dialami tidak terlalu tinggi.

Pada kasus FH ini kerja sama yang kurang optimal adalah dari para suster

yang mendampingi. Karena para suster ini terlalu ove1· protektif terhadap anak

asuhnya. Misalnya jika waktu istirahat anak tersebut terkadang dilarang

untuk bermain bersama teman-ternannya karena takut terganggu, yang

mengakibatkan anak didiknya mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan

teman-temannya. Perilaku yang sering ditemukan selama proses kegiatan

belajar mengajar adalah prilaku agresif, dan marah. Hal yang ditemui FH

yang menyebabkan FH mengalami bum out adalah anak tersebut tidak

mengerti apa yang telah disampaikan, FH terkadang mengulang sampai 10

kali.

"ya, nih aku terkadang mengulang sampai sepuluh ka/i, kayak diajak ngobrol enggak nyambung,terkadang anak tersebut suka membeo misalnya aku bilang ini sepeluh kemudian anak tesebut mengulangi perkataanku ini sepuluh, yang menyebabkan materi yang disampaikan oleh guru tidak sampai kemurid". (Wawancara dengan subyek tanggal 27 Agustus 207}.

Sosialisasi anak yang FH dampir:igi cukup baik, anak tersebut mampu

berinteraksi dengan temannya.

"Ya, anak tersebut sosialisasinya cukup batk, apalagi teman sekelasnya, temannya yang dike/as rata-rata sudah tahu dengan keadaan murid ku, teman-temannya saling membantu, misalnya ada pe/ajaran I/mu sosial guru kelas memerintahkan membaca, muridku membaca cara bergantian paragraf I murid ku paragraf 2 temen sebelahnya, jadi cara tersebut saling

Page 58: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

melengkapi. Kemudian juga pas Jagi upacara, yang menyiapkan barisan

muridlw, kalau enggak gitu dia pasti marah, pokoknya upacara muridku itu

harus dapat tugas". (Wawancara dengan subyek tan!~gal 27 Agustus 207).

43

Salah satu cara yang digunakan FH jika ar,ak tersebut tantrum adalah

dengan mengajak bicara anak tersebut, menyayangnya. Tantrum terjadi jika

anak tersebut keinginannya tidak terpenuhi. FH menerapkan tekhnik Lovaas

yang itu memberikan pujian ketika anak tersebut melakukan sebuah

kebaikan.

Hubungan FH dengan orang tua cukup baik ada yang kooperatif dan ada

yang tidak terutama para suster, yang kurang bekerjasama, misalnya dalam

berinteraksi dengan teman-temannya para suster ini terlalu over protektif

dengan anak asuhnya. Hal ini tentu akan berpengaruh dengan

perkembangan dan kemajuan si anak. FH memberikan report hasil kegiatan

belajar dan buku penghubung anak autis. Setiap hari ayahnya datang

kesekolah dan seminggu sekali ibunya menelpon FH untuk mengetahui

perkembangan yang telah dicapai.

Analisa Kasus

lstilah autisme dikenal oleh subyek dari masa kuliah di fakultas psikologi dan

profesi sebagai guru pendamping telah dijalani selama 1 tahun, dengan

demikian ia berpengalaman cukup baik untuk menjadi seorang guru

Page 59: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

44

pendamping. Dalam menghadapi anak autis tidak terlalu sulit karena anak

yang dihadapinya cenderung kooperatif, namun FH agak sulit jika anak

tersebut mengulang-ulang apa yang telah dil<atakan. Untuk memahami anak

adalah dengan memahami karakteristiknya dengan melihat kecenderungan

dan keinginan anak. Tiap anak yang dihadapi subyek berbeda kemampuan

akademiknya. Hubungan subyek dengan para orang tua cukup baik dan

kooperatif. Setiap hari FH menuliskan hasil belajar di buku penghubung

dengan orang tua.

Makna Menjadi Seorang Shadow

FH memaknai sebagai guru pendamping merupakan sebuah pekerjaan yang

sangat penting dan harus dikerjakan secara professional. Baginya seorang

guru pendamping sama seperti seorang konselor harns sabar, dan harus

empati dengan keadaan anak didik. FH membayangkan bagaimana jika

suatu saat terjadi pada anak dirinya dan membantu anak didik supaya

menjadi mandiri.

Sumber Burn Out

Burn out yang dialami subyek, merupakan penyebab mikro yang berasal dari

tekanan dan permasalahan selama bekerja, misalnya perilaku agresif,

marah, terkadang anak tersebut tidak mengerti apa yang disampaikan oleh

guru, sehingga FH harus mengulang apa yang telah disampaikan bahkan

Page 60: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

45

pengulangan bisa sampai 10 kali. lni mempengaruhi kondisi subjek terutama

psikis, subyek terkadang ingin merasa marah ketika sedang bertugas.

Dampak dari bum out adalah FH terkadang merasa kesal terhadap diri

sendiri ada perasaan gaga! dalam mengajar. Ada keinginan untuk berhenti

mengajar. Cara yang dilakukan untuk mengatasi rasa lelah ini FH mencoba

merubah variasi dalam mengajar.

4.2.2 Kasus SN

SN seorang guru pendamping perempuan yang berusia 28 tahun, belum

menikah. Menjadi guru pendamping ini sudah ia jalani selama 3 tahun SN

mendampingi anak autis laki-laki yang duduk di kelas 3. Selain menjadi guru

pendamping SN bekerja sebagai terapis di daerah Bekasi yang berjumlah 3

orang antara lain : 1 murid TK di daerah jati asih, gangguannya autis

keterlambatan bicara, 1 orang anak play group yang mengalami autis murni,

dan terakhir siswa kelas 3 SD normal mengalami yang kesulitan belajar.

Bagi SN, autis merupakan anak yang mengalami hambatan dalam

bersosialisasi, berinteraksi. Anak autis seakan-akan hidup di dunianya

sendiri. Menurut SN autis itu bukan sebuah penyakit melainkan sebuah

gangguan perkembangan. Selain itu pada diri anak autis terdapat kelebihan

Page 61: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

46

yang tidak dimiliki oleh anak normal, jadi semaksimal mungkin SN menelusuri

kelebihan anak tersebut.

Guru pendamping bagi SN sebuah pekerjaan yang dilakukan dengan

sungguh-sungguh, guru pendamping membantu dan mengarahkan anak

didik untuk dapat belajar fokus di kelas, berinteraksi, bersosialisasi, dengan

lingkungan sekitarnya.

Bagi SN menjadi guru harus tegas dan memahami karakteristiknya , ini

disebabkan karena anak autis itu sudah terpola.

"Menjadi guru pendamping itu harus tegas dan memahami karakteristik yang

kita dampingi, Kita harus mengetahui kendalanya, kelebihan dan kekurangan,

tegas disini dalam artian tidak galak ditegaskan karena anak autis itu sudah

terpola, misalnya jam 9 harus istirahat ya anak autis itu harus istirahat,

enggak bisa jam 9 kita masih be/ajar. "

(Wawancara, 3 September 2007)

SN sebagai guru pendamping bertanggung jawab menghadapi 1 orang anak,

waktu yang dibutuhkan dalam menghadapi anak autis adalah 5 jam dalam

satu hari yakni dari pukul 07.00 sampai dengan pukul 11.30 SN mengajar

dari hari senin sampai dengan hari jum'at.

Page 62: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

47

Dalam mendampingi anak autis, SN menggunakan .ABA (Applied Behavior

Analysis) atau Lovaas metode ini dipilih karena metode ini sangat terstruktur

sehingga dengan mudah dapat dipakai o!eh guru pendamping dalam

menan!;jani anak autis. lntinya pada metode ini adalah sama dengan teori

Pavlov (respondent conditioning) yaitu suatu perilaku bila diberi

reinforcement (imbalan yang tepat) akan semakin sering dilakukan, dan

sebaliknya bila suatu perilaku tidak diberi imbalan maka perilaku tersebut

akan terhenti.

" Ya ka/au anak didik saya berhasil menjawab soa/ saya beri pujian, ya kalau

enggak bisa yang saya kasih tahu cara mengetjakannya"

(Wawancara, 3 September 2007)

Selama menjadi guru pendamping SN menambah wawasannya dan

mengasah keterampilannya dengan berdiskusi dan bertukar pengalaman

dengan teman sesama guru pendamping. Selain itu SN mengikuti berbagai

seminar dan training, sebelum menjadi guru pendarnping SN mengikuti

training di AGCA Center selama dua bulan.

Tekhnik yang digunakan SN untuk memahami anak didik adalah dengan

memahami karakteristiknya, dan melihat kelebihan dan kekurangnnya.

Perilaku yang sering ditemukan selama proses kegiatan belajar mengajar

adalah prilaku agresif, teriak, tertawa, memukul meja, main tangan.

Page 63: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

48

Dalam melaksanakan tugas di SD Negeri 04 Gedong Jakarta Timur SN

mengalami burn out dengan gejala tubuhnya terasa k~lah setelah bekerja.

Hal yang ditemui SN yang menyebabkan burn out selama proses belajar

mengajar adalah perilaku tantrum. Jika anak sedang tantrum SN harus

tenang. SN akan merangkul anak tersebut, merangkul bertujuan untuk

membuat anak tersebut menjadi rileks. Menurut SN anak autis itu sebenarnya

tidak mau marah hanya karena tidak dapat menahan emosi saja.

"Kadang kalau sedang tantrum saya rangkul saya berikan kasih sayang, saya mengajaknya ngobrol, tetapi harus tegas kalau tidak nanti dia akan bergantung kepada kita." (Wawancara, 3 September :2007)

Hubungan SN dengan orang tua cukup dan kooperatif. Pengalaman SN yang

menyenangkan selama menjadi guru pendamping adalah ketika anak didiknya

sudah dapat berososialisasi dengan lingkungan sekitar, dan mau bermain

dengan teman-temannya. Sedangkan pengalaman yang tidak menyenangkan

adalah ketika anak tersebut mengalami tantrum.

Analisa Kasus

lstilah autisme dikenal oleh subyek dari masa kuliah, tetapi SN bukan berasal

dari Psikologi. SN belajar mengenai autis melalui seminar dan training.

profesi sebagai guru pendamping telah dijalani selama 3 tahun,

pengalamannya ditambah dengan menjadi terapis hingga saat ini. Dengan

demikian ia berpengalaman cukup baik untuk menjadi seorang guru

pendamping. Dalam menghadapi anak autis cenderung sulit, karena anak

Page 64: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

49

tersebut jika tantrum marahnya sangat berat sampai memukul. Untuk

memahami anak adalah dengan memahami karakteristiknya dengan melihat

kecenderungan dan keinginan anak. Tiap anak yang dihadapi subyek

berbeda kemampuan akademiknya. Hubungan subyek dengan para orang

tua cukup baik dan kooperatif. Setiap hari SN menuliskan hasil belajar di

buku penghubung dengan orang tua.

Makna Menjadi Seorang Shadow

Bagi SN menjadi guru pendamping membantu mengarahkan anak sehingga

dapat bersosialisasi, berkomunikasi tidak hanya di dalam kelas saja tetapi di

luar kelas. Menjadi guru pendamping setidaknya harus memahami

karakteristik yang dimiliki oleh anak autis.

Gejala dan Sumber Bum Out

Burn out yang dialami subyek, merupakan tekanan dan permasalahan yang

timbul yang disebabkan anal< autis tersebut mengalami tantrum misalnya

perilaku agresif, marah, teriak dan marah. Karena jika anak didiknya tantrum

dibutuhkan penanganan yang ekstra, bahkan anak tersebut harus dirangkul.

Tingkatan bum out yang dialami SN tidak terlalu tin£1gi seperti yang dialami

oleh FH karena SN sudah terbiasa menghadapi anak autis, ditambah jam

terbang yang cukup lama mendampingi anak autis.

Page 65: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

50

Gejala yang timbul dari SN hanya perasaan lelah karena rutinitas kerja yang

terlalu padat, sehingga terkadang semangat kerja menurun, yang bisa

berdampak pada anak didik. Untuk mengurangi rasa lelah ini SN biasanya

mengajak anak didiknya untuk bermain ga(Jle, serta merubah variasi dalam

belajar supaya tidak monoton.

Page 66: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

BABS

KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN

5. 1. Kesimpulan

Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui gamabaran bum out yang

dialami oleh guru pendamping di sekolah inklusi. Berdasarkan hasil

wawancara dan pengamatan yang diperoleh dari lapangan serta analisa dari

beberapa komponen yang berkaitan dengan bum out yang dialami oleh 9.uru

pendamping, maka diperoleh beberapa kesimpulan seba9ai berikut:

1. Para guru pendamping menikmati profesinya seba9ai guru

pendamping anak autis, setiap guru pendamping melaksanakan

pekerjaannya secara professional sesuai dengan tugasnya, dan

berusaha dengan baik mencapai tujuan agar anak didik dapat

berkembang dan mandiri kelak, serta dapat bersosialisasi dan

berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

Guru pendamping bertugas :

Menjembatani instruksi antara guru dan anak

Mengendalikan perilaku anak di kelas

Membantu anak untuk tetap berkonsentrasi

Membantu anal< belajar berinteraksi dengan teman-temannya

Page 67: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

Menjadi media komunikasi antara guru dan orang tua dalam

membantu proses belajar anak.

2. Para guru pendamping dalam melaksanakan tugasnya mengalami

bum out dengan gejala marah, kesal, ada keinginan putus asa.

l<endala dan hambatan yang dialami para guru pendamping menjadi

sumber bum out diperoleh dari berbagai aspek. ditinjau dari kondisi

anak didik dan pengalaman mendampingi anak autis. Dari kedua

narasumber diatas ternyata yang rentan mengalami bum out adalah

guru pendamping yang mempunyai jam terbang sedikit seperti yang

dialami FH

52

3. Untuk mengatasi bum out dilakukan dengan berbagai pendekatan,

misalnya dengan merubah variasi dalam pendampingan. lni dilakukan

oleh FH dan SN supaya tidak monoton dalam mendampingi anak

didik.

5. 2. Diskusi

Perbedaan jenis bum out pada masing-masing subyek dalam

penelitian ini secara khusus di pengaruhi oleh beban pekerjaan.

Misalnya yang terjadi pad a FH, yang dirasakan ketika bum out ingin

sekali marah, ingin menyalahkan, karena anak didiknya tidak mengerti

apa yang disampaikan, FH terkadang mengulang hingga 10 kali.

Page 68: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

Pada SN, yang menjadi sumber bum out, ketika anak tersebut

tantrum, namun SN sudah terbiasa dengan kondisi anak didiknya.

Bekerja sebagai guru pendamping merupakan salah satu pekerjaan

yang rentan mengalami bum out. (Maslach, 1993) dalam

penelitiannya, bum out terjadi pada bidang pekerjaan yang

berorientasi pada melayani orang lain seperti bidang kesehatan

mental, bidang pelayanan kesehatan, bidang pendidikan, maupun

bidang pelayanan sosial. Burn out terjadi akibat berubahnya kondisi

psikologis pemberi pelayanan seperti guru akibat n~aksi terhadap

situasi kerja yang tidak menguntungkan.

53

Sebagai guru pendamping bukanlah pekerjaan mudah, walaupun tidak

jauh beda dengan guru kelas, namun guru pendamping memiliki cara

dan metode khusus dalam menghadapi muridnya. Khususnya

mengendalikan diri ketika berhadapan dengan anak yang tantrum,

bersikap tidak wajar.

Kendala dan hambatan yang dialami para guru pendamping menjadi

sumber burn out, dialami para guru. pendamping selama menghadapi

anak autis diperoleh dari berbagai aspek, diantaranya kendala dari

anak didik yang menyandang autis, misalnya perilaku agresif (teriak,

memukul, tertawa sendiri) Kendala dari para oran9 tua yang kurang

kooperatif, serta tuntutan dari dari orang tua maupun dari pihak

sekolah. Setiap penyebab dan gejala bum out diti~mui selama

Page 69: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

bekerja, setiap kendala bersumber dari tekanan dan permasalahan

selama bekerja.

54

Setiap kendala yang mengganggu proses belajar rnengajar seperti

tantrum, para guru pendamping berusaha untuk menghadapi situasi

tersebut secara bijaksana, dan memahami anak didik secara baik dan

menyesuaikan diri dengan dampak dari tekanan yang dialami selama

bekerja.Profesi sebagai guru pendamping tidak lepas dari latar

belakang pendidikan, awal pengenalan autis, usia, serta pengalaman

mendampingi anak autis.

Yang rentan mengalami bum out adalah yang belum memiliki

pengalaman mengajar yang cukup. Semakin lama guru pendamping

menghadapi anak autis, rasa cinta terhadap tersebut semakin

tumbuh.

Kehadiran ABK di kelas memang membuat guru harus siap untuk

bekerja ekstra. Guru kelas dalam pendidikan inklusi harus dapat

memodifikasi metode instruksi dalam mengajar, memodifikasi kegiatan

di kelas, menyediakan waktu ekstra untuk merencanakan program,

memberi dukungan pada rekan guru lainnya. Gum di kelas inklusi

juga akan lebih berhasil bila mampu mengerti karakteristik dan

kebutuhan - kebutuhan siswa sehingga dapat bersikap ataupun

mengajar sesuai dengan kebutuhan siswa.

Page 70: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

55

5. 3. Saran

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara pada guru pendamping autis

di sekolah inklusi Jakarta, maka terdapat beberapa hal yang perlu

disarankan, antara lain :

1. Diharapkan para guru pendamping berperan aktif dalam meningkatkan

kepercayaan diri mereka, misalnya dengan mengikutsertakan mereka

dalam acara-acara sekolah maupun di luar sekolah yang intinya pada

acara tersebut mampu meningkatkan dirinya dalam sebuah kompetisi

yang bersifat umum dan bisa diikuti siswa autis, misalnya :

mengikutsertakan lomba menggambar, karena pacla diri autis tersebut

terdapat kelebihan yang harus diasah.

2. Diharapkan juga bagi seluruh pendidik yang mengadakan kegiatan

belajar mengajar di kelas-kelas yang ada anak autis, jangan hanya

terus-menerus membebankan tugas-tugas sekolah yang bersifat

akademik saja. Perlu beberapa kali diadakan simulasi psikologis atau

sesi konseling, yang tentunya di dalam kemasan yang dapat

meningkatkan kepercayaan diri mereka secara optimal.

3. Bagi orang tua yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus seperti

autis, berikanlah perhatian dan kasih sayang., anak autis harus dilatih

dan dikendalikan perilakunya, karena itu orang tua mempunyai peran

yang sangat penting dalam pembentukan kerpibadian.

Page 71: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

56

4. Bagi para guru pendamping yang memiliki pekerjaan sangat mulia,

hendaknya menambah pengalaman dan pengetahuan mengenai autis,

dan mengasah keterampilan dalam menerapkan metode yang dipakai.

Oleh karena itu penting sekali selain mempelajari teori, mereka harus

melakukan stimulasi serta melakukan prakterk lan!~sung. Serta sebisa

mungkin merubah variasi dalam mendampingi anak autis karena

dengan begitu guru pendamping mempunyai pengalaman­

pengalaman baru, dan tidak menjadi monoton.

5. Bagi instiitusi penyelenggara pendidikan hendaknya bekerjasama

memberikan fasilitas yang baik untuk para guru pendamping dalam

menghadapi anak autis. Dan untuk anak berkebutuhan khusus seperti

autis juga memiliki hak yang sama dalam memperoleh pendidikan

yang berkualitas, untuk itu hendaknya dapat diterima dan dibimbing

sebagaimana peluang ya11g diberikan kepada anak normal lainnya.

Sarana prasarana yang diperlukan dalam sekolah inklusif selain

sarana dan prasarana umum (seperti halnya sekolah umum lainnya)

juga dilengkapi dengan sa.rana dan prasarana yang sesuai dengan

jenis kelainan anal<. Sarana tersebut misalnya buku pedoman guru,

alat peraga, alat bantu bagi ABK, ruang terapi perilaku bagi ABK

dengan ADHD, dan lain sebagainya.

Page 72: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

57

6. Untuk penelitian selanjutnya bagi guru pendampin!~. pertanyaan yang

dibuat harus sesuai dan jumlahnya juga mencukupi untuk dijawab oleh

responden yang akurat. Selain itu harus diperihatikan juga teknik

pengambilan sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga

prosedur penelitian dilaksanakan sebaik-baiknya sesuai dengan yang

telah ditetapkan sebelumnya.

Page 73: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

DAFTAR PUSTAKA

C. Davison, Gerald, 2004 Psikologi Abnormal Jakarta: Rajawali Pers

C.Edwards, Phd 2006 Ketika Anak Sulit Diatur Bandung : Mizan

Chaplin, J.P. Dictionary of Psychology. Kamus Lengkap Psiko/ogi. Dr.Kartini Kartono (terj).2001.Jakarta : Raja Grafindo Persada

Djamaluddin, Soedarsono, 2006, Konsep Pendidikan Bagi Anak Autistik dan Profil Model Seka/ah Pelita Hati Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa.

Halberstam Yitta, 2004, Gift From The Heart 2, Jakarta : 131P

Harseno Kurnia, 2006, lnterospeksi Jakarta : PERPUS Jak Sel

Hurlock, Elizabeth, 1978. Child Development, Jakarta : Erlangga

Maslim, Rusdi, 2001, Diagnosa Gangguan Jlwa.PPDGJ If/ Jakarta : Direktorat Kesehatan Jiwa Departemen Kesehatan RI

Moleong, Lexy, 2004, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Nasution, S, 2003, Metode Research: Penelitian llmiah. ,lakarta : Bumi Aksara

Papalia, Diane E, 2006 A Child World Infancy Through Aclo/escence New York: Mc Graw-Hill

Petersen Lindy, 2004, Bagaimana Memotivasi Anak Be/afar, Jakarta : Gramedia

Rock, Pearl Kane, 1996 Tak Sengaja Menjadi Guru: Kisah-kisah yang Menggugah dan Saraf Hikmah tentang Pengalaman-Pertama Mengajar di Seka/ah New York : A Signet Book.

Page 74: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

Saravati, 2004 Meniti Pe/angi : Petjalanan Seorang /bu yang tak kenal menyerah dalam membimbing putranya ke/uar dari be/enggu ADHD dan Autisme Jakarta : Elex Media Komputindo

Setiawan, Joko Bagus 2006, Tingkat Kepercayaan Diri Anak Berbakat (Gifted) Pada Usia Remaja Awai Di SMP Negeri 19. Jakarta: Skripsi Fakultas Psikologi UIN Jakarta

Slamet, Suprapti, 2005 Pengantar Psiko/ogi Klinis. Jakarta : UI Press

Soedarsono Yudistira, 2006 Dream Smart for Teens, Jakarta : Mizan

Somantri Sutjihati , M.si, Psi 2006 Psikologi Anal< Luar Biasa. Bandung : Refika Aditama.

Suryana Agus, 2004 Terapi Autis Anal< Berbakat dan Anal< Hiperaktif Jakarta: Progress.

Sutjipto, 2004, Apakah Anda Mengalami Bum Out, Jakarta: Badan Peneliti dan Pengembangan Depdiknas.

Yin, Robert K, 2003, Studi Kasus Desain dan Metode Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Artikel :

Seminar Bulanan Psikologi Sekolah, 2006, Program Pengajaran Bagi Siswa Berkebutuhan Khusus Depok : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Rubrik Psikologis 2004, Bosan : Majalah Gadis.

Discovery, 2001, Fires of The Mind The Invisible Wall : AUTISM Discovery Health Chanel

Puspita Dyah, 2004, Mempersiapkan Dan Membantu Anak Autis Mengikuti Pendidikan Di Sekolah Umum .Jakarta : Yayasan Autisma Indonesia MANDIGA.

Page 75: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

INFORM CONSENT

Pernyataan Kesediaan

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Lengkap

J enis Kelamin

Usia

Pendidikan Terakhir

Alamat

No telp

Tempat Mengajar

Mengajar kelas

Menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden penelitian ini, dan data sa'ya dijamin

kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian semata

Responden penelitian

( )

Page 76: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

Subyek

Wawancara

Tempat

Hari I tanggal

Waktu

Catatan lapangan

PEDOMAN OBSERV ASI

1/2/3/4/5

1/2/3/4/5

I. Keadaan tempat wawancara, cuaca, kehadiran pihak lain di tempat wawancara

2. Fisik dan penampilan subyek

3. Gangguan selama wawancara

4. Sikap subyek selama jalannya wawancara

a. Suara

b. Intonasi

c. Posisi tubuh

d. Sikap terhadap interviewer

5. Ringkasan terhadap wawancara

6. Catalan khusus selama wawancara

Page 77: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

Daftar Pertanyaan Wawancara Guru Pcndamping

\. Pengalaman Subyek Sebagai Guru Pendamping Anak Autis

I. Apa pendapat anda tentang Au tis ?

2. Penge11ian guru pendamping itu apa ?

l. Sejak kapan anda menajdi Guru Pendamping anak Autis? Sudah berapa lama

4. Mengapa tertarik dengan Autis ?

5. Apakah anda mempunyai latar belakang Pendidikan?

6. -Apa profesi lain selain menjadi Guru Pendamping?

-Usia anda sekarang?

7. Kenapa anda berminat menjadi Guru Pendamping?

8. Bisa dijelaskan karakteristik menjadi Guru Pendamping?

9. Berapa orang yang anda hadapi dalam satu hari ?

I 0. Apakah ada perbedaan antara mengajar di kelas dengan ada anak Autis dengan tanpa

siswa Autis ?

11. Pelatihan dan keterampilan apa saja yang anda peroleh scbelum menjadi Guru

Pendamping ?

12. Bagaimana cara anda memahami anak Autis ?

13. Jenis metode apa yang anda terapkan pada anak Autis?

14. Sebelum menjadi Guru Pendamping apakah anda mengetahui dampak yang mungkin

terjadi ketika berha<lllpan dengan anak autis ?

B. Sumber Bum Out yang dialami subyek ketika menghadapi anak A.utis

1. Selama menjadi Guru Pendamping, adakah pengalaman yang menyenangkan ? ceritakan

2. Bagaimana pengalaman yang tidak menyenangkan ? bagaimana hambatannya?

3. Bagaimana perilaku anak se!ama anda mengajar di kelas

Page 78: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

I. Bagaimana respon anda ketika anak autis tantrum ?

5. Pernahakah anak yang anda hadapi menyakiti diri sendiri?

5. Pernahkah mengalami kejenuhan atau kelelahan ketika menghaclapi anak autis dalam

pelaksanaan proses belajar mengajar ?

*Penyebab terjadinya kelelahan?

*Cara mengatasi kelelahan tersebut?

7. Bagaimanakah hubungan anda dengan orang tua anak?

8. Bagaimanakah persepsi anda terhadap orang tua yang tidak mengerti dengan

perkembangan anaknya ?

9. Bagaimanakah persepsi anda terhadap orang tua yang over protektifterhadap anaknya?

I 0. Pernahkah anda mengalami hal yang berbahaya ketika menghadapi anak autis?

l l. Bagaimana hubungan anda dengan guru pendamping lainnya ?

12. Apa saja perilaku anak autis yang mengganggu proses terapi?

C. Jen is strategi Bum Out yang digunakan guru pendamping dalam menghadapi anak Autis?

I . Pernahkah anda kelelahan menghadapi anak autis ketika tantrum ?

2. Biasanya dalam mengajar kendala apa yang biasanya dihadapi ?

3. Pernah kehilangan motivasi ketika mengajar anak-anak autis I kenapa?

4. - Berapa Jam dalam satu hari anda menghadapi anak Autis ?

- Lebih sulit menangani anak yang laki-laki atau yang perempuan ?

- Kalau mengajar apa sebelumnya sudah dipersiapkan?

5. Bagaimana cara anda ketika anak menolak untuk belajar ?

6. Apakah rekan sesama guru pendamping pemah mengalami ha! yang sama dengan anda?

7. Bagaimana cara anda menghadapi jika anak cenderung diam & menolak untuk

berinteraksi dengan anda ?

8. Dampak fisik apakah yang anda alami mengatasi anak autis yang agresif atau tantrum?

Page 79: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

9. Dampak psikis apakah yang anda alami menghadapi anak autis yang agresif atau

tantrum?

10. Apakah usaha anda untuk menghadapi anak autis yang agresif?

11. Pernah merasakan kegagalan mengajar ? kenapa

Beri tanda chek list ('1) Jika anda pernah merasakan gejala dibawah ini & berikan alasan !

SN

resistensi ya\lg tinggi untuk pergi bekerja setiap hari ( )

Terdapat perasaan gagal di dalam diri )

Cepat marah dan sering kesal * )

Rasa bersalah dan menyalahkan * )

Keengganan dan ketidakberdayaan )

Negatifisme ( )

lsolasi dan penarikan diri ( )

Perasaan capek dan lelah setiap hari ( )

Sering memperhatian jam saat bekerja ( )

Sangat pegal setelab bekerja I, )

Hilang positif terhadap klien ( )

Tidak mampu menyimak apa yang klien ceritakan I )

Merasa tidak mobil ( )

Sinisme terhadap klien dan sikap menyalahkan < 1, )

Sulit tidur ( )

Menghindari diskusi mengenai pekerjaan dengan teman kerja { )

Asyik dengan diri sendiri ( )

Mendukung tindakan untuk mrngontrol perilaku )

Sering demam dan flu )

Sering sakit kepala dan gangguan pencernaan ( )

Sangat sering membolos kerja ( )

Page 80: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

PEMERINTAH DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

SEKOLAH DASAR NEGERl GEDONG 04 PAGI KECAMATAN PASAR REBO

Alamat: Jalan Raya Condet Ke!. Gedong Telp. 8414323 JAKARTA TIMUR

SURAT KETERANGAN NO. 111I01. 815.029

Kepala Sekolah Dasar Negeri Gedong 04 Pagi Kecamatan Pasar Reho Jakarta Timur,dengan ini menerangkan bahwa :

Nama : ADTY A SULAKSONO Tempat/Tgl. Lahir : Jakarta, 11 Juni 1983 Alamat : JI. H. Jian RT 004/03 No. 4 Ciputat Fakultas : Psikologi UIN SyarifHidayatullah Jakarta Semester : VIII ( Delapan) Nomor Pokok 103070028979 Tahun Akademik : 2006/2007 Program ' : Starta 1 ( S-1 ) Judul Skripsi : " Gambaran Burn Out Pendamping Anak Autis

Yang mengajar di Sekolah Inklusi " Bahwa benar nama tersebut diatas telah melakukan penelitian untuk bahan penulisan skripsi di sekolah yang saya pimpin. Demikianlah surat keterangan ini dibuat agar dapat di pergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, 10 September 2007

Page 81: ~/f>.il/? - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/10517/1/ADITYA... · penelitian berprofesi sebagai guru pendamping dengan latar belakang S 1

UJ<.,l' AR J. i<,fv.L~l''I A:&'.i-ufiH.

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SY ARIF I-IIDA YA TULLAH JAKARTA

F AKUL T AS PSIKOLOGI

I. Kerta Mukti No.5 Cirende Jakarta Selatan 15419 Telp. (021) 7433060 Fax. 74714714

: Ft. 71/0T.Ol.7/JJ;; /VIIl/2007

: Izin Penelitian

Kepada Yth, Kepala Sekolah SDN. Geclong 04 lnsklusi di Jakarta

Assalrnnu'alaikum Wr. \Vb.

Dengan I-lormat, karni sarnpaikan bahwa :

Na rn a Tempat/Tgl Lahir Alamat

Adtya Sulaksono J akarla , 11 Juni 1983 JI. I-I. Jian Rt.04.03 N0.4 Cipulat

Jakarta, 24 Agustus 2007

adalah benar rnalmsiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Semester Nomor Pokok Tah,•n Akademik Prograi:n

VIII ( Delapan) 103070028979 2006/2007 Strata l (S-1)

Sehubungan dengan tugas penyelesaian skripsi yang be1judul."Gambaran Burn Out Pcndamping Autis yang Mcngajar di Sckolah Insklusi.''mahasiswa tersebut memerlukan izin penelitian pada lembaga yang Bapak/Ibu/saudara pirnpin. Oleh karena itu kami mohon kesecliaan Bapak/lbu/Saudara untuk rnenerima mahasis\va tersebut clan rnemberikan bantuannya.

Demikian alas perhatian clan bantuan Bapak/Ibu/Saudara kami ucapkan terima k<:csih.

Wassalarnu'alaikurn Wr. \Vb