Fikosianin Susilowati 13.70.0078 b3 Unika Soegijapranata

download Fikosianin Susilowati 13.70.0078 b3 Unika Soegijapranata

of 12

description

pembuatan fikosianin dari biomassa spirulina

Transcript of Fikosianin Susilowati 13.70.0078 b3 Unika Soegijapranata

FIKOSIANINAcara III

laporan resmi praktikum TEKNOLOGI HASIL LAUT

Disusun oleh:Nama : Susilowati NIM : 13.70.0078Kelompok B3

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIANUNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATASEMARANG

2015

9

10

1. MATERI METODE

0. Materi0. AlatAlat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sentrifuge, pengaduk/stirrer, oven, dan plate stirrer.

0. BahanBahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah biomasa Spirulina basah, aquades, dan dekstrin.

0. Metode8 gram biomasa Spirulina dimasukkan dalam Erlenmeyer

Dilarutkan dalam aquades (biomasa : aquades = 1 : 10)

Diaduk dengan stirrer selama 2 jam

Disentrifugasi 5000 rpm selama 10 menit hingga diperoleh endapan dan supernatan

Supernatan diencerkan dan divortex hingga pengenceran 10-2

Diukur kadar fikosianinnya dengan panjang gelombang 615 nm dan 652 nm

8 ml supernatan ditambah dekstrin (supernatan : dekstrin = 1 : 1)

Dicampur rata dan dituang ke wadah

Dioven pada suhu 45C hingga kadar air 7%

Diperoleh adonan kering yang gempal

Dihancurkan dengan alat penumbuk hingga berbentuk powder

HASIL PENGAMATAN

Hasil pengamatan mengenai OD, Konsentrasi Fikosianin, Yoeld, dan Warna dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Pengukuran OD, Konsentrasi Fikosianin (KF), Yield, dan Warna FikosianinKelBerat Biomassa (gram)Jumlah Akuades (ml)Total Filtrat (ml)OD 615OD 652KF (mg/ml)Yield (mg/g)Warna

Sebelum di ovenSetelah dioven

B1880560,15210,10941,87713,139++

B2880560,14810,10941,80012,600++++

B3880560,13930,17321,0717,497++

B4880560,16760,17491,58611,103++

B5880560,12170,17430,7325,124++

Keterangan :Warna :+: biru muda++: biru+++: biru tua

Berdasarkan tabel diatas, berat biomassa Spirulina yang digunakan adalah 8 gram, jumlah akuades adalah 80 ml dan total filtrat adalah 56. Pada OD 615 berkisar 0,1217 hingga 0,1676. Pada OD 652 berkisar 0,1094 hingga 0,1749. KF atau konsentrasi fikosianin 0,732 mg/ml hingga 1,877 mg/ml. Yield yang diperoleh adalah 5,124 mg/g hingga 13,139 mg/g. Warna sebelum oven dan setelah dioven tidak ada perubahan tetap bewarna biru muda, kecuali pada kelompok B2 yaitu biru.

PEMBAHASAN

Cyanobacteria atau Blue Green Algae (BGA) merupakan bakteri gram negatif yang memiliki komponen pewarna yaitu carotenoid, klorofil dan phycobiliprotein. (Kumar et al. (2014). Phycobiliprotein dapat dibagi menjadi tiga yaitu phycocyanins, allophycocyanin dan phycoerythrins. Fikosianin (C-PC) dapat diekstraksi dari cyanobacteria seperti Spirulina platensis (Moraes et al, 2011). Fikosianin dapat diekstrak dari Spirulina. Spirulina memilliki struktur sel bakteri prokariotik. Dalam sel Spirulina, terdapat carotenoid, chlorophyll, phycocyanin yang merupakan pigmen protein (Duangsee et al, 2009). Jumlah fikosianin dalam blue green algae mencapai > 20% dari berat kering alga. Fikosianin merupakan kelompok pigmen yang termasuk dalam pengikat protein. Sifat Fikosianin pada umumnya sama seperti pigmen lainnya, yaitu akan rusak pada suhu tinggi. Warna fikosianin dapat memudar hingga 30% setelah disimpan selama 5 hari, dan dapat menjadi bening setelah penyimpanan selama 15 hari pada suhu 350C (Richmond, 1988).

Fikosianin dapat diaplikasikan pada makanan dan industri kosmetik sebagai pewarna biru alami. Selain itu fikosianin memiliki fungsi sebagai hepatoprotective, anti-inflammatory dan antioksidan (Moraes et al, 2011). Selain itu, fikosianin juga memiliki fungsi nilai therapeutic karena memiliki aktivitas immune-modulating dan aktivitas antikanker (Kumar et al., 2014). 3.1. Pembahasan Cara Pembuatan FikosianinBahan utama dalam pembuatan fikosianin adalah biomassa spirulina yang dilarutkan dengan air dengan perbandingan biomassa spirulina : air = 1:10. Dalam hal ini aquades merupakan pelarut polar (Syah et al., 2005) karena menurut Tri Panji et al. (1996) fikosianin hanya dapat larut dalam pelarut polar seperti air. Aquades berfungsi untuk melarutkan biomassa spirulina. Lalu dilakukan pengadukan dengan stirrer selama 2 jam. Proses pengadukan bertujuan untuk menghomogenkan spirulina dengan aquades sehingga memaksimalkan proses ekstraksi pigmen fikosianin (Silveira et al., 2007). Pengadukan yang lama ini supaya spirulina dapat larut dengan sempurna. Hal ini juga disebabkan dinding sel pada cyanobacterial sangat tebal dan sangat tahan, sehingga perlu waktu ekstraksi yang cukup lama (Hemlata et al, 2011). Selanjutnya sentrifugasi 5000 rpm selama 10 menit untuk mendapat endapan dan supernatant. Proses sentrifugasi berfungsi untuk memisahkan padatan dan cairan fikosianin sehingga pada proses pengukuran absorbansinya tidak terganggu dan mendapatkan hasil yang tepat (Silveira et al., 2007). Menurut Devanathan & Ramanathan (2012) suspensi homogen fikosianin diambil dan disentrifugasi menggunakan kecepatan 6000 x rpm selama 10 menit.

Lalu supernatan yang diperoleh diukur kadar fikosianinnya dengan pengenceran hingga 10-2 terlebih dahulu. Lalu dilakukan pengukuran kadarnya dengan spektrofotometer dengan panjang gelombang 615 nm dan 652 nm. Menurut Prabuthas et al (2011), nilai absorbansi dapat menunjukkan kemurnian fikosianin. Selain itu, pengukuran absorbansi dilakukan untuk mengukur kelarutan fikosianin (Achmadi et al. 2002). Kemurnian fikosianin pada 0,7 dinyatakan sebagai food grade atau layak dimakan, pada 3,9 dinyatakan sebagai reactive grade atau bersifat mudah bereaksi dan pada 4,0 dinyatakan sebagai analytical grade. Penyerapan maksimal dari fikosianin-c berada diantara panjang gelombang 610 dan 620 nm, dan fikosianin-c biasanya akan tampak berwarna biru gelap (Song et al, 2013).

Supernatant yang telah didapatkan diberi dekstrin dengan perbandingan 1 : 1. Menurut Ribut & Kumalaningsih (2004), penggunaan dekstrin adalah untuk meningkatankan rendemen akhir. Keuntungan penggunaan dekstrin adalah karena mudah larut dalam air, cepat terdispersi, tidak kental dan lebih stabil daripada pati. Dekstrin dapat membawa bahan pangan aktif seperti flavor dan pewarna karena sifatnya mudah larut dalam air dan sebagai bahan pengisi yang dapat meningkatkan berat produk bentuk bubuk. Selain itu, menurut Murtala (1999), dekstrin dapat mempercepat pengeringan dan mencegah kerusakan akibat panas, melapisi komponen flavour, meningkatkan total padatan, dan memperbesar volume.

Setelah tercampur rata maka letakkan fikosianin diatas alas untuk dipanaskan dalam oven pada suhu 450C untuk mendapatkan kadar air 7%. Pemanasan dengan oven akan menghilangkan kadar air pada fikosianin, sehingga bisa diolah menjadi bubuk fikosianin dengan ditumbuk. Setelah ditumbuk maka bubuk fikosianin telah jadi dan bisa digunakan tergantung keperluan.

3.2 Pembahasan Hasil Pengamatan Hasil pengamatan kemurnian fikosianin dapat ditunjukan dari nilai absorbansinya. Pada OD 615 berkisar 0,1217 hingga 0,1676. Pada OD 652 berkisar 0,1094 hingga 0,1749. Menurut Fox (1991), nilai OD atau absorbansi dipengaruhi oleh konsentrasi dan kejernihan larutan. Semakin keruh suatu larutan maka nilai OD yang didapatkan akan semakin tinggi pula. KF atau konsentrasi fikosianin 0,732 mg/ml hingga 1,877 mg/ml. Yield yang diperoleh adalah 5,124 mg/g hingga 13,139 mg/g. Semakin tinggi konsentrasi fikosianin yang dihasilkan maka yield yang dihasilkan juga akan semakin tinggi pula, begitu juga sebaliknya. Konsentrasi Fikosianin, Yield dan nilai absorbansi seharusnya sebanding karena menunjukkan nilai konsentrasi atau kadar fikosianin pada larutan.

Warna sebelum oven dan setelah dioven tidak ada perubahan tetap bewarna biru muda, kecuali pada kelompok B2 yaitu biru. Hal ini sesuai dengan teori Moraes et al, (2011), fikosianin dapat digunakan sebagai pewarna biru alami. Selain itu, fikosianin merupakan kelompok pigmen yang memiliki warna biru (Richmond, 1988).

3.3. Faktor yang Mempengaruhi Faktor yang dapat mempengaruhi ekstraksi fikosianin adalah gangguan seluler, metode ekstraksi yang dilakukan, jenis pelarut yang digunakan dan waktu berlangsungnya proses ekstraksi (Prabuthas et al, 2011). Selain itu, pH juga mempengaruhi proses ekstraksi fikosianin. Ekstraksi fikosianin baik dilakukan pada pH 7,5, bila dibawah pH 7,5 maka ekstraksi phycobiliprotein atau fikosianin akan mengalami penurunan. Pada pH yang ekstrim akan menyebabkan gaya elektrostatis yang mengubah muatan protein yang memberikan muatan positif dan terbuka sehingga ikatan pelarut akan hilang. Hal ini menyebabkan denaturasi protein (Hemlata et al, 2011).

KESIMPULAN

Cyanobacteria atau Blue Green Algae (BGA) merupakan bakteri gram negatif yang memiliki komponen pewarna yaitu carotenoid, klorofil dan phycobiliprotein. Fikosianin (C-PC) dapat diekstraksi dari Cyanobacteria seperti Spirulina platensis Sifat Fikosianin pada umumnya sama seperti pigmen lainnya, yaitu akan rusak pada suhu tinggi. Fikosianin dapat diaplikasikan pada makanan dan industri kosmetik sebagai pewarna biru alami Fikosianin hanya dapat larut dalam pelarut polar seperti air. Aquades berfungsi untuk melarutkan biomassa spirulina. Pengukuran kadar fikosianin dengan spektrofotometer dengan panjang gelombang 615 nm dan 652 nm. Nilai absorbansi dapat menunjukkan kemurnian fikosianin dan kelarutan fikosianin Keuntungan penggunaan dekstrin adalah karena mudah larut dalam air, cepat terdispersi, tidak kental dan lebih stabil daripada pati. Dekstrin dapat mempercepat pengeringan dan mencegah kerusakan akibat panas, melapisi komponen flavour, meningkatkan total padatan, dan memperbesar volume. Fikosianin merupakan kelompok pigmen yang memiliki warna biru Faktor yang dapat mempengaruhi ekstraksi fikosianin seperti gangguan seluler, metode ekstraksi yang dilakukan, jenis pelarut yang digunakan dan waktu berlangsungnya proses ekstraksi

Semarang, 5 Oktober 2015Mengetahui,

.Nama: Susilowati Deanna Suntoro & Ferdyanto JuwonoNIM: 13.70.0078Asisten Praktikum Teknologi Hasil LautDAFTAR PUSTAKA

Achmadi SS, Jayadi, Tri-Panji.(2002). Produksi pigmen oleh Spirulina platensis yang ditumbuhkan pada media limbah lateks pekat.Hayati. 9(3):80-84.

Devanathan J., Ramanathan N. (2012). Pigment Production from Spirulina platensis Using Seawater Supplemented with Dry Poultry Manure. Journal of Algal Biomass Utilization Vol. 3 (4): page 6673. Tamilnadu, India.

Duangsee, Rachen. Natapus Phoopat & Suwayd Ningsanond. (2009). Phycoyanin extraction from Spirulina platensis and extract stability under various pH and temperature. Asian Journal of Food and Agro-Industry ; 2 (4) : 819 - 826.

Hemlata. et al. (2011). Studies on Anabaena sp. NCCU-9 with special reference to phycocyanin. Journal of Algal Biomass Utilization. ; 2 (1) : 30 - 51.

Kumar, Devendra. et al. (2014). Extraction and Purification of C-Phycocyanin from Spirulina platensis (CCC540). Ind J Plant Physiol ; 19 (2) : 184 - 188.

Moraes, C. C. et al. (2011). C.Phycocyanin Extraction From Spirulina platensis Wet Biomass. Brazilian Journal of Chemical Engineering ; 28 (1) : 45 - 49.

Murtala. (1999). Pengaruh Kombinasi Jenis dan Konsentrasi Bahan Pengisi Terhadap Kualitas Bubuk Sari Buah Markisa Siuh, Tesis Master,Universitas Brawijaya, Malang.

Prabuthas, P et al. (2011). Standardization of Rapid and Economical Method for Neutraceuticals Extraction from Algae. Journal of Stored Products and Postharvest Research. India.

Ribut, S. dan S. Kumalaningsih, (2004). Pembuatan bubuk sari buah sirsak dari bahan baku pasta dengan metode foam-mat drying. Kajian Suhu Pengeringan, Konsentrasi Dekstrin dan Lama Penyimpanan Bahan Baku Pasta. http://www.pustaka-deptan.go.id.

Richmond A. (1988).Spirulina. Di dalam Borowitzka MA dan Borowitzka LJ, editor.Micro-algal biotechnology. Cambridge: Cambridge University Press.

Silveira, S. T.; Burkert, J. F. M.; Costa, J. A. V.; Burkert, C. A.V.; Kalil, S. J.(2007). Bioresour.Technol.,98, 1629.

Song, Wenjun, Cuijuan Zhao & Suying Wang. (2013). A Large-Scale Preparation Method of High Purity C-Phycocyanin. International Journal of Bioscience, Biochemistry and C-Phycocyanin ; 3 (4) : 293 - 297.Syah et al. (2005).Manfaat dan Bahaya Bahan Tambahan Pangan. Bogor: Himpunan Alumni Fakultas Teknologi Pertanian IPB.

Tri Panji S, Achmadi, Tjahjadarmawan E. (1996). Produksi asam gammalinolenat dari ganggang mikro Spirulina platensis menggunakan limbah lateks pekat.Menara Perkebunan 64 (1): 34-44.

LAMPIRAN

6.1. Perhitungan

Rumus perhitungan :

Konsentrasi Fikosianin / KF (mg/ml) =

Yield (mg/g) =

Kelompok B1KF = = 1,877 mg/mlYield = = 13,139 mg/g

Kelompok B2KF = = 1,800 mg/mlYield = = 12,600mg/g

Kelompok B3KF = = 1,071 mg/mlYield = = 7,497 mg/g

Kelompok B4KF = = 1,586 mg/mlYield = = 11,103 mg/g

Kelompok B5KF = = 0,732 mg/mlYield = = 5,124 mg/g

6.2. Laporan Sementara

6.3. 6.4. Diagram Alir

6.5. Abstrak Jurnal