FF

10
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Stroke merupakan masalah kesehatan di beberapa negara akibat tingginya angka morbiditas, mortalitas, dan tingkat kecacatan yang tinggi di dunia. Stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang secara cepat akibat gangguan fungsi otak fokal maupun global yang berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular. Gangguan vaskular ini dapat disebabkan oleh beberapa patologi diantaranya trombosis, emboli dan perdarahan. 1-4 Data dari Global Burden of Disease (GBD) melaporkan bahwa kejadian stroke meningkat di seluruh dunia dari tahun 1990 hingga 2010. Pada tahun 2010 sekitar 16,9 juta orang di seluruh dunia terserang stroke untuk pertama kali dan 5,9 juta orang meninggal dunia akibat stroke. 5 Di Amerika Serikat, stroke menempati urutan ketiga penyebab kematian setelah penyakit jantung dan kanker. American Heart Association (AHA) menyatakan bahwa 6,8 juta orang yang berusia di atas 20 tahun pernah mengidap stroke dan tiap empat menit seseorang meninggal karena stroke di Amerika Serikat. Setiap tahunnya terdapat 795.000 kasus stroke di Amerika

Transcript of FF

Page 1: FF

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Stroke merupakan masalah kesehatan di beberapa negara akibat tingginya

angka morbiditas, mortalitas, dan tingkat kecacatan yang tinggi di dunia. Stroke

adalah suatu tanda klinis yang berkembang secara cepat akibat gangguan fungsi

otak fokal maupun global yang berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat

menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular.

Gangguan vaskular ini dapat disebabkan oleh beberapa patologi diantaranya

trombosis, emboli dan perdarahan.1-4

Data dari Global Burden of Disease (GBD) melaporkan bahwa kejadian

stroke meningkat di seluruh dunia dari tahun 1990 hingga 2010. Pada tahun 2010

sekitar 16,9 juta orang di seluruh dunia terserang stroke untuk pertama kali dan

5,9 juta orang meninggal dunia akibat stroke.5 Di Amerika Serikat, stroke

menempati urutan ketiga penyebab kematian setelah penyakit jantung dan kanker.

American Heart Association (AHA) menyatakan bahwa 6,8 juta orang yang

berusia di atas 20 tahun pernah mengidap stroke dan tiap empat menit seseorang

meninggal karena stroke di Amerika Serikat. Setiap tahunnya terdapat 795.000

kasus stroke di Amerika Serikat. Stroke iskemik merupakan kasus terbanyak

dibandingkan dengan stroke hemoragik.4

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 angka kejadian

stroke di Indonesia adalah 7,0 per 1.000 penduduk terdiagnosis dan 12,1 per 1000

penduduk terdiagnosis dan atau gejalanya. Prevalensi Stroke tertinggi di Sulawesi

Utara adalah 10,8 per 1000 penduduk terdiagnosis dan Sulawesi Selatan adalah

17,9 per 1000 penduduk terdiagnosis dan atau gejala. Stroke merupakan penyebab

kematian terbanyak di Indonesia dan prevalensinya meningkat seiring

bertambahnya usia dan terbanyak pada usia ≥75 tahun, yaitu sebesar 43,1 sampai

67 per 1000 penduduk.

Page 2: FF

Prevalensi Stroke di Kalimantan Barat sebesar 5,8 per 1.000 penduduk

terdiagnosis dan 8,2 per 1000 penduduk terdiagnosis dan atau gejala.6 Data

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dokter Abdul Aziz Singkawang tahun

2013-2014 menunjukkan peningkatan kasus stroke iskemik setiap tahunnya.

Jumlah penderita stroke iskemik pada tahun 2013 sebanyak 67 orang dan tahun

2014 sebanyak 164 orang.7

Glasgow Coma Scale (GCS) merupakan penilaian kesadaran secara

kuantitatif yang memperhatikan tanggapan/ respon penderita terhadap rangsang

dan diberi nilai pada respon tersebut. Tanggapan (respon) yang perlu diperhatikan

adalah membuka mata, respon verbal (bicara), dan respon motorik (gerakan).8,9

Glasgow Coma Scale (GCS) digunakan untuk menilai tingkat keparahan pada

stroke.10 Icme et al menunjukkan rerata skor GCS pasien stroke iskemik adalah

14,44 ± 0,64 dengan skor GCS 15 sebanyak 48,15%, GCS 14 sebanyak 37,03%,

dan GCS 13 sebanyak 14,8%.11 Penelitian Novriadi tahun 2015 di RSUD Abdul

Aziz Singkawang diperoleh skor GCS awal yang terbanyak adalah 13-15

(90%).12 Semakin tinggi skor GCS berhubungan dengan keluaran klinis yang

lebih baik pada stroke.13

Dari hasil penelitian di 28 rumah sakit, lama rawat pasien stroke rata-rata sekitar

10,9 ± 9,6 hari dengan kisaran antara 1-96 hari. Bagi yang hidup, rata-rata 11 hari pada

stroke iskemik. Sebagian besar 88,9%, rata-rata lama rawat kurang dari 21 hari.14 Hasil

penelitian Wirasakti tahun 2012 didapatkan pada stroke iskemik 7,46% pasien dirawat

selama 1 hingga 3 hari, 47,76% pasien dirawat selama 4 hingga 7 hari, dan ada

44,78% pasien yang dirawat lebih dari 7 hari. 15 Penelitian Ihsan tahun 2010

menggambarkan rata-rata lama perawatan pasien stroke iskemik adalah 7,55 hari.16

Gofir menunjukkan rata-rata lama rawat inap (Length of Stay) pasien stroke

iskemik adalah 7,1 ± 2,9 dengan rerata skor GCS saat masuk sebesar 14,6 ± 1,5.17

Lama rawat inap meningkat 1 hari pada stroke iskemik ringan dan sedang dan

menurun 1 hari pada stroke iskemik berat.18

Page 3: FF

Pasien stroke iskemik harus menjalani rawat inap untuk pemantauan kondisi

yang dapat berubah-ubah dengan cepat.15 GCS dapat digunakan untuk penilaian

keparahan serta pemantauan kondisi pada pasien stroke.10 Pasien stroke iskemik

harus menjalani perawatan akut pasca stroke di rumah sakit. Lamanya waktu yang

dibutuhkan pasien stroke untuk rawat inap menjadikan stroke sebagai penyakit saraf

yang paling banyak dirawat di instalasi rawat inap di rumah sakit- rumah sakit baik

pemerintah maupun swasta.19 Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui

gambaran lama rawat inap berdasarkan skor Glasgow Coma Scale (GCS) saat masuk

rumah sakit pada pasien stroke iskemik akut di RSUD dr. Abdul Aziz Singkawang.

B. Tujuan Penelitian

B.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran lama rawat inap berdasarkan skor Glasgow

Coma Scale (GCS) saat masuk rumah sakit pada pasien stroke iskemik akut di RSUD

dr. Abdul Aziz Singkawang.

B.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui karakteristik dan distribusi pada pasien stroke iskemik

akut di RSUD dr. Abdul Aziz Singkawang.

2. Untuk mengetahui skor GCS saat masuk rumah sakit pada pasien stroke

iskemik akut di RSUD dr. Abdul Aziz Singkawang.

3. Untuk mengetahui lama rawat inap pada pasien stroke iskemik akut di

RSUD dr. Abdul Aziz Singkawang.

Page 4: FF

C. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti sendiri, selain sebagai salah satu syarat kelulusan pendidikan

sarjana, penelitian ini juga bermanfaat dalam menambah wawasan

keilmuan peneliti.

2. Bagi Rumah Sakit RSUD dr. Abdul Aziz Singkawang, hasil penelitian ini

diharapkan dapat menjadi tambahan hasil statistik mengenai gambaran

lama rawat inap berdasarkan skor Glasgow Coma Scale (GCS) saat masuk

rumah sakit pada pasien stroke iskemik akut di RSUD dr. Abdul Aziz

Singkawang.

3. Bagi institusi pendidikan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi

sumber informasi bagi penelitian sejenis dimasa akan datang.

D. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1. Keaslian penelitian

Judul Nama Peneliti

Penelitian dahulu Perbedaan dengan penelitian ini

Prediction of Length of Stay of First-Ever Ischemic Stroke

Chang et al, 2002

1. Penelitian analitik pada stroke iskemik

2. Menggunakan skor National Institutes of Health Stroke Scale (NIHSS)

1. Penelitian deskriptif pada stroke iskemik

2. Menggunakan skor Glasgow Coma Scale (GCS)

Hitung angka leukosit sebagai salah satu predictor prognosis functional outcome dan lama perawatan rumah sakit pada stroke iskemik akut

Gofir et al, 2014

1. Penelitian analitik pada stroke iskemik

2. Menggunakan skor National Institutes of Health Stroke Scale (NIHSS) dan Glasgow Coma Scale (GCS)

1. Penelitian deskriptif pada stroke iskemik

2. Menggunakan skor Glasgow Coma Scale (GCS)

Hospitalization for Stroke in U.S. Hospitals, 1989–2009

Hall MJ et al, 2012

Penelitian deskriptif pada stroke

1. Penelitian deskriptif pada stroke iskemik

2. Menggunakan skor Glasgow Coma Scale (GCS)

Page 5: FF

DAFTAR PUSTAKA

1. World Health Organization. WHO STEPS Stroke Manual: the WHO

STEPwise approach to stroke surveillance. Geneva: World Health

Organization; 2006. p. 4-6.

2. Price, Sylvia A. & Wilson . Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit. Edisi 6. Volume 2. EGC: Jakarta; 2006. h. 1111-1113

3. Harsono. Kapita Selekta Neurologi: Edisi II. Yogjakarta: Gajah Mada

University Press; 2009. h. 81-102.

4. Go AS, Mozaffarian D, Roger VL, Benjamin EJ, Berry JD, Blaha MJ, et

al. Heart disease and stroke statistics—2014 update: a report from the

American Heart Association. Circulation. 2014 ;129: e166-76.

5. Krishnamurthi RV, Feigin VL, Forouzanfar MH, Mensah GA, Connor M,

Bennett DA, et al. Global and regional burden of first-ever ischaemic and

haemorrhagic stroke during 1990–2010: findings from the Global Burden

of Disease Study 2010. Lancet Glob Health. 2013;1: e259–81.

6. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan

Republik Indonesia (BPPK Depkes RI). Laporan Nasional Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas). Jakarta: Depkes RI; 2013. ix-99.

7. Sonya M. Korelasi kadar trigliserida serum terhadap keluaran fungsional

pada penderita stroke iskemik akut di RSUD dr. Abdul Aziz Singkawang.

(skripsi). Pontianak: Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura; 2015.

8. Harsono. Buku Ajar Neurologi Klinis. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press; 2011. p. 35-49, 59-107.

9. Lumbantobing SM. Neurologi Klinik : Pemeriksaan Fisik dan Mental.

Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2011. h. 7-10.

10. Bhatia K, Mohanty S, Tripathi BK, Gupta B, Mittal MK. Predictors of

early neurological deterioration in patients with acute ischaemic stroke

with special reference to blood urea nitrogen (BUN)/creatinine ratio &

urine specific gravity. Indian J Med. 2015 March; 141: 299-307.

11. Icme F, Gokhan S, Dogan NO, Ertok I, Gulen M, Acehan S, et al.

Prognostic relationship between the infarct volume and complate blood

Page 6: FF

count in ischemic cerebrovascular disease. Acta Medica Mediterranea.

2014; 30: 529-33.

12. Novriadi D. Hubungan antara jumlah trombosit dan early neurological

deterioration (END) pada pasien stroke iskemik akut di RSUD dr. Abdul

Aziz Singkawang. (skripsi). Pontianak: Fakultas Kedokteran Universitas

Tanjungpura; 2015.

13. Adam F, Dominique M, Alexander G, Ramy EK, Sheryl MS. GCS greater

than NIHSS baseline and TOAST predicts better outcomes in stroke

patients. Neurology 2014; 82(10): 119.

14. Misbach J. Stroke Aspek Diagnosis, Patofisiologi, Manajemen. Jakarta: Balai

Penerbit FKUI; 2011.

15. Wirasakti BZ. Korelasi faktor-faktor risiko stroke dengan jenis

patofisiologi stroke di RSUD Sleman Yogyakarta Periode 1 Januari-31

Desember 2011. (skripsi). Pontianak: Fakultas Kedokteran Universitas

Islam Indonesia; 2012.

16. Ihsan RM. Karakteristik Kejadian Stroke Non Hemoragik di RSUD Pandan

Arang Boyolali Periode 1 Januari - 31 Desember 2008. (Skripsi). Jurusan

Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran. Universitas Islam Indonesia. 2010.

17. Gofir A, Indera. Hitung angka leukosit sebagai salah satu predictor prognosis

functional outcome dan lama perawatan rumah sakit pada stroke iskemik

akut. Media Litbangkes 2014; 24(2): 67-74.

18. Chang KC, Tseng MC, Weng HH, et al. Prediction of Length of Stay of

first-ever ischemic stroke. Stroke. 2002;33: 2670-4.

19. Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki). 2006; Hidup Sehat Dan Cegah Stroke

(ed Nov 2006). Tersedia pada http://www.yastroki.or.id/read.php?id=218-

38k.