Makalah SL ff 26

26
Kesehatan Ibu dan Anak Jonathan Karel Gunawan* 10-2010-245 Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA *Alamat Korespendensi: Jonathan Karel Gunawan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510 No. Telp (021) 5694-2061, e-mail: [email protected] Pendahuluan Puskesmas merupakan unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu. 1 Terdapat berbagai upaya kesehatan yang dapat dilakukan oleh puskesmas. Salah satu dari bentuk upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya kesehatan ibu dan anak. Kegiatan ini meliputi pelayanan kesehatan kepada ibu hamil, ibu melahirkan, ibu menyusui dan bayi serta anak balita. Posyandu turut serta dalam upaya kesehatan ibu dan anak serta peningkatan gizi keluarga melalui berbagai program yang dilaksanakannya. 1 1

description

kesehatan ibu dan anak

Transcript of Makalah SL ff 26

Page 1: Makalah SL ff 26

Kesehatan Ibu dan Anak

Jonathan Karel Gunawan*

10-2010-245

Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA

*Alamat Korespendensi:

Jonathan Karel Gunawan

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510

No. Telp (021) 5694-2061, e-mail: [email protected]

Pendahuluan

Puskesmas merupakan unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan yang

berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan

kesehatan yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan

terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu. 1

Terdapat berbagai upaya kesehatan yang dapat dilakukan oleh puskesmas. Salah satu dari

bentuk upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya kesehatan ibu dan anak. Kegiatan ini

meliputi pelayanan kesehatan kepada ibu hamil, ibu melahirkan, ibu menyusui dan bayi serta

anak balita. Posyandu turut serta dalam upaya kesehatan ibu dan anak serta peningkatan gizi

keluarga melalui berbagai program yang dilaksanakannya. 1

Kesehatan Ibu dan Anak

Upaya kesehatan ibu dan anak adalah upaya kesehatan masyarakat yang dilakukan dalam

rangka pemeliharaan kesehatan ibu dan anak. Dengan semakin meningkatnya peran ibu dan

ayah sebagai figur sentral dalam keluarga, baik menunjang kebutuhan keluarga maupun

fungsi pokok lainnya. 1,2

1

Page 2: Makalah SL ff 26

Tujuan umum dari program Kesehatan Ibu dan Anak adalah untuk tercapainya kemampuan

hidup sehat melalui peningkatan kesehatan ibu dan anak untuk menjamin proses tumbuh

kembang optimal yang merupakan dasar bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya. 1,2

Tujuan khusus program KIA antara lain:

1. Meningkatkan cakupan pemeriksaan ibu hamil dengan frekuensi pemeriksaan paling

sedikit 4 kali per kehamilan dan sekaligus tercapat cakupan imunisasi TT2 ibu hamil

serta pemberian tablet besi pada ibu hamil.

2. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan termasuk bidan di desa meningkat

menjadi dua kali lipat di pedesaan dan perkotaan,

3. Meningkatkan cakupan pemeliharaan pasca persalinan bagi ibu-ibu menyusui.

4. Meingkatkan cakupan pelayanan kesehatan pada balita.

5. Meningkatkan cakupan anak TK terbina secara teratur. 1,2

Kegiatan KIA meliputi:

1. Pelayanan kesehatan ibu dan anak

a. Periksa 5T + 1K:

i. Timbang berat badan

ii. Tekanan darah

iii. Tinggi fundus uteri

iv. Tetanus toksoid 2 dosis

v. Tablet tambah darah

vi. Konseling dan pemecahan masalah klien

b. Pemeriksaan Hb dan Urin atas indikasi

c. Kemo profilaksis malaria pada daerah endemis

d. Perbaikan gizi melalui pemberian makanan tambahan dan nasehat perbaikan

kualitas makan ibu dan hamil di rumah

e. Perawatan payudara mulai trimester I

f. Deteksi dini kehamilan resiko tinggi dengan menggunakan KMS ibu hamil

dan penatalaksanaanya

g. Penatalaksanaan penyulit dan komplikasi kehamilan, persalinan, dan gawat

janin serta memanfaatkan penggunaan KMS ibu hamil dan partogram

2

Page 3: Makalah SL ff 26

h. Penyuluhan ibu hamil dan keluarganya mengenai kesehatan ibu dan bayinya

serta tanda-tanda bahaya pada kehamilan dan persalinan.1,2

2. Pelayanan kesehatan pada ibu bersalin dan bayi baru lahir

a. Pertolongan persalinan dengan 3 bersih (bersih tangan, bersih alat dan bersih

tempat).

b. Pemeriksaan dan perawatan bayi baru lahir oleh tenaga kesehatan dan dukun

terlatih (dukun binaan).

c. Nasehat pemberian ASI dalam waktu 30 menit setelah persalinan kepada ibu

yang ditolong persalinannya.

d. Deteksi dini resiko tinggi dengan menggunakan partogram dan penatalaksana

kegawat daruratan obstetrik dan neonatal.

e. Melakukan rujukan medis dan non-medis

f. Penyuluhan kesehatan kepada ibu dan keluarga mengenai upaya kesehatan ibu

agar ibu dan bayi baru lahir sehat, tidak ada tanda bahaya pada masa nifas dan

masa neonatal. 1,2

3. Pelayanan kesehatan ibu nifas dan bayi baru lahir

a. Bimbingan dan penyuluhan tentang perawatan ibu nifas.

b. Pemeriksaan kesehatan neonatal termasuk pengawasan perawatan bayi baru

lahir di rumah minimal 2 kali kunjungan.

c. Pelayanan kontrasepsi dan KIE.

d. Perbaikan gizi ibu menyusui melalui nasehat pemeberian makanan tambahan

minimal selama menyusui efektif.

e. Deteksi dini resiko tinggi, penyulit dan komplikasi masa nifas dan bayi baru

lahir.

f. Bekerja sama dengan lintas program dan tim kesehatan lain dalam rujukan

khusus

g. Penyuluhan kesehatan kepada ibu dan keluarga mengenai perawatan payudara

dan pemberian ASI eksklusif. 1,2

3

Page 4: Makalah SL ff 26

4. Pelayanan kesehatan balita dan pemeliharaan kesehatan anak TK

a. Pemeliharaan kesehatan anak melalui health check up

i. Pmeriksaan pada bayi minimal 4 kali dalam 1 bulan

ii. Pemeriksaan anak pra-sekolah minimal 4 kali dalam 1 bulan

b. Imunisasi dasar lengkap sebelum umur 12 bulan

i. BCG, DPT dan Polio 1 dimulai pada bayi berusia 2 bulan

ii. DPT 2 dan Polio 2 satu bulan kemudian

iii. DPT 3 dan Polio 3 satu bulan kemudian

c. Pemantauan pertumbuhan anak melalui penimbangan balita setiap bulan

disertai upaya perbaikan gizi

d. Pemberian PMT secara swadaya masyarakat

e. Pemberian paket perolongan gizi bayi: vitamin A dosis tinggi pada anak balita

setahun 2 kali

f. Pemantauan perkembanhan anak melalu KPSP (kuesioner pra skrining

perkembangan) disertai pembinaan kemampuan dasar perkembangan anak:

i. Pada bayi minimal 4 kali pemantauan

ii. Pada anak balita dan prasekolah 1-6 kali setahun minimal 2 kali

pemantauan

g. Peningkatan optimalisasi perkembangan kemampuan dasar anak melalui

i. Tindakan dini pada blaita dengan retardasi ringan atau retardasi sosial

cultural yang dilakukan di rumah sesuai petunjuk petugas kesehatan

ii. Stimulasi dini tumbuh kembang anak melalui kegiatan penggunan aat

pemaninan edukatif

iii. Menangani rujukan blaita dengan retardasi sedang/berat atau balita

dengan kecacatan yang mempengaruhi perkembangannya disesuaikan

dengan dukungan potensi masayarakat setempat (dinas sosial, panti

anak cacat dan lembaga sosial masyarakat)

iv. Penatalaksanaan standar kasus penyakit pada balita terutama

diare/penuomnia

v. Penatalakasanaan rujukan balita ke tempat pelayanan kesehatan yang

lebih tinggi. 1,2

4

Page 5: Makalah SL ff 26

5. Pembinaan kelompok peminat KIA yang dibina oleh kader dan petugas puskesmas

tentang meningkatkan pengetahuan ibu mengenai kesehatan anak. 1,2

6. Pembinaan dukun bayi

a. Pemantauan dan rujukan ibu hamil

b. Pertolongan persalinan tiga bersih

c. Perawatan dirumah ibu nifas dan bayi neonatus secara tepat dan benar

d. Perawatan dan pemeliharaan dukun kit dan peralatan penunjang lainnya

e. Pencatatan dan pelaporan ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi yang ditolong. 1,2

7. Pemantauan Wilayah Setempat KIA

a. Pemantauan bulanan hasil kegiatan KIA yang disajikan dalam bentuk grafik

balik, gambar yang dapat menggambarkan kemajuan serta permasalahan

operasional upaya KIA di puskesmas

b. Upaya tindak lanjut dan koreksi perbaikan pelaksanaan kegiatan KIA baik

teknis maupun non teknis

c. Umpan balik hasil pemantauan KIA kepada sektor terkait untuk memperoleh

dukungan non teknis dalam upaya tindak lanjut dan koreksi perbaikan. 1,2

8. Penyuluhan kesehatan masyarakat rujukan kasus

a. Pengadaan sarana dan fasilitas untuk puskesmas dan rawat inap, puskesmas

pembantu dan puskesmas keliling

b. Penyediaan sarana dan obat-obatan untuk kegiatan KIA di puskesmas rawat

inap, puskesmas pembantu, puskesmas keliling, pondok bersalin, posyandu,

pos obat desa dan dukun bayi.

c. Pengadaan dan penyebaran pedoman pelaksanaan pelayanan standar, buku

pintar bagi tenaga kesehatan, kader dukun bayi dan ibu-ibu kelompok peminat

KIA di desa

d. Pengadaan dan penyebaran kartu ibu, anak, KMS, ibu hamil, partogram,

formulir.buku pencatatan dan pelaporan di tiap jenjang kesehatan. 1,2

9. Kerja sama lintas program dan lintas sektoral1,2

5

Page 6: Makalah SL ff 26

10. Konseling dan pemecahan masalah klien

a. Membantu klien dalam mengambil keputusan

b. Memecahkan masalah yang dialami klien 1,2

11. Penemuan kasus secara pasif dan aktif

a. Pasif: mendeteksi kasus-kasus resiko tinggi pada waktu pemeriksaan

kesehatan ibu, anak, dan bayi yang memerlukan pelayanan lebih lanjut

b. Aktif: mengadakan deteksi dini dan pemeriksaan kesehatan ibu, anak, dan bayi

secara aktif di masyarakat terutama di wilayah desa binaan 1,2

12. Administrasi dan logistik

a. Invertarisasi peralatan medik dan non medik serta fasilitas lainnya

b. Pengadaan dan penyebaran fasilitas kesehatan untuk KIA, seperti kebutuhan

peralatan. 1,2

13. Pencatatan dan pelaporan dilaksanakan tiap bulan secara rutin, disamping laporan

tribulanan dan semesteran maupun tahunan disesuaikan dengan kebutuhan. 1,2

Pelaksanaan Ante Natal Care (ANC)

Pelayanan Ante Natal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu

selama kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan Ante Natal Care (ANC),

selengkapnya mencakup banyak hal yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik baik umum

dan kebidanan, pemeriksaan laboratorium atas indikasi serta intervensi dasar dan khusus

sesuai dengan resiko yang ada. Namun dalam penerapan operasionalnya dikenal standar

minimal ”7T” untuk pelayanan Ante Natal Care(ANC) yang terdiri atas. 1-4

1. (Timbang) berat badan. Ukuran berat badan dalam kg tanpa sepatu dan memakai

pakaian yang seringan-ringannya. Berat badan kurang dari 45 kg pada trimester III

dinyatakan ibu kurus kemungkinan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah.

2. Ukur (tekanan) darah. Untuk mengetahui setiap kenaikan tekanan darah pada

kehamilan dan mengenali tanda-tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta

mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.

6

Page 7: Makalah SL ff 26

3. Ukur (tinggi) fundus uteri. Pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan

palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan; serta bila umur kehamilan bertambah,

memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga

panggul,untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.

4. Pemberian imunisasai (Tetanus Toksoid ) TT lengkap untuk mencegah tetanus

neonatorum.

5. Pemberian (tablet besi) minimnal 90 tablet selama kehamilan.

6. Tes terhadap penyakit menular seksual. Melakukan pemantauan terhadap adanya

PMS agar perkembangan janin berlangsung normal.

7. Temuwicara dalam rangka persiapan rujukan.

Kunjungan Ante Natal Care (ANC)

Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga profesional untuk mendapatkan

pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai standar yang ditetapkan. Istilah kunjungan disini

tidak hanya mengandung arti bahwa ibu hamil yang berkunjung ke fasilitas pelayanan, tetapi

adalah setiap kontak tenaga kesehatan baik diposyandu, pondok bersalin desa, kunjungan

rumah dengan ibu hamil tidak memberikan pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai dengan

standar dapat dianggap sebagai kunjungan ibu hamil. 1-4

1. Kunjungan ibu hamil Kl

2. Kunjungan baru ibu hamil adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada masa

kehamilan.

3. Kunjungan ulang adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang kedua dan

seterusnya, untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standar selama

satu periode kehamilan berlangsung.

4. K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang ke empat atau lebih

untuk mendapatkan pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai standar yang

ditetapkandengan syarat:

1. Satu kali dalam trimester pertama (sebelum 14 minggu)

2. Satu kali dalam trimester kedua (antara minggu 14-28)

3. Dua kali dalam trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan setelah minggu ke-36).

4. Pemeriksaan khusus bila terdapat keluhan-keluhan tertentu. 1-4

7

Page 8: Makalah SL ff 26

Penyuluhan untuk Semua Ibu Hamil

1. Perlu istirahat cukup.

2. Perlu Imunisasi Tetanus Toxoid (TT).

3. Tiap hari makan hidangan bergizi.

4. Pentingnya KB.

5. Pengenalan tanda bahaya kehamilan:

a. Bahaya anemia.

b. Gangguan akibat kekurangan garam yodium.

c. Pentingnya kolostrum. ASI segera diberikan dalam 30 menit setelah bayi lahir.

d. Pentingnya memelihara kesehatan gigi dan mulut.

6. Anjurkan agar ibu memeriksa kehamilannya minimal 4 kali kepada petugas kesehatan

atau bidan. 1,3

8

Page 9: Makalah SL ff 26

Data Pasien

Puskesmas : Grogol I/ Jl. Nurdin I No. 35

Nomor Register : 886/ 13

Data Riwayat Keluarga:

I. Identitas Pasien:a. Nama : Leny Liniawatib. Umur : 38 Tahun (bulan/ tahun)c. Jenis Kelamin : Laki-Laki/ Perempuand. Pekerjaan : Ibu rumah tanggae. Pendidikan : SMEA (tamat/ tidak)f. Alamat : Jl. Semeru Raya RT 10/ RW 10 No. 41

II. Riwayat Biologis Keluarga:a. Keadaan kesehatan sekarang : baik/ sedang/ kurangb. Kebersihan perorangan : baik/ sedang/ kurangc. Penyakit yang sering diderita : mual, muntahd. Penyakit keturunan : -e. Penyakit kronis/ menular : -f. Kecacatan anggota keluarga : -g. Pola makan : baik/ sedang/ kurangh. Pola istirahat : baik/ sedang/ kurangi. Jumlah anggota keluarga : 4 orang

III. Psikologis Keluarga:a. Kebiasaan buruk : -b. Pengambilan keputusan : Bapak/ ibu/ keluargac. Ketergantungan obat : -d. Tempat mencari pelayanan kesehatan : Puskesmas Grogol I,

Rumah Sakit Tarakane. Pola Rekreasi : baik/ sedang/ kurang

IV. Keadaan Rumah/ Lingkungan:a. Jenis bangunan : permanen/ semi permanen/ gubukb. Lantai rumah : tanah/ papan/ semen/ keramikc. Luas rumah : 6 m2

d. Penerangan : baik/ sedang/ kurange. Kebersihan : baik/ sedang/ kurangf. Ventilasi : baik/ sedang/ kurangg. Dapur : ada/ tidakh. Jamban keluarga : ada/ tidaki. Sumber air minum : ledeng/ air tanah/ air sungai

9

Page 10: Makalah SL ff 26

j. Sumber pencemaran air : ada/ tidakk. Pemanfaatan pekarangan : ada/ tidakl. Sistem pembuangan air limbah : ada/ tidakm. Tempat pembuangan sampah : ada/ tidakn. Sanitasi lingkungan : baik/ sedang/ kurang

V. Spiritual Keluargaa. Ketaatan beribadah : baik/ cukup/ kurangb. Keyakinan tentang kesehatan : baik/ cukup/ kurang

VI. Keadaan Sosial Keluargaa. Tingkat pendidikan : tinggi/ sedang/ rendahb. Hubungan antar anggota keluarga : baik/ sedang/ kurangc. Hubungan dengan orang lain : baik/ sedang/ kurangd. Kegiatan organisasi sosial : baik/ sedang/ kurange. Keadaan ekonomi : tinggi/ sedang/ kurang

VII. Kultural Keluargaa. Adat yang berpengaruh : -b. Lain-lain : -

10

Page 11: Makalah SL ff 26

IX. Anamnesis Pokok :

Ibu L mengeluhkan rasa mual yang diikuti oleh muntah sejak bulan pertama ia

hamil. Rasa mual dan muntah dialami hampir setiap kali setelah ia makan atau

mengisi perut. Mual dan muntah sempat membaik dan dialami kembali oleh Ibu L

pada bulan keempat sehingga ia datang ke puskesmas. Keluhan mual dan muntah

disertai dengan rasa nyeri pada ulu hati yang dialami oleh Ibu L. Riwayat penyakit

sekarang ketika saya mengunjungi Ibu L adalah Ibu L sedang dalam kondisi sehat,

dan tidak ada yang dikeluhkan. Rasa mual dan muntah di bulan keempat ini

sempat dialami oleh Ibu L pada bulan pertama kehamilannya dan sempat

membaik. Status kehamilan Ibu L adalah G4P2A1. Ini merupakan kehamilan

keempat Ibu L. Pada kehamilan ketiganya, Ibu L sempat mengalami keguguran.

Saat itu Ibu L masih menggunakan Pil KB sehingga ia tidak menyangka bahwa ia

telah hamil. Karena ketidaktahuan dirinya sedang hamil, Ibu L terus melakukan

pekerjaan berat saat itu sehingga ia mengalami kelelahan dan keguguran.

X. Anamnesis Keluarga :

Pada saat saya berkunjung ke rumah Ibu L, suami dan anak-anak Ibu L sedang

tidak berada di rumah. Menurut Ibu L, suami dan kedua anaknya sedang dalam

kondisi yang sehat. Suami Ibu L bekerja sebagai pedagang buah, anak pertamanya

baru saja lulus SMK, sedangkan anak keduanya masih di SD.

XI. Pemeriksaan Fisik:

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 84 kali/ menit

Nafas : 20 kali/ menit

Suhu : 36,6 oC

Saat saya berkunjung ke rumah Ibu L, Ibu L baru saja pulang dari pasar. Dilihat

dari keadaan umumnya, Ibu L sehat dan dapat beraktifitas normal. Pada

pemeriksaan konjungtiva, konjungtiva Ibu L tidak anemis. Pemeriksaan abdomen

dan obstetri tidak dilakukan karena Ibu L meyakinkan saya bahwa dirinya berada

dalam keadaan sehat.

11

Page 12: Makalah SL ff 26

XII. Pemeriksaan Penunjang

Menurut ibu L, ia belum pernah melakukan tes laboratorium mengenai keluhan

mual, muntah, serta nyeri pada ulu hati tersebut. Yang ia ketahui adalah rasa mual

dan muntah yang timbul merupakan akibat dari kehamilannya. Sakit maag atau

gastritis memiliki berbagai penyebab dan faktor resiko seperti peningkatan sekresi

asam lambung, bakteri Helicobacter pylori, pola makan yang tidak teratur, dan

OAINS. Untuk mengetahui pasti penyebab nyeri ulu hati pada Ibu L dapat

dilakukan pemeriksaan endoskopi, urea breath test, histopatologi serta kultur

bakteri. Gambaran endoskopi yang dapat dijumpai adalah eritema, eksudatif, flat-

erosion, raised erosion, perdarahan, edematous rugae. Perubahan-perubahan yang

terjadi berupa degradasi epitel, hyperplasia foveolar, infiltrasi netrofil, inflamasi

sel mononuklear, folikel limpoid, atropi, intestinal metaplasia, hiperplasia sel

endokrin, dan kerusakan sel parietal. Untuk kehamilannya dapat dilakukan

pemeriksaan USG untuk mengetahui kondisi janinnya.

XIII. Diagnosis Penyakit :

Diagnosis dari Puskesmas adalah Ibu L menderita gastritis. Ketika saya

mengunjungi Ibu L, keluhan utama yang ia sampaikan kepada saya adalah bahwa

ia kemarin datang ke puskesmas dengan keluhan mual yang disertai dengan

muntah. Selain itu juga ada rasa nyeri pada ulu hati yang dialami oleh Ibu L.

Diagnosa gastritis hanya dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan endoskopi

dan histopatologi. Gastritis merupakan gangguan kesehatan yang paling sering

dijumpai di klinik, karena diagnosisnya sering hanya berdasarkan gejala klinis,

bukan pemeriksaan histopatologi. Faktor resiko penderita gastritis antara lain pola

makan yang tidak teratur, konsumsi OAINS secara berlebihan, infeksi

Helicobacter pylori, konsumsi caffeine.

12

Page 13: Makalah SL ff 26

XIV. Anjuran Penatalaksanaan Penyakit:

a. Promotif :

i. Cakupan pemeriksaan ibu hamil dengan frekuensi pemeriksaan paling

sedikit 4 kali selama masa kehamilan.

ii. Penimbangan berat badan ibu hamil.

iii. Pengukuran tekanan darah dan tinggi fundus uteri.

iv. Cakupan imunisasi tetanus toksoid 2 kali pada ibu hamil.

v. Pemberian tablet besi pada ibu hamil.

vi. Istirahat cukup dan porsi makanan bergizi.

vii. Pentingnya KB.

b. Preventif :

i. Pola makanan bergizi dan teratur (3 kali sehari dengan 2 kali makanan

ringan ditambah 1-2 porsi makanan tambahan untuk ibu hamil).

ii. Konsumsi makanan dalam porsi kecil dengan frekuensi yang lebih

sering.

iii. Menghindari makanan yang dapat merangsang lambung seperti cabai,

lada, dan kopi.

iv. Menghindari stres yang dapat memicu produksi asam lambung

berlebihan.

c. Kuratif :

i. Obat-obatan dari golongan antisida dan proton pump inhibitor dapat

meredakan gastritis.

d. Rehabilitatif :

i. Memulihkan keadaan lambung dengan mengkonsumsi obat-obatan

yang telah diberikan secara teratur.

ii. Menghindari faktor risiko selama dan setelah masa pengobatan untuk

mencegah terjadinya kekambuhan atau komplikasi seperti ulkus gaster.

13

Page 14: Makalah SL ff 26

XV. Prognosis:

Prognosis Ibu L baik. Upaya kuratif yang telah dilakukan yaitu dengan

mengkonsumsi obat golongan antasida dari puskesmas akan memulihkan gastritis

yang ia alami. Konsumsi tablet penambah darah dari puskesmas akan

meningkatkan kesehatannya dan mencegah terjadinya anemia karena kekurangan

besi.

Penutup

Program kesehatan ibu dan anak memiliki peran yang sangat penting dalam masa-masa

kehamilan ibu. Deteksi dini berbagai penyakit pada ibu hamil termasuk gastritis berperan

dalam pencapaian masa kehamilan yang baik, mencakup gizi, kesehatan ibu dan juga janin.

Kegiatan antenatal care akan bermanfaat dalam pencapaian kesehatan ibu selama kehamilan

dan juga setelah kehamilan bagi ibu dan bayi. Ibu hamil yang menerima pelayanan antenatal

dan yang mendapat pertolongan persalinan dan nifas oleh tenaga kesehatan keselamatannya

lebih terjamin dibandingkan dengan mereka yang tidak mendapat pelayanan tersebut.

14

Page 15: Makalah SL ff 26

Lampiran

15

Page 16: Makalah SL ff 26

16

Page 17: Makalah SL ff 26

17

Page 18: Makalah SL ff 26

18

Page 19: Makalah SL ff 26

19

Page 20: Makalah SL ff 26

Daftar Pustaka

1. Departemen Kesehatan RI. Pedoman kerja puskesmas. Dalam: Kesehatan ibu dan

anak. Jilid 2. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 1991.h.1-63.

2. Tim Pengelola UPGK. Buku kader posyandu dalam usaha perbaikan gizi

keluarga. Jakarta: Tim Pengelola UPGK; 2006.h.3-97.

3. Departemen Kesehatan RI. Pedoman kerja puskesmas. Dalam: Gizi. Jilid 2.

Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 1991.h.1-155.

4. Chandra B. Ilmu kedokteran pencegahan & komunitas. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC; 2009.h.243-86.

20