Fertilisasi Dan Manipulasi Reproduksi

download Fertilisasi Dan Manipulasi Reproduksi

of 11

Transcript of Fertilisasi Dan Manipulasi Reproduksi

  • 8/10/2019 Fertilisasi Dan Manipulasi Reproduksi

    1/11

  • 8/10/2019 Fertilisasi Dan Manipulasi Reproduksi

    2/11

    I. PENDAHULUAN

    A. Latar belakang

    Fertilisasi adalah suatu proses bertemunya sel gamet jantan dan sel gamet

    betina yang disertai fusi materi genetik antar keduanya. (Gilbert, 2000). Fertilisasi

    pada hewan ada dua macam yaitu fertilisasi eksternal dan fertilisasi internal.

    Fertilisasi eksternal khas pada hewan-hewan akuatik, yaitu merupakan proses

    fertilisasi dimana gamet-gametnya dikeluarkan dari dalam tubuhnya sebelum

    fertilisasi. Fertilisasi internal khas untuk adaptasi dengan kehidupan di darat,

    sperma dimasukkan ke dalam daerah reproduksi betina yang kemudian disusul

    dengan fertilisasi. Setelah pembuahan telur itu membentuk membran fertilisasi

    (membran vitellina) untuk merintangi pemasukan sperma lebih lanjut. Sperma

    juga diperlukan hanya untuk mengaktifkan sel telur (Effendie, 2002).

    Dengan berkembangnya metode induced spawning pada ikan dimana

    pembuahan telur dan sperma dapat dilakukan secara manual di luar tubuh ikan,

    maka memungkinkan untuk dapat memanipulasi perkembangan gamet untuk

    memproduksi jenis ikan sesuai dengan tujuan budidaya (Rustidja, 1991).

    Manipulasi dalam bidang reproduksi hewan dilakukan untuk memperoleh

    keturunan seperti yang diharapkan. Manipulasi dilakukan pula untuk mengontrol

    faktor-faktor seperti musim atau cuaca yang mempengaruhi proses reproduksi

    menjadi terkontrol. Selain itu manipulasi reproduksi dimaksudkan untuk mengatur

    waktu pada pembuahan buatan yang dilakukan pada jenis hewan air. Pembuahan

    buatan ini telah banyak dilakukan pengusaha budidaya ikan dan telah menjadi

    bagian dari usaha budidaya, manipulasi ini telah dimulai dari persiapan induknyayaitu dengan manipulasi hormonal menggunakan ekstrak hipofisa dalam prosedur

    hipofisasi atau hormone lain yang termasuk dalam hormone sintetik. Pembuahan

    buatan banyak dilakukan karena mudah dilakukan dan semua segi perlakuannya

    dapat terkontrol.

    Manipulasi kromosom termasuk salah satu dari usaha manipulasi genetik.

    Manipulasi set kromosom dapat meng-hasilkan individu diploid homozigot dan

    poliploid. Manipulasi ini dapat dilakukan pada proses pembuahan dan pembentuk-

  • 8/10/2019 Fertilisasi Dan Manipulasi Reproduksi

    3/11

    an zigot (Sumantadinata, 1988), sedangkan Rustidja (1991) menyatakan bahwa

    manipulasi kromosom diantaranya dapat dilakukan dengan androgenesis,

    gynogenesis dan polyploidy.Triploidi merupakan salah satu program pemuliaan

    ikan melalui manipulasi kromosom. Tujuannya adalah untuk menghasilkkan

    sebagian atau sepenuhnya ikan steril yaitu ikan yang memiliki tiga set kromosom.

    Perkembangan gonad ikan dapat menghambat atau menjadi saingan dari

    pertumbuhan somatik karena sebagian dari nutrien atau energi dipakai untuk

    pematangan kelamin.

    B. Tujuan

    Tujuan dalam praktikum kali ini adalah mahasiswa dapat mempraktekan

    konsep fertilisasi, teknik atau bioteknologi atau manipulasi reproduksi

    triploidisasi dan tetraploidisasi. Tujuan khusus : mahasiswa mampu :

    1.

    Membuahkan gametgamet menjadi makhluk baru

    2. Membuktikan kekhususan struktur gamet dan fungsinya dalam

    pembuahan

    3.

    Membuktikan pentingnya kematangan/ kesiapan kedua gamet untuk

    bersatu

    4. Membuktikan fungsi khusus spermatozoa mengaktifkan program

    perkembangan telur

    5. Mempraktekkan poliploidisasi, triploidisasi dan tetraploidisasi nilem

  • 8/10/2019 Fertilisasi Dan Manipulasi Reproduksi

    4/11

    II. MATERI DAN METODE

    A. Materi

    Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah peralatan untuk

    pengambilan gamet, mangkuk pembuahan, baskom kultur lengkap dengan aerator

    mengalir, mikroskop/loup, pipet, objek glass, water bath 40oC, saringan teh,

    stopwatch / timer, spuit tanpa jarum, cawan petri dan kapas.

    Bahan yang digunakan antara lain induk-induk penghasil gamet dari

    jenis spesies berbeda, dua jenis gamet jantan dan betina dari jenis berbeda (misal

    ikan nilem (Osteochilus hasselti) dan tawes (Puntius javanicus) dan mediumRingeratau medium pengenceran spermatozoa lain.

    B. Metode

    Cara kerja dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut:

    1. Peralatan kultur (induk dan materi) disiapkan sehari sebelum pelaksanaan

    praktikum.

    2.

    Induk jantan distriping untuk memperoleh gamet jantan.

    3. Milt segera diencerkan dengan larutan Ringer yang disediakan, dengan

    pengenceran 1:100 yaitu satu bagian miltdan 99 bagian medium.

    4. Miltencer tersebut digunakan untuk fertilisasi telur.

    5. Telur segar distriping dari induk.

    6. Untuk pembuahan buatan, pertemukan telur segar dengan milt encer,

    kemudian dipindahkan ke bak/baskom kultur dan diamati keberhasilan

    pembuahan buatan.7. Dicatat setiap langkah dikerjakan, dilaporkan dalam pencapaian kompetensi

    pembuahan/fertilisasi buatan.

    8. Diinkubasi dan diamati selama beberapa waktu (hari) untuk meyakinkan

    keberhasilan fertilisasi yang dikerjakan.

    9. Untuk membuktikan teknologi reproduksi dilakukan poliploidasi, triploidasi

    nilem

  • 8/10/2019 Fertilisasi Dan Manipulasi Reproduksi

    5/11

    10. Telur nilem segar hasil striping di campurkan pada saringan teh dengan milt

    encer dan dicatat waktu percampurannya.

    11.

    Setelah satu menit atau tiga menit dari waktu percampuran tadi, telur terbuahi

    dalam saringan teh, di celupkan pada air hangat water bath40oC selama 90

    detik atau setengah menit, kemudian langsung ke temperatur inkubasi biasa

    dalam baskom kultur.

    12. Dipelihara dan diamati perkembangan larvanya selama 1 minggu.

    13. Dibandingkan perkembangan larva dengan kelompok larva hasil pembuahan

    yang tidak diberi perlakuan dicelup (dikejut panaskan) dalam waterbath

    temperature 40oC selama 90 detik sebagai larva diploid, yang diberi kejut

    panas adalah larva triploid.

    14. Diambil larva pada umur tujuh hari dari kelompok yang dikejut panaskan,

    diletakkan di object glass, di bawah mikroskop dengan jarum, dikeluarkan

    darah larva tersebut.

    15.

    Dibuat apus darah larva, diamati diameter sel darahnya.

    16. Dengan cara yang sama, diamati sel darah larva yang tidak dikejut panaskan,

    sebagai larva diploid.

  • 8/10/2019 Fertilisasi Dan Manipulasi Reproduksi

    6/11

    III. HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil

    Tabel 1.1 diameter sel darah merah

    SDM KONTROL (mm) KEJUT 1 (mm) KEJUT 2 (mm)

    1 30 15 10

    2 25 10 7.5

    3 30 15 10

    4 25 12.5 10

    5 17,5 10 7.5

    6 25 10 7.5

    7 20 10 10

    8 35 12.5 7.5

    9 32.5 12.5 10

    10 27.5 10 7.5

    Gambar 1.1 Kejut 1 Gambar 1.2 Kejut 2

  • 8/10/2019 Fertilisasi Dan Manipulasi Reproduksi

    7/11

    B. Pembahasan

    Pembuahan atau fertilisasi adalah peleburan dua gamet yang dapat berupa

    nukleus atau sel-sel bernukleus untuk membentuk sel tunggal (zigot) atau

    peleburan nukleus. Biasanya melibatkan penggabungan sitoplasma (plasmogami)

    dan penyatuan bahan nukleus (kariogami). Meiosis, zigot itu membentuk ciri

    fundamental dari kebanyakan siklus seksual eukariota, dan pada dasarnya gamet -

    gamet yang melebur adalah haploid. Bilamana keduanya motil maka fertilisasi itu

    disebut isogami, bilamana berbeda dalam ukuran tetapi serupa dalam bentuk maka

    disebut anisogami, bila satu tidak motil (dan biasanya lebih besar) dinamakan

    oogami (Huttner, 1980).

    Umumnya persentase penetasan ikan secara normal berkisar antara 50-

    80%. Tetapi dalam praktikum ini, rata-rata larva tidak menetas. Rendahnya derajat

    penetasan telur ikan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain kualitas

    telur, kualitas air media inkubasi (penetasan), dan perlakuan kejutan panas.

    Kualitas telur dan kualitas air media inkubasi sangat menentukan keberhasilan

    proses penetasan telur. Kualitas telur yang baik dan didukung oleh kualitas air

    media yang memadai dapat membantu kelancaran pembelahan sel dan

    perkembangan telur unutk mencapai tahap akhir terbentuknya embrio ikan

    (Basaran, 2008).

    Dari hasil praktikum fertilisasi invitro tidak ada satupun telur yang

    menetas dalam setiap kelompok. Gagalnya telur menetas dapat dipengaruhi oleh

    beberapa faktor, eperti tingkat kematangan gonad ikan, kualitas spermatozoa dan

    telur, dan prosedur pelaksanaan praktikum. Kualitas air media pemijahan seperti

    temperatur, pH, suhu, dan oksigen telarut bepengaruh tehadap proses fertilisasi,

    selain itu kuantitas dan kualitas sperma dan faktor penghalang di lingkungan

    seperti turbiditas air juga berpengaruh. Keberhasilan fertilisasi tergantung pada

    periode ejakulasi sperma (mijah) dan kemampuan sperma bersaing untuk

    membuahi telur dan peluang fertilisasi dipengaruhi, perilaku jantan, anatomi dan

    fisiologi (Martinez et al., 2012).

    Pembuahan pada ikan anggota familia Cyprinidae terjadi secara eksternal

    dan biasanya bersifat monospermik. Pada umumnya telur ikan berbentuk bulat

  • 8/10/2019 Fertilisasi Dan Manipulasi Reproduksi

    8/11

    dengan diameter yang bervariasi menurut jenis ikannya, misalnya pada ikan tawes

    diameter telur sekitar 0,73 mm (Imanuella, 1992 dalam Tahajuddin, 2002) dan

    pada ikan nilem diameter berkisar antara 0,8-1,2 mm (Soeminto et al., 1995

    dalamTahajuddin, 2002).

    Ginburg dalam Gustianto et al. (1988), menyatakan bahwa keberhasilan

    suatu pembuahan telur ikan bergantung kepada kemampuan spermatozoa

    melewati mikrofil telur. Kemampuan ini ditentukan oleh diameter kepala sperma

    yang harus sesuai dengan diameter mikrofil, panjang ekor sperma yang

    menunjang keaktifan sperma serta kesehatan sperma. Hybrid dalam jumlah

    banyak akan menunjukkan peningkatan mutu pertumbuhan, penundaan

    kematangan gonad serta ketahahan yang lebih tinggi terhadap penyakit dan

    lingkungan yang kurang menguntungkan dibandingkan dengan salah satu dan atau

    kedua induknya.

    Hasil praktikum fertilisasi poliploidisasi dengan kejut panas tidak ada

    satupun sel telur terfertilisasi yang menetas. Poliploidisasi merupakan salah satu

    metode manipulasi kromosom untuk perbaikan dan peningkatan kualitas genetik

    ikan guna menghasilkan benih-benih ikan yang mempunyai keunggulan, antara

    lain: pertumbuhan cepat, toleransi terhadap lingkungan dan resisten terhadap

    penyakit. Induksi poliploid dalam budidaya ikan sangat menarik perhatian

    masyarakat petani ikan maupun para peneliti di bidang perikanan. Poliploidisasi

    pada ikan dapat dilakukan melalui perlakuan secara fisik seperti melakukan

    kejutan (shocking) suhu baik panas maupun dingin, pressure (hydrostatic

    pressure) dan atau secara kimiawi untuk mencegah peloncatan polar body II atau

    pembelahan sel pertama pada telur terfertilisasi (Mukti, 2001).

    Pendekatan praktis untuk induksi poliploidi melalui kejutan panasmerupakan perlakuan aplikatif sesaat setelah fertilisasi (untuk induksi triploidi)

    atau sesaat setelah pembelahan pertama (untuk induksi tetraploidi) pada suhu

    lethal. Kejutan suhu selain murah dan mudah juga efisien dapat dilakukan dalam

    jumlah banyak. Kejutan panas merupakan teknik perlakuan fisik yang paling

    umum digunakan untuk menghasilkan poliploidi pada ikan. Tiga hal yang perlu

    diperhatikan dalam perlakuan kejutan suhu pada telur, yaitu waktu awal kejutan,

  • 8/10/2019 Fertilisasi Dan Manipulasi Reproduksi

    9/11

    suhu kejutan dan lama kejutan (jelas sangat rendah daya hidupnya. Nilai

    parameter tersebut berbeda untuk setiap spesies (Mukti, 2001).

    Tetraploidisasi adalah manipulasi kromosom pada ikan yang memiliki

    jumlah kromosom 2n (diploid) menjadi ikan dengan jumlah kromosom 4n

    (tetraploid). Tidak ada ikan tetraploid (4n) yang telah ditemukan pada perairan

    alam, tetapi duplikasi genom diploid kemungkinan terjadi selama filogenesis

    yang membentuk spesies baru. Induksi tetraploidi adalah penghambatan dari

    pembentukan membran sel di antara sel-sel daughter pada pembelahan mitosis

    untuk tujuan penggandaan whole genome. Tetraploidisasi secara teori mudah,

    tetapi dalam praktik sulit untuk dicapai. Carman et al. (1992) menyatakan bahwa

    ikan tetraploid relatif mudah untuk diproduksi melalui pencegahan peloncatan

    pembelahan sel pertama pada telur terfertilisasi menggunakan perlakuan fisik

    atau kimia.

  • 8/10/2019 Fertilisasi Dan Manipulasi Reproduksi

    10/11

    IV. KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil dan pembahasan dari praktikum penanganan gamet

    betina, dapat diambil disimpulkan:

    1. Oosit yang diberi larutan sera akan lebih menggumpal atau memusat jika

    diletakkan pada object glass sedangkan oosit tanpa larutan sera akan menyebar

    pada object glass.

    2. Sel telur yang siap difertilisasi adalah oosit sekunder.

    B. Saran

    Berdasarkan hasil praktikum, sebaiknya perlakuan saat pengambilan sel

    telur lebih hati - hati.

  • 8/10/2019 Fertilisasi Dan Manipulasi Reproduksi

    11/11

    DAFTAR REFERENSI

    Basaran, F., Bilhan Filizkan, Hayal Boyacioglu, Osman Ozden, SureyyaOzkizilcik. 2008. Induced Spawning, Fertilization Rate and Hatching Rate

    of Brill Scophthalmus rhombus. Journal of Applied Biological Sciences2

    (1) : 17-21.

    Carman O, Oshiro T, dan Takashima F, 1992. Variation in the Maximum Number

    of Nucleoli in Diploid dan Triploid Common Carp. Nippon Suisan

    Gakkaishi, 58 (12). Formerly Bull. Japan. Soc. Sci. Fish.: 23032309.

    Effendie, M. I. 2002. Biologi Perikanan. Pustaka Nusantara, Bogor.

    Gilbert. S.F. 2000.Developmental Biology. Sinaur Associates, Massachusetts.

    Gustianto, R., Harjamulia dan Subagyo, A. 1988. Persilangan Intergenetik pada

    Ikan Cyprinid: Mas (Cyprinus carpio L.), tawes (Puntius goniatus), Nilem

    (Osteochillus hasselti).Buletin Perikanan Darat. 7: 28-31.

    Huttner, A.F. 1980. Comparative Embryology of the Vertebrates. Macmillan

    Company, New York.

    Martinez. J. G, A. M. Tarazona - Morales, S. C. Pardo-Carascol. 2012. Sperm

    cryospreservation of freshwater fish bocchico (prochilodus magdalenae)

    in DMSO and glucose and its effect on fertilization and hatchingefficiency, Universidad de colombia-medilin-faculted de ciencias

    agropecuarias. Departemento de produccion animal, gruppo de

    invastigacion en biodiversidad genetica molecular.

    Mukti, Ahmad Taufiq, Rustidja , Sutiman Bambang Sumitro dan Mohammad

    Sasmito Djati. 2007. Poliploidisasi Ikan Mas (Cyprinus carpio L.).

    Biosain, Volume. 1 No. 1.

    Rustidja. 1991. Aplikasi Manipulasi Kromosom pada Program Pem-benihan Ikan.

    Makalah disampai-kan pada Konggres Ilmu Pe-ngetahuan dan Teknologi

    Nasional V di Jakarta 3-7 September 1991.

    Soeminto. 2000. Penuntun untuk Mempelajari Dasar-Dasar Embriologi. Fakultas

    Biologi. UNSOED, Purwokerto.

    Sumantadinata, K. 1988. Aplikasi Bioteknologi Dalam Pembenihan. Buletin

    Perikanan, IV : 28-41.

    Tahajuddin. 2002. Tingkat Keberhasilan Persilangan Intergenetik antara Ikan

    Nilem Betina dan Ikan Tawes Jantan. Skripsi. Fakultas Biologi Universitas

    Jenderal Soedirman.