Ferment as i
-
Upload
tri-anggun-may -
Category
Documents
-
view
221 -
download
2
description
Transcript of Ferment as i
MAKALAH MIKROBIOLOGI
FERMENTASI ASAM LAKTAT
Dosen:
“”
Oleh :
Muhammad Irfan ; 2013.05.025
AKADEMI GIZIKARYA HUSADA KEDIRI
2013 / 2014
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
dan limpahan rahmat-Nya, kami telah menyelesaikan sebuah makalah yang
berjuduL Fermentasi Asam Laktat dengan tepat waktu.
Dengan meningkatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di
bidang gizi, maka menuntut peran aktif dari semua pihak termasuk peran aktif D-III
Gizi dalam melaksakan dan mengembangkan fungsi profesi sebagai calon-calon ahli
gizi.
Makalah ini diperuntukkan bagi semua warga STIKES KARYA HUSADA
KEDIRI. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk mempermudah maupun
memperjelas tentang profesi sebagai seorang ahli gizi yang mengharuskan seorang
ahli gizi bisa berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, saran
dan kritik yang membangun dari semua pihak tertentu sangat kami perlukan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..............................
1.2 Tujuan ..............................
1.3 Manfaat ..............................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Fermentasi Asam Laktat......................................................
2.2 Jenis Fermentasi Asam Laktat............................................................
2.3 Definisi Bakteri Asam Laktat .............................................................
2.4 Karakteristik Bakteri Asam Laktat...................................................
2.6 Manfaat Fermentasi Asam Laktat.....................................................
2.7 Produk Fermentasi Asam Laktat.......................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................
3.2 Saran..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Proses fermentasi dalam pengolahan pangan adalah proses pengolahan pangan dengan
menggunakan aktivitas mikroorganisme secara terkontrol untuk meningkatkan keawetan
pangan dengan dioproduksinya asam dan atau alkohol, untuk menghasilkan produk dengan
karekateristik flavor dan aroma yang khas, atau untuk menghasilkan pangan dengan mutu dan
nilai yang lebih baik. Proses fermentasi dalam pengolahan pangan mempunyai beberapa
keuntungan- keuntungan, antara lain :
- proses fermentasi dapat dilakukan pada kondisi pH dan suhu normal, sehingga tetap
mempertahankan (atau sering bahkan meningkatkan) nilai gizi dan organoleptik produk
pangan
- karakteristik flavor dan aroma produk yang dihasilkan bersifat khas, tidak dapat
diproduksi dengan teknik atau metode pengolahan lainnya
- memerlukan konsumsi energi yang relatif rendah karena dilakukan pada kisaran suhu
normal
- modal dan biaya operasi untuk proses fermentasi umumnya rendah dan teknologi
fermentasi umumnya telah dikuasi secara turun temurun dengan baik.
Banyak proses fermentasi yang melibatkan campuran berbagai mikroorganisme atau
seri populasi mikroorganisme yang berbeda sesuai dengan perubahan pH, perubahan
ketersediaan substrat atau pun perubahan lain yang terjadi selama proses fermentasi
berlangsung. Secara komersial, fermentasi asam laktat (fermentasi dengan hasil utama akhir
beruapa asam laktat).
4
1.2 TUJUAN
a. Tujuan umum
Makalah ini ditujukan bagi pembaca agar menambah wawasan dan
pengetahuan tentang Fermentasi Asam Laktat.
b. Tujuan khusus
Tujuan khusus dalam penyusunan makalah ini adalah unuk mengetahui :
a) Definisi Fermentasi Asam Laktat
b) Jenis Fermentasi Asam Laktat
c) Definisi Bakteri Asam Laktat
d) Karakteristik Bakteri Asam Laktat
e) Faktor Yang Mempengaruhi Fermentasi
f) Manfaat Fermentasi Asam Laktat
g) Produk Fermentasi Asam Laktat
1.3 MANFAAT
Makalah ini disusun dengan harapan dapat bermanfaat bagi pembaca, dan dapat
menambah pengetahuan dan pengertian serta segala aspek tentang Fermentasi Asam
Laktat untuk tenaga di bidang kesehatan terutama Ahlih Gizi.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Fermentasi Asam Laktat
Fermentasi merupakan suatu cara pengolahan melalui proses memanfaatkan
penguraian senyawa dari bahan-bahan protein kompleks. Protein kompleks tersebut terdapat
dalam tubuh ikan yang diubah menjadi senyawa-senyawa lebih sederhana dengan bantuan
enzim yang berasal dari tubuh ikan atau mikroorganisme serta berlangsung dalam keadaan
yang terkontrol atau diatur.
Pada proses fermentasi bakteri asam laktat juga ditambahkan garam sebagai
perangsang pertumbuhan bakteri asam laktat. Fermentasi asam laktat pada ikan merupakan
gabungan dari fermentasi garam dengan fermentasi asam laktat, contoh produk fermentasi
asam laktat yang saya buat adalah wadi.
Fermentasi adalah suatu aktivitas mikroba baik aerob maupun anaerob untuk
mendapatkan energi dimana terjadi perubahan atau transformasi kimiawi substrat organik
(Rahman, 1989).
Secara kimiawi, perubahan bahan pangan selama fermentasi disebabkan oleh enzim.
Enzim dapat dihasilkan oleh mikroba atau sudah terdapat dalam bahan pangan. Secara
biokimia fermentasi diartikan sebagai pembentukan energi melalui senyawa organik,
sedangkan aplikasinya dalam dunia industri fermentasi diartikan sebagai suatu proses untuk
mengubah bahan dasar menjadi suatu produk oleh massa sel mikroba. Didalam pengertian ini
termasuk juga proses anabolisme pembentukan komponen sel secara aerob (Wibowo, 1990).
Menurut Prescott and Dunn (1959) fermentasi pada umumnya menggunakan senyawa
organik berupa karbohidrat yang dapat digolongkan sebagai berikut :
- bahan bergula, seperti tebu, molase, bit gula dan cairan buah-buahan
- bahan berpati, seperti jagung, ubi kayu dan kentang
- bahan berselulosa, seperti kayu dan berbagai limbah industri pertanian
6
Dalam fermentasi, bakteri asam laktat akan menfermentasikan bahan pangan untuk
menghasilkan perubahan yang diinginkan dan yang terutama adalah terbentuknya asam laktat
dimana asam laktat akan menurunkan nilai pH dari lingkungan pertumbuhannya dan
menimbulkan rasa asam. Hal ini juga berakibat menghambat pertumbuhan dari beberapa jenis
mikroorganisme patogen lainnya. Seperti telah disebutkan bahwa produk yang dihasilkan dari
fermentasi bakteri asam laktat akan berbeda tergantung pada jenis bakteri asam laktatnya
apakah homofermentatif atau heterofermentatif (Daulay dan Rahman, 1992).
2.2 Jenis Fermentasi Asam Laktat
Fermentasi asam laktat terbagi menjadi dua jenis, yaitu homofermentatif (sebagian
besar hasil akhir merupakan asam laktat) dan heterofermentatif (hasil akhir berupa asam
laktat, asam asetat, etanol dan CO2). Secara garis besar, keduanya memiliki kesamaan dalam
mekanisme pembentukan asam laktat, yaitu piruvat akan diubah menjadi laktat (atau asam
laktat) dan diikuti dengan proses transfer elektron dari NADH menjadi NAD+. Pola fermentasi
ini dapat dibedakan dengan mengetahui keberadaan enzim-enzim yang berperan di dalam jalur
metabolisme glikolisis.
Pada heterofermentatif, tidak ada aldolase dan heksosa isomerase tetapi menggunakan
enzim fosfoketolase dan menghasilkan CO2. Metabolisme heterofermentatif dengan
menggunakan heksosa (golongan karbohidrat yang terdiri dari 6 atom karbon) akan melalui
jalur heksosa monofosfat atau pentosa fosfat. Sedangkan homofermentatif melibatkan aldolase
dan heksosa aldolase namun tidak memiliki fosfoketolase serta hanya sedikit atau bahkan sama
sekali tidak menghasilkan CO2. Jalur metabolisme dari yang digunakan pada homofermentatif
adalah lintasan Embden-Meyerhof-Parnas. Beberapa contoh genus bakteri yang merupakan
bakteri homofermentatif adalah Streptococcus, Enterococcus, Lactococcus, Pediococcus, dan
Lactobacillus; sedangkan contoh bakteri heterofermentatif adalah Leuconostoc dan
Lactobacillus.
7
2.3 Definisi Bakteri Asam Laktat
Bakteri asam laktat (BAL) adalah kelompok bakteri gram-positif yang tidak membentuk
spora dan dapat memfermentasikan karbohidrat untuk menghasilkan asam laktat.
Berdasarkan taksonomi, terdapat sekitar 20 genus bakteri yang termasuk BAL.
Beberapa BAL yang sering digunakan dalam pengolahan pangan adalah Aerococcus,
Bifidobacterium, Carnobacterium, Enterococcus, Lactobacillus, Lactococcus, Leuconostoc,
Oenococcus, Pediococcus, Streptococcus, Tetragenococcus, Vagococcus, dan Weissella.
Dalam pengolahan makanan, BAL dapat melindungi dari pencemaran bakteri patogen,
meningkatkan nutrisi, dan berpotensi memberikan dampa positif bagi kesehatan manusia.
Urut-urutan jenis bakteri asam laktat pada proses fermentasi ditentukan terutama oleh
toleransinya terhadap asam. Misalnya pada susu, Streptococcus liquifaciens, S. lactis, dan
Streptococcus cremoris akan mengalami penghambatan jika kandungan asam laktat telah
mencapai sekitar 0,7 – 1,0 %.
Pada saat itu, bakteri-bakteri tersebut akan kalah berkompetisi dengan jenis bakteri
yang lebih tahan asam; misalnya Lactobacillus casei (tahan sampai 1,5 –2,0 % asam laktat) dan
Lactobacillus bulgaricus (2,5 –3,0% asam laktat).
Demikian juga pada fermentasi sayur asin, Lactobacilli adalah penghasil asam yang lebih
kuat daripada Streptococci. Diantara empat kelompok bakteri asam laktat, spesies-spesies
Streptococcus dan Pediococcus adalah bersifat homolaktat, Leuconostoc sp. Merupakan
heterolaktat, sedangkan Lactobacillus sp. bervariasi tergantung dari strain masing-masing.
Pada proses fermentasi bahan pangan yang berasam rendah (misalnya susu dan daging),
inokulum ditambahkan untuk memberikan jumlah mirkroorganisme yang cukup, sehingga akan
mencapai jumlah yang besar dalam jumlah yang lebih singkat (memperpendek masa
fermentasi) dan sekaligus menghambat pertumbuhan bakteri pathogen dan pembusuk.
Pada proses fermentasi yang lain, penambahan inokulum ini tidak diperlukan karena
jumlah mikroorganisme pada flora normal bahan pangan telah mencukupi untuk menurunkan
pH secara cepat, sehingga menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain yang tidak
dikehendaki.
8
2.4 Karakteristik Bakteri Asam laktat
Sebagian besar BAL dapat tumbuh sama baiknya di lingkungan yang memiliki dan tidak
memiliki O2 (tidak sensitif terhadap O2), sehingga termasuk anaerob aerotoleran. Bakteri yang
tergolong dalam BAL memiliki beberapa karakteristik tertentu yang meliputi: tidak memiliki
porfirin dan sitokrom, katalase negatif, tidak melakukan fosforilasi transpor elektron, dan
hanya mendapatkan energi dari fosforilasi substrat. Hampir semua BAL hanya memperoleh
energi dari metabolisme gula sehingga habitat pertumbuhannya hanya terbatas pada
lingkungan yang menyediakan cukup gula atau bisa disebut dengan lingkungan yang kaya
nutrisi. Kemampuan mereka untuk mengasilkan senyawa (biosintesis) juga terbatas dan
kebutuhan nutrisi kompleks BAL meliputi asam amino, vitamin, purin, dan pirimidin.
Berdasarkan studi genetika, beberapa sifat BAL yang berhubungan dengan fermentasi
cenderung disandikan oleh gen-gen di [[plasmid]] (DNA ekstrakromosomal). Sifat-sifat yang
dimaksud meliputi produksi proteinase, metabolisme karbohidrat, transpor sitrat, produksi
eksopolisakarida, produksi bakteriosin, dan resistensi terhadap bakteriofag. DNA plasmid dapat
ditransfer antarbakteri dengan beberapa mekanisme, seperti konjugasi yang umum terjadi
pada Lactococcus sehingga sifat-sifat tersebut dapat menyebar.
2.5 Manfaat Fermentasi Asam Laktat
Sebagian bakteri asam laktat berpotensi memberikan dampak positif bagi kesehatan
dan nutrisi manusia, beberapa di antaranya adalah meningkatkan nilai nutrisi makanan,
mengontrol infeksi pada usus, meningkatkan digesti (pencernaan) laktosa, mengendalikan
beberapa tipe kanker, dan mengendalikan tingkat serum kolesterol dalam darah. Sebagian
keuntungan tersebut merupakan hasil dari pertumbuhan dan aksi bakteri selama pengolahan
makanan, sedangkan sebagian lainnya hasil dari pertumbhan beberapa BAL di dalam saluran
usus saat mencerna makanan yang mengandung BAL sendiri.
Bakteri asam laktat dapat menghambat pertumbuhan bakteri lain dengan memproduksi
protein yang disebut bakteriosin. Salah satu contoh bakteriosin yang dikenal luas adalah nisin,
diproduksi oleh Lactobacillus lactis ssp. lactis. Nisin dapat menghambat pertumbuhan beberapa
bakteri, yaitu Bacillus, Clostridium, Staphylococcus, dan Listeria. Senyawa bakteriosin yang
diproduksi BAL dapat bermanfaat karena menghambat bakteri patogen yang dapat merusak
makanan ataupun membayakan kesehatan manusia, sehingga keamanan makanan lebih
terjamin.
9
Selain bakteriosin, senyawa antimikroba (penghambat bakteri lain) yang dapat
diproduksi oleh BAL adalah hidrogen peroksida, asam lemah, reuterin, dan diasetil. Senyawa-
senyawa tersebut juga berfungsi untuk memperlama masa simpan dan meningkatkan
keamanan produk pangan. BAL menghasilkan hidrogen peroksida (H2O2) untuk melindungi
selnya terhadap keracunan oksigen. Namun, H2O2 dapat bereaksi dengan senyawa lain
(contohnya tiosianat endogen dalam susu mentah) hingga menghasilkan senyawa penghambat
mikroorganisme lain. Mekanisme ini disebut sebagai sistem antimikroba laktoperoksidase.
Asam laktat dan asam lemah lain yang dihasilkan BAL dapat memberikan efek bakterisidal
untuk bakteri lain karena pH lingkungan dapat turun menjadi 3-4,5. Pada pH tersebut, BAL
tetap dapat hidup sedangkan bakteri lain, termasuk bakteri pembusuk makanan yang
merugikan akan mati. Reuterin adalah senyawa antimikrobial efektif untuk melawan berbagai
jenis bakteri (bersifat spektrum luas), yang diproduksi oleh Lactobacillus reuteri selama
pertumbuhan anaerobik terjadi dengan keberadaan gliserol. Diaseteil adalah senyawa yang
menentukan rasa dan aroma mentega, serta aktif melawan bakteri gram negatif, khamir,
kapang.
Sebagian BAL dapat mengurangi jumlah bakteri patogen secara efektif pada hewan
ternak, contohnya bakteri jahat E. coli dan Salmonella. Di samping itu, BAL juga dikonsumsi
manusia dan hewan sebagai bakteri probiotik, yaitu bakteri bakteri yang dimakan untuk
meningkatkan kesehatan atau nutrisi tubuh. Beberapa spesies BAL merupakan probiotik yang
baik karena dapat bertahan melewati pH lambung yang rendah dan menempel atau melakukan
kolonisasi usus. Akibatnya, bakteri jahat di usus akan berkurang karena kalah bersaing dengan
BAL.
2.6 Produk Fermentasi Asam Laktat
1. Wadi
Menurut Estiawati (1993), wadi adalah salah satu produk ikan awetan yang diolah
secara tradisional dengan metode penggaraman dan dilanjutkan dengan proses fermentasi.
Wadi adalah ikan yang masih utuh namun menghasilkan aroma fermentatif, bentuknya tidak
mengalami perubahan atau tetap serupa dengan bahan baku dan merupakan salah satu olahan
tradisional Kalimantan Selatan.
Ikan yang umum diolah menjadi wadi adalah ikan Betok (Anabas testudineus), ikan
Gabus (Channa striata) dan ikan air tawar pada umumnya, tetapi tidak tertutup kemungkinan
juga untuk ikan laut. Berdasarkan hasil penelitian Junaidi (2005) dan Ranggono (2005), cumi-
10
cumi juga dapat diolah menjadi produk wadi dan disukai oleh konsumen karena teksturnya
lebih lunak dibandingkan dengan cumi-cumi kering.
Wadi ikan betok adalah produk fermentasi yang berbentuk ikan utuh semi basah, kulit
berwarna hitam, bertekstur liat dengan aroma spesifik, serta mempunyai rasa yang sangat asin.
Pada prinsipnya, wadi dibuat dengan cara penggaraman kering (pickling) dengan konsentrasi
garam 20-50% b/b pada suhu kamar selama tujuh hari hingga beberapa bulan di dalam suatu
wadah tertutup rapat (Khairina, 1989).
Prinsip pengolahan wadi dengan proses fermentasi garam dan fermentasi laktat, dan
berdasarkan hasil penelitian Khairina (2000), Ariyati (2004) konsentrasi garam yang
digunakan pada pengolahan wadi ikan betok adalah 16% berdasarkan penelitian Ranggono
(2005) untuk mengurangi kandungan garam dalam produk wadi cumi-cumi tidak terlalu asin
dapat ditambahkan variasi antara garam 12% dengan gula merah 10%.
Proses pengolahan wadi ikan betok sebagai berikut :
1. Ikan Betok (Anabas testudineus) segar disiangi, disuci bersih kemudian ditiriskan.
2. Dilakukan penggaraman dengan cara pickling dalam suatu wadah tertutup rapat.
Garam yang digunakan 16% selama 7 hari sampai terbentuk cita rasa dan aroma
khas wadi.
11
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Proses fermentasi dalam pengolahan pangan adalah proses pengolahan pangan dengan
menggunakan aktivitas mikroorganisme secara terkontrol untuk meningkatkan keawetan
pangan dengan diproduksinya asam dan atau alkohol, untuk menghasilkan produk dengan
karekateristik flavor dan aroma yang khas, atau untuk menghasilkan pangan dengan mutu dan
nilai yang lebih baik.
1.2 Saran
Demikian makalah yang berjudul “Fermentasi Asam Laktat ” telah terselesaikan. Kami
sadar, bahwa isi dari makalah ini masih memiliki kekurangan. Untuk itu, kami mengharap kritik
dan saran demi penyempurnaan makalah ini.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Fermentasi
http://kefirbekasi.blogspot.com/2013/06/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_3.html
http://lordbroken.wordpress.com/2010/08/25/fermentasi-asam-laktat/
http://matakristal.com/fermentasi-asam-laktat-dan-alkohol/
http://meymeyrahma.blogspot.com/2012/03/bakteri-asam-laktat.html
http://www.biologi-sel.com/2013/03/fermentasi-asam-laktat.html
http://www.cantikinfo.net/2012/12/cara-membuat-wadi-dengan-mudah.html
http://www.slideshare.net/arbydjactpartii/fermentasi-25025772
13