Ferli dasgron

14
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR DASAR AGRONOMI “BUDIDAYA TANAMAN KANGKUNG DARAT” NAMA :Ferli dian saputra NPM :E1J012108 DOSEN :Dr. Ir. Supanjani M.sc SHIFT :RABU 08:00-09:40 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU 2013

description

laporan praktikum dasgron kangkung darat

Transcript of Ferli dasgron

Page 1: Ferli dasgron

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR DASAR AGRONOMI

“BUDIDAYA TANAMAN KANGKUNG DARAT”

NAMA :Ferli dian saputra

NPM :E1J012108

DOSEN :Dr. Ir. Supanjani M.sc

SHIFT :RABU 08:00-09:40

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2013

Page 2: Ferli dasgron

BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang

Kangkung tergolong sayur yang sangat populer, karena banyak peminatnya. Kangkung

disebut juga Swamp cabbage, Water convovulus, Water spinach. Berasal dari India yang

kemudian menyebar ke Malaysia, Birma, Indonesia, China Selatan, Australia dan bagian

negara Afrika. Kangkung banyak ditanam di Pulau Jawa khususnya di Jawa Barat, juga di Irian

Jaya di Kecamatan Muting Kabupaten Merauke kangkung merupakan lumbung hidup sehari-

hari. Di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar tanaman kangkung darat banyak

ditanam penduduk untuk konsumsi keluarga maupun untuk dijual ke pasar. Bagian tanaman

kangkung yang paling penting adalah batang muda dan pucuk-pucuknya sebagai bahan sayur-

mayur. Kangkung selain rasanya enak juga memiliki kandungan gizi cukup tinggi,

mengandung vitamin A, B dan vitamin C serta bahan-bahan mineral terutama zat besi yang

berguna bagi pertumbuhan badan dan kesehatan. Ada dua bentuk kangkung. Kangkung

mempunyai daun yang licin dan berbentuk mata panah, sepanjang 5-6 inci. Tumbuhan ini

memiliki batang yang menjalar dengan daun berselang dan batang yang menegak pada pangkal

daun. Tumbuhan ini bewarna hijau pucat dan menghasilkan bunga bewarna putih, yang

menghasilkan kantung yang mengandung empat biji benih. Terdapat juga jenis daun lebar dan

daun tirus.

Tujuan praktikum

Tujuan dari praktikum tentang praktikum ini adalah untuk mempelajari cara budida ya

kangkung darat dengan baik dan benar.

Manfaat praktikum

Manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa mengetahui cara membudidayakan

tanaman kangkung darat di daerah perladangan dengan baik .

Page 3: Ferli dasgron

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kangkung adalah salah satu jenis tanaman sayuran daun yang mampu hidup di darat

atau di air. Tanaman kangkung tidak memerlukan persyaratan tempat tumbuh yang sulit. Salah

satu syarat yang penting adalah air yang cukup. Apabila kekurangan air pertumbuhannya akan

mengalami hambatan. Kangkung diperbanyak dengan stek batang yang panjangnya 20-25 cm

atau dengan biji. Untuk penanaman kangkung di darat digunakan benih dari biji, namun dapat

pula digunakan stek. Untuk mempercepat perkecambahan diperlukan perendaman benih di

dalam air selama satu malam sebelum benih itu disebarkan (Sutarya, 1995).

Adapun waktu tanam kangkung yang baik adalah pada musim hujan untuk kangkung

darat dan musim kemarau untuk kangkung air. Sementara waktu tanam kangkung yang

dibudidayakan untuk di ambil bijinya (pembibitan) adalah pada musim kemarau. Untuk

kangkung darat, umumnya dikembangbiakkan dengan biji. Persiapan lahan untuk penanaman

kangkung darat dilakukan dengan cara pencangkulan tanah, kemudian diberi pupuk kandang

atau kompos. Sementara panjang bedengan tergantung keadaan lahan dan keinginan kita

(Sunanjono, 2003).

Kangkung termasuk suku Convolvulaceae (keluarga kangkung-kangkungan).

Kedudukan tanaman kangkung dalam sistematika tumbuh-tumbuhan diklasifikasikan ke

dalam: Kangkung Darat (Ipomoea reptana)

Klasifikasi:

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Asteridae

Ordo : Solanales

Famili : Convolvulaceae (suku kangkung-kangkungan)

Genus : Ipomoea

Spesies : Ipomoea reptana

Page 4: Ferli dasgron

Kangkung merupakan tanaman yang tumbuh cepat yang memberikan hasil dalam

waktu 4-6 minggu sejak dari benih. Kangkung yang dikenal dengan nama Latin Ipomoea

reptans terdiri dari 2 (dua) varietas, yaitu Kangkung Darat yang disebut Kangkung Cina dan

Kangkung Air yang tumbuh secara alami di sawah, rawa atau parit-parit (Sujitno, 2004)

Menurut Santoso, 1990. Perbedaan antara kangkung darat dan kangkung air:

Warna bunga. Kangkung air berbunga putih kemerah-merahan, sedangkan kangkung

darat bunga putih bersih.

Bentuk daun dan batang. Kangkung air berbatang dan berdaun lebih besar dari pada

kangkung darat. Warna batang berbeda. Kangkung air berbatang hijau, sedangkan

kangkung darat putih kehijau-hijauan.

Kebiasaan berbiji. Kangkung darat lebih banyak berbiji dari pada kangkung air. Itu

sebabnya kangkung darat diperbanyak lewat biji, sedangkan kangkung air dengan

stek pucuk batang.

Manfaat tanaman kangkung darat.

Bagian tanaman kangkung yang paling penting adalah batang muda dan pucuk-

pucuknya sebagai bahan sayur-mayur. Kangkung selain rasanya enak juga memilik i

kandungan gizi cukup tinggi, mengandung vitamin A, B dan vitamin C serta bahan-bahan

mineral terutama zat besi yang berguna bagi pertumbuhan badan dan kesehatan.

Syarat pertumbuhan

Iklim

Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Kangkung darat dapat tumbuh

pada daerah yang beriklim panas dan beriklim dingin. Jumlah curah hujan yang baik untuk

pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 500-5000 mm/tahun. Pada musim hujan tanaman

kangkung pertumbuhannya sangat cepat dan subur, asalkan di sekelilingnya tidak tumbuh

rumput liar. Dengan demikian, kangkung pada umumnya kuat menghadapi rumput liar,

sehingga kangkung dapat tumbuh di padang rumput, kebun/ladang yang agak rimbun

(Kuswanto, 1997).

Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat sinar matahari

yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi) tanaman kangkung akan tumbuh

memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung sangat kuat menghadapi panas terik dan

Page 5: Ferli dasgron

kemarau yang panjang. Apabila ditanam di tempat yang agak terlindung, maka kualitas daun

bagus dan lemas sehingga disukai konsumen.

Suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap naik 100 m tinggi tempat, maka

temperatur udara turun 1 derajat C. Apabila kangkung ditanam di tempat yang terlalu panas,

maka batang dan daunnya menjadi agak keras, sehingga tidak disukai konsumen.

Media Tanam

Kangkung darat menghendaki tanah yang subur, gembur banyak mengandung bahan

organik dan tidak dipengaruhi keasaman tanah.Tanaman kangkung darat tidak menghendak i

tanah yang tergenang, karena akar akan mudah membusuk. Sedangkan kangkung air

membutuhkan tanah yang selalu tergenang air.

Kangkung (Ipomoea sp.) dapat ditanam di dataran rendah dan dataran tinggi.. Kangkung

merupakan jenis tanaman sayuran daun, termasuk kedalam famili Convolvulaceae. Daun

kangkung panjang, berwarna hijau keputih-putihan merupakan sumber vitamin pro vitamin

A. Berdasarkan tempat tumbuh, kangkung dibedakan menjadi dua macam yaitu: 1) Kangkung

darat, hidup di tempat yang kering atau tegalan, dan 2) Kangkung air, hidup ditempat yang

berair dan basah.

Petanian Organik adalah sebuah bentuk solusi baru guna menghadapi kebuntuan yang

dihadapi petani sehubungan dengan maraknya intervensi barang-barang sintetis atas dunia

pertanian sekarang ini. Dapat dilihat, mulai dari pupuk, insektisida, perangsang tumbuh,

semuanya telah dibuat dari bahan-bahan yang disintesis dari senyawa-senyawa murni

(biasanya un organik) di laboratorium. Pertanian organik dapat memberi perlindungan terhadap

lingkungan dan konservasi sumber daya yang tidak dapat diperbaharui, memperbaiki kualitas

hasil pertanian, menjaga pasokan produk pertanian sehingga harganya relatif stabil,

serta memiliki orientasi dan memenuhi kebutuhan hidup ke arah permintaan pas.Tanaman

kangkung membutuhkan tanah datar bagi pertumbuhannya, sebab tanah yang memilik i

kelerengan tinggi tidak dapat mempertahankan kandungan air secara baik (Sunanjono, 2003).

Page 6: Ferli dasgron

BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. Waktu dan tempat praktikum

Praktikum ini dilaksanakan dari bulan September sampai dengan bulan Desember 2013

dan waktu yang di gunakan yaitu dari jam (08:00-09:50). Praktikum ini dilakukan di pada lahan

sawah dibelakang kandang peternakan yang berada di kawasan Universitas Bengkulu.

2. Bahan dan alat praktikum

Bahan yang digunakan antara lain : benih kangkung, pupuk urea, sp36 dan kcl, furadan.

sedangkan alat yang digunakan adalah cangkul dan tali raffia.

3. Metode pelaksanaan

a. Penentuan Petak Percobaan

b. Mentukan Letak Lobang Tanam

c. Penanaman Benih

d. Pemupukan

e. Pengairan

f. Penyulaman

g. Penyiangan Pembunbunan rumpun tanaman

h. Pengendalian OPT

i. Pemanenan

4. Cara kerja

a. Penentuan Petak Percobaan

Menentukan petak percobaan berukuran 2,5 m x 3.0m

Pengolah Tanah

Tanah diolah dengan cara membersihkian lahan terlebih dari gulma dan sisa

tanaman kemudian dicangkul hingga gemburkan.

Membuat siring sebagai batas petakan sedalam 30cm dan lebar 50 cm disekeliling

petakan.

Meratakan permukaan tanah pada petakkan sehingga tinggi permukaan tanah sama.

Page 7: Ferli dasgron

b. Mentukan Letak Lobang Tanam

Menentukan lubang tanam berdasarkan jarak yang akan diaplikasikan, yaitu

dengan cara menetapkan letak tanaman sudut = ¼ x jarak tanamannya, kemudian

meletakkan tanaman berikutnya mengikuti jarak tanamnya yaitu 10 X 20 .

Merentangkan tali jarak tanam sejajar dengan tepi petakan dan simpul pertama

tepat pada letak tanaman sudut, untuk menentukan lubang tanam pada barisan

tanaman, demikiannya seterusnya.

Membuat lubang tanam dengan cara menugal sedalam 3 – 4 cm tepat pada simpul

– simpul tali jarak tanam.

c. Penanaman Benih

Menanam benih yang tersedia dengan cara memasukkan benih sebanyak jumlah

tanaman yang diharapkan tumbuh, kemudian memasukkan furadan 2-5 butir pada

setiap lubang tersebut.

Memeriksa bahwa lubang tanam telah ada benih dan furadan yang dimasukkan,

kemudian lubang tanam ditutp dengan tanah yang remah.

d. Pemupukan

Dasar pemupukan sesuai dosisi (lihat tabel) dengan cara membuat alur terlebih dahulu

berjarak 10 cm sejajar dengan barisan tanaman, kemudian taburkan pupuk.

e. Pengairan

Pengairan dilakukan dengan cara menyiram pada setiap alur lubang tanam hingga tanah

cukup basah.

f. Penyulaman

Seminggu setelah tanam, dilakukan penanaman susulan (penyulaman) pada lubang

tanam benihnya tidak tumbuh atau tidak normal dengan menggunakan benih dengan

cara yang sama dengan penanaman awal.

g. Penyiangan dan penbunbunan

Dilakukan penyiangan untuk mengendalikan gulma, menggemburkan tanah dan

meninbum perakaran tanaman pada saat tanaman berumur 4 minggu setelah tanam.

h. Pengendalian OPT

Page 8: Ferli dasgron

Jika terdapat gejala serangan hama atau penyakit pada tanamannya, dilakukan

pengendalian secara kimiawi denga menyemprot larutan pestisida terhadap semua

tanaman di seluruh petakan tersebut. Memperhatikan jenis, dosis dan caraaplikasinya

sesuaikan dengan jenis OPT, tingkat serangan dan keadaan lingkungan.

i. Pemanenan

Dilakukan pemanenan jika telah menunjukkan tanda-tanda (kriteria) siap panen atau

sudah waktunya panen. Panen meliputi :

Panen tanaman sampel : semua tanaman sampel dipanen seluruh bagian

tanamannya.

Panen produksi : sealin tanaman sampel, seluruh hasils tanaman dipanen dengan

cara mengambil hasil ekonomisnya, dan meninggalkan massa non ekonomis.

5. Sifat-sifat yang diamati

Untuk memperoleh data yang akan digunakan untuk pembuatan lapoaran lakukan lah

pengamatan secara cermat terhadap perubah dan hasil tanaman yang meliputi :

1. Tinggi tanaman, ukurlah tinggi tanaman dari pangkal batang atau permukaan tanah

pada pucuk tanaman terhadap 10 tanaman sampel yang mewakili populasi dengan

penentuan secar acak.

2. Jumlah daun pertanaman, hitunglah jumlah daun yang berwarna hijau dan telah

membuka sempurna pada setiap tanaman sampel.

3. Luas daun pertanaman, lakukan pengamatan luas daun pertanaman dengan cara sebagai

berikut

- Petiklah seluruh daun yang berwarna hijau dan telah membuka sempurna dari

setipap tanaman sampel lalu timbanglah dan catatalah beratnya. (P gram)

- Ambilah 10 helai daun yang ukuranya > 10cm, lalu di tumpuk dengan rapi.

- Letakkan sepotong kertas berukuran 2x2cm diatas di tumpukan daun tersebut

posisinya di tengah helain.

- Potonglah secara vertical daun tersebut, tepat disisi tepian potongan kertas

- Timbanglah seluruh potongan daun di bawah kertas tadi, catatlah berat nya (Q

gram)

Page 9: Ferli dasgron

𝐴 =P gram x 4 cm2

𝑄 𝑔𝑟𝑎𝑚

- Berat segar pertanaman, timbanglah satupersatu dari kelima tanaman sampel

kemudian di ratakan.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil

Tabel pengamatan Minggu ke 1

Sampel Tinggi tanaman Jumlah daun

1 7 2

2 6,7 3

3 6 4

4 11 6

5 5,4 5

6 4,4 4

7 6,4 5

8 7 5

9 6,5 4

Tabel pengamatan Minggu ke 2

Sampel Tinggi tanaman Jumlah daun

1 13 14

2 12,5 13

3 15 14

4 16 10

5 11,5 17

6 9 10

Page 10: Ferli dasgron

7 13 11

8 15 11

9 13 12

Tabel pengamatan Minggu ke 3

Sampel Tinggi tanaman Jumlah daun

1 16,5 21

2 14,7 17

3 20 21

4 19 12

5 15 21

6 15 16

7 16 16

8 19 15

9 15 17

Tabel pengamatan Minggu ke 4

Sampel Tinggi tanaman Jumlah daun

1 18,7 25

2 20,5 24

3 23,8 26

4 24,4 18

5 19,5 23

6 20 21

7 20 20

8 21 20

9 22 22

Page 11: Ferli dasgron

Tabel hasil keseluruhan antara berat sampel dengan akar, dan tanpa akar

NO Berat sampel

dengan akarnya

Berat tanpa akar

1 250 g 100 g

2 150 g 100 g

3 120 g 50 g

4 50 g 30 g

5 150 g 80 g

6 249 g 120 g

7 160 g 70 g

8 49 g 20 g

9 90 g 50 g

X = 𝒑 𝒈𝒓𝒂𝒎

𝑸 𝒈𝒓𝒂𝒎 x 4 cm x 10

X = 𝟏𝟔,𝟏𝟏

𝟒,𝟑𝟑 x 10 = 37, 209 g

Peubah Jumlah

daun

Rataan

daun

Luas area Bobot pupus Bobot

akar

ILD 22,11 40 cm 3 2 x 3 cm3 6,5 1,5

NPA 6,5 1,5

ILD = 1, 474 g

NPA = 4,33 g

Page 12: Ferli dasgron

2. Pembahasan

a. Pengolahan Lahan

Pembukaan Lahan Sebelum diolah lahan yang akan digunakan di cangkul terlebih

dahulu Petak lahan pada tanaman kangkung dibuat dengan ukuran 2mx3m dengan jarak

antar bedengan 0,5 m. Jarak antar bedeng dibuat selokan dengan kedalaman 0,3 m dengan

lebar 0,5 m. .Bedengan dibuat untuk kelancaran pemasukan dan pembuangan air yang

berlebih dan untuk memudahkan pemeliharaan. Namun kendala yang kami dapati adalah

kesulitan dalam menggemburkan tanah , karena tekstur tanah yang ada pada lahan adalah

liat sehingga ketika mencangkul tanahnya melekat pada cangkul. Hal ini sangatlah

berbeda apabila bercocok tanam di lahan yang kering , tentu sangat mudah dalam

mengolah tanah.

b. Pembibitan dan Penanaman

Dalam Teknik penanaman benih pada lahan yang telah di olah maka kita harus

mengetahui terlebih dahulu berapa benih yang di butuhkan, dengan perhitungan :

𝑥 =ukuran lahan

jarak tanam =

200x300

10x20 =

60000

200 = 300 benih

Jadi dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa 300 benih yang kita butuhkan untuk

lahan dengan luas 2 X 3 m, dengan jarak tanam 10 X 20. Setiap lubang tanam kita

berikan 2 benih kangkung, jadi total ada 150 rumpun, tapi hal yang kami temui

dilapangan adalah bibit yang diberikan kurang dari jumlah yang ditentukan diatas

sehingga kami harus mengubah jarak tanam yang sudah ditentukan menjadi 20 X 20

sehingga jumlah rumpun tanaman yang kami dapatkan adalah 75.

c. Pembuatan lubang tanaman

pembuatan lubang tanam yang kami lakukan adalah dengan cara membuat rentang tali

raffia dari luas lahan dengan jarak 20 X 20 , dari setiap jarak 20 cm itulah kami letakkan

lubang tanam, hal ini tidak sesuai dengan ketentuan dengan jarak yang telah ditentukan

yaitu 10 X 20 , tetapi karena kendala bibit yang kurang cara ini harus kami lakukan.

Dalam hal ini tentu efisiensi lahan menjadi berkurang dan berdampak pada kerugian

Page 13: Ferli dasgron

terhadap jumlah tanaman yang didapat dan akan dipanen.

d.Penanaman

Setelah membuat lubang tanam 5-7 cm kami mengisi setiap lubang dengan 2 biji bibit

kangkung lalu kami menimbunnya dengan tanah kurang dari 2 cm. Lubang yang

dapatkan adalah 75 buah.

e.Pemupukan dan Penyulaman

Pupuk dasar sesui anjuran (60 g Urea, 24 kg SP-36,dan 24 g KCL) diberikan pada

alur pupuk yang dibuat tepat diantara barisan tanamn. Untuk urea kami memberikannya 2

kali sehingga total yang kami berikan dalam 1 kali pemberian adalah 30 gram

Penyulaman dilakukan pada saat 1 minggu setelah tanam . Buat lubang tanam lagi pada

tempat yang benihnya tidak tumbuh.Tanam benih seperti saat menanam.

f.Pemeliharaan Tanaman

Aspek penting dalam pemeliharaan adalah penyiraman,penyiagan dan

penggemburan tanah,pemupukan susulan jika kondisi tanaman terlihat kekurangan unsure

hara dan pengendalian hama penyakit.

1. Penyiraman tidak kami lakukan karena posisi lahan kami terendam air jadi bila disiram

akan percuma saja karena kebutuhan air sudah tercukupi

2. Penyiangan dan penggemburan dilakukan 2 minggu setelah tanam selanjutbya tiap

minggu dilakukan penyiangan dan penggemburan.

3. Pemupukan susulan berupa Urea dengan dosis 30 g diberikan pada 2 minggu setelah

tanam.

g.Pengamatan

Pengamatan daya tumbuh

Pada umur 1 MTS menghitung benih yang tumbuh.Kemudian menghitung presentase

daya tumbuh benih,dan mengamati tipe perkecambahannya, apakah hypogeal atau

epigeal. Daya tumbuh : Jumlah benih yang tumbuh x 100% Jumlah benih yang

ditanam Pengamatan pertumbuhan vegetative dan hasil

Pengamatan tanamn dilakukan mulai 2 MST pada jadwal praktikum di lahan. Pengamatan

dilakukan dengan mengukur tinggi tanaman,jumlah daun dan lebar daun.Untuk

pengamatn dipilih dan dipasang ajir pada 5 tanaman contoh.

h.Pemanenan

Panen Kangkung dapat dilakukan beberapa kali,dapat dilakukan dengan cara di Cabut

beserta akarnya, mengikat setiap 9 rumpun sampel kangkung yang dipanen.Menimbang

tiap bobot kangkung yang diikat,kemudian menimbang bobot total hasil panen.Dari hasil

Page 14: Ferli dasgron

panen kemudian memperkirakan hasil panen kangkung per hektar.Tanaman yang berusia

lebih dari 35 hari harus dipanen seluruhnya,karena jika tidak dipanen kualitasnya akan

menurun. Dari pemanenan kami dapatkan berat keseluruhan kangkung yang kami

timbang yakitu 6,5 kg.

BAB V

KESIMPULAN

Dari praktikum lapangan yang kami lakukan dapat saya simpulkan bahwa: kangkung

darat kurang cocok untuk dibudidayakan di tanah sawah karena kondisi yang terlalu banyak air

membuat kangkung pertumbuhannya menjadi terhambat. Selain itu perlu perlakuan yang serius

dalam berbudidaya kangkung ini pada lahan sawah.

.

. DAFTAR PUSTAKA

Adiwidjaja, Dkk. 1999. Pengaruh Jenis dan Dosis Pupuk Kandang terhadap Pertumbuhan

dan Hasil Tanaman Kangkung Darat (Ipomoeae reptans) kultivar sutera pada Inceptisols

Laporan Penelitian. Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran Fakultas Pertanian

UNPAD. Bandung..

Merakati, Dkk. 2013. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Agronomi. Faperta. Universitas

Bengkulu.

Kuswanto. 1997. Teknik Budidaya Kankung Darat. Gramedia pustaka Utama. Jakarta.

Santoso. 1990. Ciri Morfologi Tanaman Kangkung.Http: [email protected]. DI: 12

Desember 2013 at 20:00.

Sujitno. 2004. Kumpulan Klasifikasi Tanaman Sayur. PT Alex Media Komputindo. Jakarta.

Sunanjono. 2004. Teknik budidaya tanaman Sayur-Kangkung. PT Alex Media Komputindo.

Jakarta.

Sutaryo. 1995. Budidaya Tanaman Kangkung. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.