Farmakoterapi I (Rhinitis Alergi)
Transcript of Farmakoterapi I (Rhinitis Alergi)
7/22/2019 Farmakoterapi I (Rhinitis Alergi)
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-i-rhinitis-alergi 1/21
Oleh :
YENI SUWITA
0911013100
Farmakoterapi I
Rinitis Alergi
7/22/2019 Farmakoterapi I (Rhinitis Alergi)
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-i-rhinitis-alergi 2/21
Pendahuluan
Rinitis alergi adalah inflmasi membran mukosahidung disebabkan oleh paparan terhadap alergenik
yang terhirup yang mengawali respon imunologik
spesifik, diperantarai oleh imunglobulin E (IgE). Ada
dua tipe: Musiman (hay fever, di daerah bertemperatur) : terjadi
sebagai respon terhadap allergen spesifik (serbuk sari)
yang ada pada waktu tertentu dalam setahun
(misalnya saat musim semi) dan secara tipikalmenyebabkan gejala yang lebih akut.
Perennial (berselang-selang atau menetap): terjadi
sepanjang tahun sebagai respons terhadap allergen
bukan musiman (misalnya, kutu dan jamur) dan
biasanya menyebabkan gejala yang tersembunyi dan
7/22/2019 Farmakoterapi I (Rhinitis Alergi)
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-i-rhinitis-alergi 3/21
Sejumlah pasien mengalami kedua tipe, dengan
gejala sepanjang tahun dan memburuk pada
musim tertentu.
7/22/2019 Farmakoterapi I (Rhinitis Alergi)
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-i-rhinitis-alergi 4/21
Patofisiologi
Reaksi awal terjadi ketika alergen di udaramemasuki hidung selama inhalasi dan kemudian
di proses oleh limfosit, yang menghasilkan
antigen spesifik IgE. Hal ini menyebabkan
sensitisasi pada orang yang secara genetikrentasn terhadap alergen tersebut. Pada saat
terjadi paparan ulang melalui hidung, IgE yang
berkaitan dengan sel mast berinteraksi dengan
alergen dari udara, dan memicu mediator dariinflamasi.
7/22/2019 Farmakoterapi I (Rhinitis Alergi)
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-i-rhinitis-alergi 5/21
Reaksi segera terjadi dalam hitungan menit, yang
menyebabkan pelepasan cepat mediator yang
terbentuk sebelumnya serta mediator yang barudibuat. Mediator hipersensitivitas segera meliputi
histamin, leukotrien, prostaglandin, triptase, dan
kinin. Mediator ini menyebabkan vasodilatasi,
peningkatan permeabilitas vaskular, dan produksisekresi nasal. Histamin menyebabkan rinorea,
gatal, bersin, dan hidung tersumbat.
7/22/2019 Farmakoterapi I (Rhinitis Alergi)
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-i-rhinitis-alergi 6/21
Manifestasi Klinis
Gejala termasuk : Rinorea,
Bersin ,
Kongesti hidung,
Sensasi adanya ingus (postnasal drip), Konjungtivitis alergik,
Ruam mata, telinga, atau hidung.
Pasien dapat mengeluh hilangnya penciuman
atau pengecapan, yang pada banyak kasusdisebabkan oleh sinusitis. Postnasal drip dapat
disertai dengan batuk dan serak.
7/22/2019 Farmakoterapi I (Rhinitis Alergi)
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-i-rhinitis-alergi 7/21
Gejala rinitis yang tak ditangani dapat
mengakibatkan insomnia, lemas, lelah, dan
memburuknya efisiensi kerja atau sekolah. Rinitis alergi merupakan faktor risiko asma;
sebanyak 78% pasien asma mempunyai gejala
nasal, dan sekitar 38% pasien rinitis alergik
menderita asma. Sinusitis berulang dan kronik serta epistaksis
(pendarahan hidung yang hebat) berulang dan
kronik adalah komplikasi dari rinitis alergik.
7/22/2019 Farmakoterapi I (Rhinitis Alergi)
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-i-rhinitis-alergi 8/21
Tujuan Terapi
Tujuan terakhir penanganan adalah untukmeminimalisasi atau mencegah gejala dengan
tidak ada atau sedikit efek samping dan biaya
pengobatan yang masuk akal.
Pasien harus dapat mempertahankan pola hidupnormal, termasuk berpartisipasi dalam kegiatan
luar ruangan dan bermain dengan hewan
peliharaan sesuai keinginan.
7/22/2019 Farmakoterapi I (Rhinitis Alergi)
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-i-rhinitis-alergi 9/21
Terapi Farmakologi
Antihistamin Antagonis reseptor histamin H1 berikatan dengan
reseptor H1 mengaktivasi reseptor, yang
mencegah ikatan dan kerja histamin. Antihistamin
lebih efektif dalam mencegah respons histamindaripada melawannya.
Antihistamin oral dapat dibagi menjadi dua
kategori utama: nonselektif (generasi pertama
atau antihistamin sedasi) dan selektif perifer(generasi kedua atau antihistamin nonsedasi).
perbedaan gejala disebabkan oleh sifat
antikolinergik, yang bertanggung jawab pada
pengeringan yang mengurangu hipersekresi
7/22/2019 Farmakoterapi I (Rhinitis Alergi)
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-i-rhinitis-alergi 10/21
Antihistamin harus diberikan dengan hati-hati
pada pasien yang berkecenderungan retensi urin
dan pada merekayang mengalami peningkatanintraokular, hipertiroidisme, dan penyakit
kardiovaskular.
Efek samping termasuk hilang nafsu makan,
mual, muntah, dan gangguan ulu hati. Mengantukadalah efek samping yang paling sering dan
dapat mengganggu kemampuan mengemudi dan
keterampilan kerja. Efek samping pada saluran
pencernaan dapat dicegaj dengan mengonsumsiobat bersama makanan atau segelas putih air.
7/22/2019 Farmakoterapi I (Rhinitis Alergi)
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-i-rhinitis-alergi 11/21
contoh :
Klorfeniramin Maleat
Dosis : dws -> 4 mg tiap 6 jam
6-12 -> 2 mg tiap 6 jam
2-5 -> 1 mg tiap 6 jam
Indikasi : rinitis, urtikaria, hay feverKontraindikasi : Hipersensitivitas
Efek samping : mulut kering, mengantuk,
pandangan kabur
Perhatian : penderita yang menggunakan obat inisebaiknya tidak mengendarai kendaraan
bermotor atau menjalankan mesin, tidak
dianjurkan penggunaan pada wanita hamil dan
menyusui.
7/22/2019 Farmakoterapi I (Rhinitis Alergi)
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-i-rhinitis-alergi 12/21
Dekongestan
Dekongestan merupakan agen simpatomimetik
yang bertindak pada reseptor dalam mukosanasal yang menyebabkan pembuluh darah
mengecil (vasokonstriksi).
Dekongestan juga dapat mengurangi
pembengkakan mukosa hidung dan melegakanpernafasan.
Dekongestan yang umum meliputi
pseudoefedrin,phenylephrine,
phenylpropanolamin dan oxymetazolin.Dekongestan apabila dikombinasikan dengan
antihistamin sangat efektif melegakan tanda-tanda
rinitis terutama bila hidung sumbat.
7/22/2019 Farmakoterapi I (Rhinitis Alergi)
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-i-rhinitis-alergi 13/21
Dekongestan Sistemik
Dekongestan sistemik diberikansecara oral. Dekongestan sistemik adalah sepertiefedrin, fenilpropanolamin dan pseudoefedrin. Jenis dekongesta sistemik dapat menyebabkantekanan darah tinggi terutamanya efedrin danfenilpropanolamin apabila melebihi
dosis terapeutik sebanyak 2-3 kali.
7/22/2019 Farmakoterapi I (Rhinitis Alergi)
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-i-rhinitis-alergi 14/21
Phenyl Propanolamin
Phenylpropanolamine adalah sebuah
dekongestan. bekerja dengan mengecilkan
pembuluh darah (vena dan arteri) dalam tubuh.
Phenylpropanolamine (PPA) yang dianggap
berbahaya karena menyebabkan pendarahan di
otak. Tetapi masih aman jika digunakan padadosis di bawah 15 mg.
Efek samping : insomnia, sakit kepala, takikardia,
dsb.
PseudoefedrinPseudoefedrin adalah suatu stereoisomer dari
efedrin Peseudoefedrin merupakan suatu obat
simpatomimetik dengan efek langsung pada
reseptor adrenergik yang memberikan efek
7/22/2019 Farmakoterapi I (Rhinitis Alergi)
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-i-rhinitis-alergi 15/21
Efek samping : insomnia, sakit kepala, takikardia, dsb.
Mekanisme Kerja
menstimulasi secara langsung reseptor Alpha 1adrenergik yang terdapat pada pembuluh darahmukosa saluran pernafasan bagian atas yangmenyebabkan terjadinya vasokonstriksi.
Pseudoefedrin juga menstimulasi reseptor beta
adrenergik yang menyebabkan relaksasi bronkusdan peningkatan kontraksi dan laju jantung.
Pseudoefedrin merupakan stereoisomer dariefedrin yang kurang kuat dibanding efedrin dalammenimbulkan takikardi, peningkatan tekanan
darah atau stimulasi SSP. Fenilpropanolaminmirip dengan pseudoefedrin. Efek farmakodinamikPPA menyerupai efedrin dan potensinya hampirsama dengan efedrin kecuali dalam halperansangan SSP.
7/22/2019 Farmakoterapi I (Rhinitis Alergi)
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-i-rhinitis-alergi 16/21
Dekongestan Topikal
Digunakan untuk rinitis akut yang merupakan
radang selaput lendir hidung. Bentuk sediaandekongestan topikal berupa balsam, inhaler, tetes
hidung atau semprot hidung. Dekongestan
topikal (semprot hidung) yang biasa digunakan
yaitu oxymetazolin, xylometazolin yangmerupakan derivat imidazolin.
Dekongestan hidung bekerja dengan
menimbulkan venokonstriksi (penyempitan
pembuluh vena) dalam mukosa hidung sehinggamengurangi volume mukosa dan akhirnya dapat
mengurangi penyumbatan hidung.
Penggunaan dekongestan topikal dilakukan pada
pagi dan menjelang tidur malam, dan tidak boleh
7/22/2019 Farmakoterapi I (Rhinitis Alergi)
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-i-rhinitis-alergi 17/21
Penggunaan dekongestan topikal tidak
menyebabkan atau sedikit sekali menyebabkan
absorpsi sistemikPenggunaan agen topikal yang lama (lebih dari
3-5 hari) dapat menyebabkan rinitis
medikamentosa, di mana hidung kembali
tersumbat akibat vasodilatasi perifer batasipenggunaa.
Oxymetazolin
salah satu jenis dekongestan hidung. bekerja
dengan cara mempersempit pembuluh darah didaerah hidung, sehingga mengurangi
pembengkakan dan kemacetan pada daerah
hidung.
7/22/2019 Farmakoterapi I (Rhinitis Alergi)
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-i-rhinitis-alergi 18/21
7/22/2019 Farmakoterapi I (Rhinitis Alergi)
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-i-rhinitis-alergi 19/21
Kortikosteroid nasal
Secara efektif meredakan bersin, rinorea, ruam,
dan kongesti nasal dengan efek samping yangminimal. Obat ini mereduksi inflamasi dengan
menghambat pembebasan mediator, penekanan
kemotaksis neutrofil, menyebabkan vasokontriksi,
dan menghambat reaksi lambat yang diperantaraioleh sel mast.
Direkomendasikan sebagai terapi awal daripada
antihistamin karena tingkat keefektifan tinggi
ketika digunakan secara benar disertaipenghindaran alergen.
Efek samping: bersin, perih, sakit kepala,
epistaksis, dan infeksi.
7/22/2019 Farmakoterapi I (Rhinitis Alergi)
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-i-rhinitis-alergi 20/21
Kromolyn Natrium
Penstabil sel mast, tersedia sebagai obat bebasdalam bentuk semprotan hidung untukpencegahan gejala dan penanganan terhadaprhinitis alergi.
Efek samping : iritasi lokal (bersin dan hidungperih).
Dosis: umur ≥ 2 tahun satu semprotan padasetiap nostril 3-4 kali sehari dengan intervalnormal.
Ipratropium Bromida
Merupakan zat antikolinergik yang bergunadalam rinitis alergik parennial.
Zat ini mempunyai sifat antisekretori ketikadiberikan secara lokal dan meredakan gejala
rinorea yang berkaitan dengan alergi dan bentuk
7/22/2019 Farmakoterapi I (Rhinitis Alergi)
http://slidepdf.com/reader/full/farmakoterapi-i-rhinitis-alergi 21/21
Dosis pemakaian: larutan 0,03% diberikansebanyak dua semprotan 2-3 kali sehari
Efek samping: tergolong ringan termasuk sakitkepala, epistaksis, dan hidung kering.
Montelukast
antagonis reseptor leukotrien untuk penangananrinitis alergik musiman. Efeketif diberikan tunggalatau dikombinasikan dengan antihistamin.
Dosis: ≥15 tahun 1 tablet 10 mg/hari.
6-14 tahun 1 tablet kunyah 5 mg/hari
2-5 tahun 1 tablet kunyah 4 mg/hari atausatu bungkus serbuk/ hari.
obat ini harus diberikan pada sore hari jika pasienmenderita kombinasi asma dan rinitis alergimusiman.