Farmakologi Anak (Denphar2016)

6
10/01/2016 1 Farmakologi Pediatrik Jurusan Kedokteran Gigi – Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman Dental Pharmacy TA. 2015/2016 Pertimbangan Pemberian Obat Gigi & Mulut pada Anak-anak Sejauh ini prinsip pemakaian obat pada anak dalam praktik sehari-hari lebih banyak didasarkan atas prinsip pengobatan pada orang dewasa. Misalnya : Penentuan dosis. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa anak bukanlah miniatur orang dewasa. Mereka masih dalam proses tumbuh kembang, sehingga fungsi organ dan keadaan fisiologis lainnya juga masih berkembang. Penentuan dosis obat pada anak hendaknya dilakukan secara individual, meskipun beberapa formulasi dapat juga digunakan. PENDAHULUAN Anak vs Dewasa Anak bukanlah miniatur orang dewasa ! Pada anak, masih dalam fase tumbuh kembang sehingga fungsi organ dan keadaan fisiologis lainnya juga masih berkembang (imaturitas fungsi organ tubuh). Respon anak terhadap pemberian obat kejadian efek samping lebih nyata. Perlu penghitungan dosis banyak obat yang digunakan pada orang dewasa belum dikaji secara tuntas. Formula obat mencakup cara pemberian obat yang sesuai. Pertimbangan Pemakaian Obat pada Anak a. Faktor-faktor farmakokinetik obat, meliputi : absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi (pola ADME). b. Pertimbangan dosis terapetik dan toksik, yakni termasuk pemakaian obat dengan lingkup terapi lebar atau sempit (wide or narrow therapeutic margin), dan interaksi antar obat berdasar perjalanan penyakit. c. Penghitungan dosis obat d. Segi praktis pemakaian obat, mencakup cara pemberian, kebiasaan dan ketaatan pasien untuk minum obat (A) Farmakokinetik Obat (ADME) Perbedaan ABSORPSI oleh karena perbedaan relatif dari kepadatan sel Perbedaan DISTRIBUSI oleh karena cairan ekstraseluler dan cairan tubuh total relatif lebih tinggi Perbedaan METABOLISME oleh karena proses enzimatik yang belum sempurna Perbedaan EKSKRESI oleh karena glomerulus dan atau tubulus belum berkembang secara lengkap.

description

F

Transcript of Farmakologi Anak (Denphar2016)

Page 1: Farmakologi Anak (Denphar2016)

10/01/2016

1

Farmakologi Pediatrik

Jurusan Kedokteran Gigi – Fakultas Kedokteran

Universitas Jenderal Soedirman

Dental Pharmacy TA. 2015/2016

Pertimbangan Pemberian Obat Gigi & Mulut pada Anak-anak

• Sejauh ini prinsip pemakaian obat pada anak dalam praktik

sehari-hari lebih banyak didasarkan atas prinsip pengobatan

pada orang dewasa. Misalnya : Penentuan dosis.

• Secara sederhana dapat dikatakan bahwa anak bukanlah

miniatur orang dewasa. Mereka masih dalam proses tumbuh

kembang, sehingga fungsi organ dan keadaan fisiologis lainnya

juga masih berkembang.

• Penentuan dosis obat pada anak hendaknya dilakukan secara individual, meskipun beberapa formulasi dapat juga digunakan.

PENDAHULUAN

Anak vs Dewasa

• Anak bukanlah miniatur orang dewasa !

• Pada anak, masih dalam fase tumbuh kembang

sehingga fungsi organ dan keadaan fisiologis

lainnya juga masih berkembang (imaturitas

fungsi organ tubuh).

• Respon anak terhadap pemberian obat

kejadian efek samping lebih nyata.

• Perlu penghitungan dosis banyak obat yang

digunakan pada orang dewasa belum dikaji

secara tuntas.

• Formula obat mencakup cara pemberian

obat yang sesuai.

Pertimbangan Pemakaian Obat pada Anak

a. Faktor-faktor farmakokinetik obat, meliputi :

absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi (pola ADME).

b. Pertimbangan dosis terapetik dan toksik, yakni termasuk pemakaian obat dengan lingkup terapi lebar atau sempit (wide or narrow therapeutic margin), dan interaksi antar obat berdasar perjalanan penyakit.

c. Penghitungan dosis obat

d. Segi praktis pemakaian obat, mencakup cara pemberian, kebiasaan dan ketaatan pasien untuk minum obat

(A) Farmakokinetik Obat (ADME)

• Perbedaan ABSORPSI oleh karena

perbedaan relatif dari kepadatan sel

• Perbedaan DISTRIBUSI oleh karena

cairan ekstraseluler dan cairan tubuh

total relatif lebih tinggi

• Perbedaan METABOLISME oleh karena

proses enzimatik yang belum

sempurna

• Perbedaan EKSKRESI oleh karena

glomerulus dan atau tubulus belum berkembang secara lengkap.

Page 2: Farmakologi Anak (Denphar2016)

10/01/2016

2

(A) Farmakokinetik Obat (ADME)

ABSORPSI

• Pada 24 jam pertama kelahiran/ kehidupan terjadi peningkatan

keasaman lambung secara menyolok

• Pengosongan lambung pada hari 1 dan 2 kehidupan relatif

lambat (6-8 jam)

• Absorpsi obat yang diberikan perkutan meningkat pada

neonatus, bayi dan anak, terutama jika terjadi ekskoriasi kulit

atau luka bakar

• Gerakan peristaltik usus bayi baru lahir relatif belum teratur,

tetapi umumnya lambat.

(A) Farmakokinetik Obat (ADME)

DISTRIBUSI

• Barier darah otak pada bayi baru lahir relatif lebih permeabel.

Ikatan protein plasma obat sangat kecil pada bayi (neonatus)

dan baru mencapai nilai normal pada usia 1 tahun.

METABOLISME

• Kecepatan metabolisme obat paling besar pada masa bayi

hingga awal masa kanak-kanak, dan kemudian menurun mulai

anak sampai dewasa.

EKSKRESI

• Pada neonatus, kecepatan filtrasi glomerulus dan fungsi

tubulus masih imatur. Diperlukan sekitar 6 bulan untuk

mencapai normal. Umumnya GFR pada anak adalah sekitar 30-

40 % dewasa.

(B) Pertimbangan Efek Terapetik dan Efek Toksik Obat

Penilaian segi manfaat dan risiko perlu selalu dipertimbangkan

sebelum memutuskan memberikan suatu obat.

• Amfetamin dapat meningkatkan konsentrasi anak, dengan

risiko efek samping : halusinasi, hiperkaktivitas, kejang.

• Terapi steroid sistemik dalam jangka panjang dapat

menggangu atau menghambat pertumbuhan anak.

• Obat-obat dengan terapi sempit (narrow therapeutic margin)

misal, teofolin konsentrasi darah antara 7,5-15 µg/ml

melebihi dosis terapetik menyebabkan efek toksik.

(C) Penghitungan Dosis Obat

Cara pengitungan dosis anak yang lazim dipakai:

• Berdasarkan Umur (Formula Young)

Dosis Anak = Dosis Dewasa x Umur (tahun)

Umur + 12 (tahun)

• Berdasarkan Berat Badan (Formula Clark)

Dosis Anak = Dosis Dewasa x Berat Badan (kg)

70 kg

• Berdasarkan Luas Permukaan (Crawford-Terry Rourke)

Dosis Anak = Dosis Dewasa x Luas Permukaan Tubuh (m2)

1,73 (m2)

Page 3: Farmakologi Anak (Denphar2016)

10/01/2016

3

(D) Segi Praktis Pemakaian Obat

1. Pada Awal Kelahiran

• Obat per oral dapat mengakibatkan aspirasi, lagi pula

beberapa obat tidak diabsorpsi secara baik.

• Obat secara intramuskular, sebaiknya dilakukan di tungkai

atas, sebelah anterior atau lateral. Penyuntikan pada pantat

tidak dianjurkan mengingat masa otot yang masih relatif kecil

dan kemungkinan terjadi rusaknya saraf.

• Kloramfenikol pada bulan pertama tidak dianjurkan grey baby syndrome.

(D) Segi Praktis Pemakaian Obat

2. Periode Kanak-kanak dan Prasekolah (1-10 tahun)

• Pada kelompok umur ini, yang perlu diperhatikan adalah

pemberian obat-obat yang metabolismenya dengan cara

oksidasi dan hidroksilasi (Fase I), seperti misalnya fenitoin,

fenobarbital dan teofilin.

• Banyak bukti klinik menunjukkan bahwa penggunaan obat-obat

tersebut pada kelompok umur 1-10 tahun memerlukan dosis

terapetik yang relatif lebih besar dari dosis dewasa.

(D) Segi Praktis Pemakaian Obat

Beberapa hal yang harus diperhatikan pada kelompok umur ini

adalah :

a. Cara pemberian obat yang efektif

Kemungkinan adanya reaksi penolakan untuk minum obat, maka pemakaian

obat dalam bentuk sirup sangat dianjurkan, terutama yang tidak memberi rasa

pahit. Namun perlu diingat, pemakaian jangka panjang obat sirup dengan

pemanis dapat menyebabkan karies gigi.

Frekuensi pemberian hendaknya dibuat seefektif mungkin, misalnya tidak

lebih dari 4 kali sehari. Pemberian satu jenis obat lebih dianjurkan, namun jika

terpaksa memberikan secara kombinasi (lebih dari satu macam) maka

hendaknya dipilih obat yang dapat diberikan secara bersamaan dan

dipertimbangkan kemungkinan interaksi antar obat.

b. Menghindarkan obat dari jangkauan anak

Dalam periode umur ini, anak cenderung ingin tahu obat apa yang mereka

minum dan berusaha untuk mengambil dan meminumnya sendiri. Perlu

diingatkan bagi orang tua si anak untuk menyimpan obat sebaik mungkin agar

tidak mudah dijangkau oleh anak.

(D) Segi Praktis Pemakaian Obat

Beberapa hal yang harus diperhatikan pada kelompok umur ini

adalah :

c. Pengobatan infeksi berulang

Secara umum, anak-anak dalam kelompok ini akan sering mengalami penyakit

infeksi yang berulang. Sebagian besar dari infeksi ini disebabkan oleh virus, di

mana antibiotik sama sekali tidak diperlukan. Namun jika terbukti disebabkan

oleh bakteri, di mana pemakaian antibiotika tidak dapat dihindarkan, cara

pemberian obat hendaknya diberitahukan sejelas mungkin pada orang tua

anak.

d. Pemakaian obat untuk penyakit kronik

Dalam masa pertumbuhan, mungkin saja seorang anak menderita penyakit

kronis, misalnya epilepsi dan asma, yang memerlukan pengobatan jangka

panjang. Mengingat adanya perubahan respons terhadap obat dalam masa

tumbuh

kembang ini, maka penilaian terhadap besar dosis, frekuensi, cara dan lama

pemberian, hendaknya ditinjau kembali dari waktu ke waktu. Jika perlu, dapat

dilakukan monitoring kadar obat dalam darah.

Prinsip Peresepan pada Bayi dan

Anak

• Konsep dasar pemberian obat adalah

untuk menghilangkan gejala,

menyembuhkan penyakit, atau

mencegah terjadinya penyakit.

• Keputusan untuk memberi obat pada

seorang anak harus diambil secara

seksama dengan mempertimbangkan

rasio manfaat dan risikonya, serta

dampak lain yang mungkin terjadi akibat

pengobatan.

Prinsip Peresepan pada Bayi dan

Anak

1. Apakah benar-benar diperlukan?

• Sebagian besar penyakit pada anak sebetulnya dapat sembuh

sendiri tanpa pemberian obat sekalipun. Jika tidak terpaksa

sekali, alternatif intervensi non-koterapi (seperti diet, istirahat

dan memperbaiki masukan cairan) lebih diutamakan.

2. Jika terapi obat diperlukan, obat mana yang sesuai?

• Beberapa obat, mutlak tidak boleh diberikan pada bayi dan

anak, beberapa disertai peringatan dan ketentuan khusus.

Tetrasiklin sangat tidak dianjurkan pada anak, oleh karena dapat merusak gigi dan

menggangu pertumbuhan rahang.

Kortikosteroid topikal secara rutin pada bayi dan anak hendaknya dihindari.

Antibiotik untuk diare akut pada anak sama sekali tidak beralasan.

Obat-obat sulfonamida, termasuk kotrimoksazol, sangat tidak dianjurkan pada bayi baru

lahir kern-ikterus

Page 4: Farmakologi Anak (Denphar2016)

10/01/2016

4

3. Jenis sediaan apa yang diperlukan?

• Pemberian obat secara oral adalah yang paling dianjurkan

untuk anak yaitu bentuk sediaan cair, tablet, puyer atau yang

lain. Pertimbangkan kondisi anak, apakah anak sudah dapat

menelan tablet?

• Sebagian besar obat yang disiapkan untuk anak-anak adalah

dalam bentuk eliksir atau suspensi.

4. Memperkirakan dosis obat?

• Penentuan dosis yang lebih adekuat pada anak sebaiknya

mengacu pada buku-buku standard pediatrik dan buku-buku

pedoman terapi pada anak lainnya.

• Penentuan dosis paa anak dapat diformulasikan berdasarkan

umur, berat badan atau luas permukaan tubuh.

Page 5: Farmakologi Anak (Denphar2016)

10/01/2016

5

5. Lama pemberian

• Untuk memutuskan berapa lama obat sebaiknya diberikan pada

anak sebetulnya tidak ada standard yang pasti. Namun perlu

digarisbawahi, bahwa riwayat perjalanan penyakit akan

menentukan berapa lama obat harus diminum.

• Pemberian antibiotika selama 3 hari sama sekali tidak

beralasan, lebih-lebih jika penyebabnya virus.

• Pada penyakit kronis, pemberian obat dapat diberikan dalam

hitungan bulan. Semenstar pada penyakit yang siatnya akut

dan dapat sembuh sendiri dapat diberikan obat simtomatis

sampai gejala klinisnya menghilang.

• Obat-obat simptomatik hanya bersifat menghilangkan gejala.

Oleh sebab itu jangan abaikan kausa penyakit. Jika sudah tidak

ada keluhan/gejala, obat simtomatik harus dihentikan.

6. Informasi pengobatan

• Informasi seharusnya disampaikan juga tidak hanya mencakup

cara minum obat tetapi juga meliputi kemungkinan terjadinya

efek samping dan penanggulangannya. Informasi hendaknya

sederhana dan mudah dipahami oleh orang tua si anak.

7. Ketaatan minum obat dan pendidikan pasien

• Beberpa faktor yang tampaknya mempengaruhi ketaatan

minum obat yaitu ;

a. Faktor obat

b. Frekuensi pemberian dan keragaman jenis obat

c. Pola penyakit

d. Hubungan dokter-pasien dan dokter-orang tua pasien

8. Penilaian manfaat dan efek obat

• Dokter hendaknya mampu melakukan penilaian terhadap hasil

pengobatan secara ilmiah. Pasien dan orang tua pasien

seyogyanya diberitahu cara menilai kriteria membaik atau

sembuh dan diingatkan kemungkinan efek samping.

Penggunaan Antibiotik pada Anak

“Tidak semua infeksi memerlukan antibiotika dan tidak semua antibiotika boleh diberikan pada anak-anak.”

Ingat!!! Pemberian antibiotika yang rasional (4T 1W)

1. Tepat indikasi

2. Tepat penderita

3. Tepat obat (efektif, aman, rasional, bermutu, murah)

4. Tepat dosis (jumlah, frekuensi, cara masuk)

5. Waspada efek samping

Dosis Antibiotik pada Anak

AMOKSISILIN (AMOXSAN Disp)

Oral : 30-50mg/BB/hariBerat: 50-100mg/BB/hari

IM: 30-100mg/BB/hari

IV: 100mg/BB/hari (dibagi dalam 3-4 kali/hari)

Bayi : drop 100mg/ml

CEFADROKSIL Monohydrate: (Cefat, Lapicef)

Oral: 30-50mg/BB/hari (dibagi dalam 3-4 kali/hari)

CEFOTAXIME Na (Lapixime)

IM/IV: 50-180mg/BB/hari

Berat: 200mg/BB/hari (dibagi dalam 4-6 kali/hari)

Apabila resisten terhadap antibiotik lainnya.

CLINDAMISIN (Prolic)

Oral :10-20mg/BB/hari

IM/IV :

>1bln: 20-40mg/BB/hari

<1bln: 15-20mg/BB/hari

(dibagi dalam 3-4 kali/hari)

LINKOMISIN (Lincocin)

Oral:

>1th : 30mg/BB/hari (sedang)

>1th : 60mg/BB/hari (berat)

(dibagi 3-4 kali/hari)

METRONIDAZOLE (Trichodazol)

Oral: 20-30mg/BB/hari

(dibagi dalam 3-4 kali/hari)

• Infeksi dentoalveolar pada anak kuman yang paling sering

ditemukan pada infeksi dentoalveolar adalah kuman aerobik dan

anaerobik.

• Obat antibiotik Gol. Penisilin, Gol. Cephalosporins,

Gol. Linkomisin/ Clindamisin, Metronidazole.

Penggunaan Anti-inflamasi pada Anak

Anti inflamasi golongan NSID pada anak-anak tidak

direkomendasikan. Namun, ibuprofen dan asam mefenamat

kadang-kadang masih digunakan.

Asam Mefenamat : 6,25mg/BB/kali

Ibuprofen:

1-12 th: < 39◦C 5mg/BB/kali

> 39◦C 10mg/BB/kali

(diberikan 3 kali/kali)

DANSERA:

1-3 th 1/8 tab

4-6 th 1/6-1/4 tab

7-10 th 1/4-1/3 tab

>10 th 1 tab

(diberikan 3 kali/hari)

Novalgin (sirup/tablet)

Dosis:10mg/BB/kali

Apabila menggunakan NSID Antiinflamasi dan Analgetik

Analgesik-Antipiretik

Mebridrolin Napadisilat:

Histapan, Biolergi (50mg/tab)

Dosis:

• < 2th: ½ tab/hari

• 2-5 th: ½-1 tab/hari

• 5-10 th: 1-1½ tab/hari

• >10 th: 1 ½-2 tab/hari(

dibagi dalam 3 kali/hari)

Anti Alergi

Page 6: Farmakologi Anak (Denphar2016)

10/01/2016

6

Referensi Katzung BG (1987) Basic and Clinical Pharmacology,

3rd edition. Lange Medical Book, California. Speight TM (1987) Avery's Drug Treatment: Principles

and Practice of Clinical Pharmacology and Therapeutics,3rd edition. ADIS Press, Auckland.

Selamat Belajar