FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM...

141
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII-B SEMESTER GENAP MTs NU 20 KANGKUNG KENDAL TAHUN AJARAN 2009/2010 PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Fisika Oleh : Arif Kurnia Rahman NIM : 063611003 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Transcript of FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM...

Page 1: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED

HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR

DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII-B SEMESTER

GENAP MTs NU 20 KANGKUNG KENDAL TAHUN AJARAN

2009/2010 PADA MATERI POKOK

USAHA DAN ENERGI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam

Ilmu Pendidikan Fisika

Oleh :

Arif Kurnia Rahman NIM : 063611003

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

Page 2: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

ABSTRAK Arif Kurnia Rahman (NIM : 063611003). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar peserta didik kelas VIII-B Semester Genap MTs NU 20 Kangkung Kendal Tahun ajaran 2009/2010 pada materi pokok Usaha dan Energi. Skripsi Semarang: Program Strata 1 Jurusan Tadris Program Studi Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2011.

Pembelajaran fisika di kelas VIII-B MTs NU 20 Kangkung Kendal masih didominasi guru yang menggunakan metode ceramah dan jarang melaksanakan diskusi. Hal ini menyebabkan peserta didik tidak terlibat secara aktif dalam pembelajaran sehingga aktivitas belajar peserta didik belum berkembang baik, akibatnya hasil belajar peserta didik masih rendah.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar peserta didik kelas VIII-B MTs NU 20 Kangkung Kendal pada mata pelajaran fisika materi pokok usaha dan energi melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, di mana tiap siklusnya meliputi 4 tahap yakni, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Faktor yang diteliti adalah aktivitas belajar dan hasil belajar (kognitif). Data hasil belajar kognitif diambil melalui nilai tes setiap akhir siklus, sedangkan data aktivitas belajar diperoleh melalui lembar observasi.

Dari hasil penelitian, hasil belajar kognitif peserta didik sebelum tindakan masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu nilai reratanya 51,98 dengan presentase ketuntasan klasikal 43,90%. Setelah diberikan tindakan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together, nilai tes rerata hasil belajar pada siklus I dan II berturut-turut adalah 70,73 dan 81,22 dengan persentase ketuntasan klasikal 78,05% dan 90,24%. Sedangkan nilai rerata aktivitas belajar pada siklus I dan II berturut-turut adalah 60,98 dan 69,51 dengan persentase ketuntasan klasikal 53,66% dan 82,93%.

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar peserta didik kelas VIII-B Semester Genap MTs NU 20 Kangkung Kendal Tahun ajaran 2009/2010 pada materi pokok Usaha dan Energi.

Page 3: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran
Page 4: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran
Page 5: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini

tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga

skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat

dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Semarang, Mei 2011

Deklarator,

Arif Kurnia Rahman NIM. 063611003

Page 6: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

MOTTO

öΝ èδ ö‘ Íρ$ x©uρ ’Îû Í÷ö∆F{ $# ( # sŒ Î* sù |MøΒ z•tã ö≅©.uθ tGsù ’n? tã «!$# 4 ¨β Î) ©!$# �=Ïtä† t, Î#Ïj. uθ tGßϑø9 $# ∩⊇∈∪

“Dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu Telah

membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai

orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”. (QS. Ali Imron :159) 1

1 Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung : CV J-ART, 2005). hlm. 72.

Page 7: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan dan kebanggaan hati, kupersembahkan karya tulis yang

sederhana ini untuk orang-orang yang telah memberi arti dalam hidupku,

1. Ayahanda dan ibunda tercinta (Rosyidi dan Suharti), ini adalah bagian dari perjuangan,

cita-cita, iringan doa restumu. Karena jasa dan kasih sayangmu aku akhirnya dapat

menyelesaikan kuliah. Pengorbananmu sungguh luar biasa

2. Kakakku Latif Helmy doa dan motivasi darimu semoga mengantarkan aku menuju

gerbang kesuksesan.

3. Keluarga besarku di kangkung Kendal yang selalu membantu, mendoakan dan memberi

semangat selama perjalanan hidupku

4. Erna Musthofiyah dan keluarga besarnya yang telah memotivasi aku selama kuliah

5. Semua Kenshi UKM Kempo Dojo Miftahul Jannah IAIN Walisongo

6. Semua mahasiswa Tadris Fisika, khususnya angkatan 2006, tempat berbagi cerita

selama berjuang bersama

7. Untuk semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini

Pada akhirnya semua itu punya arti karenanya, kupersembahkan karya sederhana ini

untuk segala ketulusan kalian semua.

Penulis

Page 8: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang

telah menganugerahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga menjadikan kita lebih bermakna

dalam menjalani hidup ini. Terlebih lagi kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, yang

telah membawa cahaya Illahi kepada umat manusia sehingga dapat mengambil manfaatnya

dalam memenuhi tugasnya sebagai khalifah di muka bumi.

Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada semua

pihak yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dengan moral dan bantuan apapun

yang sangat besar artinya bagi penulis. Ucapan terima kasih terutama penulis sampaikan

kepada:

1. Dr. Suja’i, M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang

2. Drs. Wahyudi, M.Pd selaku Ketua Jurusan Tadris

3. Andi Fadllan, S.Si,M.Sc., selaku pembimbing I dan H. Abdul Kholiq, M.Ag., selaku

pembimbing II yang telah berkenan memberikan waktu, bimbingan dan pengarahan

dalam penulisan skripsi ini

4. Wenti Dwi Yuniarti, S.Pd., M.Kom sebagai dosen wali yang telah banyak berjasa

kepada penulis untuk membimbing penulis selama masa studi

5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen beserta karyawan di lingkungan Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo Semarang yang telah membekali berbagai pengetahuan, sehingga

penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini

6. Petugas perpustakaan, baik Fakultas, Institut IAIN Walisongo Semarang yang telah

memberikan ijin dan layanan yang ramah

7. Drs. Khofidhin selaku Kepala MTs NU 20 Kangkung Kendal yang telah memberikan

izin tempat penelitian dalam skripsi ini

Page 9: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

8. Dewi Sinta, S.Pd, selaku Guru Pembimbing penelitian.

Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan apa-apa hanya untaian

terima kasih dengan tulus serta iringan doa, semoga Allah membalas semua amal kebaikan

mereka dan selalu melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya dan semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang berkesempatan membacanya.

Pada akhirnya penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa penulisan skripsi ini

belum mencapai kesempurnaan dalam arti yang sebenarnya. Namun penulis berharap

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya. Amin

Semarang, Mei 2011

Penulis

Page 10: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ----------------------------------- ---------------------------- i

ABSTRAK --------------------------------------------------------------------------- ii

HALAMAN PERSETUJUAN ---------------------------------------------------- iii

HALAMAN PENGESAHAN ----------------------------------------------------- iv

DEKLARASI ------------------------------------------------------------------------ v

MOTTO ------------------------------------------------------------------------------ vi

PERSEMBAHAN ------------------------------------------------------------------- vii

KATA PENGANTAR -------------------------------------------------------------- viii

DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------- x

DAFTAR LAMPIRAN ------------------------------------------------------------- xii

DAFTAR GAMBAR ---------------------------------------------------------------- xiii

DAFTAR TABEL ------------------------------------------------------------------- xiv

BAB I : PENDAHULUAN ----------------------------------------------------- 1

A. Latar Belakang Masalah ------------------------------------------ 1

B. Identifikasi Masalah ----------------------------------------------- 5

C. Pembatasan Masalah ---------------------------------------------- 5

D. Penegasan Istilah -------------------------------------------------- 5

E. Rumusan Masalah ---- --------------------------------------------- 7

F. Tujuan Penelitian -------------------------------------------------- 7

G. Manfaat Penelitian ------------------------------------------------- 7

BAB II : LANDASAN TEORI -------------------------------------------------- 8

A. Pembelajaran Fisika ----------------------------------------------- 8

B. Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar ----------------------------- 14

Page 11: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

C. Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT--------------------- 26

D. Hubungan antara Model Pembelajaran NHT terhadap

Aktivitas dan Hasil Belajar dalam Pembelajaran Fisika ---- 32

E. Materi Usaha dan Energi ----------------------------------------- 33

F. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT pada

materi pokok Usaha dan Energi --------------------------------- 39

G. Kajian Penelitian yang Relevan------------------------------------ 41

H. Rumusan Hipotesis--------------------------------------------------- 43

BAB III : METODE PENELITIAN --------------------------------------------- 44

A. Jenis Penelitian ---------------------------------------------------- 44

B. Tempat dan Waktu Penelitian ----------------------------------- 55

C. Instrumen Penelitian ---------------------------------------------- 55

D. Pengumpulan Data Penelitian ------------------------------------ 58

E. Analisis Data Penelitian ------------------------------------------ 61

F. Indikator Keberhasilan ------------------------------------------- 63

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ------------------- 64

A. Analisis Hasil Penelitian ---------------------------------- 64

B. Pembahasan Hasil Penelitian ---------------------------- 79

BAB V : PENUTUP -------------------------------------------------------------- 84

A. Simpulan ----------------------------------------------------------- 84

B. Saran ---------------------------------------------------------------- 85

C. Penutup ------------------------------------------------------------- 85

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.

Lampiran 2.

Lampiran 3.

Lampiran 4.

Lampiran 5.

Lampiran 6.

Lampiran 7.

Lampiran 8.

Lampiran 9.

Lampiran 10.

Lampiran 11..

Lampiran 12.

Lampiran 13.

Lampiran 14.

Lampiran 15.

Lampiran 16.

Lampiran 17.

Lampiran 18.

Lampiran 19.

Lampiran 20.

Lampiran 21.

Lampiran 22.

Silabus

RPP siklus I

RPP siklus II

Kisi-kisi LKS Siklus I

Lembar kerja siswa untuk peserta didik siklus I

Kisi-kisi LKS Siklus II

Lembar kerja siswa untuk peserta didik siklus II

Kriteria penskoran aktivitas belajar peserta didik

Analisis lembar observasi aktivitas belajar peserta didik siklus I

Analisis lembar observasi aktivitas belajar peserta didik siklus II

Kisi-kisi Soal evaluasi Siklus I

Soal kognitif siklus I

Kisi-kisi Soal evaluasi Siklus II

Soal kognitif siklus II

Kunci jawaban soal kognitif siklus I dan II

Perhitungan Validitas dan Reabilitas Soal Instrumen

Nilai pra siklus peserta didik

Analisis hasil belajar kognitif siklus I

Analisis hasil belajar kognitif siklus II

Daftar nama peserta didik

Daftar nama kelompok peserta didik

Dokumentasi pembelajaran

Page 13: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1

Gambar 3.2

Gambar 4.1

Gambar 4.2

Prosedur pelaksanaan PTK

Alur penelitian tindakan kelas

Grafik perbandingan nilai aktivitas belajar siklus I dan II

Grafik perbandingan nilai kognitif siklus I dan II

Page 14: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1

Tabel 4.2

Tabel 4.3

Tabel 4.4

Tabel 4.5

Tabel 4.6

Tabel 4.7

Tabel 4.8

Tabel 4.9

Hasil analisis nilai awal peserta didik

Hasil pengamatan aktivitas belajar peserta didik pada siklus I

Perolehan nilai aktivitas belajar peserta didik pada siklus I

Hasil belajar kognitif pada siklus I

Hasil pengamatan aktivitas belajar peserta didik pada siklus II

Perolehan nilai aktivitas belajar peserta didik pada siklus II

Hasil belajar kognitif pada siklus II

Perbandingan perolehan nilai observasi aktivitas belajar pada siklus I

dan siklus II

Perbandingan perolehan nilai hasil belajar kognitif pada siklus I dan

siklus II

Page 15: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelajaran ilmu pengetahuan alam berkaitan dengan cara mencari tahu

tentang alam secara sistematis, sehingga ilmu pengetahuan alam yang di

dalamnya mencakup fisika bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan

yang berupa fakta-fakta, konsep, atau prinsip, tetapi juga proses penemuan.

Pembelajaran ilmu pengetahuan alam diharapkan dapat menjadi pembelajaran

bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta

pengembangan lebih lanjut menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga

dalam proses pembelajaran IPA guru membutuhkan strategi agar peserta didik

dapat belajar secara efektif dan efisien serta mengena pada tujuan yang

diharapkan. Salah satu cara yang ditempuh adalah penggunaan metode atau

model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik pelajaran maupun kondisi

internal kelas. Ini berarti guru memahami benar kedudukan metode atau model

pembelajaran yaitu sebagai strategi pengajaran dan sebagai alat untuk mencapai

tujuan.

Banyak peserta didik pada jenjang sekolah menengah yang menganggap

pelajaran IPA khususnya fisika sulit dan menakutkan. Seperti di MTs NU 20

Kangkung Kendal, berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru mata

pelajaran IPA ditemukan beberapa permasalahan, di antaranya:

1. Pembelajaran yang dilakukan selama ini cenderung ceramah belum divariasi

dengan model pembelajaran yang lain. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan

peserta didik dalam menganalisis atau memahami permasalahan yang terdapat

pada soal masih kurang.

2. Pelaksanaan pembelajaran cenderung kurang melibatkan peserta didik.

Sehingga peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran ditandai dengan :

Page 16: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

2

a. Apabila guru mengajukan pertanyaan untuk mendapatkan umpan balik,

peserta didik cenderung tidak merespon.

b. Apabila guru memberi kesempatan bertanya tentang materi pelajaran, pada

umumnya peserta didik tidak memanfaatkannya.

c. Peserta didik hanya mau menjawab pertanyaan guru bila ditunjuk, itupun

tidak semua peserta didik.1

Permasalahan tersebut berakibat pada hasil belajar peserta didik yang

masih rendah. Hal ini terlihat pada nilai rata-rata mata pelajaran IPA satu tahun

terakhir yaitu 59,2.2 Hasil ini masih di bawah nilai kriteria ketuntasan minimal

(KKM) sekolah yaitu sebesar 60.

Dari observasi tersebut, terlihat bahwa keberhasilan pembelajaran belum

tercapai. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pembelajaran adalah

diperlukan strategi pembelajaran yang dapat mendukung situasi pembelajaran,

agar pembelajaran fisika menjadi menarik, mudah difahami dan menyenangkan.

Dalam kegiatan pembelajaran antara guru, peserta didik, materi pelajaran serta

metode mengajar tidak dapat dipisahkan. Guru mempunyai peranan yang penting

dalam kegiatan pembelajaran karena guru merupakan salah satu kunci

keberhasilan dari proses pembelajaran. Pengelolaan kelas yang baik,

membimbing peserta didik agar dapat mengembangkan pengetahuan dan

keterampilan adalah tugas seorang guru.3 Seorang guru dituntut melakukan

inovasi-inovasi terhadap kegiatan belajar-mengajar agar peserta didik tidak

mengalami kebosanan dalam menerima penjelasan materi pelajaran yang

diberikan oleh guru.

Menurut teori kontruktivisme, satu prinsip yang paling penting dalam

kegiatan pembelajaran adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan

1 Wawancara, Guru IPA MTs NU 20 Kangkung Kendal, (Kendal : 2009), tgl 28 November 2009

2 Daftar Nilai Kompetensi Siswa MTs NU 20 Kangkung Kendal mata pelajaran IPA tahun ajaran 2008/2009

3 Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), Cet.1, hlm.47

Page 17: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

3

pengetahuan kepada peserta didik. Peserta didik harus membangun sendiri

pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk

proses ini, dengan memberi kesempatan peserta didik untuk menemukan atau

menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar peserta didik menjadi sadar dan

secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar.4 Dengan dasar

itu, pembelajaran harus dikemas menjadi proses ‘mengkonstruksi’ bukan

‘menerima’ pengetahuan. Dalam proses pembelajaran, peserta didik membangun

sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar-

mengajar. Peserta didik menjadi pusat kegiatan bukan guru.

Salah satu pembelajaran yang bernaung dalam teori kontruktivis adalah

kooperatif. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa peserta didik akan

lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling

berdiskusi dengan temannya. Peserta didik secara rutin bekerja dalam kelompok

untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Tujuan

dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan pada

semua peserta didik untuk dapat terlibat aktif dalam proses berfikir dan kegiatan

belajar. Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah

mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru, dan saling membantu

teman sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar.5 Model pembelajaran

kooperatif salah satunya yaitu Numbered Heads Together (NHT). NHT atau

penomoran berfikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif

yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi peserta didik dan sebagai

alternatif terhadap struktur kelas tradisional.6 Model ini memberi kesempatan

kepada peserta didik untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan

4 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik, ( Jakarta :

Prestasi Pustaka, 2007 ), hlm. 13. 5 Ibid., hlm. 41. 6 Ibid., hlm. 62.

Page 18: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

4

jawaban yang paling tepat.7 Selain itu, model ini juga mendorong peserta didik

untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka. Model ini bisa digunakan

dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia peserta didik.

Materi Usaha dan Energi merupakan salah satu materi pokok pelajaran

fisika kelas VIII semester genap. Usaha dan Energi merupakan materi dengan

konsep yang sederhana dan fenomenanya dapat diamati dan sering kali di jumpai

dalam kehidupan sehari-hari. Dengan penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe Numbered Heads Together (NHT), guru berusaha menunjukkan kepada

peserta didik bahwa materi Usaha dan Energi pada dasarnya adalah dekat,

kongkrit dan berkaitan langsung dengan pengalaman yang ada dalam kehidupan

sehari-hari.

Dari permasalahan tersebut, penulis mencoba memberikan pemecahan

masalah yang terjadi dalam kelas dengan menawarkan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Berdasarkan latar belakang

tersebut, maka peneliti bermaksud meneliti kajian tersebut sehingga

pembelajaran yang berlangsung di MTs NU 20 Kangkung dapat menjadikan

peserta didik berfikir dan bertindak secara mandiri dan kreatif. Untuk itu peneliti

akan mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Aktivitas

Belajar dan Hasil Belajar Peserta didik Kelas VIII-B Semester Genap MTs NU

20 Kangkung Kendal Tahun Ajaran 2009/2010 Pada Materi Pokok Usaha dan

Energi”

7 Anita Lie, Cooperatif Learning Mempraktekkan Cooperatif Learning di ruang-ruang kelas,

(Jakarta : Grasindo, 2002), hlm. 59.

Page 19: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

5

B. Identifikasi Masalah.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka terdapat beberapa

permasalahan yang dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Belum efektifnya proses pembelajaran di MTs NU 20 Kangkung Kendal,

dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang selama ini berlangsung masih

menggunakan model pembelajaran yang bersifat konvensional yaitu metode

ceramah.

2. Masih banyak peserta didik yang kurang bersemangat dalam belajar fisika,

sehingga keaktifan dan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran fisika

belum tercapai.

C. Pembatasan Masalah

Adapun batasan-batasan masalah dalam penelitian yang akan dilakukan

oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together

selama pembelajaran berlangsung.

2. Materi penelitian ini dibatasi pada materi pokok Usaha dan Energi.

3. Hasil belajar yang dievaluasi yaitu hasil belajar kognitif dan penilaian

aktivitas belajar.

D. Penegasan Istilah

Untuk memperoleh pengertian yang jelas agar tidak terjadi

kesalahfahaman dalam memahami isi judul penelitian ini, maka terlebih dahulu

dibuat penegasan istilah-istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini,

sebagai berikut:

Page 20: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

6

1. Pembelajaran kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah sebuah kelompok strategi

pembelajaran yang melibatkan peserta didik bekerja secara berkolaborasi

untuk mencapai tujuan bersama.8

2. Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together

Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together atau

penomoran berfikir bersama adalah merupakan tipe dari pembelajaran

kooperatif yang dirancang untuk pola interaksi peserta didik dan sebagai

alternatif struktur kelas tradisional.9 Model ini memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk saling membagikan ide-ide dan

mempertimbangkan jawaban yang paling tepat.

3. Aktivitas belajar

Aktivitas belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah

laku, jadi melakukan kegiatan. Inilah yang menjadikan aktivitas merupakan

prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar.10 Dengan

demikian jelas bahwa dalam kegiatan belajar, peserta didik harus aktif

berbuat, atau dengan kata lain dalam belajar sangat membutuhkan adanya

aktivitas, tanpa aktivitas, belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik.

4. Hasil belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui

belajar.11 Pada penelitian ini hasil belajar yang diukur adalah berupa nilai

akhir yang diperoleh peserta didik pada tiap siklusnya.

8 Trianto, Op. Cit, hlm. 42.

9 Ibid., hlm. 62. 10 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2001), hlm.93. 11 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta,

1999), hlm.37.

Page 21: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

7

5. Materi Usaha dan Energi

Usaha yaitu apa yang dihasilkan oleh gaya ketika ia bekerja pada

benda sementara benda itu bergerak dalam jarak tertentu.12 Energi adalah

kemampuan benda untuk melakukan kerja.13

E. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka dapat

dirumuskan apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Heads Together dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar peserta

didik kelas VIII-B semester genap MTs NU 20 Kangkung Kendal Tahun Ajaran

2009/2010 pada materi pokok Usaha dan Energi ?

F. Tujuan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini memiliki tujuan untuk meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas VIII-B semester genap MTs NU 20

Kangkung Kendal Tahun Ajaran 2009/2010 pada materi pokok Usaha dan Energi.

G. Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut:

1. Bagi Peserta didik MTs NU 20 Kangkung Kendal

a. Meningkatkan peran aktif peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar.

b. Meningkatkan hasil belajar sehingga dapat belajar tuntas.

c. Adanya perubahan variasi dalam proses pembelajaran sehingga mendorong

peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran dan menumbuhkan rasa

senang belajar fisika

12 Douglas C. Giancoli, FISIKA, jilid 1 edisi kelima (Jakarta: Erlangga, 2001). hlm. 173. 13 Ibid., hlm. 178.

Page 22: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

8

2. Bagi Guru MTs NU 20 Kangkung Kendal

1. Adanya perubahan model pembelajaran sebagai bahan informasi guru

dalam memilih model pembelajaran yang lebih tepat sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar peserta didik khususnya

pada mata pelajaran fisika.

2. Membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi peserta didik dalam

kegiatan belajar mengajar khususnya mata pelajaran fisika.

3. Dengan dilakukannya penelitian tindakan kelas ini agar guru dapat

mengembangkan secara kreatif terutama dalam pemilihan model

pembelajaran yang tepat dengan materi.

3. Bagi pihak MTs NU 20 Kangkung Kendal

a. Diperoleh panduan inovatif model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Heads Together yang dapat dipakai untuk kelas-kelas lainya di MTs NU 20

Kangkung Kendal.

b. Diharapkan hasil penelitian tindakan kelas ini dapat memberikan

sumbangan yang baik bagi Sekolah dalam rangka memperbaiki dan

meningkatkan kegiatn belajar mengajar yang selanjutnya dapat

meningkatkan mutu dan kualitas sekolah.

Page 23: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pembelajaran Fisika

1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan karakteristik penting yang membedakan manusia

dengan makhluk lainnya. Belajar mempunyai keuntungan, baik bagi individu

maupun masyarakat. Bagi individu, kemampuan untuk belajar secara terus-

menerus akan memberikan kontribusi terhadap pengembangan kualitas

hidupnya. Sedangkan bagi masyarakat, belajar mempunyai peran yang

penting dalam mentransmisikan budaya dan pengetahuan dari generasi ke

generasi.1

Belajar, sebagai karakteristik yang membedakan manusia dengan

makhluk lain, merupakan aktivitas yang selalu dilakukan sepanjang hayat

manusia, bahkan tiada hari tanpa belajar. Dengan demikian, belajar tidak

hanya dipahami sebagai aktivitas yang dilakukan oleh pelajar saja. Baik

mereka yang sedang belajar ditingkat sekolah dasar, sekolah tingkat pertama,

sekolah tingkat atas, perguruan tinggi, maupun mereka yang sedang

mengikuti kursus, pelatihan, dan kegiatan pendidikan lainnya. Tetapi lebih

dari itu, pengertian belajar sangat luas dan tidak hanya sebagai kegiatan yang

terjadi di bangku sekolah saja.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini

memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai

kepandaian atau ilmu.2

1 Baharudin, dkk, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2008),

Cet.3, hlm. 12. 2 Ibid, hlm. 13.

Page 24: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

10

Sedangkan pengertian belajar menurut para ahli adalah sebagai

berikut:

a. Hilgrad dan Bower yang dikutip oleh Baharudin mengemukakan :

1) to gain knowledge, comprehension, or mastery of trough experience or study; 2) to fix in the mind or memory, memorize; 3) to acquire trough experience; 4) to become in forme of to find out.

Belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau

menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai

pengalaman, dan mendapatkan informasi atau menemukan.3

b. Howard L. Kingsley yang dikutip oleh Wasty Soemanto mengemukakan :

learning is the process by which behaviour (in the broader sense) is originated or changed through practice or training.

Belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam artian luas) ditimbulkan

atau diubah melalui praktek atau latihan.4

c. Crobach yang dikutip oleh Baharudin mengemukakan :

Learning is shown by change in behavior as a result of experience.

Belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah

laku sebagai hasil dari pengalaman.5

Berdasarkan pendapat para ahli tentang pengertian belajar dapat

disimpulkan bahwa belajar adalah sebagai bentuk perubahan yang dialami

peserta didik dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara

yang baru sebagai hasil praktek atau latihan. Peserta didik dianggap telah

belajar sesuatu jika ia dapat menunjukkan perubahan tingkah lakunya,

dimana perubahan ini bersifat permanen.

Belajar/mencari ilmu itu adalah merupakan keharusan yang mesti

dilakukan oleh manusia yang memiliki cita-cita luhur. Karena dengan

3 Ibid 4 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineke Cipta, 1990), hlm. 98. 5 Baharudin, Op.Cit, hlm.13.

Page 25: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

11

belajar maka jendela wawasan dunia dapat terlihat dan apa yang dicita-

citakan bisa tercapai.

2. Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu proses komunikasi antara peserta didik

dengan pendidik serta antar peserta didik dalam rangka perubahan sikap.6

Tujuan pembelajaran adalah membantu peserta didik agar memperoleh

berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku peserta didik

bertambah, baik kuantitas maupun kualitasnya.

Dalam pembelajaran fisika di sebagian sekolah dasar, sekolah

menengah, secara umum peserta didik memandang pelajaran fisika sebagai

pelajaran yang tidak menyenangkan, tidak menarik dan bahkan mungkin

membosankan. Dalam menanggulangi hal ini maka salah satu faktor yang

dapat dilakukan agar pembelajaran sains dapat menarik dan dapat

menghasilkan prestasi yang tinggi adalah dengan melibatkan peserta didik

secara aktif dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran ini peserta didik

terlibat secara aktif dalam mengamati, mengoperasikan alat atau berlatih

menggunakan objek kongkrit sebagai bagian dari pelajaran.

Dengan melibatkan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran

berarti guru sudah menggunakan cara yang berbeda dari kegiatan

pembelajaran yang bersifat tradisional sehingga pembelajaran fisika akan

lebih menarik dan peserta didik akan menjadi berminat terhadap sains fisika.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa salah satu bentuk

pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik terhadap

sains fisika yaitu dengan melibatkan peserta didik secara aktif dalam

pembelajaran.

6 Asep Jihad, dkk., Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2008), Cet.1, hlm.

11

Page 26: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

12

Dalam melaksanakan proses pembelajaran hendaknya seorang guru

memperhatikan hal-hal sebagai berikut:7

a. Pembelajaran diselenggarakan dengan pengalaman nyata dan

lingkungan otentik, karena hal ini diperlukan untuk memungkinkan

seseorang berproses dalam belajar.

b. Isi pembelajaran harus didesain agar relevan dengan karakteristik peserta

didik karena pembelajaran difungsikan sebagai mekanisme adaptif dalam

proses konstruksi, dekonstruksi dan rekonstruksi pengetahuan, sikap, dan

kemampuan.

c. Menyediakan media dan sumber belajar yang dibutuhkan.

d. Penilaian hasil belajar terhadap peserta didik dilakukan secara formatif

sebagai diagnosis untuk menyediakan pengalaman belajar secara

berkesinambungan dan dalam bingkai belajar sepanjang hayat.

3. Teori Pembelajaran Fisika

Teori pembelajaran fisika yang dapat mempengaruhi cara guru fisika

mengajar fisika antara lain:

a. Filsafat Konstruktivisme

Menurut filsafat konstruktivisme yang dikemukakan oleh Von

Glasersfeld yang dikutip oleh Paul Suparno, pengetahuan itu adalah

bentukan (konstruksi) kita sendiri yang sedang menekuninya. Untuk

mengetahui sesuatu, peserta didik haruslah aktif sendiri mengkonstruksi.

Dengan kata lain, dalam belajar peserta didik haruslah aktif mengolah

bahan, mencerna, memikirkan, menganalisis, dan akhirnya yang

terpenting merangkumnya sebagai suatu pengertian yang utuh.8

7 Ibid, hlm. 13. 8 Paul Suparno, Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik dan Menyenangkan,

(Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma, 2007), hlm. 8.

Page 27: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

13

b. Teori Multiple Intelligences

Teori multiple intelligences (intelegensi ganda atau majemuk)

ditemukan dan dikembangkan oleh Howard Gardner. Intelegensi menurut

Howard Gardner yang dikutip oleh Paul Suparno adalah kemampuan

untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu

seting yang bermacam-macam dan situasi yang nyata. Jelas bahwa

intelegensi bukan hanya kemampuan seseorang menjawab suatu test IQ

dalam suatu kamar tertutup yang lepas dari konteks lingkungannya.

Intelegensi dalam pengertian Gerdner bukan hanya kemampuan untuk

memecahkan persoalan teoritis, tetapi juga dalam pengalaman nyata dan

dalam berbagai situasi.9

c. Teori Perkembangan Kognitif

Teori perkembangan Piaget banyak mempengaruhi pendidikan

sains, termasuk pendidikan fisika. Menurut Piaget yang dikutip oleh Paul

Suparno, perkembangan pemikiran kognitif anak berkembang pelan-pelan

mulai dari sensori motor, lalu kepemikiran kongkrit, dan baru kepimikiran

abstrak. Maka dalam pembelajaran fisika perlu mulai dari kejadian

kongkrit kemudian pada level lebih atas baru mulai dengan yang

abstrak.10

d. Doing Sciences

Doing Sciences menurut Bugliarello yang dikutip oleh Paul

Suparno adalah proses yang sesuai dengan metode ilmiah yang banyak

digunakan oleh para ahli fisika dalam menemukan hukum ataupun teori

fisika yang baru. Dengan doing sciences, dalam pembelajaran fisika,

peserta didik harus lebih banyak dihadapkan pada tindakan melakukan

percobaan dari pada membaca buku. Inilah yang menyebabkan

pembelajaran fisika menggunakan hands-on activities (kegiatan dengan

9 Ibid. hlm. 21. 10 Ibid, hlm. 33.

Page 28: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

14

melakukan sesuatu). Peserta didik selalu aktif melakukan sesuatu kegiatan

nyata atau membuat suatu barang fisika.11

e. Less is more

Less is more artinya, dalam pembelajaran fisika, guru tidak

menekankan banyaknya bahan (bukan content oriented), sehingga peserta

didik terbelenggu dan malah tidak menguasai bahan itu secara mendalam.

Melainkan guru mengajarkan konsep yang penting saja, maka bahan fisika

dikurangi jumlahnya, tetapi dipelajari lebih mendalam.dengan demikian

peserta didik menjadi lebih kompeten. Bahan lain dapat didalami sendiri

setelah prinsip dan konsep dipegang. Dengan prinsip Less is more, peserta

didik tidak terbebani oleh banyaknya bahan yang dapat membuat mereka

posing dan stress. Akibatnya peserta dididk dapat lebih gembira dalam

mempelajari fisika. Dengan kegembiraan itu diharapkan mereka dapat

lebih menyukai fisika dan mempelajari lebih tekun.12

B. Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar

1. Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar adalah kegiatan atau kesibukan dalam sebuah proses

pendidikan.13

Menurut Paul B. Dierich dalam Nasution, aktivitas belajar adalah

kegiatan yang bersifat fisik maupun mental selama proses belajar.14 Kedua

aktivitas tersebut harus terkait, sehingga akan menghasilkan aktivitas belajar

yang optimal.

11Ibid, hlm.,49. 12 Ibid, hlm. 51-52. 13 Arnie Fajar, Portofolio dalam Pelajaran IPS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), cet.I,

hlm. 10 14 Nasution, Didaktik Asas - Asas Mengajar, (Jakarta : Bumi Aksara), hlm. 91

Page 29: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

15

Menurut Soejono aktivitas belajar adalah suatu kegiatan yang

menimbulkan perubahan pada diri individu baik tingkah laku maupun

kepribadian yang bersifat kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian yang

bersifat konstan dan berbekas 15. Aktivitas belajar akan terjadi pada peserta

didik apabila terdapat interaksi antara situasi stimulus dengan isi memori,

sehingga perilaku peserta didik berubah dari waktu sebelum dan sesudah

adanya situasi stimulus tersebut

Menurut Sardiman aktivitas belajar adalah berbuat, berbuat untuk

mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan.16 Inilah yang menjadikan

aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar -

mengajar.

Dengan demikian jelas bahwa dalam kegiatan belajar, peserta didik

harus aktif berbuat, atau dengan kata lain dalam belajar sangat membutuhkan

adanya aktivitas, tanpa aktivitas, belajar tidak mungkin berlangsung dengan

baik.

Keaktifan peserta didik dapat dilihat dalam hal sebagai berikut :

a. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya

b. Terlibat dalam pemecahan masalah

c. Bertanya kepada peserta didik lain atau guru bila tidak memahami

persoalan yang dihadapi

d. Berusaha mencari berbagai informasi untuk memecahkan masalah

e. Melaksanakan diskusi sesuai petunjuk guru

f. Menilai kemampuan dirinya dan hasil- hasil yang diperoleh

g. Melatih diri dalam memecahkan masalah yang sejenis

15 A G Soejono, Pendahuluan Dedaktif Metodik Umum (Bandung: Bina Karya, 1980), hlm.

63. 16 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2001), hlm. 93.

Page 30: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

16

h. Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya.17

Tentu saja kegiatan-kegiatan tersebut tidak terpisah satu dengan yang

lain. Seperti halnya dalam kegiatan motorik, terkandung kegiatan mental dan

disertai dengan perasaan tertentu.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Belajar

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar antara lain :

a. Aktivitas belajar peserta didik

1) Setiap peserta didik berpartisipasi dalam melaksanakan tugas

belajarnya melalui berbagai cara.

2) Peserta didik berani mengajukan pendapat

3) Antar peserta didik terjalin hubungan sosial dalam melaksanakan

kegiatan belajar.

4) Setiap peserta didik bisa mengomentari dan memberikan tanggapan

terhadap pendapat peserta didik yang lainnya.

Jadi dalam hal ini poin utamanya adalah keberanian dalam

mewujudkan minat, keinginan, pendapat serta dorongan-dorongan yang

ada pada peserta didik dalam proses belajar mengajar berperan penting.

Karena peserta didik yang berani mewujudkan minat akan menimbulkan

suatu kegiatan positif belajar aktif. Keberanian tersebut karena memang

direncanakan oleh guru, misalnya dengan format mengajar melalui

diskusi kelompok, di mana peserta didik tanpa ragu-ragu mengeluarkan

pendapat.

b. Aktivitas guru mengajar

1) Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya.

2) Guru mengusahakan sumber belajar yang diperlukan oleh peserta

didik.

17 Nana Sudjana, Dasar - Dasar Proses Belajar Mengajar, (Jakarta : Bumi Aksara, 2004).

hlm. 81.

Page 31: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

17

3) Guru mendorong motivasi belajar peserta didik melalui penghargaan

atau hukuman.

4) Guru menggunakan berbagai metode dan media pengajaran dalam

proses mengajarnya.

Dalam hal ini perlu ditekankan adanya usaha guru untuk

mendorong peserta dalam meningkatkan kegairahan serta partisipasi

peserta didik secara aktif dalam proses belajar - mengajar, misalnya

merangsang peserta didik untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat.

Guru juga harus mampu menjalankan perannya sebagai inovator dan

motivator, yaitu membuat terobosan pembelajaran baru yang menarik

minat dan motivasi peserta didik untuk lebih aktif.

Dalam proses pembelajaran, sikap demokratis seorang guru harus

dimunculkan, agar peserta didik merasa dihargai dan bebas berpikir. Guru

memberikan kebebasan pada peserta didik untuk bertanya dan

mengeluarkan pendapat, dengan begitu akan tercipta suasana belajar yang

aktif dalam memberi dan menerima.

c. Program belajar

1) Bahan pengajaran diperkaya dengan media dan alat Bantu.

2) Bahan pengajaran menantang peserta didik untuk melakukan aktivitas

belajar.

3) Lingkup bahan pengajaran sesuai dengan kemampuan peserta didik

dan mengacu kepada kurikulum yang berlaku.18

Hal yang terpenting adalah bahwa program konsep materi dan

tujuan pembelajaran harus memenuhi kebutuhan, minat, serta

kemampuan peserta didik. Dengan begitu peserta didik akan merasa

menikmati tahap demi tahap dalam proses pembelajaran. Peserta didik

tidak akan tertekan dengan kondisi akademik, yang menuntut serba

18 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2000), hlm. 80.

Page 32: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

18

berhasil. Jika peserta didik sudah dapat menikmati program pembelajaran,

maka secara otomatis akan menciptakan suasana meriah tetapi terkontrol

dan efektif.

d. Suasana belajar

1) Tercipta suasana belajar peserta didik yang bebas untuk melakukan

interaksi sosial dengan peserta didik lainnya yang disertai

pengawasan.

2) Terjalin hubungan sosial yang baik antara guru dan peserta didik.

3) Ada persaingan yang sehat antar kelompok belajar peserta didik.

4) Tercipta suasana belajar peserta didik yang menyenangkan dan

menggairahkan, bukan paksaan dari guru.

5) Dimungkinkan aktivitas belajar di luar kelas jika diperlukan.19

Dalam suasana belajar ini yang paling pokok adalah terjalinnya

komunikasi yang baik, sehat, hangat, bersahabat, antara guru dan peserta

didik maupun antar peserta didik sendiri dalam proses pembelajaran.

Dengan begitu tidak ada rasa sungkan dalam kerja kelompok ataupun

diskusi.

e. Sarana belajar

1) Berbagai sumber belajar tersedia dan dapat digunakan oleh peserta

didik.

2) Fleksibilitas pengaturan ruang dan tempat belajar.

3) Fleksibilitas waktu untuk melakukan aktivitas belajar.

4) Media dan alat bantu pengajaran tersedia dan dapat dimanfaatkan oleh

peserta didik.20

Sarana belajar sangatlah penting untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Oleh karena itu keberadaan sarana belajar menjadi hal

pokok yang menunjang terciptanya belajar aktif. Setiap sekolah wajib

19 Nana Sudjana, Op.Cit, hlm. 13. 20 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997), hlm. 197.

Page 33: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

19

memberikan pelayanan sarana belajar yang memadai bagi peserta didik.

Namun pada kenyataanya banyak juga sekolah yang masih terkendala

dengan pengadaan sarana belajar. Problem ini biasanya dialami oleh

sekolah yang masih berada di pedesaan. Hal ini tentu menghambat

terciptanya suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan.

3. Hasil Belajar

Menurut Sudjana, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang

dimiliki peserta didik setelah menjalani proses belajar.21

Menurut Mulyono Abdurrahman, hasil belajar adalah merupakan

kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.22

Kemampuan di sini adalah mampu memahami suatu ilmu pengetahuan yang

didapat dari lingkungan atau orang lain seperti halnya guru.

Menurut W.S Winkel hasil belajar adalah perbuatan yang

mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.23

Menurut Asep Jihad hasil belajar adalah segala sesuatu yang dimiliki

peserta didik sebagai akibat dari kegiatan belajar yang dilakukan.24

Dari keempat pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa

pengertian hasil belajar adalah perubahan tingkah laku peserta didik secara

nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan

pengajaran.

21 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 22.

22 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2002), hlm. 37.

23 W. S. Winkel, Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: PT Grasindo, 1994), Cet. 4, hlm. 51. 24 Asep Jihad,dkk, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pessindo, 2009), hlm. 15.

Page 34: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

20

Hasil belajar yang berupa perubahan tingkah laku meliputi bentuk

kemampuan yang menurut Taksonomi Bloom dan kawan-kawannya

diklasifikasi dalam 3 kemampuan (domain) yaitu : ranah kognitif (cognitive

domain), ranah afektif (affective domain) dan ranah psikomotor (psychomotor

domain).25 Adapun Taksonomi Bloom atau klasifikasi tersebut sebagai

berikut:

a. Cognitive Domain (ranah kognitif)

Ranah kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang

mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat,

sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut peserta

didik untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan,

metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah

tersebut.

Ranah kognitif terdiri atas enam tingkatan dengan aspek belajar

yang berbeda-beda.26 Keenam tingkatan tersebut yaitu:

1) Mengingat, pada tahap ini menuntut peserta didik untuk mampu

mengingat (recall) berbagai informasi yang telah diterima sebelumnya,

misalnya fakta, rumus, dan lain sebagianya.

2) Mengerti, pada tahap ini kategori pemahaman dihubungkan dengan

kemampuan untuk menjelaskan pengetahuan, informasi yang telah

diketahui dengan kata-kata sendiri. Dalam hal ini peserta didik

diharapkan menerjemahkan atau menyebut kembali yang telah

didengar dengan kata-kata sendiri.

3) Tingkat penerapan (Application), penerapan merupakan kemampuan

untuk menerapkan atau menggunakan apa yang telah dipelajari dalam

25 Sri Esti Wuryani D, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Grasindo, 2006), Cet.3, hlm. 211. 26 Martinis Yamin, Paradigma Pendidikan Konstruktivistik, (Jakarta: Gaung Persada Press,

2008), Cet. 1, hlm. 34-36.

Page 35: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

21

situasi baru, serta memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam

kehidupan sehari-hari.

4) Menganalisis, analisis merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi,

memisahkan dan membedakan komponen-komponen atau elemen

suatu fakta, konsep pendapat, asumsi, hipotesis atau kesimpulan, dan

memeriksa setiap komponen tersebut untuk melihat ada atau tidaknya

kontradiksi.

5) Menilai, pada tahap ini mengharapkan peserta didik mampu membuat

penilaian dan keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk

atau benda dengan menggunakan kriteria tertentu. Jadi evaluasi di sini

lebih condong ke bentuk penilaian biasa daripada sistem evaluasi.

6) Mencipta atau kreasi, mencipta di sini diartikan sebagai kemampuan

peserta didik dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan

unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih

menyeluruh.

b. Affective Domain (ranah afektif)

Peserta didik mampu melibatkan ekspresi, perasaan atau pendapat

pribadi terhadap hal-hal yang relatif sederhana tetapi bukan fakta, selain

itu peserta didik juga mampu memberikan respon yang melibatkan sikap

atau nilai yang telah mendalam di sanubarinya. Ranah afektif meliputi 5

tingkatan, meliputi:

1) Penerimaan, kesediaan peserta didik untuk memperhatikan rangsangan

atau stimulus (kegiatan kelas, musik, buku ajar)

2) Partisipasi, aktif berpatisipasi dalam suatu kegiatan. Pada tingkatan

ini, peserta didik tidak hanya menghadiri suatu kegiatan, tetapi juga

bereaksi terhadap sesuatu dengan beberapa cara.

3) Penilaian/penentuan sikap, meliputi kemampuan untuk memberikan

penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian

itu.

Page 36: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

22

4) Organisasi, kemampuan untuk membawa bersama-sama perbedaan

nilai, menyelesaikan konflik di antara nilai-nilai, dan mulai

membentuk suatu sistem nilai yang konsisten.

5) Pembentukan pola hidup, meliputi kemampuan untuk menghayati

nilai-nilai kehidupan sehingga menjadi milik pribadi dan menjadi

pegangan dalam mengatur hidupnya dalam kurun waktu yang lama.27

c. Psychomotor Domain (ranah psikomotorik)

Ranah psikomotor berorientasi pada keterampilan motorik yang

berhubungan dengan anggota tubuh, atau tindakan (action) yang

memerlukan koordinasi antara syaraf dengan otot.28 Ranah psikomotorik

meliputi 4 kategori, meliputi:

1) Gerakan seluruh badan (gross body movemen), perilaku seseorang

dalam suatu kegiatan yang memerlukan gerakan fisik secara

menyeluruh.

2) Gerakan yang terkoordinasi (coordination movements), gerakan yang

dihasilkan dari perpaduan antara fungsi salah satu atau lebih indera

manusia dengan salah satu anggota badan.

3) Komunikasi nonverbal (nonverbal communication), hal-hal yang

berkenaan dengan komunikasi yang menggunakan simbol-simbol atau

isyarat, misalnya; isyarat, dengan tangan, anggukan kepala,ekspresi

wajah dan lain-lain.

4) Kebolehan dalam berbicara (speech behaviors), hal-hal yang

berhubungan dengan koordinasi gerakan tangan atau anggota badan

lainnya dengan ekspresi muka dan kemampuan berbicara.

Perubahan salah satu atau ketiga domain yang disebabkan oleh

proses belajar dinamakan hasil belajar. Hasil belajar dapat dilihat dari ada

27 Sri Esti Wuryani D, Op.Cit, hlm. 215. 28 Martinis Yamin, Op.Cit, hlm. 44.

Page 37: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

23

tidaknya perubahan ketiga domain tersebut yang dialami peserta didik

setelah menjalani proses belajar.29

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua

faktor tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga

menentukan kualitas hasil belajar. Adapun faktor-faktor tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri

individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor internal

meliputi:30

1) Faktor fisiologis

Faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan

dengan kondisi fisik individu. Kondisi fisiologis umumnya sangat

berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Anak-anak yang

kurang gizi, kemampuan belajarnya di bawah anak-anak yang tidak

kekurangan gizi, mereka cepat lelah, mudah mengantuk dan tidak

mudah menerima pelajaran.

2) Faktor psikologis

Faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang

dapat mempengaruhi proses belajar.31 Beberapa faktor psikologis

yang mempengaruhi proses belajar adalah:

a) Inteligensi

Menurut wechler dalam Dimyati, inteligensi adalah suatu

kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk dapat

29 Asep Jihad, dkk, Op.Cit, hlm. 20 30Baharudin, Op. Cit. hlm. 19. 31 Ibid., hlm. 20.

Page 38: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

24

bertindak secara terarah, berpikir secara baik, dan bergaul dengan

lingkungan secara efisien.32

b) Perhatian

Menurut Ghazali dalam Slameto, perhatian adalah

keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju

kepada suatu objek (benda/hal) atau sekumpulan objek.33

c) Minat

Hilgrad yang dikutip oleh Slameto memberi rumusan

tentang minat adalah sebagai berikut : “Interest is persisting

tendency to pay attention to and enjoy some activity or content”.

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk

memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.34

d) Bakat

Di samping inteligensi, bakat merupakan faktor yang

besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar seseorang.

Secara umum bakat (aptitude) didefinisikan sebagai kemampuan

potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan

pada masa yang akan datang.35

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar pribadi

manusia atau berasal dari orang lain atau lingkungannya. Dalam hal ini

Muhibbin Syah menjelaskan bahwa faktor-faktor eksternal yang

empengaruhi hasil belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan,

yaitu:36

32 Dimyati, dkk., Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet.3, hlm.245 33 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,

1995), Cet.3, hlm.56 34 Ibid, hlm.57 35 Baharudin, Op. Cit, hlm. 25 36 Ibid., hlm. 26.

Page 39: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

25

1) Lingkungan sosial

Faktor yang termasuk kedalam lingkungan sosial adalah

lingkungan sosial sekolah, lingkungan sosial masyarakat dan

lingkungan sosial keluarga. Lingkungan sosial yang lebih baik banyak

mempengaruhi kegiatan belajar adalah lingkungan sosial keluarga.

2) Lingkungan nonsosial

Faktor yang termasuk kedalam lingkungan nonsosial adalah:

a) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas

dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, suasana yang

sejuk dan tenang.

b) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat

digolongkan menjadi dua macam. Pertama, hardware, seperti

gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar dan lain

sebagainya. Kedua, software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-

peraturan sekolah, buku panduan, silabi dan lain sebagainya.

c) Faktor materi pelajaran (pelajaran yang diajarkan ke peserta didik).

Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa,

begitu juga metode mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi

perkembangan peserta didik.

Page 40: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

26

C. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif dapat diartikan sebagai sistem pengajaran

yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan

sesama peserta didik untuk mengerjakan tugas-tugas yang terstruktur.37

Dalam firman Allah telah dijelaskan :

...... (#θçΡ uρ$yès? uρ ’n?tã Îh�É9 ø9 $# 3“ uθø) −G9$# uρ ( Ÿωuρ (#θçΡ uρ$yès? ’ n?tã ÉΟ øOM} $# Èβ≡uρô‰ ãèø9 $#uρ 4 (#θà) ¨? $#uρ ©! $# ( ¨βÎ) ©! $#

߉ƒÏ‰ x© É>$s)Ïèø9 $# ∩⊄∪

.......dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (QS. Al-Maidah: 2) 38

Dalam pembelajaran tersebut, peserta didik dibiarkan belajar dalam

kelompok, saling menguatkan, mendalami, dan bekerjasama untuk menguasai

bahan.39

Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi

pengajaran yang melibatkan peserta didik bekerja secara berkolaborasi untuk

mencapai tujuan bersama. Pembelajaran disusun dalam dalam sebuah usaha

untuk meningkatkan partisipasi peserta didik, memfasilitasi peserta didik

dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam

kelompok, serta memberikan kesempatan pada peserta didik untuk

berinteraksi dan belajar bersama-sama peserta didik yang berbeda latar

belakangnya.40

37 Anita Lie, Cooperatif Learning Mempraktekkan Cooperatif Learning di ruang-ruang kelas,

(Jakarta : Grasindo, 2002), hlm. 12. 38 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung :CV J-ART, 2005),

hlm.107. 39 Paul Suparno, Op.Cit. hlm. 134. 40 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik, ( Jakarta :

Prestasi Pustaka, 2007 ), hlm. 52.

Page 41: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

27

Dari penjelasan tersebut pembelajaran kooperatif dapat diartikan

sebagai model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan

atau tim kecil, antara lima sampai enam orang yang mempunyai latar

belakang berbeda untuk kerjasama dengan sesama peserta didik dalam

mengerjakan tugas-tugas terstruktur.

2. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif mempunyai tujuan antara lain

sebagai berikut :

a. Meningkatkan hasil belajar lewat kerjasama kelompok yang

memungkinkan peserta didik belajar satu sama lain. Kemajuan hasil belajar

menjadi tujuan utama, sehingga masing-masing peserta didik mendapatkan

hasil positif.

b. Merupakan alternatif terhadap belajar kompetitif yang sering membuat

peserta didik lemah menjadi minder. Dengan belajar ompetitif peserta didik

yang lemah akan sulit maju dan merasa kecil dibandingkan yang pandai.

Sedangkan dengan belajar bersama ini justru yang lemah dibantu untuk

maju.

c. Memajukan kerjasama kelompok antar manusia. Dengan belajar bersama,

hubungan antar peserta didik makin akrab dan kerjasama mereka akan

semakin lebih baik.

d. Bagi peserta didik yang mempunyai intelegensi interpersonal lebih tinggi,

cara belajar ini sangat cocok dan memajukan. Mereka lebih mudah

mengkonstruksi pengetahuan lewat bekerjasama dengan teman, belajar

bersama dengan teman, dari pada sendirian.41

41 Paul Suparno. Op.Cit. hlm. 135

Page 42: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

28

3. Langkah- langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Terdapat langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang

menggunakan pembelajaran kooperatif.42

Tabel 2.1 Langkah Pembelajaran Kooperatif

Fase Tingkah Laku Guru

Fase-1

Menyiapkan tujuan dan memotivasi

Peserta didik

Guru menyampaikan semua tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai pada

pelajaran tersebut dan memotivasi

peserta didik belajar

Fase-2

Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada

peserta didik dengan jalan

demonstrasi atau lewat bahan bacaan

Fase-3

Mengorganisasikan Peserta didik ke

dalam kelompok kooperatif

Guru menjelaskan kepada peserta

didik bagaimana caranya membentuk

kelompok belajar dan membantu

setiap kelompok agar melakukan

transaksi secara efisien

Fase-4

Membimbing kelompok bekerja dan

belajar

Guru membimbing kelompok-

kelompok belajar pada saat mereka

mengerjakan tugas mereka

Fase-5

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar

tentang materi yang telah dipelajari

atau masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil kerjanya

Fase-6

Memberikan penghargaan

Guru memberi cara-cara untuk

menghargai baik upaya maupun hasil

belajar individu dan kelompok

42 Trianto. Op.Cit. hlm. 48.

Page 43: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

29

4. Keunggulan Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa kelebihan

dibandingkan dengan model pembelajaran yang lainnya, di antaranya sebagai

berikut:

a. Membiasakan peserta didik bekerja sama menurut paham demokrasi,

memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengembangkan sikap

musyawarah dan tanggung jawab.

b. Kesadaran akan adanya kelompok menimbulkan rasa kompetitif yang

sehat, sehingga membangkitkan kemauan belajar dengan sungguh-

sungguh.

c. Guru tidak perlu mengawasi masing-masing murid secara individual,

dengan memperhatikan kelompok saja atau ketua kelompoknya.

d. Membiasakan anggota-anggotanya untuk melaksanakan tugas kewajiban

sebagai warga yang patuh pada aturan.43

5. Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif

Sama halnya dengan model pembelajaran yang lain, model

pembelajaran kooperatif juga memiliki beberapa kelemahan/hambatan dalam

penerapannya. Kelemahan dari pelaksanaan model pembelajaran kooperatif

adalah sebagai berikut:

a. Memerlukan waktu yang cukup bagi setiap peserta didik untuk bekerja

dalam tim

b. Memerlukan latihan agar peserta didik terbiasa belajar dalam tim

c. Model pembelajaran kooperatif yang diterapkan harus sesuai dengan

pembahasan materi pelajaran, materi pelajaran harus dipilih sebaik-baiknya

agar sesuai dengan misi belajar kooperatif

d. Memerlukan format penilaian belajar yang berbeda

43 Mursid, Kurikulum dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Sebuah Harapan Masyarakat,

(Semarang : AKFI media, 2009), Cet 1, hlm. 27.

Page 44: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

30

e. Memerlukan kemampuan khusus bagi guru untuk mengkaji berbagai teknik

pelaksanaan kooperatif.44

6. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together

Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together

(NHT) atau penomoran berfikir bersama adalah merupakan tipe dari

pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi

peserta didik dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional.45

Numbered Heads Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spencer

Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak peserta didik dalam menelaah

materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek suatu pemahaman

mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Model ini memberi kesempatan kepada

peserta didik untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan

jawaban yang paling tepat.46 Selain itu, model ini juga mendorong peserta

didik untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka. Model ini bisa

digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia

peserta didik.

Menurut Anita Lie prosedur pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Heads Together adalah sebagai berikut:

a. Peserta didik dibagi dalam kelompok. Setiap peserta didik dalam kelompok

mendapat nomor.

b. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.

c. Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan

memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban ini.

d. Guru memanggil salah satu nomor. Peserta didik dengan nomor yang

dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka.47

44 Amari ma’ruf, Model Pembelajaran Pendidikan Islam di Madrasah, (Babakan : Amari

Press, 2009), hlm. 48. 45 Trianto, Op.Cit, hlm. 62. 46 Anita lie, Op.Cit, hlm. 59. 47 Ibid, hlm. 60.

Page 45: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

31

Langkah-langkah tersebut kemudian dikembangkan menjadi enam

langkah sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan penelitian ini. Keenam langkah

tersebut adalah sebagai berikut :

a. Persiapan

Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran

dengan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja

siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe

NHT.

b. Pembentukan kelompok

Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi peserta didik menjadi

beberapa kelompok yang beranggotakan 5 sampai 6 orang peserta didik.

Guru memberi nomor kepada setiap peserta didik dalam kelompok dan

nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan

percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial jenis kelamin dan

kemampuan belajar.

c. Diskusi masalah

Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap

peserta didik sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kelompok kerja

setiap peserta didik berpikir bersama untuk menggambarkan dan

menyakinkan bahwa setiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan

yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang diberikan oleh guru.

Pertanyaan dapat bervariasi, dari spesifik sampai yang bersifat umum.

d. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban

Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan peserta didik

dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan

menyiapkan jawaban kepada peserta didik di kelas.

Page 46: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

32

e. Memberi kesimpulan

Guru memberikan kesimpulan atau jawaban akhir dari semua

pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.

f. Memberi penghargaan

Pada tahap ini, guru memberikan penghargaan berupa kata-kata

pujian pada peserta didik dan memberi nilai yang lebih tinggi kepada

kelompok yang hasil belajarnya lebih baik.

D. Hubungan antara Model Pembelajaran Kooperatif tipe (Numbered Heads

Together) terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar dalam Pembelajaran Fisika

Dalam pembelajaran Fisika menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT), peserta didik terlibat secara

penuh dalam diskusi kelompok untuk dapat memecahkan masalah pada materi

fisika yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata

sehingga mendorong peserta didik memperoleh gambaran yang lebih jelas

tentang keterkaitan yang dipelajari dan untuk dapat menerapkannya dalam

kehidupan mereka. Model ini memberi kesempatan kepada peserta didik untuk

saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat.48

Selain itu, model ini juga mendorong peserta didik untuk meningkatkan

semangat kerjasama mereka. Model ini bisa digunakan dalam semua mata

pelajaran dan untuk semua tingkatan usia peserta didik.

Dengan menerapkan mata pelajaran akademik seperti mata pelajaran

fisika ke dalam tugas-tugas yang berhubungan dengan dunia nyata dan dalam

kehidupan sehari-hari, maka peserta didik harus aktif mengolah bahan,

mencerna, memikirkan, menganalisis, dan yang terpenting merangkumkannya

sebagai suatu pengertian yang utuh. Tanpa keaktifan peserta didik dalam

membangun pengetahuan mereka sendiri, mereka tidak akan mengerti apa-apa.

48 Ibid., hlm. 59.

Page 47: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

33

Itulah sebabnya dalam suatu kelas setiap peserta didik dapat menangkap dan

mengerti lain tentang suatu bahan yang sama yang diajarkan guru.49

Dari gambaran tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar

peserta didik dapat tergali dan terlatih dengan model pembelajaran kooperatif

tipe Numbered Heads Together (NHT). Sehingga dapat meningkatkan hasil

belajar lewat kerjasama kelompok yang memungkinkan peserta didik belajar satu

sama lain. Kemajuan hasil belajar menjadi tujuan utama, sehingga masing-

masing peserta didik mendapat hasil yang positif.50 Karena indikator dari

aktivitas belajar peserta didik dapat tergali melalui proses pembelajaran dengan

model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) yang

meliputi menanggapi pertanyaan guru, memecahkan masalah atau soal,

bekerjsama dalam kelompok dan menganalisis masalah atau soal.

E. Materi Usaha dan Energi

Materi pokok usaha dan energi di tingkat SMP/MTs diajarkan pada

kelas VIII semester genap dengan standar kompetensi memahami peranan usaha,

gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari dan kompetensi dasar menjelaskan

hubungan bentuk energi dan perubahannya, prinsip usaha dan energi, serta

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

1. Pengertian Usaha

Kata “usaha” dalam fisika memiliki arti khusus jika dibandingkan

dengan kata usaha dalam kehidupan sehari-hari. Dalam fisika usaha diartikan

sebagai gaya yang bekerja pada suatu benda sehingga benda itu mengalami

perpindahan.51 Usaha nihil jika gaya tidak menimbulkan perpindahan, usaha

dikatakan negatif apabila perpindahan benda berlawanan dengan arah gaya.

49 Paul Suparno, Op. Cit, hlm. 9. 50 Ibid., hlm. 135. 51 David Halliday, Robert Resnick, Fisika Jilid 1, (Jakarta : Erlangga, 1996), hlm. 176.

Page 48: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

34

Usaha sering dikaitkan dengan kegiatan yang dilakukan seseorang

untuk mencapai tujuan. Apakah tujuan tercapai atau tidak tercapai, maka tetap

dikatakan melakukan usaha dalam kehidupan sehari-hari berbeda dengan

konsep fisika. Jika sebuah benda bergerak dengan perpindahan sebesar s di

sepanjang garis lurus. Sementara benda bergerak, gaya konstan sebesar F

bekerja pada benda-benda tersebut dalam arah yang sama dengan arah

perpindahan. Definisi usaha (Work) W yang dilakukan oleh gaya konstan yang

bekerja pada benda dalam kondisi tersebut adalah :

W = F . s (2.1)

Usaha yang dikenakan pada benda akan lebih besar jika salah satu

dari gaya atau perpindahan s lebih besar. Satuan kerja dalam SI adalah joule.52

1 joule = 1 (newton) (1 meter) atau 1 J = 1 Nm

Satu joule (1 J) adalah usaha yang dilakukan oleh gaya sebesar 1 N

sehingga menyebabkan perpindahan benda yang dikenai gaya itu sejauh 1 m

searah gaya.

Perpindahan yang digunakan untuk menghitung usaha adalah

perpindahan selama gaya bekerja. Jika gaya tidak bekerja lagi namun benda

masih berpindah, perpindahan tanpa gaya tersebut tidak menghasilkan usaha.

a. Usaha dapat bernilai positif atau negatif

Usaha yang dilakukan oleh suatu gaya tidak selalu nilainya positif.

Usaha bisa juga bernilai negatif, karena nilai usaha bergantung pada arah

gaya dan perpindahan benda yang dikenai gaya tersebut.

1) Jika perpindahan benda searah dengan gaya, benda mendapat usaha yag

bernilai positif.

2) Jika perpindahan benda berlawanan dengan arah gaya, benda mendapat

usaha yang bernilai negatif.

52 Young, hugh D, Fisika Universitas, (Jakarta : Erlangga, 2002), Jilid 1.hlm. 165.

Page 49: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

35

b. Usaha oleh beberapa buah gaya

Dalam kehidupan sehari-hari sering ditemukan fenomena-

fenomena usaha, dimana usaha tersebut dilalui oleh beberapa gaya,

sehingga sebuah usaha yang dilalui oleh gaya lebih dari satu dapat dicari

dengan menggunakan penjumlahan gaya-gaya yang sama atau usaha yang

dilakukan oleh resultan gaya. Misalkan gaya-gaya F1, F2, dan F3 bekerja

pada benda sehingga benda berpindah sejauh s, maka dicari masing-masing

gaya;

W1 = F1 . s

W2 = F2 . s

W3 = F3 . s (2.2)

Maka usaha total (Usaha yang dilakukan oleh ketiga gaya tersebut)

W = W1 + W2 + W3 (2.3)

2. Pengertian Energi

Energi merupakan salah satu konsep yang penting dalam sains.

Energi didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan usaha.53

Satuan energi menurut SI adalah joule (J). Sebagai gambaran,

sebatang korek api yang terbakar seluruhnya mengeluarkan energi sekitar

2000 joule atau 2 kilojoule (2kJ), dimana 1 kj = 1000 joule

Untuk ukuran energi yang lebih besar digunakan satuan MJ (mega

joule). Satuan energi yang lain adalah erg, kalori dan kWh (kilowatthours).

Satuan kWh biasa digunakan untuk menyatakan besar energi listrik. Satuan

kalori biasanya digunakan untuk menyatakan energi kimia.

1 kalori = 4,2 joule

1 joule = 0,24 kalori

1 joule = 1 watt sekon.

53 Giancoli, FISIKA edisi kelima, (Jakarta : Erlangga, 2001 ), Jilid 1, hlm. 178.

Page 50: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

36

Energi merupakan besaran yang kekal, artinya energi tidak dapat

dapat diciptakan dan dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari bentuk satu ke

bentuk yang lain.

a. Macam-macam bentuk energi

Energi dalam tubuh kita yang berasal dari makanan disebut energi

kimia. Energi yang digunakan pada pengisian aki berasal dari listrik

sehingga disebut energi listrik. Energi kimia dan listrik sering kita jumpai

dalam kehidupan sehari-hari, selain itu masih banyak bentuk energi yang

lain. Antara lain energi kalor, energi cahaya, dan energi bunyi.54

1) Energi kimia

Energi kimia diperoleh dari hasil pembakaran makanan bahan

bakar. Pembakaran makanan dalam tubuh kita menghasilkan energi

yang dapat kita gunakan untuk melaksanakan aktivitas. Contoh lain :

baterai untuk menyalakan cahaya.

2) Energi listrik

Energi listrik adalah energi yang dimiliki benda karena adanya

arus listrik, energi ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam

keperluan, misalknya untuk menyalakan lampu, memanaskan setrika,

menyalakan TV, radio, tape, dan komputer dan lain-lain. Oleh karena

itu, energi listrik merupakan salah satu energi yang sangat penting.

3) Energi cahaya

Energi cahaya berasal dari benda yang memancarkan cahaya,

seperti lampu listrik, api, atau matahari. Makin terang suatu benda

(intensitas cahayanya makin tinggi) maka makin banyak energi cahaya

yang dipancarkannya. Energi ini sangat sulit untuk disimpan.

54 Mikrajuddin, dkk, IPA Terpadu SMP dan MTs untuk kelas VIII semester 2, (Jakarta:

Erlangga, 2006), hlm.31.

Page 51: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

37

4) Energi kalor (panas)

Energi panas adalah energi yang dihasilkan oleh getaran

partikel-partikel dalam suatu benda. Makin cepat getaran atom-atom

makin besar energi kalor yang dimiliki benda. Salah satu bentuk energi

kalor adalah api.

5) Energi bunyi

Energi bunyi berasal dari suatu benda yang bergetar. Jika suatu

benda bergetar, partikel udara yang bersentuhan dengan benda tersebut

ikut bergetar. Getaran diteruskan keseluruh ruangan lewat partikel

udara. Energi bunyi adalah energi gerak yang dimiliki oleh partikel-

partikel udara yang bergetar, tanpa partikel udara energi bunyi tidak

ada.55

b. Perubahan bentuk-bentuk energi

Energi dapat berubah bentuk ke bentuk yang lain. Di alam ini

banyak terdapat berbagai bentuk energi, diantaranya energi listrik, energi

cahaya, energi kalor, energi bunyi, dan energi mekanik.

Jika kita perhatikan lingkungan di sekitar kita, banyak contoh

perubahan energi, antara lain sebagai berikut;

1) Energi listrik menjadi energi kalor, misalnya pada setrika listrik, solder

listrik, dan kompor listrik

2) Energi gerak menjadi energi kalor, misalnya pada tumbukan antara dua

benda dan pada peristiwa pengeboran

3) Energi kimia menjadi energi listrik, misalnya pada akumulator.

4) Energi gerak menjadi energi listrik, misalnya pada dinamo sepeda dan

kincir air pembangkit listrik.

5) Energi gerak menjadi energi bunyi, misalnya orang memukul beduk dan

memukul palu.

55 Ibid, hlm.32.

Page 52: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

38

c. Hukum kekekalan energi

Sumber energi yang utama di bumi berasal dari matahari. Semua

makhluk hidup dapat melakukan aktivitasnya apabila mempunyai energi.

Sebagai contoh, usaha yang dilakukan merupakan perwujudan dari energi

yang dipindahkan dari orang (berasal dari energi kimia makanan),

sedangkan makanan dapat berasal dari tumbuhan atau hewan. Dari uraian

tersebut ternyata energi tidak berkurang dan tidak juga bertambah pada

proses apapun. Energi dapat dipindahkan dari satu benda ke benda lain,

serta energi tidak bisa diciptakan, dan tidak dapat dimusnahkan. Energi

hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Pernyataan ini

dikenal sebagai hukum kekekalan energi.56

d. Energi mekanik

Energi mekanik adalah energi yang dimiliki benda karena sifat

gerakannya. Energi mekanik terdiri dari energi potensial dan energi kinetik,

dan dirumuskan sebagai :

Em= Ep + Ek (2.4)

1) Energi potensial

Energi potensial adalah energi yang dimiliki benda karena

letaknya atau kedudukannya terhadap suatu acuan atau patokan tertentu.

Sebagai contoh, sebuah batu yang terletak di pinggir meja memiliki

energi potensial yang berbeda dengan batu yang berada di lantai. Jika

diberi gaya, batu yang berada di pinggir meja akan jatuh. Batu yang

jatuh memiliki energi, jika makin tinggi letak batu terhadap lantai maka

makin besar energi potensial karena adanya pengaruh gaya gravitasi

bumi.57

56 Giancoli, Op.Cit, hlm. 198. 57 Mikrajuddin, Op.Cit, hlm. 35.

Page 53: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

39

Dengan demikian energi potensial dirumuskan.

Ep = m. g. h (2.5)

di mana Ep = energi potensial (J), m = massa benda (kg), dan g =

percepatan gravitasi (m/s2), h = ketinggian benda (m)

2) Energi kinetik

Energi kinetik adalah energi yang dimiliki benda karena

geraknya. Makin besar kecepatan benda bergerak, maka makin besar

energi kinetik yang dimilikinya. contohnya, pada saat batu di atas meja

batu memiliki energi potensial yang besar, setelah dijatuhkan, energi

potensial batu sesaat sebelum mengenai gelas mendekati nol, tetapi

energi geraknya ke bawah makin besar. Energi kinetik dirumuskan

sebagai :58

Ek = ½. m. v2 (2.6) dengan Ek = energi kinetik (J), m = massa benda (kg), dan v = kecepatan

benda (m/s)

Sedangkan energi mekanik dirumuskan :

E = Ek + Ep (2.7)

dengan E = energi mekanik, Ek = energi kinetik (J), Ep = energi

potensial (J).59

F. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together

pada Materi Pokok Usaha dan Energi

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together dalam proses kegiatan belajar mengajar menciptakan suasana yang

mengharuskan peserta didik berperan aktif baik secara individu maupun

kelompok, sehingga dapat memaksimalkan pengetahuan tentang materi yang

diajarkan dan juga dapat membantu kelompoknya dalam memahami materi

58 David Halliday, Op.Cit, hlm. 186. 59 Giancoli, Op.Cit, hlm. 188.

Page 54: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

40

tersebut agar semua peserta didik dalam kelompoknya memahami materi yang

dipelajarinya.

Dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Heads Together pada mata pelajaran fisika khususnya materi pokok Usaha dan

Energi, diperlukan beberapa tahap pembelajaran. Berikut adalah salah satu

contoh tahap penerapannya :

a) Guru membuka pelajaran dengan memaparkan fenomena dalam kehidupan

sehari-hari tentang Usaha dan memberikan permasalahan kepada peserta

didik dalam bentuk pertanyaan yang berkaitan dengan Usaha, misalnya

“Pernahkah kalian mendorong meja di permukaan licin dan di permukaan

kasar”. Manakah yang membutuhkan gaya yang lebih besar? mengapa

demikian?

b) Guru memberikan respon dari jawaban peserta didik kemudian memberi

motivasi dalam bentuk pertanyaan untuk mencari fenomena lain yang

menunjukkan prinsip Usaha, misalnya “Apabila kita mengangkat batu

kemudian kita mengangkat kayu apa yang kita rasakan”. Mengapa

demikian? Kemudian guru meminta peserta didik untuk menanggapi

permasalahan yang telah diberikan.

c) Guru menyajikan materi pembelajaran pokok bahasan Usaha sesuai dengan

rencana pelaksanaan pembelajaran.

d) Peserta didik dibagi menjadi 8 kelompok yang terdiri dari 5-6 peserta didik,

setiap peserta didik dalam setiap kelompok mendapat nomor.

e) Guru membagi LKS yang berisi permasalahan-permasalahan yang terkait

dengan materi pokok Usaha dan energi, misalnya “Jika kamu mendorong

sebuah mobil yang menghalangi mobilmu yang akan keluar dari tempat

parkir. Ternyata mobil yang kamu dorong di rem sehingga sama sekali tidak

bergerak. Apakah kamu dapat dikatakan melakukan usaha terhadap mobil?

Berikan alasanmu?

f) Peserta didik melakukan diskusi kelompok sesuai petunjuk dalam LKS.

Page 55: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

41

g) Guru menganjurkan agar peserta didik dalam kelompok dapat mengerjakan

bersama-sama sebagaimana aktivitas dalam pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Heads Together.

h) Guru berkeliling untuk mengawasi kinerja kelompok.

i) Bila ada salah satu anggota yang kurang menguasai terhadap materi, maka

anggota yang lain merupakan tanggung jawab bagi kelompok tersebut untuk

menjelaskan kepada anggota yang belum faham tersebut.

j) Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan

memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut.

k) Guru meminta perwakilan dari masing-masing kelompok untuk menyajikan

hasil diskusinya di depan kelas, dengan cara guru memanggil salah satu

nomor pada tiap-tiap kelompok, peserta didik dengan nomor yang dipanggil

melaporkan hasil kerja sama mereka. Serta guru mempersilahkan dari

kelompok lain untuk bertanya kepada perwakilan kelompok yang sedang

menyajikan hasil diskusinya.

l) Setelah menyelesaikan permasalahan secara tuntas, guru bersama peserta

didik menyimpulkan hasil diskusi.

Dalam pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together dapat

diterapkan pada materi pokok yang lain, tetapi tidak semua mata pelajaran dapat

diterapkan dengan kooperatif tipe Numbered Heads Together.

G. Kajian Penelitian Yang Relevan

Pada dasarnya urgensi kajian penelitian adalah sebagai bahan auto kritik

terhadap penelitian yang ada, mengenai kelebihan dan kekurangannya, sekaligus

sebagai bahan perbandingan terhadap kajian yang terdahulu.

Beberapa penelitian yang sudah teruji kebenarannya di antaranya :

1. penelitian Muhammad Taufik, 2008, Mahasiswa FMIPA UNNES, dengan

judul skripsi "Pemberian Feedback dalam Pembelajaran Kooperatif Numbered

Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Fisika dan

Page 56: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

42

Aktivitas Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Pekalongan." Tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui model pembelajaran kooperatif NHT dengan

pemberian feedback yang dapat meningkatkan hasil belajar kognitif fisika dan

aktivitas siswa serta mengetahui peningkatan, baik hasil belajar kognitif

maupun aktivitas siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Pekalongan melalui

penerapan model pembelajaran tersebut. Model pembelajaran kooperatif NHT

dengan pemberian feedback diawali dengan memberikan kesempatan kepada

siswa untuk bekerja sama dalam memahami materi pelajaran, dilanjutkan

pemberian tes formatif pada setiap akhir pertemuan, dan menggunakan hasil

tes formatif tersebut sebagai dasar pemberian feedback kepada siswa. pada

pertemuan berikutnya. Hasil analisis data menunjukkan adanya peningkatan

yang signifikan, baik dari siklus I ke siklus II maupun dari siklus II ke siklus

III pada hasil belajar kognitif dan aktivitas siswa.60

2. Penelitian Ida Fathurrohmah, 2009, Mahasiswa Fakultas Tarbiyah jurusan

Tadris fisika IAIN Walisongo Semarang dengan judul skripsi “Pengaruh

Penggunaan Model Pembelajaran kooperatif dengan Pendekatan Numbered

Head together (NHT) Terhadap Hasil Belajar IPA Materi Pengukuran Siswa

kelas VII MTs Negeri Sumber Rembang”. Penelitian ini menggunakan model

pembelajaran kooperatif dengan pendekatan NHT, dari hasil penelitian ini

didapatkan nilai awal pada kelas eksperimen sebesar 35,69 dan nilai akhir

sebesar 60,39. Sedangkan nilai tes awal kelas kontrol sebesar 33,56 dan nilai

tes akhir 53,88. Dari nilai hasil tes diketahui nilai hitungt = 2,302 dan nilai

tabelt = 1,67. Karena terhitung lebih besar dari tabelt maka dapat disimpulkan

kelas eksperimen (yang menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan

60 Muhammad Taufik,"Pemberian Feedback dalam Pembelajaran Kooperatif Numbered

Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Fisika dan Aktivitas Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Pekalongan", Skripsi Program Pendidikan Fisika, Fakultas FMIPA Universitas Negeri Semarang, 2008

Page 57: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

43

pendekatan NHT) lebih baik dari pada kelas kontrol (yang tidak menggunakan

pembelajaran kooperatif dengan pendekatan NHT).61

Dalam penelitian skripsi ini terfokus pada aktivitas belajar dan hasil

belajar yang dihadapi peserta didik dalam belajar mata pelajaran fisika yang

didalamnya ada materi usaha dan energi. Dalam penelitian yang dilakukan oleh

Ida Fathurrohamah menandakan bahwa penelitian mempunyai kesamaan dalam

hal model pembelajaran yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Heads Together. Dan terlepas dari obyek penelitian, peneliti juga memiliki

perbedaan yang lain yaitu dalam penelitian ini masalah yang dihadapi peserta

didik adalah masih rendahnya aktivitas belajar dan hasil belajar. Sedangkan

penelitian yang dilakukan oleh Ida Fathurrohmah adalah masih rendahnya hasil

belajar peserta didik.

H. Rumusan Hipotesis

Dalam penelitian ini, penulis mengajukan hipotesis bahwa terdapat

peningkatan aktivitas belajar dan hasil belajar peserta didik kelas VIII-B Semester

genap MTs NU 20 Kangkung Kendal tahun ajaran 2009/2010 pada materi pokok

usaha dan energi setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Heads Together.

61 Ida Fathurrohmah, “Penggaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif dengan

Pendekatan Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar IPA Materi Pengukuran Siswa Kelas VII MTs Negeri Sumber Rembang”, Skripsi Jurusan Tadris Fisika, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2009

Page 58: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

44

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau sering

disebut Classroom Action Research. Di mana merupakan suatu pencermatan

terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan

terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.1 Karakteristik penelitian tindakan

kelas antara lain adalah sebagai berikut.2

1. Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional

2. Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya

3. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi

4. Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik instruksional

5. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.

Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan melalui proses

pengkajian berdaur yang terdiri dari 4 tahap seperti gambar 3.1.

Gambar 3.1. Prosedur Pelaksanaan PTK

1. Rencana Tindakan

Penelitian tindakan ini akan dilaksanakan dalam dua siklus, dengan

tiap siklus terdiri atas 4 tahapan yaitu : Planning (perencanaan), Action

(tindakan), Observation (pengamatan), Reflection (refleksi). Tahapan pada

tiap siklusnya diterapkan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), Cetakan Ketujuh, hlm. 3.

2 Zaenal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: CV Yrama Widya, 2008), Cetakan keempat, hlm. 16.

PERENCANAAN

TINDAKAN OBSERVASI REFLEKSI

Page 59: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

45

a. Planning (perencanaan),

Kegiatan yang dilakukan antara lain:

1) Observasi awal, mengidentifikasi masalah melalui wawancara dengan

guru mata pelajaran kemudian merumuskan masalah.

2) Menyusun skenario model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Heads Together, dengan menyusun perangkat pembelajaran antara lain:

RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan Lembar Kerja Siswa

yang terkait dengan pelaksanaan pembelajaran.

3) Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis berbentuk soal pilihan

ganda yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar kognitif peserta

didik.

4) Menyusun lembar observasi untuk penilaian aktivitas belajar peserta

didik. Lembar observasi aktivitas yang digunakan berbentuk skala

bertingkat, yaitu sebuah pernyataan yang diikuti kolom-kolom yang

menunjukkan tingkatan-tingkatan penskoran dengan kriteria yang sudah

ditetapkan.

b. Action (tindakan)

Pelaksanaan tindakan berupa penerapan rencana pembelajaran pada

materi pokok Usaha dan Energi dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together untuk meningkatkan aktivitas

belajar dan hasil belajar peserta didik.

c. Observation (pengamatan)

Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua

hal yang terjadi pada waktu proses dari penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together.

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan

data kualitatif yang terdiri dari data tentang aktivitas peserta didik dan data

hasil belajar kognitif peserta didik.

Page 60: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

46

d. Reflection (refleksi)

Refleksi merupakan kegiatan yang berkenaan dengan proses dan

dampak tindakan perbaikan yang dilakukan. Dari hasil observasi atau

pengamatan, peneliti merefleksi apakah pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar peserta

didik. Jika pelaksanaan siklus I tidak tuntas berdasarkan indikator

keberhasilan, maka dilaksanakan siklus berikutnya sampai indikator

keberhasilan tercapai.

Kemudian hasil analisis data siklus I digunakan sebagai refleksi

untuk perbaikan pada siklus II. Secara lebih rinci prosedur berdaur

pelaksanaan PTK ini dapat digambarkan sebagai berikut.3

3 Suharsimi Arikunto, Op.Cit, hlm. 74.

Page 61: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

47

Gambar 3.2. Alur Penelitian Tindakan Kelas

2. Pelaksanaan Tindakan

Pada pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini, peneliti berkolaborasi

dengan guru mata pelajaran IPA yaitu Dewi Sinta, S.Pd. Adapun langkah-

langkah dalam pelaksanaan tindakan adalah sebagai berikut:

Permasalahan :

• Pembelajaran monoton berpusat pada guru/ ceramah, kurang melibatkan peserta didik.

• Keaktifan peserta didik rendah

• Hasil belajar belum optimal

Perencanaan I :

Perumusan pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (membuat perangkat pembelajaran)

Pelaksanaan I :

Pelaksanaan pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar peserta didik.

Pengamatan I :

Pengamatan dan perekaman seluruh proses belajar mengajar oleh peneliti, kemudian dievaluasi untuk dijadikan landasan refleksi 1

Analisis Data I :

Menganalisis data hasil tes siklus 1 dan lembar observasi aktivitas belajar peserta didik

Refleksi 1 :

• Peserta didik mulai beradaptasi dengan model pembelajaran yang dilaksanakan

• Pemberian motivasi • Pembimbingan secara merata

SIK

LU

S I

Perencanaan II :

Perumusan model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar peserta didik

Pelaksanaan II :

Pelaksanaan pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together disertai perbaikan untuk mengantisipasi hambatan yang teridentifikasi pada siklus I

Pengamatan II :

Pengamatan seluruh proses belajar mengajar oleh peneliti, kemudian dievaluasi untuk dijadikan landasan refleksi II.

Analisis Data II :

Menganalisis data hasil tes siklus II dan lembar observasi aktivitas belajar peserta didik

Refleksi II :

• Peserta didik telah beradaptasi dengan model pembelajaran yang dilaksanakan

• Indikator keberhasilan penelitian tercapai

Belum terselesaikan

SIK

LU

S I

I

Terselesaikan

Page 62: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

48

a. Pra Siklus

Pada pelaksanaan pra siklus ini peneliti belum memberikan metode

yang akan ditawarkan pada guru mata pelajaran sehingga pembelajaran

yang digunakan masih murni belum tercampur oleh peneliti, guru masih

menggunakan metode konvensional yaitu belum menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together yang akan

ditawarkan oleh peneliti dengan hasil belajar para peserta didik yang

diperoleh dari semester sebelumnya. Hal ini dilakukan sebagai dasar untuk

membandingkan keberhasilan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together pada siklus I dan

siklus II.

b. Siklus I

Siklus I dari penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan

menggunakan model pembelajaran kooperati tipe Numbered Heads

Together pada materi pokok Usaha dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran

dan pertemuan berikutnya dilakukan evaluasi siklus I dengan alokasi waktu

1 jam pelajaran dengan tahapan sebagai berikut :

1) Perencanaan

Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap ini adalah:

a) Melakukan observasi awal dengan melakukan tanya jawab kepada

peserta didik dan guru mata pelajaran IPA kelas VIII-B MTs NU 20

Kangkung Kendal untuk mengidentifikasi masalah. Hasil wawancara

peserta didik yaitu dengan pertayaan “Selama ini dalam kegiatan

pembelajaran bagaimana cara guru mengajar?”

Latifatul Ikhsaniyah menyatakan:

“Yang saya alami selama ini guru-guru mengajarnya hanya ceramah, setelah itu disuruh mengerjakan latihan soal di LKS”4

4 Wawancara dengan peserta didik yang bernama Latifatul Ikhsaiyah kelasVIII-B MTs NU

20 Kangkung Kendal, hari sabtu 28 November 2009

Page 63: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

49

Disamping itu peserta didik yang bernama Abdul Kohar

menyatakan:

“Pelajaran fisika sulit apalagi dalam proses pembelajaran guru hanya ceramah kadang-kadang sambil cerita sehingga waktu terbuang percuma mengakibatkan kami malah tidak faham”5

Hasil wawancara dengan guru IPA kelas VIII-B MTs NU 20

Kangkung Kendal yaitu dengan pertanyaan : “Apakah selama ini

anda dalam mengajar pernah menggunakan model ataupun metode

selain ceramah?”

Dewi sinta, S.Pd. menyatakan :

“Belum pernah, dikarenakan peserta didik sulit untuk diajak belajar secara aktif ditandai dengan (1) Apabila guru mengajukan pertanyaan untuk mendapatkan

umpan balik, peserta didik cenderung tidak merespon. (2) Apabila guru memberi kesempatan bertanya tentang materi

pelajaran, pada umumnya peserta didik tidak memanfaatkannya.

(3) Peserta didik hanya mau menjawab pertanyaan guru bila ditunjuk, itupun tidak semua peserta didik.6

b) Menyiapkan materi Usaha dengan model pembelajaran kooperatif

tipe Numbered Heads Together. Materi tersebut di informasikan

kepada peserta didik.

c) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran pada materi yang telah

disiapkan, dan diserahkan kepada guru agar dipelajari sesuai yang

dikehendaki oleh peneliti.

d) Menyusun lembar kerja siswa (LKS) materi usaha sesuai dengan

model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together untuk

mengembangkan aktivitas belajar peserta didik

5 Wawancara dengan peserta didik yang bernama Abdul Kohar kelasVIII-B MTs NU 20

Kangkung Kendal, hari sabtu 28 November 2009 6 Wawancara, Guru IPA MTs NU 20 Kangkung Kendal, hari sabtu tanggal 28 November

2009

Page 64: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

50

e) Menyusun soal post test yang digunakan untuk mengetahui hasil

belajar kognitif

f) Menyusun lembar penilaian yang berisi kriteria penskoran aktivitas

yang akan dikembangkan

g) Menyusun lembar observasi berupa lembar aktivitas belajar yang

akan digunakan untuk menilai kegiatan peserta didik dalam proses

pembelajaran.

2) Pelaksanaan

Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap ini adalah guru

melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan dengan

kegiatan sebagai berikut:

a) Guru membuka pelajaran dengan menyampaikan apersepsi dan

memberi motivasi kepada peserta didik. Peneliti bertindak sebagai

pengamat

b) Guru menyajikan materi pembelajaran pokok bahasan Usaha sesuai

dengan rencana pelaksanaan pembelajaran.

c) Guru membentuk kelompok belajar heterogen (5-6 peserta didik) dan

mengatur tempat duduk peserta didik agar setiap anggota kelompok

dapat saling bertatap muka, setiap peserta didik dalam setiap

kelompok mendapat nomor.

d) Guru memberikan satu permasalahan kepada setiap kelompok.

e) Guru menganjurkan agar peserta didik dalam kelompok dapat

mengerjakan bersama-sama sebagaimana aktivitas dalam

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together.

f) Guru berkeliling untuk mengawasi kinerja kelompok.

g) Bila ada salah satu anggota yang kurang menguasai terhadap materi,

maka anggota yang lain merupakan tanggung jawab bagi kelompok

tersebut untuk menjelaskan kepada anggota yang belum faham

tersebut.

Page 65: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

51

h) Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan

memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut.

i) Guru meminta perwakilan dari masing-masing kelompok untuk

menyajikan hasil diskusinya didepan kelas, dengan cara guru

memanggil salah satu nomor pada tiap-tiap kelompok, peserta didik

dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka.

Serta guru mempersilahkan dari kelompok lain untuk bertanya

kepada perwakilan kelompok yang sedang menyajikan hasil

diskusinya. Sedangkan guru bertindak sebagai narasumber atau

fasilitator jika diperlukan.

j) Setelah menyelesaikan permasalahan secara tuntas, guru memberikan

kesimpulan tentang materi usaha.

k) Guru memberikan soal secara individu kepada peserta didik untuk

dikerjakan.

l) Pada saat yang bersamaan pengamat melakukan observasi terhadap

aktivitas belajar peserta didik.

3) Pengamatan

Guru beserta peneliti mengamati aktivitas belajar peserta didik

pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan

lembar observasi yang telah di buat oleh peneliti.

4) Refleksi

Semua data yang diperoleh pada pelaksanaan tindakan dan

proses observasi dikumpulkan dan dianalisis serta dievaluasi oleh guru

dan peneliti untuk mengetahui berhasil atau tidaknya tindakan yang

dilakukan. Hasil refleksi ini dijadikan acuan untuk memperbaiki

kinerja dan melakukan revisi terhadap perencanaan yang akan

dilaksanakan pada siklus berikutnya. Hasil refleksi siklus I terdapat

beberapa kelemahan diantaranya :

Page 66: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

52

a) Waktu untuk kegiatan pembelajaran menjadi berkurang, banyak

peserta didik yang terlambat masuk kelas karena pelajaran dimulai

setelah jam istirahat.

b) Diskusi kelompok belum berjalan maksimal, peserta didik masih

bingung dengan model pemelajaran yang diberikan guru dan

peserta didik masih pilih-pilih teman dalam kelompoknya sehingga

dalam diskusi masih bersifat individu, hanya 2 atau 3 orang saja

yang melakukan diskusi.

c) Masih banyak peserta didik yang bergurau karena guru jarang

berkeliling mengawasi jalannya pembelajaran.

d) Peserta didik masih malu untuk bertanya, mengungkapkan

pendapat, dan menyanggah pendapat temannya.

c. Siklus II

1) Perencanaan

a) Penyempurnaan siklus I dalam merumuskan tindakan melalui

model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together

untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada siklus II.

b) Menyiapkan materi dengan model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Heads Together. Materi tersebut di informasikan kepada

peserta didik.

c) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran pelajaran fisika

pada materi Energi yang disesuaikan dengan hasil refleksi pada

siklus I sebagai perbaikan untuk siklus II.

d) Menyiapkan lembar observasi, alat dokumentasi, lembar refleksi

dan evaluasi.

e) Menyusun lembar kerja siswa.

f) Menyusun soal tes untuk mengetahui hasil belajar kognitif peserta

didik.

Page 67: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

53

2) Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu berdasarkan

observasi atau refleksi siklus I yaitu guru melaksanakan skenario

pembelajaran yang telah direncanakan dengan kegiatan sebagai

berikut:

a) Sebelum pembelajaran dimulai guru memastikan semua peserta

didik sudah masuk kelas dan tidak ada peserta didik yang terlambat.

b) Guru memberikan informasi awal tentang jalannya pembelajaran

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan tugas

yang harus dilaksanakan peserta didik secara singkat, jelas dan

penuh suasana.

c) Guru membuka pelajaran dengan menyampaikan apersepsi dan

memberi motivasi kepada peserta didik.

d) Guru menyajikan materi pembelajaran pokok bahasan Energi sesuai

dengan rencana pelaksanaan pembelajaran.

e) Guru membentuk kelompok belajar heterogen (5-6 peserta didik)

sesuai dengan kelompok pada siklus I dan memindah tempat duduk

kelompok yang semula di belakang ke depan, setiap peserta didik

dalam setiap kelompok mendapat nomor.

f) Guru memberikan satu permasalahan kepada setiap kelompok.

g) Guru menganjurkan agar peserta didik dalam kelompok dapat

mengerjakan bersama-sama sebagaimana aktivitas dalam

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together.

h) Guru berkeliling untuk mengawasi kinerja kelompok.

i) Bila ada salah satu anggota yang kurang menguasai terhadap

materi, maka anggota yang lain merupakan tanggung jawab bagi

kelompok tersebut untuk menjelaskan kepada anggota yang belum

faham tersebut.

Page 68: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

54

j) Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan

memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut.

k) Guru meminta perwakilan dari masing-masing kelompok untuk

menyajikan hasil diskusinya didepan kelas, dengan cara guru

memanggil salah satu nomor pada tiap-tiap kelompok, peserta

didik dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja sama

mereka. Serta guru mempersilahkan dari kelompok lain untuk

bertanya kepada perwakilan kelompok yang sedang menyajikan

hasil diskusinya. Sedangkan guru bertindak sebagai narasumber

atau fasilitator jika diperlukan.

l) Setelah menyelesaikan permasalahan secara tuntas, guru

memberikan kesimpulan tentang materi Energi.

m) Guru memberikan penghargaan berupa kata-kata pujian pada

peserta didik dan memberi nilai yang lebih tinggi kepada kelompok

yang hasil belajarnya lebih baik.

n) Guru memberikan soal secara individu kepada peserta didik untuk

dikerjakan.

o) Pada saat yang bersamaan pengamat melakukan observasi terhadap

aktivitas belajar peserta didik.

3) Pengamatan

Guru beserta peneliti mengamati aktivitas belajar peserta didik

pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan

lembar observasi yang telah di buat oleh peneliti.

4) Refleksi

Hasil dari analisis pengamatan aktivitas belajar Pada siklus II

peserta didik semakin aktif dalam kegiatan pembelajaran. Batas

ketuntasan belajar telah mencapai kriteria yang ditetapkan. Beberapa

kekurangan yang masih terjadi pada siklus II antara lain faktor

psikologi individu masing-masing peserta didik yang berbeda

Page 69: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

55

sehingga ada peserta didik yang aktif dan pasif saat pembelajaran

berlangsung. Kelemahan dapat dijadikan masukan kepada guru untuk

lebih memperhatikan peserta didik yang masih pasif. Seperti pada

siklus I, pembahasan yang diuraikan disini didasarkan atas hasil

refleksi diri. Setelah melaksanakan pengamatan atas tindakan

pembelajaran dan pemberian tes di akhir kegiatan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MTs NU 20 Kangkung

Kendal yang beralamat di Jl. KH. Utsman Kangkung Kendal pada tanggal 11

Mei sampai 26 Mei 2010. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender

akademik sekolah dan silabus pembelajaran mata pelajaran fisika kelas VIII-B

semester genap. Subjek pelaku tindakan adalah guru IPA kelas VIII-B MTs NU

20 Kangkung Kendal dibantu oleh peneliti.

Sedangkan subjek penerima tindakan adalah peserta didik kelas VIII-B

MTs NU 20 Kangkung Kendal yang berjumlah 41 peserta didik yang terdiri dari

17 peserta didik putra dan 24 peserta didik putri.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Lembar Observasi

Pengamatan ini menggunakan lembar observasi untuk mengamati

keaktifan atau partisipasi peserta didik dalam proses kegiatan belajar-

mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Heads Together.

Lembar observasi yang digunakan adalah lembar aktivitas belajar skala

bertingkat dengan rentang skor dari 1 sampai dengan 4 yang meliputi 4 aspek

pengamatan yaitu menanggapi, memecahkan masalah/soal, kerja sama dalam

kelompok, dan menganalisis. Bentuk lembar observasinya seperti berikut :

Page 70: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

56

No Indikator Sub Indikator Skor 1 Menanggapi

pertanyaan guru � Menanggapi pertanyaan dari guru dan

menjawab pertanyaan dengan benar. � Menanggapi pertanyaan dari guru dan

menjawab pertanyaan mendekati benar.

� Menanggapi pertanyaan dari guru dan menjawab pertanyaan salah.

� Tidak menaggapi dan tidak menjawab pertanyaan.

4

3 2

1

2 Mengerjakan soal

� Dapat mengerjakan soal secara sistematis dan benar.

� Dapat mengerjakan soal secara sistematis dan mendekati benar.

� Dapat mengerjakan soal secara tidak sistematis dan salah.

� Tidak mau mengerjakan soal.

4 3 2 1

3 Bekerjasama � Bekerjasama dengan semua anggota kelompok.

� Bekerjasama dengan 4-3 orang anggota kelompok.

� Bekerjasama dengan 2-1 orang anggota kelompok.

� Tidak mau bekerjasama dengan anggota kelompok.

4 3 2 1

4 Menganalisis permasalahan

� Dapat menganalisis permasalahan secara menyeluruh dan benar.

� Dapat menganalisis permasalahan tidak menyeluruh dan benar.

� Dapat menganalisis permasalahan tidak menyeluruh dan salah.

� Tidak mau menganalisis permasalahan.

4

3

2

1

Kriteria skor aktivitas peserta didik adalah sebagai berikut :

Skor Kategori 4 Sangat baik 3 Baik 2 Cukup 1 Kurang

Page 71: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

57

Kriteria penilaian aktivitas peserta didik adalah sebagai berikut :

Nilai Kategori 81-100 Sangat baik 61-80 Baik 41-60 Cukup 20-40 Kurang

2. Tes

Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyan-pertanyaan yang diberikan

kepada peserta didik untuk mendapat jawaban dari peserta didik dalam bentuk

lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tertulis) atau dalam bentuk

perbuatan (tindakan). Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan

mengukur hasil belajar peserta didik, terutama hasil belajar kognitif yang

berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran sesuai dengan tujuan

pendidikan dan pengajaran.7 Selain itu tes dapat digunakan sebagai berikut :

a) Untuk menentukan seberapa baik peserta didik telah menguasai bahan

pelajaran yang diberikan dalam waktu tertentu.

b) Untuk menentukan apakah suatu tujuan telah tercapai.

c) Untuk memperoleh suatu nilai.8

Tes ini digunakan untuk memperoleh data hasil belajar kognitif peserta

didik kelas VIII-B pada materi pokok Usaha dan Energi. Bentuk tes yang

digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis berbentuk pilihan ganda,

dengan empat alternatif jawaban dengan jumlah soal 20. Adapun contoh tes

dapat dilihat pada lampiran.

7 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar,(Bandung: Rosda Karya, 1999),

Cet. 6, hlm. 35 8 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2001),

hlm. 149.

Page 72: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

58

D. Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII-B

MTs NU 20 Kangkung Kendal semeseter genap tahun ajaran 2009/2010.

2. Metode pengambilan Data

Metode pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.9 Metode ini

digunakan untuk memperoleh data tentang dokumentasi pembelajaran di

MTs NU 20 Kangkung Kendal yang dibutuhkan dalam penelitian ini, di

antaranya : foto pembelajaran, daftar nama peserta didik, dan daftar nilai

peserta didik.

b. Metode Observasi

Metode observasi adalah metode atau cara-cara menganalisis

dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku

dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara

langsung.10 Dalam mengggunakan metode observasi cara yang paling

efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan

sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian

atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Dari peneliti

berpengalaman diperoleh suatu petunjuk bahwa mencatat data observasi

9_____, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineke Cipta,

2006),Edisi Revisi VI, hlm. 231. 10 M.Ngalim Purwanto,MP, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT

Remaja Rosda Karya, 1997), Cet VIII, hlm. 149.

Page 73: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

59

bukanlah sekadar mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan

kemudian mengadakan penilaian ke dalam suatu skala bertingkat.11

Metode ini menggunakan lembar observasi untuk mengamati

keaktifan atau partisipasi peserta didik dalam proses kegiatan belajar-

mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Heads Together.

c. Metode Tes

Metode tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat

lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan

inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau

kelompok.12 Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil

belajar kognitif peserta didik setelah menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together. Dalam metode tes ini,

digunakan tes tertulis pilihan ganda, yaitu bentuk pilihan dengan empat

alternatif jawaban dengan jumlah soal 20.

3. Validitas dan Reabilitas Instrumen Tes

a. Valididas

Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah tes dikatakan valid

apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur. Dalam bahasa

Indonesia “valid” disebut dengan istilah “sahih”13. Untuk menghitung

validitas butir soal digunakan rumus :

Product Moment

})({})({

))((2222

∑ ∑∑ ∑

∑ ∑∑−−

−=

yyNxxN

yxxyNrxy (3.1)

11 Suharsimi Arikunto, Op. Cit, hlm. 229. 12 M.Ngalim Purwanto,MP, Op.Cit, hlm. 150.

13 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Op.Cit, hlm. 65

Page 74: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

60

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi item soal

N : Banyaknya peserta tes

X : Jumlah skor item

Y : Jumlah skor total 14

Kriteria rxy adalah sebagai berikut :

0,00 < rxy < 0,20 sangat rendah

0,20 < rxy < 0,40 rendah

0,40 < rxy < 0,60 cukup

0,60 < rxy < 0,80 tinggi

0,80 < rxy < 1,00 sangat tinggi

Hasil perhitungan rxy dibandingkan dengan table kritis r product

moment, dengan taraf signifikan 5 % jika harga rxy maka tes tersebut valid

b. Realibilitas

Reliabilitas menunjuk suatu pengetian bahwa suatu instrumen

cukup dapat dipercaya. Suatu tes dikatakan dikatakan mempunya taraf

kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang

tetap. Maka pengertian realibilitas tes, berhubungan dengan masalah

ketetapan hasil tes15. Analisis reliabilitas tes pada penelitian ini

menggunakan rumus Hyot:

r

s

V

Vr −=111 atau

r

s

r

r

V

V

V

Vr −=11 (3.2)

Keterangan:

r11 : Realibilitas seluruh soal

rV : Varians Responden

14 Ibid, hlm. 72 15 Ibid, hlm. 86

Page 75: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

61

sV : Varians Sisa16

Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :

0,00 < rxy < 0,20 : sangat rendah

0,20 < rxy < 0,40 : Rendah

0,40 < rxy < 0,60 : Sedang

0,60 < rxy < 0,80 : Tinggi

0,80 < rxy < 1,00 : Sangat tinggi

Kriteria pengujian realibilitas tes yaitu setelah didapat r11 tersebut,

harga r11 dibandingkan dengan harga r Product moment pada table,

jika rhitung > rtabel maka item yang dicobakan reliabel

E. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini terdiri dari data kuantitatif dan

data kualitatif. Oleh karena itu, analisis data yang dilakukan berupa analisis

kuantitatif dan analisis deskriptif kualitatif. Data kuantitatif diperoleh melalui tes

dan data kualitatif diperoleh dari lembar observasi. Langkah-langkah analisis

data adalah sebagai berikut:

1. Data hasil tes kognitif

Penilaian aspek kognitif peserta didik diambil melalui tes evaluasi

peserta didik pada akhir pembelajaran setiap siklus. Tes evaluasi peserta didik

yaitu berupa tes pilihan ganda. Dari data hasil tes peserta didik pada tiap

siklus akan diketahui hasil ketuntasan belajar peserta didik dengan rumus:17

100xSoalBanyaknya

benarjawabanBanyaknyaakhirNilai = (3.4)

16 Ibid, hlm. 104

17 Asep Jihad,dkk, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pessindo, 2009), hlm. 166.

Page 76: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

62

2. Data hasil observasi

Dalam pemberian skor untuk lembar observasi aktivitas belajar peserta

didik dalam mengikuti pembelajaran digunakan skala bertingkat dengan

rentang dari 1 sampai dengan 4. Dengan demikian hasil observasi proses

pembelajaran adalah dengan menghitung jumlah skor pengamatan. Adapun

rumus yang digunakan untuk menghitung adalah sebagai berikut:18

100xmaksimumSkor

didikpesertatotalSkorNilai = (3.5)

Indikator keberhasilan pelaksanaan pembelajaran oleh guru adalah

sebagai berikut:

0 – 20 : Gagal

20 – 40 : Kurang

41 – 60 : Cukup

61 – 80 : Baik

81 – 100 : Sangat Baik

3. Analisis ketuntasan tes hasil belajar

Analisis ketuntasan tes hasil belajar peserta didik bertujuan untuk

mengetahui tingkat ketuntasan belajar peserta didik yang diperoleh tiap siklus.

Peserta didik yang memperoleh nilai kurang dari 60 dinyatakan mengalami

kesulitan belajar dan peserta didik yang memperoleh nilai lebih dari atau sama

dengan 60 dinyatakan telah tuntas belajar.

Untuk mengukur ketuntasan belajar klasikal digunakan rumus :

%100xsiswajumlah

belajartuntasyangsiswajumlahsiswabelajarklasikalKetuntasan = (3.6)

18 Ibid., hlm. 125.

Page 77: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

63

F. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam pembelajaran ini tercermin dengan

adanya peningkatan aktivitas belajar dan hasil belajar peserta didik di setiap

siklusnya ditandai dengan :

1. Semua peserta didik ikut terlibat dalam kegiatan kelompoknya.

2. Banyaknya peserta didik yang berani bertanya lebih dari 4 orang.

3. Nilai aktivitas belajar peserta didik lebih dari 60 dengan persentase

ketuntasan klasikal lebih dari 75%.19

4. Rata-rata nilai hasil belajar kognitif peserta didik lebih dari 60 dengan

persentase ketuntasan klasikal belajar lebih dari 85%.20

19 Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi (PT : Remaja Rosda Karya, 2006), hlm. 101. 20 Ibid, hlm. 99

Page 78: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

64

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Hasil Penelitian

1. Kondisi Awal Sebelum Tindakan (Pra Siklus)

Pada tahap sebelum tindakan ini yang dilakukan oleh peneliti berupa

pendokumentasian daftar nama dan melihat proses pembelajaran di dalam

kelas. Menurut salah seorang peserta didik, selama ini kegiatan pembelajaran

di dalam kelas hanya menggunakan metode ceramah, tidak pernah diskusi.

Dari kegiatan ini didapati peserta didiknya kurang antusias mengikuti proses

pembelajaran. Hal ini diperkuat pernyataan Dewi Sinta, S.Pd selaku guru IPA

kelas VIII-B MTs NU 20 Kangkung Kendal, bahwa selama ini proses

pembelajaran masih menggunakan metode ceramah. Alasannya sederhana,

karena sangat sulit mengajak peran aktif peserta didik. Kondisi seperti ini

didukung oleh hasil nilai tes ulangan peserta didik pada materi pokok sebelum

penelitian. Adapun hasil analisis nilai tes yang dialami peserta didik adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.1. Hasil Analisis Nilai Awal Peserta didik

Hasil belajar kognitif Peserta didik Nilai Awal

Jumlah peserta didik tuntas belajar

Jumlah peserta didik tidak tuntas belajar

Rata-rata nilai peserta didik

Persentase ketuntasan

18

23

51,98

43,90%

Berdasarkan data tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil nilai tes

ulangan peserta didik masih rendah, nilai rata-rata sebesar 51,98 dan

ketuntasan klasikal sebesar 43,90 %. Hal ini masih di bawah target yang

ditetapkan yaitu 60 dan ketuntasan hasil belajar klasikal masih di bawah

Page 79: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

65

ketuntasan hasil belajar klasikal yang diharapkan yaitu 85 %. Rendahnya hasil

belajar peserta didik pada mata pelajaran fisika sebelum tindakan (pra siklus)

menunjukkan bahwa strategi yang digunakan oleh guru kurang tepat

dikarenakan proses belajar-mengajar masih didominasi oleh guru, peserta

didik hanya duduk diam mendengarkan penjelasan materi pembelajaran yang

disampaikan. Peserta didik tidak pernah melakukan diskusi atau bertukar

pendapat sehingga menyebabkan rendahnya aktivitas belajar dan hasil belajar

peserta didik. Dengan berbekal evaluasi itulah, peneliti membuat perubahan

dalam sistem mengajar agar aktivitas dan hasil belajar peserta didik

meningkat. Adapun desain pembelajarannya adalah dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together.

2. Tindakan Siklus I

a. Perencanaan

Perencanaan dalam siklus I terdiri atas:

1) Menyusun skenario pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) sebagai pedoman dalam kegiatan belajar

mengajar, penyusunan RPP tersebut dikonsultasikan dengan guru IPA

sebagai kolaborator dengan menerapkan pembelajaran Kooperatif tipe

Numbered Heads Together.

2) Menyusun lembar kerja siswa (LKS) sebagai pedoman diskusi

kelompok.

3) Membuat lembar observasi untuk mengamati aktivitas belajar peserta

didik.

4) Menyusun tes evaluasi siklus I dengan memperhatikan indikator

pembelajaran siklus I.

b. Pelaksanaan tindakan

Siklus I dilaksanakan pada hari Selasa dan Rabu, tanggal 11 s.d.

12 Mei 2010. Pada pembelajaran pertama dilaksanakan selama 80 menit,

Page 80: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

66

mulai pukul 10.00 – 11.20 WIB. Pada awal pembelajaran, guru

menjelaskan terlebih dahulu tujuan pembelajaran. Pada saat bersamaan,

ada beberapa peserta didik yang terlambat masuk kelas dikarenakan

pelajaran dimulai setelah jam istirahat. Sehingga guru harus mengulang

lagi penjelasan tujuan pembelajaran.

Guru memulai pembelajaran dengan memberi apersepsi kepada

peserta didik yang berkaitan dengan materi Usaha dengan memberi

pertanyaan yaitu “Pernahkah kalian mendorong meja di permukaan licin

dan di permukaan kasar? Manakah yang membutuhkan gaya yang lebih

besar? Mengapa demikian?” Kemudian peserta didik secara bergantian

menjawab, “Pernah.” Kemudian salah satu peserta didik menjawab,

”tidak pernah”, “karena kalau akan memindah meja diangkat tidak

didorong”. Sementara yang lain menjawab, “pernah”, meja yang ada di

permukaan licin akan terasa ringan, sedangkan meja yang ada di

permukaan kasar akan terasa berat. Namun demikian, mayoritas peserta

didik belum tahu alasannya. Hal ini dikarenakan peserta didik terbiasa

menerima materi tanpa diajak berfikir aktif.

Kemudian guru memberi respon dari jawaban peserta didik dan

memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi Usaha, yaitu

“Apabila kita mengangkat batu kemudian kita mengangkat kayu apa yang

kita rasakan? Mengapa demikian?” Kemudian guru meminta peserta

didik untuk menanggapi permasalahan yang telah diberikan. Peserta didik

ada yang menanggapi dengan menjawab, “sama berat” kemudian ada

salah satu peserta didik yang menjawab, “tergantung besar kecilnya batu

dan kayu, semakin besar batu dan kayu maka kita akan terasa berat usaha

yang kita lakukanpun semakin besar”.

Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 8 kelompok secara

heterogen yang beranggotakan 5-6 peserta didik dan tiap peserta didik

mendapat nomor urut dalam kelompok. Dalam kelompok tersebut

Page 81: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

67

diharapkan peserta didik yang pandai membantu temannya yang kurang.

Pembagian kelompok berdasarkan nomor urut absen daftar hadir. Guru

meminta peserta didik mengatur tempat duduk secara berkelompok. Pada

saat guru meminta peserta didik duduk berdampingan, suasana kelas

sangat gaduh karena peserta didik masih banyak yang masih pilih-pilih

teman dalam kelompok. Akhirnya dengan bujukan dan pengertian dari

guru, peserta didik mau duduk berdampingan.

Guru menjelaskan tentang materi Usaha khususnya tentang Usaha

dapat bernilai positif atau negatif dan Usaha oleh beberapa buah gaya,

dan daya. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk melakukan diskusi sesuai dengan permasalahan yang ada dalam

LKS di antaranya “Jika kamu mendorong sebuah mobil yang

menghalangi mobilmu yang akan keluar dari tempat parkir. Ternyata

mobil yang kamu dorong direm sehingga sama sekali tidak bergerak.

Apakah kamu dapat dikatakan melakukan usaha terhadap mobil? Berikan

alasanmu!”

Pada saat diskusi berlangsung bila ada salah satu anggota yang

kurang menguasai terhadap materi, maka anggota yang lain bertanggung

jawab untuk menjelaskan kepada anggota yang belum faham tersebut.

Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan

memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut.

Setelah diskusi kelompok selesai, guru memanggil salah satu

nomor dari masing-masing kelompok, peserta didik yang nomornya

dipanggil guru untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

Peserta didik yang mempresentasikan diskusi ada 8 orang yang masing-

masing mewakili kelompoknya. Mereka adalah Amalia Sinarsih

(kelompok 1), Abdul Aziz (kelompok 2), Latifatul Ikhsaniyah (kelompok

3), Nur Zaidah (kelompok 4), Siti Umi Toifatun (kelompok 5), Aris

Wahyudin (kelompok 6), Inayati Sholihati (kelompok 7), dan Ahmad

Page 82: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

68

Riza Azizi (kelompok 8). Ketika presentasi hasil diskusi, peserta didik

yang tidak presentasi diberikan kesempatan untuk bertanya dan

menyanggah pendapat temannya. Ada beberapa peserta didik yang

menyanggah, di antaranya adalah Abqiyatul Ulfa dari kelompok 4 dan

Titik Rahayu dari kelompok 8. Peserta didik yang bertanya dan

menyanggah temannya memperoleh tambahan nilai pada penilaian

aktivitas peserta didik. Saat pembelajaran berlangsung, Peneliti

mengamati aktivitas peserta didik dan mencatatnya dalam lembar

observasi. Setiap selesai presentasi, guru dan peserta didik yang tidak

presentasi memberikan tepuk tangan sebagai apresiasi. Setelah semua

kelompok mempresentasikan hasil diskusi, kemudian guru

menyempurnakan dari jawaban peserta didik yang belum tepat serta

menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan. Setelah pembelajaran

selesai guru memberikan informasi bahwa pertemuan berikutnya akan

diadakan tes siklus I.

Pada hari Rabu, tanggal 12 Mei 2010, peserta didik diberikan tes

kognitif siklus I pada pukul 12.20-13.00 WIB. Sebelum tes di mulai, guru

menyuruh semua peserta didik untuk duduk di tempat duduknya masing-

masing dan memasukkan semua buku ke dalam tas kecuali alat tulis.

Guru membagikan soal tes siklus I yang sesuai dengan kompetensi yang

ditentukan untuk mengukur kemampuan peserta didik dengan jumlah soal

20 pilihan ganda dengan 4 pilihan dalam waktu 30 menit. Guru

berkeliling mengawasi peserta didik dalam mengerjakan soal. Setelah

waktu yang ditentukan selesai, peserta didik mengumpulkan jawaban tes

kepada guru.

c. Pengamatan

1) Pengamatan terhadap aktivitas peserta didik

Pengamatan terhadap aktivitas peserta didik yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah pengamatan aktivitas belajar peserta didik.

Page 83: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

69

Berdasarkan pengamatan terhadap aktivitas peserta didik, diperoleh

hal-hal sebagai berikut:

a) Pada saat berlangsungnya siklus I, sebagian besar peserta didik

masih pasif dalam kegiatan pembelajaran. Terbukti dalam proses

belajar-mengajar berlangsung, peserta didik masih malu untuk

bertanya dan mengungkapkan pendapat. Dalam melakukan

diskusi, yang bekerja hanya 2 atau 3 orang dalam tiap kelompok.

b) Penilaian aktivitas belajar setiap peserta didik yang meliputi: 1)

menanggapi pertanyaan, 2) memecahkan soal, 3) bekerjasama, 4)

menganalisis permasalahan. Menghasilkan data observasi

instrumen yang ditunjukkan oleh tabel 4.2

Tabel 4.2 Hasil pengamatan aktivitas belajar peserta didik pada siklus I

No

Kategori

Penilaian

Aktivitas Belajar

Jumlah Peserta didik

Persentase

1 Sangat baik 7 17,1%

2 Baik 15 36,6%

3 Cukup 11 26,8%

4 Kurang 8 19,5%

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa peserta didik

mendapat kategori penilaian “sangat baik” apabila nilai aktivitas

belajarnya antara 81-100, kategori “baik” apabila nilai aktivitas

belajarnya antara 61-80, kategori “cukup” apabila nilai aktivitas

belajarnya antara 41-60, dan kategori “kurang” apabila nilai aktivitas

belajarnya antara 20-40.

Perolehan nilai aktivitas belajar peserta didik pada siklus I

dapat dilihat pada Tabel 4.3

Page 84: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

70

Tabel 4.3 Perolehan nilai aktivitas belajar peserta didik pada siklus I

No Kategori Penilaian Nilai Aktivitas Belajar

1 Nilai terendah 31,25

2 Nilai tertinggi 93,75

3 Nilai rata-rata 60,98

4 Ketuntasan klasikal 53,66 %

Berdasarkan data tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil nilai

aktivitas belajar peserta didik masih rendah, nilai rata-rata sebesar

60,98 dan ketuntasan klasikal sebesar 53,66 %. Hal ini masih di bawah

ketuntasan aktivitas belajar klasikal yang diharapkan yaitu 75 %.

2) Hasil tes kognitif peserta didik

Pada saat berlangsungnya tes siklus I, peserta didik

mengerjakan soal dengan tenang, diam dan duduk di tempatnya

masing-masing. Peserta didik menyelesaikan tes sesuai dengan waktu

yang telah ditentukan. Perolehan hasil belajar kognitif peserta didik

dapat dilihat pada Tabel 4.4

Tabel 4.4 Hasil belajar kognitif siklus I

No Kategori penilaian Hasil belajar kognitif

1 Nilai terendah 35

2 Nilai tertinggi 90

3 Nilai rata-rata 70,73

4 Persentase ketuntasan klasikal

78,05 %

Jumlah pserta didik yang tuntas belajar sebanyak 32 peserta

didik (78,05%). Hal ini menunjukkan bahwa jumlah peserta didik

yang memperoleh nilai ≥ 60 belum mencapai 85%.

Page 85: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

71

d. Refleksi

Setelah pelaksanaan dan pengamatan pada siklus I, peneliti

bersama guru melakukan refleksi untuk mengetahui kelemahan-

kelemahan pada siklus I. Berdasarkan refleksi terhadap perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan dan tes yang telah diberikan di siklus I, guru

melakukan perbaikan pada siklus II untuk meningkatkan aktivitas dan

hasil belajar peserta didik. Kelemahan utama pada siklus I di antaranya :

1) Waktu untuk kegiatan pembelajaran menjadi berkurang, banyak

peserta didik yang terlambat masuk kelas karena pelajaran dimulai

setelah jam istirahat.

2) Diskusi kelompok belum berjalan maksimal, peserta didik masih

bingung dengan model pemelajaran yang diberikan guru dan peserta

didik masih pilih-pilih teman dalam kelompoknya sehingga dalam

diskusi masih bersifat individu, hanya 2 atau 3 orang saja yang

melakukan diskusi.

3) Masih banyak peserta didik yang bergurau karena guru jarang

berkeliling mengawasi jalannya pembelajaran.

4) Peserta didik masih malu untuk bertanya, mengungkapkan pendapat,

dan menyanggah pendapat temannya.

5) Guru lebih banyak duduk dari pada membimbing peserta didik dalam

diskusi.

Berdasarkan hasil tes kognitif yang dilakukan, terdapat 32 peserta

didik (78,05%) yang tuntas belajar dan 9 peserta didik (21,9%) yang

belum tuntas belajar. Nilai rata-rata yang dicapai peserta didik adalah

70,73 dengan ketuntasan klasikal 78,05%. Sedangkan pengamatan hasil

observasi peserta didik yaitu untuk aktivitas belajar belum baik, nilai rata-

ratanya adalah 60,98 dengan ketuntasan klasikal 53,66%.

Secara garis besar, pelaksanaan pada siklus I masih perlu

ditingkatkan. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar

Page 86: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

72

maupun hasil belajar kognitif peserta didik, dapat disimpulkan bahwa

peserta didik belum terbiasa dengan pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Heads Together. Kegiatan siklus I perlu diperbaiki agar

kemampuan peserta didik dalam mempelajari materi pelajaran melalui

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together dapat lebih

meningkat. Untuk itu guru perlu melakukan langkah-langkah guna

perbaikan pada siklus II agar aktivitas belajar dan hasil belajar peserta

didik pada siklus II dapat meningkat, di antaranya :

1) Sebelum pembelajaran dimulai guru memastikan semua peserta didik

sudah masuk di dalam kelas tepat waktu.

2) Guru menjelaskan terlebih dahulu model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Heads Together.

3) Guru tetap membagi kelompok sesuai dengan kelompok pada siklus I,

hanya memindah posisi tempat duduk kelompok.

4) Guru sering berkeliling mengawasi jalanya pembelajaran.

5) Guru memberikan motivasi agar peserta didik mau belajar mandiri di

rumah sehingga dapat menguasai materi dan mengungkapkan kepada

guru hal yang belum dimengerti yang berkaitan dengan pelajaran.

Peranan guru dalam memotivasi dan membimbing peserta didik

sangat penting. Hal ini akan mempengaruhi kemampuan peserta didik

dalam hal berdiskusi dan memecahkan masalah. Dalam meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar peserta didik, maka pada siklus II akan tetap

dilaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together dengan usaha yang dilakukan guru agar hasil belajar peserta

didik pada siklus II ini nantinya dapat meningkat adalah dengan

meningkatkan keaktifan peserta didik baik saat pembelajaran dalam kelas

maupun pembelajaran dalam kelompok melalui kegiatan diskusi

kelompok. Peningkatan aktivitas peserta didik saat pembelajaran dalam

kelas dilakukan dengan memberikan motivasi kepada seluruh peserta

Page 87: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

73

didik dan pemberian kesempatan untuk bertanya atau berpendapat pada

peserta didik yang belum aktif, sedangkan peningkatan aktivitas peserta

didik saat kegiatan diskusi dalam kelompok dilakukan dengan pembagian

tugas dan tanggung jawab yang jelas kepada masing-masing anggota

kelompok.

3. Tindakan Siklus II

a. Perencanaan

Perencanaan pada siklus II sama seperti siklus I meliputi:

Pembuatan Rencana Pembelajaran (RPP), penusunan LKS, serta

penyusunan tes siklus II. Perencanaan pada siklus II berdasarkan pada

hasil refleksi pada siklus I.

b. Pelaksanaan tindakan

Siklus II dilaksanakan pada hari Selasa dan Rabu, tanggal 25 s.d.

26 Mei 2010. Pada pembelajaran kedua dilaksanakan selama 80 menit,

mulai pukul 10.00 – 11.20 WIB. Pada proses pembelajaran, guru banyak

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengungkapkan

peristiwa yang pernah dialami dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan

dengan materi dan menanyakan tentang materi yang belum faham yang

sudah dipelajari di rumah. Sebelum pembelajaran dimulai, guru

memastikan semua peserta didik sudah masuk di dalam kelas tepat waktu.

Kemudian guru menjelaskan terlebih dahulu tentang model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together.

Guru memulai pembelajaran dengan memberi apersepsi kepada

peserta didik yang berkaitan dengan materi energi dengan memberi

pertanyaan yaitu “mengapa kita merasa lemas ketika berpuasa?” kemudian

peserta didik secara bergantian menjawab, “karena tidak makan dan

minum”. Salah satu peserta didik menjawab, “karena tidak makan dan

minum sehingga di dalam tubuh tidak ada energi sebagai sumber tenaga

Page 88: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

74

menjadikan tubuh menjadi lemas”. Alasan peserta didik sudah baik

dibandingkan pada siklus I karena peserta didik sudah mempelajari materi

di rumah.

Kemudian guru memberikan respon dari jawaban peserta didik

kemudian memberi pertanyaan yang berkaitan dengan materi Energi

yaitu, “Pernahkah kalian melakukan senam pagi? Mengapa kalian merasa

capek ketika senam pagi dari pada saat kalian tidur? Mengapa demikian!”

kemudian guru meminta peserta didik untuk menanggapi permasalahan

yang telah diberikan. Secara bergantian peserta didik menanggapi dengan

menjawab, “tidak pernah” kemudian ada salah satu peserta didik yang

menjawab, “kalau senam tidak pernah tapi kalau lari pagi pernah”.

Sementara yang lain menjawab, “pernah” karena saat kita senam semua

anggota badan kita bergerak mengeluarkan energi sehingga badan akan

terasa capek, sedangkan saat tidur kita tidak mengeluarkan energi”.

Guru menyuruh peserta didik membentuk kelompok sesuai dengan

kelompoknya masing-masing dan guru memindah tempat duduk

kelompok. Guru menjelaskan tentang materi energi khususnya tentang

macam-macam bentuk energi, perubahan bentuk-bentuk energi, hukum

kekekalan energi, dan energi mekanik. Kemudian guru memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan diskusi sesuai dengan

permasalahan yang ada dalam LKS di antaranya “Dalam kehidupan

sehari-hari banyak terdapat macam-macam bentuk energi, sebutkan

macam-macam bentuk energi tersebut dan contohnya dalam kehidupan

sehari-hari”.

Pada saat diskusi berlangsung bila ada salah satu anggota yang

kurang menguasai terhadap materi, maka anggota yang lain bertanggung

jawab untuk menjelaskan kepada anggota yang belum faham tersebut.

Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan

memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut.

Page 89: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

75

Setelah diskusi kelompok selesai, guru memanggil salah satu

nomor dari masing-masing kelompok, peserta didik yang nomornya

dipanggil guru untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

Peserta didik yang mempresentasikan diskusi ada 8 orang yang masing-

masing mewakili kelompoknya, Mereka adalah Aenur Mubarok

(kelompok 1), Nala Naeli Nur (kelompok 2), Latifatul Ikhsaniyah,

(kelompok 3), Abqiyatul Ulfa, (kelompok 4), Siti Umi Toifatun

(kelompok 5), Aris Wahyudin (kelompok 6), Siti Fatimatun (kelompok 7),

Titik Rahayu (kelompok 8). Ketika presentasi hasil diskusi, peserta didik

yang tidak presentasi diberikan kesempatan untuk bertanya dan

menyanggah pendapat temannya. Ada beberapa peserta didik yang

menyanggah di antaranya adalah Amalia Sinarsih dari kelompok 1, Abdul

Aziz dari kelompok 2, Nur Zaidah dari kelompok 4, Ahmad Akrom dari

kelompok 5, dan Siti Mualimatun dari kelompok 8. Peserta didik yang

bertanya dan menyanggah temannya memperoleh tambahan nilai pada

penilaian aktivitas peserta didik. Saat pembelajaran berlangsung, Peneliti

mengamati aktivitas peserta didik dan mencatatnya dalam lembar

observasi. Setiap selesai presentasi, guru dan peserta didik yang tidak

presentasi memberikan tepuk tangan sebagai apresiasi. Setelah semua

kelompok mempresentasikan hasil diskusi, kemudian guru

menyempurnakan dari jawaban peserta didik yang belum tepat serta

menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan. Setelah pembelajaran

selesai guru memberikan informasi bahwa pertemuan berikutnya akan

diadakan tes siklus II.

Pada hari Rabu, tanggal 26 Mei 2010, peserta didik diberikan tes

kognitif siklus II pada pukul 12.20 - 13.00 WIB. Sebelum tes di mulai

guru meminta semua peserta didik untuk duduk di tempat duduknya

masing-masing dan memasukkan semua buku ke dalam tas kecuali alat

tulis. Guru membagikan soal tes siklus II yang sesuai dengan kompetensi

Page 90: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

76

yang ditentukan untuk mengukur kemampuan peserta didik dengan jumlah

soal 20 pilihan ganda dengan 4 pilihan dalam waktu 30 menit. Guru

berkeliling mengawasi peserta didik dalam mengerjakan soal. Setelah

waktu yang ditentukan selesai, peserta didik mengumpulkan jawaban tes

kepada guru.

c. Pengamatan

1) Pengamatan terhadap aktivitas peserta didik

Pada siklus II aktivitas belajar peserta didik meningkat, jumlah

peserta didik yang bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan

oleh teman maupun guru semakin meningkat (lihat pada lampiran

aktivitas belajar ).

Pada siklus II, peserta didik semakin aktif dalam pembelajaran.

Saat berlangsungnya diskusi, masing-masing kelompok dapat

melakukan diskusi dan bekerjasama dengan sesama anggota

kelompoknya. Saat pembelajaran berlangsung, peneliti beserta guru

mengamati aktivitas peserta didik dan mencatatnya dalam lembar

observasi.

Tabel 4.5 berikut memperlihatkan hasil pengamatan terhadap

aktivitas belajar peserta didik siklus II sesuai kriteria penilaian (tertera

pada lampiran).

Tabel 4.5 Hasil pengamatan aktivitas belajar peserta didik pada siklus II

No

Kategori

Penilaian

Aktivitas Belajar

Jumlah Peserta didik

Persentase

1 Sangat baik 7 17,1%

2 Baik 27 65,9%

3 Cukup 7 17,1%

4 Kurang 0 0%

Page 91: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

77

Berdasarkan tabel di atas dijelaskan bahwa peserta didik

mendapat kategori penilaian “sangat baik” apabila nilai aktivitas

belajarnya antara 81-100, kategori “baik” apabila nilai aktivitas

belajarnya antara 61-80, kategori “cukup” apabila nilai aktivitas

belajarnya antara 41-60, dan kategori “kurang” apabila nilai aktivitas

belajarnya antara 20-40.

Perolehan nilai aktivitas belajar dari siklus II dapat dilihat pada

tabel 4.6.

Tabel 4.6 Perolehan nilai aktivitas belajar peserta didik pada siklus II

No Kategori Penilaian Nilai Aktivitas Belajar

1 Nilai terendah 56,25

2 Nilai tertinggi 93,75

3 Nilai rata-rata 69,51

4 Ketuntasan klasikal 82,93%

Berdasarkan data tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil nilai

aktivitas belajar peserta didik sudah baik, nilai rata-rata sebesar 69,51

dan ketuntasan klasikal sebesar 82,93 %. Hal ini menunjukkan bahwa

jumlah peserta didik yang memperoleh nilai ≥ 60 telah mencapai

lebih dari 75%.

2) Hasil tes kognitif peserta didik

Pada saat berlangsungnya tes siklus II, peserta didik

mengerjakan soal dengan tenang, diam dan duduk di tempatnya

masing-masing. Peserta didik menyelesaikan tes sesuai dengan waktu

yang telah ditentukan. Hasil belajar kognitif peserta didik siklus II

dapat di lihat pada tabel 4.7

Page 92: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

78

Tabel 4.7 Hasil belajar kognitif siklus II

No Kategori Penilaian Hasil Belajar Kognitif

1 Nilai terendah 50

2 Nilai tertinggi 95

3 Nilai rata-rata 81,22

4 Persentase ketuntasan klasikal 90,24%

Jumlah pserta didik yang tuntas belajar sebanyak 37 peserta

didik (90,24%). Hal ini menunjukkan bahwa jumlah peserta didik

yang memperoleh nilai ≥ 60 telah mencapai lebih dari 85%.

d. Refleksi

Pada siklus II peserta didik semakin aktif dalam kegiatan

pembelajaran. Batas ketuntasan belajar telah mencapai kriteria yang

ditetapkan. Beberapa kekurangan yang masih terjadi pada siklus II antara

lain faktor psikologi individu masing-masing peserta didik yang berbeda

sehingga ada peserta didik yang aktif dan pasif saat pembelajaran

berlangsung. Kelemahan dapat dijadikan masukan kepada guru untuk

lebih memperhatikan peserta didik yang masih pasif. Seperti pada siklus I,

pembahasan yang diuraikan di sini didasarkan atas hasil refleksi. Setelah

melaksanakan pengamatan atas tindakan pembelajaran dan pemberian tes

di akhir kegiatan

Pada siklus II ini hasilnya sudah baik, karena rata-rata hasil belajar

kognitif peserta didik 81,22. Jumlah peserta didik yang tuntas belajar

sebanyak 37 peserta didik (90,24%). Rata-rata aktivitas belajar peserta

didik sudah baik, nilai rata-ratanya untuk aktivitas belajar adalah 69,51.

Jumlah peserta didik yang tuntas belajar sebanyak 34 peserta didik

Page 93: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

79

(82,93%). Pada hasil belajar kognitif dari siklus I ke siklus II terjadi

peningkatan sebesar 12,19% dan aktivitas belajar peserta didik mengalami

peningkatan dari siklus I sampai siklus II sebesar 29,27%.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pembahasan Pra siklus

Dalam pra siklus ini peneliti mengumpulkan data awal berupa nilai

ulangan harian materi sebelumnya yaitu materi pokok gaya peserta didik kelas

VIII-B. Nilai rata-rata hasil belajar pada materi pokok gaya adalah 51,98 dan

ketuntasan klasikal sebesar 43,90 %. Hal ini masih di bawah target yang

ditetapkan yaitu 60 dan ketuntasan hasil belajar klasikal masih di bawah

ketuntasan hasil belajar klasikal yang diharapkan yaitu 85 %.

Pengumpulan data awal dilakukan sebagai dasar untuk

membandingkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe Numbered Heads Together dengan pembelajaran sebelum menggunakan

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together. Informasi tersebut

diperoleh dari Dewi Sinta, S.Pd selaku guru IPA kelas VIII-B MTs NU 20

Kangkung Kendal.

2. Pembahasan siklus I

Pada kegiatan pembelajaran siklus I sudah memakai model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together. Setelah dilakukan

pembelajaran dengan model kooperatif tipe Numbered Heads Together pada

siklus I terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik, tetapi secara garis

besar, pelaksanaan pada siklus I masih perlu ditingkatkan. Berdasarkan hasil

pengamatan terhadap aktivitas belajar peserta didik maupun hasil belajar

peserta didik, dapat disimpulkan bahwa peserta didik belum terbiasa dengan

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together. Guru harus

memberikan motivasi agar peserta didik mau belajar mandiri di rumah,

sehingga dapat menguasai materi dan mengungkapkan kepada guru hal yang

Page 94: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

80

belum dimengerti yang berkaitan dengan pelajaran. Berdasarkan hasil tes

kognitif yang dilakukan, terdapat 32 peserta didik (78,05%) yang tuntas

belajar dan 9 peserta didik (21,9%) yang belum tuntas belajar. Nilai rata-rata

yang dicapai peserta didik adalah 70,73 dengan ketuntasan klasikal 78,05%.

Sedangkan pengamatan hasil observasi peserta didik yaitu untuk aktivitas

belajar belum baik, nilai rata-ratanya adalah 60,98 dengan ketuntasan klasikal

53,66%.

Peranan guru dalam memotivasi dan membimbing peserta didik sangat

penting. Hal ini akan mempengaruhi kemampuan peserta didik dalam belajar,

berdiskusi, memecahkan masalah, bertanya dan menyanggah pendapat teman.

Kegiatan pada siklus I perlu diperbaiki untuk pemantapan agar peserta didik

dalam mempelajari materi pelajaran secara mandiri dan berdiskusi dengan

kelompoknya dapat diselesaikan dengan baik. Langkah perbaikan meliputi:

lebih banyak memberi motivasi kepada seluruh peserta didik agar lebih aktif

dalam kegiatan belajar - mengajar, terutama kepada peserta didik yang masih

pasif dalam proses belajar – mengajar, meningkatkan pemantauan kepada

seluruh peserta didik saat melakukan diskusi, dan menyuruh peserta didik

untuk mempelajari materi pertemuan berikutnya di rumah.

3. Pembahasan siklus II

Pada siklus II kegiatan pembelajaran juga menggunakan pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together akan tetapi mengacu dari refleksi

pada siklus I. Setelah melaksanakan pengamatan atas tindakan pembelajaran

dan pemberian tes di akhir kegiatan. Pada siklus II hasilnya sudah baik, hal ini

bisa terlihat dari hasil observasi aktivitas belajar dan hasil tes kognitif siklus

II. Nilai hasil observasi aktivitas belajar rata-ratanya 69,51 dengan ketuntasan

klasikal 82,93 %. Hasil tes kognitif siklus II menunjukkan peserta didik yang

tuntas belajar sebanyak 37 peserta didik (90,24%). Sedangkan yang belum

tuntas sebanyak 4 peserta didik (9,76%). Nilai rata-rata peserta didik 81,22.

Pada aktivitas belajar peserta didik dari siklus I sampai siklus II terjadi

Page 95: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

81

peningkatan sebesar 29,27%, sedangkan tes kognitif dari siklus I ke siklus II

mengalami peningkatan sebesar 12,19%.

Perbaikan yang diberikan pada siklus II adalah guru meminta peserta

didik agar materi Energi dibaca di rumah terlebih dahulu dan memberi kuis

kepada peserta didik. Sehingga pada siklus II, keaktifan peserta didik dalam

memecahkan masalah, hubungan antar peserta didik dengan kelompoknya

bertambah kompak, kemampuan peserta didik dalam mengemukakan

pendapat, menyanggah pendapat teman, dan kemampuan peserta didik dalam

menarik kesimpulan bertambah baik. Penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together mampu menumbuhkan keberanian

peserta didik dalam bertanya, mengemukakan pendapat, memecahkan

masalah serta meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Perbandingan perolehan nilai observasi aktivitas belajar peserta didik

pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.8 Perbandingan perolehan nilai aktivitas belajar peserta didik

pada siklus I dan II

No Aktivitas Skor

Siklus I Siklus II

1 Menanggapi pertanyaan 45,95 % 48,65 %

2 Memecahkan soal 85,14 % 80,41 %

3 Kerjasama 70,95 % 98,65 %

4 Menganalisis permasalahan 68,24 % 80,41 %

Nilai tertinggi 93,75 93,75

Nilai terendah 31,25 50

Nilai rata-rata 60,98 69,51

Ketuntasan klasikal 53,66 % 82,93 %

Page 96: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

82

perbandingan perolehan nilai aktivitas belajar peserta didik pada siklus

I dan Siklus II dapat dilihat pada gambar 4.1.

Gambar 4.1. Perbandingan perolehan nilai kognitif siklus I, dan II

Perbandingan perolehan nilai hasil belajar kognitif peserta didik pada

siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.9.

Tabel.4.9 perbandingan perolehan nilai hasil belajar kognitif peserta

didik pada siklus I dan Siklus II

No Keterangan Siklus I Siklus II

1 Nilai tertinggi 90 95

2 Nilai terendah 35 50

3 Nilai rata-rata 70,73 81,22

4 Ketuntasan klasikal (%) 78,05 90,24

Page 97: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

83

Perolehan nilai kognitif peserta didik dari siklus I sampai siklus II

dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2. Perbandingan perolehan nilai kognitif siklus I, dan II

0102030405060708090

100

Siklus I Siklus II

Nilai tertinggi

Nilai rata-rata

ketuntasan klasikal

Page 98: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

84

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together mampu

meningkatkan aktivitas belajar peserta didik saat pembelajaran baik secara

individu maupun kelompok dari siklus I sampai siklus II. Hal ini tampak dari

peningkatan nilai hasil observasi belajar peserta didik pada saat

berlangsungnya proses belajar-mengajar. Nilai rata-rata aktivitas belajar

peserta didik pada siklus I adalah 60,98, dan meningkat menjadi 69,51 pada

siklus II. Sementara itu ketuntasan aktivitas belajar klasikal peserta didik

mengalami peningkatan dari 53,66% pada siklus I menjadi 82,93% pada

siklus II.

2. Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together juga mampu

meningkatkan hasil belajar kognitif peserta didik. Hal ini tampak dari

peningkatan rata-rata hasil belajar peserta didik dari 70,73 pada siklus I

menjadi 81,22 pada siklus II. Sementara itu ketuntasan belajar klasikal peserta

didik juga mengalami peningkatan dari 78,05% pada siklus I menjadi 90,24%

pada siklus II.

B. Saran

Perkembangan ilmu pengetahuan menuntut guru untuk lebih kreatif

dalam pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan hasil

belajar peserta didik.

Page 99: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

85

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti memberikan saran sebagai

bahan masukan dalam peningkatan proses dan hasil pembelajaran. Adapun saran

tersebut adalah :

1. Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together layak dikembangkan

sebagai alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan pada

pembelajaran fisika, karena selain dapat meningkatkan hasil belajar, peserta

didik juga akan mendapatkan variasi pembelajaran sehingga mengurangi

kejenuhan dan meningkatkan semangat peserta didik dalam belajar.

2. Guru yang ingin menerapkan pembelajaran dengan model kooperatif tipe

Numbered Heads Together hendaknya mempersiapkan secara matang materi

yang akan disampaikan dan mampu mengelola kelas sehingga hasil dapat

dicapai secara maksimal.

C. Penutup

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah memberikan kekuatan, hidayah dan taufik-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah

kepada Nabi Muhammad SAW. Penulis menyadari meskipun dalam penulisan ini

telah berusaha semaksimal mungkin, namun dalam penulisan ini tidak lepas dari

kesalahan dan kekeliruan. Hal itu semata-mata merupakan keterbatasan ilmu dan

kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang

konstruktif dari berbagai pihak demi perbaikan yang akan datang. Akhirnya

penulis hanya berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis

khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin.

Page 100: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999.

A.M, Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2001. Arikunto, Suharsimi, Penelitian Tindakan Kelas Jakarta: PT Bumi Aksara,

2008, Cetakan Ketujuh. ________, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, 2001. ________, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT

Rineke Cipta, 2006, Edisi Revisi VI. Aqib, Zainal, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: CV Yrama Widya, 2008,

Cetakan keempat. Baharudin, dkk, Teori Belajar dan Pembelajaran, Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media, 2008, Cet.3. Bahri Djamarah, Saiful, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif,

Jakarta: Rineka Cipta, 2000. Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung : CV J-

ART, 2005. Dalyono, M, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997. Dimyati, dkk., Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2006,

Cet.3. Fathurrohmah, Ida, “Penggaruh Penggunaan Model Pembelajaran

Kooperatif dengan Pendekatan Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar IPA Materi Pengukuran Siswa Kelas VII MTs Negeri Sumber Rembang”, Skripsi Jurusan Tadris Fisika, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2009.

Giancoli, Douglas, FISIKA edisi kelima, Jilid 1, Jakarta : Erlangga, 2001. Halliday, David, Robert Resnick, Fisika Jilid 1, Jakarta : Erlangga, 1996.

Page 101: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

Jihad, Asep, dkk., Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: Multi Pressindo, 2008, Cet.1.

Lie, Anita, Cooperatif Learning Mempraktekkan Cooperatif Learning di

ruang-ruang kelas, Jakarta : Grasindo, 2002. Ma’ruf, Amari, Model Pembelajaran Pendidikan Islam di Madrasah,

Babakan : Amari Press, 2009. Mikrajuddin, dkk, IPA Terpadu SMP dan MTs untuk kelas VIII semester 2,

Jakarta: Erlangga, 2006. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi Bandung : PT Remaja Rosda

Karya, 2006. Mursid, Kurikulum dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Sebuah

Harapan Masyarakat, Semarang : AKFI media, 2009, Cet 1.

Poerwadarminta, WJS Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1976

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009, Cet.1 Purwanto, Ngalim, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,

Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1997, Cet. VIII. Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta:

Rineka Cipta, 1995, Cet.3. Soejono, AG, Pendahuluan Dedaktif Metodik Umum (Bandung: Bina Karya,

1980) Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Rineke Cipta, 1990. Sudjana, Nana, Dasar - Dasar Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi

Aksara, 2004. ________, Model-Model Belajar CBSA, Bandung : Sinar Baru, 1991. ________, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung : Rosda

Karya, 1999, Cet. 6. Suparno, Paul, Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik dan

Menyenangkan, Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma, 2007.

Page 102: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

Taufik, Muhammad,"Pemberian Feedback dalam Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Fisika dan Aktivitas Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Pekalongan", Skripsi Program Pendidikan Fisika, Fakultas FMIPA Universitas Negeri Semarang, 2008

Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik,

Jakarta : Prestasi Pustaka, 2007. Wuryani, Sri Esti, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Grasindo, 2006, Cet.3. Yamin, Martinis, Paradigma Pendidikan Konstruktivistik, Jakarta: Gaung

Persada Press, 2008, Cet. 1. Young, hugh D, Fisika Universitas Jilid 1, Jakarta : Erlangga, 2002.

Page 103: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS I

Mata Pelajaran : FISIKA

Kelas/Semester : VIII/Genap

Sekolah : MTs NU 20 Kangkung Kendal

A. Standar Kompetensi

5. Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari

B. Kompetensi Dasar

5.3 Menjelaskan hubungan bentuk energi dan perubahannya, prinsip usaha dan energi,

serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

C. Indikator

1. Menjelaskan pengertian usaha dan contohnya dalam kehidupan sehari hari.

2. Menjelaskan kaitan antara energi dan usaha.

3. Menunjukkan penerapan daya, dan usaha dalam kehidupan sehari-hari

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah melakukan pembelajaran NHT :

1. Peserta didik mampu menjelaskan pengertian usaha dan contohnya dalam

kehidupan sehari-hari dengan benar.

2. Peserta didik mampu menjelaskan kaitan antara usaha dan energi dengan benar.

3. Peserta didik mampu menunjukkan penerapan daya, dan usaha dalam kehidupan

sehari-hari dengan benar.

Page 104: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

E. Materi pembelajaran

• Usaha dan Energi

F. Media Belajar

o Buku IPA FISIKA 2 SMP dan MTs untuk kelas VIII Mikrajuddin Abdullah

o Lembar kegiatan siswa

G. Alokasi waktu : 2 x pertemuan (3 x 40 menit)

H. Model Pembelajaran

1. Model : kooperatif tipe Numbered heads together

2. Metode : Diskusi dan Tanya jawab

I. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

No Proses Pembelajaran peserta didik

Pengorganisasian

waktu Peserta

didik

1. Pendahuluan

• Apersepsi :

Guru bertanya kepada peserta didik tentang

prinsip usaha dalam kehidupan sehari-hari.

“Apabila kita mengangkat batu kemudian kita

mengangkat kayu apa yang kita rasakan”.

Mengapa demikian?

• Motivasi :�Guru memberikan respon dari jawaban

peserta didik kemudian memberi motivasi dalam

bentuk pertanyaan untuk mencari fenomena lain

yang menunjukkan prinsip Usaha, dengan

memberikan pertanyaan. “Apabila kita

mengangkat batu kemudian kita mengangkat kayu

apa yang kita rasakan”. Mengapa demikian?

Kemudian guru meminta peserta didik untuk

5 menit

5 menit

K

G

Page 105: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

2.

menanggapi permasalahan yang telah diberikan

Kegiatan Inti :

• Guru mengorganisasikan peserta didik dalam

kelompok dan setiap peserta didik dalam

kelompok diberi nomor.

• Guru membagi LKS yang berisi permasalahan-

permasalahan yang terkait dengan materi pokok

Usaha, diantaranya “Jika kamu mendorong

sebuah mobil yang menghalangi mobilmu yang

akan keluar dari tempat parkir. Ternyata mobil

yang kamu dorong di rem sehingga sama sekali

tidak bergerak. Apakah kamu dapat dikatakan

melakukan usaha terhadap mobil? Berikan

alasanmu?

• Setiap peserta didik dalam kelompok (dibimbing

oleh guru) mendiskusikan tentang pembahasan

konsep usaha

• Peserta didik menjawab pertanyaan dari guru,

dipastikan semua anggota kelompok mengetahui

jawaban dari pertanyaan tersebut.

• Guru memanggil secara acak salah satu nomor

peserta didik dalam setiap kelompok.

• Peserta didik yang dipanggil nomornya

mengacungkan jari dan mempresentasikan hasil

diskusi di depan kelas.

• Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta

didik dan memberikan informasi yang

sebenarnya.

5 menit

3 menit

40

menit

5 menit

2 menit

5 menit

5 menit

G

G

G

G

K

G

G

Page 106: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

3. Penutup

• Guru bersama peserta didik menyimpulkan hasil

dan diskusi kelompok

Uji Kompetensi siklus: terlampir

5 menit G

J. Penilaian

� Teknik penilaian : Tes tertulis dan observasi

� Bentuk instrumen : Tes pilihan ganda dan lembar observasi aktivitas belajar

Mengetahui

Guru Mata Pelajaran

Dewi Sinta, S.Pd

NIP: -

Kangkung, Mei 2010

Peneliti

Arif Kurnia Rahman

NIM: 063611003

� Kepala Madrasah,

Drs. Khofidhin

Page 107: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

1

1

Lam

pir

an

1

SIL

AB

US

Nam

a S

eko

lah

: M

Ts

NU

20

Kan

gk

un

g

Mat

a P

elaj

aran

: F

ISIK

A

Kel

as

:

VII

I

Sem

est

er

: G

enap

Alo

kas

i W

aktu

: 4

x 4

0 m

enit

Sta

nd

ar K

om

pet

ensi

:

5.

Mem

aham

i p

eran

an u

saha,

gaya,

dan

ener

gi

dal

am

kehid

up

an s

ehar

i-har

i.

Ko

mp

eten

si D

asar

M

ater

i P

oko

k/

pem

bel

ajar

an

Keg

iata

n p

em

bel

ajar

an

Ind

ikat

or

Pen

ilai

an

Alo

kas

i

Wak

tu

Su

mb

er

bel

ajar

T

eknik

B

entu

k

Inst

rum

en

C

onto

h I

nst

rum

en

5.3

Men

jela

skan

hu

bu

ngan

ben

tuk

ener

gi

dan

per

ub

ahan

nya,

pri

nsi

p

“usa

ha

dan

en

ergi”

ser

ta

pen

erap

ann

ya

dal

am k

ehid

up

an

seh

ari-

har

i

Usa

ha

dan

En

ergi

•S

tudi

pu

stak

a u

ntu

k

men

des

kri

psi

kan

p

enger

tian

ener

gi

dan

ben

tuk-b

entu

k e

ner

gi

•S

tudi

refe

ren

si

un

tuk

mem

ban

din

gkan

pen

ger

tian

en

ergi

kin

etik

dan

en

ergi

po

ten

sial

•M

enca

ri i

nfo

rmas

i te

nta

ng h

uku

m

kek

ekal

an e

ner

gi

•M

elak

ukan

p

erco

baa

n

un

tuk

men

emu

kan

h

ub

un

gan

an

tara

day

a, u

sah

a d

an k

ecep

atan

•M

enun

jukkan

b

entu

k-b

ebtu

k

ener

gi

dan

co

nto

hn

ya

dal

am

keh

idu

pan

seh

ari-

har

i

•M

engap

likas

ikan

ko

nse

p

ener

gi

dan

p

eru

bah

ann

ya

dal

am k

ehid

up

an s

ehar

i-h

ari

•M

emb

edak

an

ko

nse

p

ener

gi

kin

etik

d

an

ener

gi

po

ten

sial

pad

a su

atu

ben

da

yan

g

ber

ger

ak

•M

engen

alkan

h

uku

m

kek

ekal

an

ener

gi

mel

alu

i

con

toh

d

alam

keh

idu

pan

seh

ari-

har

i

•M

enje

lask

an

kai

tan

an

tara

ener

gi

dan

usa

ha

•M

enun

jukkan

p

ener

apan

d

aya

dal

am k

ehid

up

an s

ehar

i-h

ari

Tes

lis

an

Tes

tu

lis

Tes

tu

lis

Tes

tu

lis

Tes

tu

lis

Tes

tu

lis

Daf

tar

per

tan

yaa

n

Tes

ura

ian

Tes

ura

ian

Tes

ura

ian

Tes

ura

ian

isia

n

Ap

akah

yan

g k

amu

ket

ahu

i te

nta

ng b

entu

k-

ben

tuk e

ner

gi

?

Dal

am r

angk

aian

lis

trik

tert

utu

p d

engan

seb

uah

lam

pu

ter

jad

i p

erub

ahan

ener

gi.

..

Jela

skan

per

bed

aan

anta

ra

ener

gi

kin

etik

dan

en

ergi

po

ten

sial

.

Jela

skan

hu

ku

m

kek

ekal

an e

ner

gi

dan

ber

ikan

co

nto

hn

ya

dal

am

keh

idu

pan

seh

ari-

har

i.

Ap

akah

per

bed

aan

an

tara

ener

gi

dan

usa

ha

?

Day

a m

eru

pak

an

kec

epat

an d

alam

mel

aku

kan

....

4x4

0

Bu

ku

sisw

a,

bu

ku

refe

ren

si,

LK

S

Page 108: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

2

2

Ko

mp

eten

si D

asar

M

ater

i P

oko

k/

pem

bel

ajar

an

Keg

iata

n p

em

bel

ajar

an

Ind

ikat

or

Pen

ilai

an

Alo

kas

i

Wak

tu

Su

mb

er

bel

ajar

T

eknik

B

entu

k

Inst

rum

en

C

onto

h I

nst

rum

en

Page 109: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

3

3

Page 110: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

Lampiran 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS II

Mata Pelajaran : FISIKA

Kelas/Semester : VIII/Genap

Sekolah : MTs NU 20 Kangkung Kendal

A. Standar Kompetensi

5. Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari

B. Kompetensi Dasar

5.3 Menjelaskan hubungan bentuk energi dan perubahannya, prinsip usaha dan energi,

serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

C. Indikator

1. Menunjukkan bentuk-bentuk energi dan contohnya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Menjelaskan konsep energi dan perubahannya dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengenalkan hukum kekekalan energi melalui contoh dalam kehidupan sehari-hari.

4. Menjelaskan kaitan antara energi dan usaha.

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah melakukan pembelajaran NHT :

1. Peserta didik mampu menunjukkan bentuk-bentuk energi dan contohnya dalam

kehidupan sehari-hari dengan benar.

2. Peserta didik mampu menjelaskan konsep energi dan perubahannya dalam

kehidupan sehari-hari dengan benar.

3. Peserta didik mampu mengenalkan hukum kekekalan energi melalui contoh dalam

kehidupan sehari-hari dengan benar.

4. Peserta didik mampu menjelaskan kaitan antara energi dan usaha dengan benar.

Page 111: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

E. Materi pembelajaran

• Usaha dan Energi

F. Media Belajar

o Buku IPA FISIKA 2 SMP dan MTs untuk kelas VIII Mikrajuddin Abdullah, LKS

o Instrumen soal-soal

G. Alokasi waktu : 2 x pertemuan (3 x 40 menit)

H. Model Pembelajaran

1. Model : kooperatif tipe Numbered heads together

2. Metode : Diskusi dan Tanya jawab

I. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

No Proses Pembelajaran peserta didik

Pengorganisasian

waktu Peserta

didik

1. Pendahuluan

• Sebelum pembelajaran dimulai guru memastikan

semua peserta didik sudah masuk kelas dan tidak

ada peserta didik yang terlambat.

• Guru memberikan informasi awal tentang jalannya

pembelajaran menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT dan tugas yang harus

dilaksanakan peserta didik secara singkat dan jelas

• Apersepsi :

Guru bertanya kepada peserta didik tentang konsep

energi dalam kehidupan sehari-hari.

“mengapa kita merasa lemas ketika berpuasa?

• Motivasi :

Guru memberikan respon dari jawaban peserta

didik kemudian memberi motivasi dalam bentuk

pertanyaan untuk mencari fenomena lain yang

menunjukkan prinsip Energi, dengan memberikan

2 menit

2 menit

3 menit

3 menit

K

K

K

G

Page 112: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

2.

pertanyaan “Pernahkah kalian melakukan senam

pagi? Mengapa kalian merasa capek ketika senam

pagi dari pada saat kalian tidur? mangapa

demikian?

Kegiatan Inti :

• Guru mengorganisasikan peserta didik dalam

kelompok sesuai dengan kelompok pada siklus I

dan memindah posisi tempat duduk kelompok,

setiap peserta didik dalam kelompok diberi

nomor.

• Guru membagi LKS yang berisi permasalahan-

permasalahan yang terkait dengan materi pokok

Usaha, diantaranya “Dalam kehidupan sehari-hari

banyak terdapat macam-macam bentuk energi,

sebutkan macam-macam bentuk energi tersebut

dan contohnya dalam kehidupan sehari-hari?”

• Setiap peserta didik dalam kelompok (dibimbing

oleh guru) mendiskusikan tentang pembahasan

konsep energi sambil guru berkeliling mengawasi

jalannya diskusi.

• Peserta didik menjawab pertanyaan dari guru,

dipastikan semua anggota kelompok mengetahui

jawaban dari pertanyaan tersebut.

• Guru memanggil secara acak salah satu nomor

peserta didik dalam setiap kelompok.

• Peserta didik yang dipanggil nomornya

mengacungkan jari dan mempresentasikan hasil

diskusi di depan kelas.

• Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta

3 menit

2 menit

40

menit

5 menit

2 menit

5 menit

5 menit

G

G

G

G

K

G

G

Page 113: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

3.

didik dan memberikan informasi yang

sebenarnya.

Penutup

• Guru bersama peserta didik menyimpulkan hasil

dan diskusi kelompok.

• Guru memberikan penghargaan berupa kata-kata

pujian pada peserta didik dan memberi nilai yang

lebih tinggi kepada kelompok yang hasil

belajarnya lebih baik.

Uji Kompetensi siklus: terlampir

5 menit

3 menit

G

G

J. Penilaian

� Teknik penilaian : Tes tertulis dan observasi

� Bentuk instrumen : Tes pilihan ganda dan lembar observasi aktivitas belajar

Mengetahui

Guru Mata Pelajaran

Dewi Sinta, S.Pd

NIP: -

Kangkung, Mei 2010

Peneliti

Arif Kurnia Rahman

NIM: 063611003

Kepala

MTs NU 20 Kangkung

Drs. Khofidhin

NIP: -

Page 114: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

Lampiran 4

KISI-KISI LKS SIKLUS I

Satuan Pendidikan : MTs NU 20 Kangkung Kendal

Mata Pelajaran : IPA

Kelas/Semester : VIII/Genap

Materi Pokok : Usaha dan Energi

Alokasi waktu : 40 menit

Standar Kompetensi : Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan

sehari-hari

Kompetensi

Dasar�

Materi� Indikator� Aspek Nomor

Soal�

Bentuk

Tes�

Menjelaskan

hubungan

betuk-bentuk

energi dan

perubahannya,

prinsip usaha

dan energi,

serta

penerapannya

dalam

kehidupan

sehari-hari.

Usaha� a. Menjelaskan

pengertian usaha

dan contohnya

dalam kehidupan

sehari-hari

b. Menjelaskan

kaitan antara

usaha dan energi

�� Menunjukkan

penerapan daya,

dan usaha dalam

kehidupan sehari-

hari�

C1

C2

C3�

1, 2

3, 4

5, 6�

Essay

Essay

Essay�

Page 115: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

Lampiran 5

LEMBAR KERJA SISWA

SIKLUS I

Petunjuk : Diskusikan permasalahan soal dibawah ini dengan teman kelompok yang

telah ditentukan.

Indikator : Peserta didik mampu memecahkan permasalahan konsep usaha dalam

kehidupan sehari-hari.

Waktu : 40 menit

1. Apa yang kalian ketahui tentang usaha

2. Secara matematis usaha dapat dinyatakan sebagai

3. Jika kamu mendorong sebuah mobil yang menghalangi mobilmu yang akan keluar dari

tempat parkir. Ternyata mobil yang kamu dorong di rem sehingga sama sekali tidak

bergerak. Apakah kamu dapat dikatakan melakukan usaha terhadap mobil. Berikan

alasanmu!

4. Jika kamu mengangkat tangga setinggi 1,2 m yang bermassa 5 kg. Hitunglah

a. Berapakah usaha yang dilakukan gravitasi bumi?

b. Berapakah usaha yang kamu lakukan?

5. Dalam kehidupan sehari-hari banyak peralatan elektronik yang membutuhkan daya, apa

yang kamu ketahui tentang daya.

6. Jika kamu memasak nasi selama 30 menit dengan menggunakan rice cooker yang

memberikan energi 400 J, berapakah daya rice cooker tersebut.

Selamat Berdiskusi

Page 116: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

Lampiran 6

KISI-KISI LKS SIKLUS II

Satuan Pendidikan : MTs NU 20 Kangkung Kendal

Mata Pelajaran : IPA

Kelas/Semester : VIII/Genap

Materi Pokok : Usaha dan Energi

Alokasi waktu : 40 menit

Standar Kompetensi : Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan

sehari-hari

Kompetensi

Dasar�

Materi� Indikator� Aspek Nomor

Soal�

Bentuk

Tes�

Menjelaskan

hubungan

betuk-bentuk

energi dan

perubahannya,

prinsip usaha

dan energi,

serta

penerapannya

dalam

kehidupan

sehari-hari.

Energi a. Menunjukkan

bentuk-bentuk

energi dan

contohnya dalam

kehidupan sehari-

hari.

b. Menjelaskan

konsep energi

kinetik dan energi

potensial pada

suatu benda yang

bergerak.

c. Mengenalkan

hukum kekekalan

energi melalui

contoh dalam

kehidupan sehari-

hari.

d. Menjelaskan

kaitan antara

energi dan usaha.

C1

C2

C3

C4�

1, 2

5, 6

4

3 �

Essay

Essay

Essay

Essay�

Page 117: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

Lampiran 7

LEMBAR KERJA SISWA

SIKLUS II

Petunjuk : Diskusikan permasalahan soal dibawah ini dengan teman kelompok yang

telah ditentukan.

Indikator : Peserta didik mampu memecahkan permasalahan konsep energi dalam

kehidupan sehari-hari.

Waktu : 40 menit

1. Apa yang kalian ketahui tentang energi.

2. Dalam kehidupan sehari-hari banyak terdapat macam-macam bentuk energi, sebutkan

macam-macam bentuk energi tersebut dan contohnya dalam kehidupan sehari-hari?

3. Perubahan energi apa sajakah yang terjadi pada peristiwa di bawah ini.

a. Seseorang yang sedang berlari

b. Seseorang yang sedang menyetrika baju

c. Pertunjukan musik di televisi

4. Jelaskan tentang bunyi hukum kekekalan energi

5. Jika ada sebuah kelapa massanya 2 kg berada di pohon yang memiliki ketinggian 5

meter. Jika percepatan gravitasi bumi di tempat itu 9,8 m/s2. Berapakah energi potensial

buah kelapa tersebut.

6. Jika ada sebuah benda yang massanya 2 kg bergerak dengan kecepatan 4 m/s2.

Berapakah energi kinetiknya

Selamat Berdiskusi

Page 118: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

Lampiran 8

KRITERIA PENSKORAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK

No Indikator Sub Indikator Skor

1 Menanggapi

pertanyaan guru

� Menanggapi pertanyaan dari guru dan

menjawab pertanyaan dengan benar.

� Menanggapi pertanyaan dari guru dan

menjawab pertanyaan mendekati

benar.

� Menanggapi pertanyaan dari guru dan

menjawab pertanyaan salah.

� Tidak menaggapi dan tidak menjawab

pertanyaan.

4

3

2

1

2 Mengerjakan

soal

� Dapat mengerjakan soal secara

sistematis dan benar.

� Dapat mengerjakan soal secara

sistematis dan mendekati benar.

� Dapat mengerjakan soal secara tidak

sistematis dan salah.

� Tidak mau mengerjakan soal.

4

3

2

1

3 Bekerjasama � Bekerja sama dengan semua anggota

kelompok.

� Bekerja sama dengan 4-3 orang

anggota kelompok.

� Bekerja sama dengan 2-1 orang

anggota kelompok.

� Tidak mau bekerja sama dengan

anggota kelompok.

4

3

2

1

Page 119: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

4 Menganalisis

permasalahan

� Dapat menganalisis tentang

permasalahan secara menyeluruh dan

benar.

� Dapat menganalisis tentang

permasalahan tidak menyeluruh dan

benar.

� Dapat menganalisis tentang

permasalahan tidak menyeluruh dan

salah.

� Tidak mau menganalisis permasalahan.

4

3

2

1

Kriteria penilaian aktivitas peserta didik adalah sebagai berikut :

Nilai Kategori

81-100 Sangat baik

61-80 Baik

41-60 Cukup

20-40 Kurang

Kriteria skor aktivitas peserta didik adalah sebagai berikut :

Skor Kategori

4 Sangat baik

3 Baik

2 Cukup

1 Kurang

Page 120: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

Lampiran 10

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

1 A.Aenur Mubarok � � 3 3 �� �� ���

2 Amalia Sinarsih � � 3 �� ����� ���������

3 Khaerotul Ummah � � 3 �� �� ���

4 Muslikhun � 3 3 � � ����� ����

5 Siti Nur Afidah � 3 � �� ����� ���

1 Abdul Aziz � � � �� ����� ���

2 Anisatul Fitriyah � � � �� ���� ���

3 Kharisuddin Yunus � � � � � ����� ����

4 Nala Naeli Nur � �� ����� ���������

5 Siti Nur Asiyah � � 3 �� ����� ���

1 Abdul Kohar � 3 � � � ����� ����

2 Eka Mualiatul F � � 3 3 �� ����� ���

3 Latifatul Ikhsaniyah 3 � � ���� ���������

4 Nita Rojiati F � � � �� ����� ���

5 Siti Nur Hidayah � � � �� ����� ���

1 Abqiyatul Ulfa 4 3 � � ���� ���������

2 Siti Dewi Lestari � � 4 � �� ����� ���

3 Nur Zaidah 3 3 � ���� ���������

4 Siti Rifdah � � �� �� ���

5 Ulfatun Ni'mah � 3 �� �� ���

1 Ahmad Akrom 2 3 3 3 �� ����� ���

2 Hidayatun Nasriyah � 3 � 3 �� ���� ���

3 Lukmanul Khakim � � 4 3 �� ���� ���

4 Rizkhan Frendyka � � �� �� ���

5 Siti Umi Toifatun � � � �� �� ���

6 1 Ahmad Eha Asbar � 2 3 �� ���� ���

2 Imam Nasiruddin � � 3 �� ����� ���

6 3 M. Aris Wahyudin � � � ���� ���������

4 Lukman Khakim � � � �� ���� ���

5 Su'udi � 3 4 � �� ���� ���

1 Ahmad Ibadullah � � �� �� ���

2 Inayati Sholikhati � 3 3 3 �� ���� ���

3 M.Khaeroni � 3 � � � �� ����

4 Siti Fatimatun N � � 3 3 �� �� ���

5 Sulis Setiyawati � � � � � ����� ����

1 Ahmad Riza Azizi � 3 3 3 �� ���� ���

2 Isnani Hurmatun � 3 � �� ���� ���

3 Muhammad Robik � � 3 3 � ����� ����

4 Siti Mualimatun 3 3 � �� �� ���

5 Titik Rahayu 3 3 3 �� ����� ���������

6 Uswatun Khasanah � 3 3 � � ����� ����

������������

����������

Kategori

�����

41Jumlah peserta didik

�� ������������!�!��"����������

�� ������������!�!��"������!��������

#���$���������

%����������������

�����

1

2

3

55

4

Analisis Aktivitas Belajar Peserta didik ( Siklus II )

Cukup Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik

����

�� ��

������ ��Menganalisis

Penilaian Aktivitas ���

���������

���

����

���

Kelo

mpok

���� �����

Nama Peserta didikNo Menanggapi Memecahkan soal kerjasama

7

8

Page 121: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

Lampiran 11

KISI-KISI SOAL TES SIKLUS I

Satuan Pendidikan : MTs NU 20 Kangkung Kendal

Mata Pelajaran : IPA

Kelas/Semester : VIII/Genap

Materi Pokok : Usaha dan Energi

Alokasi waktu : 1 X 40 menit

Bentuk soal : Pilihan Ganda

Standar Kompetensi : Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan

sehari-hari

Kompetensi

Dasar�

Materi� Indikator� Aspek Nomor Soal� Bentuk

Soal�

Menjelaskan

hubungan

betuk-bentuk

energi dan

perubahannya,

prinsip usaha

dan energi,

serta

penerapannya

dalam

kehidupan

sehari-hari.

Usaha� a. Menjelaskan

pengertian usaha

dan contohnya

dalam kehidupan

sehari-hari

b. Menjelaskan

kaitan antara

usaha dan energi

�� Menunjukkan

penerapan daya,

dan usaha dalam

kehidupan sehari-

hari�

C1

C2

C3�

1, 2, 3, 4, 5,

6, 7, 8.

9,10,11,12,

13,14,15.

16,17,18,19,

20.

Pilihan

Ganda

Pilihan

Ganda

Pilihan

Ganda�

Page 122: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

Lampiran 12

SOAL TES EVALUASI

SIKLUS I

Nama :…………………………….

No absen :…………………………….

Kelas :…………………………….

Pilihlah salah satu jawaban yang benar dengan cara memberi tanda silang ( x )

1. Dalam ilmu fisika, usaha mempunyai nilai jika...

a. gaya dilakukan pada sebuah benda

b. gaya dilakukan pada benda sehingga benda itu berpindah

c. gaya diberikan benda, tetapi benda tetap diam

d. gaya diberikan pada benda bergerak

2. Peristiwa yang tidak menunjukkan adanya usaha adalah...

a. seorang atlet sedang menahan halter di atas kepalanya

b. seorang yang sedang menuntun sepeda motor

c. seekor kuda yang sedang menarik kereta

d. anak kecil yang sedang menyeret-nyeret mobil-mobilan

3. Secara matematis, usaha dapat dinyatakan sebagai perkalian antara...

a. kecepatan dan perpindahan c. gaya dan perpindahan

b. percepatan dan perpindahan d. gaya dan kecepatan

4. Ali mendorong mobil yang mogok dan mobil tetap belum bergerak. Usaha yang

dilakukan ali adalah...

a. nol, sebab mobil tidak berpindah

b. negatif, sebab mobil tidak berpindah

c. positif, sebab ali telah mengeluarkan tenaga

d. negatif, sebab gaya dorong ali terlalu lemah

Page 123: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

5. Usaha sebesar satu joule adalah gaya sebesar satu newton yang dapat memindahkan

benda ...

a. seberat satu newton c. sejauh satu meter

b. bermassa satu kilogram d. sebesar satu watt

6. Besar usaha bergantung pada hal-hal berikut.

1) Arah gaya

2) Besar gaya

3) Arah perpindahan

4) Besar perpindahan benda searah dengan gaya

Pernyataan yang benar adalah...

a. 1,2,dan 3 c. 2, dan 4

b. 1, dan 3 d. 4 saja

7. Usaha yang dilakukan oleh gaya gesek nilainya selalu…

a. positif c. nol

b. negatif d. Searah dengan gerak

8. Batu yang beratnya 5 N hendak dipindahkan dari lantai ke meja yang tingginya 80

cm. usaha yang diperlukan adalah...

a. 4 joule c. 40 joule

b. 5 joule d. 80 joule

9. Usaha 1 joule sama dengan…

a. 103 erg c. 10

5 erg

b. 104 erg d. 10

7 erg

10. Usaha oleh dua gaya yang berlawanan arah secara matematis ditulis…

a. W = ( F1 + F2 ) s c. W = ( F1 x F2 ) s

b. W = ( F1 - F2 ) s d. W = ( F1 : F2 ) s

11. Usaha dan energi mempunyai satuan yang sama. Salah satu satuan usaha adalah…

a. newton c. dyne

b. erg d. gram

Page 124: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

12. Gaya F mendatar bekerja pada massa m selama t sekon sehingga menghasilkan

perpindahan s. Usaha yang dilakukan F adalah...

a. tsmFW ...= c. sFW .=

b.t

smFW

..= d.

t

sFW

.=

13. Sebuah gaya F bekerja pada benda sehingga benda berpindah sejauh 5 m. besarnya

gaya yang dilakukan gaya F adalah 400 J. nilai F sama dengan…

a. 80 N c. 200 N

b. 100 N d. 2000 N

14. Usaha yang diperlukan untuk mengangkat beban 200 N ke ketinggian 4 m di atas

tanah adalah…

a. 50 joule c. 400 joule

b. 200 joule d. 800 joule

15. Usaha untuk mengangkat benda seberat 100 newton adalah 500 J. benda itu

berpindah sejauh…

a. 0,2 m c. 10 m

b. 5 m d. 50 m

16. Rumus daya adalah…

a. txWP = c. W

tP =

b.t

WP = d. tWP +=

17. Jika daya setrika listrik 300 watt, ini berarti dalam satu detik setrika listrik itu...

a. mengeluarkan gaya 300 newton

b. melakukan usaha 300 joule

c. memerlukan energi 300 joule

d. mendapat usaha 300 watt

Page 125: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

18. Sebuah benda dipindahkan sejauh 30 meter dengan gaya 500N, jika waktu yang

diperlukan hanya 0,5 menit, maka besar usaha gaya itu dan dayanya adalah...

a. 15000 N/m dan 500 J/s c. 150 N/m dan 50 J/s

b. 1500 N/m dan 0,5 J/s d. 0,15 N/m dan 5 J/s

19. Seorang siswa yang beratnya 500 Newton berlari meniti tangga dengan ketinggian 5

meter dalam waktu 10 sekon, maka besarnya daya siswa tersebut adalah...

a. 1000 Watt c. 250 Watt

b. 500 Watt d. 100 Watt

20. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan 50 km/jam. Jika mobil tersebut direm

dengan gaya tetap 3000 N dan berhenti setelah menempuh jarak 5 m. Usaha yang

dilalukan gaya rem adalah...

a. 2500 J c. -2500 J

b. 15000 J d. -15000 J

.…… Selamat Mengerjakan……

Page 126: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

Lampiran 13

KISI-KISI SOAL TES SIKLUS II

Satuan Pendidikan : MTs NU 20 Kangkung Kendal

Mata Pelajaran : IPA

Kelas/Semester : VIII/Genap

Materi Pokok : Usaha dan Energi

Alokasi waktu : 1 X 40 menit

Bentuk soal : Pilihan Ganda

Standar Kompetensi : Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan

sehari-hari

Kompetensi

Dasar�

Materi� Indikator� Aspek Nomor Soal� Bentuk

Soal�

Menjelaskan

hubungan

betuk-bentuk

energi dan

perubahannya,

prinsip usaha

dan energi,

serta

penerapannya

dalam

kehidupan

sehari-hari.

Energi� a. Menunjukkan

bentuk-bentuk

energi dan

contohnya dalam

kehidupan

sehari-hari.

b. Menjelaskan

konsep energi

kinetik dan

energi potensial

pada suatu benda

yang bergerak.

c. Mengenalkan

hukum kekekalan

energi melalui

contoh dalam

kehidupan

sehari-hari.

d. Menjelaskan

kaitan antara

energi dan usaha.

C1

C2

C3

C4�

1, 2, 4, 5, 6.

7, 8, 11,10,

13, 14.

3, 9, 15.

12, 16, 17,

18, 19, 20

Pilihan

Ganda

Pilihan

Ganda

Pilihan

Ganda

Pilihan

Ganda�

Page 127: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

Lampiran 14

SOAL TES EVALUASI

Siklus II

Nama :…………………………….

No absen :…………………………….

Kelas :…………………………….

I.Pilihlah salah satu jawaban yang benar dengan cara memberi tanda silang ( x )

1. Kemampuan sebuah benda melakukan usaha disebut…

a. Tenaga c. Energi

b. Kerja d. Daya

2. Di bawah ini adalah bentuk-bentuk energi, kecuali…

a. Kalor c. Bunyi

b. Cahaya d. Suhu

3. Energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, tetapi energi hanya dapat diubah

bentuk ke bentuk yang lain. Pernyataan tersebut bunyi dari…

a. Hukum Archimedes c. Hukum pascal

b. Hukum Kekekalan massa d. Hukum kekekalan energi

4. Dalam peristiwa perubahan bentuk energi, jumlah energi yang terjadi…

a. Selalu tetap c. Selalu bertambah

b. Selalu berkurang d. Dapat bertambah dan berkurang

5. Di bawah ini yang merupakan satuan energi adalah…

a. Joule c. Newton meter

b. Newton d. 22 /. smKg

6. Salah satu bentuk energi kimia tersimpan dalam…

a. Air panas c. lampu pijar

b. Stop kontak d. aki

Page 128: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

7. Energi potensial dirumuskan…

a.� hgm ...21 � � � � c.� 2..21 vm

b.� hgm .. � � � � d��2.vm �

8. Energi kinetik dapat dirumuskan...

a. gm..21 � � � � c. 2..21 vm

b. hgm .. � � � � d.� vm.

9. Yang termasuk energi yang dapat diperbaharui adalah...

a. Minyak tanah c. Bensin

b. Batu bara d. Angin

10. Energi yang dimiliki benda karena letak kedudukannya terhadap bumi disebut...

a. Energi mekanik c. Energi kinetik

b. Energi potensial gravitasi d. Energi gerak

11. Pegas yang kita tekan dari tali busur panah yang kita rentangkan memiliki energi...

a. Mekanik c. Kinetik

b. Potensial d. Gerak

12. Data : (1) Massa,(2) percepatan gravitasi, (3) Kecepatan, (4) ketinggian. Dari data

tersebut, faktor-faktor yang mempengarui besarnya energi potensial adalah...

a. 1,2, dan 3 c. 1,3, dan 4

b. 1,2, dan 4 d. 2,3, dan 4

13. Energi potensial adalah energi yang dimiliki benda karena...

a. Geraknya c. Kalornya

b. Kedudukannya d. Cahayanya

14. Hubungan antara energi mekanik (Em), energi potensial (Ep) dan energi kinetik

(Ek) yang benar adalah...

a. Em = Ep + Ek c. Ep = Ek + Em

b. Ek = Ep + Ep d. Em = Ep – Ek

15. Pada saat menyalakan lampu yang menggunakan batu baterai, urutan perubahan

energinya...

Page 129: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

a. Energi panas � energi listrik � energi cahaya

b. Energi listrik � energi kimia � energi cahaya

c. Energi kimia � energi listrik � energi cahaya

d. Energi panas � energi kimia � energi cahaya

16. Sebuah batu bata jatuh dari atas bangunan dengan energi kinetik dan energi

potensial berturut-turut 12 joule dan 5 joule. energi mekanik batu bata itu adalah...

a. 2,4 joule c. 7 joule

b. 5 joule d. 17 joule

17. Sebuah batu jatuh dari atas meja dengan ketinggian 2 m. Berapakah energi kinetik

bola ketika menyentuh lantai apabila massa bola 0,5 kg dan percepatan gravitasi 9,8

m/s2...

a. 1 J c. 19,6 J

b. 9,8 J d. 20 J

18. Benda yang massanya 5 Kg, kita gantungkan disuatu tempat dengan ketinggian 2

meter dari tanah, jika percepatan gravitasi ditempat itu 9,8 2sm maka energi

potensialnya sebesar...

a. 0,98 J c. 980 J

b. 98 J d. 9800 J

19. Sebuah benda yang massanya 0,5 Kg memiliki energi potensial 49 J, percepatan

gravitasi bumi 9,8 2sm ��maka ketinggian benda tersebut adalah...

a. 10 m c. 20 m

b. 19,6 m d. 49 m

20. Energi kinetik sebuah benda yang massanya 4 Kg dan bergerak dengan kecepatan 2

m/s adalah...

a. 4 Joule c. 16 Joule

b. 8 Joule d. 24 Joule

Selamat Mengerjakan�

Page 130: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

Lampiran 15

Kunci Jawaban Soal Tes Evaluasi

Siklus I

1. B 11. B

2. A 12. C

3. C 13. A

4. A 14 . D

5. C 15 . B

6. C 16 . B

7. B 17 . C

8. A 18 . A

9. D 19 . C

10. B 20 . D

Siklus II

1. C 11. B

2. D 12. B

3. D 13. B

4. B 14. A

5. A 15. C

6. D 16. D

7. B 17. B

8. C 18. B

9. D 19. A

10. B 20. B

Page 131: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

Page 132: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

���������

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 � � � � � � � � � � � � � � �

2 � � � � � � � � � � � � � � �

3 � � � � � � � � � � � � � � �

4 � � � � � � � � � � � � � � �

5 � � � � � � � � � � � � � � �

6 � � � � � � � � � � � � � � �

7 � � � � � � � � � � � � � � �

8 � � � � � � � � � � � � � � �

9 � � � � � � � � � � � � � � �

10 � � � � � � � � � � � � � � �

11 � � � � � � � � � � � � � � �

12 � � � � � � � � � � � � � � �

13 � � � � � � � � � � � � � � �

14 � � � � � � � � � � � � � � �

18 � � � � � � � � � � � � � � �

21 � � � � � � � � � � � � � � �

17 � � � � � � � � � � � � � � �

15 � � � � � � � � � � � � � � �

16 � � � � � � � � � � � � � � �

19 � � � � � � � � � � � � � � �

22 � � � � � � � � � � � � � � �

20 � � � � � � � � � � � � � � �

23 � � � � � � � � � � � � � � �

25 � � � � � � � � � � � � � � �

26 � � � � � � � � � � � � � � �

40 � � � � � � � � � � � � � � �

24 � � � � � � � � � � � � � � �

39 � � � � � � � � � � � � � � �

32 � � � � � � � � � � � � � � �

41 � � � � � � � � � � � � � � �

27 � � � � � � � � � � � � � � �

33 � � � � � � � � � � � � � � �

37 � � � � � � � � � � � � � � �

28 � � � � � � � � � � � � � � �

31 � � � � � � � � � � � � � � �

34 � � � � � � � � � � � � � � �

38 � � � � � � � � � � � � � � �

30 � � � � � � � � � � � � � � �

36 � � � � � � � � � � � � � � �

29 � � � � � � � � � � � � � � �

35 � � � � � � � � � � � � � � �

åX 40 26 24 23 23 28 26 29 28 27 24 25 15 21 17

(åX)2

1600 676 576 529 529 784 676 841 784 729 576 625 225 441 289

åX2

40 26 24 23 23 28 26 29 28 27 24 25 15 21 17

åXY 993 778 745 650 682 804 787 823 751 764 702 727 472 673 568

åY 1005

åY2

29125

(åY)2

1010025

Validitas

rxy 0,189 0,681 0,741 0,405 0,555 0,589 0,724 0,574 0,324 0,502 0,538 0,546 0,505 0,738 0,716

Kriteria tidak valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid

rtabel 0,291 0,291 0,291 0,291 0,291 0,291 0,291 0,291 0,291 0,291 0,291 0,291 0,291 0,291 0,291

Reliabilitas

P 1,0 0,6 0,6 0,7 0,7 0,7 0,6 0,8 0,8 0,7 0,7 0,7 0,4 0,5 0,5

Q 0,0 0,4 0,4 0,3 0,3 0,3 0,4 0,2 0,2 0,3 0,3 0,3 0,6 0,5 0,5

PQ 0,02 0,23 0,24 0,22 0,22 0,20 0,23 0,14 0,16 0,21 0,22 0,22 0,23 0,25 0,25

åPQ Varians TotalReliabilitas Kriteria

4,20 109,518 0,986 reliabel

Daya Pembeda

DB 0,05 0,65 0,85 -0,23 0,21 0,35 0,75 0,35 -0,28 0,31 0,21 0,16 0,42 0,66 0,32

Kriteria jelek baik baikskl jelek cukup cukup baikskl cukup jelek cukup cukup jelek baik baik cukup

Tingkat Kesukaran (TK)

TK 0,98 0,63 0,59 0,68 0,66 0,73 0,63 0,83 0,80 0,71 0,66 0,68 0,37 0,54 0,46

Kriteria mudah sedang sedang sedang sedang mudah sedang mudah mudah mudah sedang sedang sedang sedang sedang

No. Abs

Page 133: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

� � � � � � � � � � � � � � � �

� � � � � � � � � � � � � � � �

� � � � � � � � � � � � � � � �

� � � � � � � � � � � � � � � �

� � � � � � � � � � � � � � � �

� � � � � � � � � � � � � � � �

� � � � � � � � � � � � � � � �

� � � � � � � � � � � � � � � �

� � � � � � � � � � � � � � � �

� � � � � � � � � � � � � � � �

� � � � � � � � � � � � � � � �

� � � � � � � � � � � � � � � �

� � � � � � � � � � � � � � � �

� � � � � � � � � � � � � � � �

� � � � � � � � � � � � � � � �

� � � � � � � � � � � � � � � �

� � � � � � � � � � � � � � � �

� � � � � � � � � � � � � � � �

� � � � � � � � � � � � � � � �

� � � � � � � � � � � � � � � �

� � � � � � � � � � � � � � � �

� � � � � � � � � � � � � � � �

� � � � � � � � � � � � � � � �

� � � � � � � � � � � � � � � �

� � � � � � � � � � � � � � � �

� � � � � � � � � � � � � � � �

� � � � � � � � � � � � � � � �

� � � � � � � � � � � � � � � �

� � � � � � � � � � � � � � � �

� � � � � � � � � � � � � � � �

� � � � � � � � � � � � � � � �

� � � � � � � � � � � � � � � �

� � � � � � � � � � � � � � � �

� � � � � � � � � � � � � � � �

� � � � � � � � � � � � � � � �

� � � � � � � � � � � � � � � �

� � � � � � � � � � � � � � � �

� � � � � � � � � � � � � � � �

� � � � � � � � � � � � � � � �

� � � � � � � � � � � � � � � �

� � � � � � � � � � � � � � � �

25 19 30 19 23 18 27 24 30 23 28 23 28 23 22 24

625 361 900 361 529 324 729 576 900 529 784 529 784 529 484 576

25 19 30 19 23 18 27 24 30 23 28 23 28 23 22 24

721 606 845 603 701 599 795 745 843 682 804 734 816 707 714 702

0,517 0,656 0,577 0,642 0,644 0,741 0,655 0,741 0,566 0,555 0,589 0,799 0,649 0,673 0,817 0,538

valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid

0,291 0,291 0,291 0,291 0,291 0,291 0,291 0,291 0,291 0,291 0,291 0,291 0,291 0,291 0,291 0,291

0,6 0,5 0,8 0,5 0,6 0,5 0,7 0,6 0,8 0,7 0,7 0,6 0,7 0,6 0,5 0,7

0,4 0,5 0,2 0,5 0,4 0,5 0,3 0,4 0,2 0,3 0,3 0,4 0,3 0,4 0,5 0,3

0,24 0,25 0,17 0,25 0,25 0,25 0,22 0,24 0,14 0,22 0,20 0,25 0,21 0,23 0,25 0,22

0,21 0,42 0,45 0,42 0,61 0,51 0,60 0,85 0,35 0,21 0,35 0,90 0,60 0,55 0,95 0,21

cukup baik baik baik baik baik baik baikskl cukup cukup cukup baikskl baik baik baikskl cukup

0,61 0,46 0,78 0,46 0,56 0,46 0,66 0,59 0,83 0,66 0,73 0,56 0,71 0,63 0,54 0,66

sedang sedang mudah sedang sedang sedang sedang sedang mudah sedang mudah sedang mudah sedang sedang sedang

�������

Page 134: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

Skor

32 33 34 35 36 37 38 39 40 Y Y2

� � � � � � � � � 40 1600

� � � � � � � � � 40 1600

� � � � � � � � � 40 1600

� � � � � � � � � 40 1600

� � � � � � � � � 40 1600

� � � � � � � � � 40 1600

� � � � � � � � � 40 1600

� � � � � � � � � 40 1600

� � � � � � � � � 39 1521

� � � � � � � � � 39 1521

� � � � � � � � � 39 1521

� � � � � � � � � 39 1521

� � � � � � � � � 26 676

� � � � � � � � � 26 676

� � � � � � � � � 25 625

� � � � � � � � � 25 625

� � � � � � � � � 24 576

� � � � � � � � � 23 529

� � � � � � � � � 23 529

� � � � � � � � � 23 529

� � � � � � � � � 23 529

� � � � � � � � � 20 400

� � � � � � � � � 20 400

� � � � � � � � � 18 324

� � � � � � � � � 18 324

� � � � � � � � � 18 324

� � � � � � � � � 17 289

� � � � � � � � � 17 289

� � � � � � � � � 16 256

� � � � � � � � � 16 256

� � � � � � � � � 15 225

� � � � � � � � � 15 225

� � � � � � � � � 15 225

� � � � � � � � � 14 196

� � � � � � � � � 14 196

� � � � � � � � � 14 196

� � � � � � � � � 14 196

� � � � � � � � � 13 169

� � � � � � � � � 13 169

� � � � � � � � � 12 144

� � � � � � � � � 12 144

25 21 21 17 21 13 29 15 21

625 441 441 289 441 169 841 225 441

25 21 21 17 21 13 29 15 21

727 677 673 568 655 494 829 529 667

0,546 0,756 0,738 0,716 0,654 0,878 0,605 0,781 0,710

valid valid valid valid valid valid valid valid valid

0,291 0,291 0,291 0,291 0,291 0,291 0,291 0,291 0,291

0,7 0,5 0,5 0,5 0,5 0,3 0,8 0,4 0,5

0,3 0,5 0,5 0,5 0,5 0,7 0,2 0,6 0,5

0,22 0,25 0,25 0,25 0,25 0,22 0,18 0,23 0,25

0,16 0,71 0,66 0,32 0,41 0,52 0,50 0,52 0,71

jelek baikskl baik cukup baik baik baik baik baikskl

0,68 0,51 0,54 0,46 0,51 0,32 0,76 0,37 0,51

sedang sedang sedang sedang sedang sedang mudah sedang sedang

Page 135: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

No Nama Peserta didik Nilai Keterangan

1 A. Aenur Mubarok 40 Tidak tuntas

2 Abdul Aziz 72 Tuntas

3 Abdul Kohar 60 Tuntas

4 Abqiyatul Ulfa 65 Tuntas

5 Ahmad Akrom 60 Tuntas

6 Ahmad Eha Asbar 60 Tuntas

7 Ahmad Ibadullah 72 Tuntas

8 Ahmad Riza Azizi 50 Tidak tuntas

9 Amalia Sinarsih 42 Tidak tuntas

10 Anisatul Fitriyah 18 Tidak tuntas

11 Eka Mualimatul Fitriyah 35 Tidak tuntas

12 Hidayatun Nasriyah 33 Tidak tuntas

13 Imam Nasiruddin 60 Tuntas

14 Inayati Solikhah 38 Tidak tuntas

15 Isnani Hurmatun 15 Tidak tuntas

16 Khaerotul Ummah 32 Tidak tuntas

17 Kharisuddin Yunus 62 Tuntas

18 Latifatul Ikhsaniyah 92 Tuntas

19 Lukman Khakim 65 Tuntas

20 Lukmanul Khakim 42 Tidak tuntas

21 M.Aris Wahyudin 95 Tuntas

22 M. Kaeroni 62 Tuntas

23 Muhammad Robik 50 Tidak tuntas

24 Muslikhun 50 Tidak tuntas

25 Nala Naeli Nur Fauziyah 78 Tuntas

26 Nita Roji'ati Fauziah 40 Tidak tuntas

27 Nur Zaidah 40 Tidak tuntas

28 Rizkhan Frendyka 50 Tidak tuntas

29 Siti Dewi Lestari 35 Tidak tuntas

30 Siti Fatimatun Nafiah 78 Tuntas

31 Siti Mualimatun Nikmah 32 Tidak tuntas

32 Siti Nur Afidah 78 Tuntas

33 Siti Nur Asiyah 70 Tuntas

34 Siti Nur Hidayah 30 Tidak tuntas

35 Siti Rifdah 80 Tuntas

36 Siti Umi Toifatun 52 Tidak tuntas

37 Su'udi 62 Tuntas

38 Sulis Setyawati 28 Tidak tuntas

39 Titik Rahayu 55 Tidak tuntas

40 Ulfatun Nikmah 35 Tidak tuntas

41 Uswatun Khasanah 18 Tidak tuntas

41

18

Jumlah Peserta didik yang tidak tuntas belajar 23

51,98

Persentase ketuntasan Klasikal 43,90

Jumlah Peserta didik yang tuntas belajar

Nilai pra siklus Peserta didik

Lampiran 17

Jumlah Peserta didik

Rata-rata Kelas

Page 136: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

Lampiran 18

Nama Skor Nilai

siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Perolehan

1 K1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 15 75 Tuntas

2 K2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 15 75 Tuntas

3 K3 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 15 75 Tuntas

4 K4 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 16 80 Tuntas

5 K5 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 16 80 Tuntas

6 K6 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 15 75 Tuntas

7 K7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 16 80 Tuntas

8 K8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 16 80 Tuntas

9 K9 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 15 75 Tuntas

10 K10 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 15 75 Tuntas

11 K11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 17 85 Tuntas

12 K12 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 12 60 Tuntas

13 K13 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 15 75 Tuntas

14 K14 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 15 75 Tuntas

15 K15 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 9 45 Tidak Tuntas

16 K16 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 16 80 Tuntas

17 K17 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 10 50 Tidak Tuntas

18 K18 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 17 85 Tuntas

19 K19 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 11 55 Tidak Tuntas

20 K20 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 16 80 Tuntas

21 K21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 19 95 Tuntas

22 K22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 16 80 Tuntas

23 K23 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 10 50 Tidak Tuntas

24 K24 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 15 75 Tuntas

25 K25 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 14 70 Tuntas

26 K26 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 15 75 Tuntas

27 K27 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 14 70 Tuntas

28 K28 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 15 75 Tuntas

29 K29 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 15 75 Tuntas

30 K30 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 14 70 Tuntas

31 K31 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 11 55 Tidak Tuntas

32 K32 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 14 70 Tuntas

33 K33 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 14 70 Tuntas

34 K34 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 13 65 Tuntas

35 K35 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 90 Tuntas

36 K36 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 14 70 Tuntas

37 K37 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 16 80 Tuntas

38 K38 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 9 45 Tidak Tuntas

39 K39 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 14 70 Tuntas

40 K40 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 15 75 Tuntas

41 K41 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 7 35 Tidak Tuntas

Ket.

Analisis Hasil Belajar Kognitif (SIKLUS I )

NoButir soal

Ketuntasan klasikal 82,93

41Jumlah Peserta didik

Jumlah Peserta didik yang tuntas

Jumlah Peserta didik yang tidak tuntas

Rata-rata Kelas

34

7

71,22

Page 137: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

Kelas : VIII-B

No Nama L/P

1 A. Aenur Mubarok Laki-laki

2 Abdul Aziz Laki-laki

3 Abdul Kohar Laki-laki

4 Abqiyatul Ulfa Perempuan

5 Ahmad Akrom Laki-laki

6 Ahmad Eha Asbar Laki-laki

7 Ahmad Ibadullah Laki-laki

8 Ahmad Riza Azizi Laki-laki

9 Amalia Sinarsih Perempuan

10 Anisatul Fitriyah Perempuan

11 Eka Mualimatul Fitriyah Perempuan

12 Hidayatun Nasriyah Perempuan

13 Imam Nasiruddin Laki-laki

14 Inayati Solikhah Perempuan

15 Isnani Hurmatun Perempuan

16 Khaerotul Ummah Perempuan

17 Kharisuddin Yunus Laki-laki

18 Latifatul Ikhsaniyah Perempuan

19 Lukman Khakim Laki-laki

20 Lukmanul Khakim Laki-laki

21 M.Aris Wahyudin Laki-laki

22 M. Kaeroni Laki-laki

23 Muhammad Robik Laki-laki

24 Muslikhun Laki-laki

25 Nala Naeli Nur Fauziyah Perempuan

26 Nita Roji'ati Fauziah Perempuan

27 Nur Zaidah Perempuan

28 Rizkhan Frendyka Laki-laki

29 Siti Dewi Lestari Perempuan

30 Siti Fatimatun Nafiah Perempuan

31 Siti Mualimatun Nikmah Perempuan

32 Siti Nur Afidah Perempuan

33 Siti Nur Asiyah Perempuan

34 Siti Nur Hidayah Perempuan

35 Siti Rifdah Perempuan

36 Siti Umi Toifatun Perempuan

37 Su'udi Laki-laki

38 Sulis Setyawati Perempuan

39 Titik Rahayu Perempuan

40 Ulfatun Nikmah Perempuan

Daftar Nama Peserta didik

Lampiran 20

Page 138: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

41 Uswatun Khasanah Perempuan

Page 139: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

Lampiran 21

DAFTAR KELOMPOK PESERTA DIDIK

Kelompok I

1. A. Aenur Mubarok

2. Amalia Sinarsih

3. Khaerotul Ummah

4. Muslikhun

5. Siti Nur Afidah

Kelompok II

1. Abdul Azis

2. Anisatul Fitriyah

3. Kharisuddin Yunus

4. Nala Naeli Nur F

5. Siti Nur Asiyah

Kelompok III

1. Abdul Kohar

2. Eka Mualimatul F

3. Latifatul Ikhsaniyah

4. Nita Rojiati

5. Siti Nur Hidayah

Kelompok IV

1. Abqiayatul Ulfa

2. Siti Dewi Lestari

3. Nur Zaidah

4. Siti Rifdah

5. Ulfatun Nikmah

Kelompok V

1. Ahmad Akrom

2. Hidayatun Nasriyah

3. Lukmanul Khakim

4. Rizkhan Frendyka

5. Siti Umi Toifatun

Kelompok VI

1. Ahmad Eha Asbar

2. Imam Nasiruddin

3. M. Aris Wahyudin

4. Lukman Khakim

5. Su’udi

Kelompok VII

1. Ahmad Ibadullah

2. Inayati Sholikhah

3. M.Khaeroni

4. Siti Fatimatun

5. Sulis Setiyawati

Kelompok VIII

1. Ahmad Riza Azizi

2. Isnani Hurmatun

3. M.Robik

4. Siti Mualimatun

5. Titik Rahayu

6. Uswatun Khasanah

Page 140: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

Lampiran 22

DOKUMENTASI PEMBELAJARAN

Peserta didik saat mendengarkan penjelasan guru

Peserta didik saat melakukan diskusi

Page 141: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/105/jtptiain-gdl... · SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat ... Pembelajaran

Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi di dep

Peserta didik aktif dalam diskusi

Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi di depan kelasan kelas