FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA

download FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA

of 21

Transcript of FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA Jl. Terusan Arjuna No. 6, Kebon Jeruk. Jakarta-Barat

KEPANITERAAN KLINIK STATUS ILMU JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA Hari/Tanggal Ujian / Presentasi Kasus : SMF ILMU JIWA RUMAH SAKIT : SOEHARTO HEERDJAN GROGOL JAKARTA

Nama : Nim :

Minda W 11-2009-145 : Dr. Marodjahan, Sp.KJ

Tanda tangan

Dr. pembimbing / penguji

NOMOR REKAM MEDIS Nama pasien Nama Dokter yang merawat Masuk RS pada tanggal Rujukan/datang sendiri/keluarga Riwayat perawatan

: XXXXXX : Nn. SK : Dr. ismoyo Sp. KJ : 21 Juni 2011 : Keluarga

:

1. 19 Mei 2008 s/d 01 Juli 2008 : dirawat di RSHJS dan pulang atas ijin dokter 2. 20 Agustus 2008 s/d 01 Januari 2009 : dirawat di RSHJS dan pulang atas ijin dokter 3. 21 Juni 2011 s/d sekarang : dirawat di RSHJS

I.

IDENTITAS PASIENNama (inisial) Tempat tanggal lahir Jenis kelamin Suku bangsa Agama Pendidikan Pekerjaan Status perkawinan Alamat : Nn. SK : Karawang, 31 Mei 1976 : perempuan : Sunda : Islam : SMEA (tamat) : : Belum menikah : Pulo Gundul, Tanah Tinggi Jakarta-Pusat

II.

RIWAYAT PSIKIATRIK(Cantumkan tanggal dan jam) Autoanamnesis : Dilakukan Autoanamnesis dengan pasien pada tanggal 2 Juli 2011, pukul : 10.15 di ruang Cempaka, pada tanggal 4 Juli 2011 pukul 10.00 di ruang Cempaka. Alloanamnesis :

A. KELUHAN UTAMAPasien sering pergi dari rumah tanpa alasan yang jelas dan berbicara sendiri.

B. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANGPasien wanita berusia 35 tahun, dibawa oleh kakak kandungnya ke RSHJS karena sering bepergian ke luar rumah tanpa memberitahu keluarga dan sering berbicara sendiri satu minggu SMRS. Pasien sudah pernah dirawat di RSHJS sebanyak 2 kali dan pulang atas ijin dokter. Pasien mengatakan sering membantu keluarga di rumahnya dengan memasak dan membersihkan rumah, namun sejak 1 bulan belakangan pekerjaan itu tidak lagi dikerjakannya. Pada akhir Mei 2011 lalu, pasien sering menyendiri di dalam kamar dan malas berinteraksi dengan anggota keluarga di rumah. pasien juga malas mandi dan tidak mau sholat. Pada awal juni 2011 pasien sering terlihat tertawa sendiri dan berbicara sendiri.

Satu minggu sebelum dibawa ke RSHJS pasien sering pergi keluar rumah tanpa memberitahu dan meminta ijin kepada anggota keluarga yang berada di rumah sehingga keluarga merasa khawatir. Tiga hari sebelum dibawa ke RSHJS, prilaku pasien mulai mengganggu orang-orang disekitarnya dengan marah-marah tanpa alasan yang jelas, berteriak-teriak dan memukuli adik pasien. Karena perlakuan yang mengganggu tersebut maka akhirnya kakak pasien memutuskan untuk membawa kembali pasien ke RSHJS. Saat dilakukan wawancara pasien mangaku pernah curiga kepada para anggota keluarga, teman-teman di lingkungan kerjanya dulu dan pacarnya yang ia duga ingin mengambil uang penghasilannya.

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya 1. Gangguan PsikiatriknyaPasien sudah dua kali dirawat. Pertama kali terasa adanya perubahan tingkah laku pada awal tahun 2005, saat itu usia pasien 29 tahun. Pada saat itu pasien murung dan menyendiri, lalu mondar-mandir gelisah, pasien juga tampak suka berbicara sendiri lalu menangis. Pasien juga malas bekerja, dimana pekerjaannya adalah karyawan di sebuah perusahaan garment. Keadaan ini dianggap oleh pasien sebagai stress biasa dan tidak pernah diperiksakannya ke pusat kesehatan. Menurut pasien ia hanya tertekan dan tidak betah dengan teman-teman ditempat ia bekerja. Pada awal tahun 2008 pasien semakin sering menangis, berbicara sendiri, mengatakan ia menyesal hidup di dunia sampai bertelanjang di depan umum. Pasien juga mengatakan sering sekali mendengar bisikan-bisikan yang mengatakannya bego dan lain sebagainya. Hal ini terjadi hamper setiap hari terutama disaat os melamun. Bisikan-bisikan tersebut sangat mengganggunya. Pasien merasa tidak percaya diri dan enggan berbicara kepada siapapun.

Saat dilakukan wawancara os mengatakan hal tersebut semakin sering ia alami sejak ayahnya meninggal dunia. Menurut os ayahnya adalah satusatunya orang yang ia sayangi. Karena keadaan pasien yang meresahkan keluarga dan lingkungan sekitarnya akhirnya pasien dibawa ke RSHJS dan dirawat inap selama kuranglebih 1 bulan lamanya.

2. Riwayat Gangguan MedikPasien tidak pernah mengalami sakit yang menyebabkan ia harus di rawat di Rumah Sakit. Pasien mengatakan tidak pernah mengalami benturan dan luka di sekitar kepalanya. Dan pasien pun tidak pernah mengalami kejang saat kecil.

3. Riwayat Penggunaan Zat PsikoaktifPasien tidak pernah menggunakan narkoba, dan tidak pernah meminum alcohol. Tahun 2008 pada saat pasien di rawat di RSJSH, pasien pernah mencoba merokok satu batang yang diberikan teman satu kamarnya. Menurut pasien ia tidak pernah merokok lagi hingga sekarang karena ia tidak suka.

4. Riwayat Gangguan Sebelumnya

D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI1. Riwayat perkembangan fisik: Pasien lahir cukup bulan dengan kelahiran normal dan tidak ada trauma lahir dan cacat bawaan.

2. Riwayat perkembangan kepribadian: a. Masa Kanak-kanak (0 11 tahun) Pada masa anak-anak, pertumbuhan psikomotor, kognitif dan moral pasien sesuai dengan usianya. pasien termasuk anak yang supel dan mempunyai banyak teman sepermainan. Os juga aktif sekolah Madrasah (sekolah agama) seusai pelajaran sekolah. Pasien tidak pernah mengalami sakit yang serius, tidak ada riwayat kejang, trauma maupun operasi. b. Masa remaja (12 18 tahun) Masa ini dilalui cukup baik, tumbuh kembang dan tingkah laku pasien normal sesuai dengan anak seusianya. Ia mengatakan mempunyai banyak teman namun jarang diajak berbicara (ngobrol) karena pasien dianggap anak dari keluarga tidak mampu. Pada masa reemaja ini hubungan pasien dengan keluarganya baik. c. Masa dewasa (> 18 tahun) Pada masa dewasa, setelah pasien menamatkan pendidikannya di SMEA, pasien kemudian bekerja. Ia merasa senang di lingkungan tempatnya bekerja. Setelah beberapa tahun bekerja pasien merasa jenuh dan tidak cocok dengan rekan kerjanya kemudian muncul gejala-gejala seperti murung, menarik diri dari pergaulan, mudah tersinggung, malas beraktivitas dan sulit tidur di malam hari.

3. Riwayat pendidikan a. SD Saat SD pasien bersekolah di SD. Rengas Jaya Rengas Dengklok. Pasien tidak pernah tinggal kelas dan menamatkan SD nya dalam waktu 6 tahun dengan prestasi rata-rata. Sewaktu SD pasien mengatakan ia mempunyai teman yang banyak dan aktif mengikuti sekolah Madrasah (keagamaan) di luar jam sekolah. Di sekolah madrasah tersebut pasien diajarkan sholat dan dan membaca Al-Quran. Pasien mengatakan ia tidak pernah

mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran baik di SD maupun di Madrasah.

b. SMP Pasien sempat dua kali pindah sekolah saat SMP. Kelas 1 semester pertama pasien bersekolah di SMPN II Kutagandok, kemudian semester II hingga tamat ia bersekolah di SMP Lemah Abang Wadas kabupaten Karawang. Menurut pasien ia njarang diajak berbicara dan main saat di sekolah barunya karena ia dianggap orang yang tidak mampu. Namun menurut pasien ia dapat beradaptasi dan betah di sekolah tersebut. Masa study di SMP diselesaikan pasien selama 3 tahun, pasien tidak pernah tinggal kelas.

c. SLTA pasien menamatkan pendidikan SLTA nya selama 3 tahun. Pasien tidak pernah tinggal kelas. Ia bersekolah di SMEA Muhammadiyah IX Kramat sawah. Hubungan pasien dengan teman-teman sekolah maupun guruguru nya cukup baik.

d. Perguruan Tinggi Setamat SMEA, pasien tidak melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi karena tidak ada biaya. Pasien lalu mengikuti kursus menjahit beberapa bulan. Dan ia menyukai dan senang dengan kegiatan baru nya.

4. Riwayat pekerjaan Setelah menyelesaikan kursus menjahit, pasien kemudian bekerja di sebuah perusahaan garment sebagai tukang jahit. Awalnya pasien merasa senang karena bisa mendapat penghasilan sendiri, setelah beberapa bulan pasien berhenti dari pekerjaannya karena merasa jenuh dengan lingkungan kerjanya

dan merasa letih dengan jam kerja yang megharuskan pasien bekerja dari pukul 07.00 hingga pukul 21.00.

5. Kehidupan beragama Pasien beragama Islam dan sejak kecil ia belajar tentang agamanya dengan baik. Pasien mengatakan ia rajin beribadah (sholat) sesuai waktunya, namun semenjak ia sakit kebiasaan tersebut ditinggalkannya.

6. Kehidupan social dan perkawinan Pasien belum menikah. Pasien pernah beberapa kali pacaran. Ia mengatakan terakhir kali berpacaran saat ia masih bekerja di perusahaan garment dengan teman kerjanya. Ia juga mengatakan sudah melakukan hubungan seks dengan pria tersebut namun akhirnya pasien memutuskan hubungannya karena pacarnya sering meminta uang kepadanya.

E. RIWAYAT KELUARGA

F. SITUASI KEHIDUPAN SOSIAL SEKARANGSebelum dirawat di RSJHS pasien tinggal bersama kakak, adik dan adik iparnya. Rumah yang mereka huni sekarang adalah rumah pribadi milik adik ipar pasien. Pencari nafkah utama adalah adik ipar pasien yang dibantu juga oleh kakak kandung pasien yang bekerja sebagai tukang ojek. Biaya perawatan selama di rawat di RSJHS menggunakan kartu SKTM karena dari keluarga tidak mampu. Hubungan pasien dengan keluarganya cukup baik. Keluarga pasien mendukung dan menginginkan agar pasien lekas sembuh.

III.

STATUS MENTAL A. DESKRIPSI UMUM

1. Penampilan Pasien seorang wanita berusia 35 tahun, tubuh terlihat normal, kulit kuning langsat dan rambut sebahu berwarna hitam dan tumbuh merata. Pada saat dilakukan wawancara pasien mengenakan kaos berwarna putih, celana panjang berwarna coklat muda dan tidak mengenakan alas kaki. Pasien tampak sesuai umurnya. Setiap kali dilakukan wawancara pasien mengenakan pakaian yang berbeda.

2. Kesadaran Kesadaran Neurologis Kesadaran Psikiatri Kesadaran social : Compos mentis : Terganggu : Terganggu

3. Perilaku dan aktivitas psikomotor

Sebelum wawancara : pasien tampak sedang menyapu dan mengepel pelataran bangsal Cempaka. Selama wawancara : pasien duduk tenang, berbicara dengan lancer

dan menjawab sesuai pertanyaan. Namun sekali-kali pasien menutup telinga dengan kedua tangan lalu berkata pergi, jangan ganggu! Suara kamu palsu. Hal tersebut dilakukan pasien selama 4 kali selama wawancara berlangsung. Pasien juga memukul temannya karena ia curiga temannya akan mengganggunya.

Sesudah wawancara : pasien pindah ke sudut ruangan dan berbicara sendiri.

4. Sikap terhadap pemeriksa Pada hari pertama dilakukan wawancara pasien cukup kooperatif namun saat hari ke dua dilakukan wawancara pasien kurang kooperatif, lebih banyak bergumam sendiri dan kontak mata dengan dokter muda kurang baik.

5. Pembicaraan Cara berbicara Gangguan berbicara : Suara jelas, sesuai dengan topik. : Tidak ada.

B. ALAM PERASAAN1. Suasana perasaan (mood): Euthym 2. Afek ekspresi afektif a. Arus b. Stabilitas c. Kedalaman d. Skala Diferensiasi e. Keserasian f. Pengendalian g. Ekspresi h. Dramatisasi i. Empati : Cepat : Labil : Dangkal : Sempit : Serasi : Kurang baik : Wajar : Tidak ada : Tidak dapat di raba rasakan

C. GANGGUAN PERSEPSIa. Halusinasi : Ada (Halusinasi Auditorik : suara banyak orang berbicara dan berbisik-bisik di telinga nya dengan omongan yang menakutkan) b. Ilusi c. Depersonalisasi d. Derealisasi : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada

D. SENSORIUM DAN KOGNITIF (FUNGSI INTELEKTUAL)1. Taraf pendidikan 2. Pengetahuan umum 3. Kecerdasan 4. Konsentrasi : SMEA (setingkat SLTA) : Baik (mengetahui nama Presiden Indonesia) : sesuai dengan taraf pendidikan : Kurang (pasien sering berbicara sendiri dan harus

menanyakan kembali pertanyaan dokter muda) 5. Orientasi a. Waktu : Baik (mengetahui bahwa pada saat dilakukan wawan cara

adalah siang hari) b. Tempat c. Orang d. Situasi wawancara) 6. Daya ingat a. Tingkat : : Jangka panjang kepala sekolah semasa SD) Jangka pendek menu sarapan tadi pagi) Segera dokter muda) b. Gangguan : . : Baik (pasiem mengingat nama : Baik (pasien dapat mengingan : Baik (pasien masih ingat nama : Baik (mengetahui bahwa ia berada di RSJHS) :Baik(mengetahui nama dokter muda yang mewawancarai) : Baik (pasien mengetahui bahwa sedang dilakukan

7. Pikiran abstraktif : Kurang baik (pasien tidak dapat menjelaskan maksud daro peribahasa) 8. Visuospatial 9. Bakat kreatif : Baik (pasien dapat menggambar jam dengan benar) : Menjahit

10. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik

E. PROSES PIKIR

1. Arus pikir a. Produktifitas b. Kontinuitas c. Hendaya bahasa 2. Isi pikir a. Preokupasi dalam pikiran b. Waham c. Obsesi d. Fobia e. Gagasan rujukan f. Gagasan pengaruh : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada ; Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Cukup ide : koheren, loncat gagasan ( - ) : Tidak ada

F. PENGENDALIAN IMPULSKurang baik. Pasien sering beranjak meninggalkan dokter muda bila ditanyakan soal pacarnya.

G. DAYA NILAI1. Daya nilai social : Terganggu (pasien sering pergi meninggalkan rumah tanpa memberitahu keluarganya) 2. Uji daya nilai : Baik (pasien mengatakan bahwa melakukan hubungan

seks dan menpunyai anak diluarnikah adalah perbuatan yang tidak baik) 3. Daya nilai reabilitas : Terganggu (halusinasi auditorik)

H. TILIKANDerajad I

I. RELIABILITASDapat dipercaya

IV.

PEMERIKSAAN FISIK A. Status Internus1. Keadaan umum 2. Kesadaran 3. Tensi 4. Nadi 5. Suhu badan 6. Frekuensi pernafasan 7. Bentuk tubuh 8. System kardiovaskular gallop ( - ) 9. System respiratorius : Auskultasi: kiri: vesikuler, rhonki -/-, wheezing: -/-, : Baik : Compos mentis : 100/70 mmHg : 79 kali/menit : 36,5 c : 24 kali/menit : Atletikus : Auskultasi: BJ I-II regular murni, murmur ( - ),

kanan: vesikuler, rhonki -/-, wheezing: -/10. System gastro-intestinas : Bising usus ( + ) normal 11. System musculo-sceletal : Tidak dilakukan pemeriksaan 12. System urogenital : Tidak dilakukan pemeriksaan

B. STATUS NEUROLOGIK1. Saraf cranial I - XII a. Saraf cranial I b. Saraf cranial II c. Saraf cranial III d. Saraf cranial IV e. Saraf cranial V f. Saraf cranial VI g. Saraf cranial VII : Penciuman : Penglihatan : Gerak bola mata : Gerak bola mata : Sensoris daerah wajah : Gerak bola mata : Gerak otot wajah : Baik : Baik : Dalam batas normal : Dalam batas normal : Baik : Dalam batas normal : Menutup mata

simetris, senyum simetris h. Saraf cranial VIII i. j. Saraf cranial IX Saraf cranial X : Pendengaran : Posisi uvula : Disfonia, disphagia : Baik : Baik : Baik

k. Saraf cranial XI l. Saraf cranial XII

: Angkat bahu simetris : Deviasi lidah

: Dalam batas normal : Lidah simetris

2. Gejala rangsang meningeal: 3. Mata 4. Pupil 5. Ofthalmoscopy 6. Motorik 7. Sensibilitas : sclera ikterik: ( -/- ), konjungtiva anemis: ( -/- ) : midriasis ( -/- ) : : :

8. System saraf vegetative : 9. Fungsi luhur 10. Gangguan khusus : :

V.

PEMERIKSAAN PENUNJANGTanggal pemeriksaan 21 Juni 2011 Hematologi Hemoglobin Eritrosit Leukosit LED B/E/B/S/L/M Trombosit Hematokrit SGOT SGPT GDS Rontgen thorax Tanggal pemeriksaan 21 Juni 2011 Kesan : cord an pulmo dalam batas normal : 11,3 g/dL : 3.9 juta/mm3 : 5.600 mm3 : 30 mm/1 jam :0/6/1/59/27/7 % : 301.000 U/L : 35 gr% : 14 U/L : 14 U/L : 119 mg/Dl

VI.

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNAPasien seorang wanita berusia 35 tahun, belum menikah, dengan pendidikan terakhir SMEA dan sudah pernah bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan garment, pada tanggal 21 Juni 2011 datang ke RSJSH diantar oleh kakak kandungnya dengan keluhan sering pergi meninggalkan rumah tanpa memberitahu dan meminta ijin kepada anggota keluarga yang berada di rumah sejak satu minggu SMRS. Menurut pasien hal ini dilakukannya karena ia merasa bosan berada di rumah. Gejala-gejala gangguan kejiwaan pasien mulai muncul sejak tahun 2005. Saat itu pasien tampak sering berbicara sendiri, menyendiri di dalam kamarnya, mondar mandir gelisah, sedih dan bila malam hari pasien tidak bida tidur. Menurutnya ini tejadi karena ia stress memikirkan himpitan ekonomi dan bermasalah dengan rekan kerja nya yang juga merupakan pacarnya. Ia tidak memeriksakan diri ke pusat kesehatan karena ia berpikiran ini hanya stress yang bersifat sementara. Pada tahun 2008 pasien semakin enggan untuk berinteraksi dengan orang disekitarnya. Pasien juga sering kali mendengar bisikan-bisikan yang mengatakannya bego, miskin, dan bisikan-bisikan yang membuatnya merasa takut. Os juga sering curiga bahwa keluarga dan orang-orang disekitarnya ingin membuatnya mendrita dan merampas uang yang didapatkannya selama ia bekerja di perusahaan garment. Pasien sudah pernah di rawat di RSJSH sebanyak dua kali dan pulang atas ijin dari dokter yang merawatnya. Setelah keluar dari RSJSH pasien rutin berobat jalan ke poli. Pasien mengatakan tidak pernah memakai narkoba dan minum alcohol namun ia mengatakan pernah satu kali mencoba merokok yang diberikan teman satu kamarnya saat dirawat di RSJSH sebelum ini. Pasien merupaka anak ke tiga dari empat bersaudara. Pasien dilahirkan secara normal dan cukup bulan, tidak ada riwayat trauma dan luka kepala, dan tidak pernah

mengalami sakit serius yang mengharuskannya di rawat di Rumah Sakit. Pada masa kanak-kanak hingga pasien beranjak dewasa perkembangan psikomotor, psikososial, kognitif dan moral baik, sesuai dengan anak seusianya. Hubungan pasien dengan orang tua dan keluarganya baik. Sejak SD hingga pasien menamatkan SMEA nya ia tidak pernah tinggal kelas dengan nilai pelajaran rata-rata. Pasien mempunyai banyak teman. Namun karena keuangan keluarga yang tidak memadai sepeninggal ayah nya, pasien tidak bisa meneruskan sekolahnya ke Perguruan Tinggi lalu kemudian pasien mengikuti kursus menjahit. Setelah menyelesaikan kursus menjahit pasien kemudian bekerja di perusahaan garment sebagai penjahit. Lama-kelamaan pasien merasa jenuh dan letih bekerja ditempat tersebut. Pasien juga telibat konflik dengan teman kerja yang juga pacarnya yang dicurigainya ingin mencelakakannya dan mengambil semua penghasilannya. Pasien beragama islam dan menyatakan menunaikan sholat dan puasa sesuai tuntunan agamanya. Sejak kecil pasien juga aktif mengikuti sekolah keagamaan sepulangnya dari sekolah. Pasien belum menikah dan mengatakan pernah beberapa kali pacaran. Dengan pacarnya yang terakhir pasien mengaku pernah berhubungan seks. Pasien tinggal di rumah adik iparnya bersama ibu, kakak, adik seta adik iparnya setelah ayah nya meninggal dunia. Saat ini pencari nafkah utama di keluarganya adalah adik iparnya yang juga dibantu oleh kakak kandungnya yang bekerja sebagai tukang ojek. Sikap keluarga dan lingkungan terhadap psikososial pasien baik dan mendukung. Penampilan pasien sesuai dengan usianya dan kebersihan pasien tampak kurang terjaga. Pada saat wawancara, kesadaran pasien compos mentis dan pasien tampak terganggu oleh bisikan-bisikan sehingga pasien menutup telinganya dan berkata pergi, pergi.. suara kamu palsu!. Sepanjang wawancara pasien duduk tenang dan sesekali tampak berbicara dan tertawa sendiri. Pembicaraan pasien cukup jelas, sesuai topic pembicaraan dan tidak terdapat gangguan bicara.

Suasana perasaan pasien euthym, denga afek yang mengalir cepat dan tidak stabil. Terdapat gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik berupa suara-suara yang mengata-ngatai pasien dan berbisik hal-hal yang menakutkan pasien. Fungsi intelektual tidak terganggu tetai konsentrasi dan pikiran sedikit terganggu. Pasien terlihat sering berbicara sendiri. Tidak ditemukan waham pada pasien. Pengendalian impuls pasien kurang baik, pasien terlihat beberapa kali menutup kedua telinganya dan berlari ke sudut ruangan saat mendengar bisikan-bisikan. Terdapat gangguan daya nilai social berupa pasien sering pergi meninggalkan rumah tanpa diketahui keluarganya. Tilikan derajad I. reliabilitas pasien dapat dipercaya. Tidak ditemukan kelainan bermakna pada pemeriksaan fisik, neurologis dan pemeriksaan penunjang pada pasien ini.

VII.

FORMULASI DIAGNOSTIKSusnan diagnostic ini berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna dengan urutan untuk evaluasi mulltiaksial, sebagai berikut:

Aksis I Kasus ini dapat dinyatakan mengalami gangguan jiwa karena adanya: 1. Gejala kejiwaan berupa: halusinasi auditorik 2. Distress/penderitaan/keluhan: mengendalikan emosi. berbicara sendiri dan tidak mampu

Gangguan jiwa ini sebagai gangguan mental non organic karena: 1. Tidak ada gangguan kesadaran neurologic 2. Tidak ada penurunan fungsi kognitif 3. Tidak ada penyakit organic spesifik yang di duga berkaitan dengan gangguan jiwanya. Gangguan mental non organic ini termasuk psikosis Karen adanya gejala:

Halusinasi auditorik berupa bisikan-bisikan yang mengata-ngatai pasien dan bisikan-bisikan yang membuatnya takut.

Menurut PPDGJ III GMNO psikosis ini adalah Schizofrenia, karena memenuhi ciri diagnostic; Satu gejala jelas dari kelompok 1: yaitu halusinasi auditorik Gejala berlangsung terus menerus lebih dari satu bulan Tidak ada tanda-tanda disebabkan penyakit organic dan tidak ada hubungan onset dengan penggunaan zat psikoaktif

Schizophrenia ini memenuhi schizophrenia tak terinci karena: Memenuhi criteria umum untuk schizophrenia Tidak memenuhi criteria untuk diagnostic schizophrenia paranoid, herbefrenik dan katatonik Tidak memenuhi criteria untuk schizophrenia residual dan depresi pasca schizofrenia Aksis II Tidak terdapat gangguan kepribadian karena tidak terdapat kondisi patologik dari kepribadian yang tidak fleksibel. Tidak terdapat retardasi mental karena tidak terdapat hendaya keterampilan selama masa perkembangan yang mempengaruhi tingkat intelektual juga adanya prestasi sekolah yang cukup baik. Aksis III Tidak ditemukan gangguan fisik

Aksis IV

problem psikososisal dan lingkungan kasus ini adalah: Aksis V Skala GAF saat dievaluasi 70 61, berupa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik. Himpitan ekonomi Merasa dikucilkan oleh teman-teman semasa SMP

VIII. EVALUASI MULTIAKSIALAksis I Aksis II Aksis III Aksis IV Aksis V : F 20.3 Schizofrenia tak terinci : Z 03.2 Tidak ada diagnosis : Tidak terdiagnosis : Masalah ekonomi dan masalah social : Skala GAF 70 61

IX.

PROGNOSISFactor yang mempengaruhi: 1. Factor yang mendukung kearah prognosis baik: Tidak ada factor herediter Adanya dukungan dari keluarga

2. Factor yang mendukung kearah prognosis buruk: Tilikan derajad I Belum menikah Tipe tak terinci Tidak ada gejala afektif yang jelas

Kesimpulan prognosis dari pasien ini adalah: Dubia ad malam

X.

DAFTAR PROBLEM Organobiologik Psikologik/psikiatri Social budaya ekonomi. : Tidak ada : Halusinasi auditorik : Bemasalah dengan rekan kerjanya dan himpitan

XI.

PENATALAKSANAAN

Indikasi rawat inap Pemeriksaan dan evaluasi lebih lanjut terhadap gangguan psikiatrik pasien Keamanan pasien dan lingkungan

Psikofarmaka Risperidone 2 mg x 2 Efek terapi: Antipsikotik atipikal yang digunakan untuk mengatasi gedala positif pada pasien berupa halusinasi auditorik. Mempunyai efek samping ekstrapiramidal yang ringan, efek samping otonomik yang ringan dan efek samping sedasi yang ringan THP Efek terapi: obat golongan anti-muskarinik. Mengurangi efek samping ekstrapiramidal akatisia yang diakibatkan pemakaian obat anti-psikotik. Psikoterapi Psikoedukasi terhadap pasien jika kondisi pasien sudah membaik: Pengenalan terhadap penyakit, manfaat pengobatan, cara pengobatan, efek samping pengobatan Memotivasi pasien agar minum minum obat secara teratur setelah pulang dari perawatan. Meberikan nasihat-nasihat yang berhubungan dengan dengan masalah kesehatan jiwa pasien, agar ia mampu mengatasi masalah tersebut

Mengajarkan pasien cara untuk lebih bisa mengendalikan emosinya Sosioterapi Melibatkan pasien dalam kegiatan RSJSH Memberikan penjelasan kepada keluarga pasien mengenai gangguan yang dialami pasien sehingga dapat mendukung pasien kearah kesembuhan Menyarankan kepada keluarga agar lebih telaten dalam pengobatan pasien dengan membawa pasien control secar teratur dan memperhatikan pasien agar minum obat secara teratur dan member dukungan agar pasien mempunyai aktifitas yang positif.