FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI INDUSTRI ROTI …digilib.unila.ac.id/55693/3/SKRIPSI TANPA BAB...

57
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI INDUSTRI ROTI RUMAHAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG (Skripsi) Oleh Sarah Mega Hardiyanti FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Transcript of FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI INDUSTRI ROTI …digilib.unila.ac.id/55693/3/SKRIPSI TANPA BAB...

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSIINDUSTRI ROTI RUMAHAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh

Sarah Mega Hardiyanti

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

ABSTRAK

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI

INDUSTRI ROTI RUMAHAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh

Sarah Mega Hardiyanti

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh peralatan, bahan bakudan tenaga kerja terhadap produksi roti coklat industri roti rumahan di KotaBandar Lampung. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekundersebagai data pendukung. Penelitian ini dilakukan dengan teknik wawancaralangsung dengan pemilik industri roti rumahan. Jumlah populasi dalam penelitianini adalah 22 industri roti rumahan di Kota Bandar Lampung. Berdasarkan hasilpenelitian (1) variabel peralatan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadapproduksi roti coklat (2) variabel bahan baku berpengaruh positif dan signifikanterhadap produksi roti coklat (3) variabel tenaga kerja berpengaruh positif dansignifikan terhadap produksi roti coklat.

Kata Kunci : Bahan Baku, Peralatan, Produksi, Tenaga Kerja

ABSTRACT

FACTORS AFFECTING THE PRODUCTIONOF BREAD HOUSE INDUSTRY IN BANDAR LAMPUNG CITY

By

Sarah Mega Hardiyanti

The purpose of this research is to determine the effect of equipment, rawmaterials and labor on the production of chocolate bread in the home breadindustry in the city of Lampung. The data used are primary data and secondarydata as supporting data. This research was conducted with direct interviewtechniques with industry owners. The population in this study is 22 home-basedbread industries in Bandar Lampung City. Results of the purpose (1) theequipment variable has a positive and not significant effect on chocolate breadproduction (2) the raw material variable has a positive and significant effect onchocolate bread production (3) the labor variable has a positive and significanteffect on the production of chocolate bread.

Keywords: Equipment, Labor, Production, Raw Materials

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSIINDUSTRI ROTI RUMAHAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG

OlehSarah Mega Hardiyanti

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelarSarjana Ekonomi

pada

Jurusan Ekonomi PembangunanFakultas Ekonomi Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG2018

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Sarah Mega Hardiyanti yang lahir di Kota Bogor pada tanggal 19

Juni 1996, merupakan anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak

Hi.Hamonangan Napitupulu dan Ibu Dede Suryati.

Penulis memulai pendidikan di TK SUKMA Kota Bogor, selanjutnya melanjutkan

pendidikan Sekolah Dasar di SD N 01 Leuwiliang Bogor hingga kelas 3 dan di

SD N 02 Palapa Kota Bandar Lampung tamat pada tahun 2008. Semasa SD

penulis aktif dalam kegiatan Pramuka. Kemudian penulis melanjutkan

pendidikannya di SMP N 25 Bandar Lampung selesai pada tahun 2011 dan aktif

dalam bidang ekstrakulikuler PMR. Selanjutnya pada tahun 2014 penulis selesai

menempuh pendidikan di sekolah menengah atas di SMA N 10 Bandar Lampung.

Pada tahun 2014, penulis diterima sebagai mahasiswi Ekonomi Pembangunan,

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung melalui jalur Seleksi

Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Selama perkuliahan

penulis aktif dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh Himpunan Mahasiswa

Ekonomi Pembangunan (HIMEPA).

Pada tahun 2017, penulis mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa

Sidodadi Kecamatan Bangun Rejo Kabupaten Lampung Tengah. Selanjutnya

penulis mengikuti Kuliah Kunjung Lapangan (KKL) bersama Ekonomi

Pembangunan angkatan 2014 yang mengunjungi beberapa instansi di Jakarta.

PERSEMBAHAN

Karya ini ku persembakan kepada :

Kedua orangtua yang sangat saya sayangi, Papa Hi.Hamonangan Napitupulu dan

Mama Dede Suryati yang selalu mendoakan, menyayangi dan memberikan

semangat yang tulus disetiap kali saya merasa kesulitan. Terimakasih untuk

semua perjuangan yang papa dan mama berikan, untuk kesabaran, pengertian,

motivasi dan kepercayaan yang begitu besar dalam mendukung semua yang saya

kerjakan. Terimakasih kepada nenek tercinta Umi yang selalu memberikan doa

dan semangatnya. Terimakasih juga kepada Aa Denny dan Adik-adik ku

tersayang Bianca dan Dilla yang selalu menghibur, membantu dan mendengarkan

keluh kesah yang dialami dalam mengerjakan karya ini. Almamater ku tercinta,

Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas

Lampung.

MOTO

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka

mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.

(QS. Ar-Ra’d : 11)

Kesuksesan dan kebahagiaan Anda terletak pada diri Anda sendiri. Tetaplah

berbahagia, dan kebahagiaanmu kamu akan membentuk sebuah karakter kuat

melawan kesulitan.

( Hellen Keller )

Jangan menuntut Allah SWT lantaran permintaanmu terlambat dikabulkan, akan

tetapi, tuntutlah dirimu lantaran terlambat melaksanakan kewajiban.

(Atho’illah As Sakandari)

SANWACANA

Alhamdulillahirabbil’alamiin, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT.

Atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “

faktor yang mempengaruhi produksi industri roti rumahan di Kota Bandar

Lampung” sebagai salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Ekonomi, Fakultas

Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung.

Dalam proses penyelesaian skripsi, penulis mendapat arahan dan bimbingan dari

berbagai pihak. Sehingga pada kesempatan ini dengan kerendahan hati penulis

mengucapkan terimakasih setulus-tulusnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Hi.Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Nairobi, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung.

3. Ibu Emi Maimunah, S.E., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung dan selaku

pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan

ilmu, memberikan semangat dan arahan serta saran dalam penyusunan skripsi

penulis.

4. Ibu Dr. Lies Maria Hamzah S.E.,M.E selaku dosen penguji yang telah

memberikan saran dan nasehat yang bermanfaat bagi penulis.

5. Ibu Zulfa Emalia,S.E.,M.Sc selaku dosen penguji yang telah memberikan

saran dan nasehat yang bermanfaat bagi penulis.

6. Ibu Irma Febriana MK,S.E.,M.Si. selaku pembimbing akademik yang telah

memberikan nasehat yang bermanfaat bagi penulis.

7. Seluruh Bapak Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah

membimbing dan memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis selama

proses perkuliahan hingga selesai.

8. Orang tua ku tercinta, Papa Hi. Hamonangan Napitupulu dan Mama Dede

Suryati atas semua doa, kasih sayang dan perjuangannya serta selalu

memberikan semangat untukku.

9. Kakak dan adikku tersayang, Aa Denny, Teteh Shin-shin, Bianca dan

Faradilla yang selalu memberikan semangat dan mendengar keluh kesahku.

10. Keluarga besar Hi.Halimi yang selalu memberikan doa dan semangat serta

dukungan untuk segera wisuda dan kerja.

11. Sepupuku tersayang Ratna Dwi Astuti yang memberikan ilmu serta dukungan

untuk menyelesaikan skripsi ini agar segera wisuda.

12. Penyemangatku Untung Zenianto yang selalu memberikan dukungan serta

mendengarkan keluh kesahku selama menyelesaikan skripsi ini.

13. Sahabat-sahabatku tersayang Devi Indriani, Zsa-zsa dan Sissy yang selalu

mendengarkan curhat, memarahi, menemani, dan menghibur penulis selama 8

tahun terakhir.

14. Sahabat-sahabatku tercinta dan tersayang yang paling repot sejagat raya

Nissa, Bellia, Ade, Enno yang selalu menghibur, mendengarkan, menemani

dan saling mendukung penulis selama perkuliahan. Semoga kebiasaan yang

repot-repot bisa dikendalikan dengan baik.

15. Kakak tingkat terkasih Fauziyyah, moderator tetap di setiap seminar yang

selalu menemani, menyemangati, memarahi, memotivasi, mendengarkan,

serta merasakan keluh kesah penulis selama menyelesaikan skripsi ini.

16. Teman-teman Ekonomi Pembangunan 2014 yang tidak dapat disebutkan satu

persatu terimakasih sudah menemani dan saling memberikan dukungan satu

sama lain, terimakasih telah menjadi bagian dalam canda dan tawa selama

perkuliahan hingga selesai.

17. Sahabat-sahabat KKN, Ocha, Nurcahyati, Ucil, Alan dan Jaya terimakasih

untuk kebersamaan dalam menjalankan program kerja serta kegiatan lainnya

selama 40 hari di desa tercinta Sidodadi.

18. Staff FEB dan EP pak Udin, Bu Yati dan Mas Rully yang telah membantu

penulis dalam menyelesaikan skripsi.

19. Semua pihak yang telah membantu demi terselesaikan skripsi ini yang tidak

dapat disebutkan satu persatu.

Akhir kata, semoga Allah SWT memberikan balasan terbaik atas segala bantuan

yang telah diberikan,dan semoga penelitian ini bermanfaat bagi para pembaca.

Bandar Lampung, Desember 2018

Penulis,

Sarah Mega Hardiyanti

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ...................................................................................................... i

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ii

DAFTAR TABEL .............................................................................................iii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 8

D. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Teoritis ............................................................................................10

1. Industri ........................................................................................................10

2. Jenis-jenis Industri ......................................................................................11

3. Teori Produksi ............................................................................................14

4. Fungsi Dan Kegiatan Produksi ...................................................................15

5. Produk Total ..............................................................................................20

B. Tinjauan Empiris ............................................................................................21

1. Penelitian Terdahulu ...................................................................................21

C. Kerangka Pemikiran .......................................................................................23

D. Hipotesis .........................................................................................................24

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Sumber Data ...................................................................................25

B. Lokasi Penelitian ............................................................................................26

C. Metode Penentuan Responden .......................................................................26

D. Definisi Operasional Variabel ........................................................................27

E. Batasan Variabel ............................................................................................28

F. Metode Analisis Data .....................................................................................28

1. Analisis Produksi .......................................................................................28

2. Analisis Regresi Berganda ........................................................................29

G. Uji Asumsi Klasik ..........................................................................................30

1. Uji Normalitas ..........................................................................................30

2. Uji Multikolinieritas .................................................................................31

3. Uji Heteroskedastisitas .............................................................................31

H. Uji Hipotesis ...................................................................................................32

1. Uji-t Statistik ............................................................................................32

2. Uji F Statistik ............................................................................................34

3. Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................................................35

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian .............................................................36

B. Karakteristik Responden ...............................................................................37

1. Peralatan Produksi Roti ...........................................................................37

2. Bahan Baku Dalam Proses Produksi .......................................................38

3. Tenaga Kerja Proses Produksi .................................................................39

4. Produksi ...................................................................................................40

C. Analisis Regresi Berganda ............................................................................42

D. Uji Asumsi Klasik .........................................................................................44

1. Uji Normalitas .........................................................................................44

2. Uji Multikolinearitas ................................................................................45

3. Uji Heteroskedastisitas ............................................................................46

E. Uji Hipotesis ..................................................................................................48

1. Uji Partial (Uji-t) .....................................................................................48

2. Uji Simultan (Uji-F) ................................................................................49

3. Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................................................50

G. Pembahasan ...................................................................................................50

1. Pengaruh Peralatan Terhadap Produksi ....................................................50

2. Pengaruh Bahan Baku Terhadap Produksi ..............................................51

3. Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Produksi .............................................52

4. Implikasi Penelitian ..................................................................................53

V. PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................................54

B. Saran ..............................................................................................................54

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kurva Produksi Total Dari Satu Input Variabel L ........................................... 21

2. Kerangka Pemikiran ......................................................................................... 23

3. Uji Normal Probability Plot ............................................................................. 45

4. Scatterplot ........................................................................................................ 47

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2015-2016................................................ 2

2. Realisasi Pekerja Pada Perusahaan Industri Kecil Tahun 2013-2014 ...................... 3

3. Jumlah UMKM di Provinsi Lampung Per 31 Desember 2015 ................................ 4

4. Jenis-Jenis UMKM Di Kota Bandar Lampun Tahun 2016 ...................................... 4

5. Perkembangan Nilai Produksi Industri Roti di Kota Bandar Lampung

Tahun 2011-2015...................................................................................................... 5

6. Data Industri Roti Terdaftar di Kota Bandar Lampung

Tahun 2015 ............................................................................................................... 6

6. Data Industri Roti (kecil) di Kota Bandar Lampung ................................................ 7

7. Tinjauan Empiris ...................................................................................................... 21

8. Definisi Operasional Variabel .................................................................................. 27

9. Peralatan Utama Mixer Yang Digunakan Dalam Industri Roti Rumahan

Di Kota Bandar Lampung ........................................................................................ 38

10. Jumlah Bahan Baku Utama Tepung Yang Digunakan Industri Roti

Rumahan Di Kota Bandar Lampung .................................................................... 39

11. Jumlah Jam Kerja Industri Roti Rumahan Di Kota Bandar Lampung ................... 40

12. Jumlah Hasil Produksi Roti Coklat /hari ................................................................ 42

13. Analisis Regresi Berganda .................................................................................... 43

14. Uji Normalitas ....................................................................................................... 44

15. Uji Multikolinearitas ............................................................................................. 46

16. Uji Heteroskedastisitas .......................................................................................... 47

17. Uji Partial(uji-T) .................................................................................................... 48

18. Uji Simultan (uji-F) ................................................................................................ 49

19. Uji Koefisien Determinasi (R2) ............................................................................. 50

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku,

barang setengah jadi dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih

tinggi lagi penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun industri

(Kartasapoetra,2000).

Menurut Bappenas (2004), pembangunan ekonomi daerah di era otonomi

menghadapi berbagai tantangan baik internal maupun eksternal, seperti masalah

kesenjangan dan iklim globalisasi, yang akhirnya menuntut tiap-tiap daerah untuk

mampu bersaing di dalam dan di luar negeri. Kesenjangan dan globalisasi ini

berimplikasi kepada Provinsi, Kabupaten/Kota untuk melaksanakan percepatan

pembangunan ekonomi daerah melalui pengembangan ekonomi daerah

berdasarkan potensi sektor unggulan yang dimiliki oleh masing - masing daerah.

Pada saat terjadi krisis ekonomi di negara kita, hampir semua perusahaan-

perusahaan besar mengalami kerugian. Dimana banyak para pengusaha tersebut

tidak dapat lagi membayar cicilan hutang akibat nilai tukar rupiah yang terus

menurun, berbeda halnya dengan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) pada

saat itu, dimana usaha ini dipandang telah menunjukkan kekuatan dan potensi

yang sesungguhnya dalam hal perannya sebagai salah satu motor penggerak

ekonomi yang penting. Usaha mikro kecil menengah (UMKM) memainkan suatu

2

peran yang sangat vital di dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tidak

hanya di negara yang sedang berkembang tetapi juga di negara maju. Di negara

berkembang sendiri UMKM sangat penting, tidak hanya karena kelompok usaha

tersebut menyerap tenaga kerja paling banyak sehingga pengembangan UMKM

ini adalah akses mempermudah proses permodalan sehingga dapat menghasilkan

penciptaan lapangan kerja yang signifikan. PDRB tertinggi di Provinsi Lampung

didukung dengan adanya lapangan usaha di bidang pertanian, perdagangan dan

industri olahan. Berikut ini merupakan PDRB menurut lapangan usaha:

Tabel 1. PDRB Kota Bandar Lampung Menurut Lapangan Usaha Tahun 2015-

2016

Lapangan Usaha Harga Konstan Tahun

2010

(Miliyar Rp.)

2015 2016

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 65.737,08 66.285,52

Pertambangan dan Penggalian 12.606,48 13.421,06

Industri Pengolahan 37.312,09 39.618,80

Pengadaan Listrik dan Gas 269,49 373,06

Pengadaan Air , Sampah , Limbah & Daur Ulang 207,84 222,70

Kontruksi 18.936,10 21.041,12

Perdangangan Besar, Eceran, dan Reparasi 24.843,32 26.474,76

Transportasi dan Pergudangan 10.566,31 11.263,64

Penyediaan Akomodasi Makan & Minum 2.813,17 3.040,39

Informasi dan Komunikasi 9.300,23 10.299,09

Jasa Keuangan dan Asuransi 4.475,53 4.677,08

Real Estate 6.427,27 6.814,39

Jasa Perusahaan 297,39 314,83

Administrasi Pemerintah dan Jamsos 6.457,06 6.727,89

Jasa Pendidikan 5.723,37 6.012,97

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2.020,87 2.116,77

Jasa Lainnya 1.793,40 1.953,28

PDRB/Jumlah 209.813,98 220.657,28

Sumber : Dinas Koperasi Dan UKM Provinsi Lampung,2018

Berdasarkan Tabel 1. Perekonomian Provinsi Lampung digerakkan oleh 3

lapangan usaha utama yaitu pertanian industri pengolahan dan perdagangan

3

dimana PDRB menurut lapangan usaha di provinsi Lampung tertinggi adalah 3

lapangan usaha, dimana industri pengolahan mengalami peningkatan PDRB tahun

2015 sebesar 37.312,09 menjadi 39.618,80. Perkembangan perekonomian yang

terjadi di Kota Bandar Lampung akan berpengaruh dalam meningkatkan

pendapatan Provinsi Lampung. Dalam meningkatkan pembangunan

perekonomian daerah, Kota Bandar Lampung harus menciptakan pembangunan

yang diharapkan mampu memaksimalkan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki

sehingga mampu meningkatkan perekonomian industri pengolahan.

Tabel 2. Realisasi Pertumbuhan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil

Tahun 2013-2014

Tenaga Kerja Jumlah

(orang)

Pertumbuhan

2013 2014 (%)

IKAH 8.513 8.975 5,15

ILMEA 6.278 6.599 4,86

Sumber: Dinas Koperasi, UKM, Perindag Kota Bandar Lampung,2018

Dari Tabel 2 terlihat bahwa jika dibandingkan dengan tahun 2013 jumlah pekerja

yang terserap oleh perusahaan industri kecil tahun 2014 mengalami peningkatan

sebesar 5,15%. Dilihat dari penyerapan tenaga kerja di Kota Bandar Lampung kita

bisa melihat pertumbuhan produksi pada industri mikro kecil yang ada di Bandar

Lampung. Pengembangan UMKM ini menjadikan salah satu kegiatan yang

dilakukan oleh pemerintah dalam meningkatkan perekonomian masyarakat.

Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pada hakekatnya

merupakan tanggungjawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Oleh

karena itu peranan pemerintah serta masyarakat sangat penting dalam peningkatan

pengembangan UMKM ini. Sehingga dapat dilihat jumlah UMKM yang ada di

Kota Bandar Lampung.

4

Tabel 3. Jumlah UMKM Di Provinsi Lampung Per 31 Desember 2015

No Kab / Kota Sektor Usaha

(Unit)

Jumlah

(Unit)

Mikro Kecil Menengah

1 Lampung Barat 5.065 159 4 5.228

2 Lampung Selatan 7.943 467 152 8.562

3 Lampung Tengah 1.155 0 0 1.155

4 Lampung Timur 34.492 6.080 122 40.694

5 Lampung Utara 34.492 6.080 122 40.694

6 Mesuji 3.029 151 5 3.185

7 Pesawaran 1.097 214 58 1.369

8 Pesisir Barat 782 29 3 814

9 Pringsewu 3.706 770 42 4.518

10 Tanggamus 5.773 0 0 5.773

11 Tulang Bawang 13.804 239 2 14.045

12 Tulang Bawang Barat 1.373 2 0 1.375

13 Way Kanan 5.575 70 4 5.649

14 Bandar Lampung 1.933 152 40 2.125

15 Metro 6.426 907 85 7.418

Jumlah 101.051 11.356 547 157.922

Sumber : Dinas Koperasi Dan UKM Provinsi Lampung,2018

Berdasarkan Tabel 3. Bandar Lampung memiliki 152 industri kecil, sektor

industri diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain untuk

kemajuan perekonomian. Industri terdiri dari industri mikro, industri kecil dan

industri menengah. Salah satu industri kecil yang mengalami perkembangan

adalah industri roti, selain industri roti banyak industri kecil yang berkembang

seperti industri kerajinan tangan , makanan khas daerah Lampung dan industri

lainnya.

Tabel 4. Jenis-Jenis UMKM Di Kota Bandar Lampung Tahun 2016

Sandang Pangan

Kaos Lampung Kopi

Sulam Usus Olahan Keripik Pisang

Batik Siger Aneka Roti

Batik Gabivora Ikan Olahan

Meubel Kayu Olahan Tahu

Furnitur Kerupuk

Tas Makanan Ringan

5

Sumber: Buku Data Industri Menengah Dan Kecil Kota Bandar Lampung,2015

Berdasarkan Tabel 4. Menunjukkan banyaknya UMKM yang ada di Kota Bandar

Lampung dengan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu sandang dan pangan. Sektor

industri pengolahan makanan ikut mengisi pertumbuhan dan perkembangan di

Kota Bandar Lampung. Industri makanan sendiri meliputi pengolahan buah dan

sayur, bumbu masak, pengolahan ikan dan kerupuk serta pengolahan roti. Salah

satu kelompok industri makanan yang memiliki potensi untuk dikembangkan

adalah roti, merupakan makanan berbahan dasar utama tepung terigu dan air, yang

difermentasikan dengan ragi, tetapi ada juga yang tidak menggunakan ragi.

Perkembangan industri roti di Kota Bandar Lampung dapat dijelaskan pada tabel

dibawah ini.

Tabel 5. Perkembangan Nilai Produksi Industri Roti Di Kota Bandar Lampung

Tahun 2011-2015

No Tahun Jumlah Perusahaan (unit) Tenaga Kerja (orang) Nilai Produksi(Rp)

1 2011 37 294 11.229.514

2 2012 39 305 12.630.039

3 2013 41 326 13.581.643

4 2014 44 330 12.903.886

5 2015 47 351 13.313.090

Sumber : Dinas Koperasi, UKM, dan Perindag Kota Bandar Lampung Tahun

2017

Berdasarkan Tabel 5. Roti merupakan salah satu industri makanan yang terdapat

di Kota Bandar Lampung yang memiliki potensi untuk terus berkembang.

Permintaan roti yang terus naik menimbulkan banyaknya usaha kecil pembuatan

roti. Permintaan roti yang terus naik tidak lain karena kebiasaan konsumsi

masyarakat Indonesia yang menggunakan roti sebagai makanan pokok. Salah satu

6

syarat berdirinya suatu usaha adalah terdaftar pada instansi terkait. Berikut ini

daftar nama industri roti yang sudah terdaftar di Kota Bandar Lampung.

Tabel 6. Data Industri Roti Terdaftar di Kota Bandar Lampung

Tahun 2015

Sumbe

r :

Dinas

Koper

asi,

UKM,

dan

Perind

ag

Kota Bandar Lampung Tahun 2017

Pada Tabel 6. Industri roti yang terus berkembang yang dikenal masyarakat

sebagai makanan yang tidak sulit ditemukan keberadaannya di pasaran. Industri

roti yang ada di kota Bandar Lampung, sudah mempunyai beberapa cabang dan

banyak dikenal masyarakat Lampung, seperti Roti Shereen, Yusi Akmal, yang

menjual berbagai macam varian rasa roti dan kue, namun penelitian ini hanya

terkonsentrasi pada industri roti rumahan.

Berdasarkan survey yang dilakukan dengan jumlah 47 industri roti di kota Bandar

Lampung tidak seluruhnya industri roti mengalami perkembangan yang cukup

No Nama Industri No Nama Industri No Nama Industri

1. Roti Shereen 21. Bread of kurtos 41. Pabrik Roti

Nyimas

2. Roti Italia 22. Roman Bakery 42. LM Bakery

3. Yussi akmal 23. Roti Permata 43. Karunia Roti

4. Holland Bakery 24. Swendis Bakery 44. Suci Bakery

5. Jaya Bakery 25. Roti Karas Food 45. Laris Roti

6. Roti’O 26. Selera Rasa 46. Roti Jordan

7. Roti Cinta 27. Rosa Bakery 47. Wilda Roti

8. Roti Tugu 28. Top Bakery

9. Roti Kita 29. Choco Bakery

10. Bintang Tiga Roti 30. Amin Bakery

11. Industri Roti ZB 31. European Bakery

12. Babe Bakery 32. Boeng’s Roti

13. American Bakery 33. Roti GS

14. Roti Monica

15. Rose Bread

16. Christ Bakery

17. Roti Boy

18. BreadTalk

19. Hans Bakery

20. Royal Bakery

34. Giant Bakery

35. Tegar Bakery

36. Roti Surya

37. Suasono Roti&kue

38. La Kita Bakery

39. Monica Loren

40. Roti Safira

7

signifikan, hanya ada 22 industri roti rumahan yang sudah terdaftar dan menjual

roti di warung-warung tradisional dengan persaingan yang sangat sulit seperti

sekarang ini.

Tabel 7. Data Industri Roti Rumahan Di Kota Bandar Lampung

No Nama Industri No Nama Industri

1. Roti Cinta 12. Tegar Bakery

2. Roti Tugu 13. Roti Surya

3. Roti Kita 14. Pabrik Roti Nyimas

4. Bintang Tiga Roti 15. LM Bakery

5. Industri Roti ZB 16. Kurnia Roti

6. Roti Permata 17. Suci Bakery

7. Roti Karas Food 18. Laris Roti

8. Selera Rasa 19. Roti Safira

9. Choco Bakery 20. Monica Louren

10. Amin Bakery 21. Wilda Roti

11. Roti GS 22. Roti Jordan

Sumber : Dinas Koperasi, UKM, dan Perindag Kota Bandar Lampung Tahun 2017

Pada Tabel 7 terdapat 22 industri roti rumahan, berdasarkan pra survey industri

roti ini hanya menjual hasil produksi nya di warung-warung tradisional dan

melakukan proses produksi roti setiap hari dengan penghasilan yang didapatkan

Rp.10.000.000.- per Bulan untuk roti isi coklat.

Dalam proses produksi industri rumahan biasanya mengalami masalah,

diantaranya adalah biaya yang digunakan sering kali lebih tinggi dari standar

biaya yang telah dianggarkan sebelumnya. Penyebab utama tingginya biaya

produksi antara lain pemborosan bahan baku dan penolong, waktu kerja, dalam

penggunaan mesin dan peralatan, dan penggunaan modal kerja.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas Kota Bandar Lampung

memiliki potensi industri yang cukup tinggi, sehingga perlu diketahui faktor

produksi di pabrik roti tersebut yang dapat mempengaruhi hasil produksi di

industri roti rumahan. Oleh karena itu penulis bermaksud meneliti variabel-

8

variabel yang mempengaruhi produksi industri roti rumahan, dengan judul

“Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Industri Roti Rumahan Di Kota Bandar

Lampung “.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah pengaruh peralatan terhadap hasil produksi dalam industri roti

rumahan di Kota Bandar Lampung ?

2. Bagaimanakah pengaruh bahan baku terhadap hasil produksi dalam industri

roti rumahan di Kota Bandar Lampung ?

3. Bagaimanakah pengaruh tenaga kerja terhadap hasil produksi dalam industri

roti rumahan di Kota Bandar Lampung ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah faktor peralatan mempengaruhi hasil produksi

dalam industri roti rumahan di Kota Bandar Lampung.

2. Untuk mengetahui apakah faktor bahan baku mempengaruhi hasil produksi

dalam industri roti rumahan di Kota Bandar Lampung.

3. Untuk mengetahui apakah faktor tenaga kerja mempengaruhi hasil produksi

dalam industri roti rumahan di Kota Bandar Lampung.

D. Manfaat Penelitian

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan berbagai masukan dan informasi.

Adapun manfaat diharapkan dalam penelitian ini :

9

1. Sebagai pemenuhan syarat kelulusan bagi penulis untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi.

2. Sebagai bahan refrensi untuk penelitian selanjutnya yang serupa.

3. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi pengelola maupun Pemerintah

Daerah dalam rangka pengembangan industri roti rumahan di Kota Bandar

Lampung.

10

II.TINJAUAN PUSTAKA,KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Teoritis

1. Industri

Industri adalah suatu unit atau kesatuan produksi yang terletak pada suatu tempat

tertentu yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan untuk mengubah suatu

barang serta mekanik, kimia, atau dengan tangan, sehingga menjadi benda,

barang, atau produk baru yang nilainya lebih tinggi, dan sifatnya lebih dekat

kepada konsumen akhir. Perusahaan atau usaha industri merupakan suatu unit

kesatuan usaha yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan

barang atau jasa, dan memiliki catatan administrasi tersendiri mengenai produksi

dan struktur biaya serta ada yang bertanggung jawab atas usaha tersebut.

Menurut UU tahun 1984 Departemen Perindustrian dan Perdagangan, pengertian

industri adalah sebagai berikut : Industri adalah suatu kegiatan ekonomi yang

mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi

menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi penggunaannya, tidak termasuk

kegiatan rancang bangun dan perekayasaan. Menurut simposium hukum

perindustrian, yang dimaksud dengan industri adalah rangkaian kegiatan usaha

ekonomi yang meliputi pengolahan dan pengerjaan atau pembuatan, perubahan

dan perbaikan bahan baku menjadi barang sehingga pada akhirnya akan lebih

berguna dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat (Payaman J Simanjuntak, 1998).

Badan Pusat Statistik (2000) menyatakan bahwa industri adalah suatu unit

(kesatuan) usaha yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan

11

barang atau jasa, dan terletak pada suatu bangunan atau suatu lokasi tertentu serta

mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai produksi dan struktur

biayanya. Dalam teori ekonomi disebutkan bahwa industri merupakan kumpulan

dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang yang sama. Dalam

menjalankan industri dibutuhkan suatu kegiatan produksi yaitu kegiatan yang

bertujuan menciptakan barang yang akan ditawarkan atau didistribusikan kepada

masyarakat luas. Kegiatan produksi tidak akan terwujud dan terlaksana tanpa

adanya alat atau benda yang digunakan untuk memproduksi suatu barang. Jadi

diperlukan adanya faktor-faktor produksi untuk menciptakan atau menghasilkan

benda atau jasa (Purwo Minto, 2000).

Jadi, industri adalah suatu unit kesatuan usaha yang melakukan kegiatan ekonomi,

bertujuan menghasilkan barang atau jasa, dan memiliki catatan administrasi

tersendiri mengenai produksi dan struktur biaya serta ada yang bertanggung jawab

atas usaha tersebut.

2. Jenis – Jenis Industri

Pengelompokan industri dilaksanakan oleh Departemen Perindustrian (DP).

Industri Nasional Indonesia dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu:

1. Industri Dasar, yang meliputi kelompok Industri Mesin dan Logam Dasar

(IMLD) dan kelompok Industri Kimia Dasar (IKD). Yang termasuk dalam IMLD

antara lain : industri mesin pertanian, elektronika kereta api, pesawat terbang,

kendaraan bermotor, besi baja, dan sebagainya. Sedangkan yang termasuk IKD

antara lain : industri pengolahan kayu dan karet alam, industri pestisida, industri

pupuk, industri semen, industri silikat, dan lain sebagainya.

12

2. Industri Kecil, yang meliputi antara lain : industri pangan (makanan, minuman,

tembakau), industri sandang dan kulit (tekstil, pakaian jadi, serta barang dari

kulit), industri kimia dan bahan bangunan (industri kertas, percetakan, plastik, dan

sebagainya), industri galian bukan logam, industri logam (mesin-mesin, alat-alat

ilmu pengetahuan, barang dari logam, dan sebagainya).

3. Industri Hilir, yaitu kelompok Aneka Industri (AI) yang meliputi antara lain :

industri yang mengolah sumber daya hutan, industri yang mengolah hasil

pertambangan, industri yang mengolah sumber daya pertanian secara luas, dan

sebagainya. Sedangkan pengelompokan industri menurut jumlah tenaga kerja

yang dipekerjakan, menurut BPS pengelompokan industri ini dibedakan :

1. Industri Besar, jika mempekerjakan 100 orang atau lebih

2. Industri Sedang, jika mempekerjakan antara 20 – 99 orang

3. Industri Kecil, jika mempekerjakan antara 5 – 19 orang

4. Industri Kerajinan Rumah Tangga, jika memperkerjakan antara 3 – 4 orang.

Dengan melihat perkembangan industri saat ini, industri roti rumahan di Kota

Bandar Lampung dapat di katakan bahwa industri tersebut termasuk dalam

industri kecil dan sedang karena dengan melihat pengelompokan jenis industri dan

jumlah tenaga kerja yang ada. Industri kecil sampai saat ini belum terdapat

kesepakatan di kalangan para ahli maupun lembaga-lembaga terkait. Namun ada

beberapa kriteria yang bisa digunakan sebagai acuan untuk mendapatkan

gambaran mengenai industri kecil.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 133/M/SK/8/1979,

industri kecil dibagi dalam 4 (empat) golongan, yaitu :

1. Industri kecil yang mempunyai kaitan erat dengan industri menengah dan

13

industri besar :

a). Industri yang menghasilkan barang-barang yang diperlukan oleh industri

menengah dan besar.

b). Industri kecil yang membutuhkan produkproduk dari industri menengah dan

besar.

c). Industri kecil yang memerlukan bahan-bahan limbah dari industri besar dan

menengah.

2. Industri yang berdiri sendiri, yaitu industri yang langsung menghasilkan

barang-barang untuk konsumen. Industri ini tidak mempunyai kaitan dengan

industri lain.

3. Industri yang menghasilkan barang-barang seni.

4. Industri yang mempunyai pasaran lokal dan bersifat pedesaan.

Glendoh, (2001) dengan memperhatikan peranannya yang sangat potensial bagi

pembangunan di sektor ekonomi, maka usaha kecil perlu terus menerus dibina dan

diberdayakan secara berkelanjutan agar lebih dapat berkembang dan maju guna

menunjang pembagunan di sektor ekonomi yaitu :

1. Usaha kecil merupakan penyerap tenaga kerja.

2. Usaha kecil merupakan penghasil barang dan jasa pada tingkat harga yang

terjangkau bagi kebutuhan rakyat banyak berpenghasilan rendah.

3. Usaha kecil merupakan penghasil devisa negara yang potensial, karena dalam

keberhasilannya memproduksi hasil nonmigas.

Dengan demikian, industri kecil merupakan bagian dari industri nasional yang

mempunyai misi utama adalah penyerapan tenaga kerja dan kesempatan berusaha,

meningkatkan kesejahteraan masyarakat, penyedia barang dan jasa serta berbagai

14

komposisi baik untuk keperluan pasar dalam negeri maupun luar negeri. Produk

industri kecil dewasa ini sudah cukup memadai dengan pemasaran yang sudah

cukup luas, baik pasar dalam negeri maupun luar negeri yang semuanya

mensyaratkan mutu dan kontinuitas yang lebih terjamin.

Meskipun industri kecil telah menunjukkan hasil-hasil yang menggembirakan,

namun masih banyak dijumpai permasalahan yang dihadapi oleh para industri

kecil tersebut. Hambatan tersebut antara lain bahan baku yang tersedia belum

memadai sebagai bahan baku industri baik kualitas maupun kuantitasnya. Proses

produksi yang sederhana dengan peralatan yang sederhana serta cara-cara

pengawasan yang terbatas, yaitu secara kualitatif berdasarkan kebiasaan seringkali

memberikan hasil yang tidak seragam dan bervariasi. Keadaan ini menjadi

kendala bagi industri kecil untuk memenuhi permintaan pasar dalam jumlah besar

dan mutu yang seragam.

3. Teori Produksi

Iswardono dalam Ahmad Ridhani Anandra (2010), menuliskan bahwa teori

produksi sebagaimana teori perilaku konsumen merupakan teori pemilihan atas

berbagai alternatif yang tersedia. Dalam hal ini adalah keputusan yang diambil

seorang produsen untuk menentukan pilihan atas alternatif tersebut. Produsen

mencoba memaksimalkan produksi yang bisa dicapai dengan suatu kendala

ongkos tertentu agar dapat dihasilkan keuntungan yang maksimum.

Berdasarkan pada kepentingan produsen, tujuan produksi adalah untuk

menghasilkan barang yang dapat memberikan laba. Tujuan tersebut dapat

tercapai, jika barang atau jasa yang diproduksi sesuai dengan kebutuhan

masyarakat. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa sasaran kegiatan produksi

15

adalah melayani kebutuhan masyarakat atau untuk memenuhi kebutuhan hidup

masyarakat umum.

Sadono Sukirno (2010) menjelaskan bahwa fungsi produksi merupakan sifat

hubungan diantara faktor – faktor produksi dan tingkat produksi yang dihasilkan.

Faktor produksi dikenal pula dengan istilah input dan jumlah produksi selalu juga

disebut sebagai output. Mankiw (2003) menuliskan faktor - faktor produksi yang

digunakan bersamaan dengan cara tertentu sehingga membuat produktivitas

masing-masing faktor bergantung pada jumlah faktor produksi lainnya yang

tersedia untuk digunakan dalam proses produksi lainnya. Faktor - faktor produksi

selain tenaga kerja yaitu tanah, modal dan mesin / telnologi, pengertian istilah

tenaga kerja dan tanah telah jelas, namun definisi modal merupakan sesuatu yang

rumit.

4. Fungsi Dan Kegiatan Produksi

Fungsi Produksi Cobb-Douglas Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara

variabel bebas terhadap variabel terikat, maka disini digunakan model fungsi

Cobb-Doughlas. Fungsi Produksi Cobb-Doughlas merupakan persamaan dengan

menggunakan dua atau lebih variabel, dimana variabel yang satu merupakan

variabel yang dijelaskan atau variabel dependen (Y) dan lainnya merupakan

variabel independen atau yang menjelaskan (X) (Soekartawi, 1990). Fungsi

produksi ini pertama kali diperkenalkan oleh Cobb, C.W. dan Douglas, P.H. pada

tahun 1928. Secara matematis fungsi produksi Cobb– Douglas dapat ditulis

dengan persamaan (Agung et al, 2008).

Q = δ. Iα

16

Keterangan :

Q = jumlah output

I = jenis input yang digunakan dalam proses produksi

δ = indeks efisiensi penggunaan input

α = elastisitas produksi penggunaan input

Adapun model fungsi Cobb-Douglas adalah sebagai berikut :

Y = A0 X1 B1 X2 B2 X3 B3

Sehingga menghasilkan persamaan linier dengan menggunakan Logaritma

Natural (Ln) sebagai berikut :

Ln Y = Ln A + b1 Ln X1 + b2 Ln X2.... + e

Keterangan:

Y : jumlah output (produksi)

A : intercept

b1, b2 : elastisitas produksi

X1, X2 : faktor produksi

E : pengganggu

Elastisitas produksi (Ep) merupakan persentase perubahan output sebagai akibat

dari persentase perubahan input. Berdasarkan definisi tersebut, secara matematik

elastisitas produksi dapat ditulis seperti dibawah ini (Putong,2010):

p=

atau

Tambahan satuan input (X) yang dapat menyebabkan pertambahan atau

pengurangan satu satuan output (Y) dikenal dengan istilah produk marginal (PM).

Dengan demikian produksi marginal (PM) dinyatakan sebagai :

sedangkan

produksi rata-rata (PR) adalah

. Dari persamaan di atas diketahui adanya

hubungan antara elastisitas produksi dengan produk marginal dan produk rata-

rata. Atas dasar formulasi tersebut diketahui bahwa (Sugiarto, 2005):

A. Pada saat MP lebih dari AP diperoleh elastisitas produksi > 1.

B. Pada saat MP sama dengan AP diperoleh elastisitas produksi = 1.

17

C. Pada saat MP sama dengan nol diperoleh elastisitas produksi = 0.

D. Pada saat MP bernilai negatif diperoleh elastisitas produksi negatif.

Dalam proses produksi tersebut menurut jangka waktunya dibagi menjadi tiga

yaitu fungsi produksi jangka sangat pendek, jangka pendek dan jangka panjang.

Di dalam suatu produksi tidak lepas dari adanya proses produksi. Pada produksi

industri makanan dan minuman ini membutuhkan berbagai jenis faktor produksi,

diantaranya terdiri dari bahan baku utama, jumlah tenaga kerja, dan teknologi.

Dengan menggunakan faktor produksi pada setiap proses produksi, perlu kiranya

dikombinasikan dalam jumlah dan kualitas tertentu. Definisi dari faktor produksi

tersebut adalah jenis-jenis sumber daya yang digunakan dan diperlukan dalam

suatu proses produksi guna menghasilkan barang dan jasa. Besar kecilnya barang

dan jasa dari hasil produksi tersebut merupakan fungsi produksi dari faktor

produksi.

Faktor produksi dapat diklasifikasikan menjadi dua macam :

1. Faktor Produksi Tetap (Fixed Input)

Yaitu faktor produksi yang kuantitasnya tidak tergantung pada jumlah yang

dihasilkan. Input tetap akan selalu ada walaupun output turun sampai dengan nol.

Contoh: faktor produksi tetap dalam industri ini adalah alat atau mesin yang

digunakan dalam proses produksi industri roti.

2. Faktor Produksi Variabel (Variable Input)

Yaitu faktor produksi dimana jumlah dapat berubah dalam waktu yang relatif

singkat, sesuai dengan jumlah output yang dihasilkan. Contoh: faktor produksi

variabel dalam industri roti adalah bahan baku dan tenaga kerja. (Sudarman,

1984).

18

Menurut Purwo (2000), kegiatan produksi terdiri dari beberapa macam, yaitu

produksi langsung dan produksi tidak langsung, produksi teknis, produksi

ekonomis, dan produksi non ekonomis. Produksi langsung atau produksi barang

adalah usaha atau kegiatan menciptakan, membuat atau menghasilkan barang

yang secara langsung dapat berguna untuk pemenuhan kebutuhan manusia.

Manfaat barang yang diproduksi dapat secara langsung dirasakan untuk

pemenuhan kebutuhan manusia dalam mencapai kemakmuran.

Produksi ekonomis merupakan kegiatan produksi yang selain untuk menambah

nilai kegunaan terhadap suatu barang, juga tetap memperhitungkan keuntungan

yang akan diperolehnya. Biaya produksi diusahakan lebih kecil dari omzet yang

akan diperoleh. Lain dengan produksi nonekonomis yang merupakan kegiatan

produksi yang besar, penghasilan lebih kecil dari jumlah biaya yang dikeluarkan,

jadi dalam kegiatan produksi ini bukan keuntungan yang diperoleh tetapi

kerugian. Kegiatan produksi tidak akan terwujud dan terlaksana tanpa adanya alat

atau benda yang digunakan untuk memproduksi suatu barang.

A. Pengaruh Modal Teknologi / Peralatan

Setiap industri memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam mengolah

produksinya. Teknologi yang digunakan pun berlainan, teknologi berpengaruh

positif terhadap produksi industri roti karena teknologi sangat menentukan hasil

produksi industri terssebut meskipun teknologi yang digunakan masih di impor

dari luar negeri. Tanpa adanya perkembangan teknologi produktivitas barang-

barang produksi tidak akan mengalami perubahan dan tetap pada tingkat yang

sangat rendah.

19

B. Pengaruh Faktor Bahan Baku

Bahan baku sangat mendukung dalam segala aspek. Dalam industri baik itu

industri kimia, industri tekstil, industri makanan dan minuman dan sebagainya,

bahan baku merupakan faktor penting dalam proses produksinya. Bahan baku

penting artinya dalam mempertinggi efisiensi pertumbuhan ekonomi. Di dalam

masyarakat yang kurang maju sekalipun bahan baku sangat besar peranannya

dalam kegiatan ekonomi, pada dasarnya bahan baku merupakan hal mendasar

dalam meningkatkan hasil produktivitas disektor industri, pemilihan bahan baku

yang bermutu tinggi dan pengolahan maksimal akan menghasilkan produksi-

produksi yang dapat memuaskan masyarakat atau konsumen.

Untuk memproduksi roti di gunakan bahan baku pokok yaitu tepung terigu, gula,

mentega dan telur. Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa faktor input

bahan baku sangat dibutuhkan dalam proses kegiatan produksi. Kegiatan produksi

akan berhenti jika bahan baku tidak tersedia ataupun harga bahan baku mengalami

kenaikan, sehingga berdampak pada penjualan yang akan diterima perusahaan.

C. Pengaruh Faktor Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan segala kegiatan jasmani maupun rohani atau pikiran

manusia yang ditujukan untuk kegiatan produksi. Pemanfaatan tenaga kerja dalam

proses produksi haruslah dilakukan secara manusiawi, artinya perusahaan pada

saat memanfaatkan tenaga kerja dalam proses produksinya harus menyadari

bahwa kemampuan mereka ada batasnya, baik tenaga maupun keahliannya. Posisi

faktor tenaga kerja sangat dominan jika dibandingkan dengan faktor produksi

lainnya dalam suatu proses produksi.

20

Dengan fungsi produksi maka peneliti dapat mengetahui hubungan antar variabel

yang dijelaskan (dependent variabel) Y dan variabel yang menjelaskan

(independent variabel) X , serta sekaligus mengetahui hubungan antar variabel

penjelas. Secara sistematis hubungan ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

Y = f ( X1,X2,....Xn)

Dengan fungsi produksi diatas, maka hubungan Y dan X dapat diketahui, dimana

dalam penelitian ini :

Y = Total produksi

X1= Peralatan

X2= Bahan baku

X3= Tenaga kerja

5. Produk Total

Adalah jumlah total yang diproduksi selama periode waktu tertentu. Produk total

akan berubah menurut banyak sedikitnya faktor variabel yang digunakan (Ricardo

Lipsey, 2001). Kurva produksi atau Total Physical Production Function (TPP)

adalah kurva yang menunjukkan hubungan produksi total dengan satu input

variabel sedangkan input-input lainnya dianggap tetap. Notasi penulisan kurva

produksi adalah sebagai berikut: TPP = f (X)

Dimana :

TPP = Output Total

X = Jumlah input yang digunakan

Jika hanya satu macam input variabel yang digunakan pada kasus produksi ini

yaitu tenaga kerja (L), maka dapat ditulis sebagai berikut :

Q = f(L)

21

di mana :

Q = tingkat output

L = jumlah tenaga kerja yang digunakan.

Dari kurva produksi atau Total Physical Production Function (TPP) dari fungsi

diatas dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1. Kurva Produksi Total Dari Satu Input Variabel L

Sumber : Ricardo Lipsey, 2001

B. Tinjauan Empiris

Tinjauan empiris merupakan hasil penelitian terdahulu yang mengemukakan

beberapa konsep yang relevan dan terkait dengan sikap dan perilaku konsumen.

Beberapa studi empiris maupun deskriptif yang menjadi acuan penulisan skripsi

ini antara lain :

Penulis dan

Judul

Variabel Tujuan

Penelitian

Metode

Analisis

Kesimpulan

1. Bambang

Hermawan

(2013),Analisis

faktor yang

mempengaruhi

produksi roti

Teknologi,

Bahan baku,

Tenaga kerja

Variabel

Adapun

tujuaan

penelitian

adalah untuk

mengetahui

pengaruh input

Penelitian

lapangan,

kuesioner,

regresi berganda

cobb-douglas

,uji-t,uji-f, R2

Pengaruh

teknologi terhadap

produksi roti yaitu

tidak signifikan. Dari hasil uji

0

Q

L

Q = f (L)

Bersambung

22

Nama Penulis

2. Ayu Mutiara

(2010), Analisis

Pengaruh Bahan

Baku, Bahan

Bakar Dan

Tenaga Kerja

Terhadap

Produksi Tempe

Di Semarang

(Studi Kasus di

Kelurahan

Krobokan)

-Produksi

Tempe

-Bahan Bakar

-Tenaga

Kerja

Tujuan

teknologi,

bahan baku dan

tenaga kerja

terhadap

produksi roti di

kabupaten

Maros

dan kota

Makassar.

untuk

mengetahui

menganalisis

pengaruh

bahan baku

industri

terhadap

produksi

tempe,mengan

alisis pengaruh

bahan bakar

terhadap

produksi

tempe,mengan

alis pengaruh

tenaga kerja

terhadap

produksi tempe

Metode

kuesioner

dengan teknik

purposive

sampling. uji

asumsi klasik, uji

hipotesis, uji F

dan uji t,analisi

koefisien

determinai

(R2), SPSS

versi 10.0

Kesimpulan

regresi yang

dilakukan bahan

baku berpengaruh

signifikan

terhadap produksi

roti. Pengaruh

tenaga kerja

terhadap produksi

roti yaitu

berpengaruh

signifikan.

Hasil pengujian uji

t bahan baku

berpengaruh

signifikan terhadap

variabel produksi

tempe.Kemudian

melalui uji t

variabel bahan

bakarberpengaruh

signifikan terhadap

produksi tempe

dan tenaga kerja

berpengaruh

signifikan terhadap

produksi tempe

3.Lisna Iryadini

(2010),Analisis

Faktor Produksi

Industri Kecil

Kerupuk

Kabupaten

Kendal

Modal kerja,

input bahan

baku input ,

tenaga kerja

Untuk

menganalisis

tingkat produksi

pada industri

kecil kerupuk di

Kab. Kendal, dan

seberapa besar

pengaruh

variabel yang

digunakan dalam

penelitian

fungsi produksi

Cobb Douglas.

Hasil regresi

diuji dengan

pengujian

hipotesis (uji F

dan uji t)

asumsi klasik

(ujimultikoline

aritas), uji

heteroskedastis

itas, uji

autokorelasi,.

seluruh variabel

independen yaitu

modal kerja,

tenaga kerja, dan

bahan baku,

berpengaruh

positif terhadap

variabel dependen

dengan koefisien

regresi 0,010

untuk modal kerja,

0,018 untuk tenaga

kerja,

4.Endo Dwi

Yuda Lesmana

(2014), Pengaruh

Modal, Tenaga

Kerja Dan Lama

Usaha Terhadap

ProduksiKerajin

an Manik Kaca

PlumbonGamba

ng Kec Gudo

Kab Jombang

modal ,

tenaga

kerja, lama

usaha

untuk

mengetahui

pengaruh faktor

produksi modal,

tenaga kerja, dan

lama usaha

terhadapproduksi

Manik-Manik

Kaca di Sentra

Industri Manik-

Manik Kaca.

Teknik

pengumpulan

data

berdasarkan

wawancara

dari Sentra

Industri

Kerajinan

Manik-Manik

Kaca

Hasil penelitian

menunjukkan

bahwa secara

bersama-sama

faktor produksi

modal, tenaga

kerja, dan lama

usaha berpengaruh

signifikan terhadap

produksi Manik-

Manik Kaca.

5.Grace Masegi,

(2014)

Analisis biaya

yang dikeluarkan

-bahan

baku

-tenaga

kerja

Penelitian ini

bertujuan untuk

mengetahui berapa

besar biaya yang

Penelitian

menggunakan

data primer

dengan

secara keseluruhan

industri rumah

tangga pengolah

ikan menjadi ikan

Bersambung

Sambungan

23

Tabel 7. Tinjauan Empiris

C.Kerangka Pemikiran

Faktor produksi yang digunakan akan mempengaruhi hasil produksi industri roti

dengan cara meminimalkan pemborosan bahan baku yang digunakan tanpa

mengurangi kualitas yang dihasilkan. Mengurangi tenaga kerja, menggunakan

mesin dan peralatan dengan benar, mengurangi pemborosan dalam penggunaan

modal kerja dan menghindari menyimpan persediaan karena jika biaya produksi

di industri roti tidak efisien maka akan mengurangi pendapatan yang diperoleh

atau bisa jadi mengalami kerugian.

Dengan demikian kerangka pikir penelitian hubungan faktor produksi terhadap

hasil produksi dan rata-rata total penerimaan industri roti rumahan di kota Bandar

Lampung dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2. Kerangka Pemikiran

dalam

pembuatan ikan

asin terhadap

keuntungan

pengolah ikan

asin

-biaya

produksi

dikeluarkan

didalam proses

pembuatan ikan

asin terhadap

keuntungan usaha

pengolah ikan di

Desa Sedinginan

wawancara

langsung,

Teknik analisis

data adalah

deskriptif

kulitatif

asin setiap

bulannya

mengeluarkan

biaya sebesar

Rp.2.617.202,

sedangkan

penerimaan yang

diperoleh sebesar

Rp.3.953.333.

Sambungan

Peralatan (X1)

Bahan Baku (X2)

Tenaga Kerja (X3)

Produksi Roti

(Y)

24

D. Hipotesis

Hipotesis adalah pendapat sementara dari suatu penelitian serta pedoman dalam

penelitian yang disusun berdasarkan pada teori terkait dimana suatu hipotesis

selalu dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan dua variabel

atau lebih.

Dengan mengacu pada dasar pemikiran yang bersifat teoritis dan berdasarkan

studi empiris yang pernah dilakukan berkaitan dengan penelitian dibidang ini,

maka akan diajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Diduga faktor produksi peralatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

hasil produksi roti rumahan di Kota Bandar Lampung.

2. Diduga faktor produksi bahan baku berpengaruh positif dan signifikan

terhadap hasil produksi roti rumahan di Kota Bandar Lampung.

3. Diduga faktor produksi tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan

terhadap hasil produksi roti rumahan di Kota Bandar Lampung.

25

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Penelitian

Menurut Sugiono (2002) penelitian ini juga menggunakan metode kuantitatif

yaitu metode yang dapat melihat hubungan antara variabel pada objek yang

diteliti lebih bersifat interaktif yang saling mempengaruhi. Jenis penelitian ini

dapat diartikan sebagai penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan sesuatu

dan membuktikan hubungan sebab dan akibat atau hubungan mempengaruhi dan

dipengaruhi dari variabel - variabel yang diteliti (Neuman,2003).

2. Sumber Data

Dalam penelitian ini data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder.

Data sekunder diperoleh sebagai data pendukung dan data primer sebagai data

yang akan digunakan dalam analisis penelitian ini.

1.Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara mengumpulkan data bukti

yang telah ada, atau arsip baik yang dipublikasikan maupun yang tidak

dipublikasikan secara umum, yang bersumber dari badan atau instansi terkait

yaitu Dinas Koperasi UKM, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bandar

Lampung dan BPS Kota Bandar Lampung.

26

2. Data Primer

Pengumpulan data primer dilakukan dengan mengamati industri roti secara

langsung dan interview atau wawancara dengan pemilik usaha dan tenaga kerja

dengan daftar pertanyaan atau kuisioner yang diberikan kepada pihak atau

karyawan pabrik roti di Kota Bandar Lampung.

B. Lokasi Penelitian

Metode penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive yaitu secara

sengaja, berdasarkan survey yang dilakukan dengan tujuan-tujuan penelitian.

Ruang lingkup penelitian yang menjadi subjek penelitian adalah pemilik pabrik

roti rumahan di Kota Bandar Lampung yang memiliki karakteristik tertentu pabrik

roti rumahan dan sudah terdaftar di Dinas koperasi, UKM dan Perindag Kota

Bandar Lampung yang melakukan proses produksi roti setiap hari, dan memiliki

omset Rp.10.000.000.- per bulan untuk roti isi coklat.

C. Metode Penentuan Responden

1. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini dikumpulkan dari perusahaan-perusahaan sampel

dengan batasan bahwa perusahaan sudah terdaftar dalam kelompok industri roti

yang melakukan proses produksi roti setiap hari, dan memiliki omset

≤ Rp.10.000.000.- per bulan dengan jenis roti isi coklat memiliki jumlah populasi

22 industri roti rumahan di Kota Bandar Lampung yang dijual dan dipasarkan

melalui warung - warung tradisional.

Dalam penelitian ini menggunakan “Sampel Jenuh” yaitu teknik pengumpulan

sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering

27

dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian

yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Jumlah

populasi kelompok industri roti rumahan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 22

industri roti rumahan di Kota Bandar Lampung. Sehingga populasi dalam

penelitian ini adalah 22 industri roti rumahan dengan jenis roti isi coklat.

D. Definisi Operasional Variabel

Suatu penelitian memerlukan indikator variabel, baik itu variabel terikat yang

bersifat ditentukan (dependen) ataupun variabel bebas yang bersifat menentukan

(independen). Indikator variabel ini akan digunakan sebagai acuan untuk

membahas permasalahan yang ada. Indikator penelitian pengaruh peralatan, bahan

baku dan tenaga kerja terhadap produksi roti isi coklat di industri roti rumahan di

Kota Bandar Lampung adalah sebagai berikut:

Tabel 8. Definisi Operasional Variabel

Nama Variabel Kode Definisi Batasan Variabel Skala Pengukuran

Dependen Y Produksi

Jumlah total produksi

roti coklat yang

dihasilkan dalam 1 hari

proses produksi.

Buah

Independen

X1

Peralatan

Peralatan utama yang

digunakan dalam proses

produksi : Mixer

Rp

X2 Bahan Baku

Bahan baku utama yang

digunakan dalam 1x

proses produksi dalam

waktu 1 hari :

- Tepung

Kg

X3 Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja

yang berperan dalam

proses produksi roti

coklat. Tenaga kerja ini

dihitung sesuai dengan

jam yang dgunakan

dalam produksi roti

coklat dalam 1 hari.

Jam

28

E. Batasan Variabel

A. Variabel Dependen (Produksi)

Dihitung berdasarkan berapa banyak industri roti menghasilkan roti coklat dalam

1 hari produksi.

B. Variabel Independen

1. Peralatan

Peralatan utama yang digunakan dalam proses produksi roti adalah mixer.

Perhitungan yang digunakan adalah penyusutan peralatan dengan nilai ekonomis

peralatan selama 4 tahun dengan menggunakan rumus menurut Rudianto (2012)

metode jam jasa (service hour method):

Penyusutan /Jam = a ga e olehan

Total Jam Ke ja

2. Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan baku utama yaitu

tepung, dihitung dengan berapa banyak industri menggunakan tepung dalam 1

hari proses produksi untuk menghasilkan roti coklat.

3. Tenaga Kerja

Dihitung dari banyaknya tenaga kerja dan berapa lama waktu yang digunakan

untuk produksi roti coklat dalam 1 hari.

F. Metode Analisis Data

1. Analisis Produksi

Dengan fungsi produksi, maka peneliti dapat mengetahui hubungan antara

variabel yang dijelaskan (dependent variable), Y, dan variabel yang menjelaskan

29

(independen variable) X, serta sekaligus mengetahui hubungan antar variabel

penjelas.

Secara matematis sederhana, fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut :

Output = ƒ (input)

Y = f (X1, X2, X3, ..., Xi),

dimana:

Y = output

Xi = input yang digunakan dalam proses produksi ;

i = 1,2,3,..., n.

Input yang digunakan dalam proses produksi antara lain adalah peralatan, bahan

baku dan tenaga kerja.

2. Analisis Regresi Berganda

Analisis linier berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih

variabel independen (X1,X2,......Xn) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini

untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel

dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau

negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel

independen mengalami kenaikan atau penurunan.

fungsi Cobb-Douglass adalah suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua

variabel atau lebih variabel satu disebut dengan variabel dependen yang di

jelaskan (Y) dan variabel lain disebut dengan variabel independen yang

menjelaskan (X). Penyelesaian hubungan antara Y dan X dengan cara regresi

yaitu variabel dari Y akan dipengaruhi oleh variasi dari X. Secara matematis

fungsi Cobb-Douglass dinyatakan sebagai berikut :

=a 2

2 3 3e t

30

Dengan melakukan perubahan ke dalam bentuk logaritma natural, maka akan

diperoleh bentuk linier sebagai berikut :

Ln =Ln a ln 2ln 2 3ln 3 et

Dimana :

Y = Hasil Produksi Roti (Buah)

X1 = Peralatan (Rp)

X2 = Bahan Baku (Kg)

X3 = Tenaga Kerja (Jam)

A = Intersep atau konstanta

βi = Elastisitas produksi faktor produksi roti ke-i (i = 1,2,3)

et = error term

G. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan uji statistik, langkah awal yang harus dilakukan adalah

screaning terhadap data yang akan diolah. Menurut Imam Ghozali (2005), salah

satu asumsi penggunaan statistik parametrik adalah multivariate normalitas. Suatu

model dikatakan baik untuk alat prediksi apabila mempunyai sifat-sifat yang tidak

bias sebagai suatu penafsir. Di samping itu suatu model dikatakan cukup baik dan

dikatakan dapat dipakai untuk memprediksi apabila sudah lolos dari serangkaian

uji asumsi klasik yang melandasinya. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini

adalah:

1. Uji Normalitas

Tujuan dari uji normalitas adalah untuk menetukan apakah variabel berdistribusi

normal atau tidak. Jika data berdistribusi normal, maka uji hipotesis menggunakan

statistik parametrik,sedangkan jika data tidak berdistribusi normal, maka uji

hipotesis menggunakan statistik non-parametrik (Imam Ghozali, 2005). Pengujian

normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis statistik

non parametrik Kolmogorov–Smirnov (K- S). Dasar pengambilan keputusan dari

31

uji normalitas tersebut adalah jika hasil One Sample Kolmogorov Smirnov diatas

tingkat kepercayaan 0.05 menunjukkan pola distribusi normal, maka model

regresi memenuhi asumsi normalitas.

1) Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari model regresi adalah normal.

2) Jika probabilitas < 0,05 maka distribusi dari model regresi adalah tidak

normal.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel independen (Imam Ghozali, 2011). Model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika

terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas (multiko).

Mengukur multikolinieritas dapat dilihat dari nilai TOL (Tolerance) dan VIF

(Varian Inflation Faktor). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan

adanya multikolonie itas adalah nilai Tole ance ≤ 0. 0 atau sama dengan nilai

VIF ≥ 0.

Hipotesis yang digunakan dalam pengujian multikolinieritas adalah:

a) Ho: VIF > 10, terdapat multikolinieritas antar variabel bebas

b) H1: VIF < 10, tidak terdapat multikolinieritas antar variabel bebas

3. Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastistas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan antara varian dari residual suatu pengamatan ke

pengamatan lain (Imam Ghozali, 2011). Pengujian terhadap heterokedastisitas

dapat dilakukan melalui uji gletser yang dihasilkan melalui SPSS. Apabila uji

32

gletser menghasilkan taraf signikansi diatas 5%, maka model regresi memiliki

gejala heterokedastisitas (Imam Ghozali,45). Kriteria pengujian adalah sebagai

berikut:

a) Ho : tidak ada gejala heteroskedastisitas antar variabel bebas

b) Ha : ada gejala heteroskedastisitas antar variabel bebas

c) Ho diterima bila –t tabel < t hitung < t tabel berarti tidak terdapat

heteroskedastisitas dan Ho ditolak bila t hitung > t tabel atau –t hitung < -t tabel

yang berarti terdapat heteroskedastisitas.

H. Uji Hipotesis

1. Uji Partial (Uji-t)

Menurut Nachrowi & Usman (2006 ) setelah melakukan uji koefisien regresi

secara keseluruhan, maka langkah selanjutnya adalah menghitung koefisien

regresi secara individu, dengan menggunakan suatu uji yang dikenal dengan

sebutan uji-t. Adapun hipotesis dalam uji-t digunakan untuk menganalisis

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Hasil

dari uji-t dapat dilihat dari hasil output SPSS. Bila thitung lebih besar dari t-tabel

(one tailed) serta tingkat signifikannya (p-value) le ih kecil da i 5% (α = 0.05).

Hal ini berarti ada pengaruh signifikan antara variabel independen secara parsial.

Uji-t menggunakan uji t-tabel pada tingkat keyakinan 95% dan tingkat kesalahan

dalam analisa (α) = 5%, dengan ketentuan deg ee of f eedom (df) = n-k, dimana n

adalah besarnya sampel, k adalah jumlah variabel. T-ta el = { α ; df = ( n – k )}

Adapun keputusan hipotesis adalah sebagai berikut:

1. Menentukan Hipotesis

33

a) o: β1 = 0 , peralatan secara parsial tidak mempengaruhi hasil produksi

roti rumahan di Kota Bandar Lampung.

a : β1 ≠ 0 , peralatan secara parsial mempengaruhi hasil produksi roti

rumahan di Kota Bandar Lampung.

b) o: β2 = 0 , bahan baku secara parsial tidak mempengaruhi hasil produksi

roti rumahan di Kota Bandar Lampung.

a : β2 ≠ 0 , ahan aku secara parsial mempengaruhi hasil produksi roti

rumahan di Kota Bandar Lampung.

c) Ho : β3 = 0 , tenaga kerja secara parsial tidak mempengaruhi hasil produksi

roti rumahan di Kota Bandar Lampung.

a : β3 ≠ 0 , tenaga kerja secara parsial mempengaruhi hasil produsksi roti

rumahan di Kota Bandar Lampung.

2. Menentukan kriteria pengujian

a) Ho ditolak apabila : t-hitung > t-tabel atau –thitung > -t-tabel

b) Ho diterima apabila : t-hitung< t-tabel atau –t-hitung> -t-tabel

3. Menentukan kesimpulan

a) Jika Ho ditolak maka, peralatan secara parsial mempengaruhi hasil

produksi roti rumahan di Kota Bandar Lampung.

Jika Ho diterima maka, peralatan secara parsial tidak mempengaruhi hasil

produksi roti rumahan di Kota Bandar Lampung.

b) Jika Ho ditolak maka,bahan baku secara parsial mempengaruhi hasil

produksi roti rumahan di Kota Bandar Lampung.

34

Jika Ho diterima maka, bahan baku secara parsial tidak mempengaruhi

hasil produksi roti rumahan di Kota Bandar Lampung.

c) Jika Ho ditolak maka, tenaga kerja secara parsial mempengaruhi hasil

produksi roti rumahan di Kota Bandar Lampung.

Jika Ho diterima maka, tenaga kerja secara parsial tidak mempengaruhi

hasil produksi roti rumahan di Kota Bandar Lampung.

2. Uji Simultan (Uji F)

Menurut Nachrowi & Usman (2006 ) Uji-F digunakan untuk menguji koefisien

bersama-sama, sehingga nilai dari koefisien regresi tersebut dapat diketahui secara

bersama. Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah model regresi dapat

digunakan untuk mempengaruhi variabel dependen secara simultan atau tidak,

dengan k ite ia pengujian tingkat signifikan α = 0.05. K ite ia keputusannya

adalah sebagai berikut:

1. Menentukan formula Hipotesis

a) Ho : Peralatan, Bahan baku dan Tenaga kerja secara simultan tidak

berpengaruh terhadap hasil produksi roti rumahan di Kota Bandar Lampung.

b) Ha : Peralatan , Bahan baku dan Tenaga kerja secara simultan berpengaruh

terhadap hasil produksi roti rumahan di Kota Bandar Lampung.

2. Menentukan Kriteria Pengujian

a). Ho ditolak jika F hitung > F tabel

b). Ha diterima jika F hitung < F tabel

3. Mengambil kesimpulan

a) Jika Ho ditolak maka peralatan, bahan baku dan tenaga kerja secara simultan

berpengaruh terhadap produksi.

35

b) Jika Ha diterima maka peralatan , bahan baku dan tenaga kerja secara

simultan tidak berpengaruh terhadap produksi.

3. Uji Koefisien Determinasi ( R2)

Koefisien Determinasi (Adjusted R Square) bertujuan untuk mengetahui seberapa

besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Nilai R

Square berada diantara 0 – 1, semakin dekat nilai R Square dengan 1 maka garis

regresi yang digambarkan menjelaskan 100% variasi dalam Y. Sebaliknya, jika

nilai R Square sama dengan 0 atau mendekatinya maka garis regresi tidak

menjelaskan variasi dalam Y (Imam Ghazali, 2011). Jika dapat disimpulkan

bahwa uji determinasi menunjukkan seberapa besar variabel-variabel independen

yang ada di dalam model dapat menerangkan variabel dependen. Uji determinasi

yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan determinasi Adjusted

R2. Dari pengujian bersama-sama ini biasanya diketahui besarnya pengaruh faktor

bersama-sama dengan melihat koefisien determinasi Adjusted R2

interprestasi

terhadap hasil koefisien determinasi Adjusted R 2 , yaitu :

1) Jika nilai koefisien determinasi (Adjusted R2) semakin mendekati angka 1,

berarti pengaruh variabel-variabel independen memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

2) Jika koefisien determinasi (Adjusted R2) semakin mendekati angka 0, maka

berarti pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen

semakin kecil kontribusinya.

54

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, maka dapat diambil suatu

simpulan sebagai berikut :

1. Peralatan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap produksi roti

industri rumahan di Kota Bandar Lampung.

2. Bahan baku berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi roti

rumahan di Kota Bandar Lampung.

3. Tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi roti

rumahan di Kota Bandar Lampung.

B. Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan maka saran yang dapat diberikan oleh peneliti

adalah sebagai berikut :

1. Dengan melihat dari masing-masing pengaruh variabel independen diharapkan

industri roti rumahan dapat menggunakan peralatan dan memilih input yang

efektif. Dalam penelitian ini bahan baku paling berpengaruh terhadap produksi

roti sehingga penggunaan variabel bahan baku utama harus lebih diperhatikan.

55

2. Untuk penelitian yang selanjutnya tentang produksi industri roti rumahan

hendaknya menggunakan variabel yang belum diteliti pada penelitian ini

seperti biaya bahan penolong, biaya sewa dan lokasi yang dapat

mempengaruhi.

DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin Syam. 2002. Analisis Efisiensi Produksi Komoditas Kapas DiSulawesi Selatan. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian SulawesiTenggara.

Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung. 2015. Jumlah Pekerja PadaPerusahaan Industri Besar Dan Sedang Tahun 2011-2015. BPS.

Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung. 2016. Pertumbuhan ProduksiTriwulanan Industri Mikro Kecil Tahun 2016. BPS.

Departemen Perindustrian, UU No. 5 Tahun 1984, Tentang Perindustrian.

Dyckman, Thomas R., Roland E. Dukes, Charles J. Davis, 2002. AkuntansiIntermediate, Edisi Kesepuluh, Jilid I, Terjemahan Emil Salim. Jakarta:Erlangga

Dinas Koperasi ,UKM dan Perindag Provinsi Lampung. 2015. PerkembanganIndustri Provinsi Lampung (unit) 2015.Diskoprindag Provinsi Lampung.

Dinas Koperasi ,UKM dan Perindag Kota Bandar Lampung. 2015. PerkembanganNilai Produksi Industri Roti Di Kota Bandar Lampung..Diskoprindag KotaBandar Lampung.

Dinas Koperasi ,UKM dan Perindag Kota Bandar Lampung. 2015. Daftar NamaIndustri Roti Yang Terdaftar Di Kota Bandar Lampung. DiskoprindagKota Bandar Lampung.

Ebert, Ronald J. & Ricky W, Griffin. 2006. “Bisnis”, Alih Bahasa Rd.

Soemarnagara, Jakarta , Erlangga.

Endo Dwi Yuda Lesmana. 2014. Pengaruh Modal Tenaga Kerja Dan LamaUsaha Terhadap Produksi Kerajinan Manik-Manik Kaca KabupatenJombang (Skripsi). Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya.Malang.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Semarang:Badan Penerbit UNDIP

Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”.Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Glendoh. 2000. Kajian Persepsi Pemilik Usaha Kecil Dan Menengah (UKM)Terhadap Laporan Keuangan (Jurnal).

Hermawan, Bambang. 2013. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Produksi RotiDi Kabupaten Maros Dan Kota Makasar (Skripsi). Fakultas EkonomiUniversitas Negeri Makasar.

Kartasapoetra. 2000. Teknologi Konservasi Industri. PT. Rineka Cipta.

Lisna Ati, Iryadini. 2010. Analisis Faktor Produksi Industri Kecil KerupukKabupaten Kendal (Skripsi). Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.Semarang.

Masegi, Grace. 2014. Analisis Biaya Yang Dikeluarkan Dalam Pembuatan IkanAsin Terhadap Keuntungan Pengolahan Ikan Asin (Skripsi). FakultasEkonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya. Malang.

Mankiw, N. Gregory. 2003. Teori Makroekonomi Edisi ke lima. Jakarta:Erlangga.

Minto, Purwo. 2000, Ekonomi, Jakarta: Yudhistira.

Mutiara, Ayu. 2010. Analisis Pengaruh Bahan Baku, Bahan Bakar Dan TenagaKerja Terhadap Produksi Tempe Di Semarang (Skripsi). FakultasEkonomi Universitas Diponegoro. Semarang.

Nachrowi, Djalal dan Hardius Usman. 2008. Penggunaan Teknik Ekonometri,Edisi revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Putong. 2010. Matematik Elastisitas Produksi.

Ricardo, Lipsey. 2001. Kurva Produksi Total Dari Satu Input Variabel L.

Robethon, Naenggolan. 2007. Analisis Efisiensi Ekonomi Home Industri KeramikDi Kelurahan Dinoyo Malang (Skripsi). Fakultas Ekonomi Dan BisnisUniversitas Negeri Malang.

Rudianto. 2012. Rumus Penyusutan Service Hour Method.

Simanjuntak, Payaman J. 1998. Simposium Hukum Perindustrian.

Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi Produksi Dengan Pokok Bahasan AnalisisFungsi Produksi Cobb-Douglass. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 249hlm.

Soekartawi. 2010. Agribisnis teori dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pers. 238hlm.

Surat Keputusan Mentri Perindustrian Nomor 133/M/SK/8/1979. GolonganIndustri Kecil.

Sujarno. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan NelayanDi Kabupaten Langkat. Sekolah Pasca Sarjana. Tesis. UniversitasSumatera Utara. Medan

Sukirno, Sadono. 2013. “Mikro Ekonomi, Teori Pengantar”, (Edisi Ketiga), PT.

Raja Grafindo Persada, Jakarta.