evrizal-pratama-1413100114.docx
-
Upload
reksa-adhi-dimastya -
Category
Documents
-
view
4 -
download
0
Transcript of evrizal-pratama-1413100114.docx
Evrizal Pratama (1413100114)
DAFTAR ISI
Daftar Isi...........................................................................................................................................i
DAFTAR TABEL............................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................4
Pendahuluan.....................................................................................................................................4
1.1 Tujuan...............................................................................................................................4
1.2 Dasar Teori........................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................8
Metodologi Percobaan.....................................................................................................................8
2.1 Prosedur Percobaan...........................................................................................................8
2.2 Alat Percobaan..................................................................................................................9
2.3 Bahan Percobaan...............................................................................................................9
2.4 Prinsip Kerja Alat Utama................................................................................................10
BAB III..........................................................................................................................................12
Analisis Percobaan dan Pembahasan.............................................................................................12
3.1 Hasil Percobaan...............................................................................................................12
3.2 Hasil Perhitungan............................................................................................................12
Daftar Pustaka................................................................................................................................14
i
Evrizal Pratama (1413100114)
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 1 Titrasi Potensiometer..............................................................................................................12Tabel 3.2 1 Hasil Perhitungan Titrasi dengan Indikator..............................................................................12Tabel 3.2 2 Hasil Titrasi H3PO4 0,2 F dengan Cara Potensiometri...............................................................13
ii
Evrizal Pratama (1413100114)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.2 1 Metode-metode pengeplotan data titrasi potensiometrik...................................................6Gambar 2.4 1 pH mater.............................................................................................................................10
iii
Evrizal Pratama (1413100114)
BAB I
4
Evrizal Pratama (1413100114)
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Tujuan percobaan titrasi potensiometri ini adalah menentukan titik akhir netralisasi secara
indikator, menentukan titik akhir netralisasi secara potensiometri, menentukan titik akhir
netralisasi secara teoritis, dan membandingkan ketiga metode di atas.
1.2 Dasar Teori
Potensiometri merupakan salah satu cara pemeriksaan fisika kimia yang menggunakan
peralatan listrik untuk mengukur potensial elektrode indikator untuk mengukur besarnya
elektrode bergantung pada kepakatan ion-ion tertentu (Rivai, 1995)
Pengukuran potensiometri yakni reaksinya harus mampu penambahan atau pengurangan
beberapa ion yang sesuai dengan jenis elektrode. Potensial diukur setelah penambahan sejumlah
kecil volume titran secara berturut-turut atau secara kontinu (Khopkar, 1990)
Penentuan pH secara potensiometri merupakan cara yang tepat untuk mengukur pH, yakni
berdasarkan pengukuran tegangan gerak elektrik (tgl=emf, elektromotive force) suatu sel
elektrokimia yang mengandung larutan yang tidak diketahui pH-nya, pH larutan dengan yang
tidak diketahui itu dapat dibaca langsung dari skala.
Emf suatu sel elektrokimia dapat dianggap sebagai nilai mutlak perbedaan potensial
elektrode. Kedua elektroda yang diapakai untuk membentuk sel elektrokimia tersebut,
mempunyai peranan yang berbeda dalam pengukuran dan harus dipilih yang sesuai dalam satu
elektroda dinamakan elektroda indikator, mendapat potensial yang bergantung pada pH larutan.
Dilain pihak, elektroda yang kedua harus mempunyai potensial yang tetap tidak bergantung pada
pH larutan. Yang terhadapnya potensial elektroda indikator dapat dibandingkan dalam berbagai
larutan-larutan sebabnya elektroda kedua ini dinamakan elektroda pembanding referensi (Svehla,
1985)
Elektroda indikator untuk pengukuran potensiometri teridi atas dua jenis yakni elektrode
indikator logam dan elektrode indikator selaput. Elektrode indikator selaput disebut juga sebagai
elektroda selektif ion atau elektrode khas ion. Namun dalam praktikum, elektrode yang
digunakan gelas atau kaca (Rivai, 1995)
5
Evrizal Pratama (1413100114)
Elektroda kaca memiliki kelebihan istimewa dibandingkan elektroda-elektroda lainnya.
Zat-zat yang tidak mudah teroksidasi dan tereduksi, tidak terinteferensi. Meskipun mereka
bereaksi dengan H2 atau dengan komponen-komponen quinadion. Karena pada umumnya
potensial tidak bergantung pada ukuran fisik elektroda-elektroda kaca volume bisa dibuat kecil
untuk disisipkan ke dalam volume larutan yang sangat kecil. Induk ada permukaan katalis yang
digunakan aktivitas oleh konsentrasi, sebagaimana yang mungkin terjadi pada elektoda hidrogen
(Underwood, 2002)
Pada dasarnya elektroda pembanding utama adalah elektroda hidrogen baku. Akan tetapi
elektroda ini mempunyai banyak kelemahan yang menyebabkannya tidak mudah dipakai dalam
pemeriksaan kimia yang sesungguhnya. Kelemahan ini antara lain potensial elektrodanya mudah
diganggu senyawa lain dan dapat bukannya gas hidrogen murni. Karena kedua kelemahan
elektroda tersebut. Maka dalam pemeriksaan kimia yang sesungguhnya biasanya digunakan
elektroda pembanding yang lain yakni elektroda kolomal jenuh (Rivai, 1995)
Elektroda kolomal adalah elektroda merkurium (raksa) yang potensial elektrodanya
bergantung semata-mata pada konsentrasi ion merkurium. Dalam larutan dengan mana ia
bersentuhan, konsentrasi ion merkurium (I) terjaga agar tetap dengan menambahkan endapan
Hg2Cl2, kolomal pada larutan dan konsentrasi ion klorida yang besar. Pada suhu konstan,
konsntrasi ion klorida adalah konstan. Ini berarti bahwa konsentrasinyapun tetap terjaga.
Potensial menjadi tetap konstan pula (Svehla, 1985)
Indikator yang digunakan pada percobaan ini adalah metil merah dengan rentang pH 4,2 –
6,2 dan fenolftalein (pp) dengan rentang pH 8,6 – 9,6. Jika mm dilarutkan dengan asam akan
merah sedangkan bila dalam larutan basa akan menjadi kuning (Svehla, 1985)
Setiap titrasi yaitu titrasi asam-basa, titrasi kompleks geometri, titrasi pengendapan dapat
diukur secara potensiometri dengan bantuan elektroda, indikator, dan elektroda pembanding
yang sesuai. Dengan demikian kurva titrasi yang dikawatkan dengan menggambarkan grafik
potensial terhadap volume larutan yang ditambahkan, mempunyai kenaikan yang tajam disekitar
titik kesetaraan atau ekivalensi. Dari grafik itu dapat diperkirakan titik akhir titrasi. Cara
potensiometri ini bermanfaat bila tidak ada indikator yang cocok untuk menentukan titik akhir
titrasi (Rivai, 1995)
6
Evrizal Pratama (1413100114)
Gambar 1.2 1Metode-metode pengeplotan data titrasi potensiometrik
7
Evrizal Pratama (1413100114)
Gambar 1.2.1 (b) adalah plot dari kemiringan kurva titrasi terhadap volume titran. Tentu
saja kurva ini memiliki suatu titik maksimum pada suatu volume. Dimana kurva (a) merupakan
yang paling curam. Titik ujung-ujung ditentukan dari grafik ini akan lebih terlihat dari pada yang
diperoleh dengan hanya menggambar grafik (a). Grafik (b) dapat diperoleh secara percobaan
titrasi dengan cepat pada volumeya, memperoleh titik-titik ekivalen. Tambahkan serangkaian
kenaikan volume yang sama kecil, hitung ΔEΔV , tegangan tersebut berubah per kenaikan volume
titran (Underwood, 2002)
8
Evrizal Pratama (1413100114)
BAB II
METODOLOGI PERCOBAAN
2.1 Prosedur Percobaan
a. Mengambil larutan H3PO4 0,2 F dengan pipet ukur, masukkan ke dalam erlenmeyer (4
buah) masing-masing sebanyak 10 mL.
b. Menambahkan indikator mm dan aquades 50 mL ke dalam 2 erlenmeyer pertama (1
dan 2), sedangkan erlenmeyer lain (3 dan 4) menambahkan indikator PP dan aquades
50 mL, mengocok hingga homogen.
c. Mengisi buret dengan larutan NaOH 0,5 F dan titrasi larutan dimana mencapai titik
ekivalen untuk 2 larutan pertama (1 dan 2) sampai warna merah tepat hilang
sedangkan 2 larutan kedua (3 dan 4) sampai tepat timbul warna merah. Mencatat
jumlah NaOH yang dibutuhkan.
d. Menghidupkan pH meter, dan setelah ± 15 menit, mengatur jarum penunjuk dengan
menggunakan larutan-larutan buffer pH = 4,01 dan pH = 6,86, sehingga jarum
penunjuk pembacaan skala pH tepat pada pH = 4,01 dan pH = 6,86. Mencatat pula
potensialnya.
e. Mengambil larutan Na3PO4 0,2 F dengan pipet ukur, memasukkan ke dalam beaker
glass (2 buah) masing-masing sebanyak 10 mL, menambahkan kepada masing-masing
beaker glass aquades mencapai 12 volume beaker glass, aduk hingga homogen.
f. Memasukkan kedua elektroda ke dalam larutan encer dan menentukan baik pH juga
potensial E.
g. Melalui buret manambahkan larutan NaOH 0,5 F sebanyak 1 mL ke dalam larutan
tersebut dan setelah beberapa menit mengukur pH dan E larutan. Mencatat pH dan E
larutan.
h. Melanjutkan pembacaan dan mencatat pH maupun E larutan pada setiap penambahan
larutan 0,5 F NaOH sebanyak 1 mL, sehingga akhir diperoleh pH larutan = ± 11,0 dan
E = ± 3,00
i. Mengerjakan larutan kedua.
9
Evrizal Pratama (1413100114)
j. Dengan cara yang sama mengerjakan larutan kedua Na3PO4 0,2 F. Menitrasi dengan
HCl 0,5 F, untuk titrasi akhir ini sampai pH = ± 2,6 dan E = ± 2,25.
k. Setelah semua selesai, mematikan pH meter dan merendam elektroda dalam aquades.
2.2 Alat Percobaan
a. pH meter.
b. Buret 50 mL
c. Erlenmeyer 250 mL
d. Beaker glass 300 mL
e. Pipet ukur 10 mL
f. Spatula.
g. Pipet massa
2.3 Bahan Percobaan
a. Larutan H3PO4 0,2 F
b. Larutan Na3PO4 0,2 F
c. Larutan HCl 0,5 F
d. Larutan NaOH 0,5 F
e. Indikator MM
f. Indikator PP
g. Aquades
10
Evrizal Pratama (1413100114)
2.4 Prinsip Kerja Alat Utama
Gambar 2.4 1 pH mater
11
Evrizal Pratama (1413100114)
pH meter adalah suatu piranti pengukur voltase yang dirancang untuk digunakan dengan
sel-sel beresistansi tinggi. Ada dua tipe yang biasa tersedia di pasar, potensiometer dan
pembacaan langsung, yang pertama pada dasarnya adalah suatu potensiometer, namun karena
arus kesetimbangannya begitu kecil karena tingginya resistensi sel, arus itu digunakan secara
elektronik sehingga akan menggerakkan sebuah galvanometer atau mikrometer. Instrumen
pembacaan langsung adalah voltmeter elektronik dengan resistansi muatan yang sangat tinggi.
Rangkaian berbanding terhadap pH (Underwood, 2002)
12
Evrizal Pratama (1413100114)
BAB III
ANALISIS PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil PercobaanTabel 3.1 1 Titrasi Potensiometer
Langkah Percobaan Pengamatan
1. Kalibrasi pH meter
2. H3PO4 + Aquades
3. Titrasi NaOH
4. Na3PO4 + Aquades
5. Titrasi HCl
pH = 4,85 dan pH = 6,86
pH = 1,63 E = 342 mV
pH = 11,54 E = 172 mV
pH = 12,43 E = 2,8
pH = 2,6 E = 302
3.2 Hasil PerhitunganTabel 3.2 1 Hasil Perhitungan Titrasi dengan Indikator
Larutan Titran Botol ke Volume Titran
H3PO4 0,2 F
H3PO4 0,2 F
H3PO4 0,2 F
H3PO4 0,2 F
Na3PO4 0,2 F
Na3PO4 0,2 F
Na3PO4 0,2 F
Na3PO4 0,2 F
NaOH 0,5 F
NaOH 0,5 F
NaOH 0,5 F
NaOH 0,5 F
HCl 0,5 F
HCl 0,5 F
HCl 0,5 F
HCl 0,5 F
1
2
3
4
1
2
3
4
4,3 mL
4 mL
7,9 mL
8,1 mL
9 mL
5,2 mL
11 mL
6,8 mL
13
Evrizal Pratama (1413100114)
Tabel 3.2 2 Hasil Titrasi H3PO4 0,2 F dengan Cara Potensiometri
V NaOH pH E (mV) ∆F ∆V ΔEΔV
Δ 2❑E
ΔV 2❑
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1,63
1,72
1,88
2,18
4,378
6,2
6,85
7,4
9,54
11,54
342
337
329
3,9
200
105
79
43
-68
172
0
-8
2
-15
-119
-95
-31
-31
-111
240
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
-8
2
-15
-119
-95
-31
-31
-111
240
0
-8
10
-17
-49
9
64
0
-80
351
14
Evrizal Pratama (1413100114)
DAFTAR PUSTAKA
Khopkar, S. (1990). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Indonesia.
Rivai, H. (1995). Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta: Universitas Indonesia.
Svehla, G. (1985). Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro. Jakarta: PT Kalman Media Pustaka.
Underwood, A. (2002). Analisis Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.
15