Jurnal IKK Ade Pratama

29
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tugas penting dari seorang dokter sebagai klinikus dan ilmuwan adalah berusaha terus- menerus belajar, memperkaya dan menyegarkan diri dengan ilmu pengetahuan dari berbagai sumber ilmiah. Misalnya dengan cara mengikuti acara ilmiah, membaca buku ajar, atau membaca jurnal ilmiah mutakhir. Dalam pendidikan kedokteran, membaca jurnal ilmuah adalah suatu metode yang sangat efektif untuk memperoleh pengetahuan yang baru. Tujuan akhir membaca jurnal ilmiah bagi seorang dokter sebagai pemberi pelayanan kesehatan adalah untuk menerapkan hasil penelitian kepada pasiennya. Hal ini merupakan suatu pendekatan yang disebut “evidence based medicine”. Agar dalam membaca jurnal ilmiah dokter sebagai klinikus dan dapat memperoleh manfaat yang sebesar- besarnya, setiap dokter harus membekali diri dengan pemahaman yang memadai tentang metodologi penelitian. Jika seorang dokter membaca laporan ilmiah tanpa melakukan telaah kritis, berarti ia tidak mengetahui kelemahan penelitian. Dapat kita 1

description

ini adalah jurnal.

Transcript of Jurnal IKK Ade Pratama

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSalah satu tugas penting dari seorang dokter sebagai klinikus dan ilmuwan adalah berusaha terus-menerus belajar, memperkaya dan menyegarkan diri dengan ilmu pengetahuan dari berbagai sumber ilmiah. Misalnya dengan cara mengikuti acara ilmiah, membaca buku ajar, atau membaca jurnal ilmiah mutakhir. Dalam pendidikan kedokteran, membaca jurnal ilmuah adalah suatu metode yang sangat efektif untuk memperoleh pengetahuan yang baru. Tujuan akhir membaca jurnal ilmiah bagi seorang dokter sebagai pemberi pelayanan kesehatan adalah untuk menerapkan hasil penelitian kepada pasiennya. Hal ini merupakan suatu pendekatan yang disebut evidence based medicine.Agar dalam membaca jurnal ilmiah dokter sebagai klinikus dan dapat memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya, setiap dokter harus membekali diri dengan pemahaman yang memadai tentang metodologi penelitian. Jika seorang dokter membaca laporan ilmiah tanpa melakukan telaah kritis, berarti ia tidak mengetahui kelemahan penelitian. Dapat kita bayangkan bila dokter kemudian menerapkan pengetahuan yang keliru.

Dalam rangka mengaplikasikan cara menelaah jurnal ilmiah, kami memilih artikel jurnal dengan judulFaktor Risiko Kejadian Penyakit Demam Tifoid Pada Penderita yang Dirawat Di Rumah Sakit Umum Daerah Unggaran. Kami menelaah artikel tersebut dari sudut pandang Evidence based Medicine.

1.2 Rumusan MasalahApakah artikel jurnal berjudul Faktor Risiko Kejadian Penyakit Demam Tifoid Pada Penderita yang Dirawat Di Rumah Sakit Umum Daerah Unggaran telah memenuhi kriteria sebagai sumber yang valid, penting dan bisa diaplikasikan pada pasien menurut pedoman telaah kritis evidence based medicine ?

1.3 TujuanMenentukan apakah artikel jurnal berjudul Faktor Risiko Kejadian Penyakit Demam Tifoid Pada Penderita yang Dirawat Di Rumah Sakit Umum Daerah Unggaran telah memenuhi kriteria sebagai sumber yang valid, penting dan bisa diaplikasikan pada pasien menurut pedoman telaah kritis evidence based medicine.1.4 ManfaatDengan telaah kritis untuk menentukan validitas artikel jurnal yang berjudul Faktor Risiko Kejadian Penyakit Demam Tifoid Pada Penderita yang Dirawat Di Rumah Sakit Umum Daerah Unggaran maka dapat diputuskan layak tidaknya informasi yang terdapat dalam jurnal tersebut untuk digunakan dalam kegiatan ilmiah atau untuk kepentingan klinis.

BAB IIRESUME JURNAL2.1 Nama penelitiOkky Purnia PramitasariDosen Bagian Epidemiologi dan Penyakit Tropik FKM UNDIP

2.2 Tempat dan Waktu PenelitianRumah Sakit Umum Daerah Unggaran Tahun 20132.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor risiko kejadian penyakit demam tifoid pada penderita yang dirawat di RSUD Ungaran pada bulan Juli-September 2012.

2.4 Metode PenelitianPenelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain case- control. Populasi penelitian ini adalah pasien baru rawat inap di RSUD Ungaran. Sampel terdiri dari sampel kasus dan kontrol. Sampel kasus yaitu penderita baru yang didiagosis demam tifoid dengan tes widal positif yang dirawat di RSUD Ungaran bulan Juli- September 2012. Sedangkan sampel kontrol yaitu penderita baru yang dirawat di RSUD Ungaran dengan tes widaal negatif pada bulan Juli- September 2012. Jumlah sampel sebanyak 100 orang, 50 orang kasus dan 50 orang control.Variabel terikat adalah kejadian demam tifoid. Variabel bebas terdiri dari jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, kebiasaan cuci tangan sebelum makan, kebiasaan jajan atau makan di luar rumah dan sumber air bersih yang biasa digunakan responden untuk minum sehari-hari. Pengambilan data dengan wawancara menggunakan kuesioner. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan uji chi-square dengan derajat kepercayaan (Convidence Interval) 95% dan sebesar 0,05 atau 5%.2.5 Hasil Penelitian1. Hubungan Jenis Kelamin dengan Kejadian Demam Tifoid.Dari hasil penelitian dapat diketahui presentase kejadian demam tifoid pada kasus yang berjenis kelamin laki-laki lebih tingi dibandingkan kasus yang berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan analisis signifikansi menggunakan chi- square test didapatkan nilai p = 0,002 (