Pedoman Survei IKK
Transcript of Pedoman Survei IKK
PEDOMAN IKK 2013 Sub Direktorat Harga Perdagangan Besar
BPS Badan Pusat Statistik
Buku Pedoman IKK 2013
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar,BPS, 2013
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan nasional yang adil dan merata perlu dilakukan secara
nasional dan mencakup seluruh daerah di Indonesia. Kebijakan Otonomi Daerah
(Otoda) yang dikeluarkan oleh pemerintah sejak tahun 2000 diarahkan untuk
mendorong percepatan pembangunan daerah dan melakukan pembangunan secara
merata dan adil agar tujuan pembangunan nasional untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat dapat tercapai secara efektif dan efisien. Selain itu, kebijakan
Otoda dapat mengatasi masalah ketimpangan horisontal antar daerah dengan
tujuan utama yaitu pemerataan kemampuan keuangan antar daerah. Dengan
demikian, kebijakan Otoda dapat mempercepat pembangunan daerah-daerah yang
masih tertinggal dan terbelakang baik dalam kemampuan keuangan maupun
pendapatan yang diperoleh dari pemanfaatan sumber daya alamnya. Kebijakan
Otonomi Daerah yang dikeluarkan pemerintah sejak tanggal 1 Januari 2001
dilandasi oleh Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah
dan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah. Dana perimbangan yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan kebijakan otonomi daerah antara lain adalah Dana Alokasi Umum
(DAU). Keberhasilan pelaksanaan kebijakan Otoda di daerah perlu didukung dengan
penyediaan statistik yang dapat mencerminkan kebutuhan daerah dan harus
memenuhi kriteria: a) mempunyai kredibilitas yang tinggi; b) mutakhir; dan c)
mempunyai validitas dan akurasi yang dapat dipertanggungjawabkan.
Salah satu variabel yang digunakan untuk menghitung DAU adalah Indeks
Kemahalan Konstruksi (IKK). Untuk menghitung indikator IKK ini dibutuhkan
beberapa komponen antara lain data harga konstruksi yang meliputi harga bahan
bangunan/konstruksi, harga sewa alat-alat berat konstruksi, upah jasa konstruksi,
dan data bobot/diagram timbangan umum IKK kabupaten/kota berupa nilai masing-
masing bahan bangunan utama yang dibutuhkan untuk membangun 1 (satu) unit
bangunan per satuan ukuran luas dari 5 jenis bangunan. Survei ini dilakukan di
seluruh kabupaten/kota di seluruh Indonesia dengan tujuan untuk menyediakan data
harga harga bahan bangunan/konstruksi, harga sewa alat-alat berat konstruksi, dan
upah jasa konstruksi.
Data harga perdagangan besar untuk komoditi konstruksi yang cenderung
meningkat setiap bulannya mendorong pendataan IKK lebih dari sekali dalam 1
Buku Pedoman IKK 2013
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar,BPS, 2013
2
tahun. Oleh karena itu, mulai tahun 2013 survei IKK diadakan dengan periode
triwulanan. Pendataan IKK akan dilaksanakan 4 kali dalam 1 tahun yakni bulan
Januari, April, Juli, dan Oktober. Survei IKK yang dilaksanakan dengan periode
triwulanan dengan harapan data yang dikumpulkan lebih representatif.
1.2. Tujuan
Tujuan di lakukannya survei ini adalah untuk mendapatkan harga masing-
masing bahan bangunan/konstruksi utama, sewa alat berat, dan upah jasa
konstruksi sebagai dasar penghitungan Indeks Kemahalan Konstruksi
kabupaten/kota dan provinsi. Yang dimaksud dengan bahan bangunan/konstruksi
utama adalah bahan bangunan yang dibutuhkan untuk membangun 1 (satu) unit
bangunan per satuan ukuran luas dari 5 kelompok jenis bangunan. Harga masing-
masing bahan bangunan/konstruksi, sewa alat berat, dan upah jasa konstruksi dari 5
kelompok jenis bangunan ini akan digunakan untuk menghitung Indeks Kemahalan
Konstruksi kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
1.3. Ruang Lingkup
Kegiatan pengumpulan data harga bahan bangunan/konstruksi, sewa alat
berat, dan upah jasa konstruksi ini mencakup :
1. Pengumpulan data harga bahan bangunan, harga sewa alat-alat berat yang
digunakan dalam kegiatan konstruksi dilakukan di seluruh kabupaten/kota di 33
provinsi di Indonesia.
2. Jenis bahan bangunan/konstruksi yang dikumpulkan data harganya adalah jenis
barang yang digunakan dalam kegiatan konstruksi seperti yang terangkum dalam
kuesioner VIKK2013.
3. Harga sewa alat-alat berat konstruksi yang dikumpulkan adalah alat-alat berat
yang biasa digunakan dalam kegiatan konstruksi seperti yang tertuang dalam
kuesioner VIKK2013.
4. Upah jasa konstruksi meliputi upah per satuan/unit dan tunjangan lainnya dari
mandor, kepala tukang, tukang batu, tukang kayu, tukang cat, tukang listrik, dan
pembantu tukang.
5. Responden survei IKK adalah pedagang grosir/distributor/pedagang yang
menjual bahan bangunan/konstruksi ke kontraktor, dan kategori lainnya seperti :
Buku Pedoman IKK 2013
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar,BPS, 2013
3
kontraktor, dinas PU atau instansi terkait lainnya (khusus untuk mengumpulkan
data harga sewa alat-alat berat, upah pekerja konstruksi).
6. Kegiatan pencacahan survei ini dilakukan pada tanggal 20-30 bulan Januari,
April, Juli, dan Oktober 2013.
Buku Pedoman IKK 2013
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar,BPS, 2013
4
II. Metodologi
2.1. Pemilihan Responden
Responden yang menjadi sumber data dalam kegiatan survei ini terdiri dari
pedagang grosir/distributor, kontraktor, dinas PU, atau instansi terkait lainnya.
Pengertian pedagang grosir/distributor disini adalah para penjual/pedagang bahan
bangunan/konstruksi yang menjual barang dagangannya ke pedagang lain atau ke
kontraktor. Sedangkan yang dimaksud dengan instansi lainnya adalah para
pemakai bahan-bahan bangunan/konstruksi, penyedia jasa konstruksi swasta
maupun BUMN.
Pemilihan responden dilakukan secara purposif dengan mengutamakan
pedagang Grosir. Jika tidak ada pedagang Grosir maka dipilih responden dengan
urutan skala prioritas yaitu produsen kemudian pedagang campuran (grosir melayani
eceran). Khusus untuk responden pedagang campuran, yang dicacat adalah harga
untuk penjualan barang dalam partai besar (grosir).
2.2. Cara Pengumpulan Data
Pencacahan dilakukan dengan cara kunjungan dan wawancara langsung
terhadap responden terpilih pada periode pencacahan. Jika tidak memungkinkan
untuk wawancara langsung, maka kuesioner bisa ditinggal kepada responden untuk
kemudian diambil kembali sesuai dengan waktu yang telah dijanjikan tidak lebih dari
tanggal 30 pada bulan pencacahan. Pada saat kuesioner diambil seyogyanya isian
pada daftar tersebut diperiksa terlebih dahulu untuk memastikan daftar isian telah
terisi dengan baik dan benar.
2.3 Petugas Survei
Petugas yang melaksanakan pencacahan/pengumpulan data di masing-masing
kabupaten/kota adalah kepala seksi distribusi BPS Kabupaten/Kota, dengan tujuan
agar saat rekonsiliasi bisa mempertanggungjawabkan hasil pencacahannya.
2.4. Kuesioner yang Digunakan
Untuk mengumpulkan data harga bahan bangunan, upah jasa konstruksi dan
sewa alat berat digunakan 1 (satu) daftar pertanyaan yakni daftar VIKK2013. Daftar
ini dikirimkan dari BPS RI dalam softcopy ke BPS Provinsi melalui email.
Buku Pedoman IKK 2013
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar,BPS, 2013
5
2.5. Alokasi Sampel
Jumlah sampel yang digunakan minimal 3 responden setiap kualitas komoditi
untuk setiap kabupaten/kota. Jumlah responden disesuaikan dengan biaya
pencacahan (pada prinsipnya semakin banyak sampel semakin baik). Dalam
pemilihan sampel diharapkan dapat memenuhi kebutuhan data harga seluruh bahan
bangunan dan harga sewa alat-alat berat konstruksi yang tertuang dalam daftar isian
VIKK2013.
2.6. Pemilihan Kualitas
Agar hasil pengumpulan data harga sesuai dengan kebutuhan seperti yang
tertuang dalam daftar VIKK2013, maka perlu dilakukan pemilihan kualitas sebagai
berikut:
1. Kualitas terpilih harus sesuai ketentuan, yaitu kualitas yang biasanya (umum)
ada dan digunakan di tiap-tiap kabupaten/kota dan tertulis dalam pilihan Daftar
VIKK2013.
Contoh: Jenis barang (kolom 2): Kayu balok
Kualitas (kolom 4) : Kayu kelas I, kayu kelas II, dan seterusnya
2. Apabila kualitas jenis barang tidak tersedia dalam pilihan, maka pilih kualitas
yang tersedia di pedagang dan dominan digunakan di kabupaten/kota
bersangkutan dengan menggunakan satuan standar yang tertulis dalam daftar
VIKK2013 pada baris “lainnya” di kolom keterangan.
Buku Pedoman IKK 2013
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar,BPS, 2013
6
III. Konsep dan Definisi
Kualitas hasil pengumpulan data sangat ditentukan oleh tingkat pemahaman
petugas pengumpul data (pencacah) tentang konsep dan definisi dari istilah yang
digunakan dalam pelaksanaan survei ini. Beberapa istilah dan konsep yang perlu
dipahami tersebut adalah:
1. Harga perdagangan besar/grosir (HPB) adalah harga transaksi yang sudah
terjadi antara pedagang grosir sebagai penjual dengan pedagang berikutnya
sebagai pembeli secara party/grosir atas suatu barang.
2. Harga produsen adalah harga transaksi yang sudah terjadi antara produsen
sebagai penjual dengan pedagang besar/distributor sebagai pembeli secara
party/grosir atas suatu barang.
3. Harga eceran adalah harga transaksi yang sudah terjadi antara pedagang
sebagai penjual dengan rumah tangga sebagai pembeli yang digunakan untuk
konsumsi rumah tangga langsung, bukan untuk ditransaksikan lagi atas suatu
barang.
4. Bahan bangunan/konstruksi adalah material yang digunakan dalam
pembentukan komponen bangunan dan ditempatkan pada bagian suatu
bangunanan/konstruksi yang merupakan satu kesatuan dari bangunan tersebut.
5. Produsen adalah pembuat/penghasil material baik dilakukan secara manual
maupun dengan bantuan peralatan/mesin.
6. Pedagang grosir adalah orang atau badan usaha yang membeli dan menjual
bahan bangunan kepada pedagang lain atau kontraktor bangunan.
7. Pedagang campuran adalah orang atau badan usaha yang membeli dan
menjual bahan bangunan kepada pedagang lain, kontraktor bangunan, dan
rumah tangga.
8. Kegiatan Konstruksi adalah suatu kegiatan meliputi perencanaan, persiapan,
pembuatan, pembongkaran, dan perbaikan bangunan yang hasil akhirnya
berupa bangunan/konstruksi yang menyatu dengan lahan tempat kedudukannya
baik digunakan sebagai tempat tinggal atau sarana kegiatan lainnya. Kegiatan
konstruksi yang dimaksud dalam survei ini adalah hanya kegiatan investasi
(pembangunan baru, bukan renovasi yang tidak menambah nilai aset). Hasil
kegiatan antara lain: gedung, jalan jembatan, rel dan jembatan kereta api,
terowongan, bangunan air dan drainase, bangunan sanitasi, landasan pesawat
terbang, dermaga, bangunan pembangkit listrik, transmisi, distribusi dan
bangunan jaringan komunikasi.
Buku Pedoman IKK 2013
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar,BPS, 2013
7
9. Harga sewa alat berat konstruksi adalah harga yang terjadi ketika
seseorang/organisasi/institusi menyewa alat-alat berat yang digunakan untuk
kegiatan konstruksi dalam periode tertentu seperti dalam waktu jam, hari,
mingguan, atau bulanan. Satuan/unit yang digunakan dalam harga sewa ini
adalah unit/jam. Harga sewa hanya biaya sewa alat, tidak termasuk biaya
mobilisasi alat dari penyewa ke lokasi proyek dan juga tidak termasuk biaya jasa
operator.
10. Hidraulic Excavator adalah suatu mesin alat berat yang berfungsi untuk
menggali tanah dan menuangkannya ke tempat lain.
11. Buldozer/Tracked Tractor adalah alat berat yang berfungsi untuk
menggusur/memindahkan (mendorong) tanah dalam jarak pendek.
12. Skid Steer Loader adalah sebuah loader dengan frame body kecil yang kaku
dan kuat, mesin yang bertenaga dengan lift arm (lengan angkat) yang digunakan
untuk memasang berbagai tools (peralatan) dan tambahan lainnya.
13. Tandem Vibrating Roller adalah mesin penumbuk/pemadat jalan tipe tandem
dengan penggerak roda belakang. Peralatan dilengkapi dua roda silindrical steel
wheel (roda baja) dengan ukuran sama dan perangkat vibrator, sehingga alat ini
juga berfungsi sebagai compactor.
14. Compact Track Loader adalah alat berat beroda karet, hanya mampu
beroperasi di daerah yang keras dan rata.
15. Dumptruck adalah kendaraan angkut jarak jauh mempunyai bak angkut yang
bisa diungkit secara hidrolik untuk menurunkan muatannya.
16. Balas Jasa Konstruksi adalah upah/gaji dan tunjangan lainnya yang diberikan
kepada tenaga kerja di bidang konstruksi tiap satuan/unit orang/hari (O-H).
Tunjangan lainnya yang dimaksud adalah semua pendapatan yang diterima oleh
tenaga kerja sektor konstruksi yang berupa makanan, perumahan/penginapan,
jaminan sosial, dan sebagainya.
17. Mandor adalah pekerja konstruksi yang memiliki tugas untuk mengawasi
jalannya proyek dan berkoordinasi dengan kepala tukang. Pada pekerjaan yang
lebih kecil, Mandor merangkap kepala tukang.
18. Kepala Tukang, adalah pekerja konstruksi yang memiliki tugas mengawasi dan
membimbing buruh konstruksi untuk bekerja sesuai dengan yang diinginkan.
19. Tukang batu adalah buruh konstruksi yang memiliki tugas untuk memasang
batu kali, batu bata, ubin, dan membuat plester tembok. Alat kerja yang
digunakan biasanya adalah cetok, mal, dan water pass.
Buku Pedoman IKK 2013
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar,BPS, 2013
8
20. Tukang kayu adalah buruh konstruksi yang mempunyai tugas untuk membuat
struktur bangunan dari kayu dan alat kerja yang digunakan biasanya adalah
serut, gergaji, bor, pahat, dll.
21. Tukang cat adalah buruh konstruksi yang bekerja untuk mengecat tembok,
papan, dan dinding lainnya.
22. Tukang listrik adalah buruh konstruksi yang memiliki tugas memasang instalasi
listrik & perlengkapannya dan memasang system listrik generator, trafo, dll.
Buku Pedoman IKK 2013
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar,BPS, 2013
9
IV. PELAKSANAAN LAPANGAN
4.1. Organisasi Lapangan
1. Kepala kantor BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota bertanggung jawab atas
pelaksanaan survei IKK di wilayahnya. Kepala BPS Kabupaten/Kota merangkap
sebagai pengawas pencacahan lapangan.
2. Kepala Bidang Statistik Distribusi di kantor BPS Provinsi bertanggung jawab
teknis dan mengkoordinasikan pelaksanaan pengumpulan data VIKK2013 di
wilayahnya.
3. Kepala Seksi Statistik Harga Konsumen dan Harga Perdagangan Besar di kantor
BPS Provinsi bertanggung jawab atas pengawasan/pemeriksaan hasil
pengumpulan data VIKK2013 dan kebenaran isiannya serta memberi petunjuk
yang diperlukan kepada petugas pencacah (Kasi Distribusi BPS
Kabupaten/Kota).
4. Petugas pencacah adalah Kepala Seksi Distribusi di BPS Kabupaten/Kota yang
bertugas mengumpulkan data harga seperti yang ada dalam daftar VIKK2013
dan bertanggung jawab atas isian data yang diperoleh dalam pelaksanaan
pengumpulan data di lapangan. Alasan pencacah harus kepala seksi karena
nantinya kepala seksi harus melakukan rekonsiliasi di provinsi.
4.2. Daftar yang Digunakan
Daftar yang digunakan dalam kegiatan survei ini adalah daftar VIKK2013.
Daftar VIKK2013 ini digunakan oleh petugas pencacah untuk mengumpulkan data
harga berbagai jenis bahan bangunan yang digunakan dalam kegiatan konstruksi,
harga sewa alat-alat berat konstruksi, dan upah jasa konstruksi.
4.3. Jadual Waktu Pelaksanaan
1. Pencacahan dengan menggunakan daftar VIKK2013 dilakukan pada tanggal 20
– 30 bulan Januari, April, Juli, dan Oktober tahun 2013. Jadwal ini tidak boleh
bergeser demi keseragaman waktu pencacahan.
2. Pengawasan, pemeriksaan, dan pengiriman hasil pencacahan daftar VIKK2013
dilakukan mulai tanggal 25 bulan pencacahan sampai dengan tanggal 8 bulan
berikutnya.
Buku Pedoman IKK 2013
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar,BPS, 2013
10
3. Pengiriman daftar VIKK2013 ke BPS Pusat dilakukan melalui email dari BPS
Kabupaten/Kota langsung ke [email protected] tembusan BPS provinsi masing-
masing dengan subjek Survei IKK 2013.
4.4. Pemeriksaan Daftar
Kualitas hasil pencacahan dalam survei ini sangat tergantung dari proses
pemeriksaan daftar yang dilakukan di tingkat Provinsi. Ada beberapa tahap
pemeriksaan daftar VIKK2013 yang dapat dilakukan baik di BPS Kabupaten/Kota
maupun di BPS Provinsi yaitu:
1. Pemeriksaan di lapangan dengan jalan Kepala BPS Kabupaten/Kota selaku
penanggung jawab di Kabupaten/Kota harus memantau secara langsung
kegiatan pengumpulan data di lapangan. Apabila data harga yang dikumpulkan
tidak jelas atau ekstrem, petugas pencacah diharuskan melakukan kunjungan
ulang untuk memastikan kebenaran datanya.
2. Pemeriksaan hasil pencacahan di kantor BPS Provinsi dilakukan melalui file hasil
entri dari Kabupaten/Kota. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan
pengisian kualitas/satuan yang salah atau belum terisi, penulisan kota, nama
responden dan kode yang tidak jelas, kelengkapan isian data harga dalam
daftar, dan konsistensi antar isian. Apabila ditemukan data yang ekstrem harus
dipastikan ke BPS Kabupaten/Kota mengenai kebenaran datanya.
3. Subdit SHPB akan melakukan pemeriksaan hasil entri. Apabila ditemukan data
yang dianggap tidak wajar akan dilakukan konfirmasi langsung ke BPS
Kabupaten/Kota atau melalui BPS Provinsi.
Buku Pedoman IKK 2013
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar,BPS, 2013
11
V. CARA PENGISIAN DAFTAR
Pada pelaksanaan survei ini responden diwawancarai dengan menggunakan
satu set daftar VIKK2013. Daftar ini diisi dengan cara wawancara langsung
terhadap responden. Apabila tidak memungkinkan wawancara pada saat kunjungan
maka daftar tersebut dapat ditinggal pada responden. Kuesioner diambil kembali
paling lambat sehari sebelum batas waktu pencacahan berakhir. Hal ini penting
dilakukan demi keseragaman periode waktu pencacahan. Pada saat petugas
mengambil daftar ini, agar diusahakan dapat bertemu langsung dengan responden
untuk wawancara apabila ditemui isian yang masih meragukan atau belum lengkap.
Cara Pengisian Daftar VIKK2013
Daftar VIKK2013 terdiri dari 5 (lima) blok yaitu :
1. Blok I. Keterangan Tempat
2. Blok II. Keterangan Pencacah dan Pengawas
3. Blok III. Responden Pedagang Grosir
4. Blok IV. Responden Dinas Pekerjaan Umum dan Kontraktor
5. Blok V. Catatan
Blok I. Keterangan Tempat
Pada blok ini berisi rincian tentang keterangan tempat pencacahan yaitu Nama
Propinsi dan Nama Kabupaten/Kota.
Rincian 1. Nama Provinsi
Isikan nama provinsi dengan jelas dan lengkap. Setelah itu isikan kode provinsi pada
kotak yang telah disediakan.
Contoh : Provinsi Jawa Barat dengan kode 32
Rincian 2. Nama Kabupaten/Kota
Isikan nama kabupaten/kota dengan jelas dan lengkap. Setelah itu isikan kode
kabupaten/kota pada kotak yang telah disediakan.
Contoh : Kabupaten Bandung dengan kode 04
Blok II. Keterangan Pencacah dan Pengawas
Pada blok ini berisi rincian tentang keterangan pencacah dan pengawas
diantaranya:
Buku Pedoman IKK 2013
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar,BPS, 2013
12
Nama Pencacah, NIP Pencacah, Tanggal Pencacahan, Tanggal Selesai Dientri,
Tanda Tangan Pencacah, Nama Pengawas, NIP Pengawas, Tanggal Pengawasan,
dan Tanda Tangan Pengawas.
Rincian 1. Nama Pencacah
Isikan nama pencacah dengan lengkap dan jelas.
Contoh : Budi Irawan
Rincian 2. NIP Pencacah
Isikan NIP pencacah dengan lengkap. NIP yang digunakan NIP baru dengan 18
digit.
Contoh: 19870427 200911 1 006
Rincian 3. Tanggal Pencacahan
Isikan tanggal sesuai dengan tanggal dilakukannya pencacahan.
Contoh: 20 Januari 2013
Rincian 4. Tanggal Selesai Dientri
Isikan tanggal yang sesuai dengan tanggal selesainya daftar tersebut dientri.
Rincian 5. Tanda Tangan Pencacah
Pencacah membubuhkan tanda tangannya pada tempat yang tersedia.
Rincian 6. Nama Pengawas
Isikan nama pengawas dengan lengkap dan jelas.
Rincian 7. NIP Pengawas
Isikan NIP pengawas dengan lengkap. NIP yang digunakan NIP baru dengan 18
digit.
Rincian 8. Tanggal Pengawasan
Isikan tanggal sesuai dengan tanggal dilakukannya pengawasan.
Rincian 9. Tanda Tangan Pengawas
Pengawas membubuhkan tanda tangannya pada tempat yang tersedia
Blok III. Responden Pedagang Grosir
Kolom (1). Nomor urut jenis barang. Cukup jelas.
Kolom (2). Jenis barang. Cukup jelas
Kolom (3). Kode jenis barang
Kode jenis barang terdiri dari 12 digit.
Digit pertama s.d digit kesepuluh merupakan kode KBKI 2010.
Digit kesebelas dan keduabelas merupakan nomer urut kualitas.
Kolom (4). Kualitas Barang.
Kualitas barang yang disurvei sudah tercetak. Jika kualitas barang berbeda dengan
yang tercetak di kuesioner maka dapat diisi pada rincian lainnya dengan menuliskan
Buku Pedoman IKK 2013
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar,BPS, 2013
13
kualitas barang tersebut pada kolom keterangan. Gambar jenis barang dan kualitas
dapat dilihat pada lampiran.
Kolom (5). Satuan/unit.
Satuan barang yang dicatat di sini adalah besaran standar yang digunakan untuk
menyatakan kuantitas/jumlah barang, misalnya: m3, kg, dan lain sebagainya.
Kolom (6), (7), dan (8). Harga per satuan/unit (Rp)
Kolom (6), (7), dan (8) digunakan untuk mengisi data harga komoditi yang sama dari
3 responden yang berbeda. Isikan besarnya harga per satuan/unit dalam bentuk
rupiah (Rp.) untuk setiap kualitas barang. Harga yang dicantumkan pada kolom (6),
(7), dan (8) harus sesuai dengan kualitas dan satuan yang tercantum pada
kuesioner. Untuk komoditi cat emulsi, cat minyak, dan tegel/keramik isikan nama
merk untuk masing-masing kualitas di baris di bawah harga kualitas yang
bersangkutan. Jika kualitas barang hasil pencacahan berbeda dengan kuesioner
dapat diisikan pada baris lainnya di kolom (10), sedangkan jika satuan berbeda
dengan kuesioner maka harga per satuan/unit harus dikonversi sesuai dengan
satuan/unit pada kuesioner dan memberikan penjelasan cara menghitungnya pada
blok V.
Contoh :
Tanah urug kualitas biasa di kabupaten tertentu dijual dengan satuan mobil truk,
maka satuan tersebut harus dikonversikan ke dalam satuan m3. Misalkan ukuran
mobil truk tersebut adalah 6 m3, maka data harga tanah urug tersebut harus dibagi
dengan 6.
Kolom (9). Kabupaten Asal Barang
Isikan nama kabupaten asal barang untuk kualitas yang terisi pada kolom (6), (7),
dan (8).
Kolom (10). Keterangan
Isikan keterangan yang diperlukan berkaitan dengan isian pada masing-masing
rincian.
Contoh :
Responden 1 merk semen tipe 1 adalah “Tiga Roda”
Responden 2 merk semen tipe 1 adalah “Semen Padang”
Responden 3 merk semen tipe 1 adalah “Tiga Roda”
Kolom (10) juga bisa digunakan untuk mengisi nama kualitas untuk rincian lainnya di
kolom (4) yang tidak tercetak pada kuesioner.
Contoh:
Untuk jenis barang Lampu dengan kualitas “Lampu TL 11 W” tidak tercetak pada
kolom (4), maka di kolom (10) ditulis “Lampu TL 11 W”.
Buku Pedoman IKK 2013
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar,BPS, 2013
14
Blok IV. Responden Dinas Pekerjaan Umum dan Kontraktor
Blok ini terdiri dari 9 kolom. Cara pengisian blok ini sama dengan blok III, yang
membedakan hanya pada kolom (6), (7), dan (8). Pada blok ini harga yang diisikan
pada kolom (6) diperoleh dari dinas PU, sedangkan untuk kolom (7) dan (8)
diperoleh dari kontraktor.
Blok V. Catatan
Tuliskan semua keterangan yang dapat menjelaskan isian sehingga berguna dalam
pengolahan maupun analisis data. Pada blok ini juga disediakan kolom untuk tanda
tangan Kepala BPS Kabupaten/Kota.
Buku Pedoman IKK 2013
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar,BPS, 2013
15
VI. PENYUSUNAN DIAGRAM TIMBANG
Basket of Construction Components Approach (BOCC)
Pengumpulan harga di sektor konstruksi menggunakan pendekatan Basket
of Construction Components (BOCC). Pendekatan ini digunakan dalam
International Comparation Programs (ICP) tahun 2005. Metode pendekatan ini
digunakan sebagai dasar pengumpulan data harga sejumlah komponen konstruksi
dan didesain untuk tujuan perbandingan antar wilayah. Dalam pendekatan ini,
pengumpulan data harga untuk komponen konstruksi yang utama dan input dasar
yang umum dalam suatu wilayah.
Komponen konstruksi ini adalah output fisik konstruksi yang diproduksi sebagai
tahap intermediate dalam proyek konstruksi. Elemen kunci dalam proses
pendekatan ini adalah semua harga yang diestimasi berhubungan dengan komponen
yang dipasang, termasuk biaya material, tenaga kerja, dan peralatan. Tujuan
penggunaan pendekatan BOCC adalah memberikan perbandingan harga konstruksi
yang lebih sederhana dan biaya yang murah dan memungkinkan menggunakan
metode Bill of Quantity (BOQ).
Pendekatan BOCC didasarkan pada harga 2 jenis komponen, yakni komponen
gabungan dan input dasar. Selanjutnya untuk tujuan estimasi Purchasing Power
Parities (PPP) maka komponen-komponen tersebut dikelompokan dalam bentuk
sistem-sistem konstruksi. Sistem-sistem tersebut selajutnya dikelompokkan ke
dalam basic heading.
PROYEK KONSTRUKSI
Berdasarkan pendekatan BOCC yang diterapkan dalam ICP 2005, sektor konstruksi
diklasifikasikan ke dalam 3 kategori yang disebut sebagai basic heading. Klasifikasi
sektor kontruksi dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Konstruksi
Bangunan Tempat
Tinggal
Bangunan Bukan
Tempat Tinggal
Bangunan Sipil
Lainnya
Buku Pedoman IKK 2013
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar,BPS, 2013
16
Klasifikasi sektor konstruksi dalam penghitungan Indeks Kemahalan Konstruksi
tahun 2013 disesuaikan dengan kebutuhan Kementrian Keuangan. Klasifikasi
tersebut bisa dilihat pada gambar dibawah ini.
Gedung dan Bangunan yang termasuk dalam lingkup penghitungan diagram
timbang IKK adalah sebagai berikut:
1. Konstruksi gedung tempat tinggal, meliputi: rumah yang dibangun sendiri, real estate,
rumah susun, dan perumahan dinas
2. Konstruksi gedung bukan tempat tinggal, meliputi: konstruksi
gedung Perkantoran, industri, kesehatan, pendidikan, tempat hiburan, tempat ibadah,
terminal/stasiun dan bagunan monumental.
Klasifikasi Jalan, irigasi, dan jaringan yang termasuk dalam penghitungan diagram
timbang adalah sebagai berikut:
1. Bangunan pekerjaan umum untuk pertanian
a. Bangunan pengairan, meliputi: pembangunan waduk (reservoir), bendung (weir),
embung, jaringan irigasi, pintu air, sipon dan drainase irigasi, talang, check dam,
tanggul pengendali banjir, tanggul laut, krib, dan viaduk.
b. Bangunan tempat proses hasil pertanian, meliputi: bangunan penggilingan, dan
bangunan pengeringan.
2. Bangunan pekerjaan umum untuk jalan, jembatan, dan pelabuhan
a. pembangunan jalan, jembatan, landasan pesawat terbang, pagar/tembok, drainase
jalan, marka jalan, dan rambu-rambu lalu lintas.
b. Bangunan jalan dan jembatan kereta, pembangunan jalan dan jembatan kereta.
c. Bangunan dermaga, meliputi: pembangunan, pemeliharaan, dan perbaikan
dermaga/pelabuhan, sarana pelabuhan, dan penahan gelombang.
3. Bangunan untuk instalasi listrik, gas, air minum, dan komunikasi
a. Bangunan elektrikal, meliputi: pembangkit tenaga listrik, transmisi dan transmisi
tegangan tinggi.
Konstruksi
Gedung dan Bangunan Jalan, Irigasi, dan
Jaringan
Bangunan Lainnya
Buku Pedoman IKK 2013
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar,BPS, 2013
17
b. Konstruksi telekomunikasi udara, meliputi konstruksi bangunan telekomunikasi dan
navigasi udara, bangunan pemancar/penerima radar, dan bangunan antenna.
c. Konstruksi sinyal dan telekomunikasi kereta api, pembangunan konstruksi sinyal dan
telekomunikasi kereta api.
d. Konstruksi sentral telekomunikasi, meliputi: bangunan sentral telefon/telegraf,
konstruksi bangunan menara pemancar/penerima radar microwave, dan bangunan
stasiun bumi kecil/stasiun satelit instalasi air, meliputi: instalasi air bersih dan air
limbah dan saluran drainase pada gedung.
e. Instalasi listrik, meliputi: pemasangan instalasi jaringan listrik tegangan lemah dan
pemasangan instalasi jaringan listrik tegangan kuat.
f. Instalasi gas, meliputi: pemasangan instalasi gas pada gedung tempat tinggal dan
pemasangan instalasi gas pada gedung bukan tempat tinggal.
g. Instalasi listrik jalan, meliputi: instalasi listrik jalan raya, instalasi listrik jalan kereta
api, dan instalasi listrik lapangan udara.
h. Instalasi jaringan pipa, meliputi: jaringan pipa gas, jaringan air, dan jaringan minyak.
Sedangkan jenis bangunan yang tercakup dalam klasifikasi bangunan lainnya adalah
sebagai berikut: bangunan terowongan, bangunan sipil lainnya (lapangan olahraga,
lapangan parkir, dan sarana lingkungan pemukiman), pemasangan perancah,
pemasangan pangunan postruksi prefab dan pemasangan kerangka baja, pengerukan,
konstruksi khusus lainnya, instalasi jaringan pipa, instalasi bangunan sipil lainnya,
dekorasi eksterior,serta bangunan sipil lainnya termasuk peningkatan mutu tanah
melalui pengeringan dan pengerukan.
SISTEM KONSTRUKSI
Sistem menurut konsep pendekatan BOCC adalah suatu kumpulan komponen
dalam suatu proyek konstruksi yang bisa menjalankan suatu fungsi tertentu. Sistem
adalah struktur dalam sebuah bangunan yang diklasifikasikan kembali kedalam
kumpulan komponen bertujuan untuk mendukung bangunan seperti pondasi, atap,
eksterior dan interior, dan lainnya.
Pada pendekatan BOCC, system konstruksi pada bangunan rumah dan gedung
berbeda dengan klasifikasi jenis bangunan lainnya. Berikut adalah jenis system untuk
bangunan rumah dan gedung, dan system untuk klasifikasi jenis bangunan lainnya.
Buku Pedoman IKK 2013
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar,BPS, 2013
18
Sistem Konstruksi untuk Bangunan Rumah dan Gedung
Nama Sistem Penjelasan Sistem
Site-work (Persiapan) Sistem yang berisi komponen konstruksi
yang berhubungan dengan pekerjaan
persiapan dalam rangka pembangunan
suatu proyek
Substructure Sistem yang berisi komponen struktur
dan jenis pekerjaan dibawah permukaan
tanah. Sistem ini menahan semua beban
bagian bangunan yang berada di atasnya
seperti balok, atap dan lainnya
Superstructure Sistem yang meliputi komponen struktur
dan jenis pekerjaan diatas permukaan
tanah. Sistem ini menahan beban bagian
bangunan di atasnya
Exterior Shell/ Building Envelope Sistem yang berisi komponen konstruksi
yang menyelimuti bangunan (atap).
Bangunan ini member beban pada system
superstructure pada bangunan.
Interior Partitions Sistem yang terdiri dari semua dinding,
dan bagian bangunan untuk jalan keluar
masuk bangunan.
Interior and Exterior Finishes Sistem yang meliputi komponen
konstruksi yang bertujuan untuk
memperindah bangunan, misalnya
pengecatan.
Mechanical and Plumbing Sistem yang meliputi komponen
konstruksi yang mengatur suhu, saluran
air, komunikasi, system pemadam
kebakaran dan lainnya.
Electrical Sistem yang meliputi komponen
konstruksi yang berhubungan dengan
distribusi listrik dalam sebuah bangunan.
Buku Pedoman IKK 2013
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar,BPS, 2013
19
Sistem konstruksi untuk jenis bangunan lainnya adalah sebagai berikut:
Nama sistem Penjelasan Sistem
Site-work (Persiapan) Sistem yang berisi komponen konstruksi
yang berhubungan dengan pekerjaan
persiapan dalam rangka pembangunan
suatu proyek
Substructure Sistem yang berisi komponen struktur dan
jenis pekerjaan dibawah permukaan
tanah. Sistem ini menahan semua beban
dari struktur/bagian bangunan yang
berada di atasnya.
Superstructure Sistem yang meliputi komponen struktur
dan jenis pekerjaan diatas permukaan
tanah. Sistem ini menahan beban bagian
bangunan di atasnya.
Mechanical Equipment Perlengkapan mekanik yang dipasang
pada suatu bangunan seperti pompa,
turbin, pipa penghubung, tower
pendingin, dan lainnya.
Electrical Equipment Peralatan yang terpasang pada bangunan
yang digunakan untuk system distribusi
tenaga listrik, distribusi panel, pusat
control pencahayaan, komunikasi dan
lainnya
Underground Utility Jaringan bawah tanah, system atau
fasilitas yang digunakan untuk
memproduksi, menyimpan, transmisi dan
distribusi komunikasi atau
telekomunikasi, listrik, gas, minyak bumi,
saluran pembuangan akhir, dan lainnya.
Peralatan ini termasuk pipa, kabel, fiber
optic cable, dan laiiinya yang terpasang
dibawah permukaan tanah.
Buku Pedoman IKK 2013
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar,BPS, 2013
20
KOMPONEN KONSTRUKSI
Komponen adalah kombinasi dari beberapa material pada lokasi akhir yang
dapat diidentifikasikan secara jelas pada tujuannya dalam sebuah proyek bangunan
dan juga sistemnya. Contoh komponen adalah beton, pengecatan eksterior,
pengecatan interior, pondasi kolom, dan lainnya. Sebuah komponen secara umum
terdiri dari beberapa material, tenaga kerja dan peralatan.
Hubungan antara proyek, system, dan komponen dapat dilihat melalui bagan
dibawah ini:
Biaya masing-masing komponen disusun dari biaya per unit dari material yang
digunakan dan perkiraan kuantitas dari material, koefisien dan upah tenaga kerja,
koefisien dan sewa peralatan yang digunakan untuk membangun komponen tersebut.
Konsep yang mendasar dari pendekatan BOCC adalah mengukur relatif harga pada
level komponen konstruksi. Sebuah komponen kemudian dibagi-bagi kembali
kedalam beberapa item pekerjaan konstruksi. Komponen konstruksi dapat dianggap
sebagai agregasi dari beberapa item pekerjaan konstruksi yang meliputi material,
Sistem 1 Sistem 2 Sistem 3
Komponen 1
Komponen 2
Komponen 3
Komponen 4 Komponen 5 Komponen 6
Material
Tenaga
Kerja
Peralatan
Komponen 7
Komponen 9
Komponen 8
Proyek
Buku Pedoman IKK 2013
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar,BPS, 2013
21
tenaga kerja, dan peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan item pekerjaan
tersebut.
Komponen-komponen yang digunakan dalam penghitungan diagram timbang IKK
2013 berbeda antara bangunan 1 (bangunan tempat tinggal) dan bangunan 2
(bangunan umum untuk pertanian, bangunan umum untuk jalan, jembatan, dan
pelabuhan, bangunan umum untuk jatingan air listrik, dan komunikasi) bangunan 3
(bangunan lainnya). Macam-macam komponen yang membentuk sistem-sistem dalam
setiap jenis bangunan dapat dilihat di lampiran.
Pendekatan BOCC menggunakan 3 sistem penimbang. Macam-macam jenis
penimbang tersebut adalah sebagai berikut:
1. W1 adalah penimbang yang digunakan pada level agregasi jenis bangunan seperti
bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal, bangunan umum untuk
pertanian, jalan, jembatan, dan jaringan, dan bangunan lainnya.
2. W2 adalah penimbang untuk agregasi pada level system konstruksi
3. W3 adalah penimbang untuk agregasi pada level komponen yang termasuk upah
tenaga kerja dan sewa peralatan konstruksi.
Prosedur Penghitungan Penimbang
Langkah awal yang dilakukan untuk menghitung penimbang IKK adalah
mengumpulkan Bill of Quantity (BoQ). Pengumpulan BoQ ini dilakukan melalui
survei diagram timbang IKK tahun 2012. BoQ yang dikumpulkan dalam survei ini
adalah BoQ realisasi pembangunan suatu konstruksi selama tahun 2012 di
kabupaten/kota yang bersangkutan. Jika tidak ada pembangunan selama tahun 2012
maka bisa digantikan dengan BoQ dari pembangunan pada tahun 2011. BoQ ini
dikumpulkan dari masing-masing kabupaten/kota agar setiap kabupaten/kota memiliki
penimbang yang sesuai dengan karakteristik pembangunan di wilayahnya masing-
masing.
Tahapan penghitungan diagram timbang dari data BoQ untuk masing-masing
kabupaten-kota adalah sebagai berikut:
1. Pengkodean Data BoQ
Pengkodean merupakan langkah awal yang dilakukan dalam pengolahan data
BoQ. Terdapat beberapa macam kode yang diberikan, diantaranya:
Buku Pedoman IKK 2013
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar,BPS, 2013
22
a) Melakukan pengkodean jenis bangunan dan kabupaten/kota untuk masing-masing
jenis dokumen BoQ yang dikumpulkan.
b) Melakukan pengkodean system pada setiap uraian pekerjaan yang terdapat dalam
BoQ
c) Melakukan pengkodean jenis komponen dari setiap uraian pekerjaan yang
terdapat dalam BoQ.
Setiap uraian pekerjaan BoQ terdapat beberapa bahan bangunan, tenaga kerja
yang digunakan, dan sewa peralatan. Contoh pengkodean bisa dilihat padagambar
di bawah ini.
Buku Pedoman IKK 2013
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar,BPS, 2013
23
Buku Pedoman IKK 2013
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar,BPS, 2013
24
Contoh uraian pada uraian komoditas dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
2. Menghitung share nilai untuk masing-masing tahapan penimbang (W1, W2, dan
W3) setiap kabupaten/kota
a. Menghitung penimbang W1 setiap kabupaten/kota
Pada tahapan penimbang W1 dihitung share nilai setiap sistem untuk masing-
masing bangunan.
Nilai sistem adalah jumlah nilai dari seluruh bahan bangunan, upah tenaga kerja,
sewa peralatan yang digunakan dalam suatu sistem konstruksi. Penimbang W1
diperoleh dengan menggunakan rumus berikut:
∑
untuk bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal
untuk bangunan selainnya.
b. Menghitung penimbang W2 setiap kabupaten/kota
Pada tahapan penimbang W2 dihitung share nilai setiap komponen untuk masing-
masing sistem.
Nilai komponen adalah: jumlah nilai dari seluruh bahan bangunan, upah tenaga
kerja, sewa peralatan yang digunakan dalam sebuah komponen konstruksi.
Penimbang W2 bisa diperoleh dengan rumus berikut:
∑
Buku Pedoman IKK 2013
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar,BPS, 2013
25
menunjukan jumlah komponen dalam system yang bersangkutan.
c. Menghitung share untuk penimbang W3 setiap kabupaten/kota
Pada tahapan penimbang W3 dihitung share nilai setiap komoditi untuk masing-
masing komponen. Penimbang W3 bisa diperoleh dengan rumus berikut:
∑
menunjukan jumlah komoditi pada komponen yang bersangkutan.
Dimana,
∑
∑∑
∑∑∑
Selain sistem penimbang dengan menggunakan pendekatan BOCC, umtuk
menghitung IKK juga mengunakan penimbang umum (W0) yang digunakan
sebagai penghubung masing-masing jenis bangunan menjadi suatu kesatuan
konstruksi. Penimbang umum berasal dari realisasi anggaran daerah tingkat II
(kabupaten/kota) untuk pembangunan konstruksi yang diperoleh melalui survei
Keuangan Pemda Tingkat II (K-II) dari Subdirektorat Keuangan dan Teknologi
Informasi dan Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan, Kementrian Keuangan
Republik Indonesia. Dari data realisasi anggaran daerah tingkat II untuk
pembangunan masing-masing jenis bangunan diperoleh bobot masing-masing
jenis bangunan ke total konstruksi di kabupaten/kota yang bersangkutan.
Buku Pedoman IKK 2013
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar,BPS, 2013
26
VII. PENYUSUNAN INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI
Metode yang digunakan dalam penghitungan Indeks Kemahalan Konstruksi
adalah Country Product Dummy (CPD). CPD adalah metode berbasis metode regresi
yang digunakan untuk menghitung indeks harga spasial. Metode ini memiliki
beberapa kelebihan diantaranya mengakomodasi beberapa masalah seperti adanya
missing data yang tidak terakomodir dalam metode sebelumnya (EKS) dan bisa
menghitung standart errors.
Misalkan pkn adalah harga komponen konstruksi n di kabupaten k (k= 1, 2,...,K
; n= 1, 2, ..., N). Maka model statistik metoda Country Product Dummy (CPD)
dituliskan sebagai berikut,
pkn = ak bn ukn, dalam hal ini k= 1, 2,...,K ; n= 1, 2, ..., N,
ak dan bn merupakan parameter yang akan diduga dari data harga sedangkan ukn
merupakan random variabel yang berdistribusi identik dan independen. Dengan
asumsi bahwa random variabel ini berdistribusi lognormal atau dengan kata lain log
pkn berdistribusi normal dengan mean 0 dan varian 𝜎2 , dalam bentuk logaritma
model di atas berbentuk linier
ln pkn = ln ak + ln bn + ln ukn
=
merupakan harga tertimbang yang telah menggunakan beberapa tingkatan
penimbang.
Parameter ak diartikan sebagai tingkat harga konstruksi di kabupaten k relatif
terhadap harga konstruksi di kabupaten lain yang sedang dibandingkan. Bila ak
dinyatakan sebagai relatif harga konstruksi terhadap kabupaten yang dijadikan
referensi, katakan Kabupaten X, maka ak adalah harga konstruksi di Kabupaten K
relatif terhadap 1 (satu), harga di Kabupaten X. Dengan kata lain harga konstruksi di
kabupaten K ‘setinggi’ ak dibanding harga konstruksi di Kabupaten X. Karenanya
IKK di Kabupaten K dinyatakan sebagai
IKKk = exp(
Untuk memudahkan membaca, persamaan di atas dikalikan dengan 100 sehingga
perbandingan data dinyatakan dalam persen.
Dalam penghitungan CPD terdapat satu kabupaten/kota yang dijadikan acuan
sehingga terdapat satu nilai yang sama dengan 0. Pada penghitungan IKK tahun
Buku Pedoman IKK 2013
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar,BPS, 2013
27
2013 ini Kota Samarinda dijadikan kota referensi dengan maksud supaya ada
keterbandingandengan IKK tahun sebelumnya. Untuk IKK tingkat provinsi data harga
yang digunakan adalah rata-rata geometrik setiap komoditi dari seluruh
Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi masing-masing dengan Provinsi Kalimantan
Timur sebagai provinsi referensinya.
Contoh output penghitungan IKK dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Buku Pedoman IKK 2013
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar,BPS, 2013
28
VIII. LAMPIRAN
Gambar Bahan Bangunan dan Alat Berat Konstruksi
Jenis Barang Gambar
Tanah Urug
Pasir
Pasir Pasang
Pasir Beton/cor
Batu Kali Utuh/Belah
Batu Bata
Batubata merah
Batubata muka
Batu Split
Buku Pedoman IKK 2013
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar,BPS, 2013
29
Seng Gelombang
Semen Portland
Semen Portland Tipe I
Portland Composite Cement
(PCC)
Semen Portland Tipe II
Semen Portland Tipe III
Portland Pozzoland Cement
(PPC)
Super Masonary Cement(SMC)
Buku Pedoman IKK 2013
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar,BPS, 2013
30
Besi Beton
Besi Beton Polos
Besi Beton Ulir
Besi Beton Canal
Keramik Polos
Kayu Papan
Kayu Balok
Kayu Lapis
Buku Pedoman IKK 2013
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar,BPS, 2013
31
Cat Emulsi
Cat Minyak
Cat Kayu/Besi
Cat Meni Kayu/Besi
Seng Plat
Kaca
Pipa PVC
Buku Pedoman IKK 2013
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar,BPS, 2013
32
Genteng/atap
Kabel
Pompa Air
Rangka Atap Baja
Batako
Aluminium
Buku Pedoman IKK 2013
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar,BPS, 2013
33
Bak Mandi Fiber
Tangki Air Fiber
Lampu
MCB
Aspal
Excavator/Wheeled
Loader
Buku Pedoman IKK 2013
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar,BPS, 2013
34
Buldozer/Tracked
tractor
Skid Steer Loader
Tandem Vibrating
Roller
Compact Track
Loader
DumpTruck
Buku Pedoman IKK 2013
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar,BPS, 2013
35
Tabel 2. Kelompok Jenis Kayu di Indonesia Berdasarkan Tingkat Keawetannya
No. Jenis Kayu B.J. Rata2 Kelas Awet
(1) (2) (3) (4)
1 Agathis 0,49 IV
2 Anpupu 0,89 III,I
3 Bakau 0,94 III
4 Balau 0,98 I
5 Balsa - V
6 Bayur 0,52 IV
7 Bangkirai 0,91 1,II,III
8 Bedaru 1,84 I
9 Belangeran 0,86 II,I,III
10 Benuang 0,33 V
11 Benuang Laki 0,39 IV,V
12 Berumbung 0,85 II
13 Bintangur 0,78 III
14 Bongin 1,82 III
15 Bugis K. 0,88 III,IV
16 Bungur 0,88 II,III
17 Cemara - II,III
18 Cempaga 0,71 II,III
19 Cempaka - II
20 Cendana 0,84 II
21 Cengal 0,70 II,III
22 Dahu 0,58 IV
23 Durian 0,64 IV,V
24 Ebony 1,05 I
25 Gadok 0,75 III,II
26 Gelam - III
27 Gerunggang 0,47 IV
28 Gia 0,91 I,IV
29 Giam 0,99 I
30 Gisok 0,83 II,III
31 Gofasa 0,74 II,III
32 Jabon 0,42 V
33 Jangkang 0,63 IV,V
34 Jati 0,70 I,II
35 Jelutung 0,40 V
36 Jeungjing 0,33 IV,V
37 Jobar 0,84 I,II
38 Kapuk Hutan 0,30 V
Buku Pedoman IKK 2013
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar,BPS, 2013
36
No. Jenis Kayu B.J. Rata2 Kelas Awet
(1) (2) (3) (4)
39 Kapur 0,81 II,III
40 Kedunba 0,84 IV
41 Kemenyan 0,57 IV,V
42 Kemeri 0,31 V
43 Kempas 0,95 III,IV
44 Kenanga 0,33 V
45 Kenari 0,55 IV
46 Keruing 0,79 III
47 Keranji 0,98 I
48 Kesambi 0,01 III
49 Ketapang - III,IV
50 Kolaka 0,96 III
51 Kuku 0,87 II
52 Kulim 0,94 I,II
53 Kupang - II,IV
54 Lara 1,15 I
55 Lasi 0,01 II
56 Leda 0,57 IV,V,II
57 Mahang - IV,V
58 Mahoni 0,64 III
59 Malas K. 1,04 II,III
60 Matoa 0,77 III,IV
61 Medang - III,IV
62 Melur 0,52 IV
63 Membacang - II,V
64 Mendarahan - V
65 Menjalin - V
66 Mensira G. 0,61 V
67 Mentibu 0,53 IV,V
68 Merambung 0,38 V
69 Meranti M. 0,55 III,IV
70 Meranti P. 0,54 III,IV
71 Merawan 0,70 II,III
72 Merbau 0,88 I,II
73 Merpayang 0,65 V
74 Mersawa 0,46 IV
75 Nyatoh 0,67 II,III
76 Nyirih - II,III
77 Pasang - II,IV
78 Patin K. 0,92 I
79 Pelawan - I,II
Buku Pedoman IKK 2013
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar,BPS, 2013
37
No. Jenis Kayu B.J. Rata2 Kelas Awet
(1) (2) (3) (4)
80 Perepat Darat 0,76 III
81 Perepat Laut 0,78 II,III
82 Perupuk 0,56 IV,V
83 Petaling 0,91 I,II
84 Petanang 0,75 III
85 Pilang 0,79 III
86 Pimping - III,IV
87 Pinang K. 0,66 III,IV
88 Pulai 0,46 III,V
89 Punak 0,76 III,IV
90 Puspa - III
91 Putat - II,III
92 Ramin 0,63 IV
93 Rasamala 0,81 II,III
94 Rengas 0,69 II
95 Resak 0,70 III
96 Salimuli 0,64 I,II
97 Sampang - V
98 Saninten 0,76 III
99 Sawokecik 1,03 I
100 Sendok-sendok 0,45 V
101 Simpur - III,V
102 Sindur - II,V
103 Sonokeling 0,90 I
104 Sonokembang 0,65 II,I,II
105 Sungkai 0,63 III
106 Surian - III,V
107 Surianbawang 0,60 II,IV
108 Tanjung 1,08 I,II
109 Tembesu 0,81 I
110 Tempimis 1,01 I
111 Tepis - IV,V
112 Teraling 0,75 II,IV
113 Terap 0,44 III,V
114 Terentang 0,40 IV
115 Trembesi 0,61 IV
116 Tualang 0,83 III,IV
117 Tusam 0,55 IV
118 Ulin 1,04 I
119 Walikukun 0,98 II
120 Weru 0,77 II Sumber : Departemen Kehutanan Republik Indonesia
Buku Pedoman IKK 2013
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar,BPS, 2013
38
Jenis Komponen Konstruksi Menurut Jenis Bangunan
A. Bangunan Tempat Tinggal dan Bukan Tempat Tinggal
Kode Sistem
Deskripsi Sistem Kode
Komponen Deskripsi Komponen
(1) (2) (3) (4)
01 Site Work
(persiapan)
01 Administrasi & dokumentasi proyek
02 Pembersihan lokasi
03 Pemasangan Plank Proyek
04 Bongkaran bangunan lama
05 Pengeringan dan pemerataan lahan
06 Pembuatan direksi keed
07
Pengadaan air, listrik, BBM dan tempat tinggal
sementara di lokasi proyek
08 Mobilisasi dan demobilisasi peralatan
09 Pengujian awal
02 Substructure
01 Galian tanah
02 Urugan tanah
03 Urugan pasir
04 Urugan sirtu
05 Raben pondasi
06 Pondasi batu
07 Pondasi batu bata
08 Pondasi beton bertulang
09 Aanstamping
10 Plesteran
11 Begisting pondasi
12 Pembesian lantai
03 Superstructure 01 Pasang step noise
02 Pasang beton sloof
03 Pasang beton ring
04 Pasang beton kolom
05 Rabat beton
06 Beton floor
07 Pasangan batu bata
08 Plesteran
09 Cetakan beton
10 Beton cor
11 Acian
12 Bekisting kolom
13 Bekisting sloof
14 Bekisting pondasi
Buku Pedoman IKK 2013
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar,BPS, 2013
39
Kode Sistem
Deskripsi Sistem Kode
Komponen Deskripsi Komponen
(1) (2) (3) (4)
15 Tiang kolom kayu 16 Tangga kayu 17 Pembesian
04 Exterior Shell/ Building Envelope
01 Kerangka atap (usuk, reng) kayu dan baja 02 Atap (genteng tanah liat, metal, dll) 03 Plafond
04 Pemasangan Balok kayu (kuda-kuda, gording) dan baja ringan
05 Pemasangan talang 06 Accessories pemasangan atap
05 Interior Partition 01 Pekerjaan tembok 02 Pekerjaan kusen pintu dan jendela 03 Accessories pintu dan jendela 04 Pemasangan kaca 05 Pemasangan kait angin 06 Rolling door 07 Besi pengaman
06 Interior dan Exterior Finished
01 Interior painting 02 Exterior painting 03 Keramik untuk interior dan exterior 04 Pemasangan batu alam 05 Cat kayu dan besi
06 Kusen
07 Mechanical and plumbing
01 Sanitasi 02 Pipa saluran 03 saluran air 04 Pembuangan kotoran akhir 05 Tangki penampungan air 06 Pompa air 07 Pengontrol 08 Sumur 09 instalasi telephone 10 instalasi jaringan internet 11 Sistem pendingin ruangan
12 instalasi antena tv
13 instalasi penangkal petir
08 Electrical 01 Pemasangan lampu 02 Stop kontak, saklar, sekringdan connector 03 Pemasangan instalasi 04 Saluran kabel 05 Panel dan MCB 06 Genset
Buku Pedoman IKK 2013
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar,BPS, 2013
40
B. Bangunan Lainnya
Kode
Sistem
Deskripsi
Sistem
Kode
Komponen Deskripsi Komponen
(1) (2) (3) (4)
01 Site Work
(persiapan)
01 Administrasi & dokumentasi proyek
02 Pembersihan lokasi
03 Pemasangan Plank Proyek
04 Bongkaran bangunan lama
05 Pengeringan dan pemerataan lahan
06 Pembuatan direksi keed
07
Pengadaan air, listrik, dan tempat tinggal sementara di lokasi
proyek
08 Mobilisasi dan demobilisasi peralatan
09 Pengujian awal
02 Substructure 01 Galian tanah
02 Urugan tanah
03 Urugan pasir
04 Urugan sirtu
05 Raben pondasi
06 Pondasi batu
07 Pondasi batu bata
08 Pondasi beton bertulang
09 Aanstamping
10 Plesteran
11 Begisting pondasi
12 Pembesian lantai
13 Rabat beton
14 Saringan kerikil
03 Superstructure 01 Pengerasan aspal
02 Beton kolom
03 Beton sloof
04 Pemasangan paving
05 Pasangan batu camp
06 Siaran camp
07 Plesteran camp
08 Lapis perekat
09 Lapis peresap
10 Pasang baja tulangan
11 Pasang batu bata
12 Pemancangan tiang
13 Kerangka kayu
14 Pengecoran
15 Bekisting
Buku Pedoman IKK 2013
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar,BPS, 2013
41
Kode
Sistem
Deskripsi
Sistem
Kode
Komponen Deskripsi Komponen
(1) (2) (3) (4)
16 Acian
17 Pembesian
18 Kusen kayu, besi
19 Accessories kusen
20 Pengecatan
21 Gorong-gorong
22 Rabat beton
23 Pemasangan atap
24
Pemasangan keramik, dan lainnya untuk permukaan dinding
dan lantai
04 Mechanical
Equipment
01 Pemasangan Ledeng
02 Pemasangan saluran pipa
03 Pemasangan tangki air
04 Sanitasi
05 Instalasi air
06 Pompa air
07 Pengecatan besi
05 Electrical
Equipment
01 Pemasangan lampu
02 Stop kontak, saklar, dan connector
03 Pemasangan instalasi
04 Saluran kabel
05 Panel dan MCB
06 Genset
06 Underground
Utility
01 pipa underground
02 saluran air
03 Accessories pipa
04 Pengeboran bawah tanah
05 Pemasangan pompa
06 Galian tanah untuk instalasi
07 Sumur
08 Pengetestan pipa
Pedoman Pencacahan Survei IKK 2013
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar,BPS, 2013
42
Contoh Pengisian Kuesioer VIKK2013
Pedoman Pencacahan Survei IKK 2013
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar,BPS, 2013
43
Pedoman Pencacahan Survei IKK 2013
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar,BPS, 2013
44
Pedoman Pencacahan Survei IKK 2013
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar,BPS, 2013
45
Pedoman Pencacahan Survei IKK 2013
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar,BPS, 2013
46
Pedoman Pencacahan Survei IKK 2013
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar,BPS, 2013
47
Pedoman Pencacahan Survei IKK 2013
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar,BPS, 2013
48
Pedoman Pencacahan Survei IKK 2013
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar,BPS, 2013
49
Pedoman Pencacahan Survei IKK 2013
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar,BPS, 2013
50
Pedoman Pencacahan Survei IKK 2013
Subdirektorat Statistik Harga Perdagangan Besar,BPS, 2013
51