Evaluasi Rongga Mulut Pasien Hipertensi

7
EVALUASI RONGGA MULUT PASIEN HIPERTENSI Sebelum dilakukan berbagai macam perawatan pada rongga mulut pasien yang menderita hipertensi, maka Dokter gigi harus dapat melakukan evaluasi terlebih dahulu pada rongga mulut pasien. Hal ini sangat penting, mengingat pengevaluasian ini akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dari penatalaksanaan yang akan dilakukan oleh seorang dokter gigi. Hal hal yang perlu diperhatikan sebelum di lakukan penatalaksanaan perawatan gigi dan mulut pada pasien hipertensi secara umum yaitu : 1. Mengidentifikasi pasien Melakukan anamnesis riwayat pasien hipertensi yang lalu, obat obatan yang di konsumsi, tanda tanda dan gejalanya kemudian lakukan pengukuran tekanan darah 2. Memonitor pasien Dokter gigi harus meyakinkan bahwa pasien tetap dalam keadaan tenang dan selalu memeriksa tekanan darahnya setiap kunjungan 3. Mengontrol nyeri Dengan cara bekerja dengan lembut dan tidak menimbulkan trauma pada pasien 4. Mengurangi stress dan cemas

description

evaluasi rongga mulut pasien hipertensi

Transcript of Evaluasi Rongga Mulut Pasien Hipertensi

EVALUASI RONGGA MULUT PASIEN HIPERTENSISebelum dilakukan berbagai macam perawatan pada rongga mulut pasien yang menderita hipertensi, maka Dokter gigi harus dapat melakukan evaluasi terlebih dahulu pada rongga mulut pasien. Hal ini sangat penting, mengingat pengevaluasian ini akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dari penatalaksanaan yang akan dilakukan oleh seorang dokter gigi. Hal hal yang perlu diperhatikan sebelum di lakukan penatalaksanaan perawatan gigi dan mulut pada pasien hipertensi secara umum yaitu :1. Mengidentifikasi pasien Melakukan anamnesis riwayat pasien hipertensi yang lalu, obat obatan yang di konsumsi, tanda tanda dan gejalanya kemudian lakukan pengukuran tekanan darah2. Memonitor pasienDokter gigi harus meyakinkan bahwa pasien tetap dalam keadaan tenang dan selalu memeriksa tekanan darahnya setiap kunjungan3. Mengontrol nyeriDengan cara bekerja dengan lembut dan tidak menimbulkan trauma pada pasien4. Mengurangi stress dan cemas Dengan cara menciptakan hubungan yang baik dengan pasien, menghindari prosedur yang lama dan menimbulkan kecemasan, serta dilakukan pemberian premedikasi5. Menghindari interaksi obat Contohnya penggunaan analgesic non steroid karena dapat mengurangi efek antihipertensiSelain yang telah di sebutkan di atas, ada beberapa hal yang harus di perhatikan oleh dokter gigi dalam mengani pasien hipertensi, yaitu :1. Anastesi local Pasien yang mengalami hipertensi diobati di bawah anastesi local yang tidak menimbulkan kecemasan sehingga menaikkan ekanan darah Penggunaan vasokonstriktor seperti epinefrin dalam anastesi local dapat berpengaruh terhadap tekanan darah dan denyut jantung, walaupun dengan dosis yang minimal dan jangka waktu yang pendek Penggunaan epinefrin dlam anastesilokal pada pasien hipertensi tidak terkontrol dan pada prosedur operasi dapat menimbulkan kontraindikasi Untuk pasien terkontrol dosis epinefrin yang aman adalah maksimum 0,04% mg, 2% lidocaine dengan perbandingan 1:100.0002. Control kecemasan Kecemasan dan stress yang sering di hubungkan dengan naiknya tekanan darah dapat mempercepat pompaan jantung. Hal ini dapat di atasi dengan menggunakan teknik anastesi nitrogen oksida ysng dspst mengurangi kecemasan dan peninggian tekanan darah, tekanan sistolik dan diastolic 10-15 mmHg diberikan 10 menit sebelum tindakan operasinya di lakukan.3. Waktu perawatan gigi yang tepat Perawatan sebaiknya di lakukan pada sore hari saat lidahtidak melakukan aktivitas karena meningkatnya tekanan darah pada penderita hipertensisering di kaitkan pengan jam jam idiopatik.Beberapa gejala akibat dari manifestasi penyakit hipertensi harus dapat diminimalisir khususnya pada rongga mulut pasien, seperti halnya Xerostomia, pembesaran gingiva, Periodontitis, Burning Mouth syndrom, gusi berdarah, dan lain sebagainya. Adapun, evaluasi dari berbagai gelaja, dapat kita perhatikan sebagai berikut:1. Xerostomia Xerostomia merupakan suatu gejala mulut kering yang disebabkan karena berkurangnya atau tidak adanya air liur.Air liur yang berkurang atu mungkin bahkan tidak ada sama sekali pada penderita hipertensi, merupakan suatu efek dari penggunaan obat-obatan. Beberapa obat-obatan yang sebagai pemicu adanya gejala mulut kering sebagai berikut :1. Diuretik1. Penghambat Adrenoreseptor Beta (-blocker)1. Calcium Channel Blocker (Antagonis Kalsium)1. Penghambat Angiotensin-Converting Enzim (ACE-Inhibitor)1. Antagonis Reseptor Angiotensin II (Angiotensin receptor blocker, ARBs)Kesemua obat tersebut merupakan macam-macam obat Antihipertensi yang sangat berpengaruh pada Xerostomia.Xerostomia ini akan mengakibatkan berbagai masalah lain yang tak kalah serius, seperti halnya Karies. Karies akan muncul akibat adanya pertumbuhan dari bakteri Streptococcus, bakteri ini akan semakin tidak terkontrol pertumbuhannya apabila mulut dalam kondisi asam yang tinggi, serta Oral Hygiene yang kurang baik. Pada pasien yang nantinya akan dilakukan perawatan, kondisi rongga mulut pasien harus terkontrol dengan baik. Seperti halnya apabila pasien yang akan menggunakan gigi tiruan lepasan, apabila pasien masih dalam keadaan Xerostomia dan OH buruk, maka akan menyebabkan sensasi panas pada jaringan lunak pendukung gigi tiruannya. Cara penanggulangan Xerostomia pada sebelum dilakukan pembuatan gigi tiruan dapat dilakukan berdasarkan tingkat keadaan Xerostomia yang dihadapi.1. Xerostomia yang bersifat reversiblePerawatan dapat dilakukan secara lokal ataupun sistemik. Perawatan lokal meliputi : Membasuh mulut dengan air , teh, sodium kloride dan sodium bikarbonat , gliserin, atau dengan larutan sitrat 2%.Perawatan sistemik biasanya dilakukan pada pasien Xerostomia reversible taraf lanjut .Perawatan sistemik meliputi : Penanganan dengan menggunakan obat-obatan yang bersifat merangsang produksi kelenjar saliva (sialogogue) seperti pilokarpin, nikotinamide atau asam sitrat1. Xerostomia yang irreversibleUntuk pasien seperti ini dilakukan penanganan dengan menggunakan saliva sintetis, biasanya mengandung musin, sorbitol dan garam equivalen dengan saliva seperti : VA-lube, Xerolube, dan Saliment. Cara pemberian dapat diteteskan di mulut, dioleskan pada lidah, disemprotkan, dikumur, atau dalam bentuk permen kunyah.Setelah keadaan rongga mulut pasien membaik, maka dapat dilakukan penatalsanaan.

DAFTAR PUSTAKA1. Petterson.Dan. monitoring Blood Pressure in Dental Office, Why?. 2003. Available at :http/www.dentalgentlecare.com/monitor_blood_pressure. Htm2. Sherman robet, horgital istivan. Dental management of Hipertensive patient.20013. Rita asmarida penatalakasaa pasien hipertensi di praktek dojter gigi USU e- repository4. Sidabutar, R.P. 1996. Penyakit Ginjal dan Hipertensi Berkaitan Dengan Perawatan Gigi dan Mulut. Penerbit Buku Kedokteran :EGC.