Evaluasi Program IVA (Artikel)

11
Evaluasi Program Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara di UPTD Puskesmas Kecamatan Kutawaluya Periode Januari sampai dengan November 2015 Natalia Angreini Gunawan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana ABSTRAK Menurut WHO tahun 2013 mengatakan bahwa terdapat lebih dari 527.624 kasus baru dan 265.672 kasus kematian akibat kanker leher rahim, 90% diantaranya terjadi di negara berkembang. Di Indonesia berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) tahun 2013, incidence rate untuk kanker leher rahim di Indonesia adalah 14.2 per 100,000 wanita dan mortality rate 7 per 100,000 wanita. Sedangkan incidence rate bagi kanker payudara adalah 43.3 per 100,000 wanita dan mortality rate 30.0 per 100,000 wanita. Oleh sebab itu dalam program pencegahan kanker leher rahim dan payudara, Pemerintah Indonesia menggunakan metode inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) dengan pendekatan Single Visit Approach, dan Clinical Breast Examination (CBE) yang bertujuan menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat kanker leher rahim dan kanker payudara. Evaluasi program pencegahan kanker leher rahim dan payudara di Puskesmas Kecamatan Kutawaluya periode Januari sampai dengan November 2015 dilaksanakan dengan membandingkan cakupan program terhadap target yang ditetapkan menggunakan pendekatan sistem. Didapatkan cakupan penyuluhan kelompok tidak ada dan cakupan penapisan kanker leher rahim dan kanker payudara sebesar 32,67 %. Penyebabnya adalah keterbatasan tenaga terlatih, kurangnya pelayanan ke desa-desa yang menjadi wilayah kerja, dan kurangnya informasi mengenai pelayanan penapisan kanker leher rahim dan kanker payudara di puskesmas. Upaya mengatasi masalah tersebut adalah dengan mengadakan pelatihan bagi para bidan desa dan kader untuk tindakan pemeriksaan IVA dan payudara serta melakukan penyuluhan bagi kelompok wanita dengan mengikutsertakan kelompok pria (suami), penyuluhan dilakukan terjadwal rutin dan bekerja sama dengan berbagai pihak terkait. Kata kunci: Kanker leher rahim, Kanker payudara, IVA, CBE ABSTRACT 1

description

Evaluasi Program IKM IKK

Transcript of Evaluasi Program IVA (Artikel)

Page 1: Evaluasi Program IVA (Artikel)

Evaluasi Program Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara di UPTD

Puskesmas Kecamatan Kutawaluya Periode Januari sampai dengan November 2015

Natalia Angreini Gunawan

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

ABSTRAK

Menurut WHO tahun 2013 mengatakan bahwa terdapat lebih dari 527.624 kasus baru dan 265.672 kasus kematian akibat kanker leher rahim, 90% diantaranya terjadi di negara berkembang. Di Indonesia berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) tahun 2013, incidence rate untuk kanker leher rahim di Indonesia adalah 14.2 per 100,000 wanita dan mortality rate 7 per 100,000 wanita. Sedangkan incidence rate bagi kanker payudara adalah 43.3 per 100,000 wanita dan mortality rate 30.0 per 100,000 wanita. Oleh sebab itu dalam program pencegahan kanker leher rahim dan payudara, Pemerintah Indonesia menggunakan metode inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) dengan pendekatan Single Visit Approach, dan Clinical Breast Examination (CBE) yang bertujuan menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat kanker leher rahim dan kanker payudara. Evaluasi program pencegahan kanker leher rahim dan payudara di Puskesmas Kecamatan Kutawaluya periode Januari sampai dengan November 2015 dilaksanakan dengan membandingkan cakupan program terhadap target yang ditetapkan menggunakan pendekatan sistem. Didapatkan cakupan penyuluhan kelompok tidak ada dan cakupan penapisan kanker leher rahim dan kanker payudara sebesar 32,67 %. Penyebabnya adalah keterbatasan tenaga terlatih, kurangnya pelayanan ke desa-desa yang menjadi wilayah kerja, dan kurangnya informasi mengenai pelayanan penapisan kanker leher rahim dan kanker payudara di puskesmas. Upaya mengatasi masalah tersebut adalah dengan mengadakan pelatihan bagi para bidan desa dan kader untuk tindakan pemeriksaan IVA dan payudara serta melakukan penyuluhan bagi kelompok wanita dengan mengikutsertakan kelompok pria (suami), penyuluhan dilakukan terjadwal rutin dan bekerja sama dengan berbagai pihak terkait.

Kata kunci: Kanker leher rahim, Kanker payudara, IVA, CBE

ABSTRACT

According to the WHO in 2013 stated that there are more than 527.624 new cases and 265 .deaths from cervical cancer, 90% of which occur in developing countries. In Indonesia based on data from the Health Research (Rikesdas) in 2013, the incidence rate for cervical cancer in Indonesia is 14.2 per 100,000 women and the mortality rate is 7 per 100,000 women. While the incidence rate for breast cancer is 43.3 per 100,000 women and mortality rate of 30.0 per 100,000 women. Therefore, in the prevention of cervical cancer and breast cancer, the Indonesian government using visual inspection with acetic acid (VIA) with the approach of Single Visit Approach, and Clinical Breast Examination (CBE), which aims to reduce morbidity and mortality from cervical cancer and cancer breast. Evaluation of prevention of cervical and breast cancer in sub-district Puskesmas Kutawaluya, Karawang regency period of January to November 2015 carried out by comparing the coverage of the program to the target using a systems approach. Counseling group gained no coverage and coverage of cervical cancer screening and breast cancer by 32.67%. The cause is the lack of trained personnel, lack of service to the villages into the work area, and the lack of information regarding the service of cervical cancer screening and breast cancer in the clinic. Efforts to resolve the issue is with the training of midwives and cadres to act IVA and breast examinations, conducting group counseling for women by involving groups of men (husband), carried out a scheduled routine counseling and working with various stakeholders.

Keywords: cervical cancer, breast cancer, IVA, CBE

1

Page 2: Evaluasi Program IVA (Artikel)

PENDAHULUAN

Kanker leher rahim adalah keganasan dari leher rahim (serviks) yang disebabkan oleh virus HPV (Human Papiloma Virus). Menurut WHO tahun 2013 mengatakan bahwa terdapat lebih dari 527.624 kasus baru, dan 265.672 kasus kematian akibat kanker leher rahim, 90% diantaranya terjadi di negara berkembang. Angka insidens tertinggi ditemukan di negara-negara Amerika bagian tengah dan selatan, Afrika timur, Asia selatan, Asia tenggara dan Melanesia.1,2

Berdasarkan data International Agencies for Research on Cancer (IACR) tahun 2012, kanker leher rahim menempati urutan kedua dengan incidence rate 17 per 100.000 perempuan, sekitar 7.9% kasus baru ditemukan dan angka kematian 7.5% per tahun dari seluruh kasus kanker pada perempuan di dunia. Sedangkan untuk urutan pertama yaitu kanker payudara dengan incidence rate 40 per 100.000 perempuan, kasus baru yang ditemukan 25.1% dengan jumlah kematian 14.7% per tahun dari seluruh kasus kanker pada perempuan di dunia.3

Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara. Kanker payudara merupakan salah satu penyebab utama kematian yang diakibatkan oleh kanker pada perempuan di seluruh dunia.

Di Indonesia, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) tahun 2013, Incidence rate untuk kanker leher rahim di Indonesia adalah 14.2 per 100,000 wanita dengan mortality rate 7 per 100,000 wanita. Sedangkan incidence rate bagi kanker payudara adalah 43.3 per 100,000 wanita dan mortality rate 30.0 per 100,000 wanita.2,3

Berdasarkan data dari Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) di Indonesia tahun 2011 diketahui bahwa kanker leher rahim menempati urutan kedua pada pasien rawat inap (11,78%) dan pasien rawat jalan (17,00%). Kanker payudara menempati urutan pertama pasien rawat inap (16,85%) dan pasien rawat jalan (21,69%).3 Oleh karena itu, Indonesia mengembangkan upaya pengendalian kanker leher rahim dan payudara melalui deteksi dini. Deteksi dini kanker leher rahim menggunakan metode Single Visit

Approach yaitu dengan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dan krioterapi untuk IVA positif, sedangkan deteksi dini kanker payudara menggunakan metode Clinical Breast Examination (CBE).4

Di Kabupaten Karawang, kasus kanker leher rahim yang ditemukan pada tahun 2011 sebanyak 0,3% dari seluruh wanita usia subur dan kasus kanker payudara sebanyak 0,6% dari seluruh wanita usia subur. Program penapisan kanker leher rahim dan kanker payudara di Kabupaten Karawang yang telah berlangsung dari tahun 2007.4

Untuk wilayah kerja Puskesmas Kutawaluya sendiri, dari data Dinas Kesehatan Karawang didapatkan jumlah perempuan berusia diantara 30 hingga 50 sebanyak 2.952 orang dengan target penapisan sebanyak 502 untuk periode 1 tahun. Angka penapisan diharapkan mencapai target 85 % secara keseluruhan pada 5 tahun kedepan program IVA berjalan (sejak dimulai Januari 2015) pada Puskesmas Kutawaluya, Kabupaten Karawang. Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu dilakukan evaluasi untuk menilai tingkat keberhasilan program penapisan kanker leher rahim dan kanker payudara di Puskesmas Kecamatan Kutawaluya, Kabupaten Karawang periode Januari sampai dengan November 2015.

MATERI

Materi yang dievaluasi dalam program ini terdiri dari laporan hasil kegiatan bulanan dan laporan tahunan Puskesmas mengenai program pencegahan kanker leher rahim dan kanker payudara di Puskesmas Kutawaluya, Kabupaten Karawang periode Januari sampai dengan November 2015, yang berisi kegiatan:

1.Konseling 2.Penyuluhan kelompok3.Penapisan kanker leher rahim4.Penapisan dengan hasil IVA positif pada

penapisan kanker leher rahim5.Penanganan dengan krioterapi pada

penapisan kanker leher rahim dengan IVA positif

6.Pelayanan rujukan pada penapisan kanker leher rahim

7.Penapisan kanker payudara8.Pelayanan rujukan pada penapisan kanker

payudara

2

Page 3: Evaluasi Program IVA (Artikel)

METODE

Evaluasi dilakukan dengan cara mengetahui cakupan program pencegahan kanker leher rahim dan kanker payudara di Puskesmas Kutawaluya, Kabupaten Karawang periode Januari sampai dengan November 2015 yang kemudian dibandingkan dengan tolak ukur yang ditetapkan dengan mengadakan pengumpulan data, pengolahan data, analisis data dan interpretasi data dengan menggunakan pendekatan sistem sehingga dapat ditemukan masalah yang ada dari pelaksanaan program pencegahan kanker leher rahim dan kanker payudara di Puskesmas Kutawaluya dan kemudian dibuat usulan dan saran sebagai pemecahan masalah tersebut berdasarkan penyebab masalah yang ditemukan dari unsur-unsur sistem.

TOLOK UKUR

Tolok ukur keberhasilan terdiri dari variabel masukan, proses keluaran, umpan balik, lingkungan, dan dampak. Digunakan sebagai pembanding atau target yang harus dicapai dalam program pencegahan kanker leher rahim dan kanker payudara.

HASIL

Telah dilakukan evaluasi program pencegahan kanker leher rahim dan kanker payudara di Puskesmas Kutawaluya, Kabupaten Karawang periode Januari sampai dengan November 2015 dan didapatkan hasil sebagaimana disajikan pada tabel berikut ini :

Tabel 1. Masalah menurut variabel keluaran :

No. Variabel Tolak Ukur (5 tahun)

Tolak Ukur (11 bulan)

Pencapaian Masalah

1.

2.

3.

4

5.

6.

7.

8.

Konseling

Penyuluhan kelompok

Persentase penapisan kanker leher rahim

Persentase penemuan IVA positif

Persentase penanganan dengan krioterapi pada penapisan kanker leher rahim

Presentase kasus rujukan kanker leher rahim

Persentase penapisan kanker payudara

Presentase kasus rujukan kanker payudara

100%

1x/bulan/desa

85%

5-10%

100%

100%

85%

100%

91,67%

1x/bulan/desa

77,92%

3,33-6,67 %

91,67 %

91,67%

77,92%

91,67%

32,67%

-

32,67 %

0,6 %

-

0%

32,67 %

0%

(+)59%

(+)

(+) 45,25%

(+)2,73-6,07%

(+)

(+)91,67%

(+) 45,25%

(+)91,67%

3

Page 4: Evaluasi Program IVA (Artikel)

Tabel 2. Masalah menurut variabel masukan :

No Variabel Tolak ukur Pencapaian Masalah 1. Tenaga

Dokter terlatih

Bidan terlatih

1 orang

5 orang

Dokter yang dilatih IVA dipindahtugaskan

3 orang

( + )

( + )

Tabel 3. Masalah menurut variabel proses :

No Variabel Tolak Ukur Pencapaian Masalah1. Penyuluhan kelompok Penyuluhan kelompok

1kali/bulan/desa Tidak tersedia.

Seharusnya dilakukan penyuluhan secara berkelompok terlebih dahulu kemudian dengan Konseling.

( + )

2. Penapisan kanker leher rahim

Dilakukan satu bulan diadakan satu kali di setiap desa atau tempat lain secara berkelompok oleh bidan.

Dilakukan Senin-Selasa oleh bidan terlatih hanya di puskesmas.

(+)

3. Penanganan dengan krioterapi

Single Visit Approach.Dilakukan Senin – Jumat oleh dokter / bidan terlatih di puskesmas

Tidak tersedia (+)

4. Penapisan kanker payudara

Dilakukan satu bulan diadakan satu kali di setiap desa di tempat lain secara berkelompok oleh bidan.

Dilakukan Senin-Selasa oleh bidan terlatih hanya di puskesmas.

(+)

Tabel 4. Masalah menurut variabel lingkungan :

No Variabel Tolak Ukur Pencapaian Masalah1.

2.

Dukungan suami

Sosial Budaya

Mayoritas istri meminta persetujuan suami

Masih ada budaya malu dan belum terbuka untuk pemeriksaan genitalia

(+)

(+)

4

Page 5: Evaluasi Program IVA (Artikel)

PRIORITAS MASALAH

Masalah menurut keluaran :

A. Cakupan konseling masih kurang (32,67%) dari target sebesar 91,67%. Besar masalahnya 59%

B. Cakupan penyuluhan kelompok tidak ada dari target sebesar 1 kali / bulan / desa.

C. Cakupan penapisan kanker leher rahim masih kurang (32,67%) dari target sebesar 77,92%. Besar masalahnya 45,25%.

D. Cakupan penemuan IVA positif masih kurang (0,6%) dari target sebesar 3,33-6,67%. Besar masalahnya 2,73-6,07%.

E. Cakupan penanganan dengan krioterapi pada penapisan kanker leher rahim tidak ada dari target sebesar 91,67%.

F. Cakupan kasus rujukan kanker leher rahim tidak ada (0%) dari target sebesar 91,67%. Besar masalahnya 91,67%.

G. Cakupan penapisan kanker payudara masih kurang (32,67%) dari target sebesar 77,92%. Besar masalahnya 45,25%.

H. Cakupan kasus rujukan kanker payudara tidak ada (0%) dari target sebesar 91,67%. Besar masalahnya 91,67%.

Tabel 2.Prioritas Masalah :

No Parameter Masalah

A B C D E F G H

1 Besarnya masalah 5 5 5 5 5 5 5 5

2. Berat ringannya akibat yang ditimbulkan 4 4 4 4 5 4 5 4

3. Keuntungan sosial yang diperoleh 4 5 4 4 3 3 4 3

4. Teknologi yang tersedia 5 5 3 4 3 4 5 4

5. Sumber daya yang tersedia 5 5 3 3 3 3 5 3

Total 23 24 19 20 22 19 24 19

Keterangan derajat masalah : 5 = Sangat penting 4 = Penting 3 = Cukup penting 2 = Kurang penting 1 = Sangat kurang penting

Yang menjadi prioritas masalah adalah :

1. Cakupan penyuluhan kelompok tidak ada dari target sebesar 1 kali / bulan / desa.

2. Cakupan penapisan kanker payudara masih kurang (32,67%) dari target sebesar 77,92%. Besar masalahnya 45,25%.

Penyelesaian Masalah

Masalah 1 :

Cakupan penyuluhan kelompok tidak ada dari target sebesar 1 kali / bulan / desa.

Penyebab :

Kurangnya jumlah bidan terlatih di puskesmas.

Kurangnya jumlah bidan desa dan kader yang terlatih atau yang memiliki pengetahuan cukup tentang progam IVA di setiap desa.

5

Page 6: Evaluasi Program IVA (Artikel)

Penyelesaian :

Pelatihan penyuluhan untuk bidan puskesmas,bidan desa dan kader oleh bidan terlatih puskesmas supaya dapat menjadi sumber informasi masyarakat terdekat.

Untuk meningkatkan motivasi dari pihak terkait, pemberi penyuluhan diberi penghargaan atau insentif.

Pemberian penyuluhan bersamaan penyuluhan program lain, misalnya kelas ibu hamil dan posyandu.

Penyuluhan yang diadakan harus lebih bersifat interaktif dan dinamis, mengikutsertakan narasumber dokter atau pasien yang pernah menderita kanker leher rahim dan menjalani program IVA.

Melengkapi kegiatan penyuluhan dengan data tertulis baik perencanaan, pelaksanaan, dan hasil dari kegiatan sehingga kegiatan penyuluhan dapat dinilai manfaatnya.

Masalah 2 :

Cakupan penapisan kanker payudara masih kurang (32,67%) dari target sebesar 77,92%. Besar masalahnya 45,25%.

Penyebab :

Konseling dan penapisan hanya dilakukan pada hari Senin-Selasa pukul 08.00-11.00 WIB oleh bidan terlatih di Puskesmas.

Masukan tenaga masih kurang. Ini karena bidan terlatihnya masih kurang yang seharusnya terdapat 5 bidan terlatih dan di setiap desa seharusnya dilantik seorang bidan desa yang terlatih untuk Program penapisan kanker leher rahim dan kanker payudara, yang mana wilayah kerjanya mencakup 7 desa. Dimana bidan disiapkan untuk penyuluhan kelompok minimal 1 kali setiap bulan kepada penduduk wanita desa yang berusia 30 hingga 50 tahun.

Kurangnya informasi mengenai pelayanan penapisan kanker leher rahim dan kanker payudara di gedung KIA Puskesmas

Kurangnya penyuluhan dan jangkauan ke desa-desa untuk menarik minat penduduk agar ikut serta dalam penapisan, dimana kegiatan ini seharunya dilakukan 1 bulan sekali.

Mayoritas perempuan akan meminta persetujuan suami untuk setiap tindakan.

Penyelesaian :

Menambah hari konseling dan penapisan sehingga lebih banyak kesempatan melakukan konseling untuk istri dan suami mengenai kepentingannya pemeriksaan untuk penapisan kanker leher rahim dan kanker payudara.

Perlunya ditambah bidan terlatih dan dilakukan pula pelatihan penyuluhan untuk kader dan bidan desa supaya dapat menjadi sumber informasi masyarakat terdekat. Sehingga di harapkan bidan desa memainkan peran dengan memberikan penyuluhan mengenai penapisan kanker leher rahim dan kanker payudara di tempat praktek.

Dokter, bidan di puskesmas dan bidan di desa bekerjasama untuk melakukan program IVA keliling ke desa-desa.Bidan-bidan desa harus melakukan pelaporan secara bertulis akan setiap kegiatan di lapangan/ desa yang dilakukan dengan membuat daftar nama dan laporan kegiatan yang dilakukan.

Perlu adanya penyediaan media-media promosi seperti spanduk, poster, video dan pamflet di wilayah Kecamatan Kutawaluya.

Memberikan penyuluhan secara rutin dan menyeluruh untuk meningkatkan tingkat pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pencegahan kanker leher rahim dan payudara. Penyuluhan diadakan melalui kerja sama dari puskesmas dengan pihak luar seperti tokoh agama, sponsor bakti sosial, PK. Sasaran penyuluhan tidak hanya kepada kelompok wanita, tetapi juga kepada kelompok pria (suami) untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran untuk mengijinkan wanita (istri) mengikuti penapisan.

6

Page 7: Evaluasi Program IVA (Artikel)

KESIMPULAN

Telah dilaksanakan evaluasi program deteksi dini kanker leher rahim dan payudara yang dilakukan dengan cara pendekatan sistem di Puskesmas Kutawaluya, Kabupaten Karawang periode Januari 2015 sampai dengan November 2015 didapatkan :

1. Cakupan konseling masih kurang (32,67%) dari target sebesar 91,67%. Besar masalahnya 59%

2. Cakupan penyuluhan kelompok tidak ada dari target sebesar 1 kali / bulan / desa.

3. Cakupan penapisan kanker leher rahim masih kurang (32,67%) dari target sebesar 77,92%. Besar masalahnya 45,25%.

4. Cakupan penemuan IVA positif masih kurang (0,6%) dari target sebesar 3,33-6,67%. Besar masalahnya 2,73-6,07%.

5. Cakupan penanganan dengan krioterapi pada penapisan kanker leher rahim tidak ada dari target sebesar 91,67%.

6. Cakupan kasus rujukan kanker leher rahim tidak ada (0%) dari target sebesar 91,67%. Besar masalahnya 91,67%.

7. Cakupan penapisan kanker payudara masih kurang (32,67%) dari target sebesar 77,92%. Besar masalahnya 45,25%.

8. Cakupan kasus rujukan kanker payudara tidak ada (0%) dari target sebesar 91,67%. Besar masalahnya 91,67%.

Dipilih dua prioritas masalah yaitu :1. Cakupan penyuluhan kelompok tidak ada

dari target sebesar 1 kali / bulan / desa.2. Cakupan penapisan kanker payudara

masih kurang (32,67%) dari target sebesar 77,92%. Besar masalahnya 45,25%.

SARAN

Saran diberikan kepada kepala Puskesmas Kutawaluya untuk memperbaiki masalah yang ada serta agar masalah tersebut tidak terulang kembali di tahun berikutnya, yaitu:

1. Melaksanakan kegiatan program pencegahan kanker leher rahim dan kanker payudara sesuai dengan perencanaan sebelumnya. Semua kegiatan terjadwal, dilaksanakan, dimotonitoring, dicatat dan dilaporkan setiap bulannya pada rapat bulanan.

2. Melatih bidan desa untuk dapat melakukan pemeriksaan IVA dan CBE, agar setiap desa mempunyai bidan terlatih

3. Melatih bidan desa dan kader melakukan penyuluhan kelompok di setiap desa.

4. Penyuluhan yang diberikan tidak hanya untuk kelompok wanita, namun juga dilakukan untuk kelompok pria (suami) untuk meningkatkan tingkat pengetahuan akan pentingnya pencegahan kanker leher rahim dan payudara sehingga diharapkan adanya dukungan dari pihak pria (suami) terhadap kegiatan pencegahan kanker leher rahim.

5. Menyediakan unit krioterapi di puskesmas dan melatih bidan puskesmas untuk dapat menggunakan unit krioterapi jika telah tersedia.

6. Membangun kerja sama lintas program dan lintas sektor.

7. Pihak puskesmas membuat usulan kepada Suku Dinas Kesehatan tentang penyediaan media-media promosi seperti spanduk, poster, video dan pamflet di wilayah Kecamatan Kutawaluya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes RI. Paduan layanan integrasi : Deteksi dini kanker leher rahim dengan inspeksi visual asam asetat (IVA) dan deteksi dini kanker payudara. Jakarta:Depkes RI, 2014

2. Nugroho K. Ilmu kandungan. Edisi ketiga. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohadjo, 2011

3. Ferlay J, Shin HR, et.al. CancerIincidence and Mortality Worldwide: IARC CancerBase No 10. (Internet). Lyon, France: International Agency for Research on Cancer, 2013. diundur dari : http://globocan.iarc.fr.Diunduh tanggal 14 Desember 2015

4. Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim. Jakarta: Kepmenkes RI No. 796/Menkes/ SK/ VII/ 2013.

5. Djap HS. 2011. Pedoman Evaluasi Program. Jakarta:Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran UKRIDA

6. Dinkes Kabupaten Karawang. Laporan Pembangunan Kesehatan UPTD Puskesmas Kutawaluya tahun 2015.

7

Page 8: Evaluasi Program IVA (Artikel)

8